ASKEP BUERGER DISEASE.docx

43
ASUHAN KEP. BUERGER DISEASE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit pembuluh darah artcri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gcrak dan jarang pada alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non supurasi serta terjadi penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena, terutamamengenai pembuluh darah kecil dan sedang Biasanya mengenai pria dewasa muda (terbanyak pada umur 20 40 tahun), jarang di atas umur 50 tahun dan sangat jarang mengenai Wanita hipersensitif terhadap protein tembakau banyak disebut sebagai penyebab, namun demikian faktor-faktor seperti : faktorgenetik, ras, hormon, iklim, trauma dan infeksi merupakan faktor predisposisi Gejala yang klasik adalah tungkai terasa berat dan nyeri bila pcndcrita berjalan (klaudikasio intermiten) maupun pada waktu istirahat (rest pain). Penyakit Buerger pertama kali dilaporkan oleh Felix von Winiwarter pada tahun 1879 di Austria. Tidak sampai 1908, bagaimanapun, bahwa penyakit

description

ASKEP BUERGER DISEASE

Transcript of ASKEP BUERGER DISEASE.docx

ASUHAN KEP. BUERGER DISEASE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit Burger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit

pembuluh darah artcri dan vena yang bersifat segmental pada anggota gcrak dan

jarang pada alat-alat dalam, berupa peradangan, proliferasi dan non supurasi

serta terjadi penyumbatan oleh trombus pada segmen yang terkena,

terutamamengenai pembuluh darah kecil dan sedang Biasanya mengenai pria

dewasa muda (terbanyak pada umur 20 40 tahun), jarang di atas umur 50 tahun

dan sangat jarang mengenai

Wanita hipersensitif terhadap protein tembakau banyak disebut sebagai

penyebab, namun demikian faktor-faktor seperti : faktorgenetik, ras, hormon,

iklim, trauma dan infeksi merupakan faktor predisposisi Gejala yang klasik

adalah tungkai

terasa berat dan nyeri bila pcndcrita berjalan (klaudikasio intermiten) maupun

pada waktu istirahat (rest pain).

Penyakit Buerger pertama kali dilaporkan oleh Felix von Winiwarter

pada tahun 1879 di Austria. Tidak sampai 1908, bagaimanapun, bahwa penyakit

yang pertama diberi penjelasan patologis yang akurat, oleh Leo Buerger di

Rumah Sakit Mount Sinai di New York City. Buerger menyebutnya "spontan

presenile gangren" setelah mempelajari amputasi pada 11 pasien.

Tromboangitis obliterans merupakan penyakit oklusi khro- nis pembuluh

darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan sedang. Terutama mengenai

pembuluh darah periferekstremitas inferior dan superior (3,5,7,8) Akibat iskemi

ujung distal anggota gerak maka terjadi proses patologis seperti atrofi otot-otot

skelet, osteoporosis dan nekrosis tulang, Icmak diabsorpsi diganti dengan

jaringan ikat mengakibatkan jari-jari mengkerut, kulit atrofi dan kering,

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

pertumbuhan kuku lambat dan kuku jadi rusak, saraf mengalami fibrosis

perineural dan perivaskuler. Selanjutnya dapat terjadi ulkus, gangren dan

amputasi ruas jari-jari kaki atau tangan

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Bab II

Tinjauan teori

A. Anatomi Fisiologi

1. Pembuluh Darah Arteri Atau Nadi

Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang

berdinding tebal dan kaku.

- Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya

mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

- Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis

yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian

tubuh menuju ke paru-paru.

2. Pembuluh Darah Vena Atau Balik

Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung

yang bersifat tipis dan elastis.

- Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas

tubuh.

- Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian

bawah tubuh.

3. Pembuluh darah kapiler

pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh

arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana

setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.

B. Definisi

Buergers adalah penyakit oklusi inflammatry yang melibatkan seluruh lapisan

menengah dan kecil dari arteri extremitiles. Terlibat vena superfisial melahirkan

seorang mirip dengan mereka yang berada di arteri yang terkena. Sebagian besar

pasien menderita iskemia tungkai kritis dengan luka trophic distal untuk

pergelangan kaki, yang anklebrachial indeks doppler bisa normal pada tahap

awal. Toe tekanan dapat diukur dan jika kurang dari 30 mm Hg, penyembuhan

ulkus tidak mungkin. Penyakit meskipun dimulai peripherally, mungkin secara

bertahap, apalagi memperpanjang occluding arteri yang lebih besar.

(http://indiandoctors.com/vasupdt/updt3.htm)

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

C. Etiologi

Penyakit Buerger disebabkan oleh vaskulitis, peradangan pembuluh darah,

terutama dari tangan dan kaki. Kapal menjadi terbatas atau total diblokir,

mengurangi aliran darah ke jaringan dan mengakibatkan rasa sakit dan, akhirnya,

kerusakan.

Gangguan ini terjadi pada 6 dari setiap 10.000 orang. Insiden yang tertinggi di

antara laki-laki usia 20-40 yang memiliki riwayat merokok atau mengunyah

tembakau. Ini mungkin terkait dengan riwayat penyakit Raynaud dan mungkin

terjadi pada orang dengan penyakit autoimun.

Merokok sangat erat kaitannya dengan penyakit Buerger dan sejarah merokok

adalah salah satu kriteria untuk mendiagnosa penyakit. Secara umum jika pasien

merokok benar-benar meninggalkan perjalanan penyakit akan selalu jinak, tapi

kalau merokok terus pengobatan apa pun akhirnya akan sia-sia. Meskipun

"merokok pasif" memiliki efek buruk pada sistem kardiovaskular, non perokok

seharusnya tidak mengembangkan penyakit. Perokok aktif dapat indentified

dengan mengukur tingkat continine, metabolit utama dari nikotin di dalam urin.

Karena semua perokok tidak mengembangkan penyakit yang dianggap

immunopathogenesis mungkin. Telah diusulkan di Jepang bahwa kehadiran

sebuah gen terkait dengan beberapa antigen HLA dapat mengendalikan

kerentanan terhadap penyakit.

Kondisi sosial ekonomi, lingkungan kerja juga berperan dalam etiologi sebagai

penyakit dipandang lebih di luar pintu dan pekerja manual. Hypercoagulable

negara telah diamati dalam hubungannya dengan penyakit. Hepatitis B Virus dan

rickettssiosis dapat berkontribusi pada patogenesis, tetapi peran ini tidak pasti.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

D. Tanda dan gejala

a) Tangan atau kaki mungkin pucat, merah, atau kebiru-biruan

b) Tangan atau kaki mungkin terasa dingin

c) Sakit di tangan dan kaki

d) Akut, parah

e) Terbakar atau kesemutan

f) Sering terjadi pada saat istirahat

g) Sakit di kaki, pergelangan kaki, atau kaki ketika berjalan (klaudikasio

intermiten)

h) Sering terletak di lengkungan kaki

i) Perubahan kulit atau bisul pada tangan atau kaki

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

E. Patofisiologi

Peradangan arteri perifer

Oklusi arteri

Lesi thrombosis atau tromboflebitis

Obstruksi vaskuler (terhentinya aliran darah secara local)

Ischemic jaringan local

Lemerahan /sianosis bila ekstermitas digantung

Perubahan mengenai 1 ekstermitas/beberapa jari

Ulkus

Gangren

Amputasi

Kerusakan integritas kulit

CEMAS

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

F. Pemeriksaan Penunjang

Tangan atau kaki dapat menunjukkan membesar, merah, lembut pembuluh

darah. nadi di tangan atau kaki yang terkena mungkin rendah atau tidak ada.

Tes berikut mungkin menunjukkan penyumbatan pembuluh darah di tangan atau

kaki yang terkena dampak:

Sebuah angiography / arteriography dari ujung

Sebuah Doppler USG dari ujung

Tes darah penyebab lain vaskulitis dan peradangan dapat dilakukan. Jarang,

dalam kasus di mana diagnosis tidak jelas, sebuah biopsi dari pembuluh darah

dilakukan.

G. Komplikasi

a) Amputasi

b) Gangrene (kematian jaringan)

c) Kehilangan sirkulasi luar ekstremitas yang terkena ketika ke kontak profesional

medis

H. Pencegahan

Sangat mendesak pasien untuk berhenti merokok untuk meningkatkan efektivitas

pengobatan. Gejala dapat hilang jika dia berhenti nya penggunaan tembakau.

Jika perlu, merujuk ke sebuah kelompok swadaya untuk berhenti merokok.

Peringatkan pasien untuk menghindari menimbulkan faktor-faktor, seperti stres

emosional, pemaparan ke suhu yang ekstrem, dan trauma. Ajarkan pasien

perawatan kaki yang tepat, terutama pentingnya memakai sepatu yang baik dan

kaus kaki katun atau wol. Tunjukkan kepadanya cara untuk memeriksa kakinya

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

setiap hari untuk luka, lecet, dan tanda-tanda kerusakan kulit, seperti kemerahan

dan nyeri. Mengingatkan dia untuk mencari bantuan medis segera setelah setiap

trauma. Jika pasien ulkus dan gangren, menegakkan istirahat dan menggunakan

kaki ranjang atau tempat tidur empuk cradle untuk mencegah tekanan dari seprai.

Lindungi kaki dengan lembut padding. Cuci mereka dengan lembut dengan

sabun dan air hangat, bilas secara menyeluruh, dan tepuk keringkan dengan

handuk lembut.

Memberikan dukungan emosional. Jika perlu, merujuk pasien untuk konseling

psikologis untuk membantunya mengatasi pembatasan yang dipaksakan oleh

penyakit kronis ini. Jika ia telah mengalami amputasi, menilai kebutuhan

rehabilitasi, terutama mengenai perubahan dalam citra tubuh. Merujuknya ke ahli

terapi fisik, okupasi terapis, dan lembaga-lembaga pelayanan sosial, seperti yang

diperlukan. Orang-orang dengan riwayat penyakit Raynaud atau thromboangiitis

obliterans harus menghindari semua penggunaan tembakau.

I. Penyembuhan luka

Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai

kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkisanambungan. Penggabungan

respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai

substansi mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada

proses penyembuhan luka. Besarnya perbedaan mengenai penelitian dasar

mekanisme penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil

dengan pemahaman dan penelitian yang berhubungan dengan proses

penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil

memberikan kesembuhan.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik

terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.

Berdasarkan kedalaman dan luasnya, luka dapat dibagi menjadi:

1. Luka superfisial; terbatas pada lapisan dermis.

2. Luka “partial thickness”; hilangnya jaringan kulit pada lapisan epidermis dan

lapisan bagian atas dermis.

3. Luka “full thickness”; jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis,

dermis, dan fasia, tidak mengenai otot.

4. Luka mengenai otot, tendon dan tulang.

Terminologi luka yang dihubungkan dengan waktu penyembuhan dapat dibagi

menjadi:

1. Luka akut; luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep

penyembuhan yang telah disepakati.

2. Luka kornis; luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan,

dapat karena faktor eksogen atau endogen.

Setiap kejadian luka, mekanisme tubuh akan mengupayakan mengembalikan

komponen-komponen jaringan yang rusak tersebut dengan membentuk struktur

baru dan fungsional sama dengan keadaan sebelumnya. Proses penyembuhan

tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat

dipengaruhi oleh faktor endogen (seperti: umur, nutrisi, imunologi, pemakaian

obat-obatan, kondisi metabolik).

Pada dasarnya proses penyembuhan ditandai dengan terjadinya proses

pemecahan atau katabolik dan proses pembentukan atau anabolik. Dari

penelitian diketahui bahwa proses anabolik telah dimulai sesaat setelah terjadi

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

perlukaan dan akan terus berlanjut pada keadaan dimana dominasi proses

katabolisme selesai.

Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis,

saling terkait dan berkesinambungan serta tergantung pada tipe/jenis dan derajat

luka. Sehubungan dengan adanya perubahan morfologik, tahapan penyembuhan

luka terdiri dari:

1. Fase inflamasi. Eksudasi; menghentikan perdahan dan mempersiapkan tempat

luka menjadi bersih dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses

penyembuhan.

2. Fase proliferasi/granulasi; pembentukan jaringan granulasi untuk menutup

defek atau cedera pada jaringan yang luka.

3. Fase maturasi/deferensiasi; memoles jaringan penyembuhan yang telah

terbentuk menjadi lebih matang dan fungsional.

Tahap-Tahap Penyembuhan Luka

1. Fase Inflamasi

Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat

perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah

menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel

mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada

awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet

yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot)

dan juga mengeluarkan substansi “vasokonstriksi” yang mengakibatkan

pembuluh darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel

yang yang akan menutup pembuluh darah.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi

vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local

reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokins.

Histamin kecuali menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya

permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah

dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan

lokal lingkungan tersebut asidosis.

Eksudasi ini jugamengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra

vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di

daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang

berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan

luka.

Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:

a. Sintesa kolagen

b. Pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas

c. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi

d. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis

Dengan berhasilnya dicapai luka yang bersih, tidak terdapat infeksi atau kuman

serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai

pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanya: eritema,

hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau

hari ke-4.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

2. Fase Proliferasi

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan

menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat

besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan

menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses

rekonstruksi jaringan.

Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas

sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah

terjaid luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam

daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan

beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan

profeoglycans) yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru.

Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membnetuk cikal bakal jaringan baru

(connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast,

memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas

sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka.

Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di dalam jaringan baru

tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan proses proliferasi

fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroblasia. Respons yang

dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah:

a. Proliferasi

b. Migrasi

c. Deposit jaringan matriks

d. Kontraksi luka

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Angiogenesis suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka,

mempunyai arti penting pada tahap proleferaswi proses penyembuhan luka.

Kegagalan vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat

(preparat steroid) mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya

ulkus yang kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka

merupakan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di

daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan

turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan

proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet

dan makrofag (grwth factors).

Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan

“keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel

epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk

barrier yang menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas,

pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan

mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu

jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya

menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada

jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas

dibandingkan dengan defek luka minimal.

Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah

terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth

factor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.

3. Fase Maturasi

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang

lebih 12 bulan. . Tujuan dari fase maturasi adalah menyempurnakan

terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan garunalasi, warna

kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan

serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.

Kekuatan dari ajringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10

setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan

dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan terjadi

pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda ( gelatinous collagen)

yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih

matang, yaitu lebih kuat dan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara

kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan

akan terjadi penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi

yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu

terbuka.

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan

ajringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas yang

normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun

outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masingmasing

individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan

mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai dengan

penyakit sistemik (diabetes melitus).

Konsep Baru

Studi tentang lingkungan yang optimal dan berperan dalam proses penyembuhan

luka telah dimulai 30 tahun yang lalu oleh Winter. Penelitian dasar klinik

mengenai perawatan luka berbasis suasana lembab (moist) telah memberikan

pandangan yang berbeda diantara para pakar. Saat ini perawatan luka tertutup

untuk dapat tercapai keadaan yang lembab telah dapat diterima secara universal

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

sebagai standar baku untuk berbagai tipe luka. Alasan yang rasional teori

perawatan luka dalam suasana lembab adalah:

1. Fibrinolisis

Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dengan cepat dihilangkan

(fibrinolitik) oleh netrofil dans el endotel dalam suasana lembab.

2. Angiogenesis

Keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan lebih merangsang lebih cepat

angiogenesis dan mutu pembuluh kapiler. Angiogenesis akan bertambah dengan

terbentuknya heparin dan tumor necrosis factor-alpha ( TNF-alpha).

3. Kejadian infeksi

Lebih rendah dibandingkan dnegan perawatan kering (2,6% vs 7,1 %)

4. Pembentukan growth factor

Yang berperan pada proses penyembuhan dipercepat pada suasana lembab.

Epidemi grwoth factor/EGF, fibroblast growth factor/FGF dan Interleukin

1/Inter-1 adalah substansi yang dikeluarkan oleh makrofag yang berperan pada

angiogenesis dan pembentukan stratum korneum. Platelet-derived growth

factor/PDGF dan transforming growth factor-beta/TGF-beta yang dibentuk oleh

platelet berfungsi pada proliferasi fibroblas.

5. Percepatan pembentukan sel aktif

Invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka

berfungsi lebih dini.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Kesimpulan

1. Tenaga kesehatan diharapkan memahami konsep penyembuhan luka serta

aplikasi perawatan luka yang dihubungkan dengan jenis luka serta bahan yang

diperlukan.

2. Perawatan luka dengan suasana lembab (occlusive dressing) perlu

dikembangkan implementasinya di klinik dalam meningkatkan angka

kesembuhan secara kuantitatif maupun kualitatif.

J. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Sirkulasi

Tanda: riwayat hipertensi (efek vasospasme), perubahan warna pada bagian yang

sakit pada pemajanan dingin (timbul pada dewasa awal)

Gejala: warna kulit jari/bagian yang sakit( tergantung pada fase observasi)

tampak putih pucat kemudian sianotik, kemudian hiperemik (merah), tanda

lambat/progersif : kulit putih atau tidak berwarna, mengkilat halus, tegang, nadi

radial dan ulnar dapat normal dini atau tak ada, kuku tabuh/deformitas dapat

terjadi (lanjut), ulserasi pada daerah ganggren

Integritas ego

Gejala: strees dan reaksi emosi kuat (pencetus)

Neurosensori

Gejala: parestesia, kebas pada jari, sakit kepala berulang (vasospasme/efek

hormonal), tanda : hilangnya koosdinasi motorik

Nyeri / kenyamanan

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Gejala: nyeri berddenyut selama fase kemerahan perubahan warna (vasodilatasi),

sensitf terhadap tekanan bagian yang sakit, tanda : hati-hati, gellisah, fookus

pada jari

Pernapasan

Gejala: penggunaaan tembakau

Keamanaan

Gejala: tindakan yang melibatkan pengguanaan alat vibrasi atau memerlukan

gerakann / tekanan berulang contoh : mekanik, petani, pengetik, dll, Tanda : lesi

pada area ujung jari ukuran peniti sampai seluruh jari (sangat luas)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul yaitu :

1. Nyeri akut/kronis b.d vasospasme / gangguan perfusi jaringan yang skait,

iskemik/ kerusakan jaringan

2. Perfusi jaringan, perubahan : perifer b.d penghentian aliran darah arteri,

3. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar mengenai kondisi, kebutuhan

pengobatan b.d kurang pengetahuan / tidak mengenal sumber informasi,

salah persepsi / salah mengerti

3. Intervensi keperawatan

Diagnosa I

1. Catat karakteristik nyeri dan parestesia

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

2. Diskusikan dengan pasien begaimana dan mengapa nyeri ditimbulkan

3. Bantu pasien mengidenntifikasikan factor pencetus atau situasi contoh

merokok, terpajan pada dingin dan penangananya

4. Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan

5. Rendam area yang sakit pada air hangat

6. Berikan ruangan hangat, bebas aliaran udara contoh ventilasi, pendingin

ruangan, pertahankan pintu tertutup sesuai indikasi

7. Pantau efek obat dan tindakan

8. Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi, siapkan intervensi bedah bila

diperlukan

Diagnosa II

1. Observasi warna kulit bagian yang sakit

2. Catat penururnan nadi

3. Evaluasi sensasi bagian yang sakit, contoh tajam/ dangkal, panas/dingin

4. Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, lesi, area ganggren

5. Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat

6. Kolaborasi : berikan obat sesuai indikasi ( vasodilator), ambil contoh drainase

lesi untuk kultur atau sensitivitas

Diagnosa ke III

1. Dorong menghindari pemajanan pada dingin

2. Pertahankan ligkungan pada suhu diatas 20,9 C hilangkan aliran dingin

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

3. Diskusikan kemungkinan berpindah ke iklim yang lebih hangat, berganti

pekerjaan sesuai indikasi

4. Tekankan pentingnya menghentikan rokok, berikan informasi pada klinik

local / kelompok pendukung

5. Banntu pasien untuk membuat metode menghindari atau mengubah stress

diskusikan teknik relaksasi

6. Tekankan pentingnya melihat tiap hari da melakukan perawatan kulit yang

benar

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

ASUHAN KEPERAWTAN KLIEN TN Y

FORMAT PENGKAJIAN

Identitas klien:

Nama : Tn. Y

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 44 tahun

Suku bangsa : Jawa

Tanggal masuk : 25 oktober 2009

Ruangan : LT V Bedah RSPAD Gatot Soebroto DITKESAD

Aktivitas /istirahat

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Pekerjaan TNI (hobi : bulu tangkis, status mental :

sadar/aktif, tidur siang jarang, klien tidak pernah

insomnia , klien selalu segar ketika bangun karena

rutin olahraga sebelum sakit

pernapasan klien regular, pengkajian neuromuscular

: massa otot normal (5555), postur tubuh tidak tegap,

klien menggunakan tongkat, klien tidak tremor,

rentang gerak terbatas, klien tidak mengalami

deformitas

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Sirkulasi

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klientidak menderita hipertensi, klien tidak

kesemutan, klien tidak batuk, jumlah urine 400 cc/6

jam.

TD : 120/80 mmHg, N : 78x/menit, bunyi jantung :

reguler , bunyi nafas : vesicular

RR : 22x/mnt

Intergitas Ego

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Factor stress yang menjadi beban klien yaitu tidak

dapat melakukan aktivitas seperti biasa lagi, cara

menangani stress dengan diskusi bersama isteri, klien

tidak mengalami masalah finansial dalam

keluarganya, agama yang dianut klien islam, ,

walaupun sakit klien tetap tegar dan berusaha

menyerahkan semua masalah kepada Tuhan status

emosional: klien tenang dalam menyampaikan

keluhan nya.

Klien dapat menceritakan masalahnya dengan orang

terdekat secara baik

Eliminasi

Gejala (subyektif) Pola BAB : dirumah 1x/hari, klien tidak

menggunakan laksatif, karakter feses : lembek, BAB

terakhir : tadi pagi, klien jaran mengalami konstipasi,

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Tanda (obyektif)

tidak ada riwayat hemoroid,

Pola BAK : klien mengatakan selalu lancar

mengeluarkan urine, tidak ada masalah dengan

perkemihan.

Bising usus dalam keadaan normal, 12x/mnt tidak

ada hemoroid, tidak terjadi pembesaran pada vesica

urinaria klien.

Makanan /cairan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Diet makan dirumah 3x/hari, klien tidak pernah

mengalami masalah dalam makan, tidak ada nyeri ulu

hati, klien juga tidak ada alergi terhadap makanan,

tidak ada keluhan dalam mengunyah, gigi dalam

keadaan baik, berat badan sebelum sakit 52 kg, berat

badan setelah sakit 50kg, klien tidak menggunakan

diuretic. Di rumah sakit klien mengatakan nafsu

makan.

Turgor kulit teraba lembab, kering pada daerah

ekstermitas bawah, tidak terjadi pembesaran tiroid,

edema : tidak ada.

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Hygiene

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Aktivitas sehari-hari dibantu keluarga

Penampilan baik, kondisi kulit kepala klien tidak

berkutu, bersih

Neurosensori

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien mengatakan tidak pusing, klien tidak pernah

menderita stroke, mata klien simetris, lapang

pandang baik, telinga pendengaran baik, kondisi

telinga bersih.

Status mental : kesadaran compos mentis, klien

dalam kondisi baik, tidak menggunakan kaca mata,

Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien mengatakan nyeri pada bagian operasi

Klien tampak tidak nyeri

Pernafasan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Kien mengatakan sebelum sakit merokok dari tahun

1986 frekuensi 1 bungkus /hari Pernapasan reguler,

klien tidak menggunakan cuping hidung, RR :

22x/menit, bunyi napas ronchi ,

dada simetris

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Keamanan

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien tidak pernah alergi, klien mengatakan tidak

mengalami kesulitan saat berhubungan seksual

dengan isteri, klien pernah dilakukan tranfusi

Suhu klien 37 C, integritas kulit klien baik,teraba

lembab, klien tidak mengalami kelainan kulit

Seksualitas

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

gangguan saat berhubungan seksual

__

Interaksi sosial

Gejala (subyektif)

Tanda (obyektif)

Klien sudah menikah, mempunyai 3 orang anak,

klien mengatakan jarang bertengkar dengan isterinya

karena sabar,

Klien dapat berkomunikasi dengan baik

Penyuluhan

Gejala (subyektif) Klien sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia,

klien juga dapat membaca dengan jelas,

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

RESUME KLIEN

Klien masuk ke RSPAD dengan keluhan nyeri pada jari kaki kanan, luka pada kaki

kanan tidak sembuh dan semakin membesar, timbul bruntus-bruntus kecil pada

daerah labia berisi cairan, nyeri, demam. Klien riwayat terdahulu perokok berat

selama 23 tahun sudah 6 x megalami penyakit ini.

Data subyektif :

1. Klien mengatakan nyeri pada daerah post operasi dan jari kaki kanan

2. Klien mengatakan nyeri pada saat berjalan

3. Klien mengatakan ada luka kering pada jari kaki kanan

4. Klien mengatakan sudah 6 kali mengalami hal yang sama seperti sekarang

5. Klien mengatakan bingung dengan lukanya

Data obyektif :

1. Kesadaran compos mentis

2. Kedaan umun baik

3. Terdapat luka post op pada kaki sebelah kanan

4. Kedua jari pada kaki kanan tampak hitam

5. Klien berjalan menggunakan tongkat

6. Klien tampak meringis kesakitan

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

Hasil laboratorium :

HB : 14,0

HT : 42

Eritrosit : 4,9

Leukosit : 7000

Trombosit : 366.000

MCV : 85

MCH : 29

MCHC : 34

Hasil X-ray, Tanggal 2 November 2009

Telah dilakukan pemeriksaan DSA ekstermitas inferior kanan dan hasil sbb : arteri

iliaka eksterna, arteri femoralis komunis, arteri femoralis profunda baik, arteri

superfisialis femoralis bagian distal tampak oklusi dan tampak kolateral – kolateral

yang mengisi arteri tibialis aterior dan arteri proneus , pada bagian distal tampak

arteri proneus mengisi arteri tibialis posterior, arteri plantaris baik, arteri tibialis

anterior baik, tampak oklusi di sistal, arteri dorsalis pedis, arteri arkuata dan arteri

digitalis kecil mendapat suplai dari arteri plantaris cabang dari arteri tibialis dorsal

Terapi obat:

Ciproploxacin 2x500mg , Rantin 2x1 tab

PCT 3x1 tab, Pronalges k/p

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

ANALISA DATA

No Data Masalah etiologi

1.

2.

Ds :

- Klien mengatakan

nyeri pada daerah

post operasi

- Klien mengatakan

nyeri berat jika

berjalan

Do :

- Kesdaran klien

compos mentis

- Terdapat luka post

op pada

ekstermitas bawah

( kanan )

- Klien tampak

meringis kesakitan

Ds :

- Klien mengatakan

luka terdapat pada

jari kaki kanan

Do :

- Terdapat luka

Gangguan

rasa nyaman

nyeri

Kerusakan

integritas

kulit

Penurunan suplai darah jaringan

sekunder dan adanya oklusi

penbuluh darah perifer

Ulkus, akibat terhentinya aliran

darah ekstermitas

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

3.

kering pada jari

tangan dan jari

kaki

- Jari tampak

berwarna hitam

- Turgor kulit kering

pada jari kaki dan

jari tangan

Ds :

- Klien mengatakan

sudah 6 kali

mengalami luka

seperti ini

Do :

- Klien terlihat

bingung tentang

kondisi

penyakitnya

Kurang

pengetahuan

kebutuhan

belajar

mengenai

kondisi,

kebutuhan

pengobatan

kurang pengetahuan / tidak

mengenal sumber informasi,

salah persepsi / salah mengerti

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan Tanggal

ditemukan

masalah

Tanggal

teratasi

masalah

Paraf dan

nama

jelas

1.

2.

3.

Gangguan rasa nyaman nyeri

b.d Penurunan suplai darah

jaringan sekunder dan

adanya oklusi pembuluh

darah perifer, post operasi

Kerusakan integritas kulit b.d

Ulkus, akibat terhentinya

aliran darah ekstermitas

Kurang pengetahuan

kebutuhan belajar mengenai

kondisi, kebutuhan

pengobatan b.d kurang

pengetahuan /tidak mengenal

sumber informasi, salah

persepsi / salah mengerti

16 november 2009

16 november 2009

16 november 2009

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

CATATAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI

Tanggal/wa

ktu

No DX Tindakan keperawatan & hasil Nama jelas

16

november

2009

17

november

2009

1, 2, 3

1,2,3,

2

1

1

Melakukan BHSP dengan klien

H : klien kooperatif

Melakukan pengkajian pada klien

H : klien mengalami burger disease

Karena merokok aktif selama 23

tahun, dan sudah 6 kali mengalami

penyakit yang sama

Melakukan TTV pada klien

H :TD : 120/80mmHG, S :37ºC, N :

80x/mnt, RR : 20x/mnt

Observasi tingkat nyeri klien

H : klien mengtakan nyeri sedang

Anjurkan klien teknik relaksasi napas

dalam

H : klien kooperatif, mengatakan agak

nyaman

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

18

november

2009

2

2

3

1,2,3

1,2,3

3

3

Menganjurkan klien untuk

memberikan lotion pada ekstermitas

bawah yang kering

H : klien mengatakan akan mencoba

melakukanya

Mengganti balutan klien dengan

menggunakan Nacl 0,9 %

H : luka tampak kering, klien

mengatakan nyaman

Memberikan penjelasan tentang

bahaya rokok

H : klien mengatakan tidak akan

merokok lagi

Mengobservasi TTV klien

H : TTV dalam batas normal

Mengobservasi keadaan umum klien

H : dalam keadaan baik

Mengkaji skala nyeri klien

H : klien mnegatakan nyeri berkurang

Memberikan motivasi klien untuk

sabar dan tetap menjalankan proses

pengobatan

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

3

1

1

H : klien mengatakan senang

Memberikan penkes tentang bahaya

Rokok

H : klien mendengarkan

Memberikan penjelasan tentang

perawatan luka dirumah

H : klien kooperatif mendengarkan

perawat

Melakukan perawatan luka sebelum

klien pulang

H : luka kering, klien mengatakan

tidak nyeri lagi

Rosdiana

Rosdiana

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

CATATAN PERKEMBANGAN

No

DX

Hari/tanggal/jam Evaluasi (SOAP) mengacu

pada tujuan dan criteria hasil

Paraf dan nama

jelas

1. Senin, 16 nov 2009

Jam 19.00

S : klien mnegatakan nyeri

pada daerah luka post op

O : terdapat luka post op,

klien tampak meringis

A : masalah belum teratasi,

tujuan belum tercapai

P : tindakan keperawatan

dilanjutkan

1. Catat karakteristik nyeri

dan parestesia

2. Diskusikan dengan

pasien begaimana dan

mengapa nyeri ditimbulkan

3. Bantu pasien

4. mengidenntifikasikan

factor pencetus atau

situasi contoh merokok,

terpajan pada dingin dan

penangananya

5. Dorong penggunaan

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

3 Selasa, 17 nov

2009

Jam 19.30

teknik menajemen

strees, aktivitas hiburan

6. Rendam area yang sakit

pada air hangat

7. Berikan ruangan hangat,

bebas aliaran udara

contoh ventilasi,

pendingin ruangan,

pertahankan pintu

tertutup sesuai indikasi

8. Pantau efek obat dan

tindakan

S : klien mengatakan bingung

tentang penyakitnya

O : klien tampak bingung

A : masalah belum teratasi,

tujuan belum tercapai

P : tindakan keperawtan

dilanjutkan

1. Diskusikan kemungkinan

berpindah ke iklim yang

lebih hangat, berganti

pekerjaan sesuai

indikasi

2. Tekankan pentingnya

menghentikan rokok,

berikan informasi pada

klinik local / kelompok

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

1 Rabu, 18 nov 2009

Jam 17.30

pendukung

3. Bantu pasien untuk

membuat metode

menghindari atau

mengubah stress

diskusikan teknik

relaksasi

4. Tekankan pentingnya

melihat tiap hari da

melakukan perawatan

kulit yang benar

S : klien mengatakan nyeri

berkurang

O : klien tampak rilex

A : masalah teratasi, tujuan

tercapai

P : tindakan keperawatan

dilanjutkan dirumah dengan

memberikan penkes bahaya

Rokok

Rosdiana

©2010 MATERI AJAR INI HANYA UNTUK KEGIATAN PENDIDIKAN DAN KESEHATAN –

Rosdiana.Ns http://askep-rose.blogspot.com

3 Jam 17.40 S : klien mengatakan mengerti

tentang Rokok

O : klien kooperatif

A : masalah teratasi

P : tindakan keperawtan

dilanjtukan