Agama

17
Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu adalah sebagai berikut: 1. Harta yang berharga, seperti emas dan perak. 2. Hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan, seperti padi, gandum, kurma, anggur. 3. Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, dan domba. 4. Harta perdagangan. 5. Harta galian termasuk juga harta rikaz. Adapun orang yang berhak menerima zakat adalah: 1. Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai dan tidak pula berusaha. 2. Miskin, ialah orang yang tidak cukup penghidupannya dengan pendapatannya sehingga ia selalu dalam keadaan kekurangan. 3. Amil, ialah orang yang pekerjaannya mengurus dan mengumpulkan zakat untuk dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya. 4. Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam yang masih lemah imannya, diberi zakat agar menambah kekuatan hatinya dan tetap mempelajari agama Islam. 5. Riqab, ialah hamba sahaya atau budak belian yang diberi kebebasan berusaha untuk menebus dirinya agar menjadi orang merdeka. 6. Gharim, ialah orang yang berhutang yang tidak ada kesanggupan membayarnya. 7. Fi sabilillah, ialah orang yang berjuang di jalan Allah demi menegakkan Islam. 8. Ibnussabil, ialah orang yang kehabisan biaya atau perbekalan dalam perjalanan yang bermaksud baik (bukan untuk maksiat).Zakat

description

islam

Transcript of Agama

Page 1: Agama

Adapun harta-harta yang wajib dizakati itu adalah sebagai berikut:

1. Harta yang berharga, seperti emas dan perak.

2. Hasil tanaman dan tumbuh-tumbuhan, seperti padi, gandum, kurma, anggur.

3. Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, dan domba.

4. Harta perdagangan.

5. Harta galian termasuk juga harta rikaz.

Adapun orang yang berhak menerima zakat adalah:

1. Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai dan tidak pula berusaha.

2. Miskin, ialah orang yang tidak cukup penghidupannya dengan pendapatannya sehingga ia selalu

dalam keadaan kekurangan.

3. Amil, ialah orang yang pekerjaannya mengurus dan mengumpulkan zakat untuk dibagikan

kepada orang yang berhak menerimanya.

4. Muallaf, ialah orang yang baru masuk Islam yang masih lemah imannya, diberi zakat agar

menambah kekuatan hatinya dan tetap mempelajari agama Islam.

5. Riqab, ialah hamba sahaya atau budak belian yang diberi kebebasan berusaha untuk menebus

dirinya agar menjadi orang merdeka.

6. Gharim, ialah orang yang berhutang yang tidak ada kesanggupan membayarnya.

7. Fi sabilillah, ialah orang yang berjuang di jalan Allah demi menegakkan Islam.

8. Ibnussabil, ialah orang yang kehabisan biaya atau perbekalan dalam perjalanan yang bermaksud

baik (bukan untuk maksiat).Zakat (Bahasa Arab: transliterasi: Zakah) adalah jumlah harta ;زكاة

tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan

yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan

oleh syarak. Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. Zakat dari segi prakteknya adalah

kegiatan bagi-bagi yang diwajibkan bagi umat islam. Zakat berbeda dengan gratifikasi. Gratifikasi

adalah kegiatan bagi-bagi yang tidak diperkenankan oleh negara atau ketentuan pemerintah.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya

syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah

Page 2: Agama

memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti salat, haji, dan

puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah

kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan

perkembangan umat manusia dimana pun

Zakat terbagi atas dua jenis yakni:

Zakat fitrah

Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan. Besar zakat

ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.

Zakat maal (harta)

Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,

pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis

memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

Hak zakatSunting

Yang berhak menerima

Ada delapan pihak yang berhak menerima zakat, tertera dalam Surah at-Taubah ayat 60 yakni:

Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan

pokok hidup.

Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk

hidup.[4]

Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.[5]

Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan diri

dengan keadaan barunya.

Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya

Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk

memenuhinya.[6]

Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah (misal: dakwah, perang dsb)

Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan

Yang tidak berhak menerima[7]

Orang kaya dan orang yang masih memiliki tenaga.[8]

Hamba sahaya yang masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.

Keturunan Rasulullah (ahlul bait).[9]

Orang yang dalam tanggungan dari orang yang berzakat, misalnya anak dan istri.

Faedah Zakat[10]

Hikmah ZakatSunting

Hikmah dari zakat antara lain:

Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.

Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan

berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.

Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.

Page 3: Agama

Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

Untuk pengembangan potensi ummat

Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Zakat dalam Al Qur'anSunting

QS (Al-Baqarah (2):43) ("Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang

yang ruku'".)

QS (At-Taubah (9):35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar

dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah

harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari)

apa yang kamu simpan itu.")

QS (At-Taubah (9):103) ("Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan menyucikan mereka...")

-Disunnahkan bagi seorang muslim untuk menentukan jenis haji ini sewaktu ihram. Jika telah

melakukan ihram tanpa menentukan satu dari tiga cara ini ihramnya sah, demikian juga hajinya

jika melakukan satu dari tiga cara di atas. Diperbolehkan bagi orang yang telah berniat tamattu’

berpindah ke qiran, sebagaimana bagi ifrad pindah ke qiran, diperbolehkan pula bagi yang telah

berniat qiran untuk berpindah ke ifrad sebelum thawaf. Dan berikut ini akan dijelaskan tiga

macam cara itu dengan singkat.

A. Ifrad

Haji ifrad adalah orang yang berniat saat ihramnya hanya untuk haji saja. Ia mengucapkan ( لبيك�

.kemudian memasuki Mekah untuk thawaf qudum, dan terus ihram hingga datang waktu haji  (بحج�

Kemudian ia tunaikan manasik haji; wukuf di Arafah, mabit di Muzdallifah, melontar jumrah

Aqabah, thawaf ifadhah, sa’iy antara Shafa Marwa, bermalam di Mina untuk melontar jumrah

pada hari tasyriq. Kemudian setelah usai menunaikan seluruh manasik haji itu ia tahallul kedua,

lalu keluar dari Mekah memulai ihram yang kedua dengan niat umrah, jika mau melaksanakan

manasiknya.

Haji ifrad adalah manasik paling afdhal menurut Syafi’i dan Maliki karena dengan manasik ini

tidak membayar dam. Dan kewajiban dam adalah untuk menambal kekurangan yang ada.

Sebagaimana haji Rasulullah saw, menurut mereka adalah ifrad.

B. Tamattu’

Haji tamattu’ adalah haji dengan terlebih dahulu ihram untuk melaksanakan umrah dari miqat.

Dengan mengucapkan ( بع�مرة kemudian memasuki kota Mekah, menyempurnakan manasik  (لبيك

umrah thawaf dan sa’i lalu memotong atau mencukur rambut, kemudian tahallul dari ihram. Halal

baginya segala larangan ihram termasuk berhubungan suami istri. Ia dalam keadaan demikian

sehingga dating tanggal 8 Dzulhijjah lalu ihram haji, melaksanakan manasiknya wukuf di Arafah,

thawaf, sa’i dsb. Ia melaksanakan seluruh  manasik umrah, kemudian melaksanakan manasik haji

dengan sempurna pula. Haji tamattu’ adalah cara paling afdhal menurut mazhab Hambali.

Syarat haji tamattu adalah memadukan umrah dan haji dalam satu perjalanan di satu musim

(bulan) haji di tahun yang sama menurut jumhurul fuqaha’. Mazhab Hanafi menambahkan syarat

lain yaitu: bukan penduduk Mekah, seperti dalam firman Allah:  “…. Apabila kamu telah (merasa)

aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan `umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),

Page 4: Agama

(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. (QS. Al Baqarah: 196) dhamir (kata

ganti) dalam kata ( ) menurut mazhab Hanafi kembali kepada tamattu’ umrah, sedangkan ulama

lainnya mengembalikan dhamir ini kepada hadyu atau shiyam.

C. Qiran

Haji qiran adalah dengan berniat ketika ihram sekaligus haji dan umrah dengan mengucapkan:

kemudian memasuki Mekah thawaf qudum, dan terus dalam keadaan ihram sehingga datang

waktu melaksanakan manasik haji. Ia melaksanakan manasik itu dengan sempurna, wuquf di

Arafah, melontar jumrah, thawaf ifadhah, sa’i antara Shafa dan Marwa serta manasik lainnya. Ia

tidak berkewajiban thawaf dan sa’i lain untuk umrah, cukup dengan thawaf dan sa’i haji. Seperti

yang pernah Rasulullah katakana kepada Aisyah RA: thawaf-mu di Ka’bah dan sa’i-mu antara

Shafa dan Marwa sudah cukup untuk haji dan umrahmu” HR. Muslim.

Haji Qiran adalah haji yang paling afdhal menurut mazhab Hanafi.

Bagi orang menunaikan haji tamattu’ dan qiran wajib menyembelih hewan hadyu, minimal seekor

kambing, dan jika tidak mampu bias diganti dengan puasa sepuluh hari: tiga hari di antaranya

dilakukan pada waktu haji, (setelah memulainya dengan ihram)  dan yang afdhal pada sepuluh

hari pertama Dzulhijjah, diperbolehkan pula puasanya pada hari tasyriq juga seperti dalam hadits

Al Bukhari: Tidak ada rukhshah berpuasa di hari tasyriq kecuali bagi orang yang tidak

mendapatkan al hadyu. Jika puasa tiga hari lewat waktunya maka ia wajib mengqadha’nya. Dan

tujuh hari lainnya ketika sudah kembali ke tanah air, tidak disyaratkan berkelanjutan puasa itu 

kecuali pada tiga hari pertama.  Dan tujuh hari berikutnya tidak wajib  berurutan.

ون� �ز� �ن �ك �ف�ض!ة� الذ!ه�ب� ي � و�ال �ه�ا و�ال �نف�ق�ون �يل� ف�ي ي ب 1ه� س� ه�م الل �ر �ش4 �ع�ذ�اب� ف�ب � ب �يم �ل �و�م�. أ �ح�م�ى ي ي �ه�ا �ي �ار� ف�ي ع�ل !م� ن �و�ى ج�ه�ن �ك �ه�ا ف�ت �اه�ه�م� ب ب �ه�م� ج� ه�م� و�ج�نوب ذ�ا و�ظ�ه�ور� �م� م�ا هـ� ت ��ز �ن �م� ك ك �نف�س� أل

� �م� م�ا ف�ذ�وق�وا �نت ون� ك �ز� �ن �ك ت

“…Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan

Allâh, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dahi, lambung dan

punggung mereka dibakar dengannya, (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu

yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu

simpan itu”. (QS. at-Taubah/9:34-35)

MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT

2.1 Konsep Masyarakat Madani

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil society”.

Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di

Page 5: Agama

Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk

pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat

Madinah dianggap sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam

masyarakat muslim modern.

Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society

lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang

pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society

pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari

pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu

bangunan masyarakat sipil yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan

ortodoksi gereja (Larry Diamond, 2003: 278).

Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah dikemukakan di atas,

masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi

“Islami”. Menilik dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat

Madinah yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim

modern akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya.

Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah

modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat

sekuler yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang

rapuh karena meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan

asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah

masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental

yang bersumber dari wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).

Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering

diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia berasal dari kata

civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut Blakeley

dan Suggate (1997), masyarakat madani sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of

voluntary activity which takes place outside of government and the market.” Merujuk pada

Bahmueller (1997).

2.1.1 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,

yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Page 6: Agama

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S. Saba’

ayat 15:

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu

dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah

olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.

(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.

2.1.2 Masyarakat Madani Dalam Sejarah

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani,

yaitu:

1) Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman.

2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara Rasullullah SAW

beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari

kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk

saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai

konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap

keputusan-keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama

serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

2.1.3 Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam masyarakat

melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam

masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-

program pembangunan yang berbasis masyarakat.

4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-

organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan

pemerintah.

5. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.

Page 7: Agama

6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui

keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.

7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai

ragam perspektif.

8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang

mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur

kehidupan sosial.

9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara

kelompok menghormati pihak lain secara adil.

10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi

kebebasannya.

11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah

sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda

tersebut.

12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu

pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia.

14. Berakhlak mulia.

Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi pada masa

Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu

pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat

Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir

pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.

2.2.1 Kualitas SDM Umat Islam

Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

Artinya:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,

dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman,

tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

Page 8: Agama

adalah orang-orang yang fasik.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang

terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam

itu adalah keunggulan kualitas SDMnyadibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas umat

Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka kita

sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang signifikan. Selain itu, kita

juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini.

Agar di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita. Adapun beberapa

kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembahasan materi yang ada di bab II ialah bahwa di

dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu pada Al-Qur’an

dan As-Sunnah yang diamanatkan oleh Rasullullah kepada kita sebagai umat akhir zaman.

Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan masyarakat madani itu dan

bagaimana cara menciptakan suasana pada masyarakat madani tersebut, serta ciri-ciri apa saja

yang terdapat pada masyarakat madani sebelum kita yakni pada zaman Rasullullah.

Akhlakul Karimah Rasulullah

Akhlak adalah tingkah laku makhluk yang diridhai Allah SWT, maka akhlak adalah bentuk

perilaku makhluk dalam berhubungan baik kepada khaliknya atau kepada sesama. Sesungguhnya

semua akhlak telah dituliskan dalam Al Qur’an dan Hadist baik yang terpuji maupun  tercela.

Semuanya telah tertulis jelas di Qur’an dan Hadist dan semuanya mempunyai balasan tersendiri.

Tinggal manusianya sendiri yang menjalankan dan mempertanggung jawabkannya nanti di hari

akhir. Rasulullah pun berperilaku sesuai Qur’an dan Hadist. Karena sifatnya itu beliau dijuluki

Akhlakul karimah yakni akhlak yang mulia. Hal ini digambarkan oleh al-Quran surat Al-Ahzab,

33: 21 yang berbunyi:

ا Gير� �ث ك !ه� الل �ر� و�ذ�ك اآلخ�ر� �و�م� �ي و�ال !ه� الل ج�و ��ر ي �ان� ك ��م�ن ل Mة� ن ح�س� Mو�ة �س� أ !ه� الل س�ول� ر� ف�ي ��م �ك ل �ان� ك ��ق�د ل

“Sesunggunya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang

menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah.”

Akhlakul karimah yang patut kita puji dan tiru antara lain :

Sifat yang wajib bagi rasul seperti siddiq, amanah, tabligh, dan fahtanah: jujur, dapat dipercaya,

menyampaikan apa adanya, dan cerdas. Keempat sifat ini membentuk dasar keyakinan umat Islam

tentang kepribadian Rasul saw.

Page 9: Agama

Integritas. Integritas juga menjadi bagian penting dari kepribadian Rasul Saw. yang telah

membuatnya berhasil dalam mencapai tujuan risalahnya. Integritas personalnya sedemikian kuat

sehingga tak ada yang bisa mengalihkannya dari apapun yang menjadi tujuannya.

kesamaan di depan hukum. Prinsip kesetaraan di depan hukum merupakan salah satu dasar

terpenting

Penerapan pola hubungan egaliter dan akrab. Salah satu fakta menarik tentang nilai-nilai

manajerial kepemimpinan Rasul saw. adalah penggunaan konsep sahabat (bukan murid, staff,

pembantu, anak buah, anggota, rakyat, atau hamba) untuk menggambarkan pola hubungan antara

beliau sebagai pemimpin dengan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Sahabat

dengan jelas mengandung makna kedekatan dan keakraban serta kesetaraan.

kecakapan membaca kondisi dan merancang strategi. Keberhasilan Muhammad saw. sebagai

seorang pemimpin tak lepas dari kecakapannya membaca situasi dan kondisi yang dihadapinya,

serta merancang strategi yang sesuai untuk diterapkan.

tidak mengambil kesempatan dari kedudukan. Rasul Saw. wafat tanpa meninggalkan warisan

material. Sebuah riwayat malah menyatakan bahwa beliau berdoa untuk mati dan berbangkit di

akhirat bersama dengan orang-orang miskin.

visioner futuristic. Sejumlah hadits menunjukkan bahwa Rasul SAW. adalah seorang pemimpin

yang visioner, berfikir demi masa depan (sustainable).

menjadi prototipe bagi seluruh prinsip dan ajarannya. Pribadi Rasul Saw. benar-benar

mengandung cita-cita dan sekaligus proses panjang upaya pencapaian cita-cita tersebut. Beliau

adalah personifikasi dari misinya. Terkadang kita lupa bahwa kegagalan sangat mudah terjadi

manakala kehidupan seorang pemimpin tidak mencerminkan cita-cita yang diikrarkannya.

Akhlak Rasul yang seperti ini patutlah kita tiru dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rasul sangat mencintai Allah dan Allah lebih mencintai beliau karena sesungguhnya siapa yang

mencintai Allah maka Allah lebih mencintainya. Dan apabila orang yang dekat kepada Allah,

Allah selalu memudahkan segala urusannya. Allah Maha Pemberi apa yang dibutuhkan semua

umatNya. Allah tidak pernah merasa rugi apabila Ia memberi kepada umatNya meskipun umatNya

tidak pernah mengingatnya ataupun bersyukur terhadapNya. Allah Maha Pemberi Maaf bagi

umatNya yang mau berubah.

AKHLAKUL KARIMAH

ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB

Dalam hidup manusia mempunyai 2 macam akhlak,yaitu akhlakul karimah merupakan akhlak

yang baik dan akhlakul mazmumah merupkan akhlak yang buruk.

kita harus mempunyai akhlak mazmumah, penerapan akhlak yang benar akan menciptakan

keselarasan dalam setiap segi kehidupan. menurut kepada siapa harus dilaksanakan, akhlak dalam

Islam terbagi dalam 3 macam akhlak berikut ini:

1. akhlak terhadap Allah swt.

akhlak terhadap Allah swt. bertolak dario pengakuan dan kesadaran manusia bahwa tidak ada

Tuhan selain Allah swt. akhlak tersebut akan melahirkan sikap-sikap, diantaranya:

Page 10: Agama

a. menyucikan dan memuji Allah swt.

b. bertawakal kepada Allah swt.

c. berbaik sangka kepada Allah swt

2. aklak terhadap sesama manusia

akhlak terhadap sesama manusia meliputi akhlak terhadap orang tua, kaum kerabat dan tetangga

a. akhlak terhadap orang tua

Akhlak terhadap oarng tua akan melahirkan sikap-sikap,diantaranya

1). Memlihara keridaan orang tua

2)   Menaati, melayani dan berbakti kepada orang tua

3)  Memelihara etiket pergaulan, seperti merendahkan diri dan berkata               lemah lembut

kepada orang tua.

b. akhlak terhadap kaum kerabat

Akhlak yang paling utama yang paling utama terhadap kaum kerabat adalah emnjalin silaturrahmi.

c. Akhlak terhadap tetangga

Akhlak terhadap tetangga dilakukan dengan cara berbuat ihsan kepada ettanga, baik perkataan

maupun perbuatan. Contohnya, melakukan takziah ketika terkena musibah, dan menjenguk ketika

sakit.

3. Akhlak terhadap lingkungan

Lingkungan di sekitar mnusia meliputi binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda tak hidup lainnya.

Akhlak yang baik terhadap lingkungan harus dilaksanakan oleh manusia sebab manusia

mengemban amanat dari Allah swt. seabgai kahlifah di bumi

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada

kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pengajaran".( QS An-Nahl{16}: 90)

Dalam kitab suci Al-Quran digunakan beberapa term/istilah yang digunakan

untuk mengungkapkan makna keadilan. Lafad-lafad tersebut jumlahnya banyak

Page 11: Agama

dan berulang-ulang. Diantaranya lafad "al-adl" dalam Al-quran dalam berbagai bentuk terulang

sebanyak 35 kali. Lafad "al-qisth" terulang sebanyak 24 kali. Lafad "al-wajnu" terulang sebanyak

23 kali. Dan lafad "al-wasth" sebanyak 5 kali (Muhamad Fu`ad Abdul Bagi dalam Mu`jam

Mupathos Lialfaadhil Qur`an).

Dr. Hamzah Yakub membagi keadilan-keadilan menjadi dua bagian. 

Adil yang berhubungan dengan perseorangan dan adil yang berhubungan dengan

kemasyarakatan. 

      Adil perseorangan adalah tindakan memihak kepada yang mempunyai hak, bila seseorang

mengambil haknya tanpa melewati batas, atau memberikan hak orang lain tanpa menguranginya

itulah yang dinamakan tidak adil. 

      Adil dalam segi kemasyarakatan dan pemerintahan misalnya tindakan hakim yang

menghukum orang-orang jahat atau orang-orang yang bersengketa sepanjang neraca keadilan. Jika

hakim menegakan neraca keadilanya dengan lurus dikatakanlah dia hakim yang adil dan jika dia

berat sebelah maka dipandanglah dia zalim. Pemerintah dipandang adil jika dia mengusahakan

kemakmuran rakyat secara merata, baik di kota-kota maupun di desa-desa.

Allah berfirman dalam Al-Quran: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-

orang yang menegakan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah

sekali-kali kebencianmu terhadap satu kaum, mendorong untuk kamu berbuat tidak adil. Berlaku

adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Al-Maidah [5] : 8)

Keadilan adalah ketetapan Allah bagi kosmos atau alam raya ciptaan-Nya, karena menurut ajaran

Islam keadilan adalah prinsip yang merupakan hukum seluruh hajat raya. Oleh karenanya

melanggar keadilan adalah melanggar hukum kosmos dan dosa ketidak adilan akan mempunyai

dampak kehancuran tatanan masyarakat manusia. (Nurcholish Majid).

Sebagai gambaran dari keadilan Rasululah saw memberi contoh kepada

kita, kalau beliau ingin pergi jauh beliau undi antara isteri-isterinya. Siapa

yang kena undian maka itulah yang dibawanya. Sebagai kepala negara dan

hakim, beliau selalu menerapakan keadilan dengan betul, hingga beliau

pernah menyatakan: "Jika sekiranya Fatimah binti Muhamad mencuri, niscaya aku potong

tangannya". (HR. Bukhori).

Ada beberapa faktor yang menunjang keadilan, diantaranya:

a. Tentang di dalam mengambil keputusan. Tidak berat sebelah dalam tindakan

karena pengaruh hawa nafsu, angkara murka ataupun karena kecintaan kepada seseorang.

Rasululah saw dalam salah satu sabdanya mengingatkan agar

janganlah seorang hakim memutuskan perkara dalam keadaan marah. Emosi yang tidak stabil

biasanya seseorang tidak adil dalam putusan.

b. Memperluas pandangan dan melihat persoalannya secara obyektif.

Mengumpulkan data dan fakta, sehingga dalam keputusan seadil mungkin.

Page 12: Agama

Jika adil adalah sifat dan sikap Fadlilah (utama) maka sebagai kebalikannya

adalah sikap zalim. Zalim berarti menganiaya, tidak adil dalam memutuskan

perkara, berarti berat sebelah dalam tindakan, mengambil hak orang lain

lebih dari batasnya atau memberikan hak orang lain kurang dari semestinya.

Sikap zalim itu diancam Allah dalan firmannya: "Tidakkah bagi orang zalim itu sahabat karib atau

pembela yang dapat ditakuti". (Al-mu`min : 18).

Dalam ayat lain Allah berfirman lagi : "Dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang

penolongpun".(Ali Imran[3] : 192).

Dalam hal ini, ahli-ahli akhlak mengemukakan hal-hal yang mendorong seseorang berlaku zalim:

a. Cinta dan benci. Barang siapa yang mencintai seseorang, biasanya ia berlaku berat sebelah

kepadanya. Misalnya orang tua yang karena cinta kepada anak-anaknya, maka sekalipun anaknya

salah, anak itu dibelanya. Demikian pula kebencian kepada seseorang, menimbulkan satu sikap

yang tidak lagi melihat kebaikan orang itu, tetapi hanya menonjolkan kesalahannya.

b.  Kepentingan diri sendiri. Karena perasaan egois dan individualis, maka

keuntungan pribadi yang terbayang menyebabkan seseorang berat sebelah,

curang dan culas.

c.  Pengaruh luar. Adanya pandangan yang menyenangkan, keindahan pakaian,

kewibawaan, kepasihan pembicaraan dan sebagainya dapat mempengaruhi

seseorang berat sebelah dalam tindakannya. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat

menyilaukan perasaan sehingga langkahnya tidak obyektif.

Oleh karena itulah, bisa disimpulkan bahwa keadilan dan kezaliman bisa muncul karena adanya

beberapa faktor, diantaranya:

a. Kondisi orang tersebut pada saat itu

b. Luas dan sempitnya pengetahuan yang dimiliki

c. Latar belakan cinta dan benci

d. Terdorong oleh kepentingan sendiri atau golongan

e. Adanya pengaruh dari luar (extern)

Rupanya itulah yang bisa saya sampaikan pada tulisan kali ini semoga kitas emua selalu dijaga

oleh Allah selalu bisa berbuat adil dan selalu  terhindar

Allah Ta'ala memberi contoh perkataan mulia Luqman saat memerintahkan anaknya: 

"... dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang

mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya itu termasuk hal-hal

yang diwajibkan (oleh Allah)". [QS. Lukman : 17]

Berdasarkan firman Allah di atas telah jelas tentang diwajibkannya ber-amar ma'ruf nahi mungkar.

Fenomena yang terjadi sekarang ini di tengah-tengah kita adalah keengganan seseorang dalam

melaksanakan kewajiban ini.

Dari firman Allah tersebut, ada beberapa poin utama yang terkandung di dalamnya, yaitu:

Page 13: Agama

Perintah untuk ber-amar ma'ruf (menyuruh manusia lain mengerjakan kebaikan), 

Perintah untuk ber-nahi mungkar (mencegah dari perbuatan yang mungkar), 

Perintah untuk bersabar terhadap apa yang menimpa, 

Penegasan kembali dari Allah Ta'ala tentang diwajibkannya ketiga hal tersebut. 

Inilah hakikat akhlaq yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Allah Ta'ala berfirman: "Adalah

engkau sekalian itu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk seluruh manusia, karena engkau

semua memerintah dengan kebaikan dan melarang dari kemungkaran." [QS. Ali-Imran: 110]

Berlepasnya seseorang dari ketiga poin tersebut (amar ma'ruf, nahi mungkar, dan kesabaran) akan

menyebabkan kerusakan yang meluas, dan yang terutama adalah merugikan bagi orang yang

meninggalkannya.

Allah Ta'ala berfirman: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-

orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati

kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." [QS. Al-'Ashr: 1-3]

Keutamaan Orang Yang Ber-Amar Ma'ruf, Nahi Mungkar, dan Sabar

Sejatinya suatu hal yang diwajibkan oleh Allah kepada manusia mempunyai keutamaan yang

besar bagi seseorang yang menunaikannya.

1. Diselamatkan dari keburukan/bencana/musibah yang akan menimpa

Allah Ta'ala berfirman: "Kami menyelamatkan orang-orang yang melarang dari keburukan dan

Kami menerapkan hukuman kepada orang-orang yang menganiaya dengan siksaan yang pedih

dengan sebab mereka berbuat kefasikan." [QS. Al-A'raf: 165]

 

2.Allah memasukan kebahagian ke dalam hati

Allah Ta'ala berfirman: "Hendaklah ada diantara engkau semua itu suatu umat -golongan- yang

mengajak kepada kebaikan, memerintah dengan kebaikan serta melarang dari kemungkaran.

Mereka itulah orang-orang yang berbahagia." [QS. Ali-Imran: 104]

Tapi dibalik itu maka meninggalkan Amar Ma'ruf, Nahi Mungkar, dan Sabar, juga mempunyai

konsekuensi yang seimbang dengan keutamaan di atas.

A. Teks Ayat dan Tarjamahnya

��م �ت �ن �ر� ك ي م!ة� خ�� �خ�ر�ج�ت� أ !اس� أ �لن ون� ل م�ر�

� �أ وف� ت �م�ع�ر� �ال �ه�و�ن� ب �ن �ر� ع�ن� و�ت �ك �م�ن �ون� ال �ؤ�م�ن !ه� و�ت �الل �و� ب و�ل

�م�ن� �ه�ل� آ �اب� أ �ك�ت �ان� ال �ك ا ل Gر� ي �ه�م� خ� �ه�م� ل �ون� م�ن �م�ؤ�م�ن ه�م� ال �ر� �ث ك� ق�ون� و�أ �ف�اس� ال

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf,

Page 14: Agama

dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,

tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik. Qs.3:110

!ك� �ن �ع�لى و�إ ل�ق� ل � خ� ع�ظ�يم4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.