akikat Penyesuaian Diri

download akikat Penyesuaian Diri

of 6

Transcript of akikat Penyesuaian Diri

akikat Penyesuaian DiriPenyesuaian diri merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya penyesuaian diri, kita sering mendengar ungkapan seperti : Hidup manusia dari lahir sampai mati adalah sebuah penyesuaian diri. Dalam penyesuaian diri, dapat ditemui banyak karakteristik yang membentuk kepribadian seseorang. Tentu saja banyak perbedaan sifat yang dimiliki oleh setiap individu. Dan tugas kita disini adalah bagaimana kita dapat menyesuaikan diri dan masuk ke dunia yang dipenuhi berbagai perbedaan itu. Dalam psikologi klinis, sering ditemui pernyataan para ahli yang menyebutkan bahwa Kelainan-kelainan kepribadian tidak lain adalah kelainan-kelainan penyesuaian diri. Dan kelainan-kelainan kepribadian seseorang itu sering dikenal dengan sebutan maladjustment yang artinyatidak ada penyesuaianatautidak mampu menyesuaikan diri.Misalnya, seorang anak yang mengalami hambatan-hambatan emosional sehingga ia menjadi nakal, anak itu sering disebutmaladjustment child(Gunarsa, 1981). Pada dasarnya maladjustment tersebut terjadi pada setiap individu. Namun, pada sebagian orang, maladjustment tersebut keras dan menetap sehingga menghancurkan dan mengganggu kehidupan yang efektif. Dalam melakukan penyesuaian diri, seseorang mempunyai cara dan sifat masing-masing. Ada sebagian orang menyesuaiakan diri terhadap lingkungan sosial tempat ia hidup dengan sukses; sebagian lainnya tidak sanggup melakukannya. Bisa jadi, mereka mempunyai kebiasaan yang tidak serasi untuk berperilaku demikian, sehinggga menghambat penyesuaian diri sosial baginya atau dapat juga dikatakan, orang tersebut gagal dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Pengertian Penyesuaian Sosial Penyesuaian sosial ( social adjustment ) merupakan salah satu bagian dari penyesuaian diri. Oleh karena itu, ketika membahas penyesuaian sosial akan banyak merujuk pada konsep penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Penyesuaian sosial merupakan proses individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif dan sehat terhadap situasi, realita dan hubungan sosial dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Surya (1990 : 142) mendefinisikan penyesuaian sosial merupakan proses penyesuaian terhadap lingkungan sosial atau penyesuaian dalam hubungan antar manusia. Schneider (1964 : 454-455) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai kemampuan individu dalam memberikan reaksi secara efektif terhadap realitas, situasi dan hubungan sosial dengan penerimaan dan memuaskan.Hurlock (1992: 287) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri pada orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok khususnya. Sugiyanto (2006: 24) mengemukakan penyesuaian sosial adalah kemampuan siswa mereaksi kenyataan, situasi dan hubungan sosial di sekolah mencakup aspek-aspek penghargaan terhadap orang lain (teman sebaya) partisipasi dalam mengikuti pelajaran, kerjasama dengan teman dan merasa aman berada di lingkungan sekolah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuian Diri AUDIndividu dalam memberikan penilaian tentang baik buruknya penyesuaian, hendaknya juga perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian individu tentang hal tersebut. Hal ini penting untuk diketahui agar individu dapat mengurangi salah penafsiran dalam memahami penyesuaian seseorang.Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu sebagairesources. Resourcesdi definisakan sebagai hal-hal yang dapat melindungi individu dari efek frustasi dan kehilangan, sehingga individu dapat mengatasi berbagai rintangan dalam hidupnya. Dengan demikianresourcessangat dibutuhkan untuk proses penyesuaian diri yang baik. Resources tersebut adalah:Kemampuan untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lainDalam menjalin hubungan yang suportif terdapat hubungan erat yang sangat hangat, saling memberikan perhatian dan dukungan, serta perasaan-perasaan yang dapat di ekspresikanKondisi fisik yang sehaTSecara umum kesehatan, tingkat energi dan kekuatan sangat berperan dalam mengatasi stress emosional dalam kehidupan, sehingga membantu dalam melakukan penyesuaian diri. Daya kesembuhan sangat berperan bagi individu dalam mengahadap persoalan dalam hidupnya hal ini juga termasuk tempramen seseorangIntelegensiKesuksesan psikoterapi berhubungan dengan persepsi superior, memori, analisi, pemikiran, kepintaran dan kemampuan verbal individuHobi dan Minat-minat tertentuSuatu aktivitas kegemaran atau hobi yang benar-benar dinikimati pada saat melakukannya dapat berfungsi sebagai penahan dan penyegaran yang dapat meminimalkan dan membantu individu tersebut dalam mentolerir ketegangan dan kecemasan yang dirasakannya, serta dapat membantu dalam mempertahankan penyesuaian diri yang baikKeyakinan religiousDengan tingkat religius yang tinggi akan menguatkan individu dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya sehingga ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan baikImpianCita-cita, tujuan hidup, ideologi, atau persepsi dan sikap mengenai dirinya sendiri dapat memotivasi individu untuk berusaha tersu-menerus dalam melakukan penyesuaian diri.Penentu penyesuaian diri identik dengan faktor-faktor yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu-penentu itu dapat dikelompokan sebagai berikut:Kondisi-kondisi fisik, termasuk didalamnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf, kelenjar, dan system otot, kesehatan, penyakit, dan sebagainya Perkembangan dan kematangan, khususnya kematangan intelektual, social, moral, dan emosionalPenentuan psikologis, termasuk didalamnya pengalaman, belajarnya, pengkondisian, penetuan diri, frustasi, dan konflikKondisi lingkungan, khususnya keluarga dan sekolahPenentuan cultural termasuk agama.Pemahaman tentang faktor-faktor ini dapat dan bagaimana fungsinya dalam penyesuaian merupakan syarat untuk memahami proses penyesuaian, karena penyesuaian tumbuh antara faktor-faktor ini dan tuntutan individu.

Kesulitan-kesulitan AUD dalam penyesuaian sosialHambatan dari dalam diri anak tersebut berupa usia, urutan kelahiran dan kepribadian si anak. Anakanak pada umur 1-2 tahun biasanya bermain sendiri dan masih suka bermain sesukanya dan mulai bermain secara kelompok ketika memasuki usia 3 tahun. Anak berumur 3-4 tahun baru saja mulai meninggalkan sifat egosentris yang artinya mulai bermain secara kelompok daripada bermain sendiri. Anak-anak mulai bersosialisasi pada masa ini sehingga lebih sulit untuk berinteraksi selain perkembangan otak mereka yang masih terbatas. Kepribadian anak juga sangat menentukan apakah seorang anak dapat mudah berinteraksi dan diterima oleh kelompok teman sebaya mereka atau tidak (Landreth, 1969). Hambatan dari luar dapat muncul dari agen sosialisasi itu sendiri apabila agen sosialisasi yang disebutkan di atas tidak dapat memberikan stimulus yang positif. Agen-agen yang seharusnya membantu anak dalam mengembangkan kemampuan sosialisasinya dapat berbalik menjadi hambatan. Pengasuhan yang diterima seorang anak dari orangtuanya dapat menentukan karena anak yang biasanya menerima pengasuhan yang hangat akan dapat menjalin hubungan yang hangat juga dengan teman sebayanya (Wang, 2002).Teman sebaya pada anak-anak juga dapat menjadi hambatan bagi perkembangan sosialisasinya. Anak-anak pada usia 3-6 tahun biasanya berkelompok dengan teman sebaya mereka yang memiliki nilai yang sama. Apabila ada anak yang tidak diterima sebagai anggota kelompok menyebabkan anak tersebut terisolasi dan menyendiri sehingga menjadi anak yang tidak dapat bersosialisasi dengan baik.Peran Keluarga/ Sekolah Dalam Megembangkan Penyesuaian Diri AUDAnak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari keseluruhan populasi, Sensus Penduduk 2000). Gutama (dalam Dharmawan, 2006) mengatakan bahwa anak usia dini merupakan masa emas karena perkembangan otak yang sangat cepat pada masa ini. Perkembangan yang sangat cepat ini juga harus disertai dengan pemenuhan tugas-tugas perkembangannya sehingga anak dapat tumbuh dengan baik.Tugas perkembangan anak usia dini yang paling utama adalah menyesuaikan diri dengan perkembangan fisiknya yang pesat dan berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara kandung dan orang lain. Anak berusaha untuk mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri secara sosial (Hurlock, 1999). Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan sosialisasi pada masa anak-anak sangat penting dan perlu diperhatikan dalam pendidikan anak.Perkembangan sosialiasasi yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Bagaimana anak tersebut mengerti mengenai keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain (Hurlock, 1998). Perkembangan sosialisasi pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan lingkungan dimana anak itu tumbuh dan berkembang. Tempat dimana anak menghabiskan waktu sehari-hari sangat menentukan perkembangan sosialisasi anak tersebut (Berns, 2004).Keluarga merupakan tempat dimana anak-anak mendapatkan nilai-nilai dalam masa awal perkembangannya. Anggota keluarga terutama orangtua merupakan model bagi anak-anak dalam berperilaku karena pada masa kanak-kanak awal, seorang anak sangat suka meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang yang dekat dengannya. Keluarga bukan saja terdiri dari orangtua tetapi juga saudara kandung dan keluarga besar seperti kakek dan nenek. Interaksi antara saudara juga dapat membentuk kemampuan sosialisasi anak karena anak dibiasakan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain yang sebaya. Kakek dan nenek juga merupakan orang yang selalu memberikan nasehat dan bimbingan serta perhatian sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan baik.Faktor lain selain keluarga yang berpengaruh pada perkembangan sosialisasi anak adalah pengaruh dari teman sebaya dan sekolah tempat anak-anak tersebut belajar (Landreth, 1969). Teman sebaya menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1998) adalah kumpulan orang-orang yang kurang lebih berusia sama dan bertindak bersama-sama. Anak-anak mulai membentuk hubungan dengan teman sebaya pada masa kanak-kanak akhir dan berusaha agar diterima oleh teman sebaya mereka karena interaksi hubungan pada teman sebaya selalu berupa bermain dan bersenang-senang.Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri AUDPandangan dan penilaiani ndividu terhadap dirinya disebut dengan konsep diri, yang akan mempengaruhi individu dalam bertingkah laku ditengah masyarakat( Burns,1 993). Hurlock (1999) menjelaskan bahwa individu dengan penilaian positift erhadap dirinya akan menyukai dan menerima keadaan dirinya sehinggaa kan mengembangkan rasa percaya diri, harga diri, serta dapat melakukan interaksi social secara tepat. Rasa perca ya diri dan hargad iri yang tumbuhs eiringd engana danyak eyakinant erhadapk em ampuan dirinya membuat individu cenderung tampil lebih aktif dan terbuka dalam melakukan hubungan social dengan orang lain.Relasi sosial yang luas akan menjadikan inidividu mampu mengerti dan melakukan apa yang diharapkan oleh lingkungan sehingga memudahkannya untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Sebaliknya, individu dengan konsep diri negative adalah individu yang mempunyai pandangan negative terhadap dirinya, ia menilai dirinya sebagai figur yang mengecewakan. Penilaian yang negative terhadap diri sendiri akan mengarah pada penolakan diri, sehingga individu akan cenderung mengembangkan perasaan tidak mampu, rendah diri, dan kurang percaya diri. Individu m erasa tidak percaya diri ketika harus berpartisipasi dalam suatu aktivitas social dan memulai hubungan baru dengan orang lain. Penolakan diri juga dapat memicu munculnya sikap agresif dan perilaku negatif, sehinggai ndividu menjadi tertutup dan kurang tertarik untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain.Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa konsep diri seseorang, yaitu cara pandang dan penilaian individu pada dirinya sendiri akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang, terutama pada penyesuaian sosialnya. Konsep diri yang positif cenderung menimbulkan perasaan yakin terhadap kemampuan diri, percaya diri d an harga diri, sehingga akan membuat individu bersifat terbuka mudah dalam melakukan relasi sosial. Konsep diri ya ng negative cenderung akan menimbulkan perasaant idak mampu dan penolakan terhadap diri sendiri, sehingga akan menyulitkan individu dalam relasi sosialnya.