Asuhan Keperawatan Pleuritis

26
Asuhan Keperawatan Pleuritis Disusun Oleh: 1. Shela Putri Mariana 2420132314/47 2. Siska Anjarwati 2420132315/48 3. Siska Ratnaningsih 2420132316/49 4. Siti Fardilah Sandi 2420132317/50 5. Sufa Inayati hanif 2420132318/51

description

pleuritis

Transcript of Asuhan Keperawatan Pleuritis

Asuhan Keperawatan Pleuritis

Asuhan Keperawatan PleuritisDisusun Oleh:

Shela Putri Mariana2420132314/47Siska Anjarwati2420132315/48Siska Ratnaningsih2420132316/49Siti Fardilah Sandi2420132317/50Sufa Inayati hanif2420132318/51

DefinisiPleuritis adalah peradangan pada pleura disebabkan penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi karena penumpukan pus atau darah. Pleuritis juga dapat disebut sebagai komplikasi dari efusi pleura atau penyakit pada pleura.

Pleuritis dibagi menjadi 2:1. Pleuritis kering (fibrosa)Peradangan pada pleura tanpa atau hanya sedikit pengeluaran cairan.2. Pleuritis basah (setofirosa)Terjadinya penimbunan cairan dibuang pleura disebut juga pleura efusi cairan yang berisi di pleyra dapat berupa:ExudateTransudate

Penyebab terjadinya pleuritisVirus dan mikoplasmaVirus piogenis TuberkulosaFungiparasit

Manifestasi klinisNyeri pada dada yang diperburuk oleh bernapas Sesak Napas Perasaan "ditikam"

komplikasiEfusi pleuraPneumotoraksPiopneumotoraksAbses paruGagal nafas

Pemeriksaan fisikDengan ronsen dadaPemeriksaan sputumPleura punksiBiopsi pleura

Pemeriksaan penunjang/diagnostikNyeri dari pleuritis adalah sangat khusus. Nyerinya di dada dan biasanya tajam dan diperburuk oleh bernapas

Asuhan keperawatanA. PengkajianData biografiRiwayat penyakit saat iniRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluargaPengkajian psikososialPemeriksaan fisikB. Diagnosis KeperawatanC. Evaluasi

A. Pengkajian 1. Data biografiData biografi biasanya meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, dan data pasien lainnya.

2. Riwayat penyakit saat iniPengkajian penyakit RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai nyeri dada pada klien yang meliputi: seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Sifat nyeri dapatseperti tertekan, diperas, atau diremas.

3. Riwayat penyakit dahuluPengkajian riwayat penyakit dahulu akan sangat mendukung kelengkapan data dan kondisi saat ini. Data ini diperoleh dengan mengkaji apakah klien pernah menderita nyeri dada. Catat adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu, alergi obat, dan reaksi alergiyang timbul.

4. Riwayat penyakit keluargaPerawat senantiasa harus menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluaga. Anggota keluarga yang meninggal dan dan penyebab kematian.

5.Pengkajian psikososialPengkajian psikososial meliputi apa yang dirasakan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya, serta bagaimana perilaku klien terhadap tindakan yang dilakukan kepada dirinya.

6. Pemeriksaan fisikPernafasan: Inspeksi: peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan yang disertaipenggunaan otot bantu pernafasan. Gerakan pernafasan ekspansi dada yang simetris (pergerakan dada tertinggal pada sisi yang sakit), rongga dada asimetris (cembung pada sisi yang sakit).Palpasi: pada palpasi ditemukan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit.Perkusi: suara perkusi redup hingga pekak tergantung dari jumlah cairan.Auskultasi: suara nafas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit.

Darah:Palpasi dilakukan untuk menghitung frekuensi jantung (heart rate) dan harus memperhatikan kedalaman dan teratur tidaknya denyut jantung. Tindakan perkusi dilakukan untuk menentukan batas jantung daerah mana yang terdenar pekak.

Otak:Pada saat dilakukan inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji, setelah diperlukan pemeriksaan GCS untuk menentukan apakah klien berda dalam keadaan compos mentis, somnlen, atau koma. Selain itu juga perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, dan pengecapan.

Kandung kencing/urine:Pengukuran volume output urine dilakukan dalam hubungannya dengan intake cairan. Oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria, itu merupakan tanda awal syok.

Tulang:Hal yang perlu diperhatikan adalah adakah edema peritibial, feel pada kedua ekstremitas untuk mengetahui tingkat perfusi perfer, serta dengan pemeriksaan capillari refill time. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kekuatan otot untuk kemudian dibandingkan antara bagian kiri dan kanan

B. Diagnosa Keperawatan

NoDiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi/pelaksanaanrasional1.Nyeri akut, berhubungan dengan proses penyakitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam , pasien mampu :Pain level,Pain control,Comfort level Dengan kriteria hasil :Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri , mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri , mencari bantuan ).Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri ( skala , intensitas , frekuensi ,dan tanda nyeri ).Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang .Tanda vital dalam rentang normal .Tanyakan pasien tentang nyeri, tentukan karakteristik nyeriKaji pernyataan verbal dan nonverbal nyeri pasienDorong menyatakan perasaan tantang nyerimembantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri dan meningkatkan kontrol nyeriketidak sesuaian antara petunjuk verbal/nonverbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri.Takut/masalah dapat meningkatkan ketegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.

Diagnosis keperawatan

2.Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus pleuritisSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,pasien mampu: Kowlwdge:disease processKowledge: health bahavior Dengankriteria hasil :Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,kondisi,prognosis dan program pengobatan pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang di jelaskan secara benar pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang di jelaskan perawat/tim kesehatan lainnyaDiskusikan pentingnya melaporkan pengawasan jadwal pemeriksaan laboratorium dan kunjungan dokterPengawasan medic penting bila terapi antikoagulan mungkin terganggu/dihentikan tergantung informasi yang didapat

3.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolar .Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,pasien mampu:Respiratory status : gas exchangeRespiratori statas : ventilationVital sign statusDengan kriteria hasil :Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat .Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda-tanda distress pernapasanMendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,tidak ada sianosis dan dispnea(mampu mengluarkan sputum,mampu bernafas dengan mudah ,tidak ada pursed lips)Tanda-tanda vital dalam rentang normal.Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan tenang dan kalem batasi aktivitas pasien atau dorong untuk tidur/istirahat. Mungkinkan pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan tingkatkan sesuai toleran individuSelama distres pernafasan berat pasien secara total tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari karena dispnea. Istirahat diselingi aktivitas perawatan masih penting dari program pengobatan. Namun program latihan ditunjukkan untuk meningkatkan ketahanan dan kekuatan tanpa menyebabkan dispnea berat, dan dapat meningkatkan rasa sehat.

4.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigenSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, pasien mampu :Energy conservation Akticity tolerance Self Care : ADLs Dengan kriteria hasil :Berpatisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RRMamapu melakukan aktivitas sehari hari ( ADLs ) secara mandiriEvaluasi respons pasien terhadap aktifitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan/kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitasJelaskan pentingnya istirahat dalam perencanaan pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahatMenetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensiTirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan. pembatasan akivitas ditentukan dengan respons indifidual pasien terhadap aktifitas

C. EvaluasiBerdasarkan implementasi yang dilakukan, maka evaluasi yang diharapkan untuk klien dengan gangguan sistem pernafasan pleuritis adalah:tanda-tanda vital stabil kebutuhan oksigen terpenuhi(tidak sesak)klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiriklien merasa nyaman, infeksi tidak terjadi dan keluarga klien mengerti tentang penyakit yang diderita.

TERIMAKASIH