Alquran menurut manna

4
Alquran menurut manna’ Khalil al qattan adalah kalam Aalah yang diturunkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, yang didalamnya terdapat unsure mukjizat serta mengandung unsure tahaddi, dan yang membacanya merupakan ibadah. Serta menjadi pedoman dan referensi bagi seluruh manusia. orientasi Alquran adalah menentukan jalan kehidupan manusia, mewujudkan kemaslahatan ummat, membimbing ke jalan yang lurus, menuju jalan yang lebih selamat, mengatur kehidupan manusia diduania dengan keadilan. Allah Swt berfirman: 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Prop..Dr.Buya Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar menjelaskan bahwa QAUWAAMIINA. Berdiri tegak, sadar dan membela, tegasnya tidak mau tunduk kepada siapapun yang hendak meruntuhkan keadilan yang ditegakkan, terdapat juga pada kalimat BILQISTI yang diartikan jalan ditengah-tengah, tidak berat sebelah dengan kata lain “Adil”. Keadilan merupakan Mizan Ilahi diatas permukaan bumi ini, untuk mempertahankan jujur agar jangan disewenang-wenangi oleh si pendusta, untuk mempertahankan yang lemah agar jangan dilindasi oleh yang kuat.

Transcript of Alquran menurut manna

Page 1: Alquran menurut manna

Alquran menurut manna’ Khalil al qattan adalah kalam Aalah yang diturunkan kepada baginda Nabi Muhammad saw, yang didalamnya terdapat unsure mukjizat serta mengandung unsure tahaddi, dan yang membacanya merupakan ibadah. Serta menjadi pedoman dan referensi bagi seluruh manusia.

orientasi Alquran adalah menentukan jalan kehidupan manusia, mewujudkan kemaslahatan ummat, membimbing ke jalan yang lurus, menuju jalan yang lebih selamat, mengatur kehidupan manusia diduania dengan keadilan.

Allah Swt berfirman:

8. Hai orang-orang yang beriman

hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.

dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.

dan bertakwalah kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Prop..Dr.Buya Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar menjelaskan bahwa QAUWAAMIINA. Berdiri tegak, sadar dan membela, tegasnya tidak mau tunduk kepada siapapun yang hendak meruntuhkan keadilan yang ditegakkan, terdapat juga pada kalimat BILQISTI yang diartikan jalan ditengah-tengah, tidak berat sebelah dengan kata lain “Adil”. Keadilan merupakan Mizan Ilahi diatas permukaan bumi ini, untuk mempertahankan jujur agar jangan disewenang-wenangi oleh si pendusta, untuk mempertahankan yang lemah agar jangan dilindasi oleh yang kuat.

Namun kenyataanya berbeda dengan apa yang kita harapkan, penegakan keadilan masih jauh dari harapan, yang hak masih bercampur dengan yang bathil, masih ada kesenjangan antara ajaran dengan kenyataan, tidak sesuainya antara kata dengan perbuatan.

Sebagai bahan perbandingan dan untuk mengingatkan kita kembali, saya mencoba mengangkat sejarah lama, contoh sederhana dalam penerapan konsep keadilan.

Ketika seorang raja yaitu raja Jablah bin Hai’an melakukan tawaf diBaitullah, jubahnnya jatuh, lalu

diinjak oleh seorang pemuda, maklum saja, ketika melakukan tawaf begitu banyak manusia,sehingga

Page 2: Alquran menurut manna

keadaan seperti itu sulit untuk dihindari, rupanya raja marah, ditempelangnya wajah pemuda tersebut

hingga mengeluarkan darah.

Pemuda tersebut tidak terima perlakuan raja terhadap dirinya, dia datang kepada khalifah

Umar bin Khatab untuk menuntut keadilan, dan khalifah umarpun melakukan penelitian, hingga

menjatuhkan hukuman kishash terhadap sang raja, mendengar keputusan khalifah Umar bin Khatab,

raja protes, seraya berkata:

Mengapa demikian ya amirul mukminin?

Bukankah saya seorang raja ,hidup terpandang, berkedudukan tinggi dan mulia?

Sedangkan dia, pemuda biasa, rakyat jelata, hidup penuh dengan kehinaan?

Spontan khalifah Umar menjawab:

Sesungguhnya Allah telah menyamakan dan tidak membedakan status sosial kalian. Didepan

hukum rakyat dan raja sama, yang membedakan kalian berdua adalah ketakwaan kepada Allah swt,

karena adil merupakan bagian dari kesempurnaan iman, karena keadilan mendekatkan kita kepada

taqwa.

Sebelum saya melanjutkan presentasi proposal ini, saya ingin menjelaskan sedikit tentang judul

proposal saya ini yaitu term adil dalam alquran studi komparatif tafsir annur dan tafsir al misbah.

Keistimewaan kedua tafsir ini adalah, m. hasbi asshiddieqy dan qurais shihab merupakan tokoh

terpandang yang berasal dari Indonesia, dan ini menjadi kebanggan bagi kita semua, kemudian

quraishihab dalam menafsirkan alquran menggunakan bahsa yang mudah di pahami oleh kalangan

masyarakat dan mahasiswa, begitu juga dengan kitab tafsir annur.

Adapun permasalahannya yaitu, didalam alquran, Allah menggungkapkan kata adil dengan

bermacam kata, yaitu al-‘adl, al-qisth, kemudian dengan kata al-miizaan.

Kata al-‘adl terdapat dalam Alquran sebanyak 21 kali di 11 surat dengan beragam

bentuknya. Yaitu dalam surat Al-Baqarah: 48, 123, 282. Surat An-Nisaa’: 3, 58, 129, 135. Al-

Maaidah: 8, 95, 106. Al-An’am: 70, 150. Al-‘araf: 159, 181. An-Naml: 15, 60. An-Nahl: 76, 90.

Asy-Syura: 15. AlHujurat: 9. Ath-Thalaaq: 2.

Page 3: Alquran menurut manna

Kedua: kata al-qisth terdapat sebanyak 23 kali di 17 surat yang berbeda. Di dalam surat

Al-Baqarah: 282. Al-An-‘am: 152. Al-Hujurat: 9. An-Nisaa’: 3, 127, 135. Al-Maaidah: 8, 42. Al-

An’am: 152. Al-‘Araaf: 29. Al-Mumtahanah: 8. Al-‘imraan: 18, 21. Yunus: 4, 47, 54. Hud: 85.

Al-israa’: 35. Al-Anbiyaa’: 47. As-Syu’araa’: 182. Ar-Rahman: 9. Al-Hadiid: 25. Al-Ahzab: 5.

Dan yang ketiga: kata al-miizaan Sedangkan kata Al-Miizan terdapat sebanyak 19 kali di

13 surat seperti dalam surat Al-An’am: 152. Al-‘raaf: 8, 85. Hud: 84, 85. As-Syura: 17. Ar-

Rahman: 7, 8, 9. Al-Hadiid: 25. Al-Kahfi: 105. Al-israa’: 35. As-Syu’araa’: 182. Al-Mu’minun:

102, 102. Al-Qaari’ah: 6, 8. Al-Mutaffifin: 3. AlAnbiyaa’: 47.

Oleh karena itu, rumusan masalah saya adalah:

1. Bagaimana kedudukan adil dalam Islam?

2. Bagaimana penafsiran ayat tentang adil dalam Tafsir an-Nur dan Tafsir al-Mishbah?