Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

12
Asas Umum Pemerintahan Yang Baik Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan dan aturan hukum. Asas-asas ini tertuang pada UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Siapa yang peduli asas? Mungkin hanya kalangan akademisi. Padahal asas hukum adalah jantungnya aturan hukum, menjadi titik tolak berpikir, pembentukan dan intepretasi hukum. Sedangkan peraturan hukum merupakan patokan tentang perilaku yang seharusnya, berisi perintah, larangan, dan kebolehan. Istilah Di Belanda dikenal dengan “Algemene Beginselen van Behoorllijke Bestuur” (ABBB) Di Inggris dikenal “The Principal of Natural Justice” Di Perancis “Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique” Di Belgia “Aglemene Rechtsbeginselen” Di Jerman “Verfassung Sprinzipien” Di Indonesia “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik”. Di Belanda Di Belanda Asas-asas umum pemerintahan yang baik (ABBB) dipandang sebagai norma hukum tidak tertulis, namun harus ditaati oleh pemerintah. Diatur dlm Wet AROB (Administrative Rechtspraak Overheidsbeschikkingen) yaitu Ketetapan-ketetapan Pemerintahan dalam Hukum Administrasi

Transcript of Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

Page 1: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

Asas Umum Pemerintahan Yang Baik

Asas-asas umum pemerintahan adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,

kepatutan dan aturan hukum. Asas-asas ini tertuang pada UU No. 28/1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Siapa yang peduli asas? Mungkin

hanya kalangan akademisi. Padahal asas hukum adalah jantungnya aturan hukum, menjadi

titik tolak berpikir, pembentukan dan intepretasi hukum. Sedangkan peraturan hukum

merupakan patokan tentang perilaku yang seharusnya, berisi perintah, larangan, dan

kebolehan.

Istilah 

Di Belanda dikenal dengan “Algemene Beginselen van Behoorllijke Bestuur”

(ABBB)

Di Inggris dikenal “The Principal of Natural Justice”

Di Perancis “Les Principaux Generaux du Droit Coutumier Publique”

Di Belgia “Aglemene Rechtsbeginselen”

Di Jerman “Verfassung Sprinzipien”

Di Indonesia “Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik”.

Di Belanda 

Di Belanda Asas-asas umum pemerintahan yang baik (ABBB) dipandang sebagai

norma hukum tidak tertulis, namun harus ditaati oleh pemerintah. Diatur dlm Wet

AROB (Administrative Rechtspraak Overheidsbeschikkingen) yaitu Ketetapan-

ketetapan Pemerintahan dalam Hukum Administrasi oleh Kekuasaan Kehakiman

“Tidak bertentangan dengan apa dalam kesadaran hukum umum merupakan asas-asas

yang berlaku (hidup) tentang pemerintahan yang baik”. Hal itu dimaksudkan bahwa

asas-asas itu sebagai asas-asas yang hidup, digali dan dikembangkan oleh hakim.

Sebagai hukum tidak tertulis, arti yg tepat ABBB bagi tiap keadaan tersendiri, tidak

selalu dapat dijabarkan dgn teliti.

Paling sedikit ada 7 ABBB yg sudah memiliki tempat yg jelas di Belanda: Asas

persamaan, asas kepercayaan, asas kepastian hukum, asas kecermatan, asas pemberian

alasan, larangan ‘detournement de pouvoir’, dan larangan bertindak sewenang2.

Page 2: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

Dalam kaitannya dengan asas-asas yang telah dibicarakan sebelumnya, Undang-

undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih dari

korupsi, kolusi dan nepotisme, apabila diperhatikan dengan seksama rupa-rupanya telah

memuat asas-asas pemerintahan yang baik sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 yang

bunyinya sebagai berikut:

Asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi:1. Asas Kepastian Hukum; 2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara; 3. Asas Kepentingan Umum; 4. Asas Keterbukaan; 5. Asas Proporsionalitas; 6. Asas Profesionalitas; dan 7. Asas Akuntabilitas.

Yang mana sebenarnya telah mencakup kedua kategori asas pemerintahan yang baik

apabila melihat pada penjelasan sebelumnya di atas jika dilihat dari sudut pandang sebagai

berikut. Pertama yang akan dibahas adalah mengenai asas kepastian hukum. Perihall asas ini

adalah serupa dengan asas pemerintahan yang baik yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

suatu penyelenggara Negara dalam menjalankan kinerjanya harus dapat menggunakan

wewenangnya sebaik mungkin dengan cara menghindari cara-cara yang menyebabkan

hukum suatu Negara goncang. Goncangnya suatu Negara dalam hal ini adalah goncangan

dalam hukum yang mengatur sebuah Negara, sebab seperti yang kita ketahui hukum adalah

salah satu landasan sekaligus tiang Negara apabila mengacu pada pendapat Prof. Miriam

Budiarjo dalam buku Dasar-dasar ilmu Politik. Berikut ini adalah pengertian asas kepastian

umum menurut penjelasan pasal 3 angka1 UU no.28 tahun 1999:

“Yang dimaksud dengan “Asas Kepastian Hukum” Adalah asas dalam negara hukum

yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam

setiap kebijakan Penyelenggara Negara “

Asas yang kedua adalah perihal asas tertib penyelenggaraan Negara, yang dimaksud

dengan asas ini apabila mengacu pada penjelasan UU no.28 tahun 1999 adalah asas yang

menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian

penyelenggaraan negara. Asas ini mencakup banyak hal yang terdapat dalam asas

pemerintahan yang baik, sebab asas ini memiliki suatu hubungan atau kaitan dengan asas

yang lain sebab apabila semua asas itu dijalankan, maka asas ini tentunya terlaksana sebab

akan tercipta suatu pemerintahan yang teratur dalam menjalankan wewenangnya dengan

mengikuti peraturan yang telah dibuatnya dan dapat menjaga suatu keadaan yang seimbang

antara unsur-unsur yang ada dalam suatu Negara serta dapat mengendalikan semua aspek-

Page 3: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

aspek yang vital dalam kehidupan bernegara (misal:ekonomi, politik, agama). Asas ini lebih

mengacu pada visi yang ingin diharapkan dapat dicapai dalam rangka mencapai tujuan dari

Negara Indonesia.

Sedangkan asas yang berikutnya adalah asas kepentingan yang seperti tertulis dalam

penjelasan dan artinya secara umum, asas ini dimaksudkan agar pemerintah senatiasa

mendahulukan kepentingan umum dalam melakukan kegiatannya. Dalam asas ini terlihat

jelas bahwa seluruh asas yang berkaitan dengan Asas yang perihal prosedur atau proses

pengambilan keputusan yang apabila dilanggar secara otomatis membuat keputusan yang

bersangkutan menjadi batal demi hukum yang mana telah dijabarkan sebelumnya. Asas ini

lantas diperkuat dalam beberapa pasal dalam UU no.28 tahun 1999 seperti pada pasal 8 (yang

mana menyangkut asas yang memberikan hak pada rakyat untuk membela kepentingannya).

Yang dimaksud dengan asas keterbukaan adalah Yang dimaksud dengan “Asas

Keterbukaan” adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh

informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan

tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.

Tampak dengan jelas asas non-diskriminatif tercakup dalam asas ini dan asas tidak

sewenang-wenang dan asas pelarangan penyalah gunaan kekuasaan juga tercakup

didalamnya sebab peyelenggaraan pemerintah yang transparan adalah salah satu cara untuk

mencegah penyalah gunaan kekuasaan dan kesewenangan pemerintah dalam bertindak. Asas

ini diterapkan dalam pasal 5 UU no.28 tahun 1999 tentang kewajiban pejabat Negara.

Asas proporsionalitas dan asas profesionalitas adalah dua asas yang menyangkut

penyelenggara Negara itu sendiri dimana asas proporsionalitas adalah asas yang

mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban sedangkan asas profesionalitas

adalah asas yang mengutamakan keahlian dengan berdasar pada kode etik menurut UU yang

berlaku. Kedua asas ini mencerminkan asas pelarangan penyalah gunaan kekuasaan sebab

penyalahgunaan kekuasaan itu sendiri adalah penyalah gunaan wewenang dan hak kewajiban

yang melekat pada pemerintah dalam hubungannya dengan rakyat.yang dalam hal ini tunduk

pada hukum dan kekuasaan Negara itu sendiri.

Asas yang terakhir adalah asas akuntabilitas, asas akuntabilitas adalah asas yang

menekankan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Kesimpulan yang bisa diambil dari penjelasan asas penyelenggaraan Negara

berdasarkan pada UU no.28 tahun 1999 adalah bahwa Negara telah mencakup semua asas

Page 4: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

pemerintahan yang baik dalam penyelenggaraannya dalam arti ideal, hanya saja masalahnya

ada pada pelaksanaan asas itu sendiri dalam kebutuhan praktik dimana seringkali ruh atau

esensi dari UU itu sendiri seringkali disimpangkan sebagai akibat dari pengaruh politik dalam

pemerintahan yang berimbas pada penegakkan hukum itu sendiri, yang tercermin dalam

beberapa “perbuatan” yang controversial (misal: pilih tebang dalam pemberantasan korupsi,

kapitalisme dalam ekonomi) dimana ruh dari peraturan itu, pemerintahan yang transparan,

tahu batasan wewenangnya dan lain sebagainya menjadi terbatas pada sebuah utopia.

Pelaksanaan yang baik telah dilakukan, pemberantasan korupsi, peran serta masyarakat yang

marak, transparansi yang baik. Tetapi kebudayaan nepotisme masih tercermin dengan tegas

dan kewajiban pejabat Negara sering dilupakan dan terkesan dijadikan sebagai suatu yang

berat sehingga ketidakmampuan melakukan kewajiban itu seringkali dijadikan alasan dalam

menuntut hak. Jadi pada dasarnya Ruhnya sudah ada, tercermin dalam undang-undang, akan

tetapi tidak didorong oleh nafsu yang dalam hal ini adalah hasrat (sebab nafsu seringkalo

dikonotasikan negatif) dalam mencapai ruh itu sendiri yang hakikatnya adalah kebebasan

(dalam hal ini adalah lepas dari KKN dan diskriminasi) walaupun kita semua memahami

bahwa sebuah Negara tentunya terdiri dari bermacam-macam hasrat yang membentuknya

sebagai Negara tetapi sungguh tidak bisa dijadikan alasan jika hal itu menjadi

ketidakberdayaan Negara sebab bagaimana Negara bisa ada jika rakyat tidak memiliki hasrat

yang mendorong perbuatan untuk membentuk Negara (dalam hal ini sesuai dengan Hegel

dalam buku Filsafat Sejarah). Negara yang demikian adalah gagal dalam mengarahkan tujuan

rakyatnya pada satu hal. Yang dibutuhkan oleh Negara dalam mencapai tujuan utama dari

UU ini adalah keseriusan pelaksanaan, misi untuk mencapai visi UU itu sendiri.

Good government & Good governance

Good Governance :

Tata Pemerintahan yang baik (Good Governance), lebih menekankan pada pola

hubungan yang sebaik-baiknya antar elemen yang ada. Di tingkat perdesa konsep Tata

Pemerintahan (Good Governance) merujuk pada pola hubungan antara pemerintah desa

dengan masyarakat, kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi dan kelembagaan

sosial/budaya dalam upaya menciptakan kesepakatan bersama menyangkut pengaturan proses

pemerintahan. Hubungan yang diidealkan adalah sebuah hubungan yang seimbang dan

proporsional antara empat kelembagaan desa tersebut.

Page 5: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

Penerapan Good Governance diharapkan pemerintah desa yang sudah otonom dari

pemerintahan atasnya, dengan mensyaratkan masyarakat ikut serta terlibat dan mengawasi

jalannya pengelolaan pemerintahan desa. Dengan demikian semangat yang melingkupi dalam

pelaksanaan otonomi daerah adalah adanya keseimbangan peran, antara pemerintah desa,

kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi dan kelembagaan sosial/budaya dalam

pengelolaan pemerintahan desa.

Prinsipel Good Governance adalah:

1. Partisipasi

Semua orang mempunyai suara dan terlibat dalam pengambilan keputusan, baik secara

langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan

mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan atas adanya kebebasan untuk

berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara

konstruktif, partisipasi yang dilakukan bukan semata tindakan mobilisasi ataupun kolekfitas,

namun sebagai suatu kebetuhan person dalam mewarnai dan memberikan aroma dalam

wadah lembaga organisasi yang independen.

 2. Supremasi hukum

Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama hukum-hukum

yang menyangkut hak asasi manusa.

 3. Transparansi

Transparansi dibangun atas dasar terbukanya informasi secara bebas. Seluruh proses

pemerintahan atau lembaga adminstrasi dapat memberikan informasi yang dapat dakses oleh

semua pihak. Transparansi di interpretasikan tembus pandang, sama-samar, keterbukaan

bukan dari demensi bidang keuangan saja, namun lebih menyeluruh pada multi demensi

bidang lainnya. 

4. Cepat tanggap

Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak,

dengan responbiltas yang tinggi.

 5. Membangun konsensus

Page 6: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan public dengan kepentingan

kebijakan, dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila

mungkin konsensus kebijakan-kebijakan serta prosedur-prosedur, muncul dan tumbuh dari

masyarakat atau opini publik.

 6. Kesetaraan

Semua orang mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan

mereka.

 7. Efektif dan efsien

Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan

warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal

mungkin dan berdaya guna.

 8. Bertanggungjawab

Para pengambil keputusan di pemerintah, kelembagaan politik, kelembagaan ekonomi,

kelembagaan sosial bertanggung jawab baik kepada seluruh masyarakat.

Pertanggungjawabannya dalam bentuk pertanggungjawaban politik, pertanggungjawaban

hukum, pertanggungjawaban profesional, pertanggungjawaban keuangan dan

pertanggungjawaban moral

 9. Visi strategis

Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata

pemerntahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang

dibutuhan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka harus memiliki

pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi

perspektif tersebut.

Good Government :

Pemerintahan yang baik (Good Government) adalah lembaga non profit oriented,

yang mengemban fungsi dalam mengelola administrasi pemerintahan, konsep Pemerintahan

yang baik dari pusat sampai dengan di perdesaan dapat merubah main set serta workframe

bernegara, dengan suatu konsesus nasional dengan tidak mengkonsumsi anggaran

masyarakat, dan tetap berpihak pada kepentingan masyarakat khususnya kepentingan rakyat

Page 7: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

miskin atau masyarakat yang termarjinalkan dalam paradigma dan realitas pembangunan.

Sebagai lembaga non profit oriented sangatlah diharamkan dalam memberikan pelayanan

meligitimasi pungli kedalam aktulisasi pekerjaannya.

Mengemban jabatan lingkup birokrasi, muncul berbagai mitos dalam mengaktulitasasi

pekerjaan merupakan beban tanggungjawab memberikan penghidupan bawahan/staf/jabatan

setingkat diatasnya, melalui pendapatan tambahan diluar pendapatan yang merupakan porsi

dari pekerjaan pelayanan kepada masyarakat.

Dengan mengusung suatu Program/proyek, yang belum dilakukan suatu kajian secara

konfrehensif, apakah program/proyek merupakan suatu kebutuhan masyarakat, atau

kebutuhan pemangku kepentingan pejabat birokrasi.    

Mediasi pelayanan publik dengan skema birokrasi yang profesional dan resposif.

Dalam mewujudkan selogan dan paradigma birokrasi yaitu ”birokrasi yang bersih atau

terlepas dari KKN” pada awal reformasi telah bergulir (1998),  namun kenyataannya sampai

detik ini, birokrasi kita hanya berjalan ditempat, tanpa adanya hastrat untuk merubah dan

hanya sebagai isapan jempol dari kubu reformasi.

Departemen dan instansi merupakan suatu lembaga  penggerak dalam melakukan

mediasi pelayanan publik yang kesesuaiannya berdasarkan hak-haka dasar masyarakat secara

absolut, keterkaitan pelayanan masyarakat oleh birokrasi, tidak mutlak hanya dijalankan oleh

para birokrat, namun diisi pulah para cedekiawan-2, dan partisan partai yang kononnya dan

acapkali bersinggungan langsung dengan masyarakat.

Untuk lebih jauh memahami pemerintahan dalam melaksanakan tugas kesehari-hariannya

melalui organisasi birokrasi, maka kita meletakan landasan teori birokrasi adalah sebagai

berikut : 

Menurut Peter M. Blau (2000:4), Birokrasi adalah “tipe organisasi yang dirancang untuk

menyelesaikan tugas-tugas administratif dalam skala besar dengan cara mengkoordinasi

pekerjaan banyak orang secara sistematis”.

Titik kritis dari definisi di atas adalah bahwa birokrasi merupakan alat untuk memuluskan

atau mempermudah jalannya penerapan kebijakan pemerintah dalam upaya melayani

Page 8: Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (tugas no5).doc

masyarakat dengan tetap melakukan koordinasi antar/intra instansi atau departemen, secara

sistematis, akurat dan efesiensi bukan suatu kewenangan perintah kepada masyarakat

melakukan kebijakan yang orogan.

Pelaksanaan tugas-tugas pengadministrasian dari suatu aktivitas masyarakat dengan

memberikan kemudahan dan kemurahan, membukukan dan pengagendaan berkas, tanpa

adanya konpensasi atau balas jasa yang diambil dari suatu aktivitas masyarakat, dengan

harapan pelaksanaannya secara menyeluruh dan transparan.