Anatomi daun
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Economy & Finance
-
view
679 -
download
5
Transcript of Anatomi daun
![Page 1: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/1.jpg)
PENDAHULUAN
Anatomi merupakan salah satu ilmu cabang dari biologi yang mempelajari tentang
struktur dalam suatu makhluk hidup. Dalam hal ini ialah anatomi tumbuhan. Ilmuanatomi
tumbuhan ini sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana struktur penyusun tubuh
tumbuhan yang sering kita jumpai di lingkungan hidup kita.
Namun dalam makalah ini penulis ingin menjelaskan gambaran umum tentang
anatomi salah satu organ terpenting pada tumbuhan yaitu daun. Daun merupakan salah satu
organ pada tumbuhan yang mengandung klorofil yang berfungsi dalam proses fotosintesis
sehingga menghasilkan oksigen yang kita hirup untuk beraktivitas dan senyawa karbohidrat.
Secara umum anatomi daun terbagi menjadi 3 jaringan yang akan dijelaskan secara terperinci
dalam makalah ini. Struktur anatomi pada tumbuhan sangat berkaitan dengan bentuk
morfologi tumbuhan itu dan juga fisiologinya. Sehingga dapat diketahui bahwa antara
anatomi, fisiologi, dan morfologi tumbuhan itu saling berkaitan.
Makalah ini dapat menjadi pegangan ataupun referensi untuk memahami struktur dan
anatomi tumbuhan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca. Akhir kata Tiada Gading yang tak retak; tiada sesuatu yang sempurn adi dunia ini.
Karena itu demi perbaikan makalah ini, penulis sangat terbuka terhadap segala masukan yang
membangun dari para pembaca.
![Page 2: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/2.jpg)
ANATOMI TUMBUHAN
(DAUN)
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada tumbuhan
yang memiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan dengan jelas baik secara
teoritis maupun secara praktis antara jaringan daun dan batang. Struktur jaringan pengangkut
dalam tangkai dan ibu tulang daun biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri
terpenting pada daun adalah bahwa pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada
Spermatophyta, aktivitas meristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran
daun ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal.
Terdapat bebrapa istilah-istilah menyangkut daun. Seluruh daun pada sebuah
tumbuhan disebut dengan Phyllom. Namun dikenal juga dengan beberapa istilah seperti daun
hijau, katafil, hipsofil,kotiledon, profil,dll. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;
1) Daun hijau
Daun hijau (foliage leaves) berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentukpipih
mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas Co2.
2) Katafil
Katafil adalah sisik yang tampak pada kuncup dan batang di bawah tanah, yang fungsinya
sebagai pelindung atau penyimpan bahan cadangan makanan.
3) Hipsofil
Hipsofil merupakan berbagai tipe braktea yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai
pelindung.
4) Kotiledon
Kotiledon adalah daun pertama dari tumbuhan.
5) Profil (Prophyl)
Daun pertama pada cabang lateral.
Berikut merupakan anatomi secara umum pada daun:
Secara histologi, daun tersusun dari tiga tipe jaringan, yaitu epidermis, mesofil, dan
jaringan pembuluh.
1. Epidermis
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan, bentuk,
struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus.
Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih. Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis
yaitu permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut
permukaan abaksial. Pada lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis
terdapat sel penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan
menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting pada
jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta stomata.
![Page 3: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/3.jpg)
Berikut merupakan contoh jaringan epidermis selapis;
2. Mesofil (Jaringan Dasar)
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil
mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada
kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim palisade
dan parenkim spons.
A) Parenkim Palisade
Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk
batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya.
Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan tampak bercabang.
Sel palisade terdapat di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis
banyak). Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel
parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari satu
lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke tengah semakin
pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan abaksial daun. Meskipun
jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam
ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding
sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien.
Pada Thymelaea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun.
Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides, parenkim palisade
terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi
(abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade
tersebut hanya pada bagian adaksial disebut dengan bifasial atau dorsiventral.
B) Parenkim Spons
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim
spons dapat berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga)
yang terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan
parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas
beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya
lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.
Pada tumbuhan tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya, bentuk
sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex, sukar untuk
membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang
antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung
antar sel.
Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan
palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya
![Page 4: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/4.jpg)
secara maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem ruang
antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat. Susunan
sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang mendapat sinar dan langsung
berhubungan dengan udara menjadi lebih luas. Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah
permukaan dalam daun dan daerah permukaan luar daun.
Berikut merupakan contoh gambar dari jaringan dasar pada daun;
3. Berkas pembuluh atau sistem jaringan pembuluh
Sistem jaringan pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan
adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem
yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun.
Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah
sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang
daun sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang
daun lebih halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.
Sedangkan istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar
hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal daun semua
berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas sejajar itu tampak cabang halus yang
berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan
pada daun dikotil dan pola sejajar pada daun monokotil.
Kemudian apabila pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian
tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun
yang lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar
adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk pada sisi abaksial.
Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin kloroplas dan jaringan
penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang besar tidak mempunyai kontak
langsung dengan mesofil.
Sedangkan pada tulang daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat
beragam bentuk dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang
dibatasi cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang
buntu dalam mesofil.
Kebanyaan kasus yang ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip
dengan pada tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas
jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil hanya terdiri atas
jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi pembuluh, sedangkan pada
tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau berhubungan langsung dengan unsur
pembuluh dan unsur trakea membentuk sel transfer.
![Page 5: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/5.jpg)
4. Berkas Pengangkut
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tulang daun yang besar dikelilingi oleh parenkim
yang sedikit mengandung kloroplas. Sedangkan tulang daun yang lebih kecil biasanya juga
dikelilingi oleh lapisan sel parenkim, yang disebut berkas pegangkut. Berkas pengangkut ini
biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu, xylem dan floem. Sel berkas pengangkut ini berdinding
tipis untuk memudahkan terjadinya transpor antar sel, mungkin memiliki kloroplas seperti
mesofil. Sering kali terdapat kristal.
Kebanyakan daun Dikotil, parenkim berkas pengangkut memperluas ke arah epidermis pada
satu atau kedua sisi daun. Sel yang mencapai arah epidermis ini berfungsi dalam
pengangkutan pada daun. Bukan hanya pada daun Dikotil saja yang memiliki berkas
pengangkut akan tetapi berkas pengangkut juga terdapat dalam daun Monokotil, berkas
pengangkut pada daun Monokotil ini dibedakan menjadi dua tipeyaitu yang mempunyai 1
atau 2 lapisan saja.
5. Jaringan Penyokong Daun
Epidermis daun memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai pelindung.
Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan sokongan
pada helai daun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim. Pada daun Dikotil,kolenkim
sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah epidermis dan juga di tepi daun. Selain
kolenkim, pada mesofil daun Dikotil juga ditemukan skelrida. Tulang daun berukuran besar
atau sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun monokotil berkas
pengangkut dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan
berhubungan ke epidermis.
6. Perubahan Anatomi daun Xeromorf dan Hidrofit
a) Daun Xeromorf
Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang
membuat transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air.
Maka dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur atau
anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas.
Daun xeromorf berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan
perubahan struktur dalamnya,misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi peningkatan
ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun meningkat. Daun xeromorf
pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan penyimpan air pada daun pun juga
berkembang.
Tumbuhan dengan daun yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering.
Pengukuran ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada
tumbuhan. Daun xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Di balik trikoma inilah stomatanya
![Page 6: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/6.jpg)
berada. Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan
predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.
Faktor lingkungan memengaruhi pembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun,
stomata menjadi tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan karena
sel penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin. Seperti pada
Rumex acetosella resin serta lapisan lilin yang terbentuk dalam epidermis dan sel di
sekeliling tulang daun pada kondisi musim panas.
Air dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade daripada
jaringan spons. Selain itu juga, jaringan penyimpan air penyimpan air berkembang baik pada
daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel besar dengan vakuola
besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis yang
menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis
lebih tinggi daripada sel yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka
tumbuhan xerofit mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Sel penyimpan air yang
berdinding tipis. Dalam kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal,
dengan cepat sel akan kembali ke bentuk semula. Contoh dari xeromorf (Atriplex
portulacoides);
gambar 1 : Atriplex portulacoides
b) Hidrofit
Struktur anatomi tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan dengan tumbuhan xerofit.
Faktor yang mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung pada
suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air mempunyai sedikit
jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh sedikit, xilem mengecil, dan
mempunyai ruang udara.
Epidermis tumbuhan air tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk pengeluaran
zat makanan, senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya sangat tipis. Sel
epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai stomata hanya pada
permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang disebut
dengan hydropotes, yang berfungsi untuk memudahkan pengangkutan air dan garam ke luar
dan ke dalam tumbuhan. Contoh tumbuhan Hidrofit (Ranunculus aquatilis) dapat dilihat
pada gambar berikut;
gambar 2 : Ranunculus aquatilis
7. Daun Gymnospermae
Sebagian besar daun pada Gymnospermae selalu berwarna hijau dan bersifat xeromorf. Salah
satu kekhususan daun Gymnospermae adalah adanya jaringan transfusi. Jaringan ini
mengelilingi berkas pengangkut dan tersusun atas trakeida, parenkim, dan sel albumin.
Jaringan ini berbeda-beda jumlahnya dan susunanya, bergantung pada genusnya.
![Page 7: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/7.jpg)
Pada daun Pinus sel epidermisnya berdinding tebal, mempunyai kutikula tebal, dan
stomatanya tersembunyi. Mesofil terdiri atas parenkim palisade dan parenkim spons. Mesofil
ini berisikan kloroplas. Sel parenkimnya berisi tanin, resin dan kadang-kadang juga pati.
Berkas pengangkutnya bersama jaringan transfusi dikelilingi oleh selubung yang berdinding
sel relatif tebal, yaitu sel endodermis. Semua dinding antiklin berisi senyawa penutup tanpa
zat gabus, tetapi mengandung banyak lignin. Vakuola berisi banyak badan berbentuk bola.
Sedangkan sitoplasmanya berisi RE halus, gelembung, kloroplas dan badan lemak.
8. Perkembangan Helai Daun
Secara umum perkembangan daun dimulai dari tahap permulaan (inisiasi), diferensiasi
awal, perkembangan aksis daun, asal-usul helai daun, dan histogenesis jaringan helai daun.
Tahap permulaan (Inisiasi)
Inisiasi daun dimulai dengan pembelahan periklin dalam kelompok sel kecil sel pada sisi
pucuk. Jumlah lapisan sel yang mulai membelah dan posisinya pada pucuk beragam pada
tumbuhan yang berbeda. Primordia daun berasal dari lapisan dari lapisan paling luar pucuk
batang.
Pada semua tumbuhan Dikotil,pembelahan periklin yang pertama tidak terjadi pada sel
lapisan permukaan, tetapi pada sel yang terletak satu ata dua lapisan dibawahnya.
Lapisanpermukaan diperluas dengan adanya pembelahan antiklin beberapa kali.
Kasus yang paling sering terjadi, inisiasi dari primordia daun dimulai pada lapisan sel di
bawah lapisan permukaan. Dalam hal ini lapisan sel tunika dan lapisan sel tetangganya dari
korpus ikut serta dalam inisisiasi primordium yang berbeda.
Diferensiasi Awal
Sebagai hasil kelanjutan pembelahan sel, primordium daun menonjol dari pucuk batang
sebagai penyokong yang mempunyai bentuk papila kecil atau tonjolan. Penyokong daun
terdiri atas lapisan protoderm dan untaian prokambium, yang tumbuh secara akropetal dan
tidak seberapa jauh darikambium batang.
Perkembangan Aksis Daun
Pada kebanyakan daun Dikotil dan Gymnospermae, perkembangan aksis daun
mendahului helai daun. Hasil perkembangan cepat dari primordia menjadi bentuk seperti
kerucut yang runcing dengan sisi adaksialpipih (rata). Ujung kerucut ini merupakan sebagai
meristem apikal. Pada tumbuhan tertentu, dari tahpa awal perkembangan ketika primordium
masih berukuran 1 mm, peningkatan atau perkembangan lebih lanjut akan terjadi karena
pembelahan dan pemanjangan sel yang berjarak dari ujung primordium. Pertumbuhan ini
disebut dengan pertumbuhan interkalar.
![Page 8: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/8.jpg)
Asal usul Helai Daun
Selama pemanjangan awal dan penebalan aksis daun muda, sel bagian tepi adaksial terus
membelah dengan cepat. Inisial pinggiran adalah sel lapisan paling luar pada tepi helai daun
muda. Pada Angiospermae, biasanya inisial ini akan membelah hanya ke arah antiklin dan
penambahan sel baru terjadi ke arah protoderm abaksial dan adaksial.
Pada daun majemuk menjari dan menyirip, helai daun lateral berkembang dari meristem
pinggiran adaksial dan aksis daun muda sebagai dua deretan papila. Pada tumbuhan lain,
perkembangan helai daun ada yang terjadi secara akropetal ataupun bisepetal.
Histogenesis Jaringan Helai Daun
Pertumbuhan pinggiran berlangsung terus-menerus lebih panjang dari pertumbuhan
apikal, tetapi berhenti relatif awal. Setelah pertumbuhan pinggiran berhenti,pertumbuhan
lebih lanjut darihelai daun dilakukan oleh pembelahan sel helai daun. Pembelahan secara
antiklin membentuk lempeng meristem. Aktivitas lempeng meristem menghasilkan
peningkatan daerah permukaan, tetapi tidak terjadi penebalan organ. Pada helai daun, sel
meristem berlapis sehingga relatif mudah untuk melacak asal-usul epidermis, jaringan
palisade dan spons, serta berkas pengangkut.
Pertumbuhan daun ini dikendalikan oleh faktor genetis, tetapi juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan luar dan dalam. Faktor luar yang memengaruhi daun antara lain seperti
pasokanair,nutrisi,panjang hari, dan intensitas sinar.
Dibawah ini merupakan titik tumbuh dari daun;
9. Absisi atau Pengguguran Daun
Pemisahan aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka, disebut absisi daun. Daun sering
tanggal pada musim kemarau, atau saat kekurangan air, tanpa meninggalkan luka. Absisi juga
merupakan adaptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun tua, buah masak, dan bunga
yang tidak akan menghasilkan buah, serta merupakan cara pemangkasan diri jika jumlah
cabang terlampau banyak.
Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun atau pangkal daun. Daerah
pengguguran ini secara histologi dapat dibedakan dengan jaringan yang lain yaitu bagian
luarnya ditandai dengan adanya lekukan dangkal atau adanya perbedaan warna epidermis.
Sistem pembuluh dalam daerah pengguguran ini biasanya terpusat di tengah.
Perkembangan sklerenkim dan kolenkim kurang baik atau bahkan tidak ada. Pada daerah
pengguguran terdapat dua lapisan pemisah, tempat terjadinya pelepasan organ dan
merupakan lapisan pelindung dari kekeringan dan masuknya parasit.
Di daerah absisi tersebut terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalam sel di daearah
pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabangnya. Pada kebanyakan daun, bunga,
dan buah dan beberapa batang, persiapan lapisan absisi terjadi sewaktu ontogeni. Namun,
![Page 9: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/9.jpg)
lapisan absisi bisa juga terjadi langsung setelah ada kondisi yang merangsang absisi.
Padadaerah absisi, jaringan tersklerifikasi sering tereduksi dan jaringan pembuluh
terkondensasi di tengah,bukan di tepi. Pada beberapa spesies, daerah absisi seperti itu
terdapat di tempat pertemuan tangkai dan sendi daun.
Secara histologi, pemisahan atau absisi terjadi melalui tahap histologi sebagai berikut:
1) Pecahnya sel empulur
2) Pembelahan sel dalam korteks
3) Diferensiasi dan pembesaran sel
4) Pemecahan sel pembuluh dan korteks
Tanggalnya daun atau gugurnya daun tidak perlu selalu berasosiasi dengan peristiwa
pelarutan dinding sel atau lamela tengah. Di kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil
basah, tekanan fisik mengakibatkan pemisahan daun.
Banyak penelitian telah dilakukan terhadap zat pengatur absisi. Senyawa yang paling dikenal
adalah auksin dan etilen. Auksin menghambat absisi jika dibubuhkan setelah daerah absisi
dibentuk, namun belum mengalami pelemahan struktural. Auksin juga dapat menghambat
pembentukan zona absisi. Nampaknya, etilen merupakan senyawa yang memacu lengkapnya
peristiwa absisi. Karena senyawa etilen digunakan untukmerusak dinding sel dan proses
enzim respirasi. Peroksidase mengakibatkan peningkatan sintesis etilen, dan fosfatase
berasosiasi dengan peristiwa penuaan.
Daerah absisi daun dapat lebih jelas dilihat ada gambar berikut ini;
PENUTUP
RANGKUMAN:
Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk fotosintesis. Secara umum
anatomi tumbuhan terbagi menjadi 3 jaringan yaitu:Epidermis, Mesofil, dan Berkas
Pembuluh. Epidermis berfungsi sebagai pelindung, dan di salah satu bagiannya terdapat
stomata yang berfungsi sebagai jalan masuk dan keluar air serta gas seperti CO2 dan O2.
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim palisade dan parenkim spons, yang mengandung
klorofil dan otomatis berfungsi dalam berfotosintesis. Sedangkan berkas pembuluh yang
didalamnya terdapat xylem dan floem tentunya berfungsi dalam pengangkutan atau
transportasi air serta hasil fotosintesis.
Pada tumbuhan yang hidup di daerah kering dan di air anatomi daunnya
beradaptasi dengan lingkungannya. Pada tumbuhan yang hidup didaerah kering, daun
mereduksi menjadi ukuran yang kecil, selnya berdinding tebal, seringkali ditutupi trikoma,
dan mempunyai banyak jaringan penyimpan air serta memiliki tingkat transpirasi yang tinggi.
Sedangkan pada tumbuhan yang hidup di air epidermisnya tidak berfungsi sebagai pelindung
melainkan sebagai jalan keluar masuknya air,pertukaran gas, dan pengeluaran nutrisi. Pada
mesofil terdapat lebih banyak gelembung-gelembung atau ruang udara.
![Page 10: Anatomi daun](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022082323/55921be01a28ab57048b462a/html5/thumbnails/10.jpg)
Perkembangan daun terjadi melalui beberapa tahapan sebagai berikut inisiasi
(tahap permulaan), diferensiasi awal,perkembangan sumbu (aksis) daun, dan perkembangan
helai daun. Pertumbuhannya ini selain dipengaruhi oleh faktor genetis, juga dipengaruhi oleh
faktor dalam dan luar tumbuhan itu sendiri.
Anonim, 2010. “Respirasi Tanaman” http://biogen.litbang.deptan.go.id/.
Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Fosiologi Tumbuhan. Rajawali Pers : Jakarta.
Suharjo, Usman Kris Joko. 2011. Penuntun Praktikum Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan
Tanaman. Jurusan Budidaya Tanaman UNIB : Bengkulu.