AYAT-AYAT HUKUM KEWARISAN ISLAM adalah ½ dari HP. 2. Mengatur garis hukum tentang orang tua 11 d :...

24
AYAT-AYAT HUKUM DAN KHI TENTANG KEWARISAN ISLAM YENI SALMA BARLINTI HUKUM KEWARISAN ISLAM PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FHUI

Transcript of AYAT-AYAT HUKUM KEWARISAN ISLAM adalah ½ dari HP. 2. Mengatur garis hukum tentang orang tua 11 d :...

AYAT-AYAT HUKUM DAN KHI TENTANG

KEWARISAN ISLAMYENI SALMA BARLINTI

HUKUM KEWARISAN ISLAM

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

FHUI

HUKUM KEWARISAN ISLAM

DALAM AL QUR’AN

• QS. An Nisa ayat 7

• QS. An Nisa ayat 11

• QS. An Nisa ayat 12

• QS. An Nisa ayat 33

• QS. An Nisa ayat 176

HUKUM KEWARISAN ISLAM

DALAM KHI BUKU II

• Bab I Ketentuan Umum (Pasal 171)

• Bab II Ahli Waris (Pasal 172 – 175)

• Bab III Besarnya Bahagian (Pasal 176 – 191)

• Bab IV Aul dan Rad (Pasal 192 – 193)

• Bab V Wasiat (Pasal 194 – 209)

• Bab VI Hibah (Pasal 210 – 214)

QS AN NISA AYAT 7

a. Bagi anak laki-laki ada bagian warisan dari hartapeninggalan ibu bapaknya

b. Bagi aqrabun (keluarga dekat) laki-laki ada bagian warisandari harta peninggalan aqrabun (keluarga dekat yang laki-laki atau perempuan)-nya

c. Bagi anak perempuan ada bagian warisan dari hartapeninggalan ibu bapaknya

d. Bagi aqrabun (keluarga dekat) perempuan ada bagianwarisan dari harta peninggalan aqrabun (keluarga dekatyang laki-laki atau perempuan)-nya

Cont’d

e. Ahli waris itu ada yang mendapat warisan sedikit

dan ada yang mendapat warisan lebih banyak

f. Pembagian-pembagian itu ditentukan oleh Allah

Cont’d

Q.S.IV: 7

• Ayat ini merubah sistem hukum kewarisan Islam

secara fundamental dan juga perubahan mendasar

terhadap Ahli Waris.

• Pada masa pra-Islam anak perempuan dan anak laki-

laki yang masih kecil tidak berhak tampil sebagai ahli

waris, yang berhak tampil hanya laki-laki dewasa yang

bisa berperang dan menunggang kuda.

• Q.S. IV: 7 mengandung:

1. Asas Persamaan:

Baik laki-laki maupun perempuan diberikan hak mewaris, tidak ada

diskriminasi.

2. Asas keseimbangan:

Ahli waris laki-laki maupun perempuan, dewasa atau anak-anak bahkan bayi

dalam kandungan memeperoleh hak kewarisan sesuai dengan haknya masing-

masing. Ada yang memperoleh lebih banyak, ada yang lebih sedikit

tergantung pemanfaatan

Misal: Perolehan a.w orangtua lebih sedikit daripada perolehan anak.

3. Asas Ijbari:

Suatu ketentuan yang memaksa, dan tidak bisa diganggu gugat, sesuai

ketetapan yang diatur oleh Allah.

Ayat ini merupakan jaminan (kepastian hukum) bahwa perempuan dan laki-laki

berhak tampil mewaris.

Ayat ini juga belum mengatur besarnya perolehan masing-masing ahli waris.

QS AN NISA AYAT 11

a. Allah menentukan mengenai pembagian hartawarisan untuk anak-anakmu ialah untuk seoranganak laki-laki sebanyak bagian dua orang anakperempuan

b. Jika anak-anak kamu itu hanya anak perempuan sajadan jumlahnya ada dua orang atau lebih merekamendapat dua pertiga bagian harta peninggalan

c. Dan jika anak perempuan itu hanya seorang sajamaka baginya seperdua harta peninggalan

Cont’d

d. Dan bagi dua orang ibu bapak, masing-masingnyamendapat seperenam dari harta peninggalan kalua sipewaris meninggalkan anak (walad)

e. Maka jika si pewaris tidak meninggalkan anak (walad) dan mewarisinya ibu bapaknya maka bagi ibunyasepertiga, yaitu jika tidak ada baginya beberapa saudaraatau seorang saudara (ikhwatun)

f. Maka jika si pewaris tidak meninggalkan anak (walad), tetapi ada baginya beberapa saudara atau seorangsaudara (ikhwatun) dan mewarisinya ibu bapaknya, makabagi ibunya seperenam

Cont’d

g. Pelaksanaan pembagian harta warisan termaksud dalamgaris hukum a sampai dengan f itu sesudah dibayarkanwasiat dan/atau utang si pewaris

h. Ibu bapak kamu dan anak-anak kamu tidak kamu tahumana di antara mereka yang lebih dekat kemanfaatannyakepada kamu

i. Demikianlah ketentuan Allah yang wajib kamu ikuti

j. Bahwa sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahuidan Maha Bijaksana

• Q.S. IV: 11:

1. Mengatur garis hukum tentang anak

11 a : Jika Pewaris meninggalkan anak laki-laki danperempuan maka perolehannya anak laki-laki : anakperempuan = 2 : 1.

11 b : Jika Pewaris meninggalkan 2 anak perempuan ataulebih maka bagiannya 2/3 secara bersyarikah/bersama, maksudnya perbandingannya 1 : 1.

Misal: anak perempuannya 5 orang maka perolehan masing-masing 2/3 : 5 = 2/3 x 1/5 = 2/15 bagian.

11 c : Jika Pewaris meninggalkan 1 anak perempuan makabagiannya adalah ½ dari HP.

2. Mengatur garis hukum tentang orang tua

11 d : Jika Pewaris meninggalkan anak dan orang tua, makabapak dan ibu masing-masing memperoleh 1/6 bagian.

11 e : Jika Pewaris tidak meninggalkan anak, tetapimeninggalkan orang tua, maka ibu memperoleh 1/3 bagiandan bapak memperoleh sisa.

11 f : Jika Pewaris meninggalkan ibu dan saudara, maka ibumemperoleh 1/6.

Garis hukum kewarisan tentang anak dan orang tua adalahrasional, karena ada kebenaran dan keadilan dalam hukum. Jikaorang tua meninggal, maka anak berhak mewaris. Begitu pula sebaliknya, jika anak meninggal, maka orang tua berhak pula mewaris.

QS AN NISA AYAT 12

a. Duda karena (suami yang) kematian istri mendapatseperdua harta peninggalan istrinya kalua si istritidak meninggalkan anak (walad)

b. Duda karena (suami yang) kematian istri mendapatseperempat harta peninggalan istrinya kalua si istrimeninggalkan anak (walad)

c. Pelaksanaan pembagian harta warisan termaksuddalam garis hukum a dan b di atas dilakukan setelahdibayarkan wasiat dan/atau utang si pewaris

Cont’d

d. Janda karena (istri yang) kematian suami mendapatseperempat harta peninggalan suaminya kalau sisuami tidak meninggalkan anak (walad)

e. Janda karena (istri yang) kematian suami mendapatseperdelapan harta peninggalan suaminya kalau sisuami meninggalkan anak (walad)

f. Pelaksanaan pembagian harta warisan termaksuddalam garis hukum d dan e di atas dilakukan setelahdibayarkan wasiat dan/atau utang si pewaris

Cont’d

g. Jika ada seorang laki-laki atau seorang perempuan

diwarisi secara punah (kalalah), sedangkan baginya ada

seorang saudara laki-laki atau seorang saudara

perempuan, maka setiap mereka itu memperoleh

seperenam

h. Jika ada seorang laki-laki atau seorang perempuan

diwarisi secara punah (kalalah), sedangkan bagianya ada

saudara-saudara yang jumlahnya lebih dari dua orang,

maka mereka bersekutu (syaraka) untuk sepertiga

Cont’d

i. Pelaksanaan pembagian harta warisan tersebut dalamgaris hukum g dan h dilakukan setelah dibayarkan wasiatdan/atau utang si pewaris

j. Pembagian wasiat dan/atau pembayaran utang itu tidakboleh mendatangkan kemudaratan (kesempitan) kepadaahli waris

k. Demikianlah ketentuan Allah

l. Bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui lagiMaha Penyantun

Q.S. IV: 12

1. Mengatur garis hukum suami dan isteri

12 a : Jika istri meninggal, tidak ada anak, maka suami/duda

memperoleh ½ dari HP.

12 b : Jika istri meninggal, ada anak, maka suami/duda

memperoleh ¼ bagian dari HP.

12 d : jika suami meninggal, tidak ada anak, maka istri/janda

memperoleh ¼ bagian dari HP.

12 e : Jika suami meninggal, ada anak maka istri/janda

memperoleh 1/8 bagian dari HP.

2. Mengatur garis hukum Saudara

12 g : Jika Pewaris meninggalkan 1 saudara laki-laki atau

perempuan maka saudara memperoleh 1/6 bagian.

12 h : Jika Pewaris meninggalkan 2 saudara atau lebih, baik

perempuan maupun laki-laki atau perempuan dan laki-laki

maka mereka memperoleh 1/3 secara bersyarikat (dengan

perbandingan 1 : 1).

Q. IV : 12 g dan h : mengatur tentang kalalah. Ketentuan ini

diperjelas dalam Q.IV : 176.

QS AN NISA AYAT 33

a. Dan bagi setiap orang, Kami (Allah) telah menjadikan mawali(ahli waris pengganti) dari (untuk mewarisi) harta peninggalanibu bapaknya (yang tadinya akan mewarisi harta peninggalanitu)

b. Dan bagi setiap orang, Kami (Allah) telah menjadikan mawali(ahli waris pengganti) dari (untuk mewarisi) harta peninggalanaqrabun-nya (yang tadinya akan mewarisi harta peninggalan itu)

c. Dan bagi setiap orang, Kami (Allah) telah menjadikan mawali(ahli waris pengganti) dari (untuk mewarisi) harta peninggalantolan seperjanjiannya (yang tadinya akan mewarisi hartapeninggalan itu)

d. Maka berikanlah kepada mereka bagian warisan mereka

QS AN NISA AYAT 176

a. Mereka minta fatwa kepada engkau hai Muhammad (mengenaikalalah), katakana bahwa Allah memberi fatwa kepada kamumengenai (arti) kalalah itu ialah jika seseorang celaka(meninggal dunia) tidak ada baginya walad (atau mawali walad)

b. Kalau (bagi orang yang meninggal kalalah itu) ada seorangsaudara perempuan, maka bagi saudara perempuan ituseperdua harta peninggalannya

c. Kalau orang yang meninggal kalalah itu seorang perempuan(atau seorang laki-laki) dan baginya ada saudara laki-laki, makasaudara laki-lakinya itulah yang mewarisi (semua harta)-nya, jika tidak ada walad (atau mawali walad) bagi saudara perempuan(atau saudara laki-laki) yang meninggal itu

Cont’d

d. Kalau bagi orang yang meninggal kalalah itu ada saudaraperempuan dua orang (atau lebih) maka bagi keduanya (bagimereka) dua pertiga harta peninggalan

e. Dan jika bagi orang yang meninggal kalalah itu ada saudara-saudara yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, maka bagianseorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudaraperempuan

f. Allah menerangkan ketentuan tersebut kepada kamu agar kamu tidak tersesat (mengenai pengertian kalalah danpembagian warisan apabila terjadi pewarisan dalam hal kalalahitu), dan Allah itu mengetahui segala sesuatunya

Q.S. IV : 176

• 176 a : Pengertian kalalah Jika seseorang meninggal dunia

tanpa meninggalkan anak.

• 176 b : Jika Pewaris meninggalkan 1 orang saudara perempuan

maka ia memperoleh ½.

• 176 c : Jika Pewaris meninggalkan saudara laki-laki baik 1 orang

atau lebih maka ia mendapat seluruh HP.

• 176 d : Jika Pewaris meninggalkan saudara perempuan 2 orang

atau lebih maka memperoleh 2/3 secara bersyarikat/bersama.

• 176 e : Jika Pewaris meninggalkan saudara laki-laki dan

perempuan maka bagian laki-laki adalah 2 kali bagian

perempuan (2 : 1).

Penggunaan Q.S.IV: 12 g - h dan

Q.S. IV : 176 dalam Perolehan

SaudaraMenurut bilateral Hazairin:

• Q. IV : 12 g,h : Jika Pewaris kalalah dan ayah masih hidup.

• Q. IV : 176 : Jika Pewaris kalalah dan ayah sudah meninggal.

Patrilineal Syafi’i :

• Q. S. IV : 12 g,h : Jika Pewaris kalalah dan meninggalkan

saudara seibu.

• Q.S. IV : 176 : Jika Pewaris kalalah dan meninggalkan saudara

sekandung dan sebapak.

TERIMA KASIH

WASSALAM