Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

download Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

of 5

Transcript of Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

  • 7/30/2019 Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

    1/5

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangMerak Bakauheni merupakan lintasan penyeberangan strategis bagi

    pergerakan antara Pulau Jawa dan Sumatera, khususnya bagi Provinsi Banten dan

    Lampung (Ditjen LLASDP Kementerian Perhubungan, 2012). Saat ini lintasan

    Merak Bakauheni merupakan jalur penyeberangan kapal Ro-Ro terpadat di

    Indonesia. Jumlah penumpang yang melalui kedua pelabuhan penyeberangan ini

    meningkat terus dari waktu ke waktu, dimana data jumlah kendaraan yang

    menggunakan angkutan penyeberangan sejak tahun 2000 hingga tahun 2011

    menunjukkan nilai pertumbuhan rata-rata mencapai 5,99% per tahun dengan

    jumlah kendaraan menyeberang pada tahun 2011 mencapai 10.310 kendaraan per

    hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.929 kendaraan (38,10%) merupakan

    kendaraan penumpang (PT ASDP Cabang Merak dan Bakauheni, 2012).

    Saat ini moda penyeberangan merupakan satu-satunya pilihan moda

    transportasi yang dapat dipilih oleh penduduk yang akan melakukan perjalanan

    menggunakan moda darat dari wilayah Jawa khususnya Banten menuju Sumatera

    khususnya Lampung. Fenomena yang terjadi saat ini di penyeberangan Banten

    Lampung atau Merak Bakauheni adalah terjadinya antrian yang panjang dan

    waktu tempuh penyeberangan yang relatif lama, mencapai hingga dua setengah

    jam untuk menempuh sekitar lima belas mil jarak penyeberangan menggunakan

    kapal cepat dan kapal Ro-Ro (PT ASDP Cabang Merak, 2012).

  • 7/30/2019 Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

    2/5

    2

    Untuk meningkatkan kinerja pelabuhan sehingga dapat memperkecil delay

    kapal dan mengurangi jumlah antrian kendaraan maupun penumpang yang akan

    melakukan penyeberangan diperlukan investasi tambahan sebesar kurang lebih

    satu trilyun rupiah di Pelabuhan Merak dan Bakauheni (Komite Tetap Bidang

    Perhubungan Laut DPP Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, 2012).

    Kementerian Pekerjaan Umum hingga tahun 2012 ini masih melakukan

    perencanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda. Kebutuhan biaya konstruksi

    diperkirakan mencapai 120 Trilyun Rupiah dengan masa konstruksi selama 20

    tahun. Dalam perencanaannya, akan diterapkan sistem jembatan tol yang

    diatasnya akan dilengkapi dengan lintasan rel kereta api untuk memfasilitasi

    demand perjalanan dari Banten menuju Lampung sebagai alternatif moda darat

    yang ada saat ini. (Kementerian Pekerjaan Umum, 2012).

    Dari hasil studi Kementerian Pekerjaan Umum yang dilaksanakan pada

    tahun 2008, dengan menggunakan metode pemodelan transportasi empat tahap

    menunjukan hasil proporsi kendaraan akan sebagian besar beralih ke jembatan tol

    Selat Sunda, yaitu sebesar 67% atau sebesar 13,771 smp/hari (Kementerian

    Pekerjaan Umum, 2008). Dari kondisi ini maka dirasa perlu untuk menganalisis

    pemodelan terhadap pilihan infrastruktur tersebut dengan menggunakan metode

    yang lain, yaitu metode yang disebut Stated Preference.

    Stated Preference adalah sebuah pendekatan menyampaikan pernyataan

    pilihan (option) berupa suatu hipotesa untuk dinilai oleh responden. Dengan

    menggunakan metode Stated Preference akan didapatkan data berdasarkan opini

    calon pengguna untuk memilih infrasruktur apa yang akan dipilih pada masa yang

    akan datang, sehingga dapat dievaluasi besarnya kecenderungan penggunaan

  • 7/30/2019 Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

    3/5

    3

    infrastruktur yang ditawarkan, yaitu berupa Jembatan Tol Selat Sunda atau

    prasarana dan sarana Penyeberangan, serta dapat memprediksi permintaan jasa

    angkutan yang lebih responsif sesuai dengan permintaan pengguna jasa angkutan,

    khususnya angkutan jalan (jembatan tol), dan penyeberangan.

    1.2 Perumusan MasalahSejalan dengan perkembangan wilayah dan peningkatan perekonomian

    masyarakat, maka jumlah perjalanan yang dilakukan semakin meningkat. Hal ini

    terlihat dari jumlah pergerakan penumpang dan barang yang semakin hari

    semakin besar, dimana salah satunya terjadi di penyeberangan arah Banten

    menuju Lampung. Antrian kendaraan yang hendak melakukan penyeberangan

    semakin besar (PT ASDP Cabang Merak, 2012).

    Rencana akan dibangunnya jembatan tol Selat Sunda merupakan salah

    satu solusi untuk mengatasi masalah kemacetan dan penumpukan yang terjadi

    pada moda penyeberangan. Untuk itu perlu diketahui seberapa besar jumlah

    pergerakan dalam hal ini angkutan mobil penumpang yang akan menggunakan

    infrasruktur jembatan tol sebagai sarana penyeberangan alternatif selain

    menggunakan menggunakan angkutan penyeberangan.

    Salah satu sarana angkutan yang dapat digunakan oleh angkutan

    penumpang untuk menyeberang melalui Selat Sunda adalah menggunakan moda

    penyeberangan dan infrastruktur jembatan tol. Dengan menggunakan jembatan

    tol, pengguna akan dapat menyeberang langsung menggunakan kendaraannya

    dengan waktu tempuh selama sekitar empat puluh menit. Dengan melalui

  • 7/30/2019 Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

    4/5

    4

    penyeberangan menggunakan kapal Ro-Ro, pengguna dapat menyeberang dengan

    waktu tempuh selama dua setengah jam.

    Perbedaan waktu yang sangat signifikan tersebut tentunya akan

    memberikan respon yang berbeda bagi setiap pengguna jasa penyeberangan dan

    jembatan tol, baik ditinjau dari aspek frekuensi, waktu perjalanan, maupun biaya

    yang diberikan oleh setiap jenis infrastruktur transportasi tersebut. Dari hasil

    pemilihan infrastruktur yang didapatkan, maka dapat diprediksi pula

    keberlangsungan dari dua jenis infrastruktur tersebut bila dibandingkan antara

    jumlah pergerakan yang dilakukan dengan biaya investasi yang dikeluarkan.

    1.3 Tujuan PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:

    1. Membangun model pemilihan infrastruktur dengan teknik stated preference.2. Menghitung jumlah pergerakan mobil penumpang yang akan melalui

    jembatan tol Selat Sunda dan penyeberangan Merak-Bakauheni.

    1.4 Pembatasan MasalahPembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pemodelan hanya dilakukan terhadap pergerakan menggunakan mobilpenumpang.

    2. Survei hanya dilakukan terhadap pengendara/pengguna mobil penumpangyang berada di Pelabuhan Merak dan Bakauheni yang telah dan akan

    melakukan penyeberangan.

  • 7/30/2019 Bab 1 - Pendahuluan (Tesis Fath)-5

    5/5

    5

    3. Analisis tidak memperhitungkan pergerakan kendaraan barang dan kendaraanlainnya.

    4. Variabel yang digunakan dalam pertimbangan pemilihan infrastruktur adalahwaktu tempuh kendaraan, tarif lintas, dan time headway sebagai komponen

    Level of Service.

    5. Struktur dan besaran tarif yang digunakan dalam analisis adalah struktur danbesaran tarif resmi eksisting untuk penyeberangan dan tarif rencana hasil studi

    yang telah dilaksanakan untuk jembatan tol, dimana selama penelitian

    dianggap tidak berubah.