ASUHAN KEPERAWATAN CHF

44
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CHF (CONGESTIVE HEARTH FAILURE) Oleh: Sang Ayu Nyoman Sri Amertha Dewi NIM. 0121667

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN CHF

ASUHAN KEPERAWATAN CHF (CONGESTIVE HEARTH FAILURE)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CHF (CONGESTIVE HEARTH FAILURE)Oleh:Sang Ayu Nyoman Sri Amertha Dewi NIM. 0121667

PENDAHULUAN Gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini. Angka kejadian penyakit jantung semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering ditemukan adalah gaya hidup misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang buruk, kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak mengkonsumsi junk food yang notabene banyak mengandung kolesterol jahat, yang berujung pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah dengan lingkungan yang memiliki tingkat stressor tinggi, kurang olahraga, dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit jantung akan semakin tinggi. TINJAUAN PUSTAKA PengertianCHF atau Gagal Jantung Kongestif adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal (Mansjoer, 2001 : hal 434).Dari beberapa pengertian bisa disimpulkan bahwa gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan jantung yang mengalami kelainan yang dapat menyebabkan jantung tidak mampu memompakan darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi.

EtiologiKelainan otot jantung, gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan beban kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Faktor sistemik, terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. PatofisiologiMekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Secara konsep curah jantung adalah perkalian dari fungsi frekuensi jantung dan volume sekuncup. Frekuensi jantung adalah fungsi sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung. Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan.

Manifestasi klinikGagal jantung kiri : kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang dapat terjadi meliputi : dispnea, ortopnea, batuk, mudah lelah, takikardia, insomnia.Gagal jantung kanan : bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak dapat meliputi edema ekstremitas bawah, peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena leher, asites, anoreksia, mual dan nokturia.

KomplikasiTrombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.Syok Kardiogenik, merupakan stadium akhir dari disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila vetrikel kiri mengalami kerusakan yang sangat luas. Tanda syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab.

Penatalaksanaan medisNon FarmakologiPembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur atau mengurangi edema seperti pada hipertensi atau gagal jantung.Batasi cairan ditujukan untuk mencegah, mengatur atau mengurangi edema.Manajemen stress ditujukan untuk mengurangi stress karena stress emosi dapat menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan tekanan darah dan meningkatkian kerja jantung.Pembatasan aktifitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantung.FarmakologiDiuretik DigoxinIsobarbide dinitrat Terapi vasodilator Pengkajian KeperawatanPengkajian merupakan tahap awal pada proses asuhan keperawatan dimana pengkajian mencakup data-data pasien sehingga dapat mengidentifikasi, menganalisa masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan fisik, mental, sosial dan lingkungan (Doenges, 2000).

Aktivitas/istirahatSirkulasiIntegritas EgoEliminasiMakanan/cairanHygieneNeurosensoriNyeri/KenyamananPernapasanKeamananInteraksi sosialPembelajaran/pengajaranPemeriksaan DiagnostikEKG : hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia, dan kerusakan pola mungkin terlihat. Sonogram : dapat menunjukan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventrikuler.Scan Jantung : tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.

Diagnosa KeperawatanPenurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, perubahan struktural.Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan umum, tirah baring lama/immobilisasi.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.Intervensi Keperawatan1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, perubahan struktural.Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung.Kriteria hasil : Tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung, melaporkan penurunan episode dispnea, angina, ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi :Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi dan irama jantung.Rasional : biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.Catat bunyi jantung.Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke serambi yang distensi. Murmur dapat menunjukkan inkompetensi/ stenosis katup.Palpasi nadi perifer.Rasional : penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulsus alternan.

Berikan obat sesuai indikasi : diuretik, vasodilator, antikoagulan.Rasional : tipe dan dosis diuretik tergantung pada derajat gagal jantung dan status fungsi ginjal. Penurunan preload paling banyak digunakan dalam mengobati pasien dengan curah jantung relative normal ditambah dengan gejala kongesti. Diuretik mempengaruhi reabsorpsi natrium dan air. Vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi dan tahanan vaskuler sistemik, juga kerja ventrikel. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembentukan thrombus/emboli pada adanya faktor risiko seperti statis vena, tirah baring, disritmia jantung.

2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan umum, tirah baring lama/immobilisasi.Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitas yang di inginkanKriteria hasil : Berpartisipasi pada aktivitas yang di inginkan, memenuhi perawatan diri sendiri, mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan.Intervensi :Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator, diuretik dan penyekat beta.Rasional : hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung.

Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea berkeringat dan pucat.Rasional: penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.Rasional: dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas.

Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi) Rasional : peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.Tujuan : Tidak terjadi kelebihan volume cairanKriteria hasil : Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema, menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.

Intervensi :

Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.Rasional : pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.Rasional: terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.

evaluasi keperawatan yang diharapkan pada klien dengan CHF yaitu :Tidak terjadi penurunan cardiac output, Mampu melakukan aktifitas secara mandiri,Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan,Tidak terjadi gangguan pertukaran gas,Tidak terjadi kerusakan integritas kulit,Memahami tentang kondisi dan program pengobatan.

LAPORAN KASUS

Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada hari rabu, 16 desember 2013 pada jam 09.00 WIB di ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan cara autoanamnesa dan allwoanamnesa.Identitas Identitas klien Nama : Tn. YTempat, tgl lahir: Sengon, 12-12-1947Pendidikan terakhir: SDAgama: IslamSuku : JawaStatus: MenikahPekerjaan : WiraswastaGolongan darah: -Diagnosa medis: CHFAlamat : Sengon Kerep RT/RW 004/004 Sampang Gedong Sari

Identitas penanggung jawab Nama: Tn. JUmur: 39Agama: IslamSuku: JawaHub.dngn klien : AnakAlamat: Sengon Kerep RT 5/04 Sampang Gedong Sari

Riwayat Kesehatan Keluhan Utama Pasien mengatakan sesak nafas Riwayat Kesehatan SekarangPasien mengatakan nyeri seluruh tubuh, pusing, sesak nafas, dan pasien pernah di rawat di rumah sakit IPPU dengan sakit yang sama dan tanggal 13 desember di rujuk ke rumah sakit Dr. Moewardi dengan diagnosa CHF.Riwayat Kesehatan DahuluPasien pernah di rawat di rumah sakit IPPU dengan keluhan yang sama, pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat.Riwayat Kesehatan KeluargaTidak ada anggota kelurga pasien yang menderita penyakit seperti pasien, tidak ada anggota keluarga mempunyai penyakit menular dan penyakit keturunan.

25Riwayat Lingkungan Tempat TinggalTipe tempat tinggal: BersihJumlah kamar: 4 kamarJumlah penghuni: 5 orangKondisi tempat tinggal: BersihPengkajian sistem tubuhKeadaan umum : pasien terlihat lemas dan sesak nafasTingkat kesadaran: komposmentisGCS: E 4, M 6, V 5 = 15Sistem pernafasan DS: pasien mengatakan sesak nafas DO: pasien terlihat sesak nafas dan gelisahRR : 24x/menitTerpasang O2 2 liter/menitTerdengar suara ronchi

Sistem kardiovaskulerDS: Pasien mengatakan tidak ada riwayat hipertensiRiwayat edema tidak ada Pasien mengatakan kesemutan Pasien mengatakan nyeri seluruh tubuhDO:Tekanan darah berbaring : 140/70 mmhg, duduk : 140/80 mmhgMukosa bibir kering Konjungtiva tidak anemisSclera ikterik

Sistem pernafasan DS : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan sampai menyebabkan cidera/ frakturPasien mengatakan tidak ada nyeri pada kepalaPasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan sensorik, pendengaran, penglihatan, maupun penciumanDO:Kesadaran : komposmentisGCS: E 4, M 6, V 5 Memori jangka panjang dan pendek baikKemampuan berjalan di bantu oleh keluarga

Activity daily living (ADL)DS:Pasien mengatakan aktifitas sehari-hari dibantu keluarga dan cepat lemahPasien mengatakan makan, berpakaian dan kebersihan diri dibantu oleh orang lain/ keluargaDO:Penampilan umum terlihat lemasCara berpakaian di bantu oleh keluargaKebersihan tubuh kurang baik

No Data FokusKemungkinan PenyebabMasalah KeperawatanTTD1.Ds : pasien mengatakan sesak nafasDo :-RR: 24x/menitTerdengar suara ronchiTerlihat gelisah

Penumpukan mucus ( imun turun)Produksi mucus meningkatObstruksi saluran nafasPola nafas tidak efektif

Produksi mucus meningkatObstruksi saluran nafasPola nafas tidak efektif

Gangguan pola nafas tidak efektif

2. Ds :Pasien mengatakan semakin sesak nafas bila beraktifitas Do :pasien terlihat terngah-engahKU : lemah, lemas Bedrest, terpasang O2,ADL di bantu oleh keluarganya Curah jantung (COP)Suplai darah ke jaringan Nutrisi dan O2 dalam sel Metabolisme sel Lemah, letih, dan lemas Intolenrasi aktifitas Intolenransi aktifitas

3. Ds :Pasien mengatakan nyeri seluruh tubuhDo :Pasien terlihat meringis kesakitan P : nyeri seluruh tubuh Q : seperti di tusuk- tusukR : seluruh tubuhS : skala nyeri 3T : nyeri > dari 3 mntTerputusnya kontuitas jaringanMerangsang hipotalamus mengeluarkan zat vasoaktifMerangsang ujung-ujung saraf bebas Sensasi nyeri mengaktifkan reseptor nyeriDiterima serabut saraf afferentDitranmisikan ke interneuron di medulla spinalis

Gangguan rasa aman nyaman nyeriTerjemahkan oleh koertek serebriRespon autonomic dan limbikTimbul sensasi nyeriNyeriDiagnosa KeperawatanGangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paruIntolenrasi aktifitas berhubungan dengan penurunan curah jantungGangguan rasa aman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuitas jaringan

Rencana KeperawatanNo Tujuan Rencana tindakan Rasional TTD1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam sesak nafas berkurang dengan KH: Pasien tidak sesak nafasRR 20x / mntTidak terdengar suara ronchi

Berikan posisi semi fowlerObservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan Kolaborasi pemberian O2Observasi TTV

Mengetahui frekuensi dan kedalaman pernafasan menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjutMembantu pola nafas pasien

Nama pasien : Tn. Ruang : Melati INo Rm : 01233255Dx medis : CHF

2. Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam pasien bisa beraktifitas dan tidak sasak/ sesak berkurang dengan KH: Pasien dapat memenuhi kebutuhannya sendiriTidak terengah-engah lagi

Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan Libatkan keluarga pasien dalam memenuhi kebutuhan pasien Anjurkan untuk membatasi aktifitas Memonitor ttv setelah melakukan aktifitas

Mengurangi aktifitas Keluarga tahu cara membantu aktifitas pasien dengan benarHipotensi bisa terjadi dengan aktifitas karena efek obat atau pengaruh fungsi jantung

3. Setelah di lakukan tindakan selama 2 x 24 jam pasien tidak nyeri/ nyeri berkurang dengan KH : Nyeri pasien berkurang Pasien tidak meringis lagiBerikan posisi yang nyaman dan aman yaitu posisi semi fowler Memonitor ttvMemonitor KU Memberikan tehnik relaksasi/ distraksiMemantau TTVMemantau KUKolaborasi pemberian obat sesuai dengan anjuran dokter

Catatan Keperawatan No hari./tgl/jamTindakan Respon Dan HasilTTD1. Rabu, 18 desember 201308.3009.0009.3010.00

memberikan obat melalui injeksi

memberikan posisi semi fowlermemberikan O2 2 liter/mnt

mengobservasi frekuensi dan kedalaman pernafasan auskultasi paru untuk mengetahui bunyi nafasmengobservasi TTV memonitor KUpasien mau diberikan obat melalui injeksipasien mau diberikan posisi semi fowlerpasien koperatiffrekuensi : 22x/ mntTD : 140/70 mmhgRR : 22x/ mntN : 92x/mntS : 36C

Nama pasien : Tn. YRuang : Melati INo Rm: 01233255Dx medis : CHF

2. Rabu, 18 desember 201310.3011.00

membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien menganjurkan pasien membatasi aktifitas memonitor TTV setelah melakukan aktifitas

pasien koperatifkeluarga pasien koperatif dan bersedia membantu memenuhi kebutuhan pasienpasien koperatif, bersedia membatasi aktifitasnyaTTV : TD : 140/70mmhgN : 92x/mntS : 36CRR : 22x /mnt

3. Rabu, 18 desember 201311.3012.0013.30mengobservasi KUmemposisikan pasien semi fowlermengobservasi TTVmemberikan tehnik relaksasi/ distraksiRespirasi pasien 22x/ mntPasien nyaman dengan posisi yang diberikanPasien mau diberikan tehnik ralaksasi/ distraksi P : nyeri seluruh tubuhQ : seperti ditusuk-tusukR : nyeri pada seluruh tubuhS : skala nyeri 2T : kurang dari 3 mnt

Catatan PerkembanganNo Hari /tgl/jamPerkembangan KlienTTD1. Kamis, 19 desember 201309.0010.00

S : pasien mengatakan sudah tidak sesak lagiO : TD : 140/70 mmhgRR : 20x/mntS : 36,5CN : 90x/mntA : masalah teratasi P : pertahankan intervensi2. Kamis, 19 desember 201311.0011.30

S : pasien mengatakan masih lemah dan lemas dan aktifitas di bantu oleh keluargaO : - aktifitas pasien masih di bantu oleh keluarga -pemenuhan kebutuhan pasien masih di bantu oleh keluarga A : masalah belum teratasi P : lanjutkan intervensi -membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan-menganjurkan membatasi aktivitas

3.Kamis, 19 desember 2013S : pasien mengatakan sudah nyaman dengan posisi yang di berikan dan nyeri berkurang, skala nyeri 2O : TD : 140/70 mmhgN : 92x/menitS : 36,5CA : masalah teratasiP : pertahankan intervensi

Penutup Kesimpulan Gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan jantung yang mengalami kelainan yang dapat menyebabkan jantung tidak mampu memompakan darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan akan oksigen dan nutrisi.Penyebab terjadinya CHF diawali dengan kelainan otot jantung, yang diikuti aterosklerosis koroner yang mengakibatkan disfungsi miokardium. Hal ini bis memicu hipertensi sistemik atau pulmonal meningkatkan beban kerja jantung pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantungTerima Kasih