ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA JURUSAN...
Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA JURUSAN...
ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA
JURUSAN PAI UIN JAKARTA PADA PELAKSANAAN PPKT
DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh
DIDIN SIROJUDIN
109011000142
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ABSTRAK
Didin Sirojudin, NIM 109011000142. “Analisis Kemampuan
Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI UIN Jakarta pada Pelaksanaan PPKT
Tahun Akademik 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan
mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran
pada pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015. (2) Untuk mendeskripsikan
kemampuan mahasiswa Jurusan PAI dalam melaksanakan pembelajaran pada
pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015. (3) Untuk mendeskripsikan
kemampuan mahasiswa Jurusan PAI dalam melakukan penilaian pada
pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah
mahasiswa Jurusan PAI yang mengikuti pelaksanaan PPKT tahun akademik
2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan
(purposive sample). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode
wawancara, metode observasi, dan dokumentasi.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, mahasiswa praktikan sudah dapat
merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses, baik
komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya. Mahasiswa praktikan pun
sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan mampu membuka pelajaran
dengan baik, melaksanakan dan menerapkan keterampilan bertanya, keterampilan
memberi penguatan dan keterampilan dalam mengelola kelas selama pelajaran
berlangsung dan mampu menutup pelajaran dengan menyusun rangkuman materi
bersama, merangkum, melakukan tindak lanjut kepada siswa serta mampu
memberikan penilaian untuk mengukur aspek afektif dan psikomotorik.
Dari penelitian ini penulis menyarankan supaya semua mahasiswa dapat
menerapkan keterampilan-keterampilan yang antara lain keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, dan keterampilan pengelolaan kelas pada
kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung, mengikuti perkembangan
pengetahuan mutakhir, memahami perkembangan kurikulum untuk
menerapkannya dalam melaksanakan pembelajaran serta memperkaya
pengetahuan terhadap metode-metode mengajar yang bervariasi.
Kata Kunci : Analisis Kemampuan Mengajar, Pelaksanaan PPKT
ii
ABSTRACT
Didin sirojudin, NIM 1090110000142 “Analysis of the ability to teach students
majoring PAI UIN Jakarta in implementing PPKT Academic Year 2014/2015.” Thesis
majorsIslamic religion faculty of tarbiyah UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
This research purposes (1) to describe the ability of the student PAI plans the
learning in implementing PPKT academic year 2014/2015.(2) to describe the ability of
thestudent PAI does the learningin implementing PPKT academic year 2014/2015.(3)to
describe the ability of the student PAI assessesin implementing PPKT academic year
2014/2015.
Type of this research is qualitative research. Research subject is the studentof
mayor PAI who follows the implementation of PPKT academic year 2014/2015. Data
collection technique is donefor technique purposive sample (purposive sample).Data
collection techniques used were interviews, observation and documentation.
This study concluded that students are able to plan learning well in accordance
with the standards process, both the components and principles of its arrangement.
Students had been able to carry out learning by being able to open the lesson well,
Implementing and applyingthe skills asked, skills providing reinforcement and skills
managing the class during the lesson and able to close a lesson by collecting a summary
of the material, summarizing, doing a follow-up to the student and able to provide an
assessment to measure affective and psychomotor aspects.
From this study, the author suggests that all students can apply skills, which are
questioning, giving amplifier, and classroom management skills. The core during these
learning activities takes place, following the development of cutting-edge knowledge,
understanding of curriculum development to implement them in implementing learning
and enrich the knowledge of various methods in teaching.
Key word: analysis teaching abilities on implementation PPKT
ii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحن الر حيم
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis
kemampuan mengajar mahasiswa jurusan PAI UIN Jakarta pada
pelaksanaan PPKT Tahun akademik 2014/2015 dapat selesai. Tanpa anugerah
dan karunia-Nya berupa nikmat kesehatan maka penulis tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberikan
kekuatan kepada penulis, dengan adanya Engkau di samping penulis, Engkau
telah memberikan motivasi yang besar berupa kesabaran dalam menghadapi
hambatan dan rintangan selama penulis mengerjakan skripsi.
Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, sebagai umat yang taat dan patuh pada ajaran beliau
sehingga kita dapat merasakan nikmat yang tak kalah pentingnya dari nikmat yang
lain yaitu nikmat Islam. Semoga kita termasuk dalam golongan beliau yang
menegakkan panji-panji Islam serta dapat mengembangkan ajaran beliau. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat doa, dukungan,
bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulisan
skripsi ini selesai pada waktunya.
Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih yang sangat dalam dan
penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Thibraya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan PAI dan Ibu Marhamah
Sholeh, Lc., MA, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, penulis ucapkan terima kasih yang telah banyak membantu dan
dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
3. Bapak Faza Amri, S. Th.I, Staf Jurusan PAI, yang telah memberikan motivasi
kepada penulis dan memberikan banyak pelajaran kepada penulis.
4. Bapak Dr. Jejen Musfah, MA, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi’I Noor, Dosen Penasehat Akademik yang
dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi serta
ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Bapak pimpinan dan karyawan/karyawati Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan pelayanan dan pinjaman buku-buku yang sangat penulis
butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seterusnya ucapan terima kasih buat orang terkasih yaitu Ibunda Hj. Siti
Rokayah dan Ayahanda Alm. H. Odi Kusnadin yang selalu memberi motivasi
dan dukungan buat penulis selama penulis mengerjakan skripsi serta
memberikan dukungan moral dan material, do’a dan senyuman yang
menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan
selama proses pembuatan skripsi ini. Skripsi dan gelar sarjana ini khusus
penulis persembahkan untuk ibunda yang sampai saat ini terus berjuang keras
demi kesuksesan putera puteri tercintanya dan gelar inipun teruntuk Alm
ayahanda yang selalu mengiringi kesuksesan anandanya dengan do’a-do’anya
di tempat terbaiknya.
8. Kakak-kakak ku Ahmad Syaropudin, Siti Maesaroh dan Ida rosidah serta adik-
adikku Siti Kholilah, A. Md dan Didah Fauziyah, terimakasih atas bantuan,
kepedulian serta dukungan kalian dalam memberikan motivasi untuk cepat
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Orang-orang yang menginspirasi dan juga memotivasi penulis dalam segala
halnya, yang paling utama yaitu Yunda Rahmawati, S.Pd.I yang selalu ada
setiap saat. Dan tentunya para sahabat terbaik Muhammad Abduh, Ahmad
Fuad Basyir, Ahmad Naufal, Feri Andriansyah, S.Pd, Sofwan Tamami, S.Kom
dan adinda Fuad Hasyim serta Eka Rosdiana Puteri yang selalu menemani.
iv
Terima kasih sudah membantu dan menemani penulis sampai skripsi ini
selesai dan selalu ada buat penulis baik suka maupun duka.
10. Sahabat dan teman-teman (Azhar, Ega Maulana, S.Kom, Anang, Frendi,
Awal, Yopi, Fatur, Mamed, Haffas, Aan, Oman, Anggi, suci, Anike, Nda,
Afaf, Nety) serta Kakak-kakak (Ka Amel, Ka Munir, Ka Riyan, Ka Johan, Ka
Icha, Ka Asep, Ka Arif, Ka Edy) dan adek-adek (Arif, Hasan, Feby, Azis,
Dentika, Dayat, Novi, Edwin, temil, eko, ulum, dedi, sigit, bagja). Terima
kasih kepada kalian yang telah menemani dan memberikan semangat kepada
penulis, terima kasih juga atas do’a dan dukungan dari kalian.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas D angkatan 2009,
kenangan indah dan kebersamaan kita tidak akan terlupakan, terima kasih buat
kalian yang menemani hari-hari penulis selama kuliah.
12. Tak lupa juga teman-teman Laskar Hijau Hitam HMI, FK2I, KAHFI,
PELITA, KMIK Jakarta, FKPPI, BEM Nusantara, HMJ PAI, DEMA FITK
dan DEMA Universitas UIN Jakarta yang selalu ada dalam sumbangsih
arahan dan pemikirannya, demi kelancaran skripsi ini dan telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar banyak tentang organisasi.
13. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terima kasih
atas segala bantuan, perhatian dan semangat yang diberikan kepada penulis.
Penulis memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada semua yang telah membantu penulis, sebagai imbalan jasa
yang telah dilakukan. Hanya kepada Allah SWT sajalah penulis berharap semoga
apa yang penulis kerjakan mendapat keridhaan dan kecintaan-Nya. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Amin.
Jakarta, 15 April 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian dan Ruang lingkup Praktik Profesi Keguruan
Terpadu…………………………………………………….. 9
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........... 11
C. Standar Proses Pendidikan ........................................................ 23
D. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam................................. 28
E. Syarat-Syarat Menjadi Guru Pendidikan Agama Profesional ........ 29
F. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 33
B. Latar Penelitian .................................................................... 33
C. Metode Penelitian.................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
vi
E. Pengecekan Keabsahan Data................................................. 39
F. Analisis Data .................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data dan Sumber Data .................................................... 42
2. Gambaran Diri Subjek..................................................... 43
B. Pembahasan
1. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan
PPKT tahun Akademik 2014/2015 ...................................... 44
2. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan
PPKT tahun Akademik 2014/2015. .................................... 54
3. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT
tahun Akademik 2014/2015 ..................................................... 59
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................... 71
B. Saran .................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan strategis pendidikan
baik karena pengaruh globalisasi ekonomi, revolusi teknologi informasi,
maupun perubahan paradigma pembangunan dari sentralistik ke desentralistik
mempunyai implikasi terhadap proses pendidikan tinggi. Implikasinya adalah
tuntutan dan sekaligus tantangan untuk meningkatkan mutu luaran pendidikan.
Kondisi empirik menunjukkan bahwa mutu luaran pendidikan masih sangat
memprihatinkan.
Terdapat beberapa faktor strategis yang mempengaruhi hal tersebut
yaitu faktor kurikulum, profesionalisme dosen, dan kemampuan sistem
pendukung seperti sarana dan perasarana pendidikan yang terkait dengan
kemampuan finansial baik lembaga pendidikan maupun pemerintah.
Diperlukan langkah-langkah strategis untuk memecahkan problema tersebut
yaitu dengan mengembangkan kurikulum, kapasitas manajemen program,
kapasitas dosen-dosen, kapasitas manajemen finansial, dan prioritas kebijakan
pemerintah dalam memperkuat sektor pendidikan.
Dalam pendidikan, guru merupakan satu unsur penting. Guru
memegang peranan yang sangat penting di dalam masyarakat. Mulai dari
masyarakat yang paling terbelakang hingga masyarakat yang paling maju.
Hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk
utama calon warga masyarakat. Masalah guru senantiasa mendapat perhatian,
baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada umumnya dan oleh para
ahli pendidikan pada khususnya. Pemerintah memandang bahwa guru
merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan bangsa. "Guru mengemban tugas-tugas sosial kultural yang
berfungi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa" .1
1Oemar,Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta:Bumi
Aksara, 2003), h. 19
2
Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di
sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.2 Dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai
tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk
membantu proses perkembangan anak.3 Pendidik adalah orang yang mengajar
dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya. Sedangkan
menurut kajian Islam, menurut Imam al-Ghazali guru/pendidik adalah orang
yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segalapotensi
yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa
dekat dan berhubungan dengan Allah SWT.4
Dalam dunia pendidikan, keberadaan, peran, dan fungsi guru
merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Guru merupakan bagian
terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal
maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas
pendidikan di tanah air, guru tidak dapat lepas dari berbagai hal yang
berkaitan dengan eksistensinya. Guru merupakan seorang pendidik,
pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan
kondisi atau suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar
menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa
untuk berfikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengekplorasi dan
mengelaborasi kemapuannya.5
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, seperti yang di ungkapkan oleh Brand dalam
Educational Leadership menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi
2Syamsu YusufdanNaniM. Sugandhi, PerkembanganPesertaDidik, (Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada, 2011), h.139 3 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, PsikologiBelajar, (Jakarta : RinekaCipta, 1991), h.
98-99 4WahyuddinNurnasution, TeoriBelajardanPembelajaran, (Medan : Perdana Publishing,
2011), h. 76 5Rusman, Model-Model Pembelajaran,MengembangkanProfesional Guru. (Jakarta: PT
RajagrafindoPersada, 2011), cet ke-3, h. 19
3
pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan metode pembelajaran, semua
bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran,
serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh,
segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang
maksimal.6
Filosofi sosial budaya dalam pendidikan di Indonesia telah
menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di
Indonesia tidak jarang telah diposisikan mempunyai peran ganda, bahkan
multi fungsi. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pengajar yang harus mampu
mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai
pendidik yang mampu menjaga moral anak didiknya. Bahkan tidak jarang para
guru dianggap sebagai orang kedua setelah orang tua anak didiknya dalam
proses pendidikan secaraglobal.
Dalam suatu istilah, guru merupakan sosok yang 'digugu' dan 'ditiru',
dihormati dan dicontoh. Guru juga dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Namun realitanya, tidak demikian yang ditemui di lapangan. Guru yang
sejatinya berfungsi sebagai fasilitator belajar anak didik dan menjadi panutan
bagi mereka, tampaknya belum mampu menjalankan fungsinya secara
optimal.
Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen (UU GD)
memerinci lebih lanjut tentang makna, prinsip, dan kriteria guru profesional
sehingga kita memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang kebijakan baru
tersebut.
Profesional, menurut UU GD pasal 1 ayat (4), adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
6Syamsu Yusuf &NaniSugandhi, op. cit., h.139
4
Dengan demikian, guru profesional lebih daripada guru biasa. Ia
memiliki kualifikasi dan kompetensi yang menjamin kemahirannya sehingga
untuk menjadi guru profesional harus melalui serangkaian pendidikan dan
pelatihan dalam bidangnya. Atas kemahirannya itu guru profesional akan dan
sepatutnya mendapatkan pembayaran yang layak.
Fakta empiris yang seringkali diungkap oleh media mengacu kepada
hasil penelitian Balitbang Depdiknas pada 2001, tampak seperti telah terjadi
penurunan profesionalisme guru. Sebagai contoh, pada saat dilakukan uji
kompetensi dengan soal yang sama diujikan kepada siswa, ternyata skor
perolehan beberapa guru jauh di bawah skor perolehan siswa. Data
menjelaskan bahwa dari jumlah sekitar 1,4 juta guru SD se-Indonesia, yang
dinilai layak mengajar hanya 38%, sedangkan untuk tingkat menengah
walaupun agak lebih baik namun masih di bawah 70%.7
Permasalahan yang berkaitan dengan tugas seorang guru, tiap hari
menjadi sorotan publik. Problem tersebut diantaranya adalah rendahnya mutu
pembelajaran yang disebabkan karena beratnya beban yang diemban guru,
minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan rendahnya kesejahteraan
guru. Selain itu rendahnya kompetensi guru yang tersedia serta manajemen
pendidikan yang ala kadarnya dapat mengakibatkan kegiatan belajar mengajar
kurang maksimal. Kadang-kadang seorang guru di suatu sekolah pada
umumnya di daerah terpencil mengajarkan mata pelajaran yang bukan
bidangnya, hanya karena tidak adanya guru yang mengajar mata pelajaran
tersebut. Akibat manajemen yang tak teratur itulah, mutu pendidikan kian hari
kian merosot.
Dengan demikian untuk menjadi guru yang profesional dapat dikatakan
gampang-gampang susah. Karena ia mesti memiliki sekian kemampuan yang
spesifik, baik menyangkut materi maupun nonmateri. Ada yang berpendapat
bahwa metode lebih penting daripada materi itu sendiri. Susah memang jika
guru tidak menguasai strategi atau teknik mengajar yang baik, tapi penguasaan
bahan ajar pun juga tidak boleh diabaikan.
7Adi,Bambang Wasito. etal., 2006. Teropong Pendidikan Kita. Jakarta: Pusat Informasi dan
Humas Depdiknas.
5
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan menyiapkan calon
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menghasilkan
lulusan yang siap tugas. Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan yang
ditujukan sebagai ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional.
Untuk itulah pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan
dalam rangka mewujudkan hal tersebut. Dengan diadakan PPL akan dapat
memberi latihan yang dimaksudkan agar mahasiswa sebagai calon tenaga
kependidikan memiliki kompetensi keguruan dalam menghadapi tugas
mengajar ketika nantinya menjadi seorang guru.
Namun pada kenyataannya, ada beberapa guru pamong yang belum
mempercayai kemampuan mahasiswa untuk mengajar di dalam kelas.
Beberapaalasan yang dikemukakan adalah siswa merasa kesulitan untuk
memahami materiyang disampaikan mahasiswa sehingga guru pamong harus
mengajarkan kembalimateri tersebut. Oleh karena itu mahasiswa hanya
diberikan waktu mengajar yangsedikit bahkan tidak sama sekali. Hal tersebut
terjadi diduga karena masihkurangnya kemampuan mengajar yang dimiliki
mahasiswa.
Selama ini pelaksanaan PPL yang diharapkan dapat memberikan
pengalaman awal bagi praktikan belum dapat berjalan secara optimal.
Indikasinya adalah semakin kerasnya kritik dari para pengguna (user) terhadap
kompetensi professional alumni FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kritik
tersebut muncul antara lain pada saat diselenggarakan Workshop oleh FITK
yang menghadirkan User dan Stakeholder. Rendahnya kompetensi
professional mahasiswa FITK menunjukan kurangnya bekal pengalaman yang
diberikan kepada mereka. Untuk menjawab tantangan besar tersebut akhirnya
FITK membentuk sebuah tim untuk merumuskan kegiatan yang mampu
mengintegrasikan antara unsur kegiatan KKN, PPL dan Penelitian
Kependidikan. Alhasil terbentuklah suatu program intrakulikuler yang kini
dikenal dengan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).8
8 Tim penyusunpedoman PPKT PraktikProfesikeguruanterpadu, (Jakarta: FITK UIN
SyarifHidayatullah Jakarta, 2010), cet.3, h. 2
6
Dalam pelaksanaannya PPKT sangat membantu menumbuhkan rasa
percaya diri dan mengetahui dengan baik apa yang harus disiapkan oleh calon
seorang pendidik, namun hal itu belum bisa tertanamkan secara merata kepada
seluruh mahasiswa yang melaksanakan PPKT tersebut. Hal itu menjadi
evaluasi setiap tahun untuk kedepannya mampu berjalan lebih baik dan
merata, hingga tim labolatorium FITK terus berbenah dalam perwujudan
pelaksanaan PPKT yang sesuai harapan bersama.
Banyakhal yang terus ditempuh oleh tim penyusun pedoman PPKT, dan
dari uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu
penelitian untuk kemajuan perkembangan PPKT. Dalam hal ini peneliti ingin
membantu yang kemudian mengangkat suatu topik yang sesuai dengan
kondisi yang dihadapi saat ini untuk nantinya bisa memberikan masukan
dalam perkembangan PPKT di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh
karenanya peneliti dapat merumuskan judul ”Analisis Kemampuan Mengajar
Mahasiswa Jurusan PAI UIN Jakarta Pada Pelaksanaan PPKT Di SMP
Islamiyah Ciputat Tahun Akademik 2014/2015”
B. Identifikasi Masalah
Berdasar latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
dapatdiidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.
1. Guru yang sejatinya berfungsi sebagai fasilitator bagi anak didiknya, dan
menjadi panutan bagi mereka, belum mampu menjalankan fungsinya
secara optimal.
2. Rendahnya mutu pengajaran yang dilakukan guru diduga karena beratnya
beban yang diemban guru, minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah,
dan rendahnya penguasaan materi guru serta manajemen pendidikan yang
ala kadarnya termasuk penilaian yang belum terstruktur dan kontinyu.
3. Rendahnya kepercayaan guru pamong pada kemampuan mengajar
mahasiswa untuk melakukan kegiatan mengajar di kelas.
4. Mahasiswa PPKT dihadapkan pada situasi yang berbeda dengan yang
mereka harapkan, oleh karena itu mereka tidak dapat menyiapkan
perangkat pembelajaran dengan baik.
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam
penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh, peneliti
membatasi masalah sebagai berikut.
1. Kemampuan mengajar mahasiswa yang dimaksud adalah kemampuan
merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan
kemampuan melakukan penilaian.
2. Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Agama Islam yang mengambil mata kuliah PPKT pada tahun ajaran
2014/2015.
3. Analisis kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dilakukan dengan cara
membandingkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan evaluasi dengan standar proses.
D. Rumusan Masalah
Berdasar hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam
dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun
akademik2014/2015?
2. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam
dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun
akademik2014/2015?
3. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam
dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPKT tahun
akademik2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan dan pembatasan masalah tersebut, tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan
Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT
tahun akademik2014/2015.
8
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan
Agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT
tahun akademik2014/2015.
3. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan
Agama Islam dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPKT tahun
akademik2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan masukan terhadap upaya peningkatan kualitas mahasiswa sebagai
calon tenaga kependidikan yang siap pakai. Secara operasional manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Informasi tentang kemampuan mengajar mahasiswa Pendidikan Agama
Islam dapat bermanfaat sebagai umpan balik bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya program studi Pendidikan
Agama Islam dalam membenahi materi, sistem perkuliahan dan
pelaksanaan PPKT sebagai usaha untuk meningkatkan kompetensi
mengajar para calon tenaga pendidik profesional.
2. Bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang mengikuti PPKT dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki,
sehingga dapat menimbulkan kesadaran betapa pentingnya mengasah
ketrampilan diri dari berbagai sumber.
3. Bagi penulis, dapat memberikan wawasan, pengetahuan serta pengalaman
dalam mengembangkan disiplin ilmu yang telah penulis miliki
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Praktik Profesi Keguruan Terpadu
1. Pengertian Praktik Profesi Keguruan Terpadu
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah mata kuliah
intrakulikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar
kedalam program pelatihan untuk mempersiapkan mahasiswa agar
memiliki kemampuan dan keterampilan keguruan, pelaksanaan kegiatan
administrasi pendidikan, penelitian pendidikan dan pengabdian
kependidikan.1
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan
akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan
dan mengembangkan kompetensi professional, pedagogik, kepribadian
dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian dan
pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan prilaku keguruan yang dialami
secara nyata di madrasah/sekolah.
PPKT merupakan kegiatan intrakulikuler yang mencakup kegiatan
praktik mengajar penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan
di madrasah/ sekolah.Dengan demikian PPKT mencakup tiga dharma
perguruan tinggi sebagai mata kuliah, PPKT berbobot 6 sks yang
dilaksanakan sepenuhnya di madrasah/ sekolah praktik.2
Ruang lingkup PPKT terdiri dari :
a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas
b. Kegiatan pengabdian kependidikan :
1) Kegiatan kependidikan
2) Kegiatan administrasi Negara
3) Kegiatan peneitian kependidikan.3
1Tim Penyusun Pedoman PPKT , Buku Panduan Praktik Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT), (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.2 2 Tim Penyusun Pedoman PPKT , Buku Panduan Praktik Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT), (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.3 3Tim penyusun pedoman PPKT 2010.Op. Cit., h.2
10
2. Landasan hukum
Landasan hukum penyelenggaraan PPKT dalah sebagai berikut:
a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Undang-undang No.12 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen;
c. Undang-undang No.12 Tahun 2012 Tentang pendidikan tinggi;
d. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi.
e. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan;
f. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
Pendidikan;
g. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
h. Keputusan Presiden RI No.31 Tahun 2002 Tentang perubahan IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
i. Peraturan MenteriPendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Tentang
standar kualifikasi dan Kompetensi Guru;
j. Keputusan Dekan FITK No. 66 Tahun 2005 Tentang Kegiatan
PPKT;4
3. Tujuan dan Manfaat PPKT
Tujuan dilaksanakan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)
adalah:
a. Untuk mengembangakan kompetensi pedagogik sebagai seorang guru.
b. Sebagai bentuk pengabdian dilembaga pendidikan.
c. Untuk belajar memahami karakter lingkungn sosial di sekolah.
d. Untuk belajar memahami karakteristik kepribadian anak, baik karakter
kecerdasaan maupun sikap.
Manfaat mengikuti pelaksanaan Praktek Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT) adalah :
4Tim Penyusun Pedoman PPKT 2013, op. cit., h.3-4
11
a. Dengan mengikuti PPKT ini praktikan lebih paham bagaimana cara
mengajar yang baik dan sistematis.
b. Menyelesaiakan masalah yang terjadi pada siswa dengan mencari
solusi bersama dengan wali kelas, dan menggunakan restitusi konflik
dengan baik.
c. Dapat memenejemen waktu dengan baik, untuk digunakan
mengerjakan tugas sebagai mahasiswi dan tugas sebagai guru.5
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran
yakni membuat desain pembelajaran, dalam artian menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan,
mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Dan peran
siswa adalah bertindak belajar yaitu digolongkan sebagai dampak
pengiring. Jadi, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
ditujukan untuk membelajarkan siswa.6
Berikut beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan
oleh para ahli :
a. Menurut Degeng, pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal
sebelumnya dengan pengajaran adalah “upaya untuk membelajarkan
siswa”7
b. “Pembelajaran adalah upaya untuk memebelajarkan siswa untuk
belajar. Kegiatan ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu
dengan cara lebih efektif dan efisien.”8
Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau
yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar.9Secara garis besar,
5Ibid., h.5
6 Dimiyati, Muljiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : PT Rineka Cipta 2006) h. 5
7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya mengaktifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) h. 183 8 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar Aktif (Surabaya: CV. Citra Media 1996) h. 96
9 Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Keguruan, (Bandung: Pustaka Setia 2012), h. 85
12
ada 4 pola pembelajaran.Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa
tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran dalam bentuk alat
raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan siswa, ketiga, pola
(guru)+(media) dengan siswa.Keempat, pola media dengan siswa atau
pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan
pembelajaran yang disiapkan.
Berdasarkan pola-pola pembelajaran diatas, maka pembelajaran
bukan hanya sekedar mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih dari
pada itu seorang guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran
yang bervariasi.
Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan sebagai
bantuan kepada anak didik yang dibatasi pada aspek intelektual dan
keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak
sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar.10
Pengertian Pendidikan Agama Islam banyak sekali ragamnya dan
berbeda antara ahli yang satu dengan yang lainnya.Hal ini tergantung dari
sudut pandang mereka masing-masing.Namun untuk memahami
pendidikan itu sendiri, terlebih dahulu kita pahami pengertian pendidikan
secara bahasa dan istilah.
Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Peadagogiek yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah
ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education”
yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah
ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.11
Pengertian pendidikan secara istilah menurut Omar Muhammad
al-Toumy al-Syaibani adalah proses mengubah tingkah laku individu ,
pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai suatu profesi diantara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat.12
10
Ibid.,h. 85 11
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia 1994), h. 1 12
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010) cet ke-1. h. 28
13
Dalam perkembangan istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh
orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Perkembangan selanjutnya
pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah
kedewasaan.13
Pendidikan Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja,
seksama, terencana dan bertujuan yang dilaksanakan oleh orang dewasa
dalam arti memiliki bekal ilmu pengetahuana dan keterampilan
mengajarkannya kepada anak didik secara bertahap. Dan apa yang
diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat menolong tugas
dan perannya di masyarakat, dimana kelak mereka hidup.14
Pendidikan juga merupakan usaha yang dilakukan secara sadar
dan jelas memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia
tak kehilangan arah dan pijakan.15
Jika dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh
sebuah pengertian bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
adalah upaya membelajarkan siswa untuk memahami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan bimbingan
pengajaran dan atau latihan.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Muhaimin bahwa
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu upaya
membelajarkan peserta didik agar dapat belajar, butuh belajar, terdorong
belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama
Islam baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang
benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan. 16
13
Armai Arief, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Wahana Cordofa, 2010) h.3 14
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005) h.11 15
Armai Arief, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) cet ke-
1. h.15 16
Muhaimin, op. cit., h. 183
14
2. Kegiatan Pembelajaran
Menurut permendiknas nomor 41 tahun 2006 tentang standar
proses pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan membuka
pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
a. Kegiatan Membuka Pembelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah seberapa
jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar
untuk suatu jam pelajaran tertentu,
1) Mengkondisikan Siswa
Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok
permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional,
maupun fisik. Kegiatan ini antara lain berupa:
a) Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa
ataupun guru.
b) Pengulasan bahan pelajaran yang pernah dipelajari pada waktu
sebelumnya.
Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan
perhatian siswa antara lain meminta pendapat/saran siswa,
menunjukkan gambar, slide, film atau benda lain.17
2) Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Perhatian lebih bersifat sementara dan ada hubungannya
dengan minat. Perbedaannya adalah minat sifatnya menetap
sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya menghilang.
Jadi perhatian itu sebentar hilang, sebentar timbul kembali,
sedangkan minat selalu tetap ada.18
Anak-anak yang selesai bermain, pada waktu masuk
kembali ke dalam kelas untuk menerima pelajaran sering kita
dengar masih membicarakan permainannya. Oleh sebab itu pada
waktu guru hendak menyampaikan pelajaran baru, sebaiknya
17 B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. I, h. 81. 18 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi 2,
Cet. 19, h. 28.
15
diusahakan untuk menyatukan alam pikiran siswa dengan jalan
menghilangkan kenangan atau peristiwa yang baru saja mereka
alami.
Jenis usaha lain adalah memberikan pertanyaan bahasan
sebelumnya yang berhubungan dengan topik baru, atau sering pula
dengan memberikan pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa
sudah memiliki pengetahuan tentang bahasan yang akan mereka
pelajari.
3) Membangkitkan Motivasi Siswa
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga
ia mau melakukan belajar. Ada dua macam motivasi: pertama,
motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain,
tetapi atas kemauan sendiri. Kedua, motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena ajakan, suruhan, paksaan orang lain sehingga ia melakukan
belajar.
Motivasi intrinsik dapat menguat jika anak menganggap
tugas sebagai suatu yang menarik, relevan secara personal,
bermakna, dan pada level yang sesuai dengan kemampuan anak,
sehingga mereka beranggapan dapat berhasil dalam menyampaikan
tugas itu.19
4) Mengadakan Test Pendahuluan (Pre test)
Fungsi dari pretest ini adalah untuk menilai sampai dimana
murid-murid telah mengusai kemampuan atau keterampilan yang
tercantum dalam indikator hasil belajar, sebelum mereka mengikuti
program pengajaran yang telah disiapkan.20
19 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. I, h. 486. 20 Team Didaktik Metodik IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1989), Cet. 4, h. 149.
16
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembentukkan
kompetensi padapeserta didik, dan merealisasikan tujuan-tujuan
pembelajaran. Prosespembentukkan kompetensi dikatakan efektif
apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik
maupun sosialnya.21
1) Penguasaan Materi Pembelajaran
Pengusaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat
menentukan, khususnya dalam proses belajar mengajar yang
melibatkan guru mata pelajaran.22
Ada beberapa hal dalam upaya
meningkatkan penguasaan materi bagi guru, antara lain : melalui
musyawarah guru mata pelajaran atau kelompok kerja guru,
melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri, melalui
pendalaman materi dengan mengikuti seminar/pelatihan.
2) Keterampilan Menggunakan Metode
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode
mengajar sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ambo Ende
Abdullah, dkk.sebagai berikut: (1) metode mengajar harus sesuai
dengan tujuan, (2) metode mengajar sesuai dengan para siswa, (3)
kegiatan mengajar serasi dengan lingkungan, dan (4) pelajaran
terkoordinasi dengan baik.
Dalam penggunaan suatu metode mengajar disamping
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang telah dikemukakan di
atas, dipersyaratkan pula kepada setiap pengguna dalam hal ini
guru mengetahui dan menguasai metode yang akan
digunakannya.23
Pada saat ini pembelajaran dan pengajaran kontekstual
menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran
21 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
Cet. 5, h. 256. 22 Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 50. 23Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 95.
17
dalam upaya menghidupkan kelas secara maksimal. Pembelajaran
kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang
studi apa saja, dan kelas yang bagaimnapun keadaannya.24
Pendekatan kontekstual atauContextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya denganpenerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan
sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode
mengajar. Berikut ini akandikemukakan kemungkinan kombinasi
metode mengajar.25
a. Ceramah, Tanya jawab dan Tugas
b. Ceramah, Diskusi dan Tugas
c. Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen
d. Ceramah, Sosiodrama dan Diskusi
e. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas
f. Ceramah, Demonstrasi dan Latihan
c. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupakan respon terhadap suatu prilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali prilaku
tersebut.
Keterampilan memberikan pengutan merupakan keterampilan
yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah
bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan
diperhatikan.26
24Nurhadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan
Penerapannya dalam KBK, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2004), Cet. 2, h. 31. 25
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 91-96. 26
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT.
BumiAksara, 2006), Cet I, h. 168.
18
Penguatan dapat dibagi menjadi pengutan verbal dan non
verbal. Penguatan verbal diberikan dalam bentuk kata-kata/kalimat
pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau
simbol. Penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak
penuh, jika respon/perilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi
harapan.
d. Menggunakan Waktu
Yang dimaksud dengan menggunakan waktu dalam hal ini
adalah ketepatan guru dalam mengalokasikan (mengatur) waktu yang
tersedia dalam suatu interaksi belajar mengajar. Kesulitan yang
dialami guru pada waktu interaksi di antaranya ialah dalam hal
penggunaan waktu yang tersedia dari membuka pelajaran sampai
menutup pelajaran.
e. Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuanberfikir.27
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai
guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru
dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang
diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) Kehangatan dan keantusiasan
2) Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri, menjawab
pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang
jawaban serempak, mengulangi jaawaban siswa, mengajukan
pertanyaan ganda, dan menunjuk siswa sebelum mengajukan
pertanyaan
3) Waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut
lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat
27
Ibid., h. 170
19
dasarSusun pertanyaan pokok dan nilai pertanyaan tersebut
sesudah selesai mengajar.
f. Keterampilan Mengadakan Variasi
Keterampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor
kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar
yang begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat
siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah menurun.28
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus
dikuasai guru yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta
didik terhadap materi standar yang relevan, memberikan kesempatan
bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru
dalam pembelajaran, memupuk perilaku positif peserta didik dalam
pembelajaran, serta memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
g. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang
sesuatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan
hukum-hukum yang berlaku.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena
sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap
pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.
Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
1) Merencanakan materi penj elasan
2) Menyajikan penjelasan
28Ibid.,h. 171.
20
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah dan akhir
pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik siswa yang
diberi penjelasan serta materi/masalah yang dijelaskan.
h. Kerampilan Menutup Pembelajaran
Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada waktu akhir
kegiatan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pelajaran, yakni:
3) Meninjau kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan
4) Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya
mendemonstrasikan keterampilan, meminta siswa
mengaplikasikan ide baru, dalam situasi yang lain, mengepresikan
pendapat siswa, danmemberikan soal tertulis.29
Dari apa yang telah diuraikan di atas terbukti bahwa membuka
dan menutup pelajaran bukanlah urutan kegiatan yang bersifat rutin,
melainkan suatu perbuatan guru yang perlu direncanakan secara
sistematis dan rasional.
Penutup dalam hal ini dimaksudkan sebagai cara guru dalam
mengakhiri penjelasan atau pembahasan suatu pokok bahasan.
Penutup yang lengkap berupa ringkasan, kesimpulan dan pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat menguji tentang pencapaian tujuan
instruksional. Apabila dalam pengujian tersebut ternyata beberapa
tujuan belum tercapai, maka guru wajib menjelaskan kembali secara
singkat sehingga tugasnya benar-benar dirasa tuntas.
Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah
berhernti karena merupakan suatu proses yang berkelanjutan menuju
kearah kesempurnaan. Setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara
guru dengan siswa, itu hanyalah merupakan suatu terminal saja untuk
29
Ibid,, h. 176
21
kemudian beranjak ke interaksi selanjutnya pada hari atau minggu
yang lain.
Jadi akhir suatu pelajaran bukan berarti seluruh proses belajar
atau interaksi telah selesai sama sekali. Oleh karena itu kesan
perpisahan yang baik pada akhir pelajaran sangat diperlukan agar
pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan berlangsung
dengan baik.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam (PAI) diatas,
maka ruang lingkup materi pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
kurikulum 1994 paa dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, diantaranya
Al-Qur’an/Hadits. Keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan
tarikh. Kemudian pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima
unsur, yaitu Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah,
serta tarikh.
Diri unsur-unsur pokok ini dapat dijelaskan bahwa ruang lingkup
pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan
sesama manusia lain serta dengan lingkungannya.
4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.
Kurikulum dalam pengertian mutakhir adalah semua kegiatan
yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah, baik di luar maupun di dalam
lingkungan dinding sekolah. 30
30
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam.,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet.
I, h. 83.
22
Terdapat banyak rumusan pengertian kurikulum dari para ahli,
diantaranya Crow dan Crow merumuskan bahwa kurikulum adalah
“rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun
secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan
suatu program didikan tertentu”.31
Harold B. Alberty dan Elsie J. Alberty dalam bukunya
"Reorganizing The High School Curriculum " mengartikan “kurikulum
dengan aktivitas/kegiatan yang dilakukan murid sesuai dengan peraturan-
peraturan sekolah”.32
Zakiah Daradjat menyatakan kurikulum adalah “suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu”.33
Oleh karena itu, untuk memahami kurikulum sekolah, tidak hanya
dengan melihat dokumen kurikulum sebagai suatu program tertulis, akan
tetapi juga bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan anak didik
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dari pengertian diatas dapat dilihat kalau kurikulum senantiasa
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga cakupan
kurikulum, dengan berbagai aliran, pendekatan, dan coraknya amat
beragam. Sebagai agama yang terbuka dan dinamis. Keberadaan
kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan, karena
dengan kurikulum itulah kegiatan belajar mengajar akan dapat mencapai
tujuan yang diharapkan, baik tujuan yang bersifat kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
Pengertian kurikulum pendidikan agama Islam sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan kurikulum secara umum, perbedaan hanya terletak
pada sumber pelajarannya saja. Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul
Majid dalam bukunya Pembelajaran Agama islam Berbasis Kompetensi,
mengatakan bahwa kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah rumusan
31
Abuddin Nata, op.cit., h. 123 32
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
h. 58 33
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 122
23
tentang tujuan, materi, metode dan evaluasi pendidikan dan evaluasi
pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.34
Sesuai dengan pengertian tersebut, maka kurikulum pendidikan
Agama adalah termasuk salah satu komponen pendidikan Agama yakni
berupa alat untuk mencapai tujuan pendidikan Agama.Untuk mencapai
tujuan pendidikan, maka dengan sendirinya dibutuhkan terdapatnya
kurikulum yang sesuai.
Adapun materi pokok dalam Pendidikan Agama Islam, sebagai
berikut:
a. Aqidah adalah bersifat keyakinan batin, mengajarkan keesaan Allah.
b. Syari'ah adalah berhubungan dengan amal lahir guna mengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan
hidup dan kehidupan manusia.
c. Akhlak adalah suatu bentuk amalan yang bersifat pelengkap
penyempurna bagi kedua amal diatas yang mengajarkan tentang
tatacara pergaulan hidup manusia.35
Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk
rukun iman, rukun Islam dan akhlak, Dari ketiganya lahirlah beberapa
keilmuan agama, yaitu: ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan ilmu akhlak. Ketiga
kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar
hukum Islam, yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta ditambah lagi dengan
sejarah Islam (Tarikh).
C. Standar Proses Pendidikan
1. Pengertian Standar Proses Pendidikan
Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk
teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana
atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.36
34
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hal. 74 35
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000),
Cet. Ke-l, h. 18 36
Mursyid, (http://mursyid.wordpress.com/2007/11/16/standar-proses-pendidikan/), dibuat
pada tanggal 16 November 2007
24
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Keterkaitan standar proses
dengan standar lainnya, dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia
No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan nasional, dikatakan
bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system
pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Ada beberapa standar lainnya yang ditetapkan dalam standar
nasional yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian.37
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Komponen-komponen dalam proses pendidikan
a. Perencanaaan proses pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus sebagai
pengembangan rencana proses pendidikan yang memuat identitas
mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar.
Adapun yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah
berisi sekumpulan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
37
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 4
25
disuatu jenjang pendidikan tertentu. Contoh standar kompetensi mata
pelajaran pendidikan agama islam adalah:
1) Mendeskripsikan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengamalkan ajaran-
ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menetapkan aqidah islam dalam kehidupan sehari-hari
3) Melaksanakan syari’ah islam dalam kehidupan sehari-hari
4) Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari
5) Mendeskripsikan perkembangan tarikh islam dan hikmahnya
untuk kepentingan sehari-hari.
Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan
yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. Contoh kompetensi dasar pendidikan agama islam adalah:
1) Mengetahui sumber hukum islam, mengetahui hikmah shalat,
puasa, zakat, haji, wakaf dan dapat mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Ini contoh kompetensi dasar mata
pelajaran fiqih.
2) Terbiasa berfikir kritis, sederhana, sportif dan bertanggung jawab.
ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran aqidah akhlak. 38
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
standar isi, standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Muhaimin, RPP adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
38
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm 37-
39
26
standar isi dan dijabarkan dalam silabus.39
Sedangkan menurut H.
E, Mulyasa RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan dan memproyeksikan tentang apa yang akan
dilakukan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik.40
Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap
(apicable) yang tinggi.Tanpa perencanaan yang matang, mustahil
target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain,
melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam
menjalankan profesinya.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru
sebelum mengajar.Persiapan ini dapat diartikan persiapan tertulis
maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun,
lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan
pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.Tugas guru yang
paling utama terkait dengan RPP adalah menjabarkan silabus ke
dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan
pedoman atau skenario dalam pembelajaran.Dalam pengembangan
RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi dan
menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta
dengan karakteristik peserta didik. Menurut Muhaimin, dkk tugas
masing-masing guru adalah mengembangkan silabus yang sudah
disepakati ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, yang biasa
disebut dengan skenario pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran secara utuh
tiap pertemuan, atau merupakan deskripsi proses pembelajaran
secara utuh dalam tiap pertemuan mulai dari langkah awal,
kegiatan inti, dan penutup.41
39
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), cet. 2, h. 154 40
Muhaimin, dkk, Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada sekolah danmadrasah, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2008), h. 136 41
Ibid., h.149
27
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakekatnya
merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau
memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan
tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP
perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen
pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator
hasil belajar dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi
sebagai memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil
belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan
kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur
pembentukkan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus
dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum
tercapai.42
2) Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting yang
harus diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan
menentukan pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan
kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia (SDM),
baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Oleh karena itu,
dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena
perencanaan merupakan pedoman pembelajaran.
Menurut E. Mulyasa pentingnya, RPP dalam implementasi
KTSP, yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu
pembelajaran, idealnya peserta didik dilibatkan dalam
pengembangannya, untuk mengidentifikasi kompetensi,
menetapkan materi standar, mengembangkan indikator hasil
42
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2007), h. 231
28
belajar, dan melakukan penilaian. Dalam pada itu, mereka dapat
menetukan jenis evaluasi untuk melihat seberapa besar
keberhasilan dan kemajuan belajarnya.43
Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru,
proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka
semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan
semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.
Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama, proses
pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak
mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu
proses.
D. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam
Karakter menunjukkan sifat-sifat dari diri pribadi yang diperankan,
sehingga karakter dapat diartikan dengan keseluruhan sifat-sifat individual
manusia. Karakteristik merupakan ciri-ciri atau bentuk-bentuk watak,
karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda
khusus.44
Dalam rangka menunjang profesinya sebagai guru, seorang guru
agama hendaknya memiliki sebuah karakter yang berbeda dengan profesi
yang lainnya. Dengan karakteristiknya tersebut, menjadi ciri dan sifat yang
akan menyatu dalamseluruh totalitas kepribadiannya. Bagi guru kepribadian
ini mutlak sifatnya danmemiliki arti yang sangat penting. Salah seorang ahli
pendidikan islam terkemukaZakiah Daradjat, memberikan penekanan
terhadap pentingnya sebuah kepribadianbagi seorang guru. Mengenai hal ini
beliau menyatakan:
43
E. Mulyasa, Implementasi …, op.cit., h. 155 44
Dahlan Al-Bahri, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 306
29
Setiap orang yang akan melaksanakan tugas guru harus punya
kepribadian. Seorang guru agama Islam selain harus berkepribadian
sesuai dengan ajaran Islam, juga harus memiliki kepribadian seorang
guru. Guru adalah orang yang seharusnya dicintai dan disegani oleh
muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan dan
tindak tanduknya akan ditiru dan diikuti oleh muridnya.45
Sifat-sifat yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam:
1. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridhaan Allah semata
2. Kebersihan guru
3. Ikhlas dalam pekerjaan
4. Suka pemaaf
5. Seorang guru merupakan bapak sebelum ia seorang guru
6. Harus mengetahui tabi’at murid
7. Harus menguasai mata pelajaran.46
E. Syarat-Syarat Menjadi Guru Pendidikan Agama Profesional
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gamlang.Seperti yang
dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan
menyampaikan kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat
dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional.
Syarat merupakan sifat pokok yang harus dimiliki oleh guru yang
profesional.Syarat dapat diartikan sebagai ciri khusus untuk sebuah pekerjaan
tertentu yang dalam hal ini adalah profesi guru.Dengan demikian, syarat
menjadi guru profesioanal dapat dipahami sebagai ciri-ciri yang menjadi
standar utama bagi profesi guru untuk dikatakan sebagai pekerjaan
profesional.
Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang Guru
Pendidikan Agama Islam, yaitu:
1. Penguasaan Materi Pelajaran
45
Zakiah Daradjat, op.cit., h. 98. 46
Mohd Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1990), Cet. 6, h. 131-134.
30
Materi pelajaran merupakan isi pengajaran yang dibawakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.Sulit dibayangkan, bila seorang guru
mengajar tanpa menguasai materi pelajaran.Bahkan lebih dari itu, agar
dapat mencapai hasil yang lebih baik, guru perlu menguasai bukan hanya
sekedar materi tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran
saja tetapi penguasaan yang lebih luas terhadap materi itu sendiri agar
dapat mencapai hasil yang lebih baik.
2. Kemampuan Menerapkan Prinsip-Prinsip Psikologi
Mengajar pada intinya bertalian dengan proses mengubah tingkah
laku. Agar memperoleh hasil yang diinginkan secara baik perlu
menerapkan prinsip-prinsip psikologi, terutama yang berkaitan dengan
belajar agar seorang guru dapat mengetahui keadaan peserta didik.
3. Kemampuan Menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar
Kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar
merupakan salah satu persyaratan utama seorang guru dalam
mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan.
Kemampuan ini memerlukan suatu landasan konseptual dan pengalaman
praktek.Oleh sebab itu, lembaga-lembaga pendidikan lebih fokus dalam
menyiapkan calon guru dengan memberikan bekal-bekal teoritis dan
pengalaman praktek kependidikan.
4. Kemampuan Menyesuaikan Diri dengan Berbagai Situasi Baru
Secara formal maupun profesional tugas guru seringkali
menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan tugas
profesionalnya. Perubahan pada bidang kurikulum, pembaharuan dalam
sistem pengajaran, serta anjuran-anjuran dari atas untuk menerapkan
konsep-konsep baru dalam pelaksanaan tugas, seperti CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif), sistem belajar tuntas, sistem evaluasi, dan
sebagainya seringkali mengejutkan. Hal ini membawa dampak
kebingungan para guru dalam melaksanakan tugas.47
47
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1996), h. 7-8.
31
Berkaitan dengan syarat-syarat menjadi guru yang harus dimiliki guru
agama agar dapat berhasil dalam tugasnya. Yang paling penting diantaranya
adalah: guru agama hendaknya dapat menjadi contoh tauladan dalam segala
tingkah lakunya, dan dalam segala keadaannya terutama juga yang
menyangkut physicalapperreance seperti cara memilih dan cara berpakaian,
serta cara mengatur rambutnya, karena keadaan guru akan selalu dijadikan
cermin bagi anak didiknya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas guru agama lebih
berat dibanding dengan tugas-tugas guru pada umumnya.Di samping itu,
tugas sebagai guru agama terkandung tugas suci untuk memenuhi panggilan
agama karena berkaitan erat dengan ibadah kepada Allah swt. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka para ahli pendidik Islam menentukan berbagai
karakteristik bagi guru agama yang tertuang dalam ciri dan sifat yang akan
menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan kajian yang
relevan selama proses penelitian dan penulisan, yang membahas tentang
PPKT diantaranya Skripsi yang ditulis oleh Khumaidi dengan judul
Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI Dalam PPKT Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI, yang membahas tentang
bagaimana peran mahasiswa dalam melaksanakan program PPKT di sekolah
dan pengaruhnya terhadap hasil belajarsiswa pada mata pelajaran PAI
khususnya dan mata pelajaran pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut disumpulkan bahwa pengaruh kompetensi pedagogik mahasiswa
PPKT terhadap hasil belajar siswa pada mata peajaran PAI menujukan hasil
yang baik dan efektif. Hal ini di lihat dari rata-rata nilai raport dan hasil
pengujian hipotesis.48
48
Khumaidi, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI dalam PPKT terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,
2010, tidak dipublikasikan.
32
Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Muhamad Riza Fahlevi dengan
judul Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar
Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa, yang mana dalam skripsi ini
membahas tentang hubungan tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT
dengan minat belajar siswa yang mana hasilnya terdapat hubungan yang
sangat kuat dan signifikan antara persepsi siswa tentang kemampuan
mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa di MTs Yaspina
Rempoa Ciputat Tangerang Selatan dan persepsi siswa yang baik tentang
kemampuan mengajar mahasiswa PPKT memberikan kontribusi yang besar
dalam meningkatkan minat belajar siswa MTs Yaspina.49
Skripsi yang di tulis oleh M. Basri dengan judul Persepsi Siswa
Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di SDN
Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur, hasil penelitian mengungkapkan umumnya
siswa berpersepsi guru PAI belum memiliki kemampuan mengajar secara
optimal baik dalam rnembuka pelajaran, melakukankegiatan inti pelajaran,
maupun menurup pelajaran. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata
kemampuan mengajar yang berada pada taraf "Cukup", atau dengan kata lain
guru PAI cukup mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran.Berdasarkan
hasil penelitiantersebut disarankan hendaknya guru mengawali pembelajaran,
melaksanakan kegiatan inti dan penutup dengan melakukan langkah-langkah
kegiatan yang mampu memotivasi dan membangkitkan minat siswa dalam
belajar, terus menerus belajar melalui berbagai media dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan mengajarnya.50
Dari beberapa skripsi tersebut menghasilakn bahwa kemampuan
mengajar guru cukup baik dan begitu juga yang penulis temukan dalam
penelitian yang penulis lakukan yang mana Mahasiswa praktikan sudah dapat
merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses, baik
komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya sudah dipenuhi.
49
MuhamadRiza Fahlevi, Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar
Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan. 50
M. Basri, Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di
SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta,
2012, tidak dipublikasikan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2014. Tempat
penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh
data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Pada penelitian ini penulis meneliti sekolah yang mana disana
terdapat mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang
melaksanakan Pendidikan Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) periode
2014/2015 di Yayasan Islamiyah Ciputat, tepatnya di SMP Islamiyah Ciputat.
B. LatarPenelitian
1. Latar
a. Latar Fisik
Yayasan Islamiyah Ciputat berdiri sejak tahun 1965 menjadikan
yayasan pendidikan tertua di Ciputat. yayasan ini telah mendirikan
lembaga pendidikan dengan jenjang pendidikian yang beragam mulai
dari tingkat menengah pertama ( Madrasah Tsanawiyah - SMP
Islamiyah Ciputat), tingkat menengah atas (Madrasah Alliyah - SMK
Islamiyah Ciputat) serta perguruan tinggi (STIE Islamiyah Ciputat).
Letak SMP Islamiyah sudah strategis. Setiap hari ada alat
transportasi seperti angkutan kota dan Ojek yang melalui sekolah
sehingga tidak terlalu sulit untuk mencapai lokasi sekolah. Di
lingkungan sekitar SMP Islamiyah, penduduknya bekerja sebagai
pegawai, pedagang dan pengusaha.
Bagian depan sekolah ini nampak satu gerbang panjang sebagai
pintu utama Yayasan IslamiyahCiputat dan gerbang keduauntuk
memasuki lokasi belajar mengajar SMP Islamiyah Ciputat, dan pintu
utama dilengkapi dengan pos satpam dan tempat parkir, sedangkan
34
pintu kedua menuju loby dimana di loby tersebut tesimpan prestasi-
prestasi yang telah diraih oleh civitas akademika sekolah tersebut, dan
disitu pula terdapat resepsionis untuk melayani tamu-tamu yang
datang. Kemudian setelah loby langsung dihadapkan pada lapangan
yang sering digunakan untuk upacara bendera dan olah raga-olah raga
lainnya yang mana lapangan tersebut dikelilingi oleh ruang-ruang
belajar. Disamping kiri lapangan (tampak menghadap lapangan)
terdapat tangga yang merupakan jalan utama untuk para siswa-siswi,
guru dan karyawan menuju SMP Islamiyah Ciputat. Kemudian setelah
menaiki tangga tersebut tampaklah ruang guru, ruang kepala sekolah,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang UKS dan Lab komputer
yang letaknya sejajar dan untuk masjid terletak di samping lab SMP
Islamiyah Ciputat.SMP Islamiyah menempati lantai 2 dan 3 gedung
tersebut, sedangkan lantai satu untuk Aliyah dan SMK Islamiyah
Ciputat.
Adapun jumlah kelas secara keseluruhan sebanyak 14ruang
kelas, untuk kelas VII (Tujuh) menempati 5 kelas, kelas VIII (Delapan)
menempati 5 kelas dan kelas IX(Sembilan) menempati 4 kelas.
Lapangan Olahraga terletak di tengah-tengah gedung sekolah dan
perpustakaan. Terletak di lantai satu yang berdekatan dengan raihan-
raihan prestasi yang pernah ditorehkan oleh Yayasan Islamiyah Ciputat
ini.
b. Latar Sosial
Lingkungan sosial yang tercipta di Yayasan Islamiyah Ciputat
cukup harmonis dan relegius. Hal ini dapat dilihat dari hubungan
antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan berjalan baik. Semua
menjalankan tugasanya masing-masing. Tak jarang kepala sekolah
mengontrol kegiatan-kegiatan dan berbincang-bincang dengan para
guru dan karyawan. Hal yang sama juga diterapkan kepada siswa-
siswanya, sehingga merasa nyaman dan bersahabat berada di lingkuan
sekolah.
35
Kegiatan-kegiatan yang mendukung keakraban guru satu sama
lain, adalah dengan diselenggarakannya pertemuan dua minggu sekali,
seperti arisan guru, dan sharing guru pada jam istirahat ataupun pada
waktu jam makan siang atau ketika rapat guru. Begitu juga antara guru
dan siswa diupayakan agar akrab satu sama lain, sehingga siswa
menganggap bahwa sekolah adalah guru. Siswa diberi kesempatan
untuk menyampaikan pendapat mereka tanpa rasa takut dan guru pun
merespon pertanyaan-pertanyaan dan keluhan para siswa dengan baik.
Kemudian, kedisiplinan staf pengajar di Yayasan Islamiyah
Ciputat khususnya SMP Islamiyah Ciputat, patut dibanggakan.
Misalnya, ketika bel masuk kelas telah tiba maka, antara guru yang
satu dengan guru yang lain saling mengingatkan untuk masuk kelas
dan segera menjalankan tugasnya. Dan bukan hanya guru saja, siswa
juga ketika bel berbunyi siswa harus masuk kelas dan tidak boleh
keluar masuk.Kedisiplinan siswa pun sangat diperhatikan mulai dari
kelengkapan alat sekolah, seragam dan penampilan. Setiap minggu
guru piket yang dibantu dengan OSIS akan merazia siswa dan siswi
yang melanggar hal tersebut. Hal ini bertujuan mereka patuh dan lebih
bertanggung jawab.
Kemudian sebelum pelajaran pertama dimulai, para siswa
membaca surat-surat pendek, asmaul husna dan do’a- doa serta surat
pendek dan juga terkadang ditambah hadis, sekitar sepuluh sampai 15
menit, Setelah itu baru pelajaran bisa dimulai, dan inilahyang disebut
dengan pembiasaan siswa.Untuk kelas VII-IX satu kali dalam
seminggu akan bergantian untuk menjadi penanggung jawab dalam
melaksanakan shalat duha di masjid sekolah dan juga pelaksana tugas
pengibar bendera merah putih, hal inipun ditujukan untuk membangun
nilai-nilai disiplin dan belajar bertanggung jawab akan amanah yang
diemban, sehingga kelak mereka semua mampu merefleksikan nilai
tanggungjawab ini dikalangan masyarakat dan sekitarnya.
36
2. Entri
Peneliti masuk pertama kalinya saat observasi awal yakni di bulan
awal September 2014, sebelum melakukan penelitian di SMP Islamiyah
Ciputat pada pertengahan bulan september. Kepala SMP Islamiyah Ciputat
menyambut baik kehadiran peneliti. Adapun saat melakukan penelitian
ini, peneliti ikut menjadi pendamping pengajar, dengan tujuan
kenyamanan dalam pengamatan, mengenal lebih dalam siswa dan
kemudahan dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
C. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian dengan
pendekatan kualitatif, dan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah metode deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan
tentang suatu variabel, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.1
Sebagaimana dikutip dari Lexy J. Moleong, “…Bogdan dan Taylor
menyatakan bahwa “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati”.2
Sedangkan Lexy J. Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
penelitian yang bermaksud memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada
objek penelitian misalnya perilaku dan motivasi, selanjutnya data-data yang
telah terkumpul dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa serta
dengan memanfaatkan metode ilmiah.3 Dalam penelitian kualitatif metode
yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan
dokumen.
Kemudian lebih lanjut Moleong menyatakan bahwa: penelitian kualitatif
berakar pada akar alamiah sebagai keutuhan. Mengandalkan manusia sebagai
1Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. I0, h. 234
2Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004)
hal 4 3Ibid.,hal. 6
37
alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data
secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan
teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil,
membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk
memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan
hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yakni peneliti dan
subjek peneliti”.4
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan metode
deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Disamping itu juga
menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi, serta bersifat koperatif
dan korelatif.5 Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Riset ini tidak mengutamakan
besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat
terbatas.6
Maka penelitian ini diarahkan untuk mengertahui kemampuan mengajar
mahasiswa PPKT Pendidikan Agama Islam, kemampuan dalam merencanakan
pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan
melakukan penilaian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dalam
pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa prosedur, yaitu:
1. Interview
Metode interview adalah metode yang dilakukan dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data (dalam hal ini individu yang
bersangkutan) melalui dialog (Tanya jawab) secara lisan baik secara
4Ibid., Hal 27
5Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara 2002) hal.
44 6RahmatKriyantono, TeknikPraktisRisetKomunikasi: DisertaiContohPraktisRiset Media,
Public Relations, Advertising, KomunikasiOrganisasi, KomunikasiPemasaran, (Jakarta: Kencana,
2008), h. 56.
38
langsung maupun tidak langsung. “interview sebagai proses Tanya jawab
lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang
satu menghadap yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya”. 7
Maka dengan interview tersebut diharapkan dapat memperoleh
jawaban keterangan dari responden sesuai dengan tujuan penelitian.
Ditinjau dari pelaksanaannya peneliti menggunakan model interview
bebas terpimpin. Di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi
yang mengikat akan data apa yang dikumpulkan dengan membawa
sederetan pertanyaan, serta berupaya untuk menciptakan suasana santai
tapi tetap serius dan sungguh-sungguh.8 Metode ini penulis gunakan untuk
mendapatkan informasi dari kepala sekolah. Guru PAI, serta siswa SMP
Islamiyah Ciputat yang berkaitan dengan penerapan pendekatan belajar
aktif dalam pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat.
2. Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti. “ metode observasi
bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan sebagai sistematika
fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas, observasi tidak
hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung. 9
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jelas
menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang
diteliti, dengan cara mendatangi langsung lokasi penelitian di beberapa
sekolah tempat pelaksanaanPPKT Mahasiswa Pendidikan Agama Islam
untuk mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan
melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melakukan penilaian dan
dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah
Ciputat.
7Hadi Sturisno, Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta: Adi Offset, 2002) hal. 192
8Suharsimi, Op.cit., h. 132
9Hadi Sturisno, dkk.loc.cit. ha.l 136
39
Selain itu metode observasi juga digunakan untuk mengamati
kondisi bangunan sekolahan, sarana dan prasaran sekolahan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi bersal dari kata dokumen, yaitu berarti barang-barang
tertulis,. Maka, metode dokumentasi dapat dikatakan sebagai teknik
pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, majalah, surat kabar, prestasi, notulen rapat agenda dsb.10
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang SMP
IslamiyahCiputat yang meliputi sejarah singkat berdirinya, visi misi dan
tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan staf, keadaan siswa-siswa,
serta keadaan saran dan prasaran yang tersedia.
E. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian, setiap hal temuan harus di cek keabsahannya agar
hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat
dibuktikan keabsahannya.
Untuk pengecekan keabsahan temuan ini teknik yang dipakai oleh
peneliti adalah tringulasi. Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dan
yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.11
Pemeriksaan yang
dilakukan oleh peneliti antara lain:
1. Tringulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan data
hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat
menyatukan persepsi atas data yang diperoleh
2. Tringulasi metode, yaitu dengan cara mencari data lain dengan sebuah
fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda
yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian hasil yang
10
Ibid., hal. 135 11
Lexi J Moleong, Op.Cit., hal. 178
40
diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan
sehingga memperoleh data yang bias dipercaya.
3. Trungulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu
fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari
dimensi waktu maupun dari sumber yang lain.
Dalam pengecekan data ini, peneliti menggunakan jenis tringulasi teknik
dengan observasi dalam lapangan yang didukung dengan pengecekan
melalui wawancara dan dokumentasi.
F. Analisis Data
Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa
data-data yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data ,merupakan suatu
langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola
analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis statistik ataukah analisis
non statistik. Pemilihan ini tergantung pada jenis data yang dikumpulkan.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak diwujudkan dalam bentuk angka. 12
Dalam penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan,
yaitu identifikasi, klasifikasi, kemudian diinterpretasikan. Metode deskriptif
kualitatif, diartikan sebagai metode dengan memaparkan dan menafsirkan kata
yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami berkaitan dengan kegiatan.
Pandangan, sikap yang tampak maupun proses yang sedang bekerja.
Dalam hal ini, peneliti akan terjun secara langsung di lapangan dan
mengalami situasi yang terjadi selama proses belajar mengajar PAI
berlangsung, berkaitan dengan prosedur manajemen kelas di SMP
IslamiyahCiputat. Di samping itu, juga dilakukan beberapa kali dalam
pengumpulan data, di mana semua data yang telah diperoleh di lapangan
dibaca, dipahami, kemudian dibuat ringkasannya. Setelah data terkumpul
kemudian data dianalisis lebih lanjut secara intensif,. Maka, dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif ini, penulis dapat menyajikan data
12
Sunardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press,1990) hal 94
41
yang ada, baik dengan informasi maupun analisis tanpa perlu merumuskan
hipotesis.
Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Reduksi data.
Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan data
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik
atau di verifikasi.
Data yang diperoleh di lapangan langsung ditulis dengan rinci dan
sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Laporan-laporan itu perlu
direduksi yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian agar mudah untuk menyimpulkannya. Reduksi kata dilakukan
untuk mempermudah peneliti dan mencari kembali data yang diperoleh
bila diperlukan serta membantu dalam memberikan kode kepada aspek-
aspek tertentu. 13
2. Display data atau penyajian data
Yaitu mengumpulkan data atau informasi secara tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Data yang sudah ada disusun dengan menggunakan teks yang bersifat
naratif, selain itu juga bias melakukan matriks, grafik, network dan chart.14
Dengan alasan supaya peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam
dalam tumpukan data. Serta untuk memudahkan peneliti dalam memahami
apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. 15
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Yaitu merupakan rangkaian analisis data puncak. Meskipun begitu,
kesimpulan juga membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid. Oleh
karena itu, ada baiknya sebuah kesimpulan ditinjau ulang dengan cara
13
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1998) hal 129 14
Ibid, hal 130 15
Sugiyono, Memehamai Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005) hal 60
42
memverifikasi kembali catatan-catatan selama penelitian dan mencari
pola, tema model, hubungan dan persamaan untuk diambil sebuah
kesimpulan.16
16
Nasution, Op.Cit, hal 130
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian kualitatif dipahami sebagai data yang tidak
bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung.1 Data dalam
penelitian kualitatif bukanlah berdasarkan atas tabel angka-angka hasil
pengukuran atau penilaian secara langsung yang mana dianalisis secara
statistik. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi kenyataan yang
terjadi di lapangan. Menurut Meleong, sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan sedangkan data tertulis,
foto, rekaman, dan statistik adalah data tambahan.2
a. Data Utama
Data utama berupa kata-kata diperoleh mulai dengan
wawancara dan data yang berupa tindakan diperoleh melalui
observasi.Pertama wawancara dilaksanakan dengan berbagai pihak
yang terkait, diantaranya GuruPamong Pendidikan Agama
IslamdanMahasiswaPendidikan Agama Islam yang sedangmelaksanan
PPKT di SMP Islamiyah. Dalam memilih dan memanfaatkan
informan, perlu ditentukan bahwa informan adalah orang-orang yang
tahu tentang situasi dan kondisi daerah penelitian, jujur, terbuka, dan
mau memberikan informasi yang benar. Kedua, Observasi atau
pengamatan secara langsung. Data yang dikumpulkan yaitu data
mengenai kemampuan mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pada Pelaksanaan
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMP Islamiyah.
1 A. chader Alwasihlah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2011), h. 105.
2Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004),
h. 110
43
b. Data Tambahan
Data tambahan yakni berupa sumber tertulis dan dokumentasi.
Sumber tertulis ini berupa data-data yang diperoleh dari SMP
Islamiyah. Seperti format programtahunan, silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) SMP Islamiyah. Termasuk juga
dataprofil sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana
yang ada di SMP Islamiyah. Sedangkan dokumentasi seperti foto-foto,
untuk penunjang data-datayang diperoleh dari SMP Islamiyah supaya
diterima keabsahannya.
2. Gambaran Diri Subjek
a. Karakteristik
Berikut ini adalah table yang dapat menggambarkan kakteristik
umum dan seluruh subyek penelitian ini.
Tabel 4.1
KarakteristikSubjek
N0 Nama JenisKelamin Jabatan
1 UlfahQori Khairunnisa Perempuan Mahasiswa PPKT
2 Afifah Perempuan Mahasiswa PPKT
b. GambaranDiriSubjek
Guru Pamong yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah guru
yang menjadi Pamong Mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang sedang
melaksanakan PPKT di SMP Islamiyah, guru tersebut secara sukarela
membantu dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Selanjutnya yang
menjadi subjek penelitian adalah Mahasiswa Pendidian Agama Islam yang
sedang melaksanakan PPKT di SMP Islamiyah.
Subjek pertama adalah Saudari Ulfah Qori Khairunnisa, tinggal
didaerah Sawangan, Depok, sudah lumayan sering mengikuti pelatihan
44
mengajar yang berkaitan dengan pembelajaran Aktif, baik pelatiahan dari
kampus maupun dari luar kampus atau Dinas-dinas Pendidikan.
Pendidikan terakhirnya adalah Madrasah Aliyah Negeri 4 Model.
Informan selanjutnya adalah Afifah, tinggal di Ciledug,
Tangerang. Beliau mengajar mulai dari bulan Agustus praktek mengajar di
sekolah tempat penelitian, beliau juga sudah sering mengikuti pelatihan
belajar aktif, metode aktif lerning yang sudah diterapkan. Pendidikan
terakhir adalah Madrasah Aliyah Tanwiriyyah Cianjur.
B. Pembahasan
1. AnalisisKemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT
tahun Akademik 2014/2015
a. AnalisiPembuatanSilabus
Menurut Salim, silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pembelajaran.3Menurut Yulaelawati, silabus
merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar.4
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
3 Salim, Peter , The Contemporary English - Indonesia Dictionary, ( Jakarta: Modern
English Press, 1987), h. 98 4 Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi.
(Bandung:Pakar Raya, 2014), h. 123
45
Salah satu perbedaan yang cukup signifikan antara Kurikulum
2006 (KTSP) dengan Kurikulum 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan
pembelajaran. Dalam Kurikulum 2006, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013
kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah,
kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di
satuan pendidikan yang bersangkutan.
Meski tidak lagi direpotkan membuat silabus sendiri (diambil alih
kewenangan guru?), seorang guru tetap saja dituntut untuk dapat
memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus,
terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena
itu, upaya telaah (kajian) silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan
secara mandiri maupun kelompok (khususnya melalui kegiatan bedah
silabus dalam forum MGMP), sehingga diharapkan para guru dapat
memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam
memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Dalam pelaksanaan PPKT oleh Mahasiswa Pendidikan di SMP
Islamiyah ini, dalam hasil penelitian yang penulis lakukan Mahasiswa
tidak membuat Silabus sendiri, mereka memakai Silabus yang sudah
dibuat oleh Sekolah, sebagaimana kutipan wawancara dengan Ibu Nur
Wahdah selaku Guru Pamong untuk Responden 1
Mahasiswi praktikan tahun ajaran 2014/2015 di SMP
Islamiyah Ciputat tidak membuat silabus sebelum melaksanakan
praktik pembelajaran, karena Silabus sudah dibuat guru mata
pelajaran sejak pembelajaran tahun akademik 2014/2015 belum
dimulai. Jadi mahasiswa praktikan tidak membuat silabus baru dan
kemudian ia menggunakan silabus yang sudah dibuat oleh Guru
pamongnya.5
Hal yang serupajugadisampaikanolehBapakFaiz Fikri, S.Ag selaku
guru Pamong untuk Responden 2
5HasilwawancaraIbuNurWardah, S.Ag (Guru Pamong SMP Islamiyah) tanggal 26
September 2014
46
Mahasiswi PPKT di SMP Islamiyah Ciputat tidak membuat
silabus dalam pelaksanakan pembelajaran, karena Silabus sudah
dibuat oleh guru pamongnya, Jadi mahasiswa yang PPKT disini
tidak membuat silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus
yang sudah dibuat oleh Guru di sekolah.6
Jadi berdasarkan wawancara tersebut responden 1 dan responden 2
tidak menyusun silabus akan tetapi menggunakan silabus yang dimiliki
oleh guru pamong.
b. AnalisiPembuatanRPP
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar
pengajarannya berhasil. Diantaranya salah satu untuk membawa
keberhasilan itu adalah guru senantiasa membuat rancangan perencanaan
pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalahrencana
yang menggambarkan prosedurdan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkan dalam silabus. Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran
adalah untuk,
1) Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar
mengajar.
2) Dengan menyusun rencana pembelajaran secara personal, dan berdaya
guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis
dan terencana.7
Setelah guru membuat rancangan perencanaan pembelajaran (RPP)
maka guru selanjutnya memikirkan supaya pembelajaran dikelas berjalan
dengan efektif yakni menggunakan penerapan pembelajaran aktif (active
learning strategy). Karena dengan menggunakan belajar aktif, siswa akan
mampu aktif dalam proses belajar mengajar. Sebagai guru yang
profesional hendaknya mengetahui karakteristik masing-masing siswa
6HasilwawancaraBapakFaiz Fikri, S.Ag(Guru Pamong SMP Islamiyah) tanggal 26
September 2014 7 Kunandar, S.Pd. M.Si, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP Dan Sukses Dalam Setifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press 2009) hal 262
47
sehingga guru akan mengerti dan mengetahui metode apa yang akan
dipakai dalam proses belajar mengajar sesuai materi pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat
mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah
kemampuan guru dalam menguasai dan menerapkan metode
pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Hal ini
sangat relevan dengan tugas seorang guru dalam mengenali perbedaan
individual siswanya. Dalam memilih metode, kadar keaktifan siswa harus
selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan
beragam metode.
Pembelajaran agama Islam hendaklah mendapat tempat yang
teratur, hingga cukup mendapat perhatian semestinya dengan tidak
mengesampingkan materi-materi yang lain, agar stiap anak didik dapat
tertanamkan rasa keimanan yang tinggi serta memuliki akhlaq yang mulia.
Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru terlebih dahulu
memepersiapkan perencannaan pengajaran agar apa yang akan
disampaikan kepada anak didik sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan. Dari hasil wawancara dengan kedua pamong.
c. Analisis Data KemampuanMerencanakanPembelajaran
1) AnalisisKemampuanResponden 1
dalamMerencanakanPembelajaran
Berdasarkan dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan yaitu
berupa RPP yang sudah dibuat oleh Mahasiswa PAI dalam
melaksanakan PPKT di SMP Islamiyah serta hasil observasi penulis
dapat diketahui bahwa:
a) Responden 1 tidak menyusun silabus, akan tetapi menggunakan
silabus guru pamong.
b) Responden 1menyusun RPP sebelum mengajar, berikut ini
peneliti sajikan format RPP yang dapat terdokumentasikan:
48
1) Mata pelajaran, materi pokok dan alokasi waktu
RPP yang dibuat mencantumkan bagian ini (disesuaikan
dengan silabus).
2) Kompetensi inti
Berisi tentang kompetensi inti yang diharapkan sesuai
dengan silabus
3) Kompetensi dasar
Berisi tentang kompetensi dasar siswa yang diharapkan
sesuai dengan silabus
4) Indikator
Berisi tentang indikator lengkap dikembangkan oleh setiap
guru praktikan disesuaikan dengan kondisi atau keadaan
siswa. Responden 1 menyusun indicator masih bersifat
umum, belum terurai menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat
diukur ketercapaiannya.
5) Tujuan pembelajaran
Berisi rumusan lengkap tujuan pembelajaran disesuaikan
dengan indicator.
6) Materi pembelajaran
Berisi garis besar atau pokok-pokok materi yang akan
disampaikan dari pertemuan pertama hingga pertemuan
ketiga. Responden 1 menyusun materi berdasarkan pada
indicator-indikator yang dirumuskan, sehingga dapat
tercapainya tujuan pembelajaran.
7) Metode pembelajaaran
Berisi tentang cara yang di tempuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Responden 1 merencanakan penggunaan
metode ceramah untuk menyampaikan materi yang
dikombinasikan dengan cara Tanya jawab kemudian
dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan tugas kerjasama
49
kelompok. Metode ini dianggap cocok untuk
menyampaikan materi thaharah.
8) Sumber belajar
Berisikan sumber belajar yang akan digunakan dalam
menyampaian materi. Sumber belajar yang digunakan lebih
dari satu sumber belajar, hal ini dilakukan untuk
menunjukan adanaya variasi dalam penggunaan sumber
belajar.
9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Berisi langkah-langkah pembelajaran yang telah disertai
dengan alokasi waktu setiap tahapan mengajarnya secara
lengkap. Penulisan langkah-langkah pembelajaran disertai
dengan alokasi waktu yang akan mempermudah guru dalam
mengajar sesuai dengan rencananya. Alur kegiatan
pembelajaran telah direncanakan secara teratur dan
terstruktur.
10) Penilaian
Berisi tentang penilaian secara afektif, kognitif dan
psikomotorik.
Berdasarkan standar proses penyusunan RPP , selain memenuhi
setiap komponen, RPP harus juga memenuhi prinsip-prinsip
penyusunannya. Diantaranya yaitu:
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
e. Keterkaitan dan keterpaduan
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
50
Berikut kami sampaikan analisis RPP yang disusun Responden
1 mengenai prinsip-prinsip penyusunannya.
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP yang disusun belum memperhatikan perbedaan kondisi siswa
ditinjau dari jenis kelamin, motivasi, bakat, potensi, gaya belajar
dan kecepatan belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan
perencanaan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran
yaitu materi disampaikan secara satu arah dari guru kepada seluruh
siswa, walaupun dikombinasikan dengan diskusi, mind mapping
dan diskusi. Lebih lanjut setiap siswa diberian lembar kerja yang
sama untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Meskipun direncanakan menggunakan metode ceramah akan tetapi
telah disusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
mendorong partisipasi aktif siswa. hal ini dapat dilihat pada
kegiatan inti pembelajaran dimana siswa diminta untuk mengamati
dan memberi komentar gambar yang ditayangkan oleh seorang
pendidik. Dari kegiatan tersebut sudah direncanakan kegiatan
membuat analisis pengertian thaharah dan macam-macamnya serta
membuat analisis macam-macam air yang dapat digunakan untuk
bersuci.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Pengembangan budaya membaca dan menulis dalam pembelajaran
agama diberikan atau direncanakan secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa secara langsung mengembangkan keahlian
menulis baik menulis perkata maupun menulis perkalimat dalam
menuliskan ayat yang menguatkan tentang thaharah.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
Responden-1 telah merencanakan kegiatan umpan balik dengan
cara melakukan pembahasan secara langsung lembar kerja siswa
yang diberikan sehingga siswa dapat mengetahui jika melakukan
51
kesalahan dalam proses pengerjaan, sedangkan untuk tindak lanjut
Responden1 mengadakan kuis yang bertujuan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran dan memberikan pekerjaan
rumah.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
Ditinjau dari langkah-langkah kegiatan yang disebutkan telah
disusun komponen-komponen RPP yang terpadu baik dari
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi, indikator dan lembar
kerja siswa.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Responden-1 belum mencantumkan alat/bahan pembelajaran yang
akan digunakan dengan menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi.
2) AnalisisKemampuanResponden 2
dalamMerencanakanPembelajaran
Berdasarkan dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan yaitu
berupa silabus, RPP, media pembelajaran dapat diketahui bahwa:
a. Responden 2 tidak menyusun silabus, akan tetapi menggunakan
silabus guru pamong.
b. Responden 2 menyusun RPP sebelum mengajar, berikut ini peneliti
sajikan format RPP yang dapat terdokumentasikan:
1) Mata pelajaran, materi pokok dan alokasi waktu
RPP yang dibuat mencantumkan bagian ini (disesuaikan
dengan silabus).
2) Kompetensi inti
Berisi tentang kompetensi inti yang diharapkan sesuai dengan
silabus
3) Kompetensi dasar
Berisi tentang kompetensi dasar siswa yang diharapkan sesuai
dengan silabus
52
4) Indikator
Berisi tentang indikator lengkap dikembangkan oleh setiap
mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kondisi atau keadaan
siswa. Responden 2 menyusun indikator masih bersifat umum,
belum terurai menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat diukur
ketercapaiannya.
5) Tujuan pembelajaran
Berisi rumusan lengkap tujuan pembelajaran disesuaikan
dengan indikator.
6) Materi pembelajaran
Berisi garis besar atau pokok-pokok materi yang akan
disampaikan dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga.
Responden 2 menyusun materi berdasarkan pada indikator-
indikator yang dirumuskan, sehingga dapat tercapainya tujuan
pembelajaran.
7) Metode pembelajaaran
Berisi tentang cara yang di tempuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Responden 2 merencanakan penggunaan metode
video session untuk menyampaikan materi yang
dikombinasikan dengan cara Tanya jawab kemudian
dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan tugas kerjasama
kelompok yang diiringi metode true false. Metode ini dianggap
cocok untuk menyampaikan materi sejarah.
8) Sumber belajar
Berisikan sumber belajar yang akan digunakan dalam
menyampaian materi. Sumber belajar yang digunakan lebih
dari satu sumber belajar, hal ini dilakukan untuk menunjukan
adanya variasi dalam penggunaan sumber belajar.
9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Berisi langkah-langkah pembelajaran yang telah disertai
dengan alokasi waktu setiap tahapan mengajarnya secara
53
lengkap. Penulisan langkah-langkah pembelajaran disertai
dengan alokasi waktu yang akan mempermudah guru dalam
mengajar sesuai dengan rencananya. Alur kegiatan
pembelajaran telah direncanakan secara teratur dan terstruktur.
10) Penilaian
Berisi tentang penilaian secara afektif, kognitif dan
psikomotorik.
Berikut kami sampaikan analisis RPP yang disusun Responden
2 mengenai prinsip-prinsip penyusunannya.
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP yang disusun sudah memperhatikan perbedaan kondisi siswa
ditinjau dari jenis kelamin, motivasi, bakat, potensi, gaya belajar
dan kecepatan belajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan
perencanaan penggunaan metode movie session dan true false
dalam pembelajaran yaitu materi disampaikan secara dua arah dari
guru kepada seluruh siswa serta dikombinasikan dengan diskusi.
Lebih lanjut setiap siswa diberian lembar kerja yang sama untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Dengan rencana penggunaan metode movie session dan true false
telah disusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang
mendorong partisipasi aktif siswa. hal ini dapat dilihat pada
kegiatan inti pembelajaran dimana siswa diminta untuk mengamati
dan memberi komentar movie yang ditayangkan oleh seorang
praktikan. Dari kegiatan tersebut sudah direncanakan kegiatan
membuat analisis pengertian sejarah bani umayyah dan membuat
analisis kontribusi tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
dari ilmuwan muslim untuk zaman sekarang.
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
54
Pengembangan budaya membaca dan menulis dalam pembelajaran
agama diberikan atau direncanakan secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa secara langsung mengembangkan keahlian
menulis baik menulis perkata maupun menulis perkalimat dalam
menuliskan ayat yang menguatkan tentang pertumbuhan ilmu
pengetahuan dari ilmuan muslim.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
Responden 2 telah merencanakan kegiatan umpan balik dengan
cara melakukan pembahasan secara langsung lembar kerja siswa
yang diberikan sehingga siswa dapat mengetahui jika melakukan
kesalahan dalam proses pengerjaan, sedangkan untuk tindak lanjut
Responden 2 mengadakan Tanya jawab yang bertujuan untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan memberikan
pekerjaan rumah.
e. Keterkaitan dan keterpaduan
Ditinjau dari langkah-langkah kegiatan yang disebutkan telah
disusun komponen-komponen RPP yang terpadu baik dari
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi, indikator dan lembar
kerja siswa.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Responden 2 telah mencantumkan alat/bahan pembelajaran yang
akan digunakan dengan menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi.
2. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
Kegiatan pelaksanan pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu
kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup. Untuk
setiap kegiatan kegiatan memiliki komponen-komponen dengan
aspekaspeknya tersendiri yang harus diamati.
55
Analisis kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran dilakukan
pada hasil rekaman kegiatan pembelajaran yang berupa video, berikut hasil
analaisis pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan.
a. Analisis kemampuan Responden-1 dalam melaksanakan
pembelajaran
1) Kegiatan Awal/ Pendahuluan
Pada kegiatan awal/Pendahuluan terdapat dua komponen yang
diamati yaitu membahas materi pelajaran yang telah di dapat siswa di
hari yang lalu atau disebut juga riview (mengulang kembali) dan
memotivasi siswa untuk lebih terpacu dalam menerima dan
melaksanakan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan Review responden-
1 langsung memberikan pertanyan-pertanyaan yang membangkitkan
kembali ingatan-ingatan materi pembelajaran yang telah didapat para
siswa dihari kemarin, hal ini menunjukkan bahwa responden-1 secara
langsung melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembahasan
review. Sedangkan dari tiga aspek yang diamati pada komponen
memotivasi siswa hanya memberikan gambaran umum materi
pelajaran yang disampaikan, tetapi dua aspek lainnya yaitu
memberitahukan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran
kegiatan yang akan dilakukan belum dilaksanakan.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti memiliki 4 komponen yang harus diobservasi
yaitu: Penyampaian materi, Mengadakan variasi dalam pembelajaran,
Menciptakan suasana aktif dan Memberikan penguatan. Semua aspek
pada dua komponen awal telah dilakukan walaupun masih terdapat
kekurangan dalam beberapa aspek. pada penyampaian materi, langkah-
langkah pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP, instruksi dan penyampaian lancar ( dipandu
dengan Lembar Kerja Siswa dan Media pembelajaran berupa power
point presentation ). Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok dan membagikan kepada setiap kelompoknya kertas karton
56
dan beberapa potongan kertas kecil yang bertuliskan kata-kata dari
materi hari ini, selanjutnya setiap kelompok mencari dan menyusun
kata-kata yang ada di potongan kertas kecil itu hingga menjadi sebuah
pernyataan yang sesuai dengan materi pembelajaran hari ini.
Selain hal diatas, guru juga menyampaikan materi ajar hari ini
dengan bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami. Selanjutnya
aspek pada pengadaan variasi dalam pembelajaran sudah ditampilkan
semua. Sikap bersahabat ditunjukkan responden-1 dengan berkeliling
kelas untuk melihat pekerjaan kelompok siswa satu-persatu,
memberikan senyuman saat ada siswa yang bertanya, menanggapi
pendapat siswa dengan baik, meninggikan volume suara untuk
menekankan hal-hal penting atau memberikan tanda khusus pada
catatan yang dianggap penting, mendorong menumbuhkan
kepercayaan diri dengan pernyataan verbal seperti “kalau dikerjakan
dengan kerjasama yang baik, pasti akan selesai tepat waktu dan
mendapat hasil yang baik”. Untuk dua komponen terakhir pada
kegiatan inti yaitu menciptakan suasana aktif dan memberikan
penguatan, masih terdapat beberapa aspek yang belum terlihat. Selama
kegiatan pembelajaran responden-1 sudah mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa. akan tetapi belum dapat mendorong siswa
menyampaikan ide-ide mereka dan belum mampu mendorong
terjadinya tukar pendapat antara siswa dengan guru. Walaupun
demikian secara keseluruhan sebagian besar siswa sudah melibatkan
diri dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal pemberian penguatan
responden- 1 sudah memberikan reward kepada siswa yang bertingkah
laku baik dan memberikan senyuman serta pernyataan verbal untuk
memberikan semangat bagi siswa yang belum berhasil, akan tetapi
belum terlihat variasi dalam penyampaiannya baik gesture maupun
verbal.
3) Kegiatan Akhir/ Penutup
57
Selanjutnya pada kegiatan akhir, responden-1 meminta setiap
kelompok maju kedepan untuk menjelaskan hasil kerjasama
kelompoknya dan menempelkan hasil kerjasama yang telah
dijelaskannya di sekeliling ruang kelas dan tentunya dengan keadaan
yang rapih untuk nantinya siswa senantiasa menghargai setiap hasil
kerja kerasnya. Tindak lanjut dilakukan responden-1 dengan
memberikan PR berupa soal-soal yang diambil dari buku pegangan
siswa dan menyarankan siswa untuk tetap mempelajari materi yang
sudah dipelajari.
b. Analisis kemampuan Responden 2 dalam melaksanakan
pembelajaran
1) Kegiatan Awal/ Pendahuluan
Pada kegiatan awal/Pendahuluan terdapat dua komponen yang
diamati yaitu membahas materi pelajaran yang telah di dapat siswa di
hari yang lalu atau disebut juga riview (mengulang kembali) dan
memotivasi siswa untuk lebih terpacu dalam menerima dan
melaksanakan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan Review Responden
2 langsung memberikan pertanyan-pertanyaan yang membangkitkan
kembali ingatan-ingatan materi pembelajaran yang telah didapat para
siswa dihari yang lalu, hal ini menunjukkan bahwa Responden 2 secara
langsung melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembahasan
review. Sedangkan dari tiga aspek yang diamati pada komponen
memotivasi siswa hanya memberikan gambaran umum materi
pelajaran yang disampaikan, tetapi dua aspek lainnya yaitu
memberitahukan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran
kegiatan yang akan dilakukan belum dilaksanakan.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti memiliki 4 komponen yang harus diobservasi
yaitu: Penyampaian materi, Mengadakan variasi dalam pembelajaran,
Menciptakan suasana aktif dan Memberikan penguatan. Semua aspek
58
pada dua komponen awal telah dilakukan walaupun masih terdapat
kekurangan dalam beberapa aspek. pada penyampaian materi, langkah-
langkah pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yang
direncanakan dalam RPP, instruksi dan penyampaian lancar ( dipandu
dengan Lembar Kerja Siswa dan Media pembelajaran berupa movie
session ). Kemudian guru membagikan selembar kertas kepada siswa
yang berisikan pernyataan dan pernyataan tersebut dijawab salah atau
tidak oleh setiap siswa sesuai dengan analisanya terhadap film yang
telah ditayangkan. selanjutnya setiap orang menyatakan pernyataan
benar dan tidaknya dengan dibarengi alas an-alasan akan analisisnya
sesuai dengan materi pembelajaran hari ini.
Selain hal diatas, guru juga menyampaikan materi ajar hari ini
dengan bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami. Selanjutnya
aspek pada pengadaan variasi dalam pembelajaran sudah ditampilkan
semua. Sikap bersahabat bersahabat ditunjukkan Responden 2 dengan
berkeliling kelas untuk melihat pekerjaan kelompok siswa satu-
persatu, memberikan senyuman saat ada siswa yang bertanya,
menanggapi pendapat siswa dengan baik, meninggikan volume suara
untuk menekankan hal-hal penting atau memberikan tanda khusus
pada catatan yang dianggap penting, mendorong menumbuhkan
kepercayaan diri dengan pernyataan verbal seperti “ayo kamu pasti
bisa”. Untuk dua komponen terakhir pada kegiatan inti yaitu
menciptakan suasana aktif dan memberikan penguatan, masih terdapat
beberapa aspek yang belum terlihat. Selama kegiatan pembelajaran
Responden 2 sudah mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa.
akan tetapi belum dapat mendorong siswa menyampaikan ide-ide
mereka dan belum mampu mendorong terjadinya tukar pendapat antara
siswa dengan guru. Walaupun demikian secara keseluruhan sebagian
besar siswa sudah melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam hal pemberian penguatan responden 2 sudah memberikan
reward kepada siswa yang bertingkah laku baik dan memberikan
59
senyuman serta pernyataan verbal untuk memberikan semangat bagi
siswa yang belum berhasil, akan tetapi belum terlihat variasi dalam
penyampaiannya baik gesture maupun verbal.
3) Kegiatan Akhir/ Penutup
Selanjutnya pada kegiatan akhir, Responden 2 meminta
beberapa siswa maju kedepan untuk menjelaskan hasil hasil
analisisnya dan menyimpan baik-baik hasil analisa yang telah
dijelaskannya di buku catatannya dan tentunya dengan keadaan yang
rapih untuk nantinya siswa senantiasa menghargai setiap hasil kerja
kerasnya. Tindak lanjut dilakukan Responden 2 dengan memberikan
PR berupa soal-soal yang diambil dari buku pegangan siswa dan
menyarankan siswa untuk tetap mempelajari materi yang sudah
dipelajari.
3. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik
2014/2015
Penilaian sebagai Assessement yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh dan mengefktifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada
tingkat kelas selama dan setelah kegaitan pembelajaran. Data atau informasi
dari penilaian merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.
a. Analisiskemampuan Responden-1 dalammelakukanpenilaian
Responden-1 menyusun instrumen penilaian berupa kuis yang
terdiri dari 5 butir soal berupa soal uraian dengan masing-masing soal
mempunyai bobot skor 20 sehingga total skor adalah 100. Semua butir
soal sudah dapat menggali kemampuan siswa untuk menjelaskan tentang
thaharah (bersuci) sesuai dengan indikator yang disusun sehingga
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Aspek yang dapat diukur menggunakan kuis yang disusun hanya
aspek kognitif saja yang meliputi pengetahuan (recalling), pemahaman
60
(comprehesion), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sedangkan untuk
sintesis (syntesis) yaitu kemampuan mengabungkan beberapa informasi
menjadi suatu kesimpulan juga evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan
mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan
memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu belum terukur dari soal
kuis yang dibuat.
Selain aspek kognitif terdapat dua aspek lain yang perlu dinilai
yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Kedua aspek tersebut dinilai
melalui kegiatan pembelajaran siswa dengan memberikan penugasan
terstruktur yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pengerjaan
LKS yang direncanakan dalam langkah-langkah pembelajaran yaitu siswa
berdiskusi dengan teman sebangku. Kegiatan tersebut dapat dapat
dijadikan alat ukur aspek Afektif yaitu menerima, menanggapi, menilai,
mengorganisasi, membentuk watak. Selain aspek afektif dapat diukur pula
aspek psikomotor yaitu meniru, menyusun, melakukan prosedur,
melakukan kegiatan dengan baik dan tepat, dan melakukan tindakan secara
alami.
Instrumen-instrumen yang dibuat responden-1 baik LKS, soal
Kuis, maupun soal PR sudah bervariatif dan dapat mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Juga dapat mengontrol aspek afektif
dan psikomotor siswa saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
b. Analisiskemampuan Responden-1 dalammelakukanpenilaian
Responden-2 menyusun instrumen penilaian berupa Penilaian
sebagai Assessement yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat
kelas selama dan setelah kegaitan pembelajaran. Data atau informasi dari
penilaian merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untk
mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. Responden-2
merencanakan kegiatan pembelajaran menggunakan panduan Lembar
kerja Siswa, mengadakan tes kecil/kuis dan memberikan PR. Semua butir
61
soal sudah dapat menggali kemampuan siswa untuk menjelaskan tentang
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada masa bani umayyah sesuai dengan
indikator yang disusun sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Aspek yang dapat diukur menggunakan kuis yang disusun hanya
aspek kognitif saja yang meliputi pengetahuan (recalling), pemahaman
(comprehesion), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sedangkan untuk
sintesis (syntesis) yaitu kemampuan mengabungkan beberapa informasi
menjadi suatu kesimpulan juga evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan
mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan
memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu belum terukur dari soal
kuis yang dibuat.
Selain aspek kognitif terdapat dua aspek lain yang perlu dinilai
yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Kedua aspek tersebut dinilai
melalui kegiatan pembelajaran siswa dengan memberikan penugasan
terstruktur yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pengerjaan
LKS yang direncanakan dalam langkah-langkah pembelajaran yaitu siswa
berdiskusi dengan teman sebangku. Kegiatan tersebut dapat dapat
dijadikan alat ukur aspek Afektif yaitu menerima, menanggapi, menilai,
mengorganisasi, membentuk watak. Selain aspek afektif dapat diukur pula
aspek psikomotor yaitu meniru, menyusun, melakukan prosedur,
melakukan kegiatan dengan baik dan tepat, dan melakukan tindakan secara
alami.
Instrumen-instrumen yang dibuat responden-2 baik LKS, soal
Kuis, maupun soal PR sudah bervariatif dan dapat mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Juga dapat mengontrol aspek afektif
dan psikomotor siswa saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
C. Deskripsi dan Pembahasan Permasalahan Penelitian
Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan baik menggunakan
dokumentasi maupun rekaman video dapat dilakukan pembahasan terhadap
62
permasalahan-permasalahan penelitian. Adapun pembahasan untuk setiap
pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT
tahun Akademik 2014/2015
Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan
tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga tercipta
suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat
mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan tersebut
meliputi:
a) Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa
yang diinginkan dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh siswa setelah
terjadinya proses pembelajaran. Rumusan tujuan dibuat berdasakan
analisis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan.
b) Materi pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan.
Materi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan
kepada siswa selama mengikuti proses pendidikan atau proses
pembelajaran.
c) Bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar
siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kegiatan, strategi,
atau metode dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan
perencanaan pembelajaran yang telah disusun dengan mengacu kepada
tujuan yang hendak dicapai.
d) Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat evaluasi untuk
mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.
Evaluasi banyak bergantung kepada tujuan yang hendak dicapai. Hal
ini sangat penting sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan.
Guru bertanggung jawab langsung dalam upaya mewujudkan apa
yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran karena guru yang
63
menyusun perencanaan pembelajaran pada tingkatan pembelajaran dan
langsung melaksanakan perencanaan pembelajaran tersebut di kelas.
Data tentang kemampuan mahasiswa praktikan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam merencanakan pembelajaran
diperoleh melalui dokmentasi berupa silabus (setiap mahasiswa praktikan
tidak menyusunnya akan tetapi menggunakan silabus yang dimiliki guru
pamong) dan RPP. Hasil dokumentasi tersebut telah dianalisis dengan
membandingkan berdasarkan ketentuan dalam standar proses.
Semua responden menyusun RPP dengan komponen sesuai pada
syarat yang ada pada standar proses yang meliputi identitas mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, sumber
belajar.
Pemenuhan prinsip-prinsip penyusunan RPP:
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
Responden sudah memperhatikan perbedaan individu siswa dengan
menggunakan model pembelajaran konstektual, metode penemuan
melalui diskusi kelompok, metode index card match.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Semua responden sudah mampu mendorong siswa untuk berpartisipasi
aktif dengan menyusun langkah-langkah pembelajaran untuk
berdiskusi.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
Setiap responden secara tidak langsung sudah mengembangkan budaya
membaca dan menulis pada siswa melalui aktivitas yang dilakukan
selama pembelajaran.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
Setiap responden merencanakan umpan balik dengan mereview setiap
materi yang telah disampaikan dan merencanakan tindak lanjut dengan
64
memberikan kuis, sedangkan yang lainya merencanakan tindak lanjut
dengan mengadakan kuis dan pembahasannya sebagai tindakan umpan
balik.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
Komponen-komponen yang disusun oleh semua responden sudah
terpadu dan terkait satu dengan yang lain
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
Dalam penyusunan RPP oleh semua responden sudah tercantum
penggunaan Alat atau bahan yang menerapkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, sebagian mahasiswa
sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan
standar proses baik komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya
sudah dipenuhi. Perencanaan dilakukan agar terjadinya proses belajar yang
dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang
tertuang dalam perencanaan. Namun, situasi yang dihadapi guru dalam
melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses
pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, guru sepatutnya peka terhadap
berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah
lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi.Setiap guru
memiliki pola mengajar sendiri-sendiri. Pola mengajar ini tercermin dalam
tingkah laku pada waktu pelaksanaan pembelajaran.
Data tentang kemampuan Melaksanakan Praktek Profesi Keguruan
Terpadu yang dimiliki mahasiswa PPKT dalam pelaksanaan PPKT
diperoleh melalui dokumentasi berupa rekaman video pelaksanaan
pembelajaran. Data-data tersebut, sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal/ Pendahuluan
65
Aspek yang diamati adalah:
1) Membahas PR/ tugas terstruktur, responden-1 sudah
melaksanakannya dengan melibatkan siswa secara aktif yaitu
dengan cara meminta siswa mengerjakan terlebih dulu kemudian
soal yang esensial dan sulit dibahas oleh guru, sedangkan
responden-2 langsung menanyakan soal yang sulit kepada siswa
untuk dilakukan pembahasan.
2) Memberitahukan tujuan pembelajaran, memberikan gambaran
umum materi dan kegiatan yang akan dilakukan. Semua responden
memberikan gambaran umum materi tetapi tidak memberikan
gambaran kegiatan yang akan dilakukan.
Membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang
disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan sebagian mahasiswa
praktikan sudah mampu membuka pelajaran dengan baik, akan tetapi
aspek yang paling essensial dalam kegiatan awal yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran hanya dilakukan seorang responden saja. Oleh
karena itu mahasiswa belum mampu mengawali kegitan pembelajaran
dengan baik.
b. Kegiatan Inti
Aspek yang diamati:
1) Penyampaian materi
Penyampaian materi dilakukan secara terurut sesuai dengan
langkah yang direncanakan dalam RPP, semua responden
menyampaikan materi dengan lancar, bahkan disampaikan dengan
menggunakan media pembelajaran berupa power point. Begitu
pula dengan pengunaan bahasa disampaikan dengan jelas dan
mudah dipahami, akan tetapi salah satu responden memiliki
volume suara yang rendah/ kecil sehingga penjelasan kurang
dipahami siswa terutama siswa yang duduk dibagian belakang.
66
2) Mengadakan variasi dalam pembelajaran
Semua responden sudah melakukan variasi dalam
pembelajaranyang meliputi: sikap bersahabat, menghargai
pendapat siswa, menekankan bagian-bagian penting, membantu
siswa dalam kesulitan dan mendorong kepercayaan diri siswa.
3) Menciptakan suasana aktif
Pada aspek ini semua responden sudah memberikan
pertanyaan kepada siswa. Dari pertanyaan yang diutarakan
sebagian responden mampu mendorong siswa menyampaikan ide-
ide mereka dan sebagian besar siswa sudah melibatkan diri dalam
pembelajaran.
4) Memberikan penguatan
Semua responden sudah memberikan penguatan kepada
siswa baik berupa verbal maupun non-verbal, namun belum begitu
bervariatif macamnya.
Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Melalui
keterampilan ini, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih
bermakna. Pembelajaran akan menjadi membosankan manakala
selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi
dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau
pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu, dalam
setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran apapun digunakan,
bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang
tidak terpisahkan. Semua mahasiswa sudah memiliki ketrampilan
bertanya walaupun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan belum
terstruktur.
Memberikan penguatan adalah segala bentuk respon yang
merupakan bagian dari modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah
laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan
balik bagi siswa atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai
bentuk dorongan atau koreksi. Keterampilan ini sangat penting
67
dimiliki oleh seorang guru dalam rangka memberikan ganjaran kepada
siswa sehingga siswa akan besar hati dan meningkatkan partisipasinya
dalam setiap proses pembelajaran.
Variasi stimulus merupakan keterampilan guru guna menjaga
iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan,
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh
gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan
pembelajaran. Keteramplan ini sangat penting dimiliki seorang guru
dalam rangka menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan
menarik perhatian siswa. Berdasarkan pengamatan semua mahasiswa
memberikan penguatan kepada siswa namun belum begitu bervariatif
macamnya. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yng optimal dan
mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu
suasana pembelajaran. Ketika mahasiswa PPKT mengajar, sebagaian
besar siswa ramai. Berdasarkan pengamatan sebagian besar siswa
melibatkan diri dalam pembelajaran yang dilaksanakan sebagian besar
mahasiswa hal ini menunjukkan mahasiswa sudah mampu mengelola
kelas dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, semua
mahasiswa dapat menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang antara
lain ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, dan
ketrampilan pengelolaan kelas pada kegiatan inti selama pembelajaran
berlangsung.
c. Kegiatan Akhir/ Penutup
1) Kesimpulan
Sebagian besar responden membuat kesimpulan dengan
jelas dan mencakup seluruh isi yang disampaikan.
2) Tindak lanjut
68
Aspek ini dilakukan oleh semua responden yaitu dengan
menyarankan siswa mempelajari materi yang telah disampaikan
dan pemberian PR dengan petunjuk yang jelas.
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari
siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya,
mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Responden menutup pelajaran
dengan menyimpulkan materi yang telah disampaikan, memberikan
beberapa soal (jikamemungkinkan) sebagai evaluasi dan memberikan
PR dengan petunjukyang jelas.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagian
mahasiswa sudah mampu menutup pelajaran dengan baik dengan
penyusunan rangkuman materi bersama merangkum dan melakukan
tindak lanjut kepada siswa.
3. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
Evaluasi merupakan salah satu komponen pengukur derajat
keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang
dilaksanakan.
Fungsi evaluasi untuk:
a. Mengetahui apakah siswa dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Mengetahui kondisi belajar yang disiapkan, apakah dapat
menyebabkan siswa belajar.
c. Mengetahui apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik.
d. Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu.
69
Atas dasar ini faktor yang paling penting dalam evaluasi itu bukan
pada pemberian angka, melainkan sebagai dasar feedback (umpan balik).
Umpan balik itu sendiri sangat penting dalam rangka revisi. Sebab proses
pembelajaran itu continue, karenanya perlu selalu melakukan
penyempurnaan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan. Jika
evaluasi merupakan umpan balik sebagai dasar memperbaiki sistem
pembelajaran, sesungguhnya pelaksanaan evaluasi harus bersifat continue.
Setiap kali dilaksanakan proses pembelajaran, harus dievaluasi (formatif).
Data tentang kemampuan melakukan Penilaian yang dimiliki
mahasiswa praktikan dalam pelaksanaan PPKT diperoleh dengan cara
menganalisis dokumen berupa lembar kerja siswa dan soal-soal kuis.
Responden memberikan penilaian berupa tes kecil/ kuis untuk mengetahui
apakah siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan, mengetahui apakah
prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik, mengetahui dimana letak
hambatan pencapaian tujuan tertentu.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagian
mahasiswa sudah mampu melaksanakan penilaian berupa tes kecil/ kuis,
portofolio untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor berupa LKS, dan
buku latihan siswa. pelaksanaan penilaian yang dilakukan belum secara
konsisten, sistematik, dan terprogram. Hal itu dikarenakan waktu yang
diberikan dalam pelaksanaan PPKT dan keleluasaan mahasiswa praktikan
akan guru pamongnya.
SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Kompetensi Inti* :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya..
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat,) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pendekatan Pembelajaran
Instrumen Penilaian Alokasi Waktu
Sumber Belajar
3.10 Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah
Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dari masa Umayah hingga masa Abbasiyah
Mengamati
Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah sampai Abbasiyah.
Tugas
Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah sampai Abbasiyah.
Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan
5 x 3 Jam Pelajaran
Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI
Buku Teks PAI kelas VIII
Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII
CD/Video Pembelajaran Interaktif
Peta Jazirah Arabia
Menonton film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah.
Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan
lembar observasi yang memuat: Isi diskusi (tentang
tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umaya dan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.)
Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok.
Portofolio
Membuat paparan hasil analisis tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah.
Membuat paparan hasil analisis tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.
Tes
tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal
masa Abbasiyah..
Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah.
Eksperimen/explore
Mencari bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah.
Menggali bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah.
Mengelompokk
pilihan ganda
an tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah.
Mengelompokkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.
Asosiasi
Membuat gambaran/deskripsi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah.
Menganalisis hubungan antara pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah dengan Abbasiyah.
Membuat skema hubungan antara pertumbuhan ilmu
pengetahuan masa Umayah dengan masa Abbasiyah.
Komunikasi
Memaparkan bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah.
Memaparkan bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Abbasiyah.
Menyajikan kesimpulan hasil analisis hubungan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah dengan masa Abbasiyah.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori yang didukung oleh hasil penelitian serta
mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Mahasiswa praktikan sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan
baik sesuai dengan standar proses, baik komponen maupun prinsip-prinsip
penyusunannya sudah dipenuhi.
2. Kemampuan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun Akademik
2014/2015
a. Kegiatan Awal/ Pendahuluan
Kemampuan mahasiswa dalam membuka pelajaran ternilai
baik, akan tetapi aspek yang paling esensial dalam kegiatan awal, yaitu
menyampaikan tujuan pembelajaran, sudah terlaksana dengan baik.
b. Kegiatan Inti
Mahasiswa sudah dapat menerapkan ketrampilan bertanya,
ketrampilan memberi penguatan, dan ketrampilan pengelolaan kelas
pada kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung.
c. Kegiatan Akhir/ Penutup
Mahasiswa sudah mampu menutup pelajaran dengan baik,
dengan penyusunan rangkuman materi bersama, merangkum, dan
melakukan tindak lanjut kepada siswa.
3. Mahasiswa praktikan sudah mampu melaksanakan penilaian berupa tes
kecil/ kuis, portofolio untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor
berupa LKS, dan buku latihan siswa. Pelaksanaan penilaian yang
dilakukan belum kontinyu secara konsisten, sistematik, dan terprogram.
72
Hal tesebut disebabkan karena waktu dan ruang lingkup yang diberikan
dalam pelaksanaan PPKT terbatas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan serta implikasi hasil penelitian tersebut, maka
penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi mahasiswa sebaiknya lebih meningkatkan kualitas diri dengan
senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir, memahami
Kurikulum 2013 dan mampu menerapkannya dalam proses belajar-
mengajar, serta memperkaya pengetahuan terhadap metode mengajar yang
bervariasi dan dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat diaplikasikan
dalam menjalani PPKT dan setelah menjadi guru pada saatnya nanti.
2. Bagi program studi/ jurusan diharapkan memberikan bekal lebih
mendalam kepada mahasiswa dengan berbagai disiplin ilmu yang
dibutuhkan mahasiswa dalam menjalani PPKT dan menjalankan tugasnya
sebagai seorang guru ke depan, serta memantau proses pelaksanaan PPKT
sesuai dengan ketentuan yang ada.
3. Bagi Labolatorium PPKT FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diharapkan senantiasa mengawal proses pelaksanaan PPKT di lapangan,
mengadakan pengembangan, dan menyempurnakan ketentuan-ketentuan
PPKT sehingga mahasiswa PPKT mampu menguasai kompetensi
keguruan yang diharapkan.
4. Bagi sekolah mitra diharapkan senantiasa memantau perkembangan
mahasiswa PPKT serta memperkenalkan dan memberikan tugas-tugas
guru secara nyata kepada mahasiswa sehingga mampu meningkatkan
kompetensi keguruan yang dimiliki.
73
DAFTAR PUSTAKA
A. chader Alwasihlah, Pokoknya Kualitatif, Jakarta: Pustaka Jaya, 2011
Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta,
1991
Al-Abrasyi, Mohd Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1990
Al-Bahri, Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994
Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1996
Arief, Armai, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
_________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Wahana Cordofa, 2010
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 1990
Bambang Wasito, Adi,. et al., 2006. Teropong Pendidikan Kita. Jakarta: Pusat
Informasi dan Humas Depdiknas.
Daradjat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam., Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Dimiyati, Muljiono, Belajar dan Pembelajaran Jakarta : PT Rineka Cipta 2006
E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009
_________,, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Hasanah, Aan, Pengembangan Profesi Keguruan, Bandung: Pustaka Setia 2012
Kriyantono, Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis
Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2008
Kunandar, S.Pd. M.Si, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP Dan Sukses Dalam Setifikasi Guru, Jakarta:
Rajawali Press 2009
Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004
Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja
Rasdakarya, 2004
Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar Aktif , Surabaya: CV. Citra Media 1996
_________, dkk, Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada sekolah dan madrasah, Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2008
_________, Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya mengaktifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002
Namsa, Yunus, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Pustaka Firdaus,
2000
Narbuko, Cholid, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara
2002
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1998
Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005
_________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010
_________, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997
Nur Nasution, Wahyuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : Perdana
Publishing, 2011
Nurdin, Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Nurhadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Penerbit
Universitas Negeri Malang, 2004
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia 1994
_________, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008
Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesional Guru.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011
Salim, Peter , The Contemporary English - Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern
English Press, 1987
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006
Santrock, John W., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007
Sturisno, Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, Yogyakarta: Adi Offset, 2002
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 91-96.
Sugiyono, Memehamai Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2005
Suryabrata, Sunardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Press,1990
Team Didaktik Metodik IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum
PBM, Jakarta: CV. Rajawali, 1989
Tim Penyusun Pedoman PPKT , Buku Panduan Praktik Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT), Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010
Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Bandung:Pakar Raya, 2014
Yusuf, Syamsu dan Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta :
Rajawali Press, 2012
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional,
1983
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jum’at 26 September 2014
Nama : Nurwahdah, S.Ag
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Waktu : 14.15 – 14.45
Tempat : Kantor Guru SMP Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan Pembelajaran padaPelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
a. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang
melaksanakan PPKT menyusun silabus atau tidak sebelum melaksanakan
pembelajaran? Kalau tidak, memakai silabus siapa?
Mahasiswi praktikan tahun ajaran 2014/2015 di SMP Islamiyah Ciputat
tidak membuat silabus sebelum melaksanakan praktik pembelajaran,
karena Silabus sudah dibuat guru mata pelajaran sejak pembelajaran tahun
akademik 2014/2015 belum dimulai. Jadi mahasiswa praktikan tidak
membuat silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus yang sudah
dibuat oleh Guru pamongnya.
b. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang
melaksanakan PPKT menyusun RPP atau tidak sebelum melaksanakan
pembelajaran? Kalautidak, memakai RPP siapa?
Setiap mahasiswa praktikan wajib untuk membuat RPP sebelum
melaksanakan pembelajaran, dan itu dikembangkan dari silabus yang telah
dibuat oleh guru. Setelah selesai dibuat, RPP diteliti terlebih dahulu oleh
guru pamong sebelum nantinya diterapkan oleh mahasiswa praktikan
dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Bagaimana Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
Kegiatan Membuka Pembelajaran
a. Mengkondisikan Siswa
Mahasiswa PPKT dalam mengkondisikan siswa sebelum belajar, pada saat
belajar, bahkan saat pembelajaran mau berakhir terbilang sangat baik,
yang sedikit kurangnya yaitu vocal mereka (mahasiswi PPKT) dalam
menyampaikan ataupun dalam menegaskan sesuatu dalam pembelajaran.
b. Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Untuk menarik perhatian siswa, mahasiswa PPKT biasanya lebih kreatif.
Yaitu dengan membuat peraga, games yang sesuai dengan materi ajar,
pemutaran film pendidikan dan dengan penjabaran wawasan yang luas
yang tidak tercantum dalam buku tetapi memang sangat bersinggungan
dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa merasa senang
mendapatkan banyak informasi.
c. Membangkitkan Motivasi Siswa
Dalam membangkitkan motivasi siswa, Mahasiswa biasanya memberikan
ice breaking, tontonan motivasi, penyampaian dengan power point dan
dengan mengisahkan para tokoh yang akhirnya biasa membangkitkan
motivasi belajar siswa untuk nantinya mencapai prestasi yang
membanggakan.
d. Mengadakan Test Pendahuluan (Pre test)
Biasanya mahasiswa PPKT sebelum melaksanakan pembelajaran, ia selalu
me review pelajaran yang kemarin dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan, pernyataan-pernyataan dan menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah berlalu. Hal ini agar mempermudah dalam melanjutkan
pelajaran ke materi selanjutnya.
Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
Penguasaan materi mahasiswa PPKT dalam pembelajaran sudah baik,
ditambah mereka yang mempersiapkan tambahan materi dari berbagai
referensi-referensi. Sehingga pembawaan materi yang disampaikan lebih
variatif dan menyenangkan.
b. Keterampilan Menggunakan Metode
Mahasiswa PPKT cukup baik dalam penggunaan metode-metode
pembelajaran, dimulai dari metode Small Group Discussion, active
Knowledge Sharing, dll. Dengan metode-metode yang beragam membuat
siswa lebih aktiv dan lebih cepat mencerna pelajaran.
c. Keterampilan Memberi Penguatan
Dalam pemberian atau penyampaian penguatan terhadap bahan
pembelajaran, mahasiswa PPKT terbilang sudah cukup baik, terbukti
dengan pemahaman siswa akan materi ajar yang disampaikan mahasiswa
PPKT.
d. Menggunakan Waktu
Alokasi waktu yang disediakan sudah diserap baik oleh mahasiswa PPKT,
hingga penyesuaian akan waktu yang diberikan pun dilaksanakan dengan
baik, karena dengan memanfaatkan waktu yang ada mahasiswa PPKT pun
belajar untuk disiplin dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
e. Keterampilan Bertanya
Ketrampilan bertanya Mahasiswa PPKT tergolong bagus, selalu banyak
ingin tahunya supaya bisa bekerjasama dengan baik, baik dengan guru
pamongnya, kepala sekolahnya, guru-guru yang lainnya dan segenap
karyawan di sekolah ini. Dengan ketrampilan bertanya itu akhirnya
mereka mampu menjalani segala proses pembelajaran disini dengan baik.
f. Keterampilan Mengadakan Variasi
Dalam menggagas variasi, mahasiswa PPKT tentunya banyak menyiapkan
sebelum mereka melaksanakan pembelajaran, hal ini bisa terlihat dari
metode yang variatif dalam memaparkan pembelajaran di kelas.
g. Keterampilan Menjelaskan
Untuk kecakapan menjelasakan, mahasiswa PPKT lumayan terlihat baik.
Namun masih dirasa kurangnya yaitu suara dalam penyampaiannya,
hingga mempengaruhi kejelasan dari materi yang disampaikannya, tetapi
hal itu tertutupi dengan penjelasan yang bervariasi untuk nantinya menarik
fokus siswa untuk memperhatikan materi ajar.
Kerampilan Menutup Pembelajaran
Mahasiswa PPKT dalam menutup pelajaran masih belum terlihat bagus,
terkadang masih belum bias menyampaikan kesimpulan dengan jelas dan
tegas yang akhirnya sangat dipahami oleh siswa hingga terus tertanam dalam
ingatannya, namun semua itu dalam tahapan proses menuju kebaikan, yang
penting sudah terlihat usaha dan upayanya untuk memperbaiki hal tersebut.
3. BagaimanaKemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik
2014/2015
Dalam memberikan penilaian terhadap siswa, mereka sudah termasuk baik,
baik dalam hal penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif. Semua itu
membantu guru pamong untuk nantinya memberikan penilaian terhadap siswa
di akhir nanti.
Nara Sumber
Nurwahdah, S.Ag
Pewawancara
Didin Sirojudin
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : Jum’at 26 September 2014
Nama : Faiz Fikri, S.Ag
Jabatan : Guru kelas
Waktu : 15.30 – 16.05
Tempat : Kantor Guru SMP Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
a. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang
melaksanakan PPKT menyusun silabus atau tidak sebelum melaksanakan
pembelajaran? Kalau tidak, memakai silabus siapa?
Mahasiswi PPKT sekarang di SMP Islamiyah Ciputat tidak membuat
silabus dalam pelaksanakan pembelajaran, karena Silabus sudah dibuat
oleh guru pamongnya, Jadi mahasiswa yang PPKT disini tidak membuat
silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus yang sudah dibuat oleh
Guru di sekolah.
b. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang
melaksanakan PPKT menyusun RPP atau tidak sebelum melaksanakan
pembelajaran? Kalau tidak, memakai RPP siapa?
Untuk mahasiswa PPKT diharuskan membuat RPP sebelum melaksanakan
pembelajaran, yang dikembangkan dari silabus guru pamongnya. Setelah
selesai dikerjakan, RPP dinilai terlebih dahulu oleh guru pamong sebelum
nantinya diterapkan oleh mahasiswa PPKT dalam melaksanakan
pembelajaran, karena RPP ini merupakan gerbang awal kesiapan
mahasiswa PPKT dalam praktek mengajar.
2. Bagaimana Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015
Kegiatan Membuka Pembelajaran
a. Mengkondisikan Siswa
Dalam mengkondisikan siswa sebelum belajar, pada saat belajar, bahkan
saat pembelajaran akan berakhir, mahasiswa PPKT ternilai amat baik,
Namun yang belum muncul dari mahasiswa PPKT yaitu wibawa mereka
saat berdiri di depan para siswa dalam menyampaikan ataupun dalam
menegaskan sesuatu dalam pembelajaran, mungkin karena masih sama-
sama dalam posisi belajar namun berbeda tingkatan aja, tapi semua itu
perlahan akan muncul sesuai dengan intensitas pertemuan dengan siswa di
kelas maupun di luar kelas tetapi masih dalam ruang lingkup sekolah.
b. Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Untuk menarik minat dan perhatian siswa di kelas, mahasiswa PPKT
biasanya melakukan berbagai kreatifitasnya agar siswa jadi lebih
memperhatikan apa yang disampaikannya. Diantaranya Yaitu dengan
memutarkan film-film yang sangat erat kaitannya dengan materi ajar hari
itu, kemudian permainan yang memutar otak siswa, ataupun dengan
tampilan-tampilan audiovisual lainnya dengan penjabaran wawasan yang
luas yang belum tercantum dalam buku tetapi memang sangat
bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa merasa
senang mendapatkan banyak informasi.
c. Membangkitkan Motivasi Siswa
Dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, Mahasiswa PPKT lebih
sering menggunakan ice breaking, video motivasi, penyampaian power
point dan dengan bercerita para tokoh-tokoh yang sukses yang akhirnya
biasa membangkitkan motivasi belajar siswa untuk nantinya mencapai
prestasi yang membanggakan di masa depan.
e. Mengadakan Test Pendahuluan (Pre test)
Biasanya mahasiswa PPKT sesaat sebelum melaksanakan pembelajaran, ia
selalu me review pelajaran yang telah berlalu dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan, pernyataan-pernyataan dan menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah dilalui. Hal ini agar mempermudah dalam
melanjutkan pelajaran ke materi selanjutnya.
Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Penguasaan Materi Pembelajaran
Dalam penguasaan materi yang dimiliki oleh mahasiswa PPKT untuk
pembelajaran sudah baik, ditambah mereka yang mempersiapkan
tambahan materi dari berbagai referensi-referensi. Sehingga pembawaan
materi yang disampaikan lebih inovatif, bervariasi dan menyenangkan.
b. Keterampilan Menggunakan Metode
Mahasiswa PPKT cukup baik dalam penggunaan metode-metode
pembelajaran, dimulai dari metode active Knowledge Sharing, short card,
zigsaw, main map, dll. Dengan metode-metode yang beragam membuat
mahasiswa lebih asyik dalam menyampaikan dan siswapun lebih aktiv dan
lebih cepat menerima pelajaran.
c. Keterampilan Memberi Penguatan
Dalam memberi atau menyampaikan penguatan terhadap bahan
pembelajaran, materi ajar, dll mahasiswa PPKT terbilang sudah cukup
baik, terbukti dengan perolehan nilai yang baik karena pemahaman siswa
akan materi ajar yang disampaikan mahasiswa PPKT.
d. Menggunakan Waktu
Alokasi waktu yang tersedia dipergunakan sebaik mungkin oleh
mahasiswa PPKT, sehingga penyesuaian akan waktu yang diberikanpun
dilaksanakan dengan baik dan tepat bwaktu, karena dengan memanfaatkan
waktu yang ada mahasiswa PPKT pun belajar untuk disiplin dan
menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya semaksimal mungkin.
e. Keterampilan Bertanya
Ketrampilan bertanya Mahasiswa PPKT tergolong bagus, selalu banyak
ingin tahunya supaya bisa bekerjasama dengan baik, baik dengan guru
pamongnya, kepala sekolahnya, guru-guru yang lainnya dan segenap
karyawan di sekolah ini. Dengan ketrampilan bertanya itu akhirnya
mereka mampu menjalani segala proses pembelajaran disini dengan baik.
f. Keterampilan Mengadakan Variasi
Dalam membuat ketrampilan yang bervariasi, mahasiswa PPKT tentunya
banyak menyiapkan sebelum mereka melaksanakan pembelajaran, hal ini
bisa terlihat dari metode yang variatif dalam memaparkan pembelajaran di
kelas, misalkan dengan membagi menjadi kelompok-kelompok kecil, dll.
g. Keterampilan Menjelaskan
Untuk kecakapan menjelasakan, mahasiswa PPKT terlihat baik. Sudah
mampu menjelaskan materi dengan bertahap, dengan alur yang baik dan
tentunya dengan dipelajari terlebih dahulu oleh mahasiswa bersangkutan
sebelum ia melakukan penjelasan langsung di dalam kelas.
Kerampilan Menutup Pembelajaran
Mahasiswa PPKT dalam menutup pelajaran lumayan terlihat bagus, tetapi
harus terus ditingkatkan, karena penutup pembelajaran ini yang akan
menguatkan siswa dan tertanam terus untuk nantinya berkesinambungan
dengan materi-materi ajar yang selanjutnya.
3. Bagaimana Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melakukan Penilaian padaPelaksanaan PPKT tahun Akademik
2014/2015
Untuk memberikan penilaian terhadap siswa, mahasiswa PPKT sudah
termasuk baik, baik dalam hal penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif.
Semua itu membantu guru pamong untuk nantinya memberikan penilaian
terhadap siswa di akhir semester nanti.
Nara Sumber
Faiz Fikri, S.Ag
Pewawancara
Didin Sirojudin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat
Kelas / Semester : VIII(Delapan) / (1) Ganjil
Mata Pelajaran : Agama Islam dan Budi Pekerti
Topik / Materi : Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Umayyah
Alokasi Waktu : 40 menit
A. Kompetensi Dasar
3.8 Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa
Abbasiyah
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa dapat menjelaskan
perkembangan ilmu pengetahuan oleh
para ilmuwan muslim dari abad
pertengahan (khususnya pada masa
daulah umayah).
PERTEMUAN 1
3. Siswa dapat menjelaskan sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan masa
bani Umayyah
4. Siswa dapat menyebutkan bukti-bukti
pertumbuhan ilmu pengetahuan masa
bani Umayyah.
5. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh
ilmuwan muslim pada masa bani
Umayyah
6. Siswa dapat menyebutkan peranan
cendekiawan muslim di bidang ilmu
pengetahuan
PERTEMUAN 2
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan video session dan true-false siswa dapat Siswa dapat menjelaskan
sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa bani Umayyah, Siswa dapat menyebutkan
bukti-bukti pertumbuhan ilmu pengetahuan masa bani Umayyah, Siswa dapat
menyebutkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa bani Umayyah, Siswa dapat
menyebutkan peranan cendekiawan muslim pada masa bani umayyah di bidang ilmu
pengetahuan.
D. Materi Pembelajaran
1. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Umayyah
E. Metode Pembelajaran
1. Video Session
2. True False
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (ke-2)
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam , dan berdo’a
bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan
penuh khidmat
2. Guru memeriksa kehadiran
3. Guru bersama siswa tadarus Al-Quran
4. Guru memberikan motivasi sebelum pembelajaran dengan
memutar video
5. Guru melakukan apersepsi
6. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
5 m 10 menit
Kegiatan Inti 1. Mengamati
Pada awal pembelajaran dimulai, guru memberi
kesempatan siswa mengamati video tentang sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan dari ilmuwan muslim.
Siswa mengamati bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa bani umayah dan kontribusinya
pada zaman sekarang.
Siswa saling mengamati berbagai komentar yang muncul
di dalam kelas mengenai isi kandungan dalam video
tersebut.
2. Menanya
Guru mempersilakan siswa untuk mengajukan pertanyaan
terkait isi video tersebut.
Guru mempersilakan siswa bertanya tentang materi yang
sedang dipelajari.
3. Menalar
Siswa menganalisis berbagai informasi mengenai
kemajuan ilmu pengetahuan oleh ilmuwan muslim pada
10 60 menit
masa daulah umayah dan kontribusinya pada zaman
sekarang.
Siswa menganalisis penjelasan atau tanggapan guru
terhadap komentar siswa terkait materi yang disampaikan
maupun isi video.
4. Mencoba
Setelah mengamati dan menganalisis video maupun
penjelasan guru selanjutnya siswa menuliskan pendapat
mereka di kertas selembar mengenai video yang telah
diputarkan.
Siswa mendapatkan selembaran kertas yang berisi
pernyataan, dan siswa sendiri yang menentukan apakah
pernyataan tersebut benar atau salah. Pernyataan tersebut
berhubungan dengan sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan
5. Mengkomunikasikan
Melalui arahan guru, siswa secara bergantian
menyampaikan pendapat mereka mengenai video yang
menayangkan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
umayyah.
Kemudian siswa bersama guru membahas jawaban yang
benar dari hasil lembar kerja yang telah diselesaikan.
Siswa lainnya ikut menanggapi jawaban dari teman yang
sedang mempresentasikan.
Pen Penutup 1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran.
2. Guru melakukan evaluasi secara lisan
3. Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
4. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
5 M 10 menit
G. Alat dan Media pembelajaran
1. Alat
a. LCD Projector
b. Komputer
c. Pointer
d. Speaker
2. Media
a. Power point
H. Sumber Belajar
a. Buku LKS Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMP Kelas VIII
(pegangan guru sesuai kurikilum 2013), hal 53
b. Buku kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam, kemdikbud, Bab 4, halaman .85
c. http://youtube.com
I. Penilaian Proses dan Hasil belajar
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran.
1. Tes lisan
a. Bagaimana menurutmu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa abad
pertengahan Daulah Umayah ?
b. Sebutkan siapa saja ilmuwan muslim yang kalian ketahui telah berjasa dalam
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan?
c. Apa pendapatmu tentang kemajuan ilmu pengetahuan yang dikembangkan olhe
ilmuwan muslim zaman dahulu?
2. Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan lembar
penilaian observasi sebagai berikut:
Skor
Nilai
NAMA
SISWA
No Kriteria
Pengamatan
4
(Sangat
Baik)
3
(Baik)
2
(Cukup)
1
(Kurang)
ANNISA
1. Sikap antusias
dalam proses
pembelajaran
2. Menghargai
pendapat teman
3. Keaktifan dalam
proses
pembelajaran
Skor nilai :
Skor Maksimum : 12
N = ∑
∑
Konfersi Nilai Kualitatif
A = 11 - 12
B = 8 - 10
C = 5 - 7
D = 2 - 4
Keterangan:
A : Baik sekali
B : Baik
C : Cukup baik
D : Kurang baik
CATATAN :
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan remedial.
Mengetahui,
Guru Pamong,
(Hj. Nurwahdah, S.Ag)
NIP. ......................................
Jakarta , 15 November 2014
Mahasiswi PPKT Mata Pelajaran
PAI
(Ulfah Qori Khairunnisa)
NIP. ......................................
LAMPIRAN
Meneladani Keilmuan Masa Umayyah
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Masa Umayyah meliputi beberapa hal sebagai berikut.
1. Karakteristik Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah
Ada beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah yang
berbeda dengan masa Rasulullah dan Khulafa Ar-Rasyidin, sebagai berikut:
a. Bersifat Arab
b. Berusaha meneguhkan dasar-dasar agama islam yang baru muncul.
c. Prioritas pada ilmu-ilmu Naqliyah (Ilmu yang bersumber pada Al-quran dan
hadis) dan bahasa
d. Menunjukan perhatian pada bahan tertulis sebagai media komunikasi.
e. Membuka pengajaran bahasa-bahasa Asing
f. Menggunakan surau (kuttab) dan masjid.
2. Tempat-tempat Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah
Pola pendidikan Islam pada periode Dinasti Umayyah telah berkembang bila
dibandingkan pada masa Khulafa ar-Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan
ilmiah dimasjid-masjid dan berkembangnya Khuttab serta majelis sastra. Tempat-tempat
pendidikan padaperiode Dinasti Umayyah sebagi berikut:
a. Khuttab
Khuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis, membaca, dan
menghafal Al-Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.
b. Masjid
Pada dinasti Umayyah masjid merupakan tempat pendidikan tingkat
menengah dan tingkat tinggi setalah khuttab. Masjid Nabawi di Madinah dan
Masjidil Haram di Mekah selalu menjadi tumpuan penuntut ilmu diseluruh dunia
Islam dan tampak juga pada pemerintahan Walid ibn Abdul Malik 707-714 M
didirikan Masjid Zaitunnah di Tunisia yang dianggap Universitas tertua sampai
sekarang.
c. Majelis sastra
Perhatian penguasa Umayyah sangat besar pada pencatatan kaidah-kaidah
nahwu, pemakaian Bahasa Arab dalam bidang syariah, kitabah, dan
berkembangnya semi prosa.
d. Pendidikan Istana
Pendidikan Istana, yaitu pendidikan yang diselenggarakan dan diperuntukkan
khusus bagi anak-anak khalifah dan para pejabat pemerintahan.
e. Pendidikan Badiah
Pendidikan Badiah, yaitu tempat belajar bahasa Arab yang fasih dan murni.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat
dikelompokan sebagai berikut:
1) Daulah Umayyah di Damaskus (661-750 M)
a) Ilmu agama, seperti Al-quran, hadis, dan fikih. Proses pembukuan hadis
terjadi pada masa Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz sejak saat itulah hadis
mengalami perkembangan pesat.
b) Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi
berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah.
c) Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari
bahasa, nahwu dan saraf.
d) Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa
asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, ilmu yang
berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
2) Daulah Umayyah di Andalusia (765-1031 M)
Setelah kekuasaan kekhalifahan Umayah yang berpusat di Damaskus, digulingkan
Bani Abassiyah pada 750 M, dinasti itu tidak sepenuhnya terbenam. Lima tahun setelah
runtuhnya Umayah yang berpusat di Damaskus, Abdurrahman I yang bergelar Al-Dakhil
berhasil mendirikan kekhalifahan Umayah baru di daratan eropa. Kekhalifahan baru ini
bahkan mampu mengimbangi kejayaan Dinasti Abbassiyah, khususnya dalam bidang
sains dan teknologi. Kemilau sains dan teknologi di wilayah kekuasaan Andalusia
berawal dari zaman kekuasaan Abdurrahman Al-Aushad. Sebagai amir yang berkuasa di
Cordoba ibu kota pemerintahan Umayah Spanyol, Al-Aushad mengundang para ahli dari
dunia Islam untuk bertandang ke negeri yang dipimpinnya. Sejak itulah aktivitas ilmu
pengetahuan mulai menggeliat di Spanyol. Sains dan teknologi kian berkembang pesat
ketika Dinasti Umayah di Spanyol dipimpin Abdurrahman III bergelar An-Nasir.
Sederet ilmuan penting dan terkemuka bermunculan di Spanyol muslim. Mereka
mengembangkan beragam ilmu pengetahuan seperti astrologi, kedokteran, astronomi,
anatomi, optik, faramkologi, psikologi, ilmu bedah dan lain-lain.
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
yang sangat berarti. Adapun ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikelompkan sebagai
berikut:
a. Ilmu Kimia
Diantara ahli kimia ketika itu adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas yang
mengembangkan ilmu pengetahuan kimia murni dan kimia terapan.
b. Kedokteran
Diantara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia dikenal
sebagai ahli bedah, perintis, ilmu penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit kulit. Di
dunia barat beliau dikenal dengan Abulcasis.
c. Sejarah
Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, Abu Bakar Muhammad bin Umar , dan
Hayyan bin Khallaf bin Hayyan
d. Bahasa dan sastra
Ali-Al Qali, Abu bakar Muhammad Ibn Umar, Abu Amr Ahmad ibn Muhammad
ibn Abd Rabbih, dan Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.
DOKUMENTARSI
1. Wawancara Dengan Guru PAI
2. Suasana Belajar Mengajar oleh Mahasiswa PPKT