AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN · PDF fileIkhfa ’ jaa’ilun fi ... Izhar...

166
1 Kelas X Semester gasal AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA DAN TUGAS-TUGASNYA Standar Kompetensi : 1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi Kompetensi Dasar : 1.1. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12- 14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78. 1.2. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78 1.3. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78 TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an. Q. S. Al Baqarah 30-33 Q.S. Al Mukminun : 12-14 Q.S. An Nahl : 78

Transcript of AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN · PDF fileIkhfa ’ jaa’ilun fi ... Izhar...

1

Kelas X Semester gasal

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN MANUSIA DAN TUGAS-TUGASNYA

Standar Kompetensi : 1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah

di bumi Kompetensi Dasar : 1.1. Membaca QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12- 14, Az-Zariyat;56 dan An

Nahl; 78. 1.2. Menyebutkan arti QS Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan

An Nahl; 78 1.3. Menampilkan perilaku sebagai khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS

Al-Baqarah; 30, Al Mukminun; 12-14, Az-Zariyat;56 dan An Nahl; 78

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al Baqarah 30-33

Q.S. Al Mukminun : 12-14

Q.S. An Nahl : 78

2

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid

Lafal Hukum Bacaan

membacanya Alasan

Mad tabi’i

qaala panjang dua harakat

fathah pada huruf qaf bertemu alif mati

Mad jaiz muttasil

lilmalaaaaaikati panjang 5 harakat

setelah mad ada hamzah dalam satu lafal

Ikhfa’ jaa’ilun fi dibaca samar

tanwin dhummah bertemu dengan fa

Idgam bigunnah

May nun sukun tidak dibaca

nun mati bertemu ya

Mad jaiz munfasil

Inniiiii a’lamu panjang 5 harakat

setelah mad ada hamzah tidak dalam satu lafal

Kegiatan Siswa

Lafal Pernyataan Hukum bacaan

Cara membacanya

Fathah mengadap alif yang mati

........

.........

Setelah Mad ada hamzah dalam satu

lafal

.....

.........

Tanwin fathah menghadap qaf

......

......

Kasroh menghadap ya sukun

......

......

Huruf nun disyiddah ( ditasydid)

...

.....

3

2. Terjemahan Per-kata

sesungguhnya

Aku

kepada para

malaikat

Tuhanmu

berfirman

dan

tatkala

mereka berkata

khalifah

bumi

di

menjadikan

dan

menumpahkan

di dalamnya

orang yang akan merusak

di dalamnya

( bumi)

mengapa Engkau akan menjadikan

dan kami mensu-cikan Engkau

dengan memuji Engkau

kami bertasbih

dan kami

darah

kalian ketahui

apa yang tidak

Aku lebih mengetahui

Sungguh-nya Aku

Dia berfirman

3. Terjemahan ayat

Terjemahan Q.S. Al Baqarah, 2: 30. adalah : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirkan kepada para Malaikat, “ Aku

hendak menjadikan khalifah*) di bumi “ Mereka berkata, “ Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “ Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”

*) Khalifah bermakna pengganti, pemimpin atau penguasa

4. Kandungan Ayat Kandungan Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30 adalah :

o Allah mengabarkan kepada Malaikat tentang rencananya menciptakan makhluk yang dinamakan manusia menjadi khalifah di bumi.

o Para Malaikat ingin mengetahui secara pasti dengan mengajukan pertanyaan “ Apakah Allah akan menciptakan makhluk di bumi yang akan berbuat kerusakan dan pertumpahan darah?” Padahal mereka ( para Malaikat ) merupakan makhluk yang senantiasa bertasbih, menyucikan Allah, mentaati perintah-Nya dan tidak mendurhakai-Nya.

o Ketidak tahuan para Malaikat dan kekhawatirannya setelah mendapatkan penjelasan dari Allah, bahwa Allah lebih mengetahui dari apa yang telah di ketahui para Malaikat.

5. Penjelasan :

Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu

4

ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya

Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid

Lafal Hukum Bacaan Cara membaca

Alasan

qalqalah

walaqadd huruf dal dibaca memantul

huruf dal ditan-da sukun

Ikhfa’

minssulalatin nun mati dibaca samar

huruf nun mati bertemu sin

gunnah

Summa mim bertasydid dibaca dengung

mim bersyiddah

Idgham bigunnah

qaraarimm dibaca terpadu dengan mim

tanwin kasroh menghadap mim

Izhar Khalqan akhara Tanwin fatkhah dibaca jelas

Tanwin fatkhah menghadap hamzah

5

Kegiatan Siswa Lafal Pernyataan Hukum

bacaan Cara

membacanya

Qaf disukun ( mati)

......

......

Nun sukun menghadap tha

....

.....

Fathah berdiri pada huruf nun

....

....

Nun sukun bertemu sin

....

....

Tanwin kasroh menghadap mim

...

....

2. Terjemahan Per-kata

Dari tanah

Dari saripati

manusia

Kami telah menciptakan

Dan sungguh

Yang

kuat/kokoh

dalam tempat

Air mani

Kami jadikannya

kemudian

segumpal darah itu

lalu Kami ciptakan

segumpal darah

air mani (sperma )

kemudian Kami ciptakan

lalu Kami bungkus

tulang belulang

segumpal daging itu

lalu Kami ciptakan

segumpal daging

Maha suci Allah

makhluk lain

kemudian Kami jadikan

dengan daging

tulang itu

Pencipta

paling baik

3. Terjemahan ayat

Terjemahan Q.S. Al Mukminun, 23 : 12-14 adalah : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal ) dari

tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani ( yang disimpan) dalam tempat yang kokoh ( rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.

6

Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik.

4. Kandungan Ayat

Kandungan Al-Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 adalah : o Penegasan Allah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang asal

kejadiannya dari tanah. o Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih ada

dalam kandungan. Proses kejadian manusia ketika masih dalam kandungan sebagai berikut :

a. Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nutfah ( spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan kedalam qarar ( rahim atau kandungan).

b. Allah SWT merubah nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah menyerupai buah lecis atau lintah.

c. Dari alaqah Allah SWT menjadikannya sebagai mudgah yaitu segumpal daging menyerupai daging yang telah hancur berkas dikunyah.

d. Dari mudgah Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang belulang yang menjadi rangka.

e. Kemudian Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk lain yaitu manusia dengan segenap anggota-anggotanya.

5. Penjelasan : Qur’an surat Al Mukminun adalah surat yang ke 23 yang terdiri atas 118

ayat, tergolong surat-surat Makkiyah. Dinamai “Al Mukminun” karena permulaan surat ini menerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang yang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akherat dan ketentraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi pengikut bagi Nabi Muhammad s.a.w.

Bagaimana menurut pandangan ilmu kedokteran tentang proses kejadian manusia itu?

Allah memberikan anugrah kepada manusia sejak lahir tiga hal, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Dengan tiga hal tersebut manusia akan menjadi makhluk yang paling sempurna. Menurut para ulama bahwa pendengaran merupakan alat untuk mendengar seruan di dunia dan akherat. Dalam perkembangan organ bayi bahwa pendengaran itu lebih dahulu berfungsi dari pada mata. Dalam ilmu Embriologi janin ketika masih ada di rahim ibunya, mereka telah mendengarkan pesan-pesan yang diberikan melalui ibunya. Kemudian barulah mata itu berfungsi ketika bayi itu telah lahir di dunia, sehingga bayi itu dapat melihat apa-apa yang ada di sekelilingnya. Barulah pada perkembangan berikutnya bayi itu bisa berfungsi hati nuraninya yang terdiri dari otak dan hatinya. Berdasarkan penelitian yang ilmiah di bidang kedokteran ditemukan bahwa otak manusia terdiri dari beberapa kepingan, yaitu keping otak bagian depan, dahi, pelipis, dan belakang. Kepingan-kepingan itu menjadi pusat

berbagai macam indra manusia. Kepingan-kepingan itu mengalami perkembangan menuju kesempurnaan sesuai dengan derap perkembangan manusia sejak lahir sampai tua. Gambar perkembangan janin dalam kandungan

7

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik. Penjelasan Tajwid

Lafal Hukum Bacaan

Cara membaca Alasan

Mad tabi’i

wamaa dibaca panjang 2 harakat

fathah pada huruf mim berte-mu alif mati

qalqalah

khalaqqtu huruf Qaf diba-ca memantul

qaf bertanda sukun

al qamariyah

aljinna hurul al dibaca jelas

huruf al berha-dapan dengan huruf jim

Ikhfa’

walinssi

Huruf nun sukun menghadap sin

Mad arid lissukun

liya’buduun dibaca panjang 2,4 atau 5 hara-kat

dummah pada huruf dal meng-hadap wau mati dan huruf nun yang diwaqafkan

2. Terjemahan Per-kata

supaya mereka menyembahKu

melainkan

dan manusia

jin

Aku menciptakan

dan tidak

3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Az Zariyat, 51 : 56 adalah : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah

kepada-Ku.

4. Kandungan ayat o Kandungan Al Qur’an Surah Az-Zariyat, 51 : 56 adalah tentang pemberitahuan

dari Allah SWT bahwa maksud dan tujuan diciptakan makhluk berupa jin dan manusia ialah agar mereka beribadah kepada-Nya.

o Menurut pengertian bahasa kata ibadah berarti : taat, patuh, tunduk, dan menurut. Allah SWT menciptakan jin dan manusia agar beribadah kepada-Nya, maksudnya agar taat dan patuh segala perintah-perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya.

o Pengertian ibadah dapat dibedakan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdha. Ibadah mahdhah adalah bentuk ibadah yang berhubungan antara

8

manusia dengan Allah, seperti salat, puasa, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru mahdhah adalah bentuk ibadah yang berupa aktivitas manusia yang baik dengan niat mencari ridlo Allah, seperti bekerja, belajar, sillaturrahmi dan lain-lain.

5. Penjelaasan

Qur’an surat Al Baqarah adalah surat yang ke 2 terdiri atas 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat ke 281 diturunkan di Mina pada Hajji Wada’ (Haji Nabi Muhammad yang terakhir). Surat Al Baqarah termasuk golongan ayat-ayat Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang diantara surat-surat yang ada dalam Al Qur’an, dan di dalamnya terdapat pula ayat yang paling panjang yaitu ayat yang ke 282. Dinamakan “Al Baqarah” yang berarti “ sapi betina” karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Isra’il (lihat ayat yang ke 67 s/d 74), dimana dijelaskan bagaimana watak orang Yahudi pada umumnya

Pada ayat ke 30 dalam surat ini menjelaskan kedudukan manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu manusia diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam, menggali, mengelola, dan mengolah kekayaan alam untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan segenap manusia dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.

Untuk mewujudkan tugas yang mulia tersebut, manusia selama hidup di dunia diwajibkan meningkatkan kemampuannya baik fisik maupun rohaninya kearah yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam menjalankan tugas hidupnya manusia diharuskan menjauhi sifat-sifat yang buruk yang menjadi penyebab kerusakan tata hubungan antara manusia seperti pertumpahan darah maupun kerusakan alam. Oleh karena itu senantiasa manusia dianjurkan selalu ingat kepada Allah dengan berzikir, bertasbih, dan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil,fasih, perhatikanlah adab dan sopan

santun ketika membaca Al Qur’an.

Penjelasan Tajwid

Lafal Hukum

Bacaan Cara

membaca Alasan

Tafkhim wallohu huru lam dibaca tebal

Lam jalalah didahului harakat fatkhah

Idgham mutamas-silain

Akhrajakummin Huruf mim mengha-dap mim

9

Iqlab Mimmbutuuni Nun mati berubah suara mim

Nun mati menghadap huruf ba

Izhar syafawi

ummahaatikum laa menyuarakan mim dengan jelas

Mim mati bertemu huruf lam

Al syamsyiyah

Assam’a hurul lam mati tidak dibaca

Huruf al bertemu dengan sin

Mad layyin

Syai-an

Mad ya berada setelah fatkhah

Kegiatan Siswa

Lafal Pernyataan Hukum Bacaan

Cara membaca

alif lam ( al ) menghadap hamzah

....

......

Tanwin fathah menghadap wau

....

......

alif lam menghadap hamzah

....

......

ت

Mim sukun menghadap ta’

....

......

Mad menghadap nun yang diwakafkan

....

......

2. Terjemahan Per-kata

tidak

ibu-ibu kalian

dari perut-perut

mengeluarkan kalian

dan Allah

pendengaran

bagi kalian

dan Dia jadikan

sesuatu

kalian mengetahui

(kalian) bersyukur

agar kalian

dan hati / akal

dan penglihatan

3. Terjemahan ayat

Terjemahan Q.S. An Nahl, 16 : 78 adalah : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.

10

4. Kandungan ayat o Allah SWT memberitahukan kepada manusia bahwa setiap manusia itu

dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan tidak berilmu pengetahuan. o Kemudian Allah SWT memberi manusia pendengaran, penglihatan, dan hati (

qalbu) sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. o Agar manusia sadar bahwa kesempurnaan fisik dan panca indera yang

dimilikinya itu dapat dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, sehingga mereka mau bersyukur kepada-Nya.

5. Penjelasan Surat An Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat Makiyyah.

Dinamakan “ An Nahl “ yang berarti “ lebah “ seperti dinyatakan dalam surat ini ayat 68 yang artinya “ Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “.

Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dan Al Qur’anul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan bisa menjadi obat bermacam-macam penyakit manusia ( lihat ayat 69). Sedang Al Qur’an mengandung inti sari dari kitab-kitab yang pernah diturunkan Allah kepada nabi-nabi terdahulu dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat ( lihat ayat 10 ).

Pada Q.S. An Nahl : 78 diterangkan bahwa manusia ketika dilahirkan pertama kali awalnya tidak mengerti apa-apa, dan kondisinya sangat lemah sehingga membutuhkan orang lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan, perawat, dan orang tua kita. Pada ayat tersebut Allah menegaskan bahwa sejak manusia lahir telah dibekali tiga kemampuan dasar, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Ketiga bekal tersebut agar manusia dapat mengembangkan sesuai dengan petunjuk Allah dalam Al Qur’an sehingga akan dapat menjadi manusia yang sempurna yang dapat mengemban tugas sebagai khalifah di bumi dengan baik.

Manusia akan menjadi beriman dan berilmu ketika mereka bisa belajar melalui tiga bekal tersebut sehingga dapat menangkap informasi-informasi di luar dirinya untuk dapat dikembangkan yaitu, membaca melalui penglihatan, mendengar melalui telinga, dan merasa melalui hati.

KEGIATAN SISWA Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan manusia yang mengakibatkan

pertumpahan darah . Coba identifikasi fungsi indra pendengaran, penglihatan, akal dan kalbu.

Bagaimanakah kamu mensyukurinya? Coba renungkan perintah-perintah Allah SWT yang sudah dapat kamu kerjakan.

RANGKUMAN Surah Al Baqarah ayat 30 menjelaskan tentang pemberitahuan Allah kepada

malaikat bahwa Allah SWT akan menciptakan Adam ( manusia ) sebagai kholifah di muka bumi. Para malaikat khawatir bahwa dijadikannya manusia sebagai khalifah akan merusak bumi dan mereka saling membunuh. Kekhawatiran malaikat itu hilang setelah ada penjelasan dari Allah.

Surah Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang asal kejadian manusia bahwa dijadikannya manusia itu berasal dari saripati tanah. Kemudian proses perkembangan selanjutnya dijadikannya melalui fase demi fase dalam rahim ibu.

11

Surah Az-Zariyat ayat 56, bahwa Allah SWT memberitahukan bahwa maksud dan tujuan dijadikan manusia itu adalah untuk beribadah kepada-Nya dengan cara mentaati perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.

Surat An Nahl ayat 78, bahwa Allah telah memberi karunia kepada manusia yang sangat mahal, yaitu panca indera. Oleh karena itu manusia diharapkan sadar akan nikmat-nikmat itu agar mereka mau bersyukur kepada-Nya.

UJI KOMPETENSI a. Aspek Afektif

Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA

No Pernyataan setuju tidak setuju

tidak tahu alasan

1 Membaca Al Qur'an hendaknya …… …… ….. ……

Memegang teguh adab dan sopan santun membacanya.

2 Kedudukan manusia sebagai …… …… ….. ……

khalifah di bumi adalah meman faatkan, dan melestarikannya

3 Kita sebagai seorang muslim …… …… ….. ……

harus menyadari bahwa asal kejadian manusia dari saripati tanah

4 Proses kejadian manusia yang …… …… ….. ……

diterangkan dalam Al Qur’an sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

5 Ibadah yang berkualitas dan ……. ……. …… ……..

bermakna adalah ibadah yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan

b. Aspek Kognitif

i. Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada

huruf a,b,c,d, atau e.

1. Lafal ada nun sukun menghadap ya adalah bacaan… a. izhar c. ikhfa’ e. qalqalah b. ikhfa’ d. mad 2. Lafal dalam Q.S. Al Baqarah, 2:30 artinya adalah….

a. di dalam bumi manusia saling membunuhnya b. mengapa Engkau menjadikan (khalifah) di bumi c. orang yang akan membuat kerusakan di bumi d. dia menumpahkan darah di dalamnya e. Sesungguhnya Aku akan menjadikan pemimpin di muka bumi.

12

3. Hal-hal berikut adalah tugas manusia sebagai khalifah dibumi. Adapun yang tidak termasuk didalamnya adalah…. a. memelihara alam sebagai anugrah Allah b. memelihara alam jangan sampai rusak c. menggali kekayaan alam untuk kesejahteraan manusia d. memanfaatkan alam untuk kepentingan manusia e. mengambil kekayaan alam meskipun dengan cara merusak

4. Sikap dan perilaku yang mencerminkan pengamalan Q.S. Az Zariyat,51:56 adalah

sebagai… a. tidak saling bunuh membunuh b. beribadah dan beramal dengan ikhlas c. menyadari manusia diciptakan dari segumpal darah d. mengakui manusia dilahirkan pada awalnya tidak mengetahui apa-apa e. menjauhkan diri dari durhaka kepada kedua orang tua.

5. Berikut ini adalah ibadah yang hukumnya fardlu ain, adapun yang tidak termasuk didalamnya adalah… a. salat lima waktu d. puasa b. salat jum’ah e. haji c. salat tarowih

6. lafal yang terdapat dalam Q.S. Al Mukminun, 23: 14 artinya adalah…

a. spermatozoa d. tulang belulang b. segumpal darah e. janin / bayi c. segumpal daging

7. Makhluk Allah antara malaikat dengan manusia yang menjadi persamaannya adalah… a. asal kejadiannya d. tugas dan tanggung jawabnya b. jenisnya e. kematiannya c. alam kehidupannya

8. Lafal dalam Q.S. An Nahl, 16: 78 artinya adalah …

a. tidak mengetahui apa-apa d. perut ibumu b. dari penglihatanmu e. hati / akal kamu c. Dialah yang menjadikan kamu

9. Lafal terdapat mim sukun bertemu dengan mim, bacaan tajwidnya

adalah …

a. ikhfa’ syafawi d. idgham bigunnah b. idgham mutamassilain e. izhar syafawi c. iqlab

10. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut:

(1). Mengucapkan hamdalah ketika memperoleh nikmat (2). Bermalas-malasan, tidak mau berusaha karena sudah kaya (3) Berusaha melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya (4). Bersabar ketika mendapat musibah (5). Putus asa ketika cita-citanya tidak tercapai. Perilaku bersyukur kepada Allah sesuai dengan perintah Q.S. An Nahl, 16: 78 adalah… a. (1), (3), (4) d. (2), (4), (5) b. (1), (2), (3) e. (1), (2), (4)

13

c. (3), (4), (5)

2). Soal Uraian Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar

1. Mengapa para malaikat mempertanyakan rencana Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi?

2. Kemukakan fase-fase perkembangan kejadian manusia dalam kandungan menurut

Al Qur’an Surat Al Mukminun 12-14 !

3. Tulislah lafal-lafal hukum bacaan yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin, serta bacaan mad thabi’I yang terdapat pada Q.S. Al Baqarah : 30 !

4. Kemukakan kandungan Q. S An Nahl ayat 78 !

5. Kecakapan apa saja yang dimiliki manusia ketika ia lahir di bumi sebabagai anugrah

Allah SWT?

14

Kelas X semester Gasal

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG KEIKHLASAN BERIBADAH

Standar Kompetensi : 1. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah. Kompetensi Dasar : 5.1. Membaca QS Al-An’am 162- 163 dan Al Bayyinah ; 5.. 5.2. Menyebutkan arti QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5. 5.3. Menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam

QS Al- An’am 162 – 163 dan Al- Bayyinah; 5.

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al An’am 162-163

Q.S. Al Mukminun : 1-6

Q.S. Al Hujurat : 39-41

Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5

15

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih.Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid Lafal Hukum

Bacaan Cara membaca Alasan

Gunnah

Inna (dengan berdengung )

Karena nun bertasdid

Mad Tabi’i

Salaatii dibaca panjang 2 harakat

Karena fatkah pada lam menghadap alif dan kasrah pada ta menghadap ya

Lafal jalalah dan mad badal

Lillaahi dibaca panjang 2 harakat

Karena ada kasrah menghadap lam jalalah

Izhar qamariyah

Al’alamiina ( al bibaca jelas )

Karena alim lam menghadap ‘ain

Tarqiq

Syariika Ri dibaca ringan berdering

Huruf ra bertanda kasrah

Mad ‘arid lissukun

Al muslimiin

Mad yang bertemu nun sukun yang diwaqafkan

2. Terjemahan Per-kata

dan

matiku

dan hidupku

dan ibadahku

salatku

Sesung guhnya

Katakanlah

bagi-Nya

sekutu

tidak ada

semesta alam

Tuhan

pemelihara

Untuk Allah

Orang-orang yang

berserah diri

pertama-tama

dan aku

aku diperintahkan

dan demikian

itulah

16

3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Al An’am, 6 : 162 – 163 adalah :

Katakanlah ( Muhammad ), “ sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri ( muslim)”

4. Kandungan o Suruhan Allah kepada segenap Muslim dan Muslimah untuk berkeyakinan

bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam

o Seorang Muslim dan Muslimah harus berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu baginya yang menentukan hidup dan matinya seseorang, dan yang mengatur segalanya di alam ini.

o Allah menyuruh kepada Muslim dan Muslimat untuk berlaku ikhlas dalam beribadah, bermuamalah maupun berkeyakinan kepada-Nya.

5. Penjelasan

Surat Al An’am terdiri atas 165 ayat, dinamakan Al An’am berarti “ binatang ternak “ ( seperti : unta, sapi, kambing, dan biri-biri ). Surat ini termasuk golongan ayat-ayat Makiyyah. Surat ini dinamakan “ Al An’am “ karena di dalamnya disebut kata “ An’am” dalam hubungannya dengan adat istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan mereka.

Dalam surat yang ke 162 – 163 Allah swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar mengatakan bahwa salatnya, ibadahnya, hidupnya, dan matinya adalah semata-mata untuk Tuhan Allah semesta alam. Perintah itu harus diteruskan kepada umatnya agar mensikapi hidup itu senantiasa seorang muslim itu dalam melaksanakan salatnya, ibadahnya, dilaksanakan dengan khusyuk, tunduk, ikhlas untuk mencari rida Allah. Begitu pula hidupnya, matinya diserahkan seluruhnya kepada Allah swt Tuhan semesta alam, karena Allah adalah zat yang menentukan hidup dan matinya semua makhluk di alam ini.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali ayat-ayatnya dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid Lafal Hukum

Bacaan Cara membaca Alasan

Mad jaiz munfasil

Wama umiruuuu dibaca panjang 2 – 5 harakat

Mad bertemu hamzah dilain lafal

17

Tafkhim ( berdegum )

Liya’budullooha dibaca panjang 2 harakat

Lam jalalah sebelumnya ada harakat dhommah

Mad wajib muttasil

Hunafaa’a dibaca panjang 5 harakat

Mad bertemu dengan hamzah dalam satu lafal

Mad badal Assalaata Panjang 2 harakat

Karena wau dibaca sebagai alif

Kegiatan Siswa

Lafal Pernyataan Hukum bacaan

Cara membacanya

Kasroh bertemu ya

disukun

......

......

Alif lam bertemu dengan dal

....

.....

Wau dibaca sebagai alif

....

....

Dummah bertemu wau disukun

.....

.....

Alif lam bertemu qaf

....

....

2. Terjemahan Per-kata

memurnikan

Allah

supaya mereka menyembah

kecuali

mereka

diperintah

Dan tidak

dan mereka menunaikan

salat

dan mereka mendirikan

Ikhlas / lurus

ketaatan/ agama

kepada-Nya

betul / lurus

agama

dan demikian itu

zakat

3. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Al Bayyinah, 98 : 5 adalah :

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus ( benar )*) *) Lurus berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan

18

4. Kandungan

o Suruhan Allah kepada manusia dalam mengamalkan ajaran agama hendaklah yang lurus yaitu jauh dari hal-hal kemusyrikan dan kesesatan.

o Dalam beribadah hendaklah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah yaitu kesadaran diri dalam menjalankannya semata-mata mentaati perintah Allah dengan mengharap ridlo-Nya.

5, Penjelasan

Surat Al Bayyinah terdiri atas 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyah, diturunkan setelah surat At Tholaq. Dinamai “ Al Bayyinah “ berarti “ buku yang nyata” yang diambil dari kata perkataan Bayyinah yang terdapat pada akhir ayat yang pertama.

Pada ayat yang ke 5 surat ini, Allah swt menegaskan bahwa manusia tidak diperintahkan, kecuali untuk beribadah kepada Tuhan Allah dengan lurus. Dilaksanakannya ibadah itu sebagai bukti ketaatannya menyembah dengan memurnikan niat tanpa ada campuran sedikitpun dari perbuatan syirik. Untuk mencapai derajat ibadah yang tinggi manusia diharuskan dalam melaksanakannya secara ikhlas lahir dan batin. Dengan jalan itu manusia akan mencapai kebahagiaan dunia dan akherat. Orang yang mempunyai sifat ikhlas disebut mukhlis.

Niat adalah dorongan yang tumbuh dalam hati manusia untuk melaksanakan suatu amal atau perbuatan tertentu. Sedangkan ikhlas mempunyai arti : murni, suci atau bersih. Dalam menjalankan pengamalan ajaran Islam seorang muslim diharus-kan mendasarkan diri dengan niat ikhlas yaitu didasarkan karena Allah semata untuk memperoleh rida-Nya. Pengamalan yang ikhlas itu adalah pengamalan yang jauh dari sifat riya’, dan sum’ah. Karena itu suatu amalan yang tidak didasari dengan niat ikhlas tidak diterima Allah sehingga tidak akan mendapatkan pahala dari-Nya.

KEGIATAN SISWA

Coba sebutkan contoh-contoh perbuatan/peribadatan manusia yang tergolong sesat.

Coba identifikasi ibadah-ibadah yang benar yang sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan Hadis. Bagaimanakah cara melaksanakannya?

Coba renungkan bagaimana ibadah / amaliah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah.

RANGKUMAN Surah Al An’am ayat 162-163 berisi suruhan Allah SWT kepada manusia agar

setiap Muslim dan Muslimah berkeyakinan bahwa salatnya, ibadahnya, hidup dan matinya semata-mata untuk Allah SWT. Setiap individu muslim hendaklah berserahdiri kepada kekuasaan Allah secara keseluruhan dengan niat ikhlas.

Surah Al Bayyinah ayat 5 berisi perintah Allah SWT bahwa dalam meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya hendaklah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah dan mengharap ridlo-Nya.

UJI KOMPETENSI a. Aspek afektif

Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

19

INTERNALISASI AKHLAK MULIA

No Pernyataan setuju tidak setuju

tidak tahu alasan

1 Semua aktivitas manusia dapat …… …… ….. ……

diatur berdasarkan Al Qur’an

2 Beribadah dengan ikhlas meru- …… …… ….. ……

pakan perintah Allah

3 Bersesaji dan berkurban yang …… …… ….. ……

dipersembahkan kepada makh-luk halus termasuk syirik

4 Ibadah wajib dan sunah boleh …… …… ….. ……

dilaksanakan dengan riya’ dan sum’ah

5 Menuntut ilmu hendaklah dilak- ….. …. …. …..

sanakan dengan niat mencari ridlo Allah SWT

b. Aspek kognitif

1). Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada

huruf a,b,c,d, atau e.

1. Lafal pada huruf nun syiddah dibaca dengung yang merupakan bacaan... a. izhar c. Idgham bigunnah e. iqlab b. gunnah d. mad arid

2. Ketika ada fatkhah tegak menghadap huruf hamzah dalam satu lafal seperti bacaan bacaan tajwidnya adalah....

a. mad arid d. mad wajib munfasil b. mad thabi’i e. mad jaiz c. mad wajib muttasil

3. Dalam Q.S. Al An’am, 6 : 62 ada lafal artinya adalah... a. hidupku d. keturunanku b. matiku e. nabiku c. ibadahku

4. perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :

(1). menyekutukan Allah dengan makhluk (2). berdo’a dibawah lingdungan Ka’bah (3). menyembelih kurban yang dipersembahkan kepada makhluk halus agar

selamat (4). mempercayai dukun dengan mantranya dapat membantu kesulitan

manusia (5). menyebut- nyebut nama Rosulullah ketika berdo’a

Dari pernyataan tersebut di atas perilaku yang tergolong perbuatan syirik adalah.... a. (1), (3), (4) d. ( 3), (4), (5) b. (2), (3), (5) e. ( 2), (3), (4) c. (1), (2), (3)

20

5. Dalam Q.S. Al Bayyinah ada lafal mempunyai arti....

a. menjadikan d. taat b. patuh e. lurus c. ikut

6. berikut ini termasuk rukun ibadah salat apabila tidak dilaksanakan maka

salatnya batal. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah.... a. niat dibarengi dengan takbirotul ihram b. membaca surat Al fatehah c. bersujud dengan tumakninah d. membaca do’a iftitah e. berdiri jika berkuasa

7. Perbuatan dosa yang tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT

adalah.... a. berbuat jahat dengah tetangga d. bergunjung b. durhaka kepada kedua orangtua e. menyekutukan Allah SWT c. melakukan penipuan dan berdusta

8. Berikut ini adalah diantara sikap dan perilaku orang yang mengamalkan firman Allah Q.S. Al Bayyinah ayat : 5. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah.... a. beribadah kepada Allah dengan ikhlas b. tolong menolong dalam berbuat kebajikan c. berperilaku sopan kepada siapa saja d. menuntut ilmu dan mengamalkannya untuk kemanusiaan e. tidak mau bekerja sama dengan sesama muslim karena berbeda faham

9. Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan beramal ikhlas. Adapun yang tidak

termasuk di dalamnya adalah.... a. menjadi syarat diterimanya amal ibadah seseorang b. menjadikan semangat dalam melakukan amal kebajikan c. menjadi orang yang sabar meskipun diejek dan dihina amal ibadahnya d. mendatangkan ketentraman dan ketenangan hidupnya e. menjadikan besar dirinya karena banyak dipuji orang lain.

10. Berikut ini merupakan lafal Q.S. Al An’am ayat 162 – 163, manakah yang

artinya ikhlas / lurus.... a. c. e.

b. d. 2). Soal Uraian Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan arti ibadah menurut fuqaha ? serta berilah contohnya ! 2. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim dan Muslimah

agar dapat beribadah dengan ikhlas ! 3. Kemukakan tiga keutamaan bagi seorang Muslim/Muslimah yang telah beramal

secara ikhlas! 4. Bagaimana tanda-tanda seseorang yang beramal tidak ikhlas itu? 5. Identifikasi perilaku-perilaku manusia yang berbuat syirik kepada Allah SWT!

21

IMAM KEPADA ALLAH

Standar Kompetensi : 3. Meningkatkan keimanan kepada Allah melalui pemahaman sifat-sifat-Nya

dalam Asmaul husna Kompetensi Dasar : 3.1 Menyebutkan 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna. 3.2 Menjelaskan arti 10 sifat Allah dalam Asmaul Husna 3.3 Menampilkan perilaku yang menceminkan keimanan terhap 10 sifat Allah

dalam Asmaul Husna

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al Baqarah 255

Q.S. Al A’raf : 180 - 181

Q.S. Al Mukminun : 116

22

IFTITAH .

1. Bacalah Al-Qur’an 5-10 menit sebelum memulai pelajaran!

2 Awali pelajaranmu dengan membaca doa belajar!

3. Bersikap baiklah kepada Allah swt. dan sesama makhluk-Nya!

4. Hayatilah keimanan kepada Allah dan terapkan dalam perilaku sehari-hari!

Pernahkah kamu memperhatikan diri dan alam sekitarmu? Siapakah pencipta

semua itu? Dialah Allah swt. pencipta alam beserta seluruh isinya. Dia menciptakan semua

itu dengan kehendak dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, kita harus meyakini, memahami, serta

meneladani sifat-sifat Allah swt. khususnya yang terkandung dalam Asmaul Husna di dalam

kehidupan kita.

Iman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama sekaligus sebagai pondasi

dari rukun iman yang lain. Allah swt. adalah Zat yang Mahakuasa, yang menciptakan alam

beserta seluruh isinya sekaligus sebagai penjaga dan pengatur alam jagat ini, yang tidak

pernah merasa lelah, yang tidak pernah mengantuk, tidak pernah tidur, dan tidak merasa

berat menjaga keduanya. Dialah Allah swt. yang memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz

sebagai sifat kesempurnaan-Nya.

A. Sifat-Sifat Allah SWT.

Allah swt. adalah Zat Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam beserta isinya.

Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur.

Dia tidak pernah merasa berat menjaga langit dan bumi beserta seluruh isinya. Allah swt.

memiliki sifat wajib, mustahil, dan jaiz yang dimiliki-Nya sebagai kesempurnaan-Nya.

Sifat wajib artinya sifat yang harus dimiliki oleh Allah sebagai sifat kesempurnaan-Nya

karena Dia adalah segala-galanya. Hal ini tercermin pada sifat wajib yang 13 dan bila

ditambah dengan sifat maknawiyah yang ada 7 buah akan menjadi 20. Adapun sifat

mustahil adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah. Sedangkan sifat jaiz, yaitu

sifat wenang (bebas). Artinya, Allah bebas berbuat sesuai dengan kuasa dan kehendak-

Nya atau dengan kata lain, Allah boleh berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan

keinginan-Nya.

Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik bagi Allah yang jumlahnya adalah

99 nama. Sebagai orang yang beriman, kita selalu dianjurkan untuk menyebut-Nya. Hal

ini tertera dalam hadis yang menyebutkan tentang Asmaul Husna berbunyi sebagai

berikut.

ة وا تسعة وتسعين اسمامن حفظهادخل الجن لوتر )رواه ابن ماجه(ا ويحب تر هللا و ن ان لل

23

Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barang siapa menghapalnya (dengan meyakini kebenarannya) ia masuk surga. Sesungguhnya Allah Maha ganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil." (HR Ibnu Majah).

Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai

berikut.

No Sifat wajib Artinya Sifat mustahil Artinya

1 Wujud Ada Adam Tidak ada

2 Qidam Terdahulu Hudus Baru

3 Baqa Kekal Fana Lenyap

4 Mukhalafatuhu

lil hawadis

Berbeda

dengan yang

baru

Mumasalatuhu lil

hawadis

Serupa dengan

yang baru

5 Qiyamuhu

binafsih

Berdiri dengan

sendiri-Nya

Ihtiyaju bigairih Berhajat kepada

yang lain

6 Wahdaniah Esa Ta’addud Berbilang/berjumlah

7 Qudrat Berkuasa Ajzu Lemah

8 Iradat Berkehendak Karahah Terpaksa

9 I1mu Mengetahui Jahlun Bodoh

10 Hayat Hidup Maut Mati

11 Sama Mendengar Summun Tuli

12 Basar Melihat Umyun Buta

13 Kalam Berfirman Bukmun Bisu

Apabila sifat-sifat tersebut ditambah dengan sifat maknawiyah sebanyak tujuh

sifat, maka akan menjadi 20, yaitu sebagai berikut.

No Sifat Maknawiyah Artinya

1 Qadiran Mahakuasa

2 Muridan Maha Berkehendak

3 Aliman Maha Mengetahui

4 Hayyan Mahahidup

5 Sami'an Maha Mendengar

6 Basiran Maha Melihat

7 Mutakalliman Maha Berfirman

24

Selain sifat wajib dan mustahil tersebut, Allah juga mempunyai sifat jaiz yang

artinya boleh (bebas). Maksudnya, Allah bebas berbuat sesuatu dan bebas pula tidak

berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak dan kuasa-Nya.

TUGAS

Sebutkan cara menghayati sifat Allah dalam kehidupan pribadimu! Buatlah

dalam bentuk tabel!

B. Sifat Allah dalam Asmaul Husna

Selain sifat kesempurnaan Allah swt. sebagaimana telah disebutkan, Allah juga

mempunyai nama-nama baik yang jumlahnya 99. Sebagai orang yang beriman, kita

dianjurkan untuk selalu menyebut-Nya. Firman Allah swt.

Artinya: Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama yang agung sesuai dengan sifat-

sifat Allah), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al A’raf: 180).

RISALAH

Surah Al lkhlas merupakan sebuah surah dalam Al Quran yang berisi ketegasan dan

kesaksian tauhid kepada Allah swt. Di dalamnya sifat keesaan Allah dan beberapa

Asmaul Husna-Nya benar-benar menjadi titik sentral. Konsekuensinya adalah bahwa

Allah tidak akan menerima dosa yang bernama syirik atau menyekutukan-Nya dengan

sesuatu yang lain.

Rasulullah Saw bersabda.

ة وا تسعة وتسعين اسمامن حفظهادخل الجن الوتر )رواه ابن ماجه( تر ويحب هللا و ن ان للArtinya: "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa

menghafalnya (dengan meyakini akan kebenarannya), is masuk surga. Sesungguhnya Allah itu Mahaganjil (tidak genap) dan senang sekali pada sesuatu yang ganjil."(HR Ibnu Majah).

Adapun Asmaul Husna sebagaimana difirmankan Allah swt. dalam Al Quran dan

disabdakan oleh Rasullullah saw. jumlahnya ada 99, yaitu sebagai berikut.

No Asmaul Husna Artinya Ayat Rujukan

1 Ar Rahman Maha Pemurah (QS Al Fatihah: 3)

2 Ar Rahim Maha Pengasih (QS Al Fatihah: 3)

25

3 Al Malik Maharaja (QS Al Mu'minun: 116)

4 Al Quddus Mahasuci (QS Al Jumuah: 1)

5 As Salam Mahasejahtera (QS Al Hasyr: 23)

6 Al Mu'min Maha Terpercaya (QS Al Hasyr: 23)

7 Al Muhaimin Maha Memelihara (QS Al Hasyr: 23)

8 Al `Aziz Mahaperkasa (QS Ali Imran: 62)

9 Al Jabbar Kehendaknya Tak Dapat

Diingkari

(QS Al Hasyr: 23)

10 Al Mutakabbir Memiliki Kebesaran (QS Al Hasyr: 23)

11 Al Khaliq Maha Pencipta (QS Ar Ra'd: 16)

12 Al Bari' Mengadakan dari Tiada (QS Al Hasyr: 24)

13 Al Musawwir Membuat Bentuk (QS Al Hasyr: 24)

14 Al Gaffar Maha Pengampun (QS Al Baqarah: 235)

15 Al Qahhar Mahaperkasa (QS Ar Ra'd: 16)

16 Al Wahhab Maha Pemberi (QS Ali Imran: 8)

17 Ar Razzaq Maha Pemberi Rezeki (QS Az Zariyat: 58)

18 Al Fattah Maha membuka (hati) (QS Saba: 26)

19 Al 'Alim Maha Mengetahui (QS Al Baqarah: 29)

20 Al Qabid Maha Pengendali (QS Al Baqarah: 245)

21 Al Basit Maha Melapangkan (QS Ar Ra'd: 35)

22 Al Khafid Maha Merendahkan (HR At Turmuzi)

23 Ar Rafi' Maha Meninggikan (QS Al An'am: 83)

24 Al Mu'iz Maha Terhormat (QS Ali Imran: 26)

25 Al Muzill Maha Menghinakan (QS Ali Imran: 26)

26 As Sami' Maha Mendengar (QS Al Isra: 1)

27 Al Basir Maha Melihat (QS Al Hadid: 4)

28 Al Hakam Maha Memutuskan Hukum (QS Al Mu'min: 48)

29 Al `Adl Maha adil (QS AI An'am: 115)

30 Al Latif Maha lembut (QS Al Mulk: 14)

30 Al Khabir Maha Mengetahui (QS Al An'am: 18)

32 Al Halim Maha Penyantun (QS Al Baqarah: 235)

33 Al `Azim Maha agung (QS Asy Syura: 4)

34 Al Gafur Maha Pengampun (QS Ali lmran: 89)

35 Asy Syakur Maha Menerima Syukur (QS Fatir: 30)

36 Al `Aliyy Maha tinggi (QS An Nisa: 34)

26

37 Al Kabir Maha besar (QS Ar Ra'd: 9)

38 Al Hafiz Maha Penjaga (QS Hud: 57)

39 Al Mugit Maha Pemelihara (QS An Nisa: 85)

40 Al Hasib Maha Pembuat Perhitungan (QS An Nisa: 6)

41 Al Jalil Maha luhur (QS Ar Rahman: 27)

42 Al Karim Maha mulia (QS An Naml: 40)

43 Ar Raqib Maha Mengawasi (QS Al Ahzab: 52)

44 Al Mujib Maha Mengabulkan (QS Hud: 61)

45 Al Wasi' Maha luas (QS Al Baqarah: 268)

46 Al Hakim Maha bijaksana (QS Al An'am: 18)

47 Al Wadud Maha Mengasihi (QS Al Buruj: 14)

48 AI Majid Maha mulia (QS Al Buruj: 15)

49 Al Ba'is Maha Membangkitkan (QS Yasin: 52)

50 Asy Syahid Maha Menyaksikan (QS Al Maidah: 117)

51 Al Haqq Maha benar (QS Taha: 114)

52 Al Wakil Maha Pemelihara (QS Al An'am: 102)

53 Al Qawiyy Maha kuat (QS Al Anfal: 52)

54 Al Matin Maha kokoh (QS Az Zariyat: 58)

55 Al Waliyy Maha Melindungi (QS An Nisa: 45)

56 Al Hamid Maha Terpuji (QS An Nisa: 31)

57 Al Muhsi Maha Menghitung (QS Maryam: 94)

58 Al Mubdi Maha Memulai (QS AI Buruj: 13)

59 Al Mu'id Maha Mengembalikan (QS Ar Rum: 27)

60 Al Muhyi Maha Menghidupkan (QS Ar Rum: 50)

61 Al Mumit Maha Mematikan (QS Al Mu'min: 68)

62 Al Hayy Maha hidup (QS Taha: 111)

63 Al Qayyum Maha mandiri (QS Taha: 11)

64 Al Wajid Maha Menemukan (QS Ad Duha: 6-8)

65 Al Majid Maha Mulia (QS hud: 73)

66 Al Ahad Maha Esa (QS Al lkhlas: 1)

67 Al Wahid Maha Tunggal (QS Al Baqarah: 133)

68 As Samad Maha Dibutuhkan (QS Al Ikhlas: 2)

69 Al Qadir Maha kuat (QS Al Baqarah: 20)

70 Al Muqtadir Maha Berkuasa (QS Al Qamar: 42)

71 Al Mugaddim Maha Mendahulukan (QS Qaf: 28)

27

72 Al Mu'akhkhir Maha Mengakhirkan (QS Ibrahim: 42)

73 Al Awwal Maha Permulaan (QS Al Hadid: 3)

74 Al Akhir Maha akhir (QS Al Hadid: 3)

75 Az Zahir Maha nyata (QS Al Hadid: 3)

76 Al Batin Maha gaib (QS Al Hadid: 3)

77 Al Wali Maha Memerintah (QS Ar Ra'd: 11)

78 Al Muta'ali Maha tinggi (QS Ar Ra'd: 9)

79 Al Barr Maha dermawan (QS At Tur: 28)

80 At Tawwab Maha Penerima Tobat (QS An Nisa: 16)

81 AI Muntagim Maha Penyiksa (QS As Sajadah: 22)

82 Al 'Afuww Maha Pemaaf (QS An Nisa: 99)

83 Ar Rauf Maha Pengasih (QS Al Baqarah: 207)

84 Malik Al Mulk Maha Penguasa Kerajaan (QS Ali Imran: 26)

85 Zul Jalal wa Al Ikram Maha Pemilik Keagungan

dan Kemuliaan

(QS Ar Rahman: 27)

86 Al Mugsit Maha adil (QS An Nur: 47)

87 Al Jami' Maha Pengumpul (QS Saba: 26)

88 Al Ganiyy Maha kaya (QS Al Baqarah: 267)

89 Al Mugni Maha Mencukupi (QS An Najm: 48)

90 Al Mani' Maha Mencegah (HR At Turmuzi)

91 Ad Darr Maha Pemberi Derita (QS Al An'am: 17)

92 An Nafi' Maha Pemberi Keman-faatan (QS Al Fath: 11)

93 An Nur Maha Bercahaya (QS An Nu 35)

94 Al Hadi Maha Pemberi Petunjuk (QS Al Hajj: 54)

95 Al Badi' Maha Pencipta (QS AI Baqarah: 117)

96 Al Baqi Maha kekal (QS Taha: 73)

97 Al Waris Maha Mewarisi (QS Al Hijr: 23)

98 Ar Rasyid Maha pandai (QS Al Jin: 10)

99 As Sabur Maha sabar (HR At Turmuzi)

1. Ar Rahman

Sebagaimana dijelaskan dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi karya M. Quraish

Shihab, semua kata yang terdiri dari huruf ra, ha, dan mim, mengandung makna

kelemahlembutan, kasih sayang, dan kehalusan. Akan tetapi, khusus untuk nama dan

sifat Ar Rahman yang juga berakar sama dengan huruf-huruf tersebut tidak dapat

disandang, kecuali hanya oleh Allah swt. Oleh karena itu, ada ayat Al Quran yang

mengajak manusia menyembah-Nya dengan menggunakan kata Ar-Rahman sebagai

28

ganti kata Allah atau menyebut kedua kata tersebut sejajar dan bersamaan, yaitu

sebagai berikut:

Artinya: "Katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana

saja kamu seru. Dia memunyai Asmaul Husna nama-nama yang terbaik." (QS Al Isra: 110).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah adalah satu-satunya yang paling berhak disembah. Dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan bahwa Allah swt. berfirman yang artinya: "Aku adalah Ar Rahman, Aku menciptakan rahim, Kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya (silaturahim) akan Kusambung (rahmat-Ku) untuknya dan siapa yang memutuskannya, Kuputuskan (rahmat-Ku baginya)." (HR Abu Daud dan At Turmuzi).

Muhammad Abduh berpendapat bahwa Ar Rahman adalah rahmat Tuhan yang

sempurna, tetapi sifatnya sementara dan yang dicurahkan-Nya kepada semua makhluk,

baik mukmin ataupun kafir. Akan tetapi, karena sementaranya itu, maka is hanya berupa

rahmat di dunia saja dan tidak bersifat abadi. Rasulullah saw. memberikan sebuah

ilustrasi melalui hadisnya menyangkut besarnya rahmat Allah yang artinya: "Allah swt.

menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan dan

diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian; yang satu bagian inilah yang dibagi pada seluruh

makhluk, (yang tercermin antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya

dari anaknya terdorongoleh rahmat kasih sayang, khawatir jangan sampai menyakitinya."

(HR Muslim).

Al Ghazali berpendapat bahwa buah yang dihasilkan seseorang yang dihasilkan

oleh sifat rahman ini pada kehidupan seseorang, antara lain is akan menebarkan kasih

sayang kepada sesamanya yang lengah dan lemah serta mengalihkan hal tersebut

menuju jalan Allah. Ia pun tidak akan ragu mencurahkan kasih sayang tersebut kepada

sesama manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau agama bahkan tingkat

keimanannya serta memberi pula rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-makhluk

lain, baik yang hidup maupun yang mati.

2. Ar Rahim

Ketika disebutkan kata rahim, pasti yang terlintas adalah ibu yang memiliki anak

dan pikiran kita akan melayang pada kasih sayang yang dicurahkan sang Ibu kepada

anaknya. Tetapi, jangan diduga bahwa sifat kasih sayang atau rahmat Tuhan akan sama

dengan sifat rahmat ibu tersebut. Kita harus meyakini bahwa kasih sayang Tuhan tidak

akan pernah sepadan dengan kasih sayang ibu. Allah adalah wujud yang tidak dapat

dipersamakan, baik dalam zat, sifat, dan perbuatan-Nya dengan apa pun. Rahmat kasih

sayang Allah tidak terhingga (QS Al Araf 156) dan dalam sebuah hadis qudsi dinyatakan

bahwa Allah swt. berfirman yang artinya, "Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan

amarah-Ku." (HR Bukhari dan Muslim).

At Rahim artinya adalah Maha Pengasih dan nama ini terdapat dalam Al Quran

Surah Al Fatihah Ayat 3 sebagaimana pula nama At Rahman. Sebagai mukmin kita

menyebut nama ini beberapa kali, khususnya pada saat salat. Melalui pemahaman akan

sifat ini, kita dianjurkan untuk mencontoh sifat Allah tersebut untuk diamalkan dalam

29

kehidupan sehari-hari. Hanya saja sifat At Rahim Allah sudah tentu dalam kapasitas dan

substansi yang jauh lebih sempurna dari sifat manusia.

Silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim juga berarti peranakan

(kandungan) yang melahirkan kasih sayang. Kerabat pun dinamakan rahim karena kasih

sayang yang terjalin di antara anggota-anggotanya. Menurut Muhammad Abduh, kata

rahim yang polanya menunjukkan kemantapan dan kesinambungan, menunjuk kepada

sifat zat Allah atau menunjukkan kepada kesinambungan dan kemantapan nikmat-Nya.

Kemantapan dan kesinambungan hanya dapat terwujud di akhirat kelak. Di sisi lain,

rahmat ukhrawi hanya diraih oleh orang yang taat dan bertakwa sebagaimana

diungkapkan dalam ayat berikut ini.

Artinya: "Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah

dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang balk? Katakanlah: Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui." (QS Al Araf: 32).

3. As Sahur

Arti dari As Sabur adalah Maha Penyabar. Seseorang yang menahan gejolak

hatinya dinamakan sabar. Ada yang memahami sifat ini dalam arti melimpahkan

kemampuan bersabar ke hati hambahamba-Nya. Kemampuan bersabar bagi manusia

memang diakui oleh para pakar ilmu jiwa. Salah seorang di antaranya adalah Freud yang

menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan memikul sesuatu yang tidak

disenanginya dan mendapat kenikmatan di balik itu.

Sifat sabar yang dimiliki Allah swt. harus kita contoh dan kita amalkan dalam

kehidupan sehari-hari. Imam Ghazali mengartikan kata As Sabur sebagai sikap yang

tidak terdorong oleh ketergesaan sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum

waktunya, tetapi meletakkan sesuatu dengan kadar tertentu dan memberlakukannya

dengan aturan-aturan tertentu pula.

Uraian Al Quran tentang sabar adalah kebajikan dan kedudukan tertinggi yang

diperoleh seseorang karena kesabarannya. Firman Allah dalam Al Quran.

Artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala

mereka tanpa batas." (QS Az Zumar: 10).

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan

sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah: 153).

30

Semua ganjaran amal ditetapkan Allah kadarnya, kecuali ganjaran kesabaran

sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat tersebut. Oleh karena itu, puasa yang inti

pelaksanaannya adalah sabar dinyatakan oleh Allah melalui hadis qudsi "Puasa adalah

untuk-Ku dan Aku sendiri yang yang akan memberi (menetapkan ganjaran bagi

pelakunya." Sabar memang selalu pahit awalnya, namun akan berbuah manis pada

akhirnya. Hanya sekali Allah memberi kebebasan manusia untuk bersabar atau tidak,

yaitu ketika orang-orang durhaka dipersilakan masuk ke neraka (QS At Tur: 16). Manusia

yang meneladani sifat ini, dituntut untuk melaksanakan petunjuk Allah tersebut dalam

menjalani kesabaran sambil juga tetap menghayati makna As Sabur sehingga dapat

dilakukan sekuat kemampuan.

4. Al Barr

Allah bersifat Al. Barr dipahami bahwa Allah memberikan aneka anugerah untuk

kemaslahatan makhluk-Nya. Anugerah Allah sangat luas yang tidak terbilang atau tidak

terhingga. Firman Allah swt.

Artinya: "Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dialah yang

melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang." (QS At Tur: 28).

Ada pula yang memahami bahwa Allah senantiasa menepati janji dan Dia selalu

menghendaki kebaikan untuk hamba-hamba-Nya serta kemudahan buat mereka (QS Al

Baqarah: 185). Aneka anugerah diberikan Allah semata-mata atas dasar kasih sayang-

Nya. Adapun manusia kadang memberi kebaikan atau melakukan sesuatu atas dasar

pamrih atau ingin mendapatkan manfaat tertentu dari hal tersebut. Seorang hamba yang

meneladani sifat ini hendaknya selalu mendasari sesuatu dengan maksud yang balk dan

memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada manusia atau makhluk Allah yang lainnya.

kita pun harus senantiasa ingat bahwa Allah tidak menghendaki kesukaran bagi kita dan

pasti akan menepati janji-Nya.

5. Asy Syakur

Asy Syakur diartikan sebagai Allah yang mengembangkan dari amalan hamba-

hamba-Nya meskipun sedikit dan melipatgandakan ganjarannya (QS Al Baqarah: 261).

Manusia wajib bersyukur atas segala karunia yang diberikan Allah kepada kits. Firman

Allah berkaitan dengan syukur ini, antara lain sebagai berikut:

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7).

Makna dan kapasitas Syakur Allah dan manusia pasti berbeda. Pada hakikatnya,

setiap pekerjaan atau sesuatu yang baik lahir di alam ini adalah atas izin Allah semata.

Apa yang balk dari did kita pun berasal dari Allah semata. Oleh karena itu, pujian apa

pun yang kita sampaikan kepada siapa pun, akhirnya akan kembali pada Allah juga.

31

Itulah sebabnya kita diajarkan untuk mengucapkan hamdalah apabila kita bersyukur atas

nikmat-Nya.

6. Al Adil (Maha adil)

Pengertian adil secara umum adalah meletakkan segala sesuatu pada

tempatnya. Menurut pengertian Islam, adil adalah menentukan suatu hukum

berlandaskan kebenaran. Keadilan Allah adalah keadilan yang hakiki dart berlaku bagi

seluruh hamba-Nya. Firman Allah swt.

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka (pahalanya) untuk dirinya

sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-Nya" (QS Fussilat: 46).

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menentukan hukuman dan pahala sesuai

dengan keadilan-Nya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kezaliman dalam kehidupan

hamba-Nya, Allah memerintahkan kepada manusia supaya berbuat adil terhadap

sesamanya. Firman Allah swt.

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,

memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl: 90)

7. Al Gaffar (Maha Pengampun)

Manusia dalam hidupnya selalu mengalami tarik menarik antara perbuatan dan

buruk. Menurut Islam, perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan ketentuan

agama. Jika menyimpang, maka perbuatan itu termasuk perbuatan tidak baik dan

berdosa. Dosa ada yang kecil dan ada yang besar. Akan tetapi, barang siapa yang

berdosa dan selama ia bertobat serta tidak akan mengulangi perbuatan buruknya, maka

ia akan diampuni oleh Allah karena Dia Maha Pengampun.

Firman Allah SWT.

Artinya : Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha

Perkasa lagi Maha Pengampun. ( QS. Sad : 66)

a. Tauhid dalam ibadah dan doa, yaitu dengan hanya menyembah dan memohon

kepada Allah SWT.

b. Tauhid dalam dakwah dan pendidikan karena hanya Allah yang kuasa membukakan

pintu hati dan akal pikiran manusia.

c. Tauhid dalam berekonomi, yaitu bahwa hanya Allah yang mampu membukakan pintu

32

rezeki umat manusia.

d. Tauhid dalam manfaat, yaitu bahwa Allah kuasa memahami manfaat dan

keberhasilan pada diri manusia serta mencabutnya.

e. Tauhid dalam mudarat, yaitu hanya Allah yang mampu mendatangkan dan

menghilangkan bencana, petaka dan musibah.

f. Tauhid dalam ucapan, yaitu bismillah, alhamdulillah, insya Allah, dan lain-lain.

8. Al Hakim (Mahabijaksana)

Semua makhluk yang diciptakan Allah tidak ada yang sia-sia karena satu dengan

yang lainnya selalu terkait dan Baling membutuhkan. Semuanya itu berdasarkan

kebijaksanaan Allah. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada

manusia. Apabila dalam keadaan yang sulit, Allah memberikan keringanan, tetapi bila

keadaan sudah biasa, maka keringanan itu kembali seperti semula. Firman Allah SWT.

Artinya: "Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di

bumi dan Dialah Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui. " (QS Az Zukhruf : 84).

9. Al Maliku (Maha Merajai)

Allah-lah yang merajai seluruh alam semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada

batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang

dilandasi sifat kesempurnaan-Nya serta tidak ada satu pun yang terlepas dari

kemahakuasaan-Nya. Firman Allah SWT.

Artinya: 'Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan (yang memunyai) Arsy yang mulia. " (QS Al Mukminun: 116).

10. Al Hasib (Maha Menghitung)

Allah menciptakan alam semesta beserta isinya berdasarkan perhitungan yang

teliti dan tepat. Artinya, segala sesuatu tercipta sesuai dengan kadarnya masing-masing.

Demikian pula dengan perhitungan amal manusia selama hidup di dunia. Baik atau

buruknya amal tersebut akan mendapat balasan seadil-adilnya di akhirat kelak karena

tidak ada kesulitan bagi Allah untuk menghitungnya. Firman Allah SWT.

Artinya: “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah

penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An Nisa: 86).

Beriman kepada Allah swt. dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula ketika kita berdoa, hendaknya

terlebih dahulu menyebut asma-Nya (lihat QS Al A'raf 180).

33

TUGAS

Sebutkan minimal dua puluh Asmaul Husna selain yang terdapat dalam

pembahasan sub bab ini beserta cara menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari!

Buatlah dalam bentuk table

C. Tanda Penghayatan Iman Kepada Allah

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus mencontoh dan mengamalkan

sifat-sifat Allah yang tertera dalam Asmaul Husna sebagaimana sudah disebutkan. Agar

manusia dapat melaksanakan hal tersebut, manusia harus menundukkan dan

menjinakkan hawa nafsunya. Mengenai hawa nafsu, Allah swt berfirman dalam Al-

Qur’an.

Artinya: "Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang

diberi rahmat oleh Tuhan-ku. Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yusuf: 53).

Imam Ghazali juga menyatakan bahwa hawa nafsu lebih berbahaya bagi

manusia daripada setan. Jika manusia mampu menundukkan hawa nafsunya, maka is

mampu menundukkan setan karena setan menggunakan hawa nafsu manusia untuk

menjerumuskan dirinya sendiri.

Orang yang benar-benar menghayati terhadap iman kepada Allah, tentu dia

memiliki tanda sebagai cermin penghayatannya tersebut. Ada pun tanda-tandanya,

antara lain sebagai berikut :

1. Rajin beribadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah.

2. Berbudi luhur dan memiliki sopan santun, baik dalam perbuatan maupun

perkataannya.

Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut.

ن ؤذ جاره ومن كان يؤم خر فال ي وم ال الي عن ابى هريرة قل رسول هللا صلعم من كان يؤ من بالل و

خارى(وليصمت )رواه البيرا ا ر فليقل خ الخ وم بالل والخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالل والي

Artinya: "Barang siapa beriman kepada Allah maupun hari akhir, janganlah menyakiti

tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan bari akhir, hendaklah memuliakan para tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah is berkata baik atau diam saja." (HR Bukhari).

3. Bersifat sabar, tabah, dan tawakal.

4. Bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.

5. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT.

6. Yakin akan keadilan Allah karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya yang

setimpal.

DISKUSI

Menurut pendapatmu, manakah yang lebih penting, ibadah mahdah atau gairu

mahdah? Jelaskanlah beserta alasannya!

34

D. Hikmah Beriman kepada Allah

Beriman kepada Allah mengandung banyak hikmah, antara lain sebagai berikut.

1. Akan mengingatkan kita untuk bersikap tawadu atau rendah hati dan tidak sombong.

Dirinya akan menyadari bahwa sebagai makhluk yang lemah, is tidak ada artinya di

hadapan Allah SWT.

2. Akan melatih istikamah dalam kebenaran. Berani mengatakan benar jika memang itu

benar dan berani mengatakan salah jika itu memang salah.

3. Memupuk sifat qanaah atau menerima dengan ikhlas semua pemberian Allah setelah

berusaha dan berdoa.

4. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi persoalan, dia sadar bahwa putus asa

adalah sifat orang yang kafir.

5. Ia akan mampu menerima kritik atau saran yang konstruktif.

6. Bersyukur atas nikmat pemberian Allah dan bersabar apabila ia mendapat cobaan.

TUGAS

Sebutkan sikap positif yang dapat muncul dari keimanan terhadap Allah!

Allah memberi balasan sesuai dengan keadilan-Nya. Barang siapa berdosa dan

bertobat serta tidak mengulangi keburukannya, ia akan diampuni oleh Allah karena Dia

Maha Pengampun. Demikian pula ketika Allah menentukan suatu perintah kepada

manusia. Allah memberi perintah sesuai dengan kondisinya. Allah merajai seluruh alam

semesta. Artinya, kekuasaan Allah tidak ada batasnya. Dengan kekuasaan itu, Allah

mengatur dan memimpin makhluk-Nya yang dilandasi sifat kesempurnaan-Nya. Tidak

ada satu pun yang lepas dari kemahakuasaan-Nya. Allah menciptakan alam semesta

beserta isinya berdasarkan perhitungan yang teliti dan tepat. Demikian pula perhitungan

aural manusia selama di dunia. Baik atau buruk amal tersebut akan dibalas seadil-

adilnya di akhirat dan tidak sulit bagi Allah menghitungnya. Beriman kepada Allah swt.

dengan sifat dan asma-Nya harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

IMTIHAN

A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!

1. Orang beriman kepada Allah dan rukun iman lainnya disebut....

a. Muttaqin d. Mukhlis

b. Muhsin e. Mukmin

c. Muslim

2. Alah SWT. mustahil bersifat hudus karena Allah bersifat....

a. Qidam d. Baqa

b. Qudrat e. Iradat

c. Wahdaniah

3. Allah SWT. bersifat baqa dan mustahil Dia bersifat....

a. Jahlun d. Ta’addud

b. Fana e. Adam

c. Ajzu

4. Mustahil Allah bersifat jahlun karena Dia mempunyai sifat....

35

a. Ilmu d. Basar

b. Hayat e. Kalam

c. Sama’

5. Allah SWT. wajib bersifat wahdaniah sehingga mustahil Dia bersifat....

a. Ajzu d. Maut

b. Karahah e. Fana

c. Ta’addud

6. Ihtiyaju bigairih adalah mustahil bagi Allah berhajat kepada yang lain karena Dia

mempunyai sifat wajib....

a. Wujud d. Qudrat

b. Qidam e. Mukhalafatuhu lilhawadis

c. Baqa

قل هو هللا احد .7Ayat ini menunjukkan bahwa Allah bersifat ….

a. Qudrat d. Hayat

b. Wahdaniah e. Sama'

c. Ilmu

8. Karahah adalah mustahil bagi Allah karena Dia mempunyai sifat wajib yaitu....

a. Wahdaniah d. Ilmu

b. Qudrat e. Hayat

c. Iradat

9. Arti ilmu adalah....

a. Kuasa d. Hidup

b. Berkehendak e. Melihat

c. Mengetahui

10. Tidak mungkin Allah swt. bersikap maut karena Dia bersifat....

a. Wahdaniah d. Ilmu

b. Qudrat e. Hayat

c. Iradat

11. Mustahil Allah bersifat ama karena Dia bersifat....

a. Qudrat d. Hayat

b. Iradat e. Basar

c. Ilmu

12. Maha Berkehendak adalah salah satu sifat wajib bagi Allah yaitu....

a. Hayyan d. Mutakalliman

b. Muridan e. Basiran

c. Sami'an

13. Allah disebut juga Al Hakim yang artinya....

a. Mahabijaksana

36

b. Maha Menguasai

c. Maha Pengampun

d. Maha Merajai

e. Maha Menghitung

14. Arti dari Asmaul Husna adalah nama-nama yang....

a. Terkenal d. Baik

b. Gagah e. Indah

c. Suci

15. Al Bari' adalah salah satu Asmaul Husna yang artinya....

a. Maha perkasa

b. Maha Penyantun

c. Maha Pembuat

d. Maha mulia

e. Maha Pemberi

16. Al Azim artinya....

a. Maha agung d. Maha Mengetahui

b. Mahamulia e. Maha Pencipta

c. Maha Penyayang

17. QS An Nahl:90 memerintahkan kita untuk berbuat....

a. Jujur dan ikhlas

b. Makruf nahi munkar

c. Baik dan ramah

d. Kebaikan dan ikhlas

e. Adil dan baik

18. Allah swt. Maha Pengampun dan akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang

bertobat karena Allah memiliki nama....

a. Al Hasib d. Al Hadi

b. Al Malik e. Al Hakim

c. Al Gaffar

19. Allah swt. memiliki nama Al Jabbar yang artinya ....

a. Maha Mendengar d. Maha Merajai

b. Maha Terpercaya e. Maha suci

c. Maha kuasa

....Artinya تسعة وتسعين .20

a. 100 d. 99,9

b. 99 e. 9,99

c. 999

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Apakah yang dimaksud dengan iman?

2. Sebutkanlah sifat wajib bagi Allah beserta artinya!

3. Sebutkanlah sifat mustahil bagi Allah beserta artinya!

4. Jelaskanlah pengertian dari Asmaul Husna!

37

5. Apabila seseorang ingin memakai nama Asmaul Husna sebagai namanya,

hendaknya ia mengawali dengan kata Abdun. Mengapa? Jelaskan!

6. Apakah maksud bahwa Allah swt bersifat jaiz?

7. Tulislah dalil naqli bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan!

8. Jelaskan pendapatmu mengapa tidak ada tuhan lain selain Allah swt.!

9. Apakah yang dimaksud dengan ahkamul hakimin? Jelaskan!

10. Bagaimana pendapatmu jika Allah swt. tidak bersifat adil? Jelaskan!

38

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar : 4.1. Menyebutkan pengertian perilaku husnudzan 4.2. Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnudzan terhadap Allah, diri

sendiri, dan sesama manusia 4.3. Membiasakan perilaku husnudzan dalam kehidupan sehari-hari

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al Hujarat : 12

Q.S. Al Baqarah : 45

Q.S. Ali Imran 134 – 135

39

MEMBIASAKAN PERILAKU TERPUJI

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lain, bahkan dengan malaikat sekalipun. Kemuliaan manusia nampak ketika Allah SWT berkehendak menciptakan Adam sebagai Khalifah-Nya di muka bumi dengan misi beribadah kepada-Nya. Kehendak Allah tersebut berdasarkan perencanaan yang sangat matang, sehingga ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya:

“Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

Namun kemuliaan itu sangat erat kaitannya dengan komitmen manusia itu sendiri dengan menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk Allah yang lain. Karena itu agar kemuliaan tetap terjaga, manusia harus tetap berperilaku yang baik (terpuji) atau ber akhlaqul karimah. Sebagaimana Nabi bersabda

الرتمذى﴾ ﴿رواه خلقا احسنهم املؤمنني اكملArtinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik

akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Akhlakul karimah atau akhlaq terpuji adalah perilaku atau perbuatan baik yang

tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang khaliq (Allah SWT), dengan sesama manusia dan dengan makhluk Allah yang lainnya. Dan diantara akhlak yang terpuji adalah : 1. Husnuzzan kepada Allah SWT 2. Husnuzzan terhadap diri sendiri 3. Husnuzzan kepada sesama manusia 1. HUSNUZZAN KEPADA ALLAH

a. Pengertian Husnuzzan kepada Allah

Husnuzzan artinya berprasangka baik atau biasa disebut positive thingking Husnuzzan kepada Allah artinya berprasangka baik kepada Allah SWT. yaitu selalu meyakini bahwa apa saja yang Allah berikan kepada manusia baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, pasti bermanfaat bagi menusia itu sendiri, Sebagaimana Firman-Nya

Artinya : “ .... Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci

Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran ; 191)

Dan mengakui bahwa apa saja yang baik itu datangnya dari Allah, sedangkan yang buruk adalah dari diri manusia itu sendiri. Sebagaimana Firman-Nya :

40

Artinya : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri ... “ (QS.An-Nisa ; 79)

Lawan dari husnuzzan adalah su’uzzan biasa disebut dengan negative

thingking artinya berprasangka buruk. Su’uzzan kepada Allah berarti berprasangka buruk kepada Allah SWT, yaitu menganggap bahwa sumber segala bencana atau melapataka adalah Allah, dan manusia yang bersifat seperti ini tidak akan pernak mensyukuri nikmat Allah apapun bentuknya, sehingga tidak akan bisa hidup qana’ah.

Husnuzzan kepada Allah SWT merupakan salah satu dari beberap macam

keyakinan. Hal tersebut menurut keadaan manusia yang mengamalkan terbagi menjadi dua golongan, yaitu yang bersifat khusus dan yang bersifat umum. Yang termasuk khusus adalah golongan para ulama, orang-orang yang taat dan dekat kepada Allah SWT. Bagi orang yang khusus mengetahui betapa Allah SWT telah melimpahkan kasih sayang-Nya kepada manusia dan dan makhluk lain dimuka bumi ini. Mreka telah merasakan kenikmatan dari sifat rahman ddan rahimnya Allah SWT, ia mlihat semuanya adalah anugerah dari Allah SWT juga., berprasangka baik (berhusnuzhan) ekpada Allah. Ia tidak berkeluh kesah terhadap apa saja yang menimpanya, seumpama musibah merenggut harta benda dan nyawa diri dan keluarganya. Ia menerima dengan syukur dan penuh harapan kepada Allah, bahkan mengharap ridha Allah atas kejadian dan peristiwa tersebut.

Husnuzhan orang wam kepada Allah SWT, karena mereka telah erasakan dan menikmati pemberian Allah bagi dirinya dan alam semesta. Maka timbullah ras syukur dan terima kasih yang tak terhingga kapada Allah dengan diikuti kedekatan dan ketakwaan dalam ibadah dan amal.

Berprasangka baik kepada Allah merupakan salah satu dasar utama manusia

membangun hubungan dengan Allah SWT. Karena Allah SWT terhadap hambanya seperti yang hambanya sangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah SWT maka buruklah prasangka Allah kepada orang tersebut, jika baik prasangka hamba kepada-Nya maka baik pulalah prasangka Allah kepada orang tersebut. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh bukhari mempertegas hal ini,

Artinya : Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : “Allah Ta’ala

berfirman : “Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil“. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Orang yang berbaik sangka kepada Allah tentu meiliki akhlak yang baik (sifat terpuji) karena selalu merasa dimana saja berada diawasi oleh Allah SWT.. Akhlak yang baik merupakan modal yang lebih berharga dibanding dengan modal harta kekayaan. Selain itu akhlak yang baik dapat meninggikan derajat dan martabat di hadapan manusia, sekaligus menyempurnakan iman kepada Allah SWT dan mendekatkan hubungan kita kepada-Nya.

Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya mengingatkan kepada kita:

الرتمذى﴾ ﴿رواه خلقا احسنهم املؤمنني اكمل

41

Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling

baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Dengan demikian husnuzzan kepada Allah SWT dapat tumbuh dan berkembang pada diri seseorang apabila dilandasi oleh aqidah atau keyakinan yang kuiat. Diantara sikap yang harus diwujudkan sebagai dasar dalam berhusnuzzhan kepada Allah adalah seperti berikut :

1). Meyakini bahwa allah itu Maha Esa ( Tauhid ) 2). Bertakwa kepada Allah SWT 3). Beribadah dan berdoa kepada Allah 4). Berserah diri kepada Allah (tawakal) 5). Menerima dengan ihlas semua keputusan Allah

b. Contoh-contoh perilaku husnuzzan kepada Allah SWT.

Diantara sikap perilaku terpuji yang dilaksanakan oleh orang yang berbaik sangka kepada Allah ialah syukur dan sabar.

1). Syukur

Kata syukur berasal dari bahasa Arab, yang artinya terima kasih. Menurut istilah, syukur ialah berterima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan karunia-Nya, melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.

Dengan kata lain syukur berarti mempergunakan nikmat Allah menurut yang dikehendaki oleh Allah, dan dalam istilah populernya dinamakan syukur nikmat. Sedangkan mempergunakan nikmat Allah tidak pada tempatnya ; unpama mata untuk melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah atau yang haram, mulut untuk berbicara yang kotor, memperoleh rizki untuk berbuat kemaksiatan, bukan dinamakan syukur, tetapi kufur nukmat.

Syukur seorang hamba kepada Allah adalah dengan memuji dan menyebut serta mempergunakan nikmat itu. Kebaikan sesuai dengan maksud Allah memberikan nikmat itu. Kebaikan seorang hamba kepada Tuhannya ialah ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah Tuhannya. Sedangkan kebaikan Tuhan terhadap hamba-Nya ialah memberi nikmat itu dan memberikan taufik-Nya. Karena itu dapat dikatakan bahwa syukur hamba yang sebenarnya ialah menuturkan dengan lidahnya, mengakui dengn hatinya akan nikmat Tuhannya, dan mempergunakan nikmat itu sesuai yang dikehendaki Tuhannya.

Dalam Al-Quran Allah SWT. menegaskan bahwa apabila manusia mensyukuri nikmat-Nya, maka Ia akan menambah nikmat itu, dan apabila manusia tidak berterima kasih atas nikmat-Nya, Allah akan mengurangi atau mencabut nikmat itu dari manusia sebagai hukuman kekufurannya. Sebagaimana firma-Nya :

Artinys : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” ( QS. Ibrahim ; 7 )

42

Pada umunya manusia itu lalai dan tidak manyadari nilai nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepadanya, dan apabila nikmat itu telah dicabut oleh Allah dari padanya, maka barulah ia merasakan serta menyadarinya. Seperti nikmat kesehatan, sehat jasmani dan sehat rohani, dll dalam hidup dan kehidupannya. Allah berfirman :

Artinya : “Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An-Naml ; 40 )

Cara bersyukur kepad Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat karunia Allah SWT utnuk hal-hal yang diridai-Nya yaitu :

1). Bersyukur dengan hati, ialah mengakui dan menyadari bahwa segala nikmat yang diperoleh manusia, merupakan karunia Allah SWT semata.

2). Bersyukur dengan lidah, ialah mengucapkan Alhamdulillah, atau dengan kalimat zikir yang lain

3). Bersyukur dengan amal perbuatan, ialah melaksanakan shalat, beribadah haji, berbakti kepada kedua orang tua.

4). Bersyukur dengan harta benda, ialah membelanjakan hartanya di jalan Allah

2). Sabar

Sabar (ash shabr) dapat diartikan dengan “menahan” (al habs). Dari sini sabar dimaknai sebagai upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencapai rida Allah.

Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya : “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), ( QS. Ar-Ra’d ; 22 )

Untuk mengetahui sampai dimana kadar iman seseorang kepada Allah SWT, maka Allah SWT selalu menguji, dan manusia tidak akan lepas dari segala ujian yang menimpanya, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi, maupun yang menimpa pada sekelompok manusia atau bangsa. Terhadap semua ujian itu, maka hanya sabarlah yang memancarkan sinar dan memelihara seorang muslim dari jatuh kepada kebinasaan, memberikan hidayah dan menjaga dari putus asa..

Sabar adalah poros sekaligus asas segala macam kemuliaan akhlak. Muhammad Al Khudhairi mengungkapkan bahwa saat kita menelusuri kebaikan serta

43

keutamaan, maka kita akan menemukan bahwa sabar selalu menjadi asas dan landasannya.

‘Iffah [menjaga kesucian diri] misalnya, adalah bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan syahwat.

Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat yang telah Allah karuniakan.

Qana’ah [merasa cukup dengan apa yang ada] adalah sabar dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan.

Hilm [lemah-lembut] adalah kesabaran dalam menahan dan mengendalikan amarah.

Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam. Demikian pula akhlak-akhlak mulia lainnya. Semuanya saling berkaitan. Faktor-faktor pengukuh agama semuanya bersumbu pada kesabaran, hanya nama dan jenisnya saja yang berbeda.

Melatih kesabaran bisa melalui beberapa cara, antara lain:

Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, dengan memperbanyak ibadah; salat, puasa, terutama membaca ayat-ayat suci Alquran. Memperbanyak membaca Alquran bisa meredam nafsu marah/emosi. (Ingat kisah masuk Islamnya Umar bin Khatob karena lantunan bacaan ayat suci Alquran oleh saudara perempuannya)

Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dilarang agama; bersikap kasar, menyebar fitnah, dan perbuatan-perbuatan mungkar lainnya seperti minum-minuman keras, berjudi, dan lain-lain.

Memilih lingkungan pergaulan. Memilih bergaul dengan orang-orang yang mempunyai akhlak yang baik, sabar dan senantiasa beribadah kepada Allah tentu akan lebih memberikan peluang besar untuk mengikuti kebiasaan-kebiasaan baik mereka dibanding bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat-sifat sebaliknya

c. Cara mewujudkan Husnuzzan kepada Allah

Husnuzzan kepadaAllah Swt. dapat diwujdkan dengan bersikap dan berperilaku sebagai berikut :

Bila kita melakukan sesuatu bersikap optimis, artinya usaha positif yang sedang dilakukannya dengan cara tawakal kepada Allah akan memperoleh pertolongan Allah sehingga berhasil.

Berdoa kepada Allah atas pengampunan dosa-dosanya, arinya seorang muslim yang telah berbuat salah tidak berputus asa akan tetapi memohon langsung pengampunan kesalahan kepada Allah SWT.

Berserah diri kepada Allah SWT (tawakal)

Tidak berkeluh kesah apalagi berputus asa apabila mendapat musibah, artinya jika telah mendapat musibah, maka kita bersikap menyadari bahwa musibah itu merupakan ujian dari Allah SWT

Bertakwa Kepada Allah SWT.

2. HUSNUZZAN TERHADAP DIRI SENDIRI

Husnuzzan (Berprasangka baik) kepada diri sendiri artinya senantiasa memandang positif (positive thingking) terhadap diri sendiri. Meyakini dan berusaha menggali segala

44

potensi kebaikan yang ada dalam diri kita untuk kemudian memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kehidupan.

Orang yang husnuzzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri, tetntu akan berperilaku terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti percaya diri, gigih, berinisiatif, dan rela berkorban.

a. Percaya diri

Percaya diri atau biasa disebut dengan istilah PD, harus dimiliki oleh orang-orang yang berakhlakul karimah, karena percaya diri termasuk sikap yang terpuji. Dengan percaya diri seseorang akan merasa yakin bahwa Allah SWT telah membekali kemampuan kepada hamba-Nya agar nantinya menjadi khalifah Allah yang berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, karena dengan percaya diri seseorang akan berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan.

Orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi dan ia memiliki percaya diri yang kuat, tentu akan mengamalkan ilmunya dengan baik dan benar, sehingga akan bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain, tetapi sebaliknya jika orang berilmu pengetahuan tinggi dan ia tidak mempunyai percaya diri yang kuat, tentu akan memperoleh kerugian dan mungkin malah bencana. Misalnya, seseorang yang memiliki ketrampilam mengemudi mobil, tetapi ia tidak percaya diri (mider) maka bisa terjadi kecelakaan dan mencelakakan orang lain.

Orang yang percaya diri, juga akan melaksanakan kewajiban terhadap dirinya sendiri, misalnya akan menjaga kesehatan jasmani dan rokhaninya, dan memelihara dari dari bencana yang akan menimpanya.

b. Gigih

Dalam kamus bahas Isdonesia, kata gigih berasal dari bahasa Minagkabau yang artinya keras hati, tabah, dan rajin. Menurut istilah gigih ialah usaha sekuat tenaga dan tidak putus asa untuk mencapai sesuatu walau harus menghadapi rintangan.

Manusi adalah termasuk makhluk yang diwajibkan berusaha/ikhtiar dalam memenuhi hajat hidupnya, baik yang berhubungan dengan hidup di dunia maupun hidup di akhirat. Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang dengan sendirinya. Namun, hal itu harus diusahakan dengan sungguh-sunggh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan. Uasaha dangan gigih adalah usaha dengan sungguh-sungguh, lahir dan batin untuk mencapai hasil yang yang dicita-citakan. Usaha lahir artinya berusaha sesuai dengan kemampuan tenaga, harta dan fikiran. Sedangkan usaha batin adalah berdoa / memohon kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dan keberhasilan dari yang sedang diusahakan.

Sikap gigih yang disertai rasa optimis termasuk akhlakul karimah, yang hendaknya diterapkan antara lain dalam hal berikut :

1). Menuntut ilmu

Menuntut ilmu disamping hukumnya wajib, ilmu juga akan bermanfaat bagi pemiliknya. Dan Allah SWT berjanji akan mengangkat derajat orang yang memiliki ilmu pengatuah disamping orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... . (QS. Al-Mujaadilah ; 11)

45

Ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu pengetahuan

tentang agama Islam (Ilmu Hal ) dan ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal). Ilmu pengetahuan tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia. Dengan pedoman itu diharapkan manusia tidak menempuh jalan yang sesat dan menuju kepada kebinasaan, tetapi sebaliknya dengan pedoman itu manusia akan menempuh jalan yang lurus yang diridai oleh Allah SWT. Ilmu pengetahuan umum bertujuan agar umat manusia dapat menggali, mengolah dan memanfaankan kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut, maupun yang ada di udara.

Kedua macam ilmu pengetahuan tersebut harus dipelajari secara sungguh-sungguh dan rajin dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT, serta untuk memperoleh rida-Nya dan rahmat-Nya. Bila kedua macam ilmu tersebut sudah dikuasai, dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan menjadikan pemiliknya memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Rosululloh SAW bersabda :

من ﴾ مسلم ﴿رواه ال جنةإلىريقاطهبله ه اللسهلعل مافيهي ل تمس طريقاسلك

Artinya : “Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan itu, niscaya Allah memudahkan kapdanya jalan menuju sorga” (HR. Muslim)

2). Bekerja mencari rizki yang halal

Orang Islam selain berkewajiban menunaikan ibadah kepada Allah (salat), juga berkewajiban mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seseorang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya hasil usaha sendiri, kedudukannya di sisi Allah lebih baik dari orang minta-minta, yang keberadaannya dalam hidupnya menjadi beban orang lain.

Bekerja mencari rezeki yang halal bisa melalui berbagai bidang usaha, misalnya :

pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, transportasi, perburuhan, pertukangan dan perindustrian. Bekerja dalam bidang-bidang usaha seperti tersebut hendaknya dilakukan dengan gigih dan sungguh-sungguh dengan dilandasi niat yang ikhlas karena Allah SWT untuk memperoleh rida dan rahmat-Nya. Insya Allah dengan cara seperti ini, akan memperoleh hasil kerja yang optimal.

Perhatikan firman Allah berikut ini :

Artinya :

“... Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan ...” ( QS. Ar-Ra’du ; 11 )

3). Berinisiatif

Berinisiatif artinya berfikir dan bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah. Hal ini merupakan perilaku yang terpuji karena sifat tersbut mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menghindarkan sikap apriori. Dalam berinisiatif selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi dan

46

mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.

Orang yang berinisiatif disebut inisiator, yaitu mereka yang memiiki gagasan atau prakarsa untuk membangun atau mengerjakan sesuatu yang baru dan positif guna kepentingan bersama.

Inisiatif yang positif dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang pendidikan dan pengajaran, bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang politik dan ekonomi, bidang keamanan dan ketertiban, bidang pertanian dan perikanan, serta bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Orang mukmin yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam bidang apapun, hendaknya memiliki banyak inisiatif, untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia, agar keadaan umat manusia terus meningkat kearah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya melalui ilmu pengetahuan dan tekhnologi dapat memprodusi alat-alat pertanian dan perikanan yang canggih, yang belum ada, untuk meningkat hasil pertanian dan perikanan.

Upaya untuk menumbuhkan jiwa berinisiatif agar mampu bersikap mandiri dapat ditempuh melalui barbagai cara sebagai berikut :

1. Bekerja sesuai keadaan dan bakat masing-masing (QS. Al-Isra ; 84) 2. Bekerja keras secara sungguh-sungguh ( QS. An-Nisa ; 100) 3. Tidak ikut-ikutan tanpa dasar dan tanpa ilmu pengetahuan (QS. Al-Isra ; 36) 4. Senantiasa menggunakan akal dalam bertindak (QS. Yunus ; 100) 5. Membiasakan perilaku kearah yang lebih baik 6. Mencari ide atau cara baru yang lebih baik 4). Rela berkorban

Rela berkorban maksudnya adalah bersedia dan ikhlas memberikan sesuatu (tenaga, harta, ide/pemikiran) untuk kepentingan orang lain atau masyarakat, meski kadang-kadang hal itu bisa membuat dirinya sendiri menjadi susah atau menderita. Perilaku egois (mementingkan diri sendiri), hedonis (mengutamakan kesenangan duniawi), dan materialistis (mementingkan materi semata) adalah lawan dari sikap rela berkorban yang harus kita hindari.

Dalam Alquran dinyatakan bahwa, jika ingin sampai kepada kebaikan yang sempurna salah satunya adalah kita harus rela memberikan sebagian dari harta benda kita untuk perjuangan membela agama, juga kepada fakir miskin.

Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya“.(QS. Ali Imran ; 92).

3. HUSNUZZAN TERHADAP SESAMA MANUSIA

Husnuzzan kepada sesama manusia maksudnya, senantiasa memandang dan berprasangka bahwa orang lain tidak mempunyai maksud jahat kepada kita. Selalu mengedepankan dan memilih untuk merespon positif segala sesuatu yang terjadi walau di tengah lingkungan yang paling buruk sekalipun.

a. Contoh-contoh Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia

Tindakan seseorang sangat tergantung pada alam pikirannya. Jika alam pikiran seseorang senantiasa dijejali oleh prasangka buruk, maka dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakatnya akan selalu dipenuhi perasaan curiga pada orang lain, seterusnya akan melahirkan sikap tertutup, tidak mau berbagi informasi dan

47

bekerja sama karena menganggap bahwa orang lain adalah musuh yang sangat berbahaya. Pada akhirnya prasangka buruk (negatif) ini akan berdampak pada diri sendiri juga, yaitu turunnya kinerja, karena tidak ada teman untuk berbagi dan bekerja sama, peluang akan banyak terlewatkan karena orang lainpun akan cenderung menjauh dari kita, bahkan bisa tersingkir dalam pergaulan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perilaku sebagai cerminan ¥usnu§an terhadap sesama manusia antara lain akan terlihat dari sikap seseorang dalam memperlakukan orang lain. Orang yang selalu ber¥usnu§an akan memperlakukan orang lain dengan baik dan menghilangkan sikap curiga. Senang bekerja sama, bertukar pendapat, dan terbuka, juga termasuk perilaku orang yang suka ber¥usnu§an kepada sesama manusia.

b. Praktik Perilaku husnuzzan Terhadap Sesama Manusia

Agar hidup kita bisa tenang dan damai, orang di sekeliling kita juga merasa tenang, damai, dan bahagia hidup bersama dengan kita maka

perilaku husnudzon terhadap sesama manusia amat penting untuk dipraktikkan. Karena prasangka positif (husnudzon) terbukti secara efektif mampu merangsang seseorang untuk menunjukkan sikap/perilaku dan prestasi terbaiknya. Berusahalah untuk senantiasa menjadi motivator bagi orang lain dalam menemukan jati dirinya yang positif lewat prasangka positif (husnudzon) yang senantiasa kita lekatkan kepada mereka. Bantulah temanmu untuk melihat dan menemukan hal-hal positif (mujur) di dalam dirinya. Mungkin tulisannya yang indah, suaranya yang bagus, kepandaiannya melukis, atau yang lainnya.

Pada hakikatnya, ketika kita berhasil untuk selalu Husnuzzan kepada Allah SWT, kemudian kepada diri sendiri, maka untuk berhuusnuzan kepada sesama manusia sesungguhnnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.

Jika masing-masing orang mempraktikkan perilaku husnuzzan, baik husnuzzan kepada Allah, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia dalam kehidupan sesari-hari baik secara pribadi, di keluarga, dan di masyarakat, insya Allah ketentraman, kedamaian, dan kehidupan yang penuh rahmat dan kasih sayang akan bisa kita raih, dan pada akhirnya akan mendapat rida dari Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Alangkah indah dan damainya jika setiap pribadi bisa menjadikan dirinya seperti air, yang senantiasa mengalir dan memberi kesejukan bagi orang lain.

4. SIKAP TERPUJI TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA Al-Quran dan Al-Hadits mengandung nilai-nilai ajarang Islam yang sangat

lengkap, ajaran tersebut menjadi pedoman hidup dan mengatur berbagai segi kehidupan umat manusia. Selain ajaran akhlakul karimah terhadap Pencipta alam semesta ini, terhadap sesama manusia, kita wajib berakhlakul karimah kepada makhluk Allah yang lain. Ruang lingkup akhlakul karimah mengatur juga tentang bagaimana seorang muslim melakukan komunikasi atau bersikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan, binatang, lingkungan alam, dan terhadap makhluk ghaib.

a. Sikap terpuji terhadap tumbuh-tumbuhan

Dengan diciptakan-Nya tumbuh-tumbuhan merupakan anugerah yang sangat besar dari Allah SWT bagi manusia, karena sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan, demikian pula makanan binatang-binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-mcam jenisnya. Perhatikan firman Allah berikut ini :

48

Artinya : “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah

menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” ( Q.S. Thaha : 53 )

Disamping itu, manusia mendapat tugas dari Allah SWT untuk mengelola dan memakmurkan bumi, sebagaiman dijelaskan dalam firman-Nya :

Artinya : “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya” (QS. Hud ; 61)

Allah SWT menciptakan segala jenis tumbuh-tumbuhan dengan sengaja untuk

kepentingan makhluk-Nya terutama umat manusia, Dan ternyata hampir semua jenis tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia, ada yang dijadikan bahan bangunan, dibuat obat-obatan, untuk hiasan, untuk bahan makanan, untuk bahan membuat perkakas dan perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi yang lainnya. Disamping itu tumbuh-tumbuhan juga sangat bermanfaat untuk keindahan lingkungan, dan juga sebagian ada yang dijadikan makanan ternak peliharaan seperti kambing, sapi, kerbau dan lain-lain.

Mengingat betapa besar manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tersebut, maka sudah selayaknya manusia bertanggung jawab dan berkewajiban untuk merawat nya, menyayangi, dan melestarikannya. Terutama tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan makanan seperti padi, jagung, gandum selalu membutuhkan perawatang yang intensif.

b. Sikap terpuji terhadap binatang (hewan)

Sebagaimana tumbuh-tumbuhan, binatang juga diciptakan untuk kepentingan hidup umat manusia. Berbagai jenis binatang ciptaan Allah, ada yang jinak, ada yang liar, ada yang buas, ada yang hidupnya di laut, ada yang di darat dan yang terbang di angkasa. Semua jenis binatang itu sengaja diciptakan Allah SWT untuk kemanfaatan makhluk-Nya, terutama umat manusia.

Diantara binatang-binatang itu ada yang dipelihara dan diternakkan manusia, karena kemanfaatannya yang langsung dirasakan seperti ayam, itik, kambing, sapi, kerbau, kuda, lebah dsb. Manfaat-manfaat binatang ternak tersebut ada yang dimakan dagingnya, diminum susunya, bulunya untuk pakaian, kulitnya untuk sepatu, tas, jaket. Lebah menghasilkan madu untuk obat, bahkan kotoran binatang masih bisa dimanfaatkan yaitu untuk pupuk tanaman. Cara mnyeyangi binatang-binatang itu antara lain : 1). Hewan-hewan piaraan hendaknya diperlakukan dengan baik, misalnya dibuatkan

tempat atau kandang yang layak, diberi makan dan minum yang cukup, diobati kalau sakit, kalau kendak disembelih atau dibunuh hendahlah disenbelih atau dibunih dengan cara yang baik pula.

2). Binatang yang kebetulan membutuhkan pertolongan hendaknya ditolong. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairoh ra yang diriwayatkan oleh Muslim dijelaskan bahwa seseorang yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan, memperoleh pahala dan ampunan dosa dari Allah SWT.

49

3). Jangan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap binatang. Rosulullah SAW melarang umatnya menyiksa induk burung dengan mengambil anaknya, dan juga melarang menjadikan anak burung sebagai bahan mainan, melarang menjadikan binatang sebagai sasaran dalam latihan memanah, larangan untuk memberi cap atau tanda dengan besi yang dibakar pada binatang dan melarang untuk mengurung kucing tanpa diberi makan sampai mati kelaparan.

4). Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dahulu.

Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar hewan yang disembelih tidak tersiksa. Diantara peraturan tersebut antara laian, ketika akan menyembilih hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaknya diberi makan sampai kenyang. Ketika menyembelih jangan lupa menyebut nama Allah agar digingnya halal dimakan. Semua ini menunjukkan sikap perilaku baik kita kepada binatang.

Perhatikan sabda Rasulullah SAW.

سانكتباللهإن ء ك ل علىال ح سم ت ل ت ق إذافشي لةن وافأح ت م إذاوال قت ذبح سن وا رتأحد ك م ول ي حدالذب حفأح ﴾ مسلم ﴿رواه ه ذبيحتي رح ف ل ه شف

Artinya : “ Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara memberimakan sebelum disembelih)” (HR. Muslim)

c. Sikap terpuji Terhadap Lingkungan Alam

Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan hanya untuk manusia saja tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu alam dan lingkungan hidup.

Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya di ambil manfaatnya akan mendatangkan mala petaka bagi manusia. Kita dapat menyeksikan dengan jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap lingkungan seperti hutan yang di eksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan mala petaka kebakaran hutan yang menghancutkan tanaman hutan dan habitat hewan-hewannya. Ekploitasi kekayan laut tanpa memperhitunggkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan kerusakan hebat, baik habitat hewan maupun tumbuh-tubuhannya. Sayangnya semua itu dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat sementara, namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun.

Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia tidak menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang seharusnya bertugas mamakmurkan, mengelola, dan melestarikn alam.

Perkatikan Firman Allah SWT Q.S. Ar Rum : 41 :

50

Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

d. Sikap Terpuji terhadap Makhluk Gaib

Dengan Qudrat dan Iradat-Nya Allah SWT telah menciptakan makhluk yang tampak dilihat dengan mata (syahadah) seperti manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dsb, dan juga telah menciptakan makhluk yang tidak tampak oleh penglihatan mata (gaib) seperti malaikat, jin, setan dan iblis.

Jin adalah termasuk makhluk gaib yang keberadaannya wajib kita imani, karena Allah SWT menciptakannya dengan tujuan untuk beribadah. Sebagaimana Firman-Nya :

Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. “ (QS Az-Zariyat ; 56)

Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT, ada pula jin yang tidak patuh dan tidak taat kepada Allah SWT, diantaranya adalah iblis atau setan. Keduanya adalah makhluk Allah SWT yang asalnya diciptakan dari api yang sngat panas, jauh sebelum diciptakannya Nabi Adam as.

RANGKUMAN Husnuzzan artinya berbaik sangka, yang keblikannya adalah suuzan. Keduanya

merupakan bisikan jiwa yang akan melahirkan sikap, ucapan dan perbuatan nyata. Husnuzzan merupakan sikap mental terpuji, yang mendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata, dan berbuat yang baik dan bermanfaat. Sedangkan suuzan termasuk sikap mental tercela yang mendorong pemiliknya untuk bersikap dan berperilaku buruk yang merugikan

Husnuzzan hendaknya diterapkan dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri, dan dengan sesama manusia.

LATIHAN Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang benar dan tepat ! 1. Sebagian prasngka itu adalah dosa, demikian tercantum dalam QS .... a. Al-Hujurat ; 12 d. Ibrahim ; 34 b. Al-Maidah ; 2 e. Al-Baqarah ; 125 c. At-Tien ; 4 2. Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah SWT, kecuali ... a. membaca hamdalah

b. mengerjakan salat lim waktu c. mempercayai kebenaran rukun iman d. belajar dan mengajar Al-quran e. berpuasa sepanjang masa

3. Berikut ini termasuk sikap husnuzzan kepada Allah, kecuali ... a. bersyukur bila memperoleh nikmat

b. bersabar bila menderita musibah

51

c. berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi d. Senantiasa bertawakal kepada Allah e. dengan sengaja berbuat dosa karena Allah maha pengampun

4. Larangan berputus asa dari rahmat Allah terdapat dalam QS. ... a. Al-Bayyinah ; 35 b. Yusuf ; 87 c. Al-Baqarah ; 195 d. Al-jumu’ah ; 10 e. Al-Maaidah ; 2

5. Contoh perilaku dari berburuk sangka pada diri sendiri ialah ... a. berani mengeluarkan pendapat dan berbuat b. benyak brinisiatif yang positif c. tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga d. gigih dalam mencari rizki yang halal e. rajin belajar dan giat mencari ilmu

6. Dibawah ini adalah ungkapan-ungkapan orang yang husnuzzan kapada Allah, kecuali .... a. “Alhamdulillah, hujan telah turun” b. “ Allah tidak sia-sia menciptakan sesuatu c. “Alhamdulillah , saya selamat dari kecelakaan” d. “ Untung dia tidak meninggal walaupun dia cacad “ e. “Mengapa hanya saya saja yang brnasib begini”

7. Dibawah ini adalah hikmah husnuzzan, kecuali ....

a. hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai b. hati menjadi bersih c. senantiasa bersyukur kepada Allah d. bisa menimbulkan rasa pesimis e. jauh dari perselisihan atau perpecahan

8. Berprasangka baik disebut ... a. su’uzzan d. zalim b. husnuzzan e. hasud c. curiga

9. Untuk menumbuhkan sikap iisiatif agar dapat mandiri, caranya seperti dibawah ini, kecuali .... a. bekerja tepat waktu b. beramal atau bekerja menurut keadaan bakat dan tabiat c. bekerja keras secara sungguh-sungguh d. senantiasa menggunakan akal e. berusaha jadi pionir dan kreatif

10. Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan adalah akibat ... a. manusia b. binatang liar c. bencana alam d. rahmat Allah e. perbuatan iblis

Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar ! 1. Apakah yang kamu ketahui tentang husnuzzan, jelaskan

52

2. Apa yang kamu ketahui tentang gigih dan optimis, jelaskan 3. Bagaimana sikap yang baik terhadap lingkungan, jelaskan 4. sebutkan cara untuk menumbuhkan sikap inisiatif 5. Jelaskan cara bersikap terpuji terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan.

53

Standar Kompetensi : 5. Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah

Kompetensi Dasar : 5.1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, dan Ijtihad

sebagai sumber hukum Islam 5.2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam 5.3. Menerapkan ibadah sesuai petunjuk agama dalam kehidupan sehari-hari 5.4. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Al Maidah : 8

b. Q.S. Al A’raf : 1 - 4 c. Q.S. Al Isra’ : 9

54

GAMBAR

IFTITAH

Secara sederhana hukum artinya seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui oleh sekelompok masyarakat, yang disusun oleh orang yang diberi wewenang dan berlaku mengikat bagi anggotanya. Bila dikaitkan dengan Islam, maka hukum Islam berarti seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah SWT; dan sunnah Rasulullah saw; yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang dibebankan kepada setiap mukallaf dan mengikat semua orang yang beragama Islam. Orang yang hidupnya dibimbing syari'ah (hukum Islam) akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah SWT; dan rasulNya, sebab hukum Islam pasti selaras dengan fitrah manusia sehingga siapapun yang bertahkim kepada hukum Islam pasti manusia akan selamat di dunia dan akherat. Sumber hukum dalam Islam, ada yang disepakati (muttafaq) para ulama dan ada yang masih dipersilisihkan (mukhtalaf). Adapun sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Para Ulama juga sepakat dengan urutan dalil-dalil tersebut di atas (Al Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas). Keempat sumber hukum yang disepakati jumhur ulama yakni Al Qur’an, Hadist, Ijma’ dan Qiyas MATERI POKOK A. SUMBER HUKUM ISLAM

1. Al-Qur'an

Menurut bahasa Al-Qur'an berarti "bacaan" (dari asal kata " قرأ ” ). Menurut istilah Al-

Qur'an ialah "kumpulan wahyu Allah SWT, yang yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk ibadah". Al-Qur'an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Sebagaimana firman Allah SWT, :

Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulNya serta ulil amri diantaramu ". ( An-Nisa:59 )

Sebagai sumber hukum Islam Al-Qur'an mengandung 3 pokok pengetahuan

hukum yang mengatur tentang kehidupan umat manusia yaitu : a. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman

kepada Allah SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhir dan takdir. b. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar seorang

muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela. c. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari ucapan,

perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan ini terbagi menjadi dua yaitu : Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT,

yang disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah dan lain-lain.

55

Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang disebut dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti perjanjian, hukuman (pidana), ekonomi, pendidikan, pernikahan dan semacamnya.

Fungsi dan Kedudukan Al-Qur'an. a. Sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw. b. Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama. c. Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia. d. Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak. e. Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman. f. Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.

2. Al-Hadits

Hadits menurut bahasa artinya "perkataan". Menurut istilah hadits ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi. Bersadarkan definisi tersebut, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian yaitu hadits qouliyah (perkataan Nabi saw;), hadits fi'liyah (perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan Nabi saw;). Sedangkan menurut kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian : a. Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits shoheh

dan hadits hasan. b. Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits

dhaif (lemah) dan hadits maudlu' (palsu). Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu : a. Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak bertentangan

dengan Al-Qur'an, hadits lain yang lebih kuat, fakta sejarah dan prinsip-prinsip ajaran Islam.

b. Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).Sanad dapat dinilai baik apabila antara pembawa dan penerima benar-benar bertemu bahkan berguru.

c. Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima haditsnya apabila memenuhi syarat-syarat : 1) Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan

membiasakan berbuat dosa. 2) Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat

dipertanggung jawabkan.

Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah SWT: Artinya : "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7)

Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam. a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an. Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : "Dan jauhilah perkataan-perkataan

dusta ". (al-Hajj:30). Kemudian firman Allah SWT, tadi dikuatkan oleh hadits yang artinya : "Awas! jauhilah perkataan dusta". (HR. Bukhori Muslim).

b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum.

Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: "Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah dan daging babi". (Al-Maidah:3). Kemudian Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan yaitu ikan dan belalang.

56

Seperti sabda Nabi saw, yang artinya : "Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah, adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalang, sedang dua macam darah adalah hati dan limpha". (HR. Ibnu Majah).

c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur'an. Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah saw, bersabda

yang artinya : "Sucikanlah bejanamu yang dijilat anjing, dengan menyucikan sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah". (HR. Muslim).

3. Ijtihad

Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad dapat dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Landasannya berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Shahabat Nabi Saw Muadz ibn Jabal ketika diutus ke Yaman sebagai berikut : “Dari Muadz ibn Jabal ra bahwa Nabi Saw ketika mengutusnya ke Yaman, Nabi bertanya: “Bagaimana kamu jika dihadapkan permasalahan hukum? Ia berkata: “Saya berhukum dengan kitab Allah”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam kitab Allah” ?, ia berkata: “Saya berhukum dengan sunnah Rasulullah Saw”. Nabi berkata: “Jika tidak terdapat dalam sunnah Rasul Saw” ? ia berkata: “Saya akan berijtihad dan tidak berlebih (dalam ijtihad)”. Maka Rasul Saw memukul ke dada Muadz dan berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah sepakat dengan utusannya (Muadz) dengan apa yang diridhai Rasulullah Saw”. (HR.Tirmidzi) Hal yang demikian dilakukan pula oleh Abu Bakar ra apabila terjadi kepada dirinya perselisihan, pertama ia merujuk kepada kitab Allah, jika ia temui hukumnya maka ia berhukum padanya. Jika tidak ditemui dalam kitab Allah dan ia mengetahui masalah itu dari Rasulullah Saw,, ia pun berhukum dengan sunnah Rasul. Jika ia ragu mendapati dalam sunnah Rasul Saw, ia kumpulkan para shahabat dan ia lakukan musyawarah. Kemudian ia sepakat dengan pendapat mereka lalu ia berhukum memutus permasalahan.

Bentuk-bentuk Ijtihad. a. Ijma’, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam segala zaman

mengenai hukum syari'ah. Misalnya: Kesepakatan para ulama dalam membukukan Al-Qur'an pada waktu kholifah Usman bin Affan.

b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang ada hukumnya karena eduanya terdapat persamaan illat (sebab-sebabnya). Misalnya: Menyamakan hukum minum bir dan wisky adalah haram diqiaskan dengan munum khamr yang sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur'an.

c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah ijtihadiyah berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter laki-laki melihat aurot wanita yang bukan muhrimnya saat wanita tersebut akan melahirkan anaknya.

d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah ijtihadiyah atas dasar kepentingan umum. Misalnya: pengenaan pajak terhadap orang-orang kaya.

A. HUKUM TAQLIFI

Pengertian.

Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan, baik perintah melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima bagian yaitu :

57

1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta mengerjakan dengan tuntutan yang pasti.

2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang mengandung perintah yang tidak wajib dituruti.

3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung larangan, tetapi tidak harus dijauhi.

4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan.

Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain : a. Mahkum ‘alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni orang-orang muslim

yang sudah dewasa dan berakal, dengan syarat ia mengerti apa yang dijadikan beban baginya. Orang gila, orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum dewasa dan orang-orang yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Artinya: “Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk mencatat) amal perbuatan 3 orang : (1) orang yang tidur hingga ia bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan (3) orang gila hingga ia sembuh kembali”. (Hr. Ashabus Sunan dan Hakim)

Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur yang tidak mungkin mematuhinya apa yang ditaqlifkan.

b. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang memberitahukan hukum-hukum Allah SWT adalah para rasulNya. Dan sesudah seruan sampai kepada yang di tuju maka syariatnya menjadi hukum.

c. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan (bersangkutan) dengan hukum yang lima yang masing-masing adalah : 1. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib. 2. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah. 3. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram. 4. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram. 5. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah. Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya mendapat pahala, bila

ditinggalkan maka pelakunya mendapat dosa. Adapun macam-macam wajib adalah sebagai berikut : Wajib Syar’i yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan

pahala dan bila tidak dikerjakan berdosa. Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya

karena masuk akal dan rasional. Wajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim

seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at dan lainnya. Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh sebagian

muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti mengurus jenazah.

Wajib Mu’ayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam tindakannya seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang mampu.

Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaan-nya, seperti membayar denda sumpah.

Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan memahami dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam, seperti mempercayai eksistensi Allah SWT.

58

Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.

2) Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya mendapat dosa dan bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala. Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bila ditinggalkan perbuatan itu pelakunya akan mendapat pahala dan bila dilaksanakan berdosa. Haram ada dua macam, yaitu: a. Haram li-dzatihi, yaitu perbuatan yang diharamkan oleh Allah, karena bahaya tersebut terdapat pada perbuatan itu sendiri. Sebagai contoh makan bangkai, minum khamr, berzina, dll. b. Haram li-ghairi/aridhi, yaitu perbuatan yang dilarang oleh syariat dimana adanya larangan tersebut bukan terletak pada perbuatan itu sendiri, tetapi perbuatan tersebut dapat menimbulkan haram li-dzatihi. Sebagai contoh jual beli memakai riba, melihat aurat wanita, dll

3) Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan tidak berdosa. 4) Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya mendapat

pahala dan bila ditinggalkan tak berdosa. Adapun macam-macam suant adalah sebagai berikut : Sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idhul Fitri

dan Idhul Adha. Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam. Sunat Hae’at yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti mengangkat

tangan ketika takbir dalam sholat. Sunat Ab’at yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti

dengan sujud syahwi. 5) Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak berdosa tetapi bila

ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.

Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi. Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik yang menyangkut wajib, sunat,haram, mubah, syah dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk memahami kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil hukum yakni kaidah-kaidah yang menetapkan dalil hukum. Hukum-hukum tersebut bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijmak dan Qias.

B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH Ibadah berasal dari kata ‘Abdun yang berarti hamba. Sedangkan arti secara harfiah adalah rasa tunduk, melakukan pengadian (penghambaan), merendahkan diri dan istikhanah. Jadi tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturan Allah SWT serta menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan perintahNya mulai dari aqil baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariat : 56 Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz-Dzariat : 56 ) Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang dilakukan manusia harus bersumber dari syaria’ah Allah SWT dan rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas menjalankan rukun Islam tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang didasari rasa ikhlas. Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :

59

1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.

2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.

Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada perbedaan sebagaimana dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam arti umum semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang. Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara lain : 1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu, mandi, tayamum, cara

menghilangkan najis, istinjak dan semacamnya, adzan, iqomah, I’tikaf, do’a, membaca sholawat, tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.

2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah, hibah dan lain-lain. 3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan lainnya,

seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, syirkah, simpanan, pengupahan, utang-piutang, wasiat, warisan dan lain-lain.

4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan orang laindalam hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusuan, pemeliharaan anak, pergaulan suami istri, meminang, khulu’, lian, dzihar, walimah, wasiat dan lain-lainnya.

5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti : qishosh, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dan lainnya.

6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik), diantaranya: ukhuwah (persaudaraan), musyawarah, ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong-menolong), hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful ijtimak (tanggung jawab social), zi’amah (kepemimpinan), pemerintahan dan lainnya.

7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti : syukur, sabar tawadhu’, pema’af, tawakal, istiqomah, saja’ah, birrul walidain dan lainnya.

8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman, sembelihan, berburu, nadzar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, masjid, da’wah dan lainnya.

Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut : 1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara menunaikan arkanul Islam,

memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa yang fitri sehingga tidak kehilangan esensinya.

2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara memenuhi hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu perlu adanya hokum pidana (qishosh) terhadap orang yang melanggar ketentuan ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa’ : 93, Al-Isra’ : 31, Al-An’am :151, Al-Baqoroh : 178-179).

3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-‘aql) dengan cara menggunakan akal yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan kekuasaan Allah SWT tentang penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta menghindarkan dari perbuatan yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum minuman keras, narkoba dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-Maidah : 90, Yasin : 60-62, Al-Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.

4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara mengatur pernikahan dan pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo, homo seks, lesbian yang semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat An-Nur : 2-9, Al-Isro’ : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.

5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-‘ird wal amwal) dengan cara mencari rizki yang halaluntuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengharamkan segala macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian, ghosob dan semacamnya. Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan ikhlas menjalankan

60

ibadah sebaliknya harta yang haram dapat mengakibatkan malas beribadah serta kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot : 11-12. Al-Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284.

Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara lain : a. Sholat

Menurut bahasa sholat berarti do'a. Sedang menurut istilah sholat ialah sistem peribadatan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat dan rukun tertentu. Sholat diwajibkan sebanyak 5 kali dalam sehari semalam. Perintah sholat diturunkan pada waktu isro' dan mi'raj Nabi Muhammad saw., setahun sebelum hijrah ke Madinah. Sholat mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam. Adapun kedudukan sholat dalam agama Islam adalah sebagai berikut : - Sholat Sebagai Tiang Agama.

Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang bertaqwa kepada Allah swt. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya : "Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat berarti mendirikan agama, barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah menghancurkan agama". (HR. Baihaqi)

- Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.

Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt., di hari kiamat . Rasulullah saw, bersabda :

Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya rusak maka rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani)

Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh amal baiknya akan mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya maka akan jelek amalnya.

- Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah meninggalkan sholat". (HR. Muslim)

- Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua. Sholat merupakan 5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam. Kelimanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak bisa dipisahkan. Jika salah satu sendi itu rapuh maka akan mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw., bersabda :

61

Artinya : "Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikaan sholat, mengeluarkan zakat, melaksanakan ibadah haji dan berpuasa di bulan Ramadhan ". (HR. Bukhori Muslim dari ibnu Umar)

Sholat dalam Islam juga mempunyai beberapa hikmah. Adapun beberapa hikmah Sholat adalah sebagai berikut : - Membiasakan nidup bersih.

Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci dari hadas dan najis, pakaian dan tempatnya dan lain sebagainya. Dengan demikian sholat melatih seseorang agar cinta kebersihan. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya :"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhori Muslim)

- Terbiasa Hidup sehat.

Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali sehari ia berwudhu sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang muslim akan terpelihara.

- Pembinaan Disiplin Waktu. Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin waktu. Allah swt., menjelaskan kepada kita bahwa orang yang benar-benar berada dalam kerugian adalah orang yang yang tidak menghargai waktu sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr .

- Melatih Kesabaran. Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat tekadnya dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup, ia akan menjadi orang yang sabar. Allah swt., berfirman :

Artinya : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat yang mereka tetap mengerjakan sholatnya". (Al-Ma'arij : 19 - 23 )

- Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.

Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim. Rasulullah saw., bersabda :

Artinya : "Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana bangunan, yang sebagian memper-kokoh bagian yang lainnya". ( HR. Bukhori Muslim )

62

- Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar. Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Orang yang bisa mendirikan sholat dengan baik, akan takut melakukan perbuatan keji dan jahat, dia akan merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt;

Artinya :"Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar". (Al-Ankabaut : 45)

b. Puasa

Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala sesuatu, seperti : menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan, menahan minum dan sebagainya. Menurut istilah puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat melaksanakan perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya. Allah swt; berfirman: Artinya :"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah :183)

Jenis puasa ada bermacam-macam. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai

berikut : Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat, puasa qodlo' dan

puasa fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 - 185, Al-Maidah: 89, Al-Baqoroh: 186). Puasa sunat/tathowwu' seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal,

tanggal 9 dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-Syura'), tiap tanggal 13, 14, 15 qomariah.

Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri' ( 11, 12, 13 Dzulhijjah), puasa dua hari raya, puasa wanita yang sedang haid/nifas, puasa sunat seorang istri tanpa izin suaminya ketika suami bersamanya.

Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit, perjalanan dll), menghususkan pada hari jum'at dan sabtu kecuali pada hari disunahkannya puasa.

Adapun syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat mengerjakannya Sedang syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik dan tidak baik), suci dari haid dan nifas bagi wanita, dalam waktu yang dibolehhkan puasa. Puasa juga juga harus memenuhi rukun dan rukun puasa: niat sebelum melakukan puasa, menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa (lihat Al-Baqarah : 187).

Hikmah Puasa

a. Membentuk manusia sabar dan toleran. Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa adalah amal rohani

yang hanya dilihat oleh Allah swt, oleh karena itu puasa adalah amal batin yang berbentuk kesabaran semata sebagaimana Rasulullah bersabda :

63

Artinya :"Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah separuh iman".

(HR. Baihaqi) b. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya kepada Allah swt. c. Membentuk akhlakul karimah. Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena perbuatan-perbuatan

jahat dapat menghalangi pahalanya puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

Artinya :"Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya pahalanya puasa yaitu, dusta, ghibah, namimah, sumpah palsu, melihat lawan jenis dengan syahwat". (HR. At-Tirmidzi)

d. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui

kita puasa atau tidak kecuali kita sendiri kepada Allah swt; ini berarti puasa melatih jujur dalam beribadah dan beriman karena Allah swt.

e. Mengembangkan kepekaan sosial. Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa pedihnya orang

miskin dan kesusahan karena ketidak tersediaanya makanan dan uang belanja. f. Melatih ketahanan mental. Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah penceraan

makanan, hal ini akan membentuk anggota badan menjadi terbiasa dan kuat . g. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

RANGKUMAN 1. Sumber hukum Islam yang disepakati jumhur ulama adalah Al Qur’an, Hadits, Ijma’ dan

Qiyas. 2. Hukum taklifi adalah hukum yang menjelaskan tentang perintah, larangan dan pilihan

untuk menjalankan atau meninggalkan suatu kegiatan/pekerjaan. Hukum taklifi terdiri dari 4 macam yaitu ijab, nadb, tahrim dan karohah.

3. tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah kepadaNya. Ibadah berlaku pada semua aktifitas karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu : - Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada

Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.

- Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.

KAMUS ISTILAH

- Mukallaf = muslim yang sudah dikenai kewajiban melaksanakan perintah

dan menjauhi larangan - Hukum syara’ = hukum Islam - Jumhur ulama = golongan terbanyak ulama - Muamalah = hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan - Mukallaf = orang yang sudah baligh/dewasa yang wajib menjalankan

hukum agama - Rowi = orang yang meriwayatkan hadits

PERNIK-PERNIK Mazhab dalam Islam Berdasarkan aliran dalam Islam yang ada saat ini, secara umum terdapat dua aliran besar yaitu Sunni dan Shiah. Empat aliran besar (madhab) yang tergolong dalam aliran sunni adalah

64

Madhad Hanafi, Maliki, Hambali, dan Shafi’i. Sedangkan satu aliran yang terdapat dalam Shiah adalah Madhab Shiah itu sendiri.

Madhad Hanafi dikembangkan oleh seorang ulama dan cendekiawan muslim yaitu Imam Abu Hanifa (80-150 H, atau 702-772M), dan muridnya yang terkenal Abu Yusuf dan Muhammad. Mereka menekankan pada penggunaan alasan-alasan dan shura atau diskusi kelompok daripada semata-mata mengikuti aturan atau tradisi yang telah ada secara turun temurun. Madhab ini paling banyak berkembang dan dikuti di India dan Timur Tengah, serta pernah menjadi mdhab resmi yang digunakan di Turki (dinasti ottoman).

Madhab Maliki mengikuti ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim Imam Malik (lahir 95H atau 717M) yang menitikberatkan pada praktek-prakte yang diterapkan penduduk di Madinah sebagai suatu bentuk contoh kehidupan Islam yang paling otentik. Saat ini, ajaran-ajaran Imam Malik atau madhab Maliki paling banyak ditemui hampir di seluruh bagian wialayah muslim di benua Afrika.

Madhab Hambali dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim yang bernama Imam Ahmad ibnu Hambali (lahir 164H atau 799M) yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan ketuhanan serta mengadopsi pandangan yang tegas terhadap hukum. Saat ini madhab Hambali secara dominan diterapkan di saudi Arabia.

Madhab Shafi’i didirikan oleh seorang ulama dan cendekiawan bernama Imam As-Shafii (lahir 150H atau 772M) adalah merupakan murid dari Imam Malik dan pernah belajar dari beberapa tokoh cendekian muslim yang paling terkemuka pada saat itu. Imam As-Shafii terkenal karena ke-moderat-annya dan penilaiannya yang berimbang, dan walaupun Beliau menghormati tradisi, Imam As-Shafii mengevalusinya secara lebih kritis dibandingkan dengan Imam Malik. Para pengikut madhab Shafii secara dominan diikuti oleh umat muslim yang berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Madhab Shiah yang dianut oleh sekitar 10% umat muslim saat ini, menurut sebagian cendekiawan lebih diakibatkan sebagai akibat dari pergesekan politik dalam dunia muslim terhadap pendapat bahwa pemimpin umat muslim harus selalu merupakan keturunan dari keluarga Ali, yaitu keponakan dari Rasulullah sekaligus suami dari puteri nabi Fatimah. Madhab yang masih memiliki sub-madhab (katakanlah seperti itu) seperti Ithna’ashaaris dan Isma’ilis saat ini ditemui secara dominan di negara Iran, serta memiliki pengikut yang juga mayoritas di Iraq, India, dan negara-negara kawasan teluk

PENILAIAN A. Pilihlah jawaban yang paling tepat ! 1. Hukum yang mengatur perbuatan manusia dalam hubungannya dengan khaliqnya

disebut dengan : A. Ibadah D. Hudud B. Muamalah E. Taqlifi C. Jinayat

2. Setiap orang muslim wajib mempelajari, memahami dan melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an, sebab …. A. Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam B. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi setiap muslim C. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban D. Manusia yang bertahkim pada Al-Qur’an pasti selamat di dunia dan akherat E. Al-Qur’an harus dijadikan hukum negara

65

3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : 1). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama. 2). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia. 3). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak. 4). Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang bersifat umum. 5). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu. Yang bukan termasuk fungsi Al-Qur’an adalah …. A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5

4. Hukum mempelajari Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain artinya …..

A. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang yang berakal B. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim yang sudah baligh C. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim D. Kewajiban yang dibebankan kepada anggota masyarakat E. Kewajiban yang harus dilaksanakan

5. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah swt., Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya,

hari kiamat dan qoda’ qodar-Nya adalah merupakan pokok pengetahuan hukum yang berkaitan dengan …. A. Aqidah D. Muamalah B. Syari’ah E. Jinayat C. Akhlak

6. Perhatikan kosa kata berikut :

1). Perkataan 2). Berita 3). Kepatuhan 4). Ketetapan 5). Ucapan yang termasuk arti dari kata “Hadits”, ialah …. A. 1, 2, 3, 4 B. 2, 3, 4, 5 C. 3, 4, 5 D. 1, 3, 4, 5 E. 1, 2, 4, 5

7. Menurut kualitasnya hadits dibagi menjadi dua bagian yaitu :

A. Hadits shohih dan hasan B. Hadits maqbul dan mardud C. Hadits qudsi dan dhaif D. Hadits mauquf dan maudhu’ E. Hadits mutawatir dan shohih

8. Untuk menyeleksi kebenaran suatu hadits harus memperhatikan 3 unsur yaitu :

A. Matan, sanat dan rowi B. Maudhu’, dhoif dan mardud C. Mutawatir, shohih dan hasan D. Mauquf, maudhu’ dan maqbul E. Maqbul, mardud, marfu

66

9. Kesepakatan para mujtahid untuk memutuskan suatu perkara baru yang tidak dijumpai hukumnya dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits dinamakan ..... A. Ijma’ B. Ijtihad C. Qias D. Istihsan E. Mashalihul Mursalah

10. Menurut ilmu fiqih hukum-hukum dalam Islam disebut dengan “Al-Ahkamul Khomsah”,

yaitu …. A. wajib, haram, mubah, halal, sunat dan makruh B. wajib, haram, mubah, sunat dan makruh C. fardhu, halal, haram, najis dan suci D. halal, haram, sunat, batal dan syah E. fardhu kifayah, fardhu ‘ain, sunat muakad, sunat haiat dan makruh

11. Shalat dapat mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim terutama dilakukan

dengan cara .... A. mendatangi masjid B. shalat mun'farid C. shalat dengan khusuk D. shalat berjama'ah E. bersalam-salaman sesudah shalat

12. Yang dimaksud dengan kedudukan shalat dalam agama Islam adalah ....

A. cara-cara duduk dan berdiri dalam pelaksanaan shalat B. hubungan shalat dengan ajaran Islam C. betapa pentingnya shalat itu dalam agama Islam D. dalil-dalil perintah melaksanakan shalat E. pada waktu shalat harus ada gerakan duduk dan berdiri

13. Shalatnya seorang muslim dapat dikatakan sah menurut syara’, apabila shalat itu dapat

.... A. dilaksanakan dengan penuh kekhusyu’an B. menghayati bacaan-bacaan shalat C. berdampak positif terhadap pelakunya D. menimbulkan ketenangan jiwa bagi pelakunya E. sesuai dengan kaifiyah tuntunan Rasulullah saw.

14. Tersebut di bawah ini adalah merupakan hikmah shalat yang paling utama, bila

dibandingkan dengan hikmah shalat yang lain, yaitu : A. Membiasakan hidup bersih B. Mengikat tali persaudaraan dengan sesama muslim C. Pembinaan disiplin waktu D. Mencegah perbuatan keji dan perbuatan mungkar E. Membiasakan hidup sehat

15. Manfaat yang dapat dirasakan dalam shalat berjamaah adalah ….

A. pahalanya lebih besar dari shalat sendirian B. terlihat syiar Islam lebih semarak C. bila imam lupa bisa diingatkan oleh makmum D. akan memupuk persaudaraan sesama muslim E. membuktikan adanya kemajuan dalam menjalankan ibadah

67

16. Perhatikan macam-macam puasa di bawah ini : 1). Puasa Senin Kamis 2). Puasa Asy-Syura 3). Puasa Arafah 4). Puasa Ramadhan 5). Puasa kafarat yang termasuk puasa tathowwu’ adalah …. A. 1, 2, 3 B. 1, 2, 4 C. 2, 3, 4 D. 3, 4, 5 E. 3, 5

17. Perbuatan yang dapat menghapus pahala puasa adalah ….

A. berniat membatalkan puasa B. melihat lawan jenis dengan syahwat C. makan karena lupa D. lupa tidak melakukan niat E. mimpi hingga keluar sperma

18. Dengan berpuasa berarti akan mengistirahatkan anggota badan yang bertugas mencerna makanan, hingga dapat membentuk anggota badan menjadi terlatih dan kuat. Pernyataan tersebut berhubungan dengan hikmah puasa yaitu : A. membentuk manusia sabar dan toleran B. melatih ketahanan mental C. membentuk jiwa amanah D. membentuk akhlakul karimah E. mengembangkan kepekaan sosial

19. Yang membedakan seorang mukmin dengan seorang kafir sebagaimana hadits Nabi

Muhammad saw., adalah dalam hal ….. A. cara ibadahnya B. orang beriman akan masuk surga C. cara menyebut nama Tuhannya D. orang kafir akan masuk neraka selamanya E. meninggalkan shalat

20. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah : 183, tujuan utama orang berpuasa itu

adalah …. A. agar dapat merasakan betapa pedihnya orang miskin dan kelaparan B. untuk melatih jiwa agar menjadi kuat C. untuk mengembangkan kepekaan sosial D. untuk membentuk jiwa amanah dan bertanggung jawab E. untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.

21. Khitab Allah SWT dan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan baik perintah melakukan atau larangan, disebut dengan ..... A. Hukum Islam B. Hukum taqlifi C. Hukum wadhi D. Hukum taqriri E. Hukum qishosh

22. Khitab Allah SWT yang mengandung tuntutan mengerjakan dengan tutntutan yang pasti, disebut dengan ....

68

A. Ijab

B. Nadab

C. Karahah

D. Tahrim

E. Ibahah

23. Tersebut di bawah ini merupakan orang yang tidak dikenai taklif (tuntutan) hukum dalam Islam, kecuali : A. Orang gila B. Orang yang tidur C. Anak yang belum dewasa D. Orang yang lupa E. Orang yang sudah khitan

24. Suatu ketetapan yang wajib dikerjakan oleh setiap orang muslim yang sudah terkena

taklif disebut .... A. wajib syar’i B. wajib aqli C. wajib ’aini D. wajib kifayah E. wajib muayanah

25. Perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud syahwi seperti

lupa tidak melakukan tahiyat awal dan semacamnya, disebut dengan .... B. Sunat Mu’akad C. Sunat Ab’at D. Sunat ghoiru muakad E. Sunat ha’eat F. wajib kifayah

B. Jodohkan pernyataan yang ada di sebelah kiri dengan jawaban di sebelah kanan ! 1. Sumber hukum Islam 2. Hal yang berkenaan dengan keimanan 1. Hubungan manusia dengan Allah secara langsung 2. Hadits yang dapat diterima sebagai pedoman

penetapan hukum 3. Hubungan antara pembawa dan penerima hadits 4. Kesepakatan ahli fiqh dalam menetapkan hukum

syari’ah 5. Ketetapan hukum berdasarkan persamaan sebab 6. Hukum ditetapkan untuk kemashlahatan umum 7. Hukum yang bersifat wajib perwakilan 8. Perkara hukum yang sangat dianjurkan untuk

dikerjakan 9. Tempat kembalinya orang yang tidak pernah shalat 10. Menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan 11. Puasa nadzar, puasa qadha’ 12. Puasa tanggal 10 Muharram 13. Puasa hari tasyri’ (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah) 14. Yang wajib dikenai hukum 15. yang berhubungan dengan ibahah

A. Ibadah mahdloh B. Mukallaf C. Al-Qur’an D. Saqor E. Ijtihad F. Aqidah G. Maqbul H. Mubah I. Sanad J. Ijma’ K. Wajib L. Sunnah Muakkadah M. Puasa N. Qias O. Haram P. Mashalihul Mursalah Q. Makruh

69

C. JAWABLAH PERTANYAAN-PERTANYAAN DI BAWAH INI !

1. Bedakan definisi hukum dengan definisi syari’at ! Jelaskan !

2. Berikan harakat ayat tersebut kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia !

3. Sebutkan 6 fungsi dan kedudukan Al-Qur’an ! 4. Sebut dan jelaskan macam-macam Ijtihad !

5. Jelaskan pengertian matan, sanad dan rowi !

6. Apakah yang dimaksud dengan hadits qouliyah, hadits fi’liyah dan hadits taqririyah !

Berikan harokat hadits di atas kemudian artikan kedalam bahasa Indonesia dengan benar !

7. Mengapa shalat merupakan amalan ibadah yang pertama kali akan dimintai

pertanggung jawabannya oleh Allah swt., pada yaumul hisab ? Jelaskan !

8. Tuliskan kembali surat Al-Baqoroh : 183 kemudian artikan ke dalam bahasa Indonesia !

9. Sebutkan 5 hikmah ibadah !

CARILAH KATA-KATA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HUKUM ISLAM DENGAN CARA MEMBERI ARSIRAN PADA KOTAK-KOTAK BERIKUT SEBAGAIMANA CONTOH

M U A M A L A H P A 1. Wajib

T W M I T F Q U U S 2.

N S A M A L U H A D 3.

H R K J Q D R D S D 4.

A H R R I B A D A H 5.

B J U A F B N F S D 6.

U B H V I V V V U G 7.

M U K A L L A F N H 8.

Q R C Q I F A Y A H 9.

U F N Z X C V N T M 10.

TUGAS INDIVIDU Carilah ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan fungsi dan kedudukan Al-Qur’an! Kemudian diskusikan dengan teman sekelasmu! TUGAS KELOMPOK

70

Carilah sejarah tokoh-tokoh mujtahid dalam Islam ! baik melalui buku-buku yang ada di perpustakaan maupun kamu membrowser di interner. PORTO FOLIO Sebutkan macam-macam hukum taklifi beserta contohnya dalam kolom berikut ini!

IJAB NADB TAHRIM KARAHAH

71

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW

PERIODE MEKAH

Standar Kompetensi : 6. Memahami keteladanan Rasulullah dalam membina umat periode Mekah

Kompetensi Dasar : 6.1 Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah SAW periode Mekah 6.2 Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode

Mekah

TARTILAN

Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

a. Q.S. Quraisy : 1 – 4

b. Q.S.Al Alaq : 1 – 5

c. Q.S.Al Baqarah : 216

d. Q.S. Ibrohim : 4

72

GAMBAR

Peta Saudi Arabia

DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKAH

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH

1. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah

Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab

jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan

masyarakat Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum,

Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah

menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul

terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau

agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan

di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di

antara berhala-berhala yang termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata,

Uzza, dan Manat.

Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah

malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari,

bulan, dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam

bidang moral, masyarakat Arab jahiliah telah menempuh cara-cara yang sesat,

seperti:

a. Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan

dijadikan budak oleh kabilah yang menang perang.

b. Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah. Dalam masyarakat Arab

jahiliah perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya,

atau anggota keluarga yang lain. Bahkan seorang wanita (istri) boleh diwarisi oleh

anak tirinya atau anggota keluarga lain dan suaminya yang telah mati.

c. Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum minuman keras.

Kejahiliahan mereka dalam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa

73

judi, bermabuk-mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan

merupakan perbuatan yang salah.

Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perilaku masyarakat Arab jahiliah itu

buruk, tetapi ada pula yang baiknya. Seperti: memiliki keberanian dan

kepahlawanan, suka menghormati tamu, murah hati, dan mempunyai harga diri.

Juga dalam bidang perdagangan, ada sebagian masyarakat Arab jahiliah yang

sudah memiliki kemajuan. Misalnya, para pedagang dari kabilah Quraisy,

berdagang pada musim panas ke negeri Syam (sekarang Suriah, Libanon,

Palestina, dan Yordania) dan pada musim dingin ke Yaman (lihat Q.S. Quraisy,

106: 1—4). Mereka memperdagangkan bulu domba, unta, kulit binatang, dan tali.

B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

tidak membiarkan umat manusia, khususnya masyarakat Arab berada dalam

kebodohan sepanjang zaman. Lalu Dia mengutus seorang nabi dan rasul yang terakhir

yakni Nabi Muhammad SAW. Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah

SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau

sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira

terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah dan berada di

lerengnya (kira-kira berjarak 20 m dari puncaknya).

Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan

turunnya Malaikat Jibril pada tanggal 17 Ramadan 610 M, untuk menyampaikan wahyu

yang pertama yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari).

Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul A1-

Qur’an.

Setibanya di rumah, Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada istrinya,

Khadijah, peristiwa yang dialaminya. Sebenarnya Khadijah mempercayai segala apa

yang diceritakan suaminya, tetapi ia ingin mengetahui bagaimana pendapat Waraqah

bin Naufal, saudara. Sepupunya terhadap peristiwa yang dialami suaminya. Waraqah

adalah seorang pemikir yang telah berusia lanjut, beragama Nasrani, yang telah

menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab.

Setelah Waraqah bin Naufal mengetahui semua peristiwa yang dialami oleh Nabi

Muhammad SAW, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada

Nabi Isa. Alangkah baiknya kalau aku masih muda dan masih hidup sewaktu kamu

diusir oleh kaummu.” Nabi Muhammad SAW berkata, “Apakah kaumku akan

mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, tidak seorangpun datang dengan membawa seperti

apa yang kamu bawa (ajaran Islam), yang tidak dimusuhi. Jika sekiranya aku masih

hidup pada masa itu, tentu aku akan menolongmu dengan sekuat tenagaku.” (H.R.

Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim).

Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun

pula Surah Al-Muddassir: 1—7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad

berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.

Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah)

selama 13 tahun (610—622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada

beliau, wahyu berupa A1-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-

surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.

Materi dakwah Rasulullah SAW di awal kenabiannya berupa ajaran Islam, yang

terkandung dalam 89 Surah Makkiyyah dan hadis yakni wahyu Allah SAW yang

74

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak tertulis dalam lembaran Al-

Qur’an.

C. Ajaran Islam Periode Mekah

Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal

kenabiannya adalah sebagai berikut :

1. Keesaan Allah SWT

Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah

SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan

makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah

SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlãs, 112: 1-4).

Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.

Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku

syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S

An-Nisã’, 4: 48).

2. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan

Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir

kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan

di alam kuhur dan di alam akhirat.

Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan

senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang

menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam

akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan.

Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak

berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan

ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan pelajari

Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11!)

3. Kesucian jiwa

Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya

dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila

selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau

meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila

durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa.

Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan

alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10).

4. Persaudaraan dan Persatuan

Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan

persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.

Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka

dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida

Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di

antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R.

Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).

Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan

ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan.

Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang

teraniaya tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu

disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para

75

fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Mã’un, 107: 1-

7).

D. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat

Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum. Sehingga

menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran

Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika masyarakat Arab telah mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas

karena Allah SWT dan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka

akan memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang

luhur tersebut sebagai berikut:

1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun

Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa

masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan

tradisi warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati

dalam mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini,

Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di

lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai

orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah :

Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali

bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya,

waktu masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat

Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat

Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573- 634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh

Rasulullah SAW pada waktu kecil).

Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban

Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu

Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak

orang. Karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan

pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara

sembunyi-sembunyi.

Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang

kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah :

- Abdul Amar dan Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar.

Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh

Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah

SWT, Yang Maha Pengasih.

- Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari.

- Utsman bin Affan.

- Zubair bin Awam.

- Sa’ad bin Ahu Waqqas.

- Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-

sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun

(pemeluk Islam generasi awal).

76

2. Dakwah Secara terang-terangan

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian,

yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu

dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah

26: 214-216 (coba kamu cari dan pelajari).

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain

sebagai berikut :

a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri

jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya

hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum

menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari

kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi

merahasiakan keislamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan

keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid

bin Haritsah.

b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang

berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa,

yang letaknya tidak jauh dan Ka’bah.

Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera

meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah

atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta

dan Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika

peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi

bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu

akan mendapat murka Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat.

Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada

kelompok yang menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam

saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-

teriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau

Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan

terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan

Allah SWT terhadap Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari

dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut).

Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri

masuk Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin

Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul

Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin

Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke

Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M.

c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di

luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang

masuk Islam antara lain :

- Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di

sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di

hadapan Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian diikuti

oleh kaumnya.

77

- Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang

bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam

di hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri,

keluarganya, serta kaumnya.

- Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang

ke Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah

SWT, para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di

hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk

Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun

621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya

lebih banyak lagi.

Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui

Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73

orang di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah,

orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah

bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam

di hadapan Rasulullah SAW.

Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga

ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi

Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa

mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu

mereka harus mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka

memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke

Yatsrib.

Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW

menyuruh para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di

Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW

melaksanakan suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib

secara diam-diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan

sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib.

Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin. Abu

Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk

berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW

berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah tempat

kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada

awal bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin Abu

Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh

Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang dititipkan

kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin

Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib.

3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah

Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu

dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian. Prof. Dr. A.

Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab

kaum kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni :

a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan

antara semua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada

78

Allah SWT. Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT Iebih mulia

daripada orang kaya yang durhaka (lihat Q.S. Al Hujurãt, 49: 13).

Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan

ajaran persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta

dalam masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan

ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.

b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan

alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka di alam kuburnya

akan memperoleh kenikmatan dan di alam akhiratnya akan masuk surga.

Sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat,

maka di alam kuburnya akan disiksa. Dan di alam akhiratnya akan masuk neraka.

Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka

merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.

c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat

meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.

Mereka berkata, “Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek

moyang kami.” (Q.S. AI-Mã’idah, 5: 104)

d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan

melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal

itu semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir

Quraisy. Oleh karena itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha

menghentikan dakwah Rasulullah SAW.

Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah

Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain :

- Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu

Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleb

para pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusiaan. Bahkan, Az-

Zanirah disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir,

budak milik Bani Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.

Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman

disiksa seperti itu, lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka

termasuk Bilal, dengan cara memberikan sejumlah uang tebusan kepada

tuannya.

- Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa

anggota keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut

agama keluarganya (agama Watsani).

- Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu

Lahab) dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama asli Abu Jahal

adalah Amr Abu al-Hakam yang artinya Amr, bapak juru damai. Umat Islam

mengganti nama itu menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan.

- Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah

SAW, agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu

Thalib menyampaikan keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah SAW

bersabda : “Wahai pamanku demi Allah, biarpun mereka meletakkan

matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan

menghentikan dakwah agama Allah ini hingga aku menang, atau aku binasa

karenanya.”

79

- Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar

permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir

Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat

Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan

terhadap berhala.

Usul tersebut ditolak oleh Nabi SAW, karena menurut ajaran Islam

mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah

bukan Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan

baca dan pahami Q.S. Al-Kafirun 109 : 1-6).

Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap orang-

orang Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa, beliau menyuruh 16

orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita

untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu suka

memberikan jaminan keamanan kepada orang-orang yang meminta perlindungan

kepadanya. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.

Suatu saat keenam belas orang yang hijrah ke Habasyah ini kembali ke

Mekah, karena mereka menduga Mekah keadaannya sudah normal, dengan masuk

Islamnya seorang bangsawan Quraisy yang gagah berani yakni Umar bin Khattab.

Namun dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal, pimpinan kaum

kafir Quraisy memerintahkan agar setiap keluarga dan kabilah Quraisy meningkatkan

tekanan dan siksaannya terhadap anggota keluarganya yang masuk Islam.

Menghadapi situasi yang demikian, akhirnya Rasulullah SAW menyuruh para

sahabatnya, untuk yang kedua kalinya agar kembali hijrah ke Habasyah. Jumlah

para sahabat yang berhijrah pada saat itu sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang

wanita, di bawah pimpinan Ja’far bin Abu Thalib. Di negeri Habasyah ini selain

memperoleh jaminan keamanan dan Raja Negus, para sahabat Nabi SAW juga

memiliki kebebasan untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan ajaran Islam.

Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW

dan pelindungnya wafat dalam usia 87 tahun. Empat hari setelah itu istri tercintanya

Khadijah juga wafat dalam usia 65 tahun. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu

Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita).

Wafatnya Abu Thalib sebagai pemimpin Bani Hasyim, menyebabkan Abu

Lahab seorang kafir yang sangat keras dalam memusuhi Nabi SAW, menggantikan

kedudukan Abu Thalib sebagai pemimpin. Semenjak itu Rasulullah SAW tidak lagi

memperoleh perlindungan dari kaum kerabatnya yakni Bani Hasyim.

Allah SWT senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai

malapetaka. Tidak lama setelah Bani Hasyim dipimpin Abu Lahab, Mut’im bin Adi

pemimpin kaum Naufal menyatakan perlindungannya terhadap Nabi SAW. Bahkan

menjelang peristiwa hijrah tahun 622 M, umat Islam Yatsrib telah bersumpah setia

akan melindungi Rasulullah SAW beserta para pengikutnya.

KISAH TELADAN

Dakwah Rasulullah SAW Ke Thaif

Setelah Abu Thalib (paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri Rasulullah SAW)

wafat, tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah SAW dengan ditemani anak

angkatnya Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang terletak di sebelah timur kota Mekah.

80

Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para pemimpin

Bani Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan perlindungan kepada Nabi SAW

dan umat Islam, dari tekanan dan kekerasan kaum kafir Quraisy.

Rasulullah SAW menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Sakif, yakni Abdul

Jalil, Mas’ud, dan Habib, yang ketiga-tiganya putra dan ‘Amru bin Umair. Beliau menjelaskan

maksud kunjungannya, seperti tersebut di atas kepada tiga pemimpin Bani Sakif itu. Namun

mereka bertiga bukan hanya menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diam-

diam menyuruh anak-anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW

dan Zaid bin Haritsah supaya segera meniriggalkan kota Thaif. Selain itu mereka mengejek,

mengolok-olok, dan melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga kakinya berdarah.

Menanggapi sikap keras pemimpin-pemimpin dan kaum Bani Sakif seperti itu,

Rasulullah SAW tidak menaruh rasa dendam sedikit pun. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah

berilah mereka petunjuk, karena mereka termasuk orang-orang yang belum paham.”

EVALUASI

Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!

1. Apa tujuan Muhammad sering berkontemplasi di gua-gua dan di puncak gunung

sebelum memperoleh nubuwah?

2. Mengapa bangsa Arab memiliki sifat dan karakter yang keras?

3. Sebutkan empat orang yang pertama-tama mengikuti dakwah Islam di Mekah!

4. Bagaimana reaksi orang-orang Mekah terhadap dakwah Islam di masa-masa awal Nabi

berdakwah?

5. Sebutkan empat ajaran Islam yang diterima Muhammad saw pada periode Mekah!

LATIHAN ULANGAN SEMESTER GASAL

S O A L

I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c,d, atau e pada lembar jawab yang disediakan

1. Qur’an Surat Al Mukminun ayat 12-14 berisi tentang .....

a. Kejadian manusia dalam alam kandungan d. Suruhan menjaga kelestarian lingkungan

b. Keadaan manusia di alam kubur e. Rukum iman

c. Keadaan manusia di surga

2. Berdasarkan Al Qur’an Surat Adzariyat 56, maksud Allah SWT menciptakan jin manusia adalah

untuk….

a. bersabar b. berilmu c. beribadah d. berprestasi e. beribadah

3. Apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf إهحخعغ disebut

bacaan tajwid….

a. ikhfa’ c. Iqlab e. Mad Thobi’i

b. Izhar d. Idgham

4. Lafal hukum bacaan tajwidnya adalah…

a. izhar c. iqlab e. Mad Thobi’i

b. Ihfa’ d. idgham bigunnah

5. Q.S. Al Mukminun 13 :

Lafal pada ayat tersebut artinya adalah….

a. tanah c. segumpal darah e. api

b. Air mani d. tulang belulang

81

6. Dalam Q. Surat Al Baqarah ayat 30 ada kalimat

yang artinya….

a. menjadikan c. menugaskan e. mewajibkan

b. mengutus d. memerintah

7. ………….

Lanjutan potongan Q.S. Al Baqarah ayat 30 tersebut adalah…

a. c. e.

b. d.

8. Menurut Q.S. Az Zariyat ayat 56 tugas utama jin dan manusia adalah…

a. beribadah c. sekolah e. sebagai khalifah

b. bermain d. belajar

9.

Lafal dalam Q.S. Al ‘An’am 162 artinya…

a. sholatku c. hidupku e. pekerjaanku

b. ibadahku d. matiku

10. Bagi muslim dan muslimah yang meyakini bahwa Allah bersifat Bashar tentu dalam

kehidupannya ia akan…

a. menggunakan matanya untuk kepentingan akherat

b. menggunakan matanya untuk kepentingan dunia

c. mendonorkan matanya ketika mati untuk orang yang buta

d. mengobati matanya jika sakit

e. memanfaatkan matanya untuk hal-hal yang baik dan diridloi Allah

11. Keyakinan bahwa Allah itu Al Hasib hendaknya mendorong seorang muslim/muslimah untuk….

a. Berserah diri pada nasib d. bersikap sederhana dalam hidup

b. Selalu berinstropeksi diri e. Selalu bersikap bijaksana

c. selalu bermusyawarah

12. Mukmin yang menjadikan nama Allah Al Hakim sebagai penunjuk jalan, tentu akan berperilaku….

a. Kasih saying c. Bijaksana e. adil

b. Pemaaf d. Berwawasan luas

13. Berikut ini adalah larangan-larangan Allah SWT yang hukumnya haram, yang harus dijauhi oleh

setiap muslim/muslimah, kecuali….

a. durhaka kepada kedua orangtua d. berbuat zalim kepada sesame manusia

b. berbuat jahat kepada tetangga e. mengingatkan kawan yang bersalah

c. menipu dan mencuri

14. Berikut ini cara bersyukur kepada Allah, kecuali….

a. membaca hamdalah d. mengerjakan salat lima waktu

b. belajar dan mengajar Al Qur’an e. mempercayai kebenaran rukun Islam

c. Berpuasa sepamjang waktu

15. Berikut ini termasuk ke dalam sikap-perilaku orang yang husnudzan kepada Allah, kecuali…

a. bersyukur bila memperoleh nikmat d. bersabar bila menderita musibah

82

b. berusaha dan berdoa agar terpenuhi kebutuhannya e. Bertawakkal kepada Allah

c. berbuat dosa, karena Allah maha pengampun

SOAL URAIAN

16. Jelaskan bahwa Allah itu bersifat Mukhalafatu lilhawaditsi !

17. Jelaskan bahwa Allah itu mempunyai asma’ul husna Al GHAFFARU !

18. Terangkan proses kejadian manusia seperti yang diterangkan dalam Q.S. Al Mukminun 12-14!

19. Jelaskan usaha-usaha yang harus ditempuh bagi seorang Muslim/Muslimah agar dapat beribadah

dengan ihklas !

20. Tulislah kembali potongan Q.S. Al Baqarah : 30 dengan benar dan baik,

dan identifikasi tajwidnya yang berkaitan dengan nun mati dan tanwin

83

Kelas X semester genap

AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG DEMOKRASI

Standar Kompetensi : 7. Memahami ayat-ayat Al Qur’an tentang demokrasi. Kompetensi Dasar : 7.1. Membaca Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38. 7.2. Menyebutkan arti Q. S Ali Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38 7.3. Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam Q. S Ali

Imran; 159, Q.S. Asy Syura; 38 dalam kehidupan sehari-hari.

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Ali Imran ayat 159 – 160

Q.S. Al Baqarah, 2 : 30

Q>S> Asy Syura, 42 : 38

84

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan benar dan baik.

Penjelasan Tajwid Lafal Hukum

Bacaan Cara membaca Alasan

Idgam bigunnah

Rahmatimmina dibaca terpadu berde- ngung

Tanwin kasrah bertemu dengan mim

Ikhfa’ Langfaddu Nun mati dibaca samar berdengung

Nun mati bertemu fa’

izhar

Min haulika ( dibaca jelas )

Nun mati bertemu ha

Izhar syafawi

Wasyaawirhum fi (mim mati dibaca jelas)

Mim mati bertemu dengan fa’

Tafkhim

‘alalloohi Lam jalalah sebelumnya fathah

Gunnah

inna

Nun dalam keadaan bertsydid

Kegiatan Siswa

Lafal Pernyataan Hukum bacaan

Cara membacanya

Mim Fathah mengadap alif yang

mati

........

.........

Lam jalalah sebelumnya fathah

.....

.........

Tanwin fathah menghadap gain

......

......

Nun sukun bertemu ha

......

......

Mad bertemu nun yang diwaqofkan

...

.....

85

1. Terjemahan Per-kata

bagi mereka

kamu lembut

Allah

dari

rahmat

Maka dengan

tentu mereka akan

menjauhkan

hati

kasar

bersikap keras

kamu adalah

dan sekiranya

bagi mereka

dan mohonkan

ampun

dari mereka

maka maafkanlah

sekeliling kamu

dari

Maka bertawakallah

kamu membulat-kan tekad

maka apabila

urusan itu

dalam

dan bermu-syawarahlah

dengan mereka

orang-orang yang

bertawakal

Dia menyukai

Allah

sesungguhnya

Allah

kepada

2. Terjemahan ayat Terjemahan Q.S. Ali Imran, 3 : 159 adalah :

Maka berkat rahmat Allah engkau ( Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. *)

Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

*) Urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,

kemasyarakatan dan lain-lain.

3. Kandungan

Penjelasan bahwa berkat adanya rahmat Allah SWT, Nabi Muhammad menjadi pribadi yang berbudi luhur dan berakhlak mulia dapat bersikap lemah lembut terhadap kaum muslimin di sekitarnya.

Beliau tidak bersikap dan berperilaku keras dan berhati kasar, akan tetapi sebaliknya senantiasa memberi maaf kepada orang yang berbuat salah, khususnya terhadap para sahabatnya yang telah melakukan pelanggaran.

Allah SWT memerintahkan kepada kaum muslimin agar melakukan musyawarah untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.

Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, dianjurkan untuk bertawakal kepada Allah, karena Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.

86

4. Penjelasan

Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, termasuk golongan ayat Madaniyah. Dinamakan Ali Imram karena memuat kisah keluarga “ Imran “ yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s. , ada persaman kejadiannya dengan Nabi Adam a.s., meliputi kenabian dan beberapa Mu’jizatnya serta disebut pula kelahiran Maryam putri dari Imran, yaitu ibu dari Nabi Isa, a.s.

Pada ayat yang ke 159 pada surat Ali Imran, bahwasannya berkat adanya rahmat Allah yang maha besar, bahwasannya Nabi Muhammad menjadi insan yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Apabila beliau bersifat kasar dan berkeras. hati, niscaya orang-orang itu akan pergi menjauh meninggalkan Nabi Muhammad saw. Begitu pula selanjutnya bagi umat Islam dalam berdakwah senantiasa menjadi pribadi yang lembut dan berakhlak mulia sehingga mendapat simpati dan manusia tidak akan lari dari sekelilingnya.

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar memaafkan dan memohonkan ampunan bagi para sahabatnya. Setelah itu beliau diperintahkan untuk bermusyawarah dalam berbagai hal dengan mereka untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Perintah itu bukan hanya terbatas kepada beliau Nabi Muhammad saja, akan tetapi berlaku untuk semua sahabatnya dan seluruh pengikutnya yakni umat Islam.

Apabila musyawarah itu telah mencapai mufakat, maka dianjurkan untuk bertawakkal kepada Allah, yakni bersandar diri keberhasilan selanjutnya kepada ketetapan Allah swt.

1. Bacaan dan Penjelasan Tajwid b. Bacalah ayat berikut dengan tartil dan fasih. Kemudian salin kembali dengan

benar dan baik.

c. Penjelasan Tajwid Lafal Hukum

Bacaan Cara membaca Alasan

Mad thabi’i

Walladziina Panjang 2 harakat

Mad ya berada setelah kasrah

Idgham syamsiyah

Ashsholaata

Alif lam bertemu shad

Izhar syafawi

Waamruhum ( dibaca jelas )

Mim mati bertemu ra

Gunnah

wamimma (mim dibaca dengung)

Mim bertasydid

Mad arid lissukun

Yunfiquun Mad wau sukun bertemu nun yang diwakafkan

87

2. Terjemahan Per-kata

dan urusan

mereka

salat

dan mereka

mendirikan

kepada Tuhan mereka

mereka

memper-kenankan

Dan orang-orang yang

Mereka menafkah-

kan

Kami beri rizki

mereka

dan sebagian

apa

diantara mereka

musyawa-rah

3. Terjemahan ayat

Terjemahan Q.S. Asy Syura, 42 : 38 adalah : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan

salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Kandungan

Q.S. Asy- Syura, 42 : 38 adalah menjelaskan tentang orang-orang yang menyambut baik seruan Allah itu adalah : Sen

antiasa mereka selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Mereka selalu melaksanakan salat apabila telah dating waktunya. Mereka selalu melaksanakan musyawarah pada hal-hal yang perlu dipecahkan

bersama. Mereka selalu menginfakkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya

pada hal-hal yang diridloi-Nya.

5. Penjelasan

Surat Asy Syuura termasuk surat yang ke 42 terdiri atas 53 ayat, termasuk surat-

surat Makiyyah, diturunkan sesudah surat Fushshilat. Dinamai surat Asy Syuura yang berati “musyawarah” yang diambil dari perkataan “syuura” yang terdapat pada ayat 38 surat ini. Didalam ayat tersebut diletakkan salah satu dari dasar-dasar pemerintahan Islam ialah musyawarah.

Tauladan Rosulullah yang dapat dipetik dalam kehidupannya adalah ketika “Perang Badar” Perang tersebut adalah perang antara umat Islam dengan kaum Kafir Quraisy yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijrah. Semula Rosulullah dan para sahabatnya mengambil posisi di dekat mata air Badar. Namun salah seorang sahabat yang bernama “ Hubab bin Munzir “ tidak setuju dengan posisi tersebut. Lantas ia bertanya” Wahai Rosulullah : apakah posisi ini berdasarkan wahyu dari Allah SWT atau pendapat Rosul sendirari ?” Rosulullah menjawab : “ ini semua adalah pendapatku, bukan dari wahyu”. Lalu Hubab bin Munzir mengajukan usul : “ kalau menurutku posisi yang kita lakukan adalah mengambil tempat di dekat mata air yang berdekatan dengan musuh, lalu kita gali sumur-sumur yang cukup dalam kemudian kita isi dengan air”. Kemudian Rosulullah menyetujuinya dan semua sahabat melaksanakannya sehingga peperangan akhirnya di menangkan kaum muslimin.

KEGIATAN SISWA Diskusikan dengan teman-temanmu bagaimana bermusyawarah yang baik .

88

Coba identifikasi ciri-ciri masyarakat demokrasi. Coba renungkan apa manfaat dan hikmah yang dapat diperoleh dalam

bermusyawarah itu.

RANGKUMAN Surah Ali Imran, 3 : 159 berisi bahwa Allah SWT telah memberikan rahmat yang amat

besar kepada Nabi Muhammad SAW, bahwasanya beliau merupakan sosok manusia yang memiliki akhlak mulia, berhati lembut, penuh kasih sayang, suka memberi maaf dan berbuat pada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Disamping itu beliau suka bermusyawarah pada hal-hal yang perlu dimusyawarahkan. Apabila telah mufakat maka bertawakkal kepada Allah.

Kandungan Q.S. Asy-Syura, 42 : 38 adalah menerangkan tentang tanda-tanda orang yang beriman adalah mau menerima seruan Allah SWT berupa : menjalankan salat lima waktu, suka bermusyawarah, serta mau berinfak dijalan Allah apabila mendapat rezeki untuk dibelanjakan kepada hal-hal yang diridoi-Nya.

UJI KOMPETENSI a. Aspek afektif

Isilah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan sikapmu yang sebenarnya dengan cara mencontreng ( √ ) pada kolom yang tersedia

INTERNALISASI AKHLAK MULIA

No Pernyataan setuju tidak setuju

tidak tahu alasan

1 Sikap santun dalam pergaulan …… …… ….. ……

hidup akan membawa situasi senang dan menyenangkan

2 Sikap keras dan berhati kasar …… …… ….. ……

akan menjauhkan manusia dari pergaulan hidup

3 Bermusyawarah harus berpedo …… …… ….. ……

man pada prinsip mufakat

4 Disiplin mengerjakan ibadah …… …… ….. ……

salat merupakan kegiatan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

5 Setiap kali mendapatkan rezeki ….. …. …. …..

ada kewajiban sedekah atau zakat

b. Aspek kognitif

1). Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada

huruf a,b,c,d, atau e.

1. Lafal ada tanwin fathah bertemu dengan huruf mim dalam ilmu tajwid disebut bacaan.... a. idgham bigunnah d. Mad ‘arid b. ikhfa’ e. Izhar syafawi c. gunnah

2. lafal ada mim mati bertemu dengan huruf fa’ adalah bacaan

tajwid....

89

a. ikhfak syafawi d. gunnah b. izhar syafawi e. Idgham bilagunnah c. tafkhim

3. Lafal dalam Q.S. Ali Imran, 3 : 159 artinya adalah...

a. kamu bersikap lemah lembut d. Bermusyawarahlah kamu b. berhati kasar e. Memaafkan kepadanya c. mereka menjauhkan darimu

4. Perhatikanlah pernyataan-pernyataan berikut : (1) Dapat memuaskan semua anggota musyawarah (2) Dapat mengakomodasikan perbedaan-perbedaan pendapat (3) Dapat mempertajam perbedaan pendapat dalam musyawarah. (4) Menumbuhkan kerukunan dan persatuan anggota musyawarah (5) Dapat mendorong anggota untuk memunculkan konflik Dari pernyataan di atas yang dapat dihasilkan dalam bermusyawarah adalah...

a. (1), (3), (4). d. (2), (4), (5) b. (1), (2), (4). E. ( 3), (4), (5) c. (2), (3), (5).

5. Kriteria orang yang memenuhi seruhan Allah sehingga dapat masuk surga, sebagaimana dijelaskan Q.S. Asy Syura 38 adalah seperti dibawah ini. Adapun yang tidak masuk didalamnya adalah.... a. orang yang patuh dan taat kepada Allah b. orang yang disiplin mengerjakan salat c. orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah d. orang yang gemar bermusyawarah dalam segala urusan e. orang yang sangat patuh pada adat istiadat dimasyarakatnya.

6. Dalam Q.S. Asy Syura, 42 : 38 ada lafal artinya adalah....

a. berdisiplin mengerjakan salat b. mematuhi seruhan Tuhannya c. mematuhi berzakat d. bermusyawarah dengan segala urusannya e. berbuat baik kepada Tuhannya

7. Pada akhir Q.S. Asy-Syura 38 ada lafal dibaca waqof. Dalam ilmu tajwid disebut bacaan.... a. Ikhfak hakiki d. Mad wajib muttasil b. Ikhfak syafawi e. Izhar syafawi c. Mad arid lissukun

8. Perilaku orang yang bertaqwa adalah sebagaimana pernyataan di bawah ini. Adapun

yang tidak termasuk di dalamnya adalah... a. mengimani kepada masalah ghaib b. melaksanakan salat c. mengumbar nafsu untuk kesenangan hidup d. mau mengeluarkan sedekah /zakat e. percaya kepada kitab Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya

9. Tauladan Nabi Muhammad SAW dalam hal pelaksanaan musyawarah adalah dikala

beliau mengatur strayegi perang.... a. perang badar d. Perang jamal

90

b. perang uhud e. Perang shiffin c. perang khandaq

10. Berikut ini adalah perilaku yang sesuai dengan kandungan Q.S. Ali Imran 159 dan

Q.S. Asy Syura 38. Adapun yang tidak masuk di dalamnya adalah... a. bersikap lemah lembut ketika mengajak beiman kepada seseorang b. bersikap keras dan melawan kepada orang kafir yang memusuhi Islam c. mentaati perintah Allah dengan melaksanakan ibadah d. bersedia bermusyawarah apabila dilakukan dengan orang-orang yang seiman

saja e. gemar bermusyawarah untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup

2). Soal Uraian Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan pengertian musyawarah menurut bahasa dan istilah, serta manfaat

yang akan diperoleh! 2. Jelaskan dampak yang akan terjadi bila suatu masalah yang sulit mengabaikan

musyawarah! 3. Bagimana adab dan etika ketika bermusyawarah itu? 4. Jelaskan contoh musyawarah yang dilakukan oleh Rosulullah SAW! 5. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam bermusyawarah

berdasarkan Q.S. Ali Imran, 3 : 159 !

91

IMAN KEPADA MALAIKAT

Standar Kompetensi : 8. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat. Kompetensi Dasar : 8.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Malaikat 8.2. Menampilkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Malaikat 8.3. Menampilkan perilaku sebagai cerminan beriman kepada Malaikat dalam

kehidupan sehari-hari

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al Baqarah : 30

Q.S. Ali Imran : 18

Q.S. Al Baqarah : 97 - 98

92

BERIMAN KEPADA MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH

IFTITAH

1. Bacalah Al Quran 5-10 menit sebelum memulai pembahasan!

2. Awali pelajaran dengan membaca doa belajar!

3. Berhati-hatilah dalam setiap perbuatan dan perkataan karena semua itu dicatat oleh para

malaikat!

4. Jalinlah hubungan yang baik dengan malaikat karena mereka senantiasa mendoakanmu!

5. Teladanilah sifat-sifat ketaatan para malaikat!

Memiliki keimanan berarti memiliki nikmat yang paling tinggi nilainya. Banyak orang

dapat mengucapkannya, tetapi tidak semua orang mampu menghayati ungkapan tersebut.

Iman merupakan sesuatu yang paling pokok dari seluruh aspek kehidupan. Iman yang

sempurna memiliki 3 unsur, yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan atau

bersyahadat, dan mengamalkan sesuai dengan Al Quran dan hadis. Iman yang terangkum

dalam rukun iman sebagaimana sabda Rasulullah saw.

ه )رواه وتؤمن ب الخر وم اليمان ان تؤمن بالل ومالئكته وكتبه ورسله والي سلم(مالقدر خيروشر

Artinya: "Iman ialah engkau percaya kepada Allah swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta percaya pada takdir yang baik dan yang buruk. " (HR Muslim).

Apabila mengingkari salah satu rukun iman, maka batallah keimanan seseorang.

Pada bab ini, kita mempelajari dan memahami serta menghayati rukun iman yang kedua

yaitu iman kepada malaikat dengan berpedoman pada ayat-ayat Al Quran dan hadis.

A. Pengertian Iman kepada Malaikat

Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman

kepada malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk

gaib ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka

sedikit pun. Firman Allah swt.

ل Artinya: “Malaikat-malaikatyangtidakpernah mendurhakai Allah swt. terhadap apa yang

telah diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6). Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah swt. untuk beribadah.

Mereka menunjukkan jalan yang benar dan mendoakan agar dosa-dosa orang mukmin

diampuni serta dilindungi dari berbagai macam kejahatan.

Menurut pendapatmu, apakah malaikat merupakan makhluk yang paling

sempurna? Jelaskanlah alasannya!

B. Penciptaan Malaikat dan Tugasnya

Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana Allah

telah menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api. Rasulullah saw. bersabda.

ار اوص لق ا وخ خلقت المالئكة من نور وخلق الجن من مارج من ن ف لكم )رواه مسلم(دم مم

93

Artinya: Malaikat Aku (Allah) ciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua." (HR Muslim).

Berdasarkan hadis qudsi tersebut, malaikat diciptakan dari cahaya yang

karakternya memantulkan cahaya pada hati manusia dan kedamaian di bumi. Manusia

diciptakan dari tanah yang karakternya tenang, diam, stabil, sedangkan jin diciptakan dari

api yang sifatnya selalu bergerak, bergejolak, dan tidak pernah tenang. Para malaikat

mempunyai karakter patuh hanya pada Allah swt. Mereka melaksanakan tugas mengatur

dan menertibkan alam semesta serta tidak pernah mengeluh. Malaikat senantiasa

melaksanakan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kehendak-Nya dan tidak

pernah melakukan perbuatan di luar kehendak Allah swt. memantulkan cahaya clan

kedamaian pada manusia. Firman Allah swt.

Artinya: “Malaikat itu takut pada Tuhannya yang berkuasa di atas mereka dan mengerjakan apa saja yang diperintahkan.” (QS An Nahl: 50).

RISALAH

Ruh setiap saat ada pada diri kita, tetapi tidak pernah kejahatan sebagaimana malaikat

yang senantiasa ada di kanan dan kiri kita. Tiap ucapan dan gerak-gerik di tempat sunyi

sekalipun, tidak akan lepas dan catatan malaikat. Ruh manusia dan malaikat dapat

menembus keluar maupun masuk dengan leluasa, bahkan pada dinding kaca yang rapat

atau lebih dari itu.

Para malaikat bukanlah laki-laki, bukan perempuan, tidak makan, tidak minum,

dan tidak tidur sehingga tidak mempunyai nafsu. Oleh karena itu, malaikat semuanya

bersifat baik. Lain halnya dengan manusia, untuk melaksanakan ibadah dan

meninggalkan larangan-Nya harus berjuang melawan hawa nafsunya. Oleh karena itu,

apabila manusia mampu mengalahkan dan menguasai hawa nafsunya, maka is lebih

mulia derajatnya di atas malaikat. Akan tetapi, apabila tidak mampu, maka derajatnya

berada di bawah malaikat. Jadi, jelas bahwa tidak seluruh manusia lebih mulia dari

malaikat.

Malaikat taat tanpa diperintahkan dan meninggalkan perbuatan maksiat

sebelum dilarang. Oleh karena itu, perintah beribadah hanya ditujukan pada manusia

dan jin. Firman Allah swt.

Artinya : “"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka

beribadah kepadaKu”. ( Q.S. Az Zariyat 56)

Malaikat diciptakan lebih dulu dari manusia. Allah swt. memberitahukan pada

malaikat bahwa Allah akan menciptakan manusia dan menjadikannya khalifah di muka

bumi ini. Adam a.s. ditugaskan menjadi khalifah sebagai wakil Allah untuk mengatur,

memakmurkan, dan memanfaatkan segala yang ada di bumi. Pada awalnya, malaikat

menolaknya karena mengetahui bahwa penduduk bumi sebelum Adam, yaitu jin telah

berbuat kerusakan. Akan tetapi, akhirnya Malaikat diberitahu bahwa Allah menciptakan

manusia malaikat man tunduk dan sujud kepada Nabi Adam a.s. Firman Allah swt.

94

Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah, kecuali iblis. Ia enggan dan takabur dan is termasuk orangorang kafir." (QS Al Baqarah: 34).

Sujud malaikat tersebut kepada Adam adalah sujud sebagai penghormatan

semata-mata atau sebagai pengakuan malaikat terhadap kelebihan dan keistimewaan

Adam a.s. Juga sebagai pernyataan tobat kepada Allah swt. serta pernyataan maaf pada

Adam a.s. karena para malaikat pernah mengatakan bahwa dirinya lebih pantas menjadi

khalifah dari pada Adam. Peristiwa itu menandakan bahwa penciptaan malaikat lebih

dahulu daripada manusia (Adam a.s.).

Malaikat jumlahnya sangat banyak dan yang tahu hanyalah Allah swt. Kita

hanya dapat mengetahui beberapa nama saja. Adapun tugas malaikat yang tercantum

dalam Al Quran dan hadis adalah sebagai berikut.

1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul.

2. Mikail bertugas membagi rezeki dari Allah kepada seluruh makhluk.

3. Israfil bertugas meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari kiamat

4. Izrail bertugas mencabut nyawa.

5. Raqib bertugas mencatat setiap aural (baik dan buruk).

6. Atid bertugas mencatat setiap amal (baik dan buruk). Mereka selalu berada di kanan

dan kiri kita.

7. Munkar bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.

8. Nakir bertugas menanyakan amal manusia di alam kubur.

9. Malik bertugas menjaga neraka.

10. Ridwan bertugas menjaga surga.

Tugas dari kesepuluh nama malaikat, buatlah hikmah keimanan terhadap mereka dalam

kehidupan pribadimu! Buatlah dalam bentuk tabel!

C. Fungsi Iman kepada Malaikat

Dengan memahami dalil naqli dan aqlinya, kita akan memahami pula manfaat

beriman pada malaikat dalam kehidupan. Hal tersebut niscaya akan membuahkan

bermacam manfaat yang penting dan tidak ternilai harganya. Manfaat-manfaat itu antara

lain sebagai berikut.

1. Iman Kita akan Menjadi Bertambah Kuat

Allah swt. telah memerintahkan malaikat untuk mengatur peredaran matahari,

bulan, bintang, mengatur jalannya angin, hujan, membagikan rezeki, mencatat aural,

mencabut nyawa, dan lain sebagianya. Semua itu dikerjakan malaikat dengan patuh

dan tak kenal lelah. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kepercayaan tentang

dewa yang dianggap berkuasa di balik kekuatan alam ini. Malaikat hanya makhluk

Allah belaka yang tidak boleh disembah. Para malaikat mengatur alam semesta yang

begitu besar atas Allah juga menciptakan malaikat sebagai pengatur perintah Allah

swt. Tentu Zat yang memberi berjalannya alam raya. perintah memiliki sifat yang

Mahabesar dan Mahakuasa. Firman Allah swt.

95

Artinya: "Dan kepunyaan Allah tentara langit dan bumi dan Allah Maha perkasa dan Maha bijaksana." (QS Al Fath: 7).

2. Selalu Berhati-hati dalam Setiap Perbuatan, Perkataan, maupun Niat

Baik di tempat ramai atau sunyi, ada yang melihat atau tidak kita harus

senantiasa waspada. Dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat, tidak ada satu

pun perbuatan atau perkataan yang lolos dari catatan malaikat. Kita tidak mungkin

dapat mengelak dari hat tersebut. Firman Allah swt.

Artinya: “Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikat yang mulia

sebagai pencatat." (QS Al Infitar: 10-11).

3. Menambah Ketaatan Beribadah

Malaikat yang senantiasa taat beribadah, menggugah hati kita untuk

mencontoh ketaatannya kepada Allah swt. Selain itu, kita akan terhindar dari sifat

ujub (sombong) dalam beribadah. Kita menyadari bahwa ibadah yang kita ikukan

belum seberapa jika dibandingkan dengan ibadah para malaikat. Allah berfirman.

Artinya: "Sesungguhnya semua malaikat yang ada di sisi Tuhanmu itu tidak menyombongkan diri dan tidak enngan beribadah kepada-Nya. Mereka memahasucikan dan bersujud kepada-Nya." (QS Al Araf 206).

4. Tidak Takut Menghadapi Mati

Setiap yang hidup pasti mengalami kematian. Hanya saja, waktu dan cara

kematian itu berbeda-beda. Firman Allah swt.

Artinya: "Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati." (QS Ali Imran: 185).

Kematian tidak harus menunggu usia tua, tidak harus didahului sakit, tetapi

kematian dapat menjemput setiap saat. Malaikat Izrail melaksanakan tugas mencabut

nyawa tepat atau sesuai dengan jadwal kematian yang tercantum di Lauhul Mahfuz.

Maut tidak dapat diajukan ataupun diundur walaupun sesaat saja.

5. Memperteguh Pendirian dalam Menegakkan Kebenaran

Dengan beriman kepada malaikat, orang tidak akan ragu-ragu menegakkan

keadilan atau kebenaran dan tidak takut pada atasan, takut dipecat, atau dikecam

oleh masyarakat. Malaikat senantiasa berpihak pada orang-orang yang menegakkan

kebenaran.

DISKUSI

Dapatkah kamu menganalisis fungsi keimanan dalam. kehidupan masyarakat saat ini?

Jelaskanlah!

D. Hikmah Penghayatan terhadap Malaikat

Penghayatan terhadap iman kepada malaikat tentu memiliki efek yang positif

dalam kehidupan manusia. Contohnya, orang yang beriman kepada Allah pasti memiliki

96

keyakinan bahwa setiap gerak-gerik atau aural perbuatannya akan dicatat oleh malaikat.

Firman Allah swt.

Artinya: "Tiada satu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat

pengawas yang selalu hadir (Raqib dan Atid)." (QS Qaf: 18).

Dalam ayat yang lain, Allah swt, juga berfirman.

Artinya: Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikatyang mulia

sebagai pencatat" (QS Al Infitar: 10-11)

Beberapa hal yang merupakan bentuk hikmah penghayatan terhadap iman

kepada Allah adalah sebagai berikut.

1. Berusaha untuk selalu bertakwa kepada Allah di mana pun berada. Pesan Rasulullah

saw dalam sabdanya.

قوا هللا اين ماتكو نوا )رواه احمدوالتمذي( اتArtinya: "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada." (HR Ahmad dan

At Turmuzi).

2. Berupaya untuk selalu berbuat kebaikan karena dia yakin akan mendapat imbalan

pahala dari Allah swt. sebagaimana firman-Nya.

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberatzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS Az Zalzalah: 7)

3. Mampu menghindari diri dari perbuatan-perbuatan tercela yang mengakibatkan dosa.

Firman Allah swt.

Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun niscaya dia melihat balasannya." (QS Az Zalzalah: 8).

TUGAS

Apakah hikmah penghayatan terhadap malaikat yang dapat kamu peroleh dalam upaya

mencapai suatu cita-cita atau tujuan? Jelaskanlah!

E. Hikmah Beriman terhadap Malaikat

Iman yang sempurna harus memiliki perwujudan dalam kehidupan pada setiap

pribadi muslim. Beberapa contoh penghayatan terhadap iman kepada malaikat adalah

sebagai berikut.

1. Seorang mukmin harus senantiasa merasa gembira dan bersyukur karena didoakan

supaya diampuni dosanya, dipelihara dari kesalahan, dan dimasukkan surga oleh

para malaikat. Oleh karena itu, Seorang mukmin tidak boleh berputus asa untuk

mendapatkan ampunan atas dosa-dosa yang terlanjur dilakukan. Rahmat dan

ampunan Allah lebih besar, asalkan orang itu belum terlambat untuk meninggalkan

97

perbuatan dosa. Mulailah berbuat baik sehingga perbuatan dosa yang sudah

dilakukan akan mendapatkan ampunan dari Allah swt.! Firman Allah swt.

Artinya: “Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di

sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan, Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilab ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala. " (QS Al Mukmin: 7).

2. Rajin melakukan ibadah, khususnya salat. Dengan iman kepada malaikat, salat yang

tadinya terasa berat akan menjadi ringan. Ada malaikat yang bertugas menjaga di

waktu malam dan di waktu siang. Firman Allah swt.

Artinya: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan

dirikanlah pula salat subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat" (QS Al Isra: 78).

3. Rajin salat berjemaah. Para malaikat ikut serta membaca tamin (amin) bersama-

sama dengan orang yang salat berjemaah. Rasulullah saw bersabda.

الين ف اذاقال المام غير المغضوب ع ين وان لمالئكة يقولون ام اين فان وا ام ل قو ليهم ول الضم من ذ مال ئكة غ ن ال أمي فمن وافق تأمينه تأمينه ت المام يقولون امين نبه )رواه فرله ماتقد

البخارى(

Artinya: “Jika imam mengucapkan gairil magdubi `alaihim waladdallin," maka ucapkanlah amin. Sesungguhnya para malaikat pun mengucapkan dmin. Maka barang siapa yang bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan amin-nya malaikat, maka diampunilah untuknya dosa-dosa yang telah lalu." (HR Bukhari).

4. Rajin membaca AI Quran. Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa pada suatu ketika

Usaid bin Hudair membaca Al Quran di ruangan yang jaraknya dekat dengan

kandang kudanya dan kuda tersebut melompat-lompat. Setelah ditengok, ada pelita-

pelita seperti awan yang terang cahayanya di dalam kandang tersebut. Ternyata itu

adalah para malaikat yang sedang mendengarkan bacaan Al Quran. ketika Usaid

melaporkan kejadian itu kepada Rasulullah saw., beliau bersabda:

رواه البخارى و مسلم() ترمنهم اتست م اس ك المالئكة كانت تستمع لك ولو قرأت يراها الن تل

98

Artinya: “Itu adalah malaikat yang mendengarkan bacaanmu, andai kata engkau terus membacanya sampai pagi, niscaya orang-orang dapat melihat sesuatu yang hingga hari ini masih terselubung." (HR Bukhari Muslim).

5. Selalu berupaya menyucikan jiwa. Kita berusaha membersihkan diri dari akhlak yang

tercela, takabur, rakus, pemarah, dan sebagainya. Bahkan syarat untuk memperoleh

ilmu dan hati yang tergerak untuk mengamalkan ilmu tersebut yaitu hati harus suci

dari akhlak yang tercela. Malaikat tidak akan menurunkan ilmu pada orang yang di

dalam hatinya terdapat sifat, tabiat, atau akhlak yang rusak. Maka satu-satunya jalan

agar seseorang mendapat ilmu yang bermanfaat (diamaikan), terlebih dulu is harus

membersihkan hatinya dari sifat-sifat tercela.

IMTISAL

Di sebuah warung, seorang nenek melayanimu ketika membeli alat tulis.

Kamu membeli barang seharga Rp.5000 dan kamu memberi uang sebesar

Rp.10.000 untuk membayarnya. Ternyata uangmu dikembalikan Rp.45.000. Setelah

memberikan uang itu, nenek tersebut kembali sibuk melayani para pembeli yang

lainnya. Apa yang seharusnya kamu lakukan ketika mengalami hal tersebut?

6. Malaikat menjadi pelajaran bagi manusia. Manusia harus menyadari bahwa

kemampuannya sangat terbatas. Hal ini patut direnungkan sebagaimana malaikat

yang diberi tugas sesuai dengan keahliannya. Hal tersebut berlaku dalam setiap

aspek kehidupan, seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, keamanan, dan

peradilan.

7. Memperbanyak bacaan salawat nabi. Firman Allah swt.

Artinya: "SesungguhnyaAllah dan malaikat-malaikatnya bersalawat untuk nabi. Hai orangorang yang beriman, bersalawatlah kamu dan ucapkan salam penghormatan kepadanya." (QS Al Ahzab: 56).

Masih banyak aspek kehidupan lainnya yang mendapat pengaruh positif dari beriman

pada malaikat. Dengan penghayatan akan iman kepada para malaikat Allah, kita

akan mampu menjadi insan yang senantiasa terlindung dan mendapatkan rahmat

serta ampunan dari Allah swt.

TUGAS Sebutkan minimal sepuluh contoh penerapan iman kepada malaikat yang bisa

diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat! Buatlah dalam bentuk tabel!

IJTIMA Menurut bahasa, malaikat berarti risalah, misi, atau utusan. Adapun iman kepada

malaikat menurut istilah, yaitu percaya atau yakin bahwa malaikat itu makhluk gaib

ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas dan tidak pernah durhaka

sedikit pun. Allah swt. telah menciptakan malaikat dari cahaya (nur) sebagaimana

Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan jin dari api.

99

IMTIHAN A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!

1. Percaya dan yakin adanya malaikat sebagai makhluk Allah adalah rukun iman yang ke.... a. satu d. empat b. dua e. lima c. tiga ... kepada Nabi.

2. Keimanan pada para malaikat dipelajari melalui dalil....

a. fikri d. naqli b. aqli e. sufi c. syar'i

3. Jumlah malaikat yang tercantum dalam Al Quran sebanyak....

a. 10 d. 25 b. 15 e. 70 c. 20

4. Malaikat menurut bahasa berarti....

a. taat d. dewa b. kerajaan e. cahaya c. risalah

5. Malaikat diciptakan dari....

a. udara d. air b. tanah e. cahaya c. api

6. Di alam ruh, para malaikat membaca ....

a. Al Quran d. takbir b. tasbih e. ta'min c. tahlil

7. Salat yang disaksikan dua malaikat yaitu salat....

a. subuh d. tahajud b. zuhur e. magrib c. Jumat

8. Malaikat pencatat amal baik yaitu....

a. Nakir d. Raqib b. Malik e. Atid c. Ridwan

9. Allah swt. dan para malaikat membacakan …. Kepada nabi

a. Tahlil d. Takbir b. Salawat e. tahmid c. Al-Qur'an

10. Malaikat yang datang pada Maryam disebut ….

a. Ruhul Qudus d. Marut b. Namus e. Izrail c. Harut

11. Malaikat yang datang pada Nabi Ibrahim membawa kabar ….

a. Pembangunan Kakbah

100

b. Menyembelih anak c. Menunaikan haji d. Akan punya anak e. Supaya beristri lagi

12. Tabiat para malaikat yang paling menonjol adalah ….

a. Mengalah d. Taat b. Suka menolong e. Dermawan c. Sabar

13. Jenis malaikat adalah ….

a. Ada yang laki-laki dan perempuan b. Laki-laki c. Perempuan d. Banci e. Tidak laki, perempuan ataupun banci

14. Malaikat menjelma dengan rupa yang menakutkan ketika mencabut nyawa orang

yang.... a. Zalim d. Mukmin b. Qanaah e. Tawadu c. Sabar

15. Malaikat menjelma dengan rupa yang bagus ketika mencabut nyawa orang yang....

a. Takabur d. Mukmin b. Ujub e. Munafik c. Tamak

16. Rasulullah saw bersabda

تلك المالئكة كانت تستمع لك Yang dimaksud malaikat pada hadis tersebut adalah .... a. Pembagi rezeki d. Penjaga neraka b. Penjaga surga e. Pencatat amal c. Pembawa ilmu

17. Tugas Malaikat Jibril saat ini adalah ....

a. Menganggur d. Beribadah b. Mengatasi malaikat e. Berkeliling c. Membantu mencatat amal

18. Yang mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing yaitu Malaikat ….

a. Mikail d. Ridwan b. Munkar dan Nakir e. Jibril c. Raqib dan Atid

19. Malaikat Jibril dinamai Namus ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi ….

a. Musa a.s. d. Ibrahim a.s. b. Isa a.s. e. Muhammad saw c. Sulaiman a.s.

20. Malaikat yang menjaga surga adalah Malikat ….

a. Israfil d. Mikail b. Jibril e. Ridwan c. Malik

101

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Tulislah hadis nabi mengenai rukun iman! 2. Jelaskan arti iman kepada malaikat! 3. Apakah arti malaikat menurut bahasa? 4. Apakah arti dalil naqli dan agli? 5. Jelaskan mengenai empat jenis makhluk (malaikat, manusia, jin, dan setan) beserta

sifatnya masing-masing! 6. Sebutkan tempat-tempat yang dikunjungi oleh malaikat! 7. Sebutkan 10 malaikat dan tugasnya masing-masing! 8. Sebutkan fungsi iman kepada malaikat! 9. Mengapa malaikat tidak mempunyai nafsu? 10. Apakah manusia lebih mulia daripada malaikat? Jelaskan!

102

PERILAKU TERPUJI

Standar Kompetensi : 9. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar : 9.1. Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan,

bertamu dan atau menerima tamu 9.2. Menampilkan contoh-contoh adab dalam berpakaian, berhias,

perjalanan, bertamu atau menerima tamu 9.3. Mempraktikkan adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu

dan atau menerima tamu dalam kehidupan sehari-hari.

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Al A’raf : 26

Q.S. Yusuf : 58 - 60

Q.S.An Nisa’ 83

103

I. ADAB BERPAKAIAN Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan kepada

para hambanya, Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakain dengan pakaian islami dengan tuntunan yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Pakaian yang Islami adalah pakaian yang dapat menutup aurat, bagi laki-laki harus dapat menutup bagian tubuhnya antara pusar dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.

1. Adab berpakaian bagi seorang laki-laki

Tentang adab berpakaian bagi seorang laki-laki menurut Islam terlihat dari sabda Nabi berikut ini:

)رواه فر معص ال لباس وعن سىء ق ال لباس ل هللا ص.م.عن التختم با الذهب وعن رسو نهاتى

الطبرانى

“Rasulullah SAW pernah melarang aku memakai cincin emas dan pakaian sutra serta pakaian yang dicelup dengan asfar.” (HR. °abran³)

Adab berpakaian bagi seorang laki-laki dengan demikian, adalah: Pertama, tidak boleh memakai pakaian sutra. Hal ini mengandung sebuah didikan moral yang tinggi. Cincin dan sutra dua benda yang identik dengan ”kehalusan dan keindahan” yang menjadi ciri khasnya seorang perempuan. Cincin dan pakaian sutra mengisyaratkan kemewahan dan kelemahgemulaian. Padahal seorang laki-laki diharapkan untuk menjadi pelindung bagi keluarganya, masyarakatnya, dan negaranya. Untuk menjadi seorang pelindung yang baik tentulah harus mempunyai kondisi fisik dan penampilan yang menggambarkan sebuah kekuatan sehingga orang yakin terhadap kemampuannya untuk memberikan perlindungan.

Disisi lain, pelarangan ini juga sekaligus sebagai upaya untuk pencegahan terhadap sikap hidup bermewah-mewahan dan pamer (riya), padahal masih banyak rakyat yang menderita dan hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan kata lain untuk mengasah kepekaan sosial.

Kedua, mengenai model pakaian tidak ada aturan yang jelas asalkan menutup aurat, memenuhi unsur tuntutan kesehatan. Akan lebih baik lagi jika unsur estetikanya juga turut diperhatikan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan kepada kaum laki-laki untuk mengenakan pakaian yang baik, barsih, sopan, dan menutup aurat. Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini :

Artinya : Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-A’raf : 26).

Di ayat lain Allah Berfirman :

104

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, (QS. Al-‘Araf ; 31) Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa tata cara berpakaian bagi pria adalah

sebagai berikut : 1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah niat untuk beribadah kepada Allah SWT, dan

ber doa. Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”

(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang

disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan

sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni) 2). Pakaian yang dipakai wajib menutup aurat, bagi laki-laki minimal menutup pusar dan

lutut. 3). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian, dan

anggota badan yang kiri ketika hendak melepas. Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4). Apabila hendak pergi ke Masjid, pakailah pakaian yang baik, bersih, dan rapi. Sebagaimana firman Allah :

Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

mesjid, (QS. Al-‘Araf ; 31) 5). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih.

Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian dan jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud dll, shahih)

Para lelaki muslim, haram hukumnya menggunakan sutra dan emas, oleh karena itu, dilarang bagi lelaki muslim untuk menggunakan barang-barang diatas, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutra) haram atas laki-laki umatku. (HR. Abu Daud) Dan dalam Islam tidak diperkenankan lelaki memakai pakaian wanita dan sebaliknya wanita tidak diperkenankan memakai pakaian laki-laki 2. Tata Cara Barpakaian Bagi Wanita

1. Adab berpakaian bagi seorang perempuan Adab berpakaian bagi seorang perempuan dalam Islam tergambar dalam firman Allah QS. an-Nur (24): 31,

105

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Kemudian diperkuat lagi dengan firman Allah QS. al-Ahzab (33): 59,

Artinya :. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab ; 59)

Di dalam sebuah hadis Nabi bersabda yang artinya : “ Sesungguhnya seorang

wanita apabila sudah sampai masa baligh (puber) tidaklah boleh memperlihatkan tubuhnya, kecualimuka dan dua tapak tangannya” ( HR. Abu Daud)

Dari kedua ayat dan hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa adab

berpakaian bagi seorang perempuan menurut Islam adalah: Pertama, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak

tangan. Kedua, tidak menampakkan (memamerkan) perhiasannya, kecuali yang biasa nampak seperti cincin atau gelang. Ketiga, menampakkan perhiasaan hanya dibolehkan bagi mahram dan suaminya. Keempat memanjangkan kerudung sehingga menutupi dada. Kelima, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu tipis sehingga membuat bagian-bagian tubuhnya terlihat membayang. Keenam, tidak boleh memakai pakaian yang terlalu ketat yang membuat lekukan-lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas. Ketujuh, dilarang memakai pakaian yang seronok, karena akan membuat mata orang lain terus-menerus tertuju kepadanya, karena dikhawatirkan hal itu akan menimbulkan fitnah dan niat jahat orang lain. Banyak fakta menunjukkan bahwa kejahatan seksual terjadi selain faktor pelaku yang memang mempunyai tabiat jahat bisa juga dipicu oleh pihak korban yang dengan sengaja atau tidak memakai pakaian yang memperlihatkan aurat sehingga memancing perlakuan tak senonoh dari orang lain.

106

Dari dasar dalil diatas dapat dipahami bahwa Allah SWT menyuruh wanita-

wanita beriman agar berpakaian, dengan pakaian yang dapat menutup seluruh auratnya, terutama sekali wanita yang sudah baligh (dwasa) Dengan demikian tata cara berpakaian bagi wanita adalah : 1). Ketika mengenakan pakaian hendaklah berniat yang ikhlas, hanya untuk

beribadah kepada Allah SWT dan mencari rido-Nya.. 2). Berdoalah sebelum berpakaian, agar pakaian berfungsi untuk ibadah.

Do’a Berpakaian dan Membuka Pakaian : “Allahumma innii asaluka min khoirihi wa khoiri maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrohi wa syarro maa huwa lahu ”

(wahai Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan

yang disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan

kejahatan sesuatu yang dibuat untuknya.”) (HR. Ibnu Sunni) 3). Bagian anggota badan hendaklah ditutup seluruhnya kecuali muka dan telapak

tangan 4). Memanjangkan kerudungnya sampai menutup dada 5). Mendahulukan anggota badan yang kanan ketika hendak memakai pakaian,

dan anggota badan yang kiri ketika hendak melepas. 6). Warna pakaian yang akan dipakai hendaklah berwarna putih

Tentang Mendahulukan yang Kanan

Di antara sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mendahulukan yang kanan ketika memakai pakaian dan semacamnya. Dalil pokok dalam masalah ini, dari Aisyah Ummul Mukminin beliau mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendahulukan yang kanan ketika bersuci, bersisir dan memakai sandal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam redaksi muslim dikatakan, “Rasulullah menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala urusan, ketika memakai sandal, bersisir dan bersuci.”

Mengomentari hadits di atas, Imam Nawawi mengatakan, “Hadits ini mengandung kaidah baku dalam syariat, yaitu segala sesuatu yang mulia dan bernilai maka dianjurkan untuk mendahulukan yang kanan pada saat itu semisal memakai baju, celana panjang, sepatu, masuk ke dalam masjid, bersiwak, bercelak, memotong kuku, menggunting kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, menggundul kepala, mengucapkan salam sebagai tanda selesai shalat, membasuh anggota wudhu, keluar dari WC, makan dan minum, berjabat tangan, menyentuh hajar aswad dan lain-lain. Sedangkan hal-hal yang berkebalikan dari hal yang diatas dianjurkan untuk menggunakan sisi kiri semisal masuk WC, keluar dari masjid, membuang ingus, istinjak, mencopot baju, celana panjang dan sepatu. Ini semua dikarenakan sisi kanan itu memiliki kelebihan dan kemuliaan.” (Syarah Muslim, 3/131)

Adab Memakai Sandal Yang sesuai sunnah berkaitan dengan memakai sandal adalah memasukkan kaki

kanan terlebih dahulu baru kaki kiri. Ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan kaki terakhir yang sandal dilepas darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memilih Pakaian Warna Putih Warna pakaian yang dianjurkan untuk laki-laki adalah warna putih. Tentang hal ini

terdapat hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kenakanlah pakaian yang berwarna putih, karena itu adalah sebaik-baik pakaian kalian

107

dan jadikanlah kain berwarna putih sebagai kain kafan kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud dll, shahih)

Dari Samurah bin Jundab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kenakanlah pakaian berwarna putih karena itu lebih bersih dan lebih baik dan gunakanlah sebagai kain kafan kalian.” (HR . Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majah, shahih)

Tentang hadits di atas Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkomentar, “Benarlah apa yang Nabi katakan karena pakaian yang berwarna putih lebih baik dari warna selainnya dari dua aspek. Yang pertama warna putih lebih terang dan nampak bercahaya. Sedangkan aspek yang kedua jika kain tersebut terkena sedikit kotoran saja maka orang yang mengenakannya akan segera mencucinya. Sedangkan pakaian yang berwarna selain putih maka boleh jadi menjadi sarang berbagai kotoran dan orang yang memakainya tidak menyadarinya sehingga tidak segera mencucinya. Andai jika sudah dicuci orang tersebut belum tahu secara pasti apakah kain tersebut telah benar-benar bersih ataukah tidak. Dengan pertimbangan ini Nabi memerintahkan kita, kaum laki-laki untuk memakai kain berwarna putih.

Kain putih disini mencakup kemeja, sarung ataupun celana. Seluruhnya dianjurkan berwarna putih karena itulah yang lebih utama. Meskipun mengenakan warna yang lainnya juga tidak dilarang. Asalkan warna tersebut bukan warna khas pakaian perempuan. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan. Demikian pula dengan syarat bukan berwarna merah polos karena nabi melarang warna merah polos sebagai warna pakaian laki-laki.Namun jika warana merah tersebut bercampur warna putih maka tidaklah mengapa.” (Syarah Riyadus Shalihin, 7/287, Darul Wathon)

Pakaian Berwarna Merah

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash, Rasulullah pernah melihatku mengenakan pakaian yang dicelup dengan ‘ushfur maka Nabi menegurku dengan mengatakan, “Ini adalah pakaian orang-orang kafir jangan dikenakan”. Dalam lafazh yang lain, Nabi melihatku mengenakan kain yang dicelup dengan ‘usfur maka Nabi bersabda, “Apakah ibumu memerintahkanmu memakai ini?” Aku berkata, “Apakah kucuci saja?” Nabipun bersabda, “Bahkan bakar saja.” (HR Muslim)

Dalam hadits di atas Nabi mengatakan “Apakah ibumu memerintahkanmu untuk memakai ini” hal ini menunjukkan pakain berwarna merah adalah pakaian khas perempuan sehingga tidak boleh dipakai laki-laki. Sedangkan maksud dari perintah Nabi untuk membakarnya maka menurut Imam Nawawi adalah sebagai bentuk hukuman dan pelarangan keras terhadap palaku dan yang lainnya agar tidak melakukan hal yang sama.

Dari hadits di atas juga bisa kita simpulkan bahwa maksud pelarangan Nabi karena warna pakaian merah adalah ciri khas warna pakaian orang kafir. Dalam hadits di atas Nabi mengatakan “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang-orang kafir. Jangan dikenakan”.

Jawaban untuk permasalahan ini adalah dengan kita tegaskan bahwa yang terlarang adalah kain yang berwarna merah polos tanpa campuran warna selainnya. Sehingga jika kain berwarna merah tersebut bercampur dengan garis-garis yang tidak berwarna merah maka diperbolehkan.

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan adanya tujuh pendapat ulama tentang hukum memakai kain berwarna merah. Pendapat ketujuh, kain yang terlarang adalah berlaku khusus untuk kain yang seluruhnya dicelup hanya dengan ‘ushfur. Sedangkan kain yang mengandung warna yang selain merah semisal putih dan hitam adalah tidak mengapa. Inilah makna yang tepat untuk hadits-hadits yang nampaknya membolehkan kain berwarna merah karena tenunan yaman yang biasa Nabi kenakan itu umumnya memiliki garis-garis berwarna merah dan selain merah.

Hadis-hadis Nabi SAW banyak menjelaskan tatakrama berhias diri, yaitu :

108

1). Anjuran untuk mmotong kuku, memendekkan kumis, menyisir rambut, dan merapikan jenggot

2). Anjuran untuk berharum-haruman dengan wewangian yang menyenangkan kati, melegakan dada, menyegarkan jiwa, serta membangkitkan tenaga dan gairah kerja.

3). Larangan mencukur botak sebagian kepala, dan sebagian lainnya tidak dicukur/dibiarkan tumbuh

4). Larangan berhias diri dengan mengubah apa yang telah diciptakan Allah SWT, misalnya mengeriting rambut, memakai cemara (menyambung rambut), mencukur alis mata, membuat tahi lalat palsu, dan larangan bertato

5). Laki-laki dilarang berhias diri hingga menyerupai perempuan dan sebaliknya.

II. Adab dalam Berhias 1. Pengertian Adab dalam Berhias

Adab dalam berhias hampir sejalan dengan adab dalam berpakaian. Berhias, asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan pada dasarnya dibolehkan dalam ajaran Islam, bahkan dianjurkan asal menaati aturan-aturan yang telah digariskan. Karena, seperti kata Rasulullah dalam sabdanya yang juga telah disebutkan sebelumnya, Allah sendiri adalah penyuka keindahan,

الق ويك ال جمال و يحب معالى ا ألخ افاسفه س ره ان هللا جمي ل يحب

)رواه التبرانى فى كتابه معجم األوساط(

“Sesungguhnya Allah itu Indah dan Dia mencintai keindahan, Dia mencintai akhlak yang mulia dan membenci perilaku yang tercela.” (HR. at-°abran³ dalam kitabnya Mu’jam al-Aus±¯ dengan sanad dari Jabir r.a.)

2. Contoh-contoh Adab dalam Berhias Islam memberikan aturan-aturan dalam hal berhias, antara lain sebagai berikut: 1). Laki-laki dilarang memakai cincin emas, sebagaimana sabda Nabi yang telah

dijelaskan sebelumnya. 2). Dilarang bertato dan mengikir gigi.

Pada zaman Jahiliah, bertato banyak dilakukan oleh wanita-wanita Arab dalam bentuk ukiran-ukiran dengan warna biru di hampir semua bagian tubuhnya, termasuk muka dan tangan. Zaman sekarang, bertato lebih banyak dilakukan oleh laki-laki. Bagi sebagian besar laki-laki dan dalam pandangan masyarakat pada umumnya tato adalah perlambang ke-”macho”-an. Pertanda kehebatan bahkan kepremanan seorang laki-laki.

Sedangkan mengikir gigi maksudnya memendekkan dan merapikan gigi, dengan maksud agar kelihatan cantik dan rapi. Rasulullah bersabda:

شمة وال و تو ل هللا ص.م.ال واشمة وال مس ش ة و اشر لعن رسو تو رة.)رواه الطبرانى(ال مس

”Rasulullah SAW melaknat perempauan yang menato dan minta ditato,yang mengikir gigi dan yang meminta dikikir.” (HR. °habran³)

3). Dilarang menyambung rambut Selain hadi£ tentang larangan menyambung rambut yang telah disebutkan

sebelumnya, dalam riwayat lain juga Rasulullah bersabda:

ل هللا أن اب رأة النبي ص.م. فقالت يا رسو ية فأم بت ها ال ح ي أصانت سأل ت أم رها و ص أني رق شع

تها أفأصل في ه؟ فقال:لعن هللا ال واصلة وال م ج ت زو صلة ص رى()رواه البخا .و

109

“Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah boleh saya menyambung rambutnya?’ Jawab Nabi SAW: ‘Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan meminta disambungkan rambutnya.” (HR. Bukhori)

4). Jangan berhias secara berlebihan Islam membolehkan berhias, tapi kalau dilakukan dengan berlebihan dan tidak wajar, itu adalah perbuatan yang melampau batas (tabzir). Perbuatan melampaui batas akan menyeret kepada sikap sombong dan suka bermegah-megahan. Padahal sikap seperti itu adalah sikap setan la’natullah. Allah berfirman:

Artinya : “… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar terhadap Rabb-nya.” (QS. al-Isra’ [17]: 26 – 27)

Akan lebih berbahaya lagi jika berhias secara mencolok dan berlebihan tersebut ditujukan untuk menarik perhatian laki-laki lain (selain suami sendiri). Hal itu bisa menimbulkan fitnah dan bahaya besar dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun berhias (secara wajar) yang ditujukan untuk menarik perhatian dan kasih sayang suami adalah hal yang baik untuk dilakukan, dan para suami pantas untuk mendapatkannya. Nabi SAW bersabda :

الحة )رواه ا نيا متاع و خير متاعها المرأة الص (لتبرانىالد

“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang ¡ali¥ah.” (HR. At Thabroni dari Salman r.a.)

III. ADAB DALAM PERJALANAN

1. Tata Krama di Jalan Raya. Orang yang beriman hendaknya mentaati perintah Allah dan peirntah Rasul-Nya,

serta mentaati perintah dari pemerintah yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana firman-Nya :

Artinya : “... Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),

dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa’ ; 59)

Termasuk taat kepada pemerintah adalah mentaati aturan lalulintas jalan raya. Karena jalan raya adalah milik umum/orang banyak maka dalam menggunakan jalan harus memperhatika keselamatan orang lain sesama pengguna jalan. Demi keselamatan bersama maka pemerintah membuat peraturan untuk pengguna jalan raya yang harus ditaati, yaitu : Bagi pejalan kaki hendaknya : 1). berjalan disebelah kiri jalan dan di trotoar

110

2). menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross 3). menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang aman untuk menyeberang 4). menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya : 1). memerhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas 2). melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM, STNK, dan helm (bagi

pengendara sepeda motor) 3). mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan keadaan jalan raya, 4). tidak membuang sampah sembarangan. 2. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum

Bagi para penumpang kendaraan umum seperti Bus dan atau kereta api, hendaknya memperhatikan dan melaksanakan tata krama antara lain : 1). bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para penumpang yang lainnya. 2). bersikap hotmat kepada penumpang yang lain, terutama kepada yang lebih tua. 3). saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang lain. 4). jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu dan merugikan para

pemunpang lain

IV. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU 1. Adab Bertamu

Dalam kehidupan sehari-hari atau bermasyarakat sudah barang tentu orang yang satu dengan yang lainnya terjadi saling mengunjungngi. Berkunjung ke rumah orang baik karena ada kepentingan yang sangat perlu maupun sekedar silaturrahmi ini dinamakan “bertamu”.

Bertamu dengan maksud yang baik dilandasi dengan niat karena Allah SWT, bersilaturrahmi untuk mempererat tali persaudaraan antra sesama muslim sangat dianjurkn oleh ajaran Islam, Rosulullah SAW bersabda : Artinya : Dari Abu Hurairah ra. bahwa ia berkata : “ saya mendengar Rosulullah SAW

bersabda : Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia melakukan silaturrahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim); dan diriwayatkan oleh Timidzi dengan kalimat : “sesungguhnya silaturrahmi itu menimbulkan cinta kasih di kalangan famili, merupakan sumber kekayaan dan menyebabkan umur panjang”.

Dalam ajaran Islam orang yang bertamu itu harus memperhatikan dan

melaksanakan tatakrama, sesuai dengan petunjuk-petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Adapun adab bertamu itu antara lain : !). Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan sunnah Rasul dan

beribadah kepada Allah. Apabila ada keperluan sampaikan dengan cara yang baik. Sebaik-baiknya tamu adalah yang membawa kabar gembira dan menyenangkan tuan rumah yang didatangi.

2) Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa kita mau bersilaturrahmi, baik melalui tepoh, SMS, surat maupun yang lainnya.

3). Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat dan berpenampilan yang Islami.

4). Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni dalam keadaan tenggang waktu. Jangan bertamu apabila orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk, sedang tidur, dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang ditamuni

111

itu sedang dalam keadaan tidak memungkinkan akan dapat mengganggu yang di tamuni.

5). Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi isyarat dengan salam, mengetuk pintu atau membunyikan bel, atau yang lainnya.

Nabi bersabda : Artinya : Apabila seseorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucap

salam) sampai tiga kalidan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang. (HR. Bukhari dan Muslim)

6). Dalam bertamu, kalau memeang harus menginap,usahakan jangan sampai lebih dari tiga hari. Karena hal itu dapat mengganggu atau memberatkan tuan rumah. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : “ Bertamu itu selama tiga hari” (HR. Bukhari dan Muslim) 7) Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan, sehingga orang yang dikunjungi

merasa senang serta menaruh hormat kepada tamunya. 8). Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya sedang tidak berada di

rumah, karena dapat menimbulkan fitnah.

2. Adab Menerima Tamu.

Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pernah bertamu dan pernah pula menerima tamu. Dalam menerima tamu hendaknya sesuai dengan tatakrama yang sudah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah

memulikan tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim ) Adab dalam menerima tamu adalah sebagai berikut : 1). Segaralah membukakan pintu bila ada tamu datang, menjawab salam serta segera

mempersilahkan masuk. Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenagkan 2). Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan dan menutup aurat

Karena kedatangan tamu akan membawa manfaat tersendiri. Rasulullah SAW bersabda : Artinya : “apabila tamu telah masuk ke rumah seseorang maka ia masuk dengan

membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan keluarganya”.(HR. Ad-Dailami dari Annas)

3). Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan. Rasulullah SAW bersabda Artinya : “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya adalah termasuk sedekah “.

4). Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa senang serta dengan wajah yang ceria

5). Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah denga cara yang bijaksana.

6). Jika tamu telah berpamitan akan pulang, antarkanlah tamu sampai pintu rumah atau (pagar), karena hal tersebut termasuk sunnah.

Rangkuman :

Sebagai seorang muslim dalam bergaul dan bermasyarakat dituntut untuk bersikap dan berperilaku yang Islami, misalnya : dalam cara berpakaian dan berhias diri, juga dalam cara bertamu dan menerima tamu

Pakaian yang sesuai dengan tatakrama islam adalah yang dapat memenuhi fungsinya yaitu dapat menutup aurat, menambah keindahan fisik pemakaianya, dan menunjukkan identitas pemakainya adalah orang Islam

112

Berhias diri yang sesuai dengan tatacara islam adalah yang berpedoman kepada Al-Quran dan hadits.

Diantara ciri orang yang beriman adalah menghormatu tamu, maka menghormati tamu hukumnya wajib bagi orang Islam

Bertamu yang baik adalah yang sesuai dengan tata cara Islami, yaitu diniati beribadah kepada Allah SWT, dan berpakaian yang sopan (menutup aurat)

Dalam bertamu jangan sampai merepotkan tuan rumah, sehingga jika akan bermalam jangan sampai melebihi tiga hari.

Sebagai orang Islam yang baik jika bepergian hendaklah mentaati aturan jalan raya atau aturan lalu lintas dengan disiplin. Baik bagi pejalan kaki ataupun sebagai pengendara kendaraan bermotor.

LATIHAN : I. Berilah tanda silang( X ) pada jawaban yang benar ! 1. Pakaian yang baik berdasarkan QS. Al-A’raf 26 adalah :

a. berwarna putih b. tidak tembus pandang c. indah di pandang d. menyenangkan bagi pemakaianya e. pakaian takwa

2. Berikut ini adalah hal-hal yang hukumnya haram, kecuali ... a. mempertontonkan aurat

b. memakai wangi-wangian c. mencukur rambut kepala sampai botak d. membiarkan rambut sampai gondrong e. tidak menyisir dan meminyaki rambut

3. Ayat yang mengandung perintah untuk berpakaian baik ketika hendak ke masjid adalah ... a. QS. Al-Ahzab ; 59

b. QS. Al-A’raf ; 31 c. QS. Al-Anbiya 41 d. QS. Ali Imran ; 37 QS. An-Nahl ; 123

4. QS. Al-Ahzab ; 59, menjelaskan fungsi berpakaian bagi wanita adalah menutup aurat , agar ...

a. tampak lebih cantik b. berpanampilan menarik c. melindungi udara panas atau dingin d. tidak diganggu kaum laki-laki e. disenangi oleh orang banyak.

5. Pernyataan berikut ini yang mempunyai hukum wajib adalah ... a. bertamu

b. menjamu tamu dengan makanan yang lezat c. menghormati tamu d. mengucapkan salam e. memenuhi semua keinginan tamu

113

6. Sopan santun dalam ajaran Islam disebut ... a. tatakrama

b. budi pekerti c. adab d. perilaku e. moral

7. Aurat wanita adalah seluruh anggota badan kecuali .... a. muak

b. tangan c. muka dan tangan d. muka dan bagian kaki e. muka dan telapak tangan

8. Tujuan dan fungsi wanita berbusana adalah .... a. menjadi terkenal b. membuat indah c. menambah cantik d. menutuo aurat e. mendapat pujian

9. Pegangan utama yang perlu diperhatikan dalam berpakaian a. sesuai selera pribadi

b. keindahan c. harga pakaian d. sesuai dengan zaman e. tidak berlebih-lebihan

10. Dalam adab bertamu, kita dibolehkan mengetuk pintu sebanyak ... a. satu kali b. dua kali c. tiga kali d. empat kali e. lima kali

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar ! 1. Jelaskan cara berpakaian yang sesuai dengan Islam ! 2. Sebutkan manfaat-manfaat berpakaian yang menutupi aurat bagi kaum wanita ! 3. Jelaskan adab menerima tamu! 4. Jelaskan tatakrama bertamu! 5. Tuliskan dengan benar dalil yang memerintahkan bagi wanita harus berjilbab, dan

tuliskan artinya!

114

MENGHINDARI SIFAT TERCELA

Standar Kompetensi : 10. Menghindari perilaku tercela. Kompetensi Dasar : 10.1. Menjelaskan pengertian hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi 10.2. Menyebutkan contoh perilaku hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi 10.3. Menghindari hasad, riya, aniaya, dan diskriminasi

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. Albaqarah : 109

Q.S.Al Baqarah : 264

Q.S.Al Baqarah : 229

115

MENGHINDARI SIFAT TERCELA Sifat-sifat akhlak yang baik (akhlakul karimah) banyak dijelaskan Al Quran

terutama yang menyangkut perilaku keteladanan Rasulullah Muhammad SAW. Ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah (istri Rasulullah) mengenai bagaimana akhlak Rasulullah itu, Siti Aisyah menngembalikan pertanyaan kepada sahabat nabi tersebut,” Bukankah anda telah membaca Al Quran?” Aisyah kemudian mengatakan bahwa Al Qur’an itu mengandung contoh-contoh tentang akhlak Rasulullah yang sepatutnya dijadikan suri tauladan oleh seluruh umat manusia.Sifat-sifat akhlak yang buruk atau tercela (akhlakul mahmudah) juga telah diungkapkan Al Qur’an agar menjkadi peringatan untuk dapat dijauhi, karena perilaku butuk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan merusak dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak buruk itulah selalu ditunjukan oleh kaum Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan oleh Rasulullah sebagaimana yang dilakukan oleh tokoh Quraisy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah, Akhnas bin Syariq, Aswas bin Abdi Yaqutus, dan lail-lain. Oleh karena itu iman merupakan suatu pengakuan terhadap kebenaran yang harus dipelihara, dan ditingkatkan kualitasnya melalui sikapnya dan perilaku terpuji. Rasulullsah SAW bersabda: Artinya:”Iman itu ialah melihat dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan

mengerjakan dengan anggota (perbuatan).” (HR.Bukhari Muslim) Imam Turmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a bahwa

Rasulullah saw bersabda “Malu adalah sebagian dari iman dan iman itu di surga. Sedangkan sikap tidak

sopan adalah bagian dari buruknya peringai dan perangai yang buruk adalah di neraka”

Keimanan seseorang akan rusak atau tidak manfaat apabila seseorang malukukan

hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak keimanannya. Diantara perbuatan yang tercela dan menyebabkan rusaknya keimanan adalah hasud,riya’ dan aniaya.

I. HASUD

1. Pengerian Hasud Hasud ialah rasa atau sikap tidak senang terhadap kenikmatan atau

kebahagiaan yang di peroleh oleh orang lain dan berusaha untuk melenyapkan atau mencelakaka orang lain tersebut

Sifat tercela ini harus dihindari oleh semua orang, khususnya dikalangan generasi muda muslim karena jika sifat hasud ini terus menerus menjadi kebiasaan, tentu akan membawa akibat hncurnya kebaikan dalam diri seseorang akibat bertambahnya sifat rakus, tamak, dendam, serta rasa permusuhan di dalm diri.

Rasulallah Muhammad SAW bersabda : Artinya : “ Telah masuk kedalam tubuhnya penyakit-penyakit umat dahulu

( yaitu ) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut.” (HR. Ahmad dan Tarmudzi) Dari hadits tersbut diatas, dapat dipahami bahwa hancurnya tau terpecahnya agama menjdi bercerai berai saling membenci, bermusuhan, dan saling merusak disebabkan sifat hasud dan dengki yang berkepanjangan diantara pemeluknya. Dalam hdist lain Rasullulah Muhammd SAW bersabda

Artinya : “Janganlah kami saling mendengki,saling memutuskan hubungan, saling membenci dan saling membelakangi, jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. “(HR. Bukhari dan Muslim)

116

Apabila kita perhatikan dan kita kaji dalil-dalil naqli yang terungkap dalam hadits-hadits Rasulallah SAW bahwa hasud sering terjadi akibat adanya iri hati. Iri hati artinya : ‘ merasa ingin menguasai sesuatu yang dimiliki orang lain karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan.” Iri hati tidak diikuti dengan perbuatan mencelakakan orang lain tersebut. Iri hati itu ada yang termasuk sifat tercela dan ada yang tidak.

Berdasarkan hadits riwayat Nukhari-Muslim ada dua macam iri hati yang dibolehkan islam, yaitu iri hati kpada orang yang dianugerahi harta yang banyak kemudian harta itu digunakannya untuk hal-hal yang diridhoi Allah dan iri hati kepada orang yang dibri ilmu pngetahuan oleh Allah SWT, kemudian ilmu itu diamalkannya serta diajarkn pada orang lain.

Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar tentu tidak akan bersikap dengki kepada orang lain yang mempunyai kelebihan karena ia menyadari bahwa hal itu merupakan kehendak dan kekuasaan Allah SWT. Allah SWT berfirman : Artinya : “ Adakah (patut) mereka iri hati (dengki) kepda manusia (Muhammad) atas karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka.” (Qs. An-Nisaa, 4:54)

Setiap muslim atau muslimah wajib hukumnya menjauhi sifat hasud / dengki karena hasud termasuk sifat tercela dan merupakan perbuatan dosa. Allah SWT berfirman :

Artinya : “ Dan jnganlah kami iri hati terhadap apa yng dikaruniakn Allah kepada sebagian kami lebih banyak dari sebagian yang lain.” (Qs. An-Nisa, 4 : 32)

Iri hati merupakan penyakit rohani atau jiwa. Apabila seseorang telah terkena penyakit hati, ia akan jatuh dari ajaran agama, bersikap takabur, suka merendahkan dan meremehkan orang lain.Dia tidak mempunyai rasa malu lagi untuk menjatuhkan orang lain, datang kesana kemari dengan berbagai cara supaya orang yang dihasudnya itu kebahagiaannya lenyap dari mereka bahkan berpindah kepadanya.

Orang yang mempunyai sikap ini, sebenarnya merugikan dirinya sendiri, karena sikap demikian akan selalu merasa tidak puas terhadap berbagai hal, tidak akan dihargai oleh orang lain, takabur, dan membanggakan diri. Makin lama sikap ini melekat pada diri seseorang, akan semakin sakit rohaninya atau jiwanya. Ibarat besi kena karat, semakin lama karat merusak besi semakin hancur besi itu, atau laksana orang minum air laut, semakin bnyk orang tersebut minum akan semakin haus. Semkin lama sifat hasud itu melekat pada diri seseorang, semakin rusk dan semakin tidak puas jiwanya.

2, Bahaya atau Kerugian yang ditimbulkan oleh Perbuatan Hasud antara lain

: 1). Dapat memutuskan hubungan persaudaraan dan menghapus segala

kebaikan yang pernah dilaksanakan. Rasulallah SAW bersabda : Artinya : “ Juhkanlah dirimu dari hasud karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan – kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)

2). Dapat merusak iman Rasulallah SAW bersabda : Artinya : “Dengki (hasud) merusak iman sebagaimana Jadam merusak madu.” (HR. Daelami)

3). Dapat merusak mental (hati) pendngki itu sendiri, sehingg kehidupan merasa gelisah dan tidak memperoleh ketentraman.

4). Dapat menimbulkan kerugian atau bencana baik bagi penghsud maupun orang yang dihasud.

117

3. Usaha-usaha Preventif Perbuatan Hasud Agar terhindar dri penyakit hasud orang- orng yng beriman diperinthkan untuk :

1). Memohon perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan pendengki apabila ia mndengki atau menghasud, sebagaimana telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran : Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang Menguasai subuh dari kejahatan mkhluk-Nya, dari kejahatan orang yang dengki (penghasud) apabila ia dengki (menghasud).” (Qs. Al-Falaq ayat 1, 2 & 5)

2). Menyadari bahwa perbuatan hasud itu termasuk perbuatan tercela dan sangat berbahaya karena sifat tercela itu dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.

3). Menyadari bahwa sifat hasud itu merusak amal kebaikan dan dapat menghilangkan pahalanya.

4). Menumbuhkan sikap jiwa kasih sayang terhadap sesama umat manusia, karena mereka itu mempunyai hak-hak yang harus dihormati oleh setiap orang.

Imam muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari jarir bin Abdullah r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda : Orang yang tidak mempunyai sikap lemah lembut tidaklah mempunyai kebaikan sama sekali.”

Abu Daud meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mughaffal r.a. bahwa Rasulallah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut dan menyukai sikap lemah lembut. Dia memberi kepada sikap ini sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.”

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Aisyah r.a. berkata, “Suatu hari Rasulallah SAW datang ketempat aliran air ini dengan membawa unta dari sedekah yang terikat dilehernya. Lalu beliau bersabda : “Wahai Aisyah, bertaqwalah kepada Allah dan bersikap lemah lembutlah kepada unta ini. Sesungguhnya sikap lemah lembut jika masuk kedalam sesuatu maka ia akan memperindahnya dan jika ia meninggalkannya maka sesuatunitu akan menjadi buruk.”

II. RIYA’ 1. Pengertian Riya’

Riya berasal dari kata “ru’yah” yang artinya melihat. Menurut istilah riya’

adalah ibadah seseorang yang bukan karena Allah, tetapi ia ingin dilihat oleh orang lain. Dalam kata lain, riya’ adalah orang yang bermal atau bekerja dengan mengharapkan pujian orang lain.

Imam Al-Hafiz Ibnu Hajar dalan kitabnya Fathul Bari mengatakan bahwa riya’ ialah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain sehingga memuja pelakunya (ia ingin memperoleh kemasyhuran dan keuntungan dunia). Adapun orang yang berusah untuk memperdengarkan ucapan ibadah dan amal saleh kepada orang lain dengan maksud seperti pada riya’ dinamakan sum’ah (ingin didengar).

Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, merupakan syirik kecil yang hukumnya haram dan harus dijauhi oleh setiap muslim atau muslimah. Rosulullah bersabda :

فس ئلعنه ف قالاأ االصغر عليك م الشرك خوفماأخاف واخاحمد(آء )رلر ي

Artinya : Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik

kecil, sahabat bertanya “apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah ?” Rasul menjawab “, Riya’ (HR. Ahmad)

Pada Hadis lain Rasulullah SAW Bersabda

118

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Allah Azza Wajalla berfirman pada hari kiamat, yaitu diwaktu sekalian hamba melihat hasil-hasil amalannya : Pergilah kamu kepada semua apa yang kamu jadikan bahan pamer (riya’) di dunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HR. Ahmad dan Baihaki)

2. Macam-macam Riya’ Menurut Imam Ghazali, sifat riya’ itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagia, yaitu

: 1). Riya’ yang berhubungan dengan keduniaan (ibadah ghoeru mahdah) 2). Riya’ yang berhubungan dengan ibadah mahdah Ria yang berhubungan dengan keduniaan adalah segala jenis usaha seseorang dengan niat di dalam hatinya mengharapkan kedudukan atau pujian dari orang lain, contohnya : kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemsyarakat. Sedangkan riya’ yang berhubungan dengan ibadah, yaitu ibadah yang dilakukan oleh seseorang, selain mengharapkan keridoan Allah SWT, ia juga mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.

Ditinjau dari brntuknya riya’ ada 2 (dua) 1). Riya’ dalam hal niat 2) Riya’ dalam hal perbuatan atau tindakan

Seorang yang mengatakan bahwa ia ikhlas taat kepada Allah SWT, padahal dalam hati yang sebnarnya tidak demikian, maka yang demikian itu tergolong riya’ dalam niat, sdang riya’ dalam perbuatan seperti orang yang berpakaian mewah dengan maksud agar orang lain memujinya. Riya’ dalam ucapan seperti seringnya memberi nasehat kepada orang lain, mengucapkan kata-kata hikmah, sering bertasbih jika dihadapan orang banyak tapi jika sendirian hanya melamun saja dan hal yang dilakukan itu hanya ingin dilihat orang lain bahwa dia itu seorang yang alim, taat beragama, padahal sesunggunya tidak demikian.

Ukuran riya’ atau tidaknya pekerjaan seseorang itu niat atau getaran hati (qalbu) seseorang, sikap ini hanya dia sendiri yang dapat mengukur dan merasakannya, orang lain tidak dapat mengetahui. Sedang ukuran riya’yang kedua pengaruhnya terlihat dalam kegiatan sehari-hari.

Riya dlam hal urusan dunia (ibadah ghaer mahdah) atau riya’ dalam ibadah (mahdah) banyak diungkapkan dalam Al-Quran, diantaranya : 1). Riya’ dalam perbuatan Seperti ketika akan mengerjakan shalat, seseorang tampak memperlihatkan kesungguhan dan kerajinan, namun alasannya karena takut dinilai rendah dihadapan guru atau orang lain. Dia melaksanakan shalat dengan khusyuk dan takut disertai harapan mendapat perhatian dalam QS. Al-Ma’un ayat 4 -7 Artinya : (1). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (2). (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (3). orang-orang yang berbuat riya

119

(4). dan enggan (menolong dengan) barang berguna 2). Riya dalam prilaku

Firman Allah dalan QS. An-Nisa 142

Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan

membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (QS. An-Nisa 142)

Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu. Riya Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat. Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka berada di hadapan orang.

3). Riya’ dalam tindakan Firman Allah dalan QS. Al-Baqarah ayat 264

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah ayat 264)

3. Ciri-ciri orang yang berbuat riya’ atau sum’ah 1) Tidak akan melakukan perbuatan baik apabila tidak dilihat orang

2) Amal atau perbuatan baik yang telah ia lakukan sering diungkit-ungkit atau disebut-sebut

3) Beramal atau beribadah hanya sekedar ikut-ikutan, itupun dilakukan apabila sedang berada di tengah-tengah orang banyak

4) Amal (perbuatan baiknya) selalu ingin dilihat, diperhatikan ingin mendapat pujian dan ingin didengar orang lain

120

5). Terlihat tekun dan bertambah motifasinya dalam beribadah apabila mendapat pujian dan sanjungan, sebaliknya semangatnya akan menurun bahkan menyerah apabila dicela orang

4. Bahaya atau kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan riya” dan sum’ah 1) Muncul rasa ketidakpuasan terhadap apa yang telah dikerjakannya 2) Muncul rasa hampa dan gelisah di saat berbuat sesuatu 3) Mrusak nilai kebaikan dan pahala ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali. 4) Mengurangi kepercayaan dan rasa simpati dari orang lain. 5) Menyesal melakukan sesuatu apabila orang lain tidak melihat dan

memperhatikannya.

III. ANIAYA 1. Pengertian Aniaya

Aniaya dalam bahasa arab disebut “zalim” yang berarti melampaui batas, melanggar ketentuan, keterlalun atau menempatkan sesuatu permasalahan tidak pada proporsinya.

Aniaya (kezaliman) dapat diartikan sebagai perbuatan yang melampaui batas-batas kemanusiaan dan menentang atau menyimpangdari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Allah SWT berfirman : Artinya : “Barang siapa yang melanggar hukum- hukum Allah, merka itulah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Baqarah,2 : 229)

Aniaya atau zalim termasuk sifat tercela yang dikutuk Allah, dilaknat para malaikat dan dibenci sesama. Aniaya atau zalim termasuk perbuatan dosa yang dapat menjatuhkan martabat pelakunya dan merugikan pihak lain.

2. Macam-macam Aniaya Sikap dan perilaku aniaya atau kezaliman, dapat terjadi terhadap Allah

SWT, terhadap diri sendiri, terhadap orang lin dan terhadap alam sekitar atau lingkungan. 1). Aniaya (zalim) terhadap Allah SWT.

Kezaliman terhadap Allah SWT, yaitu tidak adanya pengakuan yang jujur, keimanan yang benar, bahwasanya kita manusia telah diciptakan Allah SWT untuk menjadi “Abdullah” (hamba Allah) dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun dan sebagai “Kholifatullah” (Khalifah Allah) yakni pengatur, pengelola dan pemakmur alam jagadraya ini dengan segala ktentuan dan aturan yang telah Allah SWT tetapkan dalam Al-Quran dan Sunnah-Nya. Apabila kita tidak mengikuti ketentuan tersebut berarti kita telah tergolong kepada orang yang telah berbuat aniaya (zalim) terhadap Allah SWT. Allah SWT berfirman : Artinya : “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Maidah, 5 : 45)

2). Aniaya (zalim) terhadap diri sendiri Aniay terhadap diri sendiri misalnya mmbiarkan diri sendiri dalam keadaan

bodoh dn miskin, karena malas, meminum minuman keras, menyalah gunakan obat-obatan terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri dan bunuh diri (sebagai akibat dari tidak mensyukuri nikmat pemberian Allah SWT) Allah SWT berfirman : Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dengan tanganmu kepada kecelakaan, dan berbuat baiklah karena swesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. Al-Baqarah, 2 :195)

3). Aniaya (zalim) terhadap sesama manusia

121

Aniaya terhadap sesama manusia seperti ghibah (mengumpat), naminah (mengadu domba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan dn melakukan pembunuhan, berbuat korupsi dan manipulasi. Allah SWT berfirman : Artinya :’......Dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.” (Qs. Hud, 11 : 85) Rasulallah SAW dalam haditsnya bersabda : Artinya : “Barang siapa yang merampas hak orang muslim lainnya, dengan sumpahnya Allah mewajibkan neraka dan mengharamkan surga baginya. Salah seorang sahabat bertanya, “Walaupun hanya merampas sesuatu yang sederhana, ya Rasulallah?” Nabi bersabda: “Walaupun hanya sepotong kayu urok.” (HR. Bukhari)

4). Aniaya (zalim) terhadap alam (lingkungan) Berbuat zalim terhadap alam adalah merusak kelestarian alam,

mencemari lingkungan, menebang pepohonan secara liar, menangkap dan membunuh binatang tanpa mengindahkan aturan, sehingga akibat dari perbuatan itu dapat mrugikan alam dan merugikan masyarakat. Allah SWT berfirman : Artinya : “Janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi.”(Qs. Al-Baqarah,2 :11) Artinya : “Telah terjadi kerusakan di darat dan di laut, karena usaha tangan manusia supaya merasakan kepada mereka sebagai akibat kerja mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ar-Rum, 30 : 41)

3. Bahaya dan Keburukan Perbuatan Aniaya Adapun bahaya dan keburukan sebagai dampak dari perbuatan aniaya (zalim) dapat menimpa pelaku (penganiaya), orang yang dianiaya, dan masyarakat. 1). Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh Penganiaya antara lain : 2). Hidupnya tidak akan disenangi, melainkan dijauhi bahkan dibenci masyarakat.

Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Mu’minun :18 ! 3). Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut. 4). Mencemarkan nama baik dirinya, dan keluarganya 5). Mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan aniaya yang

dilakukannya. 6). Mendapat siksa dengan dicampakkan kedalam api neraka (lihat Qs. Al-

Maidah, 5 : 39) 7). Dalam kehidupannya tidak akan mendapat pelindung atau penolong. Allah

SWT dalam Qs. As-Syura ayat 8! Artinya : “Tiadalah bagi orang zalim itu pelindung atau penolong.” (Qs. Asy-Syura ayat 8)

4. Bahaya / Keburukan yang akan dialami oleh yang dianiaya dan masyarakat, diantaranya : 1). Ketenangan dan ketentraman dalam hidupnya terganggu. 2). Menumbuhkan keresahan dan kekerasan di masyarakat. 3). Mengalami kerugian dan bencana, baik berupa kehilangan harta benda,

penganiayaan terhadap fisik mental bahkan sampai kehilangan jiwa. 4). Semangat dan gairah kerja bik prindi maupun masyarakat akan menurun,

karena dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim. 5). Allah SWT akan menurunkan azabNya, apabila kezaliman di suatu negri atau

suatu kelompok msyarakat sudah meraja lela. Allah SWT berfirman dalam Qs. Yunus ayat 13 : Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman.” (Qs. Yunus,10 :13)

122

5. Upaya Prefentif untuk Menghindari diri dari perbuatan Aniaya Setiap insan wajib berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi perbuatan aniaya (zalim). Diantara usaha tersebut antara lain : 1). Kesadaran akan eksistensi diri untuk selalu berbuat baik, ramah, dan sopan

santun terhadap semua makhluk Allah ! Rasulallah Saw bersabda : Artinya : “ Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu. Bila kamu membunuh, baik-baiklah cara membunuhnya. Bila kamu menymbelih binatang, baik-baiklah cara menyembelihnya. Hendaklah salah seorang diantara kamu menajamkan pisaunya, dan hendaklah ia mempercepat mati binatang sembelihnnya.” (HR. Muslim).

2). Berusaha menegakan keadilan dan kebaikan terhadap diri sendiri, orang lain dan masyarakat. Allah SWT berfirman : Artinya : “ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya berlaku adil dan berbuat kebaikan.” (Qs. An-Nahl, 16 : 90)

3). Meningkatkan kehati-hatian bahwa segala bentuk perselisihan, permusuhan, kedengkian dan peruskn trhadp sesama manusia dan alam semesta pad akhirnya dpat merugikan diri sendiri.

4). Meningkatkan kesadaran bahwa manusia itu tidak dapat berdiri sendiri, memerlukan bantuan dari orang lain dan bantuan dari alam. Apabila mereka dirugikan akibat perbuatan zalim yang pernah dilakukan kita, mereka pun akan menjauhi dan tidak menutup kemungkinan mereka balik menzalimi.

5). Meningkatkan kesadaran bahwa sebenarnya manusia telah banyak melakukan kezaliman, kurang patuh pada orang tua, salatpun terkadang tidak tept waktu dn lainnya. Hal ini jangan sampai ditambah lagi dengan kezaliman yang lainnya. Oleh karena itu kita senantiasa memohn kepada Allah SWT supaya dijauhkan dari sifat-sifat demikian. Allah SWT dalam firmannya : Artinya : “ Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri dn jika Engkau tidak mengampuni kami dan membri rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Araf, 7 : 23)

Rangkuman Hasud berbeda pengertiannya dengan iri hati, iri hati adalah merasa ingin menguasi

sesuatu yang dimiliki orang lain, karena dirinya belum memiliki dan tidak mau ketinggalan. Iri hati tidak di ikuti oleh perbuatan mencelakakan dan iri hati itu ada yang dilarang dan ada yang dibolehkan. Hasud ialah rasa sikap tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha menghilangkannya atau mencelakakan orangnya. Dengki (hasud) termasuk sifat tercela perbuatan dosa yang wajib di jauhi oleh setiap muslim/ muslimah.

Riya’ adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amal saleh kepada orang lain bukan karena Allah, tetapi karena sesuatu selain Allah. Sedangkan memperdengarkan ucapan ibadah dan amal seleh kepada orang lain dengan maksud seperti riya disebut sum’ah. Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela, syirik kecil yang hukumnya haram dan harus dijauhi oleh setiap muslim/ muslimah. Riya’ bisa terdapat dalam urusan keagamaan dan dalam urusan keduniaan. Riya’ akan mendatangkan kerugian dan bencana.

Aniaya (zalim) ialah sikap dan berperilaku tidak adil aniaya atau bengis yaitu suatu tindakan yang tidak menusiawi yang bertentangan dengan hak sesama manusia. Aniaya (zalim)termasuk sifat tercela yang hukumnya haram dan akan mendatangkat kerugian (bencana) di dunia maupun akhirat.

A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling benar dan tepat! 1. Di bawah ini termasuk perbuatan tercala, kecuali .......

a. su’uzan d. riya’ b. hasud e. husnuzhan

123

c. zalim

2. Keinginan supaya kebahagiaan yang diperoleh orang lain lenyap pada dirinya, disebut.. a. iri hati d. hasud b. riya’ e. buruk sangka c. zalim 3. Seseorang apabila pekerjaannya ingin didengar oleh orang lain disebut.... a. iri hati d. riya’ b. su’ul khatimah e. hasud c. sum’ah 4. Dalil Naqli Al-quran yang menerangkan orang yang celaka salatnya karena lalai dan riya”

adalah a. QS. Al-Ashr ayat 1-3 d. QS. Al-Maun 1-4 b. QS. Al-Falaq ayat 1-3 e. QS. Al-Fil 1-3 c. QS. Al-Maun ayat 4-6

5. Yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri ..... a. Tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat b. Melakukan pencuria dan perampokan c. Membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan d. Lalai dalam melaksanakan kewajiban sosial e. Berkenalan dan bergau dengan orang yang tidak seiman

6. Zalim berarti......... a. Hormat d. Murah hati b. Sayang e. Amal baik c. Melampaui batas

7. Seseorang yang melakukan amal prbuatan agar mendapat pujian dari orang lain berarti orang tersebut a. Takabut d. Syirik b. Hasud e. Munafik c. Riya’

8. Yang termasuk ciri-ciri orang yang mempunyai sifat riya’ ialah .. a. Salat dengan husuk dan senantiasa berbuat baik walaupun tidak ad orang lain yang

melihat b. tidak akan melakukan prbuatan baik bila tidak dilihat orang c. Beribadah hanya ikut-ikutan d. Terlihat bertambah tekun beribadah, bils mendapat pujian. e. Senantiasa berupaya menampakkan segala perbuatan baiknya agardiketahui orang

banyak.

9. Menggangggu ketenangan dan ketenteraman orsng lsin termasuk perbuatan a. Kufur d. Zalim

b. Hasud e. Nifak c. Ria

10. Zalim berarti ... a. Hormat d Murah hati b. Sayang e. Amat baik c . Menlampaui batas

124

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas 1. Tuliskan dalil nakli tentang hasud 2. Sebutkan 3 contoh riya dalam beribadah 3. Kemukakan akibat-akibat buruk sifat riya’ 4. Kemukakan usaha-usaha yang harus ditempuh agat kezaliman yang terdapat dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bisa berkurang atu hilang 5. Jelaskan tiga madcam kezaliman

125

ZAKAT, HAJI, DAN WAKAF

Standar Kompetensi : 11. Memahami hokum Islam tentang zakat, haji dan wakaf. Kompetensi Dasar : 11.1. Menjelaskan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan waqaf. 11.2. Menyebutkan contoh-contoh pengelolaan zakat, haji dan wakaf 11.3. Menerapkan ketentuan perundang-undangan tentang pengelolaan zakat, haji dan

wakaf.

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q. S. At Taubah : 103

Q. S. Al Baqarah 110

Q.S. Ali Imran : 93

Q.S. Al Baqarah : 158

Q.S. Ali Imran 96

126

GAMBAR

127

IFTITAH Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya. Melalui hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang yang mampu melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan kemulyaan hidup. Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu : zakat, haji dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan ibadah zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur zakat, haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam untuk kemaslahatan umat.

A. ZAKAT Pengertian Zakat

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-Qur’an.

Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau berkembang”,dan dapat berarti ”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat tertentu. Zakat mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan zakatnya, maka harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula orangnya juga menjadi suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh atau berkembang, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan suburnya harta yang dimilliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima. Zakat mengandung arti keberkatan, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat memberi berkah terhadap harta itu sendiri, orang yang zakat (muzakki) maupun orang yang menerima zakat (mustahik).

Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah yang berari pajak pungut, membalas jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan.

Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :

a. Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang membutuhkan untuk membantu meringankan beban.

b. Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta kasih dan tidak mengharap balasan.

c. Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar mencari keridhaan Allah swt.

d. Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar prestasi.

Dasar Kewajiba Zakat. Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi

tegaknya [syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah, seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban zakat ialah firman Allah swt :

128

Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguh-nya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui". ( At-Taubah : 103). Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu : a. Kata khudz (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib. b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa bermacam-

macam seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain sebagainya. c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya berupa

kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa bahkan akan mendapatkan do'a dari mereka yang diberi zakat.

Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum yaitu sebagai dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera lahir batin.Kesejahteraan lahir batin antara lain didukung oleh tersedianya kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan hidup untuk dapat melaksanakan perintah Allah swt.

Macam-macam Zakat a. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan atau sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang diwajibkan. Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya dibayarkan sesudah sholat subuh sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah sholat Iedul fitri sebelum matahari tenggelam, hukumnya makruh sedang bila dibayar sesudah matahari tenggelam hukumnya haram. Yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung dan gandum sebesar 3,1 liter. Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar hadits berikut, Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah memfardhukan (mewajibkan) zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum atas hamba sahaya, orang merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun tua dari kalangan kaum Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan sebelum masyarakat pergi ke tempat shalat ‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III :367 no:1503, Muslim II: 277 no:279/984 dan 986, Tirmidzi II : 92 dan 93 no: 670 dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-5 no: 1595 dan 1596, Nasa’i V:45, Ibnu Majah I: 584 no:1826) Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).” (Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3 no:1594). Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka yang sudah memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya untuk sehari semalam. Di samping itu, ia juga wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk orang-orang yang menjadi tanggungannya, seperti isterinya, anak-anaknya, pembantunya, (dan budaknya), bila mereka itu muslim. Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah memerintah (kita) agar mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang dewasa, untuk orang merdeka dan hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang kamu tanggung kebutuhan pokoknya.” (Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni II:141 no: 12 dan Baihaqi IV: 161).

129

b. Zakat Maal Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti 'harta'. Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan mengeluarkan zakat.

Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.

Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan untuk berinfaq atau bersedekah.

Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu

Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.

Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah: Emas, perak dan mata uang Harta perniagaan Hewan ternak Buah-buhan dan biji-bijan Barang tambang dan rikaz (harta terpendam) Daftar nisob jenis harta dan besarnya zakat :

No

Jenis Harta Nisonya Besarnya Zakat

Keterangan

1. 2. 3. 4.

Emas Perak Uang kontan Harta perniagaan

20 Dinar ( 93,6 gram)

200 Dirham ( 624 gram) senilai dengan harga emas senilai dengan harga emas

2,5 % 2,5 % 2,5 % 2,5 %

Zakatnya dikeluarkan setelah semua sarat terpenuhi

Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba, kerbau, sapi dan unta. Penghitungannya adalah sebagai berikut : Kambing atau domba;

1) 40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun. 2) 121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun. 3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun. 4) 301ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing

berumur 2 tahun. Sapi atu kerbau;

1) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun. 2) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun. 3) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun. 4) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.

130

5) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun. 6) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.

Hasil pertanian; Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil perkebunan seperti kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti wajib zakat emas dan perak. Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya kurang lebih 930 liter. Biaya hasil pertanian yang ditanam dengan biaya yang cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila ditanami tanpa biaya zakatnya 10 %.

Rikaz (harta tependam); Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya 20 %.

Yang berhak menerima zakat.

Firman Allah swt ; Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana ". (At-Taubah : 60)

Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah : 1) Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai harta

dan usaha tetapi kurang dari ½ kecukupannya dan tidak ada orang memberi belanja kepadanya.

2) Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½ kecukupan-nya atau lebih tetapi tidak mencukupinya.

3) Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak mendapatkan upah selain zakat itu.

4) Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih memerlukan bimbingan dan pembinaan iman.

5) Riqob yaitu hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu nakan untuk menebus kepada majikannya.

6) Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali untuk membayar padahal hutang bukan untuk maksiat.

7) Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau menegakkan agama Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan lainnya.

8) Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh bukan untuk maksiat seperti belajar, haji dan lain sebagainya

Yang tidak berhak menerima zakat Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi

orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari). Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami

(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim). Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri. Orang kafir.

131

Beberapa Faedah Zakat.

Faedah Diniyah (segi agama)

Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.

Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.

Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)

Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.

Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.

Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.

Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.

Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.

Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.

Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.

Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil manfaat.

Hikmah Zakat Hikmah dari zakat antara lain:

Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang miskin.

Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.

Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

132

Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.

Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

Untuk pengembangan potensi ummat

Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Zakat dalam Al Qur'an

QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'".)

QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")

QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

Pengelolaan Zakat di Indonesia. Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah mendirikan BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan mampu mendorong profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam pengeloaan ZIS yang profesional akan memberikan beberapa manfaat antara lain : o Pendistribusian ZIS lebih terorganisir dan benar-benar akan sampai kepada yang

berhak. o Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar ZIS dan para

penerimanya. o Masyarakat yang tidak mampu akan terbantu ekonominya Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI no. 373 tahun 2003 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam Urusan Haji no : D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut adalah : BAB I Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan : 1) Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. 2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau badan yang

dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

3) Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat.

4) Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat. 5) Agama adalah agama Islam. 6) Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi

bidang agama. Pasal 2 Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

133

Pasal 3 Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzakki, mustahiq dan amil zakat. BAB II Pasal 5 Pengelolaan zakat bertujuan : 1) meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai

dengan tuntunan agama; 2) meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan

kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3) meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. BAB III Pasal 6 (1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah. (2) Pembentukan badan amil zakat : a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri; b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama propinsi; c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor departemen agama kabupaten atau kota; d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan. BAB IV Pasal 11 (1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah. (2) Harta yang dikenai zakat adalah :

a. emas, perak dan uang; b. perdagangan dan perusahaan; c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan; d. Hasil pertambangan; e. Hasil peternakan; f. Hasil pendapatan dan jasa; g. tikaz

(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan hukum agama. Pasal 13 Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan kafarat. BAB V Pasal 16 (1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama. (2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. (3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.

Gerakan zakat di Indonesia telah diberlakukan sebagai komponen pengurang penghasilan sebelum dikenakan pajak. Pendirian Badan Amil Zakat Nasional dan tumbuhnya lembaga-lembaga amil zakat sejak berdirinya Dompet Dhuafa pada tahun 1993 merupakan gerakan masyarakat walau sebelumnya sudah ada lebih dulu Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS) DKI yang dikelola Pemda DKI. Kelahiran lembaga-lembaga amil zakat profesional dan kiprahnya yang semakin masif di masyarakat selanjutnya mendorong lahirnya FOZ (forum zakat)yang merupakan asosiasi lembaga-lembaga zakat di Indonesia. Saat ini muncul nama-nama lembaga yang dikenal di masyarakat seperti Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah

134

Zakat Indonesia, DPU Daarut Tauhiid, YDSF, Al Azhar, dan lainnya. Paralel dengan gerakan mewujudkan terbentuknya Dewan Zakat Internasional yang akan mempelopori pembentukan Baitul Mal Internasional ini berawal melalui diselenggarakannya Konferensi Zakat Asia Tenggara di Kuala Lumpur tahun 2006 yang didukung oleh lembaga-lembaga zakat dari 4 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam mengeluarkan Deklarasi Zakat mengenai berdirinya Dewan Zakat MABIMS dengan Indonesia sebagai sekretariatnya kemudian disusul dengan Konferensi Zakat Internasional pertama tahun 2007 di Kuala Lumpur dan selanjutnya Konferensi Zakat Internasional kedua tahun 2008 yang diselenggarakan di Padang. http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

B. HAJI DAN UMROH Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Haji menurut bahasa artinya menyengaja ( Menurut istilah haji ialah menyengaja .(ال قص د

berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan rukun tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya. Allah swt, berfirman :

تطاعإلي هسبي و [97 -ل عمران أورة ] س لهللعلىالناسحجال ب ي تمناس

Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)

1. Syarat Haji

Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur hidupnya. Adapun syarat wajib haji adalah : a. Islam b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib. c. Berakal sehat. d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam tahanan).

e. Mampu (istitho'ah) Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :

- Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal bagi keluarga yang ditinggalkan.

- Aman dalam perjalanan. - Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang dapat

dipercaya. Rasulullah saw, bersabda : رم معذىمح ال مر أةإال )رواه البخاري( الت سافر

Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR. Bukhori) - Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh digantikan

orang lain dengan biaya orang tersebut.

2. Rukun Haji. Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang wajib haji adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak

135

tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda). Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut : a. Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom. b. Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai

tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10 dzulhijjah.

c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf adalah sebagai berikut:

1). Suci dari hadats dan najis. 2). Menutup aurot 3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran. 4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad. 5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf. 6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid. Macam-macam Thawaf :

Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai tahiyatul masjid).

Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji. Thawaf Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air. Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang

diharamkan karena ihrom. Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar. Thawaf Sunat. Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :

, ب ر أك واهلل هللوالإلهإالاهلل د لوالحالس ب حاناهللوال حم )رواه إبن ماجه( بااهللق وةإالو

Artinya : "Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah". (HR. Ibnu Majah)

d. Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.

Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut : Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah. Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan

sebaliknya dari Marwah keShofa juga dihitung sekali. Dilakukan sesudah thawaf.

e. Mencukur/Menggunting rambut. Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap beberapa hal yang diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai.

3. Wajib Haji.

Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang termasuk wajib haji adalah : a. Ihrom dari miqot.

Miqot adalah batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot dibagi menjadi dua macam : o Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah

haji. Miqot zamani mulai awal bulan syawal sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.

o Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan haji/ umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King

136

Abdul Azis Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali bagi yang menuju Madinah lebih dahulu.

b. Bermalam di Musdalifah. Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian sholat maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah.

c. Bemalam di Mina. Pada tanggal 11, 12, atau 13 wajib bermalam di Mina.

d. Melontar Jumrah Aqobah. Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan tahallul awal dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi gugur kecuali menggauli istri.

e. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah. Dilakukan pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh melontar pada tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini dinamakan nafar awal. Bagi yang pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar tsani.

f. Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom. g. Thawaf Wada'.

Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah : 1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit. 2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala. 3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.

4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama ihrom baik badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.

5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai minyak rambut.

6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi wali. 7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya. 8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan. ad. g. Thawaf Wada' ( thawaf pamitan ).

4. Sunat Haji a. Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan

cukup di dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah aqobah. Adapun lafal talbiyah adalah sebagai berikut :

شري كلكلب ي ك دوالن نال ,إلب ي كالله ملب ي ك,لب ي كال الحم )رواه البخارى و شري كلكع مةلكوال م ل ك (مسلم

Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, bagi-Mulah segala kekuasaan, tiada sekutu bagi-Mu". (HR. Bukhori dan Muslim)

b. Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah. c. Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :

ن ياحسنةوفياآلخرةحسنةوقرب ناآتنافيا لناراذابعنالد

d. Sholat dua rokaat sesudah thawaf. e. Masuk ke Ka'bah.

5. Cara Mengerjakan Haji.

Ada 3 cara mengerjakan haji yaitu :

137

(1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji dari pada umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk umroh. Cara ini yang terbaik dan bebas dari dam (denda).

(2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan umroh dari pada haji. Yakni ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom lagi untuk haji. Cara ini terkena dam (denda).

(3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom dalam waktu haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini juga terkena dam.

6. Dam (denda) Dalam Haji.

Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan haji dan umroh, melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji. a. Dam karena bersenggama dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :

o Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing. o Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa makan

seharga unta/lembu. o Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan

perhitungan setiap satu mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa satu hari.

b. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut, memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai minyak rambut, memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama, maka dendanya memilih salah satu diantara 3 hal yaitu: - Menyembelih seekor kambing. - Puasa 3 hari. - Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang fakir miskin.

c. Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai berikut:

Menyembelih seekor kambing.

Jika tidak mampu ia wajib puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci dan 7 hari dikerjakan di tanah air.

d. Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan melakukan haji Tamatuk atau Qiron

e. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih salah satu diantara 3 hal : (1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh. (2) Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut. (3) Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa 1

7. Umroh

a. Pengertian Umroh. Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut istilah umroh ialah ziarah ke Ka'bah untuk melakukan thawaf, sa'i dan memotong rambut. Hukum mengerjakan umroh adalah wajib sekali seumur hidup. Allah swt, berfirman :

رة [196 -] سورة البقرة هللوأتموا ال حجوال ع م

Artinya : "Dan sempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah.... ". (Al-Baqoroh : 196)

b. Tata Cara Umroh.

o Ihrom dari miqot, lalu sholat sunat ihrom. o Menuju Makkah dan membaca talbiyah. o Thawaf, setelah thawaf disunatkan sholat dua rokaat dimakam Ibrahim.

138

o Sa'i. o Tahallul dengan menggunting rambut.

c. Perbedaan Haji dan Umroh. o Haji dilakukan pada waktu tertentu ( mulai bulan syawal sampai dengan

tanggal 10 dzulhjjah ), sedangkan umroh waktunya sepanjang tahun. o Rukun haji ada wukuf Arafah sedangkan umroh tidak ada. o Bemalam di Musdalifah, Mina, melempar jumroh, thawaf wada' menjadi wajib

haji, sedangkan umroh tidak. o Bebeda dalam niat.

8. Hikmah Haji Dan Umroh

Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt, sebab haji dan umroh memerlukan fisik yang kuat.

Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban. Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru

dunia. Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk membahas dan

memecahkan permasalahan kaum muslimin. Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa, Sumur

Zam- zam Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-lain.

9. Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia. Penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji BAB I. KETENTUAN UMUM Pasal 1 Ayat 1. Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Ayat 2. Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji. Ayat 3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Ayat 7. Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI, adalah lembaga mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap Penyelenggaraan Ibadah Haji. Ayat 8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah sejumlah dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji. Ayat 11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah Haji untuk menunaikan Ibadah Haji. Ayat 16. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji. Ayat 17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat. Ayat 18. Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi Umat. BAB II. ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas, dan akuntabilitas dengan prinsip nirlaba. Pasal 3

139

Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaikbaiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. BAB III. HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4 (1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji dengan syarat: a. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan b. mampu membayar BPIH. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 5 Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai berikut: a. mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor Departemen Agama kabupaten/kota setempat; b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji. Pasal 6 Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji. Pasal 7 Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi: a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi; b. pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi; c. perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia; d. penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Ibadah Haji; dan e. pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air. BAB IV. PENGORGANISASIAN Pasal 11 (1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah yang memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi. (2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai Jemaah Haji, yang terdiri atas: a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI); b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan BAB XIII PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH Pasal 43 (1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan melalui penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah. (2) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

140

C. WAKAF 1. Ketentuan Wakaf

a. Pengertian wakaf Wakaf berasal dari bahasa arab " فوق " yang berarti berhenti, menahan. Menurut istilah wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal dzatnya yang dapat diambil manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan (di jalan Allah swt). Dasar wakaf adalah firman Allah swt., :

Artinya : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian yang (sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui ". (Ali Imron : 92)

b. Rukun Wakaf

Wakif (fihak yang menyerahkan wakaf), yaitu orang atau badan hukum yang mewakafkan benda miliknya.

Mauquf 'Alaihi (fihak yang menerima wakaf/nadzir), yaitu kelompok atau badan hukum yang diserahi tugas memelihara dan mengurus benda wakaf.

Mauquf (harta yang diwakafkan) yaitu benda yang bergerak/ tidak bergerak yang memilki daya tahan lama dan bernilai seperti tanah, mobil dan lain-lain.

Sighot (ikrar serah terima wakaf), yaitu pernyataan kehendak dari wakif untuk mewakafkan benda miliknya.

c. Syarat Wakaf Orang yang berwakaf hendaklah mukallaf (tidak syah wakafnya anak-anak). Harta yang diwakafkan hendaklah tahan lama, dapat diambil manfaatnya,

milik sendiri dan tidak dibatasi waktu. Tujuan wakaf, hendaklah semata-mata karena beribadah kepada Allah swt,

dan bukan untuk maksiat. Sighat (ijab qobul) harus jelas dan mengandung kata-kata wakaf. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Hukum wakaf adalah sunat dan dilaksanakan pada waktu seseorang masih hidup sampai tak terbatas waktunya, sebab ia sendiri yang akan mendapatkan pahala dari Allah swt. Dengan telah dilaksakannya wakaf maka hak wakif terputus dan beralih menjadi hak Allah swt., yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai dengan ikrar wakaf. Tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah ditinggal penduduk sekitar, dengan alasan maslahah dan manfaat maka mengganti bangunan itu boleh dengan alasan : Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang di ikrarkan oleh wakif. Karena untuk kepentingan umum.

2. Harta Yang Di Wakafkan

Jenis barang/benda yang boleh di wakafkan adalah barang yang dapat di ambil manfaatnya dan tidak merusak dzatnya, misalnya : a. sebidang tanah b. Bangunan Masjid, Madrasah, Jembatan dan lain-lain. c. Pepohonan yang dapat di ambil manfaatnya/hasilnya.

3. Wakaf Di Indonesia

a. Dasar Hukum Wakaf. PP Nomor. 28 tahun 1977

141

Peraturan Mendagri Nomor. 6 tahun 1997 Peraturan MENAG Nomor 1 tahun 1978 Peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep/P/75/1978.

b. Tata Cara Wakaf.

Calon wakif menghadap Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat AktA Ikrar Wakaf (PPAIW) yaitu Kepala KUA setempat dengan membawa sertifikat tanah atau surat bukti kepemiikan tanah yang syah yang diperkuat dengan keterangan Kepala desa dan camat bahwa tanah tersebut tidak dalam keadaan sengketa.

Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.

Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.

PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) setelah ikrar wakaf selesai dilaksanakan. AIW dibuat rangkap tiga dan salinannya rangkap empat. Lembar ke 1 disimpan PPAIW, lembar ke 2 dilampirkan pada surat permohonan Bupati/Walikota c.g. Kepala Sub Derektorat Agraria setempat, lembar ke 3 dikirim ke Pengadilan Agama setempat, sedang salinan AIW yang empat diberikan kepada wakif, nadzif, Kandepag dan kepala desa setempat.

PPAIW atas nama nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada Bupati/Wakilota c.g. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.

Dengan telah didaftarkannya tanah wakaf tersebut Kepala Sub Direktorat Agraria atas nama Bupat/Walikota menerbitkan Sertifikat Tanah Wakaf.

c. Hak dan Kewajiban Nadzir. 1) Hak Nadzir

Berhak menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor Depag Kab./Kota dan menggunakan untuk kepentinngan umum.

Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.

2) Kewajiban Nadzir

Menggunakan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil wakaf.

4. Keutamaan Wakaf Wakaf termasuk sodaqoh jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada yang berwakaf. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw sebagai berikut :

صدإ : ثلث عمل ه إالمن إن قطع أدم ماتاب ن ذا عل م ارية جقة أو ول, أو به, له ي ن ت فع ع و يد صالح )رواه د مسلم(

Artinya : “Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya keculi tiga perkara : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mau mendoakan kepadanya”. (HR. Muslim)

5. Undang-Undang Wakaf Di Indonesia Untuk mengatur perwakafan, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf BAB I Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

2. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.

142

3. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.

4. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

5. Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh Wakif.

6. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar wakaf.

7. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia.

8. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas Presiden beserta para menteri.

9. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang agama. BAB II Pasal 4 Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. Pasal 5 Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Pasal 7 Wakif meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; c. badan hukum. Pasal 9 Nazhir meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum. PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF Pasal 32 PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani. Pasal 33 Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW menyerahkan: a. salinan akta ikrar wakaf; b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya. Pasal 34 Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf. Pasal 35 Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir. Pasal 36 Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya Nazhir melalui PPAIW mendaftarkan kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf. BAB IV PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF Pasal 40 Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang: a. dijadikan jaminan; b. disita; c. dihibahkan; d. dijual; e. diwariskan; f. ditukar; atau g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

143

Pasal 41 (1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila hartabenda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia. (3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang. kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula. BAB V PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF Pasal 42 Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya. Pasal 43 (1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah. (2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara produktif. (3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah. Pasal 44 (1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia. Pasal 45 (1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan: a. meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan; b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum; c. atas permintaan sendiri; d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku; e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap. BAB VI Pasal 47 (1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk Badan Wakaf Indonesia. (2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakan tugasnya. Pasal 48 Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.

RANGKUMAN Salah satu wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat, khususnya umat Islam adalah dengan adanya Undang-undang yang mengatur kepentingan umat Islam dalam

144

melaksanakan zakat, haji dan wakaf. Pemerintah telah menetapkan perundang-undangan yang menyangkut masalah adalah : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

KAMUS ISTILAH/KATA-KATA PENTING 1. muzakki = orang yang zakat 2. mustahik = orang yang menerima zakat. 3. jizyah = pajak 4. Zakat Maal = zakat harta 5. Rukun haji = perbuatan-perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal

ibadah hajinya dan harus diulang. 6. wajib haji = perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung

kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda). 7. Wakif = fihak yang menyerahkan wakaf. 8. nadzir = fihak yang menerima wakaf 9. Mauquf = harta yang diwakafkan

PERNIK-PERNIK

”Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan

beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik* dan Sesungguhnya

akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka

kerjakan”.(An-Nahl : 97)

* Ditekankan dalam ayat Ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama

dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

Kejujuran Tak Pernah Hilang Bersiaplah selalu untuk menghadapi situasi yang menuntut kejujuran kita. Nasehat agar kita senantiasa berlaku jujur lebih mudah diucapkan daripada kenyataan. Bayangkan seseorang dalam keadaan "terjepit"; bila ia berkata jujur, ia akan kehilangan keuntungan besar yang sudah ada dalam genggamannya. Sebaliknya, bila ia mau sedikit berdusta bukan hanya keuntungan namun juga kebanggaan yang akan diraihnya. Sebenarnya, kejujuran tidak berkaitan dengan untung-rugi. Kejujuran adalah sebuah sikap yang tidak perlu dihitung dengan nilai uang. Kejujuran bukanlah sebuah pilihan. Seseorang melakukan dusta karena ia memilih untuk berdusta. Mengapa dusta adalah pilihan? Karena kita tak bisa menipu diri sendiri. Hati nurani tak bisa dibungkam meski ia hanya berbisik lirik. Kejujuran tak akan pernah hilang dimakan zaman!

NASEHAT KEJUJURAN

145

PENILAIAN

Pilihlah jawaban yang paling tepat A, B, C, D atau E dengan memberi tanda silang ( X )

1. Zakat dapat mengandung arti keberkatan yang maksudnya adalah .....

A. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi suci B. bila zakat itu dilaksanakan orang yang berzakat menjadi bersih C. bila zakat itu dilaksanakan hartanya menjadi subur D. bila zakat itu dilaksanakan orangnya terlepas dari dosa E. bila zakat itu dilaksanakan dapat memberikan manfaat terhadap harta itu sendiri

2. Cara yang paling sederhana untuk menentukan seseorang berhak atau tidaknya

menerima zakat fitrah adalah. . . . A. latar belakang pendidikannya B. ketaatan menjalankan syari'at agama C. jumlah anggota keluarganya D. banyaknya harta benda yang dimiliki E. tercukupi atau tidaknya kebutuhan sehari-hari

3. Di dalam Al-Qur'an Allah swt., memerintahkan orang muslim untuk mengeluarkan

zakat. Perintah zakat ini dalam Al-Qur'an biasanya diawali dengan perintah . . . . B. Puasa C. haji D. sholat E. sedekah F. syahadad

4. Waktu yang paling tepat untuk memberikan zakat fitrah menurut tuntunan Rasulullah

saw., adalah.... A. pada awal Ramadhan B. Sebelum berangkat sholat Ied C. pada pertengahan Ramadhan D. pada akhir Ramadhan E. sebelum berbuka pada hari terakhir bulan Ramadhan

5. Q.S./ At Taubah 103 : Kata “khudz” dalam ayat tersebut menunjuk kalimat perintah yang berarti ..... A. Wajib B. Sunat C. Mubah D. Makruh E. Haram

6. Tersebut di bawah ini yang merupakan peran zakat untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat adalah..... A. membersihkan diri dari sifat kikir B. menjauhkan diri dari sifat sombong dan akhlak tercela C. mendidik manusia agar selalu bersyukur atas semua pemberian Allah SWT D. memperat hubungan antara si kaya dan si miskin E. betul semua

UUJJII KKOOMMPPEETTNNSSII

146

7. Zakat harta benda (zakat mal) menurut aturan agama sebaiknya diberikan pada waktu .... A. hari raya idhul fitri B. ketika pembelian barang C. hari raya idhul adha D. ketika menjual barang E. setahun setelah memiliki barang tersebut

8. Zakat untuk keperluan konsumtif sebaiknya diberikan kepada mereka yang ..... A. kuat fisik lemah harta B. lemah kemampuan produksinya C. kuat harta lemah fisik D. lemah harta E. lemah fisik lemah harta

9. Tersebut di bawah ini merupakan peran zakat dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, kecuali .... A. membersihkan diri dari sifat kikir, sombong dan akhlak tercela B. mendidik manusia agar selalu bersyukur dengan semua pemberian Allah SWT. C. mempererat hubungan antara si kaya dan si miskin D. mengentaskan manusia dari kemiskinan dan kehinaan E. meningkatkan harga diri orang yang memberi zakat

10. Pelaksanaan pajak dalam sejarah umat Islam telah telah dimulai sejak zaman ....

A. Rasulullah SAW B. Umar bin Khattab C. Utsman bin ‘Affan D. Abu Bakar Ash-Shiddiq E. Ali bin Abi Thalib

11. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk pengertian istitha'ah (mampu) dalam

ibadah haji, ialah: A. mempunyai bekal untuk pergi dan pulang serta bagi keluarga yang ditinggalkan B. aman dalam perjalanan C. bagi perempuan hendahklah dengan mukhrimnya D. sehat badannya E. merdeka (tidak sedang dalam tahanan)

12. a

رم معذىمح ال مر أةإال ي(لبخار )رواه ا الت سافر

Arti yang benar dari hadits tersebut ialah .... A. tidak sah seseorang menikah dengan mukhrimnya B. anganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta mukhrimnya C. tidak sah haji seorang wanita kecuali dengan muhrimnya D. tidak sah seorang wanita melakukan haji kecuali atas izin suaminya E. wanita yang bersuami adalah haram dinikahi

13. Suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi sahnya haji tidak tergantung

kepadanya dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam ( denda ) dinamakan . . . . A. rukun haji B. wajib haji C. syarat haji D. sunat haji

147

E. larangan haji 14. Berdiam diri di padang Arafah sejak mulai tergelincirnya matahari tanggal 9

Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah, disebut .... A. ihram B. wukuf C. thawaf D. sa'i E. tahallul

15. Thawaf yang dilakukan dan merupakan thawaf rukun haji adalah ....

A. thawaf qudum B. thawaf ifadhah C. thawaf wada' D. thawaf tahallul E. thawaf sunat

16. Orang yang sudah terkena kewajiban haji tetapi tidak dapat melaksanakanya karena

sakit/terlalu tua, maka .... A. ia gugur kewajibannya B. digantikan orang lain, sedang biaya dari orang tersebut C. sunat hukumnya bila ia haji D. kewajiban haji dilimpahkan kepada ahli warisnya E. tidak perlu haji

17. Miqat zamani atau batas waktu untuk memulai mengerjakan ibadah haji adalah . . . .

A. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah B. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 11 Dzulhijjah C. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 12 Dzulhijjah D. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 13 Dzulhijjah E. awal bulan Syawal sampai terbit fajar tanggal 14 Dzulhijjah

18. Melontar 3 jumrah boleh dilakukan hanya pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja

kemudian kembali ke Makkah untuk melakukan thawaf ifadhah. Hal semacam ini dalam haji disebut .... A. nafar awal B. nafat tsani C. nafar tsalits D. tahallul tsani E. tahallul awal

19. Tersebut di bawah ini merupakan larangan haji yang berlaku baik bagi laki-laki

maupun perempuan, yaitu .... A. dilarang berpakaian berjahit B. dilarang menutup muka C. dilarang memakai kaos tangan D. dilarang memakai harum-haruman E. dilarang menutup kepala

20. Tersebut di bawah ini adalah cara mengerjakan haji yang terkena denda (dam), yaitu .... A. ifrad, tamatu' B. tamatu', qiran C. ifrad, qiran D. ifrad. Wada’ E. qiran, wada'

148

21. Allah swt., berfirman : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian (yang

sempurna) sebelum kamu . . . ". ( Ali Imron : 92 ) A. memberikan hartamu kepada orang lain. B. memberikan rizki yang halal C. menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai D. memberikan rizkimu kepada kerabat. E. memberikan hasil usahamu kepada orang lain.

22.

Arti yang paling tepat dari ayat tersebut ialah . . . . A. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka akan diberi pahala. B. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka malaikat mendo'akanmu. C. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah Maha Mengetahui. D. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka pahalanya sisisi Allah swt. E. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka balasannya adalah surga.

23. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk rukun wakaf adalah . . . .

A. Yang berwakaf B. yang di wakafkan C. Yang menerima wakaf D. Milik sendiri E. Sighat

24. Dengan telah dilaksanakannya wakaf, maka hak wakif terputus dan beralih menjadi . . .

yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir. A. hak warist B. hak orang lain C. hak pengurus wakif D. hak Allah swt E. hak badan hukum

25. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai

dengan ikrar wakaf. Akan tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah di tinggal penduduk sekitar dan dengan alasan maslahah serta manfaat maka mengganti bangunan itu diperbolehkan dengan alasan . . . . A. Karena tidak sesuai dengan tujuan wakaf yang diikrarkan oleh wakif B. Karena tidak sejalan dengan kepentingan penguasa C. Karena tidak sesuai dengan keinginan pengurus wakaf D. Karena tidak sesuai lagi dengan budaya masyarakat sekitar E. Karena digunakan untuk kepentingan pribadi

26. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk harta/ benda yang memenuhi syarat untuk

di wakafkan adalah : A. Kekal dzatnya B. Dapat diambil manfaatnya C. Miliknya sendiri D. Barangnya tidak mudah rusak E. Dalam jangka waktu tertentu

27. Syarat harta/benda yang diwakafkan antara lain harus kekal dzatnya, yang artinya ;

A. Barangnya tidak dapat diambil manfaatnya B. Barangnya milik pribadi C. Kepemilikannya tidak dibatasi waktu

149

D. Barang tersebut milik masyarakat E. Barangnya tidak mudah rusak dan dapat diambil manfaatnya

28. Dalam tata cara perwakafan antara lain calon wakif harus menghadap Nadzir di

hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Sedangkan yang dimaksud PPAIW itu ialah : A. Kepala Kandepag. Kabupaten B. Camat setempat C. Kepala Kadepdikbud. Kabupaten D. Kepala KUA setempat E. Kepala Kadepdikbud. Kecamatan

29. Menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kandepag Kab/Kota

dan menggunakan untuk kepentingan umum, adalah meruapakan . . . . A. hak wakif B. haka nadzir C. kewajiban nadzir D. syarat wakif E. kewajiban wakif

30. Tersebut di bawah ini yang bukan termasuk tata cara wakaf ialah . . . .

A. Calon wakif menghadap Nadzir dihadapan Pejabat Pembuat Akata Ikrar Wakaf (PPAIW ) yaitu Kepala KUA setempat.

B. Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib. C. Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat. D. Tanah wakaf dalam keadaan tuntas. E. Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Diskusikan dengan temanmu kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. 1. Mengapa zakat itu diwajibkan dalam agama Islam ? Jelaskan. 2. Sebutkan dan terangkan 4 dari 8 golongan orang yang berhak menerima zakat ! 3. Tuliskan kembali surat At-Taubah ayat: 60 lengkap dengan harokat kemudian

terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ! 4. Harta yang dimiliki oleh seseorang adalah amanah Allah swt. Bagaimana sikap kita

sebagai manusia terhadap harta tersebut ? Jelaskan ! 5. Apa yang dimaksud dengan pajak menurut pengertian Islam ? Jelaskan ! 6. Sebutkan hal-hal yang menjadi dasar seseorang wajib membayar pajak ! 7. Mengapa pajak dikatakan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat? 8. Jelaskanlah pelaksanaan pajak dalam sejarah Islam ! 9. Apakah yang dimaksud dengan syarat dan rukun haji ? serta jelaskan perbedaan

antara keduanya ! 10. Apakah yang dimaksud dengan ihrom dalam ibadah haji ? Jelaskan. 11. Jelaskan perbedaan antara haji tamatu' dan haji ifrod dan dalam tata cara

mengerjakan-nya! 12.

Sempurnakan hadits tersebut dengan harokat kemudian terjemahkan kedalam bahasa Indonesia!

13. Tuliskan dengan baik bacaan talbiyah ketika seseorang memulai ibadah haji ! 14. Jelaskan perbedaan antara haji dan umroh ! 15. Jelaskan pengertia umroh menurut bahasa dan istilah! Kemudian tuliskan dalil

naqlinya. 16. Sebutkan dan jelaskan istilah-istilah di bawah ini !

150

a. Wakif ialah b. Nadzir ialah c. Mauquf 'alaihi ialah 17. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan. Bagaimana

apabila dalam keadaan dhorurot ? terangkan. 18. Jelakan bagaimana tata cara perwakafan di Indonesia ! 19. Sebutkan hak dan kewajiban nadzir menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2004 ! 20. Siapakah yang dimaksud TPHI dan TPIHI menurut UU Nomor 13 Tahun 2008 LENGKAPILAH HURUF BERIKUT HINGGA SESUAI DENGAN KOLOM SEBELAH

KANAN

M 1. Orang yang berzakat

G 2. Salah satu asnaf penerima zakat

M 3. Zakat harta

B 4. Badan Amil Zakat dan Sedekah

I 5. Salah satu rukun haji

T 6. Cara mengerjakan haji

T 7. Mengelilingi Ka’bah

M 8. Batas mulai mengerjakan haji

W 9. Orang yang berwakaf

N 10. Badan Pengelola wakaf

KEUTAMAAN ILMU

Sayyidina Ali bin Abi Thalib -Seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat terkenal kebijakanya- berkata “Barang siapa sedang mencari ilmu, maka sebenarnya ia sedang mencari surga. Dan barang siapa mencari kemaksiatan, maka sebenarnya dia sedang mencari neraka” Sayidina Ali bin Abi Thalib yang oleh Rasululah SAW, dijuluki sebagai pintu gerbangnya ilmu mengatakan “Tiada kekayaan lebih utama daripada akal, tiada kepapaan lebih menyedihkan dari pada kebodohan, tiada warisan lebih baik dari pada pendidikan” Inilah jawaban-jawaban dari Imam Ali bin Abi Thalib ketika ditanya tentang kelebihan ilmu: 1.Ilmu lebih utama dari pada Harta, ilmu adalah pusaka para Nabi, sedang harta adalah pusaka Karun, Fir’aun, dan para pengumbar nafsu 2.Ilmu akan menjagamu sedang harta memintamu untuk menjagannya 3.Harta yang engkau berikan kepada orang akan mengurangi hartamu, sedangkan ilmu akan bertambah jika engkau berikan 4.Pemilik harta musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temanya banyak 5.Diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab sedangkan pemilik ilmu memperoleh safaat 6.Harta membuat hati seseorang menjadi keras sedang ilmu membuat hati bercahaya

151

DAKWAH NABI MUHAMMAD S.A.W. PERIODE MADINAH

Standar Kompetensi : 12. Memahami keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode

Madinah Kompetensi Dasar : 12.1. Menceritakan sejarah dakwah Rasulullah periode Madinah 12.2. Mendeskripsikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Madinah.

TARTILAN Bacalah ayat-ayat berikut dengan tartil dan renungkanlah maknanya serta perhatikan adab dan sopan santun membaca Al Qur’an.

Q.S. At Taubat 117

Q. S. An Nahl 41

Q.S. Ali Imran : 121

Q.S. Al Hujurat : 9 – 10

:

152

Masjid nabawi di Madinah

A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

1. Arti Hijrah dan Tujuan Rasulullah SAW dan Umat Islam Berhijrah

Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam.

Pertama, hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai

Allah SWT untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, yang disuruh Allah

SWT dan diridai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu

dan malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia

menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut

ilmu. Arti hijrah dalam pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat

Islam. Rasuluilah SAW bersabda :

Artinya : “Orang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang

dilarang Allah SWT” (H. R. Bukhari)

Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena

di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan,

sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian

umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanan

dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.

Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan umat

Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun

pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M.

Tujuan hijrahnya Rasulullah SAW dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke

Yatsrib (negeri Islam) adalah :

- Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum

kafir Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah SAW meninggalkan rumahnya di

Mekah untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh

kaum kafir Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.

- Agar memperoleh keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,

sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanva dalam berjihad di jalan Allah

SWT, untuk menegakkan dan meninggikan agama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari

Q.S. An-Nahl, 16: 41-42)

153

2. Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun,

yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah sampai dengan

wafatnva Rasulullah SAW tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijrah.

Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada periode Madinah,

selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surah Makkiyah dan Hadis periode

Mekah, juga ajaran Islam yang rerkandung dalam 25 surah Madaniyah dan hadis

periode Madinah. Adapun ajaran Islam periode Mekah sudah dikemukakan dalam

Bab 6 semester pertama buku ini. Sedangkan ajaran Islam yang rerkandung pada 25

surah Madaniyah dan hadis periode Madinah, umumnya ajaran Islam tentang

masalah sosial kemasyarakatan.

Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-

orang yang sudah masuk Islam dan kalangan Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang

yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di

luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab, dan yang tidak termasuk bangsa

Arab.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk bangsa Arab tetapi

untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman :

Artinya: “Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

alam semesta.” (QS. Al-Anbiyã’, 21: 107)

Dakwah Rasulullab SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah

masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam

baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi

umat yang bertakwa. Selain itu Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya

melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan

terbentuk masyarakar madani di Madinah. Usaha-usaha nyata Rasulullah SAW

seperti tersebur akan dibahas pada sub pokok bahasan tentang strategi Rasulullah

dalam membentuk masyarakat madani di Madinah.

Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk

Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya,

mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi

umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia

serta sejahtera di akhirat.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang

terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk

Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak sedikit pula orang-orang

kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-

halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Islam dan

umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah,

kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.

Setelah ada izin dari Allah SWT untuk berperang, sebagaimana firman-Nya

dalam Surah Al-Hajj, 22 : 39 dan Al-Baqarah, 2 : 90, maka kemudian Rasulullah

154

SAW dan para sahabatnya menyusun kekuatan untuk menghadapi peperangan

dengan orang kafir yang tidak dapat dihindarkan lagi.

Peperangan-peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para

pengikutnya itu tidaklah bertujuan untuk melakukan penjajahan atau meraih harta

rampasan perang, tetapi bertujuan untuk :

- Membela diri kehormatan, dan harta.

- Menjamin kelancaran dakwah, dan memberi kesempatan kepada mereka yang

hendak menganutnya.

- Untuk memelihara umat Islam agar tidak dihancurkan oleh bala tentara Persia

dan Romawi.

Setelah Rasulullah SAW dan para pengikutnya mampu membangun suatu

negara yang merdeka dan berdaulat, yang berpusat di Madinah, mereka berusaha

menyiarkan dan memasyhurkan agama Islam, bukan saja terhadap para penduduk

Jazirah Arabia, tetapi juga ke luar Jazirah Arabia, maka bangsa Romawi dan Persia

menjadi cemas dan khawatir kekuasaan mereka akan tersaingi. Oleh karena itu,

bangsa Romawi dan bangsa Persia bertekad untuk menumpas dan menghancurkan

umat Islam dan agamanya. Untuk menghadapi tekad bangsa Romawi dan Persia

tersebut, Rasulullah dan para pengikutnya tidak tinggal diam sehingga terjadi

peperangan antara umat Islam dan bangsa Romawi, yaitu pertama Perang Mut’ah

pada tahun 8 H, di dekat desa Mut’ah, bagian utara Jazirah Arabia dan kedua

Perang Tabuk pada tahun 9 H di kota Tabuk, bagian utara Jazirah Arabia.

Sedangkan bangsa Persia selalu mengadakan penyerangan kepada wilayah

kekuasaan umat Islam.

Peperangan lainnya yang dilakukan pada masa Rasulullah SAW seperti :

(1) Perang Badar Al-Kubra, terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 H di sebuah

tempat dekat Perigi Badar, yang letaknya antara Mekah dan Madinah.

Peperangan ini terjadi antara Rasulullah SAW dan para pengikutnya dengan

kaum kafir Quraisy yang telah mengusir kaum Muslimin penduduk Mekah untuk

pindah ke Madinah dengan meninggalkan rumah dan harta benda. Mereka masih

tetap bertekad untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin di Madinah.

Dalam Perang Badar ini kaum Muslimin memperoleh kemenangan yang gilang-

gemilang.

(2) Perang Ubud, terjadi pada pertengahan Sya’ban tahun 3 H. Pada peperangan ini

kaum Muslimin mengalami kekalahan.

(3) PerangAhzab (Khandaq), terjadi pada bulan Syawal tahun 5 H. Ahzab artinya

golongan-golongan, yaitu gabungan kaum kafir Quraisy, kaum Yahudi, Bani

Salim, Bani Asad, Gathfan, Bani Murrah, dan Bani Asyja, sehingga berjumlah

10.000 lebih. Pasukan Azhab ini menyerbu Madinah untuk menumpas Islam dan

umat Islam. Atas inisiatif dari Salman Al-Farisi, untuk mempertahankan kota

Madinah dibuat parit yang dalam dan lebar. Berkat inisiatif itu, kekompakan umat

Islam dan pertolongan Allah SWT, dalam perang Ahzab ini umat Islam

memperoleh kemenangan.

Pada tahun keenam hijriah Rasulullah SAW dan para pengikutnya umat Islam

penduduk Madinah yang berjumlah 1000 orang berangkat menuju Mekah untuk

melakukan umrah. Agar kaum kafir Quraisy tidak menduga bahwa kedatangan kaum

Muslimin ke Mekah itu untuk memerangi mereka maka jauh sebelum mendekati kota

Mekah umat Islam sudah mengenakan pakaian ihram, tidak membawa alat-alat

perang, kecuali pedang dalam sarungnya, sekadar untuk menjaga diri di perjalanan.

155

Rombongan kaum Muslimin tiba di suatu tempat yang bernama ”Al

Hudaibiyah”, yang letaknya beberapa kilometer dari kota Mekah, dengan maksud

selain untuk beristirahat, juga untuk melihat situasi. Sebenarnya saat itu termasuk

bulan yang disucikan oleh bangsa Arab sebelum Islam. Mereka dilarang melakukan

peperangan di dalamnya. Namun dalam kenyataannya, kaum kafir Quraisy telah

menempatkan sejumlah bala tentara yang cukup besar di perbatasan kota Mekah,

siap untuk melakukan peperangan.

Membaca situasi yang demikian, kemudian Rasulullah SAW mengutus sahabat

Utsman bin Affan memasuki kota Mekah untuk menemui pimpinan kaum kafir

Quraisy dan menjelaskan kepadanya, bahwa kedatangan mereka ke Mekah bukan

untuk berperang, tetapi semata-mata untuk melakukan ibadah umrah. Namun kaum

kafir Quraisy bersikeras tidak mengizinkan kaum Muslimin memasuki kota Mekah,

dengan alasan akan menjatuhkan kewibawaan kaum kaflr Quraisy pada pandangan

bangsa Arab.

Sahabat Utsman ditahan oleh kaum kafir Quraisy, bahkan tersiar kabar bahwa

beliau telah dibunuh. Menyikapi kabar tersebut kaum Muslimin telah bersepakat

mengadakan “sumpah setia” (baiat), untuk berperang melawan kafir Quraisy, sampai

meraih kemenangan. Sumpah setia itu disebut “Baiatur Ridwan”.

Untunglab di saat-saat genting seperti itu sahabat Utsman bin Affan muncul,

membawa berita akan diadakannya perundingan antara kaum kafir Quraisy dengan

kaum Muslimin. Maka terjadilah perundingan antara delegasi kaum kafir Quraisy

yang dipimpin oleh Suhail Ibnu Umar dan delegasi umat Islam yang dipimpin oleh

Nabi Muhammad SAW.

Perundingan tersebut melahirkan kesepakatan antara dua belah pihak, dan

melahirkan sebuah perjanjian, yang dikenal dalam sejarah sebagai perjanjian

Hudaibiyah (Sulhul Hudaibiyah). Isi perjanjian itu sebagai berikut :

(1) Selama sepuluh tahun diberlakukan gencatan senjata antara kaum Quraisy

penduduk Mekah dan umat Islam penduduk Madinah.

(2) Orang Islam dari kaum Quraisy yang datang kepada umat Islam, tanpa seizin

walinya hendaklah ditolak oleh umat Islam.

(3) Kaum Quraisy tidak akan menolak orang-orang Islam yang kembali dan

bergabung dengan mereka.

(4) Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kaum Quraisy, atau

dengan kaum Muslimin dibolehkan dan tidak akan mendapat rintangan.

(5) Kaum Muslimin tidak jadi mengerjakan umrah saat itu, mereka harus kembali ke

Madinah, dan boleh mengerjakan umrah di tahun berikutnya, dengan persyaratan

:

• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah setelah penduduknya untuk

sementara keluar dari kota Mekah.

• Kaum Muslimin memasuki kota Mekah, tidak boleh membawa senjata.

• Kaum Muslimin tidak boleh berada di dalam kota Mekah lebih dari tiga hari-

tiga malam.

Kaum kafir Quraisy mengetahui, bahwa perjanjian Hudaibiyah itu sangat

menguntungkan kaum Muslimin. Umat Islam semakin kuat, karena hampir seluruh

semenanjung Arab, termasuk suku-suku bangsa Arab yang paling selatan telah

menggabungkan diri kepada Islam. Kaum kafir Quraisy merasa terpojok, dan mereka

secara sepihak berniat membatalkan perjanjian Hudaibiyah itu, dengan cara

menyerang Bani Khuza’ah yang berada di bawah perlindungan Islam. Sejumlah

156

orang dari Bani Khuza’ah mereka bunuh dan selebihnya mereka cerai-beraikan. Bani

Khuza’ah segera mengadu kepada Rasulullah SAW dan mohon keadilan.

Mendapat pengaduan seperti itu kemudian Nabi Muhammad SAW dengan

sepuluh ribu bala tentaranya berangkat menuju kota Mekah untuk membebaskan

kota Mekah dari para penguasa kafir yang zalim, yang telah melakukan pembunuhan

secara kejam terhadap umat Islam dan Bani Khuza’ah.

Rasulullah SAW sebenarnya tidak menginginkan terjadinya peperangan, yang

sudah tentu akan menelan banyak korban jiwa. Untuk itu Rasulullah SAW dan bala

tentaranya berkemah di pinggiran kota Mekah dengan maksud agar kaum kafir

Quraisy melihat sendiri, kekuatan besar dan bala tentara kaum Muslimin.

Taktik Rasulullah SAW seperti itu ternyara berhasil, sehingga dua orang

pemimpin Quraisy yaitu Abbas (paman Nabi SAW) dan Abu Sufyan (seorang

bangsawan Quraisy yang lahir tahun 567 M dan wafar tahun 652 M) datang

menemui Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.

Dengan masuk Islamnya kedua orang pemimpin kaum kafir Quraisy itu,

Rasulullah SAW dan bala tentaranya dapat memasuki kota Mckah dengan aman dan

membebaskan koba itu dari para penguasa kaum kafir Quraisy yang zalim.

Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya

pertumpahan darah.

Bahkan setelah itu, kaum Quraisy berbondong-bondong menyatakan diri

masuk Islam, menerima ajakan Rasulullah dengan kerelaan hati. Kernudian

bersama-sama bala tentara Islam mereka membersihkan Ka’bah dan berhala-

berhala dan menghancurkan berhala-berhala itu.

Kaum Muslimin masih menghadapi kaum musyrikin, yang semula bersekutu

dengan kaum kafir Quraisy yang telah masuk Islam itu, yaitu ; Bani Saqif, Bani

Hawazin, Bani Nasr, dan Bani Jusyam. Kaum musyrikin tersebut bersatu di bawah

pimpinan Malik bin Auf (Bani Nasr) berangkat menuju Mekah untuk menyerbu kaum

Muslimin, yang telah menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah.

Mendengar berita bahwa kaum musyrikin itu akan menyerang umat Islam di

Mekah, maka Rasulullah SAW memimpin bala tentaranya sebanyak 12000 orang

menuju ke lembah Hunain tempat kaum musyrikin berkemah. Maka terjadilah

pertempuran sengit antara pasukan Islam dan pasukan musyrikin, yang berakhir

dengan kemenangan di pihak Islam. Perang Hunain ini terjadi dua minggu setelah

peristiwa pembebasan kota Mekah.

Sisa pasukan musyrikin melarikan diri ke Thaif. Rasulullab SAW dan bala

tentaranya mengejar mereka sampai ke Thaif, lalu mengadakan pengepungan

selama beberapa hari lamanya sehingga pemimpin mereka Malik bin Auf dengan

seluruh pasukan gabungannya, yaitu: Bani Saqif, Bani Hawazim, Bani Nasr, dan

Bani Jusyam menyatakan masuk Islam.

Pada tabun ke-9 dan 10 H berbagai kabilah bangsa Arab seperti Bani Tamim,

Bani Amr, Bani Sa’ad Ibnu Bakr, dan Bani Abdul Haris datang ke Madinah

menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan dukungannya.

Dengan demikian seluruh Jazirah Arabia telah masuk Islam, dan masuk

wilayah pemerintahan Islam yang berpusat di Madinah. Rasulullab SAW dan umat

Islam memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang (lihat dan pelajari Q.S. An -

Nasr, 110: 1-3).

3. Dakwah Islamiah Keluar Jazirah Arabia

157

Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk

agama Islam, dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah

Rasulullah SAW kepada para penguasa atau para pembesar mereka.

Para penguasa atau para pembesar negara yang dikirimi surat dakwah

Rasulullab SAW itu seperti :

1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur

Yang menenima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya Dihijah bin

Khalifah. Heraclius tidak menenima seruan dakwah Rasulullab SAW karena tidak

mendapat persetujuan dari para pembesar negara dan pendeta. Namun surat

dakwah itu dibalasnya dengan tutur kata sopan,disamping mengirimkan hadiah

untuk Rasulullab SAW

2. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir

Rasulullah SAW mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya

yang bernama Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima

seruan untuk masuk Islam, namun dia menyampaikan surat balasan kepada

Rasulullah SAW dan mengirim hadiah-hadiah berupa seorang budak wanita,

kuda, keledai, dan pakaian-pakaian.

3. Syahinsyah, Kaisar Persia

Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena

kesombongannya surat dakwah Rasulullah SAW itu dirobek-robeknya.

Merigetahui surat dakwah itu dirobek-robek, Rasulullah menjelaskan bahwa

Syahin yang sombong itu akan dibunuh oleh anaknya sendiri pada malam Selasa

tanggal 10 Jumadil Awal tahun ke-7 hijrah. Apa yang diucapkan Rasulullah SAW

ternyata sesuai dengan kenyataan. Syahinsyah dibunuh oleh anaknya sendiri

Asv-Syirwaih karena kelalimannya.

Kemudian surat dakwah Rasulullah SAW dikirimkan pula kepada An-Najasyi

(Raja Ethiopia), Al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja

Yamanah), dan Al-Haris (Gubernur Romawi di Syam). Di antara penguasa-

penguasa tersebut yang menerima seruan dakwah Rasulullah, hanyalah Al-

Munzir bin Sawi penguasa Bahrain yang menyatakan masuk Islam dan mengajak

para pembesar negara dan rakyatnya agar masuk Islam.

B. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah SAW periode

Madinah adalah :

1. Berdakwah dimulai dan diri sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain

meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang

yang berdakwah itu harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.

2. Cara (metode) melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam

Surah An-Nahl, 16: 125. (Coba kalian cari dan pelajari!)

3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah SAW dan umatnya. Dalil wajibnya:

Al-Qur’an Surah Ali ‘Imrãn, 3: 104, dan Hadis Rasulullah SAW:

Artinya: “Sampaikanlah, apa yang berasal dariku (tentang Islam), walaupun hanya

satu ayat.“ (H.R. Bukhari)

158

4. Berdakwah dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan

niat untuk memperoleh popularitas dan keuntungan yang bersifat materi.

Umat Islam dalam melaksanakan tugas dakwahnya, selain harus menerapkan

pokok-pokok pikiran yang dijadikan sebagai strategi dakwah Rasulullah SAW, juga

hendaknya meneladani strategi Rasulullah SAW dalam membentuk masyarakat

Islam atau masyarakat madani di Madinah.

Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah masyarakat yang menerapkan

ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan sehingga terwujud kehidupan bermasyarakat

yang baldatun tayyibatun wa rabbun gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram,

damai, adil, dan makmur di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.

Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam seperti

tersebut adalah :

a. Membangun Masjid

Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah ialah

Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah. Masjid Quba ini

dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20 September 622 M).

Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap hari Sabtu, beliau

mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan menyampaikan dakwah Islam.

Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ada

Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh kaum:

Muhajirin dan Anshor, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Nabi

Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat, dan kelima

dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni : Abu Bakar r.a., Umar bin Khattab

r.a., Utsman bin Affan r.a., dan Ali bin Abu Thalib k.w.

Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa Rasulullah SAW adalah

sebagai berikut :

Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang akidah, ibadah, dan

akhlak.

Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya salat lima waktu, salat Jumat

Tarawih, salat Idul Fitri, dan Idul Adha. (Lihat Q.S. Al-Jinn, 72 : 18 !).

Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam bersumber

kepada A1-Qur’an dan Hadis.

Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial. Misalnya sebagai tempat

penampungan zakat, infak, dan sedekah dan menyalurkannya kepada yang

berhak menerimanya, terutama para fakir miskin dan anak-anak yatim terlantar.

Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin hubungan persaudaraan

sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya persatuan.

Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda, sebagai tempat

pengobatan para penderita sakit, terutama para pejuang Islam yang menderita

luka ikibat perang melawan orang-orang kafir. Sejarah mencatat adanya seorang

perawat wanita terkenal pada masa Rasulullah SAW yang bernama “Rafidah”.

Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat bermusyawarah dengan para

sahahatnya. Masalah-masalah yang dimusyawarahkan antara lain ; usaha usaha

untuk mengatasi kesulitan, usaha-usaha untuk memajukan umat Islam, dan

strategi peperangan melawan musuh-musuh Islam agar memperoleh

kemenangan,

b. Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Ansar

159

Muhajirin adalah para sahahat Rasulullah SAW penduduk Mekah yang

berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk asli

Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.

Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab

r.a. mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga terwujud persatuan

yang tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang Muhajirin mencari

dan mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya senasab

(seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga sebaliknya

orang Ansar.

Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengangkat Ali bin Abu Thalib

sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dicontoh oleh

seluruh sahahatnya misalnya :

Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasuluhlah SAW, pahlawan Islam yang

pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba sahaya, yang

kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah SAW.

Abu Bakar Ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin Zaid.

Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik Al Khazraji (Ansar).

Utsman bin Affan bersaudara dengan Aus bin Tsabit.

Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi (Ansar).

Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan orang Ansar, termasuk

Muhajirin setelah hijrahnya Rasulullah SAW dipersaudarakan secara sepasang-

sepasang, layaknya seperti saudara senasab.

Persaudaraan secara sepasang-sepasangseperti rersebut, ternyata

membuahkan hasil sesama Muhajirin dan Ansar terjalin hubungan persaudaraan

yang lebih baik. Mereka saling mencintai, saling menyayangi, hormat-menghormati,

dan tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin

berupa tempat tinggal, sandang pangan, dan lain-lain yang diperlukan. Namun kaum

Muhajirin juga tidak diam berpangku tangan, mereka berusaha sekuat tenaga untuk

mencari nafkah agar dapat hidup mandiri. Misalnya Abdurrahman bin Auf menjadi

pedagang, Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abu Thalib menjadi petani

kurma.

Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan mata pencaharian

oleh Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang beratap yang

disebut Suffa dan mereka dinamakan Ahlus Suffa (penghuni Suffa). Kebutuhan-

kebutuhan mereka dicukupi oleh kaum Muhajirin dan Ansar secara bergotong-

royong. Kegiatan Ahlus Suffa itu antara lain mempelajari dan menghafal Al-Qur’an

dan Hadis, kemudian diajarkannya kepada yang lain. Sedangkan apabila terjadi

perang antara kaum Muslimin dengan kaum kafir, mereka ikut berperang.

c. Perjanjian Bantu-Membantu antara Umat Islam dan Umat Non-Islam

Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga

golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani

Quraizah), dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam.

Rasulullah SAW membuat perjanjian dengan penduduk Madinah non-Islam

dan tertuang dalam Piagam Madinah. Isi Piagam Madinah itu antara lain:

(1) Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak pribadi,

keagamaan dan politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan penduduk

160

Madinah berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang membuat kerusakan

dan memberi keamanan kepada orang yang mematuhi peraturan.

(2) Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebebasan beragama.

(3) Seluruh penduduk Madinah yang terdiri dan kaum Muslimin, kaum Yahudi, dan

orang-orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka hendaknya saling

membantu dalam bidang moril dan materil. Apabila madinah diserang musuh,

maka seluruh penduduk Madinah harus bantu-membantu dalam

mempertahankan kota Madinah.

(4) Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara

dan perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada Rasulullah

SAW untuk diadili sebagaimana mestinya.

d. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yan Islami demi

Terwujudnya Masyarakat Madani

Islam tidak hanya mengajarkan bidang akidah dan ibadah, tetapi mengajarkan

juga bidang politik, ekonomi, dan sosial, yang kesemuanya bersumber pada Al

Qur’an dan Hadis.

Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah beragama Islam,

sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya pemerintahan Islam

merupakan keharusan. Rasulullah SAW selain sebagai seorang nabi dan rasul, juga

tampil sebagai seorang kepala negara (khalifah).

Sebagai kepala negara, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bagi sistem

politik islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah, umat Islam dapat mengangkat

wakil-wakil rakyat dan kepala pemerintahan, serta membuat peraturan peraturan

yang harus ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan syarat, peraturan peraturan itu

tidak menyimpang dan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis (dalil naqlinya lihat QS. An-

Nisã’, 4: 59).

Dalam bidang ekonomi Rasulullah SAW telah meletakkan dasar bahwa system

ekonomi Islam itu harus dapat menjamin terwujudnya keadilan sosial.

Dalam bidang sosial kemasyarakatan, Rasulullah SAW telah meletakkan dasar

antara lain adanya persamaan derajat di antara semua individu, semua golongan,

dan semua bangsa. Sesuatu yang membedakan derajat manusia ialah amal

salehnya atau hidupnya yang bermanfaat (lihat Q.S. Al-Hujurat, 49: 13).

EVALUASI

Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!

1. Sebutkan isi perjanjian Hudaibiyah!

2. Jelaskan inti pokok strategi dakwah Rasulullah saw pada periode Madinah!

3. Ceritakan tentang peristiwa Isro’ MI’raj Nabi dan jelaskan hikmahnya!

4. Siapakah yang dimaksud dengan golongan Muhajirin dan Anshor?

5. Jelaskan fungsi Masjid (lima saja) bagi umat Islam, khususnya pada masa

Rasulullah!

161

LATIHAN SOAL SEMESTER GENAP

1. Q.S. Ali Imran 159

Bacaan ayat tersebut yang tidak ada bacaan tajwidnya adalah

a. Ikhfa’ haqiqi c. idgham bigunnah e. Tafkhim

b. Matd thobi’i d. izhar safawi

2. Q.S. Ali Imran 159

Bacaan ayat tersebut terdapat bacaan tajwid yaitu...

a. Ikhfa’ haqiqi c. gunnah e. Mad Arid lissukun

b. Izhar halqi d. izhar qomariyah

c.

3. Q.S. Ali Imran 159 :

Dari ayat tersebut yang tidak ada artinya pada isian di bawah ini adalah....

a. didalam perkara itu c. Dan mohonlah ampun e. dan bermusyawarahlah

b. Apabila telah membulatkan tekad d. maka maafkanlah

4. Pada akhir ayat Q.S. Ali Imrab 159 :

Arti ayat di atas adalah...

a. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal

b. Sesungguhnya bertawakkal adalah usaha yang paling baik

c. Allah mencintai orang-orang yang bersabar

d. Sesungguhnya syaetan itu menjadi musuh nyata bagi orang beriman

e. Bermusyawarah pangkal akhirnya adalah bertawakkal

5. Q.S. Syura 38 terdapat ayat

Ayat di atas terdapat hukum bacaan seperti berikut, yaitu...

a. izhar halqi c. idgham bigunnah e. ikhfa’ haqiqi

b. izhar syafawi d. idgham bila gunnah

6. Q.S Asy Syura 38 berisi tentang....

a. Ajaran bertawakkal d. ajaran perkawinan

b. Ajaran berdemokrasi e. ajaran berakhlak mulia

c. Ajaran keimanan

7. Buah dari senang berinfak dan bersedekah adalah....

a. dimudahkan dalam belajar d. dimudahkan jadi siswa teladan

b. dimudahkan dalam membantu saudara e. dimudahkan dalam mendapat rizki

c. dimudahkan dalam membantu saudara

8. Dalam demokrasi sekuler persoalan apapun dapat dibahas, sedang dalam musyawarah Islami tidak

boleh bagi seseorang untuk membahas sesuatu yang telah...

a. disepakati bersama d. ditetapkan sebelumnya

b. dimusyawarahkan sebelumnya e. dipersoalkan bersama

c. dijelaskan oleh Al Qur’an dan Al Hadits

9. Untuk menjadi muslim yang baik, beriman dan beramal saleh, taat, dan bertakwa maka senantiasa

ia harus memiliki sikap “ As Shidqu “

Yang artinya ...

a. Menyayangi anak yatim d. memenuhi janji

b. Meninggalkan khianat e. Meraih cita-cita

c. Berhati jujur

162

10. Menyamakan malaikat dengan Allah swt, baik dalam zat, sifat maupun af’alnya termasuk

perbuatan...

a. perbuatan yang buruk d. kemaksiatan

b. kefasikan dan kemunafikan e, kemungkaran

c. syirik dan dosa besar

11. Beriman kepada malaikat mampu mendorong manusia agar senantiasa mengingat mati dan hidup,

serta mempersiapkan bekal untuk...

a. hidup selamanya d. hidup setelah mati

b. hidup di dunia e. mempersiapkan mati

c. masa depan anak dan cucunya

12. Berikut ini termasuk ciri-ciri orang yang betul-betul beriman kepada malaikat, kecuali...

a. Senantiasa melaksanakan perintah Allah, terutama yang wajib-wajin

b. Usaha sekuat tenaga agar selalu meninggalkan perbuatan haram

c. Berusaha agar tatkala meninggal dunia dalam kusnul khatimah

d. Menyadari bahwa malaikat itu makhluk Allah yang paling tinggi drajatnya

e. Membiasakan diri dengan akhlak terpuji

13. Setiap mukmin dan mukminat hendaknya menyadari bahwa dimanapun berada, disitulah ada

malaikat yang senantiasa....

a. mengawasi semua sikap dan tingkah laku manusia

b. mengontrol ibadah yang dilakukan manusia

c. mencari kesalahan perbuatan manusia

d. membantu kesusahan manusia

e. menyiksa umat manusia

14. Malaikat IZRAIL adalah malaikat yang bertugas untuk...

a. Mencatat perbuatan baik dan buruk manusia

b. Menanyai keimanan manusia di alam barzah

c. Membagi rizqi kepada semua makhluk di alam ini

d. Mencabut nyawa makhluk hidup

e. Menyiksa manusia yang masuk di neraka

15. Selain Malaikat terdapat juga makhluk Jin yang senantiasa terkena kwajiban seperti halnya

manusia untuk menjalankan syari’ah Islam. Sedangkan Rosul yang diikutinya adalah...

a. Para Malaikat karena sama-sama makhluk gaib

b. Para Ulama Jin

c. Para Rosul sebagaimana rosul-rosul manusia

d. Para Jin yang beriman ydan beramal soleh

e. Para raja-raja jin yang berkuasa

f.

16. Menurut Hadits Nabi bersilaturrahmi itu selain mempererat tali persaudaraan juga menimbulkan

hasil seperti berikut, yaitu...

a. menjadikan pandai d. menjadikan pejabat

b. mengurangi kebaikan e. memanjangkan umur

c. menambah masalah hidup

17. Petunjuk Nabi yang berkaitan dengan bertamu, apabila bertamu itu kalau memang harus menginap

maksimal sebaiknya selama...

a. satu hari b. dua hari c. tiga hari d. lima hari e. tidak ada ketentuan

18. Menurut Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa memakai perhiyasan emas bagi

kaum laki-laki merupakan...

163

a. kebanggaan yang baik untuk dilakukan d. keindahan yang boleh dipakai

b. larangan yang harus dihindari e. dibolehkan bila memakainya

c. boleh memakai asal tidak berlebihan

19. Aurat bagi wanita adalah seluruh bagian tubuhnya harus ditutupi supaya tetap indah dan nyaman,

kecuali...

a. muka dan telapak kakinya d. muka dan tapak tangannya

b. muka dan kedua lengannya e. mata dan kedua tangannya

c. kedua matanya saja

20. Islam melalui kedua sumber Al Qur’an dan Hadits memberikan batasan dan aturan yang jelas

mengenai tatacara berpakaian. Pada prinsipnya Islam mewajibkan setiap muslim dalam berpakaian

untuk...

a. melaksanakan ibadah sebaik-baiknya d. menghiyasi diri dg pakaian bagus dan mahal

b. menjaga dan memelihara jiwanya e. melaksanakan berpakaian yang model

c. menghiyasi diri dg pakaian indah dan iman

21. Riya’ adalah termasuk akhlak tercela yang harus dihindari. Tanda bagi orang yang suka bersikap

riya’ adalah...

a. suka disanjung c. suka berhutang e. suka beramal

b. suka membantu d. suka bekerja

22. Sikap Hasad bila masih tersimpan di dalam hati manusia, maka akan muncul sikap seperti berikut,

kecuali....

a. marah b.dengki c. benci d. permusuhan e. sabar

23. Iri hati yang dibolehkan berdasarkan hadis Nabi, seperti...

a. ingin menguasai istri orang lain, karena merasa istrinya tidak secantik dia

b. ingin memiliki ketampanan/kecantikan yang dimiliki orang lain

c. terhadap orang yang berilmu pengetahuan tinggi, dan ilmunya itu berguna untuk dirinya dan

orang lain

d. kepada seseorang yang kaya raya, dan kekayaannya diperoleh dengan cara haram

e. ingin memiliki kedudukan tinggi, yang diraih oleh seseorang dengan cara tidak halal.

24. Berikut ini yang termasuk perilaku aniaya terhadap diri sendiri ialah...

a. melakukan pencurian dan perampokan

b. membiarkan diri sendiri berada dalam kebodohan

c. lali dalam melaksanakan kegiatan sosial

d. bergaul dan beerkenalan dengan orang yang tidak beriman

e. tidak mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat

25. Menurut hadits Nabi HR Abu Daud dan Ibnu Majah, akibat dari perbuatan hasad akan

mengurangi amal baik bagi pelakunya, diibaratkan seperti....

a. tanah yang tersiram air hujan d. api yang menhabiskan kayu bakar

b. panas yang tersiram air hujan e. anai-anai yang beterbangan

c. minyak diatas air

26. Sikap riya bisa hilang dari diri manusia, bila manusia mampu....

a. mengamalkan apa yang telah diketahui d. menafsiri diri sendiri

b. memahami apa yang ia ketahui e. mengenal agama yang dianutnya

c. memahami agama dengan baik.

27. Pelajar yang memiliki sifat tidak adil pada dirinya sendiri, maka ia akan melakukan...

a. Ibadah dengan khusyu dan ikhlas d. berlaku riya’dan hasad

b. Menghiyasi diri dengan iman dan amal saleh e. memanfaatkan waktu yang kosong

164

c. Belajar keras dan menghilangkan kemalasan

28. Orang yang memiliki sikap aniaya dan zalim, biasanya terhadap harta berlaku....

a. Tamak c. Penimbun e. penyayang

b. Perusak d. Pemboros

29. Berikut ini yang tidak termasuk perilaku aniaya terhadap sesama manusia adalah....

a. gibah c. fitnah e. mengingatkan pelaku zalim

b. namimah d. membunuh

30. Seorang muslim mempunyai saldo uang setiap bulannya, kemudian ditabung di bank pada tanggal

1 januari 2006 setiap bulannya sebesar Rp 10.000.000,- harga emas setiap gramnya Rp 200.000,-

Jika tanggal 1 Januari 2007 jumlah uang tabungannya sebesar Rp 121.000.000,- maka besar zakat

yang harus dibayarkan adalah...

a. Rp 5.000.000,- c. Rp 4.050.000,- e. Rp 1.250.000,-

b. Rp 2.500.000,- d. Rp 3.025.000,-

31. Infak bagi seorang muslim hukumnya....

a. wajib b. mubah c. sunah d. makruh e. fardlu kifayah

32. Imam Malik dan Imam Syafi’i menyatakan bahwa mengapa kurma, gandum dan kismis itu

dizakati, karena....

a. makanan yang disukai para nabi dan rasul d. menjadi tanaman andalan

b. hanya dimilki orang Timur Tengah e. hanya hidup dipadang pasir

c. kesemuanya sebagai makanan pokok

33. Zakat harta disebut dengan istilah....

a. zakat fitrah b. zakat mal c. zakat infak d. zakat profesi e. zakat tjaroh

34. Pajak dan zakat sama-sama memilki tujuan seperti berikut, kecuali...

a. ekonomi c. keungan e. kemasyarakatan

b. pendidikan d. politik

35. Harta benda yang dimiliki seorang muslim tidak dikeluarkan zakatnya apabila belum memenuhi

syarat genap satu tahun yang disebut...

a. haul c. nisab e. qoul

b. mustahiq d. muzaqqi

36. Pak Husen memiliki penghasilan banyak karena pekerjaannya sebagai seorang pedagang yang

barang dagangannya sudah mencapai nisab, maka cara membayar zakatnya adalah...

a. dibayar seperti zakatnya unta

b. dibayar seperti zakatnya sapi

c. dibayar seperti zakatnya kambing

d. dibayar seperti ukuran zakat tanaman padi

e. e. dibayar seperti zakatnya pemilikan emas

37. Salah satu persamaan antara haji dan umrah adalah....

a. Persamaan syarat, wajib dan hukumnya d. persamaan miqat waktunya.

b. Keharusan wuquf di Arafah e. Mabit di Mina dan Muzdalifah

c. Persamaannya Melontar jumrah

38. Kegiatan yang harus dilakukan oleh jamaah haji adalah Wukuf di Padang Arafah secara serentak

bersama-sama yang dilaksankannya pada ....

a. tanggal 7 Dulhijjah c. tanggal 9 Dulhijjah e. tanggal 11-12-13 Dulhijjah

b. tanggal 8 Dulhijjah d. tanggal 10 Dulhijjah

165

39. Pada hari Tasyrik para jama’ah haji melaksankan kegiatan....

a. Mabit di Muzdalifah c. wukuf di padang Arafah e. Melontar jumrah

b. Salat arbain di masjid nabawi d. Bertahallul

40. Sa’i merupakan kegiatan haji dengan berlari-lari kecil antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak

tujuh kali, yang keberadaannya bertempat di....

a. Padang Arafah c. Masjid Madinah e. Muzdalifah

b. Masjidil Haram d. Mina

41. Hikmah dan fungsi ibadah haji dapat disebutkan sebagai berikut, adapun yang tidak termasuk

didalamnya adalah...

a. Merupakan sarana untuk menunjukkan kebesaran Allah

b. Merupakan konggres besar bagi umat Islam sedunia

c. Merupakan jaminan ampunan dari Allah yang sangat besar

d. Meningkatkan harta kekayaan yang luar biasa

e. Memerteguh iman dan taqwa kepada Allah swt.

42. Berwakaf diajarkan oleh Islam yaitu menafkahkan harta untuk kepentingan umum bagi keperluan

umat Islam, makna wakaf sendiri secara etimologis adalah...

a. memberikan sesuatu c. membangun sesuatu e. mengabadikan sesuatu

b. menahan sesuatu d. menafkahkan sesuatu

43. Harta yang dapat diwakafkan harus memenuhi syarat dan ketentuan wakaf, berikut ini adalah

harta yang tidak memenuhi syarat kecuali....

a. Barang yang mudah dikonsumsi oleh penerimanya

b. Kebun yang belum jelas kepemilikannya

c. Harta itu masih tanggungan orang lain

d. Harta itu harus jelas wujudnya dan batas-batasnya

e. Dapat dimanfaatkan dalam waktu singkat

44. Nadzir adalah orang yang memelihara harta wakaf, adapun tugas dan hak nadzir menurut UU RI

N0 41 pasal 11 tahun 2004 sebagai berikut, kecuali...

a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf

b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsinya

c. mengawasi dan ,melindungi harta benda wakaf

d. Berhak menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan harta wakaf

e. Mewariskan harta wakaf kepada pewarisnya.

45. Petugas pemerintah yang berwenang mencatat dan mengurusi serah terima harta wakaf serta

menerbitkan akta wakaf adalah....

a. Wakif c. Maukuf e. Pengadilan Agama

b. NAZDIR d. PPAIW

46. Hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Madinah memiliki arti....

a. Pelarian c. perpindahan e. persatuan

b. Perlindungan d. pengasingan

47. Setelah Nabi dapat hijrah di Madinah diantara suku ada yang kurang senang dengan kehadiran

Nabi Muhammad saw, suku tersebut adalah...

a. Suku Aus b. Suku Kinanah c. Suku Yamani d. Suku khazraj e. suku Yahudi

48. Perang antara kaum muslimin dengan orang kafir Quraisy selalu dimenangkan oleh kaum

muslimin, adapun yang tidak bisa menang adalah dikala perang...

a. Perang Badar c. Perang Uhud e. Perang Khandak

166

b. Perang Muktah d. Perang Siffin

49. Sewaktu orang Islam di madinah hendak menunaikan haji besar-besaran di kota Makah, orang

Kafir Quraisy menyangka perbuatan itu merupakan strategi akan menyerang dirinya, maka timbul

kebulatan tekad kaum muslimin untuk berikrar mempertahankan Agama Islam sampai titik darah

penghabisan. Sumpah setia itu dikenal dengan istilah...

a. Baiatur Ridwan c. Hudzaibiyah e. Fathu Makkah

b. Hijriyah d. Assalaamah

50. Sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah adalah seperti berikut, yaitu....

a. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu nadzir

b. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Quraizhah

c. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Kinanah

d. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Bakar

e. pelanggaran terhadap perjanjian Hudzaibiyah oleh Banu Hasyim

Soal Uraian

51. Jelaskan potongan ayat Q.S. Ali Imran Ayat 159 berikut :

52. Seorang muslim ketika menggali sumur menemukan bongkahan emas seberat 200 gram,

sedangkan harga emas 1gram Rp 200.000,- Berapakah membayar zakatnya?

53. Jelaskan mustahiq zakat ( 8 orang )sesuai dengan petunjuk Al Qur’an Surat At Taubah ayat 60 !

54. Sebutkan 10 Malaikat yang wajib kita ketahui beserta tugasnya !

55. Jelaskan tiga cara menunaikan ibadah haji bagi kaum muslimin !