ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

16
ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Program Studi Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Oleh: SUBROTO S.200090033 MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

1

ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II

pada Jurusan Program Studi Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana

Oleh:

SUBROTO

S.200090033

MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

i

i

Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

ii

ii

Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

iii

iii

Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

1

ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan siswa SD dalam mengungkapkan

gagasan, pikiran, dan pengalamannya dalam bentuk tulisan karangan deskriptif

berdasarkan struktur kalimat, ejaan, dan kejelasan makna kalimat. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan tes

praktik. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Tumang, Cepogo,

Boyolali. Melalui observasi, wawancara dan praktik penulisan karangan deskriptif

disimpulkan bahwa terdapat 166 kalimat dari 222 kalimat yang berstruktur

lengkap atau 74,8 % ; 56 kalimat berstruktur tidak lengkap atau 25,2 % , serta

ditemukan berbagai macam pola struktur kalimat. Berdasarkan hasil analisis

penerapan ejaan diketemukan 237 kesalahan dari 933 atau 25,4 % terdiri atas:

kesalahan penulisan huruf besar 117 dari 272 atau 43%, kesalahan tanda baca 32

dari 190 atau 16%, penggunaan kata yang kurang tepat 36 dari 190 atau 21%,

kesalahan penulisan kata depan 31 dari 91 atau 34%, dan penulisan kata dengan

kekurangan/kelebihan huruf 21 dari 190 atau 11%. Dari hasil penelitian tentang

kejelasan makna atau isi terdapat 77 atau 37% kalimat dari 206 yang ditulis siswa

sudah jelas makna atau isi kalimatnya, sedangkan kalimat yang tidak jelas

maknanya ada 162 atau 63%.

kata kunci: kemampuan siswa, menulis, karangan deskriptif

Abstract

The aim of this research is to know elementary students’ ability when expressing

their idea, concept, and experience in written descriptive text. Writing is a course

which have less attention at school. The technique of collecting data in this

research are using observation, interview, and practice test. The subject of this

research are five grade students of SDN 3 Tumang, Cepogo, Boyolali. Based on

observation, interview, and writing practice of making descriptive text, the result

shows there are 166 mistakes of 222 sentences having complete structure or

74,8% ; 56 sentences uncomplete structure or 25,2%, and there are some sentence

structure pattern. Based on the analysis result of spelling application, there are 237

mistakes of 933 or 25,4% consist of: 117 mistakes of 272 in using capitalize word

or 43%, 32 of 190 punctuation mistakes or 16%, 36 of 190 or 21% mistakes in

using unsuitable word, 31 of 91 or 34% preposition mistakes, and 21 of 190 or

11% mistakes in writing less or over word. Based on the research about obviously

of meaning or content, the result shows that there are 44 of 206 sentences written

by the students having obvious meaning or content, while 162 sentences having

unclear meaning or content.

keyword: students ability; writing ; descriptive text

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

2

1. PENDAHULUAN

Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa, dalam kehidupan

modern ini masih sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis tidak akan datang

secara otomatis, tetapi harus melalui latihan praktik yang banyak dan teratur.

Kiranya sudah saatnya keterampilan menulis mulai diajarkan sejak usia sekolah

dasar.

Pembelajaran keterampilan menulis yang termasuk di dalam pembelajaran

bahasa Indonesia sangat penting. Menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dalam

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006, dijelaskan salah satu tujuan pembelajaran

bahasa Indonesia agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara

efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis (Depdiknas,2008: 107). Menurut Tarigan (2008:3), menulis merupakan

suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif . Dalam kegiatan menulis, penulis

haruslah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata.

Alwasilah (dalam Rohmadi dan Nasucha, 2010: 4) mengatakan bahwa menulis

merupakan mata pelajaran yang paling diabaikan di sekolah-sekolah.

Kegiatan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit

dikuasai siswa. Keterampilan menulis juga paling sulit diajarkan oleh para guru.

Hampir sebagian besar guru menganggap pembelajaran bahasa yang berkaitan

dengan keterampilan menulis (mengarang) gagal. Kekurangberhasilan

pembelajaran menulis tersebut disebabkan banyak faktor, khususnya yang

menyangkut siswa dan guru.

Faktor yang berasal dari siswa adalah siswa belum mampu mengungkapkan

gagasan, pikiran, dan pengalamannya dalam bentuk tulisan. Hal ini disebabkan

oleh penguasaan kosa kata atau perbendaraan kata masih sangat rendah,

pemahaman struktur kalimat yang masih kurang, dan penguasaan ejaan maupun

tanda baca yang minim akibatnya tulisan yang dihasilkan siswa termasuk

karangan deskriptif masih banyak kesalahaan ejaan, tanda baca, pilihan kata yang

kurang tepat, struktur kalimat yang kacau serta pengembangan paragraf yang tidak

kohesif dan koheren.

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

3

Faktor lain dalam pembelajaran menulis adalah guru. Masih banyak guru

yang hanya menitik beratkan pembelajaran menulis pada materi menulis pada

ranah pengetahuan (ingatan) semata dengan menggunakan metode konvesional,

yaitu metode ceramah. Pembelajaran menulis dengan metode ceramah pada

umumnya hanya bersifat teoritis, monoton, dan menjemukan.

Melihat fenomena ini, penulis mencoba menganalisis tingkat kemampuan

siswa sekolah dasar dalam menulis karangan deskriptif melalui media gambar

foto. Analisis penulis akan berfokus pada kemampuan menulis kalimat deskriptif

berdasarkan struktur kalimat, berdasarkan penerapan ejaan, dan berdasarkan

kejelasan isi atau makna kalimat.

Penelitian terdahulu yang relevan adalah pertama, hasil penelitian Maria

Helena Dane Namang (2004) berjudul” Analisis Sintaksis dalam Karangan

Argumentasi Kelas II SMAK Frateran Podor Larantuka. Penelitian ini

menghasilkan temuan bahwa hasil karangan yang ditulis para siswa masih

terdapat banyak kesalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan yang

paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan pada klausa, khususnya

yang berkaitan dengan unsur subjek dan predikat. Data yang diperoleh

menunjukkan ada 137 kalimat tidak bersubjek dan 47 kalimat tidak berpredikat.

Penelitian terdahulu kedua adalah hasil penelitian Milka Esteryati

Simanjuntak (2010) berjudul “ Kesalahan Berbahasa dalam Karangan yang

Ditulis oleh Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri I Yogyakarta.” Penelitian ini

menghasilkan temuan bahwa hasil karangan yang ditulis para siswa masih

terdapat banyak kesalahan. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan pada

ejaan, pilihan kata, dan bentuk kalimat.

Penelitian terdahulu ketiga adalah hasil penelitian Heni Setya Purwandari dkk

(2014) berjudul “ Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Surat Dinas

Kantor Kepala Desa Jladri “. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa bentuk

kesalahan berbahasa Indonesia pada surat dinas Kantor Kepala Desa Jladlri

diantaranya dalam bidang morfologi, sintaksis, diksi, dan ejaan. Bentuk kesalahan

yang paling dominan terdapat dalam bidang ejaan.

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

4

Penelitian terdahulu keempat adalah hasil penelitian Nur Endah Ariningsih

dkk (2015) berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Dalam Karangan

Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas”. Penelitian ini menghasilkan temuan

bahwa kesalahan bahasa yang sering terjadi dalam karangan siswa antara lain

kesalahan ejaan, kesalahan kesalahan diksi, kesalahan kalimat, dan kesalahan

paragraf.

Penelitian terdahulu kelima adalah hasil penelitian Anisa Nur Septiana dkk

(2015) berjudul “Analisis Kesalahan Struktur Teks Dan Pemakaian Bahasa

Indonesia Pada Teks Biografi Karya Siswa SMP”. Simpulan penelitian ini

menemukan bahwa kesalahan pada teks biografi yang dibuat siswa adalah

kesalahan struktur teks, kesalahan ejaan, kesalahan diksi, dan keslahan kalimat.

Penelitian terdahulu keenam adalah hasil penelitian Chori Latifah dkk (2016)

berjudul “Penggunaan Diksi Dalam Karangan Berita Siswa Sekolah Menengah

Pertama”. Hasil penelitian ini menemukan jenis-jenis diksi yang digunakan dalam

karangan berita siswa. Penggunaan diksi yang paling banyak ditemukan adalah

jenis diksi denotatif.

Penelitian terdahulu ketujuh adalah hasil penelitian Ayudia dkk (2016)

berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Laporan Hasil

Observasi Pada Siswa SMP”. Hasil penelitian ini ditemukan dalam laporan hasil

observasi siswa kelas VIII SMPN 8 Surakarta bentuk kesalahan berbahasa yaitu

kesalahan ejaan, kesalahan diksi, kesalahan penyusunan kalimat, dan kesalahan

paragraf.

Penelitian terdahulu kedelapan adalah hasil penelitian Syamsul Ghufron

(2016) berjudul “ Kesalahan Berbahasa Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten

Lamongan”. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan berbahasa dalam

tulisan siswa yang meliputi kesalahan pemakaian ejaan (kesalahan penulisan kata

dasar, kesalahan pemakaian huruf kapital, kesalahan penulisan awalan, kesalahan

penulisan preposisi, kesalahan penulisan singkatan, kesalahan pemilihan kata, dan

kesalahan penyusunan kalimat.

Penelitian ini dapat dikatakan relevan dengan kedelapan penelitian di atas

karena secara umum sama-sama meneliti tentang kemampuan berbahasa.

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

5

Penelitian ini juga sebagai pengembang dari penelitian-penelitian yang sudah

dilakukan karena kesepuluh penelitian di atas belum ada yang mengkaji

kemampuan berbahasa dalam kalimat deskriptif siswa sekolah dasar. Dengan

adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian mengenai

kemampuan berbahasa siswa sekolah dasar.

2. METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kejadian, atau peristiwa tertentu, dan

setelah selesai lalu memaparkan hasilnya dalam bentuk laporan penelitian (

Depdiknas, 2007: 7 )

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SDN 3 Tumang,

Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Siswa yang dijadikan subjek penelitian

adalah siswa kelas V SD tersebut. Penelitian ini menggunakan tiga teknik

pengumpulan data yaitu wawancara (interview), Pengamatan ( Observation ),

dan menganalisis isi dokumen (Content Analysis). Dokumen atau arsip berupa

gambar/foto , hasil karangan siswa, dan hasil analisis. Aktivitas dalam analisis

data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification

(Miles and Huberman dalam Sugiyono, 2009: 246). Dari analisis data ini

diharapkan memberikan informasi tingkat keterampilan siswa menulis kalimat

deskripsi dalam mengembangkan suatu paragraf karangan. Guru kelas

bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar mengajar di kelas

asuhannya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang terkumpul diuraikan dan dianalisis berdasarkan struktur kalimat,

penerapan ejaan yang disempurnakan, dan kejelasan isi kalimat.

Analisis berdasarkan struktur kalimat bersifat sintaksis, artinya

berkaitan dengan urutan kata atau frase dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama

dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan

(Putrayasa, 2010). Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kalimat, tidak

selalu bersama-sama ada dalam satu kalimat. Peneliti mengelompokkan hasil

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

6

analisisis menjadi dua kelompok yaitu kalimat lengkap dan kalimat tidak

lengkap.

Contoh analisis kalimat: Melukis di Pagi yang Cerah . (1)

P K W

kak Santi melihat-lihat. (2)

S P

Kalimat pertama merupakan kalimat yang berstruktur tidak lengkap

dengan pola P-KW (keterangan waktu). Kalimat kedua merupakan kalimat

berstruktur lengkap dengan pola S-P.

Berdasarkan hasil analisis terdapat 166 kalimat yang berstruktur lengkap

atau 74,8 % dengan berbagai macam pola kalimat. Kalimat berstruktur tidak

lengkap ada 56 atau 25,2 % dengan berbagai macam pola kalimat. Agar lebih

jelas jumlah selengkapnya penulis masukkan pada tabel berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis kalimat berdasarkan struktur fungsi

Pola Kalimat Lengkap Pola Kalimat

Tidak Lengkap

K-S-P-K S-P-O S-P-K S-P-O-

K

S-K-P-

K

P-K K-S-K

Jm

l

% Jm

l

% Jm

l

% Jm

l

% Jm

l

% Jm

l

% Jm

l

%

33 14,

9

24 10,

8

59 26,

6

31 1

4

20 9 32 14,

4

24 10,

8

Dari analisis terdapat struktur kalimat tidak sesuai dengan unsur kalimat

yang diharapkan. Pola struktur kalimat tidak teratur. Banyak ditemukan kalimat

yang tidak bersubjek maupun tidak berpredikat. Struktur kalimat yang kacau

menyebabkan pengembangan paragraf tidak kohesif dan koheren.

Analisis kalimat berdasarkan penerapan ejaan yang disempurnakan

meliputi banyak hal. Peneliti berfokus pada penggunaan huruf kapital, tanda

baca, penggunaan istilah yang tidak tepat, penulisan kata depan, dan

kelengkapan huruf dalam penulisan kata. Peneliti akan mengelompokkan hasil

analisis sesuai fokus tersebut.

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

7

Contoh analisis berdasarkan penerapan ejaan: kak Santi melihat-lihat

pemandangan yang indah, Disana ada banyak pepohonan yg hijau.

Pada kalimat pertama, awal kalimat masih menggunakan huruf kecil k,

akhir kalimat tanpa tanda titik (.). Pada kalimat kedua, penulisan kata depan

masih digandeng. Kata Disana seharusnya ditulis Di sana. Masih terdapat

penulisan singkatan yang tidak baku. Kata yg seharusnya ditulis yang.

Penulisan kata depan juga masih banyak terjadi kesalahan. Masih ada

siswa yang belum membedakan penulisan kata depan dengan awalan. Penulisan

kata depan dipisah dengan kata berikutnya. Salah satu ciri kata depan adalah

setelah kata depan menunjukkan tempat. Misalnya di pasar, di rumah, ke Solo,

dari Yogya. Penulisan awalan digandeng dengan kata selanjutnya. Misalnya

direnungkan, kemampuan, dan seterusnya.

Dalam penulisan suatu kata atau kalimat masih terjadi kekurangan huruf.

Hal ini terjadi pada beberapa siswa. Misalnya meggambar hanya ditulis

megambar, pemandangan hanya ditulis pemadangan, dan seterusnya.

Tanda baca dalam suatu kalimat belum banyak diterapkan. Kalimat yang

ditulis umumnya masih terlalu panjang, banyak kata yang diulang-ulang. Kalimat

yang panjang pada dasarnya masih dapat dipecah menjadi beberapa kalimat

dengan cara memberi tanda baca titik (.) atau tanda baca lainya. Minimnya

penguasaan ejaan maupun tanda baca berdampak tulisan yang dihasilkan siswa

pada karangan deskriptif masih banyak kesalahaan ejaan, tanda baca, pilihan kata

yang kurang tepat.

Berdasarkan hasil analisis penerapan ejaan didapatkan data seperti dalam

tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi hasil analisis kalimat berdasarkan ejaan

Kod

e

Data

Analisis Data Jumlah

Kesalaha

n

Kesalaha

n Huruf

Besar

dari

Kesalaha

n Tanda

Baca

dari

Kata

Yang

Tidak

Tepat

Kesalaha

n

Penulisa

n Kata

Depan

Kekuranga

n/

Kelebihan

Huruf

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

8

dari dari dari

dari

Jum

lah

117 /

272

32 / 190

36 / 190

31 / 91

21 / 190

237 / 933

Berdasarkan hasil analisis penerapan ejaan didapatkan data berbagai

kesalahan. Kesalahan dalam penulisan dan penggunaan huruf kapital diketemukan

117 dari 272 atau 43 %. Kesalahan siswa dalam menuliskan huruf kapital

terdapat pada awal kalimat, penulisan nama, dan kesalahan penulisan huruf

kapital pada kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil. Kesalahan penulisan

tanda baca diketemukan 32 dari 190 atau 16 %. Penulisan tanda baca dalam satu

kalimat belum banyak diterapkan. Kalimat yang ditulis masih terlalu panjang,

banyak kata yang diulang-ulang. Kalimat yang panjang pada dasarnya masih

dapat dipecah menjadi beberapa kalimat dengan cara memberi tanda baca titik (.)

maupun tanda baca lainya. Penggunaan istilah kata yang tidak tepat terdapat 36

dari 190 atau 21 %. Penggunaan pilihan kata dalam satu kalimat masih sering

terjadi kesalahan. Misalnya menyebutkan satu orang dengan kata sebuah orang,

menyebutkan kata (di papan) dengan kata (di sebuah papan), dan seterusnya.

Masih terjadi penulisan singkatan yang tidak baku, misalnya kata (yang) disingkat

(yg). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata atau perbendaraan kata

masih sangat rendah. Kesalahan penulisan kata depan 31 dari 91 atau 34 %.

Penulisan kata depan juga masih banyak terjadi kesalahan. Siswa belum

membedakan penulisan kata depan dengan awalan. Penulisan kata depan selalu

dipisah dengan kata berikutnya. Salah satu ciri kata depan adalah setelah kata

depan menunjukkan tempat. Misalnya (di pasar), (di rumah), (ke Solo), (dari

Yogya). Penulisan awalan selalu digandeng dengan kata selanjutnya. Misalnya

(direnungkan), (kemampuan), dan seterusnya. Kekurangan huruf dalam penulisan

suatu kata 21 dari 190 atau 11 %. Dalam penulisan suatu kata atau kalimat masih

terjadi kekurangan huruf. Hal ini terjadi pada beberapa siswa. Misalnya

(menggambar) hanya ditulis (megambar), (pemandangan) hanya ditulis

(pemadangan), dan seterusnya.

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

9

Analisis berdasarkan kejelasan isi atau makna juga sangat luas.

Menurut Abdul Chaer (2007: 68) pada hakikatnya orang berbahasa untuk

menyampaikan konsep-konsep atau makna-makna. Berbahasa tanpa

mempedulikan makna tidak masuk akal. Bahasa itu digunakan untuk

menyampaikan makna, maka sesungguhnya objek kajian semantik itu sangat

luas. Banyak aspek dari bahasa yang dapat diteliti maknanya. Dalam penelitian

ini hanya fokus pada kejelasan makna hubungan antar kata dalam satu kalimat

maupun kejelasan makna hubungan antarklausa.

Contoh analisis berdasarkan kejelasan isi atau makna: Setelah sampai

di rumah gambarannya di pajang di rumah, pada saat ada pameran gambar

Kak Santi mengikuti pamerannya, Setelah selesai Kak Santi pulang.

Pada kalimat pertama, hubungan antar klausa sebelum dan sesudah

tanda koma (,) tidak jelas. Berbeda dengan kalimat kedua, sudah jelas sekali isi

atau maknanya.

Penggunaan pilihan kata dalam satu kalimat masih sering terjadi

kesalahan. Misalnya menyebutkan satu orang dengan kata sebuah orang,

menyebutkan kata di papan dengan kata di sebuah papan), dan seterusnya. Masih

terjadi penulisan singkatan yang tidak baku, misalnya kata yang disingkat yg. Hal

ini menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata atau perbendaraan kata masih

sangat rendah.

Dari hasil analisis kejelasan isi/makna hubungan antar kata dalam satu

kalimat maupun antar klausa dalam paragraf didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 3. Rekapitulasi hasil analisis kalimat berdasar kejelasan isi/makna

Kode

Data

Kejelasan Isi Hubungan Antar Klausa

Jelas Tidak Jelas

Jumlah 44 162

Terdapat 44 kalimat dari 206 yang sudah jelas makna atau isinya,

sedangkan kalimat yang tidak jelas maknanya ada 162. Hubungan antarfrase

dalam satu kalimat masih sering terjadi ketidakharmonisan. Hal ini menyebabkan

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

10

makna kalimat tersebut tidak jelas atau bias. Demikian juga hubungan antar

klausa baik sebelum dan sesudahnya sering tidak nyambung atau putus.

Hubungan antar klausa seperti tersebut menyebabkan makna kalimat menjadi

kabur atau tidak jelas, akhirnya paragraf yang terbentuk pun tidak menjadi

paragraf yang padu. Contoh: Setelah sampai di rumah gambarannya di pajang

di rumah, pada saat ada pameran gambar Kak Santi mengikuti pamerannya.,

Setelah kita mengetahui kebudayaan di Bali, kita harus bisa mngembangkan

dan melestarikan kebudayaan Bali

Pada kalimat pertama ada kata yang selalu diulang, selain menjadikan

kalimat tidak efektif , makna juga menjadi bias atau tidak jelas. Pada kalimat

kedua merupakan contoh penelitian terdahulu mencerminkan pengulangan kata

yang tidak perlu karena telah disebutkan sebelumnya sehingga

sebaiknya dihilangkan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis terdapat 166 kalimat dari 222 yang berstruktur lengkap

atau 74,8 % dan 56 kalimat berstruktur tidak lengkap atau 25,2 %. Terdapat

bermacam-macam pola struktur kalimat. Kalimat yang berpola P-K dan S-K ada

32 atau 14,4 %, kalimat yang berpola K-S-P-K ada 33 atau 14,9 %, kalimat yang

berpola S-P-O ada 24 atau 10,8 %, kalimat yang berpola K-S-K dan K-O-K ada

24 atau 10,8 %, kalimat yang berpola S-P-K ada 59 atau 26,6 %, kalimat yang

berpola S-P-O-K ada 31 atau 14 %, dan kalimat yang berpola S-K-P-K ada 20

atau 9 %.

Berdasarkan hasil analisis penerapan ejaan diketemukan 237 kesalahan dari

933 atau 25,4 % terdiri atas: kesalahan penulisan huruf besar 117 dari 272 atau

43%, kesalahan tanda baca 32 dari 190 atau 16%, penggunaan kata yang kurang

tepat 36 dari 190 atau 21%, kesalahan penulisan kata depan 31 dari 91 atau 34%,

dan penulisan kata dengan kekurangan/kelebihan huruf 21 dari 190 atau 11%.

Kesalahan penulisan huruf besar terdapat pada awal kalimat, penulisan nama, dan

penulisan huruf kapital pada kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kecil.

Kesalahan penulisan tanda baca dalam satu kalimat belum banyak diterapkan.

Kalimat yang ditulis umumnya masih terlalu panjang, banyak kata yang diulang-

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

11

ulang. Minimnya penguasaan ejaan maupun tanda baca berdampak tulisan yang

dihasilkan siswa pada karangan deskriptif masih banyak kesalahaan ejaan, tanda

baca, pilihan kata yang kurang tepat. Kesalahan penulisan kata depan, siswa

belum membedakan penulisan kata depan dengan awalan.

Dari data hasil penelitian tentang kejelasan makna atau isi dapat disimpulkan

sebagai berikut. Ada 206 kalimat yang ditulis siswa. Dari kalimat tersebut

terdapat 77 atau 37 % kalimat yang sudah jelas makna atau isinya. Kalimat yang

tidak jelas maknanya atau bias ada 129 atau 63 %.

Keterampilan menulis (mengarang) perlu dilatihkan dan dipraktikkan

dalam jumlah yang banyak dan teratur. Siswa perlu dibekali pemahaman

tentang struktur bahasa, ejaan, tanda baca, dan kosa kata.

DAFTAR PUSTAKA

Astriningsih, Nur E. 2015. Tesis “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia

dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas”. Surakarta :

Universitas Negeri Sebelas Maret

Ayudia. 2016. Tesis “Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia

dalam Laporan Hasil Observasi pada Siswa SMP” Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa Struktur Internal. Pemakaian dan

Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

---------------------------. 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:

Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada Kegiatan

Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah.

Depdiknas. 2008. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Farida, Setyati. 2009. Tesis “ Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat

Efektif dalam Paragraf dengan Pendekatan Kooperatif Teknik STAD

pada Siswa Kelas V SDN 2 Bade Klego Boyolali.” Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Gufron, Syamsul. 2016. Tesis “ Kesalahan Berbahasa Siswa Sekolah Dasar Di

Kabupaten Lamongan” Lamongan : Universitas Islam Darul Ulum

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT DESKRIPTIF …

12

Latifah, Chori. 2016. Jurnal “ Penggunaan Diksi dalam Karangan Berita

Siswa Sekolah Menengah Pertama” Surakarta : Universitas Negeri

Sebelas Maret

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Muchith, M. Saeckhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL

Nugrahani, Farida dan AM, Ali Imron. 2008. Metode Penulisan Karya

Ilmiah. Yogyakarta: Pilar Media.

Purwandari, Heni S. 2014. “ Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada

Surat Dinas Kantor Kepala Desa Jladri“. Surakarta : Universitas Negeri

Sebelas Maret

Putrayasa, Ida Bagus. 2010. Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran.

Bandung: Refika Aditama.

Septiana, Nur A. 2015. Tesis “ Analisis Kesalahan Struktur Teks Dan

Pemakaian Bahasa Indonesia pada Teks Biografi Karya Siswa SMP”.

Surakarta : Universitas Negeri Sebelas Maret

Tukiman. 2005. “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Gambar

Foto pada Siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Mojolaban tahun 2007/2008.”

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta