alzheimer by yusnadi.pptx

11
Alzheimer Yusnadi yonatan 406148010

Transcript of alzheimer by yusnadi.pptx

Page 1: alzheimer by yusnadi.pptx

Alzheimer

Yusnadi yonatan406148010

Page 2: alzheimer by yusnadi.pptx

Alzheimer

• Penyakit Alzheimer (AD) adalah penyakit progresif lambat di otak yang ditandai dengan gangguan memori kemudian menyebabkan gangguan dalam penalaran, perencanaan, bahasa, dan persepsi.

Page 3: alzheimer by yusnadi.pptx

Epidemologi

• Insiden alzheimer bergantung pada usia, semakin tua usia semakin banyak terjadi.

• Prevalensi meningkat menjadi dua kali lipat setiap lima tahun untuk usia diatas 60 tahun.

• Meskipun prevalensi bervariasi dari 1,1% pada orang berusia diatas 65 tahun sampai 4,6% di Shanghai dan 10,3% di Boston Timur, namun jelas kecendrungan AD akan terus meningkat selama belum ada obat yang menyembuhkan.

Page 4: alzheimer by yusnadi.pptx

Etiologi

• Etiologi pasti belum diketahui, namun konstribusi faktor genetik terlihat jelas pada demensia alzheimer onset dini.

• Alzheimer dapat disebabkan oleh interaksi sejumlah faktor genetik dan faktor lingkungan yang menyebabkan hilang atau rusaknya sejumlah neuron dan hubungan sinaps sehingga muncul sindrom demensia.

Page 5: alzheimer by yusnadi.pptx

• Onset penyakit alzheimer ada 2 onset : – Onset dini (early onset) jika timbulnya penyakit

sebelum usia 65 tahun– Onset lambat (late onset) jika timbulnya penyakit

sesudah usia 65 tahun

Page 6: alzheimer by yusnadi.pptx

• Secara garis besar perjalanan penyakit demensia alzheimer sebagai berikut:– Fase 1 (berlangsung sampai 2 tahun)– Fase 2 (berlangsung 4 – 5 tahun)– Fase 3 (berlangsung 10 – 15 tahun)

Page 7: alzheimer by yusnadi.pptx

• Fase 1 (berlangsung sampai 2 tahun): ditandai oleh gangguan memori, menurunnya konsentrasi, dan kesulitan visuopasial. Insight biasanya terganggu, pasien tak mengenali lagi keadaan sekeliling yang dulu dikenalnya dengan baik, sering tersesat, dan kadang terjadi agnosia kanan-kiri

• Fase 2 (berlangsung 4 – 5 tahun) : delusi dan halusinasi sering terjadi, namun fungsi berbaha umumnya masih bertahan. Mulai muncul gejala kerusakan korteks fokal, terutama gejala yang berhubungan dengan disfungsi lobus parietal (agnosia, dispraksia, alkalkulia). Dapat pula muncul tanda-tanda gangguan neurologik seperti respon plantar ekstensor dan refleks tendon dalam, refleks isap, genggam, Snout, Palmo-mental & Glabellar-blink.

• Fase 3 (berlangsung 10 – 15 tahun): gangguan berbahasa menjadi nyata, verbalisasi menghilang dan digantikan dengan apatis. Jika penyakit bertambah parah, pasien akan terbaring di tempat tidur dan terjadi inkontinensia urin dan alvi. Terdapat rigiditas motorik, sering timbul kejang, dan gangguan gaya berjalan (gait).

Page 8: alzheimer by yusnadi.pptx

• Kriteria DSM IV untuk sindrom demensia tipe alzheimer :– Defisit beberapa fungsi kognitif termasuk memori dan paling sedikit satu

dari gejala afasia, apraksia, agnosia, dan gangguan fungsi eksekutif.– Defisit kognitif cukup berat dan mengganggu fungsi sosial/okupasional

dan jelas menurun dibandingkan fungsi tertinggi sebelumnya.– Perjalanan penyakit ditandai onset bertahap dan penurunan kognitif

yang terus menerus.– Defisit kognitif tidak disebabkan oleh kondisi sistem saraf pusat yang lain

(CVD, parkinson, hematom subdural, dll) atau kondisi sistemik atau diinduksi zat tertentu.

– Defisit kognitif ini tidak hanya terjadi dalam kondisi delirium.– Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan aksis I lainnya (skizofrenia,

depresi)

Page 9: alzheimer by yusnadi.pptx

Terapi farmakologis

• Saat ini kelompok obat penghambat asetilkolin esterase yang tersedia di indonesia: – Donepezil – Rivastigmin

Page 10: alzheimer by yusnadi.pptx

• Donezepil diberikan dosis tunggal sebelum tidur 5 - 10 mg perhari.

• Rivastigmin diberikan 2 kali sehari, dianjurkan bersama makanan dimulai dari dosis 3 – 12 mg sehari. Dosis efektiv rivastigmine berkisar antara 6-12 mg.

Page 11: alzheimer by yusnadi.pptx

Terapi nonfarmakologi

• Penatalaksanaan perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:– Penyampaian informasi yang benar kepada keluarga– Orientasi realitas (ROT – reality orientation training) – Program harian untuk pasien – Mengingatkan– Terapi musik/seni dan terapi aroma/wewangian – Psikoterapi individual/kelompok– Modifikasi perilaku/kelakuan : merupakan solusi praktis

untuk wandering