ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM ...eprints.ums.ac.id/83246/12/naskah publikasi...

14
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR KUADRAT (SPtLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: Fatwa Maulidatul Akhiroh A410160096 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM ...eprints.ums.ac.id/83246/12/naskah publikasi...

  • i

    ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN

    LINEAR KUADRAT (SPtLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA SISWA

    KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

    pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan

    Oleh:

    Fatwa Maulidatul Akhiroh

    A410160096

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2020

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN

    LINIER KUADRAT (SPTLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA

    SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE

    PUBLIKASI ILMIAH

    Oleh:

    FATWA MAULIDATUL AKHIROH

    NIM. A410160096

    Telah diperiksa dan disetujui oleh:

    Dosen Pembimbing

    D ra. Nining Setyaningsih, M.Si.

    0627106101

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM

    MENYELESAIKAN SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN

    LINIER KUADRAT (SPTLK) DI TINJAU DARI GENDER PADA

    SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGGEDE

    Oleh:

    FATWA MAULIDATUL AKHIROH

    A410160096

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, 15 April 2020

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Dewan Penguji:

    1. Dra. Nining Setyaningsih, M.Si. ( )

    (Ketua Dewan Penguji)

    2. Muhamad Toyib, S.Pd., M.Pd. ( )

    (Anggota 1 Dewan Penguji)

    3. Drs. Ariyanto, M.Pd. ( )

    (Anggota II Dewan Penguji)

  • iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

    terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

    perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

    diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan

    dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

    maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

    Surakarta, 15 April 2020

    Penulis

    FATWA MAULIDATUL A.

    A410160096

  • 1

    KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN

    SOAL MATERI SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR KUADRAT DI

    TINJAU DARI GENDER PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1

    KARANGGEDE

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan literasi matematika

    siswa kelas X dalam menyelesaikan soal sistem pertidaksamaan linear

    kuadrat di tinjau dari gender. Penelitian ini menggunakan penelitian

    kualitatif deskriptif. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan soal

    tes sistem pertidaksamaan linear kuadrat, wawancara siswa dan

    dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara

    reduksi data, penyajian data dan vefirikasi data. Subjek pada penelitian ini

    adalah empat siswa kelas X SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali yang

    terdiri dari dua siswa perempuan dan dua siswa laki-laki, dipilih

    berdasarakan pertimbangan dari guru matematika dan dari hasil analisis

    yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi

    matematika siwa kelas X dalam menyelesaikan soal pada materi Sistem

    Pertidaksamaan Linear Kuadrat di tinjau dari Gender memiliki beberapa

    perbedaan. Dari hasil penelitian bahwa siswa perempuan memiliki kelima

    aspek literasi matematika, yaitu kemampuan komunikasi, matematisasi,

    menentukan strategi untuk memecahkan masalah, penggunaan operasi dan

    bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis serta kemampuan

    penalaran. Sedangkan siswa laki-laki memiliki empat aspek literasi

    matematika, yaitu kemampuan komunikasi, matematisasi, menentukan

    strategi untuk memecahkan masalah, penggunaan operasi dan bahasa

    simbol, bahasa formal dan bahasa teknis.

    Kata Kunci : literasi matematika, gender

    Abstract

    This research has a progress to find out the mathematical literacy ability of

    class X students in solving the problem of linear quadratic inequality system

    in terms of gender. This research uses descriptive qualitative research. Data

    collection in this study uses four linear class inequality tests, student

    interviews and documentation. Data analysis techniques used are data

    reduction, data collection and data presentation. The subjects of this study

    are four clas X students of SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali, consisting

    of two female students and two mile students, was chosen based on

    consideration and mathematics teacher and the result of the analysis

    obtained. The result showed the the mathematics literacy ability o class X

    students in solving problems in the Linear Squares Inequality System was

    reviewed and Gender have a few differences. From the result of the study

    that female students have five aspect of mathematical literacy, namely

    communication skills, mathematization, determining strategies to solve

    problems, the use of operations and symbol language, formal language and

    technical language and reasoning abilities. While male students have four

  • 2

    aspect of mathematical literacy, namely communication skills,

    mathematization, determining strategies to solve problems, the use of

    operations and symbol language, formal language and technical language

    Keywords: mathematical literacy, gender

    1. PENDAHULUAN

    Matematika merupakan mata pelajaran sering jumpai siswa dalam berbagai

    jenjang pendidikan. Banyak siswa yang tidak tertarik dalam pembelajaran

    matematika karena dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan

    sulit. Hal ini senada dengan Hwang, J. (2019) bahwa siswa tidak memiliki daya

    terhadap pembelajaran matematika. Tujuan pembelajaran matematika telah

    memperhatikan aspek-aspek literasi matematika. Kemampuan literasi ini perlu

    dimiliki dan ditingkatkan guna untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-

    hari. Menurut (Hillman, 2014) bahwa literasi matematika sebagai alat untuk

    seorang ahli matematika berkomunikasi, memecahkan masalah serta bernalar.

    Sedangkan menurut OECD (2017) bahwa literasi matematika adalah

    kemampuan seseorang untuk merumuskan, menggunakan dan

    menginterpretasikan matematika dalam berbagai konteks. Hal ini termasuk pada

    penalaran matematika dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat untuk

    menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.

    Perlunya anak-anak melek terhadap matematika dan bisa memecahkan

    persoalan dalam kehidupan sehari-hari, maka diperlukan kemampuan dasar

    matematika yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Menurut (Tokada

    et al., 2017) terdapat empat kemampuan literasi matematika yaitu 1. Konteks-

    agenda (konsep) 2. Agenda konten dan konteks (struktur) 3.Agenda dari isi

    (Penerapan) 4. Agenda konten (symbol matematika) Sedangkan Menurut Yunus

    Abidin, Mulyati, Yunansah (2018:108) terdapat tujuh kemampuan-kemampuan

    dasar yang digunakan untuk membantu kesuksesan dalam pemecahan masalah

    matematika meliputi 1) Komunikasi, 2) Matematisasi, 3) Representasi 4)

    Penalaran dan Argumen, 5) Strategi untuk memecahkan masalah, 6)

    Menggunakan bahasa simbolik, formal, dan teknik, serta operasi, 7)

  • 3

    Menggunakan alat-alat matematika.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian literasi matematika di

    Indonesia diantaranya adalah faktor personal, faktor instruksional dan faktor

    lingkungan (Mahdiansyah & Rahmawati, 2014). Faktor personal dilihat dari

    persepsi siswa terhadap pelajaran matematika dan kepercayaan diri siswa

    terhadap kemampuan matematika, dimana faktor tersebut tak lepas dari faktor

    gender yang dapat mempengaruhi pencapaian literasi dalam pembelajaran

    matematika. Siswa perempuan dan siswa laki-laki memiliki perbedaan dalam

    pembelajaran. Menurut (Robinson & Lubienski, 2011) bahwa dalam

    pembelajaran matematika siswa perempuan memiliki prestasi yang lebih baik

    dari pada laki-laki. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul

    Rohman Azazi (2017) menyimpulkan ada perbedaan literasi matematika dilihat

    dari rata-rata hasil tes bahwa siswa perempuan lebih baik daripada siswa laki-

    laki dan rata-rata hasil tes siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki.

    Serta Menurut (Line et al., 2006) di setiap negara bagian dalam membaca literasi

    menyatakan perempuan lebih baik dari pada laki-laki, yang terbesar berada di

    New South Wales, dengan perbandingan 46 poin skor.

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem

    Pertidaksamaan Linier Kuadrat (SPtLK). Materi ini berisi aplikasi-aplikasi

    masalah kehidupan sehari-hari dalam bentuk soal cerita.

    Dari uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

    literasi matematika siswa kelas X dalam menyelesaikan soal materi Sistem

    Pertidaksamaan Linear Kuadrat (SPtLK) ditinjau dari gender di SMA Negeri 1

    Karanggede.

    2. METODE

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

    dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali. Sumber data yang

    diperoleh dari penelitian ini adalah hasil tes, wawancara dan dokumen. Hasil tes

    adalah hasil tes soal cerita pada materi sistem pertidaksamaan linear kuadrat

    siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karanggede, Boyolali. Wawancara dilakukan

  • 4

    oleh siswa yang menjadi subjek penelitian, terdiri dari dua siswa perempuan dan

    dua siswa laki-laki. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan oleh

    guru matematika dan disetujui oleh peneliti atas dasar hasil analisis lembar kerja

    siswa. Dokumen yang diperoleh berupa foto semua proses. Instrument utama

    dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Sedangkan instrument

    pendukung dari penelitian ini adalah soal dan wawancara. Hasil penelitian

    dianalisis menggunakan teknik analisis data menggunakan model interaktif

    (Miles dan Huberman) yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

    Sedangkan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan triangulasi data.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil dan pembahasan pada bagian ini akan memaparkan hasil analisis

    kemampuan literasi matematika siswa dalam menyelesaikan soal ditinjau dari

    gender yang dilakukan oleh subjek penelitian. Soal yang diberikan sebagai

    berikut:

    “Salah satu syarat menjadi anggota TNI angkatan darat apabila berat dan tinggi

    badannya ideal. Anggota TNI dikatakan memiliki berat badan ideal jika berat

    badan orang tersebut lebih dari atau sama dengan tinggi badan dikurangi 24

    satuan serta tinggi badannya ditambah 4 satuan lebih dari atau sama dengan

    kuadrat berat badan. Nyatakan permasalahan tersebut dalam sistem

    pertidaksamaan kuadrat dan tentukan daerah penyelesaiannya!”

    Gambar 1 Hasil Jawaban dan wawancara SP 1

  • 5

    Hasil pekerjaan pada SP 1 pada gambar 1 menunjukkan bahwa subjek

    mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, Namun pada saat

    wawancara SP 1 mengutarakan simbol matematika kurang tepat, yaitu SP 1

    mengatakan simbol “≤” adalah kurang dari dan simbol “≥” adalah lebih dari.

    Mampu memenuhi Kemampuan matematisasi, Strategi menyelesaikan masalah

    Namun dalam menggambar terdapat kekeliruan dalam menjelaskan cara

    menggambar sketsa yaitu pada bagian titik (-2,0) -2 kanan,0 tengah, seharusnya

    -2 kiri, 0 tengah. Mampu menggunakan operasi dan simbol yang baik dan benar

    serta dapat menyelesaikan soal dengan memberikan kesimpulan.

    Gambar 2. Hasil jawaban dan wawancara SP 2

    Hasil pekerjaan pada SP 2 pada gambar 2 menunjukkan bahwa subjek

    mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, kemampuan

    matematisasi, Strategi menyelesaikan masalah. Namun pada strategi terdapat

    bagian pada titik potong yang belum terpenuhi, yaitu pada bagian mensubtitusi

    nilai x yang didapat dari rumus

    ke dalam pertidaksamaan yang kedua

    . SP 2 juga mampu menggunakan operasi dan simbol yang baik dan

    benar.

  • 6

    Gambar 3. Hasil Jawaban dan wawancara SL 1

    Hasil pekerjaan pada SL 1 pada gambar 3 menunjukkan bahwa subjek

    mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, kemampuan

    matematisasi, strategi menyelesaikan masalah Namun pada strategi tidak dapat

    memberikan dan menjelaskan langkah titik potong dengan tepat yaitu pada

    pertidaksamaan kedua , SL 1 tidak menjawab titik potong pada

    pertidaksamaan tersebut dan uji titik tidak dijawab oleh SL 1.

    Gambar 4. Hasil Jawaban dan wawancara SL 2

    Hasil pekerjaan pada SL 2 pada gambar 4 menunjukkan bahwa subjek

    mampu menyelesaikan soal pada kemampuan komunikasi, kemampuan

  • 7

    matematisasi, strategi menyelesaikan masalah. Namun tidak dapat memberikan

    dan menjelaskan titik potong secara lengkap, yaitu pada pertidaksamaan kedua

    SL 2 juga mampu memenuhi kemampuan menggunakan operasi

    dan bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis yang baik.

    1) Siswa Perempuan

    SP 1 dan SP 2 mampu menyelesaikan soal yang diberikan peneliti,

    meskipun dalam menjawab di dalam lembar jawab dan saat menjelaskan ketika

    di wawancara terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang terjadi. SP 1 mampu

    menjawab semua kemampuan literasi yaitu kemampuan komunikasi,

    matematisasi, ditunjukkan dengan menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan

    serta model matematika yang dibentuk. Kemampuan menentukan strategi untuk

    memecahkan masalah, menggunakan operasi dan bahasa simbol, bahasa formal

    dan bahasa teknis, serta penalaran ditunjukkan dengan menuliskan langkah-

    langkah mengerjakan yaitu menentukan titik potong, titik puncak dan uji titik

    serta mampu menggunakan operasi dan dapat memeberikan kesimpulan.

    Sedangkan SP 2 mampu menjawab 4 kemampuan literasi, yaitu kemampuan

    komunikasi, matematisasi, menentukan strategi untuk memecahkan masalah,

    menggunakan operasi dan bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis, SP 2

    tidak memiliki kemampuan penalaran. Hal ini menunjukkan bahwa SP 1 lebih

    baik dari SP 2.

    2) Siswa Laki-laki

    SL 1 dan SL 2 mampu menyelesaikan soal yang diberikan peneliti,

    meskipun dalam menjawab di dalam lembar jawab dan saat menjelaskan ketika

    di wawancara terdapat beberapa kesalahan-kesalahan yang terjadi. SL 1 mampu

    menjawab 3 kemampuan literasi yaitu kemampuan komunikasi, matematisasi,

    ditunjukkan dengan menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan serta model

    matematika yang dibentuk. Kemampuan menentukan strategi untuk

    memecahkan masalah, ditunjukkan dengan menuliskan langkah-langkah

    mengerjakan yaitu menentukan titik potong, titik puncak. Sedangkan SL 2

    mampu menjawab 4 kemampuan literasi, yaitu yaitu kemampuan komunikasi,

  • 8

    matematisasi, menentukan strategi untuk memecahkan masalah, menggunakan

    operasi dan bahasa simbol, bahasa formal dan bahasa teknis. SL 2 tidak

    memiliki kemampuan penalaran. Hal ini menunjukkan bahwa SL 2 lebih baik

    dari SL 1.

    Dari hasil penelitian, hasil analisis lembar kerja tes antara SP dan SL

    bahwa, SP dapat menjawab soal dengan pencapaian indikator lebih banyak

    dibandingkan dengan SL. Sedangkan dilihat dari analisis hasil wawancara, SP

    dapat menjelaskan jawaban dari tiap-tiap soal yang diberikan peneliti lebih

    lancar dan tepat daripada SL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SP lebih baik

    daripada SL.

    Dari hasil penelitian diatas, senada dengan hasil penelitian Abdul

    Rohman Azazi (2017) tentang “Literasi Matematika Tingkat Sekolah Menengah

    Pertama Mengacu pada PISA (Programme For International Student Assesment)

    Ditinjau dari Gender” menyimpulkan bahwa, kemampuan literasi matematika

    siswa perempuan lebih baik dari kemampuan literasi matematika siswa laki-laki,

    yang dapat dilihat dari rata-rata hasil tes literasi bahwa perempuan lebih banyak

    dari laki-laki dan dikategorikan “baik” sedangkan laki-laki dikategorikan “cukup

    baik”.

    Senada pula dengan hasil penelitian oleh (D. U. Sari et al., 2019) tentang

    “Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Ditinjau dari

    Gaya Belajar dan Perbedaan Gender” menyimpulkan bahwa siswa perempuan

    gaya auditori dengan konten quantity belum mampu menggunakan alat

    matematika, bagian space and shape, semua siswa memiliki kemampuan literasi

    matematika dan pada tahap change and relationship siswa belum mampu melalui

    tahap literasi menentukan srategi, menggunakan bahasa dan simbol dan belum

    mampu menggunakan alat matematika. untuk siswa laki-laki dengan gaya

    belajar auditori dengan konten quantity, belum mampu melalui tahap

    menentukan strategi, menggunakan alat matematika, dan matematisasi, pada

    bagian space and shape serta change and relationship, semua siswa mampu

    melalui semua proses tahap literasi matematika.

    Serta senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati D.A

  • 9

    (2019) tentang “Kemampuan Literasi Matematika dalam Menyelesaikan Soal

    Cerita Berdasarkan Gender” menyimpulkan bahwa kemampuan literasi

    matematika yang paling banyak dimiliki oleh siswa perempuan dan siswa laki-

    laki adalah kemampuan komunikasi, sedangkan kemampuan yang paling tidak

    dimiliki siswa perempuan dan siswa laki-laki adalah kempuan matematisasi,

    penalaran dan pemberian, dan menentukan strategi untuk memecahkan masalah.

    4. PENUTUP

    Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan

    bahwa kemampuan literasi matematika siswa kelas X dalam menyelesaikan soal

    system pertidaksamaan linier kuadrat antara siswa laki-laki dan perempuan

    memiliki perbedaan yaitu kemampuan siswa perempuan lebih baik daripada

    siswa laki-laki bahwa siswa perempuan memiliki kelima aspek literasi

    matematika, sedangkan siswa laki-laki memiliki empat aspek literasi

    matematika. Pencapaian indikator yang paling sedikit adalah pada kemampuan

    penalaran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, Yunus, Tita Mulyati, dan Hanna Yunansah. 2018. Pembelajaran

    Literasi: Strategi Meningkatkan Kemampuan Lietrasi Matematika, Sains,

    Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara.

    Fatmawati, D.A.2019. “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas

    VIII dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

    Berdasarkan Perbedaan Gender di SMP Negeri 3 Kartasura”. Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Matematika. Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Hillman, A. M. (2014). A literature review on disciplinary literacy: How do

    secondary teachers apprentice students into mathematical literacy? Journal

    of Adolescent and Adult Literacy, 57(5), 397–406.

    https://doi.org/10.1002/jaal.256

    Hwang, J. (2019). Relationships among locus of control, learned helpless, and

    mathematical literacy in PISA 2012: focus on Korea and Finland. Large-

    Scale Assessments in Education, 7(1). https://doi.org/10.1186/s40536-019-

    0072-7

    https://doi.org/10.1002/jaal.256https://doi.org/10.1186/s40536-019-0072-7https://doi.org/10.1186/s40536-019-0072-7

  • 10

    Line, E., JonErik, D., & Nordic, C. (2006). Executive Summary. TemaNord, 9–

    10. https://doi.org/10.6027/9789289335423-2-en

    Mahdiansyah, Mahdiansyah, and Rahmawati Rahmawati. "Literasi Matematika

    Siswa Pendidikan Menengah: Analisis Menggunakan Desain Tes

    Internasional dengan Konteks Indonesia." Jurnal Pendidikan dan

    Kebudayaan, vol. 20, no. 4, 2014, pp. 452-469,

    doi:10.24832/jpnk.v20i4.158.

    PISA 2015 Mathematics Framework. (2017).

    https://doi.org/10.1787/9789264281820-5-en

    Robinson, J. P., & Lubienski, S. T. (2011). The development of gender

    achievement gaps in mathematics and reading during elementary and middle

    school: Examining direct cognitive assessments and teacher ratings.

    American Educational Research Journal, 48(2), 268–302.

    https://doi.org/10.3102/0002831210372249

    Sator, Djaman, Komariah, Aan. 2017. “Metodologi Penelitian Kualitatif”.

    Bandung: Alfabeta.

    Sutama.2019. “Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, Mix

    Method, R&D”.Sukoharjo: Jasmine.

    Tokada, D., Herman, T., & Suhendra. (2017). Discovery Learning for

    Mathematical Literacy Ability. Journal of Physics: Conference Series,

    895(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/895/1/012077

    https://dx.doi.org/10.24832/jpnk.v20i4.158https://doi.org/10.1787/9789264281820-5-enhttps://doi.org/10.1088/1742-6596/895/1/012077