Arik (Post SC)

61
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika otot-otot kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu, pada masa nifas ini banyak terjadi perubahan pada klien, perubahan-perubahan yang bertujuan untuk pengembalian tubuh terutana alat reproduksi ke keadaan seperti sebelum hamil, Di Indonesia jumlah angka kematian ibu (AKI) tergolong cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain. Pada tahun 1995 masih ada 390 ibu yang meninggal dunia dari 100.000 kelahiran hidup, kematian ibu paling banyak terjadi karena masalah perdarahan. Ini merupakan tantangan bagi kita dan merupakan suatu kenyataan bahwa kesadaran masyarat terhadap kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas masih rendah. Pada wanita nifas post partum dengan SC kebanyakan tidak mau bergerak atau hanya berbaring terlentang yang justru dengan adanya mobilisasi akan mempercepat proses involusi, pada masa ini banyak terdapat keluhan seperti nyeri yang mengganggu kenyamanan sehingga tidak mau atau takut melakukan aktifitas atau mobilisasi sedini mungkin, pada wanita post SC juga rentan terjadi infeksi sehingga 1

Transcript of Arik (Post SC)

Page 1: Arik (Post SC)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika otot-

otot kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang lamanya 6

minggu, pada masa nifas ini banyak terjadi perubahan pada klien, perubahan-

perubahan yang bertujuan untuk pengembalian tubuh terutana alat reproduksi

ke keadaan seperti sebelum hamil, Di Indonesia jumlah angka kematian ibu

(AKI) tergolong cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain. Pada tahun

1995 masih ada 390 ibu yang meninggal dunia dari 100.000 kelahiran hidup,

kematian ibu paling banyak terjadi karena masalah perdarahan. Ini merupakan

tantangan bagi kita dan merupakan suatu kenyataan bahwa kesadaran

masyarat terhadap kesehatan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas masih

rendah.

Pada wanita nifas post partum dengan SC kebanyakan tidak mau

bergerak atau hanya berbaring terlentang yang justru dengan adanya

mobilisasi akan mempercepat proses involusi, pada masa ini banyak terdapat

keluhan seperti nyeri yang mengganggu kenyamanan sehingga tidak mau atau

takut melakukan aktifitas atau mobilisasi sedini mungkin, pada wanita post SC

juga rentan terjadi infeksi sehingga perawatan dan penanganan yang lebih

intensif dibanding dengan wanita nifas normal

Perubahan yang terjadi tidak semua diketahui oleh wanita post partum

denga SC, oleh karena itu adanya asuhan kebidanan dapat membantu wanita

post SC mengetahui keadaan dirinya.

Dari kejadian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat asuhan

kebidanan pada Ny “I” P3003 Ab000 post partum hari ke-1 dengan luka bekas

operasi.

1

Page 2: Arik (Post SC)

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan dan memberikan asuhan

kebidanan pada ibu nifas dengan post SC

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen kebidanan sesuai langkah

yang meliputi :

1. Mengkaji data

2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

3. melakukan intervensi

4. Melakukan implementasi

5. Mengevaluasi

6. melakukan catatn perkembangan

1.3 Metode Penulisan

Anamnese

Pengambilan data dengan tanya jawab langsung dengan pasien.

Observasi

Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data pasien.

Studi dokumentasi

Mempelajari dan melengkapi data dengan cara melihat catatan/ status

pasien

Studi pustaka

Dari buku-buku penunjang.

2

Page 3: Arik (Post SC)

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR NIFAS

2.1.1 Definisi Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.

(Rustam Mochtar, 1998. hal 115)

Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-

organ reproduksi kembali keadaan tidak hamil.

(Helen Varney, 1999. hal 225)

Puerperium merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat

kandungan pada keadaan yang normal, berlangsung selama 6 minggu

atau 42 hari.

2.1.2 Fisiologi Nifas

a. Involusi

Proses involusi uterus

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

Bayi lahir

Uri lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Setinggi pusat

2 jari bawah pusat

Pertengahan pusat simphysis

Tidak teraba diatas symphysis

Bertambah kecil

Sebesar normal

1000 gram

750 gram

500 gram

350 gram

50 gram

30 gram

Proses involusi uteri pada batas implantasi plasenta

- Batas implantasi plasenta segera setelah lahir seluas 12x15 cm

permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.

- Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disamping

pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot rahim

- Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2

sebesar 6 sampai 8 cm, dan akhir puerperium sebesar 2 cm.

3

Page 4: Arik (Post SC)

- Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis

bersama dengan lochea.

- Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan

endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis

endometrium.

- Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium.

b. Lochea

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya

sebagai berikut :

- Lochea rubra (kruenta)

Keluar pada hari ke-1 sampai ke-3, berwarna merah dan hitam yang

terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, lanugo sisa darah.

- Lochea sanguinolenta

Keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 yang berwarna merah

kekuningan.

- Lochea serosa

Terjadi pada hari ke-7 sampai ke-14 yang berwarna kekuningan.

- Lochea alba

Terjadi setelah hari ke-14 yang berwarna putih.

c. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus, setelah persalinan

ostium uteri eksternum dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan,

setelah 6 minggu postnatal, serviks menutup.

d. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, vulva dan vagina kembali ke keadaan tidak

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul

kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.

e. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju, pada postnatal

4

Page 5: Arik (Post SC)

hari ke-5 perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya

sekalipun tetap kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.

f. Payudara

Berbeda dengan perubahan atrofik yang terjadi pada organ-organ pelvis.

Payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas kembali

jika laktasi disupresi payudara akan terjadi lebih besar, lebih kencang

dan mula-mula lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan

status hormonal serta dimulai laktasi.

g. Traktus urinarius

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan

terdapat spasme sfingter dan oedem leher buli-buli sesudah bagian ini

mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang publis selama

persalinan.

h. Sistem gastrointestinal.

Kerap kali diperlukan waktu 3 sampai 4 hari sebelum faal usus kembali

normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan,

namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama 1 atau 2 hari.

Gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika

sebelum melahirkan diberi enema. Rasa sakit di daerah perienum dapat

menghalangi keinginan ke belakang.

i. Sistem kardiovaskuler

Setelah terjadi diuerisis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,

volume darah kembali kepada ke keadaan tidak hamil, jumlah sel darah

merah dan kadar hemoglobin kembali normal pada hari ke-6.

j. Perubahan psikologis

Fase taking in (ketergantungan)

Terjadi pada hari I sampai 2, biasanya perhatian ibu terutama

terhadap kebutuhan dirinya sendiri, pasif dan tidak menginginkan

kontak dengan bayinya tetapi bukan tidak memperhatikan.

Fase taking hold

5

Page 6: Arik (Post SC)

Terjadi pada hari ke 3 sampai 4 ibu biasanya mengatasi fungsi tubuh

seperti BAK dan BAB, melakukan aktivitas duduk, jalan dan belajar

tentang perawatan diri sendiri dan anaknya, sehingga timbul kurang

percaya diri.

Fase letting go

Berlangsung pada hari ke-5 sampai 6 terjadi peningkatan

kemandirian dalam perawatan bayi dan dirinya.

2.1.3 Pengawasan Nifas

Puerperium dibagi menjadi 3 periode :

a.Puerperium dini

Yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.

b. Puerperium intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

c.Remote puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

Kunjungan yang dilakukan selama nifas

Kunjungan I

Waktunya 6 sampai 8 jam setelah persalinan, tujuannya :

- Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika

perdarahan berlanjut

- Memberikan konseling pada ibu bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

- Pemberian ASI awal

- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

- Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

- Jika petugas kesehatan menolong persalinan ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelainan atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

Kunjungan ke II

6

Page 7: Arik (Post SC)

Waktunya 6 hari setelah persalinan, tujuannya :

- Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus. Tidak ada perdarahan

abnormal, dan tidak ada bau

- Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat

- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperhatikan

tanda-tanda penyulit.

- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

Kunjungan ke III

Waktunya 2 minggu setelah persalinan, tujuannya sama seperti 6 hari

setelah persalinan.

Kunjungan ke IV

Waktunya 6 minggu setelah persalinan, tujuannya :

- Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

Memberikan konseling untuk KB secara dini.

2.1.4 KIE

a. Mobilisasi

Ibu harus istirahat, sering tidur miring ke kiri dan ke kanan, kemudian

mulai berjalan-jalan.

b. Diet

Ibu harus makan-makanan yang bergizi dan cukup kalori yang

mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

c. Miksi

Jangan ditahan, segera dilakukan sendiri secepatnya kadang wanita

mengalami sulit kencing karena oedema selama persalinan atau sfingter

uretra ditekan oleh kepala janin.

d. Defekasi

7

Page 8: Arik (Post SC)

BAB harus dilakukan 3 sampai 4 hari pasca persalinan. Bila sulit BAB

dapat diberi obat laksan per oral atau per rektal.

e. Perawatan payudara

Hendaknya melakukan perawatan payudara secara rutin 2 kali sehari

sebelum mandi untuk memperlancar produksi ASI.

f. Menyusui

Hendaknya memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.

Menyusui bayinya secara teratur setiap 2 jam, dengan bergantian antara

payudara yang kanan dan kiri.

g. Senggama

Secara fisik melakukan hubungan suami istri bila darah sudah merah,

sudah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina

tanpa rasa sakit.

h. KB

Menganjurkan pada ibu untuk segera ikut KB jika sudah mendapatkan

menstruasi, dan menganjurkan ibu untuk menggunakan jenis KB yang

tidak mengganggu proses laktasi seperti jenis KB non homonal (IUD,

kalender) atau juga suntik KB 3 bulan.

2.2 KONSEP DASAR SEKSIO CAESAREA

2.2.1 Pengertian

Suatu Persalinan Buatan,Dimana Janin Dilahirkan Melalui Suatu Insisi

Pada Perut Dan Dinding Rahim Dengan Syarat Rahim Dalam Keadaan

Utuh Serta Berat Janin Diatas 500 Gram

(Prawirohardjo,Sarwono,1998,133)

Suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram

melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh

(Prawirohardjo,Sarwono,1998,134)

Persalinan melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih

utuh dengan berat janin > 1000 gram atau umur kehamilan > 28 minggu

(Manuabua :1999,257 )

8

Page 9: Arik (Post SC)

2.2.2 Istilah SC

1. seksio caesarea secara primer (efektif)

Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio

caesarea tidak diharapakan lagi kelahiran pervaginam,misalnya pada panggul

sempit

2. seksio caesarea sekunder

Kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa bila tidak ada kemajuan

persalinan atau partus percobaan,baru dilakukan SC

3. seksio caesarea berulang

Ibu pada kehamilan yang lalu mengalami seksio caesarea dan pada kehamilan

selanjutnya dilakukan seksio caesarea ulang

4. seksio caesarea histerektomi

Suatu operasi dimana setelha janin keluar dari kavum uteri dan langsung

dialkukan histerektomi,oleh karena sutu indikasi

5. seksio caesarea porro

Suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri dan langsung

dilakukan histerektomu,misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat

2.2.3 Indikasi SC

Plasenta previa

Panggul sempit

Dispropporsi cephalopelvik

Ruptur uteri mengancam

Partus lama

Distosia servik

Preeklamsi dan hipertensi

Kelainan letak (sungsang,lintang)

(Hanifa,2000)

2.2.4 Jenis-jenis operasi seksio caesarea

seksio caesarea Klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus

uteri

9

Page 10: Arik (Post SC)

seksio caesarea Ismika atau profumda dengan insisi pada segmen bawah

rahim

seksio caesarea Ekstra peritonealis,yaitu membuka peritoneum parteralis

dengan demikian tidak membuka kavum abdominalis

Menurut arah sayatan pada rahim, dapat dilakukan sbb:

Sayatan memanjang (longitidinal) memulai kronimg

Sayatan tranversal (melintang)

Sayatan huruf T (T-insicion)

(Manuaba,1999)

2.2.4 Komplikasi

a. infeksi puerpuralis (nifas)

- Ringan dengan kenaikan suhu tubuh beberapa hari saja

- Sedang dengan peningkatan lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut

sedikit kembung

- Berat dengan peritolisis sepsis dan, hal ini sering disertai post partum

terlambat dimana sebelumnya terjadi infeksi intra partial karena ketuban

yang telah pecah terlalu lama, penanggulangan adalah dengan pemberian

cairan elektrolit dan antibiotika yang adekuat dan tepat

b. perdarahan disebabkan karena:

- Banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka

- Atonia uteri

- Perdarahan plasenta yang berat

c. luka,kandung kemih, emboli paru

d. kemungkinan rupture spontan pada kehamilan mendatang

(Hanifa,2000)

2.2.5 Perawatan setelah operasi

Observasi komplikasi meliputi:

1. kesadaran penderita

2. pengukuran dan memerikasi TTV

Pengukuran :

Tekana darah,suhu,nadi,pernafasam

10

Page 11: Arik (Post SC)

Keseinbangan cairan meliputi produksi urine,dengan perhitungan

o Produksi urine : 500-600 cc

o Penguapan badan : 900-1000 cc

Penberian cairan pengganti sekitar 2000-2500 cc dengan perhitungan

20 tetes/menit (1 cc/menit)

Infus setelah operasi

Pemeriksaan

Paru

o Kebersihan jalan nafas

o Ronkhi basal untuk mengetahui adanyan oedema paru

Bising usus menandakan berfungsinya usus (dengan adanya flatus)

Perdarahan lokal pada luka operasi

Kontraksi rahim yang menutupi pembuluh darah

Perdarahan pervaginam adalah : evaluasi pengeluaran lochea, adanya

atonia uteri yang meningkatkan perdarahan berkepanjangan

3. Profilaksis antibiotika

Pertimbangan pemberian antibiotika yaitu profilaksis, bersifat terapi karena

sudah terjadi infeksi,berpedoman pada hasil tes sensitifitas,kualitas

antibiotik yang akan diberikan

4. mobilisasi penderita

a. mobilisasi fisik

setelah sadar pasien boleh miring

berikutnya duduk,bahkan jalan dengan infus

infus dan kateter dibuka pada hari kedua ketiga

b. mobilisasi usus

setelah hari pertama dan keadaan pasien baik, penderita boleh

minum.diikuti makan bubur saring dan pada hari kedua ketiga makan

bubur,hari kempat kelima nasi biasa dan boleh pulang

(Manuaba,1999)

2.2.6 Nasehat bagi ibu yang telah dilakukam Sc

1. Sedapat-dapatnyan jangan hamil dulu selama 2 tahu n setelah SC

11

Page 12: Arik (Post SC)

2. Kehamilan dan persalinan berikutnya harus diawasi dan berlangsung di RS

yang lebih lengkap,untuk mengetahui apakah pada persalinan berikutnya

dilaksanakan SC lagi atau tergantung dari indikasi dilakukan SC sebelumnya

(Sastra winata,sulaiman,1996)

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN

2.3.1 Pengajian Data

Tanggal : tanggal dilakukan pengkajian

Jam : jam dilakukan pengkajian

Tempat : tempat dilakukan poengkajian

A. Data Subyektif

1. Biodata

Umur : merupakan termasuk golongan resiko tinggi atau tidak,

usia yang reproduktif untuk hamil dan melahirkan yaitu

antara usia 20-35 tahun

Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga

mempermudah dalam pemberian KIE.

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan operasi caesarea pada

tanggal ….. jam …. WIB.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu nifas dengan SC yang sedang menderita penyakit kencing manis,

anemia memerlukan perhatian khusus karena dapat mempengaruhi proses

penyembuhan luka.yaitu penyembuhan luka operasi menjadi lebih lama

4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu nifas dengan SC yang pernah menderita penyakit kencing manis,

anemia, memerlukan perhatian khusus karena dapat berpengaruh pada

kesehatan yang sekarang.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Jika dalam keluarga Ibu maupun Suami pernah menderita penyakit

kencing manis, anemia maka pada ibu nifas dengan SC harus

12

Page 13: Arik (Post SC)

mendapatkan pengawasan dan perhatian khusus, karena memperlambat

proses penyembuhan luka, bisa menyebabkan infeksi

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

Apabila ibu pada saat hamil menderita anemia atau tidak mendapatkan

tablet tambah darah dapat mempengaruhi masa nifas yaitu proses

penyembuhan luka

7. Riwayat Persalinan dan Nifas Sekarang

Persalinan

Ibu mengatakan melahirkan anaknya dengan operasi caesarea pada

tanggal …. jam …. WIB jenis kelamin …. PB …. cm, BB …. gram,

penolong …..penyulit…..

Nifas

Apabila terdapat kemerahan, rasa panas, keluar nanah, bengkak pada

luka operasi disertai dengan peningkatan suhu tubuh lebih dari 38 0C

menandakan adanya infeksi harus segera mendapatkan tindakan

khusus agar infeksi tidak menjadi sepsis

8. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Nutrisi

Pada Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup adekuat dan makanan

yang bergizi sebagai proses penyembuhan luka , setelah hari pertama

dan keadaan pasien baik, penderita boleh minum, apabila sudah flatus

diikuti makan bubur saring dan pada hari kedua ketiga makan bubur,

hari kempat kelima nasi biasa dan boleh pulang

Pola Eliminasi

Ibu post partum dengan SC diharuskan sudah flatus setelah 1 hari

diikuti dengan BAB dan BAK dengan kateter, serta dipantau setiap

hari keseimbangan cairan dan elektrolit

Pola Istirahat

Pada ibu nifas dianjurkan untuk banyak istirahat untuk membantu

mempercepat proses penyembuhan luka SC dan involusi uterus

biasanya istirahat ibu akan terganggu karena rasa nyeri pada luka

operasi

13

Page 14: Arik (Post SC)

Pola Aktivitas

Ibu dalam masa nifas dengan post SC dianjurkan untuk mobilisasi dini

bertahap mulai dari miring kanan miring kiri, duduk dan jalan-jalan

untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan mempercepat

involusi uterus

Pola Personal Hygiene

Ibu dalam masa nifas dengan post SC dianjurkan untuk diseka 2-3

kali /hari dan mengganti pembalut sesering mungkin agar tidak terjadi

infeksi.

9. Riwayat Psikologi, Budaya, dan Spiritual

Psikologi

Psikologi ibu yang baik dan kesiapan ibu untuk menerima anggota

baru tanpa paksaan akan membantu memepercepat proses

penyembuhan dan pengembalian kondisi ibu ke keadaan sebelum

hamil

Sosial

Hubungan yang baik antara ibu, suami, dan keluarga dan dukungan

keluarga dapat menenangkan hati ibu sehingga ibu akan lebih cepat

pulih kembali

Budaya

Budaya yang dapat merugikan dan menghambat masa nifas diharapkan

tidak dilaksanakan seperti ibu tidak boleh bergerak karena ditakutkan

jahitan operasinya lepas atau ibu pantang makanan.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

keadaan umum : baik sampai dengan lemah

kesadaran : compos mantis sampai koma

TTV

TD : normal (110/60 – 120/80 mmHg)

N : normal (70 – 90 x/menit)

RR : normal (16 – 24 kalx/menit)

Suhu : normal (36,5 - 37,5 C)

14

Page 15: Arik (Post SC)

2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Muka : muka pucat menandakan ibu anemia yang dapat

menyebabkan perdarahan pada masa nifas, serta dapat

berpengaruh pada proses penyembuhan luka operasi

Mata : konjungtiva pucat menandakan anemia penyebab HPP

serta sklera kuning menandakan hepatitis yang dapat

mempengaruhi proses penyembuhan luka.

Mulut : bibir pucat menandakan anemia, yang dapat menghanbat

proses penyembuhan luka operasi bibir kering menandakan

dehidrasi harus dipenuhi dengan pemberian infus

Payudara : keluarnya colostrum serta keadaan putting susu yang

menonjol sangat penting untuk persiapan menyusui

bayinya.

Abdomen : terdapat luka luka bekas operasi, adanya tanda-tanda

infeksi seperti tumor,dolor.kalor,rubor harus segera

mendapatkan penanganan dan tindakan khusus agar tidak

berlanjut menjadi sepsis

Genetalia : pengeluaran lochea tidak sesuai dengan hari dan ada

tanda-tanda infeksi akan mempengaruhi involusi uteri dan

dapat mnyebabkan infeksi puerpuralis

Ekstremitas : ekstremitas berwarna pucat menandakan anemia ynag

akan memperlambat proses penyembuhan luka SC

Palpasi

Payudara : tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan yang

abnormal serta colustrum yang sudah keluar sangat penting

untuk proses laktasi.

Abdomen : penurunan TFU 1 hari 1 jari jika tidak sesuai menandakan

adanya sub involusi, kandung kemih yang penuh akan

mempengaruhi kontraksi uterus yang akan menyebabkan

perdarahan post partun

15

Page 16: Arik (Post SC)

Ekstremitas : turgor kulit yang jelek menandakan dehidrasi yang dapat

mempengaruhi proses penyembuhan diharuskan untuk

rehidrasi dengan menggunakan infus

Auskultasi

Dada : adanya ronkhi menandakan adanya oedema paru

Abdomen : bising usus positif merupakan tanda berfungsinya

usus/saluran pencernaan (dengan adanya flatus)

Perkusi

Reflek patella : + / +.

3. Data Bayi

Bayi lahir tanggal : …………

Jam : …………..

BB : …………..gram

PB :…………..cm

Jenis kelamin : …………..

AS : …………

Kelamin kongenital : …………

2.3.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dx : Ny ….. usia P……. Ab….. post partum dengan SC hari ke... atas

indikasi....

Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan operasi caesarea

pada tanggal ….. jam ….WIB

Do : Keadaan umum : baik sampai dengan lemah

Kesadaran : composmentis sampai koma

TTV

TD : normal (110/60 – 120/80 mmHg)

N : normal (70 – 90 kali/menit)

RR : normal (16 – 24 kali/menit)

Suhu : normal (36 - 37 C)

16

Page 17: Arik (Post SC)

Payudara : keluarnya colostrum serta keadaan putting susu

yang menonjol sangat penting untuk persiapan

menyusui bayinya.

Abdomen : terdapat luka luka bekas operasi, adanya tanda-

tanda infeksi seperti tumor, dolor, kalor, rubor

harus segera mendapatkan penanganan dan

tindakan khusus agar tidak berlanjut menjadi

sepsis, penurunan TFU normalnya 1 jari 1 hari

jika tidak sesuai menandakan adanya sub involusi.

Genetalia : pengeluaran lochea tidak sesuai dengan hari dan

adanya tanda-tanda infeksi akan mempengaruhi

involusi uteri dan dapat mnyebabkan infeksi

puerpuralis

Masalah

Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka bekas operasi

Ds : ibu mengatakan merasa nyeri pada luka bekas operasi.

Do :

Ekspresi wajah ibu tampak menyeringai kesakitan.

Ibu tampak memegangi perutnya.

Pada perut terdapat luka bekas operasi tertutup hypavick

2.3.5 Intervensi

Dx : Ny ….. usia P……. Ab….. post partum dengan SC hari ke... atas

indikasi....

Tujuan : post partum berjalan normal tanpa adanya komplikasi.

Kriteria hasil :

TTV dalam batas normal.

Tidak terjadi infeksi pada luka bekas operasi

Lochea keluar sesuai dengan masa nifas.

Kontraksi uterus baik.

17

Page 18: Arik (Post SC)

TFU turun 1 jari per hari.

Intervensi

1. Lakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga

R / dengan pendekatan yang baik akan timbul rasa percaya keluarga

kepada petugas sehimgga keluarga lebih kooperatif dalam segala

tindakan yang diberikan

2. jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

R / penjelasan dan informasi dari petugas akan menambah pengetahuan

pada ibu

3. lakukan Observasi TFU dan UC, Perdarahan, urine kateter, lochea

R / parameter dan deteksi dini terjadinya komplikasi dan pemantauan

proses involusi.

4. lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

R / cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat membunuh kuman

hingga 80% dan mencegah terjadinya infeksi nozokomial

5. lakukan observasi TTVdan keadaan umum

R / untuk mengetahui keadaan ibu semakin membaik ataupun semakin

memburuk

6. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui

R / pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi dan isapan bayi dapat merangsang

pengeluaran hormon oxytosin yang berfungsi mempercepat proses

involusi uteri.

7. lakukan perawatan luka operasi denga cara aseptik

R / perawatan luka operasi yang benar dapat mencegah terjadinya

infeksi

8. Beritahu ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada daerah

genetalia dan luka bekas operasi

R / mencegah terjadinya infeksi puerpuralis dan mempercepat proses

penyembuhan luka.

9. berikan antibiotik setiap 6 jam

R / pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi

18

Page 19: Arik (Post SC)

10. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

protein/tidak pantang makanan

R / protein akan membentuk sel-sel baru sehingga proses penyembuhan

luka berlangsung lebih cepat

11. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan senam nifas

R / mobilisasi akan mempercepat pemulihan kondisi ibu,mempercepat

penyembuhan luka serta memperlancar peredaran darah dan

mengembalikan otot-otot yang kendor setelah melahirkan.

12. Ajari ibu tentang perawatan payudara

R / melancarkan produksi ASI dan mencegah bendungan payudara

13. Beritahu ibu tentang macam-macam KB

R / mengatur jarak kehamilan dan menciptakan keluarga yang

berkualitas.

Masalah

Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri luka bekas operasi.

Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri.

Kriteria Hasil :

Nyeri bisa berkurang

Ibu merasa tenang

Ibu dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuannya

Intervensi

1. kaji tingkatan nyeri pada ibu

R / nyeri yang berlebihan akan menggangu istirahat dan ketenagan

2. Jelaskan pada ibu penyebab nyeri

R / penjelasan dan informasi yang diberikan petugas akan menambah

wawasan dan pengetahuan ibu sehingga ibu bisa lebih tenang

3. Ajarkan pada ibu teknik relaksasi

R / dengan teknik relaksasi akan meningkatakan suplai oksigen dan

memperlancar peredaran darah ke susunan syaraf sehingga dapat

mengurangi rasa nyeri

19

Page 20: Arik (Post SC)

2.3.5 Implementasi

Implementasi sesui intervensi.

2.3.6 Evaluasi

Tanggal : ………………

Jam :………………

Evaluasi

Penurunan TFU 2 jari di bawah pusat

Kolostrum sudah keliar dan tidak ada bendungan ASI

TTV dalam batas normal

Kontraksi uterus baik

Pengeluaran Lochea rubra

Tidak terjadi perdarahan

Ibu mengatakan bisa melakukan teknik relaksasi

Tidak terjadi infeksi pada luka bekas operasi

Rasa nyeri yang dirasakan ibu berkurang sehingga ibu merasa tenang

Colostrum sudah keluar dan sudah disusukan pada bayinya

Ibu telah melakukan mobilisasi dini dengan miring kanan dan kiri

2.3.8 Catatan Perkembangan

Tanggal : …………

Jam : …………. WIB

Dx : Ny …..usia.... P……. Ab….. post partum dengan SC hari ke... atas

indikasi....

S : Ibu mengatakan kondisinya sekarang sudah membaik

O : Keadaan umum : baik sampai dengan lemah

Kesadaran : composmentis sampai koma

TTV

TD : normal (110/60 – 120/80 mmHg)

N : normal (70 – 90 kali/menit)

RR : normal (16 – 24 kali/menit)

Suhu : normal (36,5 - 37,5 C)

20

Page 21: Arik (Post SC)

BAK : Spontan

Payudara : kolostrum sudah keluar dan tidak ada bendungan

asi

Abdomen : tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka bekas

operasi,TFU 3 jari dibawah pusat,UC baik

Genetalia : lochea rubra,tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Ny …..usia.... P……. Ab….. post partum dengan SC hari ke... atas

indikasi....

P : Lanjutkan observasi TTV,TFU,lochea,perdarahan,kandung kemih

Beritahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB

Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eklusif

Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene

Ajari ibu cara merawat bayi dirumah

Jika ibu sudah pulang anjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi dan

mengimunisasikan bayinya

Masalah

Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri luka bekas operasi.

S : ibu mengatakan rasa nyeri sudah mulai berkurang

O : - ibu tampak lebih tenag

- ibu bisa malakukan aktifitas dengan miring kiri dan kana serta

duduk

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1 sampai dengan 3

21

Page 22: Arik (Post SC)

BAB II

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 22 Juni 2007

Jam : 07.00 WIB

Tempat : Ruang Nifas RSUD Dr. M SOEWANDHIE

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama Istri : Ny”I” Nama Suami : Tn”A”

Umur : 31 tahun Umur : 33 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Tambak laboh 47 Surabaya

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan operasi caesarea

pada tanggal 21 juni 2007 jam 09.55 wib

3. Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : 28 hari (teratur)

Lama : 7 hari

Banyaknya : 1 hari 2 softex penuh

Disminorea : tidak ada

HPHT : 6 agustus 2007

TP : 13 juni 2007

4. Riwayat Perkawinan

Nikah : 1 kali

Lama nikah : 6 tahun

Usia waktu menikah : 25 tahun

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit anemia,kencing

22

Page 23: Arik (Post SC)

manis,hepatitis yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka.

6. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit anemia maupun

kencing manis, yang dapat mempengaruhi masa nifas sekarang,ibu

dahulu pernah operasi caesarea pada waktu melahirkan anaknya yang

pertama dan kedua

7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya maupun keluarga suami

tidak ada riwayat keturunan penyakit kencing manis,anemia yang

dapat mempengaruhi proses involusi dan penyembuhan luka operasi

8. Riwatat,kehamilan,persalinan,nifas dan KB yang lalu

NO Hamil persalinan Penolong sex BB/PB nifas umur KB

1 1 SC Dokter ♂ 3800/51 Normal 5

tahun

Suntik

1

tahun

2 2 SC Dokter ♂ 3700/49 Normal 2tahun Suntik

1

tahun

3 Hamil

ini

8. Riwayat Kehamilan Sekarang

TST I : Ibu mengatakan periksa hamil 2 kali ke bidan dengan

keluhan mual dan muntah, dan ibu mendapatkan vitamin

dan obat anti mual,tablet tambah darah

TST II : Ibu mengatakan periksa ke bidan 4 kali, dan mendapatkan

imunisasi TT 1 kali, dan tidak ada keluhan yang dirasakan

dan mendaptkan vitamin dan tablet tambah darah.

TST III : ibu periksa ke bidan 2 kali, dan periksa ke RSUD DR. M

SOEWANDHIE 2 kali tidak ada keluhan yang

mendapatkan vitamin dan tablet tambah darah.

23

Page 24: Arik (Post SC)

9. Riwayat Persalinan dan Nifas sekarang.

Persalinan

Ibu mengatakan melahirkan anak secara seksio caesrea pada

tanggal 21 juni 2007 jam 09.55 WIB, dengan BB 3200 gram, PB

48 cm, jenis kelamin laki-laki dan bayi langsung menangis,dan

tidak ada kelainan

Nifas

Ibu mengatakan kondisinya saat ini baik merasa nyeri pada luka

bekas operasinya

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola nutrisi

Dirumah : makan 3 kali sehari dengan menu nasi, sayur,

lauk pauk, minum air putih ± 7-8 gelas dan susu

dan buah-buahan

Di Rumah sakit : ibu mengatakan makan 2 kali/hari dengan bubur

sarimg dan minum the manis

Pola istirahat

Dirumah : tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 8 jam

Di Rumah sakit : tidak bisa tidur siang, tidur malam ± 6 jam

Pola eliminasi

Dirumah : BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali sehari.

Di Rumah sakit : belum BAB, BAK menggunakan kateter

Pola aktivitas

Dirumah : Ibu megerjakan pekerjaan rumah seperti

menyapu, mengepel, memasak,mencuci dan

mengasuh anak

Di Rumah sakit : Ibu masih miring kanan, miring kiri, dan

duduk,

Pola kebersihan

Dirumah : mandi 2 kali sehari, gosok gigi tiap kali mandi,

ganti pakaian dan pakaian dalam tiap kali habis

24

Page 25: Arik (Post SC)

mandi atau tiap kali kotor, keramas 3 kali dalam

seminggu.

Di Rumah sakit : ibu diseka 2 kali/hari ganti CD,baju dan setiap

kali diseka

Pola Kebiasaan sehari-hari

Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman keras

maupun minum jamu-jamuan

12 . Pola Psikologi, Budaya dan Spiritual

Psikologi

Ibu merasa senang dan lega karena bayinya telah lahir selamat

meskipun dengan operasi

Sosial

Hubungan ibu dengan suami maupun keluarga baik, karena suami

dan keluarga selalu mendampingi ibu dan membantu ibu apabila

memerlukan sesuatu

Budaya

Dalam keluarga ibu tidak ada budaya tidak boleh bergerak dan

tidak pantang makanan

Spiritual

Ibu menganut agama islam dan taat menjalankan ibadahnya.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TTV :

TD : 110 / 80 mmHg

Nadi : 88 x / menit

RR : 18 x/ menit

Suhu : 37, 2° C

BB saat hamil : 56 kg

BB saat nifas : 51 kg

TB : 154 cm

25

Page 26: Arik (Post SC)

2. Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Kepala : rambut hitam, lurus, tidak rontok dan rambut bersih.

Muka : bentuk oval, muka tidak pucat, muka tidak oedem

Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak

ikterus, ibu kadang-kadang tampak menyeringai

Hidung : simetris,bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung,

tidak ada pengeluaran sekret.

Mulut : bibir tidak kering, bibir tidak pucat, tidak ada

stomatitis

Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan.

Leher : tidak ada pembesarran kelenjar thyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis.

Dada : tidak ada retraksi dinding dada.

Payudara : simetris, bersih, tampak, hiperpigmentasi, hipervas-

kularisasi putting susu menonjol.

Abdomen : terdapat luka bekas operasi tertutup hypavick

terdapat strie albican, terdapat linea nigra

Genetalia : adanya pengeluaran lochea rubra, tidak ada

varises,tidak ada tanda-tanda infeksi,perrdarahan

50 cc terpasang kateter menetap jumlah urine 400

cc.

Ekstremitas : simetris, tidak ada varises, tidak ada oedem., tidak

pucat

Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis, dan tidak ada

pembesaran kelenjar limfe.

Payudara : konsistensi lunak, colostrum sudah keluar dan tidak

ada benjolan yang abnormal.

Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat kontraksi utrus baik,

kandung kemih kosong, tidak kembung

26

Page 27: Arik (Post SC)

Ekstremitas : tidak ada oedem,tidak ada varises turgor kulit baik.

Auskultasi

Dada : tidak ada bunyi ronchi dan Wheezing.

Abdomen : bising usus (+)

Perkusi

Reflek patella : + / +

3. Terapi

Infus RD 5% 20 tts/menit

Injeksi ampicillin 4x1 gram secara IV

Injeksi gentamicin 1 X 240 mg secara IV

Injeksi ketorolak 3x10 mg IV

Injeksi andansentron 3x4 mg secara IV

Tramadol 3x 100 mg drip (setelah 2 hari)

Cernevit 1x1 drip

4. Data Bayi

Bayi lahir tanggal : 21 juni 2007

Jam : 09.55 WIB

PB : 48 cm

BB : 3200 gram

AS : 7-8

Kelainan kongenital : tidak ada

Jenis kelamin : laki-laki

Anus : (+)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny “ I ” Usia 31 th P3oo3 Abooo post portum dengam SC hari ke-1 atas

indikasi riwayat SC

Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya dengan operasi caesarea

pada tanggal 21 jun 2007 jam 09.55 WIB

Do : KU : baik

Kesadaran : composmentis

TTV :

27

Page 28: Arik (Post SC)

TD : 110 / 80 mmHg

Nadi : 88 x / menit

RR : 18 x / menit

Suhu : 37, 2° C

Payudara : simetris,bersih, tampak hiperpigmentasi, hipervas-

kularisasi, putting susu menonjol, konsistensi lunak,

colostrum sudah keluar dan tidak ada benjolan yang

abnormal.

Abdomen : terdapat luka bekas operasi tertutup hypavick

terdapat strie albican, terdapat linea nigra TFU 2 jari

di bawah pusat kontraksi utrus baik, kandung kemih

kosong, tidak kembung

Genetalia : adanya pengeluaran lochea rubra, tidak ada varises,

tidak ada tanda-tanda infeksi, terpasang kateter

menetap jumlah urine 400 cc.

Masalah

Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka operasi

Ds : ibu mengatakan merasa nyeri pada luka bekas operasi.

Do :

Ekspresi wajah ibu tampak menyeringai kesakitan.

Ibu tampak memegangi perutnya.

Pada perut terdapat luka bekas operasi tertutup hypavick

2.3.5 Intervensi

Dx : Ny “ I ” Usia 31 th P3oo3 Abooo post portum dengam SC hari ke-

1 atas indikasi rwayat SC

Tujuan : post partum berjalan normal tanpa adanya komplikasi.

Kriteria hasil :

TTV dalam batas normal.

Tidak terjadi infeksi pada luka bekas operasi

Lochea keluar sesuai dengan masa nifas.

Kontraksi uterus baik.

28

Page 29: Arik (Post SC)

TFU turun 1 jari per hari.

Intervensi

1. Lakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga

R / dengan pendekatan yang baik akan timbul rasa percaya keluarga

kepada petugas sehingga keluarga lebih kooperatif dalam segala

tindakan yang diberikan

2. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

R / penjelasan dan informasi dari petugas akan menambah pengetahuan

pada ibu

3. Lakukan Observasi TFU dan UC,Perdarahan,urine kateter,lochea

R / parameter dan deteksi dini terjadinya komplikasi dan pemantauan

proses involusi.

4. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

R / cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dapat membunuh kuman

hingga 80% dan mencegah terjadinya infeksi nosokomial

5. Lakukan observasi TTVdan keadaan umum

R/ untuk mengetahui keadaan ibu semakin membaik ataupun semakin

memburuk

6. Anjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui

R / pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi dan isapan bayi dapat merangsang

pengeluaran hormon oxytosin yang berfungsi mempercepat proses

involusi uteri.

7. Lakukan perawatan luka operasi denga cara aseptik

R / perawatan luka operasi yang benar dapat mencegah terjadinya

infeksi

8. Beritahu ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada daerah

genetalia dan luka bekas operasi

R / mencegah terjadinya infeksi puerpuralis dan mempercepat proses

penyembuhan luka.

9. Berikan antibiotik setiap 6 jam

R / pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi

29

Page 30: Arik (Post SC)

10. Beritahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

protein/tidak pantang makanan

R / protein akan membentuk sel-sel baru sehingga proses penyembuhan

luka berlangsung lebih cepat

11. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dan senam nifas

R / mobilisasi akan mempercepat pemulihan kondisi ibu, mempercepat

penyembuhan luka serta memperlancar peredaran darah dan

mengembalikan otot-otot yang kendor setelah melahirkan.

12. Ajari ibu tentang perawatan payudara

R / melancarkan produksi ASI dan mencegah bendungan payudara

13. Beritahu ibu tentang macam-macam KB

R / mengatur jarak kehamilan dan menciptakan keluarga yang

berkualitas.

Masalah

Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri luka bekas operasi.

Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri.

Kriteria Hasil :

Nyeri bisa berkurang

Ibu merasa tenang

Ibu dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuannya

Intervensi

1. kaji tingkatan nyeri pada ibu

R / nyeri yang berlebihan akan menggangu istirahat dan ketenagan

2. Jelaskan pada ibu penyebab nyeri

R / penjelasan dan informasi yang diberikan petugas akan menambah

wawasan dan pengetahuan ibu sehingga ibu bisa lebih tenang

3. Ajarkan pada ibu teknik relaksasi

R / dengan teknik relaksasi akan meningkatakan suplai oksigen dan

memperlancar peredaran darah ke susunan syaraf sehingga dapat

mengurangi rasa nyeri

30

Page 31: Arik (Post SC)

2.3.4 Implementasi

1. tanggal 21 juni 2007 jam 08 00 WIB

melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga agar timbul rasa percaya

keluarga kepada petugas sehingga keluarga lebih kooperatif dalam

segala tindakan yang diberikan dan memudahkan petugas dalam

memberikan asuhan

2. tanggal 21 juni 2007 jam 08.10 WIB

Melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dapat

membunuh kuman hingga 80% dan mencegah terjadinya infeksi

nosokomial

3. tanggal 21 juni 2007 jam 08.15 WIB

menjelaskan pada ibu bahwa kondisinya saat ini baik-baik saja tidak ada

komplikasi jadi ibu tidak usah khawatir ataupun cemas

4. tanggal 21 juni 2007 jam 08.25 WIB

melakukan observasi ttv dan KU

KU : baik

Kesadaran : komposmentis

TTV : TD : 110/80 mmHg

N : 88 x/menit

S : 37,20C

Rr : 18 x/menit

5. tanggal 21 juni 2007 jam 08.40 WIB

melakukan Observasi TFU dan UC,Perdarahan,urine kateter,lochea

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi : baik

Lochea : rubra

Urine kateter: 400 cc

Perdarahan : 50 cc

6. tanggal 21 juni 2007 jam 08.50 WIB

menganjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi bayi dan membantu proses involusi karenaisapan bayi

31

Page 32: Arik (Post SC)

dapat merangsang pengeluaran hormon oxytosin yang berfungsi

mempercepat proses involusi uteri.

7. tangal 21 juni 2007 jam 09.00 WIB

melakukan perawatan luka operasi dengan membersihkan sekitar luka

dengan alkohol sampai bersih dam luka dbersihkan dengan bethadin

ditekan untuk mengeluarkan nanah atupun darah kemudian dikompres

dengan kasa bethadin ditutup kasa dan ditutup hypavick

8. tanggal 21 juni 2007 jam 09.10 WIB

memberitahu ibu untuk menjaga personal hygiene terutama pada daerah

genetalia dengan cara ganti softek sesering mungkin dan jangan sering

memanipulasi luka bekas operasi untuk mencegah terjadinya infeksi

puerpuralis dan mempercepat proses penyembuhan luka.

9. tanggal 21 juni 2007 jam 09.15 WIB

memberikan injeksi ampicilin 1 gram setiap untuk mencegah terjadinya

infeksi

10. tanggal 21 juni 2007 jam 09.20 WIB

memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung protein seperti ikan,telur,dagimg,hati,ikan laut dan tidak

pantang makanan agar mempercepat proses penyenbuhan luka

11. tanggal 21 juni 2007 jam 09.25 WIB

menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini atau bertahap

dengan miring kanan, miring kiri, duduk kemudian berjalan untuk

mempercepat pemulihan kondisi ibu,mempercepat penyembuhan luka

serta memperlancar peredaran darah dan mengembalikan otot-otot yang

kendor setelah melahirkan.

12. Tanggal :04 Juli 2007 jam 09.35 WIB

Mengajari ibu cara merawat payudara

Kompres putting dengan menggunakan kapas yang dibasahi dengan

baby oil.

Bersihkan kotoran sampai ke areola.

Urut payudara dari pangkal sampai ke putting dengan menggunakan

jari-jari tangan sebanyak 10 sampai 15 kali.

32

Page 33: Arik (Post SC)

Ulangi tindakan di atas tetapi dengan menggunakan punggung jari

kemudian buku-buku jari.

Pencet putting susu mulai dari areola sampai keluar ASI

( Colostrum)

13. Tanggal : 04 Juli 2007. jam 10.05 WIB

Menjelaskan ke ibu tentang macam-macam KB yang cocok untuk ibu

menyusui, yaitu mini pil, suntik 3 bulan, IUD, implan. Dan ibu dapat

memilih suntik KB tiga bulan.

Masalah

Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka bekas operasi.

Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri.

Kriteria Hasil :

Nyeri bisa berkurang

Ibu merasa tenang

Ibu dapat melakukan aktifitas sesuai kemampuannya

Intervensi

1. tanggal 21 juni 2007 jam 10.25 WIB

mengkajii tingkatan nyeri pada ibu dengan menanyakan langsung pada

ibu dan melihat ekspresi wajah ibu

2. tanggal 21 juni 2007 jam 10.30 WIB

menjelaskan pada ibu penyebab nyeri karena terjadi pemutusan jaringan

pada saat operasi dan terjadi penyatuan kembali jaringan yang terputus

menimbulkan rasa nyeri

3. tanggal 21 juni 2007 jam 10.35 WIB

Mengajarkan kepada ibu tentang teknik relaksasi yaitu dengan menarik

nafas panjang dari hidung, ditahan dan dikeluarkan lewat mulut atau

dapat mengalihkan perhatian ibu dengan bercerita tentang hal-hal yang

menyenangkan mengenai bayinya.

33

Page 34: Arik (Post SC)

2.3.5 Evaluasi

Tanggal : 21 juni 2007

Jam :11.00 WIB

Evaluasi

Penurunan TFU 2 jari di bawah pusat

Kolostrum sudah keluar dan tidak ada bendungan ASI

TTV dalam batas normal

Kontraksi uterus baik

Pengeluaran Lochea rubra

Tidak terjadi perdarahan

Ibu mengatakan bisa melakukan teknik relaksasi

Tidak terjadi infeksi pada luka bekas operasi

Rasa nyeri yang dirasakan ibu berkurang sehingga ibu merasa tenang

Colostrum sudah keluar dan sudah disusukan pada bayinya

Ibu telah melakukan mobilisasi dini dengan miring kanan dan kiri

2.3.6 Catatan Perkembangan

Tanggal : 23 juni 2007

jam : 07.00 WIB

Dx : Ny “ I ” Usia 31 th P3oo3 Abooo post portum dengam SC hari ke-2 atas

indikasi riwayat SC

S : Ibu mengatakan kondisinya sekarang sudah membaik

O : Keadaan umum : baik sampai dengan lemah

Kesadaran : compos mantis sampai koma

TTV

TD : normal (110/60 – 120/80 mmHg)

N : normal (70 – 90 kali/menit)

RR : normal (16 – 24 kali/menit)

Suhu : normal (36,5 - 37,5 C)

BAK : Spontan

34

Page 35: Arik (Post SC)

Aktifitas : miring kanan dan kiri serta duduk

Payudara : kolostrum sudah keluar dan tidak ada bendungan asi

Abdomen : tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka bekas

operasi,TFU 3 jari dibawah pusat,UC baik

Genetalia : lochea rubra,tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Ny “ I ” Usia 31 th P3oo3 Abooo post portum dengam SC hari ke-1 atas

indikasi riwayat SC

P :

Lanjutkan observasi TTV, TFU, lochea, perdarahan, kandung

kemih

Beritahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB

Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eklusif

Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene

Ajari ibu cara merawat bayi dirumah

Jika ibu sudah pulang anjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi dan

mengimunisasikan bayinya

Masalah

Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri luka bekas operasi.

S : ibu mengatakan rasa nyeri sudah mulai berkurang

O : - ibu tampak lebih tenag

- ibu bisa malakukan aktifitas dengan miring kiri dan kana serta

duduk

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 1 sampai dengan 3

35

Page 36: Arik (Post SC)

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “i” P3003 Ab000 post

partum dengan SC hari ke-1, penanganannya Yang diberikan tidak jauh berbeda

antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Fokus utama intervensi pada pasien post SC adalah perawatam luka

operasi agar selalu dalam keadaan kering untuk mencegah terjadinya infeksi,

akan tetapi tidak dapat dikesampingkan pemenuhan nutrisi observasi TTV, TFU,

perdarahan, Lochea, UC harus dilakukan setiap hari karena hal itu untuk

mendeteksi adanya komplikasi pada ibu nifas,adapun kesenjangan dan persamaan

antara teori dan kasus adalah:

1. Pengkajian Data

Dalam pengkajian data subyektif maupun data obyektif baik antara tinjauan

teori dengan tinjauan kasus dilaksanakan seluruhnya sehingga tidak ada

kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.

2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Pada kasus ditemukan masalah gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan

dengan luka bekas operasi intervensi yang diberikan pada kasus sesuai dengan

teori.

3. Intervensi

Intervensi yang dilakukan pada tinjauan teori dan semua dilakukan pada

tinjauan kasus,jadi tidak ada kesenjangan

4. Implementasi

Pada tinjauan teori implementasi tidak dijelaskan dan dijabarkan tapi pada

tinjauan kasus dijelaskan dan dijabarbarkan sesuai dengan pelaksanaan

dilapangan,tetapi tidak semua intervensi dilakukan disesuaikan dengan kasus.

5. Evaluasi

Setelah dilakukan intervensi dan implementasi pada kasus tidak terjadi

komplikasi pada ibu sesuai dengan tinjauan teori

36

Page 37: Arik (Post SC)

6. Catatan perkembangan

Setelah dilakukan implementasi dan dilakukan evaluasi ,perkembangan pasien

menjadi lebih baik, tidak terjadi komplikasi seperti infeksi nifas, tanda-tanda

infeksi ataupun retensia urine, pasien sudah bisa kencing secara spontan dan

melakukan aktifitas miring kiri dan kanan serta duduk, petugas tidak merasa

kesulitan untuk memberikan asuhan karena pasien sangat kooperatif dan bisa

melakukan anjuran petugas dengan baik

37

Page 38: Arik (Post SC)

BAB 5

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “i” P3003 Ab000 post

partum dengan SC hari ke-1, penanganannya Yang diberikan tidak jauh berbeda

antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Fokus utama intervensi pada pasien post SC adalah perawatam luka

operasi agar selalu dalam keadaan kering untuk mencegah terjadinya infeksi,akan

tetapi tidak dapat dikesampingkan pemenuhan nutrisi observasi

TTV,TFU,perdarahan,Locheo,UC harus dilakukan setiap hari karena hal itu untuk

mendeteksi adanya komplikasi pada ibu nifas,adapun kesenjangan dan persamaan

antara teori dan kasus adalah:

Dalam pemberian informasi yang baik, tepat dan jelas diharapkan ibu nifas lebih

termotivasi dan kooperatif dalam perawatan sehingga tidak terjadi komplikasi dan

mempercepat proses penyembuhan luka serta masa nifas berjalan dengan normal.

Saran

Tenaga kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan pengawasan serta harus

mampu mengenali tanda-tanda bahaya yang terjadi pada ibu post partum

sehingga dapat memberikan penanganan yang cepat dan dapat mencegah

terjadinya komplikasi.

Masyarakat

Diharapkan untuk lebih memperhatikan ibu pada masa nifas dan

menghilangkan budaya yang dapat merugikan seperti berpantang makanan

karena pada ibu nifas memerlukan asupan nutrisi yang cukup.

38

Page 39: Arik (Post SC)

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Aayfudin,Abdul bari,2000, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarata :YPB-SP

Taher, Ben-Zen. 1994. Kapita Selekta Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Wiknosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : YBP-SP

YBP-SP. 2002. Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP – SP

39

Page 40: Arik (Post SC)

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “I” USIA 31 TH P3003 Ab000

POST PARTUM DENGAN SC HARI KE -I

DI RUANG NIFAS RSUD DR. M SOEWANDHIE

TAMBAKREJO SURABAYA

Disusun Oleh

ARIK KUSUMAWATI

0504.53

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2007

KATA PENGANTAR

40

Page 41: Arik (Post SC)

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini. Kegiatan ini

kami laksanakan mulai tanggal 04 Juni 2007 sampai 30 Juni 2007.

Dalam menyusun laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan

pengalaman dan bantuan dari berbagai pihak untuk menimba ilmu pengetahuan

dan pengalaman dalam bidan kesehatan khususnya kami mahasiswa akademi

kebidanan yang masih banyak membutuhkan bimbingan dan pengajaran yang

baik dan benar. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Dr lilian Anggraini selakuk Direktur RSUD Dr. M SOEWAMDHIE

2. Yuliyanik, S.KM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widygamaga Husada

Malang.

3. Sugati, Amd. Keb. Selaku Kepala ruangan Bersalin (VK) RSUD Dr. M

SOEWAMDHIE.

4. Ana Santi Amd Keb selaku pembimbing klinik

5. Citra indah, Amd. Keb selaku pembimbing institusi yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan selama praktek.

6. kedua orang tua kami yamg telah memberikan dukungan moril maupun

spiritual

7. Semua pihak lain yang turut membantu dan memberi dukungan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengkajian laporan ini masih

banyak kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun guna perbaikan diwaktu yang akan datang.

Malang, juni 2007

Penulis

41

Page 42: Arik (Post SC)

42