Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

30
Disusun : Anasthasia G Poppy

Transcript of Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Page 1: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Disusun :Anasthasia G Poppy

Page 2: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Muskuloskeletal terdiri atas :• Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligamen• Skeletal/Rangka : Tulang dan sendiJenis-jenis otot• Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat

pada rangka.• Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter.• Otot JantungKlasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya1. Tulang Kompak2. Tulang Spongiosa

Page 3: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 4: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).

Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990). Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah

yang disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997)

Page 5: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas).

Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak (mis. Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis. Fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang.

Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes.

Page 6: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 7: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 8: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 9: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum)

nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang

semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.

Page 10: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.

kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.

Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan melakukan gerakan perlindungan.

Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi.

Page 11: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi.

Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh. Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin

minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari.

Page 12: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Hasil laboratorium menunjukan adanya leukositosis dan laju endap darah meningkat. 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini adanya osteomielitis maka dilakukan scanning tulang. Selain itu dapat pula dengan biopsi tulang atau MRI

Page 13: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Daerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran darah.

Kultur darah dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme dan memilih antibiotika yang terbaik.

Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang yang terkena harus dilakukan pembedahan

Page 14: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri berhubungan denganinflamasi dan pembengkakan-       Tujuan :

Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan peningkatan rasa kenyamanan.

-       Kriteria Hasil :Tidak terjadi nyeri, nafsu makan menjadi normal, ekspresi wajah rileks dan suhu tubuh normal.

-       Intervensi Keperawatan Mandiri

Kaji karakteristik nyeri: lokasi, durasi, intensitas nyeri.

Page 15: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Atur posisi imobilisasi pada daerah nyeri sendi atau nyeri di tulang yang mengalami infeksi.Ajarkan  relaksasi : teknik mengurangi ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri dan meningkatan relaksasi masase.Ajarkan metode distraksi selama  nyeri akutAmati perubahan suhu setiap 4 jam.Kompres air hangat

Kolaborasi :Pemberian obat-obatan analgetik

Diagnosa Keperawatan 2 : Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan menahan beban berat badan

Page 16: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

-       Tujuan :Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.

-       Kriteria Hasil :Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkinMempertahankan posisi fungsionalMeningkatkan / fungsi yang sakitMenunjukkan teknik mampu melakukan aktivitas

-       Intervensi Keperawatan Mandiri

Pertahankan tirah baring dalam posisi yang di programkanTinggikan ekstremitas yang sakit, instruksikan klien / bantu

Page 17: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

dalam latihan rentang gerak pada ekstremitas yang sakit dan  tak sakit.Beri penyanggah pada ekstremitas yang sakit pada saat bergerak.Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitasUbah posisi secara periodic

Kolaborasi :Fisioterapi

Page 18: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Low back pain dipersepsikan sebagai ketidaknyamanan berhubungan dengan lumbal atau area sacral pada tulang belakang atau sekitar jaringan (Randy Mariam, 1987).

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus, osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).

Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan, herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus, kelemahan otot, osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

Page 19: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 20: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Kelainan Kongenital Trauma Dan Gangguan Mekanis Radang (Inflamasi) Tumor (Neoplasma) Gangguan Metabolik Psikis Factor Resiko

Page 21: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 22: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

LBP Viscerogenik LBP vaskulogenik LBP Neurogenik LBP Spondilogenik LBP Psikogenik

Page 23: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Motorik.Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : Berjalan dengan menggunakan tumit. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit. Jongkok dan gerakan bertahan ( seperti mendorong

tembok )Sensorik. Nyeri dalam otot. Rasa gerak.Refleks.Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles

Page 24: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

dan Patella, respon dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada saraf spinal.Test-Test

Test LasseguePada tes ini, pertama telapak kaki pasien ( dalam posisi 0° ) didorong ke arah muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.

Test Kebalikan PatrickTes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi. Test Kebalikan Patrick positif menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

Page 25: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt
Page 26: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Sinar X vertebra Computed tomografhy ( CT ) Ultrasonography Magneting resonance imaging ( MRI ) Meilogram dan discogram Venogram efidural Elektromiogram (EMG)

Page 27: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Obat (Obat-obat analgesic)Fisioterapi▪ Terapi Panas▪ Elektro Stimulus▪ Traction▪ Pemijatan atau massage

Latihan Low Back Pain Alat Bantu▪ Back corsets.▪ Tongkat Jalan

Operasi

Page 28: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

Dx. : Nyeri akut b/d agen injuri (fisik, kelainan muskulo skeletal dan system syaraf vaskuler

TUM : Melaporkan nyeri berkurang / hilang, Frekuensi nyeri berkurang / hilang

KH : Klien melaporkan kebu-tuhan istirahat tidur tercukupi, Melaporkan kondisi fisik baik

Intervensi :1. Lakukan pengkajian nyeri secara kom-prehensif (lokasi,

karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi).2.  Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.3. Gunakan teknik komunikasi terapetik untuk mengetahui

pengalaman nyeri klien.

Page 29: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

4. Tentukan lokasi, karateristik kualitas, dan derajat nyeri sebagai pemberian obat.

5. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan fekkuensi.6. Cek riwayat alergi

Dx. : Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, kekakuan sendi atau kontraktur

TUM : Klien dapat melakukan mobilitas secara bertahap dengan tanpa merasakan nyeri, Penampilan seimbang

KH : mampu Menggerakkan otot dan sendi, Mampu pindah tempat tanpa bantuan

Intervensi :1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi dengan sekala 0-4 :

Page 30: Askep Gangguan Muskuloskeletal.ppt

0 : Klien tidak tergantung pada orang lain 1 : Klien butuh sedikit bantuan 2 : Klien butuh bantuan sederhana 3 : Klien butuh bantuan banyak 4 : Klien sangat tergantung pada pemberian pelayanan2. Atur posisi klien3. Bantu klien melakukan perubahan gerak.4. Observasi / kaji terus kemampuan gerak motorik,

keseimbangan