Alda

download Alda

of 26

description

trytefhfgh fsgfg

Transcript of Alda

MotivasiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaMotivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.[1] Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.[2]Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.[2]Daftar isi 1 Sejarah Teori Motivasi 1.1 Teori hierarki kebutuhan 1.2 Teori X dan teori Y 2 Teori motivasi kontemporer 2.1 Teori kebutuhan McClelland 2.2 Teori evaluasi kognitif 2.3 Teori penentuan tujuan 2.4 Teori penguatan 2.5 Teori Keadilan 2.6 Teori harapan 3 Area motivasi manusia 4 Variabel-Variabel Motivasi 4.1 Motif 4.2 Harapan 4.3 Insentif 5 Referensi 6 Pranala luarSejarah Teori MotivasiTahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi.[2] Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor.[2] Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.[2]

Hierarki Teori Kebutuhan MaslowTeori hierarki kebutuhanTeori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow.[3] Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).[3]Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan.[3] Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas.[3] Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal.[3]Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif.[3]. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.[3]Teori X dan teori YDouglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan.[2] Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.[2]Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.[2] Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga. Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.[2] Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain. Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan. Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas, Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen, Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble (rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal (setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel (ramah), Pemaaf, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah (problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ yang tinggiTeori motivasi kontemporer

David McClelland, pencetus Teori KebutuhanTeori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan[4].Teori motivasi kontemporer mencakup:[4]Teori kebutuhan McClellandTeori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya[5]. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:[5] kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.Teori evaluasi kognitifTeori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.[6] Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.[6]Teori penentuan tujuanTeori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama.[7] Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.[8]Teori penguatanTeori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.[9]Teori KeadilanTeori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.[9]Teori harapanTeori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.[9]Area motivasi manusiaEmpat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.[10] Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.Variabel-Variabel MotivasiKerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri dari: (1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive); (2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation); (3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson (William G Scott, 1962: 83), memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi motive, harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of an equattion-motivation = f (motive + expectancy + incentive).Jadi, mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali (2004) mengemukakan bahwa motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan. Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi, variabel-variabel motivasi ini sering digunakan. Berikut akan dijelaskan masing-masing variabel motivasi tersebut.MotifMenurut Cut Zurnali (2004), motif adalah faktor-faktor yang menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan.Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. kast dan james E. Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai: a motive what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity for speccific behavior. The urge to action can tauched off by an external stimulus, or it can be internally generated in individual thought processes. Jadi motive adalah suatu dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau sedikitnya adalah suatu kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah laku tertentu.William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang motive adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need which prompt an individual toward the accomplishment of aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.HarapanMengacu pada pendapat Victor Vroom, Cut Zurnali (2004)mengemukakan bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan dari kecenderungan untuk bekerja secara benar tergantung pada kekuatan dari pengharapan bahwa kerja akan diikuti dengan pemberian jaminan, fasilitas dan lingkungan atau outcome yang menarik. RL. Kahn dan NC Morce (1951: 264) secara singkat mengemukakan pendapatan mereka tentang expectation, yakni Expectation which is the probability that the act will obtain the goal. Jadi harapan adalah merupakan kemungkinan bahwa dengan perbuatan akan mencapai tujuan. Arthur levingson dalam buku Vilfredo Pareto (1953: 178) menyatakan: The individual is influenced in his action by two major sources of role expectation the formal demands made by the company as spalled out in the job, and the informal expectation forces make behavioral demans on the individual attemps to structure the social situation and the devine his place in it.Dengan merumuskan beberapa pendapat para ahli, Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang dapat mempengaruhi kelakuan individu, yaitu: sumber-sumber harapan yang berkenaan dengan peranannya antara lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan yang terperinci dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dan tuntutan informal yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang ditemui individu dalam lingkungan kerja. Di samping itu, menurut Wiliam G Scott (1962: 105), addtionally, as could be anticipated, the groups themselves can be axpected to interact, effecting the others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat juga mempengaruhi harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya keyakinan atau pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan atau menggerakkan usahanya (Gary Dessler, 1983: 66). Selanjutnya Vroom yang secara khusus memformulasikan teori expectancy mengajukan 3 (tiga) konsep konsep dasar, yaitu: (1) Valence atau kadar keinginan seseorang; (2) Instrumentality atau alat perantara; (3) Expectacy atau keyakinan untuk mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler, 1983: 66).InsentifDalam kaitannya dengan insentif (incentive), Cut Zurnali mengacu pada pendapat Robert Dubin (1988) yang menyatakan bahwa pada dasarnya incentive itu adalah peransang, tepatnya pendapat Dubin adalah incentive are the inducement placed the course of an going activities, keeping activities toward directed one goal rather than another. Arti pendapat itu kurang lebih, insentif adalah perangsang yang menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah langsung kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang lain. Morris S. Viteles (1973: 76) merumuskan insentif sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis individu, atau persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan harapan dapat mempengaruhi atau mengubah sikap atau tingkah laku orang-orang. Secara lebih lengkap Viteles menyatakan: incentive are situasions which function in arousing dynamis forces in the individual, or managements of conditions introduced with the expectation of influencing or altering the behavior of people.Menurut Cut Zurnali, pendapat yang mengemukakan bahwa insentif adalah suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan mempertebal serta mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu tujuan yang akan dicapai perusahaan. Joseph Tiffin (1985: 267) mengatakan bahwa pemnberian insentif sangat diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak mengetahui tentang hal apa yang akan dilakukannya. Berikut secara lengkap diuraikan pendapat Tiffin: ordinary speaking, people will not learn very much about anything unless they are motivated to do so, that is, unless they are supplied with an adequate incentive. Maknanya bahwa seseorang tidak banyak mengetahui tentang sesuatu hal, apabila mereka tidak didorong untuk melakukan pekerjaan yang demikian itu, yaitu apabila mereka tidak dibekali dengan insentif secara cukup.Referensi1. ^ (Inggris)Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997, hal. 60-62.2. ^ a b c d e f g h i j Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-2323. ^ a b c d e f g Maslow. (Inggris)A. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1954, hal. 57-67.4. ^ a b Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Hal.229-2395. ^ a b McClelland, D.C. (Inggris)The Achieving Society, New York: Van Nostrand Reinhold, 1961, hal. 63-736. ^ a b Cameron, J.; Pierce,W. D. (Inggris)Reinforcement, Reward, and Intrinsic Motivation: A Meta-Analysis, Review of Educational Research, 1994. hal. 363-423.7. ^ (Inggris) Locke, E. A. Toward a Theory of Task Motivation and Incentive, Organizational Behavior and Human Performance, 1968, hal. 157-1598. ^ (Inggris) Early. "Task Planning and Energy Expended: Exploration of How Goals Influence Performance", Jurnal Psikologi, 1987. hal. 107-1149. ^ a b c Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Hal.244-25410. ^ Wade, Carol; Tavris, Carol. Psikologi: Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2007, hal. 142-152

Motivasi Kerja

Artikel Motivasi KerjaMotivasi Kerja adalah sangat penting bagi Anda baik yang ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja adalah tidak mungkin Anda mendapatkan prestasi kerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir Anda.Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Termasuk mereka yang selalu disiplin bekerja, karena motivasi kerjanya yang luar biasa.Persaingan kerja bukanlah hal yang mudah. Setiap tahun, akan muncul ribuan tenaga kerja baru yang siap menggantikan posisi Anda. Belum rekan kerja, para pelamar yang datang dari luar negeri, bahkan keryawan di perusahaan pesaing pun bisa mengancam karir Anda jika Anda tidak mampu mempertahankan kinerja yang baik. Jadilah yang terbaik, pertahankan motivasi kerja Anda.Faktor Yang mempengaruhi Motivasi KerjaTentu saja ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan di sebuah perusahaan. Faktor kebijakan perusahaan. Melipui gaji, tunjangan, dan pensiun. Dampaknya terhadap motivasi kerja biasanya hanya sekedar untuk bertahan. Tidak memberikan dampak yang begitu besar dalam peningkatakn kinerja. Jadi, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan masalah gaji, pensiun, dan tunjangan untuk memotivasi karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Kecuali, jika perusahaan mampu memberikan gaji selangit, jauh diatas rata-rata gaji, mungkin akan memiliki pengaruh. Saya katakan, mungkin. Faktor imbalan atau reward. Jika dikelola dengan baik, sistem imbalan atau reward terhadap karyawan yang berprestasi akan memberikan dampak yang besar untuk peningkatan motivasi. Faktor kultur perusahaan. Nah, yang ini, jangan dianggap sepele. Meski terlihat sederhana, tetapi masalah kultur perusahaan bisa memberikan dampak yang besar dalam peningkatan motivasi kerja. Kultur-kultur yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban akan meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan. Faktor kondisi mental karyawan itu sendiri. Ini yang terpenting. Jika seorang karyawan yang memiliki mental yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja meski ketiga faktor diatas kurang mendukung. Mereka memiliki pikiran jauh ke depan. Pandangannya tidak sempit hanya saat ini saja. Mereka memiliki jiwa besar untuk tetap memberikan kontribusi sebaik mungkin. Sayangnya, faktor ini kadang terlewatkan baik oleh karyawannya sendiri maupun oleh perusahaan.Nah, bagi Anda seorang karyawan, apakah Anda sibuk menuntut 3 faktor pertama tadi atau sibuk mengembangkan diri menjadi seorang karyawan dengan motivasi kerja tinggi? Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika kualitas diri Anda lebih baik. Namun, itu tidak akan tercapai jika Anda hanya sibuk menuntut. Fokuslah pada diri Anda untuk menjadi lebih baik dan Anda akan mendapatkan yang lebih baik.

pa dan Bagaimana Membangkitkan Motivasi dalam Diri9 Replies

Image courtesy of KROMKRATHOG / FreeDigitalPhotos.netTidak jarang orang di Indonesia mengatakan: Saya malas, saya tidak termotivasi! Saya selalu menunda-nunda. Mereka yang tidak memliki motivasi, antara lain yang tidak melakukan apa-apa, bingung mau melakukan apa, menunda-nunda sehingga pekerjaannya semakin menumpuk, bisnisnya berantakan, terlalu banyak yang tidak diselesaikan.Dalam artikel ini Anda akan mengenali motivasi dari berbagai hal yang bisa membangunnya. Kesalahan orang dalam membangun motivasi, dan bagaimana mempertahankannya. Jika kita tidak membangun motivasi dengan tepat, maka semua hanya sia-sia dan hanya bertahan sebentar saja. Dengan mengenali Anda memiliki pola pikir seperti apa, Anda lebih termotivasi karena apa, dan apa yang menyalakan api Anda dari dalam diri Anda, serta memiliki kekuatan dan dorongan untuk mempertahankannya, Anda bisa menggapai kesuksesan Anda.Apa itu motivasi?Dua Bentuk MotivasiMembangun Kejelasan dan GoalPola Pikir Bertumbuh atau Pola Pikir MatiMotivasi Terbesar dalam Diri ManusiaEnd Value dan Mean ValueWillpower: Kunci Sukses20 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Selalu TermotivasiApa itu Motivasi?You miss 100% of the shots you dont take. Wayne GretzkyAnda tidak mendapatkan satu hal pun jika Anda tidak bertindak. Motivasi adalah dorongan dalam diri kita yang membuat kita bertindak. Motivasi adalah sebuah proses yang membuat kita memulai, dan motivasi membimbing kita untuk melakukan hal yang sesuai dengan tujuan tertentu, dan mempertahankannya sampai tujuan itu tercapai. Seandainya Anda ingin membaca artikel ini, kemungkinan ada satu atau beberapa aspek dalam kehidupan Anda yang Anda merasa kurang motivasi atau kurang bertindak atau banyak menunda.Jika kita melihat definisi motivasi di atas, maka satu hal yang kita butuhkan adalah kejelasan. Jelas dengan apa yang kita inginkan dan jelas bahwa diri kita layak untuk mendapatkannya, jelas dalam diri bahwa kita bisa melakukan sesuatu, merasa mampu untuk mencapainya.Apa yang menghambat seseorang sehingga tidak ada motivasi dalam dirinya?Pertama tentu kita perlu melihat kembali masa kecil kita. Siapa yang masa kecilnya, sama sekali tidak termotivasi. Pernah lihat balita malas-malasan? Kecuali dia sakit atau ada kejadian traumatis yang meng-imprint sebuah program yang membuatnya demikian. Nah, bagaimana jika si Balita ini menginginkan sesuatu? Perhatikan, balita ini menginginkan sesuatu. Berarti dia memiliki tujuan. Bagaimana sikapnya?Dia akan melakukan apapun untuk mendapatkanya, betul? Jika dia sudah bisa berbicara, dia bisa jadi seorang salesman yang sangat luar biasa, saya pikir Jordan Belfort pun bisa kalah sama anak kecil ini. Balita yang sudah bisa bicara akan menggunakan segala akalnya untuk selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan dia sangat memahami bahwa, seandainya orangtuanya berkata tidak, itu bukan berarti selamanya tidak. Ia akan mencoba dengan cara lain, di lain waktu, dan itu biasanya tidak sampai lima menit sudah mencoba kembali.Kebayang situasi itu? Itulah motivasi. Dan kabar baiknya, Anda semuanya, Saya, setiap orang, juga demikian saat kita masih kecil dulu. Lalu mengapa sekarang hilang? Ini karena satu emosi yang mendorong kita termotivasi seperti itu sudah lenyap, atau paling tidak kecil. Apa itu? Rasa ingin tahu. Mengapa rasa ingin tahu? Karena rasa ingin tahu akan membuat semua orang melakukan sesuatu untuk mengalaminya, mendapatkannya, dan menjawab rasa ingin tahunya.Mengapa hilang? Banyak hal yang menyebabkannya, tapi kalau bisa disimpulkan, maka itu adalah pemrograman yang salah. Misalnya saat kita bisa bicara, kita selalu bertanya, kenapa ini? Kenapa itu? dan orangtua kita yang kelelahan mengatakan, Bisa diam ga sih, mama lagi capek nih. Itu salah satunya. Salah duanya adalah saat kita di sekolah, sekolah adalah satu tempat yang membuat kita takut salah. Karena kalau salah, dihukum, diejek sama teman, dapat nilai jelek. Jadi salah adalah biang keroknya, supaya ga salah, ya gampang, tidak melakukan apa-apa.Baik, jika sudah terjadi dalam diri Anda, maafkanlah orangtua Anda, maafkan diri Anda, maafkan semua orang yang membuat Anda tidak termotivasi, tidak berani melakukan sesuatu walaupun api rasa ingin tahu Anda begitu besar dalam diri Anda. Ambil tanggung jawab. Ini adalah kehidupan Anda. Bukan berarti Anda salah, tapi Anda bertanggungjawab. Tidak ada orang lain di dunia ini yang bertanggungjawab atas kehidupan Anda kecuali diri Anda sendiri.Sudah siap mengambil tanggungjawab 100%? Ya? Great! Sekarang kita membahas lebih dalam lagi.Dua Bentuk MotivasiAda dua tipe orang kalau kita lihat dari cara ia termotivasi. Yang pertama adalah ia termotivasi kalau ingin mencapai sesuatu. Kita menyebut orang ini memiliki motivasi mendekati, atau moving toward. Contohnya, orang termotivasi untuk mendapatkan sesuatu, mendapatkan pacar misalnya, ia akan memikirkan apa yang bisa ia lakukan bersama pacarnya nonton, makan bareng misalnya, jangan mikir yang bukan-bukan kebahagiaan apa yang bisa ia dapatkan kalau dia punya pacar.Yang kedua adalah orang yang termotivasi jika akan kehilangan sesuatu atau akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ini kita sebut sebagai orang yang menjauhi, atau moving away. Ia sangat termotivasi jika sesuatu yang negatif akan terjadi. Misalnya untuk mendapatkan pacar, ia berpikir, usia, kalau usia begini masih belum pacaran malulah, apa kata dunia?Anda termasuk yang mana? Hehe, tapi yang terpenting adalah tidak mengkotak-kotakkan. Dua hal ini ada dalam diri kita, jika kita bisa memanfaatkan kedua dorongan ini dengan baik, tidak ada yang bisa menghentikan kita. Karena pikiran kita selalu bekerja dengan prinsip mencari nikmat menghindari sengsara.Mencari nikmat artinya kita menjalankan motivasi mendekati. Menghindari sengsara artinya kita menjauhi sesuatu. Secara alamiah, manusia akan lebih terdorong dari menghindari sengsara, salah satu penyebabnya adalah karena ia tidak mau kehilangan apa yang telah ia miliki.Gunakan dalam porsi yang tepat untuk membangun motivasi Anda. Jika Anda lebih Mendekati, berilah porsi yang lebih besar pada alasan mengapa Anda perlu mencapai tujuan itu, apa kenikmatan dan manfaat yang bisa Anda dapatkan. Sebaliknya, Jika Anda lebih cenderung Menjauhi, gunakan alasan lebih banyak yang menjauhi, apa yang bisa diselamatkan, atau bisa tidak terjadi jika Anda mencapai tujuan itu.Membangun Kejelasan dan GoalClarity affords focus. Thomas LeonardDalam sebuah situasi kelas, seorang guru tiba-tiba meminta Badu untuk maju, tanpa alasan yang jelas. Tidak tahu guru ini maunya apa, untuk apa, dan mengapa. Bagaimana sikap Badu saat ia terpaksa maju? (Karena tidak ada pilihan baginya untuk tidak maju.) Apakah ia termotivasi? Atau bingung dan agak malas?Tentu kita sepakat yang kedua, bingung dan malas. Mengapa? Karena dia tidak jelas apa yang akan terjadi, apa yang harus ia lakukan, dan untuk apa.Jika gurunya mengatakan, Badu, Ibu mau kamu menunjukkan kepada teman-teman kamu bagaimana kamu menyelesaikan soal yang rumit itu. Berarti di sini sudah ada kejelasan. Bagaimana sikap Badu? Tentu ia bersemangat, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Walaupun mungkin dia malu-malu, tapi dia mau banget. Bangga bukan?Dalam kehidupan Anda, apakah ada orang lain yang bisa memberikan Anda kejelasan? Ada. Jika Anda mengandalkan orang ini, maka Anda akan selalu tergantung pada orang luar. Bukan diri Anda sendiri. Anda akan terbiasa untuk didorong dari luar. Bukan dari dalam. Apa yang terjadi? Anda akan hidup untuk orang yang memiliki impian dan motivasi, bekerja untuk mewujudkan impian orang lain, bukan impian Anda sendiri. Atau jika Anda kehilangan orang itu, Anda juga akan kehilangan motvasi Anda.Bangun kejelasan dalam diri Anda sendiri. Apakah Anda memiliki impian untuk menjadi orang hebat, karyawan hebat, pengusaha hebat, atau apapun juga. Yang penting Anda memiliki kejelasan apa yang ingin Anda lakukan, apa yang akan Anda capai, nilai apa yang Anda dapatkan, kontribusi apa yang Anda berikan, pertumbuhan dalam diri seperti apa yang harus terjadi.Begitu Anda jelas, mudah sekali bagi Anda untuk bergerak. Jangan menunda membangun kejelasan dalam diri Anda.Pola Pikir Bertumbuh atau Pola Pikir MatiI think anything is possible if you have the mindset and the will and desire to do it and put the time in. Roger ClemensDalam buku yang berjudul Mindset, Carol S. Dweck menjelaskan bahwa manusia menjalankan kehidupannya dengan salah satu dari dua pola pikir ini. Apakah dia merasa bahwa kehidupannya sudah takdir, ia tidak bisa, ia tidak berbakat, ia tidak percaya diri, ia hanya bisa begitu dan tidak bisa seperti orang lain, yang mana ini disebut dengan pola pikir mati. Ia merasa segala hal di dunia ini harga mati. Jika sudah A ya akan A selamanya.Sedangkan orang yang menjalankan kehidupannya dengan pola pikir bertumbuh adalah ia merasa apapun di dunia ini bisa asal ia tahu caranya, ia bisa mengembangkan dirinya untuk bisa mencapai apa yang ia inginkan. Asal ada niat, maka apapun bisa dipelajari, apapun bisa dicapai.Anda termasuk yang mana? Jika Anda adalah orang yang berpikir segala hal sudah harga mati, segeralah kembali ke jalan yang benar Motivasi Terbesar dalam Diri ManusiaOnly those who have learned the power of sincere and selfless contribution experience lifes deepest joy: true fulfillment. Tony RobbinsAnthony Robbins, salah seorang Trainer motivasi terbaik di dunia, mungkin yang terbaik, mengatakan bahwa manusia yang sukses selalu terdorong dari dua motivasi ini, pertumbuhan dan kontribusi.Apa yang bisa membuatnya maju, lebih baik, lebih bijak, lebih pintar, lebih matang, dan kontribusi apa yang bisa ia berikan untuk masyarakat dan dunia ini. Dorongan ini jauh lebih kuat dari apapun di dunia ini. Inilah yang bisa membuat irang melakukan sesuatu tanpa kenal lelah.Apa yang mendorong Anda dari dalam? Apa kontribusi yang ingin Anda berikan untuk keluarga, masyarakat, atau Indonesia bahkan dunia? Anda bisa membuat perbedaan. Anda memiliki hal yang luar biasa dalam diri Anda. Potensi ini sedang menunggu Anda untuk memanggilnya.Salah satu hal yang pelajari dari proses saya menjadi seorang pengusaha adalah jangan jadikan pengusaha sebagai tujuan Anda. Karena Anda hanya akan mencari sebuah bisnis dan mendirikan atau menjalankannya, dan tujuan Anda tercapai, lalu Anda akan bingung, ke mana bisnis itu akan Anda bawa, bagaimana menjalankan dan membangunnya semakin baik. Mengapa? Karena tujuan Anda sudah tercapai, pikiran Anda tidak jelas lagi Anda mau bagaimana.Apa yang perlu Anda lakukan adalah milikilah dorongan untuk melakukan sebuah kontribusi yang bermakna bagi Anda dan masyarakat, dan biarkan kontribusi itu membimbing Anda menjadi pengusaha agar apa yang ingin Anda kontribusikan bisa tercapai. Misalnya saya ingin membangun kebiasaan membaca di Indonesia, akhirnya muncullah ide yang membuat saya membuat tantangan 30 Hari Membaca, yang tidak hanya membangun kebiasaan membaca, tapi juga menggerakkan perekonomian, karena setiap anggota bisa merekomendasikan dan mendapatkan penghasilan dari program ini.Dorongan saya untuk bisa membuat semua orang yang ingin maju dan belajar dari yang terbaik di mana saja, kapan saja dengan biaya yan terjangkau membuat saya membangun tim untuk bisa mewujudkan program Aquarius Learning.Banyak orang menyalah artikan Mean value dan End value, inilah yang membuat orang menjalani kehidupannya, sampai satu titik, kok cuma begini yaEnd Value dan Mean ValueApa itu Mean value? Mean value adalah apa yang perlu kita miliki, jadi, kembangankan untuk mencapai end value kita. Ini adalah cara kita mencapai apa yang benar-benar kita inginkan dari dalam. Misalnya, menjadi lulusan terbaik, itu adalah mean value, bukan end value. Menjadi pengusaha itu mean value, bukan end value. Untuk apa Anda jadi pengusaha atau lulusan terbaik? Agar Anda bisa berkontribusi. Agar Anda bisa membahagiakan orangtua dan bisa melakukan perbedaan dalam kehidupan keluarga, dan kehidupan orang lain yang terinspirasi oleh Anda misalnya, adalah end value.End value adalah hasil akhir yang kita inginkan. Jika kita salah mengejar, maka kita pada akhirnya akan merasa semua yang Anda lakukan sia-sia saja. Keliru membedakan dua hal ini membuat kita tidak bahagia.Misalnya seorang pengusaha memiliki end value untuk memiliki waktu dengan kuantitas dan kualitas yang baik bagi keluarganya. Lalu ia dalam tahap di mana bisnisnya membutuhkan banyak pikiran dan kerja fisik dan menghabiskan banyak waktu di kantor. Pengusaha ini akan terjebak dalam mean value bukan end value, jika tidak membagi waktunya dengan baik dan harmonis.Willpower: Kunci SuksesStrength does not come from physical capacity. It comes from an indomitable will. Mahatma GandhiSudah merupakan hal yang tidak bisa kita hindari bahwa lingkungan kita lebih banyak negatifnya. Banyak pencuri impian, yang mengatakan Anda tidak bisa, mengkritik Anda, membuat Anda tidak termotivasi lagi. Kecenderungan dalam diri kita juga demikian. Manusia sudah cenderung melakukan hal yang mudah dan cepat dapat hasil. Mau nyaman, langsung malas-malasan di rumah dan tidak bekerja adalah salah satunya.Daripada melakukan hal yang benar-benar dibutuhkan agar ia bisa nyaman dengan lebih baik, menyelesaikan semua permasalahan dan mencapai tujuannya, kita lebih cenderung mencari hal yang gampang dilakukan. Sekali lagi, ini dibutuhkan kejelasan apa yang benar-benar Anda inginkan.Tapi bagaimana menghadapi semua tantangan itu? Anda memerlukan tekad kuat. Memerlukan willpower. Dengan tekad, Anda bisa mengatasi semua hal yang menjadi tantangan Anda. Untuk membangun kebiasaan Anda. Untuk bisa mengatakan mana yang harus Anda lakukan dan mana yang tidak perlu Anda lakukan. Untuk memilih mana yang bisa membangun kehidupan Anda dan mempertahankannya sampai satu titik itu menjadi kebiasaan, dan Anda tidak memerlukan willpower ini lagi untuk menjalakan kebiasaan itu.Willpower Anda bisa digunakan untuk membangun kebiasaan lain yang akan mengembangkan dan membuat Anda bisa memberikan kontribusi yang lebih besar.Willpower kita dalam sehari ada batasnya. Jika kita menghadapi banyak tantangan dan pemikiran yang menguras willpower ini, di akhir hari, kita akan mudah tergoda untuk melakukan hal yang tidak semestinya kita lakukan. Willpower bisa membuat kita mengendalikan diri dengan lebih baik. Memilih apakah harus marah atau melihat sudut pandang lain lebih bijak.Willpower yang sangat terbatas ini perlu digunakan untuk melakukan hal yang tepat di pagi hari, sehingga Anda tidak saja menggunakannya dengan efektif, tapi bahkan menambahkan willpower ini semakin banyak karena Anda merasa sukses, merasa produktif, merasa meraih kemenangan. Walaupun itu adalah kemenangan kecil.20 Hal yang Perlu Dilakukan untuk Selalu Termotivasi1. Catat perkembangan Anda. semakin kita mengetahui sampai di mana kita, apa perkembangan yang sudah kita hasilkan, maka semakin motivasi diri kita meningkat. Sekali lagi, kejelasan membangun motivasi. Perkembangan yang Anda catat juga merupakan perkembangan yang positif, karena Anda perlu melihat hasilnya. Bandingkan dengan tujuan akhir Anda.2. Tahan diri Anda. Banyak orang yang sangat termotivasi melakukan sesuatu dan langsung jor-joran melakukannya. Misalnya fitness, hari pertama fitness langsung kerja keras dan akhirnya kelelahan, besok tidak mau melakukannya lagi.Ini adalah pendekatan yang salah. Mulailah langkah demi langkah, buat jadi kebiasaan. Berhentilah saat Anda merasakan kenikmatan. Karena itu akan membuat Anda kembali dan kembali lagi.3. Berkumpulah dengan orang yang membangun motivasi Anda. Baik online maupun offline, berkumpulah dengan mereka agar Anda bisa belajar dan melihat perkembangan mereka.4. Letakkan gambar yang mewakili impian Anda di tempat-tempat yang bisa Anda lihat dengan mudah. Di meja kerja Anda, di kulkas, di mobil Anda. Apa yang Anda fokuskan akan menarik perhatian Anda untuk mencari cara melakukan hal yang tepat untuk mencapainya.5. Carilah partner kerja atau seseorang yang juga sedang termotivasi mengejar sesuatu. Jadikan partner ini pemanas satu sama lain. Ia akan membantu Anda membangun motivasi diri Anda.6. Mulailah. Anda tidak perlu bisa melihat semua perjalanan sampai tujuan untuk mulai melangkah. Bayangkan seperti mobil di malam hari. Sama seperti lampu mobil saat berjalan di malam hari, mungkin Anda hanya bisa melihat jarak 10 meter ke depan, majulah, mulailah, dan Anda akan melihat 10 meter yang lebih jauh. Anda akan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.Anda tidak perlu melihat keseluruhan tangga untuk mulai ambil langkah pertama Anda. Diam saja sambil menunggu melihat semua proses akan membuat Anda suatu hari mengatakan, sayang ya, orang lain sudah duluan. Mungkin Anda duluan menyadari hal itu, tapi Anda menunggu, dia tidak.7. Jadikan kegiatan itu menyenangkan. Berikan makna dalam kegiatan Anda. Salah satu hal yang membuat kita menunda dan tidak memiliki motivasi untuk menjalankannya adalah kita merasa kegiatan itu sulit dan membosankan. Berikan makna dan kesenangan di dalamnya.8. Bersabar. Segala hal membutuhkan waktu untuk terwujud. Jika Anda memaksakan diri Anda hanya membuang energi dan membuat prosesnya jelek, dan hasilnya tidak sesuai keinginan Anda. Bayangkan jika Anda tidak sabar dan membelah kepompong sebelum masanya tiba, Anda tidak akan melihat kupu-kupu yang indah.9. Pecahkan menjadi langkah kecil. Tujuan kita mungkin sangat besar dan berpikir untuk langsung mencapainya bisa jadi menjatuhkan mental dan motivasi, jadikan langkah-langkah kecil sehingga Anda bisa membuat kemajuan. Perasaan membuat kemajuan jauh lebih bermakna dari pada merasa tidak ada kemajuan karena patokan gol nya terlalu jauh dan terlalu besar.10. Berikan Anda penghargaan, sesering mungkin. Seperti misalnya, Anda menyelesaikan satu gol kecil. Berikan Anda pujian atau sesuatu yang tentu harus sebanding dengan apa yang sudah Anda lakukan. Jangan baru lari satu kilo penghargaannya jalan-jalan ke Bali seminggu. Ga masuklah. hahaha11. Carilah Inspirasi. Memang inspirasi terbaik adalah dari dalam diri. Namun, kita juga memerlukan dari luar. Bukan sebagai sumber utama, namun sebagai penambah yang bisa memanasi mental dan motivasi kita, dan merasa jika orang itu bisa Anda juga bisa.12. Belajar dan terus bertumbuh. John C. Maxwell mengatakan alasan mengapa ada jeda waktu antara Anda sekarang dengan tujuan Anda adalah karena Anda harus bertumbuh untuk bisa menerima dan mewujudkan goal itu dalam diri Anda. Ambil kelas. Sewa seorang pelatih. Baca buku yang banyak. Karena ketika kita tahu dan paham, tindakan kita akan semakin baik dan efektif.13. Memiliki alasan yang kuat. Tuliskan dan pastikan ini adalah end value, bukan mean value. Anda akan lebih termotivasi jika Anda mengetahui end value Anda. Dan pastikan Anda selalu bisa melihat dan mengingatnya.14. Sadari dorongan yang membuat Anda ingin berhenti, dan bersiaplah menghadapinya. Ini dorongan alamiah. Bersiaplah, jika tidak, Anda mungkin kalah dan berhenti melakukan apa yang menjadi motivasi awal Anda.15. Buat aturan untuk tidak pernah melompati 2 hari tanpa melakukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal Anda, untuk membangun kebiasaan. Karena akan membutuhkan willpower yang lebih besar untuk memulai kembali. Bangun momentum, dan semuanya akan semakin mudah.16. Bayangkan goal Anda. Masukkan semua perasaan Anda dalam visualisasi Anda. Perasaan adalah katalis yang bisa membakar motivasi. Lakukan setiap hari, 5 sampai 10 menit sehari, baik mean value maupun end value.17. Catatlah semua perkembangan Anda, sudah sampai sejauh apa, pembelajaran apa yang Anda dapatkan, kesalahan apa yang telah Anda lakukan, apa yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkannya.18. Berkompetisi dengan positif dalam lingkungan kerja Anda. Anda bisa juga melakukannya dengan partner Anda.19. Buatlah komitmen publik. Katakan pada orang lain apa yang ingin Anda lakukan. Motivasi tidak akan pernah bertahan lama tanpa komitmen. Dan komitmen publik adalah yang terkuat, karena Anda tidak mau malu tidak bisa melakukannya.20. Selalu melihat hal yang baik. Bukan berarti secara buta berpikir positif, tapi selalu mempertahankan pikiran dan tubuh yang positif, Anda memerlukannya untuk menghadapi semua tantangan yang menguji, apakah Anda layak mencapai impian Anda.Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui, buat, jalankan agar motivasi diri Anda selalu pada level atas. Apakah pandangan Anda, dan tambahan apa yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi diri? Sampaikan di komentar di bawah ini. Sukses selalu dan selamat termotivasi dengan diri Anda

Motivasi diri Di Tempat KerjaMOTIVASI DIRI DI TEMPAT KERJAMotivasi diri di tempat kerja sememangnya amat diperlukan dalam dunia kerja yang kian pantas dan mencabar sekarang. Sama ada berkerja di pejabat atau diluar semuanya memerlukan motivasi. Bukan hanya kepada sektor perkerja swasta tetapi ianya juga kepada perkerja sektor kerajaan juga.

Dengan cabaran yang kian meningkat dan tekanan untuk mencapai objektif yang ditetapkan, sudah tentunya tekanan kerja akan menyebabkan motivasi diri menurun dan ini boleh mempengaruhi produktiviti seorang perkerja. Ditambah pula dengan persekitaran pejabat yang memungkinkan penurunan motivasi diri.Jika motivasi kerja merosot dan menurun, ianya boleh mengakibatkan semangat kerja berpasukan menurun dan mungkin menimbulkan tekanan dan dikuatiri ianya mendatangkan masalah peribadi atau tekanan kepada diri sendiri.Pernah sebelum ini saya, tuliskan satu entri berkaitan kerja-kerja yang berisiko tinggi mendapat kemurungan yang disebabkan oleh tekanan stress. Tetapi, sebelum perkara tersebut berlaku, sememangnya kita sebagai manusia biasa memerlukan motivasi diri untuk terus bersemangat sebagai pemangkin dalam menempuh dunia kerjaya ini.Justeru, beberapa tips motivasi kerja ingin dikongsikan dimana ianya munkin boleh membantu untuk menjadi pendorong diri atau penambah semangat semasa berkerja;MOTIVASI DIRI DI TEMPAT KERJA1. Momentum Awal dan FokusCiptakan momentum awal dalam kerja seharian. Ianya penting untuk kekuatan seharian dan semangat. Semangat berkerja sememangnya akan pudar apabila dilewat petang kerana fizikal dan mental seorang manusia. Momentum ini dapat membantu untuk memberi fokus dan keazaman untuk menyiapkan kerja yang telah dirancang.Memotivasikan diri seawalnya dapat membangkitkan semangat untuk menempuh tempoh masa dalam menyelesaikan kerja-kerja yang ditanggung seharian.2. Fikirkan GajiTidak dapat dinafikan gaji boleh manjadi salah satu pemangkin kepada motivasi kerja di pejabat. Sebagai seorang Islam, jika difikirkan gaji sememangnya kita akan berkerja kerana Allah dan Ibadah kerana kita ingin mendapatkan gaji bukan dari hasil curi tulang bukan?. Kita wajib mencari keberkatan dari segala kerja yan kita lakukan. Jika berkerja dengan tidak Ikhlas, semestinya gaji yang diperolehi mungkin kurang keberkatannya juga.Berkerja sebagai jurujual contohnya, mungkin dengan memikirkan gaji akan membuatkan semangat untuk mendapatkan jumlah jualan yang banyak dan pastinya ia membantu dalam meningkatkan motivasi diri semasa berkerja.3. Cita Cita Jangka Masa PanjangTidak salah untuk bercita-cita dan bercita-citalah untuk peningkatan karrier di masa depan. Setiap orang mempunyai hasrat untuk menjadi lebih baik. Tidak mungkin hanya duduk ditakuk yang lama. Bercita-cita, membantu dalam meningkatkan motivasi diri di tempat kerja atau pejabat. Cita-cita akan menjadi pendorong atau pemangkin untuk terus berusaha.Pastinya kita masih ingat bagaimana semasa masih seorang pelajar, kita berusaha keras demi mengejar cita-cita walaupun ketika itu masih berada di bangku sekolah dan di universiti bukan?Aplikasikan ia dan anda akan nampak betapa fokusnya kita dan gigihnya kita untuk mendaki ketinggian cita-cita dan peningkatan diri pada suatu hari nanti.4. Bersaing dengan Rakan SepejabatSememangnya kita sentiasa mendengar tentang persaingan sihat. Namun siapakan persaing dalam kerjaya kita seharian?. Dalam pekerjaan sememangnya rakan-rakan seperjuangan adalah rakan untuk bersaing. Tapi, bukan bersaing untuk menjatuhkan tapi untuk meningkatan motivasi diri dan peningkatan bersama.Jadikan apa yang rakan sekerja lakukan sebagai batu aras untuk kita mencapai sesuatu yang lebih baik. Persaingan boleh mendatangkan pencapaian yang baik dalam kerja dan memberi faedah baik kepada kita.5. Bercakap dan bertindak PositifSememangnya mulut manusia tidak akan dapat dikawal kata-katanya. Dirumah, taman, pasar raya dan tidak terlepas di tempat kerja atau pejabat. Bercakap buruk atau negatif tentang apa sahaja sepertinya adalah lumrah kepada seseorang manusia. Kesannya, jika terdengar oleh pekerja-pekerja lain, ianya boleh menurunkan semangat untuk berkerja dan motivasi rakan-rakan kerja. Antara salah satu contoh perkara negatif adalah bergosip di pejabat atau tempat kerja.Jadi, bercakap dan berbincang hanya perkara positif di pejabat. Jadikan ianya motivasi diri sendiri untuk terus berfikiran positif dan berkelakuan positif. Jadikan ianya perlakuan seharian. Jauhi perkara yang tidak mendatangkan hasil dalam produktiviti di pejabat dan fokus kepada perkara yang positif sahaja.Nota : Bergossip adalah salah satu sifat yang boleh memusnahkan manusia seperti yang telah dibuktikan melalui kajian sains.6. Pencapaian PeribadiBerasa puas setelah melakukan kerja dengan penuh tekun adalah kesan daripada kerja keras yang telah dilakukan. Jadikan kerja anda sebagai salah satu kebanggaan diri dan jadikan pencapaian di tempat kerja sebagai salah satu pencapaian peribadi. Jadikan pencapaian tersebut sebagai salah satu motivasi diri. Kerja sememangnya kerana tujuannya dan fokus sebaiknya dalam mencapai tujuan tersebut.Seharusnya anda ingin dikenali kerana menjadi asset penting di tempat kerja dan bukan parasit yang hanya menumpang. Kita sememangnya ingin dikenali sebagai orang yang berkerja keras, bercita-cita tinggi, berprestasi baik dan bukan hanya pengampu dan tidak mempunyai hala tujuan bukan?Kesimpulannya, pegang pekerjaan seperti anda tengah berjuang kerananya untuk kemenangan demi mencapai objektif kerja tersebut. Pasti ianya akan kebanggaan dan kepuasan diri sendiri nanti. Sebagai manusia, pastinya kita ingin berjaya dan inginkan kejayaan.Justeru, kita harus terus bersemangat dan tanamkan budaya kerja cemerlang dengan bermotivasi tinggi dalam diri untuk kerja-kerja yang kita tempuhi seharian di pejabat dan dalam hidup kita! Selamat berkerja!sumber: http://i-think-of.blogspot.com

Motivasi Dalam Hidup Yang Menjadikan Hidup Lebih BermaknaPosted by Rahmat ST On April 21, 2013 3 Comments

Bagaimana Motivasi Dalam Hidup Anda?Motivasi dalam hidup bagi setiap orang mungkin akan berbeda sesuai dengan keinginan dan mimpi masing-masing. Bahkan bagi orang yang malas pun punya mimpi, yaitu tetap bisa bermalas-malasan sambil kebutuhannya tetap terpenuhi. Mungkin motivasi dalam hidup mereka itu mustahil, namun pada dasarnya mereka tetap punya keinginan.Namun sekarang kita tidak akan bicara motivasi dalam hidup mereka, sekarang kita fokus berbicara motivasi alam hidup Anda. Bukan sekedar motivasi, tetapi motivasi yang mejadikan hidup kita lebih bermakna.Seperti disebutkan diatas, semua orang punya motivasi dalam hidup mereka, pertanyaannya adalah apakah motivasi tersebut menjadikan hidup kita bermakna atau sekedar memenuhi keinginan sesaat, keinginan duniawi, atau hanya mencari sensasi dalam hidupnya.Apa yang dimaksud hidup bermakna?Para motivator dan guru sering mengatakan bahwa untuk menjadikan hidup kita lebih bermakna, harus harus melihat nilai-nilai hidup yang kita anut.Kesalahan metode menemukan nilai, yang sering terjadi, adalah saat kita diajarkan untuk menemukan nilai-nilai yang sudah ada dalam diri kita, kemudian kita tuliskan untuk diingat kembali sebagai panduan dalam hidup kita.Dimana letak kesalahannya?Saat kita merunungkan apa nilai-nilai dalam diri kita, artinya kita menggali memori yang ada dalam hati dan pikiran kita. Masalah, dari mana memori kita dapatakan? Yang paling banyak adalah dari media.Selain media, informasi yang masuk ke dalam pikiran kita juga berasal dari pembicaraan, bacaan yang kita baca, apa yang kita dengar dan sebagainya. Sumber memori kita adalah campur aduk.Karena sumber memori kita campur aduk dari berbagai sumber, maka kebenarannya tidak ada yang bisa menjamin. Ini yang sering kita lupakan. Bisa jadi, ada nilai-nilai yang sebenarnya tidak benar atau tidak sesuai dengan ajaran Islam, kemudian kita gunakan sebagai panduan hidup kita. Ini bahaya, dan kehadiran Motivasi Islami salah satunya memperhatikan masalah ini.Sumber nilai yang paling utama bagi kita sebagai seorang Muslim adalah Al Quran dan hadist shahih. Sungguh aneh jika kita suka melupakan sumber nilai utama ini. Nilai-nilai dari Al Quran dan Hadist-lah yang akan menyelamatkan hidup kita dunia dan akhirat.Coba kita renungkan, mana yang paling dominan masuk ke dalam kepala kita, apakah Al Quran dan Hadist atau informasi dari media?Untuk itulah kita harus selalu mengecek apakah nilai yang kita yakini adalah sesuai dengan nilai Islam atau tidak. Kebanyakan metode pengambangan diri saat ini hanya sejauh menemukan nilai tanpa memvalidasi nilai yang mereka temukan.Mulai sekarang, saat kita akan merenungkan nilai-nilai untuk kita jalani, ada 2 hal yg harus perhatikan:1. Pastikan nilai utama kita tidak lain adalah ibadah, karena tidak ada tujuan lain dalam hidup kita kecuali ibadah.2. Apa pun nilai yg kita temukan, harus dipastikan itu adalah sesuai atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Cara mengetahuinya adalah kita memiliki ilmu tentang nilai-nilai Islam yang memadai atau bertanya kepada ulama tentang nilai yang kita anut.Inilah Motivasi Dalam Hidup SebenarnyaJadi dalam menentukan motivasi dalam hidup kita harus memastikan sesuai dengan nilai-nilai Islam, bukan nilai-nilai diri kita sendiri yang belum tentu islami. Kalau pun ada nilai yang kita dapatkan dalam pemikiran kita, guru, atau ahli lainnya, pastikan itu semua tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.Motivasi Dalam Hidup Sejati adalah IbadahJika kita menjadikan Allah sebagai motivasi dalam hidup kita yang utama, maka bisa dipastikan hidup kita akan lebih bermakna, baik untuk dunia dan akhirat. Sebab, Arti Hidup sebenarnya adalah memang ibadah. Baca juga: Mencari Makna Hidup Agar Hidup Lebih BermaknaIbadah yang dimaksud adalah bukan hanya ibadah ritual saja, namun kehadiran kita di dunia seutuhnya adalah untuk beribadah, hanya untuk, karena, dan bertuju kepada Allah semata. Segala aktivitas kita harus dalam rangka ibadah semata.Sebagai contoh, saat kita berbisnis, apakah bisnis kita bernilai ibadah? Minimal kita niatkan bahwa berbisnis adalah untuk menunaikan kewajiban kita dalam mencari nafkah untuk keluarga.Namun tidak sebatas itu, saat nilai Islam sudah tertanam kuat, bahwa dakwah dan jihad adalah kewajiban, dia akan menjadikan bisnisnya memiliki nilai-nilai dakwah. Dia akan menjadikan bisnisnya sambil mensyiarkan nilai-nilai Islam baik untuk karyawan dan konsumennya.Pemilihan produk atau jasa pun tidak akan sembarangan, tidak akan memilih produk haram, bahkan akan lebih memilih produk dan jasa yang memberikan manfaat bagi dakwah. Minimal produk dan jasa yang halal.Hidup seorang tukang daging bisa lebih bermakna dibandingkan tukang daging lainnya. Saat dia menjual daging yang dijamin kehalalannya, dengan timbangan yang sesuai tanpa dikurangi dan pakaian yang menutup aurat, jelas dia sudah menjalankan bisnis yang islami, bisnis yang bernilai ibadah, dan tentu akan lebih bermakna. Kuncinya adalah niat dan cara menjalankan bisnisnya.Saat Anda berpikir, ah tidak harus seperti itu, yang penting pekerjaan itu halal. Ini adalah gambaran nilai yang Anda anut. Nilainya sudah islami, sudah bagus, namun baru sebatas untuk diri sendiri. Nilai dakwahnya belum tertanam sehingga Anda anggap tidak penting.Cinta adalah Motivasi Yang Memberi MaknaIslam mengajarkan kita untuk mencintai. Mulai mencintai diri sendiri agar kita tidak dzalim terhadap diri sendiri. Cinta kepada orang tua, cinta kepada suami atau istri, cinta kepada anak-anak, cinta kepada seluruh kaum Muslimin seperti mencintai dirinya sendiri.Cinta yang memberi makna adalah cinta karena Allah dan tidak mengalahkan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta bukan sembarang cinta. Cinta yang menjadikan hidup lebih indah, lebih bermakna, dan membawa kepada keselamatan hidup dunia akhirat.Maka jadikanlah cinta yang seperti ini sebagai nilai hidup kita. Dunia akan lebih indah saat dipenuhi dengan cinta. Tidak akan ada lagi kebencian dan dengki, yang tinggal kemauan untuk memberi dan membahagiakan orang-orang yang dia cintai seperti disebutkan diatas.Bukan cinta yang justru mengandung dosa. Cinta kepada lawan jenis yang belum halal, cinta kepada golongannya sendiri dengan fanatik, cinta kepada idola sampai mengikuti yang dilakukan idola tanpa melihat nilai-nilai yang mereka bawa.Lihatlah motivasi cinta berikut ini, sungguh indah dan menjadikan hidup bermakna:1. Bagaimana motivasi seorang ibu atau orang tua yang bekerja keras agar masa depan anak-anaknya lebih baik. Ini karena sang orang tua begitu besar cintanya kepada anak-anaknya, cinta karena Allah karena anak adalah amanah dari Allah.2. Begitu juga, bagaimana motivasi belajar dan bekerja seorang anak demi membahagiakan orang tuanya. Cinta karena Allah, sebab berbakti kepada orang tua adalah perintah Allah.3. Bagaimana indahnya saat seorang pejuang yang terus berjuang demi umat Islam, mengalahkan kepentingannya sendiri, meski pun dia dicaci dan difitnah. Karena berjuang membela agama Allah karena perintah-Nya.Semuanya karena cinta, bukan sekedar cinta tetapi cinta karena Allah. Inilah motivasi dalam hidup yang menjadikan hidup kita akan terasa lebih bermakna.

Pengaruh Motivasi Belajar dalam Karir dan BisnisPosted by Rahmat ST On July 02, 2011 3 Comments

Adakah Pengaruh Motivasi Belajar dalam karir dan Bisnis?Seberapa besar pengaruh motivasi belajar dalam karir dan bisnis? Bukankah yang terpenting adalah bertindak bukannya malah belajar? Ya, bertindak memang memiliki bobot yang besar dalam tingkat keberhasilan, jika tindakan itu mengarah ke arah yang tepat dengan cara yang tepat. Arah yang tepat dan cara yang tepat hanya bisa Anda lakukan jika Anda memiliki motivasi belajar yang besar.Pengaruh Motivasi BelajarUntuk melihat dengan jelas, dimana pengaruh motivasi belajar dalam karir dan bisnis, akan saya gambarkan dalam 4 kasus dibawah ini.1. Kasus pertama: tanpa ilmu dan tanpa tindakan. Jelas orang bodoh dan malas. Akan sukses? Jelas, jangan sampai seperti orang dengan kasus ini. Ini jelas salah.2. Kasus kedua: punya ilmu tetapi tidak bertindak. Ilmu Anda akan percuma jika tidak bertindak.3. Kasus ketiga: tanpa ilmu tapi mau bertindak.4. Kasus ketiga: berilmu dan bertindak. Ini yang sempurna. Ilmu sebelum amal. Ini yang bagus, insya Allah akan sukses.Untuk kasus ketiga ini ada dua sub kasus. Yang pertama tanpa ilmu, meski pun dia mau bertindak, maka orang ini tidak akan berhasil, kecuali mendapatkan keberuntungan. Anda tidak akan pernah mencapai sebuah tempat jika arah dan cara Anda mencapai tempat tersebut salah. Namun akan berbeda jika Anda bertindak meski tanpa ilmu, kemudian belajar dan mengambil hikmah dari tindakan Anda, maka keberhasilan ada di tangan Anda. Jadi dalam kasus ketiga ini, meski dia tidak memiliki ilmu, tetapi masih memiliki motivasi belajar, dia memiliki peluang sukses yang besar.Kasus keempat adalah kondisi sempurna, Anda bertindak berdasarkan ilmu, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Peluang suksesnya akan lebih besar. Dia akan bertindak ke arah yang tepat dan dengan cara yang tepat.Yang tidak boleh adalah belajar saja tetapi tidak pernah mengaplikasikannya. Sebaliknya bertindak saja tanpa belajar juga tidak boleh, keduanya harus berjalan seiring, tidak mementingkan salah satu saja.Pengaruh Motivasi Belajar Dalam KarirApa yang diharapkan seorang atasan atau perusahaan terhadap karyawannya? Ya, seorang karyawan yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Termasuk, tugas-tugas yang sulit dan baru. Saat seorang karyawan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, maka wajar jika atas akan menyukai karyawan ini. Bayangkan jika seorang karyawan yang tidak memiliki motivasi belajar, dia akan membuat jengkel atasannya karena segala tidak bisa.Lebih jauh, pengaruh motivasi belajar dalam karir, akan menjadikan karir Anda lebih sukses. Anda akan selalu mengerjakan sesuatu lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki motivasi belajar. Kalaulah, semua karyawan di tempat kerja Anda memiliki motivasi belajar semua, apa jadinya jika Anda tidak memiliki motivasi belajar? Dijamin, Anda akan paling tertinggal dibandingkan dengan karyawan lainnya.Jadi, tidak ada pilihan lain, Anda harus memiliki motivasi belajar sebab pengaruh motivasi belajar sangat jelas, karir Anda akan maju atau setidaknya Anda mampu bertahan.Ingat: persaingan Anda bukan hanya karyawan satu perusahaan dengan Anda. Sekarang, setiap tahun, perguruan tinggi terus meluluskan ribuan angkatan kerja. Orang-orang baru, dengan pengetahuan dan wawasan terkini siap mengancam posisi Anda. Belum lagi, para ahli yang datang dari luar negeri pun bisa menggoyang posisi Anda. Masihkah malas belajar?Pengaruh Motivasi Belajar dalam BisnisYang penting action? Benarkah? Mampukah Anda langsung mengambil motor dan berbalap dengan Casey Stoner? Tidak, Anda harus belajar dulu menggunakan motor tersebut.Berbisnis tanpa ilmu, Anda bisa salah arah dan cara yang Anda lakukan tidak tepat. Untuk apa membuat cara sendiri? Padahal, sudah ada cara yang sudah terbukti sukses yang sudah dilakukan oleh orang lain. Anda tinggal menirunya. Artinya Anda bisa belajar kepada pengalaman orang lain.Analoginya, jika Anda pergi dari Bandung ke Jakarta, Anda tidak perlu membuat jalan sendiri, Anda tinggal gunakan jalan yang ada. Itu akan lebih cepat dari pada harus membabat hutan dan meratakan gunung sendiri. Jangan konyol, Anda tetap harus belajar baik sebelumnya, juga sambil berjalan.Belum lagi, perkembangan teknologi berkembang pesat. Saya sangat merasakan bagaimana perkembangan teknologi internet yang cepat berubah menuntuk saya belajar terus agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Jika tidak, bagaimana saya bisa bertahan dan memenangkan persaingan.Sudah banyak perusahaan yang gulung tikar karena perubahan teknologi. Perubahan ini tidak bisa kita hentikan. Yang perlu dilakukan ialah kita perlu terus belajar agar bisa mengikuti perubahan yang terjadi. Pengaruh motivasi belajar jelas akan berpengaruh jika kita melihat perubahan yang tidak pernah berhenti.Sama halnya dengan pengaruh motivasi belajar dalam karir, pengaruh motivasi belajar dalam bisnis pun untuk bertahan dan memenangkan persaingan. Pak Purdie Chandra salah seorang yang mendorong kita bertindak dalam bisnis, tetapi bukan berarti tanpa ilmu atau tanpa belajar terlebih dahulu. Selama saya belajar di EU dulu, saya banyak mendapatkan ilmu dari beliau strategi bisnis yang jitu. Om Bob Sadino, sering membeli literatur ke luar negeri saat akan menjual produk tertentu. TDW juga mengeluarkan biaya yang banyak untuk belajar ke luar negeri.Sebagai penutup, sebuah kutipan luar biasa dari Imam Syafii, seorang ulama besar yang tersohor:Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan ilmu ~Iman SyafiiPercayalah, pengaruh motivasi belajar sangat besar dalam kehidupan Anda.