Brosur dan katalog alat peraga pendidikan dan laboratorium sekolah (cv. mara media utama)
ALAT GELAS LABORATORIUM
-
Upload
sagir-alva -
Category
Documents
-
view
730 -
download
11
description
Transcript of ALAT GELAS LABORATORIUM
ALAT GELAS LABORATORIUM
I. TEORI
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan –
bahan anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan menjadi
benda padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang
menyusunnya. Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas
barosilikat dan gelas leburan silica.
Alat gelas yang digunakan di laboratorium umumnya merupakan gelas
barosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksidaberkualitas tinggi, boron
oksida, alumunium oksida dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu
agak tinggi dan mempunyai angka muai yang kecil, oleh karena itu dapat
dipanaskan hingga suhu yang tinggi dan dapat direndam dalam air dingin atau
es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas barosilikat juga tidak
bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas
laboratorium. Di dalam perdagangan jenis gelas ini dikenal dengan berbagai
merk seperti : Pyrex, Yena, Vycor, Duran, Schott, Assistant dan sebagainya.
Perawatan / Pemeliharaan Alat – Alat Gelas :
I. Pencucian alat gelas secara umum
a) Alat gelas baru
Alat gelas baru biasanya agak bersifat alkalis. Untuk menetralkannya alat
gelas direndam dalam larutan HCl 2 % selama 24 jam. Selanjutnya cuci 2
kali dengan air kran dan bilas dengan aqua destilata, baru kemudian
dikeringkan.
b) Alat gelas kotor
Sisa bahan terdapat didalam wadah dibuang. Apabila bahan dianggap
bersifat menular seperti tinja, sputum, CSF, pus, darah, urine da media
yang mengandung biakan kuman, maka bahan tersebut harus
didestruksi terlebih dahulu. Destruksi dapat dilakukan menggunakan
autoclave pada suhu 101o c selama 30 ‘ atau direbus dalam larutan
deterjen selama 30’.
Alat selanjutnya dicuci 2 kali dengan air dingin atau air hangat. Apabila
tidak segera dicuci, alat – lat gelas harus direndam dalam air agar
tidak mongering dalam keadaan kotor. Pencucian dilanjutkan
menggunakan larutan deterjen dan bersihkan bagian dalam gelas (bila
memungkinkan) menggunakan sikat tabung.
Cuci gelas dengan air mengalir lalu dibilas dengan aqua destilata.
Letakkan alat gelas pada rak dengan posisi mulut disebelah bawah.
Untuk alat – alat gelas yang bukan pengukur, dapat dikeringkan di
oven pada suhu 60o C.
c) Alat gelas berlemak/terkontaminasi bahan yang sukar dihilangkan :
Alat gelas terlebih dahulu direndam di dalam lrutan sam kut atau
korosif misalnya larutan asam kuat atau korosif misalnya larutan asam
kromat atau asam sulfat berasap. Selama semalam.
Selanjutnya dicuci seperti halnya pada alat gelas yang kotor.
d) Objek gelas baru atau mengandung oil imersi :
Objek gelas direndam di dalam larutan deterjen selama semalam. Dicuci
dengan air mengalir selama 15 menit, sapu satu persatu dengan kain
halus atau kertas tissue lalu dikeringkan.
II. Menghilangkan Kontaminan yang sukar dibersihkan
Untuk menghilangkan endapan/kontaminan yang sukar dibersihkan, dapat
diikuti anjuran berikut:
a) Karbon tetraklorida atau pelarut organik lain digunakan untuk
menghilangkan lemak dan gemuk.
b) Ammonia atau asam klorida panas, campuran asam sulfat pekat dan
asam nitrat digunakan untuk menghilangkan noda albumin atau glukosa
c) Larutan asam kromat atau asam sulfat pekat yang 0,5 % kalium nitrat atau
perklorat digunakan untuk menghilangkan noda bahan organik dengan
cara merendam alat gelas selama semalam.
2
d) Asam klorida pekat panas dengan kalium klorat untuk menghilangkan
noda tembaga atau besi oksida
e) Asam sulfat panas untuk menghilangkan endapan barium sulfat
f) Ammonia atau natrium thiosulfat untuk menghilangkan endapan perak
nitrat.
III. Penggunaan alat gelas dengan pemanasan atau pendinginn
a) Ikuti selalu instruksi dari pabrik yang bersangkutan jika menggunakan
sumber panas elektrik.
b) Jangan meninggalkan bejana gelas pada saat dilakukan penguapan,
karena bejana dapat retak atau meledak pada saat kondisi bejana
mendekati kering
c) Alat gelas jangan sampai mengalami perubahan suhu yang mendadak
dari panas ke dingin atau sebaliknya. Karena dapat mengakibatkan alat
gelas menjadi pecah.
d) Pemanasan alat gelas dilakukan menggunakan panas yang menyebar
dengan kasa logam asbes atau tangas air, sehingga panas berpindah
perlahan – lahan dari sumber panas ke laat gelas.
e) Mendidihkan cairan di dalam bejana agar cepat dan merata maka ke
dalam bejana dapat ditambahkan bahan anati gejolak seperti batu apung
tau batu didih
f) Memanaskan cairan di dalam tabung reaksi menggunakan api langsung,
dilakukan pada bagian tengah tabung agar panasnya dapat menyebar
merata. Pada waktu memanaskan, mulut tabung diarahkan ke bagian
yang tidak ada orang.
3
II. DATA
A. Alat – alat gelas yang bukan sebagai alat ukur
No. Nama Fungsi Gambar
1 Botol Reagen Untuk menyimpan reagen –
reagen tertentu atau
pereaksi – pereaksi.
Untuk menyimpan indikator
– indikator tes kuantitatif.
2 Desikator (Eksikator)
Ada 2 mcam :
1. Dilengkapi dengan
kran udara.
2. Tidak dilengkapi
kran aliran udara.
Untuk menyimpan bahan –
bahan yang bersifat
hidroskopis dan bahan –
bahan baku primer.
Sebagai tempat
mendinginkan zat.
3 Corong = Funnels Untuk menyaring
Membantu memindahkan
larutan dari satu wadah ke
wadah lain agar tidak
tumpah
4 Tabung kjedahl Untuk destilasi
(penyulingan)
Digunakan pada saat
destruksi/ pemecahan
protein
Kapasitas 50 – 1000 ml
5 Kaca arloji = Watch
glasses
Sebagai kaca penutup pada
zat cair/zat yang mudah
menguap
Sebagai alas timbang bahan
yang bukan bersifat serbuk.
4
6 Botol timbang
(Wlighting Bottles)
Untuk menimbang zat yang
mudah menguap
Untuk menyimpan bahan –
bahan baku standart yang
jumlahnya sedikit yg sudah
dihilangkan zat cairnya
Pengeringan bahan /
penetapan susutpeneringan
bahan
Kapasitas 15 hingga 80 ml
7 Corong pisah Untuk memisahkan suatu
zat cair yang mempunyai Bj
yang berbeda
Untuk menyaring
/mengekstraksi zat cair
dengan zat cair
Kapasitas 50 – 2000 ml
8 Pendingin
balik/Kondesor
Sebagai pendingin, jika melalui
reaksi dengan pemanasan
supaya larutan tidak menguap
9 Batang pengaduk Sebagai pengaduk larutan,
kadand –kadand digunakan
sebagai alat Bantu untuk
memindahkan cairan dari satu
bejana ke bejana lain
10 Labu alas bulat Untuk destilasi, untuk
mendidihkan suatu cairan
Bentuk bervariasi pada bagian
leher,ada yang berleher
panjang, sedang dan pendek,
jumlah leher 1 hingga 4
5
11 Eksatraktor Soklet Untuk pemeriksaan lemak
secara kuantitatif dengan
bentuk sampel padat
Ekstraksi continue
12 Piknometer Untuk penetapan Bobot Jenis
suatu zat cair
13 Tabung Nessler Untuk analisa kolorimetri
secara kualitatif
B. Alat gelas yang berfungsi sebagai alat ukur
1. Alat gelas yang mengukur secara tidak teliti
No. Nama Fungsi Gambar
1 Beacker glass = Gelas
kimia
(kapasitas ukurannya
dari 5 – 6000 ml)
Untuk wadah larutan yang masih
memerlukan pekerjaan lain
Tempat melarutkan zat
Tempat memanaskan
2 Labu Erlenmeyer
(Erlenmeyer Flask)
Ada 2 macam labu
Erlenmeyer, yaitu :
1. Labu Erlenmeyer
tutup asah
2. Labu Erlenmeyer
tanpa tutup asah
(kapasitas volume 25 –
2000 ml)
Digunakan untuk reaksi yang
memerlukan pengocokan kuat,
atau digunakan untuk titrasi,
dihubungkan dengan alat
ekstraksi, alat destilasi dan
sebagainya.
Digunakan untuk titrasi dengan
pengocokan lemah hingga sedang
3 Gelas ukur (Measuring
Cylinders)
(kapasitas volume
gelas ukur adalah 5 –
2000 ml)
Untuk mengukur cairan secara
tidak teliti dan tidak masuk di
dalam perhitungan
Digunakan pula untuk merendam
pipet dalam asam pencuci
6
4 Pipet Ukur (Graduated
Pipettes)
Kapasitas volume 0,01
– 50 ml.
Untuk mengambil, memindahkan atau
memipet sejumlah volume cairan
secara kurang teliti dan tidak masuk
di dalam perhitungan pada penetapan
kadar
2. Alat gelas yang mengukur secara teliti
No Nama Fungsi Gambar
1 Labu Ukur (Volunetric
flask)
Kapasitas volumenya
adalah 5 – 2000 ml
Untuk membuat larutan dengan
volume yang tepat/teliti.
Mengencerkan atau mengambil
larutan dengan teliti
2 Pipet Volume = Pipet
gondok (Volumetric
Pipettes)
Kapasitas 0,5 - 100 ml
Untuk Mengambil cairan dg teliti
Memindahkan cairan
memipet sejumlah volume cairan
dengan teliti dan seksama
3 Buret
Bentuk ada 2 macam :
a. Buret dengan ujung
kran lurus ( Straight
burettes )
b. Buret dengan
ujung kran
menyamping / bengkok
(Bench burettes)
Mengeluarkan atau mengalirkan
zat atau cairan secara teliti pada
proses titrasi dalam keadaan dingin
(tanpa pemanasan)
Mengeluarkan atau mengalirkan
cairan secara teliti pada proses
titrasi dengan pemanasan
7
ALAT - ALAT NON GELAS LABORATORIOUM
Alat laboratorium non gelas adalah alat yang tidak terbuat dari gelas. Alat –
alat tersebut antara lain:
No Nama Fungsi Gambar
1 Krus (Crucible) Untuk membakar / mengarangkan /
mengabukan zat pada analisis
Gravimetri
* Mempunyai kapasitas 2 - 250 ml
2 Crus Tang Untuk mengangkat krus pada proses
pengabuan
3 Mortir dan Temper Untuk mengeruskan /
menghaluskan suatu zat
Untuk menghomogenkan suatu
zat
Untuk mencampur lebih dari
satu bahan
4 Botol Semprot Untuk menyemprot zat yang
menempel pada dinding wadah
Pada saat pengadukan zat,
digunakan untuk menyemprot
batang pengaduk.
5 Pipet penetes Bentuk pendek atau panjang
dilengkapi karet penghisapnya
Untuk meneteskan pereaksi tetes
demi tetes
6 Botol aspirator Untuk menyimpan air suling dilengkapi
dengan tutup dank ran pengalir
7 Cawan Porselin
Kpasitas 4 -2900 ml.
Sebagian tidak
tahan pemanasan
Untuk Menguapkan cairan pada suhu
yang tidak terlalu tinggi
8
suhu di atas 300 0
III. KESIMPULAN
Alat – alat gelas dilaboratorium terbagi atas alat – alat gelas yng berfungsi
sebagai alat ukur dan yang tidak berfungsi sebagai alat ukur. Untuk alat gelas
yang berfungsi sebagai alat ukur terbagi lagi menjadi alat gelas yang
mengukur secara teliti dan yang tidak secara teliti.
IV. PEMBAHASAN
A. Cara Kerja Menyaring dengan Menggunakan Corong:
Kertas saring dimasukkan ke dalam corong (tidak boleh melebihi
corong).
Gunakan batang pengaduk
Saringan yang pertama dibuang (untuk membilas wadah penampung)
banyaknya tergantung dari jumlah larutan yang dimiliki.
Saringan yang selanjutnya ditampung dalam wadah.
B. Cara Kerja Penggunaan Corong Pisah
Dicek kran corong pisah apakah berfungsi atau tidak dengan cara
diputar – putar menggunakan aquadest.
Jika bocor, skrup/drat yang berwarna biru dilepas kemudian diolesi
dengan vaselin.
Kemudian dipasang kembali dan dicek kembali apakah masih bocor
atau tidak.
Jika skrup/drat corong pisah macet atau keras, dratnya dilepas
kemudian dipanaskan pada bagian bawahnya lalu diolesi dengan
vaselin dan pasang kembali.
Jika corong pisah sudah siap untuk digunakan, setelah dimasukkan
pelarut organik, tutup dipegang erat – erat kemuadian dikocok.
9
2 – 3 kali pengocokkan gas dibuang dengan cara membuka skrupnya.
Pada saat gas dibuang pastikan terlebih dahulu bahwa cairan yang
akan kita cek berada di bawah.
Pada proses pemisahan, skrup dibuka dahulu baru dilakukan pemisahan.
C. Pedoman Umum Penggunaan Krus
Sebelum digunakan, krus sebaiknya direndam terlebih dahulu dengan
asam pencuci selama 24 jam.
Jika tanur sudah dalam keadaan membara, krus sebaiknya
dihangatkan di atas api membara kecil sebelum dimasukkan ke dalam
tanur agar krus tidak pecah.
Jika tanur dalam keadaan mati, krus bisa langsung dimasukkan ke dalam
tanur lalu dipanaskan bersama – sama.
D. Ciri – Ciri Alat Ukur teliti
Larutan/cairan yang diambil berpengaruh pada hasil akhir
larutan/cairan yang diambil masuk dalam perhitungan
V. DAFTAR PUSTAKA
Instrument Laboratorium Kesehatan, 1995, Departemen Kesehatan, Jakarta
10
MEDIA
A. Prinsip : Responsi pewarnaan gram
B. Tujuan : Membuat reagen pewarnaan gram
Untuk mengetahui mikroorganisme gram (+) / gram (-)
C. Alat – alat : Timbangan tehnis
Beaker glass
Pipet Pasteur
Kertas timbang
Batang pengaduk
Corong
Mortir dan temper
Botol reagensia
D. Cara kerja
1. Membuat reagen Fuchsin
- Ditimbang fuchsin 1 gr
- Dihaluskan pada mortar
- Dilarutkan dengan alcohol 96 % 10 ml
- Ditambahkan Aquadest 90 ml
- Disaring dan ditaruh dalam botol reagensia berwarna gelap
- Sebelum dipakai didiamkan 24 jam
Mengetahui
Dosen pembimbing
(Yayah S, AMAK & Husjain Dj, SKM)
11
E. Larutan /Cairan Pencuci
1. Asam
a. Campuran : Na2Cr2O7 200 gram
Air 100 ml
H2SO4 pekat 1500 ml
b. Campuran : H2SO4 pekat + HNO3 pekat (1:1)
c. Campuran : 100 gram K2Cr2O7 + 1000 ml H2SO4 pekat
Sifat asam pencuci:
Oksidator kuat
Korosif
Higroskopik
2. Basa/Alkali
Sifat :
Deterjen sintetik (teepol, extran, alkanox)
Basa lemah
Tidak korosif
Tidak Higroskopis
12
NERACA ( TIMBANGAN )
I. TEORI
Tujuan penimbangan atau penggunaan timbangan di dalam analisa kimia
adalah untuk mengetahui jumlah bahan dalam analisa. Massa dari bahan yang
akan direaksikan atau hasil dari suatu analisa perlu diketahui. Pengukuran neaca
secara langsung tidak mungkin dilakukan sehingga yang diamati adalah berat
yaitu hasil kali massa dengan gravitasi.
Jika kita melakukan penimbangan dengan neraca, maka yang kita lakukan
ialah menyamakan momen sebelah kiri dan momen sebelah kanan yang
disebabkan adanya beban – beban pada daun (piring) neraca. Pada cara
penimbangan secara langsung, maka juka kita menggunakan neraca yang
mempunyai lengan di sebelah kiri dan kanan sama dan setelah tercapai keadaan
seimbang, yaitu ketika ayunan terhenti dan lengan mendatar (horizontal),
menghasilkan momen sama, sehingga berat bahan yang ada di piring kiri sama
dengan berat yang ada di piring kanan. Jika berat yang ditimbang sudah
ditentukan, maka untuk mengubah momen hingga tercapai keseimbangan
dilakukan dengan merubah muatan di piring yang lain dengan merubah jumlah
anak timbangan. Jika ingin memperoleh bahan dengan jumlah berat yang sudah
ditentukan, maka yang dirubah adalah jumlah bahannya sehingga momen kiri
sama dengan momen kanan.
Jenis – Jenis Neraca
a. Berdasarkan sistem penimbangan/pengoperasiannya:
1. Neraca mekanik (manual)
2. Neraca elektrik (dengan bantuan listrik)
b. Berdasarkan jumlah daun neraca
1. Neraca dengan piring tunggal (single pan balance)
2. Neraca dengan piring ganda (double pan balance)
13
c. Berdasarkan kapasitas muatan
1. Neraca gram (gram balance) kapasitas 250 – 2000 gram
2. Neraca milligram (milligram balance) kapasitas 100 gram
3. Neraca analitik (analytical balance) kapasitas maksimum 160 – 200 gram
4. Neraca semimikro (semi-micro balance) kapasitas 30 – 60 gram
5. Neraca mikro (micro balance) kapasitas 150 mgram
6. Neraca ultra mikro (ultra mikro balance) kapasitas 15 mgram
Peraturan umum dalam penggunaan neraca :
1. Neraca harus dalam keadaan bersih. Bersihkan piring dan lantai neraca
dari debu dengan sikat bulu unta sebelum mulai menimbang
2. Perhatikan kedudukan neraca (lihat water pass)
3. Perhatikan kapasitas neraca, jangan sekali – kali menimbang suatu benda
diatas kapasitasnya.
4. Benda yang akan ditimbang harus pada suhu yang sama dengan neraca
5. Bahan – bahan kimia tidak boleh diletakkan langsung di atas piring neraca
(logam), tetapi harus menggunakan alas timbang (kertas timbang, botol
timbang)
6. Setelah selesai menimbang periksa kembali neraca, bila ada bahan yang
tersisa di dalam neraca harus dibersihkan.
Syarat neraca yang baik :
1. Harus teliti, selalu mendapatkan hasil yang sama
2. Harus stabil dapat kembali ke sikap awal
3. Harus mempunyai kepekaan yang tinggi, 0,01 mg dapat dilihat perubahannya
4. Waktu getar : tidak boleh terlalu lama/terlalu pendek
Pemeliharaan Neraca:
1. Ruang
- Terpisah dari laboratorium
- Pengatur suhu dan kelembaban
14
- Sistem pencahayaan cukup & tidak terkena sinar matahari langsung
- Sistem sirkulasi udara baik
2. Meja yang mampu meredam getaran
- Meja beton
- Meja kayu dengan peredam bantalan peredam getaran
3. Lemari neraca/Chamber balance
4. Suhu penimbangan
- Temperatur ruang = temperatur kamar
5. Pengambilan posisi off
- Elektrik : off
- Mekanik : Kedua lengan daun neraca disangga oleh penahannya.
6. Penggunaan wadah
7. Maksimum kapasitas
8. Alas
9. Pembersihan
Prosedur penimbangan :
1. Posisi neraca harus stabil ( lihat water pass)
2. Skala harus 0 ( Nol )
3. Piring neraca dalam keadaan kosong.
4. Sebelum menimbang berat zat yang sesungguhnya menggunakan neraca
analitik bahan harus ditimbang dulu pada neraca teknis / manual .
5. Menaruh dan mengambil zat pada piring timbangan posisi timbangan harus
pada posisi off.
6. Matikan timbangan jika sudah selesai menimbang dan jangan lupa
dbersihkan.
7. Jangan sampai ada zat yang tercecer disekitar neraca.
Tehnik menimbang
1. Penimbangan tidak langsung
15
a. Timbang botol timbangan (wadah yang cocok) dengan timbangan gram
(hingga dua desimal gram), ke dalam wadah pindahkan sejumlah
bahan/zat yang akan ditimbang dengan teliti dengan neraca yang sama.
b. Kemudian ditimbang dengan teliti/seksama wadah dan zat menggunakan
neraca analitik (hingga empat angka desimal) = A gram.
a. Pindahkan bahan/ zat ke dalam wadah yang akan digunkan untuk
penetapan, kemudian wadah dan sisa bahan ditimbang kembali
menggunakan neraca analitik = B gram
b. Berat bahan/zat yang sesungguhnya = (A) – (B) g.
2. Penimbangan secara langsung
a. Timbang botol timbang (wadah yang cocok) dengan timbangan gram,
kemudian ditimbnag dengan neraca analitik = A gram.
b. Kemudian timbang teliti bahan/zat yang telah dimasukkan ke dalam
wadah dan kemudian timbang denga teliti = B gram (4 desimal). Ini
adalah berat dari bahan dan wadah.
a. Pindahkan bahan secara kuantitatif ke dalam wadah yang akan digunakan
untuk analisus, dan wadah tidak perlu ditimbang kembali.
b. Berat bahan/zat padat pemindahan secara kuantitatif dibantu dengan
botol semprot, jika berupa cairan dapat digunakan bantuan batang
pengaduk kaca dan kemudian dibilas dengan menggunakan pelarut yang
digunakan untuk analisis.
II. DATA
1. Membuat larutan dektrosa 0,27 %
Hasil : K + B = 0,4568 g
K + S = 0,1662 g -
Bahan= 0,2906 g
Catatan : Hasil tidak boleh melebihi 5 %
2. Penetapan BJ Sirup
16
Rumus : C – AX 1
B – A
Keterangan:
A. Hasil penimbangan pikno kosong
B. Hasil penimbangan pikno + H2O
C. Hasil penimbangan pikno + sirup
Hasil Penimbangan :
I. Pikno kosong : 14,0461 gram
Pikno + H2O : 24,1145 gram
Pikno + Sirup : 24,1432 gram
II. Pikno kosong : 14,0461 gram
Pikno + H2O : 24,1140 gram
Pikno + Sirup : 24,1425 gram
Hasil perhitungan :
I. 24,1432 – 14,046124,1145 – 14,0461
= 1,0029
II. 24,1425 – 14,046124,1140 – 14,0461
= 1,0028
III. KESIMPULAN
a. Didapatkan hasil penimbangan untuk pembuatan larutan destroksa 0,27%
adalah 0,2906 gram, dimana hasil tersebut menyimpang lebih dari 5% dari
yang diinginkan.
b. Didapatkan BJ sirup yang pertama adalah 1,0029 dan BJ sirup yang
kedua adalah 1,0028
17
IV. PEMBAHASAN
Dari hasil penimbangan yang didapatkan ada perbedaan hasil dari
penimbangan yng pertama dan yang kedua untuk BJ sirup dan hasil yang
menyimpang lebih dari 5% untuk pembuatan larutan destroksa 0,27%. Hal itu
terjadi kemungkinan disebabkan kesalahan pada saat menimbang.
Kesalahan – kesalahan tersebut antara lain :
a. Perubahan sifat benda yang setimbang
misalnya : - Benda menyerap air dari udara
- Terjadinya muatan listrik karena gosokan
- Suhu benda tidak sama dengan suhu kotak neraca
b. Berat anak timbangan tidak tepat
c. Lengan tidak sama panjang (ini yang menimbang cara langsung). Hal ini
dapat dihilangkan kesalahannya dengan menimbang cara atau Gauss.
d. Pengaruh tekanan ke atas terhadap anak timbangan dan benda
yang ditimbang.
V. DAFTAR PUSTAKA
Instrument Laboratorium Kesehatan, 1995, Departemen Kesehatan, Jakarta
18
DESTRUKTOR
I. Pengertian
Merupakan alat untuk destruksi di dalam proses pemeriksaan protein
metode Kjedahl.
II. Konsep
Pemecahan protein salah satunya ialh dengan proses pemanasan yang
tinggi sehingga dikembangkan alat destruktor. Lalu protein dipecah menjadi
amoniak dan disedot dengan pompa vacuum kemudian dinetralkan dengan basa
kuat.
III. Prinsip
Dalam pemanasan yang tinggi (>500oC), protein dipecah menjadi amoniak.
Pemanasan dilakukan hingga cairan dalam labu jernih (tergantung sampelnya).
IV. Proses kerja
Berdasarkan aliran udara.
V. Gambar
19
DESTILATOR
I. Prinsip
Sampel dalam labu dipanaskan akan menguap. Uap masuk kedalam pipa
lalu didinginkan dan turun menjadi embun dalam wadah.
II. Gambar
20