aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

17
tres jangka panjang menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran ini memiliki dampak merusak bagi tubuh. Kehidupan ini memberikan kepada kita pilihan. Pilihlah menikmati hidup sebagaimana adanya. Hargai dan syukurilah sinar matahari dan hujan. Hiruplah semerbak bau harum bunga- bungaan, balaslah senyuman, bermainlah dengan anak-anak Anda. Pendekatan pada kehidupan seperti ini tidak mahal dan melindungi Anda dari stres. Tahukan Anda, saat mengalamai stres ada dua macam hormon yang sangat berbahaya yang dikeluarkan secara berlebihan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kedua macam hormon ini dilepas oleh Hypothalamus, organ kecil yang berada di pusat otak. Yang terjadi saat stres Hypothalamus memberi sinyal kepada kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dan kortisol untuk dilepaskan ke dalam pembuluh darah. Hormon-hormon ini mempersiapkan seseorang untuk bereaksi cepat dan efektif dalam mengatasi tekanan pada saat itu. Hormon-hormon ini meningkatkan kerja jantung, bernafas lebih cepat, tekanan darah dan metabolisme. Pembuluh darah melebar agar lebih banyak darah yang mengalir ke otot, sehingga otot tubuh kita waspada. Liver melepaskan glukosa yang disimpannya untuk meningkatkan energi tubuh. Keringat diproduksi untuk mendinginkan tubuh. Reaksi natural ini dikenal dengan nama respon stres. Apabila bekerja dengan benar, respon stres ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk tampil dengan baik di bawah tekanan. Contohnya, seseorang dalam keadaan stres dan panik dapat mengangkat beban berat yang dalam keadaan biasa dia tidak kuat melakukannya. Stres berkepanjangan Sebenarnya hormon-hormon dalam tubuh bekerja dengan sangat seimbang. Jumlah yang tepat dari setiap hormon akan menghasilkan hal yang positif. Jika stres itu hanya sebentar, sedikit aliran adrenalin itu baik dan tak membahayakan. Tetapi

description

polo

Transcript of aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Page 1: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

tres jangka panjang menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran ini memiliki dampak merusak bagi tubuh.

Kehidupan ini memberikan kepada kita pilihan. Pilihlah menikmati hidup sebagaimana adanya.  Hargai dan syukurilah sinar matahari dan hujan. Hiruplah semerbak bau harum bunga-bungaan, balaslah senyuman, bermainlah dengan anak-anak Anda. Pendekatan pada kehidupan seperti ini tidak mahal dan melindungi Anda dari stres. Tahukan Anda, saat mengalamai stres ada dua macam hormon yang sangat berbahaya yang dikeluarkan secara berlebihan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kedua macam hormon ini dilepas oleh Hypothalamus, organ kecil yang berada di pusat otak.

Yang terjadi saat stres

Hypothalamus memberi sinyal kepada kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dan kortisol untuk dilepaskan ke dalam pembuluh darah. Hormon-hormon ini mempersiapkan seseorang untuk bereaksi cepat dan efektif dalam mengatasi tekanan pada saat itu.

Hormon-hormon ini meningkatkan kerja jantung, bernafas lebih cepat, tekanan darah dan metabolisme. Pembuluh darah melebar agar lebih banyak darah yang mengalir ke otot, sehingga otot tubuh kita waspada.

Liver melepaskan glukosa yang disimpannya untuk meningkatkan energi tubuh. Keringat diproduksi untuk mendinginkan tubuh. Reaksi natural ini dikenal dengan

nama respon stres.  Apabila bekerja dengan benar, respon stres ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk tampil dengan baik di bawah tekanan. Contohnya, seseorang dalam keadaan stres dan panik dapat mengangkat beban berat yang dalam keadaan biasa dia tidak kuat melakukannya. 

Stres berkepanjangan

Sebenarnya hormon-hormon dalam tubuh bekerja dengan sangat seimbang. Jumlah yang tepat dari setiap hormon akan menghasilkan hal yang positif.  Jika stres itu hanya sebentar, sedikit aliran adrenalin itu baik dan tak membahayakan. Tetapi jika stres jangka panjang dan menetap dapat menyebabkan masalah.

Misalnya, jika seseorang hidup bertahun-tahun dalam kemarahan yang tak terselesaikan terhadap pasangannya, aliran adrenalin dapat menjadi berlebihan.  Atau jika seseorang yang bekerja selama bertahun-tahun di bawah seorang bos atau sistem yang membuat dia merasa tak berdaya dan dilecehkan, orang tersebut dapat mengalami kemarahan berkepanjangan atau perasaan berada dalam bahaya. Stres emosional jangka panjang ini menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran tersebut memiliki dampak merusak bagi tubuh. Apakah kadar adrenalin yang tinggi berbahaya?

Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah sehingga detak jantung menjadi lebih cepat dan tekanan darah tinggi. Hal ini tidak baik.

Page 2: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan juga dapat menyebabkan peningkatan trigliserida yang adalah lemak di dalam darah, dan peningkatan gula darah. Ini juga tidak baik.

Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat juga menyebabkan darah membeku lebih cepat (yang menyebabkan terjadinya plak), tiroid menjadi terlalu dirangsang, dan tubuh menghasilkan lebih banyak kolesterol.  Semua pengaruh ini, jika berkepanjangan, secara potensial mematikan.

Bagaimana dengan hormon kortisol yang berlebihan?

Ketika tubuh melepas adrenalin ke dalam sistem, tubuh juga melepas hormon yang disebut kortisol. Kadar kortisol yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan kadar gula darah dan insulin meningkat dan tetap bertahan pada tingkat tinggi. 

Kadar trigliserida meningkat dalam aliran darah dan dapat tetap bertahan pada tingkat tinggi.  Kadar kolesterol juga dapat meningkat dan tetap pada tingkat tinggi.

Terlalu banyak kortisol dapat meningkatkan berat badan dan menghasilkan kegemukan yang menetap, khususnya bagian tengah tubuh.

Terlalu banyak kortisol dalam tubuh dapat mengurangi kalsium, magnesium dan potasium dalam tulang.  Itu dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).

Sebagai tambahan terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan tubuh menahan sodium (garam) yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Peningkatan kadar kortisol secara kronis akan menyebabkan gangguan fungsi kekebalan tubuh, dan tanggapan kekebalan tubuh yang salah telah dikaitkan dengan berbagai macam penyakit.

Page 3: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

tres jangka panjang menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran ini memiliki dampak merusak bagi tubuh.

Kehidupan ini memberikan kepada kita pilihan. Pilihlah menikmati hidup sebagaimana adanya.  Hargai dan syukurilah sinar matahari dan hujan. Hiruplah semerbak bau harum bunga-bungaan, balaslah senyuman, bermainlah dengan anak-anak Anda. Pendekatan pada kehidupan seperti ini tidak mahal dan melindungi Anda dari stres. Tahukan Anda, saat mengalamai stres ada dua macam hormon yang sangat berbahaya yang dikeluarkan secara berlebihan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kedua macam hormon ini dilepas oleh Hypothalamus, organ kecil yang berada di pusat otak.

Yang terjadi saat stres

Hypothalamus memberi sinyal kepada kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dan kortisol untuk dilepaskan ke dalam pembuluh darah. Hormon-hormon ini mempersiapkan seseorang untuk bereaksi cepat dan efektif dalam mengatasi tekanan pada saat itu.

Hormon-hormon ini meningkatkan kerja jantung, bernafas lebih cepat, tekanan darah dan metabolisme. Pembuluh darah melebar agar lebih banyak darah yang mengalir ke otot, sehingga otot tubuh kita waspada.

Liver melepaskan glukosa yang disimpannya untuk meningkatkan energi tubuh. Keringat diproduksi untuk mendinginkan tubuh. Reaksi natural ini dikenal dengan

nama respon stres.  Apabila bekerja dengan benar, respon stres ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk tampil dengan baik di bawah tekanan. Contohnya, seseorang dalam keadaan stres dan panik dapat mengangkat beban berat yang dalam keadaan biasa dia tidak kuat melakukannya. 

Stres berkepanjangan

Sebenarnya hormon-hormon dalam tubuh bekerja dengan sangat seimbang. Jumlah yang tepat dari setiap hormon akan menghasilkan hal yang positif.  Jika stres itu hanya sebentar, sedikit aliran adrenalin itu baik dan tak membahayakan. Tetapi jika stres jangka panjang dan menetap dapat menyebabkan masalah.

Misalnya, jika seseorang hidup bertahun-tahun dalam kemarahan yang tak terselesaikan terhadap pasangannya, aliran adrenalin dapat menjadi berlebihan.  Atau jika seseorang yang bekerja selama bertahun-tahun di bawah seorang bos atau sistem yang membuat dia merasa tak berdaya dan dilecehkan, orang tersebut dapat mengalami kemarahan berkepanjangan atau perasaan berada dalam bahaya. Stres emosional jangka panjang ini menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk ke dalam darah, dan aliran tersebut memiliki dampak merusak bagi tubuh. Apakah kadar adrenalin yang tinggi berbahaya?

Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah sehingga detak jantung menjadi lebih cepat dan tekanan darah tinggi. Hal ini tidak baik.

Page 4: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan juga dapat menyebabkan peningkatan trigliserida yang adalah lemak di dalam darah, dan peningkatan gula darah. Ini juga tidak baik.

Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat juga menyebabkan darah membeku lebih cepat (yang menyebabkan terjadinya plak), tiroid menjadi terlalu dirangsang, dan tubuh menghasilkan lebih banyak kolesterol.  Semua pengaruh ini, jika berkepanjangan, secara potensial mematikan.

Bagaimana dengan hormon kortisol yang berlebihan?

Ketika tubuh melepas adrenalin ke dalam sistem, tubuh juga melepas hormon yang disebut kortisol. Kadar kortisol yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan kadar gula darah dan insulin meningkat dan tetap bertahan pada tingkat tinggi. 

Kadar trigliserida meningkat dalam aliran darah dan dapat tetap bertahan pada tingkat tinggi.  Kadar kolesterol juga dapat meningkat dan tetap pada tingkat tinggi.

Terlalu banyak kortisol dapat meningkatkan berat badan dan menghasilkan kegemukan yang menetap, khususnya bagian tengah tubuh.

Terlalu banyak kortisol dalam tubuh dapat mengurangi kalsium, magnesium dan potasium dalam tulang.  Itu dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).

Sebagai tambahan terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan tubuh menahan sodium (garam) yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Peningkatan kadar kortisol secara kronis akan menyebabkan gangguan fungsi kekebalan tubuh, dan tanggapan kekebalan tubuh yang salah telah dikaitkan dengan berbagai macam penyakit.

Page 5: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Cari Dokter Cari Obat Cari RS / Apotik Tanya Dokter Medis A-Z Health Talks Rubrik Spesialis Gaya Hidup Health Tools Slide Video Login

Health TopicsStres Kurangi Kemampuan Daya IngatOleh : dr. Rizka Ismailia Puteri Iskandar

Klikdokter.com - Pernahkah Anda merasa sangat sulit sekali untuk mengingat sesuatu ketika sedang mengalami terlalu banyak masalah yang kita hadapi? Bahkan hal yang seringkali dikerjakan sehari-hari seperti mengingat pintu keluar tol menuju kantor.

Bangun kesiangan, macet yang tidak seperti biasanya, ban mobil yang tiba-tiba kempes di tengah jalan, sementara harus tiba di kantor lebih awal karena harus menyiapkan rapat penting yang akan segera dimulai dalam beberapa menit, belum lagi harus menyelesaikan setumpuk pekerjaan di kantor yang sudah menunggu. Semuanya adalah bentuk permasalahan yang sering kita hadapi sehari-hari dan dapat menimbulkan stres.

Ketika Anda dihadapkan dalam situasi depresi akibat stres, tubuh kemudian akan merespons, yang dikenal dalam medis dengan sebutan dengan fight/flight response. Yakni sebuah kondisi yang menentukan dimana seseorang harus memilih untuk bereaksi dengan perilaku agresif atau justru meninggalkan situasi stres.

Saat itulah kelenjar adrenal/anak ginjal pada tubuh secara cepat menghasilkan adrenalin. Jika ancaman terlalu berat atau menetap setelah beberapa menit, adrenal kemudian melepaskan kortisol yang sering disebut hormon stres, meskipun ternyata kortisol tidak hanya dihasilkan saat situasi stres saja.

Kortisol dalam jumlah cukup ternyata memiliki efek yang baik pada tubuh seper

Page 6: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

ti meningkatkan letupan energi, meningkatkan fungsi memori, dan meningkatkan imunitas. Namun, setelah itu bila tubuh tidak mampu memberikan respon relaksasi yang penting untuk kembali ke fungsi normal tubuh, maka hormon kortisol akan menetap sehingga menyebabkan suatu keadaan yang disebut stres kronik.  

Hormon stres yang dikeluarkan berulang kali memiliki efek terhadap fungsi otak, terutama memori. Terlalu banyak kortisol dapat mencegah otak untuk menyimpan memori, atau mengakses memori yang sudah ada.

Peneliti otak terkenal, Robert M. Sapolsky, telah menunjukkan bahwa stres yang terjadi terus menerus dapat merusak hipokampus, bagian dari sistem limbik pada otak yang merupakan pusat pembelajaran dan memori. Hormon yang bertanggung jawab adalah glukokortikoid- hormon steroid yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal /anak ginjal selama stres, yang dikenal dengan kortikosteroid atau kortisol.

       Professor Robert M. Sapolsk, MD.

Page 7: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Kortisol

Page 8: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa

Kortisol

Nama sistematis (IUPAC)

(11β)-11,17,21-trihydroxypregn-4-ene-3,20-dione

Data klinis

Kat. kehamilan C

Status hukumRx Only (U.S.) (excluding 1-2%

strength topical)

Rute Oral tablets, intravenously, topical

Pengenal

Nomor CAS 50-23-7

Kode ATC H02 AB09 (and others)

PubChem CID 5754

ChemSpider 5551 

UNII WI4X0X7BPJ 

KEGG D00088 

ChEMBL CHEMBL389621 

Data kimia

Formula C21H30O5

Massa mol. 362.460

SMILES eMolecules & PubChem

InChI

Page 9: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

InChI=1S/C21H30O5/c1-19-7-5-13(23)9-12(19)3-4-14-

15-6-8-21(26,17(25)11-22)20(15,2)10-16(24)18(14)19/

h9,14-16,18,22,24,26H,3-8,10-11H2,1-2H3/

t14-,15-,16-,18+,19-,20-,21-/m0/s1 

Key:JYGXADMDTFJGBT-VWUMJDOOSA-N 

Kortisol (bahasa Inggris: cortisol, hydrocortisone, 11beta,17alpha,21-trihydroxy-4-pregnene-3,20-dione) adalah hormon steroid dari golongan glukokortikoid yang umumnya diproduksi oleh sel di dalam zona fasikulata pada kelenjar adrenal [1] sebagai respon terhadap stimulasi hormon ACTH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis, juga merupakan hasil reaksi organik hidrogenasi pada gugus 11-keto[2] molekul hormon kortison yang dikatalis oleh enzim 11β-hidroksisteroid dehidrogenase tipe 1 yang umumnya disekresi oleh jaringan adiposa. kelebihan hormon ini dalam darah menyebabkan sindrom cushing [3] Selain itu, hormon kortisol juga diproduksi oleh hati.[4]

Pengaruh pada metabolismeHormon kortisol, seperti hormon T3, memiliki efek metabolik terhadap beragam organ dan jaringan tubuh, termasuk sistem kardiovaskular, sistem saraf pusat, sistem renal dan sistem fetus.[5] Pada prinsipnya, kortisol akan memantik lintasan anabolisme pada hati dan lintasan katabolisme pada jaringan otot dan adiposa guna meningkatkan rasio serum gula darah. Oleh karena itu, seperti hormon pertumbuhan, adrenalin dan glukagon, kortisol dikatakan memiliki sifat diabetogenik, khususnya karena hormon ini meningkatkan produksi glukosa oleh hati melalui metabolisme glukoneogenesis setelah menstimulasi pelepasan asam amino dari jaringan otot yang diperlukan bagi lintasan metabolisme tersebut, namun menghambat kinerja hormon insulin pada transporter GLUT4 yang disekresi sebagai respon meningkatnya rasio serum gula darah.[6] Lebih lanjut, kortisol berperan sebagai stabilisator organel lisosom di dalam sel sehingga mencegah pelepasan enzim proteolitik.

Pada rongga tubuh dan peritoneum, kortisol menghambat proliferasi fibroblas dan sintesis senyawa interstitial seperti kolagen. Kelebihan glukokortikoid termasuk kortisol dapat mengakibatkan penipisan lapisan kulit dan jaringan penghantar yang menopang pembuluh darah kapiler. Hal ini dapat membuat tubuh menjadi lebih rentan dan mudah cedera.

Pada jaringan tulang, kortisol meredam fungsi osteoblas hingga menurun pembentukan tulang yang baru. Oleh karena sifat umum glukokortikoid yang menurunkan penyerapan senyawa kalsium pada saluran pencernaan dan menurunkan reabsorsi kalsium pada renal ke dalam sistem kardiovaskular dengan sifat diuretik, secara keseluruhan kelebihan kortisol akan mengakibatkan osteoporosis.

Pada sistem kardiovaskular, kortisol diperlukan guna mempertahankan homeostasis tekanan darah dengan pemeliharaan fungsi miokardial dan respon pembuluh darah yang menjadi penghubung antara pembuluh nadi dan pembuluh darah kapiler terhadap pengaruh hormon jenis katekolamin dan angiotensin II.

Page 10: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Sedangkan pada sistem saraf pusat, kortisol dapat mengubah eksitasi neuron dan menginduksi apoptosis khususnya pada sel jaringan hipokampus. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku dan aspek psikologis individunya, depresi merupakan hal yang sering dijumpai pada terapi hormon glukokortikoid. Dan penderita depresi tanpa terapi hormon glukokortikoid, juga sering menunjukkan peningkatan dan perubahan pola waktu sekresi kortisol yang diikutian dengan perubahan jam biologis.

Pada sistem renal, kortisol meningkatan laju filtrasi glomerular dengan meningkatkan aliran darah glomerular, dan ekskresi asam fosfat dengan menurunkan reabsoprsinya pada tubula proksimal. Konsentrasi hormon kortisol biasanya sekitar 100 kali lebih tinggi daripada hormon aldosteron, namun kortisol jarang berinteraksi dengan pencerap aldosteron, oleh karena kortisol dengan cepat akan bereaksi dengan enzim 11-beta hidroksisteroid dehidrogenase tipe 2 menjadi bentuk non aktif yaitu hormon kortison di dalam tubula proksimal.[7] Karena kortisol memiliki daya cerap yang sama kuat dengan hormon aldosteron, saat rasio kortisol jauh melebihi kadar 11β-HSD, hormon ini menghalangi aldosteron yang akan bereaksi dengan pencerapnya hingga menimbulkan efek diuretik. Hal ini dapat menjadi faktor pemicu simtoma tekanan darah tinggi yang dijumpai pada penderita sindrom Cushing.

Pada sistem fetus, kortisol berperan demi matangnya sistem saraf pusat, retina, kulit, saluran pencernaan dan paru, khususnya sangat penting dalam proses sintesis surfaktan alveolar yang berlangsung sepanjang minggu-minggu terakhir masa kandungan janin. Bayi dengan kelahiran prematur terkadang mendapatkan terapi glukokortikoid sebagai stimulasi agar terjadi sintesis surfaktan pada organ paru.

Pengaruh pada imunitasSebagai glukokortikoid, kortisol memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap respon peradangan dan sistem kekebalan. Kortisol menghambat konversi fosfatidil kolina menjadi asam arakidonat dengan menginduksi produksi lipokortin yang menghambat aktivitas fosfolipase A2. Tanpa asam arakidonat sebagai substrat, keberadaan enzim lipo-oksigenase tidak berarti dalam menghasilkan leukotriena

Kortisol juga menghambat produksi tromboksana dan prostaglandin saat terjadi radang dengan menghambat enzim sikloksigenase serta menghambat sekresi sitokina IL-1β hingga mengurangi jumlah kemotaksis leukosit yang dapat terjadi pada area infeksi, termasuk menurunkan tingkat proliferasi mastosit, neutrofil, eosinofil, sel T, sel B dan fibroblas. Secara umum sistem kekebalan humoral dan sistem kekebalan selular akan menurun.

Page 11: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Jakarta, Ketika mengalami stres, tubuh menghasilkan hormon yang disebut kortisol. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal. Fungsinya membantu mengatur tekanan darah dan sistem kekebalan tubuh selama datangnya krisis, baik krisis fisik ataupun emosional. Kortisol baik untuk membentuk cadangan energi dan meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi.

Masalahnya, stres yang tak kenal lelah juga dapat membuat tubuh waspada dan membuat manfaatnya berubah merugikan. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan gangguan tidur, menekan sistem kekebalan, menyebabkan kenaikan gula darah, dan kenaikan berat badan.

 

"Ketika terjadi lonjakan kortisol, hormon ini memberitahu tubuh untuk makan banyak kalori, taktik bertahan hidup yang membutuhkan energi besar untuk melarikan diri predator. Namun taktik ini tidak efektif jika mencemaskan banyaknya tagihan yang harus dibayar," kata Shawn Talbott, PhD, ahli biokimia gizi sekaligus penulis buku 'The Cortisol Connection'.

Untungnya, tubuh telah berevolusi untuk menangkal lonjakan ini, yaitu dengan melakukan relaksasi. Seperti dilansir prevention.com, Selasa (28/2/2012), berikut adalah delapan cara yang mengejutkan untuk memangkas kadar kortisol hampir separuh.

1. Meditasi = Mengurangi Kortisol 20 persenDalam sebuah peneltiian di Thailand, orang yang berlatih meditasi secara signifikan mengalami penurunan kortisol dan tekanan darah dalam waktu 6 minggu. Demikian pula orang yang bermeditasi setiap hari selama 4 bulan mengalami penurunan kortisol rata-rata sebesar 20 persen, menurut sebuah penelitian di Maharishi University.

2. Mendengarkan Musik = Mengurangi Kortisol 66 persenMusik dapat memiliki efek menenangkan otak, terutama saat sedang menghadapi pemicu stres. Ketika seorang dokter di Osaka Medical Center, Jepang, memainkan lagu untuk sekelompok pasien yang menjalani kolonoskopi, tingkat kortisol pasien naik lebih sedikit dibandingkan pasien lain yang menjalani prosedur sama di ruangan yang tenang.

Mencegah lonjakan kortisol dalam situasi pemicu stres lainnya dapat dilakukan dengan mengalunkan musik instrumental. Dan jika ingin lebih cepat tertidur, dengarkanlah musik yang menenangkan, jangan menonton TV.

3. Tidur lebih awal atau tidur siang = Mengurangi Kortisol 50 persen"Apa perbedaan antara tidur selama 6 jam dengan 8 jam seperti yang direkomendasikan?

Page 12: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx

Kenaikan Lima puluh persen kortisol lebih dalam aliran darah," kata Talbott.

Ketika sekelompok pilot tidur 6 jam atau kurang selama 7 malam saat bertugas, tingkat kortisolnya meningkat secara signifikan dan tetap meningkat selama 2 hari, demikian kesimpulan penelitian yang dilakukan Jerman Institute for Aerospace Medicine. Tidur 8 jam direkomendasikan karena memberikan tubuh waktu untuk memulihkan diri dari stres seharian.

Jika tidak dapat memenuhi 8 jam tidur, pastikan dapat tidur siang pada hari berikutnya. Peneliti dari Pennsylvania State University menemukan bahwa tidur siang dapat mengurangi kortisol yang diakibatkan kurang tidur pada malam sebelumnya.

4. Minum teh hitam = Mengurangi Kortisol 47 persenTeh hitam terbukti ampuh meredakan lonjakan kortisol. Ketika relawan di University College London diberi tugas yang memicu stres, kadar kortisol orang yang biasa minum teh hitam turun sebesar 47 persen dalam satu jam setelah menyelesaikan tugas. Sedangkan peserta lain yang minum teh palsu hanya mengalami penurunan 27 persen. Sang peneliti, Andrew Steptoe, PhD, menduga bahwa bahan kimia alami seperti polifenol dan flavonoid berperan penting atas efek menenangkan ini.

5. Bergaul dengan teman yang lucu = Mengurangi Kortisol 39 persenSahabat yang selalu dapat membuat tertawa tak hanya dapat mengalihkan perhatian dari masalah, tapi kehadirannya dapat membantu meredam stres. Tertawa saja sudah cukup untuk mengurangi kortisol hampir setengahnya, menurut para peneliti di Loma Linda University. Jika teman-teman sudah pada sibuk dengan urusannya masing-masing, menonton acara komedi juga dapat membantu.

6. Pijat = Mengurangi Kortisol 31 persenPijatan lembut dapat memangkas tingkat stres. Setelah beberapa minggu terapi pijat, rata-rata kadar kortisol akan menurun sebesar hampir sepertiga, menurut penelitian di University of Miami School of Medicine. Selain menjaga kadar kortisol, pijat juga dapat mengurangi stres dengan meningkatkan produksi dopamin dan serotonin, hormon yang dilepaskan ketika bersosialisasi dengan teman atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.

7. Beribadah = Mengurangi Kortisol 25 persenMenurut penelitian dari Universitas Mississippi, ritual keagamaan membentengi banyak orang dari tekanan sehari-hari, dan juga dapat menurunkan kadar kortisol. Subyek penelitian yang rajin ke gereja memiliki kadar hormon stres lebih rendah daripada yang tidak menghadiri ibadah sama sekali. Jika ritual tidak cukup menarik, cobalah mengembangkan sisi spiritual dengan berjalan-jalan di alam, hutan, pantai, atau menjadi relawan dalam kegiatan sosial.

8. Kunyah permen karet = Mengurangi Kortisol 12-16 persenMengunyah permen karet dapat meredakan ketegangan, demikian saran dari peneliti di Northumbria University di Inggris. Ketika menghadapi tekanan, pengunyah permen karet memiliki kadar kortisol 12 persen lebih rendah dibandingkan yang tidak mengunyah permen. Pengunyah permen karet ditemukan memiliki kewaspadaan lebih besar dibandingkan yang tidak mengunyah permen. Diduga, mengunyah permen karet meningkatkan aliran darah dan aktivitas saraf pada salah satu bagian otak.

Page 13: aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus.docx