Antibody Diversity
-
Upload
ardiani-samti-nur-azizah -
Category
Documents
-
view
53 -
download
4
Transcript of Antibody Diversity
ANTIBODY DIVERSITY: ALTERNATE PATHWAYS OF TRANSCRIPT
SPLICING
SIGNAL SEQUENCES GOVERN GENOME REARRANGEMENTS
RESUME
Untuk memenuhi tugas Genetika 2
Prof.Dr.A Duran Corebima M.Pd , Prof.Dr.Hj. Siti Zubaidah M.Pd
Disusun oleh
Ardiani Samti Nur Azizah 100341400678
Dyah Afiat Mardikaningtyas 100341400676
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
JURUSAN BIOLOGI
September 2012
KEANEKARAGAMAN ANTIBODY : (JALUR ALTERNASI DARI
PENYAMBUNGAN HASIL TRANSKRIPSI ) TRANSKRIP SPLICING
Tipe lain dari class switching selama diferensiasi limfosit B terjadi pada
tingkat pemrosesan RNA (splicing). Limfosit B tertentu menghasilkan antibody
IgM dan IgD. Antibody-antibodi tersebut hanya berbeda pada effector function
domainsnya, sedagkan antigen binding domainnya identik, dispesifikasikan oleh
VKJK yang sama dan segmen-segmen gen terfusi VHDJH. pada sel-sel ini disintesis
hasil transkripsi primer yang melibatkan segmen gen CHµ , CHδ . selama
pemrosesan, sekuen hasil transkripsi VHDJH digabungkan dengan sekuen CHµ dan
CHδ sehingga kedua tipe rantai berat disintesis pada sel yang sama.
Kompleksitas yang terjadi pada sintesis antibody selanjutnya adalah
tahapan produksi antibody terikat membrane dan antibody bentuk yang
disekresikan. Antibody pertama yang nampak pada perkembangan limfosit B
adalah molekul IgM terikat membrane.
Berikutnya, sel-sel ini di “switch” untuk memproduksi bentuk IgM yang
disekresi. Kedua bentuk IgM ini hanya berada pada bagian ujung C rantai
beratnya. Rantai berat pada antibody terikat membrane mempunyai 21 asam
amino lebih panjang dari bntuk antibody yang disekresi. Rantai berat terikat
membrane mempunyai sekuen hidrofobik dengan panjang 41 asam amino pada
ujung C-nya, yang mungkin bisa merespon “anchoring” (pendekatan pada
permukaan sel). Sekuen hidrofobik ini digantikan tempatnya oleh sekuen
hidrofobik dengan panjang 20 asam amino pada antibody yang disekresikan.
Sekuen pengkode (exon) segmen gen CH diinterupsi oleh sekuen gen
noncoding (intron), seperti gen pada eukariotik lainnya. Segmen gen CH
mengandung 4 sampai 6 ekson dan 3 sampai 5 intron. Dalam antibody terikat
membrane, rantai berat daerah konstan dihasilkan melalui splicing
(penyambungan) smua exon bersama-sama. Dua exon terakhir mengkode ekor
hidrofobik pada rantai berat ikatan membrane.
Selama sintesis bentuk terikat membrane, exon CH kelima disambungkan
se site kodon 20 dari ujung exon keempat, sehingga mengubah urutan asam amino
dari bagian ini daerah rantai berat konstan.
Jalur enternasi transkrpsi dan pemrosesan RNA dalam sintesis antibody
yang berbentuk terikat membrane dan bntuk sekresi telah diketahui pada antibody
kelas IgM, bukti terakhir menunjukkan bahwa jalur alternasi dari transkripsi dan
splicing yang sama untuk produksi antibody antibody bentuk terikat membrane
dan bentuk sekresi juga ditemukan pada kelas immunoglobulin yang lain.
TAHAPAN SINYAL PENGATURAN PENYUSUNAN KEMBALI GENOM
Segmen-segmen panjang DNA kromosomal membawa kelompok segmen
gen V, segmen gen D, dan segmen gen J baik tikus dan manusia kini telah
diurutkan, dan pasangan nukleotida hasil sekuen menunjukkan adanya sinyal
gabungan V-J spesifik, V-D, dan D-J yang spesifik.
Urutan sinyal yang sama ditemukan pada semua segmen gen V yang
berdekatan. Demikian juga, semua segmen gen J memiliki urutan sinyal identik
yang letaknya berdekatan dengan sekuen kodingnya. Meskipun demikian, urutan
sinyal berbeda dari yang berdekatan dengan segmen gen V. Segmen gen D dan
segmen gen C juga memiliki urutan sinyal sendiri yang berdekatan.
Gambar 1. Rekombinasi sinyal urutan Ig dan gen TCR. (A) Ujung 3 'dari gen Vk
diikuti oleh RSS tha melengkapi RSS 5' dari gen Jk ke mana Vk akan
dihubungkan oleh rekombinase. (b) Skema organizatio dari RSS di Ig
dan gen TCR.
Source: http://what-when-how.com/molecular-biology/gene-rearrangement-
molecular-biology/
Sekuen sinyal pengontrol dalam penggabungan V-J, V-D, dan D-J
mempunyai sekuen dengan 7 pasang basa (heptamer) dan 9 pasang basa
(nonamer) yang dipisahkan oleh spacer yang berbeda, tetapi panjangnya spesifik.
Untuk penggabungan VkJk , spacer di urutan sinyal Vk adalah 12 pasang
nukleotida, sedangkan yang di urutan sinyal Jk adalah 22 pasang nukleotida.
Sekuen heptamer dan nonamer terletak setelah segmen gen Vk adalah
komplementer terhadap sekuen sebelumnya segmen gen Jk. Urutan sinyal tersebut
memiliki potensi untuk membentuk struktur ”steem and loop” , sehingga
menyebabkan segmen gen Vk dan Jk yang sejajar untuk bergabung.
Penggabungan ini hanya terjadi ketika satu urutan sinyal mengandung
spacer 12 pasang basa dan yang lainnya mengandung spacer 22 pasang basa.
Syaratan ini diduga diperkuat oleh protein spesifik yang memperantarai proses
penggabungan. Sekuen sinyal serupa juga mengontrol penggabungan Vh-D dan D-
Jh , sedangkan urutan yang berbeda memperantarai class switching.
Gambar 2. Penataan ulang peristiwa yang mengarah dari gen Ig germline untuk
sintesis molekul IgM dan IgG dalam model tikus
Source: http://what-when-how.com/molecular-biology/gene-rearrangement-
molecular-biology/
.
Rekombinasi pertama terjadi pada lokus IGVH, untuk menghasilkan V (D)
J kombinasi (di sini terpilih sebagai VHN-D3-JH4) yang ditranskripsi dengan Cm
dan diproses sebagai am mRNA, sehingga ekspresi am rantai yang akan
mengasosiasikan dengan k chain (di sini Vk1-Jk2-Ck) yang dihasilkan dari
gelombang kedua penataan ulang ditargetkan pada lokus IGVK. IgM pertama kali
dinyatakan sebagai monomer pada permukaan sel sel B dewasa (tidak
ditampilkan). Setelah rangsangan antigen, bentuk pentameric antibodi IgM
disekresikan oleh sel-sel plasma dan dengan cepat digantikan oleh IgG (di sini
IgG2a), yang terjadi dengan beralih kelas (baris kedua dari bawah). Perhatikan
bahwa saklar tidak akan mengubah wilayah VDJ, sehingga spesifisitas antibodi
dipertahankan.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Bagaimana respon imunitas yang diperantarai oleh antibody?
Jawab:
Pada respon imunitas yang diperantarai oleh anti bodi, limfosit T helper
(CD4) mengenali antigen patogen yang bergabung dengan protein MHC kelas II
pada permukaan sel penyaji antigen (makrofag atau sel B) dan memproduksi
sitokin yang mengaktivasi sel yang mengekspresi antibody spesifik terhadap anti
gen tersebut. Sel B mengalami proliferasi klonal dan berdefensiasi membentuk sel
plasma, yang kemudian memproduksi imunoglobulin spesifik (antibodi). Fungsi
pertahanan dai antibodi adalah netralisasi toksin dan virus serta opsonisasi
(menyelubungi) patogen, yang membantu pengambilan patogen ini oleh sel
fagositik. Pertahanan yang diperantarai oleh antibodi ini penting untuk melawan
patogen yang memproduksi toksik, atau yang empunyai kapsul polisakarida yang
mengganggu fagositosis. Pertahanan ini berlaku tertama terhadap patogen ekstra
seluler dan toksinnya.
2. Bagaimana respon imunitas yang diperantarai oleh sel?
Jawab:
Pada pertahanan yang diperantarai sel, kompleks antigen-MHC kelas II
dikenali oleh limfosit T helper (CD4), sedangkan komleks antigen-MHC kelas II
dikenali oleh limfosit T sitotoksik (DC8). Tiap-tiap kelas sel T penghasil sitokin,
menjadi teraktivasi dan berlanjut proliferasi klonal. Aktivasi sel T helper, selain
merangsang sel B untuk memproduksi antibodi, juga meningkatkat perkembangan
hipersensitivitas tipe lambat, sehingga berperan juga dalam pertahanan melawan
agen intraseluler termasuk intraseluler ( misalnya mikrobateria ), jamur, protozoa
dan beberapa virus. Aktivasi sel T sitotoksik tertama ditujukan untuk
mendestruksi sel dalam jaringan transplantasi, sel tumor atau sel yang terinveksi
virus.