Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 2 Poppy K Devi Sri Anggraeni Lilis ...
ANALISIS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM …
Transcript of ANALISIS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM …
ANALISIS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TERPADU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
RAFMY HAIRANISA PUTRI
NIM. TB. 140498
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
ANALISIS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TERPADU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
satu (S1) dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh
RAFMY HAIRANISA PUTRI
NIM. TB. 140498
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Bismiillahirrohmannirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang Engkau berikan
sehingga skripsi ini mampu hamba selesaikan dengan baik
Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak Rafyardi dan Ibunda
Metrayetti yang telah mencintaiku dengan sepenuh hati dan selalu mendo‟akanku
dan serta menemani keberhasilanku
Terimakasih kepada Diriku Sendiri yang sudah berhasil melawan ego serta mood
yang tidak tentu selama penulisan skripsi ini, semoga skripsimu ini tetap
menggairahkan orang untuk membaca dan tidak menggairahkanmu
menjadikannya bantal tidur
Terimakasih kepada kakakku tercinta Rafdyamita Purnasari dan Adikku Rafly
Fahdil Rizqi yang selalu memberi semangat
Terimakasih kepada Ibu, Bapak Dosen Jurusan Pendidikan Biologi terimakasih
atas segala bimbingan dan fasilitasnya selama ini
Terimakasih kepada sahabatku Audita cahya camila, Rina Fitriana, Kintan
Praditasari, Maratul Istiqomah, Etik Dahlia yang bersedia selalu
mensupport, memotivasi, berdoa serta bersedia bersama dalam suka dan
duka
vii
MOTTO
حيم بسم حمه الز الز الله
لكم وا ا اذا قيل لكم تفسحىا فى المجلس فافسحىا يفسح الله ذا قيل يايها الذيه امىى
الذيه امىىا مىكم والذيه اوتىالعلم درجت والله بما اوشزوا فاوشزوا يزفع الله
﴾۱۱: تعملىن خبيز ﴿المجادلة
Artinya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu : Berlapang-lapanglah
dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan : Berdirilah kamu, maka berdirilah niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Anonim, Al Qur‟an dan
Terjemahan, Departemen Agama RI, 2013 : 434) (Al-Mujadilah :11)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim
yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkannya, atas iradahnya hingga
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW
pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi, MA, PhD, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj.Fadillah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. H. Risnita, M.Pd., selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan
Kelembagaan, Bapak Dr. Najmul Hayat, M. Pd.I selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr.
Yusria, S.Ag, M.Ag selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
4. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Program Studi Tadris
Biologi dan Bapak Ferry Kurniawan, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Try Susanti, M.SI selaku Dosen Pembimbing I dan IbuAminah Zb,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Sri Novrita Handayani, S.Pd selaku Kepala SMP Ahmad Dahlan Kota
Jambi yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk melakukan
penelitian.
7. Ibu Yusna Nelly, S.Pd selaku guru IPA di SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi Jambi yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung.
8. Siswa-siswi kelas VII (Tujuh) Di SMP Ahmad DahlanKota Jambi atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian.
ix
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama
penyusunan skripsi ini, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, 3 Desember 2019
Penulis
Rafmy Hairanisa Putri
NIM. TB. 140498
ABSTRAK
x
Nama : Rafmy Hairanisa Putri
Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Analisis Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu Di Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran ilmu
pengetahuan alam terpadu kelas VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru IPA terpadu dan siswa
kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian untuk penerapan pembelajaran ilmu pengetahuan alam terpadu kelas
VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (Full day
school) menunjukkan: 1) Perencanaan pembelajaran IPA terpadu kelas VII di
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi study full day school. 2)
Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran IPA terpadu kelas VII di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (Full day school)guru berusaha
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. dengan menerapkan
pembelajaran aktif.
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
penutup. Pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas tetapi juga di luar
kelas. 3) Evaluasi pembelajaran IPA terpadu kelas VII di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (Full day school)yang dilakukan guru
memuat hasil belajar ranah kognitif,afektif, dan psikomotorik. Guru memberikan
laporan hasil belajar kepada orang tua sebagai tindak lanjut pembelajaran.
Kata Kunci :Pembelajaran IPA terpadu, Full day school, Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
ABSTRACT
xi
Name : Rafmy Hairanisa Putri
Study Program : Tadris Biology
Title : Analysis Learning Of Integrated Natural Science In Junior High School Ahmad Dahlan City Of Jambi
The study aims to describe the analysis of the application integrated natural
science of seventh grade science inJunior High School Ahmad Dahlan Jambi City
(full day school). This research is a qualitative descriptive research. The subject of
this research is the headmaster, integrated natural science teacher, and student of
VII Junior High School Ahmad Dahlan Jambi City. Data techniques used are
observation, interview and documentation. The data analysis technique used is
qualitative analysis consisting of : data reduction, data display, and verification.
Researach results for the application of integrated natural science learningof
seventh grade science inJunior High School Ahmad Dahlan Jambi City based on
full day school : 1) Integrated natural science learning planning in grade VII
Ahmad Dahlan Middle School based on full day school is tantamount to learning
in a normal school by making series of learning tools adapted to the 2013
curiculum consisting of : annual program, semester program, syllabus, lesson plan
ofintegrated natural science 2) The implementation of integrated natural science
learning planning in grade VII Ahmad Dahlan Junior School based on full day
school, the teacher tries to create a plesant learning atmosphere by applying active
learning. Implementation of learning begins with preliminary activities, core
activities, and closing. Learning is not only done in the classroom but outside the
classroom. 3) The evaluationof integrated natural science learning planning in
grade VII Ahmad Dahlan Junior School based on full day school includes learning
outcomes, affective and psikomotor domains. The teacher gives a report on the
results of learning to parents as a follow up to learning
Keywords: Integrated Natural Science Learning, Full Day School, Ahmad Dahlan
Junior High School, VII grade student
DAFTAR ISI
xii
Isi Judul Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS..................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................... v
MOTTO............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... 6
1. Tujuan penelitian .................................................................................. 6
2. Kegunaan penelitian ............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8
DAFTAR ISI
xiii
B. Studi Relevan ........................................................................................... 25
C. Kerangka Pikir ......................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .......................................................... 35
B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................................. 35
1. Setting Penelitian............................................................................... 35
2. Subjek Penelitian ............................................................................... 36
C. Jenis dan Sumber Data............................................................................. 37
1. JenisData ...................................................................................... 37
2. Sumber Data ................................................................................ 37
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38
1. Observasi ........................................................................................... 38
2. Wawancara ........................................................................................ 38
3. Dokumentasi
E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan .............................................................. 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ......................................................................................... 42
B. Temuan Khusus ........................................................................................ 53
C. Pembahasan .............................................................................................. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 86 B. Saran ......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
xiv
Isi Judul Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Fikir ..............................................................34
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi SMP Ahmad Dahlan Kota
Jambi ........................................................................................47
DAFTAR TABEL
xv
Isi Judul Halaman
Tabel 2.1 State Of The Research ........................................................................ 29
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Jumlah Siswa Kelas VII (Tujuh) ............................. 36
Tabel 4.1 Data Geografis SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi ............................. 44
Tabel 4.2 Data Keadaan PendidikSMP Ahmad Dahlan Kota Jambi ................. 48
Tabel 4.3 Data Keadaan KaryawanSMP Ahmad Dahlan Kota Jambi ............... 49
Tabel 4.4 Data Keadaan Siswa SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi ..................... 50
Tabel 4.5 Data Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Ahmad Dahlan
Kota Jambi ....................................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
Isi Judul
Lampiran 1 Lembar Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah ....................
Lampiran 2 Lembar Hasil wawancara dengan Guru IPA terpadu ................
Lampiran 3Lembar Hasil wawancara dengan siswa ....................................
Lampiran 4 Poto Dokumentasi Riset ...........................................................
1 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting
untuk menentukan kelangsungan hidup suatu negara, karena dengan pendidikan
akan terbentuklah sumber daya manusia yang berkualitas. Semakin tinggi
kualitas pendidikan akan semakin baik pada sumber daya manusia yang akan
dihasilkan. Oleh karena itu bidang pendidikan harus mendapatkan perhatian dan
prioritas secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada
umumnya dan para pengelola pendidikan pada khusunya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah kumpulan pengetahuan tentang
objek atau gejala-gejala tentang alam. IPA merupakan proses ilmiah yang
bersifat empiris, sistematis dan logis serta sikap ilmiah seperti sikap ingin tahu,
menghargai pembuktian, sabar, kritis, tidak putus asa, kreatif dan berdaya cipta.
Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk
sains. Dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang
dapat memberi kemudahan bagi kehidupan(Trianto, 2017, p. 137).
Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) menurut
kurikulum 2013 merupakan pembelajaran IPA terpadu. Pada pembelajaran IPA
terpadu, pembelajaran dilaksanakan dengan menggabungkan bidang kajian ilmu
fisika, biologi, dan kimia yang diintegrasikan kedalam suatu pokok bahasan
atau dengan kata lain mengkaji suatu konsep dari sisi mata pelajaran serta
dalam tema atau topik (Noeraida, 2014, p. 26).
Tujuan pembelajaran IPA terpadu yaitu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi peserta didik, serta
beberapa kompetensi dapat dicapai sekaligus. Pembelajaran IPA terpadu bukan
hanya sekedar materi pelajaran yang di dengar ketika diucapkan guru, terlupakan
ketika guru selesai mengajar, dan baru diingat kembali ketika masa ulangan atau
1
8
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
ujian datang. Dalam proses pembelajaran aktivitas peserta didik merupakan hal
utama yang menjadi fokus perhatian guru. Cara pengemasan pengalaman belajar
yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan peserta didik.
Guru dalam hal ini berperan dalam membuat strategi apa yang harus dilakukan
agar pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang ada di Kota Jambi dan terakreditasi A.
Sekolah ini beralamat di Jalan Enggano Kel. Handil Jaya Kec. Jelutung
Perumnas Kota Jambi. Lembaga Pendidikan ini baru berusia 6 tahun, tetapi
sudah bisa menarik pelanggan pendidikan yang cukup banyak. Sekolah ini
dibangun pada tahun 2014.Pada awal berdirinya Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan, hanya memiliki satu kelas dengan jumlah siswa 15 orang.
Seiring dengan meningkatnya mutu dan prestasi yang diraih, maka kepercayaan
masyarakat pun semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan melonjaknya
jumlah siswa ditahun berikutnya, hingga pada tahun 2019 jumlah siswa di
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan berjumlah 153 orang dan telah
meluluskan angakatan pertama pada tahun 2017 dan angkatan kedua pada tahun
2018.
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi sejak awal berdiri
menerapkan sistem pembelajaran full day school sebagai upaya pendidikan
karakter dan keberlanjutan sekolah sebelumnya yang berada di bawah naungan
yayasan pendidikan Muhammadiyah dan dimaksudkan untuk memaksimalkan
waktu yang dimiliki siswa, sehingga waktu yang mereka miliki bisa sepenuhnya
digunakan untuk belajar. Selain itu full day school didirikan karena lingkungan
masyarakat yang kurang baik, kurangnya waktu orang tua dalam mengawasi
anak karena kesibukan pekerjaan dan anak-anak cenderung lebih memilih
bermain dari pada belajar setelah mereka pulang sekolah.
Berdasarkan hasil pra observasi penulis pada bulan Januari 2018, di kelas
VII (Tujuh) Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran IPA terpadu masih terdapat permasalahan. Berdasarkan
1
9
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
hasil dokumentasi data hasil belajar siswa yang dicapai umumnya masih sangat
rendah dengan nilai 65, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
akan dicapai adalah 75. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak
mencapai KKM yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar siswa ini
menunjukkan siswa mengalami kesulitan belajar.
Sistem pembelajaran full day school merupakan pembaharuan dalam
bidang pendidikan. Sistem pembelajaran full day school merupakan program
pendidikan yang seluruh aktivitasnya berada di sekolah sepanjang hari (sejak
pagi hingga sore). Dalam sistem pembelajaran full day school,proses
pembelajaran tidak hanya menekankan belajar pada aspek kognitif saja, akan
tetapi di dalam sistem pembelajaranini terdapat beberapa metode pembelajaran,
yang tidak mendasarkan pada banyak informasi yang disampaikan oleh guru saja
melainkan bagaimana siswa belajar pada “how to learn”,”how to do” dan “how
to feel”. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya terfokus pada bagaimana
guru menjelaskan suatu materi tetapi bagaimana siswa itu belajar.
Full day school memberikan satu tantangan baru kepada guru IPA
terpadu untuk menyediakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar
lebih aktif, menantang, dan menyenangkan. Kalau dalam pelaksanaan full day
school pembelajaran masih konvensional, dimana guru yang selalu aktif untuk
menerangkan konsep maka program full day school akan menambah beban
untuk siswa. Guru perlu menerapkan pembelajaran IPA terpadu yang
memfasilitasi siswa untuk belajar lebih aktif. Pembelajaran dengan sistem full
day school akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh beberapa faktor,
seperti yang dikutip dari penelitian (Soapatty & Suyanto, 2014, p. 721)sekolah
dengan sistem full day school harus memiliki pengaturan jadwal yang baik,
proses pembelajaran haruslah memiliki strategi yang baik serta sekolah harus
memiliki fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran dan pendalaman
materi. Karena pada umumnya peserta didik akan mudah merasa jenuh jika
seharian belajar di sekolah. Proses pembelajaran dalam sistem full day school
2
0
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
seperti tugas sekolah dapat dikerjakan oleh peserta didik melalui bimbingan guru
mata pelajaran pada saat di sekolah, namun hal tersebut tidak berarti bahwa
sekolah mengekang siswa untuk terus-menerus belajar melainkan dalam
pembelajaran full day school diterapkan suatu metode dan media pembelajaran
yang menyenangkan sehingga siswa tidak akan merasa jenuh berada di sekolah,
seorang guru harus mampu berinovasi dan kreatif agar proses pembelajaran
dapat berjalan baik.
Telah ada beberapa penelitian sebelumnya tentang full day school, di
antaranya penelitian yang dilakukan oleh(Irayasa, Alfian, Fitriana, & Risma,
2018, p. 79)yang mengkaji,perbandingan prestasi belajar siswa sistem full day
school dengan sistem reguler pada mata pelajaran IPA.Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan rata-rata prestasi belajarSekolah Menengah Pertama sistem reguler
lebih tinggi dibandingkan dengan sistemfull day school, dengan 88,16 pada
sekolah reguler dan 72,24 pada sekolah full day school. Sedangkan hasil dari
penelitian (Dyah, Listiningrum, Tobari, & Kesumawati, 2020, p. 120) yang
mengkaji, strategi utama untuk mengelola konflik karena stres guru wanita
sebagai hasil penerapan sekolah sehari penuhdi SMAN 1 Talang Kelapa dan
SMAN 1 Betung Kabupaten Banyuasin. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa kepala sekolah melakukan tiga strategi untuk mengelola konflik stres
kerja pada guru perempuan sebagai dampak dari penerapan sekolah sehari penuh
sehingga tidak mengganggu kinerja guru, kenyamanan siswa, dan tidak
menghambat pencapaian tujuan sekolah.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tepadudi kelas VII (Tujuh)yang
ada di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan. Untuk itu penulis tertarik
melakukan penelitian dan mengangkat permasalahan dengan judul “ANALIS
PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TERPADU DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI”
2
1
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
B. Fokus Penelitian
Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya yang peneliti miliki serta
luasnya ruang lingkup penelitian yang akan diteliti supaya penelitian ini lebih
terfokus pada permasalahan yang dibahas dan penelitian tidak menyimpang dari
sasaran pokok penelitian. Maka peneliti membatasi masalahnya untuk
difokuskan pada “Analisis Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas
VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi study full
day school.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitan di atas adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan AlamTerpadu
kelas VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi study full day school ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
kelas VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi study full day school ?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu kelas
VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
study full day school ?
2
2
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
D. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
a) Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu kelas VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi study full day school
b) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu kelas VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi study full day school
c) Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
terpadu kelas VII (Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi study full day school
2. Kegunaan penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini diharapkan
memiliki kegunaan yaitu ;
a) Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran berupa informasi
mengenai pembelajaran IPA Terpadu study full day school di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi.
b) Untuk menambah waawasan penulis baik secara teoritis maupun
praktis tentang penelitian lapangan.
c) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1)
pada jurusan pendidikan biology fakultas tarbiyah UIN STS Jambi
23
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Analisis
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan guna meneliti sesuatu secara
mendalam.Analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan(Rofiqoh,
2015, p. 11)
Analisis adalah cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara
sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian
dan hubungannya dengan keseluruhan. Dalam pengertian lain, analisis
merupakan kemampuan memecahkan atau menguraikan materi menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil sehingga mudah untuk dipahami dan
dikaji (Sugiyono, 2016, p. 334)
Dilihat dari segi bahasanya, kata analisis berasal dari bahasa Yunani
Kuno “Analusis” yang terbentuk dari dua kata yakni “ana” yang berarti kembali
dan “luein” yang artinya melepas. Jika digabungkan, arti kata “analusis” adalah
melepas kembali atau menguraikan. Kata ini kemudian diserap kedalam bahasa
Indonesia menjadi Analisis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis
digolongkan sebagai nomina atau kata benda yang artinya :
a) Suatu penyelidikan atas suatu peristiwa (pembuatan, karangan) dengan
tujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan, sebab-musabab, duduk
perkara dan lainnya.
b) Suatu pemecahan persoalan atau permasalahan yang dimulai tentang
kebenarannya.
c) Suatu penjabaran sesudah di kaji dengan sebaik-baiknya.
d) Suatu proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis sampai
terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian (pengamatan,
percobaan, dan sebagian) (Depdikbud, 2002, p. 52)
24
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran pada hakikatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik (siswa) dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mirwati, Ali, & Saludung.,
2015, p. 3).
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-
unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material, meliputi buku-buku,papan tulis, media pembelajaran,
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Prosedur,
meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan
sebagainya (Hamalik, 2014, p. 57).
Pembelajaran dapat dimaknai dan di telaah secara mikro dan makro.
Secara mikro pembelajaran adalah suatu proses yang diupayakan agar peserta
didik dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki baik kognitif maupun sosio
emosional secara efektif dan efisien untuk mencapai perubahan perilaku yang
diharapkan. Pembelajaran secara makro terkait dengan dua jalur yaitu individu
yang belajar dan penataan komponen eksternal agar terjadi proses belajar pada
individu yang belajar(Karwono, 2017, p. 30).
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses belajar. Belajar berarti
cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan timbul
hingga tercapainya hasil tertentu. Sehingga proses belajar dapat diartikan sebagai
tahapan perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri
siswa(Izah, 2016, p. 10).
Proses belajar harus menganut pembelajaran aktif dan berpusat pada
siswa yang mampu mengakomodasi tujuan pendidikan. Pembelajaran aktif yang
berpusat pada siswa meliputi :
25
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
1) Pembelajaran aktif adalah sebuah proses dimana siswa secara aktif dalam
membangun pemahaman terhadap fakta, ide, dan keterampilan melalui
aktivitas dan melaksanakan tugas. Proses pembelajaran mengakomodasi
setiap siswa membangun sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan
nya melalui kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa
secara aktif. Siswa tidak hanya pasif mendengarkan penjelasan dan
ceramah guru.
2) Siswa aktif ditandai dengan aktivitas bertanya, melaksanakan berbagai
aktivias seperti membaca, berdiskusi, menulis, melatih berbagai
keterampilan,mengeksplorasi sikap dan nilai-nilai dan mengembangkan
kecapakapan berpikir tingkat tinggi melalui latihan analisis, sintesis,
evaluasi dan mencipta.
3) Kegiatan pembelajaran mengakomodasi siswa melatih kemampuan
bertanya melalui berbagai aktivitas sehingga siswa tahu apa yang tidak
diketahui, dan tahu apa yang diketahui sehingga mampu mempertanya
kan sesuatu untuk melakukan pendalaman.
4) Penggalian penguasaan pengetahuan dilakukan tidak dengan mendengar
penjelasan guru semata, namun dilakukan juga dalam kegiatan
mengamati, membaca, mendiskusikan yang dipelajari bersama teman-
teman. Proses ini juga diikuti dengan menulis hasil belajarnya, sehingga
siswa mampu belajar dan melatih bagaimana belajar bekerja dalam tim
dan menyelesaikan masalah secara kolektif (Izah, 2016, p. 12).
Proses pembelajaran aktif dan berpusat pada siswa mampu meningkatkan
berendapnya pembelajaran dalam jangka panjang sehingga membentuk bank
pengetahuan. Proses ini terjadi karena siswa tidak hanya pasif mendengarkan
penjelasan. Siswa melakukan akivitas yang menggunakan seluruh panca indra.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
pembelajaran lingkungan yang diberikan guru dan siswa yang saling bertukar
informasi.
26
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
3. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
a) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu
Ilmu Pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau
sains yang semula berasal dari Bahasa Inggris “science”. Kata“science”
sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin “scientia” yang berarti saya tahu.
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di
dalam perut bumi dan di luar angkasa baik yang dapat diamati indera maupun
yang tidak dapat diamati dengan indera. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah(Trianto, 2017, p. 136).
Menurut Wahyana (1986) mengatakan IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara
umum dan terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan
sikap ilmiah(Trianto, 2017, p. 136).
H.W Fowler (1994) mengatakan IPA adalah pengetahuan yang sistematis
dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan deduksi. IPA mempelajari alam semesta, benda-
benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa,
baik yang dapat diamati indra maupun yang tidak dapat diamati dengan
indra(Trianto, 2017, p. 136).
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kesimpulan teori
yang sisitematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,
lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen
serta menuntut rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya(Trianto, 2017, p.
136)
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pokok pembelajaran
IPA memiliki materi yang memuat kajian dimensi objek, tingkat organisasi
27
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
objek dan tema atau persoalan aspek fisika, kimia, dan biologi. Pada aspek
biologi, IPA mengkaji berbagai persoalan yang terkait dengan berbagai
fenomena pada makhluk hidup berbagai tingkat organisasi kehidupan dan
interaksinya dengan lingkungan. Untuk aspek fisika, IPA memfokuskan diri
pada benda tak hidup. Untuk aspek kimia, IPA mengkaji berbagai fenomena
atau gejala kimia baik pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada
di alam semesta.
Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama menurut kurikulum
2013 merupakan pembelajaran IPA terpadu. Pembelajaran IPA Terpadu
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memadukan beberapa konsep dan
kajian IPA dalam suatu pokok bahasan tertentu atau dengan kata lain mengkaji
suatu konsep dari sisi mata pelajaran serta dalam tema atau topik. Pembelajaran
ini dapat memberi pengalaman langsung sehingga peserta didik dapat
menemukan sendiri suatu konsep IPA yang bermakna dan otentik.
Pembelajaran IPA Terpadu mengutamakan pembelajaran IPA sebagai proses
belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa untuk menemukan produk
IPA yang meliputi pengertian, prinsip, konsep, teori, dan hukum IPA dan
saling keterkaitan serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi
sikap ilmiah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari(Trianto,
2017, p. 154).
Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi
dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi
dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat
menyiapkan peserta didik untuk mampu berpikir logis, kritis, kreaatif, serta
dapat beragumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak
peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap sukar,
keterbatasan kemampuan peserrta didik, atau karena mereka tak berminat
menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap
agar pembelajaran IPA disekolah dapat disajikan secara menarik,efisien dan
efektif (Trianto, 2017, p. 155).
28
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai peserta
didik yang dituangkan dalam empat aspek, yaitu makhluk hidup dan proses
kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam
semesta. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah,
disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar
yang ada di sekolah. Semua ini ditunjukkan agar guru lebih aktif, kreatif, dan
melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum.
Melalui pembelajaran IPA terpadu, diharapkan peserta didik dapat membangun
pengetahuannya melalui cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam kelompok,
belajar berinteraksi dan berkomunikasi, serta bersikap ilmiah.(Trianto, 2017, p.
155)
Pada dasarnya, tujuan pembelajaran IPA Terpadu tidak jauh berbeda dengan
tujuan pokok pembelajaran itu sendiri antara lain :
1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
2) Meningkatkan minat dan motivasi
3) Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus(Trianto, 2017, p.
155).
b) Konsep Pembelajaran Terpadu dalam IPA
Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA dikembangkan dalam
bidang kajian, pada tingkat pelaksanaan guru memiliki keleluasan dalam
membelajarkan peserta didiknya untuk mencapai kompetensi tersebut. Salah
satu conoh yang akan dikembangkan dalam model ini adalah guru dapat
mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dekat dan
relavan untuk dikemas dalam satu tema dan disajikan dalam kegiatan
pembelajaran yang terpadu. Yang perlu dicatat ialah pemaduan kegiatan dalam
bentuk tema sebaiknya dilakukan pada jenjang kelas yang sama dan masih
dalam lingkungan IPA(Ningsih, Kustijono, & Ismono, 2013, p. 15).
Prinsip-prinsip penyusunan tema dalam pembelajaran terpadu seharusnya:
1) Tidak terlalu luas, namun dapat digunakan untuk memadukan banyak
bidang studi.
29
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
2) Bermakna, tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
untuk bekal selanjutnya.
3) Menyesuaikan dengan tingkat psikologis peserta didik.
4) Pengembangan tema harus mampu mewadahi sebagian minat peserta
didik.
5) Mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam
rentang waktu belajar.
6) Menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
7) Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Adapun kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran
terpadu antara lain :
1) Penghematan waktu
2) Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep.
3) Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta
didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan
lebih mendalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
4) Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia
nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari,sehingga memudahkan
pemahaman konsep dan kepemilikan IPA.
5) Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
6) Akan terjadi peningkatan kerja sama antar guru bidang kajian terkait,
guru dan peserta didik, peserta didik dan peserta didik, sehingga belajar
lebih menyenangkan(Trianto, 2017, p. 157).
Walaupun pembelajaran IPA Terpadu sudah lama diterapkan yaitu sejak
diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun
2006 serta didukungnya peraturan pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang
standar nasional pendidikan kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA
Terpadu belum sepenuhnya dapat diimplementasikan. Masih banyak
kelemahan yang ada di lapangan diantaranya sebagai berikut :
30
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
1) Aspek guru, guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi
dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
2) Aspek peserta didik, pembelajaran terpadu menuntut kemampuan
belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan
akademik maupun kreativitasnya.
3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran terpadu
memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak
dan bervariasai, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan
menunjang , memperkaya dan mempermudah pengembangan wawasan.
4) Aspek kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan
pemahaman peserta didik.
5) Aspek penilaian, Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian
yang menyeluruh, yaitu menetapkan keberhasilan belajar pesesrta didik
dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Selain itu, juga
dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, jika materi pelajaran
berasal dari guru yang berbeda.
6) Aspek suasana pembelajaran, pembelajaran terpadu kecendrungan
mengutamakan salah satu bidang kajian dan “tenggelamnya” bidang
kajian lain(Trianto, 2017, p. 159).
c) Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu
Pengembangan pembelajaran IPA Terpadu secara garis besar meliputi
tiga kegiatan utama, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian
1) Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran IPA Terpadu dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat,
kebutuhan dan kemampuan sumberdaya pendukung lainnya (kemampuan
guru, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, serta kepedulian di
sekolah). Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki
peserta didik sudah tercantum dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
31
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Dasar mata pelajaran IPA. Aktivitas dalam kegiatan perencanaan
meliputi(Trianto, 2017, p. 162):
a. Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan dengan alasan
rasional yang berkaitan dengan pencapaian Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar oleh peserta didik dan kebermaknaan
belajar.
b. Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang
kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada semua
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian IPA per
kelas yang dapat dipadukan.
c. Memilih dan menetapkan tema atau topik pemersatu.
d. Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik
pemersatu.
e. Merumuksan indikator pembelajaran terpadu.
f. Menyusun silabus pembelajaran IPA terpadu.
g. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2) Pelaksanaan pembelajaran (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Model pembelajaran dalam hal ini adalah menjabarkan silabus
menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu, dikemas dalam
kegiatan pendahuluan, kegiatan ini, dan kegiatan penutup (Trianto, 2017, p.
162)
a. Kegiatan awal/ pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harusditempuh
guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran
terpadu. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan,
karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10 menit.
Dengan waktu tersebut, diharapkan guru dapat menciptakan kondisi
awal pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik siap mengikuti
pembelajaran dengan seksama(Trianto, 2017, p. 166).
32
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Kegiatan utama yang ilaksanakan dalam pendahuluan ini
diantaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran
yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi (appercepion), dan
penilaian awal (pre-test). Penciptaaan kondisi awal pembelajaran
dilakukan dengan cara mengecek atau memeriksa kehadiran peserta
didik (presence, attendance), mengecek atau memeriksa kehadiran
peserta didik. Melaksanakan apersepsi dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang dilakukan dengan
cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah
dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban
peserta didik, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan
dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara
lisan pada beberapa peserta didik yang dianggap mewakili seluruh
peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan
dengan kegiatan apersepsi (Trianto, 2017, p. 167).
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pekasanaan pembelajaran
terpadu yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman
belajar peserta didik (learning ecxperience). Kegiatan awal yang
dilakukan guru dalam kegiatan inti adalah guru memberikan tujuan atau
kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis
besar materi yang akan disampaikan. Guru menyampaikan kepada
peserta didik kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam
mempelajari tema atau topik yang telah ditentukan. Kegiatan belajar
hendaknya lebih mengutamakan aktivitas peserta didik, atau berorientasi
pada aktivitas peserta didik. Guru hanya sebagai fasilitator yang
memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar (Trianto,
2017, p. 167).
Dalam membahas dan menyajikan materi/bahan ajar terpadu
harus diarahkan pada suatu proses perubahan tingkah laku peserta
didik, penyajian harus dilakukan secara terpadu melalui
penghubungan
33
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
konsep dibidang kajian yang satu dengan konsep dibidang kajian
lainnya. Guru harus berupaya untuk menyajikan bahan ajar dengan
strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada
upaya penemuan pengetahuan baru, melalui pembelajaran yang bersifat
klasikal, kelompok, dan perorangan (Ananda & Abdillah, 2018, p. 186)
c. Kegiatan akhir/ Penutup dan tidak lanjut
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidakhanya
diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai
kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut.
Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan
hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini
relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan
waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan akhir dan tidak lanjut
dalam pembelajaran terpadu diantaranya sebagai berikut(Trianto, 2017,
p. 168):
I. Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah
diajarkan.
II. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan memberikan
tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah, menjelaskan
kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta didik, membaca
materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan
belajar.
III. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
IV. Memberikan evaluasi lisan atau tulisan.
3) Penilaian Pembelajaran
Penilaian dalam pembelajaran IPA Terpadu dilakukan dengan
menerapkan penilaian autentik berpijak pada prinsip hakikat IPA (kognitif,
sikap, dan proses) untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam hal
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian dilakukan secara konsisten,
34
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, portofolio dan penilaian diri(Trianto, 2017, p.
123).
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Dalam melaksanakan penilaian hendaknya ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain, sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasr yang telah dimiliki
dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah
kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan, baik pada proses (keterampilan proses) misalnya
teknik wawancara maupun produk / hasil melakukan observasi
lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan (Trianto, 2017, p.
123).
35
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
4. Full Day School
a) Sejarah munculnya Full Day School
Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar
mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00 dengan durasi istirahat
setiap dua jam sekali. Jika dilihat dari segi etimologinya sekolah full day dapat
diartikan sekolah atau kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh. Sedangkan
menurut terminologi atau arti secara luas, sekolah full day mengandung arti
system pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar
mengajar sehari penuh dengan memadukan system pengajaran yang intensif
yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran
serta pengembangan diri dan kreatifitas. Pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah mulai dari pagi hingga sore hari, secara rutin dengan
program kegiatan yang disesuaikan untuk setiap jenjangnya(Dalvi, 2015, p.
22).
Full day school pada awalnya pada awal tahun 1980 di Amerika
Serikat yang diterapkan untuk sekolah taman kanak-kanak, yang akhirnya
melebar ke jenjang sekolah dasar hingga menengah atas. Ada beberapa faktor
ketertarikan masyarakat Amerika Serikat terhadap full day school diantaranya
(Asmani, 2017, p. 17):
1) Meningkatnya jumlah orang tua, terutama ibu yang bekerja dan
memiliki anak di bawah 6 tahun.
2) Meningkatnya jumlah anak-anak usia prasekolah yang ditampung di
sekolah-sekolah miliki publik/ masyarakat umum.
3) Meningkatnya pengaruh televisi dan kesibukan orang tua.
4) Keinginan untuk memperbaiki nilai akademik agar sukses menghadapi
jenjang yang lebih tinggi.
Maka dari hal itu, sebagian masyarakat Amerika berbondong-bondong untuk
menyekolahkan anaknya di full day school. Keinginan itu tidak lepas untuk
memperbaiki nilai akademik buah hatinya agar kelak sukses menghadapi
jenjang yang lebih tinggi. Dengan adanya Full day school, semua masalah
diatas diharapkan dapat diatasi dengan baik.
36
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan; sebagian pelajar yang
mengambil Full day school menunjukkan keunggulan akademik lebih baik
serta memiliki performa lebih baik pada setiap kali mengikuti pelajaran tanpa
efek merugikan yang signifikan.(Asmani, 2017, p. 17)
Sedangkan sejarah munculnya full day school di Indonesia yaitu Pada
pertengahan tahun 1990 di Indonesia mulai muncul istilah sekolah unggulan
(excellent schools) yang tumbuh bagaikan jamur. Perkembangan ini pada
awalnya dirintis oleh sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah Islam
dengan ditandai biaya yang tinggi, fasilitas yang serba luks, elitis, eksklusif,
dan dikelola oleh tenaga-tenaga yang diasumsikan profesional. Di pihak lain,
Full day school berasal dari pesantren dengan mengadopsi sistem yang
diajarkan di mana anak didik selalu dalam pengawasan seorang kiai/guru yang
aktif memonitoring perkembangan anak dari waktu ke waktu. Kalau di
pesantren santri diawasi selama 24 jam, namun dalam full day school hanya
sehari saja, tidak sampai semalam(Asmani, 2017, p. 25).
Sistem full day school pada dasarnya menggunakan integrated curriculum dan
iintegrated activity yang merupakan bentuk pembelajaran yang diharapkan
dapat membentuk seorang anak yang berintelektual tinggi yang dapat
memadukan aspek keterampilan dan pengetahuan dengan sikap yang baik dan
Islami. Dengan adanya program dalam sistem full day school, sekolah yang
melaksanakan program ini diharapkan dapat mencapai target tujuan yang ingin
dicapai oleh lembaga pendidikan yang melaksanakan full day school.
b) Pelaksanaan Full Day School
Sistem full day school berawal dari sebuah kebutuhan masyarakat perkotaan
yang memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Orang tua meninggalkan
rumah untuk bekerja pukul 6 pagi dan kembali ke rumah menjelang malam
hari. Para orang tua bekerja selama 5 hari per minggu dan mereka libur
(weekend) pada hari sabtu dan minggu. Sementara anak-anak berangkat
sekolah pukul 06.30 pagi dan pulang pukul 13.00 siang. Mereka sekolah 6 hari
dalam seminggu yaitu senin-sabtu. Di saat nyaris bersamaan, mereka pun
masih harus menjemput buah hati mereka yang duduk di bangku sekolah.
37
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Berangkat dari hal-hal itulah akhirnya disepakati alternatif sekolah yang
menawarkan jam pulang-pergi sekolah sama atau setidaknya mendekati jam
pulang-pergi kantor. Ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang menetapkan
jam kerja efektif 40 jam/minggu, sementara sabtu minggu dianggap
libur(Asmani, 2017, p. 19).
Berbeda dengan model sekolah pada umumnya, Full day school menerapkan
konsep dasar “integrated activity” dan “integrated curiculum”. Artinya seluruh
program dan aktivitas anak yang ada di sekolah mulai dari belajar,liburan dan
beribadah dikemas dalam suatu sistem pendidikan. Sistem pembelajaran full
day school memfokuskan segala program pendidikan yang seluruh aktivitas
berada di sekolah(Setyarini, Joyoatmojo, & Sunardi, 2014, p. 239). Dengan
begitu diharapkan dapat bermanfaat untuk pembinaan generasi sholih dan
sholiha. Full day school juga membentuk siswa agar berprestasi belajar dalam
proses pembelajaran yang berkualitas yakni mendapatkan hasil dari aktivitas
dalam belajar.
Dengan demikian prestasi belajar yang dimaksimalkan dalam full day school
dibagi menjadi tiga macam antara lain:
1) Prestasi yang bersifat kognitif, yaitu ingatan pemahaman, pengamatan,
analisis, sintesis, dll. Misalnya seorang siswa dapat menyebutkan dan
menguraikan kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari pada
minggu lalu, maka siswa tersebut bisa dikatakan prestasi dalam
kognitifnya.
2) Prestasi yang bersifat afektif, yaitu sikap saling menghargai,
penerimaan dan penolakan. Misalnya seorang siswa dapat menunjukkan
sikap menerima dan menolak terhadap suatu pertanyaan atas suatu
permasalahan.
3) Prestasi yang bersifat psikomotorik, yaitu kecakapan, eksperimen
verbal dan non verbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya
seorang siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada
orang tua, maka anak ini mengaplikasikan pelajaran ke dalam
kehidupan sehari-harinya.
38
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
c) Kurikulum Full Day School
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil pemikiran dan
penelitin yang mendalam. Nana syaodih sukmadinata (1997) mengemukakan 4
landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1) Landasan filosofis: Filsafat memegang peranan penting dalam
pengembangan kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum senantiasa
berpijak pada aliran-aliran filsafat tertentu sehingga akan mewarnai
terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.
Aliran filsafat perenalisme merupakan aliran filsafat yang mendasari
pengembangan model kurikulum subjek akademis. Sementara itu,
filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan model
kurikulum pendidikan pribadi. Lalu, filsafat rekontruksivisme banyak
diterapkan dalam pengembangan model kurikulum
interaksional(Asmani, 2017, p. 71).
2) Landasan psikologis:terdapat 2 bidang psikologi yng mendasari
pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
tentang perilaku individu berkenaan dengan hakikat perkembangan,
pentahapan perkembangan, aspek perkembangan,tugas perkembangan.
Kesemuanya itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu
yang mempelajari perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi
belajar mengkaji tentang hakikt belajar, teori-teori belajar, aspek
perilaku individu lainnya dalam belajar. Aspek-aspek tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
kurikulum(Asmani, 2017, p. 73).
3) Landasan Sosial Budaya : Kurikulum dipandang sebagai rancangan
pendidikan yang menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Melalui pendidikan, manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta
39
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
alam peradaban sekarang, dan membuat peradaban masa yang akan
datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah
seharusnya mempertimbangkan, merespon, dan berlandaskan pada
perkembangan sosial budaya suatu masyarakat, baik dalam konteks
lokal, nasional, maupun global(Asmani, 2017, p. 74).
4) Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi : Kemajuan tekhnologi
saat ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar
sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Oleh karena itu,
diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan metakognisi
dan mengakomodasi kompetensi berpikir dan belajar bagaimana belajar
dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta
mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi
tersebut. Dengan demikian, peserta didik dapat mengimbangi dan
sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia(Asmani, 2017, p.
76).
40
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
B. Studi Relavan
Berdasarkan skripsi yang dilakukan oleh (Fatmawati, 2011) dengan
judul “Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu Oleh Guru Biologi SMP Negeri
Di Kabupaten Sragen” penelitian ini lebih terfokus pada penerapan pembelajaran
IPA Terpadu oleh 2 guru biologi dari SMP Negeri 1 Seragen dan 3 guru SMP
Negeri 5 di Kabupaten Sragen yang sedang melaksanakan proses pembelajaran.
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan analisis data menggunakan
lembar pengamaatan Kualitas RPP tentang kesesuaian aspek pengembangan
yang dikeluarkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) bahwa RPP
harus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, alokasi waktu, pelaksanaan pembelajaran,
sumber belajar, penilaian dan evaluasi secara lengkap. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa implementasi pembelajaran IPA terpadu bagi guru biologi
SMP Negeri di Kabupaten Sragen umumnya baik dengan kriteria tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Murniasih, Subagia, &
Sudria, 2013)dalam jurnalnya dengan judul “Pengelolaan Pembelajaran IPA
Studi Kasus: Pada SMP di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal” Penelitian
ini lebih terfokus pada 1) pengelolaan pembelajaran IPA di SMP Negeri “Z”. 2)
hambatan pengelolaan pembelajaran IPA, dan 3) upaya mengatasi hambatan
pengelolaan pembelajaran IPA di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jenis
penelitian ini bersifat kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasusdata
dikumpulkan dengan studi dokumentaasi dengan analisis data teknik interpretatif
triangulasi sumber informasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
pengelolaan pembelajaran IPA di SMP Negeri “Z” belum berjalan optimal. Guru
IPA menggunakan silabus yang berasal dari dinas pendidikan setempat;
Penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA belum sesuai dengan
Standar Proses Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007; dan Penilaian
pembelajaran IPA hanya berorientasi pada hasil.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Noeraida, 2014), pada jurnalnya
yang berjudul “Penerapaan Pembelajaran IPA Terpadu Di SMP Menjelang
Implementasi Kurikulum 2013”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
41
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
gambaran penerapan pembelajaran IPA Terpadu Di SMP Menjelang
Implementasi Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan studi kasus di salah
satu SMP di kota Bandung.Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara observasi non partisipan, wawancara semi terstruktur, angket siswa dan
dokumentasi. Berdasarkan studi ini diperoleh informasi bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPA Terpadu belum dilaksanakan dengan optimal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Lukum, 2015), Pada
jurnalnya “Evaluasi Program Pembelajaran IPA di SMP Menggunakan Model
Contenance Stake”. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian untuk setiap tahapan evaluasi disajikan pada matriks
Countenance Stake pada tabel yang meliputi intens, observasi, standar dan
judgment untuk masing-masing 3 komponen program yang dikelompokan dalam
tabel menurut antecedent, transaction, dan outcomes. Selanjutnya hal itu
dianalisis congruence dan contingency menyimpulkan :(1) perencanaan
pembelajaran IPA termasuk kategori cukup (68%), ditemukan belum adanya
kesesuaian antara RPP dengan standar proses pembelajaran; (2) pelaksanaan
pembelajaran IPA termasuk kategori cukup (57%), belum adanya kesesuaian
antara pelaksanaan pembelajaran dengan standar proses pelaksanan
pembelajaran; dan (3) hasil belajar peserta didik belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dengan aktualitas ketercapaian 65% kategori cukup.
4) terdapat contingency antara perencanaan, pelaksanaan dengan hasil belajar
IPA, yang perencanaan pembelajaran dengan kategori yang cukup menyebabkan
guru melaksanakan pembelajaran belum sesuai standar proses sehingga hasil
belajar peserta didik belum memenuhi KKM.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh(I Ketut Bandem Elyadi, I
Wayaan Subagia, & Maryam, 2018), dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis
Implementasi Pembelajaran Kimia Dalam Program Full Day School”.Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data observasi, studi dokumen, dan
wawancara. Data disajikan dengan deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini
adalah 1) pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam program full day
schooldi SMA Negeri Bali Mandara yaitu pendekatan saintifik 2) metode
42
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
pembelajaran yang digunakan yaitu tanya jawab,penugasan, praktikum 3) model
pembelajaran yang digunakan yaitu, inkuiri terbimbing, discovery learning dan
program based learning. 4) sumber pembelajaran yang digunakan yaitu,buku
paket kimia, internet, video dan e-learning. 5) waktu pembelajaran kimia
dominan dialokasikan pada pagi hari. Implementasi pembelajaran kimia dalam
program full day school ssesuai dengan kurikulum 2013.
Berdasarkan penelitian dari(Irayasa et al., 2018), dalam jurnalnya yang
berjudul “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Sistem Full Day School Dengan
Sistem Reguler Pada Mata Pelajaran IPA ”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaanprestasi belajar siswa sistem full day school dengan
sistem reguler pada mata pelajaran IPA. Metode yang dipakai adalahkuantitatif
non eksperimen dengan menggunakan pendekatan komparatif. Hasil dalam
penelitian ini menunjukkan rata-rata prestasi belajarSekolah Menengah Pertama
sistem reguler lebih tinggi dibandingkan dengan sistemfull day school, dengan
88,16 pada sekolah reguler dan 72,24 pada sekolah full day school.
Berdasarkan penelitian dari (Irayasa, 2018), dalam jurnalnya yang berjudul “The
Study Of Full Day School System at SMAN 11 Makassar”. Tujuan dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi sistem sekolah sehari penuh
full day schooldi SMAN 11 Makassar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, menggunakan teknik purposive sampling dan
snowball sampling. Teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipan,
wawancara mendalam, dan dokumentasi.Teknik analisis data dilakukan dengan
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.Hasil penelitian
menunjukkanimplementasi sistemfull day schooldi SMAN 11 Makassar
melebihi standar waktu yang ditetapkan dalam Permendikbud No. 23 Tahun
2017, seharusnya waktu pembelajaran dilaksanakan selama 8 jam dalam satu
hari atau 40 jam dalam 5 hari.
Berdasarkan penelitian dari (Apriyani, Fatimah, & Wicaksono,
2018),dalam jurnalnya yang berjudul “Dari Full Day School Ke Kebijakan Enam
Hari Sekolah: Rasionalisasi Praktik Dan Evaluasi Pembelajaran Pasca Full Day
School Di Sma Negeri 1 Kedungreja Kabupaten Cilacap”.Tujuan dari penelitian
43
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
ini adalah untuk mengetahuibagaimana praktik dan evaluasi pembelajaran pasca
Full Day School (FDS) di SMA Negeri 1 Kedungreja pasca praktik FDS. Teknik
pengumpulan datadilaksanakan melalui observasi partisipan, wawancara, dan
dokumentasi. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) alasan SMA Negeri 1
Kedungreja kembali pada kebijakan enam hari sekolah pasca full day school
karena dalam pelaksanaan full day school sekolah mengalami kendala yang
berdampak pada kualitas pembelajaran, baik pada aspek proses maupun hasil.
(2) Proses pelaksanaan pembelajaran dalam sekolah enam hari pasca full day
school di SMA Negeri 1 Kedungreja tidak jauh berbeda dengan pembelajaran
ketika full day school baik dilihat dari model dan metode yang digunakan. (3)
Guru, peserta didik, dan orang tua peserta didik memberikan tanggapan yang
beragam terkait pelaksanaan sekolah enam hari pasca full day school, baik pro
dan kontra sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Berdasarkan penelitian dari (Sumarna, Asyafah, & Kosasih, 2017),dalam
jurnalnya yang berjudul “Pengelolaan Pendidikan Agama Islam Di Islamic Full
Day School SMP Salman Al-Farisi Bandung”Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengelolaan pendidikan agama Islam diIslamic Full Day
School SMP Salman Al-Farisi Bandung. Penelitian yang dilakukan
menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) perencanaanpendidikan agama Islam diperluas ke
dalam mata pelajaran tilawati, tahfiz, matrikulasi, serta jam walikelas untuk
pembiasaan seven sunnah. Kompetensi dasar dipetakan ke dalam aspek
leadership dan green education. 2) Pelaksanaan pendidikan agamaIslam
dilaksanakan oleh guru PAI, guru mapel lain dan guru khusus yang terintegrasi
dalam leadership, green education dan IMTAQ3) hasil pendidikan agamaIslam
dibuktikan dengan laporan khusus aplikasi pendidikan agama Islam 4) Guru PAI
yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan menjadi kelemahan SMP
SAF islamicfull day school.
Berdasarkan penelitian dari (Dyah et al., 2020)dalam jurnalnya yang berjudul
“The Principal's Strategy For Managing Conflicts Due To The Stress Of Female
44
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Teachers As A Result Of The Implementation Of Full Day School. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan strategi kepala sekolah untuk mengelola
konflik stres kerja pada guru perempuan sebagai dampak dari penerapan Sekolah
Sehari Penuh. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
dengan jenis penelitian fenomenologis. Lokasi penelitian adalah SMAN 1
Talang Kelapa dan SMAN 1 Betung Kabupaten Banyuasin. Data dalam
penelitian ini berupa observasi, dokumentasi, dan wawancara. Memeriksa
validitas data dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data
menggunakan model Spradley. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
kepala sekolah melakukan tiga strategi untuk mengelola konflik stres kerja pada
guru perempuan sebagai dampak dari penerapan Sekolah Sehari Penuh sehingga
tidak mengganggu kinerja guru, kenyamanan siswa, dan tidak menghambat
pencapaian tujuan sekolah. Strategi yang diadopsi oleh kepala sekolah adalah 1)
mengidentifikasi bentuk-bentuk stres kerja untuk guru perempuan, 2)
mengidentifikasi konflik yang timbul sebagai efek dari stres kerja bagi guru
perempuan, dan 3) menyelesaikan konflik melalui pendekatan pribadi, layanan
resmi, dan pendekatan keagamaan .
Penelitian-penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan, begitu juga
dengan penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya yaitu sama-sama
meneliti pembelajaran IPA di SMP dan full day school. Hanya saja
perbedaannya adalah tempat, jenjang sekolah, serta tujuan penelitian. Sedangkan
penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan
pembelajaran IPA Terpadu di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambistudy full day school.
Berdasarkan studi relevan diatas maka dapat disintesiskan dalam tabel state of
the research sebagai berikut:
Tabel 2.1 state of the research
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Erma fatmawati
Implementasi Pembelajaran
Implementasi pembelajaran
Meneliti Pembelajaran
Tempat penelitian
45
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
IPA Terpadu
Oleh Guru
Biologi SMP
Negeri Di
Kabupaten
Sragen
IPA Terpadu
bagi guru
biologi di SMP
Negeri di
Kabupaten
Sragen
umumnya baik
dan kriteria
tinggi
IPA terpadu,
Dengan
Metode
penelitian
kualitatif
deskriptif.
2 Murniasih,
Subagia,
Sudiria
Pengelolaan
pembelajaran
IPA Studi
Kasus Pada
SMP di Daerah
Terdepan,
Terluar dan
Tertinggal
Pengelolaan
pembelajaran
IPA di SMP
Negeri “Z”
belum berjalan
optimal
Meneliti
Pembelajaran
IPA terpadu,
dengan
melakukan
studi
dokumentasi,
observasi, dan
wawancara
Fokus
penelitian
3 Noeraida Penerapan
Pembelajaran
IPA Terpadu di
SMP Menjelang
Implementasi
Kurikulum 2013
Pelaksanaan
pembelajaran
IPA Terpadu
belum
dilaksanakan
dengan optimal.
Meneliti
Penerapan
Pembelajaran
IPA Terpadu
di SMP
Menggunakan
angket untuk
menjaring
data tentang
respon siswa
terhadap
proses
pembelajaran IPA terpadu
4 Astin
lukum
Evaluasi
Program
Pembelajaran
IPA di SMP
Menggunakan
Model
Countenance
Stake
Perencanaan
pembelajaran
IPA termasuk
kategori cukup,
(68%) belum
adanya
kesesuaian
antara
pelaksanaan
pembelajaran
dengan standar
proses.
Pelaksanaan
pembelajaran
IPA termasuk
kategori cukup,
(68%).
Hasil belajar
peserta didik
belum
memenuhi KKM.
Meneliti
Pembelajaran
IPA Terpadu
di SMP
dengan teknik
analisis data
kualitatif
deskriptif
Penelltian
menggunakan
model
Countenance
Stake
46
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Terdapat
countingency
antara
perencanaan,
pelaksanaan dan
hasil belajar IPA.
5 I ketut
bandem
elyadi,
I wayan
subagia,
Siti
maryam
Analisis
Implementasi
Pembelajaran
Kimia Dalam
Program Full
Day School
Implementasi
pembelajaran
kimia dalam
program full day
school ssesuai
dengan
kurikulum 2013.
Data disajikan
dengan
deskriptif
kualitatif
observasi,
studi
dokumen, dan
wawancara.
Penelitian ini
menganalisis
pembelajaran
kimia dalam
programfull
day
schoolsedang
kan peneliti
meneliti
pembelajaran
IPA
terpdustudi
full day
school
6 Kadek
Irayasa,
Ian Alfian,
Fitriana,
Risma
Perbandingan
Prestasi Belajar
Siswa Sistem
Full Day School
Dengan Sistem
Reguler Pada
Mata Pelajaran
IPA
Rata-rata
prestasi belajar
Sekolah
Menengah
Pertama sistem
reguler lebih
tinggi
dibandingkan
dengan sistem
full day school,
dengan 88,16
pada sekolah
reguler dan
72,24 pada
sekolah full day
school.
Sama-sama
meneliti
tentang Mata
Pelajaran IPA
Sistem Full
Day School di
SMP
Penelitian ini
meneliti
tentang
perbandingan
prestasi
belajar siswa
sistem full
day school
dan sekolah
reguler
sedangkan
peneliti
meneliti
deskripsipen
erapan
pembelajaran
IPA di SMP
Ahmad
Dahlan studi
full day school
7 Kadek
Irayasa
The Study Of
Full Day School
System at
SMAN 11
Makassar
implementasi
sistem full day
school dii SMAN
11 Makassar
melebihi standar
waktu yang di
tetapkan dalam
Permendikbud
Metode
penelitian
menggunakan
deskriptif
kualitatif
Kadek
Irayasa
meneliti
tentangimple
mentasi
sistem full
day school dii
SMAN 11
47
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
No.23 Tahun 2017,
seharusnya
waktu
pembelajaran
dilaksanakan
selama 8 jam
dalam satu hari
atau 40 jam
dalam 5 hari.
Makassar
sedangkan
peneliti
meneliti
tentang
penerapan
pembelajaran
IPA terpadu
di penerapan
di SMP Ahmad
Dahlan studi
full day
school 8 Apriyani,
Nurul
Fatimah,
Harto
Wicaksono
Dari Full Day
School Ke
Kebijakan Enam
Hari Sekolah:
Rasionalisasi
Praktik Dan
Evaluasi
Pembelajaran
Pasca Full Day
School Di Sma
Negeri 1
Kedungreja
Kabupaten
Cilacap
1) alasan SMA
Negeri 1
Kedungreja
kembali pada
kebijakan enam
hari sekolah pasca
full day
schoolkarena
dalam
pelaksanaanfull
day school
sekolah
mengalami
kendala yang
berdampak pada
kualitas
pembelajaran,
baik pada aspek
prosesmaupun
hasil.
2) Proses
pelaksanaan
pembelajaran
dalam sekolah
enam hari pasca
full day school
di SMA Negeri 1
Kedungrejatidak
jauh berbeda
dengan pembe
lajaran ketika
full day school
baik dilihat dari
model dan metode
yang digunakan.
3) Guru, peserta didik, dan orang
Metode
penelitian
menggunakan
deskriptif
kualitatif
Penelitian ini
bertujuan
mengetahuib
agaimana
praktik dan
evaluasi
pembelajaran
pasca Full
Day School
(FDS) di
SMA Negeri
1 Kedungreja
pasca praktik
FDS.
esdangkan
peneliti
meneliti
deskripsi
penerapan
pembelajaran
IPA terpadu
di SMP
Ahmad
Dahlan studi
full day
school
48
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
tua peserta didik
memberikan
tanggapan yang
beragam terkait
pelaksanaan
sekolah enam
hari pasca full
day school, baik
pro dan kontra
sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing.
9 Andri
Ramdani
Sumarna,
Abas
Asyafah,
Aceng
Kosasih
Pengelolaan
Pendidikan
Agama Islam Di
Islamic Full
Day School
SMP Salman
Al-Farisi
Bandung
1) perencanaan
pendidikan
agama Islam
diperluas ke dalam
mata pelajaran
tilawati, tahfiz,
matrikulasi, serta
jam
walikelasuntuk
pembiasaan seven
sunnah.
Kompetensi
dasar dipetakan
ke dalam aspek
leadership dan
green education.
2) Pelaksanaan
pendidikan
agama Islam
dilaksanakan
oleh guru PAI,
guru mapel lain
dan guru khusus
yang terintegrasi
dalam
leadership,
green education
dan IMTAQ
3) hasil pendidikan
agama Islam
dibuktikan
dengan laporan
khusus aplikasi
pendidikan agama
Islam.
4) Guru PAI yang
tidak sesuai
dengan latar
Metode
penelitian
menggunakan
deskriptif
kualitatif
Penelitian ini
bertujuan
mengetahuip
engelolaan
pendidikan
agama Islam
di Islamic
full day
school SMP
Salman Al-
Farisi
Bandungseda
ngkan
peneliti
meneliti
deskripsi
penerapan
pembelajaran
IPA terpadu
di SMP
Ahmad
Dahlan studi
full day
school
49
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
belakang
pendidikan
menjadi
kelemahan SMP
SAF islamicfull
day school.
10 Hertining The Principal's Kepala sekolah Metode Penelitian ini Dyah, Strategy For melakukan tiga penelitian meneliti Listiningrum Managing strategi untuk kualitatif tentang Tobari, Conflicts Due mengelola strategi Nila To The Stress Of konflik stres utama untuk Kesumawati Female kerja pada guru mengelola Teachers As A perempuan konflik Result Of The sebagai dampak karena stres Implementation dari penerapan guru wanita Of Full Day Sekolah sehari sebagai hasil School penuh sehingga penerapan tidak sekolah hari mengganggu penuh. kinerja guru, sedangkan kenyamanan peneliti siswa, dan tidak meneliti menghambat deskripsi pencapaian penerapan tujuan sekolah. pembelajaran IPA terpadu di SMP Ahmad Dahlan studi full day school
50
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil pra observasi penulis pada bulan Januari 2018, di kelas VII
(Tujuh) Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran IPA terpadu masih terdapat permasalahan terutama pada
siang hari. Pembelajaran yang dilakukan di siang hari membuat antusias siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA terpadu masih sangat kurang. Selain itu,
ditemukan siswa sering keluar masuk kelas pada saat kegiatan proses
pembelajaran IPA terpadu berlangsung.Berdasarkan hasil dokumentasi data hasil
belajar siswa yang dicapai umumnya masih sangat rendah dengan nilai 65,
sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang akan dicapai adalah 75.
Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai KKM yang
diharapkan. Rendahnya hasil belajar siswa ini menunjukkan siswa mengalami
kesulitan belajar.
Sekolah dengan sistem full day school harus memiliki pengaturan jadwal
yang baik, proses pembelajaran haruslah memiliki strategi yang baik serta
sekolah harus memiliki fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran dan
pendalaman materi. Karena pada umumnya peserta didik akan mudah merasa
jenuh jika seharian belajar di sekolah. Proses pembelajaran dalam sistem full day
school seperti tugas sekolah dapat dikerjakan oleh peserta didik melalui
bimbingan guru mata pelajaran pada saat di sekolah, namun hal tersebut tidak
berarti bahwa sekolah mengekang siswa untuk terus-menerus belajar melainkan
dalam pembelajaran full day school diterapkan suatu metode dan media
pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak akan merasa jenuh
berada di sekolah, seorang guru harus mampu berinovasi dan kreatif agar proses
pembelajaran dapat berjalan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tepadudi kelas
VII (Tujuh)yang ada di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
studyfull day schoolsehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam
program pendidikan
51
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Proses pembelajaran Pelaksanaan
pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
Full day school
Perencanaan
pembelajaran
Pembelajaran IPA
Untuk mempermudah dalam pemahaman ini, maka alur kerangka berpikir
digambarkan melalui paradigma berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
52
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Sesuai dengan metodologi penelitian dan permasalahan yang didapatkan
sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk melukiskan,
menggambarkan, atau memaparkan keadaan objek yang diteliti sebagaimana apa
adanya, sesuai dengan situasi dan kondisi ketika penelitian tersebut dilakukan
(Ibrahim, 2015, p. 59). Sedangkan menurut Sugiyono, penelitian kualitatif
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci(Sugiyono, 2013, p.
1). Teknikpengumpulan data dilakukan dengan teknik triangulasi (gabungan),
yaitu teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran, data beserta informasi-informasi yang dianggap
penting tentang penerapan pembelajaran IPA terpadu di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day school)terhadap Kepala Sekolah,
Guru mata pelajaran IPA terpadu, dan siswa kelas VII yang telah melaksanakan
pembelajaran IPA terpadu.
B. Seting dan Subjek Penelitian
1) Setting Penelitian
Setting penelitian adalah tempat dimana proses studi yang digunakan untuk
memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi. Alasan
pemilihan lokasi ini karena sekolah tersebut telah berbasis full day school dan
menerapkan pembelajaran IPA terpadu, tetapi dilihat dari kesehariannya
pembelajaran hanya berpusat ke guru namun antusisas siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA terpadu masih sangat kurang. Terlihat dari masih sedikit
sekali siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru, banyak siswa yang
keluar masuk kelas pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, lamanya
waktu berada di sekolah membuat siswa merasa jenuh dan mengantuk dalam
53
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran IPA terpadu masih belum
optimal.
2) Subjek Penelitian
Adapun teknik pengambilan sampel sumber datanya dengan menggunakan cara
purposive sampling.
“purposive samplingdigunakan dalam situasi dimana seorang ahli
menggunakan penilaiannya dalam memilih responden dengan tujuan tertentu
di dalam benaknya (Ibrahim, 2015, p. 72).”
Adapun yang menjadi subjek atau informan dalam penelitian ini adalah:
1. Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi (full day school).
2. Guru mata pelajaran IPA Terpadudi Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi (full day school).
3. Siswa kelas VII (Tujuh)yang melaksanakan pembelajaran IPA terpadu
di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day
school).
Tabel 3.1
Daftarguru dan jumlah siswa kelas VII diSekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi tahun ajaran 2018/2019
Nama Kelas Jumlah Siswa
Guru A VII A 28
VII B 28
VII C 28
Jumlah 3 kelas 84
Sumber dokumentasi siswa SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
54
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
C. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis data
Dalam sebuah penelitian ada yang namanya data primer dan data sekunder,
kedua hal ini menjadi acuan bagi peneliti untuk mencari sumber data yang ada
dan dalam hal ini adalah komponen dari sekolah yang menjadi tempat
ditelitinya masalah(Sugiyono, 2016, p. 375).
Berikut penjabaran dari data primer dan data sekunder.
a) Data primer
Data primeradalah data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, yang nantinya akan diambil secara langsung kepada siapa-
siapa saja yang menjadi sumber datanantinya tanpa adanya perantara
(Ibrahim, 2015, p. 69). Yaitu data yang nantinya akan diambil dari kepala
sekolah, guru mata pelajaran IPA terpadu, siswa kelas VII (tujuh)yang
melaksanakan pembelajaran IPA terpadu di Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day school).
b) Data sekunder
Data sekunder adalahsegala bentuk dokumen, baik dalam bentuk tertulis
maupun foto (Ibrahim, 2015, p. 70). Melihat pengertian tersebut data
sekunder dari penelitian Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi diambil dari profil sekolah, perangkat pembelajaran, jadwal
pembelajaran, dan keadaan sekolah.
2) Sumber data
Sumber data dalam penelitian adalah orang, benda, objek yang dapat
memberikan informasi, fakta, data, dan realitas yang terkait atau relavan
dengan apa yang dikaji atau diteliti(Ibrahim, 2015, p. 67).
Sumber data disini meerupakan subjek dari mana data dapat diperoleh yaitu:
55
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
a) Sumber data berupa manusia, yakni kepala sekolah, guru IPA terpadu,
siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
(full day school).
b) Sumber data berupa suasana, sarana dan prasarana, dan kondisi
sekolah,Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day
school).
c) Sumber data berupa dokumentasi, arsip dokumentasi resmi berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu, jadwal pembelajaran,
buku paket IPA terpadu, struktur keperguruan Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day school) photo-photo
kegiatan pembelajaran IPA terpadu siswa kelas VIISekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day school).
D. Teknik pengumpulan data
1) Observasi
Teknik obserrvasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non
partisipan atau partisipasi pasifyang mana peneliti tidak terlibat dalam
kegiatan orang yang diamati dan hanya sebagai pengamat
independen(Sugiyono, 2016, p. 377).
Dalam penelitian ini peneliti melihat dan mendengarkan pembelajarandan
proses pembelajaran IPA terpadudi Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan
Kota Jambi (full day school) yang sedang dilaksanakan oleh guru IPA terpadu
dan siswa kelas VII di dalam kelas dan mencatat kejadian-kejadian yang ada
menggunakan observasi secara langsung.
2) Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2016, p. 384).Wawancara tak terstruktur penulis gunakan
sebagai instrumen pelengkap observasi untuk mengumpulkan data dilapangan.
Dalam metode interview ini peneliti memperoleh keterangan tentang penerapan
pembelajaran IPA Terpadu di SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi (full day
school).Adapun interview ini dilakukan kepada Kepala Sekolah, Guru Bidang
56
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Study IPA Terpadu dan Siswa kelas VII yang dipilih secara acaksebagai
penguat hasil.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2016, p. 396). Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
informasi non manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa
catatan-catatan, pengumuman, instruksi, aturan-aturan laporan, keputusan atau
surat-surat lainnya, catatan-catatan arsip-arsip yang ada kaitannnya dengan
fokus penelitian. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
perangkat pembelajaran berupa perangkat pembelajaran seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus pembelajaran, buku paket
pembelajaran, dan poto kegiatan proses pembelajaran IPA terpadu yang
berlangsung di dalam kelas.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kulitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam
penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2013, p. 89).
1) Analisis sebelum di lapangan
Analisis data sebelum memasuki lapangan dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif fokus penelitian ini masih
bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di
lapangan(Sugiyono, 2013, p. 90).
2) Analisis selama di lapangan model Miles and Huberman
a) Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
57
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan(Sugiyono, 2013, p. 92).
Melalui obsevasi, wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu
dan mengorganisasikan data tersebut sehingga biasa disajikan.
b) Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data.Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan
“the most frequent form of display data for qualitive research data in the
past has been narrative tetx”. Yang paling sering digunakan untuk
meyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat
naratif(Sugiyono, 2013, p. 95).
c) Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan.Kesimpulan awal yang dilakukan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan (Sugiyono, 2013, p. 99).
F. Teknik Pemeriksaaan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif empat kirteria keabsahan yang diperlukan. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan keabsahan konstuk (construct validity).
Keabsahan konstuk (construct validity) adalah keabsahan bentuk batasan
berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan
variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses
pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses
58
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.
Menurut Patton ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
keabsahan data. Namun, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi
teknik.Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan eknik yang berbeda. Misalnya,
data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi.
Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas tersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang besangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap
benar. Atau semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda (Sugiyono,
2013, p. 127).
59
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis
Pembangunan Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
beriringan dengan Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi.
Organisasi Muhammadiyah cabang kota baru telah mendirikan Sekolah Dasar
Islam Terpadu Ahmad Dahlan pada tahun 2006. Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ahmad Dahlan adalah lembaga pendidikan swasta berbasis islam
terpaduyang beralamat di JL. Enggano Perumnas Kel. Handil Jaya Kec.
Jelutung Kota Jambi.
Sekolah Islam Terpadu diartikan sebagai sekolah yang menerapkan
pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan
pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Semua mata pelajaran dan
semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai Islam.
SekolahIslam Terpadu memadukan pendidikan aqliyah (akal), rubibiyah
(spritual) dan jasadiyah (fisik). Sekolah Islam Terpadu berupaya mendidik
peserta didik menjadi anak berkembang kemampuan akal dan intelektualnya,
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah
SWT,terbina akhlak mulia, dan memiliki kesehatan, kebugaran, dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.Orang tua dilibatkansecara aktif
untuk memperkaya dan memberi perhatian yang memadai dalam proses
pendidikan putra putri mereka.
Dalam perjalanannyaSD IT Ahmad Dahlan dipandang perlu untuk
memikirkan kelanjutan proses pendidikan terpadu bagi anak didik yang akan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Agardapat meneruskan proses
pendidikan yang terpadu itu maka sangat dibutuhkan keberadaan Sekolah
Menengah Pertama sebagai lembaga pendidikan yang komitmen dengan visi
misi serta pengalaman yang profesional dengan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas.
60
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan didirikan atas dasar permintaan
dan kekhawatiran orang tua siswa akan rusaknya moral para pelajar di masa
sekarang ini. Dari permintaan orang tua alumni SD IT Ahmad Dahlan maka
dilaksanakannya rapat oleh ketua yayasan sekaligus meminta komitmen
orang tua/wali murid agar dapat mendukung terlaksananya proses belajar
mengajar di SMP Ahmad Dahlan. Maka pada bulan Juli 2014 resmi
didirikannya Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi sebagai
kelanjutan dariSekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi.
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi dipimpin oleh ibu Sri
Novrita Handayani sebagai kepala sekolah yang dulunya menjabat sebagai
guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ahmad Dahlan Kota Jambi. Pada waktu
itu Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan hanya memiliki satu kelas
dengan jumlah siswa 15 orang. Seiring dengan meningkatnya mutu dan
prestasi yang diraih, maka kepercayaan masyarakat pun semakin meningkat,
hal ini dibuktikan dengan melonjaknya jumlah siswa ditahun berikutnya,
hingga pada tahun 2019 jumlah siswa di Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan berjumlah 153 orang dan telah meluluskan angakatan pertama pada
tahun 2017 dan angkatan kedua pada tahun 2018.
2. Letak Geografis
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi terletak di JL.
Enggano Prumnas Kel. Handil Jaya Kec. Jelutung Kota Jambi, yang
berhubungan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan JL. Basuki Rahmat
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan SDN 199 Kota Jambi
c. Sebelah Barat berbatasan dengan JL. Nias
d. SebelahTimur berbatasan denganRumah Warga
Mengenai data untuk geografis sekolah ini dapat dilihat sebagai berikut:
61
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.1
Data geografis Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
No Nama Keterangan
1 Nama Sekolah SMP Ahmad Dahlan
2 NPSN 69939934
3 Tahun Pendirian 2014
4 Status Akreditasi A
5 Tahun Akreditasi 2017
6 Status Sekolah Swasta
7 Alamat JL.Enggano Prumnas
8 Telepon/Fax 0741- 42476
9 Alamat E-mail Sekolah [email protected]
10 Kelurahan Handil jaya
11 Kecamatan Jelutung
12 Kabupaten/Kota Kota Jambi
13 Kode pos 36129
14 Luas Keseluruhan Tanah 3038 M2
15 Luas Bangunan 280 M2
16 Luas Pekarangan -
17 Luas Lapangan Upacara -
Sumber diolah dari dokumenTata Usaha SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
62
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan
Kota Jambi
a. Visi Sekolah
Membentuk siswa yang berakhlak mulia, unggulan, berprestasi,
mandiri, terampil dan kreatif, serta berbudaya hidup bersih dan sehat.
b. Misi Sekolah
1) Pembinaan iman dan taqwa secara intensif.
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan
efisien sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.
3) Mewujudkan program pengembangan keterampilan berbahasa arab
dan berbahasa inggris.
c. Motto Sekolah
Lingkungan sehat, badanku kuat, otakku smart, ibadahku taat.
d. Tujuan Sekolah
1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan akhlak mulia
sebagai cerminan nilai karakter bangsa.
2) Mampu bersaing ke SMA/MAK berstandar Internasional
3) Mampu mengikuti lomba MTQ tingkat kota
4) Mampu mengkuti lomba Sains tingkat provinsi.
5) Memilikitim olahraga minimal dua cabang yang mampu tampil pada
acara setingkat kota.
6) Memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar minimal
pelayanan pendidikan.
7) Memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat
kota.
8) Terciptanya budaya bersih dan indah serta menumbuhkembangkan
budaya peduli lingkungan terhadap warga sekolah agar terciptanua
suasana sekolah yang asri.
9) Terciptanya media pembelajjaran yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran.
63
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
4. Struktur Organisasi
Sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan juga mempunyai kepengurusan yang tersusun dari
sebuah struktur organisasi.Secara organisasi Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi merupakanbagian dari organisasi lembaga
pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dikdasmen) Muhammadiyah Kota Jambi dan Dinas Pendidikan Kota.
Struktur organisasi dalam suatu sekolah merupakan hal yang sangat penting
karena tanpa adanya struktur yang baik, maka semua kegiatan pun tidak bisa
berjalan dengan semestinya. Dalam menyusun dan melaksanakan program
sekolah diperlukan bantuan dari sumber daya manusia, dan sumber daya
manusia tersebut di organisasikan kedalam struktur organisasi yang terdapat
pembagian tugas masing-masing secara merata dan profesional menurut
bidang keahliannya masing-masing. Struktur organisasi berperan penting bagi
kelancaran roda organisasi sekolah untuk mencapai tujuan. Dalam struktur ini
dijelaskan bahwa pimpinan puncak organisasi sekolah adalah kepala sekolah,
kepala sekolah merupakan pimpinan yang bertanggung jawab langsung bagi
maju mundurnya sekolah, akan tetapi kepala sekolah tidak akan mampu
menjalankan roda pemerintahannya seorang diri tanpa dibantu oleh anggota
staf yang terlibat langsung dalam melaksanakan program sekolah yang
dibantu para wakil kepala sekolah dalam bidangnnya masing-masing serta
para staf TU, majelis guru dan karyawan yang semuannya mendukung
kelancaran proses kegitan pendidikan.
Struktur organisasi berperan penting dalam mengatur semua kegiatan aspek
pendidikan disuatu sekolah. Tepatnya padaSekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi yang memiliki struktur sebagai berikut.
64
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
MUHAMMADIYAH
Kepala Sekolah Silfa Linda,A.Md
Sri Novrita
Handayani,S.P
TATA USAHA
Wakasek
TATA
USAHA/BENDAHARA
Nurwalya Rahmi,
S.Pd
Ade Nugroho,S.Pd.I Nila Hasina
KOMITE Drs, H. Asra
HD,M.Pd.I
Bagan 4.1. Struktur organisasi SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
Majelis Dikdasmen Daerah
Muhammadiyah Kota Jambi
Dinas Pendidikan
Guru Bidang Study
Ratmi Qori,S.Pd
SISWA
Yusna Nelly, S.Pd Gatot,S.Pd
Purwanti,S.Pd Yesi,S.Pd
Boby
Wahyudi,S.Pd
Ade
Kurniawan,S.Pd
Andi,S.Pd
65
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Administrasi
Sekolah Menengah Pertama Ahmad DahlanKota Jambi sebagai
lembaga pendidikan yang bernuansa Islam Terpadu dengan konsep full day
school memiliki tenaga pengajar sebanyak 17 orangdengan pendidikan dan
jurusan yang berbeda-beda. Akan tetapi pada kenyataannya ada sebagian guru
yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Namun para guru tersebut
wajib menjalankan tanggung jawabnya yang tidak hanya mendidik siswa,
melainkan juga harus mengarahkan, mengajar, dan membimbing para siswa
tersebut. Dan para guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya harus
berusaha sepenuhnya untuk menguasai pelajaran yang dipegangnya.
Untuk lebih jelasnya data guru dan tenaga administrasi di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlankota Jambi, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Keadaan Guru Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi
No Nama Pendidikan Jabatan Bidang Studi
1 Sri Novrita Handayani, S.P S1 Kepala Sekolah -
2 Ade Nugroho, S.Pd.I S1 WAKA Sekolah PAI
3 Rahmi Afrianti, S.Kom S1 Operator Sekolah,
Wali Kelas
IPS,
TIK
4 Silfa Linda, A.Md D2 GTY KMD
5 Yesi, S.Pd.I S1 GTY Matematika,
Seni Budaya
6 Gatot, S.Pd S1 GTT Tapak Suci
7 Purwanti, S.Pd S1 Wali Kelas Bahasa
Indonesia
8 Ahmad Sofyan Salim, S.Pd S1 GTY Bahasa Arab,
Tahfiz,
BMTPPB
9 Andi, S.Pd S1 GTT Penjas
10 Wahyu febrian, S.Ud S1 Wali Kelas Qur‟an hadits
11
Boby Wahyudi, S.Pd
S1
Wali Kelas
Bahasa Inggris,
66
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Bahasa Arab
12 Flora roza, S.Pd S1 GTT PKN
13 Mujrimin, S.Pd S1 GTT Tahsin,
SKI,
14 Yusna Nelly, S.Pd S1 Wali Kelas IPA
15 Ratmi Qori, S.Pd S1 Wali Kelas Matematika,
Seni Budaya,
Prakarya
16 Dra. Raihanis S1 GTT Bimbingan
Konseling
17 Andry, S.Ag S1 GTT Tahsin,
SKI
Sumber diolah dari dokumenTata Usaha SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
Tenaga guru yang mengajar di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan
kota Jambi adalah mereka yang merupakan Guru Tetap Yayasan (GTY)
maupun Guru Tidak Tetap (GTT) dan tidak ada yang berstatus PNS (Pegawai
Negeri Sipil). Mereka semua merupakan guru aktif yang mengajardi Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi. Dan juga memiliki beberapa
tenaga administrasi yang berfungsi sebagai komponen pendidikan,yang
menyangkut dengan sekolah, mulai daristaff tata usaha, kebersihan sekolah
dan keamanan sekolah yang membantu kelancaran kegiatan sekolah.
Tabel 4.3
Data karyawan Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambitahun
ajaran 2018/2019.
No Nama Pendidikan Jabatan
1 Nurwalya Rahmi, S.Pd S1 Staff Tata Usaha
2 Nila Hasina D1 Staff Tata Usaha
3 Dion Adha Saputra SMA Cleaning Service
4 Junaidi SMA Satpam
67
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
6. Keadaan Siswa
Siswa merupakan salah satu unsur yang penting atau mutlak dalam kegiatan
pendidikan guna terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar. Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi terdiri dari 6 kelas dan terdiri
dari siswa laki-laki 85 orang dan siswi perempuan sebanyak 68 orang. Jadi,
total keseluruhan dari kelas VII sampai kelas IX sebanyak 153orang. Untuk
lebihjelasnya jumlah siswa Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Keadaan siswa Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi tahun
ajaran 2018/2019.
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 VII A 15 14 29
VII B 17 12 29
VII C 14 14 28
2 VIII A 11 13 24
VIII B 17 6 23
3 IX 11 9 20
Jumlah Seluruh 85 68 153
Sumber diolah dari dokumenTata Usaha SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung keberhasilan yang sangat
penting dalam sistem full day school. Sarana dan prasarana berfungsi
memberikan sugesti dan stimulus anak didik dalam belajar. Sarana dan
prasarana yang dimaksud adalah alat-alat yang digunakan atau yang
diperlukan dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah baik dalam wujud
bangunan permanen ataupun alat-alat lainnya yang menunjang proses
pendidikan.. Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap, anak didik
termotivasi untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya. Sekolah yang
68
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
menerapkan program full day schoolharus mengutamakan kenyamanan dan
kualitas sekolah.
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berada di JL.
Enggano Kel. Handil Jaya Kec. Jelutung Prumnas Jambi. Bangunan sekolah
bertembok dan bagian depan berpagar, luas bangunan 280M2 sementara luas
bangunan tanah seluruhnya sebanyak 3038 M2.jadi luas lahan seluruhnya
3318 M2. Dan berdasarkan status kepemilikannya lahannya sudah milik
sekolah.Laboratorium IPA merupakan salah satu sarana dan prasarana yang
amat vital untuk menunjang proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran
IPA terpadu secara praktek.Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal,
1Desember 2018 Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi saat
ini belum memiliki laboratorium IPA terpadu.
Tabel 4.5
Keadaan Sarana dan PrasaranaSekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan
Kota Jambi tahun ajaran 2018/2019.
No Nama Jumlah Keterangan
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Kelas 6 Baik
4 Ruang TU 1 Baik
5 Ruang BK 1 Baik
6 Perpustakaan 1 Baik
7 Laboratorium IPA 0 Tidak ada
8 Laboratorium Komputer 1 Baik
9 Ruang UKS 1 Baik
10 Meja siswa 153 Baik
11 Kursi siswa 153 Baik
12 Computer 1 Baik
13 Kantin 13 Baik
14 Rak buku perpus 2 Baik
69
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
15 Gudang 1 Baik
16 WC guru laki-laki 2 Baik
17 WC guru perempuan 4 Baik
18 WC siswa laki-laki 3 Baik
19 WC siswa perempuan 3 Baik
20 Infokus 1 Baik
21 Kantin 3 Baik
22 Lapangan Putsal 1 Baik
23 Lapangan Basket 1 Baik
24 Lapangan upacara 1 Baik
25 Bangsal kendaraan 1 Baik
26 Printer 2 Baik
27 Infokus 1 Baik
28 Wireless 1 Baik
29 Printer 2 Baik
30 Pos satpam 1 Baik
70
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
B. Temuan Khusus
Penerapan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Kelas VII
(Tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
JambistudyFull day school
Dari hasil observasi langsung, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan
peneliti dilapangan pada bulan Januari 2019, Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi menggunakansistemfull day school dimaksudkan
untuk memaksimalkan waktu yang dipunyai anak sehingga waktu yang mereka
miliki bisa sepenuhnya digunakan untuk belajar. Banyak sekali siswa sekarang
yang suka nongkrong di pinggir jalan raya, menghabiskan waktunya untuk
bermain warnet, jalan-jalan ke mall atau tempat wisata lainnya sepulang dari
sekolah. Adanya hal demikian ini yang menyebabkan Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi menerapkan program full day school.
Cryan dan Other dalam risetnya menemukan bahwa dengan adanyaprogram full
day schoolmenunjukkan anak-anak akan lebih banyak belajar daripada bermain,
karena dengan adanyawaktu terlibat dalam kelas, hal ini mengakibatkan
produktivitas anak tinggi, maka lebih dekat dengan pendidik, peserta didik juga
menunjukkann sikap yang lebih positif, karena tidak ada waktu luang unntuk
melakukan penyimpangan-penyimpangan karena seharian peserta didik berada
di kelas dan berada dalam pengawasan pendidik (Sukur, Affifuddin, & Suyeno,
2019, p. 3).
Disamping itu banyaknya materi yang diajarkan di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi juga ikut memberikan alasan kenapa harus
dilakukan sekolah program full day school, sehingga kurikulum yang disajikan
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi menerapkan kurikulum
terpadu yang berorientasi pada perkembangan anak. Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi menerapkan proses kegiatan belajar mengajar
denngan mewajibkan peserta didik berada di sekolah mulai dari pagi hari pukul
06.45 WIB dan pulang pada sore hari pukul 15.40 WIB atau setelah ashar. Pada
71
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
hari Sabtu peserta didik berada di sekolah mulai dari pagi hari pukul 06.45 WIB
dan pulang pukul 11.30 WIB
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berusaha
memadukan kurikulum terpadu (Kurikulum 2013) yang diperkaya dengan sistem
pendekatan Islami melalui penintegrasian antara aspek kognitif, afektif,
psikomotor, dan pendidikan agama.KurikulumSekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi mengacu kurikulum Diknas (Kurikulum 2013), yaitu
dengan melengkapi kurikulum dengan muatan pendidikan Islam yang dirancang
khusus dengan pendekatan teori kecerdasan spiritual, emosional, dan intelektual.
Muatan KurikulumSekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi.
a. Kurikulum Diknas (Kurikulum 2013)
1. Pendidikan Agama Islam
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
8. Seni Budaya dan Prakarya
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
10. Prakarya (Teknologi Informasi Komunikasi)
11. Bimbingan Konseling
b. Kurikulum khusus
Kurikulum khusus merupakan pengembangan kurikulum
pendidikan agama Islam. Kurikulum khususSekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi adalah :
1. Qur‟an Hadits
2. Tahfiz
3. Tahsin
4. Tarjamatul qur‟an
72
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
5. Sejarah Kebudayaan Islam
6. Bahasa Arab
c. Kurikulum khas Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi
Kurikulum yang diberlakukan oleh Yayasan Muhammadiyah yang
menjadi ciri khas dari sekolah yaitu mata pelajaran tambahan dan
pengembangan diri yang diselenggarakan di luar struktur kurikulum
sehingga juga membutuhkan waktu yang lama. Kurikulum khas Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambiadalah:
1. Kemuhammadiyahan.
2. BMTPPB (Budaya Melayu Tanah Pilih Pusako Betuah)
3. Muraja‟ah (metode menghapal al-qur‟an secara rutin)
4. Semi Boarding School (pembinaan Iman dan Taqwa yang
dilakukan setiap dua kali dalam sebulan Sabtu pertama dan Sabtu
ketiga).
5. Kunjungan Edukasi (Pembelajaran diluar sekolah dengan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah, pabrik, peternakan, dan
pembibitan tanaman dilakukan setiap dua kali dalam semester).
d. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan
Kota Jambi meliputi Tapak Suci (Olahraga Bela Diri Putra Putri
Muhammadiyah), Basket, Hitsbul Wathan (Pramuka), PMR, Desain
grafis, English Club, Science and Math Club.
73
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
1. Perencanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Kelas
VII (Tujuh) Di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi StudyFull Day School
Perencanaan pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengaturan
kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, waktu pengelolaan kelas, dan
penilaian hasil belajar. Tujuan perencanaan pembelajaran adalah memberikan
panduan dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran(Triwiyanto, 2015,
p. 99).
Hasil analisis data dokumentasi dari perencanaan pembelajaran IPA terpadu
kelas VII (tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambiberbasis full day school dalam tahap perencanaan pembelajaran ini,
guru mempersiapkan program tahunan (prota), program semester (prosem),
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Persiapan perangkat
pembelajaran ini disiapkan di awal tahun ajaran baru yang disesuaikan
dengan kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh guru
IPA terpadu kemudian diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang
kurikulum untuk di supervisi oleh kepala sekolah dan di cek kembali sebelum
perangkat pembelajaran siap untuk digunakan.
Prota disusun sendiri oleh guru IPA terpadu yang menjelaskan alokasi waktu
yang digunakan untuk mencapai KI dan KD dalam satu tahun berdasarkan
kalender akademik yang ada dari pemerintah yang sudah diolah dan
disesuaikan program sekolah setelah itu baru dituangkan kedalam kalender
sekolah. Prosem disusunberdasarkan program tahunan untuk kegiatan yang
akan disampaikan kepada peserta didik dalam jangka waktu satu semester.
Program semester merupakan penjabaran dari perencanaan tahunan yang
lebih terperinci. Komponen yang terdapat pada prosem dari hasil kajian
dokumen guru IPA terpadu kelas VII (tujuh) berisikan tentang identitas
sekolah,kompetensi dasar, materi pembelajaran, alokasi waktu, bulan dan
pekan pelaksanaan.
Setelah perumusan prota dan prosem, guru IPA juga mempersiapkan silabus.
Silabus ini berisi pokok bahasan yang harus disampaikan pada pembelajaran.
74
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
kurikulum 2013, silabus telah disusun oleh pemerintah pusat, sedangkan guru
hanya berkewajiban mengembangkan RPP. Dari hasil dokumentasi silabus
mata pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi untuk kelas VII berbasis full day school adalah salinan lampiran
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016. Silabus memuat identitas pelajaran
(satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran),
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
Persiapan pembelajaran berikutnya yang disusun oleh guru mata pelajaran
IPA terpadu di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi untuk
kelas VII berbasis full day school berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan
apa yang dilakukan dalam pembelajaran.Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan Ibu Yusna Nelly selaku guru IPA terpadu di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi mengungkapkan belum
mampu menyusun RPP sendiri. Penyusunan RPP dibahas dalam Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat zonasi sekolah.Hal ini disebabkan latar
belakang pendidik yang berlatar sebagai guru Kimia sementara mata
pelajaran IPA terpadu adalah perpaduan antara Ilmu Biologi, Kimia, dan
Fisika dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi
satu kesatuan.
Hasil wawancara dengan guru IPA menyatakan bahwa Guru yang berasal dari
satu bidang keahlian IPA (misalnya Biologi, Fisika atau Kimia) perlu
penyesuaian ketika mengajar bidang yang bukan keahliannya, Guru yang
bukan bidang keahlian IPA (bukan IPA atau Biologi atau Fisika atau Kimia
melainkan akta IV) perlu belajar ekstra dalam mengajar IPA, Guru dari
bidang keahlian Fisika apabila mengajar materi kebiologian atau kimia maka
cenderung textbook, Guru dari bidang keahlian Biologi apabila mengajar
materi fisika atau kimia maka mengalami kesulitan walau harus memperkaya
bidang keilmuan, Guru dari bidang keahlian Kimia apabila mengajar materi
kebiologian atau fisika sedikit merasa ada hambatan karena sudah terbiasa
75
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
bertahun-tahun mengajar, materi IPA terpadu jarang mencapai hasil maksimal
akibat guru yang ada dari satu bidang keahlian (wawancara, 13 Januari
2019)..
Berdasarkan dari RPP yang digunakan pembelajaran IPA terpadu di kelas VII
(tujuh) yang sudah berjalan diSekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan
Kota Jambi berbasis full day school menunjukkan adanya keterpaduan dalam
pembelajaranIPA terpadu. Setiap disiplin ilmu seperti biologi, fisika, dan
kimia digabungkan menjadi satu kesatuan menjadi tema sebagai satu mata
pelajaran yang tidak dapat terpisah dan mencerminkan sebagai pembelajaran
terpadu.Berdasarkan hasil pengamatan dan studi dokumentasi pada RPP yang
digunakan guru IPA di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi berbasis full day school tidak ada perbedaan dengan RPP yang
digunakan sekolah biasa.Hasil studi dokumen menunjukkan bahwa lingkup
RPP yang dibuat guru IPA terpadu mencakup satu kompetensi dasar yang
terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan
atau lebih.
Berdasarkan Permendiknas no 22 tahun 2016 tentang standar proses, prinsip-
prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
76
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
77
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
8. Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Kelas
VII (Tujuh) Di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi StudyFull Day School
Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu di kelas VII
(Tujuh) Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi sistem full
day school secara umum dimulai dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar
proses pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan tentang tahapan-tahapan
pelaksanaan pembelajaran yang merupakan pengelolaan dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup (Sumarna et al., 2017, p.
184).
Berdasarkan analisis data observasi penelitian yang dilakukan di
kelas VII B pertama, kegiatan pra pembelajaran diawali dengan Guru IPA
terpadu, memasuki ruang kelas dan membimbing siswa untuk melakukan
kegiatan muroja‟ah yaitu membaca surat-surat pendek dalam al- qur‟an dan
senantiasa berdo‟a bersama peserta didik sebelum melaksanakan proses
pembelajaran. Hal ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan walaupun
tidak tertulis di dalam RPP. Pengaruh globalisasi dan perkembangan IPTEK
yang begitu deras, berdampak bagi masyarakat termasuk anak-anak, remaja
dan orang tua, untuk itu harus disikapi dengan arif dan bijaksana, untuk
menyikapinya dibutuhkan filter solihnya mental spriritual. Oleh karena itu,
program keagamaan yang ditanamkan di sekolah
Kegiatan pendahuluanyang dilakukan guru IPA di kelas VII sekolah
berbasis full day school ini berupaya untuk melaksanakan kegiatan
pendahuluan yang dapat membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.Guru mempersiapkan siswa untuk belajar seperti
memperhatikan kesiapan siswa yang mencakup kehadiran, kerapian,
ketertiban dan perlengkapan siswa dalam memulai pembelajaran. Selanjutnya
guru memberikan pengarahan dan memberikan pertanyaan. Pertanyaan yang
78
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
diberikan adalah menyangkut materi sebelumnya yang diajarkan atau materi
baru yang akan dipelajari siswa.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar.Pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan guru IPA bersama siswa
meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan strategi, pemanfaatan
sumber dan media pembelajaran, penerapan pendekatan saintifik, memantau
kemajuan belajar siswa selama proses dan penggunaan bahasa.
Dalam penguasaan materi, menunjukkan guru menyampaikan materi dengan
jelas sesuai dengan alur pikir siswa dan tahapan yang dapat dimengerti siswa
serta mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relavan dan dengan
realitas kehidupan. Misalnya, pada tema “sistem energi dalam kehidupan”
guru bertanya ke siswa tentang sumber energi dan perubahan energi dalam
bentuk sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan ini digunakan guru untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa pada materi
yang akan dipelajari hari ini dengan menjelaskan secara lisan dan
menuliskannya di papan tulis. Setelah itu guru membimbing siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi kelompok.
Dalam pendekatan strategi pembelajaran menyatakan guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai dan karakteristik siswa.Guru telah melaksanakan pembelajaran secara
runtut, menguasai kelas dengan baik, melaksanakan pembelajaran bersifat
kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan. Untuk mengatur kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan guru juga mengatur perubahanformasi tempat duduk siswa
sesuai dengankarakteristik siswa. Dengan perubahan seperti ini diharapkan
siswa tidak akan merasa bosan di kelas.Metode yang digunakan guru IPA
terpadu pada kelas VII yaitu metodediskusi, tanya jawab, dan presentasi.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VII B, guru membentuk siswa
menjadi empat kelompok.dan guru meminta siswa membaca terlebih dahulu
79
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
materi yang akan dibahas pada buku siswa halaman 203. Pada saat itu siswa
melakukan kegiatan diskusi kelompok tentang transformasi dalam sel.
Kemudian siswa diberikan tugas secara berkelompok.Guru telah menyiapkan
soal yang akan didiskusikan siswa bersama kelompoknya.
Penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran berjalan cukup
lancar, walaupun ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan. Untuk
mengatasi hal ini guru selalu berkeliling dari kelompok satu ke kelompok
yang lainnya untuk mengawasi jalannya kegiatan diskusi dan memberikan
pengarahan kepada siswa mengenai materi-materi yang harus mereka
diskusikan secara berkelompok.Metode tanya jawab juga digunakan guru
pada saat memberikan penjelasan materi pembelajaran selama kegiatan
diskusi. Guru juga menggunakan metode tanya jawab saat memberi
tanggapan mengenai jawaban siswa saat presentasi. Metode presentasi
dilakukan saat siswa menjelaskan jawaban yang telah didiskusikannya
bersama kelompoknya
Dalam pemanfaatan sumber dan media pembelajaran pada pembelajaran IPA
terpadu berbasis full day school, sumber dan media pada dasarnya merupakan
alat bantu pembelajaran supaya materi yang disampaikan lebih jelas dan lebih
mudah dipahami. Media dapat digunakan sebagai alat interaksi antar siswa
dan guru.pemilihan media harus sesuai dengan materi yang diajarkan, karena
kreativitas guru dalam memilih media sangat berpengaruh dalam keberhasilan
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school guru
tidak hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas melainkan juga di luar
kelas dengan cara guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan percobaan
mengamati tanaman hydrilla yang terkena cahaya matahari dan yang tidak
terkena cahaya matahari dengan memanfaatkan halaman sekolah sebagai
sumber belajar.
Pendekatan yang digunakan pada pembelajaran IPA terpadu di
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day
80
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
school di kelas VII (tujuh) adalah pendekatan saintifik. Dari hasil observasi di
kelas VII B pembelajaran dimulai pada saat melakukan kegiatan praktikum
dan siswa mengamati proses yang terjadi.Dalam kegiatan ini guru
memberikan waktu kepada peserta didik untuk membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan itu. Pada kegiatan pembelajaran IPA yang
dilaksanakan di kelas VII B guru menjadikan objek pengamatan berupa
gambar tentang percobaan fotosintesis pada tanaman hydrilla. Objek tersebut
sudah tersedia langsung dalam buku siswa dan buku guru. Kemudian guru
menjelaskan materi, guru memberikan pengantar tentang konsep fotosintesis.
Akhirnya peserta didik melihat, menyimak dan mengamati materi.
Pada kegiatan menanyadidapatkan hasil di kelas VII B, dalam kegiatan
mengamati guru membuka kesempatan kepada peserta didik untuk
mnegajukan pertanyaan yang belum dipahami tentang penjelasan materi atau
setelah membaca materi. Pada kegiatan mencoba didapatkan hasil di kelas
VII B, peserta didik diarahkan guru untuk melakukan kegiatan praktikum.
Sebelumnya guru telah membagi peserta didik untuk membentuk kelompok.
Kelompok terdiri dari jumlah siswa 29 orang menjadi 4 kelompok. Guru
meminta peserta didik untuk melakukan percobaan menggunakan tanaman
hydrilla yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air. Kemudian
ujung atas tanaman ditutup dengan tabung reaksi. Adapun tujuan praktikum
ini yaitu untuk mengetahui proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman
hydrilla verticillata dan membuktikan proses fotosintesis menghasilkan
oksigen.
Pada kegiatan menalar ini, siswa dituntut untuk berpikir dan bersikap ilmiah.
Informasi (data) hasil kegiatan mencoba menjadi dasar kegiatan berikutnya
yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya. Pada kegiatan ini siswa mencatat setiap kegiatan
dari proses percobaan tadi dan menyimpulkan hasil dari proses percobaan
tersebut. Siswa mencatat setiap kegiatan yang dihasilkan dari praktikum
fotosintesis yang terjadi pada tanaman hydrilla verticillata jumlah gelembung
yang dihasilkan dan faktor yang mempengaruhi jumlah gelembung.
81
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Pada kegiatan mengkomunikasikan ini, dilakukan penyebaran informasi yang
telah diperoleh melalui kegiatan-kegiatan sebelumnya. Pada pertemuan ini,
hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas. Setelah hasil dipresentasikan dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar secara kelompok. Guru memberikan
penguatan terhadap hasil diskusi dan memberikan penghargaan kepada
kelompok yang bekerja dengan baik.
Berhubungan dengan penyampaian materi dalam kurikulum 2013,
guru dituntut untuk bisa mengaktifkan siswa agar berperan aktif dalam proses
pembelajaran yaitu dengan pendekatan saintifik yang terdiri dari 5 M
(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, dan menarik kesimpulan).
Seperti dalam RPP yang telah disusun guru IPA terpadu Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school di kelas VII
(tujuh) yaitu dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran berupa discovery learning.Model pembelajaran discovery
learning merupakan model yang mengatur segala pengajaran sehingga siswa
mendapatkan pengetahuan baru melalui model penemuan yang ditemukan
sendiri. Seorang guru memberikan ruang kepada siswanya untuk mandiri
guna memperoleh pengetahuan baru. Dalam proses pembelajaran dengan
model discovery learning, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep. Model
discovery learning mengutamakan cara belajar siswa aktif(Sani, 2015, p. 97).
Berdasarkan analisis data observasi tanggal 10-27 januari di kelas VII B,
kegiatan penutup dalam pembelajaran IPA terpadu berbasis full day school
tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pembelajaran, tetapi
juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak
lanjut. Kegiatan penutup terdiri dari: guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah diajarkan hari ini, guru memberikan
motivasi kepada siswa untuk tetap selalu rajin belajar dan terus bersyukur,
pemberian tugas baik tugas indiviual maupun tugas kelompok,guru
menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya, guru menutup pelajaran
dan mengakhirinya dengan salam.
82
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Langkah-langkah di atas adalah langkah umum yang dilakukan pada
saat pembelajaran. Perlu ditegaskan lagi pelaksanaan pembelajaran adalah
wujud nyata dari perencanaan yang telah tersusun di dalam perangkat
pembelajaran. Sehingga pelaksanaan ini tidak bisa diseragamkan langkah-
langkahnya. Hal ini disesuaikan dengan isi materi bahan ajar, metode,
sumber belajar, dan media pembelajaran yang digunakan. Khusus untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran yang maksimal dalam pembelajaran IPA
terpadu kelas VII (Tujuh) berbasis full day maka dibutuhkan kreativitas guru
dalam mengelola kelas, fasilitas pendidikan yang lengkap, dan suasana yang
menyenangkan.
Terdapat tiga hal dalam pelaksanaan full day school yaitu: pengembangan dan
inovasi sistem pembelajaran yaitu mengembangkan kreativitas yang
mencakup integrasi dari tiga ranah, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Penerapan full day school harus memperhatikan kesiapan fasilitas, kesiapan
seluruh komponen di sekolah serta kesiapan program pendidikan dan
Penerapan full day school sebagian waktunya harus digunakan untuk
program-program pembelajaran yang suasananya bersifat informal, tidak
kaku, menyenangkan bagi siswa, yang tentunya sangat mengharapkan
kreativitas dan inovasi dari seorang guru(Azis, 2018, p. 4132).
83
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
9. Evaluasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Kelas VII
(Tujuh) Di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
StudyFull Day School
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan berdasarkan kriteria
dan pertimbangan tertentu. Pada setiap akhir pokok bahasan dalam kegiatan
pembelajaran guru selalu memberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan
siswa dan juga menegetahui apakah materi yang disampaikan sudah bisa
dipahami oleh siswa. Bentuk dari evaluasi yang dilakukan bervariasi ada
yang berupa tugas, ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan
akhir semester.
Di dalam peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
nomor 104 Tahun 2016 tentang penilaian hasil belajar dinyatakan bahwa
penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi
atau bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis selama dan
setelah proses pembelajaran(BSNP, 2014, p. 2)
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran IPA terpadu di
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan berbasis full day school di kelas
VII (tujuh) ditekankan pada proses perubahan yang dilakukan oleh peserta
didik dalam usahanya mencapai prestasi yang lebih baik dan peserta didik
mengalami perubahan dibandingkan dengan keadaan mereka semula.
Penilaian dari hasil evaluasi juga digunakan sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban kepada orang tua, dan pemerintah terhadap penilaian
hasil belajar peserta didik. Teknik penilaian ditentukan oleh penilai sesuai
dengan indikator yang akan dicapai.
Dari hasil pengamatan peneliti di kelas VII (Tujuh) Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day schoolmemang
dilakukannya evaluasi pembelajaran IPA terpadu meliputi tiga ranah yaitu
84
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
ranah kognitif, afektif dan psikomotor.Bentuk penilaian yang dilakukan untuk
ranah kognitif peserta didik dilakukan dengan adanya tes tertulis yang
berbentuk esai saat ulangan harian dan ujian tengah semester, pilihan ganda
saat ujian semester, serta penugasan.
Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan observasi yang
dilakukan pada evaluasi hasil belajar pembelajaran IPA terpadu di kelas VII
(tujuh) pada ranah kognitif, ulangan harian diadakan setelah guru selesai
mengajar satu bab pokok bahasan. Bentuk soal ulangan berupa essay dan
pilihan ganda. Setelah ulangan harian dilaksanakan, biasanya pada pertemuan
selanjutnya guru membagikan hasil ulangan yang telah dikoreksi dan bagi
siswa yang nilainya masih dibawah KKM pada hari itu juga dilaksanakan
remedial dengan memberikan soal yang hampir sama dengan soal ulangan
harian yang telah dilaksanakan. Sementara bagi siswa yang tidak ikut remedi
diberikan tugas lain supaya tidak mengganggu temannya yang sedang
mengikuti remedi
Pemberian remedial diberikan oleh guru sebagai bentuk tindak lanjut terhadap
hasil penilaian siswa. Pada pembelajaran IPA terpadu Ibu Yusna Nelly telah
menentukan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA
terpadu di kelas VII (tujuh) SMP Ahmad Dahlan adalah 72. Apabila peserta
didik yang mendapatkan nilai sudah mencapai 80 % dari KKM materi
pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Apabila peserta didik
yang mendapatkan nilai 50 % dari KKM diadakan pengayaan bersama untuk
mengulang materi pelajaran yang belum dipahami.
Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan observasi yang
dilakukan pada evaluasi hasil belajar pembelajaran IPA terpadu di kelas VII
(tujuh) pada ranah afektif, guru IPA terpadu melakukan penilaian dengan cara
mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, cara
berbicara siswa terhadap guru, cara berbicara siswa terhadap sesama teman,
perilaku jujur, kehadiran siswa selama proses belajar, kerajinan, dan
kedisiplinan siswa, peduli, tanggung jawab, dan ramah kepada
lingkungan.Akan tetapi guru tidak membawa instrumen penilaian sehingga
85
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
guru hanya mengingat nama siswa yang selanjutnya guru memberikan nilai
setelah proses pembelajaran selesai. Pengukuran sikap dilakukan oleh guru
melalui instrumen penilaian diri, observasi perilaku, penilaian teman sejawat,
dan laporan pribadi (jurnal)
Ranah psikomotorik guru IPA terpadu melakukan penilaian di kelas VII
(tujuh) dengan mengobservasi kinerja siswa dalam menggunakan alat-alat
laboratorium selama melakukan kegiatan praktikum. Sementara untuk ranah
psikomotorik, peserta didik dalam pembelajaran IPA terpadu dinilai dengan
menggunakan instrumen observasi perilaku, proyek, daftar centang dan rating
scale.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan mengenai evaluasi
pembelajaran IPA terpadu di SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full
day school sejalan dengan apa yang dikatakan Permendikbud 104 Tahun
2014 tentang penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan
penilaian autentik yang terdiri dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotor
peserta didik. Dari hal itu guru atau pendidik dapat mengukur perkembangan
dan kemampuan peserta didik serta seberapa paham siswa atas materi yang
telah diberikan dan dijelaskan oleh pendidik. Dan juga dengan evaluasi
pembelajaran ini pendidik dapat mencatat kekurangan kekurangan siswa
dalam menerima dan memahami materi yang nantinya bisa dijadikan sebagai
bahan perbaikan dan bahan mencari solusi atas kekurangan anak tersebut.
86
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
C. Pembahasan
1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu Kelas VII (Tujuh) Di Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan StudyFull day school
Pada dasarnya Perencanaan pembelajaran IPA terpadu di sekolah berbasis
Full Day School sama saja dengan pembelajaran di sekolah biasa.Yang
membedakannya ketika guru harus berhati-hati dalam merancang desain
pembelajarannya karena ketika guru tidak tepat dalam memilih media,
metode dan sumber belajar, dan tidak mampu menguasai kelas dengan baik
maka akan mengurangi kualitas pembelajarannya. Pertimbangan itu semua
harus diperhatikan oleh guru IPA terpadu di Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi, jika tidak maka akan berakibat fatal bagi
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Melalui wawancara Ibu Sri Novrita Handayani selaku Kepala Sekolah di
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambimemberikan
penjelasan tentang perencanaaan pembelajaran IPA terpadu dalam kerangka
full day school:
“Perencanaan pembelajaran sangat penting karena dalam
pembelajaran perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan KBM,
termasuk sebagai pedoman dalam mencapai pelajaran, dengan
perencanaan pembelajaran berarti kita dalam pembelajaran atau
mengajar sudah siap, sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai.
Tidak ada yang membedakan perencanaan khusus pada sekolah full
day dengan sekolah biasa pada mata pelajaran IPA atau mata pelajaran
umum lainnya. Penyusunan perangkat pembelajaran disesuaikan
dengan kurikulum yang digunakan. Karena mata pelajaran IPA di
kelas VII sudah menggunakan kurikulum 2013 penyusunan perangkat
disesuaikan dengan kurikulum 2013 juga (wawancara, 01-12-2018).
Berikut juga hasil wawancara dengan Ibu Yusna Nelly selaku guru IPA
terpadu di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
memberikan penjelasan tentang perencanaaan pembelajaran IPA terpadu
dalam kerangka full day school yang juga mengatakan bahwa:
“Dalamperencanaan pembelajaran IPA pada full day, kita mempunyai
tugas pokok yaitu menyusun prota,prosem, silabus, dan RPP diawal
semester. Persiapan itu sangat penting manakala guru akan mengajar
87
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
atau semua kegiatan di kelas harus ada persiapan sebab tanpa rencana
tujuan yang hendak kita capai tidak akan tercapai secara maksimal
(wawancara, 01-12-2018).”
Dari semua penjelasan diatas tampak dijelaskan bahwa dalam perencanaan
pembelajaran IPA terpadu di kelas VII Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi berbasis full day school sudah dilakukan guru dengan
membuat perangkat pembelajaran berupa prota, prosem, silabus dan RPP.
Perangkat perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru IPA terpadu
kemudian diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk di
supervisi oleh kepala sekolah dan di cek kembali sebelum perangkat
pembelajaran siap untuk digunakan.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas mengajar Guru IPA terpadu
diSekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day
schooltelah mengikuti pelatihan penerapan pembelajaran IPA terpadu pada
kurikulum 2013 yang telah diselenggarakan pemerintah kemudian diterapkan
di kelas. Pelatihan ataupun workshop seperti ini sangat membantu guru dalam
menerapkan pembelajaran IPA terpadu di kelas.
Adapun tahapan pembelajaran yang harus disusun guru yaitu:
a) Menyusun Program Tahunan (Prota)
Program tahunan disusun oleh guru IPA terpadu kelas VII sebagai rencana
kegiatan yang akan dilakukan dan disampaikan kepada peserta didik dalam
jangka waktu satu tahun. Dari hasil dokumentasi, Prota disusun sendiri oleh
guru IPA terpadu yang menjelaskan alokasi waktu yang digunakan untuk
mencapai KI dan KD dalam satu tahun berdasarkan kalender akademik
yang ada dari pemerintah yang sudah diolah dan disesuaikan program
sekolah setelah itu baru dituangkan kedalam kalender sekolah. Dalam
penyusunan prota memuat identitas pelajaran (satuan pendidikan, mata
pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran), kompetensi dasar, materi
pembelajaran dan alokasi waktu).
88
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
b) Menyusun Program Semester (Prosem)
Program Semester disusun berdasarkan program tahunan untuk kegiatan
yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam jangka waktu satu
semester. Program semester merupakan penjabaran dari perencanaan
tahunan yang lebih terperinci. Dari hasil dokumentasi, prosem
memuatidentitas pelajaran (satuan pendidikan, mata pelajaran,
kelas/semester, tahun pelajaran), kompetensi dasar, materi pembelajaran,
alokasi waktu, bulan dan pekan pelaksanaan.
c) Kalender pendidikan
Kalender pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi berbasis full day school dibuat oleh pihak sekolah hasil dari
musyawarah kerja dari tim pengembang kurikulum. Kalender pendidikan
ditentukan atas dasar efesiensi dan efektifitas kegiatan belajar mengajar.
Kaldik akan menjadi pedoman dalam menyusun silabus dan RPP. Dari
hasil dokumetasi kalender pendidikan tidak hanya berisikan jumlah hari
efektif namun terdapat rencana kegiatan pengembangan diri yang
dilaksanakan diluar sekolah. Hal ini yang membedakan Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day schooldengan sekolah
biasa.
d) Menyusun Silabus
Dalam kurikulum 2013, silabus telah disusun oleh pemerintah pusat,
sedangkan guru hanya berkewajiban mengembangkan RPP. Silabus mata
pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
untuk kelas VII adalah salinan lampiran Permendikbud Nomor 22 tahun
2016. Dari hasil dokumentasi silabus IPA terpadu kelas VII (tujuh) yang
telah dibuat oleh guru Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi berbasis full day school memuat identitas pendidikan(satuan
pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran),kompetensi
inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran,
alokasi dan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakanPermendikbud Nomor 22 tahun 2016.
89
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
e) Menyusun RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan rencana kegiatan yang disusun guru sebelum guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas untuk satu atau dua kali
pertemuan sesuai dengan kalender akademik. Dari hasil wawancara yang
dilakukan pada tanggal 6 Januari 2019,Yusna Nelly selaku guru IPA
terpadu di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis
full day school mengungkapkan belum mampu menyusun RPP sendiri.
RPP yang digunakan masih mengadopsi dari RPP sekolah lain. Hal ini
disebabkan latar belakang pendidik yang berlatar sebagai Guru Kimia
sementara mata pelajaran IPA terpadu adalah perpaduan antara Ilmu
Biologi, Kimia, dan Fisika dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah
melainkan menjadi satu kesatuan. Penyusunan RPP dibahas dalam
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Tingkat Zonasi
sekolahkemudian disupervisi oleh kepala sekolah dan disesuaikan lagi
dengan kebutuhan sekolah.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan(Triwiyanto, 2015, p. 98)
pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan atau
secara bersama-sama melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi oleh kepala
sekolah. Sementara itu pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru
secara berkelompok melalui MGMP antar sekolah atau antar wilayah
dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas
pendidikan.Dalam penyusunan RPP, guru IPA melakukan tahapan-tahapan
yaitu: melihat silabus, mencermati KI, KD, Indikator, merumuskan tujuan
pembelajaran dengan mengacu pada indikator pembelajaran, melihat materi
pada buku sumber, menyusun kegiatan pembelajaran, dan membuat alat
penilaian yang disesuaikan dengan indikator.
Hasil studi dokumen menunjukkan bahwa lingkup RPP yang
dibuat guru IPA terpadu pada materi tema “sistem energi dalam kehidupan”
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau
beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Perumusan
90
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
indikator disesuaikan dengan SKL, KI, dan KD. Tujuan pembelajaran
dibedakan menurut waktu pertemuan. Materi ajar dipilih berdasarkan
tujuan pembelajaran dan karakteristik tujuan pembelajaran, sumber belajar
belum sesuai dengan karakteristik pembelajaran, skenario langkah-langkah
pembelajaran IPA disesuaikan dengan model pembelajaran dan
pendekatansaintifik, menampilkan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup,
dan penilaian hasil belajar disesuaikan dengan teknik penilaian dan tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan dari RPP yang digunakan pembelajaran IPA terpadu di kelas
VII (tujuh) yang sudah berjalan diSekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi berbasis full day school menunjukkan adanya
keterpaduan dalam pembelajaranIPA terpadu. Setiap disiplin ilmu seperti
bilogi, fisika, dan kimia digabungkan menjadi satu kesatuan menjadi tema
sebagai satu mata pelajaran yang tidak dapat terpisah dan mencerminkann
sebagai pembelajaran terpadu.
Berdasarkan Permendiknas no 22 tahun 2016 tentang standar proses,
prinsip-prinsip penyusunan RPP adalah sebagai berikut (BSNP, 2016, p. 7):
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
91
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
92
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
2. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu Di Kelas VII (Tujuh) Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Study Full day school
Pelaksanaan mencakup kegiatan yang dilakukan untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan
dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Metode pembelajaran
untuk full day school yang digunakan dalam memberikan materi harus
disesuaikan dengan situasi, dan keadaan, dengan menggunakan sumber
belajar yang bervariatif, sehingga metode yang dipakai oleh guru bisa
membuat siswa lebih semangat belajar dan mudah memahami materi yang
diberikan walaupun dengan waktu sekolah yang lama.
Dalam wawancara ibu Yusna Nelly selaku guru IPA Terpadu, beliau
menegaskan bahwa:
“setiap guru harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam peraturan
menteri pendidikan yaitu dimulai dengan kegiatan pra pembelajaran yang
biasanya dilakukan ketika masuk kelas diawali dengan salam, dilanjutkan
dengan pembacaan al-qur‟an. Selanjutnya guru melakukan absensi kepada
peserta didik kemudian baru memberikan stimulus berupa pengulangan
sedikit materi sebelumnya untuk membuat siswa lebih berkonsentrasi.
Kemudian masuk ke kegiatan inti yaitu dengan penyampaian maateri ke
peserta didik yng disesuaikan metodenya dan dilanjutkan dengan strategi
pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang dibuat. Kegiatan yang
terakhir yaitu penutup dengan memberikan tanya jawab dengan permainan
yang sifatnya masih menyangkut materi yang disampaikan, lalu diakhiri
dengan do‟a dan salam”.
Berdasarkan penelitian di lapangan, pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu
di kelas VII (tujuh) Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
sistem full day schooldiawali dengan pra pembelajaran, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
a) Kegiatan pra pembelajaran
Kegiatan pra pembelajaran disebut juga kegiatan pendahuluan. Kegiatan
pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan
peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu. Fungsinya
terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang
93
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik (Sumarna et al., 2017, p. 166).
Pada kegiatan pra pembelajaran, dari hasil observasi penelitian di kelas VII
B guru senantiasa membimbing siswa untuk melakukan kegiatan muroja‟ah
yaitu membaca surat-surat pendek dalam al- qur‟an dan senantiasa berdo‟a
bersama peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan walaupun tidak tertulis di dalam
RPP. Setelah itu, guru mempersiapkan siswa untuk belajar seperti
memperhatikan kesiapan siswa yang mencakup kehadiran, kerapian,
ketertiban dan perlengkapan siswa dalam memulai pembelajaran. Serta
guru melakukan apersepsi pada pra pembelajaran, dengan cara mengaitkan
pembelajaran sekarang dengan pengalaman siswa atau pembelajaran
sebelumnya.
Beberapa kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru IPA telah sesuai
dengan apa yang tertuang pada Permendiknas RI No. 22 tahun 2016
tentang standar proses pelaksanaan pembelajaran. Dalam permendiknas RI
No. 22 tahun 2016 dinyatakan bahwa dalam kegiatan pendahuluan guru
hendaknya menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya,
menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai,
dan menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian sesuai dengan
silabus (Murniasih et al., 2013, p. 7).
Berdasarkan temuan diatas, dapat dilihat bahwa kegiatan pendahuluan yang
dilakukan guru IPA di kelas VII sekolah berbasis full day school ini
berupaya untuk melaksanakan kegiatan pendahuluan yang dapat
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b) Kegiatan inti pembelajaran
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar.Pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan guru IPA bersama siswa
meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan strategi, pemanfaatan
94
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
sumber dan media pembelajaran, penerapan pendekatan saintifik, memantau
kemajuan belajar siswa selama proses dan penggunaan bahasa.
Dalam penguasaan materi, menunjukkan guru menyampaikan materi dengan
jelas sesuai dengan alur pikir siswa dan tahapan yang dapat dimengerti siswa
serta mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relavan dan dengan
realitas kehidupan. Misalnya, pada tema “sistem energi dalam kehidupan”
guru bertanya ke siswa tentang sumber energi dan perubahan energi dalam
bentuk sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan ini digunakan guru untuk menggali
pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa pada materi
yang akan dipelajari hari ini dengan menjelaskan secara lisan dan
menuliskannya di papan tulis. Setelah itu guru membimbing siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi kelompok.
Dalam pendekatan strategi pembelajaran menyatakan guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai dan karakteristik siswa.Guru telah melaksanakan pembelajaran secara
runtut, menguasai kelas dengan baik, melaksanakan pembelajaran bersifat
kontekstual, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan. Untuk mengatur kegiatan belajar mengajar yang
menyenangkan guru juga mengatur perubahan formasi tempat duduk siswa
sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan perubahan seperti ini diharapkan
siswa tidak akan merasa bosan di kelas.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan pada tanggal
10-27 januari di kelas VII B, metode pembelajaran yang digunakan guru
dalam pembelajaran IPA terpadu juga telah bervariasiDari hasil pengamatan
kelas yang dilakukan oleh peneliti metode tersebut antara lain ceramah, tanya
jawab dan juga diskusi kelompok. penggunaan metode diskusi dalam
kegiatan pembelajaran berjalan cukup lancar, walaupun ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan. Untuk mengatasi hal ini guru selalu berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya untuk mengawasi jalannya
95
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
kegiatan diskusi dan memberikan pengarahan kepada siswa mengenai materi-
materi yang harus mereka diskusikan secara berkelompok. Setelah kegiatan
diskusi selesai dilakukan setiap kelompok dipersilakan untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Melalui wawancara Ibu Yusna Nelly selaku Guru IPA terpadu kelas VII
diSMP Ahmad Dahlan Kota Jambi memberikan penjelasan tentang hal
tersebut:
“penataan tempat duduk siswa tersebut juga harus mempertimbangkan
pula pada aspek biologis siswa, sepereti postur tubuh siswa, siswa
yang memiliki postur pendek dan tinggi, siswa yang aktif dan
pendiam begitupun juga menyesuaikannya dengan metode yang
dipakai.Penggunaan metode harus disesuaikan dengan materi yang
sedang diajarkan supaya nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Misalnya, kegiatan penguasaan pengetahuan adalah ceramah dan
diskusi, kegiatan untuk penguasaan keterampilan adalah berlatih,
kegiatan untuk penguasaan sikap dan nilai adalah penghayatan”
(Wawancara tanggal, 10 Januari 2019).
Sementara itu saat melakukan wawancara dengan salah satu siswa kelas
VIIBSekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi saat peneliti
menanyakan “Apakah metode pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran IPA terpadu? Responden menjawab sebagai berikut:
Ummi (panggilan guru) sering melakukan tanya jawab, diskusi
kelompok kadang-kadang ummi juga sering mengajak kami bermain
game dan diakhir pembelajaran ummi memberikan nilai tambahan
bagi yang berhasil memenangkannya (Wawancara tanggal, 10 Januari
2019).
Berdasarkan hasil pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh
Guru IPA terpadu diterpadu pada kelas VII di Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school, media pada dasarnya
merupakan alat bantu pembelajaran supaya materi yang disampaikan lebih
jelas dan lebih mudah dipahami. Media dapat digunakan sebagai alat interaksi
antar siswa dan guru. Penggunaan media di Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi guru IPA di kelas VII (tujuh) tidak selalu
menggunakan media, media yang digunakan belum bervariasi.
Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan di kelas VII B,
peserta didik tidak dilibatkan secara maksimal dalam kegiatan memanfaatkan
96
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
media.Media yang digunakan belum berhasil memusatkan perhatian peserta
didik, peserta didik tidak dilibatkan secara langsung dalam menemukan
sendiri konsep perbedaan mitokondria dan kloroplast, akan tetapi siswa lebih
banyak diberi informasi oleh guru. Ada langkah yang tertulis dalam RPP
dimana guru seharusnya menayangkan video pembelajaran pada materi
“fotosintesis”, tetapi hal tersebut tidak dilakukan guru. Siswa lebih banyak
melakukan pengamatan secara tidak langsung melalui buku dan LKS yang
dimilikinya.Hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dalam
pemanfaatan media pembelajaran yang dirasakan guru di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school adalah minimnya
fasilitas pembelajaran yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar
seperti, jumlah infocus yang tidak mencukupi dengan jumlah kelas sehingga
guru harus saling bergantian dalam penggunaannya, belum terdapatnya
laboratorium IPA terpadu sehingga praktikum tidak bisa dilakukan secara
maksimal.
Melalui wawancara Ibu Yusna Nelly selaku Guru IPA terpadu kelas VII
(tujuh) di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
memberikan penjelasan tentang kesulitan yang dialami dalam penggunaan
media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA terpadu di
kelas VII (tujuh) dalam konsep full day school:
“Mata pelajaranIPA terpadu tidak pernah lepas dari penggunaan
media pembelajaran. Media pembelajaran sangat membantu sekali
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan media siswa
akan lebih cepat mengerti daripada hanya menerangkannya saja.
Untuk penggunaan media yang sering saya gunakan adalah media
gambar, charta, power point, dan video. Namun dalam penggunaan
video itu membutuhkan infocus, sementara jumlah infocus yang
dimiliki tidak mencukupi dengan jumlah kelas sehingga saya terpaksa
hanya menggambarnya di papan tulis atau dengan meminta siswa
melihat gambar di buku cetak (wawancara tanggal 13 Januari 2019)”.
Berikut juga hasil wawancara dengan kepala sekolah yang menjelaskan
tentang hambatan yang dirasakan guru IPA terpadu dalam pemanfaatan
media pembelajarandi Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi dalam konsep full day school:
97
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
“Menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran tentunya akan
lebih menarik minat siswa dalam memperhatikan pelajaran
dibandingkan hanya berceramah. Kesiapan sarana dan prasarana di
sekolah ini memang masih belum maksimal seperti infocus, alat
peraga, laboratorium yang memang sangat berperan dalam kegiatan
pembelajaran IPA terpadu kita masih menunggu keputusan dari
yayasan dan bantuan dari pemerintah. karena untuk laboratorium yang
seharusnya tahun ini kita sudah memliki labor namun dikarenakan
jumlah siswa yang meningkat sehingga laboratorium kita jadikan
kelas “(wawancara 13 Januari 2019).
Dari hasil wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran IPA terpadu di kelas VII (tujuh)di
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi masih kurang
memadai untuk pelaksanaan full day school. Kurang memadai dan kurang
lengkapnya sarana prasarana full day school ditunjukkan dengan fasilitas
modern yang belum mencukupi. Guru harus lebih kreatif dan inovatif
dalam pemakaian sarana dan media yang ada demi peningkatan mutu
pendidikan. Sekolah juga tidak harus bergantung pada bantuan pemerintah
mengingat kebutuhan masing-masing sekolah tidaklah sama.
Salah satu unsur pendukung penerapan full day school adalah sarana
dan prasarana memadai yang merupakan alat yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan
pembelajaran serta komponen yang terdapat dalam pembelajaran seperti
fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran dan bahan pelajaran.
Penerapanfull day school harus memperhatikan kesiapan fasilitas, kesiapan
seluruh komponen di sekolah serta kesiapan program-program pendidikan
(Azis, 2018, p. 4137).
Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school
guru tidak hanya melakukan pembelajaran di dalam kelas melainkan juga
di luar kelas dengan cara guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan
percobaan mengamati tanaman hydrilla yang terkena cahaya matahari dan
yang tidak terkena cahaya matahari dengan memanfaatkan halaman
sekolah sebagai sumber belajar.
98
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan pendekatan scientifik pada kelas VII di SMP Ahmad Dahlan
Kota Jambi yang diterapkan oleh guru telah memenuhi kegiatan 5M
(mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan) yang
dilakukan setiap kali pertemuan. Kegiatan terlaksana dengan lancar dan
peserta didik sangat aktif dalam pembelajaran dikarenakan mereka telah
terlatih dengan metode pembelajaran bervariasi.
Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam kegiatan inti tersebut yang
dilakukan oleh guru IPA terpadu pada saat proses pembelajaran meliputi:
1) Mengamati, dalam kegiatan mengamati, guru memberikan waktu
kepada peserta didik untuk membaca materi yang akan dipelajari
pada pertemuan itu. Guru menjadikan objek pengamatan berupa
gambar tentang percobaan fotosintesis pada tanaman hydrilla.
Objek tersebut sudah tersedia langsung dalam buku siswa dan buku
guru. Kemudian guru menjelaskan materi, guru memberikan
pengantar tentang konsep fotosintesis. Akhirnya peserta didik
melihat, menyimak dan mengamati materi (Observasi. 15-1-2019)
2) Menanya, dalam kegiatan mengamati siswa diminta guru untuk
mengajukan pertanyaan yang belum dipahami tentang penjelasan
materi atau setelah membaca materi. Sebaliknya guru juga
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman peserta
didik dengan cara ditunjuk dan peserta didik bertanya dengan
sendirinya (Observasi. 15-1-2019)
3) Mencoba, didapatkan hasil di kelas VII B, peserta didik diarahkan
guru untuk melakukan kegiatan praktikum. Sebelumnya guru telah
membagi peserta didik untuk membentuk kelompok. Kelompok
terdiri dari jumlah siswa 29 orang menjadi 4 kelompok. Guru
meminta peserta didik untuk melakukan percobaan menggunakan
tanaman hydrilla yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang
berisi air. Kemudian ujung atas tanaman ditutup dengan tabung
reaksi. Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses
99
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
fotosintesis yang terjadi pada tanaman hydrilla verticillata dan
membuktikan proses fotosintesis menghasilkan oksigen.
4) Menalar, pada kegiatan ini peserta didik dituntut untuk berpikir
logis, pada kegiatan ini peserta didik diminta untuk membuat
kesimpulan dari hasil diskusi untuk dipresentasikan nanti.Pada
kegiatan ini siswa mencatat setiap kegiatan dari proses percobaan
tadi dan menyimpulkan hasil dari proses percobaan tersebut. Siswa
mencatat setiap kegiatan yang dihasilkan dari praktikum fotosintesis
yang terjadi pada tanaman hydrilla verticillata jumlah gelembung
yang dihasilkan dan faktor yang mempengaruhi jumlah gelembung.
5) Mengkomunikasikan, dalam kegiatan ini dilakukan penyebaran
informasi yang telah diperoleh melalui kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Pada pertemuan ini hasil diskusi dipresentasikan di
depan kelas. Setelah hasil dipresentasikan dan dinilai oleh guru
sebagai hasil belajar secara kelompok. Guru memberikan penguatan
terhadap hasil diskusi dan memberikan pengharagaan kepada
kelompok yang bekerja dengan baik.
c) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, dari hasil penelitian pada kelas VII (Tujuh) di SMP
Ahmad Dahlan guru telah melakukan refleksi dan membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa dengan cara mengajak siswa untuk mengingat
kembali hal-hal penting terjadi yang sudah berlangsung dan meminta siswa
untuk mencatatnya di buku catatan, hal ini dilakukan guru agar dengan
mencatat siswa dapat membacanya selalu. Guru melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai
remedi/pengayaan dengan cara memberikan kegiatan atau tugas khusus
bagi siswa yang belum mencapai kompetensi, misalnya dalam bentuk
latihan atau bantuan belajar, dan memberikan tugas-tugas bacaan
tambahan.
100
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
3. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Terpadu Di Kelas VII (Tujuh) Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Study Full day school
Evaluasi pembelajaran pastinya diterapkan di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school. Kemampuan
guru dalam mengevaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dan keberhasilan siswa selama mengikuti pembelajaran.
Sistem evaluasi yang digunakan oleh guru IPA terpadu di Kelas VII (tujuh)
Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day
school yaitu melalui ulangan harian, pemberian tugas, Ulangan Tengah
Semester (UTS), dan Ulangan Akhir Semester (UAS).
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Pada setiap akhir pokok
bahasan dalam kegiatan pembelajaran guru selalu memberikan evaluasi untuk
mengukur kemampuan siswa dan juga menegetahui apakah materi yang
disampaikan sudah bisa dipahami oleh siswa. Bentuk dari evaluasi yang
dilakukan bervariasi ada yang berupa tugas, ulangan harian, ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester.
Di dalam peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar dinyatakan
bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan
informasi atau bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis
selama dan setelah proses pembelajaran(BSNP, 2014, p. 2)
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran IPA
terpadu di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan berbasis full day
school di kelas VII (tujuh) ditekankan pada proses perubahan yang dilakukan
oleh peserta didik dalam usahanya mencapai prestasi yang lebih baik dan
101
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
peserta didik mengalami perubahan dibandingkan dengan keadaan mereka
semula. Penilaian dari hasil evaluasi juga digunakan sebagai bentuk laporan
pertanggungjawaban kepada orang tua, dan pemerintah terhadap penilaian
hasil belajar peserta didik. Teknik penilaian ditentukan oleh penilai sesuai
dengan indikator yang akan dicapai.
Dari hasil pengamatan peneliti di kelas VII (Tujuh) Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day
schoolmemang dilakukannya evaluasi pembelajaran IPA terpadu meliputi tiga
ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Bentuk penilaian yang
dilakukan untuk ranah kognitif peserta didik dilakukan dengan adanya tes
tertulis yang berbentuk esai saat ulangan harian dan ujian tengah semester,
pilihan ganda saat ujian semester, serta penugasan.
Untuk memperkuat observasi, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu
Yusna Nelly, selaku guru IPA terpadu kelas VII (tujuh) yang berpendapat
sebagai berikut:
“evaluasi pembelajaran IPA terpadu di Sekolah Menengah Pertama
Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full day school yang dilakukan
sama dengan sekolah pada umumnya yaitu dengan penilaian hasil
belajar atau biasa disebut ulangan. Pada ulangan harian dilakukan
setiap materi yang dibahas telahselesai dan untuk ujian mid semester
dilakukan setiap per tiga bulan pembelajaran, kemudian terdapat juga
ujian akhir semester, yang dilakukan pada akhir semester ganjil serta
ada juga ujian kenaikan kelas yang dilakukan pada setiap akhir
semester genap”.
Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan observasi yang
dilakukan pada evaluasi hasil belajar pembelajaran IPA terpadu di kelas VII
(tujuh) pada ranah kognitif, ulangan harian diadakan setelah guru selesai
mengajar satu bab pokok bahasan. Bentuk soal ulangan berupa essay dan
pilihan ganda. Setelah ulangan harian dilaksanakan, biasanya pada pertemuan
selanjutnya guru membagikan hasil ulangan yang telah dikoreksi dan bagi
siswa yang nilainya masih dibawah KKM pada hari itu juga dilaksanakan
remedial dengan memberikan soal yang hampir sama dengan soal ulangan
harian yang telah dilaksanakan. Sementara bagi siswa yang tidak ikut remedi
diberikan tugas lain supaya tidak mengganggu temannya yang sedang
mengikuti remedi
102
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Pemberian remedial diberikan oleh guru sebagai bentuk tindak lanjut terhadap
hasil penilaian siswa. Pada pembelajaran IPA terpadu Ibu Yusna Nelly telah
menentukan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA
terpadu di kelas VII (tujuh) SMP Ahmad Dahlan adalah 72. Apabila peserta
didik yang mendapatkan nilai sudah mencapai 80 % dari KKM materi
pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Apabila peserta didik
yang mendapatkan nilai 50 % dari KKM diadakan pengayaan bersama untuk
mengulang materi pelajaran yang belum dipahami.
Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan observasi yang
dilakukan pada evaluasi hasil belajar pembelajaran IPA terpadu di kelas VII
(tujuh) pada ranah afektif, guru IPA terpadu melakukan penilaian dengan cara
mengamati aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, cara
berbicara siswa terhadap guru, cara berbicara siswa terhadap sesama teman,
perilaku jujur, kehadiran siswa selama proses belajar, kerajinan, dan
kedisiplinan siswa, peduli, tanggung jawab, dan ramah kepada lingkungan.
Akan tetapi guru tidak membawa instrumen penilaian sehingga guru hanya
mengingat nama siswa yang selanjutnya guru memberikan nilai setelah proses
pembelajaran selesai. Pengukuran sikap dilakukan oleh guru melalui
instrumen penilaian diri, observasi perilaku, penilaian teman sejawat, dan
laporan pribadi (jurnal).
Ranah psikomotorik guru IPA terpadu melakukan penilaian di kelas
VII (tujuh) dengan mengobservasi kinerja siswa dalam menggunakan alat-alat
laboratorium selama melakukan kegiatan praktikum. Sementara untuk ranah
psikomotorik, peserta didik dalam pembelajaran IPA terpadu dinilai dengan
menggunakan instrumen observasi perilaku, proyek, daftar centang dan rating
scale.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan mengenai evaluasi
pembelajaran IPA terpadu di SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi berbasis full
day school sejalan dengan apa yang dikatakan Permendikbud 104 Tahun
2014 tentang penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan
penilaian autentik yang terdiri dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotor
103
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
peserta didik. Dari hal itu guru atau pendidik dapat mengukur perkembangan
dan kemampuan peserta didik serta seberapa paham siswa atas materi yang
telah diberikan dan dijelaskan oleh pendidik. Dan juga dengan evaluasi
pembelajaran ini pendidik dapat mencatat kekurangan kekurangan siswa
dalam menerima dan memahami materi yang nantinya bisa dijadikan sebagai
bahan perbaikan dan bahan mencari solusi atas kekurangan anak tersebut
Hasil penilaian dan evaluasi menunjukkan tingkat penguasaan dan
pemahaman materi yang telah disampaikan kepada peserta didik sebagai
tindak lanjut dari kegiatan belajar mengajar. Program ini digunakan untuk
mengidentifikasi materi yang harus diulang sehingga peserta didik mengikuti
pengayaan ataupun remidial. Hasil belajar peserta didik digunakan sebagai
tindak lanjut yang diinformasikan kepada orang tua sebagai laporan hasil
belajar di sekolah. Dengan cara ini, orang tua akan ikut berpartisipasi dalam
memberikan dukungan serta motivasi agar peserta didik lebih giat dalam
belajar. Kepala sekolah juga ikut mengadakan pengawasan terhadap guru
mata pelajaran IPA terpadu dengan cara mengadakan rapat guru yang
diadakan pada sabtu minggu keempat.Pada setiap sabtu minggu keempat
siswa diliburkan kecuali para guru yang diwajibkan hadir ke sekolah. Kepala
sekolah mengimbau agar semua struktur sekolah bekerja dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
104
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran IPA terpadu di kelas VII di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi study Full day school diawali
dengan pembuatan perangkat pembelajaran seperti pembuatan program
tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan kurikulum 2013 yang dikumpulkan setiap awal tahun ajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu di kelas VII Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi study Full day school terdapat
hambatan dalam pemilihan media pembelajaran. Belum tersedia
laboratorium dan jumlah infocus yang terbatas dengan jumlah kelas
menjadi faktor penghambat guru dalam pemilihan sumber dan media
belajar.
3. Evaluasi pembelajaran IPA terpadu kelas VII di Sekolah Menengah
Pertama Ahmad Dahlan (Full day school) memuat evaluasi hasil belajar
ranah kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik Adapun tindak lanjut
yang dilakukan dalam meningkatkan evaluasi pembelajaran IPA terpadu
kelas VII di Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota Jambi
(Fullday school) yaitu dengan memberikan hasil belajar kepada orang tua
sebagai laporan hasil belajar di sekolah. .
105
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
B. SARAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama dalam penelitian, disarankan
beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan untuk perkembangan analisis
pembelajaran IPA terpadu maka disarankan :
1. Pemerintah
Bagi pemerintah agar melakukan pengkajian lebih lanjut terkait penerapan
sistem full day school dengan memperhatikan kondisi setiap sekolah terkait
penyesuaian aturan penerapan full day school
2. Sekolah
Bagi pihak sekolah agar meningkatkan sarana dan prasarana agar proses
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik karena selama ini guru terkendala
dengan minimnya penggunaan media dan sumber belajar.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut faktor
pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran IPA terpadu
pada sistem full day school.
106
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R., & Abdillah. (2018). Pembelajaran Terpadu (Karakteristik,
Landasan, Fungsi, Prinsip Dan Model). Medan: Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPI).
Apriyani, Fatimah, N., & Wicaksono, H. (2018). Dari Full Day School Ke
Kebijakan Enam Hari Sekolah: Rasionalisasi Praktik Dan Evaluasi
Pembelajaran Pasca Full Day School Di Sma Negeri 1 Kedungreja
Kabupaten Cilacap. Jurnal Sosietas, 8(2), 532-542.
Asmani, J. M. m. (2017). Fulll day school (konsep, manajemen & quality
control). Jakarta: Ar-ruzz media.
Azis, S. (2018). Asesmen Kualitatif Pelaksanaan Full Day School Sekolah Dasar
Negeri Sidakan. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4129-4138.
BSNP. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Pada
Pendidikan Dasar Dan Menengah. from BSNP
BSNP. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan
Dasar Dan Menengah. from BSNP
Dalvi. (2015). Penerapan Manajemen Kurikulum Pada Sekolah Full Day Di SDIT
Cahaya HAti Kota Bukittinggi. Tamwil, 1(1), 20-26.
Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Dyah, H., Listiningrum, Tobari, & Kesumawati, N. (2020). The Principal's
Strategy For Managing Conflicts Due To The Stress Of Female Teachers
As A Result Of The Implementation Of Full Day School. International
Journal of Educational Review, 2(1).
Fatmawati, E. (2011). Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu Oleh Guru
Biologi SMP Negeri Di Kabupaten Sragen. 81. Retrieved from
Hamalik, O. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. jakarta: PT. Bumi Aksara.
I Ketut Bandem Elyadi, I Wayaan Subagia, & Maryam, S. (2018). Analisis
Implementasi Pembejaran Kimia Dalam Program Full Day School.
Journal Pendidikan Kimia Undiksha, 2(1), 1-7.
Ibrahim, M. (2015). Metode Penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta,CV.
Irayasa, K. (2018). The Study Of Full day school System At SMAN 11 Makassar.
Jurnal Geografis, 16(3), 101-112.
Irayasa, K., Alfian, I., Fitriana, & Risma. (2018). Perbandingan Prestasi Belajar
Siswa Sistem Full Day School Dengan Sistem Reguler Pada Mata
Pelajaran IPA Jurnal Nalar Pendidikan, 6(2), 79-85.
Izah, N. (2016). Analisis Model Pembelajaran IPA Di SMP. 213. Retrieved from
Karwono. (2017). Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar: Rajawali pers.
Lukum, A. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran IPA di SMP Menggunakan
Model Contenance Stake. Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 19(1), 25-
37.
107
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Mirwati, Ali, S., & Saludung., J. (2015). Evaluasi program pembelajaran kimia di
SMA Negeri 3 Watangsopeng. Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 1.
Murniasih, L., Subagia, W., & Sudria, B. N. (2013). Peengelolaan Pembelajaran
IPA: Studi Kasus Pada SMP Di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal
Administrasi Pendidikan, 4, 1-13.
Ningsih, N. W., Kustijono, R., & Ismono. (2013). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed Tema Tercemarkah Airku Di
Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Sains, 1(1), 54-59.
Noeraida. (2014). Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu di SMP Menjelang
Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal ilmu kependidikan, 43(1), 25-31.
Rofiqoh, Z. (2015). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas X Dalam Pembelajaran Discovery Learning Berdasarkan Gaya
Belajar Siswa. Universitas Negeri Semarang
Semarang.
Sani, R. A. (2015). Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Setyarini, I. N., Joyoatmojo, S., & Sunardi. (2014). Penerapan Fun & Full Day
School untuk meningkatkan religiusitas peserta didik di SDIT Al Islam
Kudus. teknologi pendidikan dan pembelajaran, 2(2), 244.
Soapatty, L., & Suyanto, T. (2014). Pengaruh Sistem Sekolah Sehari Penuh (Full
Day School) Terhadap Prestasi Akademik Siswa SMP Jati Agung
Sidoarjo. Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 2(2), 719-733.
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif (8 ed.). Bandung: Alfabeta,
CV.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen (5 ed.). bandung: CV.Alfabeta.
Sukur, D., Affifuddin, & Suyeno. (2019). Implementasi Kebijakan Full Day
School Dalam Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Siswa.
Jurnal respon publik, 13(2), 1-6.
Sumarna, A. R., Asyafah, A., & Kosasih, A. (2017). Pengelolaan Pendidikan
Agama Islam Di Islamic Full Day School SMP Salman Al-Farisi
Bandung. Journal of Islamic Education, 4(2), 179-190.
Trianto. (2017). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Triwiyanto, T. (2015). Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. jakarta: PT
Bumi aksara.
108
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN 1
TRANSKIP HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
SMP AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
1. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Sri Novrita Handayani, S.P
Hari/ Tgl Wawancara : Senin, 10Januari 2019
Tempat : Kantor kepala Sekolah SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
A. Tahap Perencanaan Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Apa kurikulum yang digunakan oleh
SMP Ahmad Dahlan dalam
pembelajaran IPA terpadu kelas VII berbasis full day school ?
Untuk kurikulum kelas VII dan
VIII 2013 sementara untuk kelas
IX masih ktsp
2 Bagaimana perencanaan
pembelajaran IPA terpadu kelas VII
dalam konsep / kerangka full day
school ?
Perencanaan pembelajaran IPA
terpadu di kelas VII dalam
pembelajaran full day school sama
saja dengan pembelajaran di
sekolah biasa. Karena, full day
pada SMP Ahmad Dahlan bukan
menambah jam pembelajaran pada
mata pelajaran IPA terpadu
melainkan banyaknya muatan
tambahan mata pelajaran agama di
sekolah ini selain itu adanya
kegiatan khusus pendalaman
materi dalam bentuk ekokulikuler
maupun ekstrakurikuler yang
membedakan sekolah ini dengan
sekolah lain.
3 Bagaimana kesiapan sarana dan prasarana pada pembelajaran IPA
Saat ini SMP Ahmad Dahlan masih belum memiliki laboratorium
109
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
terpadu kelas VII dalam konsep /
kerangka full day school ?
dikarenakan meningkatnya jumlah
siswa setiap tahunnya sehingga
ruang yang dijadikan labor terpaksa harus dijadikan kelas.
4 Apa saja kegiatan yang dirancang
khusus dalam kerangka full day
school pada mata pelajaran IPA
terpadu ?
Kegiatan yang membentuk bakat
dan minat siswa. Siswa bebas
memilih sesuai keinginannya yaitu
untuk pelajaran IPA ada science
club, untuk pelajaran MTK ada
math club dan untuk pelajaran
bahasa inggris ada english club.
Selain itu ada kunjungan edukatif
yang dilaksanakan 2 kali dalam
semester dengan mengunjungi
tempat-tempat produksi, pabrik,
ataupun olahan rumah tangga,
pembibitan tanaman,
peternakan.tujuannya agar siswa
dapat melihat dan mempraktekkan
langsung apa yang mereka amati
5 Apa saja problematika yang
ditemukan dalam pembelajaran IPA
terpadu dalam konsep/ kerangka full
day school
Yang masih menjadi masalah
sarana dan prasarana yang belum
lengkap tadi karena pembelajaran
IPA terpadu tidak pernah lepas dari laboratorium
6 Apa saja solusi yang ditemukan
dalam pembelajaran IPA terpadu
dalam konsep/ kerangka full day
school
Guru tetap dapat kreatif dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada
sehingga siswa tetap bisa belajar
dengan maksimal tanpa ada kendala lainnya
110
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN 2
TRANSKIP HASIL WAWANCARA GURU IPA TERPADU
SMP AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
2. Hasil Wawancara dengan Guru IPA terpadu kelas VII
Nama Guru : Yusna Nelly, S.Pd
Hari/ Tgl Wawancara : Senin, 10Januari 2019
Tempat : Kantor Guru SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
A 1. Tahap Perencanaan Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Apa saja persiapan yang bapak/ Ibu
lakukan sebelum kegiata proses
pembelajaran IPA terpadu di kelas
VII dalam konsep/ kerangka full day
school ?
Membaca materi sebelumnya dan
mempersiapkan materi baru,
memilih media dan metode yang
akan digunakan.
2 Apakah bapak/ Ibu diwajibkan
menyusun RPP dan Silabus di kelas
VII dalam pembelajaran konsep/
kerangka full day school ?
Ya, selain RPP dan Silabus juga
ada persiapan perangkat
pembelajaran lainnya yaitu Prota,
Prosem, tapi untuk penyusunan
RPP dilakukan secara
berkelompok melalui rapat MGMP setiap bulannya
3 Kapan penyusunan RPP dan Silabus
dilakukan ?
Sebetulnya perangkat
pembelajaran disusun sebelum
tahun ajaran baru namun karena
banyaknya urusan yang lain
terkadang guru belum sempat
menyususnnya sehingga perangkat
pembelajaran disusun setelah proses pembelajaran.
4 Apa saja problem yang dihadapi
Bapak/Ibu dalam pembuatan RPP dan
Silabus di kelas VII dalam
pembelajaran konsep/ kerangka full
Tidak ada masalah
111
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
day school ?
5 Apa saja solusi yang dihadapi
Bapak/Ibu dalam pembuatan RPP dan
Silabus di kelas VII dalam
pembelajaran konsep/ kerangka full day school ?
Tidak ada masalah
6 Bagaimana langkah-langkah
bapak/ibu mengaitkan rumusan
indikator dengan SKL, KI dan KD ?
Dalam kurikulum 2013 SKL, KI,
dan KD sudah ditetapkan dari
pemerintah, kita tinggal
mengikutinya saja
A2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
IPA terpadu di kelas VII dalam
konsep/ kerangka full day school ?
Pelaksanaan pembelajaran IPA
terpadu di kelas VII dalam
konsep/ kerangka full day school
sama saja dengan sekolah non full
day pada umumnya terdiri dari
kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup. full day bukan
menambah jumlah jam mata
pelajaran IPA tetapi menambah
jumlah jam kerja guru yang
awalnya 38 jam dalam seminggu
menjadi 40 jam dalam seminggu
cuman jika mengajarnya di pagi
hari itu guru ikut membimbing
siswa memimpin barisan dan melakukan muroja‟ah bersama.
2 Apakah bapak/ibu melaksanakan
kegiatan apersepsi dalam kegiatan
awal pembelajaran IPA terpadu dalam konsep / kerangka full day school ?
Ya, apersepsi dilakukan dengan
mempersiapkan siswa sebelum
belajar, menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.
3 Apakah bapak/ibu melaksanakan
kegiatan apersepsi dalam kegiatan
awal pembelajaran IPA terpadu dalam
konsep / kerangka full day school ?
Ya, apersepsi dilakukan dengan
mempersiapkan siswa sebelum
belajar, menjelaskan tujuan
pembelajaran hari ini.
4 Apakah ada problem yang Bapak/Ibu
hadapi dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA terpadu konsep full
day school?
Permasalahannya itu terkendala di
media pembelajaran misalnya
pada materi mengenali bagian-
bagian mikroskop jika udah ada
alatnya kita tinggal
mengenalkannya saja ke siswa
namun karena belum ada media
112
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
kita terpaksa menggambarnya dulu
5 Bagaimana bapak/ibu melakukan
kegiatan pembelajaran terciptanya
pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, memotivasi dan
menyenangkan dalam pembelajaran
IPA terpadu konsepfull day school?
Dengan mempelajari karakter
masing-masing siswa, bercerita
jika sudah mulai jenuh , mengatur
posisi tempat duduk siswa akan
membuat siswa lebih
bersemangat.
6 Apakah Bapak/Ibu menggunakan
media pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran IPA terpadu konsep /
kerangka full day schoolberlangsung?
Ya, media yang biasa digunakan
seperti media gambar kalo infocus
itu ummi gunakan saat materi
tertentu misalnya materi reproduksi
7 Apakah bapak/ibu mengaitkan
kegiatan pembelajaran dengan
kehidupan sehari-hari ?
Ya, karena ipa terpadu itu
mempelajari makhluk hidup dan
alam sekitar jadi ummi selalu
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
8 Apa saja metode yang bapak/Ibu
gunakan dalam pembelajaran IPA
terpadu di kelas VII konsep full day
school ?
Metode menyesuaikan terhadap
materi, supaya nantinya tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Misalnya , jika mateeri
penguasaan maka metodenya
adalah ceramah, tanya jawab dan
diskusi kelompok,
9 Apakah siswa pernah merasa jenuh
selama kegiatan proses pembelajaran
IPA terpadu berlangsung konsep full
day school?
Tidak, karena jika siswa sudah
mulai jenuh ummi selalu
mengajaknya untuk bercerita,
membuat lelucon yang bisa
menghibur siswa sejenak setelah itu baru melanjutkan materi
10 Apakah Bapak/Ibu melakukan
kegiatan refleksi dalam penutupan
pembelajaran ?
Ya, refleksi dilakukan bersama
siswa dengan membacakan
kesimpulan materi hari ini dan
memberi pengantar materi yang akan datang,
11 Apa saja kegiatan yang bapak/ Ibu
lakukan dalam kegiatan penutup?
Mengajak siswa dengan
membacakan kesimpulan materi
hari ini, menanyakan ke siswa jika
ada materi yang tidak dimengerti,
memberi motivasi dan tindak
lanjut berupa tugas yang harus dikerjakan siswa
113
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
A3. Tahap Evaluasi Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Bagaimana evaluasi pembelajaran
IPA terpadu di kelas VII dalam
konsep/ kerangka full day school ?
Untuk sistem evaluasi biasanya
saya gunakan sistem tanya jawab
atau tes tertulis untuk
mengevaluasi hasil belajar siswa
apakah sudah paham dengan
materi yang diajarkan apa belum.
Selain itu juga dengan ulangan
harian, mid semester, dan juga
ulangan akhir semester yang juga
saya jadikan bahan untuk
mengevaluasi
2 Apakah Bapak/Ibu sering
memberikan PR (Pekerjaan rumah)
selesai kegiatan pembelajaran IPA
terpadu berlangsung ?
Tidak Sebisa mungkin Pemberian
PR dilakukan jika benar-benar
tugas yang tidak dapat di
selesaikan di sekolah maka dilanjutkan di rumah
3 Apakah Bapak/Ibu sering
memberikan ulangan harian untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ?
Ya, jika semua materi yang
diajarkan sudah selesai pasti selalu
diadakan ulangan harian
4 Apakah Bapak/Ibu juga
melaksanakan program pengayaan
dan remedial ?
Remedial diadakan setiap selesai
ulangan, untuk pembelajaran IPA
terpadu di kelas VII, KKM yg
ditetapkan di SMP Ahmad Dahlan
75 jika siswa tidak mencapai nilai
tersebut maka langsung diadakan remedial
5 Bagaimana perkembangan kognitif
siswa dalam pembelajaran IPA terpadu berlangsung ?
Perkembangan kognitif siswa
diukur melalui tes ulangan harian
6 Bagaimana perkembangan sikap
siswa dalam pembelajaran IPA
terpadu berlangsung ?
Perkembangan sikap siswa dilihat
dari bagaimana cara siswa berbica
terhadap guru, teman, sopan
santun selain itu kehadiran siswa
selama mengikuti kegiatan belajar
7 Bagaimana perkembangan
psikomotor siswa dalam
pembelajaran IPA terpadu
berlangsung ?
Perkembangan psikomotor siswa
dilihat dari cara kerja siswa selama
praktikum, mempresentasikan
hasil diskusi
114
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
115
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN 3
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SISWA
SMP AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
2. Hasil Wawancara dengan Siswa kelas VII
Nama Siswa : Nadina
Hari/ Tgl Wawancara : Senin, 10 Januari 2019
Tempat : Ruang kelas VII B SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
A 2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Apa yang anda rasakan dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu program full day school ?
Biasa aja
2 Apakah anda pernah mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA terpadu program full day school ?
Tidak, karena mata pelajaran IPA
tidak sesulit mata pelajaran Mtk
yang lebih banyak hitung-hitungan
3 Mata pelajaran apa yang paling
disukai dalam pembelajaran IPA terpadu
Materi yang banyak praktikumnya
dan tidak banyak hitung- hitangannya
4 Apakah anda sering mengulangi
pelajaran seperti membaca catatan
kembali dirumah setelah melakukan
kegiatan selama sehari penuh di sekolah ?
Kadang-kadang , jika ada tugas
atau besok mau ulangan IPA
5 Apa yang guru anda biasa lakukan
sebelum memulai kegiaatan pembelajaran ?
Bertanya siapa yang tidak hadir ,
menanyakan ada tugas atau tidak, menyuruh ketua kelas menyiapkan
6 Apakah anda merasa jelas dan
mengerti saat guru menyampaikan materi pembelajaran ?
Ya, karena ummi menjelaskannya
dengan sabar
8 Apa yang guru anda lakukan sebelum kegiatan pembelajaran berakhir ?
Memberi latihan
116
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
117
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SISWA
SMP AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
2. Hasil Wawancara dengan Siswa kelas VII
Nama : M. Dimas Ramadhan
Hari/ Tgl Wawancara : Senin, 10 Januari 2019
Tempat : Ruang kelas VII B SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
A 2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Apa yang anda rasakan dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu program full day school ?
Biasa aja
2 Apakah anda pernah mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA terpadu program full day school ?
Kadaag-kadang jika pelajarannya
sulit
3 Mata pelajaran apa yang paling disukai dalam pembelajaran IPA
terpadu
Materi yang banyak praktikumnya dan tidak banyak hitung-
hitangannya
4 Apakah anda sering mengulangi
pelajaran seperti membaca catatan
kembali dirumah setelah melakukan
kegiatan selama sehari penuh di sekolah ?
Kadang-kadang , jika ada tugas
atau besok mau ulangan IPA
5 Apa yang guru anda biasa lakukan sebelum memulai kegiaatan
pembelajaran ?
Bertanya siapa yang tidak hadir , menanyakan ada tugas atau tidak,
menyuruh ketua kelas menyiapkan
6 Apakah anda merasa jelas dan
mengerti saat guru menyampaikan
materi pembelajaran ?
Ya, karena ummi menjelaskannya
dengan sabar ummi juga mau
menjelaskan kembali jika pelajarannya belum dipahami
8 Apa yang guru anda lakukan sebelum
kegiatan pembelajaran berakhir ?
Sebelum kegiatan pembelajaran
berakhir guru selalu menjelaskan
kembali pelajaran yang baru saja
diterangkan.. Kemudian siswa
118
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
diberi pertanyaan , jika siswa bisa
menjawab nantinya akan diberi nilai
119
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
TRANSKIP HASIL WAWANCARA SISWA
SMP AHMAD DAHLAN KOTA JAMBI
3. Hasil Wawancara dengan Siswa kelas VII
Nama Siswa : Syakila Majid
Hari/ Tgl Wawancara : Senin, 10 Januari 2019
Tempat : Ruang kelas VII B SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
A 3. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu kelas VII (tujuh) di Sekolah
Menengah Pertama Ahmad Dahlan kota Jambi (Full day school)
No Pertanyaan Uraian
1 Apa yang anda rasakan dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu program full day school ?
Senang karena dengan sekolah
selama seharian bisa bermain dan belajar dengan teman
2 Apakah anda pernah mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA terpadu program
full day school ?
Tidak, karena jika menemukan
kesulitan bisa bertanya ke ummi
atau teman-teman kelas. Ummi
juga mau memberi jam tambahan
jika belajarnya masih kurang
dimengerti
3 Mata pelajaran apa yang paling
disukai dalam pembelajaran IPA terpadu
Semuanya
4 Apakah anda sering mengulangi
pelajaran seperti membaca catatan
kembali dirumah setelah melakukan
kegiatan selama sehari penuh di sekolah ?
Kadang-kadang , jika besok mau
ulangan IPA .
5 Apa yang guru anda biasa lakukan
sebelum memulai kegiatan
pembelajaran ?
Sebelum mengajar ummi
mengabsen kehadiran siswa,
menanyakan ada tugas yang diberikan pada minggu lalu
6 Apakah anda merasa jelas dan
mengerti saat guru menyampaikan
materi pembelajaran ?
Ya, karena ummi menjelaskannya
dengan suara yg jelas jika tidak
paham ummi juga mau
mengulangnya kembali
8 Apa yang guru anda lakukan sebelum Memberikan latihan kadang –
120
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
kegiatan pembelajaran berakhir ? kadang menyampaikan materi
berikutnya dan mengingatkan
siswa agar mengulangi pelajaran
dirumah supaya jika diberi
pertanyaan siswa bisa menjawabnya
105
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
106
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
107
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
108
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
109
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
110
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
111
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
112
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
113
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
114
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN 4
Gedung SMP Ahmad Dahlan kota Jambi
Gambar A
Gambar B
Ruang Tata Usaha SMP Ahmad Dahlan kota Jambi
115
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
116
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN 5
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
Ibu Sri Norita Handayani, SP
Gambar C
Gambar
117
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
118
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
LAMPIRAN 6
Wawancara dengan Guru IPA terpadu SMP Ahmad Dahlan Kota Jambi
Ibu Yusna Nelly, S.Pd
Gambar E
119
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Gambar F
LAMPIRAN 7
(AKTIVITAS GURU DAN SISWA SELAMA PROSES PEMBELAJARAN)
Gambar G
(kegiatan guru membimbing siswa saat membaca Al-Qur‟an)
120
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Gambar H
(kegiatan guru saat membentuk siswa menjadi beberapa kelompok)
121
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Gambar I
Gambar J
Gambar I dan J (Guru membimbing siswa pada saat mengasih materi pada
pembelajaran IPA Terpadu dikelas VIIB Sekolah Menengah Pertama Ahmad
Dahlan Kota Jambi (Full Day School))
122
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Gambar K
Gambar L
123
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
Guru membimbing siswa dengan berjalan mengelilingi siswa saat melakukan
kegiatan pembelajaran di luar kelas pada praktikum hydrilla pada pembelajaran
IPA Terpadu dikelas VIIB Sekolah Menengah Pertama Ahmad Dahlan Kota
Jambi (Full Day School)
124
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
125
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
126
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
127
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
128
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
129
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
130
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
131
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
132
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
133
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
134
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
135
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
136
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
137
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
138
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
139
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
140
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
141
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
142
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
143
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Rafmy Hairanisa Putri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Jambi, 21 Mei 1996
Alamat : Prumnas Jelutung Kota Jambi
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email : [email protected]
No Kontak 087806003693
Pengalaman-Pengalaman Pendidikan Formal
1. SD Negeri 177, Tamat tahun 2007.
2. MTsN Model Kota Jambi, Tamat tahun 2011.
3. MAN Model Kota Jambi, Tamat tahun 2014.
Motto Hidup
Mimpi, itu akan menjadi kenyataan dengan sebuah tindakan, bukan dengan
harapan (angan-angan).
Jambi, 01 Desember 2019
Rafmy hairanisa putri
TB. 140498
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
144
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi
145
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN STS Jambi