AKHIR ZAMAN

171
AKHIR KEHIDUPAN DUNIA Mukadimah م ي ح ر ل ن ح ر ل ا  سم Segala puji bagi Allah Rab penguasa alam, shalawat serta salam semoga tercurah atas pemimpin para Nabi dan Rasul, Nabi kita Muhammad, juga atas keluarga serta para sahabat beliau seluruhnya, amma ba'du: Pada zaman kita sekarang ini, telah banyak tercampur antara yang hak dengan yang bathil, sehingga anda dapat menyaksikan di toko-toko buku serta internet berbagai macam prasangka dan kedustaan tentang kejadian-kejadian yang akan terjadi pada masa mendatang, seluruhnya bersandar kepada ayat-ayat serta hadits-hadits yang membahas tentang permasalahan yang akan terjadi pada masa akan datang, yaitu yang berhubungan dengan tanda-tanda hari kiamat. Setiap kali cobaan menimpa Islam dan pemeluknya, masyarakat mulai mencari suatu jalan keluar darinya, atau bahkan beberapa jalan keluar. Terkadang anda mendengar kabar tentang telah munculnya imam Mahdi, terkadang tersiar kabar tentang telah dekatnya pertempuran besar antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi atau Nasrani, pada saat yang lain tersebar kabar tentang telah terjadinya bumi terperosok di barat atau timur, dan lain sebagainya dari kabar- kabar yang seperti itu. Bahkan, beberapa tahun yang lalu saya pernah mengunjungi salah satu Negara Afrika, dan menyaksikan secara langsung seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah Isa bin Maryam yang telah Allah turunkan ke muka bumi ini!! Sehingga, telah menjadi suatu keharusan bagiku untuk menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat, serta berbicara tentang kandungan makna dan rincian kejadian-kejadiannya secara benar, sehingga akhirnya terbitlah buku yang berada di hadapan kalian ini. Tidak ketinggalan bagiku untuk berterima kasih kepada mereka yang telah meneliti buku ini sebelum diterbitkan, yang kemudian memberikan beberapa masukan dan usulan, di antaranya: Syaikh Dr. Salman ibn Fahd al-Audah, Syaikh Dr. Abdul Aziz aal Abdul Latif, Al-Muhaddits Syaikh Abdul Aziz at-Turaifi dan lainnya, yang tidak akan saya lupakan kebaikannya. Saya meminta kepada Allah agar menjadikan buku ini bermanfaat, menjadikannya ditulis dengan penuh keikhlasan kepada-Nya, serta menjadikan buku ini termasuk dari ilmu bermanfaat, yang akan menjadi saksi bagi kita pada hari kiamat kelak, amin Dr. Muhammad ibn Abdurrahman al-'Areifi Dosen Aqidah dan Agama serta madzhab kontemporer di Universitas al-Malik Sa'ud  Riyadh, juga merupakan anggota Majelis Tinggi Pengetahuan Islami Telp. +966505845140  [email protected] Muharam 1431H/Januari 2010M

description

qiyamah

Transcript of AKHIR ZAMAN

AKHIR KEHIDUPAN DUNIA

AKHIR KEHIDUPAN DUNIAMukadimah Segala puji bagi Allah Rab penguasa alam, shalawat serta salam semoga tercurah atas pemimpin para Nabi dan Rasul, Nabi kita Muhammad, juga atas keluarga serta para sahabat beliau seluruhnya, amma ba'du:Pada zaman kita sekarang ini, telah banyak tercampur antara yang hak dengan yang bathil, sehingga anda dapat menyaksikan di toko-toko buku serta internet berbagai macam prasangka dan kedustaan tentang kejadian-kejadian yang akan terjadi pada masa mendatang, seluruhnya bersandar kepada ayat-ayat serta hadits-hadits yang membahas tentang permasalahan yang akan terjadi pada masa akan datang, yaitu yang berhubungan dengan tanda-tanda hari kiamat.Setiap kali cobaan menimpa Islam dan pemeluknya, masyarakat mulai mencari suatu jalan keluar darinya, atau bahkan beberapa jalan keluar. Terkadang anda mendengar kabar tentang telah munculnya imam Mahdi, terkadang tersiar kabar tentang telah dekatnya pertempuran besar antara kaum muslimin dengan bangsa Yahudi atau Nasrani, pada saat yang lain tersebar kabar tentang telah terjadinya bumi terperosok di barat atau timur, dan lain sebagainya dari kabar-kabar yang seperti itu.Bahkan, beberapa tahun yang lalu saya pernah mengunjungi salah satu Negara Afrika, dan menyaksikan secara langsung seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah Isa bin Maryam yang telah Allah turunkan ke muka bumi ini!!Sehingga, telah menjadi suatu keharusan bagiku untuk menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat, serta berbicara tentang kandungan makna dan rincian kejadian-kejadiannya secara benar, sehingga akhirnya terbitlah buku yang berada di hadapan kalian ini.Tidak ketinggalan bagiku untuk berterima kasih kepada mereka yang telah meneliti buku ini sebelum diterbitkan, yang kemudian memberikan beberapa masukan dan usulan, di antaranya: Syaikh Dr. Salman ibn Fahd al-Audah, Syaikh Dr. Abdul Aziz aal Abdul Latif, Al-Muhaddits Syaikh Abdul Aziz at-Turaifi dan lainnya, yang tidak akan saya lupakan kebaikannya. Saya meminta kepada Allah agar menjadikan buku ini bermanfaat, menjadikannya ditulis dengan penuh keikhlasan kepada-Nya, serta menjadikan buku ini termasuk dari ilmu bermanfaat, yang akan menjadi saksi bagi kita pada hari kiamat kelak, aminDr. Muhammad ibn Abdurrahman al-'AreifiDosen Aqidah dan Agama serta madzhab kontemporer di Universitas al-Malik Sa'ud Riyadh, juga merupakan anggota Majelis Tinggi Pengetahuan IslamiTelp. +966505845140 [email protected] 1431H/Januari 2010M

KENAPA KITA BERBICARA TENTANG TANDA-TANDA KIAMATSetiap perkara yang dibahas dan diperbincangkan oleh masyarakat, pasti akan membuahkan berbagai macam hasil yang akan dipetik oleh dia yang membahas dan mengerjakannya.Maka, apakah dalam pembahasan tanda-tanda hari kiamat serta mempelajarinya terdapat berbagai macam hasil yang dapat kita realisasikan dalam kehidupan kita?Ataukah ia hanya merupakan pengetahuan yang dapat ditambahkan seseorang ke dalam pengetahuan budayanya saja, tanpa memiliki pengaruh terhadap realita kehidupannya?Jawaban:Sesungguhnya tanda-tanda hari kiamat dibahas dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, oleh karenanya ia mengandung banyak manfaat yang akan diraih seseorang dalam kehidupannya, di antaranya:1. Perealisasian atas keimanan terhadap perkara ghaib, dan ini merupakan salah satu dari rukun iman yang enam, Allah berfirman: "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat"[footnoteRef:1] [1: QS. Al-Baqarah: 3]

Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi seluruh manusia sehingga mereka bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, serta beriman kepadaku dan risalah yang aku bawa, jika telah berbuat demikian, berarti mereka telah membentengi darah dan hartanya, kecuali dengan hak, sedangkan perhitungannya adalah di sisi Allah"[footnoteRef:2] [2: HR. Bukhori dan Muslim]

Beriman terhadap perkara yang ghaib maksudnya adalah, mempercayai segala sesuatu yang telah Allah kabarkan, atau dikabarkan oleh Rasul-Nya s.a.w, baik itu yang dapat kita saksikan secara langsung ataupun tidak terlihat oleh kasat mata, kita harus meyakini bahwa hal tersebut hakiki dan benar adanya.Di antaranya adalah tanda-tanda hari kiamat, seperti akan munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa ibn Maryam a.s, keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, keluarnya binatang melata, terbitnya matahari dari barat, dan lain sebagainya dari riwayat-riwayat yang shahih.2. Pengetahuan terhadap tanda-tanda hari kiamat dapat mendorong jiwa untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah serta mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat; di antara kandungannya terdapat peringatan bagi orang-orang yang lalai, pendorong untuk bertaubat, serta agar tidak bersandar sepenuhnya terhadap dunia yang fana ini. Dan inilah yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah s.a.w terhadap mereka yang berada di sekitarnya, yaitu tatkala mengetahui dekatnya kejadian salah satu tanda hari kiamat. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim diceritakan, bahwa Nabi s.a.w bangun pada suatu malam dan bersabda: "Kecelakaan bagi bangsa Arab dari suatu kejelekan yang telah mendekat, pada hari ini sedikit telah terbuka benteng yang menutupi Ya'juj dan Ma'juj" dalam lanjutan riwayat ini: "Bangunkan para penghuni kamar (isteri-isteri beliau) agar mereka melaksanakan shalat, karena berapa banyak orang yang ketika di dunia berpakaian, namun dia akan bertelanjang ketika di akhirat".3. Padanya terkandung penjelasan terhadap beberapa hukum syariat dan permasalahan fiqh.Dalam kisah tinggalnya Dajjal di muka bumi, hari pertama bagaikan satu tahun, hari kedua bagaikan satu bulan. Sebagian dari para sahabat ada bertanya kepada Nabi tentang panjangnya hari yang ada Dajjalnya tersebut: (Apakah cukup dalam satu hari yang panjang tersebut untuk melaksanakan shalat seperti hari biasanya?) Nabi s.a.w menjawab: "Tidak, akan tetapi perkirakanlah padanya waktu-waktu shalat". Dari riwayat ini kita dapat mengambil faedah tentang tata cara shalat bagi kaum muslimin yang tinggal pada suatu daerah yang memiliki siang ataupun malam berkepanjangan, yang bahkan hingga berbulan-bulan.4. Pengetahuan Nabi s.a.w terhadap tanda-tanda hari kiamat, yang mana ia merupakan perkara ghaib yang tidak mungkin dapat diketahui hanya dengan perkiraan dan prasangka saja, menunjukkan akan kebenaran risalah beliau s.a.w, dan beliau adalah utusan Allah Yang Maha Mengetahui perkara ghaib. Allah berfirman: "(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu (26) Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya"[footnoteRef:3] [3: QS. Al-Jin: 26-27]

5. Pengetahuan terhadap tanda-tanda hari kiamat memberi manfaat kepada kita dalam berinteraksi terhadapnya dengan cara yang disyariatkan, sehingga tidak rancu dalam perealisasiannya. Seperti kabar terinci yang sampai kepada kita tentang Dajjal, bagaimana sifat mata, kening dan segala sesuatu tentangnya; sehingga kita dapat terhindar dari fitnahnya, bahkan dapat mengetahui dengan sesungguhnya bahwa dia itu Dajjal.6. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kejadian-kejadian yang akan terjadi pada masa akan datang, akan berbeda keadaannya bila hal tersebut terjadi secara mendadak.7. Membuka pintu harapan; karena di antara tanda-tanda hari kiamat adalah akan berjayanya Islam, ia akan tersebar ke seantero jagat, dan bahwasanya agama Yahudi serta Nasrani akan hancur; semua ini berdasarkan kabar gembira yang disampaikan oleh Nabi s.a.w akan kemenangan kaum muslimin, dan bahwasanya Islam akan berjaya, walaupun orang-orang kafir murka atasnya.8. Pemuasan terhadap fitrah yang ada dalam diri manusia, yang mana selalu ingin mencari dan menemukan apa yang ghaib baginya, serta selalu ingin mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Dalam permasalahan ini, syariat mengungkapkan kabar-kabar benar dan pasti terjadi tentang hal-hal yang ghaib.Apabila Islam menutup jalan bagi para pendusta yang mengaku bahwa dirinya dapat mengetahui perkara ghaib, baik itu paranormal, orang pintar, dukun, ataupun yang semisalnya. Namun dari wahyu yang Allah turunkan kita dapat mengetahui beberapa perkara yang akan terjadi pada masa datang, yaitu tanda-tanda hari kiamat.9. Bahwa mempercayai tanda-tanda hari kiamat dapat memperkuat iman dan menambahnya semakin tebal; sebab terjadinya tanda-tanda tersebut merupakan penguat atas kebenaran agama yang anda peluk ini.Dan lain sebagainya dari hasil-hasil yang dapat kita petik dalam kehidupan ini.

BEBERAPA KAIDAH DALAM BERINTERAKSI DENGAN TANDA-TANDA HARI KIAMATUlama, baik yang terdahulu maupun sekarang, banyak yang menulis tentang tanda-tanda hari kiamat, sehingga karangan-karangan dalam permasalahan ini masih terus bermunculan, baik melalui acara televisi, radio, maupun internet, seluruhnya berbicara tentang tanda-tanda hari kiamat.. bahkan, sebagaian dari mereka ada yang mencampur adukan serta menanamkan keraguan pada para pembacanya ketika membahas permasalahan ini.Sehingga saya merasa terpanggil disini, untuk mencantumkan beberapa kaidah serta dalil-dalil shahih ketika seseorang akan berinteraksi dengan tanda-tanda hari kiamat. Mengambil dalil hanya dari Al-Qur'an dan Hadits shahihKarena keduanya merupakan sumber utama yang membahas tentang perkara ghaib: "Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan"[footnoteRef:4], "(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya"[footnoteRef:5]. [4: QS. An-Naml: 65] [5: QS. Al-Jin: 26-27]

Allah telah memberi kabar kepada Nabi Muhammad s.a.w beberapa perkara ghaib untuk kepentingan agama, diantaranya adalah tanda-tanda hari kiamat, yang mana ia merupakan perkara ghaib dan baru akan terjadi pada masa yang akan datang.Adapun pengetahuan tentang tanda-tanda hari kiamat dari cerita Israiliyat, melalui mimpi dalam tidur, atau mencocokkan kejadian-kejadian politik dan kemudian menghubungkannya dengan tanda-tanda hari kiamat, maka sesungguhnya yang seperti ini tidak dibenarkan sama sekali.Begitu pula dengan nash yang dijadikan dalil, ia harus shahih, baik yang disandarkan kepada Nabi maupun kepada para sahabatnya.Tanda-tanda hari kiamat, telah dijadikan pembuka jalan dalam perniagaan untuk menaikkan oplah penjualan buku, serta menarik dan memperbanyak pembacanya, yaitu dengan cara menyebutkan beberapa kejadian aneh, tidak benar, dusta dan hayalan padanya. Diantara apa yang pernah saya baca tentang hal ini adalah apa yang ditulis oleh seorang penulis:"Dalam sebuah atsar, yang masih berbentuk transkip (belum dicetak), dari abad ke tiga hijriyyah, pada Dar al-Kutub al-Islamiyyah di Katbahonah Istanbul Turki, dari Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan Ali ibn Abi Thalib, dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abu Hurairah merasa takut untuk meriwayatkannya, namun ketika beliau merasa bahwa ajalnya telah dekat dan merasa takut menjadi orang yang menyembunyikan suatu ilmu, maka berkatalah dia terhadap mereka yang beada di sekitarnya: ada sebuah kabar yang aku ketahui tentang huruub[footnoteRef:6] (peperangan) yang akan terjadi di akhir zaman, mereka berkata: kabarkanlah kepada kami, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Berkata Abu Hurairah: [6: Diantara cara yang dipergunakan oleh para periwayat hadits untuk mengetahui riwayat dusta adalah keanehan susunan kalimat dan penggunaan bahasa yang tidak tepat. Lafadz "huruub" yang dicantumkan oleh penulis adalah lafadz yang tidak dipergunakan oleh para sahabat dalam pembicaraan mereka.]

Dalam untaian tahun Hijriyyah, pada abad ke tiga belas, lima atau enam tahun setelahnya, Mesir akan dipimpin oleh seseorang yang biasa dipanggil dengan nama Naser, bangsa Arab memanggilnya dengan nama Syuja'ul Arab (pemberani), namun Allah menghinakannya dari satu peperangan ke peperangan lainnya, sehingga dia selalu kalah dalam pertempurannya. Allah menginginkan kemenangan untuk Mesir yang sebenarnya pada bulan yang paling Dia cintai Allah berkuasa atas semua itu-; maka Allah-pun meridhoi Mesir setelah dipimpin oleh seseorang yang berkulit sawo matang (tidak hitam dan tidak pula putih), sedangkan kulit ayahnya lebih bercahaya darinya. Akan tetapi dia mengadakan perjanjian damai dengan para penjajah masjid Al-Aqsa.Irak dipimpin oleh seorang dictator dan sufyani, pada salah satu matanya tampak sedikit kemalasan, namanya adalah Saddam (penghancur), dan dia akan menghancurkan siapa saja yang menghalanginya. Seluruh Negara akan mengepungnya pada sebuah rumah (Kuwait) kecil yang dia masuki dengan paksa. Tidak ada kebaikan pada as-sufyani kecuali dengan Islam, padanya terkumpul kebaikan dan kejelekan. Kecelakaanlah bagi orang yang menghianati imam Mahdi.Pada abad ke empat belas Hijriyyah, dua atau tiga tahun setelahnya. Imam Mahdi akan diutus dan memerangi seluruh dunia, mereka akan memeranginya Nasrani, Yahudi serta Munafik- di negeri Isra dan Mi'raj, tepatnya pada gunung Magedon. Turut serta pula bersama mereka Ratu penguasa dunia, seorang pelacur yang bernama Amerika, pada saat itu dia menguasai dunia dengan kesesatan dan kekufuran. Pada saat tersebut Yahudi berada dalam masa kejayaannya, mereka menguasai Al-Quds dan kota-kota suci. Seluruh dunia berdatangan, kecuali Negara yang dipenuhi salju dan Negara yang diliputi musim panas menyengat. Imam Mahdi memandang bahwa seluruh dunia berbuat makar terhadapnya, sedangkan makar Allah lebih dahsyat dari makar mereka, dunia ini milik Allah dan kepada-Nya lah seluruhnya akan dikembalikan; kemudian Allah balikkan mereka, dengan mengalahkannya di daratan, laut dan udara, serta menurunkan malapetaka melalui hujan. Pada saat itu seluruh penduduk bumi melaknat kekufuran dan Allah menghendaki kekalahan bagi seluruh orang kafir"[footnoteRef:7]. [7: Kasyful maknun fi ar-raddi ala kitab armagedon hal: 58. lihat pula kitab al-Mahdi wa fiqhu asyroti as-sa'ah hal: 636.]

Merujuk kepada UlamaBagi siapa saja yang memiliki suatu keragu-raguan tentang suatu permasalahan yang berhubungan dengan bab ini, hendaklah dia tidak terburu-buru untuk menyebarkannya, sebelum mendiskusikannya dengan ulama: "maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui"[footnoteRef:8], firman Allah: "Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)"[footnoteRef:9]. [8: QS. Al-Anbiyaa: 7.] [9: QS. An-Nisa: 83]

Demikianlah cara yang ditempuh oleh para salafusshalih, diantaranya adalah apa yang dikisahkan oleh Abu at-Thufail ketika dia berkata: "Ketika aku sedang berada di Kufah, seseorang menyeru: Dajjal telah keluar! Maka kamipun pergi menemui Hudzaifah ibn Usaid, beliau adalah seorang ahli Hadits, lalu aku berkata kepadanya: Dajjal telah keluar! Dia berkata: duduklah, maka akupun duduk. Kemudian datanglah seorang al-Arif[footnoteRef:10] dan berkata: Dajjal telah keluar dan penduduk Kufah mencacinya. Dikatakan kepadanya: duduklah, maka diapun duduk. Ada yang menyeru bahwa kabar ini merupakan suatu kedustaan. Lalu kami berkata: wahai Abu Suraihah, sesungguhnya tidaklah anda menyuruh kami untuk duduk kecuali karena ada sesuatu yang akan anda bicarakan, kabarkanlah kepada kami. Maka diapun menjawab: sesungguhnya, apabila Dajjal keluar pada zaman kalian sekarang ini, niscaya ia akan dilempari oleh anak-anak kecil dengan batu kerikil. Akan tetapi ketahuilah, bahwa Dajjal akan muncul pada zaman yang dipenuhi oleh kemurkaan[footnoteRef:11], lemahnya agama ini, dan buruknya hubungan tali silaturahmi; sehingga ia dapat memasuki setiap tempat dan menguasai seluruh dunia sebagaimana mudahnya seseorang melipat pakaian" al-Hadits[footnoteRef:12] [10: Al-Arif: adalah sebutan bagi dia yang mengurusi suatu kelompok dan bertanggung jawab terhadap mereka. Lihat: an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, karya Ibnu al-Atsir.] [11: Maksudnya: umat manusia saling membenci dan kedengkian menyebar di antara mereka.] [12: Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, nomor: 8657. al-Hakim berkata: (Hadits ini sanadnya shahih, namun tidak diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim). Berkata Syaikh Mustafa al-Adawi: (ada sedikit permasalahan dengan sebagian perawi hadits ini, pada sanadnya terdapat Muadz ibn Hisyam yang haditsnya berderajat hasan. Juga terdapat Qatadah, seorang mudallis yang meriwayatkan dengan kata 'an, namun yang meriwayatkan darinya adalah Hisyam ibn Abi Abdillah ad-Dustuwa'I, beliau adalah orang terbaik yang meriwayatkan dari Qatadah). Lihat kita: as-Shahih al-Musnad minal Fitan wal Malahim wa asy-Ratis Sa'ah (507). Hadits ini diriwayatkan pula oleh Abdur Razak dalam kitab Mushannafnya dari Ma'mar, dari Qatadah secara mursal, dan inilah riwayat yang shahih.]

Berinteraksilah bersama orang lain dengan bahasa yang mereka fahami.Sebagian dari mereka yang membahas permasalahan tanda-tanda hari kiamat ada yang menganggap enteng permasalahan ini ketika berhadapan dengan orang-orang awam, atau mereka yang baru mengenal Islam. Padahal, terkadang akal mereka belum bisa menangkap apa yang didengarnya.Pada dasarnya, tidak semua yang diketahui itu harus diungkapkan, dan tidak semua yang shahih itu pantas untuk disebarkan, dikarenakan terbatasnya akal si penerima untuk menampung hal tersebut, atau karena keburukannya dalam berinteraksi dengannya, atau bisa juga disebabkan karena meletakkan ucapan tidak tepat pada tempatnya. Berkata Ali ibn Abi Thalib: "Berbicaralah kepada masyarakat dengan apa yang mereka fahami, apakah kalian ingin mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya?"[footnoteRef:13]. [13: HR. Al-Bukhori 127. dalam mengomentari riwayat ini, berkata asy-Syatibi: (Ungkapan ini menunjukkan bahwa penyampaian ilmu itu terbatas, berapa banyak dari permasalahan yang pantas untuk dibicarakan kepada suatu kaum dan tidak pantas untuk kaum lainnya), kitab al-Muwafaqat 5/36.]

Pada riwayat lain: "Wahai manusia, apakah kalian senang jika Allah dan Rasul-Nya didustakan? Berbicaralah kepada masyarakat dengan apa yang mereka fahami, dan tinggalkanlah apa yang mereka ingkari"[footnoteRef:14]. [14: HR. Muslim dalam muqadimah as-Shahih 1/76.]

Ibnu Mas'ud berkata: "Tidaklah kamu mengungkapkan suatu ungkapan terhadap suatu kaum, yang tidak difahami oleh akal mereka, kecuali hal tersebut akan menyebabkan terjadinya fitnah bagi sebagian dari mereka"[footnoteRef:15]. [15: HR. Muslim dalam al-Muqadimah, bab: an-Nahyu 'anil Hadits bikulli ma sami'a.]

KAEDAH DALAM MENCOCOKKAN DALIL TENTANG TANDA-TANDA KIAMAT TERHADAP REALITAPada setiap zaman, baik terdahulu maupun akan datang, bermunculan berbagai usaha untuk mencocokkan hadits-hadits yang berhubungan dengan tanda-tanda hari kiamat terhadap realita yang ada dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sebagiannya ada yang berani memastikan bahwa memang itu yang dimaksud.Oleh karena itu, saya merasa terpanggil untuk membawakan 103 kaedah yang berhubungan dengan pencocokkan nash tentang tanda hari kiamat terhadap realita yang dihadapi: Kaedah Pertama: Kita tidak dituntut untuk mencocokkan hadits-hadits tantang tanda kiamat terhadap realitaManusia dengan fitrahnya, akan merasakan segala kejadian yang terjadi pada zamannya. Dia akan merasakan kejadian yang ada dengan sebenarnya, berbeda dengan orang-orang yang hidup pada masa setelahnya, yaitu orang-orang yang tidak merasakan dengan panca inderanya kejadian-kejadian yang telah lalu baginya. Sehingga dia yang hidup pada masa kejadian akan merasakan besar dan mengerikannya kejadian tersebut. Kecilnya suatu musibah yang menimpa, jauh lebih besar dari musibah yang telah lalu, walaupun musibah pada masa lalu tersebut lebih dahsyat darinya, sebagaimana yang dikatakan syair:Wahai zaman yang aku tangisi padanyasetelah berlalu aku hanya bersedih atasnyaOleh karena itu, orang yang menyaksikan suatu kejadian, dia akan mencocokkan tanda-tanda hari kiamat terhadap apa yang terjadi pada zamannya dan hanya apa yang dia saksikan saja, walaupun sejarah telah mencatat adanya kejadian yang lebih dahsyat darinya. Ini disebabkan oleh sedikitnya bukti yang tersisa dari kejadian masa lalu, atau memang karena kejadian tersebut tidak diketahuinya sama sekali.Para ulama ahli ijtihad memiliki kemampuan untuk mencocokkan tanda-tanda hari kiamat dengan realita yang ada, sebagaimana berijtihadnya Umar ra, dengan mengatakan bahwa Ibnu Shayyad itu dajjal, pendapat ini Umar ungkapkan pada saat Nabi s.a.w masih hidup, dan beliaupun tidak mengingkarinya.Akan tetapi, apabila ijtihad seperti ini akan menyebabkan terpecah belahnya barisan kaum muslimin, atau dapat menyebabkan pertentangan dengan beberapa permasalahan agama yang memiliki dalil, maka dalam keadaan seperti ini ijtihad tidak diperbolehkan kecuali jika dibarengi dengan bukti yang nyata. Terlebih lagi jika dapat menyebabkan pertikaian, fitnah, dihalalkannya kehormatan atau menjadi pemecah belah umat, maka ijtihad tidak diperbolehkan kecuali dengan adanya dalil khusus dari Al-Qur'an.Sebagian dari mereka yang meneliti hadits-hadits tentang tanda-tanda hari kiamat ada yang disibukkan oleh penelitian sejarah, baik tentang masa lalu ataupun yang terjadi pada masanya, kemudian menyibukkan diri dengan mencocokkan hadits-hadits tersebut dengan kejadian-kejadian yang terjadi, baik hadits tentang tanda kiamat ataupun yang berhubungan dengan apa yang akan terjadi pada masa mendatang.Contoh: ketika membaca hadits: "Pada suatu waktu, tidak akan didatangkan kepada penduduk Irak qafiz[footnoteRef:16] dan tidak pula dirham.."[footnoteRef:17], maka diapun menafsirkan: ini adalah salah satu dari tanda-tanda hari kiamat yang telah terjadi pada tahun 1410 H 1990 M, yaitu pada saat Irak diboikot perekonomiannya oleh Amerika. [16: Qafiz: salah satu jenis timbangan, dahulu penduduk Irak menggunakannya, sebagaimana pada hari ini kita menggunakan: kilogram, liter dll.] [17: Abu Nadhrah berkata: ketika kami berada bersama Jabir ibn Abdullah, beliau berkata: "Pada suatu waktu, tidak akan didatangkan kepada penduduk Irak qafiz dan tidak pula dirham" kami bertanya: siapakah yang berbuat demikian? Beliau menjawab: "Perbuatan orang asing, mereka akan memboikotnya" kemudian beliau melanjutkan: "Pada suatu waktu, penduduk Syam tidak akan mendapatkan dinar dan tidak pula pisau" kami bertanya: siapakah yang berbuat demikian? Jabir menjawab: "perbuatan orang-orang Romawi" HR. Muslim]

Walaupun ungkapan ini memiliki kemungkinan untuk benar, namun cara yang ditempuh untuk mencocokkan hadits dengan kenyataan yang ada, masih diliputi oleh keterbatasan dan kemungkinan untuk salah, terlebih lagi kalau dipastikan bahwa kejadian tersebut merupakan tanda hari kiamat.Kejadian yang lebih parah adalah apa yang diungkapkan oleh beberapa ulama tentang umur dunia ini, sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa umurnya 900 tahun, sebagian yang lain mengatakan 1000 tahun. Pendapat inipun mereka sandarkan kepada beberapa hadits Nabi s.a.w. Di antara mereka yang mahsyur membahas pembahasan ini adalah Imam as-Suyuthi, as-Sakhawi dan lainnya.Dengan demikian.. pemastian bahwa suatu tanda kiamat telah terjadi pada tahun ini dan itu secara yakin dan pasti, merupakan perkara yang tidak boleh diungkapkan kecuali jika dibarengi dengan adanya bukti-bukti syar'i yang nyata. Sebagaimana pendapat beberapa orang yang mengungkapkan tentang jati diri imam Mahdi, lalu mengatakan dengan pasti bahwa fulanlah imam Mahdi. Sehingga ungkapan ini menyebabkan berbagai macam fitnah, pertumpahan darah, bahkan sampai terjadi pemberontakan terhadap pemerintahan.Beberapa contoh tulisan:Ungkapan penulis buku (Asrar as-Sa'ah): sesungguhnya dajjal diberi kekuasan di Iran sebelum turunnya imam Mahdi. Kemudian dia menjelaskan bahwa orang yang dimaksud adalah Muhammad Khatami, yang memiliki julukan (Ayatullah Ghorbatchev)[footnoteRef:18]. [18: Buku (Asraru as-Sa'ah) karya Fahad as-Salim.]

Penulis lain dalam bukunya (al-Masih ad-Dajjal) memastikan bahwa imam Mahdi yang ditunggu adalah: Saddam Husein, pemimpin Irak yang lalu[footnoteRef:19]. [19: Saddam Husein telah dibunuh pada tahun 1427 H 2007 M, pada tanggal sepuluh Dzulhijjah. Penulis buku (al-Masih ad-Dajjal) adalah Said Ayub.]

Amin Muhammad Jamal dalam bukunya (Armagedon) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan as-Sufyani dalam beberapa hadits Nabi adalah Saddam Husein.Dalam buku (Asyratus Sa'ah wa Hujum al-Gharb), penulis mengungkapkan bahwa as-Sufyani adalah Raja Husein, pemimpin Jordan yang lalu[footnoteRef:20]. [20: Raja Husein dari Jordan meninggal dunia pada tahun 1420 H atau 7/2/1999 M. penulis buku Asyratus Sa'ah wa Hujum al-Gharb adalah Fahad as-Salim.]

Prasangka seperti ini tidak boleh diungkapkan dengan dibarengi penekanan, seolah-olah memang itulah yang dimaksud.Namun, apabila terdapat padanya beberapa bukti nyata yang menguatkan bahwa ciri tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan dalam Hadits, dan kejadiannya pun benar-benar serupa, sehingga tidak menimbulkan keraguan padanya, maka tidak masalah jika ia dicocokkan dengan apa yang ada dalam suatu Hadits. Walaupun masih dimungkinkan bahwa yang dimaksud oleh hadits tersebut adalah kejadian lain yang serupa dengannya, atau kejadian lain yang lebih jelas dan lebih sesuai dengannya.Beberapa contoh dalam permasalahan ini:1. Diriwayatkan dalam shahih Muslim: bahwa Asma binti Abu Bakar r.a, dalam kisah terbunuhnya anaknya yang bernama Abdullah ibn az-Zubair, dia berkata kepada al-Hajjaj ibn Yusuf ats-Tsaqafi yang memimpin pasukan pembunuh ibn az-Zubair: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w telah mengabarkan kepada kami, bahwa di dalam Bani Tsaqif terdapat seorang pendusta dan seorang mubir[footnoteRef:21]. Pendusta yang dimaksud telah kami ketahui, adapun yang dimaksud dengan mubir, tiada lain adalah dirimu". Mendengar ungkapan ini, al-Hajjaj langsung bangkit dan tidak pernah lagi menemui Asma binti Abu Bakar. [21: Mubir: Pembunuh dan penumpah darah, maksudnya adalah banyak membunuh.]

Imam an-Nawawi berkata: ungkapan Asma tentang si pendusta: (kami telah mengetahuinya), yang dimaksud adalah: al-Mukhtar ibn Abi Ubaid ats-Tsaqafi, dia seorang yang banyak dustanya. Di antara kedustaan terburuknya adalah pengakuan dirinya bahwa Jibril pernah mendatanginya.Para ulama telah bersepakat bahwa yang dimaksud dengan pendusta dalam hadits tersebut adalah al-Mukhtar ibn Abi Ubaid, dan yang dimaksud dengan pembunuh adalah al-Hajjaj ibn Yusuf, wallahu a'lam.[footnoteRef:22] [22: Syarh Muslim, karya imam an-Nawawi (8/328)]

2. Hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah r.a: bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga keluar api dari Hijaz, api tersebut akan dapat menerangi onta di kota Bushra[footnoteRef:23]" [23: Suatu kota di Syam, sekarang bernama Hauran.]

Api ini telah terjadi, ia terus menerangi hingga tiga bulan lamanya, bahkan para wanita di Madinah bercanda ria dibawah terangnya sinar api tersebut.Dalam mensifati kejadian ini, berkata Abu Syamah: "Pada malam rabu 3 Jumadil akhir 654 H[footnoteRef:24], terdengar suara dahsyat yang dibarengi oleh gempa yang menggoncangkan bumi, dinding, atap rumah, kayu dan pintu, kejadian ini berlanjut hingga hari jum'at dalam bulan tersebut. Kemudian setelahnya muncullah api yang sangat besar di al-Hurrah dekat kabilah Bani Quraidzah. Kami dapat menyaksikannya dari rumah kami di Madinah. Seolah-olah kami dikelilingi oleh lembah api yang mengalir menuju lembah syadza, api tersebut terus menyala-nyala hingga membumbung tinggi ke langit"[footnoteRef:25] [24: Bertepatan dengan 29 Mei 1256 M.] [25: Lihat buku at-Tadzkirah, karya al-Qurtubhi, hal: 527.]

Imam Nawawi berkata: "Pada zaman kami, telah muncul sebuah api, tepatnya tahun enam ratus limapuluh empat. Api tersebut terlihat sangat besar sekali, di sebelah timur kota Madinah, belakang al-Hurrah. Kejadian ini diriwayatkan secara mutawatir oleh seluruh masyarakat"[footnoteRef:26] [26: Syarah Shahih Muslim, 18/28.]

Al-Hafidz, Ibnu Hajar berkata: "Menurutku, api yang dimaksudkan oleh Hadits Nabi adalah api yang muncul di sekeliling Madinah, sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Qurtubhi dan lainnya"[footnoteRef:27]. [27: Fathul Bari' (20/128).]

3. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah: bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga bermunculan berbagai macam fitnah, kedustaan meningkat, pasar-pasar berdekatan, waktu berdekatan (terasa pendek), dan al-haraj meningkat". Seseorang bertanya: apa yang dimaksud dengan al-haraj? Nabi menjawab: "Pembunuhan"[footnoteRef:28] [28: Maksudnya: Pembunuhan dan pertumpahan darah yang semena-mena semakin meningkat.]

Berkata Syeikh ibn Baz ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari': "Penafsiran paling mendekat tentang kata "berdekatan" dalam hadits adalah apa yang terjadi pada zaman ini dari berdekatannya kota dan daerah, serta singkatnya penempuhan jarak; semua ini disebabkan oleh adanya pesawat terbang, mobil, alat komunikasi dan semisalnya, wallahu a'lam". Kaedah kedua: Terjadinya tanda kiamat bukan merupakan syarat dekatnya kiamat, terkadang ia terjadi jauh sebelumnya.Tanda-tanda kiamat merupakan ciri yang menunjukkan semakin mendekatnya hari kiamat, baik tanda tersebut terjadi setelah dekat darinya, ataupun masih jauh dari kejadiannya.Sebagai contoh adalah sabda Rasulullah s.a.w: "Waktuku diutus dan hari kiamat seperti kedua ini", lalu beliau mendekatkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya.[footnoteRef:29] Hadits ini menunjukkan bahwa diutusnya beliau dan meninggalnya[footnoteRef:30] merupakan salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Walaupun tanda-tanda lain yang terjadi setelahnya lebih dekat masanya dari hari kiamat. [29: HR. Bukhari dan Muslim.] [30: Sebagaimana akan dijelaskan pada tanda nomer 1 dan 2 dari tanda-tanda kecil kiamat.]

Berhubungan dengan waktu terjadinya, tanda-tanda kiamat dapat dibagi menjadi beberapa bagian: Apa yang telah terjadi dengan jelas dan nyata, sebagaimana yang dikabarkan Nabi s.a.w. Seperti tentang diutus dan meninggalnya beliau, munculnya orang-orang yang mengaku Nabi, dan lainnya. Apa yang telah terjadi permulaannya, dan ia terus bertambah jelas. Seperti tentang berdekatannya pasar, menyebarnya tulisan dan meningkatnya pembunuhan[footnoteRef:31]. [31: Tanda-tanda ini akan dijelaskan pada nomer 68, 55 dan 16 dari tanda kiamat kecil.]

Di antaranya adalah apa yang belum terjadi dan pasti terjadi. Seperti munculnya seekor binatang, Dajjal dan lainnya. Kaedah ketiga: Bahayanya pencocokkan yang salah tentang tanda-tanda hari kiamat terhadap realita yang ada:1. Bahwasanya itu merupakan ucapan tanpa ilmu dan tuduhan terhadap perkara ghaib:Apabila anda memastikan bahwa tanda yang disebutkan dalam sebuah hadits telah terjadi pada waktu tertentu, maka hal tersebut memerlukan bukti, pendukung serta pandangan dari syari'at. Sedangkan dalam permasalahan ini semuanya tidak ada, baik bukti maupun pendukungnya dari dalil. Tidak pantas bagi seorang Mukmin, yang diperintahkan untuk berhati-hati dalam permasalahan syari'at, untuk berbicara tentang hal yang berhubungan dengan agama tanpa memiliki ilmu yang mupuni padanya.2. Mengamalkan amalan yang tidak disyari'atkan, atau meninggalkan amalan yang disyari'atkan:Sebagian masyarakat, ada yang membaca buku berhubungan dengan keluarnya Imam Mahdi, dimana dalam buku tersebut penulis memastikan bahwa Imam Mahdi adalah Fulan; maka sebagian dari pembaca ada yang menunggu Imam Mahdi tersebut, sehingga mengatur kehidupan dia untuk menyambutnya; di antara mereka ada yang membeli kuda dan pedang, sebagai persiapan untuk menghadapi peperangan menghadapi orang kafir pada tahun-tahun mendatang.Di antara mereka ada yang menunda pernikahan dan pembangunan rumah; karena merasa telah dekatnya waktu muncul Dajjal, dan lain sebagainya dari kejadian yang ada. 3. Berdampak kerusakan yang besar, seperti didustakannya Allah dan Rasul s.a.w:Seperti jika dipastikan bahwa yang dimaksud dengan Imam Mahdi adalah Fulan, namun kemudian terbukti bahwa Fulan tersebut bukanlah Imam Mahdi. Kejadian ini bisa berdampak pendustaan sebagian orang terhadap hadits-hadits yang berhubungan dengan Imam Mahdi. Ini terjadi karena adanya pemastian terhadap tanda ini, ataupun terhadap tanda-tanda yang lainnya, tanpa didasari oleh ilmu yang benar ketika mencocokkannya terhadap realita yang ada.

Makna Asyratus Sa'ah Al-asyrat:Bentuk jama' dari kata syarata, artinya adalah alamat (tanda), jadi yang dimaksud oleh asy-ratus sa'ah adalah tanda-tanda dan penyebab-penyebabnya, dan ia adalah tanda-tanda yang setelahnya akan terjadi kiamat[footnoteRef:32]. [32: Lihat kamus as-shihah karya al-Jauhari (3/136), juga kitab gharibul hadits karya Ibnu al-Atsir (2/460).]

As-sa'ah:Waktu terjadinya kiamat, dinamakan sa'ah (saat): karena ia mengejutkan umat manusia pada suatu waktu, yang kemudian menyebabkan matinya seluruh makhluk dengan satu teriakan[footnoteRef:33]. [33: Lihat Gharibul hadits karya Ibnu al-Atsir (2/460).]

Pembagian tanda-tanda kiamat:Tanda dan ciri-ciri hari kiamat terbagi menjadi dua bagian:- Pertama: Tanda-tanda kiamat sughra (kecil), ia terbagi menjadi dua macam:1. Tanda-tanda jauh:Ia adalah tanda yang telah terjadi dan telah berlalu, yang termasuk dari tanda sughra. Dinamakan demikian karena telah terjadi jauh sebelum hari kiamat. Seperti, diutusnya Nabi s.a.w, terbelahnya bulan dan munculnya api yang sangat besar di Madinah[footnoteRef:34]. [34: Tanda-tanda ini akan dibahas pada no (1),(3) dan (13).]

2. Tanda-tanda sedang:Ia adalah tanda yang telah terjadi namun belum berlalu, bahkan semakin meningkat dan bertambah. Tanda seperti ini banyak sekali macamnya, dan masih tergolong tanda-tanda sughra juga, sebagaimana yang akan dibahas nanti. Di antaranya: Budak yang melahirkan tuannya, para penggembala kambing berlomba meninggikan bangunan dan akan munculnya tigapuluh orang dajjal yang mengaku dirinya Nabi[footnoteRef:35]. [35: Tanda-tanda ini akan dibahas pada no (19), (21) dan (11).]

Kedua: Tanda-tanda kiamat kubra (besar):Apabila tanda-tanda ini telah terjadi, maka ia akan diikuti oleh hari kiamat. Ia berjumlah sepuluh dan belum ada yang terjadi sedikitpun.Berkata Hudzaifah: (Ketika kami sedang berbincang, tiba-tiba Nabi menengok kepada kami dan bertanya: "Apa yang sedang kalian perbincangkan?" mereka menjawab: kami sedang memperbincangkan tentang hari kiamat. Maka bersabdalah beliau: "Sesungguhnya ia tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda: beliau menyebutkan:1- Asap2- Dajjal3- Binatang4- Terbitnya matahari dari barat5- Turunnya Isa ibn Maryam a.s6- Ya'juj dan Ma'jujTiga tempat terperosoknya bumi7- Satu di timur8- Satu di barat9- Dan satu di Jazirah Arab,10- Terakhir adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring umat manusia menuju tempat berkumpulnya"[footnoteRef:36]. [36: HR. Muslim dari sahabat Hudzaifah ibn Usaid. Lihat tanda-tanda ini pada bagian kedua dari buku ini (Tanda-tanda kiamat besar).]

Dalam hadits-hadits yang lain disebutkan tentang Imam Mahdi, penghancuran Ka'bah serta diangkatnya Al-Qur'an dari muka bumi, sebagaimana yang akan disebutkan hadits-haditsnya.

Tanda-Tanda kiamat SughraBagian Pertama: Tanda-Tanda Yang Telah TerjadiDiutusnya Nabi kita Muhammad s.a.wWafatnya Nabi Muhammad s.a.wTerbelahnya bulanMeninggalnya para sahabat NabiDibuka (dibebaskannya) Baitul MaqdisDua kematian yang mirip seperti qu'as kambingBanyak bermunculan dan beragamnya fitnahBermunculannya televisi satelitPengabaran Nabi tentang terjadinya perang ShiffinMunculnya KhawarijBermunculannya para pengaku Nabi, yaitu para dajjal dan para pendustaMenyebarnya keamanan dan kelapanganMunculnya api di HijazPertempuran suku at-TurkMunculnya orang-orang zalim yang memukuli masyarakat dengan pecutBanyaknya al-harj (pembunuhan)Hilangnya amanat dan diangkatnya ia dari hati manusiaMengikuti perilaku para umat terdahuluBudak melahirkan tuannyaMunculnya wanita-wanita yang berpakaian namun sesungguhnya telanjangBerlombanya orang yang tidak beralas kaki, telanjang, penggembala kambing dalam meninggikan bangunanMengucapkan salam hanya kepada orang tertentuMaraknya perniagaanKeikut sertaan isteri bersama suaminya dalam berniagaMonopoli pasar oleh sebagian pedagangPersaksian palsuPenyembunyian persaksian yang benarMenyebarnya kebodohanBanyaknya kekikiran dan kepelitanPemutusan tali silaturahmiBuruknya kehidupan bertetanggaMunculnya Sifat Al-FuhsyDikatakan hianat seorang yang jujur dan dipercayainya orang yang hianatBinasanya orang terpandang dan tampilnya orang rendahanTidak adanya keperdulian dalam menghasilkan harta, apa itu dari yang halal ataukah dari yang haramHarta rampasan perang dijadikan rebutanPenghianatan terhadap amanah yang dititipkanTidak sucinya jiwa manusia ketika menunaikan zakat mereka (zakat dirasakan sebagai beban)Mempelajari ilmu tidak karena AllahTa'at kepada istri sambil durhaka terhadap ibuRendah hati kepada teman dan membangkang terhadap ayahMeninggikan suara didalam MasjidBerkuasanya orang-orang fasik pada kabilah merekaYang menjadi pemimpin kaum adalah dia yang paling hina diantara merekaMemuliakan seseorang karena takut akan kezhalimannyaPenghalalan zinaPenghalalan sutera bagi laki-lakiPenghalalan khomerPenghalalan alat musikManusia mengharapkan kematian dirinyaTibanya suatu waktu yang mana pada waktu pagi seseorang masih dalam keadaan beriman, namun sore harinya telah menjadi kafirDihiasinya Masjid dan bermegah-megahan dengannyaDihiasi dan diperindahnya rumahBanyaknya petir menjelang hari kiamatBanyaknya dan menyebarnya karya tulisMencari rejeki dengan lisan, dan berbangga diri dengan kepintaran berorasiMenyebarnya buku-buku selain Al-Qur'anBanyaknya pembaca pada suatu zaman, yang dibarengi oleh sedikitnya ulama dan ahli fiqihMenimba ilmu dari orang-orang kecilKematian mendadakPengangkatan orang dungu menjadi pemimpinBerdekatannya zamanBerbicaranya ar-ruwaibidhahKetika orang paling berbahagia di dunia ini adalah Luka' ibn Luka'Masjid dijadikan sebagai tempat lalu lalangTingginya mahar, kemudian dimurahkanMahalnya harga kuda, kemudian dimurahkanBerdekatannya pasarBersatunya seluruh umat dalam menghadapi umat IslamSaling mendorongnya manusia untuk menjadi imam dalam shalatKebenaran mimpi seorang mukminBanyaknya kedustaanTerjadinya saling mengingkari diantara manusiaMembanyaknya gempa bumiMembanyaknya jumlah wanitaSedikitnya laki-lakiTampaknya kemungkaran dan tidak sembunyi-sembunyi dalam melakukannyaMengambil upah dari Al-Qur'anPada akhir zaman banyak orang gemukMunculnya kaum yang mau bersaksi namun tidak dipercayaMunculnya kaum yang bernadzar namun tidak dilaksanakanBahwa yang kuat memakan yang lemahMeninggalkan berhukum dengan apa yang Allah turunkanBanyaknya jumlah orang-orang Roma dan sedikitnya bangsa Arab.Bagian Kedua: Tanda-Tanda Yang Belum TerjadiMelimpah dan banyaknya hartaBumi mengeluarkan harta terpendamnyaMunculnya pengutukan manusiaTerperosoknya bumiTerjadinya hujan batuHujan yang menyebabkan rumah tidak dapat menahannyaTurun hujan dari langit, namun tidak menumbuhkan tumbuhan sedikitpunTerjadinya fitnah yang menyebabkan bangsa Arab binasaBerbicaranya tumbuhan untuk menolong kaum musliminBerbicaranya batu untuk menolong kaum musliminKaum muslimin memerangi bangsa YahudiDitemukan Gunung Emas pada sungai efaratDatangnya masa yang seseorang diperintah untuk memilih antara mengaku lemah atau melakukan kejahatanKembalinya jazirah Arab menjadi subur dan dialiri sungaiMunculnya fitnah al-ahlas (mengiringi kehidupan manusia)Munculnya fitnah yang berupa kebahagian duniaMunculnya fitnah ad-duhaima (mengenai seluruh orang)Datangnya suatu masa yang satu kali sujud menyerupai dunia dan seisinyaBesarnya bentuk hilal dari awal bulanDatangnya suatu masa yang tidak ada seorangpun kecuali akan tinggal di SyamPertempuran besar antara kaum muslimin dengan bangsa RomaDibukanya (dibebaskannya) Kostantinopel (pembebasan lain setelah pembebasan oleh Muhammad al-Fatih)Harta waris tidak dibagikanManusia tidak merasa senang ketika menerima harta rampasan perangKembalinya umat manusia kepada persenjataan dan tunggangan umat terdahuluDimakmurkannya baitul maqdisRusak dan kosongnya kota Madinah dari penduduk dan pengunjungPembersihan Madinah dari kejelekannya, sebagaimana api menghilangkan keburukan pada besiGunung-gunung sirna dari tempatnyaMunculnya seseorang dari bani Qahthan yang dita'ati oleh seluruh orangMunculnya seseorang yang dipanggil dengan nama al-JahjahBinatang buas dan benda padat dapat berbicaraBerbicaranya ujung cambukBerbicaranya tali sandalSeseorang mengabarkan tentang keadaan keluarganyaTidak akan terjadi kiamat sebelum memudarnya IslamDiangkatnya Al-Qur'an dari Mushaf dan dari hati manusiaSebuah pasukan memerangi Ka'bah yang kemudian ditenggelamkan kedalam bumi dari awal sampai ujungnyaMeninggalkan Haji ke MakkahKembalinya sebagian dari kabilah Arab untuk menyembah berhalaMusnahnya kabilah QuraisyPenghancuran Ka'bah melalui tangan seseorang dari HabasyahDiutusnya angin lembut untuk membinasakan roh kaum mukmininMenjamurnya bangunan bertingkat di MakkahUmat akhir zaman melaknat umat-umat terdahuluTunggangan Baru MobilMunculnya imam Mahdi

Tanda-Tanda Kiamat SughraTelah dibahas sebelumnya bahwa tanda-tanda kiamat ada yang kubra dan sughra. Perbedaan diantara keduanya, bahwa kubra dalam jangka yang dekat akan diikuti oleh terjadinya kiamat dan pengaruhnya sangat besar sekali, sehingga dapat dirasakan oleh banyak orang. Sedangkan sughra, terkadang terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang sebelum kiamat, terjadi pada suatu daerah dan tidak terjadi pada daerah lainnya, sehingga ia dirasakan oleh suatu kaum dan tidak menimpa kaum lainnya.Disini kita akan memulai dengan menjelaskan tanda-tanda sughra, dengan dilandasi oleh ayat-ayat dan hadits-hadits shahih yang berhubungan dengannya.1- Diutusnya Nabi kita Muhammad s.a.wNabi s.a.w telah mengabarkan kepada kita bahwa diutusnya beliau merupakan suatu dalil dan tanda akan dekatnya hari kiamat, dan bahwasanya ia merupakan tanda pertama darinya.Sahal ibn Sa'ad r.a berkata: saya melihat Rasulullah s.a.w memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya sambil berkata: "Diutusnya aku dengan kiamat seperti kedua ini"[footnoteRef:37] serta sabda beliau: "Aku diutus pada permulaan kiamat"[footnoteRef:38] [37: HR. Bukhori, dan Muslim meriwayatkan dari sahabat Anas.] [38: HR. al-Hakim dalam al-kuna, al-Albani berkata "shahih", sebagaimana dalam as-silsilah as-shahihah (hadits no. 808).]

Al-Qurtubhi berkata: yang pertama adalah Nabi s.a.w, karena beliau adalah Nabi akhir zaman. Nabi telah diutus, sedangkan antara beliau dengan hari kiamat tidak terdapat Nabi[footnoteRef:39]. [39: Lihat kitab at-tadzkirah karangan al-Qurtubhi (1/710).]

2- Wafatnya Nabi Muhammad s.a.wKedukaan akan wafatnya beliau s.a.w termasuk permulaan dari tanda dekatnya kiamat, Auf ibn Malik berkata: saya mendatangi Nabi s.a.w pada perang Tabuk, ketika itu beliau sedang berada pada tenda udum[footnoteRef:40], lalu beliau bersabda: "Hitunglah enam perkara yang akan terjadi pada saat mendekati kiamat: wafatku, dibukanya Baitul Maqdis, dua kematian yang akan menimpa kalian seperti qu'asil ghanam[footnoteRef:41], melimpahnya harta, sehingga tatkala seseorang diberi seratus dinar dia akan tetap marah yaitu karena banyaknya harta sampai-sampai seseorang tidak merasa bahagia kecuali jika diberi uang sampai beribu-ribu dinar-, lalu suatu fitnah yang tidak ada satupun dari rumah bangsa Arab kecuali akan dimasukinya, kemudian perjanjian antara kalian dengan bangsa kuning[footnoteRef:42], namun mereka menghianatinya dan menyerang kalian dibawah delapan puluh bendera, dibawah setiap bendera terdapat duabelas ribu orang"[footnoteRef:43][footnoteRef:44](8). [40: Tenda yang terbuat dari kulit.] [41: Sejenis penyakit yang menimpa binatang ternak, ia mengalir dari hidung lalu binatang tersebut mati secara mendadak] [42: Bangsa kuning: Roma, pada hari ini adalah Eropa dan Amerika.] [43: HR. Bukhari] [44: (8) akan sampai pembahasannya secara terperinci]

Wafatnya beliau s.a.w merupakan musibah terbesar yang menimpa kaum muslimin, pada saat tersebut kota Madinah menjadi gelap dalam pandangan para sahabat r.a.Dengan wafatnya beliau, maka terputuslah wahyu dari langit, dan juga merupakan awal dari terjadinya berbagai macam fitnah, serta menjadi murtadnya sebagian dari bangsa Arab3- Terbelahnya bulanFirman Allah:"Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan (1) Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang terus menerus" [QS. Al-Qomar: 1-2]Al-hafidz Ibnu Katsir berkata: "Perkara ini telah terjadi pada zaman Rasulullah s.a.w, sebagaimana yang tertera dalam hadits-hadits mutawatir dan dengan sanad yang shahih. Ini termasuk dari permasalahan yang disepakati oleh para ulama, bahwasanya terbelahnya bulan telah terjadi pada zaman Nabi s.a.w, dan ia merupakan salah satu mukjizat yang nyata"[footnoteRef:45]. [45: Lihat tafsir Ibnu Katsir (7/472)]

Anas r.a berkata: "Bahwasanya penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah s.a.w untuk menunjukkan kepada mereka suatu tanda (kenabian), maka beliaupun menunjukkan kepada mereka terbelahnya bulan"[footnoteRef:46]. [46: HR. Bukhari dan Muslim]

Abdullah ibn Mas'ud berkata: "Tatkala kami sedang berada bersama Rasulullah s.a.w di Mina, terbelahlah bulan menjadi dua bagian, satu bagian berada di balik gunung dan satunya di depan gunung, lalu beliau berkata kepada kami: "Saksikanlah ini oleh kalian"[footnoteRef:47]. [47: HR. Bukhari dan Muslim]

Berkata Ibnu Abbas: orang-orang musyrik berkumpul dan berkata kepada Rasulullah s.a.w: apabila kamu benar seorang Nabi, belahlah untuk kami bulan menjadi dua bagian, satu bagian berada di atas gunung Abi Qubais dan sebagian lain berada di atas Quaikian. Ketika itu bertepatan dengan hari bulan purnama, maka Rasulullah s.a.w berdo'a kepada Allah agar dapat mengabulkan apa yang mereka minta. Pada saat itu terbelahlah bulan menjadi dua bagian, satu bagian berada di atas gunung Abi Qubais dan sebagian lain berada di atas Quaikian, lalu Rasulullah berkata: "Saksikanlah oleh kalian"[footnoteRef:48] [48: HR. Abu Nu'aim dalam "ad-Dalail an-Nubuwwah". Dalam sanad hadits ini terdapat Musa ibn Abdurrahman, dia seorang pendusta, namun hadits ini memeiliki beberapa penguat. Saya bawakan riwayat ini sebagai penunjang atas apa yang disebutkan oleh para ulama.]

4- Meninggalnya para sahabat Nabi s.a.wSahabat Rasulullah s.a.w adalah manusia-manusia terbaik setelah beliau, dalam hadits yang diriwayatkan Abu Musa r.a: bersabda Rasulullah s.a.w: "Bintang merupakan penjaga bagi langit, apabila bintang-bintang telah tiada, maka akan datanglah apa yang dijanjikan dengannya (kehancuran). Aku merupakan penjaga bagi para sahabatku, apabila aku telah tiada, maka akan datang kepada mereka apa yang telah dijanjikan (terjadinya berbagai fitnah). Para sahabatku merupakan penjaga bagi umat ini, apabila mereka telah tiapa, maka akan menimpalah apa yang telah dijanjikan kepada mereka"[footnoteRef:49]. [49: HR. Muslim]

Kandungan hadits di atas: Nabi s.a.w menyamakan antara kepergian para sahabat beliau dengan dua tanda kiamat: sirnanya bintang dan turunnya awan, serta wafatnya Rasul s.a.w. Hadits shahih lainnya menjelaskan bahwa orang-orang shalih akan meninggal satu demi satu, sehingga kiamat hanya akan menimpa orang-orang terburuk dari umat ini.5- Dibuka (dibebaskannya) Baitul MaqdisKetika Nabi s.a.w diutus, Baitul Maqdis berada di bawah kekuasaan orang-orang Nasrani Roma, tatkala itu Roma adalah sebuah Negara kuat dan mapan. Beliau memberi kabar gembira bahwa Baitul Maqdis akan dapat dikuasai, dan ia termasuk salah satu tanda kiamat, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Auf ibn Malik: bahwasanya Nabi s.a.w bersabda: "Hitunglah enam perkara yang akan terjadi sebelum hari kiamat.." diantaranya adalah: "Dibebaskannya Baitul Maqdis"[footnoteRef:50] [50: HR. Bukhari]

Baitul Maqdis telah berhasil dikuasai pada masa Holifah Umar ibn al-Khattab r.a tahun (16 H 637 M), dan ia telah dibersihkan dari kekufuran serta dibangun padanya Masjid.Baitul Maqdis telah dua kali dibebaskan, pertama pada masa Umar ibn al-Khattab dan sekali lagi pada masa pemerintahan al-Ayyubiyyah melalui Shalahuddin al-Ayyubi tahun (583 H 1187 M).Insya Allah Baitul Maqdis akan kembali dibebaskan oleh kaum muslimin, bahkan pepohonan dan bebatuanpun akan berkata: wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini dibelakangku ada Yahudi, kemari dan bunuhlah dia.[footnoteRef:51] [51: HR. Muslim]

Akan sampai nanti pada pembahasan tentang beberapa pertempuran yang berhubungan dengan Baitul Maqdis, serta serangan kaum Muslimin terhadap Yahudi[footnoteRef:52]. [52: Lihat tanda nomer (95) dari tanda-tanda sughra.]

6- Dua kematian yang mirip seperti qu'as kambingIni termasuk dari tanda-tanda hari kiamat, dua kematian adalah lafadz mubalaghah dari kata kematian, maksudnya akan terjadi kematian yang banyak sekali, ia mirip seperti wabah yang menyebabkan kematian manusia, satu kelompok satu kelompok.Ada yang mengatakan bahwa ini adalah apa yang telah terjadi pada penyakit tha'un 'amwas. Tha'un adalah: borok atau memar yang tampak pada tubuh dan dibarengi oleh rasa sakit yang sangat, ia termasuk dari penyakit berbahaya dan sangat menular.'Amwas: adalah nama sebuah desa di Palestina, dekat dengan Baitul Maqdis[footnoteRef:53]. [53: Lihat mu'jam al-buldan (4/177).]

Auf ibn Malik berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: "Hitunglah enam perkara yang akan terjadi sebelum hari kiamat" diantaranya: "Dua kematian yang menimpa kalian seperti qu'as kambing"[footnoteRef:54]. [54: HR. Bukhari]

Penyakit ini telah terjadi pada masa kepemimpinan Umar ibn al-Khattab r.a, setelah dibebaskannya Baitul Maqdis tahun (16 H). Penyakit ini mulai terjangkit pada tahun (18 H) di Syam, sekian banyak orang yang meninggal diakibatkan oleh penyakit ini, hingga mencapai duapuluh lima ribu Muslim.Penyakit ini menjadi penyebab pula meninggalnya sekian banyak sahabat Nabi s.a.w, diantaranya: Muadz ibn Jabal, Abu Ubaidah, Syarahbil ibn Hasnah, al-Fadhl ibn al-Abbas ibn Abdul Muthalib dan lainnya, semoga ridho Allah tercurah kepada mereka seluruhnya.Qu'as kambing adalah sebuah penyakit yang menyerang binatang ternak, ia merupakan sesuatu yang mengalir dari hidung, kemudian menyebabkan kematian mendadak. Nabi s.a.w menyerupakan dua kematian ini dengan qu'as kambing, karena tha'un (lepra) berbentuk luka pada tubuh yang mengalirkan sesuatu, kemudian dia yang terjangkit olehnya akan meninggal dunia.7- Banyak bermunculan dan beragamnya fitnahIni termasuk dari tanda kiamat yang mulai terlihat semakin nyata pada zaman kita sekarang ini, sehingga menjadikan seseorang dikelilingi oleh berbagai macam fitnah: Fitnah pandangan terhadap perkara yang diharamkan, mulai dari apa yang ditampilkan oleh berbagai jenis saluran televisi, majalah, internet, hingga apa yang beredar pada masyarakat dari potongan-potongan film yang diharamkan melalui handphone serta lainnya. Seluruh fitnah ini, barang siapa yang meninggalkan dan terbebas darinya dikarenakan oleh rasa takut kepada Allah dan juga sebagai bentuk pengagungan terhadap-Nya, niscaya Allah akan mewariskan keimanan kepadanya, sehingga dia dapat merasakan manisnya iman di dalam hati. Fitnah harta haram, seperti harta riba, sogokan, serta hasil dari penjualan barang-barang yang diharamkan, minuman keras, pakaian yang diharamkan dan lain sebagainya.Orang yang memakan harta haram tidak akan Allah kabulkan doanya, bahkan mendapat ancaman yang berupa siksaan. Fitnah pakaian yang diharamkan, baik itu bagi pria ataupun wanita. Banyak terjerumusnya umat manusia kedalam fitnah, sehingga menjadikan seorang bertakwa yang bersih menjadi seorang asing ditengah-tengah mereka.Kata fitnah, memiliki arti ujian dan cobaan, yang dipergunakan pada hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.Nabi s.a.w telah mengabarkan akan adanya berbagai macam fitnah besar yang membuat bingung kaum muslimin, sehingga setiap muncul suatu fitnah, seorang mukmin akan berkata: inilah yang akan membinasakanku, namun kemudian ia berlalu dan muncul lagi fitnah lainnya.Dari Abu Hurairah r.a: bahwa Nabi s.a.w bersabda: Segeralah beramal sebelum bermunculannya berbagai fitnah yang menyerupai potongan kegelapan malam, sehingga menjadikan seseorang dalam keadaan beriman pada pagi hari dan menjadi seorang yang kafir pada sorenya, atau sore dalam keadaan beriman dan besok paginya telah menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan sesuatu dari harta dunia[footnoteRef:55] [55: HR. Muslim.]

Makna hadits:Hadits ini memberi anjuran agar bersegera mengamalkan amal-amal saleh, sebelum datangnya halangan serta adanya kesibukan lain yang memalingkan dirinya, yaitu dari berbagai macam fitnah yang menyibukkan, semakin banyak dan semakin menumpuk, sebagaimana bertumpuknya kepekatan gelap malam yang tidak berbulan.Beliau s.a.w menjelaskan salah satu dari fitnah yang besar tersebut, yaitu: seseorang berada pada sore hari dalam keadaan mukmin, kemudian keesokan paginya menjadi kafir, ataupun juga kebalikannya. Ini disebabkan oleh besarnya fitnah-fitnah tersebut, sehingga menjadikan seseorang dapat berubah sedemikian rupa dalam satu hari yang sama.8- Bermunculannya televisi satelitPada hari ini, luar angkasa telah dipenuhi sedikitnya oleh tigabelas ribu satelit yang dipenuhi oleh berbagai macam fitnah dan ujian. Pada hadits sebelumnya telah dijelaskan tentang akan terjadinya fitnah secara umum: "Segeralah beramal sebelum bermunculannya berbagai fitnah yang menyerupai potongan kegelapan malam ".Adapula riwayat yang memberi isyarat akan terjadinya fitnah dan keburukan satelit ruang angkasa, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dalam kitabnya al-Mushannaf, dengan sanad shahih dari Hudzaifah ibn al-Yaman r.a, dia berkata: "Sungguh, kalian akan ditimpa oleh kejelekan yang turun dari langit, bahkan ia akan menimpa juga al-fayafi", seseorang bertanya: wahai Abu Abdullah, apa yang dimaksud dengan al-fayafi? Beliau menjawab: "bumi yang gersang (padang pasir)".Bangsa Arab, memutlakkan kata "langit" bagi segala sesuatu yang berada di atas manusia.Dalam kamus "Lisanul Arab" disebutkan: langit, artinya: segala sesuatu yang lebih tinggi darimu dan juga menaungimu.Pada hari ini, televisi di perumahan dapat menerima apa yang dihujankan oleh satelit ruang angkasa dari berbagai macam fitnah dan ujian, bahkan sampai dengan tenda-tenda di tengah padang pasir pun tidak luput dari fitnah-fitnah tersebut.9- Pengabaran Nabi s.a.w tentang terjadinya perang ShiffinDiantara tanda-tanda hari kiamat adalah pengabaran Nabi s.a.w tentang akan terjadinya beberapa pertempuran dan peperangan, baik itu yang akan terjadi antara kaum muslimin melawan pasukan kafir, atau yang akan terjadi diantara kaum muslimin sendiri, diantaranya adalah perang Shiffin. Shiffin adalah pertempuran yang terjadi antara pasukan Ali melawan pasukan Muawiyah setelah terbunuhnya Utsman ibn Affan r.a, pada tahun (36 H), dan ini termasuk dari tanda-tanda hari kiamat.Abu Hurairah berkata: bahwasanya Nabi s.a.w bersabda: Tidak akan terjadi kiamat hingga terjadi pertempuran antara dua kelompok besar, keduanya bertempur dengan dahsyat, padahal tujuan dari keduanya adalah satu[footnoteRef:56] [56: HR. Bukhori dan Muslim]

Kedudukan ahlu sunnah terhadap fitnah yang terjadi dengan sahabat Nabi

PeringatanPara sahabat r.a adalah manusia, mereka bukanlah Nabi, sehingga akan terjadi pada diri sahabat sebagaimana yang terjadi pada manusia lainnya, mulai dari ijtihad, perselisihan, bahkan juga .. peperangan .. ahlu sunnah telah bersepakat bahwa mereka adalah manusia paling berbakti, paling baik dan paling dekat dengan petunjuk Nabi s.a.w. Kita berkewajiban untuk menutup dan menahan diri atas apa yang terjadi dari pertikaian yang ada diantara mereka, berdiam diri atas perbedaan pendapat yang terjadi diantara mereka, juga tidak mencari dan mencela tentang perselisihan mereka, ataupun juga sampai menyebarkannya kepada kalangan awam. Karena yang demikian itu dapat menimbulkan bekas yang buruk dalam menyulut fitnah dan menyesakkan hati mereka, bahkan dapat menyebabkab buruk sangka terhadapnya.Yang ditempuh oleh firqah najiyah atau ahlu sunnah wal jamaah adalah menahan diri atas apa yang terjadi diantara mereka.

10- Munculnya KhawarijTermasuk tanda hari kiamat adalah bermunculannya sebagian kelompok yang menyelisihi manhaj Nabi s.a.w dan manhaj para sahabatnya yang mulia, diantaranya adalah khawarij. Mereka adalah kelompok masa yang dahulunya termasuk dari pendukung Ali ibn Abi Thalib r.a, mereka bertempur bersamanya. Namun kemudian menyimpang dari ketaatan terhadapnya, setelah adanya perdamaian antara beliau dengan Muawiyah, lalu mereka memisahkan diri ke sebuah desa dekat Kufah yang bernama Harura.Diantara keyakinan yang mereka anut:1- Pengkafiran terhadap pelaku dosa-dosa besar (seperti: zina, minum khamer dll) dan bahwa pelakunya kekal dalam neraka. Padahal yang benar, bahwa pelaku dosa besar tidak boleh dikafirkan, akan tetapi hanyalah seorang pelaku maksiat dan menjadi fasik karena perbuatannya, dia harus bertaubat dan membebaskan dirinya dari perbuatan maksiat.2- Mengkafirkan Ali dan Muawiyah, serta sejumlah sahabat Nabi yang menyetujui perdamaian.3- Memboikot pemerintahan fasik, padahal pemerintahan tersebut belum terjerumus kedalam kekafiran.Mereka meninggalkan ilmu, menforsir diri dalam beribadah serta lemah dalam memahami hukum-hukum Al-Quran, diantara mereka adalah: Dzul Khuaisirah yang dikatakan oleh Nabi s.a.w tentangnya: Mereka keluar dari agama ini sebagaimana terlontarnya anak panah dari busurnya[footnoteRef:57] [57: Abu Said al-Khudri berkata: ketika kami sedang berada dekat Rasulullah s.a.w yang sedang membagikan harta, beliau didatangi oleh Dzul Khuaisirah, dia adalah seseorang yang berasal dari Bani Tamim, lalu berkata: wahai Rasulullah, berlaku adillah engkau! Menjawablah s.a.w: Celakalah kamu, siapakah yang akan berlaku adil jika aku tidak berbuat adil? Pasti kamu akan merugi jikalau aku tidak berbuat adilSeketika itu pula Umar langsung berkata: wahai Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal lehernya?Menjawab Nabi s.a.w: Biarkanlah, karena sesungguhnya dia memiliki teman-teman yang salah seorang diantara kalian akan merasa rendah jika shalatnya dibandingkan dengan shalat mereka dan puasanya dengan puasa mereka, mereka membaca Al-Quran namun ia tidak sampai melewati tenggorakannya, mereka keluar dari agama ini sebagaimana bertolaknya anak panah dari busurnya, ketika melihat ujung panah dia tidak melihatnya, kemudian kepada kepalanyapun tidak terlihat sesuatu, lalu melihat kayu panah tersebut namun juga tidak terlihat, kemudian dia mencari bulu dari ujung panahnya, namun juga tidak terlihat, ia telah didahului oleh luka dan darah (yang dimaksud disini: bahwasanya mereka akan keluar dari agama Islam yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak mereka sadari, seperti seorang pemburu yang memanah hewan buruannya, semisal rusa, lalu panah tersebut mengenai dan menembus tubuhnya sampai tembus keluar dari arah yang lain, sehingga dia mengira bahwa bidikannya telah meleset, padahal yang sebenarnya ia telah mengenai sasaran), ciri mereka adalah adanya seorang pria hitam yang salah satu lengan atasnya terdapat sesuatu yang menyerupai tetek wanita, atau seperti sepotong daging yang gemetar dan terus bergerak, mereka akan muncul pada saat terjadi perselisihan HR. Bukhari dan Muslim.]

Abdullah ibn Masud r.a berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: Akan muncul pada akhir zaman suatu kaum yang memiliki umur baru[footnoteRef:58], bodoh dalam berangan-angan[footnoteRef:59], membaca Al-Quran namun ia tidak melewati tenggorokannya[footnoteRef:60], berkata dengan perkataan manusia terbaik[footnoteRef:61], mereka keluar dari agama ini sebagaimana bertolaknya anak panah dari busurnya[footnoteRef:62]. [58: Maksudnya adalah umur mereka masih kecil.] [59: Maksudnya adalah: akal mereka kecil/pendek] [60: Maksudnya: mereka tidak memahaminya dan tidak pula beramal dengan apa yang ada di dalamnya.] [61: Maksudnya: mereka meriwayatkan hadits namun tidak memahami maknanya.] [62: HR. Bukhari dan Muslim.]

Permulaan munculnya khawarijSetelah selesainya perang Shiffin, penduduk Syam beserta penduduk Irak telah bersepakat untuk mengangkat seorang hakim yang akan mendamaikan kedua kelompok tersebut, sedangkan Ali r.a kembali menuju Kufah. Pada saat itu berpisahlah Khawarij yang berjumlah delapan ribu orang, bahkan ada yang berkata bahwa mereka berjumlah enambelas ribu orang, mereka seluruhnya pergi menuju di Harura.Ketika mengetahui keadaan ini, Ali r.a mengutus Ibnu Abbas r.a untuk berdialog bersama mereka[footnoteRef:63], sehingga sebagian dari mereka ada yang bertaubat dan kembali untuk mentaatinya sebagai Holifah Muslimin, sementara itu sebagian lainnya masih tetap pada kesesatannya. Lalu Ali r.a menyeru kepada sebagian lainnya di Masjid Kufah, namun mereka malah menyahuti dari sisi-sisi Masjid bahwasanya tidak ada hukum kecuali hukum Allah. Diantara mereka ada juga yang berkata: engkau telah menyekutukan Allah, mengambil hukum manusia dan tidak menghukumi dengan kitabullah. [63: Kisah dialog Ibnu Abbas bersama Khawarij:Berkata Ibnu Abbas: ketika memisahkan diri, orang-orang Khawarij memasuki suatu tempat, ketika itu mereka berjumlah enam ribu orang, mereka bersepakat untuk membelot dan memerangi Ali ibn Abi Thalib. Pada waktu itu banyak orang yang berdatangan dan berkata: wahai amirul mukminin, sesungguhnya disana terdapat suatu kaum yang membelot dari anda? Namun Ali r.a selalu menjawab: biarkan saja mereka, karena aku tidak akan memeranginya sampai mereka memerangiku, dan itu pasti akan terjadi.Hingga pada suatu hari saya mendatanginya pada waktu shalat dzuhur dan berkata: wahai amirul mukminin, dinginkanlah untuk shalat atau akhirkanlah shalat agar aku dapat menemui dan berbicara dengan kaum tersebut. Namun beliau menjawab: sesungguhnya aku takut akan dirimu. Saya jawab: tidak perlu takut.Saya adalah seorang yang memiliki akhlak baik dan tidak pernah mengganggu siapapun, setelah beliau memberi idzin saya pakai jubah terbaikku yang berasal dari Yaman, merapihkan rambut, lalu menemui mereka pada tengah hari.Saya memasuki suatu kaum yang belum pernah saya lihat suatu kaumpun yang lebih bersungguh-sungguh dari mereka; jidat dipenuhi luka bekas sujud, tangan mereka seolah-olah betis onta, mereka memakai pakaian yang diangkat dengan lipatan, muka mereka pucat disebabkan oleh sedikitnya tidur malam, lalu saya mengucapkan salam. Mereka menjawab: selamat datang untuk Ibnu Abbas, apakah yang menyebabkan anda berkunjung?Saya jawab: saya datang dari kaum Muhajirin, Anshar dan menantu Rasul s.a.w yang kepada merekalah Al-Quran diturunkan, sehingga merekalah yang lebih mengetahui maknanya dari kalian.Sebagian dari mereka ada yang berkata: jangan berdebat dengan orang Quraisy, karena Allah telah berfirman sebenarnya mereka adalah kaum yang suka berdebat QS. Az-Zukhruf: 58, sedangkan dua atau tiga dari mereka berkata: kami harus berbicara dengannya.Maka akupun berkata: hadirkanlah apa yang menyebabkan kalian mendendam terhadap menantu Rasul s.a.w, kaum Muhajirin dan Anshar yang kepada merekalah Al-Quran diturunkan, tidak ada seorangpun dari mereka yang bergabung dengan kalian, padahal merekalah yang lebih mengetahui maknanya.Mereka menjawab: kami memiliki tiga ganjalan. Saya katakan: ajukanlah.Mereka menjawab: yang pertama, sesungguhnya beliau mengangkat seseorang untuk menghukumi dalam urusan yang berhubungan dengan ketetapan Allah, padahal Allah telah berfirman: Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah QS. Al-Anm: 57, maka apalah gunanya keputusan dan hukum manusia setelah firman Allah?Saya katakan: ini yang pertama, lalu apalagi?Jawab mereka: kedua, bahwasanya beliau berperang dan membunuh namun tidak menahan tawanan dan tidak pula mengambil harta rampasan perang. Jika mereka itu orang-orang beriman, kenapa dihalalkan bagi kita untuk memerangi dan diperangi, namun tidak boleh menawannya?Saya katakan: lalu apa yang ketiga?Mereka menjawab: sesungguhnya beliau menghapus dari dirinya kata Amirul Mukminin, padahal jika sesungguhnya beliau tersebut bukanlah Amirul Mukminin maka beliau adalah Amir bagi orang-orang kafir.Saya bertanya kepada mereka: apakah kalian memiliki selain dari ini?Mereka menjawab: bagi kami cukup ini.Saya berkata: adapun perkataan kalian bahwa beliau mengangkat seseorang untuk menghukumi dalam perkara yang berhubungan dengan urusan Allah, maka akan aku bacakan dari Kitabullah apa yang dapat membantahnya, apabila ayat ini dapat membantah pernyataan kalian, akankah kalian menariknya?Mereka menjawab: baiklah.Saya berkata: sesungguhnya Allah telah melimpahkan hukum-Nya kepada seseorang hanya dalam seperempat Dirham, yang merupakan harga seekor kelinci, dalam firman-Nya: janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu [QS. Al-Midah: 95].juga dalam perkara yang berhubungan dengan seorang wanita bersama suaminya: Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan [QS. An-Nis: 35].Demi Allah, aku bertanya kepada kalian: apakah kalian mengetahui, manakah yang lebih baik antara orang yang mendamaikan diantara kaumnya dan untuk menahan agar tidak terjadi pertumpahan darah diantara mereka ataukah dia yang menghukumi pada seekor kelinci dan kehormatan seorang wanita, menurut kalian manakah yang lebih utama? Mereka menjawab: bahkan inilah yang lebih utama.Saya berkata: apakah kalian telah keluar dari permasalahan ini, mereka menjawab: benar.Saya lanjutkan: adapun pernyataan kalian bahwa beliau telah memerangi namun tidak menawan tahanan dan tidak pula mengambil harta rampasan perang, jika dilakukan, apakah kalian akan menawan ibu kalian Aisyah r.a? demi Allah, jika kalian berkata bahwa beliau bukanlah ibu kita, maka kalian telah keluar dari Islam, dan demi Allah, jika kalian mengatakan kita tetap akan menawannya dan menghalalkan darinya sebagaimana halalnya tawanan lain, maka kalianpun telah keluar dari Islam. Jika demikian, sesungguhnya kalian berada diantara dua kesesatan, karena Allah telah berfirman: Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka [QS. Al-Ahzab: 6],Apakah kalian telah selesai dari permasalahan ini? Mereka menjawab: benar.Lalu saya lanjutkan: adapun perkataan kalian bahwa beliau telah menghapus dari dirinya kata Amirul Mukminin, akan aku kemukakan sesuatu yang dapat membuat kalian ridha, sesungguhnya Nabi pada perjanjian Hudaibiyyah mengadakan ishlah bersama orang-orang musyrik dari golongan Abu Sufyan ibn Harb dan Suhail ibn Amr, beliau berkata kepada Ali: tulislah sepucuk surat untuk mereka, maka Ali menuliskan: inilah apa yang disepakati oleh Muhammad Rasulullah. Pada saat itu orang-orang musyrik langsung mencela: demi Allah kami tidak mengakui bahwa kamu adalah Rasulullah (utusan Allah), jika kami ketahui bahwa kamu adalah utusan Allah maka kami tidak akan memerangimu. Lalu berkatalah Rasulullah s.a.w: ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku ini utusan-Mu, hapuslah wahai Ali dan tulislah: ini yang disepakati oleh Muhammad ibn Abdullah. Demi Allah, sungguh Rasulullah s.a.w lebih baik dari Ali, dan beliau telah menghapus kata tersebut dari dirinya.Maka kembalilah duaribu orang dari mereka dan sisanya tetap memboikot, sehingga diperangi HR. Abdur Razak dalam al-Mushannaf dan al-Hakim dalam al-Mustadrak sambil dishahihkan menurut syarat Muslim.]

Ali r.a berkata kepada mereka: kalian memiliki tiga hak dari kami: kami tidak akan melarang kalian dari Masjid, tetap memberikan bagian kalian dari harta rampasan perang dan kamipun tidak akan memulai untuk memerangi selama kalian tidak membuat kerusakan.Kemudian, setelah itu mereka malah berkelompok dan membunuh siapa saja dari kaum muslimin yang melewati mereka, diantaranya adalah Khobbab ibn al-Art dan juga istrinya yang mereka sobek perutnya.Tatkala Ali r.a mengetahuinya, beliau bertanya kepada mereka: siapa yang membunuhnya? Mereka menjawab: kamilah seluruhnya yang membunuhnya. Maka seketika itu pula Ali langsung menyiapkan pasukan untuk memeranginya, hingga terjadi pertempuran di suatu tempat yang bernama an-Nahrawan dan berhasil menggempur mereka dengan keras.11- Bermunculannya para pengaku Nabi, yaitu para dajjal dan pendustaDiantara ciri dan tanda hari kiamat adalah munculnya para dajjal pendusta yang mengaku sebagai Nabi. Mereka menyebar fitnah dengan kebathilan-kebathilan yang mereka anut, Nabi s.a.w sendiri telah mengabarkan kepada kita bahwa jumlah mereka mendekati tigapuluh orang. Tidak akan terjadi hari kiamat hingga muncul para dajjal pendusta yang jumlahnya mendekati tigapuluh orang, seluruhnya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah[footnoteRef:64] [64: HR. Bukhori.]

Tanda ini telah terjadi, dari dahulu sampai sekarang telah muncul sekian banyak dari mereka yang mengaku bahwa ia adalah seorang Nabi, dan tidak menutup kemungkinan akan munculnya dajjal-dajjal lain, hingga akhirnya keluarlah dajjal pendusta yang buta sebelah kita berlindung kepada Allah agar terlindungi dari fitnahnya-. Pada suatu hari Nabi berceramah dan berkata: Demi Allah, sesungguhnya tidak akan terjadi hari kiamat sehingga bermunculan tigapuluh orang pendusta, yang terakhir dari mereka adalah si pendusta yang buta sebelah[footnoteRef:65] [65: HR. Ahmad dengan sanad yang shahih.]

Tsauban r.a berkata: Nabi s.a.w bersabda: Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga: sebagian dari kabilah umatku ada yang bergabung dengan orang-orang musyrik, ada yang menyembah berhala, dan bahwasanya pada umatku akan muncul tigapuluh orang pendusta, seluruhnya mengaku sebagai Nabi, akulah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi setelahku[footnoteRef:66]. [66: Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi.]

Sebagaimana juga bahwa Nabi telah mengabarkan tentang akan munculnya duapuluh tujuh orang yang mengaku sebagai Nabi, diantaranya adalah empat orang wanita, seluruhnya mengaku bahwa ia adalah utusan Allah.Dari Huzaifah r.a: Nabi s.a.w bersabda: Pada umatku terdapat duapuluh tujuh orang dajjal pendusta, didalamnya terdapat empat orang wanita, padahal akulah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku[footnoteRef:67]. [67: HR. Ahmadan Thabrani dalam al-Kabir dan al-Ausath, serta al-Bazzar, perawi al-Bazzar adalah perawi as-Shahih.]

Sejumlah dari mereka telah muncul pada waktu dahulu:1- Pada akhir kehidupan Nabi s.a.w, al-Aswad al-Ansi dari Yaman telah mengikrarkan bahwa dirinya adalah seorang Nabi, ia murtad dari Islam dan mengaku sebagai Nabi. Kemurtadannya merupakan kemurtadan pertama yang terjadi dalam Islam, yaitu pada masa kehidupan Rasulullah s.a.w. Ia bersama para pengikutnya telah bergerak dan dapat menguasai seluruh wilayah Yaman hanya dalam waktu tiga atau empat bulan. Maka Nabi s.a.w mengirim surat kepada kaum muslimin Yaman yang berisikan anjuran untuk memeranginya, mereka langsung mengijabahi surat tersebut dan berhasil membunuh al-Aswad di rumahnya sendiri, berkat bantuan istrinya yang ia nikahi dengan paksa setelah membunuh suaminya. Ia adalah seorang wanita mukminah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya s.a.w. Setelah terbunuhnya al-Aswad, Islam semakin menguat di Yaman. Mereka menulis surat kepada Rasulullah s.a.w, namun surat tersebut telah didahului oleh kabar dari langit yang langsung Rasul beritakan kepada para sahabatnya. Masa kekuasaan Raja pendusta tersebut berkisar antara tiga sampai empat bulan dari waktu munculnya.2- Diantara mereka adalah Tulaihah ibn Khuwailid al-Asadi, ia telah berkali-kali diperangi oleh pasukan muslimin, hingga akhirnya memeluk Islam dan semakin membaik keislamannya. Kemudian ia bergabung bersama pasukan muslimin yang sedang berjihad dan mendapatkan ujian padanya, hingga akhirnya mati syahid dalam pertempuran Nahawan.3- Diantara mereka adalah Musailamah al-kadzab, ia menyeru bahwa wahyu datang kepadanya dalam kegelapan. Abu Bakar as-shiddiq mengirim pasukan kepadanya dibawah pimpinan Holid ibn al-Walid, Ikrimah ibn Abu Jahal dan Syarahbil ibn Hasanah, mereka disambut oleh Musailamah dengan pasukannya yang berjumlah empat puluh ribu tentara, sehingga terjadilah pertempuran yang sangat sengit diantara keduanya, namun pasukan muslimin berhasil menguasai pertempuran dan Musailamah-pun terbunuh ditangan Wahsyi ibn Harb r.a, maka semakin terlihatlah yang hak dan semakin meninggilah bendera tauhid.4- Diantara mereka juga Sajah binti al-Harits at-Taghlibiyyah, ia adalah salah seorang Arab Nasrani yang mengaku sebagai Nabi setelah wafatnya Rasulullah s.a.w. Ia didukung oleh orang banyak dari mereka yang berada di sekitarnya, baik itu dari kabilahnya ataupun juga lainnya yang ikut memerangi kabilah lain yang berada disekitarnya. Ia terus berjalan hingga sampai di al-Yamamah dan bertemu dengan Musailamah, berteman dengannya hingga dinikahi oleh Musailamah. Tatkala Musailamah terbunuh, ia kembali ke kampung halamannya dan tinggal bersama kaumnya, bani Tsaghlib. Kemudian wanita ini memeluk Islam, semakin baik keislamannya, lalu pindah ke al-Bashrah dan meninggal disana.5- Sedangkan pada masa Tabiin dan setelahnya: muncul al-Muchtar ibn Abi Ubaid at-Tsaqafi yang pada mulanya mengaku sebagai seorang pemeluk syiah, sehingga ikut bergabung bersamanya orang-orang syiah, kemudian ia mengaku bahwa Jibril a.s turun kepadanya. Telah terjadi antara ia dengan Mushab ibn az-Zubair beberapa pertempuran yang berakhir dengan terbunuhnya al-Muchtar ini.6- Diantara mereka: al-Harits ibn Said al-Kadzab yang pada mulanya menonjolkan bahwa ia adalah seorang ahli ibadah di Damasqus, kemudian mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi. Ketika mengetahui bahwa berita tentangnya telah sampai kepada Holifah Abdul Malik ibn Marwan, maka iapun bersembunyi. Namun seseorang dari penduduk Bashrah ada yang dapat mengetahui tempat keberadaannya, lalu ia berpura-pura beriman kepadanya hingga diperintahkan oleh al-Harits agar ia tidak dilarang untuk masuk kepadanya kapan saja. Kemudian orang ini mengirim kabar kepada Holifah yang kemudian dibekali dengan sejumlah pasukan yang dapat menangkapnya dan membawanya kepada Holifah. Setelah sampai kepadanya, Holifah menghadirkan beberapa orang ahli fiqh dan ulama agar dapat memberinya nasehat dan peringatan, serta memberitahunya bahwa perbuatan ini datangnya dari setan, namun ia tetap bersikukuh tidak mau menerima nasehat tersebut dan tidak mau bertaubat sehingga akhirnya dibunuh.7- Pada masa kita sekarang ini, kurang lebih satu abad yang lalu, di India muncul seseorang yang dipanggil dengan nama Mirza Ghulam Ahmad al-Qadyani. Ia mengaku sebagai seorang Nabi, mengaku kalau dirinya mendapat wahyu dari langit, sebagaimana juga mengaku bahwa Allah telah memberinya kabar bahwa ia akan hidup sampai umur delapan puluh tahun, hingga akhirnya ia memiliki para pengikut. Namun kemudian para ulama bangkit, membantahnya dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa ia adalah salah seorang dajjal. Diantaranya adalah ulama besar yang bernama Tsanaullah al-Amirtasri, beliau merupakan salah seorang ulama yang paling keras menentangnya.Hingga pada tahun 1326 H 1908 M, al-Qadyani menantang Tsanaullah bahwa salah seorang diantara mereka yang berdusta akan meninggal dunia, ia berdoa kepada Allah agar membinasakan yang sesat dan terserang oleh penyakit lepra yang menjadikan pengidapnya binasa oleh penyakit ini. Satu tahun kemudian al-Qadyani tertimpa oleh doanya tersebut.Ayah mertuanya bercerita tentang akhir hayatnya: ketika penyakitnya semakin parah, aku dibangunkan dan pergi untuk menemuinya, disana aku melihat apa yang dideritanya dari rasa sakit, lalu berbicara kepadaku: saya telah terserang penyakit kolera, kemudian setelah itu ia tidak pernah lagi mengucapkan perkataan yang jelas kalimatnya sampai meninggal dunia.Demikianlah terus bermunculan para pendusta satu demi satu hingga jumlah mereka akan genap menjadi tiga puluh orang, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi kita Muhammad s.a.w, dan diakhiri oleh munculnya al-Masih ad-Dajjal yang akan keluar pada akhir zaman kita berlindung kepada Allah dari fitnahnya- dan diturunkannya Nabi Isa ibn Maryam a.s yang akan membunuh dan meredam api fitnahnya[footnoteRef:68]. [68: Akan sampai pembicaraan tentang Dajjal dan al-Masih Isa ibn Maryam pada tanda no (1) dan (2) dari tanda-tanda kiamat kubra.]

Sebagian orang ada yang memiliki ganjalan: Nabi mengabarkan bahwa para pengaku Nabi berjumlah tigapuluh orang, sedangkan sejarah dan kenyataan menunjukkan bahwa jumlah mereka lebih dari tigapuluh

KendalaJawab: Bahwa tigapuluh orang yang dimaksud adalah mereka yang terkenal, memiliki kekuasaan dan pengikut. Adapun selain mereka, tidak dianggap dari yang tigapuluh.

12- Menyebarnya Keamanan dan KelapanganPada mulanya, kaum Muslimin tinggal di Makkah dan Madinah, kehidupan mereka dipenuhi oleh peperangan dan mempersiapkan diri untuk menyerang atau diserang musuh. Nabi s.a.w telah mengabarkan, bahwa seiring dengan berkembangnya waktu dan semakin mendekatnya dengan hari kiamat, keamanan dan kelapangan dalam harta akan meluas di masyarakat, sebagaimana sabda beliau: "Tidak akan terjadi kiamat hingga bumi Arab ini kembali menjadi subur dan dialiri sungai, bahkan sampai orang yang berjalan dari Irak menuju Makkah tidak akan merasa takut kecuali dari tersesat dijalan[footnoteRef:69], hingga akhirnya banyak al-haraj". Para sahabat bertanya: wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan al-haraj? Beliau menjawab: "Pembunuhan"[footnoteRef:70] [69: Maksudnya: tidak takut dari perampok dan orang jahat, dia hanya takut tersesat dan kehilangan jalan saja. Sedangkan dari jiwa dan hartanya, dia merasa aman.] [70: HR. Ahmad dalam al-Musnad. Al-Haitsami berkata: para perawi hadits ini adalah para perawi shahih, dan awal hadits ini terdapat dalam shahih Muslim.]

Permasalahan ini diperkuat oleh sabda Nabi s.a.w kepada Adi ibn Hatim r.a: "Wahai Adi, tahukah kamu kota al-Hirah[footnoteRef:71]?". Adi menjawab: saya belum pernah kesana, namun pernah mendengar tentangnya. Melanjutkan Nabi s.a.w: "Jika berumur panjang, niscaya kamu akan dapat menyaksikan seorang wanita yang berangkat dari al-Hirah hingga melakukan tawaf di Makkah, dalam keadaan tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah semata"[footnoteRef:72]. [71: Suatu kota di Irak yang berjarak 3 mil dari Kufah.] [72: HR. al-Bukhari.]

Harta akan membanyak dan berlimpah ruah Insya Allah-, keadilan pun akan lebih meluas dan mengalahkan kedzaliman dan kejahatan pada zaman Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s, wallahu a'lam[footnoteRef:73]. [73: Perincian pembahasannya akan dijelaskan pada tanda 131 dari tanda-tanda sughra, dan tanda 2 dari tanda-tanda kubra.]

13- Munculnya Api di HijazDiantara tanda kiamat yang dikabarkan oleh Rasulullah s.a.w adalah: munculnya api dari Hijaz, tepatnya dari sisi kota Madinah al-Munawwarah.Para ulama dan ahli sejarah telah menjelaskan bahwa tanda ini telah terjadi pada tahun 654 H.Berkata al-Hafidz Ibnu Katsir: Munculnya api di Hijaz, yang cahayanya dapat menerangi onta di Bushra[footnoteRef:74], adalah sebagaimana yang telah dikabarkan Nabi dalam sabdanya: "Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga keluar api dari Hijaz, api tersebut akan dapat menerangi onta di kota Bushra"[footnoteRef:75]. ia terus menerangi hingga tiga bulan lamanya, bahkan para wanita di Madinah bercanda ria dibawah terangnya sinar api tersebut. [74: Kota Hauran di Suria.] [75: HR. al-Bukhari.]

Berkata Abu Syamah: "Pada malam rabu 3 Jumadil akhir 654 H[footnoteRef:76], terdengar suara dahsyat yang dibarengi oleh gempa yang menggoncangkan bumi, dinding, atap rumah, kayu dan pintu, kejadian ini berlanjut hingga hari jum'at dalam bulan tersebut. Kemudian setelahnya muncullah api yang sangat besar di al-Hurrah dekat kabilah Bani Quraidzah. Kami dapat menyaksikannya dari rumah kami di Madinah. Seolah-olah kami dikelilingi oleh lembah api yang mengalir menuju lembah syadza, api tersebut terus menyala-nyala hingga membumbung tinggi ke langit"[footnoteRef:77] [76: Bertepatan dengan 29 Mei 1256 M.] [77: Lihat: at-tadzkirah, hal: 527.]

14- Pertempuran suku at-TurkSebelum ini telah dibahas, bahwa diantara tanda kiamat adalah adanya beberapa peperangan antara kaum Muslimin melawan orang-orang kafir, sebagaimana yang telah dikabarkan Nabi s.a.w. Diantaranya adalah pertempuran antara Muslimin melawan bangsa at-Turk[footnoteRef:78]. [78: Bangsa at-Turk terdiri dari duapuluh dua kabilah. Dzul Qarnain telah membangun bendungan untuk membendung duapuluh satu kabilah darinya, sehingga tersisa satu kabilah, kabilah inilah yang diberi nama at-Turk. Dinamakan at-Turk, karena mereka keluar meninggalkan bendungan, tidak terbendung seperti kabilah-kabilah lainnya. Lihat kitab: Mirqatul Mafatih (15/392)]

Pertempuran melawan at-Turk telah terjadi pada masa sahabat, tepatnya awal kehilafahan Bani Umayyah. Ketika itu at-Turk berhasil dikalahkan dan kaum Muslimin mendapatkan ghanimah dari mereka.Berkata Abu Hurairah r.a: telah bersabda Rasulullah s.a.w: "Tidak akan terjadi kiamat sehingga kalian memerangi bangsa at-Turk, mereka bermata kecil (sipit), berwajah merah dan berhidung kecil[footnoteRef:79] (pesek), seolah-olah muka mereka itu tameng pelindung[footnoteRef:80]. Dan tidak akan terjadi kiamat sehingga kalian memerangi suatu kaum yang menggunakan alas kaki berbulu[footnoteRef:81]"[footnoteRef:82]. [79: Hidungnya pesek dan melebar.] [80: Wajah mereka disamakan dengan tameng pelindung (yaitu tameng yang digenggam oleh seorang prajurit, untuk melindungi dirinya dari tebasan pedang), maksudnya adalah bulat. Dikatakan tebal karena muka mereka yang berdaging.] [81: Yaitu terbuat dari kulit binatang yang belum dibersihkan.] [82: HR. Bukhari dan Muslim]

Mereka yang dimaksud dalam hadits, wallahu a'lam, adalah bangsa Mongolia yang menyerang kaum Muslimin pada tahun (656 H 1258 M). Mereka membunuh setiap orang, namun kemudian akhirnya mereka memeluk Islam.15- Munculnya Orang-Orang Zalim yang Memukuli Masyarakat dengan PecutDiantara tanda-tanda kiamat yang telah dikabarkan oleh Nabi kita adalah: para pengawal penguasa yang zalim, yaitu orang-orang yang memukuli masyarakat dengan pecut yang menyerupai ujung ekor sapi. Pecut disini mencakup seluruh jenis darinya, baik yang terbuat dari kulit, kabel listrik, karet, ranting pohon ataupun lainnya.Dari Abu Umamah: bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Pada akhir zaman, akan ada orang-orang yang membawa pecut yang menyerupai ekor sapi, mereka pergi pada pagi hari dalam kemurkaan Allah dan kembali pada sore hari, juga dalam kemurkaan Allah"[footnoteRef:83] [83: HR. Ahmad]

Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Ada dua kelompok dari umatku yang belum pernah aku lihat.. suatu kaum pembawa pecut menyerupai ekor sapi, yang mereka pergunakan untuk memukuli manusia.."[footnoteRef:84] [84: HR. Muslim]

Dari Abu Hurairah: Bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: "Jika berumur panjang, niscaya engkau akan bertemu dengan suatu kaum yang keluar pada pagi hari dibarengi dengan murka Allah, dan kembali pada sore hari bersama laknat-Nya, pada genggaman mereka terdapat sesuatu yang menyerupai ekor sapi"[footnoteRef:85] [85: HR. Muslim]

Hadits-hadits ini, walaupun tidak terang-terangan mengatakan bahwa mereka memukuli masyarakat, namun keadaan mereka yang selalu diliputi kemurkaan dan laknat Allah menunjukkan akan kejahatan serta kezaliman mereka.16- Banyaknya Al-Harj (Pembunuhan)Termasuk tanda kiamat yang telah disebutkan oleh Rasulullah s.a.w adalah: banyaknya pembunuhan, bahkan si pembunuh sampai tidak tahu, kenapa dia membunuh, dan si terbunuhpun tidak mengerti kenapa dia dibunuh.Dari Abu Hurairah: bersabda Rasulullah s.a.w: "Demi diriku yang berada di tangan-Nya, tidak akan punah dunia ini hingga tiba suatu hari yang pembunuh tidak mengetahui kenapa dia membunuh, dan orang terbunuhpun tidak mengetahui kenapa dia dibunuh". Seseorang bertanya: bagaimana hal itu bias terjadi, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Terjadi karena fitnah, pembunuh dan yang dibunuh keduanya masuk neraka"[footnoteRef:86] [86: HR. Muslim]

Al-Harj dimulai dengan terbunuhnya Utsman ibn Affan r.a, setelah itu peperangan terjadi satu persatu tanpa penyebab yang jelas. Sekian banyak nyawa melayang disebabkan olehnya, terlebih lagi setelah munculnya senjata pemusnah masal zaman kita sekarang ini.Berikut ini hasil survey korban peperangan:1- Perang Dunia Pertama: limabelas juta orang terbunuh.2- Perang Dunia Kedua: limapuluh lima orang terbunuh.3- Perang Vietnam: tiga juta orang terbunuh.4- Perang Saudara di Rusia: sepuluh juta orang terbunuh.5- Perang Saudara di Spanyol: duabelas juta orang terbunuh.6- Perang Irak vs Iran (Perang Teluk I): Satu juta orang terbunuh.7- Perang Irak: Lebih dari satu juta orang terbunuh.Perang-perang ini, walaupun sebagiannya tidak tercakup oleh hadits: "Pembunuh tidak mengetahui kenapa dia membunuh..", namun saya menukilnya untuk menjelaskan akan banyak dan memasyarakatnya pembunuhan.17- Hilangnya Amanat dan diangkatnya ia dari hati manusiaSesungguhnya penempatan orang tepat pada kedudukan yang tepat merupakan tiang tegak berdirinya umat, baiknya suatu Negara dan masyarakat, serta penunjang kebangkitan budaya. Apabila amanah telah sirna, maka akan berbaliklah keadaan, masyarakat menjadi kacau, dan urusan mereka akan dikuasai oleh orang-orang yang bukan ahlinya, sehingga menyebabkan terjadinya kekacauan dimana-mana. Inilah yang akan terjadi menjelang kiamat, sebagaimana yang telah dikabarkan Nabi s.a.w.Penyebab hilangnya amanah adalah rusaknya rahasia masyarakat.Hudzaifah r.a berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: "Pada mulanya amanah turun pada pangkal hati manusia, kemudian Al-Qur'an turun; sehingga umat ini mengetahuinya dari Al-Qur'an dan sunnah". Kemudian beliau berbicara tentang diangkatnya amanah dalam sabdanya: "Ketika seseorang sedang tidur, diangkatlah amanah dari hatinya, namun pengaruhnya masih sedikit. Kemudian pada tidur berikutnya amanah diangkat dari hatinya, sehingga tampak pengaruhnya seperti memar[footnoteRef:87], yaitu seperti bara api yang menggelinding mengenai kakimu sehingga menyebabkan memar padanya. Setelah itu kalian akan mendapatkannya menjadi sombong, padahal ia tidak memiliki apa-apa, kemudian beliau mengambil kerikil dan mengelindingkannya pada kaki beliau- pada saat itu masyarakat akan saling berjual beli namun hampir tidak didapati orang yang memegang amanah padanya, bahkan hingga dikatakan: sesungguhnya pada daerah fulan ada seseorang yang jujur. Sampai dikatakan untuknya: betapa kuatnya dia! Betapa baiknya dia! Betapa berakalnya dia! Padahal dalam hatinya tidak terdapat keimanan sedikitpun" [87: Yaitu: kulit tipis yang terkumpul dibawahnya cairan, disebabkan oleh pukulan ataupun lainnya.]

Berkata Hudzaifah: telah aku lewati suatu zaman, yang aku tidak perduli siapa diantara kalian yang aku ajak berjual beli, jika seorang muslim maka aku pergauli ia sebagaimana agamanya, dan jika seorang yahudi atau nasrani, maka aku sesuaikan ia sebagaimana walinya (yang amanah). Sedangkan pada hari ini aku hampir tidak bisa berjual beli kecuali dengan fulan dan fulan saja.[footnoteRef:88] [88: HR. Bukhari dan Muslim]

Apabila rahasia kebanyakan orang sudah tidak terjaga, urusan mereka dipegang oleh yang bukan ahlinya, dan amanah telah tiada; berarti itu menunjukkan akan dekatnya kiamat.Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi s.a.w sedang berbicara pada suatu majlis, tiba-tiba datanglah seorang baduy dan bertanya: kapankah terjadinya kiamat? Namun Rasulullah terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian orang berkata: Nabi mendengar perkataan orang tersebut, namun beliau tidak menyukai pertanyaannya, sebagian lain ada yang berkata: bahkan beliau tidak mendengarnya. Setelah menyelesaikan pembicaraannya, Nabi bertanya: "Siapa tadi yang bertanya tentang kiamat?" dia menjawab: saya ya Rasulullah. Bersabda Nabi: "Apabila amanah telah disia-siakan, tunggulah hari kiamat" dia bertanya lagi: bagaimanakah penyia-nyiaan amanah? Beliau menjawab: "Apabila urusan telah diserahkan kepada dia yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat"[footnoteRef:89] [89: HR. Bukhari]

Tanda ini telah dapat kita saksikan dalam realita kehidupan kita sekarang ini, dapat anda saksikan bahwa kebanyakan dari mereka yang bekerja pada instansi-instansi pemerintahan, unversitas-universitas, ataupun suatu kedudukan dalam masyarakat, yaitu yang berhubungan dengan urusan umat ini, mereka tidak membantu sebagaimana maslahat yang diperlukan, dengan kata lain: tidak lebih amanah dan memperhatikan maslahat masyarakat. Akan tetapi, yang dapat membantu adalah dia yang memiliki hubungan dengan seorang pejabat, atau dia yang sama-sama dapat keuntungan dengan orang yang membantunya.Benar.. "Apabila urusan telah diserahkan kepada dia yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat"18- Mengikuti Perilaku Umat TerdahuluTermasuk dari fitnah terbesar yang menimpa kaum muslimin adalah fitnahnya taklid buta, dan mencontoh perilaku serta kebiasaan orang-orang yahudi, nasrani, ataupun orang kafir lainnya.Nabi s.a.w telah mengabarkan kepada kita, bahwa akan ada diantara umatnya yang akan mengikuti umat-umat sesat dari yahudi dan nasrani, baik dari sisi kebiasaan, budaya, maupun kehidupannya.Abu Huraira