Askep-Diare
-
Upload
dedy-hartantyo -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Askep-Diare
ASUHAN KEPERAWATAN
RS Marga Husada; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak
10RS Marga Husada; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak
9RS Marga Husada ; Standar Asuhan Keperawatan Penyakit Anak
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN DIARE
I. TINJAUAN TEORI
Pengertian
1. Diare akut adalah BAB dengan frekuensi yang meningkat lebih dari 3 kali / hari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu.
2. Diare cair akut: diare akut tanpa darah.
3. Diare akut bentuk disentri: diare akut dengan darah.
Patofisiologi
Patofisiologi diare berbeda-beda bergantung kepada penyebab. Pada umumnya dapat digolongkan menjadi:
1. Produksi enterotoksin: ETEC, V. Cholerae.
2. Kerusakan sel dan radang atau atropi sel epitel: Rotavirus, norwalk agent, infasi dan merusak epitel: ETEC, shigella, Salmonela.
3. Hiperosmolaritas ( diare osmotik )
Etiologi
Penyebab diare akut:
1. Virus: rotavirus ( penyebab terbanyak ), norwalk agent.
2. Bakteri: E. coli, Salmonela, Shigella, Vibrio ( cholerae, eltor, para hemoliticus, campylobacter jejuni / coli ), clostridium perfingens, staphylococcus. Bacteroides )
3. Penyebab lain: parasit ( entamuba histolitika, crytosporodium )
Tanda dan gejala
Penilaian dehidrasi penderita diare.
Yang dinilaiABC
1. Riwayat :
Diare
Muntah
Rasa haus
Air kemih< 4 X / hari, cair
Sedikit / tidak
Normal
Normal4 10 X / hari cair
Beberapa kali
> dari normal / haus sekali
sedikit> 10 kali / hari, cairSangat cair
Tidak dapat minum
Tidak ada dalam 6 jam
2. Periksa
Keadaan umum
Air mata
Mata
Mulut lidah
Nafas Sehat, aktif
Ada
Normal
Basah
NormalTampak sakit, mengan-tuk, lesu, rewel / gelisah.
Tidak ada
Cekung *
Kering **
Agak cepatSangat mengantuk, tidak sadar, lemah.
Tidak ada.
Kering dan sangat cekung.
Sangat kering.
Cepat dan dalam.
3. Raba
Kulit ( dicubit )
Denyut nadi
Ubun-ubunKembali normal
Normal
NormalKembali lambat ***
Agak cepat
CekungKembali sangat lambat
Sangat cepat, lemah, tidak teraba
Sangat cekung
4. Kehilangan berat Badan< 40 g / kg BB40 100 g / kg BB> 100 g / kg BB
*
**
***
A
B
CPada beberapa anak mata normalnya agak cekung: perlu dikonfirmasikan dengan orang tua / ibu
Kekeringan mulut dan lidah dapat diraba dengan jari bersih dan kering, mulut selalu kering pada anak yang biasa bernafas dengan mulut, mulut anak dehidrasi dapat basah karena habis minum
Cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus, cubitan kulit kurang berguna pada anak dengan marasmus, kwasiorkor atau anak gemuk (sangat lambat jika kembali lebih dari 2 detik)
Tidak dehidrasi
Dehidrasi ringan: = 2 tanda atau lebih
Dehidrasi berat: = 2 tanda atau lebih
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja selalu penting, adanya parasit atau jamur hanya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan mikroskopik. Pemeriksaan kultur tinja harusnya tertuju terhadap bakteri tertentu.
2. Pemeriksaan penunjang yang lain yang dapat dilakukan adalah: endoskopi dan rontgen.
Komplikasi
KomplikasiGambaran klinikDiagnosis bandingTata laksana
AsidosisPernafasan dalamPneumonia
Edema pulmonumRehidrasi
Jarang: NaHCO2 pekat
Hipoksia Illeus paralitik
Kelemahan otot
Kadang-kadang gangguan ginjal
Aritmia jantungEfek samping obat, dehidrasi
Masalah bedah GI
ObstruksiRehidrasi dengan cairan mengandung K, buah-buahan, K secara IV pelan pelan
Gagal ginjal akutLihat gagal ginjal akutLihat gagal ginjal akutRehidrasi yang cukup dengan cairan yang mengandung glukosa
KejangSerangan kejang, koma / stuporHipoglikemia
Hipernatremia
Meningitis/ensepalitis, KDSPeriksa elektrolit, gula darah
Atasi panas
Nilai kembali sebelum memakai obat
PanasSuhu > 39 CInfeksi, ekstra intestnal (paru, telinga, saluran kemih) Diare infasifAnamnesis / pemeriksa-an fisik, lab: darah, tinja, urine.
Turunkan suhu
MuntahMuntah terus menerus menghalangi UROGastritis
Obstruksi GI
Minum oralit terlalu cepatRehidrasi dan observasi
Jangan beri anti emetik
Penderita istirahat de-ngan duduk
Mal absorbsiDiare bertambah dengan pemberian oralit dan susu buatanSebagai bagian dari penyakit primer
Menertai infeksiTeruskan pemberian cairan dan makanan, perhatikan adanya tanda memberatkan dehidrasi
Jangan hentikan pem-berian oralit / pada permukaan.
HiponatremiaMengantuk
Na < 130
MalnutrisiHipokalemia
Syok dehidrasiOralit
Hipernatremia
Riwayat : muntah dan sedikit / tanpa masukan cairan, minuman yang hiperosmolar, kejang
Na > 130Epilepsi
Meningitis
HipoglikemiaOralit untuk dehidrasi dan perawatan cairan dektrose 5 % IV
Illeus paralitikRiwayat pemberian obat anti motilitas
Meteorismus
Peristaltik usus kurang / tidak ada
MuntahESO
Hipokalemia
Obstruksi usus
Rehidrasi IV
Aspirasi lambung dengan pipa lambung
Pemberian kalium
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana pemberian cairan
Penggunaan patokan berat badan dalam pemberian oralit.
Jumlah oralit yang diberikan pada 4 jam pertama:
Umur anak< 4 bulan4 11 bulan12 23 bulan2 4 tahun5 14 tahun> 15 tahun
BB ( kg )< 55 7,98 10,911 15,916 29,9> 30
Cairan (ml)200 400 400 600 600 800 800 1200 1200 2200 2200 4000
Untuk jumlah oralit yang diperlukan secara tepat berikan 75 ml / kg BB.
Anak boleh minum lebih banyak dari hitungan diatas dengan sendok, jangan dengan botol; kalau mata edema, sementara hentikan oralit dan beri larutan lain bila diare berlanjut.
Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian berikan oralit lagi pelan-pelan .
Latih ibu / orang tua membuat dan memberikan sendiri oralit / larutan rumah tangga kepada anaknya:
ASI terus diberikan.
Makanan dapat diberikan, sedikit demi sedikit, kalau sebelumnya mendapat PASI.
Berikan sedikit-sedikit tetapi sering.
Pemberian cairan dengan pipa nasogastrik, dilakukan pada anak yang tidak dapat minum, tetapi tidak dalam renjatan.
2. Tatalaksana pemberian makanan
Makanan sangat penting untuk penderita diare. Makanan diberikan sesegera mungkin termasuk susu. Susu buatan khusus ( rendah laktosa atau lainnya ) hanya diberikan atas indikasi yang jelas. Makanan untuk penderita diare:
ASI tidak dihentikan, usahakan seoptimal mungkin.
Kuantitas dan kualitas mencukupi.
Mudah diabsorpsi.
Tidak merangsang.
Diberikan dalam porsi kecil-kecil, dengan frekuensi lebih sering. Pada penyembuhan tambahkan porsi.
3. Tatalaksana pemberian antibiotik
Antibiotik hanya diberikan atas indikasi yang jelas sesuai terapi dokter.
II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dalam upaya mengumpulkan data, kita perlu mengkaji pasien seca komprehensif dan teliti, dalam kesempatan ini kita akan bahas pengkajian yang fokus saja. Ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu:
1. Umur
Umur penderita perlu diketahui untuk semua keadaan. Pada kasus diare pada anak-anak, umur adalah hal yang sangat penting untuk diketahui agar dapat menentukan jumlah cairan yang hilang atau yang akan diberikan.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin tidak langsung berhubungan dengan diare, tapi juga merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui.
3. Frekuensi diare
Frekuensi diare harus ditanyakan setiap hari, dari awal penyakit sampai pasien pergi ke tenaga kesehatan. Frekuensi diare akibat bakteri biasanya dari hari kehari semakin meningkat, berbeda dengan diare akibat minum laksan atau akibat salah makan.
4. Lamanya diare
Diare akut biasanya berlangsung cepat, sedangkan diare kronik yang biasanya terjadi pada kolitis ulserosa atau pada intoleransi laktosa berlangsung lama.
5. Perjalanan penyakit
6. Informasi tentang tinja
Informasi ini adalah yang terpenting, dengan mengetahui tepat seluk beluk tinja yang dikeluarkan dapat mengarahkan pemikiran untuk membantu dokter dalam menegakkan diagnosa medik dan pengobatannya. Tinja yang normal biasanya berwarna coklat kehijauan, kekuning-kuningan dengan konsistensi lunak, bau tinja spesifik, akibat sterkobilin, indol dan skatol serta gas lainnya. Analisis tinja yang perlu dilakukan meliputi: volume, warna, bau, adanya sisa makanan, konsistensi, adanya lendir atau darah, dsb.
7. Nyeri abdomen
Nyeri abdomen disertai diare terjadi pada infeksi bakteri usus, sedangkan nyeri infeksi sesudah defekasi atau defekasi yang tidak pernah puas terjadi pada infeksi maupun sindroma usus iritabel. Pada anak-anak yang sudah dapat bicara, biasanya nyeri ini dikeluhkan olehnya.
8. Hubungan dengan makanan yang terakhir dimakan.
Diare sesudah pasien minum susu berarti intoleransi terhadap laktase. Konsumsi berbagai makanan dalam jumlah besar juga dapat menimbulkan diare. Hal serupa juga terjadi pada keadaan alergi terhadap makanan.
9. Hubungan dengan kejiwaan
Keadaan kejiwaan juga perlu dikaji karena ada hubungan yang nyata antara status kejiwaan pada pasien dengan angka kejadian diare. Diare pada kejiwaan disebut diare psikogen.
10. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat ini juga perlu ditanyakan pada pasien diare terutama pada diare kronik atau berulang. Penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh pasien juga perlu ditanyakan pada orang tuanya, terutama penyakit yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
11. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan seksama dan komprehensif dengan prinsif head to toe, jangan hanya melihat abdomen tapi juga haurs menyeluruh. Ada beberapa hal yang harus dikaji dengan teliti, yaitu:
Perhatikan adanya tanda-tanda dehidrasi pada anak.
Ada tingkatan dehidrasi, pada dehidrasi berat akan terlihat : letargi, mata cekung, ubun-ubun cekung, tidak dapat minum atau malas minum, turgor kulit sangat jelek. Pada dehidrasi sedang akan tampak gejala : gelisah, rewel, mata cekung, haus, minum dengan lahap, turgor kurang elastis. Pada dehidrasi ringan gejala hampir sama dengan yang sedang hanya saja tidak semua tanda dan gejala timbul sehingga tidak cukup tanda untuk menegakkan diagnosa dehidrasi sedang atau berat.
Berat badan anak / bayi
Perhatikan daerah perineum.
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pasien sering defekasi (BAB) dan muntah.
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan nafsu makan yang kurang.
5. Nyeri berhubungan dengan perut kram/distensi.
6. Gangguan rasa aman berhubungan dengan pemasangan alat-alat kesehatan.
7. Gangguan rasa aman berhubungan dengan hospitalsasi.
8. Kurangnya aktifitas berhubungan dengan hospitalisasi.
9. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai tanda-tanda komplikasi, batsan diet.
10. Risiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan infasif.
11. Risiko tinggi terjadinya aspirasi berhubungan dengan pemberian minum personde.
12. Risiko tinggi terjadinya gangguan intregitas kulitberhubungan dengan diare
C. Perencanaan perawatan
No Diagnosa keperawatanPerencanaan keperawatan
Tujuan dan kriteria hasilRencana keperawatan
1Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan diare dan muntah:
BAB cairan berampas 7 8 X / hari @ gelas (3 hari)
Muntah 7 8 X sehari @ gelas
Urine 50 cc
KU: lemah, mata cekung, bibir kering, ubun ubun cekung, air mata tak ada
BB turun 5 %
Na: 125 mEq/l
K: 3,0 mEq/lTujuan:
Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi setelah 5 20 jam
Kriteria:
Balance cairan (+)
Tanda-tanda dehidrasi ()
BAB normal (2-3 X lembek)
Diuresis 1-2 cc/kg BB/jam
Muntah ()
1. Penuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Beri oralit dan makanan peroral secara bertahap
Encerkan susu menjadi 6 %
Beri KCl 3 X 3000 mg sesuai program
2. Pertahankan kelancaran pemberian IVFD
3. Ukur intake dan output tiap jam
4. Observasi dan catat frekuensi, konsistensi dan volume faeces
5. Observasi dan catat jumlah, warna dan jenis muntah
6. Observasi tanda-tanda dehidrasi
7. Observasi tanda-tanda vital tiap jam
8. Timbang berat badab tiap hari dalam waktu yang sama.
2Gangguan rasa nyaman berhubungan pasien sering bab dan muntah.
Data ;
- TT dan pasien kotor Tujuan :
Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria:
Pasien dan TT bersih, pasien tampak tenang
1. Segera ganti pakaian/alat tenun bila basah/kotor
2. Jaga kebersihan pasien dan lingkungannya.
3. Atur posisi tidur yang enak
4. Ciptakan suasana tidur yang enak.
3Gangguan rasa nyaman : Hipertermi berhubungan dengan infeksi.
Data :
- Suhu badan 38 CTujuan:
Rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
Suhu badan normal : 36-37 C.
1. Berikan kompres dingin pada ketiak, leher, dahi.
2. Berikan pakaian tipis yang menyerap keringat.
3. Beri ekstra minum
4. Berikan obat sesuai program terapi dokter,
4Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan kurang.
Data :
BB : 7,4 kg, tidak sesuai umur
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kritria:
BB 9,9 kg (100 %)
Porsi makan habis.1. Beri diit BBN TKTP 3 x 1 ps
2. Beri makan dalam porsi kecil tapi sering.
3. Beri makan yang bervariasi baik menu maupun cara menghidangkan.
4. Beri diit per sonde bila per oral belum adekuat.
5. Timbang BB tiap hari dalam waktu sama.
5Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan perut kram/distensi.Tujuan :
Rasa nyeri berkurang/ hilang,kram berkurang.
Kriteria :
Perut lunak,tak distensi.
1. Ubah posisi sekurang-kurangnya tiap 2 jam.
2. Kurangi frekuensi menangis untuk mengurangi distensi, sendawakan.
3. Tempatkan baju hangat di perut yang kram (jangan diberi panas pada abdomen acut atau inflamasi seperti App, peritonitis.
4. Berikan obat dengan hemat, monitor efek sehari-hari.
6Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan tindakan infasif.
Data ;
Pemasangan IVFD.
Pemasangan NGT.Tujuan :
Rasa nyaman terpenuhi selama dilaksanakan tindakan.
Kriteria :
Pasien tidak nangis bila dilaksanakan tindakan
Pasien mau diajak komunikasi.1. Beri tahu pasien dan keluarganya sebelum dan setelah melakukan tindakan.
2. Jangan melakukan tindakan yang berulang-ulang.
3. Lakukan fiksasi secara baik dan tepat pada IVFD dan NGT.
4. Kurangi tindakan yang menimbulkan rasa sakit.
7Ketergantungan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan pasien masih anak-anak.
Data : anak umur 1 tahun.Tujuan :
Kebutuhan sehari-hari selama perawatan terpenuhi.
Kriteria hasil:
Pasien dan lingkungan tampak rapi dan bersih.
Kubutuhan nutrisi terpenuhi.1. Pertahankan kebersihan perorangan
Mandikan 2 x sehari dengan air hangat, lakukan perawatan mulut, mata, telinga.
Segera bersihkan bila pasien BAB/BAK.
2. Jaga kebersihan dan kerapian TT.
3. Berikan nutrisi sesuai program diit.
8Gangguan rasa aman ber hubungan dengan perawatan di RS (hospitalisasi)
Data :
sikap menolak terhadap tindakan perawatan
anak menangis terus
tidak mau ditinggal ibunyaTujuan :
Rasa aman terpenuhi.
Kriteria hasil:
anak tdk menangis bila dilakkukan tindakan.
Anak mau ber komunokasi dengan perawat.
1. Lakukan komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga.
2. Beritahu pasien dan keluarga sebelum melakukan tindakan.
3. Hibur pasien dengan mainan yang disukai pasien.
4. Beri kesempatan orang tua anak untuk selalu menunggui anaknya.
9Risiko tinggi terjadi infeksi nosokomial ke orang lain berhubungan dengan pasien sebagai sumber infeksi.Tujuan :
Tidak terjadi infeksi nosokomial ke pasien lain/ petugas.1. Cegah terjadinya infeksi nosokomial dengan cara :
Mengisolasi pasien.
Bekerja dengan memperhatikan tehnik aseptik/antiseptik
Berikan terapi sesuai program dokter.
10Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan efek tindakan infasif.Tujuan:
Infesi karena tindakan infasif tidak terjadi selama perawatan.
Kriteria hasil:
Tanda vital normal
Tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti rubor,color, dolor1. Perhatikan tehnik aseptik dan antiseptik dalam setiap tindakan perawatan.
2. Observasi tanda-tanda infeksi dan segera lapor dokter bila ada tanda-tanda infeksi.
3. Obsrvasi tanda-tanda vital terutama suhu.
11Risiko tinggi terjadinya aspirasi berhubungan dengan pemberian minum personde.
Data :
Minum SGM 2 : 3 x 200 cc
Tujuan :
Aspirasi tidak terjadi selama pemberian minum personde
Kriteria :
Jalan napas lancar.1. Cek sonde/NGT sebelum memberi minum dan perhatikan jumlah dan warna residu.
2. Tinggikan kepala waktu pemberian minum.
3. Miringkan kepala setelah memberikan minum.
4. Tunggu 5 10 menit setelah pemberian minum untuk mengawasi muntah/aspirasi.
12Risiko tinggi terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan pasien diare.Tujuan:
Gangguan integritas kulit tidak terjadi selama perawatan.
Kriteria hasil ;
Kulit tetap utuh.
Tidak ada bintik-bintik merah pada kulit1. Bersihkan daerah anus dengan tisu lembab/kapas air hangat setiap BAB/BAK.
2. Keringkan daerah sekitar anus.
3. Ganti alat tenun bila basah/kotor.
13Kurang aktifitas berhubungan dengan sakitnya/hospitalisasiTujuan :
Anak bebas dari rasa bosan/ gangguan emosi.
Kriteria :
Anak akan melakukan tugasnya sesuai dengan umurnya.1. Sediakan waktu tiap jam untuk kontak fisik dan verbal.
2. Ubah posisi tiap 2 jam, gunakan pengaman.
3. Lakukan ROM .
4. Dorong orang tua anak untuk mengunjungi dan berinteraksi dengan anak.
14Kurangnya pengetahuan mengenai tanda- tanda komplikasi batasan diit,penanganan diere.Tujuan :
Anak/orang tua mengerti batasan diit,potensial infeksi, metode penanganan diare/ GE.
Kriteria hasil:
Orang tua mampu menyatakan penyakit anaknya.1. Latih orang tua dalam memasak dan menyajikan makanan.
2. Konsultasi dengan ahli gizi.
3. Ajari orang tua tentang manajemen diit, jika muntah dan diare.
4. Ajari dan beri contoh tentang cara cuci tangan dan kebiasaan hidup bersih.
5. Ajari tanda-tanda bahaya dari diare dan muntah seperti lebih dari 3 x dalam 4 jam, hilang nafsu makan, perubahan pola napas, berkurangnya urin.
6. Jelaskan tentang perlunya isolasi anak untuk menghindari infeksi.
7. Ajari orang tua untuk membawa ke klinik anak jika gejala lebih dari 1 minggu.
8. Catat tanda-tanda bahaya diare dan segera bawa ke RS.
1