ANALISIS MEDIA BENDA KONKRET MATA PELAJARAN …repository.uinjambi.ac.id/3370/1/SKRIPSI Lely Haryani...
Transcript of ANALISIS MEDIA BENDA KONKRET MATA PELAJARAN …repository.uinjambi.ac.id/3370/1/SKRIPSI Lely Haryani...
i
ANALISIS MEDIA BENDA KONKRET MATA PELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWAKELAS III DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 140/IVKOTA JAMBI
SKRIPSI
LELY HARYANI SIREGAR
NIM. TPG. 161906
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
ANALISIS MEDIA BENDA KONKRET MATA PELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWAKELAS III DI SEKOLAH
DASAR NEGERI 140/IVKOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Pendidikan
LELY HARYANI SIREGAR
NIM. TPG. 161906
PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
iii
iv
v
vi
vii
P E R S E M B A H A N
Sujud syukur ku persembahkan pada ALLAH yang maha kuasa, berkat
dan rahmat detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda
kehidupan yang diberikan-Nya hingga saat ini saya dapat
mempersembahkan skripsi ku pada orang-orang tersayang:
Yang pertama, untuk kedua orang tuaku Ayah yang bernama
(Habibullah Siregar), Ibuku bernama (Mastaniah Chaniago) yang tak
pernah lelah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang, Abangku
(Harfandi Siregar, S. Sos) yang selalu memberikan semangat yang
tinggi dan Adik-adikku, (Andy Anjasmara Siregar), (Tessya Yunita
Siregar), (Andrio Oktavani Siregar), dan (M. Kevin Siregar) tercinta,
yang selalu memberi dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan
dalam hidup ini. Sekali lagi terima kasih karena mereka yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan selalu mengisi hari-hariku dengan
canda tawa dan kasih sayangnya. Sejalanjutnya terima kasihku
sampaikan melalaui tulis ini kepada dosenku yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dalam tulisan ini juga aku sampaikan terima kasih kepada sahabat dan
teman seperjuanganku yang selalu memberi semangat dan dukungan
serta canda tawa yang sangat mengesankan selama masa peluliahan,
susah senang dirasakan bersama dan sahabat-sahabat seperjuanganku
yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima kasih buat
kalian semua.
Semoga Allah memberikan rahmat dan karunianya......Aamiin.......
viii
MOTTO
نسان هن علق )۱اقزاباسن ربك الذي خلق ) ( ۴( الذي علن بالقلن )۳( اقزاوربك الكزم )۲( خلق ال
نسان هالن يعلن ) (۵علن ال
Artinya:
“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah
yang Maha Pemurah yang mengajarkan manusia dengan perantaraan
kalam dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.(QS. Al-„Alaq :1-5)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nyapenulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran Matematika
Siswa Kelas III Di Sekolah Dasara Negeri 140/IV Kota Jambi”. Shalawat dan
salam semoga tetap senantiasa tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan
dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAWpembawa risalah
pencerah bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.Su‟aidi Asy‟ari, MA,. Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Syaifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadilah, M. Pd . selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Ihtiati, S.Ag, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Ibu Nasyariah Siregar, M.Pd.I selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi sekaligus
pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, mengarahkan
memberikan petunjuk dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan.
5. Bapak Dr. Mahluddin, M.Pd.I selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, mengarahkan memberikan petunjuk dalam penulisan
skripsi ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
6.Segenap dosen serta karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan
Thaha Syaifuddin Jambi.
7. Ibu Sofni, S.Pd. selaku kepala SD Negeri 140/IVKota Jambi yang telah
bersedia memberikan ijin dan fasilitas selama penelitian.
x
8. Ibu Fitria Imelda Yanthi, S.Pd. SD selaku guru kelas III A atas kesediaanya
membantu kelancaran penelitian ini.
9. Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan do‟a restu, semangat, dan
memotivasi ku dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga bisa menyelesaikan
tepat pada waktunya.
10. Abangku Harfandy Siregar S.Sos yang selalu memberi Nasehat, adik-adikku
tersayang Andi AnjasMara S, Tessya Yunita S, Andrio Oktavani S,dan
Muhammad Kevin S, yang selalu mengisi hari-hariku.
11. Teman-teman keluarga besar PGMI B‟16, selama 3,5 tahun lebih kita bersama
dalam suka maupun duka yang saling memotivasi, menyemangati, mendorong
dalam menyelesaikan tugas akhir ini yaitu skripsi.
12. Teman- teman Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi, khususnya
prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yan telah menjadi
patnerdiskusidalam penyususnan skripsi ini.
Akhirnya semoga ALLAH SWT berkenaan membalas segala kebaikan dan
amal semu pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Jambi, 17 April 2020
Penulis
Lely Haryani Siregar
TPG. 161906
xi
ABSTRAK
Nama : Lely Haryani Siregar
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi. Subjek ini adalah Kepala Sekolah, Guru kelas III, dan siswa kelas III. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif kualitatif, sedangkan pengumpulaan data dilakukan dengan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil peneitian menemukan bahwa (1) Proses
penggunaan media benda konkret pada mata pelajaran Matematika dikelas III
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi memiliki sebuah perencanaan dimana
didalamnya terdapat persiapan RPP, persiapan Media, strategi dan metode.
(2)Kendala yang guru hadapi meliputi a. Kendala dari guru, b. Kendala dari
siswa, c. Kendala dari RPP, d. Kendala dari media benda konkret Matematika, e.
Dan kendala dari sarana media. (3) Adapun upaya Guru dalam mengatasi kendala
yang telah dilakukan dikelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi a.
Mengikuti pelatihan seperti KKG, b. pengembangan kreatifitas peserta didik, c.
Melakukan kegiatan yang lebih bermakna, d. Guru mempersiapkan media benda
konkret dari rumah untuk menutupi kekurangan media benda konkret.
Kata Kunci : Proses penggunaan media konkret, Kendala, Upaya, kelas III
xii
ABSTRCT
Name : Lely Haryani Siregar
Study Program : Teacher Edication of Madrasah Ibtidaiyah
Title : Media Analysis Concrete objects Mathematics subjects in grade
III students in State Elementary School 140/IV Jambi City
This thesis discusses the analysis of the Media of the concrete subjects of
mathematics in grade III students in the state elementary School 140/IV Jambi
city. This subject is the principal, a grade III teacher, and a grade III student. This
research is a qualitative study using qualitative descriptive design, while the
collection of data is done with observation techniques, interviews and
documentation. This subject is the principal, a grade III teacher, and a grade III
student. This research is a qualitative study by using the Disinfrate of Peneitian
found that (1) the process of using concrete media in the subjects of mathematics
in grade III State Elementary School 140/IV Jambi City has a plan where there is
preparation RPP, preparation of Media, strategies and methods. (2) Obstacles that
teachers face include a. Constraints of the teacher, b. Constraints of the students,
c. Constraints of the RPP, d. Constraints of the medium of concrete objects
Mathematics, E. And constraints from media means. (3) As for the efforts of Guru
in overcoming the constraints that have been done in grade III State Elementary
School 140/IV Kota Jambi A. Participate in training such as KKG, B.
Development of student creativity, c. Doing more meaningful activities, d.
Teachers prepare concrete media from home to cover the lack of media concrete
objects.
Keywords: process of using concrete media, constr
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah...................................................................................5
D.Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian ........................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1.Pengertian Media ................................................................................. 7
a. Pengertian Media menurut Para Ahli ............................................. 7
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran ..................................................... 8
c. Manfaat Media Pembelajaran ......................................................... 10
2. Pengertian Media Benda Konkret ....................................................... 11
a. Fungsi Media Benda Konkret ........................................................ 13
b. Kelebihan dan Kekurangan Media Benda Konkret........................14
c. Langkah pembelajaran Menggunakan Media Konkret...................16
xiv
3. Pengertian Matematika ....................................................................... 17
a. Pengertian Matematika Menurut Para Ahli .................................... 18
B. Studi Relevan .......................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 24
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................................. 26
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 27
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 31
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan .............................................................. 33
G. Jadwal Penelitian .................................................................................... 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
............................................................................................... 35
1. Lokasi Penelitian.............................................................................. 35
2. Identitas Sekolah............................................................................. 36
3. Visi dan Misi.................................................................................... 39
4. Kegiatan Ekstrakurikuler..................................................................39
5. Struktur Organisasi.......................................................................... 40
6. Data Siswa....................................................................................... 41
7. Data Guru dan Pegawai................................................................... 42
8. Sarana dan Prasarana...................................................................... 43
9. Kurikulum Sekolah.......................................................................... 43
B. Temuan Khusus dan Pembahasan......................................................... 44
1. Pelaksanaan Proses Penggunaan Media Bena Konkret Pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri 140/IV
Kota Jambi....................................................................................... 44
2. Kendala yang Guru Hadapi Sebelum dan Sesudah diterapkan
Media Benda Konkret Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD
Negeri 140/IV Kota Jambi.............................................................. 48
xv
3. Upaya Guru dalam Mengatasi Faktor Kendala Sebelum dan
Sesudah diterapkan Media Benda Konkret Mata Pelajaran
Matematika Kelas III SD Negeri
140/IV Kota Jambi........................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 64
B. Saran..............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...................................................................................34
Tabel 4.1 Struktur Organisasi................................................................................38
Tabel 4.2 Data Siswa.............................................................................................39
Tabel 4.3 Data Guru..............................................................................................40
Tabel 4.4 Data Pegawai.........................................................................................41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pernyataan Responden
Lampiran 2 Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3 Pedoman Observasi
Lampiran 4 Pedoman Wawancara (Interview)
Lampiran 5 Pedoman Dokumentasi
Lampiran 6 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran 7 Transkip Wawancara dengan Guru Kelas III
Lampiran 8 Transkip Wawancara dengan Siswa Kelas III
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 10 Program Tahunan (Prota)
Lampiran 11 Program Semester (Promes)
Lampiran 12 Jadwal Penelitian
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 14 Kartu Konsultasi Skripsi
Lampiran 15 Surat Izin Riset
Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang No 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (UU No. 20 Tahun 2003). Dari pengertian di atas maka
peneliti dapat menafsirkan bahwa ada tiga pokok pemikiran
mengenai pendidikan yaitu (1) usaha sadar dan terencana; (2)
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Maka perlunya peserta didik mempelajari berbagai macam mata
pelajaran seperti Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, pendidikan kewarganegaraan, seni budaya, bahasa
Inggris dan terutama pembelajaran Matematika. Matematika adalah ilmu
dari segala ilmu, artinya banyak disiplin ilmu yang dalam kajiannya
membutuhkan matematika.Ilmu ini memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari.Berbagai bentuk simbol, rumus,
dalil, ketetapan, maupun konsep digunakan untuk membantu
perhitungan, pengukuran, penilaian dan penaksiran.
Matematika juga merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak
secara informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup
2
melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Karena dengan belajar
matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif
(Ahmad Susanto, 2013 hal. 183).
Dalam proses pembelajaran Matematika, guru yang mengajar dan murid
yangdiajarkan adalah satu kesatuan pembelajaran pendidikan tertentu.
Mata pelajaran tersebut salah satunya adalah Matematika.Matematika
merupakan satuan pendidikan yang membimbing dan melatih murid
belajar untuk berhitung, menambah, mengurangi, membagi, dan
mengalikan. Proses berhitung tersebut dinamakan dengan Matematika.
Guru dalam hal mengajar, harus memiliki keahlian sebagai guru. Salah
satunya adalah mampu memberikan motivasi atau minat meningkatkan
keinginan anak didik dalam belajar di sekolah.
Seharusnya Guru harus benar-benar memiliki tujuan mengajar, secara
khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan
menggunakan sumber, cara memilih, menentukan, dan
menggunakanmedia,cara membuat tes, cara membuat hurufatau tulisan,
dan cara membaca yang baik dan benar serta berpengetahuan dan
memiliki pengatahuan tentang alat-alat evaluasi pengajaran.
Faktor lain yang membuat guru harus lebih menguasai benar tujuan
dalam pengajaran yaitu di karnakan peradaban manusia berubah dengan
pesat karena ditunjang oleh adanya peran serta matematika yang selalu
mengikuti perkembanganilmu pengetahuan teknologi.Pengetahuan dan
keterampilan matematika merupakan salah satu hal yang harus dimiliki
siswa agar mampu berpikir, bersikap, dan berbuat demi mencapai
keberhasilan hidup sehari-hari di masyarakat.
Pada umumnya matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
kurang diminati siswa, karena kebanyakan dari materi matematika
bersifat abstrak.Tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk
mengembangkan sikap, pola fikir logis, rasional, kritis, cermat, jujur,
efektif, dan efisien, serta bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari.Tercapainya tujuan diatas merupakan tolak ukur keberhasilan dalam
proses pembelajaran.
3
Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yangsangat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspekini saling
berkaitan.Pemilihan salah satu metode dalam proses mengajar tertentu
akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun
masih ada berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran antara lain tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa.
Adapun fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar guru.Salah satu taktik untuk meningkatkan proses belajar siswa
adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat
siswa-siswi mengerti dengan materi yang disampaikan. (Oemar Hamalik,
2011 hal. 116).
Berdasarkan grand tour awal di SD Negeri 140/IV kota Jambi ditemukan
beberapa permasalahan bahwa, sejauh ini terlihat masih banyaknya siswa
yang ribut saat proses pembelajaran Matematika dikarnakan guru hanya
menjelaskan saja materi tersebut dengan menggunakan metode ceramah
sehingga suasana menjadi pasif (duduk, dengar, catat) yang membuat
anak-anak menjadi tidak nyaman,ada juga siswa yang terdapat
mengulang-ngulang pertanyaan yang sama pada guru tentang materi
pelajaran, lari kesana kemari, mengobrol dan mengganggu temannya
yang membuat siswa tidak fokus pada proses pembelajaran.
Selain itu permasalahan lain adalah alangkah baiknya guru menggunakan
variasi media benda yang membuat siswa menjadi tertarik pada proses
pembelajaran,tidak hanya mengandalkan penjelasan pada buku paket
Matematika. Hal ini juga yang membuat siswa menjadi cepat jenuh pada
proses pembelajaran.Salah satu media yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar Matematika adalah media benda konkret, dimana
kegunaan media benda konkret dapat memudahkan siswa dalam
memahami konsep-konsep yang abstrak tadi dengan media benda
konkret. Media benda konkret merupakan benda yang sebenarnya
membantu pengalaman nyata peserta didik dan menarik minat semangat
belajar siswa. Menggunakan media benda konkretakan memberikan
rangsangan yang amat penting bagi siswa untuk mempelajari berbagai
hal untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4
Jadi untuk mengetahui sistem belajarsiswa-siswi dalampembelajaran
Matematika,dibutuhkan alat bantu atau media benda konkretyang dapat
membuat siswa menjadi lebih paham atas materi yang disampaikan oleh
gurunya. Seharusnya guru juga menggunakan salah satu media yang ada
dilingkungan sekitar agar konsep pembelajaran matematika mudah
diterapkan dan dipahami siswa, sehingga mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.Berdasarkan latar belakang yang telah penulis
paparkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
mendalam mengenai “Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran
Matematika Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 140/IV
Kota Jambi.
B. Fokus Penelitian
Agar masalah tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari sasaran diatas
serta lebih terarah, dan tujuannya dapat tercapai, maka
penulismemfokuskan penelitiannya sebagai berikut:
1. Proses penggunaan media yang dimaksud adalah penerapan media
benda konkret yang dipakai dalammengajar mata pelajaran
Matematika di SD Negeri 140/IV kota Jambi.
2. Penelitian ini berfokus padamateri pengukuran (memilih alat ukur
yang sesuai dengan benda yang diukur, membaca dan menulis tanda
waktu) dan pecahan (mengenal pecahan sederhana, mengenal dan
menulis lambang pecahan, membandingkanpecahan)di SD Negeri
140/IV kota Jambi.
3. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III di SD Negeri 140/IV kota
Jambi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penggunaanMedia benda konkret pada mata
pelajaran Matematika itu dilaksanakan kelas III SD Negeri 140/IV
kota Jambi?
5
2. Apa saja faktor kendala yang guru hadapisebelum dan sesudah
diterapkan media benda mata pelajaran Matematika kelas III di SD
Negeri 140/IV kota Jambi?
3. Apa upaya guru dalam mengatasi kendala sebelum dan sesudah
diterapkan media benda konkret pada mata pelajaran Matematika
kelas III di SD Negeri 140/IV kota Jambi?
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui:
a. Bagaimana proses Media benda konkret mata pelajaran Matematika
itu dilaksanakan pada kelas III SD Negeri 140/IV kota Jambi?
b. Faktor kendala yang guru hadapisebelum dan sesudah diterapkan
media benda konkret mata pelajaran Matematika kelas III di SD
Negeri 140/IV kota Jambi?
c. Upaya guru dalam mengatasi kendala sebelum dan sesudah diterapkan
media benda konkretmata pelajaran Matematika kelas III di SD
Negeri 140/IV kota Jambi?
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang hal-hal
yang berkaitan dengan penggunaan media konkret oleh guru dalam
proses pembelajaran matematika dikelas III SD Negeri 140/Kota
Jambi, karena dengan melihat realita yang ada secara langsung akan
memudahkan untuk mengkaji masalah tersebut sehingga dapat
mengambil manfaat dari penelitian ini.
b. Manfaat praktis
1. Lembaga (sekolah)
a. Bagi lembaga sekolah, sebagai masukan untuk memerbaiki
praktek belajar mengajar menggunakan media benda konkret
khususnya pada pembelajaran matematika.
6
b. Bagi guru,hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan guru dalam meningkatkan keaktifan dalam proses
mengajar dan menarik perhatian siswa dengan memanfaatkan
benda disekitar sebagai bahan ajar bagi siswa.
c. Bagi Siswa, untuk meningkatkan kerjasama siswa dan
meningskatkan keaktifan proses belajar siswa khususnya pada
mata pelajaran Matematika pada tema III benda disekitarku.
d. Bagi peneliti untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai
gelar sarjana strata satu (1) dalam bidang pendidikan Guru
Madrasah Ibtidiyah di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
STS Jambi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Pengertian Media
Menurut Azhar Arsyad, M.A (2010 hlm. 135). Kata media berasal dari
bahasa latin medius yang secara harfiah yang secara harfiah berarti
“tengah”, perantara atau pengantara. Dalam bahasa Arab media adalah
.atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (لئاسو )
Media adalah semua bentuk perantara (perangkat) untuk menunjang
tercapainya kompetensi dasar yang dibelajarkan yangdapat
memberikan rangsangan kepada alat indera, digunakan untuk
menyebarkan idea atau informasi untuk disampaikan kepada penerima
sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas,
mudah dimengerti dan konkret. Media adalah alat yang bisa
merangsang siswa supayaterjadi proses setiap materi pelajaran
memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
a. Pengertian media menurut pendapat para ahli
Menurut Daryanto (2013 hlm. 12-13) Pengertian Media dari
beberapa pendapat atau sumber belajar yaitu:
1. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
2. Fleming mengatakan bahwa media yang sering diganti dengan
mediator yaitu penyebab atau alat yang turut campur tangan
dalam dua pihak dan mendamaikannya.
8
3. AECT ( Association for Education and Communication
Technology ) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang
dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
4. NEA ( Educations Association ) mendefenisikan sebagai benda
yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau
dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik
dalam kegiatanbelajar mengajar untuk mempengaruhi efektifitas
program instruktional
5. Sedangkan menurut Gerlach secara umum media itu meliputi
orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Sependapat dengn Gerlach, Gagne juga
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai
komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar
Dari defenisi-defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian media adalah sesuatu baik itu manusia
ataupun benda yang dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar guna membantu memperoleh pesan atau informasi,
pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap. Media merupakan
alat untuk membantu guru menyampaikan informasi/ materi
kepada peserta didik. Media yang digunakan tidak harus mahal,
tapi juga bisa memanfaatkan media yang ada disekitar peserta
didik atau guru bisa menggunakan pengalaman peserta didik.
b. Jenis - Jenis Media Pembelajaran
Menurut Zainal Aqib(2013 hlm. 66) Media atau sumber belajar
secara garis besarnya, terdiri atas dua jenis yaitu:
1. Media atau sumber belajar yang dirancang, yaitu media dan
sumber belajar yang secara khusus dirancang dan dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
9
2. Media atau sumber belajar yang dimanfaatkan, yaitu media dan
sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaannya yang ditemukan, diterapkan
dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Klasifikasi
jenis media bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, bahan, serta
cara pembuatannya.
Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi:
a. Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder,
piringan hitam.Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
yang mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media Visual
Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual
atau media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
Media nimenampilkan gambar diam seperti film rangkai, film
bingkai, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula
yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti
film bisu, dan film kartun.
c. Media Audiovisual
Media Audiovisual adalah media yang mempunyai
unsursuara dan unsur gambar.Media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua jenis
media.
Sedangkan dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi:
1. Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan
media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak. Contohnya:
televisi dan radio.
2. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat. Media ini biasanya membutuhkan tempat dan
ruang yang khusus. Contohnya: film dan sound
slide.Media untuk pengajaran individual. Media ini
10
digunakan hanya untuk seorang diri. Contohnya: modul
berprogram dan pengajaran melalui komputer.
Sedangkan dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi
menjadi:
1. Media sederhana, Media ini bahan dasarnya mudah
diperoleh,harganya murah, pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
Media kompleks, Media ini bahan dan alat pembuatannya sulit
diperoleh, sulit membuatnya, penggunaannya perlu
keterampilan, dan harganya mahal.(Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, 2013 hlm. 124-126).
c. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
2. Pembelajaran lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran lebih interaksi.
4. Efisiensi waktu dan tenaga.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar.
6. Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses
pembelajaran.
7. Meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif.
8. Memperjelas penyajian pesan ( tidak verbalis )
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Seperti
Objek bisa besar atau kecil, Objek bisa cepat atau lambat, gerak
yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dan lainnya.(Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain 2010 hlm. 124-126 ).
9. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsun antara
murid dengan sumber belajar.
10. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
11
11. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Berdasarkan manfaat media diatas, dapat dijelaskan bahwa media
dalam proses pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat besar,
karena media tidak hanya menumbuhkan sikap positif dan motivasi
dalamproses pembelajarn tapi peserta didik juga dilatih untuk lebih
mencermati, menganalisa dan melakukan kegiatan yang ada dengan
aktivitas yang lebih inovatif dalam proses pembelajaran. (Daryanto,
2013 hlm. 5).
2. Pengertian Media Benda konkret
MenurutWinataputra (2005) media konkret adalah segala sesuatu yang
nyata dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif
dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan.
Media realita (media bantu kongkret) adalah merupakan alat bantu
visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman
langsung kepada para siswa, yaitu merupakan model dan objek nyata
dari suatu benda, seperti meja, kursi mata uang, tumbuan, binatang,
dan sebagainya.
Sedangkan menurutKamus Besar Bahasa Indonesia, konkret yaitu
nyata, benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, dapat diraba,dsb).
Jadi media kongkret adalah segala sesuatu yang nyata dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan
efesien menuju tercapainya tujuan yang diharapkan. Selain itu,
definisi lain dari media benda konkrit adalah objek yang
sesungguhnya yang akan memberikan rangsangan yang amat penting
bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang
menyangkut pengembangan keterampilan tertentu.
12
Media konkret merupakan alat bantu yang paling mudah
penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain
langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata
sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda
atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami
perubahanyang berarti(Daryanto, 2013 hal 11).
Sebagai obyek nyata, media konkret merupakan alat bantu yang bisa
memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu,
media kongkret banyak digunakan dalam proses pembelajaran sebagai
alat bantu memperkenalkan subjek baru. Media konkret mampu
memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya
digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual.
Benda-benda konkret itu sendiri dapat diperoleh disekitar kita
misalnya batu, daun kering, kelereng, buku, pensil, meja,sepatu, kaos
kaki, sapu tangan, sendok, piring, dan lain-lain. Anak-anak terutama
siswa kelas rendah akan mendapatkan banyak informasi dengan
adanya interaksi dengan obyek nyata dan menarik, sehingga
pemahaman anak akan lebih mudah terbentuk. Hal ini juga ditunjang
dengan adanya penjelasan terkait tahap perkembangan anak. Menurut
Piaget sendiri ada 3 tahap perkembangan anak:
a. bersikap secara intuitif ± umur 4 tahun
b. beroperasi secara konkrit ± umur 7 tahun
c. beroperasi secara formal ± umur 11 tahun
Pengalaman nyata atau pengalaman langsung merupakan
pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas
sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan
langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa penggunakan
perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka ada
kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkret
sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi.
Jadi, media benda konkret disini memiliki fungsi selain untuk
memberi pengalaman nyata dalam kehidupan siswa juga berfungsi
13
untuk menarik minat belajar siswa agar hasil belajar siswa lebih
baik lagi.
a. Fungsi Media Konkret
Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
oleh guru ada empat fungsi media pengajaran (Daryanto, 2013 hal.
16).
1. Fungsi Atensi, yaitu menarik perhatian peserta didik untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang ditampilkan
2. Fungsi Afektif, yaitu media dapat menggugah emosi dan sikap
peserta didik, dan peserta didik dapat menikmati pembelajaran.
3. Fungsi Kognitif, yaitu media memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung di dalamnya.
4. Fungsi Kompensatoris, yaitu media mengakomodasi peserta
didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
pelajaran yang disajikan dengan teks/verbal.
Fungsi media konkret antara lain:
a. Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif;
b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar;
c. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak
sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat
verbalisme;
d. Mengembangkan motivasi belajar siswa;
e. Mempertinggi mutu pembelajaran.
b. Kelebihan dan kelemahan media benda konkret
14
1. Kelebihan:
a. Membangkitkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat
konseptual, sehingga mengurangi kesalah pahaman siswa dalam
mempelajarinya
b. Meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi pelajaran
c. Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang
aktivitas diri sendiri untuk belajar
d. Dapat mengambangkan jalan pikiran yang berkelanjutan
e. Menyediakan pengalaman- pengalaman yang tidak mudah di
dapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses
belajar mendalam dan beragam.
2. Kelemahan:
a. Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah terkadang
memiliki resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya
b. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata
tidak sedikit dan memiliki kemungkinan kerusakan dalam
menggunaknnya.
Kelemahan yang ada diatas hendaknya dapat diatasi dengan cara
menggunakan media benda asli atau konkret yang ada di sekitar
lokasi sekolah yang dapat dijadikan penunjang dalam proses
pembelajaran, dan disesuaikan dengan materi pembelajaran serta
tetap berusaha membawa benda nyata ke dalam kelas yang
berguna untuk menjelaskan materi dalam lingkup kelas.
Kelebihan media benda konkret menurut Syaodih (2008: 188)
yang tercakup adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada
peserta didik untuk mempelajari sesuatu ataupun
melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
2. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih
keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak
mungkin alat indra.
Kelemahan media benda asli yang tercakup adalah sebagai
berikut:
15
a. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai media
konkret kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah
dengan kemungkinan kerusakan dalam penggunaanya.
b. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari
benda yang sebenarnya, seperti pembesaran pemotongan
dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran
harus didukung pula dengan media lain.
Jadi berdasarkan kelebihan dan kelemahan media kongret
diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media
konkret dapat mempelajari suatu dalam situasi yang nyata
serta melatih keterampilan indra peserta didik, namun
semua tidak media kongret menelan biaya yang murah.
Dari uraian tersebut dapat ditegaskan bahwa
penggunaan media konkret atau nyata pada saat proses
pembelajaran berlangsung akan lebih baik daripada hanya
berceramah saja. Karena dengan adanya media
pembelajaran dapat membantu untuk memperjelas maksud
yang kita sampaikan dan merangsang peserta didik untuk
belajar. Sehingga, dengan penggunaan media benda
konkrit tersebut peserta didik menjadi lebih giat lagi dalam
belajar dan mempunyai pengalaman serta persepsi yang
sama tentang konsep yang dipelajari.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Konkret
Agar proses pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli tersebut
dapat berlangsung dan berhasil dengan baik, maka perlu menempuh
beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut menurut Soulier (dalam
Yetrae, 2013) adalah:
16
1. Menetapkan tujuan yang jelas
2. Merumuskan tujuan prilaku khusus secara tepat
3. Memilih alat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya dan mengetahui karakteristik peserta didik secara
tepat.
4. Menyusun perencanaan pelajaran
5. Melaksanakan penyajian pembelajaran yang berpusat keterlibatan
peserta didik dan dikombinasikan dengan media.
6. Melakukan kegiatan tindak lanjut
7. Melakukan evaluasi.
Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru
untuk mewujudkan proses pembelajaran secara efektif dan efisien
yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pembelajaran juga dapat diartikan suatu proses komunikasi antara
pendidik, peserta didik, dan bahan ajar dan Suatu komunikasi tidak
akan berjalan dengan lancer tanpa bantuan sarana penyampaian
pesan atau media yang digunakan.
Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi untuk menyampaikan suatupesan pembelajaran secara
efektif dan efisien.Penggunaan media dalam pembelajaran dapat
mengaktifkan komunikasi antar pendidik, siswa-siswi dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat juga memberikan pengalaman
yang bermakna kepada siswa-siswi, dan bisa memberikan
pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
mandiri di kalangan siswa - siswi.
Dalam dunia pendidikan, seorang guru yang hendak mengajarkan
suatu materi kepada peserta didik dituntut menggunakan media
sebagai alat bantu. Dan penggunaan media dalam pembelajaran
pun dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa-siswinya.Penggunaan media dalam
pembelajaran juga dapat mempermudah siswa-siswi dalam
memahami sesuatu yang abstrak.
3.Pengertian Matematika
17
Menurt Ahmad Susanto(2013)Matematika berasal dari bahasa
latin manthemata atau mathemayang berarti belajar atau hal yang
dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda di sebut wiskunde atau
ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.Ciri utama
Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam
Matematika bersifat konsisten. Matematika adalah ilmu dari segala
ilmu, artinya banyak disiplin ilmuyang dalam kajiannya membutuhkan
matematika.Ilmu ini memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.Berbagai bentuk simbol, rumus, dalil,
ketetapan, maupun konsep digunakan untuk membantu perhitungan,
pengukuran, penilaian dan penaksiran.
Matematika juga merupakan salah satu bidang studi yang ada pada
semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak
secara informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup
melanjutkan pendidikankejenjang berikutnya. Karena dengan belajar
matematika, kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif.
Matematika merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol.
Ciri utama Matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam
Matematika bersifat konsisten.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia
kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Jadi, dapat disimpulkan matematika adalah satu ilmudasar dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan bahasa simbolis dan universal
yang memungkinkan manusia berpikir, mencatat dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas dengan
18
menggunakan cara bernalar induktifatau deduktif, yang memudahkan
manusia berpikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
a. Pengertian Matematika Menurut Para Ahli
Menurut (Kurikulum 2004) Matematika ialah bahan kajian yang
mempunyai suatu objek abstrak serta dibangun dengan melalui proses
penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep yang diperoleh
sebagai akibat logis dari suatu kebenaran yang sebelumnya diterima
sehingga memiliki keterkaitan antara konsep yang ada dalam
matematika bersifat sangat kuat serta jelas.
Menurut (Kurikulum 2006)Matematika adalah ilmu universal yang
mendasari dari perkembangan teknologi modern saat ini, memiliki
peran yang penting dalam berbagai disiplin serta untuk memajukan
daya pikir manusia. Perkembangan pesat pada bidang teknologi
informasi serta komunikasi saat ini dilandasi karena perkembangan
matematika pada bidang teori bilangan, analisis, teori peluang, aljabar,
serta diskrit. Agar dapat menguasai serta untuk menciptakan teknologi
pada masa yang akan datang, maka diperlukan penguasaan dibidang
matematika yang kuat sejak dini.
Menurut Abraham S Lunchins dan Edith N Luchins (Erman
Suherman, 2001), matematika dapat dijawab secara berbeda-beda
tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawabnya,
siapa yang menjawabnya, dan apa sajakah yang dipandang termasuk
dalam matematika.
Mustafa (Tri Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika
adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang
utama adalah metode dan proses untuk menemukan dengan konsep
yang tepat dan lambang yang konsisten,sifat dan hubungan antara
jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam
keterkaitan manfaat pada matematika terapan.
19
Berdasarkan Elea Tinggih (Erman Suherman, 2001) matematika
berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas
dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih
menekankan hasil observasi atau eksperiment disamping penalaran.
Menurut James dan James (1976) mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar,
analisis dan geometri. Namun pembagian yang jelas amatlah sukar
untuk dibuat, sebab cabang-cabang itu semakin bercampur. Adanya
pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena
pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan
penalaran yang terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika,
aljabar, geometrid an analisis.
Kline (1973) mengemukakan bahwa matematika itu bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,
tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia
dalam memahami dam menguasai permasalahan social, ekonomi, dan
alam.Masih banyak lagi defenisi-defenisi tentang matematika tetapi
tidak satupun perumusan yang dapat diterima umum atau sekurang-
kurangnya dapat diterima dari berbagai sudut pandang.
Jadi berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa Matematika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pola,
struktur, bentuk, atau susunan yang memiliki hubungan satu sama lain
dengan jumlah banyak yang dapat terbagi kedalam 3 bidang, seperti:
Aljabar, Geometri, dan Analisis.
Dengan memperhatikan definisi matematika di atas, maka menurut
Jihad (dalam Prastiwi, 2011: 33-34) dapat diidentifikasi bahwa
matematika jelas berbeda dengan mata pelajaran lain dalam beberapa
hal berikut, yaitu :
20
a. Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah
anak diajarkan benda kongkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan
abstraksi;
b. Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa
pengertian dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan
kebenarannya dengan tata nalar yang logis;
c. Pengertian/konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga
terjaga konsistennya.
d. Melibatkan perhitungan (operasi)
e. Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan
memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bilangan.
B. Studi Relevan
Studi relevan digunakan untuk mengetahui kajian yang diperoleh peneliti
sudah ada atau belum diteliti oleh peneliti sebelumnya. Maka dari itu
perlu adanya perbandingandengan penelitian sebelumnya apakah terdapat
persamaan atau perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti. Berikut
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis teliti:
1. Skripsi yang ditulis oleh M. Agus Syahputra Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang pada tahun 2017 dengan judul
“Analisis media Benda-benda nyata Pada Pembelajaran Matematika
pada Kelas Awal di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Kauman Utara
Jombang”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran matematika pada tema Benda disekitarku kelas rendah
sudah dilaksanakan, akan tetapi pembelajarannya hanya diterapkan
pada kelas 1, 2, dan 3 sedangkan penelitian kami berfokuskan pada
kelas 3 saja, sedangkan persamaannya sama-sama membahas tema
Benda disekitarku.
21
2. Skripsi yang ditulis olehIndah Sri Hardiyani pada tahun 2016berjudul
“Penerapan Pembelajaran media konkret Di Kelas IV SDN 101Cerenti
Kecamatan Kuantan Singingi. Hasil penelitianyaadalah bagaimana
proses penerapan pembelajaran matematika untuk meningkatkan
karakter kerja keras serta kendala dalam proses penerapan
pembelajaran benda konkret pada siswa kelas IV di SDNegeri 101
Cerenti,Kecamatan Kuantan Singingi memaparkan bahwa di SD
tersebut para guru banyak mengalami problematika atau masalah baik
dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan cara mengaitkan
tema yang dipelajari tersebut, disini persamaan dengan peneitian kami
yaitu sama-sama mempunyai tema, sedangkan perbedaannya pada
proposal ini yaitu menganalisis penggunaan media benda konkret itu
sendiri bagaimana penerapannya kepada peserta didik.
3. Skripsi yang ditulis Khusnu Umami mahasiswa IAIN Purwokerto
yang berjudul “Penggunaan Media dalam Pembelajaran Matematika
Kelas Rendah di MI Negeri Karangsari Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2014/2015”karya penelitian
tersebut merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif. Perbedaan dari
skripsi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu
terdapat pada media yang digunakan, media yang penulis teliti yaitu
lebih fokus pada media benda konkret, selain media yang digunakan,
kelas dan lokasi penelitian yang yaitu kelas 1 (satu) sampai 6 (enam)
sedangkan penulis memfokuskan kelas III SD Negeri 140/IV Kota
Jambi. Persamaannya terletak pada mata pelajaran Matematika yakni
Matematika dan membahas mengenai media pembelajaran.
Sedangkan penulis memfokuskan pada proses penggunaan media
benda konkret itu sendiri pada pembelajaran Matematika. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan masih banyaknya
kendala yang dihadapi oleh guru pada saat penggunaan media benda
konkret.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Zuhdan Prasetyo pada tahun 2016
Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Keefektifan
Pembelajaran Matematika Melalui penggunaan media benda konkret
pada kelas V SD Timuran“. Hasil penelitian adalah penggunaan media
22
benda konkret dapat meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran,
hal itu terbukti dari ketercapaian semua kriteria hasil yang sudah
ditetapkan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tentang proses
penggunaan media benda konkret dan penerapan pada jenjang kelas.
Persamaannya yaitu tertuju pada pembelajaran media benda konkret.
Penelitian ini menunjukkan guru dan siswa dapat menggunakan media
benda konkret yang mudah dipahami.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih KusumaDewi, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Penggunaan Media
Benda Konkret dalam Pembelajaran IPA Kelas V di MI Ma‟arif NU
Penaruban Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun
Pelajaran 2014/2015” skripsi tersebut menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif. Hasil daripenelitian ini masih sulitnya guru
menemukan media benda yang konkret pada saat pembelajaran
berlangsung. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis
yaitu pada lokasi penelitian dan mata pelajarannya. Persamaannya
terletak pada jenis penelitiannya, yakni deskriptif kualitatif dan media
pembelajaran yang digunakan Persamaannya yaitu tertuju pada
pengunaan media benda konkret.
Dari beberapa penelitian di atas, dapat dipahami bahwa persamaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian yang penulis teliti yaitu,
sama-sama membahas tentang pembelajaran Matematika pada media
benda konkret dan Implementasi dalam pembelajaran tersebut.
Adapun perbedaanpenelitian yang sebelumnya dengan penelitian yang
penulis teliti yaitu pada objek yang diambil peneliti.Peneliti juga akan
mengungkapkan bahwa penelitian yang berlangsung di lakukan di SD
Negeri 140/IV kota Jambi ini mempunyai batasan penelitian yaitu
pembelajaranmedia benda kongkret. Maka dari itu peneliti tertarik
untuk meneliti tentang“AnalisisMedia Benda Konkret Mata Pelajaran
Matematika pada Siswa Kelas III di SD Negeri 140/IV kota Jambi.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
24
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif.Secara harfiah, sesuai dengan namanyapenelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk cara-
cara lainnya yang menggunakan ukuran angka.Kualitatif berarti
sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang
terdapat dibalik fakta.Kualitas, nilai atau makna hanya dapat
diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-
kata(Gunawan, 2015 hlm. 82).
Adapun Penelitian kualitatif menurut Bogdan & Taylor adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat
diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh)
(Sugiono, 2009 hlm. 15).
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun
pernyataan pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya,
makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai
sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola
pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori
(misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan
(Gunawan, 2015 hlm. 82).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dipahami bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah
manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari
suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan
positivismenya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menurut
(Sugiono, 2009 hlm. 15)dalam melakukan tindakan kepada subyek
penelitian yang sangat diutamakan adalah mengungkapkan makna,
yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
25
motivasi,kegairahan dan prestasi belajar melalaui tindakan yang
dilakukan. Pendekatan ini juga digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan) analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
pada makna dari pada generalisasi.
Oleh karena itu, penelitian kualitatif menggambarkan realitas empirik
dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. pendekatan ini
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dengan teknik
pengumpulan data yang bersifat triangulasi yaitu gabungan dari teknik
pengumpulan data wawancara, observasi dan analisis dokumentasi.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode Deskriptif
Kualitaif.Metode penelitian Desktiptif Kualitatif adalah rangkaian
kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada
dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011 hlm. 73) penelitian
deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah
maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai
karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan
pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu
kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan
hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 140/IV Kota Jambi yang
terletak Di Jalan Pangeran Antasari Kelurahan Talang Banjar
Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi. Alasan peneliti memilih Sekolah
ini dikarenakan terdapat problematika pada proses pelaksanaan media
26
benda konkret pembelajaran Matematika pada siswa kelas III SD
Negeri 140/IV Kota Jambi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seseorang atau lapangan yang akan dijadikan
penelitian atau sumber yang dapat di teliti dengan metode dialog
sekaligus menjadikan data dalam penelitian. Subjek penelitian ini
yang dominan adalah Kepala Sekolah, guru Kelas III dan siswa Kelas
III.Alasan peneliti memilih kelas III karena peneliti ingin mengetahui
tentang pelaksanaan pembelajaran Media Benda Konkret di kelas
IIISD Negeri 140/IVKota Jambi.
Menurut (Sugiono, 2009 hlm. 9) untuk memperoleh data yang
akurat maka diperlukan juga adanya pendiskusian dengan subjek yang
lain seperti kepala sekolah, dan waka kurikulum. Dalam pengambilan
subjek, penelitian ini menggunakan cara purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel subjektif peneliti
berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai
sangkut paut dengan karakteristik tertentu misal meneliti tentang
pendidikan, maka peneliti harus mencari sampel para ahli dalam
pendidikan, sampel semacam ini digunakan dalam penelitian kualitatif
Berdasarkan pada pandangan di atas, maka pada dasarnya kehadiran
peneliti di sini di samping sebagai instrumen juga menjadi faktor
penting dalam seluruh kegiatan penelitian ini.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sesuai dengan
tujuan penelitian yang peneliti lakukan dalam mengumpulkan data
yang berkaitan dengan kelengkapan data yang ingin diteliti, maka di
perlukan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder, data
tersebut yang meliputi:
a. Data Primer
27
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Penelitian berhubungan
langsung dengan penelitian yang bersangkutan (Yamin,2009 hal.
87). Data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah:
1) Hasil wawancara dengan kepala sekolah, tentang pelaksanaan
pembelajaran Matematika di kelas IIISD Negeri 140/IV Kota
Jambi.
2) Hasil wawancara dengan guru pengajarpada pembelajaran
Matematika di kelas III, tentang kendala yang dihadapi guru
pada pembelajaran Matematika di SD Negeri 140/IV Kota
Jambi.
3) Hasil wawancara dengan guru pengajar pada pembelajaran
Matematika di kelas III, tentang solusi guru dalam mengatasi
kendala pada pelaksanaan pembelajaran tersebut di kelas III di
SD Negeri 140/IV Kota Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti tetapi data yang sudah jadi
dituangkan dalam lapangan penelitian, misalnya data dari biro
statistik, majalah, koran, keterangan-keterangan atau publikasi
lainnya(Yamin, 2009 hal. 87).
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek
penelitian darimana data diperoleh. Sedangkan menurut Suharsini
Arikunto yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek darimana
data-data diperoleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun
tindakan, yang didapat melalui wawancara sumber data
peristiwa(situasi) yang didapat melalui observasi, dan sumber data
dari dokumen didapat dari instansi terkait. Menurut Lofland sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata–kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
(Jama‟an Satori, Aan komariah,2009 hal. 105).
28
Sumber data disini merupakan subjek dari mana data yang
diperoleh yaitu :
a. Sumber data berupa manusia,yakni kepala sekolah, guru dan siswa
b. Sumber data berupa suasana dan kondisi proses pelaksanaan
pembelajaran tematik
c. Sumber data berupa dokumentasi,berupa foto kegiatan, arsip
dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan sekolah
baik jumlah siswa dan sistem pembelajaran di sekolah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknikpengumpulan data yang diterapkan penulis data pada
penelitian yaitu menggunakan tekhnik observasi/ pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi, dimana yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Obeservasi
MenurutHamid Patilima, (2010)Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, maka peneliti menggunakanmetode observasi atau
pengamatan yaitu metode pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,
tujuan, dan perasaan, yang diamati oleh peneliti hal-hal yang terkait
dan relevan dengan data yang dibutuhkan.
Pengamatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pengamatan tidak
berperan serta (non partisipan) yaitu peneliti berada di luar aktivitas.
observasi/pengamatan dimanfaatkan sebagai berikut:
1) Tekhnik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara
langsung.
2) Teknik observasi/pengamatan juga memungkinkan melihat dan
mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
3) Observasi atau pengamatan memungkinkan peneliti mencatat
peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan
proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
data.
29
4) Observasi atau pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasi-situasi yang rumit.
5) Dalam kasus-kasus tertentu dimana tekhnik komunikasi lainnya
tidak dimungkinkan, pengamat menjadi alat yang sangat
bermanfaat.Peneliti ini bisa kapan saja turun ke lapangan untuk
melakukan pengamatan dalam proses pengamatan, peneliti juga
akan melakukan wawancara yang dilakukan secara bersama jika
kondisi memungkinkan.
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian. Yamin, (2009) menyatakan bahwa “dalam
observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi
aktif dalam aktiivitas mereka” (hlm. 79). Penelitian partisipatif ini
kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif (passive
participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang
yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan
mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
proses pelaksanaan Media Benda Konkret pada pembelajaran
Matematika dikelas III di SD Negeri 140/IV Kota Jambi. Observasi
yang dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek
menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai berikut:
a. Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah
laku, cara berfikir
b. Interaksi sosial dan tempt lingkungan
c. Ekspresi saat wawancara
d. Bahasa tubuh saat wawancara
b. Wawancara
Wawanacara ialah metode yang digunakan peneliti dengan
menggunakan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti , dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
30
mendalam dan jumlah respondennya sedikit teknik pengumpulan data
ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-
tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Umar menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur
(semistructure interview)di mana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur
yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh (Umar, 2011hlm. 51).
Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang
dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan
lapangan. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai
berikut:
1. Latar belakang, lingkungan dan aktivitas pembelajaran matematika
kelas III di SD Negeri 140/IV Kota Jambi.
2. Berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran matematikakelas
kelas III di SD Negeri 140/IV Kota Jambi.
3. Upaya dalampelaksanaan pembelajaran matematikakelas kelas III
di SD Negeri 140/IV Kota Jambi.
4. Kondisi sarana dan sumberdaya.
5. Hasil pencapaian dan harapan sesuai yang diteliti
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemgambilan gambar baik berkaitan dengan
objek secara langsung maupun tidak langsung. Dokumentasi ini
biasanya berbentuk gambar, tulisan, atau karya monumental dari
seseorang. Cara ini digunakan untuk mengumpulkan data yang telah
tersedia dalam bentuk dokumen tertulis yang dapat dipakai sebagai
31
bukti atau keterangan seperti naskah, catatan dan sebagainya yang
berhubungan dengan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Menurut iskandar (2012), Menganalisis data adalah suatu proses
mengolah dan menginterprestasi data dengan tujuan untuk mendudukan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan
arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal analisis data
peneliti menggunakan teknik:
a. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak
pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan
sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang
tidak relevan.
Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini,
data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian
data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan
gambaran yang jelas kepada penulis.
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks
naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan
bagan. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah data teks yang bersifat naratif. Dalam
penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi
yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di
dalam skripsi ini peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif.
Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai
32
dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari
hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila
tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya (Sugiyono, 2009 hlm. 252).
Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga
menjadi jelas setelah diteliti.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Keabsahan temuan merupakan konsep penting yang
diperbarui dari konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas)
menurut vesri “passitivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan
pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri. Pemeriksaan keabsahan
data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat
kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantunagn dan kepastian.
Masing-masing kriteria tersebut mengguankan teknik pemeriksaan
sendiri-sendiri Kriteria derajatkepercayaan. Yamin, 2009 hal.
91)Pemeriksaan datanya dilakukan dengan:
1. Ketekunan pengamatan, bermaksud menemukna ciri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari dan kemudian memusaatkan diri pada hal-hal
tersebut secara rinci.
2. Triangulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.Teknik
triangulasi yang banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya kepada orang lain mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiono,
2010hlm. 334).
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
34
1. Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi ini berlokasi di Jl.
Pangeran Antasari RT.30 Kelurahan Talang Banjar, Kecamatan Jambi
Timur kabupaten Kota Jambi Provinsi Jambi.Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambididirikan pada tanggal 1 bulan Januari 1986, sekarang
dipimpin oleh Sofni S.Pd. Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambisebagai salah satu institusi pendidikan umum yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebelum adanya lembaga pendidikan yang dinamakan
sekolah, telah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi kemajuan
dan kecerdasan bangsa Indonesia bukan disaat ini tapi sejak zaman
kolonial sebelum munculnya sekolah. Pendidikan merupakan fungsi yang
diemban oleh institusi-institusi pendidikan baik formal maupun non
formal agar membangun manusia Indonesia yang seutuhnya sebagaimana
yang diamanat dalam garis-garis besar haluan negara, dan menjadikan
manusia Indonesia yang cerdas dan berkepribadian serta berakhlaq mulia,
visi misi pendidikan nasional adalah sebuah yang tidak sederhana, tapi
merupakan suatu hal yang kompleks sebagai komponen bangsa yang
utama dalam membentuk karakter tersebut adalah Pendidikan.
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi mempunyai tujuan yaitu
a) dapat mewujudkan siwa siswi beriman dan bertakwa kepada tuhan
yang maha esa serta berakhlak mulia sehingga dapat mengamalkan
sebagai hasil dari proses pembelajaran. b) Menjadi peserta didik yang
sehat jasmani rohani.
c) Menjadikan semua kelas melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif
pada semua pembelajaran d) Mengembangkan semua kegiatan dalam
35
proses pembelajaran di dalam kelas berbasis pendidikan budaya dan
kharakter bangsa e) Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif
untuk mencapai tujuan pendikan dasar f) Terwujudnya siswa yang
berkualitas dan terampil dalam berbagai prestasi baik akademik dan non-
akademik ditingkat Kecamatan, kota, provinsi dan nasional sehingga
menjadi sekolah unggul yang banyak di minati oleh masyarakat. g)
Mewujudkan sekolah yang ramah terhadap lingkungan sehingga dapat
menjadi contoh bagi sekolah sekolah lain.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu kerja sama yang solid baik
kepala sekolah, guru, staf atau pegawai, murid dan orang tua. Jika semua
bekerja sama dengan maksimal insyaALLAH hasilnya juga akan
maksimal. (Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi)
2.Identitas Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD NEGERI 140IV JAMBI
2 NPSN : 10505949
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Pangeran Antasari RT.30
RT / RW : 30 / 0
Kode Pos : 36142
Kelurahan : Talang Banjar
Kecamatan : Kec. Jambi Timur
Kabupaten/Kota : Kota Jambi
Provinsi : Prov. Jambi
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -1,60369 Lintang
103,63559 Bujur
36
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah :
8 Tanggal SK Pendirian : 1986-01-01
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : -
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12
Kebutuhan Khusus
Dilayani :
13 Nomor Rekening : 1000199105
14 Nama Bank : Bank 9 Jambi
15 Cabang KCP/Unit : Jambi
16 Rekening Atas Nama : SDN 140/IV JAMBI TIMUR
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 1890
19
Luas Tanah Bukan Milik
(m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak : SD NEGERI 140/IV KEC JAMBI TIMUR
21 NPWP : 667102842331000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 081274357422
21 Nomor Fax :
22 Email : [email protected]
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Sehari Penuh/5 hari
25 Bersedia Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 0
29 Akses Internet : Lainnya
30 Akses Internet Alternatif : XL (GSM)
37
5. Sanitasi
31 Kecukupan Air : Cukup
32 Sekolah Memproses Air : Tidak
Sendiri
33 Air Minum Untuk Siswa : Tidak Disediakan
34
Mayoritas Siswa
Membawa : Ya
Air Minum
35
Jumlah Toilet
Berkebutuhan : 0
Khusus
36 Sumber Air Sanitasi : Ledeng/PAM
37 Ketersediaan Air di : Ada Sumber Air
Lingkungan Sekolah
38 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
39 Jumlah Tempat Cuci : 7
Tangan
40 Apakah Sabun dan Air : Ya
Mengalir pada Tempat
Cuci
Tangan
41 Jumlah Jamban Dapat :
Laki-
laki
Perempuan Bersama
Digunakan
4 3 0
42
Jumlah Jamban Tidak
Dapat :
Laki-
laki
Perempuan Bersama
Digunakan
0 0 0
(Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi)
3. Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
38
a. Visi
Terwujudnya Manusia yang bertakwa, cerdas, Trampil, Berpartisipasi
Dan Berbudaya Peduli lingkugan
b. Misi
1.) Menumbuh kebangkan Niai-nilai Ajaran Agama dan Berbudi Pekerti
yang luhur
2.) Memimbing siswa untuk mencapai prestasi unggul dalam bidang
imtaq dan iftek
3.) Memberi motivasi pada guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
dan ilmu pengetahuan
4.) Menciptakan suasana belajar yang kondusif, aktif, kreatuif dan efektif
5.) Membentuk citra sekolah sebagai mitara terpercaya di masyarakat
6.) Menciptakan lingkungan sehat aman dan bersih, indah dan tertib
(Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi)
4.Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Kegiatan Upacara Bendera
b. Kegiatan Pramuka
c. Kegiatan Latihan Karate
d. Kegiatan Latihan memainkan suling
e. Kegiatan Latihan dram band
Ekstrakurikuler yang wajib diikuti adalah ekstra pramuka. Setiap
kegiatan ekstrakurikuler tersebut sudah ada gurunya, yang berasal dari
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi dan ada juga guru dari luar
sekolah yang sudah ahli dalam bidangnya.
(Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi)
5. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
39
Gambar Struktur Organisasi (Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi)
6. Data Siswa
Komite Sekolah
Januaris Kepala Sekolah
Sofni, S.Pd
Bendahara
Nurimasni Staf Pustaka
Indriati
Staf Tata Usaha
Vera M.D, A.Md
Guru Olahraga Guru PAI
Siti K, S.Pd.I
GURU KELAS
Kelas VI A
Elisyanti,
S.Pd
Kelas V A
Eka M, S.Pd
Kelas IV A
Yana B.L,
S.Pd
Kelas III A
Fitria I.Y. S.Pd
Kelas II A
Dessy S, S.Pd
Kelas I A
Nurimasni,
S.Pd
Kela VI B
Maya A.R,
.Pd.Sd
Kelas V B
Lindawati,S.Pd
Kelas II B
Dwi A.R, S.Pd
Kelas I B
Nurul C, S.Pd
Kelas IV B
Sri W, S.Pd
Kelas III B
Winarti K
GURU BIDANG STUDI
SEKSI-SEKSI
Lingkungan
Hidup
Karyadi
Sapras
Nurul C,
S.Pd
UKS
Nurimasni,
S.Pd
S
Kesiswaan
Lindawati,
S.Pd
Kurikulum
Eka M, S.Pd
Kepramukaan
Fitria I.Y. S.Pd
Guru Olahraga Guru PAI
Dra. Fatimah
Siswa Penjaga Sekolah
40
Keterangan BANYAK MURID
I II III IV V VI
Jumlah LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR
Pada
Tahun
Ini
Indonesia 24 29 29 25 19 34 41 23 32 21 20 16 313
Asing
Jumlah 24 29 29 25 19 34 41 23 32 21 20 16 313
Menu
rut
Umur
6 Thn 30 26 56
7 Thn 29 36 1 2 69
8 Thn 26 26 1 53
9 Thn 3 1 21 30 10 9 74
10 Thn 1 2 28 16 1 3 51
11 Thn 1 3 3 36 20 62
12 Thn 5 1 6
Jumlah 30 26 29 36 31 29 22 33 41 28 42 24 313
Banyak Kelas I II III IV V VI 13
Rombongan
Belajar
2 2 2 2 3 2
(Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi)
7. Data Guru dan Pegawai
a. Data Guru
41
No Nama Guru Jenis
Kelamin
Tempat Tnggal Lahir Status
1. Dessy Suhartati, S.Pd. SD PR Jambi, 10-12-1985 PNS
2. Dra. Fatimah PR Jambi, 08-08-1966 PNS
3. Dwi Astriandini Rahayu, S.Pd PR Jambi, 15-11-1989 PNS
4. Eka Mardiyani, S.Pd PR Jambi, 23-16-1981 PNS
5. Eli Syanti, S.Pd PR Bajubang, 16-14-1961 PNS
6. Fitria Imelda Yanthi, M.Pd PR Jambi, 17-06-1986 HONOR
7. Karyadi Pane, S.Pd LK Jambi, 01-01-1970 PNS
8. Lindawati, S.Pd PR Jambi, 13-04-1988 PNS
9. Maya Agustin R, S.Pd. SD PR Jambi,05-08-1986 PNS
10. Nurimasni, S.Pd PR Kota VIII Hilir, 13-05-1967 PNS
11. Nurul Chotimah, S.Pd PR Jambi, 20-06-1985 Honor
12. Siti Khatijah, S.Pd.I PR Jambi, 13-04-1978 Honor
13. Sofni , S.Pd PR Matur, 22-01-1964 PNS
14. Sri Wahyuni, S.Pd PR Jambi, 16-12-1990 Honor
15. Suci Wati Wahyu P, S.Pd PR Jambi, 19-09-1991 Honor
16. Yana Bella L, S.Pd PR Muara Enim, 09-10-1964 Honor
b. Data Pegawai
No Nama Staf Pegawai Jenis
Kelamin
Tempat Tanggal Lahir Status
1. Amat Isman LK Jambi, 09-02-1968 Honor
2. Dina Verlina.SE PR Jambi, 08-07-1978 Honor
3. Veramislia Dewi, A.Md PR Bandar Jaya, 15-12-1983 Honor
4. Winarti Kartini PR Jambi, 11-05-1975 Honor
(Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi)
42
8. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di SD Negri 140IV Kota Jambi cukup memadai. Baik
sarana dalam gedung atau ruang belajar mengajar seperti perpustakaan,
fasilitas olahraga dan saranalainnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
lampiran akhir proposal ini, diantaranya adalah ruang kepala sekolah, ruang
administrasi, ruang guru, dan ruang kelas yang terdiri dari 13 lokal. Untuk
belajar SD Negri 140IV Kota Jambi mempunyaisebuah lapangan untuk
melaksanakan upacara bendera setiap hari senin yang terletak di depan
bangunan sekolah dan juga dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas olahraga,
dan memiliki ruang penunjang lainnya, seperti: Mushola, UKS,
Perpustakaan, Gudang, dan WC.
(Sumber: Dokumentasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi)
9. Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang digunakan di Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi pada
tahun ajaran 2019/2020 adalah kurikulum 2013, yang sudah beberapa tahun
sekolah ini menggunakannya. Sebelum itu menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi mengacu pada standar kompetesi lulusan yang telah
ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut:
1. Berprilaku sesuai dengan nilai dan norma ajaran Islam secara Kaffah.
2. Mampu mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkn
kelebihan diri dan memperbaiki kekurangan.
3. Mampu menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan sosial.
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan stratasosial
ekonomi dlam tatanan global.
6. Membangun dan mengembangkan syistem informasi yang logis,
kritis,kreatif, dan inovatif.
7. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
43
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
B. Temuan Khusus dan Pembahasan
1. Temuan khusus
a. Pelaksanaan Proses Penggunaan Media Benda Konkret pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri 140/IV Kota
Jambi.
Pada tanggal 2 Januari 2020 peneliti melaksanakan observasi dan
wawancara dengan Kepala sekolah Ibu Sofni, S.Pd mengenai proses
penggunaan Media Benda Konkret Mata Pelajaran Matematika.
Pembelajaran ini dilaksanakan pada Kelas III SD Negeri 140/Kota
Jambi. Maka dapat penulis ketahui bahwa Sekolah Dasar 140/IV Kota
Jambi telah menerapkan proses pembelajaran Matematika
menggunakan Media Benda Konkret. Seperti yang diungkapkan oleh
kepala Sekolah Ibu Sofni S.Pd sebagai berikut:
“Pada dasarnya memang dari dulu sudah menggunakan
media Benda Konkret yang dianjurkan pada guru
khususnyasaat proses pembelajaran matematika, agar anak
lebih mudah memahami dan mengerti apa yang disampaikan
oleh gurunya tentang materi pembelajaran tersebut”.
Proses pembelajaran menggunakan Media Benda Konkret sudah
sering juga di terapkan oleh Wali kelas III Ibu Fitria Imelda Yanthi,
M. Pd yang sering di panggil dengan sebutan Ibu Imel. Ibu Imel ini
berlatar belakang jenjang pendidikan S1 PGSD Unja, kemudian
44
melanjutkan S2 nya dan lulus pada Tahun 2012 lalu bergelar M.Pd,Ibu
Imel sendiri awal mengajar Matematikadengan proses pembelajaran
menggunkan Media Benda Konkret pertama kali saatdi pindahkan ke
sekolah ini mengajar kelas III selama 1 Tahun setengah, kemudian
saat kenaikan kelas mulai mengajar kelastingkat tinggiIV,V dan VI
selama6 tahun, setelah itu Ibu Imel kembali lagi mengajar kelas III
baru 1 tahun ini. Ibu Imel sudah sering kali menerapkan media benda
konkret saat proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh wali
kelas III Ibu Imelda Yanthi kepada peneliti melalui wawancara :
“Saya selalu menggunakan media benda konkret saat
mengajarkan Materi Pembelajaran matematika agar dapat
membuat anak menjadi lebih paham tentang apa yang di
ajarkan dan membuat anak-anak menjadi lebih semangat
pada saat belajar matematika”
Ibu Imel juga menjelaskan bahwa benda konkret dapat membantunya
dalam proses belajar Matematika dengan baik dan mudah dimengerti
oleh peserta didik tentang materi yang diajarkan.
1.) Tahap Perencanaan Proses Penggunaan Media Benda Konkret
pada Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri 140/IV
Kota Jambi.
Seperti yang di sampaikan oleh Kepala Sekolah Ibu Sofni, S.Pd
mengatakan kepada peneliti sebagai berikut.
“Gurudisini sebelum mengajar harus mempersiapakan segala
sesuatu baik itu Rpp, perangkat mengajar maupun strategi
atau media, jadi mereka sudah mengerti apa saja media
45
konkret yang cocok dan harus dipersiapkan sebelum
melakukan pembelajaran matematika pada peserta didik yang
sesuai dengan melakukan Perencaaan Pembelajaran.
(Wawancara dengankepala sekolah Ibu Sofni,S.Pd 2
Januari2020).
Hal itu juga di ungkapkan oleh Wali Kelas III Ibu Imel,sebagai
berikut.
“Saya sebelum mengajar terlebih dahulumempersiapkan
RPP, silabus, perangkat pembelajaran, dengan metode
ceramah, dan menggunakan media, seperti bentuk kerucut
segi empat sama sisi, lingkaran dan sebagainya. cara saya
menjelaskan pembelajaran itu sendiri dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa”(Wawancara dengan wali kelas
III Ibu Imel 2 Februari 2020).
Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh Siswa sebagai
berikut:
“Wawancara dengan siswa Kelas III, Iya kak Ibuk Imel setiap
mengajar membawa RPP dan membawa benda konkret yang
selalu diperlihatkan kepada kami, seperti kerucut, balok
persegi, dan persegi panjang saat belajar tetapi saat mengajar
selalu menggunakan metode ceramah, dan menggunakan
kertas karton saat perakteknya”.
Jadi berdasarkan hasil observasi,wawancara dan dokumentasi yang
di lakukan oleh peneliti yang didapat bahwa memang adanya
proses perencanaan sebelum penerapan media benda konkret pada
saat proses pembelajaran dalam mengajar Matematika, karena
diharapakan dapat membantu pada proses pembelajaran
berlangsung.
2.) Tahap PelaksanaanSiswa Dalam Proses Penggunaan Media
Benda Konkret pada Mata Pelajaran Matematika Kelas III
Pelaksanaan proses pembelajaran adalah kegiatan dimana guru
berintegrasi dengan siswa dalam upaya menyajikan materi
46
pembelajaran. Proses ini diperlukan diperlukan kemampuan guru
untuk mengelola suasana belajar menjadi aktif, interaktif dan
menyenangkan, sehingga siswa menjadi tertarik dan termotivasi
dalam belajar. Siswa juga merupakan salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi penting dalam proses
pembelajaran karena siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-
cita. Seperti halnya yang di sampaikan oleh kepala Sekolah Ibu
Sofni, S.Pd.
“Penerapan penggunaan media benda konkret yang dilakukan
oleh guru sangat lah membantu pada proses pembelajaran
khususnya Matematika dikelas bawah, karena dikelas III ini
sifat anak-anak masih ingin bermain. Belajar sesuatu
pengalaman secara langsung itu akan membuat mereka
mudah menangkap apa yang diajarakan oleh
guru.(Wawancara dengan kepala sekolah Ibu Sofni S.Pd)
Pernyataan ini di pertegas oleh Wali Kelas III Ibu Imel sebagai
berikut.
“Pada saat proses pembelajaran saya sering menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab dengan siswa agar membuat
anak mampu mendengarkan dengan baik, apalagi dengan
memperlihatkan beberapa contoh benda konkret serta
mengajak anak-anak membuat contohnya secara bersama-sama
menggunakan kertas karton jadi anak-anak lebih mudah
mengerti (Wawancara dengan ibu Imel 2 Januari 2020).
Hal in sesuai dengan yang di sampaikan oleh siswa pada saat
wawancara dengan peneliti sebagai berikut
“Wawancara dengan siswa kelas III, Kami sangat senang
sekali kak belajar Matematika menggunakan media benda
konkret itu karena jadi mudah mengerti apa yang diajarkan
oleh ibu, apa lagi saat ibu suruh praktek buat medianya
menggunakan kertas karton, origami dan sebagainya.
47
Jadi berdasarkan hasil observasi,wawancara,dokumentasi yang di
lakukan oleh peneliti,yang dapat disimpulkan bahwa Proses
Pelaksanaan Penerapan media benda konkret hanya menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab saja oleh karena itu pentingnya
peran media benda konkret yang sangat membantu Guru dan siswa
pada saat proses pembelajaran Matematika.
b. Faktor kendala yang guru hadapi sebelum dan sesudah
diterapkan media benda mata pelajaran matematika kelas III SD
Negeri 140 Kota Jambi
Dalam pelaksanaan diterapkannya media benda konkret pada
pembelajaran Matematika di kelas III baik sebelum dilaksanakannya
maupun sesudah, tidak begitu saja dapat diterapkan tandaadanya
faktor kendala-kendala, baik itu kendala dari siswa guru atau pun yang
lainnya. Untuk itu peneliti juga menemukan beberapa kesulitan
berdasarakan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait.
Ketika peneliti turun kelapangan menemukan beberapa kendala.
1.) Kendala dari Guru
Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran
yaitu bertugas memberi pelayanan untuk memudahkan siswa dalam
kegiatan proses pembelajaran, guru juga dituntut agar mempunyai
kemampuan dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa kelas. Seperti halnya
kendala yang disampaikan Ibu Sofni, S.Pd selaku kepala sekolah
SD Negeri140/IV Kota Jambi sebagau berikut :
“Iya, disini Guru yang mengajarkan Matematika harus
mempunyai banyak ide sebelum melakukan pembelajaran
yang menggunakan media Benda konkret, sehingga dari
rumah mereka harus sudah mempersiapakan media karena
48
pembelajaran matematika ini gabungan dari beberapa mata
pelajaran tertentu. Mungkin akan menambah biaya, dan tugas
mereka dirumah untuk mempersiapkan bahan ajarnya
semaksimal mungkin”.
Hal ini juga diungkapkan oleh guru kelas III Ibu Imel kepada
peneliti sebagai berikut :
“Kendala disini dalam menerapakan media benda Konkret
kita harus mempersiapkan media benda konkret sesuai
dengan tema karena ada beberapa mata pelajaran didalamnya,
kalau dulu hanya per mata pelajaran, tentu guru harus lebih
kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pembelajaran.
Berdasarkan dari dua pendapat diatas dapat diketahui bahwa faktor
kendala yang dihadapi sebelum dan sesudah diterapkannya media
benda konkret pembelajaran Matematika pada Guru yaitu harus
mempersiapkan media konkret yang cocok dari rumah yang harus
berkaitan dengan pembelajaran lain sesuai pada tema tertentu yang
saling berkaitan.
2.) Kendala dari Siswa
Siswa adalah salah satu komponen dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengantujuan pendidikan
nasional.Peran siswa dalam proses pembelajaran menentukan
keberhasilan suatu pembelajaran tersebut, Namun dalam prosesnya
tentu masih terdapat kendala,seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Imelselaku Guru kelas III Sebagai berikut :
“Dikelas saya anaknya banyak yang aktif, tetapi ada juga
yang malas pada proses pembelajaran berlangsung, karena
saya menjelaskan materi dengan metode ceramah dan media
seadanya, yang membuat kadang-kadang mereka menjadi
kurang fokus, tidak memperhatikan dan kadang malah
mengobrol dengan teman sebangkunya ada juga yang selalu
izin keluar kelas bergantian dalam proses belajar
matematika”.
49
Kendala dalam diterapkannya media benda konkret dalam
pembelajaran Matematika dari siswa yaitu tidak semua siswa yang
aktif dan meresfon pembelajaran dengan baik, masih terdapat siswa
yang tidak memperhatikan proses pembelajaran karena kurangnya
daya tarik guru dalam menjelaskan materi yang selalu menggunakan
metode ceramah.
3.) Kendala dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada proses diterapkannya media benda konkret pada pembelajaran
Matematika di kelas III SD Negeri 140/Kota Jambi ini proses
perencanaannya sesuai dengan guru kelas yang akan melakukan
proses pembelajaran. Namun dalam perumusan dan pembuatan RPP
masih terdapat kendala seperti yang diungkapkan oleh Ibu Imel selaku
guru kelas III sebagai berikut:
“Kendalanya adalah masih merasa kesulitan dalam
pembuatan perangkat pembelajaran media benda konkretnya,
karena harus menggabungkan dari beberapa mata pelajaran
yang saling berkaitan apa lagi pembelajaran Matematika
memang dibutuhkan alat atau benda konkret yang cocok dan
khusus untuk membantu siswa dalam memahami isi
pembelajaran, yang harus benar-benar direncanakan dengan
baik”
Jadi kendala dalam media benda konkret pembelajaran
Matematika dalam RPP yaitu kesulitan membuat perangkat media
yang cocok dalam RPP tematik karena gabungan dari bebrerapa mata
pelajaran bukan hanya Matematika saja, sedangkan pembelajaran
Matematika membutuhkan Media benda konkret yang khusus.
4.) Kendala Media Benda Konkret Pembelajaran Matematika
Media adalah salah satu alat untuk memudahkan guru dalam
mengajar, membutuhkan media yang konkret agar materi
pembelajaran Matematikayang disampaikan bisa dimengerti siswa,
media konkret sangatlah penting dalam membantu guru untuk
menyampaikan materi agar lebih mudah dimengerti oleh siswa.
50
Seperti halnya yang disampaikan oleh wakil kepala sekolah Ibu Sofni,
S.Pd sebagai berikut:
“Media Benda konkret itu tidak banyak tapi ada hanya
beberapa saja,kami disini tidak memiliki alat peraga khusus,
hanya diri sendiri yang memeragakannya. Jadi guru harus
bisa kreatif dalam menbuat maupun memanfaatkannya dari
bahan yang mudah di dapat seperti kertas karton, stik es krim
anak-anak yang banyak bertaburan dari pada dibuang bisa
dijadikan bahan praktek dalam mengajar. Anak akan menjadi
aktif, kreatif pada proses pembelajaran Matematika.
(Wawancara dengan Kepala Sekolah Ibu Sofni, S.Pd).
Pernyataan ini dipertegas oleh Guru ibu Imel sebagai berikut:
“Ketika pembelajaran berlangsung memang ada meteri-
materi yang membutuhkan media pembelajaran khususnya
pembelajaran Matematika,namun disini medianya dengan
seadanya, dan membutuhkan alat praga. Alat praga disini
hanya diri sendiri dan media biasanya saya buat bersama
siswa dengan menggunakan karton. Sambil menjelaskan
pembelajaran kepada siswa agar siswa paham dalam
pembelajaran” (Wawancara dengan ibu Imel).
Pertanyaan ini senada yang disampaikan oleh siswa Kelas III sebagai
berikut:
“Wawancara dengan siswa Kelas III, Ibu mengajar membawa
media pembelajaran, seperti Bentuk Kubus, Balok, Kerucut,
Persegi panjang, dan segitiga. Kalau bahan-bahan lain,ibu
51
membawa kertas karton, jadi kalau disuruh ibu membawa
kertas karton kami mudah mencarinya, kalau ibu
menjelaskan menggunakan media pembelajaran ibu
mengajar dengan metode ceramah.(Wawancara dengan siswa
Kelas III ).
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
dilakukan oleh peneliti yang dapat disimpulkan adalah sekolah sudah
mempersiapkan media tetapi tidak banyak, jadi dibutuhkan kreatifitas
guru dalam membuat media benda konkret dan juga membutuh alat-
alat peraga yang lengkap dan mudah didapatkan oleh peserta didik
seperti halnya kertas karton.
5.) Kendala dari Sarana dan Prasarana
Untuk mencapai suatu pendidikan yang baik tentu nya ini salah satu
komponen dalam menunjang proses pembelajaran dengan fasilitas-
fasilitas yang lengkap ruangan pembelajaran khusus, apalagi media-
media pembelajaran yang bisa memudahkan proses pembelajaran.
Media benda konkret dan alat peraga disekolah ini masih banyak
sekali yang kurang tidak mencukupi dengan jumah siswa, agar peserta
didik tidak berfokus dengan yang di pegang oleh gurunya.Seperti
halnya yang disampaikan oleh Kepala Sekolah Ibu Sofni, S.Pd sebagai
berikut:
“Sarana prasarana disini masih kurang lengkap apa lagi
dibagian media perangkat pembelajaran, ada tapi tidak
memadai jumlahnya sedikit sekali. Ini juga salah satu kendala
dalam menunjang berjalanya suatu proses
pembelajaran,terdapat juga masih kurangnya sarana dan
prasarana dibagian ekstrakurikuler (wawancara dengan
kepala sekolah Ibu Sofni,S.Pd kamis 02 januari 2020)
Pertanyaan ini di pertegas oleh Ibu Imel sebagai berikut:
“Kalau masalah sarana dan prasarana memang menjadi
kendala untuk proses pembelajaran, karena masih kurangnya
media benda konkret itu sendiri khususnya pada saat proses
pembelajaran Matematika, ketika belajar masih
memperhatikan media yang saya pegang, seharusnya anak-
anak juga dapat memegangnya satu persatu agar lebih mudah
52
paham dan fokus saat proses belajar.(Ibu ImelKamis
02Januari 2020).
Pertanyaan ini senada yang disampaikan oleh siswa Kelas III sebagai
berikut:
“Wawancara dengan siswi SD Negeri 140/IV Selasa, 07
Januari 2020, Iya Kak disekolah ini masih kurang sarana dan
prasarana, seperti Ruang ekstrakurikulernya tidak ada, media
belajar matematikanya juga masih banyak yang kurang
disekolah ini.”(Wawancara dengan siswi SD Negeri 140/IV
Kota Jambi).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya ruangan
eskstrakurikuler dan media benda konkret dalam pembelajaran,
khususnya pembelajaran matematika sangat dibutuhkan sekali tidak
perfokuskan pada penjelasan dari guru saja. Banyaknya media benda
konkret sangatlah membantu agar proses pembelajaran Matematika
berjalan efektif sesuai tujuan pembelajaran.
c. Upaya Guru dalam mengatasi faktor kendala sebelum dan sesudah
diterapkan media benda mata pelajaran matematika kelas III SD
Negeri 140 Kota Jambi
Adanya kendala-kendala tersebut diatas, dari pihak sekolah guru,
siswa maupun yang lainya guru sekolah menjeaskan solusi yang
ditemouh untuk mengatasi kendala tersebut. Pada dasarnya pemecahan
masalah tersebut merupakan upaya yang dapat meningkatkan kualitas
proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik dalam
penggunaan media benda konkret agar dapat berjalan dengan optimal.
Ada beberapa upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala yang
dihadapi diantaranya:
1.) Upaya untuk mengatasi kendala dari Guru
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala madrasah tentang
solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam kelancaran
proses belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Ibu Sofni, S. Pd
selaku kepala madrasah kepada peneliti sebagai berikut:
53
“Jadi mereka selalu mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh
dinas pendidikan agar lebih banyak lagi mendapatkan
pengetahuan dalam mempersiapkan bahan atau media
konkret Matematika. Sebelumnya memang sudah ada
pelatihan khusus untuk guru yang mengajar Matematika
dengan penggunaan media konkret di sekolah ini, seperti
Kelompok Kerja Guru (KKG), karena guru yang
mengajarkan Matematika benar-benar dituntut memahami
betul tentang persiapan bahan ajar dengan seiring
perkembangan zaman”.
Begitu juga hal yang disampaikan oleh Ibu Imel selaku Guru kelas III
kpada peneliti sebagai berikut:
“Iya benar, kami selalu selalu mengikuti pelatihan guru yang
diadakan oleh dinas, untuk mencari informasi-informasi baru
tentang mempersiapkan bahan ajar media benda konkret
khususnya Matematika.”
Dari hasil wawancara diatas bahwa perlu adanya pendidikan bagi
guru maupun peatihan-pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan guru.
Dengan mengikuti Diklat/pelatihan guru, mengikuti KKG dapat
menunjang pengetahuan dan kemampuan kreatifitas guru dalam
mempersiapkan media benda konkret dari rumah sebelum diajarkan
kepada siswa pada proses pembelajaran Matematika menggunakan
media benda konkret.
2.) Upaya Mengatasi Kendala dari Siswa
Setelah diungkapkan kendala dari siswa oleh guru kelas III Ibu Imel,
mengungkapkan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala
tersebut kepada peneliti sebagai berikut:
“Saat anak sudah merasa bosan dengan pembelajaran saya,
saya menyuruh anak-anak bernyayi untuk menumbuhkan
kembali semangat mereka, bermain game hitung angka,
perkalian, pembagian maupun pengurangan agar
mempermudah mereka mengikuti proses pembelajaran
Matematika. Kadang saya memanfaatkan media stik eskrim
untuk memudahkan siswa menghitung, mengajak mereka
membuat bentuk-bentuk kerucut, segitiga, persegi panjang,
bentuk tabung dan lain-lain menggunakan kertas karton.
54
Disini juga sangat penting peran orang tua dalam membantu
anak-anaknya untuk mempersiapkan bahan dari rumah”.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kendala dari siswa adalah perlu adanya kreatifitas
guru dalam proses mengajar, yang dituntut harus kreatif dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menumbuhkan kembali
semangat mereka seperti menambah kegiatan bernyanyi maupun
melakukan permainan berupa game atau melakukan kegiatan
kreatifitas dengan menggunakan bahan seadanya pada proses
pembelajaran agar proses belajar Matematika menggunakan media
benda konkret menjadi tidak pasif. Serta perlunya kerja sama antara
guru dan orang tua dalam proses pembelajaran.
3.) Upaya Mengatasi Kendala dari Rencana Pelaksaan Pembelajaran
(RPP)
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Sofni, S.P.d selaku kepala
sekolah solusi atas kendala dalam pmbuatan RPP kepada peneliti
sebagai berikut:
“Perencanaan pembelajaran sangat penting, untuk menjadi
acuan guru dalam mengajar, jadi guru dituntut untuk
membuat RPP sebaik mungkin dan semenarik mungkin, oleh
karena itu kita harus mencari informasi-informasi mengenai
diklat/pelatihan-pelatihan seperti KKG apalagi tentang
penggunaan media konkret yang cocok diterapkan”.
Dari pendapat diatas terkait kendala penyusunan RPP bahwa guru
dituntut untuk membuat sebuah perencanaan pembelajaran dengan
sebaik dan semenarik mungkin karena RPP merupakan salah satu
komponen penting dalam proses pembelajaran untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu harus selalu mengikuti
pelatihan tentang pembuatan RPP, baik mencari informasi-informasi
mengenai diklat/pelatihan-pelatihan seperti KKG apalagi tentang
pelatihan proses pembuatan RPP.
55
4.) Upaya Mengatasi Kendala dari Media Benda Konkret
Pembelajaran Matematika
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Ibu Sofni, S.P.d selaku kepala
sekolah solusi atas kendala dalamMedia Benda Konkret Pembelajaran
Matematika kepada peneliti yang disampaikan oleh kepala sekolah Ibu
Sofni, S.Pd sebagai berikut:
“Karena media tidak memadai dengan jumlah siswa yang
banyak, Jadi guru harus bisa kreatif dalam membuat media
dengan mengajak anak-anak berfikir kreatif dengan barang
seadanya, seperti tadi dengan menggunakan kertas karton,
stik, botol bekas dan lain-lain. Dijadikan dalam bentuk
praktek pembuatan media benda konkret proses pembelajaran
Matematika, sesuai dengan tujuan pembelajaran tematik agar
lebih bermakna dengan pengalaman secara langsung kepada
siswa”. (Wawancara dengan Kepala Sekolah Ibu Sofni,
S.Pd).
Pernyataan solusi ini dipertegas oleh Guru ibu Imel sebagai berikut:
“Karena kurangnya media benda konkret tadi,saya saat
mengajak anak-anak secara langsung membuat media benda
konkret matematika dengan bahan seadaanya yang mudah
ditemui dan terjangkau bagi anak-anak, seperti menggunakan
kertas karton, botol bekas, stik es krim dan sebagainya”
(Wawancara dengan ibu Imel)
Pernyataan ini senada yang disampaikan oleh siswa Kelas III sebagai
berikut:
“Wawancara dengan siswa Kelas III, iya kak, karna benda
konkretnya kurang, Ibu mengajar membawa bahan-bahan lain
seperti kertas karton untuk praktek kami, karna disekolah
cuman sedikit benda konkretnya, jadi disuruh ibu membawa
kertas karton agar kami bisa buat sendiri dan kami sangat
senang saat praktek itu.”(Wawancara dengan siswa Kelas III
)
56
Dari pendapat diatas terkait upaya mengatasi kendala dari Media
Benda Konkret Pembelajaran Matematika bahwa guru harus mampu
berfikir dan bersikap kreatif untuk membuat media benda konkret
yang cocok agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
Matematika, dengan memanfaatkan barang seadanya yang sering
dijumpai oleh siswa agar memberikan manfaat pengalaman secara
langsung, untuk menumbuhkan semngat siswa dalam proses
pembelajaran.
5.) Upaya Mengatasi Kendala dari Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang vital
untuk menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan yang baik,
fasilitas-fasilitas yang lengkap. Seperti media-media pembelajaran
yang bisa memudahkan proses pembelajaran yang saat ini masih
kurang disekolah ini. Namun Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi memiliki solusi Seperti halnya yang disampaikan oleh Kepala
Sekolah Ibu Sofni, S.Pd sebagai berikut:
“Kami menggunakan ruangan kelas dalam pelaksanaan
ekstrakurikuler dan lapangan olahraga, setelah itu untuk
media kami memberikan tugas khusus kepada guru
mempersiapkan media benda konkret dari rumah dengan
biaya seadanya sesuai dengan kreatifitas guru, mungkin akan
menjadi tugas tambahan guru dirumah membuat media benda
konkret yang cocok. Khususnya kami menekankan pada
proses pemelajaran Matematika agar pembelajaran menjadi
lebih menarik dan mudah dimengerti oleh siswa(wawancara
dengan kepala sekolah Ibu Sofni,S.Pd kamis 02 januari 2020)
Dari kesimpulan terkait upaya mengatasi kendala dari sarana
prasarana disini mengatasi kuranngya ruangan ekstrakurikuler dengan
menggunakan ruangan kelas dan lapangan olahraga dalam proses
pembelajaran ekstranya, serta mengatasi kurangnya sarana media guru
dituntut harus mampu berkreatifitas dalammembuat media benda
konkret dalam proses pembelajaran Matematika dengan biaya
seadanya dan bahan yang mudah di dapat dilingkungan sekitar.
57
2. Pembahasan
a. Pelaksanaan Proses Penggunaan Media Benda Konkret pada
Mata Pelajaran Matematika Kelas III SD Negeri 140/IV Kota
Jambi.
Pelaksanaan Proses penggunaan media benda konkret dalam
pembelajaran Matematika dikelas III sudah sering diterapkan sebelum
berubah menjadi pembelajaran Tematik, yang dulu hanya fokus pada
mata pelajaran Matematika saja tapi sekarang mengkaitkannya dengan
beberapa mata pelajaran tertentu. Matematika juga merupakan salah satu
bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di
taman kanak-kanak secara informal. Belajar matematika merupakan
suatu syarat cukup karena dengan belajar matematika, kita akan belajar
bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif (Ahmad Susanto, 2013 hal. 183).
Pelaksanaan proses penggunaan media benda konkret pada pelajaran
Matematika adalah kegiatan dimana guru berinteraksi dengan siswa
dengan menggunakan media benda konkret yang dimaksutkan dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan mudah dimengerti
oleh peserta didik. Proses ini diperlukan kemampuan guru untuk
mengelola suasana belajar menjadi aktif, kondusif, dan menyenangkan,
sehingga siswa menjadi tertarik dan termotivasi dalam belajar sesuai
dengan manfaat atau fungsi utama media adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata oleh guru ada empat fungsi media pengajaran
(Daryanto, 2013 hal. 16).
Dalam pelaksanaan proses penggunaan media benda konkret di
Sekolah Dasar Negeri 140/Kota Jambi sudah terlihat menerapkan media
Benda konkret dalam berinteraksi dengan siswa. Pengertian Media benda
konkret sudah sesuai dengan pendapat Winataputra (2005) media konkret
adalah segala sesuatu yang nyata dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan lebih efektif dan efesien menuju kepada tercapainya tujuan yang
58
diharapkan. Media realita (media bantu kongkret) adalah merupakan alat
bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman langsung kepada para siswa, yaitu merupakan model dan
objek nyata dari suatu benda, seperti meja, kursi mata uang, tumbuan,
binatang, dan sebagainya
Berdasarkan temuan dilapangan proses penerapan media benda
konkret pada pembelajaran Matematika dikelas III Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi dilakukan oleh guru sudah baik, hal ini terlihat dari
guru yang menjalankannya sebagai fasilitator pembelajaran, walaupun
dalam pelaksanaannya belum maksimal.Dalam Proses penggunaan media
benda konkret Matematika dikelas III Guru memang sudah menggunakan
RPP, media, dan menggunakan metode yang berbasis pembelajaran aktif
tapi dalam pelaksanannya guru kelas hanya menggunakan dua sampe tiga
metode saja,seperti ceramah dan tanya jawab dengan siswa. Proses
persiapan juga terdapat guru menggunakan media benda konkret
seadanya yang dimiliki oleh sekolah.
Media benda konkret itu sendiri adalah segala sesuatu yang nyata
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efesien
menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan. Alat bantu visual
dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung
kepada para siswa, yaitu merupakan model dan objek nyata dari suatu
benda, seperti meja, kursi mata uang, tumbuan, binatang, dan lain-lain.
Sebagai mana dijelaskan oleh Zainal Aqib(2013 hlm. 66) Media atau
sumber belajar secara garis besarnya, terdiri atas dua jenis yaituMedia
atau sumber belajar yang dirancang, dan Media atau sumber belajar yang
dimanfaatkan.
b. Faktor kendala yang guru hadapi sebelum dan sesudah
diterapkan media benda mata pelajaran matematika kelas III SD
Negeri 140 Kota Jambi
59
Berdasarkan hasil peneliti yang diperoleh dilapangan, diketahui
bahwa dalam proses penggunaan media benda konkret Pembelajaran
Matematika dikelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi,
Guru kelas masih mengalami berbagai kendala. Secara garis besar
kendala tersebut meliputi: Terdapat kesulitan penyusunan RPP dalam
mencari media konkret yang cocok karena Matematika termasuk
kedalam pembelajaran Tematik yang harus mengkaitkan dari beberapa
mata pelajaran kedalam satu tema tertentu.
Adapun kendala kurangnya fokus dan semangat siswa dalam
proses pembelajaran Matematika karena guru hanya menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, sehingga membuat
anak menjadi pasif tidak semangat, cepat bosan pada proses
pembelajaran yang membuat mereka sulit untuk mengerti apa yang di
jelaskan oleh guru.
Kurangnya sarana media Benda konkret yang ada disekolah,
hanya beberapa sajasehingga membuat anak menjadi cepat bosan pada
proses pembelajaran, siswa hanya berpatokan dengan benda yang
dipegang oleh guru dan yang dijelaskan guru. Oleh karena itu
dibutuhkan media konkret yang lengkap dalam pelaksanaan belajar.
Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Syaodih (2008: 188) terdapat
kelemahan dan kelebihan media benda konkret itu bahwa media benda
konkret dapat mempelajari sesuatu dalam situasi yang nyata serta
melatih keterampilan indra peserta didik, namun semua tidak media
kongret menelan biaya yang murah.
c. Upaya Guru dalam mengatasi faktor kendala sebelum dan
sesudah diterapkan media benda konkret mata pelajaran
matematika kelas III SD Negeri 140 Kota Jambi
60
Upaya Guru dalam mengatasi kendala sebelum dan sesudah
diterapkan media benda konkret mata pelajaran Matematika dikelas III
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi meliputi solusi untuk
mengatasi penyusunan RPP dalam mencari media konkret yang cocok
karena Matematika termasuk kedalam pembelajaran Tematik yang
harus mengkaitkan dari beberapa mata pelajaran kedalam satu tema
tertentu. Solusi yang ditempuh untuk mengatasi kendala tersebut
dengan guru dituntut untuk membuat RPP sebaik mungkin dan
semenarik mungkin, oleh karena itu guru harus mencari informasi-
informasi mengenai diklat/pelatihan guru-guru (KKG) apalagi tentang
penggunaan media konkret yang cocok diterapkan.
Adapun Solusi dari kendala kurangnya fokus dan semangat siswa
dalam proses pembelajaran Matematika karena guru hanya
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa yakni
menumbuhkan kembali semangat mereka dengan mengajak siswa
bernyanyi untuk mencairkan suasana serta bermain game hitung
angka, perkalian, pembagian maupun pengurangan agar
mempermudah mereka mengikuti proses pembelajaran Matematika
dengan memanfaatkan media stik eskrim untuk memudahkan siswa
menghitung, mengajak mereka membuat bentuk-bentuk kerucut,
segitiga, persegi panjang, bentuk tabung dan lain-lain menggunakan
kertas karton sebagai bahan praktik media kompleks
Selanjutnya mengatasi kurangnya sarana media benda konkret
disekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi solusinya meliputi
memberikan tugas khusus kepada guru untuk mempersiapkan media
pembelajaran dari rumah dengan biaya seadanya, yang mungkin akan
61
menjadi tugas tambahan guru dirumah membuat media benda konkret
yang cocok di khususkan pada proses pembelajaran Matematika agar
proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti
oleh siswa. Sebagaaimana yang dijelaskan (Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, 2013 hlm. 124-126). Media benda konkret ini
pembuatanbahan dan alatnya sulit diperoleh, penggunaannya perlu
keterampilan, dan harganya mahal.
Oleh karena itu komunikasi dengan orang tua juga dibutuhkan karena
para orang tua juga ikut membantu dan memperhatikan dalam proses
tingkat kemajuan belajar siswa. Dengan adanya kendala tersebut
bukan berarti guru tidak menerapkan penggunaan media benda
konkret pada proses pembelajaran Matematika dengan maksimal dan
sebaik-baiknya, melainkan kendala dapat dijadikan guru untuk
membuktikan profesionalnya dengan mengembangkan bakat
kreatifitas sebagai tenaga pendidik. Diakui berhasil atau tidaknya
pelaksanaan proses penggunaan media benda konkret sangat
dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan mengaktualisasikan
media benda konkret pembelajaran tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian hasil peneliti diatas dapat diambil kesimpulan:
62
1. Proses penggunaan media benda konkret pada mata pelajaran
Matematika dikelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
memiliki sebuah perencanaan dimana di dalamnya terdapat persiapan
RPP, persiapan Media, strategi dan metode. Perencanaan yang dibuat
sesuai dengan tema dimana penerapan penggunaan media benda konkret
kelas III pada mata pelajaran matematika di susun bersamaan dengan
beberapa mata pelajaran tertentu. Proses penggunaan media benda
konkret mata pelajaran Matematika dikelas III Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi
penggunaannya masih belum maksimal. Namun pada kegiatan proses
penggunaan media benda konkret guru kelas sudah menggunakan media
benda konkret seadanya yang dimiliki oleh sekolah, agar proses
pembelajaran mennjadi lebih menarik dan mudah disampaikan atau
dimengerti oleh siswa.
2. Kendala yang guru hadapi sebelum dan sesudah diterapkan media benda
mata pelajaran matematika kelas III SD Negeri 140 Kota Jambi, secara
garis besar meliputi kendala dari guru sulitnya dalam membuat media
benda konkret yang cocok sesuai tema pada pemelajaran matematika,
selanjutnya tentang penyusunan RPP Matematika karena harus sesuai
dengan tema gabungan dari beberapa mata pelajaran tertentu yang
diajarkan dikelas.Sedangkan kesulitan dalam pelaksanaan proses
penggunaan media benda konkret dikelas III itu sendiri sulitnya membuat
anak untuk fokus pada proses belajar sehingga mereka tidak cepat bosan
dan jenuh. Karena tidak semua siswa yang mau mendengarkan
penjelasan guru dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu
kendala terdapat juga dari segi sarana media benda konkret Matematika
yang kurang memadai disekolah serta kurangnya ruangan ekstrakurikuler
.
3. Upaya Guru dalam mengatasi kendala yang telah dilakukan dikelas III
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota jambi yaitu mengikuti pelatihan
seperti KKG, seminar maupun diklat yang dilaksanakan oleh dinas
pendididkan khususnya tentang perencanan pembelajaran (RPP) tentang
pemilihan media benda konkret mata pelajaran Matematika sesuai
dengan tema yang cocok diterapkan dikelas. Melakukan kegiatan yang
63
lebih bermakna bagi siswa dengan menambah semangat siswa dalam
belajar, berinteraksi dengan baik agar pembelajaran menjadi tidak pasif
sesuai dengan proses pembelajaranyang didalamnya terdapat
pengembangan kreatifitas peserta didik agar tercapainya tujuan
pembelajaran. Guru mempersiapkan media benda konkret dari rumah
untuk menutupi kekurangan media benda konkret yang ada disekolah
serta menggunakan ruangan kelas dan lapangan sekolah seadanya dalam
kegiatan ekstrakurikuler.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk Guru
Mengingat pentingnya penggunaan media benda konkret khususnya pada
pembelajaran Matematika bagi anak disekolah dasar/madrasah. Maka
guru hendaknya dapat melaksanakan penggunaan media benda konkret
pada pembelajaran Matematika tersebut didalam kegiatan belajar
mngajar di kelas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Selain itu hendaknya guru membuka diri untuk menerima
hal-hal baru tentang pembelajaran dan senantiasa berusaha meningkatkan
profesionalismenya dalam mengajar serta mengembangkan kreatifitasnya
dalam memanfaatkan media,khususnya media benda konkret
Matematika. Sehingga guru mampu melaksanakan pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta bermakna bagi siswa.
2. Untuk siswa
Mengingat pentingnya proses penggunaan media benda konkret,
hendaknya siswa lebih giat lagi dalam proses pembelajaran baik belajar
disekolah maupun dirumah dengan orang tua sebagai penunjang dalam
pemahaman siswa tentang penggunaan media benda konkret dalam
proses belajar Matematika.
3. Untuk sekolah
64
Hendaknya sekolah memberikan fasilitas yang lengkap sarana media
benda konkret baik prasarananya kepada guru untuk melaksanakan
pembelajaran Matematika menggunakan media benda konkret agar
menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatf, dan
menyenangkan serta bermakna. Sekolah juga dapat membantu
memecahkan masalah jika guru menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran khususnya proses penggunaan media benda konkret mata
pelajaran Matematika dikelas III.
4. Untuk Peneliti Lain
Penelitian ini masih terbatas pada pelaksanaan proses penggunaan media
benda konkret mata pelajaran Matematika dikelas III Sekolah Dasar
Negeri 140/IV Kota Jambi, untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut
dengan ruang lingkup lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal.(2013).Model-ModelMedia,danStrategiPembelajaranKontekstual
Inovatif, Bandung: YramaWidya.
Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran, Jakarta: RajaGiafindoPersada.
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010)
65
Annur,
Saipul.(2014).MetodologiPenelitianPendidikanAnalisisDataKuantitatifdan
Kualitatif,Palembang: NoerFikriOffset.
Daryanto.(2013).MediaPembelajaranPerannanyasangatpentingdalammencapaitu
juanpembelajaran, Yogyakarta: GavaMedia.
Gunawan. (2013). Metode Penelitian Kualitatif dan Praktik, Jakarta: BumiAksara
Departemen Agama RI. (2005). Kurikulum 2004 – StandarKompetensi Madrasah
Ibtidaiyah, Cet. Ke-2, Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.
Harto, Kasinyo. (2012). DesainPembelajaran Agama Islam untukSekolahdan
Madrasah, Jakarta: RajawaliPers
Hamalik, Oemar.(2011). Proses BelajarMengajar, Jakarta :BumiAksara.
Hamalik, Oemar. (2013). KurikulumdanPembelajaran, Jakarta: PT. BumiAksara
Khusnul, Umami. (2015).Jurnal Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Matematika Kelas Rendah di MI Negeri Karangsari Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas Tahun PelajaranIAIN PurwokertoVolume.10. No 1
September, ISSN: 2087-412X
Ibrahim, R,&Syaodih Nana. (2006). Perencanaanpengajar. Jakarta: PT.
RinikaCiptay.
Kunandar.(2013).PenilaianAutentik(Penilaianhasilbelajarpesertadidikberdasarka
nkurikulum, Jakarta: Raja GrafindoPersada.
NurHamiyahdan Muhammad Jauhar. (2014). StrategiBelajarMengajar di
KelasJakarta: PrestasiPustaka.
Putra, Winata. (2011). Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta:
DirjenDikti, Dikbud
Rodhatul, Jennah. (2009). media pembelajaran.Banjarmasin: AntasariPerss.
R. Ibrahim, Nana Syaodih. (2010).PerencanaanPengajaran, (Jakarta:
RinekaCipta.
Sanjaya, Wina. (2005). StrategiBelajarMengajar, Jakarta :Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. (2013). TeoriBelajardanPembelajaran di SekolahDasar,Jakarta
: Kencana.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustakapelajar.
Sudijono, Anas. (2010). PengantarStatistikPendidikan, Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014)
66
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D (Bandung: Alfabeta, 2007)
Sugiyono. (2010). MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metodepenelitiankuantitatifkualitatatif. Dan R-DBandung:
Alfabbeta.
Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: DharmaBakti.
SyaifulBahriDjamarahdan AswanZain. (2013). StrategiBelajarMengajar, Jakarta:
RinekaCipta.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Penelitian : Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran
Matematika Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 140/IV
Kota Jambi.
1. Observasi
67
Observasi dilakukan untuk memperoleh sebuah data sebagai berikut :
a. Mengamati situasi dan kondisi di Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi ?
b. Mengamati proses penggunaan media benda konkret pembelajaran
Matematika pada siswa kelas III di Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi ?
c. Mengamati kendala yang dihadapi guru pada proses penggunaan
media benda konkret dikelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi ?
d. Mengamati upaya guru dalam mengatasi kendala pada proses
penggunaan media benda konkret pembelajaran Matematika siswa
kelas III di Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi ?
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dengan
penerapan Media benda konkret pada pembelajaran Matematika kelas III
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
a. Kepala Sekolah
1) Sudah berapa lama Ibu menjadi kepala sekolah di Sekolah Dasar
Negeri 140/IV Kota Jambi ?
2) Bagaimana sejarah berdirinyaSekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi?
3) Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang ada di Sekolah
Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi ?
4) Bagaimana penerapan Media benda konkret pada pembelajaran
Matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi?
5) Bagaimana kesiapan guru dalam menggunakan media benda
konkret pada proses pembelajaran Matematika kelas III di Sekolah
Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi?
6) Apakah ada program pelatihan bagi guru dalam mengajar
Matematika khususnya pada kelas III diSekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi?
b. Guru
1) Sudah berapa lama Ibu mengajar Matematika di kelas III Sekolah
Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi?
68
2) Berlatarbelakang apa pendidikan Ibu sebelumnya ?
3) Bagaimana kesiapan Ibu saat mengajar Matematika dikelas III di
Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi?
4) Apakah ada Media khusus yang disiapkan dalam proses
pembelajaran Matematika di kelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV
Kota Jambi?
5) Apakah Ibu menyiapkan alat- alat atau media setiap akan mengajar
?
6) Apakah ada kesulitan Ibu saat menggunakan media benda konkret
pada proses pembelajaran Matematika di kelas III Sekolah Dasar
Negeri 140/IV Kota Jambi?
7) Adakah kesulitan Ibu saat mempersiapkan media benda konkret
pada proses pembelajaran ?
8) Media benda konkret apa yang ibu biasa gunakan dalam
pembelajaran Matematika di kelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV
Kota Jambi ?
9) Apa kendala yang Ibu alami saat proses penggunaan media benda
konkret pada kelas III dalam pembelajaran Matematika ?
10) Sudah berapa lama media benda konkret mulai digunakan dalam
proses pembelajaran matematika di kelas III Sekolah Dasar
Negeri 140/IV Kota Jambi.
11) Apa dampak positif dan negatif dari penerapan media benda
konkret itu sendiri pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi.
12) Apakah ada kendala bagi siswa dalam penggunaan media benda
konkret di kelas III pada proses pembelajaran matematika ?
13) Apakah kendala yang Ibu alami saat mempersiapkan media
benda konkret di kelas III pada proses pembelajaran matematika
?
14) Apa upaya guruagar anak mudah menggunakan media benda
konkret pada pembelajaran Matematika dikelas III Sekolah
Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi.
69
15) Apa upaya yang Ibu lakukan agar anak-anak mengerti tentang
pelajaran Matematika dengan menggunakan media benda
konkret agar mencapai tujuan pembelajaran ?
c. Siswa
1) Bagaimana perasaanmu saat mengikuti pembelajaran dikelas ?
2) Apakah kamu bisa mengerjakan tugas dari ibu guru?
3) Apakah kamu mengalami kesulitan saat guru menjelaskan materi
pelajaran dengan menggunakan media benda konkret ?
4) Apakah kamu menggunakan media benda konkret pada
pembelajaran Matematika saat belajar ?
5) Kegiatan apa yang kamu sukai dalam proses pembelajaran
Matematika dengan menggunakan media benda konkret ?
3. Dokumentasi
Pengambilan data mengunakan dokumentasi agar dapat memperolehsesuatu
yang berhubungan dengan :
a) Historis dan Geografis Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi.
b) Visi dan Misi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi.
c) Struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi.
d) Keadaan guru dan siswa diSekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi.
e) Keadaan diSekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi..
f) Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi.
g) Proses belajar mengajar Matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi.
PEDOMAN OBSERVASI
No Aspek yang Diamati Kriteria
Sangat Baik Cukup Kurang
70
Baik Baik
1. Pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar
Kegiatan Awal
1. Membuka Pelajaran
2. Apresiasi (Penggalian
terhadap pengalaman anak
terkait tema yang disajikan
Kegiatan Inti
1. Mengorganisasi materi dari
berbagai mata pelajaran
dalam satu tema
2. Menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran
dalam satu tema
3. Memadukan beberpa mata
pelajaran dalam satu tema
4. Menggunakan berbagai
metode pembelajaran
5. Menggunakan berbagai
sumber belajar yang relevan
dengan tema
6. Menggunakan media benda
konkret pembelajaran
7. Mengalokasikan waktu
sesuai dengan RPP
8. Menciptakan aktivitas siswa
9. Melaksanakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa
10. Meciptakan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan
11. Melakukan interaksi
71
dengan siswa
12. Menciptakan Interaksi
siswa dengan siswa, dan
siswa dengan
lingkungannya.
13. Memberikan Motivasi
dan penguatan pada siswa
14. Memfasilitasi siswa
dalam belajar
15. Memberika tugas-tugas
yang terkait dengan tema
16. Melakukan penilaian
proses
Kegiatan Penutup
1. Melakukan evaluasi
2. Melakukan Penilaian hasil
3. Melakukan refleksi
4. Memberikan tindak lanjut
5. Menutup pelajaran
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Guru :..................................................................
Guru kelas :...................................................................
72
Hari/Tanggal :...................................................................
Teks wawancara untuk mengetahui pelaksanaan, kendala-kendala dan upaya
yang ditempuh oleh dalam pelaksanaan proses penggunaan media benda konkret
pada mata pelajaran Matematika kelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi.
1. Bagaimana pendapat ibu tentang proses penggunaan media benda konkret pada
mata pelajaran Matematika dikelas III Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota
Jambi?
2. Apa saja yang harus ibu persiapkan dalam melaksanakan pembelajaran
Matematika?
3. Untuk membuat persiapan pembelajaran menggunakan media benda konret
Matematika, apa yang dipersiapkan oleh ibu?
4. Apakah ada kendala dalam membuat persiapan Pembelajaran Matematika
menggunakan media benda konkret?
5. Bagaimana cara ibu mencari media benda konkret yang cocok pada Mata
pelajaran matematika dengan menggunakan tema?
6. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam menyiapkan media benda konkret
Matematika sesuai dengan Tema
7. Media benda konkret apa saja yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran
Matematika?
8. Bagaimana cara ibu membuat anak fokus dalam mengatasi kendalam
mengikuti kegiatan pembelajaran?
9. Bagaimana peran ibu dalam proses penggunaan media benda konkret mata
pelajaran matematika dikelas III?
10. Apakah dalam pembelajaran Matematika yang ibu laksanakan tercipta
suasana aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan?
11. Apakah kendala yang ibu temui dalam proses penggunaan media benda
konkret mata pelajaran Matematika dikelas III pada saat pembelajaran?
12. Bagaimana aktifitas siswa selama proses penggunaan media benda konkret
Matematika dikelas III berlangsung?
73
13. Dari upaya yang ibu tempuh, apakah dapat mengatasi kendala yang ibu
alami?
PEDOMAN WAWANCARA
Responden Kepala Sekolah
74
1. Sudah berapa lama ibu menjabat sebagai kepala sekolah SD Negeri
140/IV Kota Jambi ini?
2. Apakah disekolah ibu ini sudah menggunakan media benda konkret
dalam pembelajaran matematika dikelas III?
3. Apakah pelaksanaan proses penggunaan media benda konkret Mata
pelajaran Matematika sudah maksimal sesuai dengan Rencana
pembelajaran (RPP)?
4. Kebijakan apa (Rencana dan Program) yang ibu lakukan untuk
menunjang para guru kelas III terkait proses penggunaan media benda
konkret pada mata pelajaran Matematika?
5. Kendala apa saja yang sering dialami dalam proses penggunaan media
benda konkret dikelas III mata pelajaran Matematika?
6. Untuk mengatasi kendala tersebut, upaya apa saja yang akan ibu
tempuh?
7. Dari upaya yang ibu tempuh, apakah dapat mengatasi kendala yang ibu
alami?
PEDOMAN WAWANCARA
Responden Siswa
75
1. Bagaimana perasaan kamu saat mengikuti pembelajaran Matematika
menggunakan media benda konkret?
2. Apakah kendala yang membuat kalian sulit memahami yang diajarkan
oleh ibu guru tentang pembelajaran Matematika?
3. Apa yang kalian persiapakan sebelum pembelajaran matematika
menggunakan media benda konkret?
4. Apakah yang dilakukan oleh ibu guru agar kalian bisa fokus dan aktif
saat pembelajaran matematika menggunakan media benda konkret
PEDOMAN DOKUMENTASI
76
1. Mengumpulkan data profil Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
2. Mengumpulkan data profil visi dan misi Sekolah Dasar Negeri 140/IV
Kota Jambi
3. Mengumpulkan data tujuan Sekolah Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
4. Mengumpulkan data tentang struktur organisasi Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi
5. Mengumpulkan data tentang keadaan personel Sekolah Dasar Negeri
140/IV Kota Jambi
6. Mengumpulkan data tentang siswa/siswi Sekolah Dasar Negeri 140/IV
Kota Jambi
7. Mengumpulkan data tentang kegiatan belajar mengajar menggunakan
media benda konkret mata pelajaran Matematika dikelas III Sekolah
Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi
TRANSKIP WAWANCARA
Dengan Kepala Sekolah Ibu Sofni, S. Pd
77
Peneliti : Sudah berapa lama ibu menjabat sebagai
kepala sekolah SD Negeri 140/IV Kota
Jambi ini?
Kepala Sekolah : Sudah 8 tahun.
Peneliti : Apakah disekolah ibu ini sudah
menggunakan media benda konkret dalam
pembelajaran matematika dikelas III?
Kepala Sekolah : Sudah, dek. Setiap belajar Matematika saya
mengajurkan kepada guru untuk menggunakan
media benda konkret agar dapat membuat
siswa menjadi cepat mengerti tentanga apa
yang disampaikan oleh gurunya.
Peneliti : Apakah pelaksanaan proses penggunaan
media benda konkret Mata pelajaran
Matematika dikelas III sudah maksimal sesuai
dengan Rencana pembelajaran (RPP)?
Kepala Sekolah : Belum Maksimal. Karena kan pelajaran
Matematika sudah termasuk dalam
pembelajaran yang ada di kurikulum 2013 jadi
terdapat beberapa mata pelajaran, nah disini
guru masih susah menemukan media yang
cocok sesuai dengan tema tersebut. Kalau dulu
hanya fokus pada satu mata pelajaran saja jadi
mudah menyusun RPP nya.
Peneliti : Kebijakan apa (Rencana dan Program) yang
ibu lakukan untuk menunjang para guru kelas
III terkait proses penggunaan media benda
konkret pada mata pelajaran Matematika?
Kepala Sekolah : Kami selalu mengikuti pelatihan-pelatihan,
diklat ataupun seminar yang diadakan oleh
78
dinas pendidikan untuk menambah
pengetahuan guru tentang perencanaan
mengajar khususnya tentang memilih media
yang cocok dan baik pada proses pembelajaran
agar mudah dimengerti oleh siswa.
Peneliti : Kendala apa saja yang sering dialami dalam
proses penggunaan media benda konkret
dikelas III mata pelajaran Matematika?
Kepala Sekolah : Sulit menyesuaikan RPP yang telah dissususn
sesuai dengan tema karena Matematika
gabungan dari beberapa mata pelajaran yang
disatukan pada satu tema, Kendala kdua
kurangnya fokus anak saat belajar masih ada
yang tidak memperhatikan guru dalam
menjelaskan pembelajaran karena guru
menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab, alat peraga pun hanya guru sendiri,
sekolah ini ada media benda konkret tapi tidak
banyak hanya beberapa itu juga termasuk
kendala yang dihadapi guru saat proses belajar
Matematika menggunakan media benda
konkret yang kurang memadai.
Peneliti : Untuk mengatasi kendala tersebut, upaya apa
saja yang akan ibu tempuh?
Kepala Sekolah : Dengan mencari informasi-informasi terkait
pelatihan-peatihan seminar ataupun diklat,
serta melaksanakan KKG untuk menambah
pengetahuan wawasan guru tentang persiapan
bahan ajar khususnya media benda konkret
Pelajaran Matematika. Pada Proses
penggunaan media benda konkret matematika
guru dituntut harus sebaik mungkin mampu
79
menguasai kelas agar terciptanya susasana
belajar aktif, menyenangkan dan dapat
menambah kretifitas peserta didik dalam
belajar menggunakan media benda konkret itu.
Sehingga kurangnya media benda konkret
dapat teratasi dengan adanya praktik
pembuatan media benda konkret oleh anak, tak
lepas dari itu guru juga sudah mempersiapkan
media benda konkret yang akan diajarkan dari
rumah.
Peneliti : Dari upaya yang ibu tempuh, apakah dapat
mengatasi kendala yang ibu alami?
Kepala sekolah : Insyaallah bisa, Apalagi disini peran orang
tua juga membantu guru dalam proses
penggunaan media benda konkret Matematika
dalam membantu anak-anaknya
mempersiapkan bahan praktik yang mudah
dijangkau.
TRANSKIP WAWANCARA
Dengan Siswa kelas III
Peneliti : Bagaimana perasaan adek, saat mengikuti
pembelajaran Matematika menggunakan
media benda konkret?
Siswi Kelas III : Senang, kak. Ibu setiap mengajar Matematika
pasti membawa benda konkretseperti kerucut,
balok, dan lain-lain. Kadang juga kami
membuatnya menggunakan kertas karton dan
origami kak. Jadi kami senang saat disuruh
buat media benda konkret.
80
Peneliti : Apakah kendala yang membuat kalian sulit
memahami yang diajarkan oleh ibu guru
tentang pembelajaran Matematika?
Siswi Kelas III : kami kurang mengerti kalau tidak ada
contohnya kak, cuman penjelasan dari Ibu. Ibu
setiap mengajar pasti menggunakan metode
ceramah, tapi juga membawa benda konkret
yang hanya beberapa saja yang ada di sekolah.
Peneliti : Apa yang kalian persiapakan sebelum
pembelajaran matematika menggunakan media
benda konkret?
Siswa Kelas III : Ibu Imel Setiap mengajar selalu
menggunakan RPP, kami belajar dengan buku
siswa kak, setelah itu Ibu kadang menyuruh
kami membawa kertas karton,stik es krim,
botol,dan origami untuk praktek pembelajaran
Matematika membuat media benda konkret
Peneliti : Apakah yang dilakukan oleh ibu guru agar
kalian bisa fokus dan aktif saat pembelajaran
matematika menggunakan media benda
konkret
Siswa kelas III : Ibu mengajak kami bernyanyi kak, kalau
kami mulai bosan, terus mengajak bermain
game hitung angka pakai stik eskrim, stelah itu
baru diajak membuat media benda konkret
pakai kertas karton.
81
TRANSKIP WAWANCARA
Dengan Guru Kelas Ibu Fitria Imelda Yanthi, M.Pd
Peneliti : Bagaimana pendapat ibu tentang proses
penggunaan media benda konkret pada mata
pelajaran Matematika dikelas III Sekolah
Dasar Negeri 140/IV Kota Jambi?
Guru Kelas III : Sejauh ini penggunaan media benda konkret
dikelas III berjalan baik, siswa jadi mudah
memahami pelajaran yang dijarkan dan media
konkret itu sendiri sangat membantu saya
dalam melakukan pengajaran. Karena memang
daridulu say mengajar sudah menggunakan
media benda konkret baik dikelas tinggi
maupun kelas rendah.
82
Peneliti : Apa saja yang harus ibu persiapkan dalam
melaksanakan pembelajaran Matematika?
Guru Kelas III : Yang saya persiapkan pertama kali tentu
Perencanaan pembelajaran berupa RPP,
Media, dan metode ataupun strategi. Disini
kan Matematika termasuk kedalam
pembelajaran bertema jadi harus di persiapkan
betul media benda konkret yang cocok dalam
Mata pelajaran Matematika sesuai dengan
tema tersebut. Karena keterbatasan media
Benda konkret yang ada disekolah ini,
biasanya saya sudah mempersiapkan dari
rumah. Kadang juga saya menyuruh anak-anak
membawa contoh benda konkret itu sendiri
untuk pembelajaran Matematikanya.
Peneliti : Untuk membuat persiapan pembelajaran
menggunakan media benda konkret
Matematika, apa yang dipersiapkan oleh ibu?
Guru Kelas III : Pertama kali ya Rpp, Medianya ada dari
sekolah seperti bentuk balok, bentuk kerucut,
bentuk tabung, dan lain-lain.
Peneliti : Apakah ada kendala dalam membuat
persiapan Pembelajaran Matematika
menggunakan media benda konkret?
Guru Kelas III : Kendala pasti ada, pertama dari penyusunan
Rpp sulitnya mencari mendia benda konkret
yang cocok sesuai dengan tema, karena
pelajaran Matematika ini benda konkretnya
sangat khusus sekali, setelah itu saya harus
banyak menggunakan metode suapaya anak
tidak cepat bosan dalam pembelajaran karena
biasanya saya mengajar menggunakan metode
83
ceramah dan tanya jawab, dari segi sarana
media juga kurang di sekolah ini hanya ada
beberapa saja tidak banyak jadi fokus siswa
hanya pada media yang saya pegang.
Peneliti : Bagaimana cara ibu mencari media benda
konkret yang cocok pada Mata pelajaran
matematika ?
Guru Kelas III : Saya mencari media biasanya yang mudah
dijangkau seperti kertas karton, origami, dan
yang sering dijumpai oleh anak seperti stik
eskrim mereka dari pada untuk mainan yang
lain saya buat menjadi media konkret dalam
berhitung, membagi, dan mengurang.
Peneliti : Apakah ibu mengalami kesulitan dalam
menyiapkan media benda konkret Matematika
sesuai dengan Tema
Guru Kelas III : Iya, sangat sulit mencari media benda
konkret Matematika yang cocok karena
adanya gabungan dari beberapa mata pelajaran
tertentu.
Peneliti : Media benda konkret apa saja yang sering ibu
gunakan dalam pembelajaran Matematika?
Guru Kelas III : Bentuk balok, persegi panjang,persegi empat,
dan lain-lain yang ada di sekolah.
Peneliti : Bagaimana cara ibu membuat anak fokus
dalam mengatasi kendala mengikuti kegiatan
pembelajaran?
Guru Kelas III : Pertama kali sebelum memulai pembelajaran
saya membangkitkan semngat mereka dengan
84
mengajak bernyayi, memperlihatkan media
benda konkret yang ada dan menjelaskannya
di depan kelas menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab. Jika mereka bosan kembali
saya mengajak bermain game dan
mengajarkan membuat media benda konkret
dengan alat dan bahan seadanya seperti karton
dan origami. Agar suasana menjadi aktif dan
tumbuhnya kreatifitas anak itu sendiri.
Peneliti : Bagaimana peran ibu dalam proses
penggunaan media benda konkret mata
pelajaran matematika dikelas III?
Guru Kelas III : Saya berperan sebagai fasilitator dalam
menyampaikan materi dengan memberi
motivasi serta mengadakan pembelajaran yang
kreatif, inovatif dan menyenangkan agar siswa
lebih cepat paham dan pembelajaran
tersampaikan sesuai yang saya inginkan.
Peneliti : Apakah dalam pembelajaran Matematika
yang ibu laksanakan tercipta suasana aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan?
Guru Kelas III : Ya. Setelah menggunakan media benda
konkret Matematika pembelajaran menjadi
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Peneliti :Apakah kendala yang ibu temui dalam proses
penggunaan media benda konkret mata
pelajaran Matematika dikelas III pada saat
pembelajaran?
Guru Kelas III : iya itu tadi banyak anak yang kurang
meresfon pembelajaran karena cepat bosan
85
dengan yang saya jelasaskan, kurangnya media
benda konkret juga termasuk kendala dikelas
Peneliti : Bagaimana aktifitas siswa selama proses
penggunaan media benda konkret Matematika
dikelas III berlangsung?
Guru Kelas III : Baik, resfon mereka sangat baik
menggunakan media benda konkret.
Peneliti : Dari upaya yang ibu tempuh, apakah dapat
mengatasi kendala yang ibu alami?
Guru Kelas III : Alhamdulillah dek, sejauh ini bisa teratasi.
86
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDINJAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PP-05 In.08-FM-PP-05-01 25-12-2019 R-0 - 1 dari1
Nama : Lely Haryani Siregar
Nim : TPG 161906
Jurusan Prodi : Tarbiyah/PGMI
Semester : VIII (Delapan)
Judulskripsi :Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran
Matematika Pada Siswa Kelas III diSekolah Dasar
Negeri 140/IV Kota Jambi
Pembimbing I : Dr. Mahluddin, M.Pd. I
N
o Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Pembimbing
1 Senin, 01 Juli 2019 Perbaikan Proposal
2 Senin, 1 Agustus 2019 ACC Seminar Proposal
3 Senin, 16 september 2019 Seminar Proposal
4 Rabu, 25 September 2019 Perbaikan Hasil Seminar
5 Kamis, 17 Oktober 2019 ACC Riset
6 Kamis, 20 Februari 2020 Bimbingan Skripsi
7 Jum‟at, 21 Februari 2020 Perbaikan BAB IV dan V
8 Senin, 24 Februari 2020 ACC Munaqasah
Jambi, Februari 2020
Mengetahui
Pembimbing I
Dr. Mahluddin, M.Pd. I
NIP.196801012000031006
87
KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SYAIFUDDINJAMBI
KARTU KONSULTASI SKRIPSI
Kode Dokumen oN Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman
In.08-PP-05 In.08-FM-PP-05-01 25-12-2019 R-0 - 1 dari1
Nama :Lely Haryani Siregar
Nim : TPG 161906
Jurusan Prodi : Tarbiyah/PGMI
Semester : VIII (Delapan)
Judulskripsi :Analisis Media Benda Konkret Mata Pelajaran
Matematika Pada Siswa Kelas III diSekolah Dasar
Negeri 140/IV Kota Jambi
Pembimbing II : Nasyariah Siregar, M. Pd. I
No Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Tanda Tangan
Pembimbing
1 Senin, 01 Juli 2019 Bimbingan Proposal
2 Senin, 29 Juli 2019 Perbaikan Proposal
3 Senin, 31 Juli 2019 ACC Seminar Proposal
4 Senin, 16 september 2019 Seminar Proposal
5 Kamis, 17 Oktober 2019 Perbaikan Hasil Seminar
6 Rabu, 25 September 2019 ACC Riset
7 Kamis, 20 Februari 2020 Bimbingan Bab IV Dan V
8 Jum‟at, 21 Februari 2020 PerbaikanSkripsi
9 Senin, 24 Februari 2020 ACC Munaqasah
Jambi, Februari 2020
Mengetahui
Pembimbing II
Nasyariah Siregar, M. Pd. I
NIP.197804272009122001
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD Negeri 140/IV Kota Jambi
Kelas / Semester : III /Genap (II)
Tema 5 : CUACA
Sub Tema 2 : Perubahan Cuaca
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 hari
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga dan Negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, Konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikirdan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak Sehat, dan tindakan yang mencerminkan prilaku anak
sesuai dengan tahap perkembangannya.
89
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan: Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.3 Menggali informasi tentangperubahan
cuaca danpengaruhnya
terhadapkehidupan manusia
yangdisajikan dalam bentuklisan, tulis,
visual, dan/atau
eksplorasi lingkungan.
3.3.1. Memahami ciri- ciri Perubahan
Cuaca dan Pengaruhnya terhadap
Kehidupan Manusia.
3.3.2. Mengidentifikasi informasi
Mengenaikeadaan cuaca terhadap
kehidupan manusia dengan
benar
4.3 Menyajikan hasilpenggalian informasi
tentang konsep perubahancuaca dan
pengaruhnyaterhadap kehidupanmanusia
dalam bentuk tulismenggunakan
kosakatabaku dan kalimat efektif.
4.3.1 Menyebutkan ciri-ciri perubahan
cuaca dengan benar.
4.3.2. Menulis pokok-pokok informasi
yang berkaitan dengan pengaruh
perubahan cuaca terhadap
kehidupanmenusiamenggunaka
n kosakata baku dan kalimat
efektif dengan tepat.
Muatan : Matematika
No Kompetensi Indikator
3.4 Mengeneralisasi idepecahan sebagai
bagian dari keseluruhanmenggunakan
benda-bendakonkret
3.4.1. Membandingkan dua pecahan
berpembilang sama dengan benar
4.4 Menyajikan pecahansebagai bagian dari
keseluruhan menggunakanbenda-benda
konkret.
4.4.1.Menyajikan perbandingan dua
pecahan berpembilang sama dengan
tepat
90
Muatan: SBdP
No Kompetensi Indikator
3.3 Memahami dinamika gerak
tari.
3.3.1. Memahami dinamika gerak tari
dengan benar .
3.3.2. Mengidentifikasi gerak cepat
lambat kepala dengan benar
4.3 Memeragakan dinamika
gerak tari.
4.3.1. memeragakan gerak cepat
lambat kepala dengan benar
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca, siswa dapat mengidentifikasi informasi yang
berkaitandengan pengaruh perubahan cuaca terhadap kehidupan menusia
denganbenar.‟
2. Dengan membaca, siswa dapat menulis pokok-pokok informasi yang
berkaitan dengan pengaruh perubahan cuaca terhadap kehidupan
menusiamenggunakan kosakata baku dan kalimat efektif dengan tepat.
3. Dengan benda konkret, siswa dapat membandingkan dua pecahan
berpembilang sama dengan benar.
4. Dengan benda konkret, siswa dapat menyajikan perbandingan dua pecahan
berpembilang sama dengan tepat.
5. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengidentifikasi gerak cepat
lambat kepala dengan benar.
6. Dengan berlatih, siswa dapat memeragakan gerak cepat lambat
kepaladengan benar.
D. SUMBER, MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
1. Buku Pedoman Guru Tema 5 Kelas 3 dan Buku Siswa Tema 5 Kelas 3
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
2. Poster/gambar tentang cuaca
3. Alat peraga pecahan, yaitu:
• lingkaran yang terbuat dari kardus bekas (bisa diberi warna sesuai contoh
di buku teks atau mencari kardus yang warnanya sesuai). Sediakan 2 buah
lingkaran untuk setiap
kelompok yang dibentuk.
• gunting.
• penggaris.
• alat tulis.
91
E. MATERI
1. Perubahan Cuaca
2. Pecahan berpembilang
3. Dinamika gerak tari
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Permaianan, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan
Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do‟a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do‟a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
cita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Guru menyapa beberapa siswa dan
menanyakankabarnya, apakah sehat atau ada yang
sakit. Semoga semua dalam keadaan sehat.
6. Kegiatan apersepsi:
Guru mengajak siswa untuk melihat
sejenakkeadaan cuaca melalui jendela kelas.
Gurulalu bertanya:
• “Amati keadaan awan di atas sana. Apa yangkamu
15
menit
92
lihat? Bagaimana cuacanya?”
• “Menurut kalian, ini cuacanya apa, ya?
Apakahcerah, berawan, mendung, atau hujan?”
• “Bagaimana kita bisa mengetahui keadaancuaca di
luar?”
7. Siswa mengangkat tangan dulu sebelum
menjawab.Siswa secara aktif menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru.
8. Siswa pun mendeskripsikankeadaan awan di luar,
seperti warnanya putih, langit berwarna biru, matahari
bersinar terang,berdasarkan arahan dan petunjuk dari
guru.(Creativity and Innovation).
9. Guru memberikan informasi bahwa selama seminggu
ini mereka akan mengenal, memahami, dan mencari
tahu tentang cuaca
dan perubahannya.
Kegiatan
Inti
Ayo Membaca
Siswa Membaca bacaan tentang cuaca dan
perubahannya di buku siswa. (LITERASI)
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa. Setiap kelompok berkumpul bersama
anggotanya. Mereka mengatur meja dan kursi masing-
masing agar dapat bekerja kelompok dengan baik
Setiap kelompok diberikan waktu 10 menit untuk membaca dan mempelajari artikel tersebut. Siswa
sebaiknya membaca dengan posisi yang tepat.
Punggung tegak serta jarak dari mata ke sumber bacaan
sekitar 30 cm.
140
menit
93
Setelah membaca, setiap kelompok berdiskusi dengan anggota masing-masing. Mereka berdiskusi untuk
mencari informasi apa saja yang terdapat pada artikel
tentang cuaca tersebut. Mereka membaca dengan teliti
dan memilih kalimat mana yang merupakan informasi
tentang cuaca. (Collaborative)
94
Ayo Menuli
Setiap kelompok lalu menuliskan hasil diskusinya, yaitu informasi tentang cuaca pada lembar jawaban
yang telah disediakan
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyebutkan informasi apa saja yang telah
diperoleh beserta alasan
mengapa memilih kalimat tersebut.
Setiap kelompok menyebutkan jawaban masing-masing. Ada yang sama, tetapi ada juga yang
berbeda. Selesai membaca, setiap kelompok boleh
bertanya kepada kelompok lain tentang informasi
yang tadi sudah disebutkan (Communication).
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan, kalimat mana yang berisi informasi tentang cuaca
dan mana yang bukan.
Ayo Mengamati
Siswa diminta tetap bersama kelompok masing-masing.
Guru menanyakan, jika cuaca cerah dan udara terasa panas, buah apa yang enak dikonsumsi ya. Jawaban
siswa tentu beragam. Guru mengambil jawaban melon.
Guru menunjukkan dua buah lingkaran yang berwarna
95
kehijauan seperti buah melon. Lingkaran ini terbuat dari
kardus bekas.
Guru lalu bertanya, jika melon kardus ini ingin dibagikan kepada semua anggota kelompok, bagaimana
caranya? Mengapa demikian?
Guru menunjuk satu siswa dari setiap kelompok untuk memberikan pendapat atas pertanyaan tadi.
Dari berbagai jawaban, guru mengarahkan kepada
kesimpulan bahwa melon harus dipotong sama
besar sesuai dengan banyaknya anggota. Hal ini
agar semua teman mendapat bagian yang sama
sehingga dapat berlaku adil.
Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok. Selanjutnya, guru mengulang kembali materi
tentang pecahan berpembilang dan berpenyebut
sama.
Perwakilan setiap kelompok diminta untuk
mengambil sebuah melon kardus. Kedua melon
kardus ini dipotong menggunakan gunting menjadi
6 atau 8 bagian yang sama besar. Sebagian
kelompok mendapat tugas untuk memotong melon
kardus menjadi 6 bagian, sedangkan sebagian
96
kelompok lagi bertugas memotong menjadi 8
bagian
Setiap kelompok sila berdiskusi menentukan cara yang
paling tepat untuk membagi kedua melon kardus
tersebut menjadi 6 atau 8 bagian yang sama besar.
Setiap kelompok mendapat waktu selama 15 menit
untuk memotong melon kardus tersebut. Masing-
masing kelompok menggunakan gunting yang telah
disediakan, dibantu dengan penggaris dan alat tulis
anggota kelompok.
(Critical thinking and Problem Solving)
Guru siswa merapikan kembali alat-alat yang tadi sudah dipergunakan.
Siswa dari perwakilan kelompok yang memotong melon
kardus menjadi 6 dan satu siswa dari 8 bagian diminta
untuk maju ke depan kelas sambil membawa semua
bagian melon kardus yang telah dipotongnya.
Siswa yang berdiri di depan untuk mengambil 1 potongan bagian masing-masing dan menunjukkan
kepada siswa yang lain. Siswa tersebut lalu bertanya
kepada siswa lain yang tidak maju ke depan/duduk:
Coba bandingkan, manakah potongan yang lebih
besar/lebih kecil? Dapatkah kalian mengidentifikasi
mana potongan 1/6 bagian dan mana yang 1/8 bagian?
Ya, betul. Potongan yang lebih besar adalah 1/6 bagian,
sedangkan yang lebih kecil adalah potongan 1/8
bagian. Creativity and Innovation
97
Kedua siswa yang maju tersebut lalu mengambil 2 potongan masing-masing dan menunjukkan kepada
siswa yang lain. Siswa tersebut mengulang pertanyaan
seperti di langkah sebelumnya.
dilanjutkan dengan 3-6 potongan bagian melon kardus.
(lihat di buku siswa).
Apakah yang bisa disimpulkan? Ternyata meskipun terus ditambah, jika dibandingkan, tetaplah potongan
melon kardus yang dibagi 6 yang lebih besar
Guru mengulang kembali bahwa ini adalah 2 pecahan berpembilang sama yang dibandingkan dengan
penyebut yang berbeda.
Ayo Berlatih
siswa, mengerjakan latihan di buku siswa yang terdapat di buku siswa. Tugas ini adalah individual meskipun
siswa tetap duduk bersama kelompoknya.
”Bandingkanlah potongan buah melon berikut ini!
Isilah dengan tanda “>” (lebih dari) atau “<”
(kurang dari) pada tempat yang telah tersedia di
dalam kotak!”
98
Guru dan siswa bersama-sama mengecek jawabannya. Siswa dapat menilai sendiri berapa banyak soal yang
dapat dijawab. ( Collaborative)
Ayo Menari
Siswa beristirahat sejenak dengan minum air putih terlebih dulu.
Siswa menyanyikan lagu Burung kutilang berbunyi
pada teks bacaan buku siswa.
99
Untuk pertemuan pertama, gerakan tarian diiringi dengan hitungan dan tepukan. Lagu akan dipakai pada
pertemuan berikutnya jika siswa sudah menguasai
gerakan kepala tersebut.
Berikut Langkah-langkah Gerakkan kepala dengan cepat dan lambat Perhatikan Urutan gerakan kepala
berikut.
100
Kerja Sama dengan Orang Tua
Orang tua bersama siswa memperhatikan prakiraan cuaca, boleh di televisi surat kabar, ataupun aplikasi
lainnya. Berdiskusi mengenai keadaan cuaca
didaerahnya pada hari itu.
Kegiatan
Penutup
A. Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan
pembelajaran.
1. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
2. Bagaimana perasaan setelah mencoba membuat
pola nyanyian menggunakan simbol bunyi
panjang dan bunyi pendek?
3. Apa kegiatan yang paling disukai?
4. Informasi apa yang ingin diketahui lebih lanjut?
5. Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
6. Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab
secara lisan atau tulisan. Jika guru
menginginkan siswa menuliskan jawaban
pertanyaan refleksi, sebaiknya siswa memiliki
buku tulis khusus untuk refleksi.
B. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi C. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu siswa
(Religius)
15
menit
101
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian
digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes
pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian Sikap
Pengamatan dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan berlangsung.
(Lihatpedoman penilaian sikap)
2. Penilaian Pengetahuan
Tes tertulis tentang membandingkan 2 pecahan berpembilang sama.(Guru
bisa menilai dari latihan di buku siswa atau membuat soal tes sendiri
sesuai dengan materi pelajaran)
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian: Unjuk kerja Menuliskan pokok-pokok informasi yang
berkaitan
dengan pengaruh perubahan cuaca
No Kriteria
Rubrik Kriteria
Skor (86-100)
Sangat Baik
4
Skor (71-85)
Baik
3
Skor (61-75)
Cukup
2
Skor (≤60)
Perlu
Pendampingan
1
1 Bahasa Menggunakan
Kosakata baku,
kalimat efektif,
dan penggunaan
tanda baca yang
tepat.
Memenuhi
dua
kriteria
Memenuhi
satu
kriteria
Belum
memenuhi
kriteria
102
2 Isi Kelima jawaban
mengandung
pokok-pokok
informasi yang
berkaitan dengan
pengaruh
perubahan cuaca
sesuai dengan
artikel yang
diberikan.
Hanya 3-4
jawaban
yang
memenuhi
kriteria.
Hanya 1-2
jawaban
yang
memenuhi
kriteria.
Tidak ada
jawaban yang
memenuhi
kriteria.
b. Penilaian: Unjuk kerja diskusi untuk menyelesaikan tugas
menuliskan pokok-pokok
informasi yang berkaitan dengan pengaruh perubahan cuaca
No Kriteria
Rubrik Kriteria
Skor (86-
100)
Sangat Baik
4
Skor (71-
85) Baik
3
Skor (61-
75)
Cukup
2
Skor (≤60)
Perlu
Pendampingan
1
1 Kerja sama
dalam
kelompok
Dapat bekerja
sama dengan
semua anggota
kelompok,
bertanya dan
menjawab
dengan
santun, sabar
menunggu
giliran
Memenuhi
dua
kriteria
Memenuhi
satu
kriteria
Belum
memenuhi
kriteria
103
membaca
2 Menghargai
pendapat orang
lain
Mendengarkan
saat orang lain
berbicara,
melihat
orang yang
sedang
berbicara,
menerima
masukan
orang
lain, tidak
menyela
saat orang lain
berbicara
Memenuhi
tiga
kriteria
Memenuhi
satu-dua
kriteria
Tidak ada
kriteria
yang dpenuhi
c. Rubrik penilaian: Unjuk kerja memeragakan gerak lambat kepala
dalam suatu tari
No Kriteria
Rubrik Kriteria
Skor (86-
100)
Sangat Baik
4
Skor (71-
85) Baik
3
Skor (61-
75)
Cukup
2
Skor (≤60)
Perlu
Pendampingan
1
1 Penguasaan
Gerak
Memeragakan
gerak
cepatlambat
kepala
dengan tepat
dari
awal hingga
Sebagian
kecil
gerakan
tari
tidak tepat
Separuh
gerakan
tidak tepat
Sebagian besar
gerakan tidak
tepat
104
akhir
2 Penampilan Ekpresif,
luwes,
dan sesuai
hitungan
Memenuhi
dua
kriteria
Memenuhi
satu kriteria
Belum
memenuhi
kriteria
Catatan : Lihat Pedoman Penilaian Rubrik
Macam Macam Gerak Tari
Gerak Kepala dan Leher
1. Kedet
Gerakan kepala seolah menarik dagu.
2. Gedug
Kepala tegak digerakkan ke samping kanan dan kiri.
3. Gedug angka delapan
Gerak kepala dengan memfokuskan putaran dagu seolah menulis angka
angka delapan dengan diakhiri gerak hedot.
4. Gilek
Gerak kepala membuat lengkungan ke bawah kiri dan kanan.
5. Godeg cangreud
Gerak gilek diakhiri gerak kedet.
6. Galieur
Gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik
dengan leher kembali ke arah tengah diakhiri dengan kedet.
105
Refleksi Guru
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :…………
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SOFNI, S. Pd
NIP. 196401221985072001
………, Januari 2020
Guru Kelas III
Fitria Imelda Yanthi, M. Pd
106
PROGRAM TAHUNAN
Nama Sekolah : SDN 140/IV Kota Jambi
Kelas / Semester : III / II
Tahun Pelajaran : 2019 / 2020
Tema Sub Tema Pembelajaran
Ke Alokasi Waktu Ket
V
Perubahan
Cuaca
1
Keadaan
Cuaca
1 1 Hari
1 Minggu
Jan Mg
Ke 1 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Jan Mg
Ke 2 5 1 Hari
6 1 Hari
2
Perubahan
Cuaca
1 1 Hari
1 Minggu
Jan Mg
Ke 2 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Jan Mg
Ke 3 5 1 Hari
6 1 Hari
3
Pengaruh
Perubahan
Cuaca
Terhadap
Kehidupan
Manusia
1 1 Hari
1 Minggu
Jan Mg
Ke 3 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Jan Mg
Ke 4 5 1 Hari
6 1 Hari
4
Cuaca
Musim dan
Iklim
1 1 Hari
1 Minggu
Jan Mg
Ke 4 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari Jan Mg
Ke 5 5 1 Hari
107
6 1 Hari
Ulangan Harian
Remidi & Pengayaan 2 Hari Jan Mg
Ke 5
Tema Sub Tema Pembelajaran
Ke Alokasi Waktu
Ket
VI
Energi dan
Perubahannya
1
Sumber
Energi
1 1 Hari
1 Minggu Feb Mg ke 1
2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
5 1 Hari
6 1 Hari
2
Perubahan
Energi
1 1 Hari
1 Minggu
Feb Mg ke 1 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Feb Mg ke 2 5 1 Hari
6 1 Hari
3
Energi
Alternatif
1 1 Hari
1 Minggu
Feb Mg ke 2 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Feb Mg ke 3 5 1 Hari
6 1 Hari
4
Penghematan
Energi
1 1 Hari
1 Minggu
Feb Mg ke 3 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Feb Mg ke 4 5 1 Hari
6 1 Hari
108
Ulangan Harian
Remidi & Pengayaan 2 Hari Maret Mg ke 1
VII
Perkembangan
Teknologi
1
Perkembangan
Teknologi
Produksi
Pangan
1 1 Hari
1 Minggu
Mar Mg ke 1 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Mar Mg ke 2 5 1 Hari
6 1 Hari
2
Perkembangan
Teknologi
Produksi
Sandang
1 1 Hari
1 Minggu
Mar Mg ke 2 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Mar Mg ke 4 5 1 Hari
6 1 Hari
3
Perkembangan
Teknologi
1 1 Hari
1 Minggu
Mar Mg ke 5 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Apr Mg ke 1 5 1 Hari
6 1 Hari
4
Perkembangan
Teknologi
1 1 Hari
1 Minggu
Apr Mg ke 1 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Apr Mg ke 2 5 1 Hari
6 1 Hari
Ulangan Harian
Remidi & Pengayaan 2 Hari Apr Mg ke 2
Tema Sub Tema Pembelajaran
Ke Alokasi Waktu
Ket
VIII 1 1 1 Hari 1 Minggu Apr Mg ke 2
109
Praja Muda
Karana Aku Anggota
Pramuka 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Apr Mg ke 3 5 1 Hari
6 1 Hari
2
Aku Anak
Mandiri
1 1 Hari
1 Minggu Apr Mg ke 4
2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
5 1 Hari
6 1 Hari
3
Aku Suka
Berpetualang
1 1 Hari
1 Minggu
Apr Mg ke 5 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari Mei Mg ke
1,2 5 1 Hari
6 1 Hari
4
Aku Suka
Berkarya
1 1 Hari
1 Minggu
Mei Mg ke 2 2 1 Hari
3 1 Hari
4 1 Hari
Mei Mg ke 3 5 1 Hari
6 1 Hari
Ulangan Harian
Remidi & Pengayaan 2 Hari Mei Mg ke 3
110
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN
Foto Kondisi Sekolah
111
112
113
114
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Lely Haryani Siregar
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 07-07-1997
Alamat (Asal/Sekarang) : Simpang Sungai Duren,
Perumahan Tahfiz RT 10
Blok F No. 14
Pekerjan (Jika ada) : Mahasiswi
Alamat Email : [email protected]
No. Kontak : 082278506657
Pengalaman-pengalaman pendidikan Formal
1. SD/MI, tahun tamat : Sekolah Dasar Negeri 001 Pasar Cerenti, 2010
2. SMP/MTS, tahun tamat : MTS Negeri Sibuhuan, 2013
3. SMU/MA, tahun tamat : MAN 1 Tanjung Jabung Timur, 2016
Pengalaman Organisasi
1. Anggota Penegak Bantara Pramuka MAN 1 Tanjabtim
2. Anggota Pramuka Racana Uin STS Jambi
Moto Hidup
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. beramallah
untuk Akhiratmu seakan-akan mati esok”