Askep Angina

31
ASUHAN KEPERAWATAN ANGINA PEKTORIS DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER Di susun oleh: Masnurohmah Arif Ismatulloh Arif Maulana Primanita P.M Diki Muhtar Sidiq Siti Sopiah Fitriani Fajar Ahmad PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

description

askep angina pektoris

Transcript of Askep Angina

Page 1: Askep Angina

ASUHAN KEPERAWATAN

ANGINA PEKTORIS DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

Di susun oleh:

Masnurohmah

Arif Ismatulloh

Arif Maulana

Primanita P.M

Diki Muhtar Sidiq

Siti Sopiah

Fitriani

Fajar Ahmad

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

2015

Page 2: Askep Angina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angina Pektoris adalah rasa tidak enak di dada sebagai akibat dari suatu iskemik

miokard tanpa adnya infark.Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk

mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Pada makalah ini terutama akan dibahas

mengenai Angina pectoris tidak stabil karena angina pectoris tidak stabil adalah suatu

sindroma klinik yang berbahaya dan merupakan tipe angina pectoris yang dapat

berubah menjadi infark miokard ataupun kematian.

Sindroma Angina pectoris tidak stabil telah lama dikenal sebagai gejala awal dari

infark miokard akut (IMA).Bayak penelitian melaporkan bahwa angina pectoris tidak

stabil merupakan risiko untuk terjadinya IMA dan kematian.Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa 60-70% penderita IMA dan 60% penderita mati mendadak pada

riwayat penyakitnya yang mengalami gejala angina pectoris tidak stabil.Sedangkan

penelitian jangka panjang mendapatkan IMA terjadi pada 5-20% penderita angina

pectoris tidak stabil dengan tingkat kematian 14-80%.

Dalam kelompok yang mengalami nyeri dada,terdapat serangan jantung yang

jumlahnya dua kali lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak mengalami nyeri

dada.Dalam kelompok yang mengalami angina dan kemungkinan serangan jantung

sebelumnya(mereka mengakui pernah mengalami sedikitnya satu kali serangan nyeri

dada yang parah,yang berlangsung lebih lama dari biasanya,bahkan pada saat

istirahat),terdapat lebih dari enam kali serangan jantung dbandingkan kelompok

lainnya.

Page 3: Askep Angina

Angina pectoris tidak stabil letaknya diantara spectrum angina pectoris stabil dan

infark miokard,sehingga merupakan tantangan dalam upaya pencegahan terjadinya

infark miokard

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari angina pektoris?

2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan angina pektoris?

C. Tujuan Masalah

Tujuan penulisan di bagi menjadi dua macam yaitu:

1. Tujuan umum:

Memberikan gambaran hasil asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa

angina pektoris

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan konsep konsep dasar angina pektoris yang terdiri dari pengertian,

etiologi, manifestasi klinis dan komplikasi

b. Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan

angina pektoris

c. Mengulas atau menguraikan tentang dan keberhasilan asuhan keperawatan

D. Manfaat

1. Manfaat bagi Rumah sakit

Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan program pelayanan kesehatan

bukan saja kepada pasien angina pektoris akan tetapi juga pelayanan kepada

keluarga pasien terlebih yang mengalami kecemasan.

2. Manfaat bagi penulis

Untuk memperoleh pengalaman yang nyata dalam melakukan asuhan keperawatan.

Page 4: Askep Angina

3. Manfaat bagi masyarakat

Sebagai bahan masukan pengetahuan tentang bagaimana cara menghadapi penyakit

angina pektoris.

E. Metode Penulisan

Asuhan keperawatan ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan klien dan

keluarga dalam proses keperawatan. Adapun teknik dengan cara sebagai berikut:

1. Interview

Yaitu pengumulan data dengan mengandalkan komukasi langsung dengan klien

dan keluarga yang meliputi: Biodata, riwayat kesehatan pasien, data biologis,

psikologis sosial dan spiritual

2. Observasi dan pengkajian

Yaitu pengamatan langsung pada klien yang meliputi: keadaan umum atau gejala

yang timbul pada klien yang terdiri dari tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,

pemeriksaan fisik.

3. Studi dokumentar

Yaitu pengumpulan data dan mempelajari catatan medic keperawatan dan hasil

pemeriksaan penunjang untuk mengetahui perkembangan klien.

4. Studi kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang berdasarkan referensi dari kepustakaan

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

metode dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari: pengertian, etiologi, patofisiologi, dan

diagnosa keperawatan

Page 5: Askep Angina

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Teoritis Penyakit

A. Definisi

Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan

bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)

Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan

sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang

seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan

segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)

Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis

rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun

Praktis Kardiovaskuler)

B. Klasifikasi

1. Angina pektoris stabil

a. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang

meningkatan kebutuhan oksigen miokard

b. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas

c. Durasi nyeri 3-15 menit

2. Angina pektoris tidak stabil

a. Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina

pektoris stabil

- Adurasi serangan dapat stimbul lebih lama dari angina pektoris stabil

- Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktifitas

ringan

- Kurang responsif terhadap nitrat

Page 6: Askep Angina

- Lebih sering ditemukan depresisegmen ST

- Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau

trombosit yang beragregasi

3. Angina prinzmental (Angina Varian)

a. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari

b. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneterosklerotik

c. EKG menunjukan elevasi segmen ST

Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut Dapat terjadi aritmia.

(Prof. Dr. H.M Sjaifoellah Noer, 1996)

C. Etiologi

1. Aterosklerosis

2. Spasme arteri koroner

3. Anemia berat

4. Artritis

5. Aorta insufisiensi

D. Patofisiologi

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply

oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan

penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahui

secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, lamun jelas bahwa tidak ada faktor

tunggal yang bertanggung jawab atas perkembangan ateriosklerosis.

Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan.

Sewaktu beban kerja suara jaringan meningkat. Apabila kebutuhan meningkat

pada jantung yang sehat maka arteri koroner mengalami kekakuan atau

menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon

Page 7: Askep Angina

terhadap peningkatan kebutuhan dan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan

supalai darah) miokardium.

Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat oksido)

yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya

fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner

yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard

berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu

nampak bila belum mencapai 75 %. Bila memenuhi kebutuhan energi mereka.

Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan

energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan Ph

miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung

berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali

fosforilasi aksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam

laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda (Sylvia, A. Price, 2006)

E. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala dari angina pectoris menurut Brunner & Suddarth, (2005)

adalah:

1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah

inter skapula atau lengan kiri.

2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,

kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).

3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.

4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.

Page 8: Askep Angina

5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,

palpitasi, dizzines.

Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi,

mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang di sertai dengan

rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada di daerah

belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal). Meskipun rasa

nyeri biasanya terlokalisasi namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu,

bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas.

Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas yang terus

menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan

akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan

segera meninggal. Karakteristik utama nyeri angina adalah nyeri akan berkurang

apabila factor prespitasinya dihilangkan.

F. Pemeriksaan diagnostik

Diagnosa angina diuat berdasarkan evaluasi manifestasi klinis nyeri dan riwayat

pasien. Pada angina jenis tertentu, perubahan pola EKG dapat membantu dalam

membuat berbagai diagnosa angina. Respon pasien kerja berat dan stres juga dapat

diuji dengan elektrokardiografi, pada saat klien bersepeda atau bersepeda statis.

1. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.

2. Gambaran EKG : seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

Page 9: Askep Angina

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis

1. Pencegahan

Aspirin dengan dosis yang rendah, misalnya angettes 75 yang dpaat

mengurangi kecenderungan dari sel darah merah dan membantu pencegahan

pembentukan maupun pengaturan.

2. Terapi

a. Glyseril trinitrat, diletakan di bawah lidah atau obat semprot dapat

mengendurkan arteri pada jantung dan dapat mengurangi serangan angina

b. Nitrat, geraakan nitrat dapat digunakan untuk mengurangi frekuensi

serangan angina. Dapat berupa tablet atau potongan obat, dan sangat

efektif. Efek samping dari penggunaan nitrat ini adalah sakit kepala. Tetapi

setelah pemakaian dalam beberapa minggu, sakit kepala ini akan jarang

terjadi.

c. Penghambat beta, memberikan efek pada hormone sehingga nadi akan

berdenyut secara pelan dan tekanan darah menjadi rendah. Hal ini akan

membuat jantung untuk mengurangi jumlah oksigen yang diperlukan dan

memperbaiki suplai darah ke otot jantung. Selain itu, penghambat beta ini

juga penting untuk melindungi jantung saat terkena serangan.\

d. Antagonis kalsium, fungsinya secara umum adalah untuk mengurangi

tekanan pada otot arteri coronary. Antagonis kalsium ada beberapa jenis,

antara lain verapamil (cordilox), dan nifedipin (adalat)

e. Pengobatan secara umum, yang mungkin diperlukan untuk mengontrol

atau mengetahui gejala-gejala dan memperbaiki kondisi tanpa ada efek

Page 10: Askep Angina

dari pengobatan itu sendiri. Pengobatan ini ini disesuaikan dengan

kebutuhan masing-masing penderita.

H. Komplikasi

1. Infarksi myocardium yang akut (serangan jantung)

2. Kematian jantung secara mendadak

3. Aritmia cardiac

II. Asuhan keperawatan teoritis

A. Pengkajian

1. Identitas klien

2. Keluhan utama

Dapatkan data mengenai keluhan utama (gejala yang paling dirasakan atau

gejala yang menyebabkan pasien datang kepelayanan kesehatan)

Contoh :

Pasien mengeluh nyeri dada saat naik tangga di kantornya .Nyeri dada seperti

tertimpa beban berat di dada sebelah kiri,dan menyebar ke bahu kiri,lalu ke

setengah bagian kiri dari rahang bawah.Nyeri bertambah saat menarik napas,

berkurang jika dalam keadaan rileks,dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali.

3. Riwayat kesehatan sekarang

a. Factor pencetus yang paling sering menyebabkan angina pektoris adalah

kegiatan fisik, emosi yang berlebihan atau setelah makan

b. Nyeri dapat timbul mendadak (dapat atau tidak berhubungan dengan

aktivitas)

c. Kualitas nyeri: Sakit dada dirasakan di daerah mid sternal dada anterior,

substernal, prekordial, rasa nyeri tidak jelas tetapi banyak yang

Page 11: Askep Angina

menggambarkan sakitnya seperti di tusuk-tusuk, dibakar ataupun ditimpa

benda berat/tertekan.

d. Gejal dan tanda yang menyertai rasa sakit seperti: mual, muntah keringat

dingin, berdebar-debar dan sesak nafas.

e. Waktu/lama nyeri : pada angina tidak melebihi 30 menit dan umumnya

masih respon dengan pemberian obat-obatan anti angina, sedangkan pada

infark rasa sakit lebih dari 30 menit tidak hilang dengan pemberian obat-

obatan anti angina, biasanya akan hilang dengan analgesik

Contoh :

Pasien datang ke IGD RSUD Tasikmalaya, dengan keluhan nyeri dada sebelah

kiri. Di IGD  kondisi masih sama, dengan keadaan umum

lemah,pucat,sianosis, TD 176/108 mmHg, MAP 127, nadi 99 x/menit ireguler,

suhu badan 370C, RR 24 x/menit, CRT <2”, pasien terlihat memegang dada

dan juga mengeluh pusing. pengkajian nyeri, nyeri bertambah saat menarik

napas, berkurang jika dalam keadaan rileks, kualitasnya seperti otot terasa

tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan punggung, dengan nilai 9, tiap 4-5

detik sekali.

4. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Riwayat serangan jantung sebelumnya.

b. Riwayat penyakit pernafasan kronis

c. Riwayat penyakit hipertensi, DM, dan ginjal

d. Riwayat perokok

e. Diet rutin dengan tinggi lemak

Page 12: Askep Angina

5. Riwayat kesehatan keluarga

Adanya riwayat keluarga penyakit jantung (AMI), DM, hipertensi, stroke, dan

penyakit pernafasan (asma)

6. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum:

TPRS

b. Kepala

1) Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun

2) Tampak perubahan ekspresi wajah seperti meringis, merintih

3) Terdapat/tidak nyeri pada rahang

c. Leher

1) Tampak distensi vena jugularis

2) Terdapat/tidak nyeri pada leher

d. Thorax

1) Bunyi jantung normal atau terdapat bunyi jantung ekstra s3/s4

menunjukan gagal jantung atau penurunan kontraktilitas, kalau

murmur menunjukan gangguan katup jantung atau disfungsi otot

papilar, perikarditis

2) Irama jantung dapat normal/teratur atau tidak

3) Paru-paru suara nafas bersih/krekels/mengi/wheezing/ronchi

4) Terdapat batuk dengan atau tanpa produksi sputum

5) Terdapat sputum bersih, kental ataupun berwarna merah muda

e. Abdomen

1) Terdapat nyeri /rasa terbakar epigastrik / ulu hati

2) Bising usus normal / menurun

Page 13: Askep Angina

f. Ekstremitas

1) Ekstremitas dingin dan berkeringat dingin

2) Terdapat oedema perifer atau oedema umum

3) Kelemahan atau kelelahan

4) Pucat atau sianosis, kuku datar, pucat pada membran mukosa dan bibir

g. Respon psikologis

1) Gelisah / cemas, seperti takut mati, kuatir dengan keluarga, kerja dan

keuangan

2) Depresi, manarik diri dan kontak mata kurang

3) Denial, menyangkal dengan sakitnya dan marah

h. Pemeriksaan diagnostik

1) Ekg

a) Monitor ekg terdapat aritmia

b) Rekam EKG lengkap terdapat T inverted / iskemik, segmen ST

elevasi ataupun depresi dan gelombang Q, patologis ini

menunnjukan telah terjadi nekrosis

2) Thorax Foto

a) Mungkin normal / menunjukan pembesaran jantung diduga gagal

jantung kongestif

b) Terdapat stenosis aorta

c) Penyakit paru lainnya seperti bronchitis / TBC

3) Laboratorium

a) Kolesterol / trigiserida serum : meningkat menunjukan risiko IHD

dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol merupakan pemicu

Page 14: Askep Angina

terbentuknya aterosklerosis yang merupakan sebagai penyebab

infark. LDH meningkat dalam 12 – 24 jam, memuncak dalam 24 –

48 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal

b) Enzim jantung iso enzim : CK, CK-MB ( iso enzim yang

ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam,

memuncak dalam 12 – 24 jam, kembali normal dalam 36 – 48 jam.

CK – MB sering dijadikan sebagai indikator AMI, sebab

diproduksi hanya saat terjadi kerusakan jaringan miokardium.

c) Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan

kontraktilitas, seperti hipokalemia / hiperkalemia

d) Sel darah putih : leukosit (10.000 – 20.000) biasanya tanpak pada

hari kedua setelah infark, sehubungan dengan proses inflamasi

e) Analisa gas darah / oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia /

proses penyakit paru akut / kronis

f) Kima : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfungsi

organ akut / kronik.

Page 15: Askep Angina

B. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah 1. Data subjektif:

P: Nyeri saat naik tanggaQ: seperti tertimpa benda beratR: Nyeri dada sebelah kiri dan menyebar ke bahu kiri dari rahang bawahS: Nyeri bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks dengan skala nyeri 9T: Tiap 4-5 detik sekali

Data objektif:Wajah tampak terlihat tegang,pucat,sianosis, TD 176/108 mmHg, nadi 99x/mnt

stenosis arteri, trombus, spasme arteri

Suplay O2 ke sel miokardium inadekuat

Sel miokardium menggunakan glikogen

anaerob

Memproduksi asam laktat

Memproduksi asam laktat

Mengiritasi reseptor nyeri(nosiseptor)

Nyeri

Nyeri

2 Data subjektif:Klien mengatakan sesak

Data objektif:RR: 24x/mnt, penggunaan otot bantu napas,napas cuping hidung.

Ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2

Kompensasi tubuh

Hiperventilasi

Pola nafas tidak efektif

Pola nafas tidak efektif

3 Data subjektif:Klien merasa lemah

Data objektif:Pasien gelisah,akral dingin,sianosis.

Iskemia

Kontraksi miokard

CO menurun

Penurunan curah jantung

Page 16: Askep Angina

Penurunan curah jantung

C. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Nyeri

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia miokard

Page 17: Askep Angina

D. Intervensi keperawatan dan Rasional

No Dx. keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional1 Nyeri berhubungan

dengan agen cedera

biologis

Di tandai dengan:

176/108 mmHg,

nadi 99x/mnt

Tujuan: Menunjukkan tingkat nyeri sedang setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam.

Kriteria Hasil:

1. Nyeri berkurang2. Kegelisahan dan

ketegangan otot tidak ada

3. Tekanan darah dan nadi norma

Kaji dan catat respon pasien /efek obat.

Pantau TD dan nadi perifer

Tinggikan kepala tempat tidur bila klien napas pendek

Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas

Memberikan informasi tentang kemajuan penyakit

Td dapat meningkat secara dini sehubungan dengan rangsangan simpatis

Memudahkan pertukaran gas untuk menurunkan hipoksia dan napas pendek berulang

Cemas mengeluarkan katekolamin yang meningkatkan kerja miokard dan dapat memanjangkan nyeri iskemi

2 Pola nafas tidak

efektif berhubungan

dengan Nyeri

Ditandai dengan:24x/mnt, penggunaan otot bantu napas,napas

Tujuan:Menunjukkan pola pernapasan efektif, setelah diberikan intervensi selama 3 x 24 jam. Dengan kriteria hasil:

1. Irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang yang normal

2. Tidak ada penggunan otot

Pantau dan usaha respirasi Anjurkan napas dalam

melalui abdomen Pertahankan oksigen aliran

rendah dengan O2 maskere

Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapan, dengan posisi kepala sedikit fleksi.

Untuk mengetahui perubahan kecepatan dan irama nafas

Meminimalkan penggunaan otot bantu nafas

Mempertahankan oksigen yang masuk ke tubuh

Mengoptimalkan pernafasan

Page 18: Askep Angina

cuping hidung. bantu

3 Penurunan curah

jantung b.d iskemia

miokard

Tujuan:Curah Jantung kembali adekuat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam. Dengan Kriteria Hasil:

- Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

Pantau tanda vital Mempertahankan tirah

baring pada posisi nyaman selama episode akut

Tekankan pentingnya menghindari regangan atau angkat berat

Kaji tand-tanda dan gejala GJK

Berikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan

Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia, dan menurunnya curah jantung

Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan menurunkan kerja miokard dan resiko dekompensasi

Manuver valsalva menyebabkan rangsang vagal, menurunkan frekunsi jantung yang di ikuti oleh takikardi

Angina hanya gejala patologis yang disebabkan oleh iskemia miokard

Meningkatkan kesediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk memperbaiki kontraktilitas

Page 19: Askep Angina
Page 20: Askep Angina
Page 21: Askep Angina
Page 22: Askep Angina