Adab Dalam Menuntut Ilmu

3
Adab Menuntut Ilmu Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut di antaranya adalah : 1. Ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah karena Allah Azza Wa Jalla dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Sallam telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya : “Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu dengan mengharap wajah Allah, tidaklah ia mempelajarinya melainkan untuk memperoleh harta dunia, dia takkan mendapatkan harumnya bau surga di hari kiamat.” [Dekeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan] Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar. 2. Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain. Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk menghilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita. Apakah disyaratkan untuk memberi manfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi

Transcript of Adab Dalam Menuntut Ilmu

Page 1: Adab Dalam Menuntut Ilmu

Adab Menuntut Ilmu Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut di antaranya adalah :

1. Ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah karena Allah Azza Wa Jalla dan untuk negeri

akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa

mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang

sejenisnya, maka Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Sallam telah memberi peringatan tentang hal

ini dalam sabdanya :

“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu dengan mengharap wajah Allah, tidaklah ia

mempelajarinya melainkan untuk memperoleh harta dunia, dia takkan mendapatkan harumnya

bau surga di hari kiamat.” [Dekeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan]

Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau

Doktor, misalnya) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan

yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala

ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar.

Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.

2. Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.

Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk menghilangkan kebodohan dari

diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang

lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang

lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita.

Apakah disyaratkan untuk memberi manfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan

mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi manfa’at pada orang lain dengan ilmu itu pada

setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa

Sallam bersabda :

“Sampaikanlah dariku walaupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)

Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya

bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan

kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.

3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari’at.

Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela

syari’at. Karena kedudukan syari’at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang

menggunakannya ia tidak berarti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal

Page 2: Adab Dalam Menuntut Ilmu

yang menyimpang dari agama (bid’ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah

Sholallahu Alaihi Wa Sallam. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang

memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qor’an dan As-Sunnah.

4. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.

Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan

lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena

persoalan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf 1).

Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan

pada masa Rasulullah Sholallahu Alaihi Wa Sallam masih hidup. Karena itu jangan sampai kita

menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.

5. Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.

Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah

diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah.

Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata

(pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).

6. Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.

Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di

kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di

dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar

apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.

7. Mencari kebenaran dan sabar

Termasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari

kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai

kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya,

kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan

bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits

tersebut. Dalam mencari kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa

bosan atau keluh kesah. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah,

belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan

mendapatkan apa dari yang kita tuntut.

Di samping itu, mencari kebenaran dalam ilmu sangat penting karena sesungguhnya pembawa

berita terkadang punya maksud yang tidak benar, atau barangkali dia tidak bermaksud jahat

namun dia keliru dalam memahami sebuah dalil.Wallahu ‘Alam.