Askep Keluarga Asma

download Askep Keluarga Asma

of 33

description

imam

Transcript of Askep Keluarga Asma

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien asuhan keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerimanya.

Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada aturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan.

Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

Keluarga masih banyak yang belum mengenal masalah, keptusan yang diambil juga banyak kurang tepat, keluarga belum memahami perawatan penyakit yang diderita anggota keluarga1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan umum

Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.

1.2.2 Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan belajar klinik mahasiswa mampu :

a.Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga

b.Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan keluarga

c.Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan

d.Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan

e.Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan

f.Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat dari Asuhan Keperawatan Keluarga adalah untuk membina & membentuk keluarga secara dini tentang pengertian hidup sehat. Secara umum meningkatkan peran serta masyarakat dalam hal peningkatan status kesehatan individu & keluarga, sehingga setiap masalah kesehatan yang di hadapi dapat segera di ketahui.1.4 Metodologi Penulisan

Metode yang di gunakan penulis dalam menyusun asuhan keperawatan keluarga ini adalah :

1. Metode penyusunan deskriptif

Yaitu metode yang di gunakan untuk mengungkapkan peristiwa & bertujuan pada pemecahan masalah yang di hadapi saat ini & hasilnya dapat di evaluasi saat itu juga.

Studi Pustaka

Yaitu mencari informasi melalui beberapa literature yang berasal dari buku-buku ilmiah, majalah ilmiah serta media cetak lainnya yang ada di perpustakaan untuk di jadikan landasan teori dalam memberikan pelayanan maupun penulisan asuhan keperawatan keluarga ini. Studi Lapangan

Yaitu memberikan asuhan keperawatan secara nyata di lapangan untuk memperoleh gambaran sebenarnya tentang perkembangan suatu subyek melalui proses keperawatan.

2. Lokasi & Waktu

Lokasi yang di gunakan sebagai sumber pembuatan asuhan keperawatan keluarga ini adalah di wilayah Dusun Kedawung Desa Pondoknongko wilayah kerja Puskesmas Kabat. Kegiatan di mulai dari tanggal 3 Maret 30 April 2014. 3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, penyusun menggunakan teknik sebagai berikut :

Observasi

Wawancara

Pemeriksaan Fisik

4. Jenis Data

a. Data primer di peroleh dari observasi & wawancara langsung

b. Data sekunder

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep KeluargaA. DEFINISI

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan social setiap keluarga (Duval dan Logan).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena hubungan darah, perkawinan/adopsi, mereka saling interaksi satu dengan yang lain mempunyai peran dan menciptakan dan mempertahankan budaya (Ballon dan maglaya).B. TIPE KELUARGA

1. Tipe Keluarga Tradisional

Keluarga inti (nuclear) yaitu dimana keluarga terdiri dari suami, istri, dan anak.

Keluarga besar (extended) yaitu dimana suatu keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan keluarga lain

Keluarga dyad yaitu dimana keluarga terdiri dari suami, istri,tanpa disertai anak

Keluarga single parent yaitu satu orang tua dengan anak akibat kematian

Single adult yaitu terdiri dari satu orang tua

Keluarga usila yaitu dimana keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah lansia

2. Tipe Keluarga Non Tradisional

Commune family yaitu dimana suatu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah

Suami, istri, anak hidup satu rumah tanpa perkawinan

Homoseksual yaitu dua individu sejenis hidup bersama dalam satu rumah

C. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Efektif

Yaitu saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, saling menghargai, ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan mulai hidup baru.

2. Fungsi Sosialisasi

Adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 80), sosial dimulai sejak lahir, keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melaui hubungan dan interaksi dalam keluarga

3. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan tempat berunding.

5. Fungsi Perawatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah gangguan kesehatan dan merawat angota keluarga yang sakit.

Adapun Tugas Kesehatan Keluarga (Friedman, 1998)

Mengenal masalah kesehatan

Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Memberi perhatian kepada anggota keluarga yang sakit

Mempertahankan suasana rumah yang sakit

Menggunakan fasilitas kesehatan masyarakatD. (Tahap) Perkembangan Keluarga1. Tahap I Pasangan baru atau Keluarga baruDi mulai saat laki-laki & perempuan membentuk keluarga melalui ikatan perkawinan. Dalam tahap ini dua orang yang membentuk keluarga perlu menyiapkan hidup baru & penyesuaian peran. Tugas perkembangan keluarga meliputi:

a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan,

b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, keluarga berencana.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak2. Tahap II Keluarga dengan child bearing ( kelahiran anak pertama)

Di mulai pada saat kehamilan,kelahiran & anak pertama berusia 30 bulan.

Tugas perkembangan sebagai berikut :

a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap,

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga,

c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran-peran orang tua, kakek, dan nenek.

3. Tahap III Keluarga dengan anak prasekolah (Families with preschool)

Di mulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun 5 tahun.

Tugas perkembangan sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga (seperti: rumah, ruang bermain, privasi dan keamanan),

b. Mensosialisasikan anak,

c. mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain,

d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.

e. Pembagian waktu individu, anak, pasangan

f. Kegiatan atau stimulasi anak

4. Tahap IV Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Famillies With School Children)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan daya intelektual,

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,

c. Memenuhi kebuuthan kesehatan fisik anggota keluarga.

5. Tahap V Keluarga dengan Anak Remaja (fammilies with Teenagers)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19/20.

Tugas perkembangan keluarga:

a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remja menjadi dewasa dan semakin mandiri,

b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan,

c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.

d. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

6. Tahap VI Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center famillies)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak,

b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan,

c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami ataupun istri.

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Tahap VII. Keluarga usia pertengan (Middle Age Fammilies)

Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,

b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak,

c. Mempekokoh hubungan perkawinan.

8. Tahap VIII Keluarga lanjut usia

Tahap perkembangan keluarga ini dimulai pada salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan sampai keduanya meninggal.

Tugas perkembangan keluarga :

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,

b. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan,

c. Mempertahankan hubungan dengan anak dan masyarakat

( Duval , 1985 )C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian

Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus. Terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dapat menggunakan metode:

a. wawancara keluarga

b. observasi fasilitas rumah

c. pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (head to too)

d. data sekunder bisa di ambil dari data hasil laboratorium:X-rayHal-hal yang perlu di kaji adalah:

Data umum

1. Pengkajianya meliputi:

Nama kepala keluarga (KK) sebagai penanggung jawab keputusan keluarga, alamat dan nomer tlp: menentukan demografis wilayah lingkungan dalam memuahkan menghubungi keluarga dalam menggali informasi, pekerjaan kepala keluarga: berhubungan dengan setatus sosial ekonomi keluarga untuk menentukan kemampuan derajat kesehatan, pendidikan kepala keluarga: untuk landasan komunikasi dan tingkat pengetahuan dalam menerima pengetahuan kesehatan serta pengetahuan untuk mengubah prilaku yang kurang sehat.

Komposisi keluarga: untuk mengetahui siapa saja orang yang tinggal dalam keluarga dan sejauh mana masalah kesehatan keluarga mempengaruhi komposisi keluarga dalam menambil prioritas masalah kesehatan yang di hadapi dan yang perlu diketahui: nama,jeniskelamin,hubungan dengan keluarga,tingkat pendidikan,setatus imunisasi dan keterangan

2. Genogram

Untuk menentukan dari setatus keturunan dalam keluarga dan resiko penyakit yang di hadapi adalah penyakit keturunan atau menular.menjelaskan tentang siapa saja yang tinggal satu rumah serta ada tidaknya pengaruh terhadap masalah yang di hadapi keluarga.

3. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

4. Suku bangsa

Mengkaji asal usul suku bangsa keluarga tersebut. Mengidentifikasi budaya suku bangsa keluarga tersebut terkait dengan kesehatan.5. Agama

Mengkaji agama yang di anut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.6. Status sosial ekonomi keluarga

Ditentukan oleh pendapatan baik dari keluarga maupun anggota keluarga lainya. Selain itu setatus sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan. Kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang barang yang di miliki keluarga.

7. Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton tv dan mendengar radio juga merupakan aktivitas rekreasi.2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.

Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

Contoh: keluarga bapak S mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 25 tahun dan anak ke dua berumur 16 tahun, maka keluarga bapak S berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak sekolah dan dewasa.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.

3. Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan pada masing masing anggota keluarga perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi) sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta penagalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengennai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.3. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah.

Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, jenis septiktank, jarak septiktank dengan sumber air, dan sumber air yang digunakan serta denah rumah.

2. Karakteristik tetangga komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.

3.Mobilitas geografis keluarga.

Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.

5.Sistem pendukung keluarga.

Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.4. Struktur Keluarga

a.Pola komunikasi keluarga.

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

b.Struktur kekuatan keluarga.

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

c.Struktur peran.

Menjelaskan peran dari masing masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.

d.Nilai atau norma keluarga.

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.5. Fungsi Keluarga

1.Fungsi afektif.

Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2.Fungsi sosialisasi.

Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.

3.Fungsi reproduksi.

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a. Berapa jumlah anak,

b. Merencanakan jumlah anggota keluarga,

c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.4.

Fungsi ekonomi.

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga :

a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan.b. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

5. Fungsi perawatan kesehatan.

Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga dapat dilihat dari kemempuan keluarga melaksanakan 5 tugas keluarga yaitu, keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap orang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kealuarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.

6. Stress dan Koping Keluarga

a.Stressor jangka pendek dan jangka panjang

1. Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu < 6 bulan

2. Stressor jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian > 6 bulan.

b.Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.

c.Strategi koping yang digunakan.

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

d.Strategi adaptasi disfungsional.

Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

e. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.7. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.D.Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :

1. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan.

2. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misal : lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

3. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas.

SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

( Bailon & Maglaya , 1978 )

NoKriteriaSkorBobot

1

2

3

4

Sifat Masalah

Skala :

Tidak / Kurang sehat

Ancaman Kesehatan

Keadaan Sejahtera

Kemungkinan Masalah Dapat Di Ubah

Skala :

Mudah

Sebagian

Tidak Dapat

Potensial Masalah Dapat Di Cegah

Skala :

Tinggi

Cukup

Rendah

Menonjolnya Masalah

Skala :

Masalah berat harus segera di atasi

Ada masalah tapi tidak perlu di tangani

Masalah tidak di rasakan

3

2

1

2

1

0

3

2

1

2

1

01

2

1

1

Skoring :

Tentukan Skor untuk setiap kriteria

Skor di bagi dengan angka tertinggi & di kalikan dengan bobotSkor x Bobot : Angka tertinggi

Jumlahkan score untuk semua criteria

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan melihat kriteria pertama yaitu sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga. Untuk kriteria kedua yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah, perawat tidak perlu memperhatikan terjangkau faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan bermasalah

Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik keuangan,tenaga.

Sumber daya perawat dalam bentuk pengetauan, ketrampilan dan waktu.

Sumber daya masyarakta dalam bentuk fasilitas organisasi dalm masyarakat.

Dalam bentuk fasilitas, organisasi, dan masyrakat serta dukungan masyarakat. Untuk kriteria ketiga yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan- tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah

Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.E.DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengertian

Adalah keputusan klinis mengenai individu,keluarga/masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa cermat dan sistematis. Memberikan dasar untuk mendapat tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya (shoemaker,1984).

Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan Nanda 1995:

a. Diagnosa keperawatan keluraga pada masalah lingkungan

b. Diagnos keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

c. Dignosa keperawan keluarga pada masalah struktur peran

d. Diagnose keperawatan keluarga pada masalah fungsi social

e. Diagnose keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

f. Diagnose keperawatan keluarga pada masalah fungsi keperawatan keluarga

g. Diagnose keperawan keluarga pada masalah koping

Contoh:

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

Resiko terhadap cedera yang berdasarkan kurangnya pengetahuan terhadap biaya lingkungan

Resiko terhadap penularan infeksi

Komunikasi keluarga disfungsional

Perubahan proses keluarga berdasarkan dampak anggota keluarga yang sakit dalam sitem keluarga

Perubahan menjadi orang tua

Perubahan penampilan peran

Gangguan citra diri

Koping keluarga menurun

Prilaku mencari bantuan kesehatan

Konflik peran orangtua

Perubahan perkembangan dan pertumbuhan

Perubahan pemelliharaan kesehatan

Kurang pengetahuan

Isolasi social

Kerusakaan interaksi social

Ketidakpatuhan

Gangguan identitas pribadi

Penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga tidak efektif Faktor-faktor yang berhubungan dengan etiologi

Pada diagnose keperawatan aktual, faktor yang berhubungan merupakan etiologi adalah faktor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan status kesehatan sedangkan faktor dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori yaitu patofisiologi, tindakan yang berhubungan, situasional, (lingkungan personal), dan maturasional.

Memperhatikan tingkat berfungsi dengan keluarga yang fungsional untuk keluarga yang fungsional, tindakan yang bersifat prematif atau preventif untuk keluarga yang disfungsional tindakan bersifat suportif.

F. Implementasi

Intervensi keperawatan keluarga berdasarkan macam masalah:1. masalah tugas perkembangan keluarga 2. masalah sosial budaya3. masalah kesehatan lingkungan 4. masalah komunikasi keluarga5. masalah struktur peran keluarga6. masalah kekuatan keluarga7. intervensi pada fungsi sosialisasi keluarga8. intervensi padfas masalah koping keluarga9. intervensi terhadap masalah fungsi perawatan keluarga Perubahan pemeliharaan kesehatan

a. Tingkat pemahaman keluarga tentang prilaku atau kebiasaan yang tidak sehat:

- intervensi aspek aspek negatif dan kebiasaan yang tidak sehat

- intervensi aspek aspek yang positif dari kebiasaan yang tidak sehat(fisik, lingkungan, sosial, finansial,psikologis)

b. Berikan informasi tentang resiko yang akan timbul darikebiasaan tidak sehat:

- resiko terhadap yang bersangkutan

- resiko terhadap orang lain

- keuntungan merubah perilaku tidak sehat

c. Diskusikan bersama keluarga strategi yang dapat digunakan untuk merubah kebiasaan yang tidak sehat.d. Berikan dorongan dan dukungan pada keluarga untuk mencapai keberhasilan

e. Bantu klaien untuk mengupayakan lingkungan yang dapat mendukung perubahan kebiyasaan yang tidak sehat

f. Ajarkan keluarga untuk mengatur nutrisi yang seimbang dan pola makan yang sehat.g. Ajarkan tentang latihan latihan tertentu yang berkaitan dengan masalah

h. Bantu keluarga menyusun program latihan dan jadwal pelatihan

i. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan sesui indikasi Masalah prilaku mencari bantuan

a. Tingkatkan prilaku hidup sehat

b. Lakukan penyuluhan kesehatan dan rujukan sesuai dengan masalah

c. Diskusikan strategi yang dapat di gunakan untuk mengembangkan jangkauan layanan kesehatan yang tersedia di masyarakat

d. Beri informasi tentang macam macam layanan kesehatan

e. Dorong keluarga meningkatkan hubungan dengan layanan kesehatan yang ada

Masalah pelaksanaan aturan terapeutik

Tingkat kepercayaan dan kekuatan keluarga dalam menyalurkan aturan terapeutik

Bantu keluarga menganalisis kehilangan dalam proses pembentukan untuk menjalankan aturan terapeutik secara efektif

Evaluasi perubahan prilaku atau gaya hidup keluarga untuk membutuhkan pencapaian hasil belajar yang di harapkan G. EVALUASI Kegiatan evaluasi meliputi pengkajian, status kesehatan keluarga , membandingkan respon dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian tujuan keperawatan keluarga.Dalam menelaah kemajuan keluarga dalm pencapaian hasil perawatan akan mencatat salah satu dari keputusan berikut dalam lembar evaluasi dalam catatan kemajuan:

- lanjutkan : diagnosa masih berlaku, tujuan dan kriteria standart relevan

- direvisi : diagnosa masih berlaku, tujuan dan tindakan keperawatan memerlukan perbaikan

- teratasi : tujuan keperawatan telah di capai dan rencanakan keperawatan tindak lanjut

- dipakai lagi : diagnosa yang teratasi di pakai lagi

Mengevaluasi tujuan keperawatan :

- apakah respon keluarga sesuai dengan kriteria standart yang di terapkan

- apakah tujuan yang telah di capai sudah menggambarkan fokus keperawatanASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

ASMAA. DEFINISI

Penyakit yang ditandai oleh obstruksi jalan nafas variabel, kambuhan dan reversible dg episode intermiten mengi dan dispnea. yg diakibatkan oleh rangsangan yg tidak menimbulkan respons pd orang sehat.

B. ETIOLOGI

Asma alergi:

Alergi (serbuk debu, binatang, makanan, bulu2 binatang), idiopatik/nonalergi tidak spesifik (infeksi pernafasan, lotion, emosi, polutanlingkungan) atau keduanya.

Asma bronchiale

Kejadian penting : penderita alergi bahan diisap/ditelan (debu, serbuk tumbuhan, bulu binatang, bhn makanan t3 & lain2). Bila skin test terjadi spasme bronkus : bentuk ekstrinsik

Intrinsik: Tidak menunjukkan skin test positif thdp berbagai alergen, sering ditemukan infeksi persisten sinus para nasalis.

C. ANATOMI PATOLOGI

Gambar 5.1 Penampang Bronkus Pada AstmaD. GAMBARAN PEMARIKSAAN LABORATORIUM

Makroskopik

Ditemukan pd bronkus & bronkhiolus lebh tebal dari pada biasa dan di dlm lumen terlihat kumpulan lendir yg kental dan liat kadang menyumbat lumen.

Mikroskopik

Selaput lendir sembab, bersebukan sel radang eosinofil dan limfosit serta kelenjar hiperplasia, penebalan membran basalis, hipertropi otot polos, dalam lumen tdp sekret lendir basofilik yg mengandung spiral curschman, kristal charcat teyden dan eosinofilE. PATOFISIOLOGI

Gambar 5.2 Restriksi Bronkus

Akibat adannya reaksi antigen antibodi > dilepas mediator kimia > histamin slow releasing substance of anaphylaksis (SRSA), Eosinophilic chemolitik factor of Anaphylaksis (ECF.A) menyebabkan 3 hal :

Kontriksi otot2 polos baik saluran nafas yang besar /kecil > bronchospasme

Peningkatan permiabilitas kapiler yg berperan dlm edema mukosa yg menambah sempit saluran nafas

Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus > bernafas lewat mulut > mucosa kering > saluran nafas terhambat.

Akut : alveoli mengembang secara progresif (empisema) O2 tidak memadai melewati membran alveolar kapiler ke dalam darah (hipoksemia) dan sianotik.

Pasien mengalami hiperventilasi & mengeluarkan CO2, > PaO2 berkurang, PaCO2 meningkat dan penderita > hiperkapnia > kelelahan > ventilasi tidak adekuat

Asma ringan kronik > latihan berat/kegembiraan emosional > terjadi dispnea dan wheezing cepat.

pathways

F. MANIFESTASI KLINIS

Asma alergi

Bising mengi (whezing), terdengar tanpa stetoskop

Batuk produktif sering pada malam hari

Nafas/dada seperti tertekan

Penyempitan saluran nafas

Asma bronchiale

Ditandai dengan timbulnya kesukaran bernafas, berbunyi pada serangan itu terjadi : spasme otot dinding bronkus, lumen bronkhus menyempit, kesukaran mengeluarkan udara shg ekspirasi memanjang, ok udara tertahan oleh lendir yg liat

Status asmatikus : Terjadi g3 pertukaran gas udara di paru2 shg menimbulkan sianosis sampai meninggal.

Pada umumnya Tidak letal melainkan menimbulkan g3 penderitaan waktu panjang.

G. FOKUS PENGKAJIAN

Aktivitas/ istirahat

Gejala: Keletihan, malaise, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas, ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi, dispnea pada waktu istirahat, atau respon terhadap aktivitas atau latihan.

Tanda: keletihan, gelisah, insomnia

Sirkulasi

Gejala: pembengkakan pada ekstremitas bawah.

Tanda: Peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung, takikardia berat, disritmia, distensi vena leher, ( penyakit berat ) edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung, bunyi jantung redupo, warna kulit normal, atau abu abu atau sianosis kuku tabuh dan sianosis perifer, pucat dapat menunjukkan naemia.

Integritas Ego

Gejala: Peningkatan faktor resiko, perubahan pola hidup.

Tanda: ansietas, ketakutan, peka rangsang.

Makan/ Cairan

Gejala: Mual muntah, nafsu maan buruk, anoreksia, ketidakmampuan untuk makan karena distensi pernafasan, penurunan BB menetap, Emfisema, peningkatan BB menunjukkan edema ( bronkitis )

Tanda: turgor buruk, edema dependen berkeringat, penurunan Bb, penurunan masa otot/ lemak sub kutan ( mfisema ), palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali ( bronkitis ).

Higiene

Gejala: Penurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktifitas sehari hari.

Tanda: Kebersihan buruk, bau badan.

Pernpasan

Gejala: Nafas pendek khususnys pada kerja : cuaca atau episode berulangnya sulit nafas (asma) : rasa dada tertekanketidakmampuan untuk bernafas (asma)

Tanda: Pernafasan biasanya cepat fasse ekspirasi memanjang dengan mendengkur nafas, bibir (emfisema) bunyi nafas mungkin redup denagn ekspirasi, mengi (emfisema), menyebar lambat atau krekels lembab kasar (bronkitis) : ronki, mengi sepanjang area paru atau ekspirasi dan mungkin selama inspirasi berlanjut sampai penurunan atau tak adanya bunyi nafas (asma )

Keamanan

Gejala: riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat atau faktor, lingkunagn . Adanya atau berulangnya infeksi, kemerahan atau berkeringat.

Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala: Penyalahgunaan atau penggunaan obat pernafasan, kesulitan menghentikan rokok. Penggunaan alkohol secara teratur, kegagalan membaik.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN1 Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, edema dan bronkokontriksi

2 Kerusakan peertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli atau menurunya udara alveoli

3 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan ekshalasi

I. INTERVENSI

1 Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, edema dan bronkokontriksi

Kriteria hasil : Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih atau jelas.

Intervensi :

a. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas misal mengi, krekels, ronki.

b. Kaji atau pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi/ ekspirasi.

c. Catat adanya derajat dispnea.

d. Kaji pasien untuk posisis yang nyaman

e. Pertahankan polusi lingkungan minimal.

f. Dorong/ bantu pasien untuk latihan nafas abdomen atau bibir

g. Observasi karakterisik batuk

h. Tingkatkan pemasuakn cairan sampai 3000 ml/ hari sesuai toleransi jantung

i. Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi misalnya bronkodilator.2 Keerusakan peertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli atau menurunya udara alveoli

Kriteria hasil: menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jarinagn adekuat dengan GDA dalam rentang normla ynag bebas gejala distress pernafasan

Intervensi :

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan

b. Tinggikan kepala tempat tidur bantu pasien untuk posisis yang mudah untuk bernafas

c. Kaji/ awasi cairan rutin kulit dan warna membran mukosa

d. Dorong mengeluarkan sputum bila diindikasikan

e. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan udara dan bunyi nafas tambahan

3 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan ekshalasi

Tujuan :

Klien dapat meningkatkan pola nafas dengan kriteria : penurunan jumlah pernafasan dalam batas normal, penurunan dispnea, pengurangan nasal flaring dan penggunaan otot asesori, penurunan tanda kecemasan kembali dari level ABG dari batas normal

Intervensi :

a. Kaji klien dengan sering,

b. Obsrvasi jumlah dan kedalaman pernafasan

c. Kaji pola nafas : sesak nafas

d. Nafas bibir, nasal flaring, retraksi sternal dan interkosta atau perpanjangan fase respirasi

e. Tempatkan klien pada posisi fowler dan beri oksigen sesui yang di anjurka

f. Monitor ABG dan tingkatan saturasi oksigen untuk menentukan ketidakefektifan tindakan

BAB IIIPENUTUP4.1Kesimpulan

Dari hasil pembahasan antara tinjauan pustaka & tinjauan kasus, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Tahap Pengkajian

Meliputi pengumpulan data, analisa data & penentuan diagnose keperawatan, yang merupakan tahap penentuan keberhasilan askep keluarga. Tahap Perencanaan

Dalam menyusun perencanaan, perawat harus memperhatikan sumber yang ada pada keluarga & faktor yang dapat menghambat keberhasilan tujuan. Oleh sebab itu keterlibatan keluarga sangat di perlukan dalam rencana tindakan keperawatan sesuai dengan potensi & kemampuan keluarga, juga batasan waktu dari masing-masing rencana tersebut yang dapat membantu mengevaluasi setelah intervensi. Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di lakukan sesuai rencana yang telah di susun bersama dalam keluarga. Perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan akhir dari asuhan keperawatan yang mencatat semua perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga yang anggotanya menderita penyakit Asma serta memantau hasil dari intervensi yang dilakukan penulis.4.2Saran

Dari hasil pengamatan penulis, masih ada beberapa masalah yang belum teratasi, maka adapun saran yang bisa disampaikan penulis yaitu: Kepada Keluarga

a. Hendaknya keluarga memanfaatkan sebaik mungkin kunjungan rumah yang di lakukan petugas kesehatan.b. Hendaknya keluarga melaksanakan perannya untuk merawat Tn.. S sesuai anjuran petugas kesehatan.c. Hendaknya keluarga menanam tanaman obat keluarga ( toga ) & keluarga minimal dapat menggunakannya

d. Klien di harap pergi berobat ke sarana kesehatan secara teratur

Kepada Petugas Kesehatan Keluarga

a. Dalam penentuan dari prioritas masalah di harapkan di musyawarahkan bersama keluarga.

b. Dalam perencanaan & pelaksanaan asuhan keperawatan di sesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer , Arief . ( 2000 ). Kapita Selekta Kedokteran Edisi III jilid 2 . Jakarta : Media Aesculapius

Doenges, E Marylin . ( 1999 ) . Rencana Asuhan Keperawatan Edisi II . Jakarta : EGC

Depkes RI . ( 1992 ) . Keperawatan Dalam Keluarga .Jakarta : http : // www. Google . co .id

PPNI Lumajang . ( 2003 ). Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga . Lumajang : http :// www. PPNI-Lumajang . go.id

Nursalam . ( 2001 ) . Proses dan Dokumentasi Keperawatan . Jakarta : Salemba Raya

Price , A Silvia . ( 1999 ). Patofisiologi Volume 1 . Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth . ( 2000 ) . Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta : EGC

Capernito , Lynda Juall . ( 2000 ) . Buku Saku Diagnosa Keperawatan . Jakarta : EGC

Tim Keperawatan Komunitas FK Unpad . ( 2004 ) . Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga . Bandung : GramediaSubhan . ( 2001 ). Format Pengkajian Askep Keluarga. Surabaya : FK Unair

Bailon & maglaya . ( 1985 ) . The Conceptual of Families . Jakarta : Rineka Cipta

ANTIGEN/ALLERGEN

IGE

PENYIMPANAN MEDIATOR KIMIA

MAST CELL

Mediator Kimia

Zat alergen (bulu, debu, cuaca, zat kimia, tanaman)

Genetik, biokimia, imunologi, infeksi

(PaO2, PaCO2(

Kontraksi otot polos, bronkospasme

Hipoksemia & hipoksia jaringan

Permiabilitas kapiler meningkat, edema mukosa

Produksi mukus meningkat, pe ( sel goblet

Reaksi imunologi (antigen antibodi)

Aktifasi mediator kimia histamin, pe ( sel fagosit & sel debris

Menurunya udara alveoli

Kerusakan pertukaran gas

Bersihan Jalan nafas tidak efektif

Spasme jalan nafas dan oedema

Tidak ada pergerakan udara kedalam n keluar paru

Oksigenasi jaringan tdk adekuat

Kerusakan ekshalasi

Pola nafas tdk efektif