BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Umum -...

27
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi dan Konsep Asuransi Kerugian Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, asuransi atau pertanggungan adalah : “perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikat diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. Menurut pasal 246 KUHD Asuransi adalah : “Perjanjian, dengan mana penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena peristiwa yang tak tertentu”. Menurut Mark R Greene (The Journal of Risk and Insurance), membagi perkataan “asuransi” atas dua aspek. Pertama sebagai lembaga ekonomi yang diciptakan untuk fungsi tertentu sedangkan aspek kedua dilihat dari segi hukum yakni merupakan perjanjian antara dua pihak (Penanggung dan Tertanggung). Adapun definisi yang diberikan adalah : 1. “Insurance is an economic institution that reduce risk by combining under one management, a group of objects situated that the aggregate accidental losses to which the group is subject become predictable within narrow limits” 2. “Insurance is usually effected by, and can be said to include, certain legal contracts under which the insurer, for long duration, promise to reimburse the insured or render services in case of certain described accidental losses suffered during the term of the aggreement”.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Umum -...

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Definisi dan Konsep Asuransi Kerugian

Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992, asuransi

atau pertanggungan adalah : “perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

pihak penanggung mengikat diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi

asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum

kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.

Menurut pasal 246 KUHD Asuransi adalah : “Perjanjian, dengan mana

penanggung mengikat diri pada tertanggung, dengan menerima premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena

peristiwa yang tak tertentu”.

Menurut Mark R Greene (The Journal of Risk and Insurance), membagi

perkataan “asuransi” atas dua aspek. Pertama sebagai lembaga ekonomi yang

diciptakan untuk fungsi tertentu sedangkan aspek kedua dilihat dari segi hukum

yakni merupakan perjanjian antara dua pihak (Penanggung dan Tertanggung).

Adapun definisi yang diberikan adalah :

1. “Insurance is an economic institution that reduce risk by combining under

one management, a group of objects situated that the aggregate accidental

losses to which the group is subject become predictable within narrow limits”

2. “Insurance is usually effected by, and can be said to include, certain legal

contracts under which the insurer, for long duration, promise to reimburse

the insured or render services in case of certain described accidental losses

suffered during the term of the aggreement”.

10

Dari beberapa definisi/pengertian diatas, dapat dirangkum empat unsur yang terlibat

dalam asuransi, yaitu :

• Unsur 1 : Pihak Tertanggung (The Insured) yaitu pihak yang berjanji

membayar premi kepada Pihak Penanggung (Insurer).

• Unsur 2 : Pihak Penanggung yaitu pihak yang berjanji akan membayar

sejumlah uang kepada Pihak Tertanggung apabila terjadi unsur 3 dibawah ini.

• Unsur 3 : Peristiwa yang terjadi karena suatu hal yang tidak diketahui terlebih

dahulu atau peristiwa yang tidak pasti terjadi.

• Unsur 4 : Pihak Penanggung adalah lembaga ekonomi yang mengelola risiko

dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan melalui pengkombinasian

sejumlah obyek-obyek yang cukup besar jumlahnya dalam suatu pengelolaan,

sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-

batas tertentu.

Berbicara mengenai risiko, kiranya asuransi merupakan salah satu alternatif

metode pengelolaan risiko yang paling efektif. Walaupun demikian tidak semua

risiko dapat diasuransikan, terdapat beberapa persyaratan yang mendasar harus

dipenuhi agar risiko dapat diasuransikan seperti antara lain :

1. Kerugian yang mungkin terjadi mempunyai sifat terbatas dan harus dapat

ditentukan serta diukur.

2. Kerugian yang mungkin terjadi harus tidak dapat diduga terlebih dahulu,

berasal dari luar dan sifatnya tidak disengaja

3. Risiko-risiko yang menimbulkan kerugian bersifat homogen atau mempunyai

banyak persamaan sehingga dapat diadakan perhitungan yang wajar atas

kemungkinan kerugian.

4. Kerugian yang terjadi tidak menimbulkan malapetaka yang besar pada waktu

yang bersamaan.

Jenis usaha perasuransian berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 tahun 1992 adalah :

11

a. Usaha asuransi terdiri dari :

1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari

peristiwa yang tidak pasti.

2. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam

penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau

meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.

3. Usaha Reasuransi yang memberikan jasa dalam

pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh

Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan Asuransi

Jiwa.

b. Usaha Penunjang usaha asuransi terdiri dari :

1. Usaha Pialang asuransi yang memberikan jasa keperantaraan

dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti

rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

2. Usaha Pialang reasuransi yang memberikan jasa keperantaraan

dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian

ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan

perusahaan asuransi.

3. Usaha Penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa

penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi yang

dipertanggungkan.

4. Usaha Konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultansi

aktuaria.

5. Usaha Agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraan

dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama

penanggung.

12

2.1.2 Pengertian Sistem

Menurut Sucipto, (2010:1-2). Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang

saling berkaitan dan bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga

menghasilkan keluaran (output). Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut Sucipto, (2010: 222-223). Informasi berarti data yang telah dibentuk

dalalm suatu format yang mempunyai arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya

data merupakan sekumpulan baris fakta yang mewakili peristiwa yang terjadi pada

organisasi atau lingkungan fisik sebelum diolah dalam suatu format yang dapat

dipahami dan digunakan orang. Sistem informasi juga bermanfaat untuk lingkungan

eksternal.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah suatu kombinasi

terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti

lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan

database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di

dalam suatu bentuk organisasi.

Gambar 2.1 Sistem Informasi

(Sumber : Jugiyanto, 2005 : 11)

2.1.5 Pengertian Data

Data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk

pengambilan keputusan (Kumorotomo dan Margono, 2010:11).

13

2.1.6 Business Intelligence

Menurut Rainer & Cegielski (2011:360) sistem business intelligence (BI)

adalah sistem informasi yang menyediakan dukungan berbasis komputer untuk

keputusan yang kompleks dan tidak rutin terutama untuk manajer tengah dan

knowledge workers.

Terdapat beberapa fokus pada pengukuran kinerja bisnis, termasuk seperti

balanced scorecards, dashboards, dan menggunakan keyprocess indicators (KPIs).

Dashboard adalah sistem informasi yang mendukung semua manajer organisasi

dengan menyediakan akses yang cepat kepada informasi yang terbaru dan akses

langsung kepada informasi terstruktur dalam bentuk laporan-laporan (Rainer &

Cegielski , 2011:366).

Tujuan utama dari sebuah BI adalah untuk memungkinkan akses yang

interaktif (terkadang dalam real time) terhadap data, memungkinkan untuk

manipulasi data dan untuk memberikan manajer dan penganalisa bisnis kemampuan

untuk melakukan analisa yang tepat. Hal tersebut dilakukan dengan menganalisa

data, situasi, dan kinerja, baik yang sedang berjalan maupun historis sehingga

memungkinkan pembuat keputusan mendapatkan wawasan yang bernilai untuk

mengambil keputusan yang lebih baik. Jadi BI menstransformasi data menjadi

informasi, lalu informasi dianalisa untuk membuat keputusan, dan terakhir tindakan

(Turban, Sharda, Delen, & King, 2011).

Manfaat utama BI bagi perusahaan adalah kemampuan untuk menyediakan

informasi yang akurat ketika dibutuhkan, termasuk apabila ingin melihat secara real-

time mengenai kinerja perusahaan. Informasi-informasi tersebut harus dapat

digunakan untuk semua tipe keputusan, seperti untuk perancangan strategi,

perencanaan, dan bahkan untuk bertahan (Turban, Sharda, Delen & King, 2011).

Contoh manfaat business intelligence bagi perusahaan yaitu, menentukan segmentasi

pelanggan hal tersebut dilakukan untuk mempersonalisasikan hubungan pelanggan

untuk kepuasan dan retensi. Selain itu untuk mendeteksi kecurangan, dimana

mendeskripsikan dan mengelompokan transaksi yang terlihat bersifat menipu.

Sehingga dengan informasi tersebut perusahaan dapat segera mengambil tindakan

cepat guna meminimalisir kerugian atau biaya.

14

Contoh dari BI yaitu informasi historikal pada presentasi pesanan pelanggan

pada tanggal permintaan pelanggan. Pesanan pelanggan secara individu yang di

deliver dengan infomasi historikal. Selain itu terdapat juga penilaian terhadap

seberapa berharga pelanggan yang dinilai dari histori penjualan dan informasi

pendapatan, serta demografi pelanggan dan juga eksternal data. Contoh lainnya yaitu

analisa kepuasan pelanggan, analisa komplain pelanggan, analisa kehilangan

pelanggan.

2.1.7 Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional

(RDBMS) produk Microsoft. Bahasa Query utamanya adalah Transact-SQL yang

merupakan imp lementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh

Microsoft. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis

data berskala kecil samp ai dengan menengah, tetepi kemudian berkembang dengan

digunakannya SQL Server pada basis data besar.

2.1.8 Pengertian Basis Data

Menurut Connoly dan Begg (2010, p65), basis data adalah suatu kumpulan

logikal data yang berhubungan dan dekripsi dari data tersebut yang di rancang untuk

kebutuhan informasi suatu organisasi.

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p548), basis data adalah kumpulan file

yang saling terkait. Basis data tidak hanya merupakan kumpulan file. Record pada

setiap file harus memperbolehkan hubungan-hubungan untuk menyimpan file lain.

Keuntungan basis data (Whitten dan Bentley,2007,p549) yaitu :

• Kemampuannya untuk menggunakan data yang sama di

banyak aplikasi dan sistem.

• Penyimpanan data dalam format yang fleksibel. Hal

inididefinisikan secara terpisah dari sistem informasi dan

program-program aplikasi yang akan menggunakan basis data.

15

• Teknologi basis data menyediakan skalabilitas superior, dalam

arti basis data dan sistem yang menggunakannya dapat

ditingkatkan atau dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan perubahan pada sebuah organisasi.

• Kemajuan independensi data yang sangat mengurangi

redudansi data, telah mengingkatkan fleksibilitas.Berdasarkan

pengertian di atas, dapat disimpulkan basis data adalah

sekumpulan data yang terintegrasi dan di rancang untuk

memelihara informasi dan membuat informasi tersebut

tersedia untuk memenuhi suatu kebutuhan organisasi.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertian Analisis SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness),

peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal

perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang

dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan

yang dihadapi.

Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan

dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama

kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.

Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal

dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan

strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan

internal dan mengatasi kelemahan.

Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu :

1. Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau

keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para

pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani

oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan

16

adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan di pasar

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam

sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara

efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan

tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya

keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan

pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan

perusahaan.

3. Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan

penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti

perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara

perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan

gambaran peluang bagi perusahaan.

4. Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan

dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan

pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang

diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan

pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan

ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Faktor Positif Faktor Negatif

Fak

tor

Inte

rnal

STRENGTH WEAKNESS

Fak

tor

Eks

tern

al

OPPORTUNITY THREAT

Gambar 2.2 Analisis SWOT

17

(Sumber dari : Rangkuti, Freddy 2008, Analisis SWOT Teknik membedah

kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta)

2.2.2 Database System Development Lifecycle (DSDL)

Database System Development Lifecycle merupakan komponen yang penting

dalam sistem basis data karena aplikasi dari database lifecycle berkaitan dengan

sistem informasi yang ada (Connolly dan Begg, 2010, p262).

Langkah-Langkah dari Database System Development Lifecycle :

Gambar 2.4 Tahapan siklus hidup aplikasi basis data

(Sumber : Connolly, 2010, p264)

A. Database Planning (Perencanaan Basis Data)

Tujuan dari database planning adalah Kegiatan manajemen yang

memungkinkan tahapan dari pengembangan siklus hidup sistem database

untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin (Connolly dan Begg,

2010, p263).

18

Database planning harus diintegrasikan dengan keseluruhan strategi sistem

informasi berikutnya. Ada 3 hal penting dalam menyusun sebuah strategi

sistem informasi, yaitu:

1. Identifikasi dari tujuan dan rencana perusahaan dengan penentuan

kebutuhan sistem informasi berikutnya.

2. Evaluasi dari sistem informasi saat ini untuk menentukan kelebihan

dan kelemahan yang ada saat ini.

3. Penilaian dari kesempatan-kesempatan TI yang mungkin

menghasilkan keuntungan komprehensif. Langkah penting dari tahap

ini adalah mendefinisikan secara jelas tentang pernyataan misi untuk

proyek basis data. Pernyataan tersebut mendefinisikan tujuan utama

dari ap likasi basis data. Bila pernyataan tersebut selesai maka

langkah selanjutnya adalah mengidentifikasikan sasarannya.

Pernyataan dan sasaran ini perlu didukung oleh informasi-informasi

tambahan yang menentukan pekerjaan yang harus diselesaikan,

sumber-sumber yang mendukungnya, dan biaya yang harus

dikeluarkan.

B. System Definition (Definisi Sistem)

System Definition menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem

basis data dan pandangan pengguna utama (Connolly dan Begg, 2010,

p266). Sebelum merancang aplikasi basis data, maka harus

mengidentifikasikan batasan dari sistem dan bagaimana sistem tersebut

berinteraksi dengan bagian lain dari informasi perusahaan. User view

menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data dari sudut

pandang jabatan tertentu, seperti manajer atau pengawas, maupun dari sudut

pandang area aplikasi perusahaan, seperti pemasaran, personalia, atau

pengawasan persediaan, dalam hubungannya dengan data yang akan

disimpan dan transaksi yang akan dijalankan terhadap data itu (Connolly dan

Begg, 2010, p266).

C. Requirement Collection and Analysis (Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan)

Pengumpulan dan analisis kebutuhan adalah Proses mengumpulkan informasi

menganalisis tentang bagian dari organisasi yang harus didukung oleh sistem

basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi

19

persyaratan untuk sistem baru. (Connolly dan Begg, 2010, p266). Informasi

yang dikumpulkan termasuk :

1. Penjabaran dari data yang digunakan

2. Detail mengenai bagaimana data digunakan

3. Kebutuhan tambahan apapun untuk aplikasi basis data yang baru.

Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasikan

kebutuhan yang dimasukkan untuk aplikasi basis data yang baru

tersebut.

Ada 3 macam pendekatan untuk mengatur kebutuhan dari sebuah aplikasi

basis data dengan berbagai pandangan pemakai, yaitu :

1. Pendekatan Centralized

Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai disatukan menjadi satu

set kebutuhan untuk aplikasi basis data. Umumnya pendekatan ini

dipakai jika basis datanya tidak terlalu kompleks.

2. Pendekatan View Integration

Kebutuhan untuk tiap pandangan pemakai digunakan untuk

membangun sebuah model data yang terpisah yang

merepresentasikan tiap pandangan pemakai tersebut. Hasil dari

data-data model tersebut kemudian disatukan di bagian desain

basis data.

3. Kombinasi keduanya

Dalam pengumpulan data informasi ini, ada beberapa teknik dan

salah satunya adalah fact-finding technique. Teknik fact-finding

adalah suatu proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik

seperti wawancara atau kuisioner untuk mengumpulkan fakta-

fakta tentang sistem dan kebutuhan-kebutuhannya (Connolly dan

Begg, 2010, p291). Ada lima kegiatan yang dipakai dalam

kegiatan ini, yaitu :

1) Memeriksa dokumentasi dan formulir

Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh

dengan memeriksa dokumen-dokumen, formulir, laporan,

dan file yang berhubungan dengan sistem yang sedang

berjalan.

20

2) Wawancara

Bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa

kebenaran fakta yang ada dan mengklarifikasikannya,

membangkitkan semangat, melibatkan pengguna akhir,

mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan, dan

mengumpulkan ide-ide dan pendapat (Connolly dan Begg,

2010, p295). Teknik ini memerlukan kemampuan

komunikasi yang baik untuk menghadapi pengguna yang

memiliki nilai, prioritas, pendapat, motivasi, dan

kepribadian yang berbeda-beda.

3) Mengamati operasional perusahaan

Memungkinkan untuk ikut serta atau mengamati seseorang

dalam melakukan kegiatan untuk mempelajari sistem.

Salah satu faktor pengamatan dapat berhasil adalah dengan

mencari informasi sebanyak mungkin tentang aktivitas-

aktivitas yang akan diamati serta orang yang melakukan

aktivitas tersebut.

4) Penelitian

Jurnal komputer, buku-buku referensi, dan internet

merupakan sumber informasi yang baik yang menyediakan

informasi bagaimana orang lain memecahkan masalah

yang serupa.

5) Kuisioner

Kuisioner adalah suatu dokumen dengan tujuan khusus

yang memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari banyak

orang sambil menjaga kontrol terhadap tanggapan yang

diberikan (Connolly dan Begg, 2010, p296).

D. Database Design (Perancangan Basis Data)

Perancangan basis data ad alah suatu proses menciptakan desain yang akan

mendukung pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem

database yang diperlukan. (Connolly dan Begg, 2010, p270). Terdapat 3 fase

dalam pembuatan desain database, yaitu:

1. Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Database

Design)

21

Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun

suatu model data yang digunakan dalam suatu perusahaan,

independen dari semua pertimbangan fisik. (Connolly dan Begg,

2010, p272). Tujuan dari perancangan basis data konseptual

adalah untuk membangun sebuah model data konseptual dari

persyaratan data dari perusahaan. (Connolly dan Begg, 2010,

p420). Conceptual Database Design secara keseluruhan terbebas

dari detil penerapannya, seperti Database Management System

(DBMS) software, aplikasi program, programming language,

hardware platform atau pertimbangan fisik lainnya. Tahapan yang

dilakukan dalam conceptual database design adalah membangun

model data konseptual lokal untuk setiap view, yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi jenis entitas

b) Mengidentifikasi jenis hubungan

c) Mengidentifikasi dan asosiasi atribut dengan jenis

entitas atau hubungan

d) Menentukan domain atribut

e) Menentukan kandidat, primer, dan atribut kunci

alternative

f) Pertimbangkan penggunaan konsep-konsep pemodelan

ditingkatkan

g) Memeriksa model redundansi

h) Memvalidasi model data konseptual terhadap transaksi

pengguna

i) Tinjauan konseptual data model dengan pengguna

2. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design)

Tujuan perancangan logikal basis data adalah untuk

menerjemahkan data model konseptual ke dalam model data logis

dan kemudian untuk memvalidasi model ini untuk memeriksa

bahwa itu secara struktural benar dan dapat mendukung transaksi

yang diperlukan. (Connolly dan Begg, 2010, p440). Logical

database design adalah proses membangun suatu model data

yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan data model

22

spesifik, tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan

fisik lainnya. (Connolly dan Begg, 2010, p273).

Tahapan yang dilakukan dalam logical database design ad alah

sebagai berikut :

1) Menganalisis relasi untuk logical model data.

2) Validasi hubungan menggunakan normalisasi.

3) Validasi hubungan terhadap transaksi pengguna.

4) Mendefinisikan integrity constraint.

5) Review logical model data lokal dengan user.

6) Menggabungkan model data logikal ke dalam model data

global (option step).

7) Periksa untuk pertumbuhan masa depan.

3. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Database Design)

Perancangan basis data fisikal adalah proses memproduksi

deskripsi implementasi basis data pada penyimpanan sekunder; itu

menggambarkan basis relasi, organisasi file, dan indeks yang

digunakan untuk mencapai akses yang efisien ke data, dan setiap

kendala integritas terkait dan langkah-langkah keamanan.

(Connolly dan Begg, 2010, p274).

Tahapan yang dilakukan dalam physical database design

adalah sebagai berikut :

a. Menerjemahkan logical data model global untuk target

DBMS , yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Merancang relasi-relasi dasar

2) Merancang representasi dari data yang diturunkan

3) Merancang general constraint.

b. Merancang representasi physical, yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Menganalisa transaksi.

2) Memilih organisasi file

3) Memilih indeks-indeks

4) Memperkirakan kebutuhan disk space

23

c. Merancang user view yang telah didefinisikan selama

tahapan pengumpulan dan analisis kebutuhan dari

relational database application lifecycle.

d. Merancang mekanisme keamanan

Menentukan tingkat keamanan database berdasarkan

spesifikasi user.

E. DBMS Selection (Pemilihan Sistem Manajemen Basis Data)

Database Management System adalah sebuah sistem piranti lunak

yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, menciptakan,

memelihara, dan mengontrol akses ke basis data (Connolly dan Begg, 2010,

p16).

Sebuah DBMS mencakup proses yang mendukung aplikasi basis data,

yaitu :

1) Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi

Menentukan sasaran, batasan masalah, dan tugas yang

harus dilakukan.

2) Mendaftar 2 atau 3 jenis barang

Membuat daftar barang-barang, misalkan darimana barang

ini didapat, berapa biayanya, serta bagaimana bila ingin

mendapatkannya.

3) Mengevaluasi barang

Barang-barang yang ada dalam daftar diteliti lebih lanjut

untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan barang

tersebut.

4) Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan

Merupakan langkah terakhir dari seleksi DBMS yaitu

mendokumentasikan proses dan untuk menyediakan

pernyataan mengenai simpulan dan rekomendasi terhadap

salah satu prodik DBMS.

Tahapan utama dalam memilih DBMS antara lain :

1) Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi

2) Daftar singkat dua atau tiga produk

3) Evaluasi Produk

4) Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan

24

F. Application Design (Perancangan Aplikasi)

Application Design adalah desain dari antarmuka pengguna dan

program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data (Connolly

dan Begg, 2010, p279). Bertujuan merancang antarmuka pemakai (user

interface) dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data

agar pemakai dapat menggunakan sistem tersebut dengan baik dan

mengurangi human error.

Dua aspek merancang aplikasi yaitu :

a. Perancangan Transaksi (Transaction Design)

Transaksi adalah aksi atau rangkaian aksi yang dilakukan

oleh seorang pengguna atau program ap likasi yang

mengakses atau mengubah isi dari basis data (Connolly

dan Begg, 2010, p280).

b. Perancangan Antarmuka Pengguna (User Interface Design)

Elemen-elemen dalam merancang suatu antarmuka

pengguna (user interface) (Connolly dan Begg, 2010,

p281) antara lain penetapan judul yang bermakna,

instruksi-instruksi yang dapat dipahami, pengelompokkan

logika dan pengurutan kolom, bentuk form yang menarik

secara visual, judul kolom yang dikenal, penggunaan

istilah dan singkatan yang konsisten, penggunaan warna

yang konsisten, ruang dan batasan yang terlihat untuk

menginput kolom, pergerakkan kursor yang mudah,

perbaikan kesalahan untuk satu huruf dan semua kolom,

mencegah kesalahan, menampilkan pesan kesalahan

terhadap nilai yang tidak sesuai, pemberian tanda terhadap

kolom yang berupa pilihan (optional field), pesan-pesan

yang bersifat penjelasan untuk suatu kolom, pemberian

tanda penyelesaian.

G. Prototyping (Prototipe)

Prototyping adalah proses membangun sebuah model kerja dari

aplikasi basis data (Connolly dan Begg, 2010, p283). Tujuan utama

prototyping adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan prototype

untuk mengidentifikasi fitur-fitur yang bekerja dengan baik pada sistem,

25

atau kekurangannya, dan memberikan saran bagi peningkatan kerja sistem

atau bahkan memberikan masukan terhadap fitur-fitur kedalam aplikasi basis

data.

Ada dua strategi prototyping yang sering digunakan saat ini, yaitu :

a. Requirement prototyping

Menggunakan sebuah prototype untuk menentukan

kebutuhan dari aplikasi basis data yang diusulkan dan

ketika kebutuhan-kebutuhannya sudah terpenuhi prototype

tidak digunakan lagi atau dibuang.

b. Evoutionari Prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama. Tetapi pada

prototyping jenis ini, prototypenya tidak dibuang namun

untuk selanjutnya akan dikembangkan menjadi ap likasi

basis data yang ak an berjalan.

H. Implementation (Implementasi)

Implementation adalah realisasi fisikal dari desain basis data dan

desain aplikasi (Connolly dan Begg, 2010, p283). Implementasi merupakan

realisasi dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data

dicapai menggunakan Data Defintion Language (DDL) dari DBM S yang

dipilih dan Graphical User Interface (GUI). Pernyataan DDL digunakan

untuk membuat struktur basis data dan file basis data kosong. Pandangan

pemakai (user view) lainnya juga diimplementasikan dalam tahapan ini.

Bagian dari aplikasi program adalah transaksi basis data yang diimp

lementasikan dengan menggunakan Data Manipulation Language (DML) dari

sasaran DBMS, mungkin termasuk host programming language.Dalam tahap

ini juga akan diimplementasikan komponen lain dari aplikasi basis data

seperti pemasukkan data, security dan kontrol integritas.

I. Data Conversion and Loading (Konversi dan Pemuatan Data)

Data Conversion and Loading adalah suatu proses mentransfer data yang ada

ke dalam basis data baru dan mengubah aplikasi yang ada untuk dijalankan

dalam basis data baru (Connolly dan Begg, 2010, p284). Tahap ini hanya

dibutuhkan ketika sistem basis data baru menggantikan sistem yang lama.

J. Testing (Pengujian)

26

Testing adalah suatu proses mengeksekusi program aplikasi dengan tujuan

untuk menemukan kesalahan (Connolly dan Begg, 2010, p284). Jika

pengujian berhasil, maka dapat menampilkan error dari program aplikasi

dana struktur basis data. Testing memperlihatkan bahwa basis data dan

pemrograman aplikasi bekerja sesuai dengan sepesifikasinya dan

menampilkan kebutuhan-kebutuhan untuk kerja yang memuaskan.

K. Operational Maintenance (Pemeliharaan Operasional)

Operational Maintenance ad alah suatu proses memonitor dan memelihara

sistem berdasarkan instalasi (Connolly dan Begg, 2010, p285).

Tahap ini terdiri dari aktivitas – aktivitas berikut :

a) Memonitor untuk kerja system.

b) Memelihara dan memperbaharui aplikasi basis data (jika

diperlukan).

2.2.3 Pengertian Database Management System (DBMS)

Definisi Database Management System menurut Connolly (2010, p16),

adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,

membuat, memelihara, dan kontrol akses ke database.

1. Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p18) DBMS memiliki 5

komponen, yaitu :

a. Hardware

Aplikasi DBMS memerlukan hardware untuk menjalankan

prosesnya, hardware tersebut bisa berupa satu unit

komputer, satu unit mainframe, hingga satu jaringan

komputer.

b. Software

Komponen software terdiri dari software itu sendiri dan

program- program aplikasi, bersama-sama dengan sistem

operasi, termasuk software jaringan jika DBMS digunakan

melalui sebuah jaringan.

c. Data

27

Data berfungsi sebagai sebuah jembatan, karena

menghubungkan komponen-komponen mesin (hardware

dan software) dengan komponen-komponen manusia

(procedure dan people)

d. Procedure

Procedure merupakan instruksi dan aturan yang digunakan

untuk merancang dan menggunakan suatu database.

e. People

User yang terlibat dalam lingkungan DBM S adalah data

dan database administrators, database designers,

application developers, dan end users.

2. Fasilitas-fasilitas DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p16), fasilitas-fasilitas

dalam DBMS adalah sebagai berikut ini :

a. Mendefinisikan basis data, biasanya menggunakan suatu

Data Definition Language (DDL) yang berguna untuk

memberik an fasilitas kepada pengguna untuk

mendeklarasikan tipe data, struktur dan isi data yang

disimpan ke dalam basis data tersebut.

b. Memperbolehkan pengguna untuk menambah data,

mengubah data, menghapus data, dan menemukan data.

Dengan menggunakan suatu Data Manipulation Language

(DML) biasanya ada suatu fasilitas untuk melayani

pengaksesan data yang disebut sebagai Query Language.

Bahasa query yang paling sering diakui adalah Query

Language (SQL), yang secara de facto merupakan

standar bagi DBMS.

c. Menyediakan pengendalian akses ke dalam basis data.

Contohnya :

1) Sistem keamanan, yang mencegah user asing untuk

mengakses basis data.

2) Sistem integritas, yang memelihara konsistensi dari

data yang tersimpan.

28

3) Sistem pengawasan konkurensi, yang memungkinkan

akses secara bersamaan dalam basis data.

4) Sistem pengawasan pemulihan, yang memungkinkan

basis data menyimpan ke kedudukan konsisten

sebelumnya saat terjadi kesalahan pada perangkat lunak

atau perangkat keras.

5) Katalog akses user, yang berisikan deskripsikan dari

data di dalam basis data tersebut.

3. Data Definition Language (DDL)

Definisi dari Data Definition Language menurut Connolly dan

Begg (2010, p42), adalah suatu bahasa yang memperbolehkan

Database Administrator (DBA) atau pengguna untuk

mendefinisikan entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan

oleh suatu aplikasi serta menambahkan fungsi-fungsi khusus

untuk mempermudah atau meningkatkan keamanan data.

DDL digunakan digunakan untuk mendefinisikan basis data,

tabel, dan view.

a. Create Table

Pernyataan create table, digunakan untuk membuat

tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap

kolom. Bentuk umum : CREATE TABLE table_name

(Column_name DataType [NULL | NOT NULL] [,

Column_name DataType [NULL | NOT NULL]]...)

b. Alter Table

Pernyataan alter table digunakan untuk menambah atau

membuang kolom dan konstrain. Bentuk umum :

ALTER TABLE table_name [ADD Column_name

DataType [NULL | NOT NULL]] [DROP

Column_name DataType [RESTRICT | CASCADE]]

[ADD Constraint_name] [DROP Constraint_name

[RESTRICT | CASCADE]]

c. Drop Table

Pernyataan drop table digunakan untuk

membuang/menghapus table beserta semya data yang

29

terkait didalamnya. Bentuk umum : DROP TABLE

table_name

d. Create Index

Pernyataan create index digunakan untuk membuat

index pada suatu tabel. Bentuk umum : CREATE

UNION [UNIQUE] INDEX index_name ON

table_name (column_name [, column_name]...)

e. Drop Index

Pernyataan drop index digunakan untuk membuang

atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya.

Bentuk umum : DROP INDEX index_name

4. Data Manipulation Language (DML)

Data Manipulation Language menurut Connolly dan Begg

(2010, p42), adalah suatu bahasa yang melakukan operasi-

operasi standar pada data yang ada di dalam basis data.

Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi

:

a. Select

Pernyataan select digunakan untuk menampilkan sebagian

atau seluruh isi dari suatu tabel dan menampilkan

kombinasi isi dari beberapa tabel. Bentuk umum :

SELECT Fields

FROM Table_name

WHERE Condition

b. Update

Pernyataan update digunakan untuk mengubah isi satu atau

beberapa atribut dari suatu tabel. Bentuk umum :

UPDATE Table_name

SET column1 = value1, column1 = value2, ...

WHERE Condition

c. Insert

Pernyataan insert digunakan untuk menambah satu atau

beberapa baris nilai baru ke dalam suatu tabel. Bentuk

30

umum : INSERT Table_name (Column list) VALUES

(value list)

d. Delete

Pernyataan delete digunakan untuk menghapus

sebagian/seluruh isi dari suatu tabel. Bentuk umum :

DELETE FROM Table_name WHERE Condition

5. Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010s, p270), Database Design

adalah proses membuat perancangan database yang

mendukung operasi dan objektivitas perusahaan. Terdapat

empat pendekatan yang dapat digunakan untuk merancan g

basis data, yaitu :

1. Bottom up Approach

Pendekatan Bottom Up dimulai dari atribut awal

(entity dan relationship) yang dianalisa asosiasi antar

atribut, kemudian dibentuk relation yang mewakili tipe

dari entity dan relationship antar entity. Pendekatan ini

sesuai untuk perancangan database yang sederhana

dengan jumlah atribut sedikit.

2. Top down Approach

Pendekatan Top Down dimulai dengan pengembangan

data model yang terdiri dari sedikit atau banyak entity

dan relationship, kemudian melakukan perbaikan top

down untuk mengidentifikasikan lower-level entity,

relationship, dan asosiasi antar atribut. Pendekatan ini

digambarkan dengan en tity rela tionship (ER) model,

yang dimulai dari identifikasi en tity dan relationship

antar en tity.

3. Inside-Out Approach

Pendekatan Inside-Out mirip seperti Bottom-Up.

Perbedaaannya adalah pada tahap awal

mengidentifikasikan major entity, lalu menguraikannya

menjadi en tity relasi-relasi dan atribut-atribut yang

berhubungan dengan major en tity.

31

4. Mixed

Menggunakan Pendekatan Bottom-Up dan Top-Down.

2.2.4 Teori Desain Eight Golden Rules

Menurut Shneiderman (2010:88), delapan tahapan dalam merancang

antar muka untuk pengguna yaitu:

a) Konsistensi

Layar user interface harus dibuat konsisten antara satu dengan yang

lainnya untuk memudahkan user.

b) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Menyediakan fitur bagi pengguna pemula yang dapat mudah dimengerti,

seperti pengadaan shortcut.

c) Memberikan umpan balik yang informatif

Setiap tindakan yang dilakukan oleh pengguna harus mendapatkan umpan

balik yang memudahkan pengguna dalam mengetahui feedback dari

tindakannya.

d) Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan harus berurutan dari awal, tengah, dan akhir. Feedback

yang informatif pada akhir tindakan memberikan kepuasan bagi user.

e) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sistem harus dibuat untuk meminimalkan kesalahan bagi pengguna. Jika

kesalahan terjadi, sistem harus menyediakan mekanisme yang mudah

dipahami untuk penanganan kesalahan.

f) Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Fitur ini memudahkan pengguna, karena pengguna tahu bahwa kesalahan

dapat dibatalkan dan pengguna dapat mengeksplorasi pilihan.

g) Mendukung tempat pengendali internal

Sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna dan pengguna

yang mengontrol sistem bukan sistem yang mengontrol pengguna.

h) Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan pemrosesan informasi manusia dalam ingatan jangka

pendek mengharuskan tampilan dibuat sederhana.

32

2.2.5 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Dharwiyanti (2009), Unified Modeling Language (UML) adalah

sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi,

merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah

standar untuk merancang model sebuah sistem. Lebih lanjut, menurut Nugroho

(2010), UML adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang

berparadigma berorintasi objek.

Pada penelitian dan pengembangan aplikasi sistem ini, tipe UML yang

digunakan adalah :

a) Activity Diagram

Activity Diagram adalah diagram yang menggambarkan

worlflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses

bisnis. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa diagram aktivitas

menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi

aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Komponen yang ada pada

activity diagram antara lain :

- Activity atau state : Menunjukan aktivitas yang dilakukan. Initial

activity atau

- initial state : Menunjukan awal aktivitas dimulai.

- Final Activity atau final state : Menunjukan bagian akhir dari

aktivitas.

- Decission : Digunakan untuk menggambarkan test kondisi untuk

memastikan bahwa control flow atau object flow mengalir lebih

ke satu jalur. Jumlah jalur sesuai yang diinginkan.

- Merge : Berfungsi menggabungkan flow yang dipecah oleh

decission.

- Synchronization : Diabgi menjadi 2 yaitu fork dan join. Fork

digunakan untuk memecah behaviour menjadi activity atau action

yang paralel, sedangkan join untuk menggabungkan kembali

activity atau action yang paralel.

33

- Swimlanes : Memecah activity diagram menjadi baris dan kolom

untuk membagi tangung jawab obyek-obyek yang melakukan

aktivitas.

- Transition : Menunjukan aktivitas selanjutnya setelah aktivitas

sebelumnya.

b) Usecase Diagram

Use-case diagram adalah gambaran graphical dari beberapa

atau semua actor, use-case, dan interaksi di antara komponen-

komponen tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan

dibangun. Use-case diagram menjelaskan manfaat suatu sistem jika

dilihat menurut pandangan orang yang berada di luar sistem. Diagram

ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan

bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar.

Use-case diagram dapat digunakan selama proses analisis

untuk menangkap requirement system dan untuk memahami

bagaimana sistem seharusnya bekerja. "selama tahap desain, use-case

diagram berperan untuk menetapkan perilaku (behavior) sistem saat

diimplementasikan. Dalam sebuah model mungkin terdapat satu atau

beberapa use-case diagram. Kebutuhan atau requirements system

adalah fungsionalitas apa yang harus disediakan oleh sistem kemudian

di dokumentasikan pada model use-case yang menggambarkan fungsi

sistem yang diharapkan (use-case), dan yang mengelilinginya (actor),

serta hubungan antara aktor dengan use-case (use-case diagram) itu

sendiri.

Usecase diagram terbagi atas komponen-komponen yang penting.

Komponen-komponen dijelaskan sebagai berikut.

• Actors

Actors merupakan seseorang atau sesuatu yang berhubungan

langsung dengan sistem dalam pertukaran informasi. Actors

digambarkan dalam bentuk stickman.

• System Boundary

Komponen ini merupakan tempat di mana aktivitas usecase

berlangsung. System boundary digambarkan dalam bentuk

kotak persegi panjang.

34

• Use cases

Urutan langkah atau sebuah skenario, secara otomatis dan

manual yang dipakai untuk menyelesaikan tugas bisnis. Use

cases digambarkan dalam bentuk oval.

• Relationship

Relationship merupakan hubungan antara actor dan use case

atau use case dengan use case lainnya.

c) Usecase Description

Usecase Description adalah detail deskripsi dari usecase yang

telah dibuat sebelumnya, membahas tentang kondisi dan aktivitas

apa saja yang terjadi pada satu usecase.

d) Sequence Diagram

Sequence diagram adalah suatu penyajian perilaku yang tersusun

sebagai rangkaian langkah-langkah percontohan dari waktu ke

waktu. Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan arus

pekerjaan, pesan yang sampaikan dan bagaimana elemen-elemen

di dalamnya bekerja sama dari waktu ke waktu untuk mencapai

suatu hasil.

e) User Interface

Sebuah tempat di mana interaksi antara manusia dan mesin terjadi.

Tujuan dari interaksi antara manusia dan mesin pada antarmuka

pengguna adalah pengoperasian dan kontrol mesin yang efektif,

dan umpan balik dari mesin yang membantu operator dalam

membuat keputusan operasional. Contoh-contoh dari konsep luas

antarmuka pengguna ini termasuk aspek-aspek interaktif dari

sistem operasi komputer, alat-alat, kontrol operator mesin berat,

dan kontrol proses.

2.2.6 Entity Relationship Model (ER Model)

Menurut salah satu para ahli, Brady dan Loonam (2010), Entity Relationship

diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan

data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis

persyaratan proyek pengembangan system. Sementara seolah-olah teknik diagram

atau alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang mendasari

sistem informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama dengan detail pendukung

35

merupakan model data yang pada gilirannya digunakan sebagai spesifikasi untuk

database.

Gambar 2.5 Notasi ER Model