askep atelektasis

29
askep atelektasis ASUHAN KEPERAWATAN ATELEKTASIS

description

sistem respirasi

Transcript of askep atelektasis

Page 1: askep atelektasis

askep atelektasis

ASUHAN KEPERAWATAN ATELEKTASIS

Page 2: askep atelektasis

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat meliputi

subsegmen paru atau seluruh paru. Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat

terjadi pada semua ras. Atelektasis lebih sering terjadi pada anak yang lebih muda daripada anak

yang lebih tua dan remaja.

Stenosis dengan penyumbatan efektif dari suatu bronkus lobar mengakibatkan

atelektasis (atau kolaps) dari suatu lobus, dan radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang

homogen dengan tanda pengempisan lobus. Secara patologik, hampir selalu ada pula kelainan-

kelainan lain di samping tidak adanya udara daripada lobus dan posisi yang disebabkannya

daripada dinding-dinding alveolar dan bronkhiolar.

Page 3: askep atelektasis

BAB II

PEMBAHASAN

1.      DEFINISI

Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan

saluran udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.

2.       ETIOLOGI

Penyebab dari atelektasis adalah :

1. Obstruktif :

Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus. Penyumbatan juga bisa terjadi

pada saluran pernafasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan

lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus bisa tersumbat

oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening. Jika

saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran darah

sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang mengkerut biasanya terisi

dengan sel darah, serum, lendir, dan kemudian akan mengalami infeksi.

 

Page 4: askep atelektasis

2. Non-obstruktif :

-  pasif  → pneumothorax, operasi

-  cicatrix   → perlekatan-perlekatan

-  adhesive  → RDS (Respiratory Distress Syndrome)

                          Pneumonitis radiasi, pneumonia, uremia.-     kompresi  →  Pneumothorax, pleural effusion, tumor (4)

3.      PEMBAGIAN ATELEKTASI

Menurut luasnya atelektasis dibagi :

1. Massive atelectase, mengenai satu paru

2. Satu lobus, percabangan main bronchus

Gambaran khas yaitu tumor ganas bronkus dengan atelectase lobus superior paru.

3. Satu segmen  → segmental atelectase

4. Platelike atelectase, berbentuk garis

Misal : Fleischner line  →  oleh tumor paru

Bisa juga terjadi pada basal paru  →  post operatif (4)

4.      GEJALA KLINIS

Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas yang

ringan.

Gejalanya bisa berupa :

-         gangguan pernafasan

-         bunyi nafas berkurang

-         nyeri dada

-         batuk

-         pucat

-         cemas

Page 5: askep atelektasis

-         sianosis

-         gelisah

-         takikardia

Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan peningkatan denyut jantung, kadang-kadang sampai

terjadi syok (tekanan darah sangat rendah).

5. POHON MASALAH

 

Penyumbatan pada bronkus

 

Saluran nafas akan tersumbat

Udara dalam alveoli akan

Terserap ke dalam aliran darah

Gangguan pertukaran gas.

 

Obstruktif ( penyempitan bronkus, adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus). 

Non obstruktif (pneumothorax, operasi, RDS, Pneumonitis radiasi, pneumonia, uremia, dll.). 

Page 6: askep atelektasis

Alveoli akan menciut dan  memadat  

                                                                 

 

Sesak nafas

                                                                              ↓

 

                                                                 

                             

     

6.      PENGOBATAN

Jaringan paru-paru meningkat terisi dengan sel, darah, serum, sekret.

 

MK : Gangguan

Pertukaran O2 

Page 7: askep atelektasis

Tujuan pengobatan adalah mengeluarkan dahak dari paru-paru dan kembali

mengembangkan jaringan paru yang terkena.

Tindakan yang biasa dilakukan :

-         Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa

mengembang

-         Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya

-         Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )

-         Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak

-         Postural drainase

-         Antibiotik diberikan untuk semua infeksi

-         Pengobatan tumor atau keadaan lainnya

-         Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau

menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu diangkat

Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang mengempis

akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun kerusakan

lainnya.

7.      PENCEGAHAN

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya atelektasis :

-         Setelah menjalani pembedahan, penderita harus didorong untuk bernafas dalam, batuk

teratur dan kembali melakukan aktivitas secepat mungkin.

Meskipun perokok memiliki resiko lebih besar, tetapi resiko ini bisa diturunkan dengan berhenti

merokok dalam 6-8 minggu sebelum pembedahan.

-         Seseorang dengan kelainan dada atau keadaan neurologis yang menyebabkan pernafasan

dangkal dalam jangka lama, mungkin akan lebih baik bila menggunakan alat bantu mekanis

untuk membantu pernafasannya. Mesin ini akan menghasilkan tekanan terus-menerus ke paru-

paru, sehingga meskipun pada akhir dari suatu pernafasan, saluran pernafasan tidak dapat

menciut.

Kelainan-kelainan radiologik

Page 8: askep atelektasis

Bilamana seluruh paru-paru mengempis, akan ada suatu bayangan homogen pada belah

itu, dengan jantung dan trakhea beranjak ke jurusan itu dan diafragma terangkat. Bilamana hanya

satu lobus yang atelaktasis disebabkan oleh penyumbatan bronkhial, mungkin kelihatan dua

kelainan yang karakteristik. Kelainan pertama adalah suatu bayangan yang homogen daripada

lobus yang kempis itu sendiri, yang akan menempati ruangan yang lebih kecil daripada bilamana

ia berkembang sama sekali.

Suatu lobus kanan atas yang kempis akan kelihatan sebagai suatu daerah yang opak pada

puncak, dengan batas tegas yang bersifat konkaf di bawahnya di dekat klavikula yaitu yang

diakibatkan oleh fisura horizontalis yang terangkat.

Lobus kiri atas bilamana kempis biasanya mencakup lingula, dan bayangan yang

diakibatkannya adalah lebih tidak tegas tanpa batas bawah yang tegas. Akan tetapi pada proyeksi

lateral akan kelihatan suatu bayangan berbentuk lidah dengan puncaknya dekat diafragma; di

sebelah anterior, ini mungkin sampai kepada sternum, atau mungkin dipisahkan oleh suatu

daerah yang translusen yang disebabkan oleh paru-paru kanan yang menyelip diantaranya dan

sternum di sebelah posterior bayangan itu mempunyai batas yang tegas dengan batas konkaf

yang disebabkan oleh fisura besar yang terdesak ke depan.

Suatu lobus tengah akan menyebabkan suatu bayangan yang sangat tidak tegas pada

proyeksi anterior, akan tetapi mungkin mengaburkan batas daripada jantung kanan, pada

proyeksi lateral ia akan kelihatan sebagai suatu bayangan berbentuk pita yang membujur dari

hilus ke angulus sterno-diafragmatikus. Batas atasnya yang tegas dibentuk oleh fisura

horizontalis yang terdekat, sedangkan batas belakangnya yang konkaf oleh fisura mayor yang

terdesak ke depan.

Lobus bawah yang kempis menyebabkan suatu bayangan berbentuk segitiga, dengan

batas lateral yang tegas yang membujur ke bawah dan keluar dari daerah hilus ke diafragma.

Oleh karena ia biasanya terletak di belakang bayangan jantung, ia hanya dapat dilihat bilamana

radiograf adalah baik. Pada proyeksi lateral bayangan mungkin kabur sekali, akan tetapi biasanya

kehadirannya memberikan tiga gambar; vertebrae torakalis di sebelah bawah akan kelihatan

lebih berwarna abu-abu daripada hitam daripada vertebrae di sebelah tengah; bagian posterior

daripada bayangan diafragma kiri akan tidak dapat dilihat; dan akhirnya, daerah vertebrae bawah

di belakang bayangan jantung akan kurang hitam daripada daerah translusen di belakang

sternum.

Page 9: askep atelektasis

Gejala-gejala yang karakteristik lainnya adalah konsekuensi daripada bayangan-bayangan

vaskuler menjadi kabur di dalam opasitas umum daripada lobus yang tidak mengandung udara,

sedangkan bayangan pembuluh-pembuluh darah di dalam lobus yang lain adalah lebih memencar

oleh karena ia mengisi suatu volume yang lebih besar. Pembuluh-pembuluh darah hilus pada

sebelah yang terkena penyakit akan menunjukkan suatu konveksitas lateral dan bukan suatu

konkafitas seperti dalam keadaan normal pada tempat dimana grup daripada lobus atas bertemu

dengan arteria basalis di samping itu, hilus akan menjadi lebih kecil daripada di sebelah yang

lain, sedangkan pembuluh-pembuluh darah paru-paru akan lebih memencar sehingga per unit

daerah akan kelihatan lebih sedikit daripada di sebelah yang lain (normal).  Hanya akan ada

sedikit atau sama sekali tidak ada translusensi yang relatif, oleh karena aliran kapiler bertambah

besar, sedangkan pendesakan trakhea atau peninggian diafragma biasanya sedikit dan jantung

beralih hanya sedikit ke jurusan lobus yang kempis yaitu pada kolaps daripada lobus bawah, atau

yang lebih sering sama sekali tidak pada kolaps daripada lobus atas.

GAMBAR-GAMBAR ATELEKTASIS

Page 10: askep atelektasis

Kolaps Lobus Atas Kanan

 

 

Foto PA

Densitas uniform akibat lobus kanan yang kolaps dan mengkerut (panah).

Fisura interlobaris kanan bergeser ke atas ke arah mediastinum (panah lebar)

Hilus kanan terletak sama tinggi dengan hilus kiri, berarti letaknya meninggi. 

Foto Lateral

Lobus yang kolaps tidak terlihat. Ini akan membedakannya dengan pneumonia. Konsolidasi akan bisa dilihat dari kedua proyeksi tetapi kolaps mungkin hanya bisa dilihat dari satu proyeksi saja.

 

Page 11: askep atelektasis

Kolaps Lobus Medius Kanan

 Terlihat densitas didekat jantung pada lapangan tengah dekat hilus. Bentuknya mirip segitiga. Bagian paru yang lain nampak bersih.

Foto PA

 

Foto Lateral

Kolaps lobus medius selalu lebih jelas terlihat pada proyeksi lateral, terutama pada anak-anak.

Terlihat densitas berbentuk segitiga dibagian depan, menunjukkan kolaps lobus medius (panah).

 

Page 12: askep atelektasis

Kolaps Lobus Bawah Kanan

 

Kolaps Lobus Medius dan Lobus Bawah Kanan

Foto PA

Hipertranslusen pada lobus kanan atas, terjadi karena adanya peningkatan volume sebagai kompensasi.

Lobus bawah kanan kolaps ke arah jantung dan mediastinum (panah) dan menghilangkan sinus cardiophrenicus. Batas lateralnya tegas. Hilus kanan “menghilang” karena pembuluh darah paru pindah ke arah jantung sebagai akibat kolaps paru.

 

Page 13: askep atelektasis

 

Kolaps Lobus Bawah Kiri

 

Foto PA

Hipertranslusen lobus atas kanan (panah lebar).

Bila dibandingkan dengan kolaps lobus bawah kanan saja, densitas pada foto ini lebih luas dan batasnya kurang tegas.

 

Foto PA

Terlihat pergeseran ringan jantung dan mediastinum ke kiri.

Hilus kiri turun dibawah hilus kanan (panah).

Terlihat penurunan corakan vaskular pada bagian paru kiri yang over-expanded (panah lebar). Lobus bawah yang kolaps tidak terlihat pada foto yang kurang keras ini (bandingkan dengan foto “keras” dibawah ini).

 

Page 14: askep atelektasis

 

Kolaps Lobus Atas Kiri

Foto “keras” PA (Penderita yang sama)

Untuk mendapatkan hasil seperti ini, dipakai teknik dasar foto thorax PA tetapi mAs ditingkatkan 2 kali lipat.

Densitas berbentuk segitiga di belakang jantung adalah lobus bawah kiri yang kolaps (panah). Biasanya sulit untuk melihat lobus bawah yang kolaps pada foto lateral.

 

Page 15: askep atelektasis

 Foto PA

Lobus atas kiri kolaps ke arah mediastinum (panah lebar).

Mediastinum sedikit bergeser kekiri : pada kiri pembuluh darah paru lebih tersebar dibandingkan pada sisi kanan, akibat adanya overinflasi pada sisa paru kiri sebagai kompensasi.

 

Foto lateral

Lobus atas kiri yang kolaps sulit untuk diidentifikasikan karena kolapsnya ke arah mediastinum. Hanya terlihat tepi belakangnya saja (panah).

 

Page 16: askep atelektasis

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1.      Indentitas

Nama,

Umur, terjadi pada bayi yang baru lahir, anak-anak atau pada usia tua

Jenis kelamin bisa terjadi pada pria dan wanita

Pekerjaan, biasanya terjadi pada orang yang bekerja pada daerah dengan polusi tinggi

2.      Keluhan utama

pada atelektasis keluhan utama yang dirasakan adalah

-         Sesak nafas

-         Nyeri dada

3.      Riwayat penyakit sekarang

Pasien merasakan sesak nafas, setelah beraktivitas dan merasakan nyeri dada pada bagian yang

terkena atelektasis

4.      Riwayat penyakit keluarga

Pasien tidak mempunyai penyakit menurun

5.      Riwayat penyakit dahulu

Pada saat lahir pasien pernah mengalami kelainan yaitu setelah lahir belum sempat terjadi tangis

yang pertama

6.      Riwayat psiko social

-         Pasien merasakan cemas karena mengalami nyeri

-         Pasien jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar

7.      Pola aktivitas sehari-hari

-         Mobilisasi berkurang karena pasien sesak nafas jika pasien banyak melakukan aktivitas

-         Pola istirahat, tidur pasien menjadi berkurang atau tidak teratur

-         Pemasukan nutrisi dan cairan berkurang

Page 17: askep atelektasis

                                                                                                                                        

B. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan thoraks yang cermat, yang mencakup inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi, seringkali menunjukkan diagnosis kelainan paru yang terjadi. Hasil pemeriksaan fisik

pada atelektasis (obstruksi lobaris) yang sering ditemukan adalah :

  Tanda-tanda vital

TD : hipertensi

S    : hipertermi >39°C

RR : dipsnea 30x/mnt

N   : takikardi 130x/mnt

  Inspeksi      →  berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit,

adanya sianosis pada bibir dan ujung jari

pasien terlihat pucat

  Palpasi       →  fremitus berkurang, trakea dan jantung bergeser

  Perkusi       →  batas jantung dan mediastinumm akan bergeser

letak diagfragma meninggi

  Auskultasi →  suara nafas melemah,dan terdengar ronki

                                                               

C.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Rontgen dada

Menunjukan adanya daerah bebas udara di paru-paru

2. CT scan

Menentukan penyebab terjadinya penyumbatan

3. GDA

Untuk menunjukan derajat hipoksemia dan keadekuatan ventilasi alveolar

Page 18: askep atelektasis

D.ANALISA DATA

Tgl DATA ETIOLOGI MASALAH

KEPERWATAN

- Ds : keluarga px mengatakan bahwa px

saat bernafas terdapat bunyi.

Do : - Bunyi nafas ronki

      Bunyi nafas px melemah

      Frekwensi nafas px > 16x/menit

Akumulasi sekret

pada bronkus

MK : Bersihan jalan

nafas tidak efektif.

Bersihan jalan nafas

tidak efektif.

Page 19: askep atelektasis

- Ds : keluarga px mengatakan px sesak

saat bernafas.

Do : - Px terlihat lemah.

      Bunyi nafas ronki

      Bunyi nafas px melemah

      Frejwensi nafas px > 16x/menit.

Sesak nafas

MK : Gangguan pertukaran O2

Gangguan pertukaran

O2

E.DIAGNOSA

1.      Bersihan jalan nafas tidak efektif

Dapat dihubungkan dengan Peningkatan  produksi sputum

Tujuan :

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam pasien menunjukan perilaku mencapai

bersihan jalan nafas.

kriteria hasil:

Klien dapat mempertahankan jalan nafas secara efektif

intervensi:

MANDIRI

  auskultasi bunyi nafas.catat adanya bunyi nafas ,misal: mengi ,ronki.

Page 20: askep atelektasis

  R/beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obtruksi jalan nafas dan                                

terdapat nafas adventisius.

  kaji frekwensi kedalaman  pernafasan dan gerakan dada

R/pernafasan dangkal dan gerakan dada tidak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan 

gerakan dinding dada/cairan paru.

  berikan cairan sedikitnya 2500 ml/hari ,kecuali kontra indikasi,tawarkan air hangat.

R/cairan (khususnya air hangat)memobilisasi

  observasi warna kulit,membran mukosa,dan kuku

R/sianosis kuku menunjukan adanya vasokontruksi,sianosis membram mukosa dan kulit sekitar 

mulut menunjukan hipoksemia sistemik

KOLABORASI

      Berikan obat sesuai indikasi

  bronkodilator,mis :egonis :epinefrin (adrenalin ,vaponefrin )

            Xantin ,mis:aminofilin ,oxtrifilin.

             R/merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti lokal

  berikan humidikasi tambahan,mis:nebulizer ultranik,humidifier aerosol  ruangan

        R/kelembaban menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah   pengeluaran  secret.

  berikan pengobatan pernafasan ,mis ;fisioterapi dada

        R/drainase postural dan perkusi bagian penting untuk mengencerkan secret      .dan memperbaiki

ventilasi pada segmen

             

2.      gangguan pertukaran gas

dapat dihubungkan dengan

-         perubahan membran alveolar –kapiler(efek inflamasi)

-         gangguan kapasitas pembawa oksigen

tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam pasien menunjukan perbaikan

ventilasi dan oksigenasi jaringan

kriteria hasil:

pertukaran gas dapat dipertahankan

intervensi:

MANDIRI

Page 21: askep atelektasis

  kaji frekuensi kedalaman pernafasan .

R/untuk mengevaluasi derajat distres pernafasan pernafasan atau proses penyakit .

  tinggikan kepala tempat tidur bantu pasien memilih posisi yang mudah untuk bernafas.dorong

pasien untuk penafasan dalam atau nafas bibir.

R/pengiriman oksigen dapat di perbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas  untuk

menurunkan kolaps jalan nafas.

  Auskultasi bunyi nafas,cacat area penurunan aliran udara /bunyi tambahan ,

(ronki,mengi,redup).

R/bunyi nafas mungkin redup karena penurunan aliran udara,adanya mengi mengindikasikan

spasme bronkus.

  Palpasi fremitus (getaran vibrasi pada saat palpasi)

R/penurunan getaran fibrasi diduga ada pengumpulan cairan.

  Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.

R/selama distres pernafasan berat/akut ,pasien secara total tidak mampu melakukan aktivitas

sehari – hari

  Awasi tanda – tanda vital dan irama jantung.

R/takikardia dan perubahan tekanan darah yang dapat menunjukan adanya hipoksemia sistemik

pada fungsi jantung.

KOLABORASI

  Awasi /gambaran seri GDA dan nadi

R/PaCO2 biasanya meningkat (bronchitis,emfisema)dan PaCO2 secara umum

menurun ,sehingga terjadi hipoksia .

  Berika oksigen tambahan sesuai degan indikasi hasil GDA dan  toleransi pasien .

R/memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia

  Bantu intubasi ,berikan /pertahankan ventilasi mekanik

R/terjadinya kegagalan nafas yang akan datang memerlukan upaya penyelamatan hidup.

Page 22: askep atelektasis

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan

saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.

Penyebab dari atelektasis bisa bersifat obstruktif maupun non-obstruktif.Penyebab obstruktif bisa

berasal dari dalam saluran pernafasan maupun dari luar saluran pernafasan. Sedangkan penyebab

non-obstruktif bisa disebabkan oleh adanya kompresi jaringan paru atau pengembangan alveoli

yang tidak sempurna dan akhirnya mengalami kolaps.

Diagnosa atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisis.

Secara radiograf akan menunjukkan suatu bayangan yang homogen dengan tanda pengempisan

lobus.

Page 23: askep atelektasis

DAFTAR PUSTAKA

1.      http : // www.emedicine.com/ped/topic 158.html

2.      Simon, G. Diagnostik Rontgen untuk Mahasiswa Klinik dan Dokter Umum. Edisi kedua.

Jakarta : Penerbit Erlangga, 1981 : 275

3.      http : // www.medicastore.com/med/detail

4.      SEMA FK-UNAIR, SIE BURSA. KUMPULAN KULIAH RADIOLOGI I. Surabaya :

LAB/UPF Radiologi RSUD dr. Soetomo : 20-21.

5.      Harrison. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume3. Yogyakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 1995 : 1287

6.      Palmer, P.E.S. Petunjuk Membaca Foto Untuk Doker Umum. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 1995 : 45-50