03 Masalah Asas Ekonomi Dan Penyelesaiannya Dalam Sistem Ekonomi
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM ...eprints.ums.ac.id/83246/12/naskah publikasi...
Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM ...eprints.ums.ac.id/83246/12/naskah publikasi...
-
i
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN
LINEAR KUADRAT (SPtLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA SISWA
KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Oleh:
Fatwa Maulidatul Akhiroh
A410160096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
-
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN
LINIER KUADRAT (SPTLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA
SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
FATWA MAULIDATUL AKHIROH
NIM. A410160096
Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
D ra. Nining Setyaningsih, M.Si.
0627106101
-
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN
LINIER KUADRAT (SPTLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA
SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE
Oleh:
FATWA MAULIDATUL AKHIROH
A410160096
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, 15 April 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Dra. Nining Setyaningsih, M.Si. ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Muhamad Toyib, S.Pd., M.Pd. ( )
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Drs. Ariyanto, M.Pd. ( )
(Anggota II Dewan Penguji)
-
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 15 April 2020
Penulis
FATWA MAULIDATUL A.
A410160096
-
1
KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN
SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR KUADRAT DI
TINJAU DARI GENDER PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1
KARANGGEDE
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika
siswa kelas X dalam menyelesaikan soal sistem pertidaksamaan linear
kuadrat di tinjau dari gender. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan soal
tes sistem pertidaksamaan linear kuadrat, wawancara siswa dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara
reduksi data, penyajian data dan vefirikasi data. Subjek pada penelitian ini
adalah empat siswa kelas X SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali yang
terdiri dari dua siswa perempuan dan dua siswa laki-laki, dipilih
berdasarakan pertimbangan dari guru matematika dan dari hasil analisis
yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi
matematika siwa kelas X dalam menyelesaikan soal pada materi Sistem
Pertidaksamaan Linear Kuadrat di tinjau dari Gender memiliki beberapa
perbedaan. Dari hasil penelitian bahwa siswa perempuan memiliki kelima
aspek literasi matematika, yaitu kemampuan komunikasi, matematisasi,
menentukan strategi untuk memecahkan masalah, penggunaan operasi dan
bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis serta kemampuan
penalaran. Sedangkan siswa laki-laki memiliki empat aspek literasi
matematika, yaitu kemampuan komunikasi, matematisasi, menentukan
strategi untuk memecahkan masalah, penggunaan operasi dan bahasa
simbol, bahasa formal dan bahasa teknis.
Kata Kunci : literasi matematika, gender
Abstract
This research has a progress to find out the mathematical literacy ability of
class X students in solving the problem of linear quadratic inequality system
in terms of gender. This research uses descriptive qualitative research. Data
collection in this study uses four linear class inequality tests, student
interviews and documentation. Data analysis techniques used are data
reduction, data collection and data presentation. The subjects of this study
are four clas X students of SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali, consisting
of two female students and two mile students, was chosen based on
consideration and mathematics teacher and the result of the analysis
obtained. The result showed the the mathematics literacy ability o class X
students in solving problems in the Linear Squares Inequality System was
reviewed and Gender have a few differences. From the result of the study
that female students have five aspect of mathematical literacy, namely
communication skills, mathematization, determining strategies to solve
problems, the use of operations and symbol language, formal language and
technical language and reasoning abilities. While male students have four
-
2
aspect of mathematical literacy, namely communication skills,
mathematization, determining strategies to solve problems, the use of
operations and symbol language, formal language and technical language
Keywords: mathematical literacy, gender
1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata pelajaran sering jumpai siswa dalam berbagai
jenjang pendidikan. Banyak siswa yang tidak tertarik dalam pembelajaran
matematika karena dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan
sulit. Hal ini senada dengan Hwang, J. (2019) bahwa siswa tidak memiliki daya
terhadap pembelajaran matematika. Tujuan pembelajaran matematika telah
memperhatikan aspek-aspek literasi matematika. Kemampuan literasi ini perlu
dimiliki dan ditingkatkan guna untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-
hari. Menurut (Hillman, 2014) bahwa literasi matematika sebagai alat untuk
seorang ahli matematika berkomunikasi, memecahkan masalah serta bernalar.
Sedangkan menurut OECD (2017) bahwa literasi matematika adalah
kemampuan seseorang untuk merumuskan, menggunakan dan
menginterpretasikan matematika dalam berbagai konteks. Hal ini termasuk pada
penalaran matematika dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat untuk
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Perlunya anak-anak melek terhadap matematika dan bisa memecahkan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari, maka diperlukan kemampuan dasar
matematika yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Menurut (Tokada
et al., 2017) terdapat empat kemampuan literasi matematika yaitu 1. Konteks-
agenda (konsep) 2. Agenda konten dan konteks (struktur) 3.Agenda dari isi
(Penerapan) 4. Agenda konten (symbol matematika) Sedangkan Menurut Yunus
Abidin, Mulyati, Yunansah (2018:108) terdapat tujuh kemampuan-kemampuan
dasar yang digunakan untuk membantu kesuksesan dalam pemecahan masalah
matematika meliputi 1) Komunikasi, 2) Matematisasi, 3) Representasi 4)
Penalaran dan Argumen, 5) Strategi untuk memecahkan masalah, 6)
Menggunakan bahasa simbolik, formal, dan teknik, serta operasi, 7)
-
3
Menggunakan alat-alat matematika.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian literasi matematika di
Indonesia diantaranya adalah faktor personal, faktor instruksional dan faktor
lingkungan (Mahdiansyah & Rahmawati, 2014). Faktor personal dilihat dari
persepsi siswa terhadap pelajaran matematika dan kepercayaan diri siswa
terhadap kemampuan matematika, dimana faktor tersebut tak lepas dari faktor
gender yang dapat mempengaruhi pencapaian literasi dalam pembelajaran
matematika. Siswa perempuan dan siswa laki-laki memiliki perbedaan dalam
pembelajaran. Menurut (Robinson & Lubienski, 2011) bahwa dalam
pembelajaran matematika siswa perempuan memiliki prestasi yang lebih baik
dari pada laki-laki. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Rohman Azazi (2017) menyimpulkan ada perbedaan literasi matematika dilihat
dari rata-rata hasil tes bahwa siswa perempuan lebih baik daripada siswa laki-
laki dan rata-rata hasil tes siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki.
Serta Menurut (Line et al., 2006) di setiap negara bagian dalam membaca literasi
menyatakan perempuan lebih baik dari pada laki-laki, yang terbesar berada di
New South Wales, dengan perbandingan 46 poin skor.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem
Pertidaksamaan Linier Kuadrat (SPtLK). Materi ini berisi aplikasi-aplikasi
masalah kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal cerita.
Dari uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
literasi matematika siswa kelas X dalam menyelesaikan soal materi Sistem
Pertidaksamaan Linear Kuadrat (SPtLK) ditinjau dari gender di SMA Negeri 1
Karanggede.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali. Sumber data yang
diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes, wawancara dan dokumen. Hasil tes
adalah hasil tes soal cerita pada materi sistem pertidaksamaan linear kuadrat
siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali. Wawancara dilakukan
-
4
oleh siswa yang menjadi subjek penelitian, terdiri dari dua siswa perempuan dan
dua siswa laki-laki. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan oleh
guru matematika dan disetujui oleh peneliti atas dasar hasil analisis lembar kerja
siswa. Dokumen yang diperoleh berupa foto semua proses. Instrument utama
dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Sedangkan instrument
pendukung dari penelitian ini adalah soal dan wawancara. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan teknik analisis data menggunakan model interaktif
(Miles dan Huberman) yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.
Sedangkan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan pada bagian ini akan memaparkan hasil analisis
kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal ditinjau dari
gender yang dilakukan oleh subjek penelitian. Soal yang diberikan sebagai
berikut:
“Salah satu syarat menjadi anggota TNI angkatan darat apabila berat dan tinggi
badannya ideal. Anggota TNI dikatakan memiliki berat badan ideal jika berat
badan orang tersebut lebih dari atau sama dengan tinggi badan dikurangi 24
satuan serta tinggi badannya ditambah 4 satuan lebih dari atau sama dengan
kuadrat berat badan. Nyatakan permasalahan tersebut dalam sistem
pertidaksamaan kuadrat dan tentukan daerah penyelesaiannya!”
Gambar 1 Hasil Jawaban dan wawancara SP 1
-
5
Hasil pekerjaan pada SP 1 pada gambar 1 menunjukkan bahwa subjek
mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, Namun pada saat
wawancara SP 1 mengutarakan simbol matematika kurang tepat, yaitu SP 1
mengatakan simbol “≤” adalah kurang dari dan simbol “≥” adalah lebih dari.
Mampu memenuhi Kemampuan matematisasi, Strategi menyelesaikan masalah
Namun dalam menggambar terdapat kekeliruan dalam menjelaskan cara
menggambar sketsa yaitu pada bagian titik (-2,0) -2 kanan,0 tengah, seharusnya
-2 kiri, 0 tengah. Mampu menggunakan operasi dan simbol yang baik dan benar
serta dapat menyelesaikan soal dengan memberikan kesimpulan.
Gambar 2. Hasil jawaban dan wawancara SP 2
Hasil pekerjaan pada SP 2 pada gambar 2 menunjukkan bahwa subjek
mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, kemampuan
matematisasi, Strategi menyelesaikan masalah. Namun pada strategi terdapat
bagian pada titik potong yang belum terpenuhi, yaitu pada bagian mensubtitusi
nilai x yang didapat dari rumus
ke dalam pertidaksamaan yang kedua
. SP 2 juga mampu menggunakan operasi dan simbol yang baik dan
benar.
-
6
Gambar 3. Hasil Jawaban dan wawancara SL 1
Hasil pekerjaan pada SL 1 pada gambar 3 menunjukkan bahwa subjek
mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, kemampuan
matematisasi, strategi menyelesaikan masalah Namun pada strategi tidak dapat
memberikan dan menjelaskan langkah titik potong dengan tepat yaitu pada
pertidaksamaan kedua , SL 1 tidak menjawab titik potong pada
pertidaksamaan tersebut dan uji titik tidak dijawab oleh SL 1.
Gambar 4. Hasil Jawaban dan wawancara SL 2
Hasil pekerjaan pada SL 2 pada gambar 4 menunjukkan bahwa subjek
mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, kemampuan
-
7
matematisasi, strategi menyelesaikan masalah. Namun tidak dapat memberikan
dan menjelaskan titik potong secara lengkap, yaitu pada pertidaksamaan kedua
SL 2 juga mampu memenuhi kemampuan menggunakan operasi
dan bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis yang baik.
1) Siswa Perempuan
SP 1 dan SP 2 mampu menyelesaikan soal yang diberikan peneliti,
meskipun dalam menjawab di dalam lembar jawab dan saat menjelaskan ketika
di wawancara terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang terjadi. SP 1 mampu
menjawab semua kemampuan literasi yaitu kemampuan komunikasi,
matematisasi, ditunjukkan dengan menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan
serta model matematika yang dibentuk. Kemampuan menentukan strategi untuk
memecahkan masalah, menggunakan operasi dan bahasa simbol, bahasa formal
dan bahasa teknis, serta penalaran ditunjukkan dengan menuliskan langkah-
langkah mengerjakan yaitu menentukan titik potong, titik puncak dan uji titik
serta mampu menggunakan operasi dan dapat memeberikan kesimpulan.
Sedangkan SP 2 mampu menjawab 4 kemampuan literasi, yaitu kemampuan
komunikasi, matematisasi, menentukan strategi untuk memecahkan masalah,
menggunakan operasi dan bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis, SP 2
tidak memiliki kemampuan penalaran. Hal ini menunjukkan bahwa SP 1 lebih
baik dari SP 2.
2) Siswa Laki-laki
SL 1 dan SL 2 mampu menyelesaikan soal yang diberikan peneliti,
meskipun dalam menjawab di dalam lembar jawab dan saat menjelaskan ketika
di wawancara terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang terjadi. SL 1 mampu
menjawab 3 kemampuan literasi yaitu kemampuan komunikasi, matematisasi,
ditunjukkan dengan menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan serta model
matematika yang dibentuk. Kemampuan menentukan strategi untuk
memecahkan masalah, ditunjukkan dengan menuliskan langkah-langkah
mengerjakan yaitu menentukan titik potong, titik puncak. Sedangkan SL 2
mampu menjawab 4 kemampuan literasi, yaitu yaitu kemampuan komunikasi,
-
8
matematisasi, menentukan strategi untuk memecahkan masalah, menggunakan
operasi dan bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis. SL 2 tidak
memiliki kemampuan penalaran. Hal ini menunjukkan bahwa SL 2 lebih baik
dari SL 1.
Dari hasil penelitian, hasil analisis lembar kerja tes antara SP dan SL
bahwa, SP dapat menjawab soal dengan pencapaian indikator lebih banyak
dibandingkan dengan SL. Sedangkan dilihat dari analisis hasil wawancara, SP
dapat menjelaskan jawaban dari tiap-tiap soal yang diberikan peneliti lebih
lancar dan tepat daripada SL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SP lebih baik
daripada SL.
Dari hasil penelitian diatas, senada dengan hasil penelitian Abdul
Rohman Azazi (2017) tentang “Literasi Matematika Tingkat Sekolah Menengah
Pertama Mengacu pada PISA (Programme For International Student Assesment)
Ditinjau dari Gender” menyimpulkan bahwa, kemampuan literasi matematika
siswa perempuan lebih baik dari kemampuan literasi matematika siswa laki-laki,
yang dapat dilihat dari rata-rata hasil tes literasi bahwa perempuan lebih banyak
dari laki-laki dan dikategorikan “baik” sedangkan laki-laki dikategorikan “cukup
baik”.
Senada pula dengan hasil penelitian oleh (D. U. Sari et al., 2019) tentang
“Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Ditinjau dari
Gaya Belajar dan Perbedaan Gender” menyimpulkan bahwa siswa perempuan
gaya auditori dengan konten quantity belum mampu menggunakan alat
matematika, bagian space and shape, semua siswa memiliki kemampuan literasi
matematika dan pada tahap change and relationship siswa belum mampu melalui
tahap literasi menentukan srategi, menggunakan bahasa dan simbol dan belum
mampu menggunakan alat matematika. untuk siswa laki-laki dengan gaya
belajar auditori dengan konten quantity, belum mampu melalui tahap
menentukan strategi, menggunakan alat matematika, dan matematisasi, pada
bagian space and shape serta change and relationship, semua siswa mampu
melalui semua proses tahap literasi matematika.
Serta senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati D.A
-
9
(2019) tentang “Kemampuan Literasi Matematika dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Berdasarkan Gender” menyimpulkan bahwa kemampuan literasi
matematika yang paling banyak dimiliki oleh siswa perempuan dan siswa laki-
laki adalah kemampuan komunikasi, sedangkan kemampuan yang paling tidak
dimiliki siswa perempuan dan siswa laki-laki adalah kempuan matematisasi,
penalaran dan pemberian, dan menentukan strategi untuk memecahkan masalah.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan literasi matematika siswa kelas X dalam menyelesaikan soal
system pertidaksamaan linier kuadrat antara siswa laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan yaitu kemampuan siswa perempuan lebih baik daripada
siswa laki-laki bahwa siswa perempuan memiliki kelima aspek literasi
matematika, sedangkan siswa laki-laki memiliki empat aspek literasi
matematika. Pencapaian indikator yang paling sedikit adalah pada kemampuan
penalaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus, Tita Mulyati, dan Hanna Yunansah. 2018. Pembelajaran
Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Lietrasi Matematika, Sains,
Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.
Fatmawati, D.A.2019. “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas
VIII dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Berdasarkan Perbedaan Gender di SMP Negeri 3 Kartasura”. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Matematika. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hillman, A. M. (2014). A literature review on disciplinary literacy: How do
secondary teachers apprentice students into mathematical literacy? Journal
of Adolescent and Adult Literacy, 57(5), 397–406.
https://doi.org/10.1002/jaal.256
Hwang, J. (2019). Relationships among locus of control, learned helpless, and
mathematical literacy in PISA 2012: focus on Korea and Finland. Large-
Scale Assessments in Education, 7(1). https://doi.org/10.1186/s40536-019-
0072-7
https://doi.org/10.1002/jaal.256https://doi.org/10.1186/s40536-019-0072-7https://doi.org/10.1186/s40536-019-0072-7
-
10
Line, E., JonErik, D., & Nordic, C. (2006). Executive Summary. TemaNord, 9–
10. https://doi.org/10.6027/9789289335423-2-en
Mahdiansyah, Mahdiansyah, and Rahmawati Rahmawati. "Literasi Matematika
Siswa Pendidikan Menengah: Analisis Menggunakan Desain Tes
Internasional dengan Konteks Indonesia." Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, vol. 20, no. 4, 2014, pp. 452-469,
doi:10.24832/jpnk.v20i4.158.
PISA 2015 Mathematics Framework. (2017).
https://doi.org/10.1787/9789264281820-5-en
Robinson, J. P., & Lubienski, S. T. (2011). The development of gender
achievement gaps in mathematics and reading during elementary and middle
school: Examining direct cognitive assessments and teacher ratings.
American Educational Research Journal, 48(2), 268–302.
https://doi.org/10.3102/0002831210372249
Sator, Djaman, Komariah, Aan. 2017. “Metodologi Penelitian Kualitatif”.
Bandung: Alfabeta.
Sutama.2019. “Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, Mix
Method, R&D”.Sukoharjo: Jasmine.
Tokada, D., Herman, T., & Suhendra. (2017). Discovery Learning for
Mathematical Literacy Ability. Journal of Physics: Conference Series,
895(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/895/1/012077
https://dx.doi.org/10.24832/jpnk.v20i4.158https://doi.org/10.1787/9789264281820-5-enhttps://doi.org/10.1088/1742-6596/895/1/012077