BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

81
IV- FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT 4.1 ANALISA STRUKTUR WILAYAH PERENCANAAN Analisa struktur wilayah perencanaan dilakukan dengan meninjau orientasi lokasi Kelurahan Kali Rungkut dan juga dilihat dari potensi dan masalah yang ditimbulkannya. Analisa ini dilakukan untuk menentukan karakteristik sistem perwilayahan dan sebaran pusat-pusat pelayanan serta fungsi-fungsi kegiatan di Kelurahan Kali Rungkut. 4.1.1 Analisa Sistem Perwilayahan dan Pusat Pelayanan Analisa sistem perwilayahan adalah penilaian karakteristik wilayah berdasarkan letak wilayah dan pengaruh wilayah di sekitarnya. Ditinjau dari sistem perwilayahannya, Kelurahan Kali Rungkut memiliki karakteristik sebagai kawasan penghubung pusat Kota Surabaya menuju SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dan kawasan konservasi mangrove di Kelurahan Wonorejo dan Medokan Ayu. Analisa pusat pelayanan adalah penilaian karakteristik wilayah berdasarkan letak pusat-pusat pelayanan publik di wilayah tersebut dari segi aksesibilitasnya. Ditinjau dari letak pusat-pusat pelayanannya, Kelurahan Kali Rungkut memiliki kawasan pelayan publik utama pada Jalan Raya Rungkut yang selain menghubungkan wilayah utara Kota Surabaya dengan SIER, juga memiliki pusat pelayanan lain berupa perdagangan dan jasa terpadu serta kawasan pergudangan. 4.1.2 Analisa Fungsi Kegiatan Analisa fungsi kegiatan adalah penilaian karakteristik wilayah berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang menjadi fungsi utama wilayah tersebut. Ditinjau dari jenis-jenis kegiatan utama di Kelurahan Kali Rungkut, diketahui bahwa Kelurahan Kali Rungkut memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta perindustrian (SIER). Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh akses-akses utama berupa Jalan Raya Rungkut, Jalan Tenggilis Mejoyo dan Jalan Soekarno Hatta (MERR). 4.2 ANALISA KONDISI FISIK DASAR 4.2.1 Analisa Topografi Kondisi topografi ini akan menjadi pertimbangan penentuan kelayakan penggunaan lahan dan penempatan fasilitas dan utilitas perkotaan. Kelurahan Kali Rungkut ini terletak pada ketinggian 4,2 meter dari permukaan laut (Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut 2012). Kelurahan Kali Rungkut ini termasuk golongan daerah yang memiliki ketinggian rendah terhadap permukaan air laut (dataran rendah berkisar antara 0-500 mdpl). Ada beberapa analisa yang bisa dilakukan mengenai topografi Kelurahan Kali Rungkut ini yaitu sebagai berikut: 1. Dengan kondisi topografi 4,2 mdpl bisa diperuntukan sebagai lahan perumahan. 2. Model topografi 4,2 meter diatas permukaan laut sangat cocok jika dijadikan sebagai lahan pertanian sawah dan sayur-sayuran. Karena pada umumnya topografi yang dibutuhkan untuk menanam sayuran dan padi berkisar antara 1 20 meter. 3. Selain itu, dengan ketinggian 4,2 mdpl ini jenis bangunan yang sebaiknya dibangun di daerah ini adalah bangunan rumah model BAB IV ANALISA

description

tugas kuliah

Transcript of BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

Page 1: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.1 ANALISA STRUKTUR WILAYAH PERENCANAAN

Analisa struktur wilayah perencanaan dilakukan dengan meninjau

orientasi lokasi Kelurahan Kali Rungkut dan juga dilihat dari potensi dan

masalah yang ditimbulkannya. Analisa ini dilakukan untuk menentukan

karakteristik sistem perwilayahan dan sebaran pusat-pusat pelayanan

serta fungsi-fungsi kegiatan di Kelurahan Kali Rungkut.

4.1.1 Analisa Sistem Perwilayahan dan Pusat Pelayanan

Analisa sistem perwilayahan adalah penilaian karakteristik

wilayah berdasarkan letak wilayah dan pengaruh wilayah di sekitarnya.

Ditinjau dari sistem perwilayahannya, Kelurahan Kali Rungkut memiliki

karakteristik sebagai kawasan penghubung pusat Kota Surabaya menuju

SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dan kawasan konservasi

mangrove di Kelurahan Wonorejo dan Medokan Ayu.

Analisa pusat pelayanan adalah penilaian karakteristik wilayah

berdasarkan letak pusat-pusat pelayanan publik di wilayah tersebut dari

segi aksesibilitasnya. Ditinjau dari letak pusat-pusat pelayanannya,

Kelurahan Kali Rungkut memiliki kawasan pelayan publik utama pada

Jalan Raya Rungkut yang selain menghubungkan wilayah utara Kota

Surabaya dengan SIER, juga memiliki pusat pelayanan lain berupa

perdagangan dan jasa terpadu serta kawasan pergudangan.

4.1.2 Analisa Fungsi Kegiatan

Analisa fungsi kegiatan adalah penilaian karakteristik wilayah

berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang menjadi fungsi utama wilayah

tersebut. Ditinjau dari jenis-jenis kegiatan utama di Kelurahan Kali

Rungkut, diketahui bahwa Kelurahan Kali Rungkut memiliki fungsi utama

sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta perindustrian

(SIER). Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh akses-akses utama

berupa Jalan Raya Rungkut, Jalan Tenggilis Mejoyo dan Jalan Soekarno

Hatta (MERR).

4.2 ANALISA KONDISI FISIK DASAR

4.2.1 Analisa Topografi

Kondisi topografi ini akan menjadi pertimbangan penentuan

kelayakan penggunaan lahan dan penempatan fasilitas dan utilitas

perkotaan. Kelurahan Kali Rungkut ini terletak pada ketinggian 4,2 meter

dari permukaan laut (Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut 2012).

Kelurahan Kali Rungkut ini termasuk golongan daerah yang memiliki

ketinggian rendah terhadap permukaan air laut (dataran rendah berkisar

antara 0-500 mdpl). Ada beberapa analisa yang bisa dilakukan mengenai

topografi Kelurahan Kali Rungkut ini yaitu sebagai berikut:

1. Dengan kondisi topografi 4,2 mdpl bisa diperuntukan sebagai lahan

perumahan.

2. Model topografi 4,2 meter diatas permukaan laut sangat cocok jika

dijadikan sebagai lahan pertanian sawah dan sayur-sayuran. Karena

pada umumnya topografi yang dibutuhkan untuk menanam

sayuran dan padi berkisar antara 1 – 20 meter.

3. Selain itu, dengan ketinggian 4,2 mdpl ini jenis bangunan yang

sebaiknya dibangun di daerah ini adalah bangunan rumah model

BAB IV

ANALISA

Page 2: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

panggung. Namun, karena letak Kelurahan Kali Rungkut yang jauh

dari bibir pantai, maka bisa dibangun dengan bangunan yang

memiliki pondasi bersentuhan langsung dengan tanah.

4.2.2 Analisa Geologi dan Jenis Tanah

Kelurahan Kali Rungkut ini memiliki kemiringan antara 0-2% dan

termasuk dalam kategori rendah (RDTRK UP Rungkut 2010). sehingga

dengan begitu pembangunan sebaiknya dilaksanakan dengan treatment

khusus terutama pada jaringan drainase dan air limbah. Tipe tanah yang

dimiliki adalah Aluvial kelabu (Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut

2012). Jenis tanah alluvial merupakan jenis tanah yang berkerikil, berpasir

dan lempung. Jenis tanah alluvial memiliki keuntungan sebagai berikut:

1. Tanah alluvial merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha

pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk

tumbuh-tumbuhan.

2. Tanah alluvial ini juga sangat baik jika digunakan untuk mendirikan

bangunan. Hal ini dikarenakan jenis tanah ini mempunyai daya

tahan yang kuat dan berasal dari endapan tanah liat yang

bercampur pasir halus.

3. Tanah alluvial kelabu merupakan tanah yang memiliki kemampuan

penyerapan air cukup baik

Selain memiliki tanah yang baik untuk pembangunan, Kelurahan

Kali Rungkut juga memiliki potensi yang besar terkait dengan

pembangunan yang berkelanjutan dan ketahanan eksistensi bangunan

terhadap faktor eksternal. Hal ini dikarenakan Kelurahan Kali Rungkut ini

tidak memiliki potensi untuk terjadinya erosi yang berasal dari jenis dan

kemiringan tanah, serta abrasi dikarenakan letaknya yang jauh dari bibir

pantai.

4.2.3 Analisa Hidrologi

Kelurahan Kali Rungkut memiliki beberapa sungai pematusan

sekunder yang berfungsi sebagai median jalan, yaitu pada jalan Rungkut

Alang Alang, jalan Tenggilis Mendoyoan, jalan Rungkut Asri serta jalan

Tenggilis Mejoyo. Saluran ini sebagai saluran utama aliran limbah-limbah

dari rumah tangga dan sebagian industri. Kondisinya terawat karena

sering dilakukan pengerukan oleh Dinas Cipta Karya dan Pematusan.

Jika ditinjau dari lebar dan kedalaman sungai yang seragam, yaitu

4 dan 2 meter disertai perawatan yang memadai, merupakan suatu

potensi pencegahan masalah banjir pada musim hujan. namun Kelurahan

Kali Rungkut tetap merupakan kawasan yang rentan terjadinya genangan

kecuali pada kawasan SIER. Bahkan pada musim hujan bisa terjadi

genangan lebih dari 6 jam di kawasan permukiman pada Jalan Tenggilis

Mejoyo (RDTRK UP Rungkut 2010).

Selain itu, kondisi air tanah yang cukup memprihatinkan jika

ditinjau dari besarnya intensitas intrusi air laut menyebabkan air bersih

harus dipasok keseluruhan oleh PDAM Surabaya. Besarnya intrusi air laut

di Kelurahan Kali Rungkut dapat dikelompokkan berdasarkan pendataan

lapisan bawah permukaan, yaitu:

Daerah asin dengan Cl lebih dari 650 mg/ltr. Daerah ini tersebar

hampir di seluruh wilayah Kelurahan Kali Rungkut

Daerah payau dengan Cl 250-650 mg/ltr. Daerah ini tersebar di

sebagian SIER

(Sumber : RDTRK UP Rungkut 2010)

Untuk itu perlu adanya penanggulangan mulai dari yang pertama

yaitu pencegahan dengan cara mengurangi dan menghilangkan faktor-

Page 3: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

faktor terjadinya pencemaran air tanah, kedua menanggulangi pengaruh

intrusi dengan mengoptimalkan daerah resapan air.

4.2.4 Analisa Klimatologi

Keadaan klimatologi akan mempengaruhi banyak aspek dalam

kehidupan diantaranya vegetasi, arah bangunan, kekuatan bangunan dan

lain-lainnya. Adapun kaitan dengan perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Dalam perencanaan tata ruang wilayah dan kota, data curah hujan

dibutuhkan untuk memperhitungkan dimensi saluran drainase.

b. Data arah angin dan kecepatan angin dibutuhkan untuk

menentukan perletakan kawasan, tapak atau bangunan, dari suatu

kegiatan yang menimbulkan dampak pencemaran udara.

c. Data temperatur dibutuhkan sebagai salah satu kriteria untuk

menentukan kesesuaian jenis tanaman tertentu (tanaman

pegunungan, dataran rendah, pantai), kegiatan tertentu

(pembibitan, rumah sakit khusus).

Analisa:

a. Kelurahan Kali Rungkut memiliki curah hujan 1789 mm/tahun

(Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut). Dengan curah hujan

sebesar ini, Kelurahan Kali Rungkut termasuk ke dalam kelompok

daerah yang memiliki curah hujan yang sedang. Namun, jika

dibandingkan dengan saluran sekunder yang dimiliki Kelurahan Kali

Rungkut yaitu memiliki kedalaman 2 meter dengan lebar 4 meter,

menjadi sebuah permasalahan yang besar untuk mengalirkan air

hujan.

b. Suhu terendah yang ada di Kelurahan Kali Rungkut yaitu 200 C pada

bulan Agustus (Rungkut dalam Angka 2012). Untuk suhu rendah ini

bisa dimanfaatkan untuk menyimpan benih-benih sayuran seperti

bawang putih, bawang merah, umbi dan lainnya. Hal ini disebabkan

suhu yang rendah sangat cocok untuk menyimpan bibit tanaman

sebelum ditanam. Sedangkan suhu tertinggi dapat ditemukan pada

bulan Oktober hingga Nopember yang mencapai 34.70 C (Rungkut

dalam Angka 2012). Suhu yang tinggi ini biasanya terjadi pada

musim penghujan dan sangat baik jika dilakukan penyemaian bibit

tanaman setelah dilakukan penyimpanan bibit tanaman pada bulan

September.

c. Orientasi bangunan sebaiknya tegak lurus terhadap angin, hal ini

berarti diperlukan perlindungan yang tepat karena hujan yang

dibawa masuk oleh angin bisa menyusup ke dalam bangunan,

sehingga prinsip utama konstruksi yang melindungi dinding, jendela

dan pintu terhadap radiasi matahari harus pula berfungsi sebagai

pelindung terhadap hujan. Selain itu pada pagi dan siang hari, angin

bertiup dari Utara ke Selatan dengan kecepatan rata-rata 0.7

km/jam. Sedangkan pada malam hari, angin bertiup dari Selatan ke

Utara dengan kecepatan rata-rata 0.81 km/jam (Stasiun BMKG

Juanda). Artinya jika ditinjau berdasarkan kecepatan angin pada

waktu pagi, siang, dan malam maka daerah ini memiliki tingkat

kenyamanan rata-rata baik.

4.2.5 Analisa Flora dan Fauna

1. Flora

Vegetasi merupakan tumbuh-tumbuhan yang ada disuatu

daerah. Vegetasi memiliki fungsi tertentu diantaranya :

a. Pengatur iklim mikro. yaitu sebagai sabuk hijau. Contohnya :

berbagai tanaman pohon (angsana, bungur, kiara paying, trembesi,

mahoni. dan lainnya). Penyeimbang tata air, antara lain berbagai

jenis tanaman pantai, Pencegah longsor, penahan air yaitu

Page 4: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

tanaman yang perakarannya mampu menyerap air (lamtoro,

Sengon, Cemara, Akasia, pinus). Penahan polusi udara yaitu

tanaman yang berdaun lebar, permukaan daun luas, daun

berbentuk jarum. Contoh : angsana, mangga, cemara angina,

gelodogan).

b. Ekonomi. yaitu tanaman yang bisa mendatangkan manfaat eknomi

bagi masyarakat. Misalnya : mangga, jambu, jeruk, srikaya,

belimbing, cerme, kedondong, toga.

c. Fisik sebagai : Peneduh dan penahan kesilauan. menggunakan jenis

tanaman yang memiliki bentuk mahkota lebar. Contoh : angsana,

trembesi, bungur, tanjung, sawo kecik.

d. Pembatas dan pengarah; pada umumnya adalah tanaman yang

berbatang lurus. Contoh: palem raja, pinang jambe, gelodogan.

e. Pemutus pandangan; menggunakan tanaman yang daun atau

batangnya rapat. Contoh : kembang sepatu, bambu cina, teh-tehan.

Jika dilihat berdasarkan jenis tanaman yang ada di Kelurahan Kali

Rungkut dapat dianalisa sebagai berikut:

a. Tanaman toga memiliki peran mendatangkan manfaat ekonomi

bagi masyarakat sekaligus memberikan efek estetika pada

pekarangan rumah.

b. Sebagai penghasil utama Kelurahan Kali Rungkut dibidang vegatasi

adalah tanaman mangga. Tanaman mangga ini memiliki beberapa

fungsi, selain fungsi ekonomi (dijual atau diolah) juga memiliki

fungsi untuk pengatur iklim mikro. Tanaman mangga akan

mempengaruhi iklim dan suhu bangunan tersebut. Jika ditinjau dari

jumlah tanaman yang ada di Kelurahan Kali Rungkut masih

tergolong minim jika dikelompokkan dalam fungsi tertentu.

Misalnya Kelurahan Kali Rungkut termasuk kelurahan yang cukup

padat lalu lintasnya terutama di jalan Raya Rungkut, namun minim

keberadaan pohon-pohon tertentu sebagai peredam suara

sehingga sering terjadi polusi suara.

2. Fauna

Fauna akan berpengaruh terhadap peruntukan di daerah

perencanaan. Habitat fauna harus tetap terpelihara agar tetap lestari.

Berdasarkan identifikasi jenis-jenis fauna yang ada di Kelurahan Kali

Rungkut tergolong hewan peliharaan seperti ayam, bebek, anjing, kucing

dan hewan liar seperti tikus rumah, burung gereja. Jadi, tidak ada fauna-

fauna langka yang harus dilindungi dan mendapatkan perlakuan khusus.

4.2.6 Analisa Orbitrasi

Orbitrasi akan menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi-

lokasi failitas umum, utilitas dan arah perkembangan wilayah. Jika dilihat

jarak tempuh Kelurahan Kali Rungkut ke pusat-pusat kota tidak

mengalami kesulitan karena didukung oleh ruas-ruas jalan yang memadai.

Page 5: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.3 ANALISA KEPENDUDUKAN

Data Kependudukan termasuk data yang sangat penting dan

paling dominan dalam melakukan proses Perencanaan Wilayah dan Kota.

Data Kependudukan ini diperlukan untuk mengembangkan aspek-aspek

pembangunan seperti penyediaan fasilitas dan utilitas. Akan tetapi dalam

proses perencanaan di masa mendatang kita harus mengetahui dan

menimbang beberapa aspek seperti perkiraan jumlah penduduk,

perkiraan distribusi penduduk, maupun perkiraaan kepadatan penduduk.

Selain itu, data kependudukan yang digunakan untuk perencanaan adalah

data yang sudah terolah, sehingga bisa dijadikan pertimbangan untuk

mengembangkan pembangunan.

4.3.1 Perkiraan Jumlah Penduduk

Perkiraan jumlah penduduk adalah perhitungan yang

menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan

datang. Sehingga kita bisa mengetahui seberapa besar penambahan

berbagai fasilitas dan utilitas yang harus dilakukan. Dengan teknik

perhitungan ini kita bisa mengetahui jumlah penduduk untuk beberapa

tahun ke depan. Dalam teknik perhitungan jumlah penduduk, bisa

digunakan beberapa cara seperti proyeksi, estimasi dan cohort. Akan

tetapi metode proyeksi adalah metode yang paling tepat dan cukup

akurat dalam perhitungannya. Ada beberapa macam cara proyeksi yaitu

mathematical method dan component method. Dalam mathematical

method dapat digunakan beberapa perumusan, antara lain:

a. Arithmetical Rate of Growth

b. Geometric Rate of Growth

c. Exponential Rate of Growth

1) Arithematical Rate Of Growth

Pertumbuhan penduduk dengan jumlah sama setiap tahun.

Rumus : Pn = P0 (1+rn)

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal

R = Angka pertumbuhan penduduk

N = Periode waktu dalam tahun

2) Geomatric Rate Of Growth

Pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga

berganda (bunga majemuk) dimana angka pertumbuhan sama

setiap tahun. Rumus tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Pn = P0 (1+r) n

Keterangan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun n

P0 = jumlah penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

n = periode waktu dalam tahun

3) Exponential Rate Of Growth

Pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari

dengan angka pertumbuhan yang konstan.

Page 6: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Rumus :

Pn = P0 e r n

Keterangan:

Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t

P0 = jumlah penduduk pada tahun awal

r = angka pertumbuhan penduduk

n atau t = periode waktu dalam tahun

e = bilangan pokok dalam sistem logaritma

natural yang besarnya 2,7182818

Beberapa metode diatas merupakan metode yang biasa

digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk pada sepuluh tahun

yang akan datang. Pada wilayah studi diterapkan model proyeksi

Geometric Grow of Growth dengan menggunakan metode dasar bunga

berganda (bunga majemuk). Alasan pemilihannya dikarenakan kami

memprediksi bahwa beberapa tahun kemudian wilayah Kali Rungkut akan

mengalami pertumbuhan yang tinggi, hal itu disebabkan oleh kebijakan

Tata Ruang Kali Rungkut sebagai daerah industri yang banyak menyerap

tenaga kerja. Berdasarkan hal itu, maka sangat relevan jika kami

menggunakan metode Geometric Grow of Growth agar perhitungannya

tidak underestimate, dibandingkan dengan menggunakan rumus

Arithmetical Rate of Growth yang memiliki kecendrungan perkembangan

secara linier ataupun menggunakan rumus Exponential Rate of Growth

yang identik dengan perkembangan berkali-kali lipat. Dengan

menggunakan rumus Geometric Grow of Growth, didapatkan angka

proyeksi penduduk Kelurahan Kali Rungkut sebagai berikut:

Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)

1 2012 23.592

2 2013 23.943

3 2014 24.229

4 2015 24.590

5 2016 24.956

6 2017 25.327

7 2018 25.704

8 2019 26.086

9 2020 26.474

10 2021 26.868

11 2022 27.268

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Untuk menghitung jumlah proyeksi penduduk di Kelurahan Kali

Rungkut pada beberapa tahun kedepan menggunakan rumus Geometric

Grow of Growth, maka diperlukan “r” yaitu angka pertumbuhan

penduduk. Berdasarkan perhitungan rata-rata angka pertumbuhan

penduduk di Kelurahan Kali Rungkut dari tahun 2008-2012 didapat angka

“r” sebesar 1,495 % atau 0,0149.

Page 7: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.2 Angka Pertumbuhan Penduduk Tahun 2008-2012

No Tahun Persentase Pertumbuhan Penduduk

1 2008-2009 1,80 %

2 2009-2010 1,18 %

3 2010-2011 0,73 %

4 2011-2012 2,27 %

Rata-rata 1,495 %

Sumber : Hasil Analisis, 2012

P2012 = P2011 (1 + r)n

P2012 = 23.246 (1+0,0149)1

= 23.246 x 1,0149

= 23.592

P2013 = P2012 (1 + r)n

P2013 = 23.592 (1+0,0149)1

= 23.592 x 1,0149

= 23.943

P2014 = P2013 (1 + r)n

P2014 = 23.943 (1+0,0149)1

= 23.943 x 1,0149

= 24.229

P2015 = P2014 (1 + r)n

P2015 = 24.229 (1+0,0149)1

= 24.229 x 1,0149

= 24.590

P2016 = P2015 (1 + r)n

P2016 = 24.590 (1+0,0149)1

= 24.590 x 1,0149

= 24.956

P2017 = P2016 (1 + r)n

P2017 = 24.956 (1+0,0149)1

= 24.956 x 1,0149

= 25.327

P2018 = P2017 (1 + r)n

P2018 = 25.327 (1+0,0149)1

= 25.327 x 1,0149

= 25.704

P2019 = P2018 (1 + r)n

P2019 = 25.704 (1+0,0149)1

= 25.704 x 1,0149

= 26.086

P2022 = P2021 (1 + r)n

P2022 = 26.868 (1+0,0149)1

= 26.868 x 1,0149

= 27.268

P2020 = P2019 (1 + r)n

P2020 = 26.086 (1+1,0149)1

= 26.086 x 1,0149

= 26.474

P2021 = P2020 (1 + r)n

P2021 = 26.474 (1+0,0149)1

= 26.474 x 1,0149

= 26.868

Page 8: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Gambar 4.1 Grafik Perkiraan Jumlah Penduduk Tahun 2012-2022

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Dari hasil analisa proyeksi penduduk Kelurahan Kali Rungkut hingga sepuluh tahun ke depan, didapatkan perkiraan jumlah penduduk di tahun 2022

akan mencapai angka 27.268 jiwa dan mengalami pertambahan sebesar 3493 jiwa bila dibandingkan dengan tahun 2012.

4.3.2 Perkiraan Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Tabel 4.3 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No Tahun Jumlah

Penduduk

Luas Wilayah

(Ha)

Proyeksi Kepadatan

Penduduk (jiwa/Ha)

1 2012 23.592 258,43 91,28

2 2013 23.943 258,43 92,64

3 2014 24.229 258,43 93,75

4 2015 24.590 258,43 95,15

5 2016 24.956 258,43 96,56

6 2017 25.327 258,43 98,00

21.000

22.000

23.000

24.000

25.000

26.000

27.000

28.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Page 9: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

No Tahun Jumlah

Penduduk

Luas Wilayah

(Ha)

Proyeksi Kepadatan

Penduduk (jiwa/Ha)

7 2018 25.704 258,43 99,46

8 2019 26.086 258,43 100,94

9 2020 26.474 258,43 102,44

10 2021 26.868 258,43 103,96

11 2022 27.268 258,43 105,51

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Dari data di atas dapat diketahui angka proyeksi kepadatan penduduk hingga sepuluh tahun ke depan. Dengan luas lahan Kelurahan Kali Rungkut

sebesar 258,43 Ha. Maka Kepadatan penduduk di tahun 2022 diperkirakan mencapai angka 105,51 jiwa/Ha, mengalami peningkatan sebesar 14,23 dari

kepadatan pada tahun 2012. Berdasarkan Data Rencana Teknik Tata Ruang Kota (RTRK) Unit Distrik Rungkut Kelurahan Kali Rungkut, kepadatan penduduk

di Kelurahan Kali Rungkut yang didapatkan dibawah standar proyeksi dari hasil analisa yaitu sebesar 16 Jiwa/Ha. Maka dapat dilihat dari hasil analisa

proyeksi kepadatan penduduk di atas dapat dikatakan bahwa Kelurahan Kali Rungkut memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi hal ini juga dapat

dilihat dari tingkat kepadatan bangunan yang cukup tinggi.

80

85

90

95

100

105

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Gambar 4.2 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kali Rungkut Sumber : Hasil Analisis, 2012

Page 10: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Selanjutnya persebaran penduduk berdasarakan tingkat RW di

Kelurahan Kali Rungkut, kami menganalisis jumlah penduduk pada tahun

2022 berdasarkan jumlah proporsi penduduk per-RW pada tahun 2012.

Sehingga jumlah penduduk per-RW pada tahun 2022 mempunyai

proporsi jumlah yang sama dengan jumlah penduduk per-RW pada tahun

2012 dari jumlah keseluruhan.

Tabel 4.4 Perkiraan Kepadatan Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tiap RW

Tahun 2022

No Keterangan Luas

Wilayah

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

1 RW 1 24,0 ha 4195 jiwa 174,7 jiwa/ha

2 RW 2 12,2 ha 1573 jiwa 128,9 jiwa/ha

3 RW 3 11,7 ha 260 jiwa 22,2 jiwa/ha

4 RW 4 23,7 ha 5243 jiwa 191 jiwa/ha

5 RW 5 11,4 ha 2621 jiwa 221,2 jiwa/ha

6 RW 6 16,2 ha 3408 jiwa 210,3 jiwa/ha

7 RW 7 14,7 ha 524 jiwa 35,6 jiwa/ha

8 RW 8 15,6 ha 4195 jiwa 268,9 jiwa/ha

9 RW 9 19,7 ha 2097 jiwa 106,4 jiwa/ha

10 RW 10 13,5 ha 272 jiwa 20,1 jiwa/ha

11 RW 11 12,1 ha 2359 jiwa 194,9 jiwa/ha

12 RW 14 13,6 ha 252 jiwa 18,5 jiwa/ha

No Keterangan Luas

Wilayah

Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan

Penduduk

13 RW 15 12,4 ha 269 jiwa 21,6 jiwa/ha

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Dapat dilihat dari tabel di atas, bahwa pada perkiraan 10 tahun

mendatang tepatnya pada tahun 2022. Kepadatan penduduk di RW 8

yaitu 268,9 jiwa/ha dengan jumlah penduduk sebesar 4195 jiwa dan luas

wilayah sebesar 15,6 ha. Kepadatan terbebut meningkat 34,1 jiwa/ha

dibandingkan pada tahun 2012. Pada RW 5 diperkirakan kepadatan

penduduk tahun 2022 mencapai 221,2 jiwa/ha dengan jumlah penduduk

sebesar 2621 jiwa dan luas wilayah sebesar 11,4 ha. Kepadatan tersebut

meningkat 20,7 jiwa/ha dibandingkan pada tahun 2012. Pada RW 6

diperkirakan kepadatan penduduk tahun 2022 sebesar 210,3 jiwa/ha

dengan jumlah penduduk sekitar 3408 jiwa, kepadatan tersebut

meningkat sebesar 26,9 jiwa/ha dibandingkan pada tahun 2012.

Sementara di RW 14 diperkirakan kepadatan penduduk tahun 2022

sebesar 18,5 jiwa/ha dengan jumlah penduduk 252 jiwa, hal tersebut

meningkat sebesar 1,8 jiwa/ha dibandingkan pada tahun 2012. Kemudian

pada RW 10 diperkirakan kepadatan penduduk tahun 2022 sebesar 20,1

jiwa/ha dengan jumlah penduduk sekitar 272 jiwa. Kepadatan tersebut

meningkat sekitar 3,2 jiwa/ha dibandingkan dengan tahun 2012.

Page 11: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 12: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.3.3 Karakteristik Penduduk

Analisa Rasio Jenis Kelamin

Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya

penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu

daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya laki-

laki per 100 perempuaan

Rumus:

Sex Ratio : Jumlah Penduduk Laki-Laki * K

Jumlah Penduduk Perempuan

Dengan k = 100

Dengan menggunakan rumus ini, didapatkan nilai rasio jenis

kelamin penduduk Kelurahan Kali Rungkut sebagai berikut:

Tabel 4.5 Sex Ratio penduduk Kelurahan Kali Rungkut tahun 2012-2022

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Jumlah Laki laki dan Perempuan

Sumber : Hasil Analisis, 2012

Gambar 4.4 Grafik Sex Ratio Kelurahan Kali Rungkut

Sumber : Hasil Analisis, 2012

10.600

10.800

11.000

11.200

11.400

11.600

11.800

12.000

1 2 3 4 5

Jenis Kelamin Laki-laki

Jenis Kelamin Perempuan

2008 2009 2010 2011 2012

100,5

101

101,5

102

1 2 3 4 5 2008 2009 2010 2011 2012

No Tahun Jenis Kelamin Sex Ratio

Laki-laki Perempuan

1 2008 11.340 11.062 102

2 2009 11.500 11.307 102

3 2010 11.649 11.428 102

4 2011 11.713 11.533 102

5 2012 11.932 11.843 101

Page 13: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.6 Dependency Ratio Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2008-

2012

No Tahun Dependency Ratio

1 2008 30

2 2009 47

3 2010 32

4 2011 69

5 2012 80

Sumber : Hasil Analisa, 2012

Berdasarkan data dependency ratio di atas, dapat diketahui

bahwa angka ketergantungan terbesar di Kelurahan Kali Rungkut pada

tahun 2012 sebesar 80. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang yang

produktif harus menanggung 80 orang yang tidak produktif. Sedangkan

angka ketergantungan terkecil pada tahun 2008 yaitu sebesar 30, yang

berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 30 orang

yang tidak produktif.

Gambar 4.5 Grafik Dependency Ratio

Sumber : Hasil Analisa, 2012

Analisa Umur Median ( Median Age )

Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua

bagian yang sama. Bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang

kedua lebih tua daripada median age. Umur median ini ditentukan

berdasarkan umur dari sebagian penduduk yang lebih tua dan umur

bagian penduduk yang lebih muda. Kegunaan umur median adalah untuk

mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur tertentu.

Rumus :

Keterangan:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 2008 2009 2010 2011 2012

Md = 1MD + N/2 + fx * i

f MD

f

Page 14: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

1 MD : batas bawah kelompok umur yang mengandung

jumlah N/2

N : jumlah penduduk

f x : jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok

umur yang mengandung jumlah N/2

f MD : jumlah penduduk dengan kelompok umur dimana

terdapat nilai N/2

i : interval kelas umur

Dengan menggunakan rumus ini, didapatkan angka umur median

penduduk Kelurahan Kali Rungkut sebagai berikut:

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelurahan Kali Rungkut

Tahun 2012

Kelompok Umur Jumlah Penduduk Jumlah Kumulatif

0-5 1498 1498

6-9 1520 3018

10-17 2922 5940

18-25 2940 8880

26-40 6861 15741

41-59 6130 21871

> 60 1904 23775

Sumber : Hasil Analisa Kependudukan Kelurahan Kali Rungkut 2012

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata umur

median di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar 35 tahun. Dari hasil

perhitungan berikut ini :

= 25,5 + 1,3193 X 7

= 25,5 + 9,2352

= 34,73 = 35 Tahun

0

5000

10000

15000

20000

25000

0-5 6_9 10_17 18-25 26-40 41-59 > 60

Jumlah Penduduk

Jumlah Kumulatif

Md= 1 MD + N/2 + fx * i

f MD

f MD

= 25,5 + 23.775/2 + 8.880 *7

15.741

33.134

= 25,5 + 11887,5 + 8.880 * 7

15.741

33.134

= 25,5 + 20767,5 * 7

15.741

33.134

Gambar 4.6 Grafik Jumlah Penduduk Terhadap Jumlah Kumulatif

Penduduk Tahun 2012

Sumber : Hasil Analisa, 2012

Page 15: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Berdasarkan penyajian data diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa penduduk di Kelurahan Kali Rungkut yang berusia di bawah 35

tahun termasuk kelompok penduduk usia muda, sedangkan penduduk

yang berusia di atas 35 tahun termasuk kelompok penduduk usia tua.

4.3.4 Piramida Penduduk

Piramida kependudukan berfungsi untuk menggambarkan

pembagian jumlah penduduk dalam satu wilayah berdasarkan pembagian

kelompok umur. Berdasarkan piramida tersebut, dapat dilihat suatu

wilayah dapat dikatakan produktif atau tidak. Berikut adalah gambar

piramida penduduk untuk wilayah Kelurahan Kali Rungkut Kecamatan

Rungkut pada tahun 2012 :

Gambar 4.7 Grafik Piramida Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun

2012

Berdasarkan penyajian grafik piramida penduduk

Kelurahan Kali Rungkut diatas dapat dilihat bahwa piramida

tersebut berbentuk seperti model ke-5 dalam penggolongan

bentuk piramida berdasarakan teori-teori kependudukan, dimana

model ke-5 disini berarti kelompok umur bawah yaitu kelompok

umur 0-3 dan 4-6 berjumlah lebih sedikit dibandingkan dengan

kelompok umur tengah yaitu kelompok umur 7-12 sampai

kelompok umur 27-33. Akan tetapi kelompok umur atas yaitu

kelompok umur 34-40 sampai 48-56 kembali mengalami

penyusutan jumlah penduduk, namun pengkhususan bentuk

piramida guci kali ini yaitu umur kelompok usia paling atas (umur

57+) mengalami pengembangan jumlah penduduk setelah

kelompok umur sebelumnya yaitu kelompok umur 41-47 dan

kelompok umur 48-56 mengalami penyusutan.

Piramida model ke-5 biasanya dikarenakan oleh tingkat

kelahiran dan kematian yang rendah. Berdasarkan hal tersebut

penduduk di wilayah Kali Rungkut bercirikan Constructive dimana

sebagian penduduk berada di usia muda (7-26 tahun), hal ini

berakibat positif bagi Kelurahan Kali Rungkut karena jumlah

penduduknya didominasi oleh penduduk usia produktif. Dengan

banyaknya usia produktif dibandingkan dengan kelompok usia

balita dan kelompok usia tua diharapkan dapat mengurangi

angka beban tanggungan hidup penduduk Kelurahan Kali Rungkut

kedepannya.

Gambar 4.7 Grafik Piramida Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012

Page 16: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.4 ANALISA PEMANFAATAN RUANG

4.4.1 Analisa Kondisi Eksisting Pemanfaatan Ruang

Penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut dibagi menjadi 5

jenis penggunaan lahan, yaitu perumahan, industri dan pergudangan,

perdagangan dan jasa, fasilitas umum, dan RTH. Data monografi

Kelurahan Kali Rungkut tahun 2009 hingga tahun 2012 menunjukkan

bahwa kecenderungan penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut

terarah ke perdagangan dan jasa. Peruntukan lahan sebagai perdagangan

dan jasa pada tahun 2009 adalah sebesar 29,6 Ha sehingga berdasarkan

kondisi eksisting tahun 2012, ditemukan perubahan lahan sebesar 1,4 Ha.

Sedangkan lahan untuk jenis lainnya sebagian besar mengalami

penurunan luas, contohnya adalah lahan untuk industri dan pergudangan

yang berkurang 0,8 Ha. Hal ini disebabkan industri tersebut mengalami

alih fungsi lahan. Berikut merupakan analisa terhadap tiap jenis

penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut:

a. Perumahan

Pada Kelurahan Kali Rungkut, dapat ditemukan perumahan

informal, salah satunya perkampungan dengan tingkat kepadatan tinggi

di bagian tengah kelurahan. Dikarenakan perkampungan tersebut terletak

di Jalan Raya Kali Rungkut yang merupakan salah satu jalan arteri

sekunder, maka ditemukan juga adanya alih fungsi lahan. Pada awalnya

kawasan tersebut adalah kawasan perkampungan, kemudian karena

letaknya yang strategis yakni terletak pada pinggir jalan arteri sekunder

dan kolektor sekunder, maka beberapa rumah berubah peruntukan

lahannya menjadi kawasan perdagangan dan jasa.

Selain itu, Universitas Surabaya dan kawasan industri yang

terdapat di Kelurahan Kali Rungkut juga mempengaruhi keadaan

perumahannya. Jarak perkampungan dengan industri yang berkisar

antara 50 – 150 m merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya alih

fungsi lahan perumahan menjadi jasa tempat usaha kos. Dengan reputasi

Universitas Surabaya sebagai salah satu universitas swasta terbaik di

Surabaya dan mayoritas mahasiswanya yang tergolong dalam masyarakat

kalangan menengah keatas, maka rata-rata tempat usaha kos untuk

mahasiswa yang terletak di Kelurahan Kali Rungkut memiliki fasilitas yang

memadai dengan harga yang cukup tinggi. Sedangkan tempat usaha kos

untuk buruh pabrik memiliki harga sedang.

Dari kaidah umum dan kriteria batasan teknis untuk kawasan

peruntukan permukiman berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No. 41/Prt/M/2007, kawasan permukiman di Kelurahan Kali

Rungkut sudah memenuhi kriteria tersebut. Contohnya, kriteria yang

menyatakan bahwa pengggunaan lahan untuk pengembangan

perumahan adalah 40%-60% dari luas lahan yang ada, dengan

penggunaan lahan perumahan di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar

63%. Hal ini turut dipengaruhi oleh lokasi wilayah yang strategis, sehingga

menyebabkan laju pertumbuhan kawasan permukiman semakin pesat.

Arahan rencana pola ruang untuk permukiman menurut RDTRK

UP Rungkut 2010 adalah pengembangan perumahan real estate

berkewajiban menyediakan lahan untuk tempat pemakaman umum

seluas 2% dari luas lahan keseluruhan yang digunakan untuk

pembangunan perumahan. Arahan ini belum diterapkan oleh perumahan

real estate yang ada di Kelurahan Kali Rungkut. Selain itu, pengembangan

perumahan juga perlu ditingkatkan pada peningkatan kualitas lingkungan,

perbaikan kampung, dan pembenahan prasarana dan sarana perumahan

sesuai dengan rencana tata ruang.

Page 17: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

b. Industri dan Pergudangan

Salah satu fungsi penetapan UP Rungkut adalah sebagai kawasan

industri dan pergudangan, termasuk di Kelurahan Kali Rungkut dengan

persentase penggunaan lahan terbesar kedua. Kawasan peruntukan

industri dan pergudangan di Kelurahan Kali Rungkut terdapat pada

kawasan industri SIER dan kawasan industri di Jalan Raya Rungkut.

Kawasan industri dan pergudangan berfungsi untuk memfasilitasi

kegiatan industri dan mempermudah koordinasi antar industri dan

pengelolaan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan. Saat ini, untuk

kawasan industri di Jalan Raya Rungkut, beberapa industri mengalami alih

fungsi lahan menjadi kawasan perdagangan dan jasa. Hal ini dikarenakan

hak sewa yang dimiliki oleh industri tersebut sudah habis dan tidak

diperpanjang, sehingga ada pihak swasta yang kemudian menyewa atau

membeli tanah tersebut untuk digunakan sebagai perdagangan dan jasa.

Penggunaan lahan sebagai kawasan industri SIER belum

memenuhi kriteria teknis Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

41/Prt/M/2007 untuk kawasan peruntukan industri dan pergudangan.

Salah satu kriteria teknis yang diharuskan adalah kawasan industri harus

memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitarnya dengan

minimal jarak 2 km. Sedangkan letak kawasan industri SIER terlalu dekat

dengan perumahan Rungkut Mejoyo Selatan. Namun, kawasan SIER juga

telah memenuhi persyaratan yang menyatakan bahwa 30% dari total

kawasan digunakan untuk fasilitas umum. Fasilitas umum tersebut berupa

pembuangan sampah, pemadam kebakaran, gas, dan lain-lain.

Perencanaan dan pengembangan kawasan SIER menurut RDTRK

UP Rungkut Tahun 2010 diharuskan memenuhi persyaratan teknis

pelayanan umum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum,

khususnya pengadaan perumahan murah yang terjangkau untuk buruh

pabrik yang belum terlaksana.

c. Perdagangan dan Jasa

Kondisi perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut

cenderung makin meluas dan berkembang dengan skala pelayanan dari

skala lokal unit lingkungan menjadi skala distrik. Lokasi kawasan

perdagangan dan jasa yang mudah dicapai sudah sesuai dengan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/Prt/M/2007 tentang kriteria

dan kaidah umum perencanaan kawasan perdagangan dan jasa. Kawasan

perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut berkembang di jalan-

jalan strategis seperti Jalan Raya Kali Rungkut dan banyak terjadi

perubahan tata guna lahan di sepanjang jalan tersebut menjadi tata guna

perdagangan dan jasa.

Fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat di kawasan

perumahan seperti Rungkut Mejoyo Utara dan Rungkut Mejoyo Selatan

sudah menyediakan lahan parkir yang memadai sehingga tidak

menimbulkan hambatan samping. Sedangkan fasilitas perdagangan dan

jasa yang berlokasi di sepanjang Jalan Raya Kali Rungkut tidak mempunyai

lahan untuk parkir dan menyebabkan banyak kendaraan yang parkir on-

street dan kemudian mengganggu arus lalu lintas di jalan tersebut

terutama saat peak hour.

Hal tersebut diatas menyebabkan perlunya arahan pola penataan

kawasan perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut yang khususnya

mengatur lahan parkir pada kawasan perdagangan dan jasa terutama

bagi perdagangan dan jasa yang berada di sepanjang jalan poros utama.

Selain itu, perlu diadakan arahan penetapan pengembangan pada jenis

perdagangan dan jasa yang banyak menimbulkan bangkitan dan tarikan

yang signifikan dan harus disertai lahan parkir yang memadai terutama

Page 18: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

sistem parkir off-street. Contoh dari fasilitas perdagangan dan jasa

sebagai tarikan yang sudah menerapkan sistem parkir off-street adalah

ruko di sepanjang Jalan Raya Rungkut dan Carrefour.

d. Fasilitas Umum

Klasifikasi fasilitas umum di Kelurahan Kali Rungkut terbagi

menjadi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan,

serta bangunan umum dan perkantoran. Standar pelayanan minimal

fasilitas pendidikan mengharuskan bahwa penempatan fasilitas

pendidikan hendaknya berada dalam lokasi yang tepat dan disesuaikan

dengan skala pelayannya, contohnya penempatan fasilitas pendidikan

dasar yang seharusnya berada di tengah kelompok keluarga dan tidak

menyebrang jalan raya. Hal ini cukup sesuai dengan distribusi fasilitas

pendidikan di Kelurahan Kali Rungkut, meskipun masih ditemukan adanya

fasilitas pendidikan dengan lokasi yang tidak strategis, yakni lebar jalan

didepan fasilitas pendidikan yang hanya cukup untuk 1 atau 2 motor.

Untuk fasilitas kesehatan dan fasilitas peribadatan, sama halnya

dengan fasilitas pendidikan, kedua fasilitas ini harus dapat menjangkau

kebutuhan masyarakat berdasarkan standar yang diterapkan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Standar Pelayanan Minimal tiap fasilitas.

Penempatan fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas peribadatan sudah

cukup memenuhi kuantitas yang ada. Namun dengan semakin

meningkatnya kepadatan penduduk tiap tahunnya di Kelurahan Kali

Rungkut, maka diperlukan adanya penambahan unit fasilitas khususnya

untuk fasilitas kesehatan juga diperlukan penambahan unit dengan skala

pelayanan yang lebih besar.

Fasilitas umum di Kelurahan Kali Rungkut memiliki

kecenderungan tetap atau tidak mengalami alih fungsi lahan. Oleh karena

itu, pengembangan fasilitas umum berupa fasilitas pendidikan, fasilitas

kesehatan, dan fasilitas peribadatan di Kelurahan Kali Rungkut antara lain

menambah fasilitas tersebut sesuai dengan proyeksi kebutuhan

fasilitasnya juga optimalisasi kualitas masing-masing fasilitas. Sedangkan

untuk bangunan umum dan perkantoran, dibutuhkan adanya optimalisasi

kualitas kantor pemerintahan dan bangunan umum yang sudah ada.

e. RTH

Penambahan jumlah RTH sangat dibutuhkan oleh Kelurahan Kali

Rungkut, karena berdasar kondisi eksistingnya, hanya ditemukan RTH

seluas 3% dari total wilayah. Menurut RDTRK UP Rungkut 2010,

seharusnya penyediaan RTH privat dapat menambah kuantitas RTH di

kelurahan tersebut. Penyediaan RTH privat yaitu berupa penyediaan

lahan pekarangan pada bangunan rumah seluas minimum 10% dari luas

persil, penggunaan RTH dengan konsep taman atap bangunan (roof

garden), dan pengadaan RTH melalui pot dan tanaman rambat. Pada

perkampungan di Kelurahan Kali Rungkut, penyediaan RTH privat hanya

melalui media pot, karena luas bangunan yang mendekati luas persilnya

sehingga tidak tersedia 10% lahan yang dapat ditanami. Sedangkan untuk

perumahan sudah sesuai dengan kebijakan RDTRK tersebut diatas.

Median jalan, sebagai salah satu bentuk RTH non alami adalah

berupa jalur pemisah yang membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih.

Median jalan di Kelurahan Kali Rungkut salah satunya terdapat Jalan Raya

Tenggilis Mejoyo. Median di jalan tersebut berbentuk jalur hijau dan

memiliki jenis tanaman yang sesuai dengan arahan RDTRK UP Rungkut

yaitu tanaman yang seharusnya tidak mengganggu pandangan pengguna

jalan dan dapat mengurangi polusi dan kebisingan.

Penggunaan lahan sebagai RTH di Kelurahan Kali Rungkut juga

mengalami alih fungsi lahan menjadi kawasan dengan peruntukan

perdagangan dan jasa. Alih fungsi lahan tersebut terdapat pada Jalan

Page 19: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Raya Rungkut, yang merupakan salah satu jalan arteri sekunder sehingga

mempunyai lokasi yang strategis untuk dibangun sebagai kawasan

perdagangan dan jasa yang berupa rumah toko (ruko). Selain itu, terdapat

masalah lain terkait penyediaan RTH di Kelurahan Kali Rungkut yakni

ditemukannya lahan kosong dan terlantar (vacant land) yang dijadikan

sebagai tempat pembuangan sampah ilegal oleh masyarakat sekitar. Hal

ini disebabkan oleh jumlah TPS yang sebenarnya sudah memadai namun

tidak disertai dengan distribusi yang merata, oleh karena itu masyarakat

cenderung memilih untuk membuang sampah di lahan kosong tersebut.

4.4.2 Analisa Status Tanah

Status tanah di Kelurahan Kali Rungkut dari sumber data pokok

tahun 1988 sebagian besar merupakan tanah adat/ Petok D, namun

selama lebih dari 20 tahun status tanah di Kelurahan Kali Rungkut pasti

mengalami perubahan yang cukup signifikan. Informasi mengenai status

tanah sangat terbatas mengingat status tanah tersebut mempunyai

tingkat perlindungan yang berbeda untuk diketahui oleh umum (RDTRK

UP Rungkut 2010). Oleh karena itu untuk memberikan gambaran

mengenai status tanah di Kelurahan Kali Rungkut, maka

pengklasifikasiannya dibagi menjadi 3 macam status tanah, yakni tanah

hak milik, tanah negara, dan tanah Petok D.

a. Hak Milik

Tanah hak milik merupakan hak untuk menikmati kegunaan

suatu lahan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap

lahan tersebut dan fungsinya dengan kedaulatan sepenuhnya.

Tanah hak milik biasanya ditemukan di kawasan perumahan

formal RW I, RW II, RW IV, RW IX, RW X, dan RW XI. Serta

beberapa rumah dikawasan perkampungan juga ada yang

memiliki status tanah hak milik.

b. Tanah Negara

Tanah negara merupakan tanah dengan kepemilikan atas lahan

yang dikuasai oleh pemerintah/ negara. Tanah negara dapat

ditemukan di kantor pemerintahan, fasilitas umum, RTH, dan

lain sebagainya.

c. Tanah Petok D

Tanah Petok D merupakan tanah milik perseorangan sebelum

berlakunya UUPA Tahun 1960 dengan penentuan batas tanah

didasarkan pada hukum adat. Tanah dengan status ini banyak

dimiliki masyarakat di perkampungan RW V, RW VI, RW VIII,

RW XIV, dan RW XV. Peralihan tanah Petok D tersebut biasanya

dilakukan dari tangan ke tangan berdasarkan kepercayaan dari

para pihak saja, sehingga tidak ada surat-surat apapun yang

dapat digunakan untuk menelusuri kepemilikannya. Namun,

terdapat pula masyarakat yang sudah mendaftarkan tanahnya

menjadi tanah hak milik dengan SHM (Sertifikat Hak Milik).

Pendaftaran tersebut dilakukan bila pemilik tanah memiliki

bukti asli hak sebelum tahun 1960, maka sertifikasi tanah

dilakukan dengan prosedur konversi hak (tanpa pemeriksaan

tanah, tanpa diumumkan dua bulan). Sedangkan apabila

pemilik tanah tidak memiliki bukti lengkap, sertifikasi tanah

dilakukan melalui penegasan/ pengakuan hak (dilakukan

pemeriksaan tanah dan dimumkan dua bulan).

4.4.3 Proyeksi Kebutuhan Lahan

Peningkatan penduduk Kelurahan Kali Rungkut tiap tahunnya

mencerminkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan lahan.

Proyeksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan keterpaduan ruang agar

lebih efektif dalam operasional pelaksanaan kedepannya. Proyeksi

Page 20: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

kebutuhan lahan yang akan diuraikan lebih lanjut merupakan proyeksi

kebutuhan lahan di Kelurahan Kali Rungkut sampai dengan tahun 2022

yang mengacu pada Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan

Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana

Wilayah No. 534/KPTS/M/2001) san Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-

1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di

Perkotaan. Untuk proyeksi jumlah penduduk sebagai dasar perhitungan

proyeksi kebutuhan lahan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8Proyeksi Jumlah Penduduk di Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

1 2013 23.943

2 2014 24.229

3 2015 24.590

4 2016 24.956

5 2017 25.327

6 2018 25.704

7 2019 26.086

8 2020 26.474

9 2021 26.868

10 2022 27.268

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

a. Perumahan

Penyediaan perumahan dalam lingkup Kelurahan Kali

Rungkut sangat penting untuk menampung penduduk yang

jumlahnya terus bertambah tiap tahunnya. Dalam UU No. 1

Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman,

pasal 34 menyebutkan bahwa setiap badan hukum yang

melakukan pembangunan harus mewujudkan perumahan

dengan hunian berimbang. Hunian berimbang lebih lanjut

dibahas pada Peraturan Menteri Perumahan Rakyat

(Permenpera) Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan

Permukiman dengan Hunian Berimbang. Konsep ini mempunyai

komposisi 1:2:3 yaitu 1 rumah mewah berbanding 2 rumah

menengah berbanding 3 atau lebih rumah sederhana. Luas

kavling untuk rumah sederhana diasumsikan 72 m2, rumah

menengah 135 m2, dan rumah mewah 200 m2. Diasumsikan 1

keluarga terdiri dari 5 orang. Proyeksi kebutuhan lahan

perumahan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.9 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Perumahan

Mewah di Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 15

2 2014 15

3 2015 16

4 2016 16

5 2017 16

6 2018 16

7 2019 17

8 2020 17

9 2021 17

10 2022 17

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

Page 21: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.10 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Perumahan Menengah di

Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 21

2 2014 21

3 2015 22

4 2016 22

5 2017 22

6 2018 23

7 2019 23

8 2020 23

9 2021 24

10 2022 24

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012.

Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Perumahan Sederhana di

Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 17

2 2014 17

3 2015 18

4 2016 18

5 2017 18

6 2018 18

7 2019 19

8 2020 19

9 2021 19

10 2022 20

b. Perdagangan dan Jasa

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal, SPM untuk

pasar adalah minimal tersedia 1 unit pasar untuk 30.000 jiwa

penduduk. Jadi proyeksi kebutuhan lahan untuk pasar sampai

dengan tahun 2022 adalah sebesar 1 unit dengan asumsi luas

lahan 0,35 Ha. Selain itu, untuk toko atau warung dengan skala

pelayanan unit 250 jiwa penduduk, proyeksi kebutuhan lahan

nya adalah sebesar 70 unit dengan luas lahan sebesar 0,7 Ha

berdasarkan ketentuan luas lahan minimal untuk toko atau

warung sebesar 100 m2 per unit.

c. RTH

RTH dibutuhkan dalam pengembangan suatu wilayah

sebagai penyeimbang pembangunan yang berjalan. Standar

yang digunakan dalam memproyeksikan kebutuhan lahan untuk

RTH adalah 1 RTH unit kelurahan dengan skala pelayanan

30.000 jiwa penduduk dengan luas lahan minimal 0,9 Ha. Hingga

tahun 2022, didapat proyeksi kebutuhan lahan untuk RTH unit

kelurahan adalah sebesar 1 unit atau seluas 0,9 Ha. Selain itu,

standar lainnya adalah 1 RTH unit RW yang harus dapat

melayani 2500 jiwa penduduk dengan luas yang dibutuhkan

yaitu 0,0125 Ha. Proyeksinya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Sumber : Hasil Analisa Survei Primer 2012

Page 22: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk RTH Unit RW di Kelurahan Kali

Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 0,12

2 2014 0,12

3 2015 0,12

4 2016 0,12

5 2017 0,13

6 2018 0,13

7 2019 0,13

8 2020 0,13

9 2021 0,14

10 2022 0,14

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

d. Fasilitas Pendidikan

Dalam pemenuhan fasilitas pendidikan 10 tahun

kedepan hingga tahun 2022, diperlukan perhitungan untuk

memenuhi kebutuhan lahan termasuk peruntukan fasilitas

pendidikan. Berikut merupakan tabel proyeksi kebutuhan lahan

untuk fasilitas pendidikan berdasarkan tiap jenisnya yakni TK,

SD, SMP, dan SMA.

Tabel 4.13 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Taman Kanak-Kanak di Kelurahan

Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 2,76

2 2014 2,88

3 2015 2,88

4 2016 2,88

5 2017 3

6 2018 3

7 2019 3,12

8 2020 3,12

9 2021 3,12

10 2022 3,24

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

Tabel 4.14 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sekolah Dasar di Kelurahan Kali

Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 2,8

2 2014 3

3 2015 3

4 2016 3

Page 23: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

No Tahun Luas (Ha)

5 2017 3,2

6 2018 3,2

7 2019 3,2

8 2020 3,2

9 2021 3,2

10 2022 3,4

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

Tabel 4.15 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sekolah Menengah Pertama di

Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 4,5

2 2014 4,5

3 2015 4,5

4 2016 4,5

5 2017 4,5

6 2018 4,5

7 2019 4,5

8 2020 4,5

9 2021 5,4

10 2022 5,4

Tabel 4.16 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sekolah Menengah Atas di Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 6,25

2 2014 6,25

3 2015 6,25

4 2016 6,25

5 2017 6,25

6 2018 6,25

7 2019 6,25

8 2020 6,25

9 2021 7,5

10 2022 7,5

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

e. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut sebagian besar

sudah memenuhi proyeksi kebutuhan berdasarkan unitnya,

contohnya kebutuhan poliklinik sampai tahun 2022 adalah sebesar

1 unit dan menurut kondisi eksistingnya, Kelurahan Kali Rungkut

sudah menyediakan 1 unit poliklinik. Sedangkan untuk kebutuhan

lahan posyandu, 1 unit posyandu harus melayani 1250 jiwa

penduduk, dengan luas lahan tiap unit adalah sebesar 0,006 Ha.

Sumber : Hasil Analisa Survei Primer 2012

Page 24: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.17 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Posyandu di Kelurahan Kali

Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 0,11

2 2014 0,12

3 2015 0,12

4 2016 0,12

5 2017 0,12

6 2018 0,12

7 2019 0,12

8 2020 0,13

9 2021 0,13

10 2022 0,13

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

f. Fasilitas Peribadatan

Perhitungan standar luas lahan untuk fasilitas

peribadatan adalah 1 unit tempat ibadah untuk melayani 2500

jiwa penduduk dengan asumsi luas lahan untuk 1 tempat ibadah

adalah 0,06 Ha. Tabel berikut merupakan proyeksi kebutuhan

lahan fasilitas peribadatan hingga tahun 2022.

Tabel 4.18 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Tempat Ibadah

di Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Luas (Ha)

1 2013 0,54

2 2014 0,6

3 2015 0,6

No Tahun Luas (Ha)

4 2016 0,6

5 2017 0,6

6 2018 0,6

7 2019 0,6

8 2020 0,6

9 2021 0,66

10 2022 0,66

Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012

Perkembangan Kelurahan Kali Rungkut dari tahun ke tahun

akan mengubah penggunaan lahan yang ada sesuai dengan

kebutuhan dan pola kegiatan serta jumlah penduduk yang terus

meningkat. Berdasarkan hasil proyeksi diatas, total kebutuhan

penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022

adalah seluas 83,42 Ha dengan persentase kebutuhan lahan

Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar 32% dan uraian secara

keseluruhan hasil perbandingan dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Page 25: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.19 Perbandingan Kondisi Eksisting dengan Proyeksi Tahun 2022

No. Penggunaan

Lahan Kondisi Eksisting

(Ha) Total Kebutuhan

Lahan (Ha)

Proyeksi Tahun 2022

(Ha)

1 Perumahan 160 61 221

2 Perdagangan dan

Jasa 31 1,05 32,05

3 Fasilitas Umum 19 20,33 39,33

4 RTH 8 1,04 9,04

Total 253 83,42 336,42

4.5 ANALISA KARAKTERISTIK BANGUNAN

Dalam suatu wilayah perlu dilakukan penataan bangunan. Tanpa

adanya penataan bangunan, suatu wilayah akan terlihat kurang tertata

secara estetika dan juga akan mengurangi tingkat kesehatan dalam hal

sirkulasi udara serta pencahayaan di daerah tersebut, selain itu juga

dapat menurunkan kualitas lingkungan. Oleh karena itu penataan

bangunan merupakan suatu upaya yang sangat penting dalam

perencanaan suatu wilayah. Penataan bangunan dapat dijadikan sebagai

pedoman dan arahan dalam pendirian, penggunaan, perubahan dan

pembongkaran bangunan.

Penataan bangunan harus mengarah pada terpenuhinya

kebutuhan akan bangunan-bangunan beserta sarana prasarananya,

peningkatan kualitas lingkungan yang sehat, serasi dan selaras dengan

lingkungannya, serta peningkatan mutu bangunan sesuai dengan standar

persyaratan teknis yang ditentukan dalam peraturan perundang-

undangan. Analisa karakteristik bangunan terdiri dari analisa kepadatan

bangunan, kondisi bangunan, ketinggian bangunan, koefisien lantai

bangunan, garis sempadan bangunan, dan koefisien dasar bangunan.

4.5.1 Analisa Kepadatan Bangunan

Kepadatan bangunan merupakan sebuah alat preventif untuk

mencegah terjadinya kerapatan bangunan di suatu kawasan. Menurut

RTRW Surabaya, kepadatan bangunan merupakan sistem pengaturan dan

pengendalian kepadatan perumahan yang diterapkan dengan

memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, kondisi kawasan

terbangun serta diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas

lingkungan setempat.

Kepadatan bangunan tiap RW yang terdapat di Kelurahan Kali

Rungkut dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Kepadatan 0-40 bangunan/Ha, terdapat pada kawasan

perdagangan jasa dan industri di Jalan Raya Rungkut dan kawasan

SIER.

2. Kepadatan 41-80 bangunan/Ha, terdapat pada kawasan

permukiman RW 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, dan 11.

3. Kepadatan 81-150 bangunan/Ha, terdapat pada kawasan

permukiman RW 5, 9, 14 dan 15.

Pada wilayah perencanaan, sebagian besar memiliki kepadatan

bangunan sebanyak 41-80 bangunan tiap 1 hektarnya. Sehingga dapat

dikatakan kepadatan bangunan di Kelurahan Kali Rungkut tidak terlalu

padat sehingga perlu dipertahankan. Akan tetapi ada beberapa daerah

yang memiliki kepadatan bangunan sebanyak 81-150 bangunan/Ha, yaitu

RW 5, 9, 14 dan 15. RW 5, 14 dan 15 merupakan daerah perkampungan

Sumber : Hasil Analisa Survei Primer 2012

Page 26: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

yang kepadatan bangunannya sangat padat sehingga dikhawatirkan akan

memperbesar resiko terjadinya kebakaran serta kurangnya daerah

resapan air yang akan memperbesar resiko terjadinya banjir.

Penataan bangunan di kawasan UP. Rungkut untuk arahan

kepadatan bangunan perlu didesain untuk bangunan yang cenderung

horizontal dapat dijadikan menjadi bangunan vertikal, misalnya bangunan

kumuh dapat dijadikan bangunan rumah susun atau apartemen sehingga

tanah yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk guna lahan yang lain dan

juga untuk memperbanyak daerah resapan.

4.5.2 Analisa Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan yang teridentifikasi di wilayah perencanaan

berdasarkan survey lapangan di wilayah perencanaan adalah bangunan

permanen dan semi permanen.

1. Permanen

Bangunan permanen adalah bangunan yang jika ditinjau dari segi

konstruksi dan umur bangunan lebih dari 15 tahun. Bangunan

permanen merupakan bangunan yang diperkeras seluruh bagian

bangunannya. Bangunan permanen terletak di RW 1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11, dan 12.

2. Semi Permanen

Bangunan semi permanen adalah bangunan yang dari segi

konstruksi dan umur bangunannya sekitar 5-15 tahun. Bangunan

semi permanen di wilayah perencanaan bercirikan tidak seluruh

permukaannya diperkeras, tetapi hanya sebagian yang dilakukan

pengerasan, sedangkan bagian lainnya dibangun dengan

menggunakan bahan lainnya seperti seng ataupun triplek. Pada

Kelurahan Kali Rungkut bangunan semi permanen dapat ditemui di

daerah perkampungan sepanjang Jl. Raya Rungkut Lor RW 5 dan

RW 14.

Pada kawasan perencanaan diketahui bahwa masih ada

permukiman berupa bangunan semi permanen seperti yang terdapat

pada beberapa rumah di RW 5 dan RW 14. Berdasarkan RTRW Surabaya

2013, upaya penanganan kawasan perumahan adalah dengan perbaikan

atau pemugaran pada kawasan perkampungan serta melakukan

peremajaan. Penanganan kawasan perkampungan kumuh dilakukan

dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi kawasan tersebut secara

persuasif dan bertahap. Selain itu upaya lain untuk menangani

permukiman yang bangunannya masih belum permanen adalah dengan

mengadakan program revitalisasi perkampungan seperti Kampung

Improvement Program (KIP) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

4.5.3 Analisa Ketinggian Bangunan

Ketinggian bangunan di suatu lingkungan merupakan akibat dari

pemberlakuan Koefisien Lantai Bangunan. Koefisien Lantai Bangunan

adalah perbandingan antara jumlah luas lantai efektif yang boleh

dibangun (total) terhadap luas kavling.

Untuk menentukan ketinggian bangunan pada wilayah

perencanaan yaitu dengan mencermati setiap bangunan. Ketinggian

bangunan dihitung mulai dari lantai dasar sampai dengan lantai tertinggi.

Di Keluarah Kali Rungkut ketinggian bangunan dapat dikategorikan

menjadi 3 yaitu:

Page 27: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

1. Bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 meter

Bangunan kategori ini setara dengan 1-2 lantai, dapat dijumpai

pada perumahan non formal yang terletak di Jl. Bakung, Jl. Rungkut

Kidul Industri, serta Jl. Panduk

2. Bangunan dengan ketinggian 8 hingga 12 meter

Bangunan kategori ini, yang setara dengan 2-3 lantai, terdapat

pada ruko-ruko di sepanjang Jl. Raya Rungkut dan perumahan

formal di RW 2 dan 9.

3. Bangunan dengan ketinggian lebih dari 12 meter

Bangunan kategori ini setara dengan lebih dari 3 lantai, dapat

ditemukan pada perkantoran di Jl. Rungkut Alang-Alang, Jl. Rungkut

Asri Utara, kawasan industri, Universitas dan hyper market

Carrefour yang terdapat di Jl. Raya Rungkut.

Penentuan ketinggian bangunan dihitung secara paralel dengan

perencanaan daya dukung jalan suatu ruang kawasan. Selain itu juga

memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, keselamatan publik dan

estetika. Dalam penentuan ketinggian bangunan perlu memperhitungkan

posisi, situasi kondisi wilayah secara internal serta implikasinya terhadap

wilayah eksternal di sekitarnya yang berdekatan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan antara lain kondisi eksisting penggunaan lahan kawasan

perencanaan serta kondisi tanah di Kelurahan Kali Rungkut yang cukup

stabil. Ketinggian bangunan di Kelurahan Kali Rungkut sesuai dengan

RDTRK UP. Rungkut, sehingga tetap dipertahankan.

4.5.4 Analisa Koefisien Lantai Bangunan

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau Floor Area Ratio (FAR)

adalah perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan dengan luas

lahan/kavling dimana bangunan tersebut berdiri. Fungsi dari

pemberlakuan KLB adalah untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan

nyaman. Penetapan KLB perlu secara cermat memperhitungkan: posisi,

situasi kondisi wilayah secara internal serta implikasinya terhadap wilayah

eksternal di sekitarnya. Rumus untuk menghitung KLB adalah sebagai

berikut:

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) di wilayah perencanaan

diklasifikasikan menjadi tiga, yakni sebagai berikut:

1. Koefisien Lantai Bangunan < 140 %

Dapat dijumpai pada perumahan dan permukiman/perkampungan

yang terdapat pada RW 1, 2, 4, 5, 10, 14, dan 15.

2. Koefisien Lantai Bangunan 150 – 200%

Bangunan kategori ini dapat dijumpai pada sebagian perdagangan

dan jasa di Jalan Raya Rungkut serta pada ruko di Jalan Rungkut

Asri.

3. Koefisien Lantai Bangunan > 200%

Bangunan kategori ini terdapat pada SIER, Carrefour juga

Universitas Surabaya. Pada kategori ini fungsi peruntukkannya

untuk perdagangan dan jasa, perkantoran, fungsi campuran

(rumah-toko) serta fasilitas pendidikan setingkat kampus.

Secara umum KLB pada bangunan-bangunan yang terdapat di

Kelurahan Kali Rungkut telah memenuhi ketentuan zonasi UL. Kali

Rungkut – Rungkut Kidul, sehingga kondisi seperti ini sebaiknya

Luas Keseluruhan Lantai Bangunan

Luas Lahan/kavling

KLB = X 100 %

Page 28: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

dipertahankan sehingga fungsi dari pemberlakuan KLB yakni untuk

menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman dapat terus terpenuhi.

4.5.5 Analisa Garis Sempadan Bangunan

Kemunduran bangunan di suatu lingkungan dapat dilihat sebagai

adanya jarak dari bangunan terhadap objek lainnya, yang lazim dikenal

sebagai Garis Sempadan Bangunan (GSB). Kemunduran bangunan secara

teoritits dan normatif biasanya dinyatakan dalam satuan meter.

Penetapan garis sempadan bangunan ditujukan untuk mengatur jarak

antara satu bangunan dengan yang lainnya dalam satu kavling/blok yang

berbeda guna mencapai keseimbangan lingkungan, keamanan,

keselamatan dan kesehatan publik, serta keberlanjutan kehidupan.

Penentuan GSB pada wilayah perencanaan ditentukan dengan cara

mengamati jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan

dinding bangunan terdepan. GSB yang terdapat di wilayah perencanaan

diklasifikasikan menjadi:

1. Kemunduran bangunan 0-3 meter

Kemunduruan bangunan 0-3 meter meter di kawasan perencanaan

salah satunya terdapat pada daerah perkampungan dengan akses

masuk ke gang-gang kecil di Jalan Kali Rungkut Lor Gang 1-7.

2. Kemunduran bangunan 4-6 meter

Kemunduruan bangunan 4-6meter di kawasan perencanaan

terdapat di perumahan-perumahan.

3. Kemunduran bangunan 7-10 meter

Kemunduruan bangunan 7-10 meter di kawasan perencanaan

terdapat di ruko dan perkantoran di Jalan Raya Kali Rungkut.

4. Kemunduran bangunan 10-20 meter

Kemunduruan bangunan 10-20 meter di kawasan perencanaan

dapat dijumpai di Kampus Ubaya (Universitas Surabaya).

5. Kemunduran bangunan lebih dari 20 meter

Kemunduruan bangunan lebih dari 20 meter di kawasan

perencanaan terdapat di Carrefour dan kawasan industri dan

pergudangan.

Kemunduran bangunan 0-1 meter terdapat di sepanjang Jalan

Raya Rungkut Lor, yang merupakan kawasan perdagangan dan jasa skala

lingkungan. Dengan kemunduran bangunan 0-1 meter serta lebar jalan

yang sempit, kemudian dengan banyaknya kendaraan bermotor yang

parkir di sepanjang jalan tersebut jelas mengganggu pejalan kaki dan

menimbulkan kemacetan serta rawan akan terjadinya kecelakaan. Selain

itu dengan kondisi GSB yang hanya 0-1 meter mengakibatkan semakin

berkurangnya daerah resapan yang mengakibatkan daerah tersebut

beresiko terkena banjir. Sehingga, garis sempadan antara bangunan

dengan jalan seharusnya disesuaikan dengan standar perencanaan jalan

perkotaan Direktorat Jenderal Bina Marga.

4.5.6 Analisa Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

KDB di wilayah perencanaan ditentukan oleh kemampuan lahan

yang semakin tinggi nilai lahannya serta intensitas pemanfaatan ruang

atau guna lahan yang juga semakin tinggi. Agar tidak terjadi pemanfaatan

ruang secara berlebihan maka harus dilakukan pengendalian dalam

pemanfaatan ruang untuk penggunaan lahan yang leih bermanfaat.

Koefisien Dasar Bangunan berfungsi untuk mengidentifikasi

kesesuaian pemanfaatan lahan untuk bangunan dan lahan yang tersedia.

Rumus untuk menghitung KDB adalah sebagai berikut:

KDB=

x 100%

Page 29: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada wilayah perencanaan

diklasifikasikan menjadi:

1. KDB 0-10%

Wilayah yang memiliki KDB 0-10% terdapat pada kawasan RTH,

tanah kosong yang terdapat di Jalan Raya Rungkut.

2. KDB 50 %

Wilayah yang memiliki KDB 50 % dapat dijumpai di kawasan

industri dan pergudangan yaitu SIER serta Carrefour Rungkut yang

terletak di Jalan Raya Rungkut.

3. KDB 60-70%

Wilayah yang memiliki KDB 60-70% di wilayah perencanaan seperti

di perumahan di Jalan Rungkut Alang-alang, Perumahan Rungkut

Harapan dan Perumahan Rungkut Asri.

4. KDB > 75%

Wilayah yang memiliki KDB lebih dari 75% di wilayah perencanaan

terletak di perkampungan yang padat penduduk yang jalan

aksesnya cenderung masuk ke gang-gang kecil seperti

perkampungan yang terletak di Jalan Kali Rungkut Lor.

Berdasarkan RDTRK UP. Rungkut, arahan untuk KDB adalah

dengan tetap menjaga keberadaan ruang terbuka yang dibutuhkan

sebagai resapan, produktor oksigen dan juga sebagai filter udara. Dalam

lingkup mikro, KDB berperan dalam mencegah terjadinya kebakaran,

bencana gempa, juga terhalangnya sirkulasi matahari dan udara segar.

Pada kawasan perencanaan, terdapat beberapa daerah yang

memiliki KDB > 75% seperti yang terdapat pada perkampungan di Jalan

Rungkut Kidul yang dapat memperbesar resiko kebakaran, mengurangi

keberadaan ruang terbuka serta menghalangi sirkulasi matahari dan

udara segar. Berdasarkan RDTRK Rungkut, KDB > 75% tersebut tetap

dipertahankan, namun untuk mendukung penghawaan serta estetika

maka diarahkan setiap bangunan/rumah harus menyediakan tanaman

pot dan minimal 1 rumah memiliki 1 pohon. Sedangkan untuk

perkembangan ke depannya diusulkan memiliki KDB antara 70-85%.

Page 30: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.6 ANALISA POLA LINGKUNGAN LUAR

4.6.1 Analisa Identitas Lingkungan

4.6.1.1 Jaringan Sirkulasi atau Pathways

Kawasan yang berpotensi menjadi pathways di Kelurahan Kali

Rungkut berdasarkan RDTRK UP Rungkut 2010 adalah Jalan Raya Rungkut,

Jalan Raya Kali Rungkut, dan Jalan Rungkut Alang-Alang. Jalan Raya

Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut berpotensi sebagai pathways mayor

karena jalan tersebut termasuk jalan arteri sekunder sehingga dapat

menampung lebih banyak volume kendaraan. Sedangkan Jalan Rungkut

termasuk jalan kolektor sekunder sehingga mempunyai kapasitas yang

lebih rendah daripada Jalan Raya Kali Rungkut dan Jalan Raya Rungkut.

Jalan Rungkut Alang-Alang masih menjadi rute sirkulasi yang padat karena

terdapat pasar, sehingga dikatakan berpotensi sebagai pathways minor.

Selain jalan-jalan yang disebutkan dalam RDTRK UP Rungkut 2010

berpotensi sebagai pathways, terdapat jalan lain yang juga memiliki

potensi yang sama. Seperti jalan Tenggilis Mejoyo yang berpotensi

sebagai pathways minor. Kawasan tersebut banyak dilalui kendaraan

karena dekat dengan Universitas Surabaya. Namun daya tampung dari

Jalan Tenggilis Mejoyo ini tidak sebesar daya tampung Jalan Raya Rungkut

dan Jalan Raya Kali Rungkut yang berfungsi sebagai pathways mayor.

Letak-letak pathways eksisting serta jalan yang berpotensi sebaga

pathways dapat dilihat pada Peta 4.2.

Gambar 4.8 Jalan Tenggilis Mejoyo yang Berpotensi sebagai Pathways Sumber: Survei lapangan, 27 Desember 2012

Page 31: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Gambar Jalan Tenggilis Mejoyo yang berpotensi sebagai pathways minor

Sumber: survei lapangan, 27 Desember 2012

Sumber: Survei lapangan, 27 Desember 2012

Page 32: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.6.1.2 Pembatas Lingkungan atau Edges

Kawasan yang berpotensi sebagai edge berdasarkan RDTRK UP

Rungkut 2010 adalah Jalan Raya Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut.

Kedua jalan ini merupakan jalan arteri sekunder yang membentang dari

utara hingga selatan Kelurahan Kali Rungkut, sehingga terlihat seperti

membagi kelurahan menjadi dua. Selain itu terdapat sungai Avor di Jalan

Rungkut Asri yang juga berpotensi sebagai Edge. Sungai ini berada di

dalam kawasan permukiman masyarakat dan sebagai median jalan,

sehingga dikatakan berpotensi sebagai edge.

Selain Jalan Raya Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut, serta sungai

Avor, di Kelurahan Kali Rungkut terdapat kawasan lain yang juga

berpotensi sebagai edge, seperti Jalan Raya Tenggilis Mejoyo Utara dan

Jalan Raya Tenggilis Mejoyo Selatan yang juga merupakan batas barat

kelurahan. Di bagian selatan Kelurahan Kali Rungkut terdapat Jalan Raya

Rungkut Industri yang juga berpotensi sebagai edge karena memang

merupakan jalan paling selatan dari kelurahan dan merupakan batas

kelurahan. letak edges ini dapat dilhat pada Peta 4.3.

Gambar 4.9 (atas) Jalan Raya Tenggilis Mejoyo Utara, (bawah) Jalan Raya

Rungkut Industri yang Berpotensi sebagai Edge

Sumber: Survei lapangan, 27 Desember 2012

Page 33: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 34: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.6.1.3 Titik Kegiatan atau Simpul Kegiatan (Nodes)

Nodes merupakan titik kegiatan yang menjadi pusat kegiatan

masyarakat sekitar. Karena aspek yang mendominasi di Kelurahan Kali

Rungkut adalah perdagangan dan jasa, maka ruko yang ada di Jalan Raya

Kali Rungkut dan Jalan Raya Rungkut dapat dikatakan sebagai titik

kegiatan atau node. Adanya node di Jalan Kali Rungkut dan Jalan Raya

Rungkut menyebabkan kawasan ini menjadi kawasan padat, mengingat

kedua jalan ini merupakan jalan utama di Kelurahan Kali Rungkut. Selain

itu Pasar Soponyono, Pasar Rungkut Baru, dan swalayan di Jalan Kali

Rungkut juga merupakan titik kegiatan karena aktivitas masyarakat dalam

memenuhi kebutuhannya sehari-hari terjadi pada lokasi ini. Sementara

itu Universitas Surabaya yang merupakan salah satu kampus ternama

juga menjadi titik kegiatan bagi mahasiswa yang sehari-hari tinggal di

sekitar kampus, juga bagi penduduk yang memiliki pekerjaan di lokasi

tersebut. Letak-letak nodes dalam Kelurahan Kali Rungkut dapat dilihat

pada Peta 4.4.

4.6.1.4 Distrik

Kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut atau SIER

merupakan suatu kawasan yang memiliki ciri khas yang sama dan

membentuk suatu pola yaitu sebagai kawasan industri dan pergudangan,

sehingga dapat dikatakan sebagai distrik. Begitu juga dengan kawasan

perniagaan dan jasa di Jalan Raya Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut

yang sepanjang jalan digunakan sebagai fasilitas perniagaan dan jasa

sehingga dapat dikatakan memiliki ciri khas dan pola yang sama. Lokasi

distrik industri dan pergudangan serta distrik perniagaan dan jasa dapat

dilihat pada Peta 4.5.

Page 35: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 36: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 37: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.6.1.5 Tanda Lingkungan atau Landmarks

Landmark merupakan suatu tempat atau icon dari suatu kawasan

yang menonjol sehingga dapat menjadi ciri khas dari kawasan tersebut.

Seperti yang telah disebutkan bahwa di Kelurahan Kali Rungkut terdapat

dua distrik yaitu distrik perniagaan dan jasa serta distrik industri dan

pergudangan. Kedua distrik ini sudah cukup dikenal masyarakat sekitar,

namun masih belum ada suatu titik yang menjadi ciri khas dari kelurahan

itu sendiri, atau landmark.

Berdasarkan kegiatan masyarakat, terdapat beberapa titik yang

berpotensi sebagai landmark, yaitu titik-titik yang padat oleh aktivitas

masyarakat atau nodes. Padatnya aktivitas di titik kegiatan tersebut juga

dapat menyebabkan lokasi tersebut dikenal masyarakat dan menjadi ciri

khas dari Kelurahan Kali Rungkut. Jadi nodes di Kelurahan Kali Rungkut

selain sebagai titik kegiatan masyarakat sekitar juga berpotensi sebagai

landmark. Titik-titik yang berpotensi sebagai landmark antara lain

swalayan di Jalan Kali Rungkut, Universitas Surabaya di Jalan Tenggilis

Mejoyo, serta Pasar Soponyono dan Pasar Rungkut Baru di Jalan Rungkut

Alang-Alang. Letak titik-titik yang berpotensi sebgai landmarks dapat

dilihat pada peta 4.6.

Gambar 4.10 (atas) Universitas Surabaya dan (bawah) Pasar Rungkut Baru yang

Berpotensi sebagai Landmark

Sumber: survei lapangan, 27 Desember 2012

Page 38: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 39: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.6.2 Analisis Pola Jaringan Jalan

Berdasarkan RDTRK UP Rungkut 2010, jaringan jalan pada

Kelurahan Kali Rungkut berpola grid dengan jalan utama berpola linier

yaitu pada Jalan Raya Kali Rungkut. Pola jaringan grid memiliki bentuk

kisi-kisi yang mempunyai aksesibilitas yang tinggi, sehingga alternatif

pilihan jalan banyak yang dapat dilalui. Bagian-bagian kota dibagi

sedemikian rupa menjadi blok-blok empat persegi panjang dan

membentuk sudut siku-siku. Pola seperti ini dapat menghemat

penggunaan lahan. Namun pada kenyataannya kondisi jalan di Kelurahan

Kali Rungkut masih sering terjadi kemacetan. Bentuk-bentuk jaringan

jalan tidak membentuk blok-blok persegi panjang sempurna dan bahkan

tidak membentuk pola yang jelas terutama pada Jalan Rungkut Lor yang

digunakan masyarakat sebagai tempat tinggal.

Untuk karakteristik bangunan yang melingkupi jaringan jalan, di

beberapa ruas jalan terdapat ketinggian bangunan yang tidak merata

seperti pada Jalan Raya Kali Rungkut dan Jalan Raya Rungkut. Selain itu

kepadatan yang tinggi juga terjadi pada sisi barat ruas jalan tersebut,

sehingga tidak ada jarak antar bangunan. Hal ini juga terjadi pada

permukiman warga di Jalan Rungkut Lor. Keadaan seperti ini dapat

membahayakan apabila terjadi bencana kebakaran sehingga api mudah

merembet, dan tidak sesuai dengan standar perumahan yang tertulis

pada UU Nomor 1 tahun 2011. Selain itu banyak bangunan dengan

kemunduran 0 meter di Jalan Kali Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut.

Ruas jalan ini merupakan jalan utama yang padat oleh kendaraan

bermotor sehingga bangunan yang padat dan terlalu dekat dengan jalan

akan membahayakan pengguna jalan, karena dapat membatasi jarak

pandang. Kondisi bangunan yang terlalu padat dan ketinggian yang tidak

merata dapat mengganggu pencahayaan terhadap bangunan yang lebih

rendah, serta mengganggu estetika lingkungan. Selain itu kondisi seperti

ini tidak tidak sesuai dengan ketentuan zonasi Unit Lingkungan Kelurahan

Kali Rungkut bahwa setiap bangunan rumah harus memiliki garis

sempadan bangunan setidaknya satu meter. Beberapa ruko juga terlihat

memiliki ketinggian bangunan lebih dari tiga lantai,seperti bangunan

kantor yang mencapai tinggi kira-kira enam lantai. Walau secara fisik

bangunan-bangunan tinggi tersebut tidak mengganggu karena kondisinya

yang rata-rata sangat baik, namun tidak sesuai dengan ketentuan zonasi

Unit Lingkungan Kali Rungkut-Rungkut Kidul, yaitu ketinggian bangunan di

Kelurahan Kali Rungkut maksimal tiga lantai.

4.6.3 Analisa Ruang Terbuka Non Hijau

Ruang Terbuka Non Hijau di Kelurahan Kali Rungkut berupa

lapangan dan lahan parkir. Terdapat tiga lapangan di Jalan Rungkut Lor,

dan lahan parkir terdapat pada pertokoan di Jalan Raya Kali Rungkut dan

Jalan Raya Rungkut, serta di kawasan perindustrian di Jalan Raya Rungkut

Industri. Di Jalan Tenggilis Mejoyo juga terdapat lapangan parkir

Universitas Surabaya (UBAYA). Letak-letak dari Ruang Terbuka non Hijau

ini tidak membentuk pola tertentu, dan hanya terdapat di beberapa titik

di kawasan studi.

Lapangan yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut berfungsi

sebagai sarana olahraga masyarakat sekitar, dan dilingkupi oleh bangunan

tempat tinggal masyarakat. Untuk lahan parkir dilingkupi oleh bangunan

yang lebih tinggi seperti ruko tiga lantai, ataupun bangunan kampus yang

tingginya lebih dari empat lantai. Namun masih banyak sarana perniagaan

dan jasa yang tidak memiliki lahan parkir yang memadai sehingga

memakan badan jalan dan menyebabkan kemacetan.

Page 40: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.6.4 Analisa RTH

Penghijauan di Kelurahan Kali Rungkut terdiri dari tiga jenis yaitu makam, lahan kosong, dan taman median. Terdapat tiga makam yang ketiganya

terdapat di Jalan Raya Rungkut Industri, serta lahan kosong dan taman-taman perumahan yang tersebar di Jalan Raya Rungkut Industri, Jalan Tenggilis

Mejoyo, Jalan Rungkut Mejoyo, dan Jalan Rungkut Asri.

Pola persebaran penghijauan atau ruang terbuka hijau ini merata di seluruh kawasan studi. Penanaman vegetasi sebagai paru-paru kota dan

katalisator polusi juga tersebar hampir di seluruh pola jaringan jalan yang berpola grid terutama dalam perumahan seperti pada Jalan Rungkut Alang-Alang,

Jalan Rungkut Asri, Jalan Rungkut Mejoyo, dan Jalan Tenggilis Mejoyo. Namun tidak ditemukan penghijauan atau taman median pada jalan utama yang

berpola linier di Jalan Raya Kali Rungkut. Pola seperti ini dapat membantu mengurangi polusi yang banyak terjadi akibat padatnya kendaraan bermotor yang

melintas serta aktivitas industri di kawasan SIER.

Jumlah Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar 3% dari luas kelurahan. Lokasinya, seperti yang telah disebutkan, menyebar

di kelurahan ini. Namun terdapat beberapa kawasan yang masih kurang, bahkan tidak terdapat ruang terbuka hijau yaitu di Jalan Rungkut Lor. Di Jalan

Rungkut Lor terdapat sekolah sehingga dibutuhkan RTH yang cukup untuk kenyamanan aktivitas pendidikan di kawasan ini.

Page 41: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.7 ANALISA TRANSPORTASI

Salah satu permasalahan utama yang terjadi di wilayah

perencanaan Kelurahan Kali Rungkut adalah transportasi yang indikator

penyebabnya adalah lebar atau dimensi jalan yang kurang untuk

menampung volume kendaraan yang melintas. Pada era sekarang,

perkembangan jumlah kendaraan terutama kendaraan pribadi sangat

pesat namun tidak diikuti oleh perkembangan prasarana jalan yang

memadai. Hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan

permasalahan tersebut terjadi. Di lain sisi belum maraknya public

transportation serta masih adanya fungsi jalan yang dipergunakan untuk

kegiatan lain yang bisa disebut alih fungsi lahan sebagai contoh masih

adanya parkir on street yang juga turut memperparah keadaan ini.

Untuk lebih memahami permasalahan transportasi di wilayah

perencanaaan Kelurahan Kali Rungkut, maka dilakukan analisa pada bab

ini yang akan membahas tentang analisa jaringan jalan, pola pergerakan,

fasilitas transportasi.

4.7.1 Analisa Jaringan Jalan

Menurut Rencana Detail Tata Ruang Kota UP. Rungkut yang

memiliki dasar dari Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan,

fungsi jalan dibedakan menjadi :

Jalan Arteri

Jalan Kolektor

Jalan Lokal

Jalan Lingkungan

Pada wilayah perencanaan Kelurahan Kali Rungkut, sistem

jaringan jalan yang disusun dan digunakan mengikuti Peraturan

Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu sistem jaringan

jalan primer dimana menghubungkan fungsi-fungsi kota yang bersifat

regional, seperti kawasan industri, kawasan pergudangan, dan pelabuhan.

Di lain itu juga, sistem jaringan jalan sekunder juga digunakan untuk

menunjang sistem jaringan jalan primer untuk masuk ke kawasan

perumahan penduduk.

Page 42: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.20. Standar Pengembangan Hierarki dan Fungsi Jalan di Wilayah Perencanaan

Sumber : UU No. 38 tahun 2004, PP No. 34 tahun 2006, RDTRK UP. Rungkut

Apabila dilihat berdasarkan standar fungsi jalan, maka sebagian ruas jalan di wilayah perencanaan Kelurahan Kali Rungkut kurang memenuhi kriteria

sesuai dengan penetapan rencana fungsi jalannya seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.21. Evaluasi Standar Fungsi Jalan di Kelurahan Kali Rungkut

NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan

Minimal (m) Evaluasi

Fungsi Jalan Lebar Jalan

1 Jalan Raya Rungkut Mejoyo Kolektor Sekunder 7 m 7 Sesuai

2 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 1 Lingkungan 5 m 4 Sesuai

3 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 2 Lingkungan 5 m 4 Sesuai

4 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 3 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai

5 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 4 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai

No Fungsi jalan Kecepatan minimal

(km/jam)

Lebar badan jalan

minimal (m)

1 Arteri Primer > 60 8

2 Arteri Sekunder > 20 8

3 Kolektor Primer > 40 7

4 Kolektor Sekunder > 20 7

5 Lokal Primer > 20 6

6 Lokal Sekunder > 10 5

7 Lingkungan > 10 4

Page 43: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan

Minimal (m) Evaluasi

Fungsi Jalan Lebar Jalan

6 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 5 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai

7 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 6 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai

8 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 9 Lokal 5 m 5 Sesuai

9 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 10 Lokal 5 m 5 Sesuai

10 Jalan Rungkut Lor Lingkungan 3 m 4 Tidak Sesuai

11 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 1 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai

12 Jalan Tenggilis Mejoyo Selatan Lokal 7 m 6 Sesuai

13 Jalan Raya Tenggilis Kolektor Sekunder 7 m 7 Sesuai

14 Jalan Rungkut Industri 1 Lokal 12 m 6 Sesuai

15 Jalan Rungkut Industri 2 Lokal 12 m 6 Sesuai

16 Jalan Rungkut Harapan Lokal 5 m 5 Sesuai

17 Jalan Rungkut Harapan 12 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai

18 Jalan Rungkut Harapan 13 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

19 Jalan Rungkut Harapan 15 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai

20 Jalan Rungkut Harapan Blok K Lokal 3,5 m 5 Tidak Sesuai

21 Jalan Panduk Lokal 2 m 5 Tidak Sesuai

22 Jalan Panduk 5 Lokal 2 m 5 Tidak Sesuai

23 Jalan Raya Rungkut Arteri Sekunder 11 m 8 Sesuai

24 Jalan Tenggilis Mejoyo Kolektor Sekunder 9 m 7 Sesuai

25 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 11 Lokal 5,5 m 5 Sesuai

26 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 1 Lokal 5,5 m 5 Sesuai

Page 44: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan

Minimal (m) Evaluasi

Fungsi Jalan Lebar Jalan

27 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 2 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai

28 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 3 Lokal 5,5 m 5 Sesuai

29 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 4 Lokal 5 m 5 Sesuai

30 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 5 Lokal 5 m 5 Sesuai

31 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 6 Lokal 5 m 5 Sesuai

32 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 7 Lokal 5 m 5 Sesuai

33 Jalan Rungkut Alang-alang Kolektor Sekunder 9,5 m 7 Sesuai

34 Jalan Rungkut Lor Gang 6 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai

35 Jalan Rungkut Lor Gang 9 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai

36 Jalan Rungkut Lor Gang 10 Lokal 2 m 5 Tidak Sesuai

37 Jalan Rungkut Lor Gang 1 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai

38 Jalan Rungkut Lor 3 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai

39 Jalan Kali Rungkut Arteri Sekunder 6 m 8 Tidak Sesuai

40 Jalan Rungkut Mejoyo Gang 2 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai

41 Jalan Bakung Gang 2 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai

42 Jalan Kali Waru Lingkungan 4 m 4 Sesuai

43 Jalan Rungkut Asri 15 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

44 Jalan Rungkut Asri 16 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

45 Jalan Rungkut Asri 20 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

46 Jalan Rungkut Asri 6 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai

47 Jalan Rungkut Asri 7 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

Page 45: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan

Minimal (m) Evaluasi

Fungsi Jalan Lebar Jalan

48 Jalan Rungkut Asri 8 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

49 Jalan Rungkut Asri 9 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

50 Jalan Rungkut Asri 10 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

51 Jalan Rungkut Asri Tengah Lokal 4,5 m 5 Tidak Sesuai

52 Jalan Rungkut Asri Utara 8 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

53 Jalan Rungkut Asri Utara 9 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

54 Jalan Rungkut Asri Utara 10 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

55 Jalan Rungkut Asri Utara 11 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

56 Jalan Rungkut Asri 1 Lokal 4,3 m 5 Tidak Sesuai

57 Jalan Rungkut Asri 2 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

58 Jalan Rungkut Asri 3 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

59 Jalan Rungkut Asri 4 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

60 Jalan Rungkut Asri 5 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

61 Jalan Rungkut Asri Kolektor Sekunder 11,5 m 7 Sesuai

62 Jalan Rungkut Asri Utara Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai

63 Jalan Rungkut Asri Utara 2 Lingkungan 4 m 4 Sesuai

64 Jalan Rungkut Asri Utara 6 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai

65 Jalan Tenggilis Mejoyo Utara Lokal 5,5 m 6 Tidak Sesuai

66 Jalan Rungkut Industri Lor Gang 7 Lingkungan 3 m 4 Tidak Sesuai

67 Jalan Rungkut Kidul 8 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai

68 Jalan Rungkut Lor 11 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai

Page 46: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan

Minimal (m) Evaluasi

Fungsi Jalan Lebar Jalan

69 Jalan Rungkut Industri Lor 7 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai

70 Jalan Rungkut Kidul 2 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai

71 Jalan Rungkut Kidul 3 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai

72 Jalan Rungkut Kidul 5 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai

73 Jalan Rungkut Kidul Gang 5 Lingkungan 1,5 m 4 Tidak Sesuai

74 Jalan Rungkut Industri Arteri Sekunder 17 m 8 Sesuai

Sumber : Hasil Analisis 2012

Tabel 4.22. Pengendalian Jaringan Jalan berdasarkan Standar Pengembangan Hierarki dan Fungsi Jalan

Standar Pengembangan Hierarki dan

Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan

Fungsi Jalan Arteri Sekunder

Kecepatan > 20 km/jam

Lebar badan jalan > 8 m

Jalan Arteri Sekunder terletak di Jalan

Rungkut Industri, Jalan Kali Rungkut, Jalan

Raya Rungkut

Kecepatan alat transportasi yang melalui ruas

jalan arteri sekunder sudah memenuhi

standar kecepatan yang telah ditentukan

Lebar badan jalan pada ruas jalan arteri

sekunder ada yang sesuai dan ada yang tidak.

Ruas jalan yang sesuai terdapat di Jalan

Ruas Jalan Kali Rungkut tidak memenuhi standar lebar badan jalan

minimal sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan didasarkan pada

standar pengembangan hierarki dan fungsi jalan.

Selain itu perlu adanya rehabilitasi jalan karena kondisi jalan

bergelombang agar sirkulasi lalu lintas berjalan lancar dan

mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Page 47: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Standar Pengembangan Hierarki dan

Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan

Rungkut Industri dan Jalan Raya Rungkut.

Sedangkan Jalan Kali Rungkut tidak

memenuhi standar lebar badan jalan yang

sudah ditentukan

Kondisi jalan bergelombang di beberapa

tempat di Jalan Raya Rungkut dan Jalan Kali

Rungkut

Fungsi Jalan Kolektor Sekunder

Kecepatan > 20 km/jam

Lebar badan jalan > 7 m

Jalan Kolektor Sekunder terletak di Jalan

Rungkut Asri, Jalan Rungkut Alang-alang,

Jalan Tenggilis Mejoyo, Jalan Raya Tenggilis,

Jalan Raya Rungkut Mejoyo

Kecepatan alat transportasi yang melalui ruas

jalan kolektor sekunder ini sudah memenuhi

standar kecepatan yang telah ditentukan

Lebar badan jalan ruas jalan kolektor

sekunder telah memenuhi standar lebar

badan jalan yang sudah ditentukan

Ruas jalan yang ada telah memenuhi standar. Sehingga diperlukan

adanya peningkatan fungsi jalan.

Fungsi Jalan Lokal

Kecepatan > 10 km/jam

Lebar badan jalan > 5 m

Jalan Lokal terletak di Jalan Rungkut Kidul 2,

Jalan Rungkut Kidul 3, Jalan Rungkut Kidul 5,

Jalan Rungkut Industri Lor 7, Jalan Rungkut

Lor 11, Jalan Rungkut Kidul 8, Jalan Tenggilis

Mejoyo Utara, Jalan Rungkut Asri Utara 6,

Ruas Jalan yang tidak memenuhi standar lebar badan jalan minimal

sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan didasarkan pada standar

pengembangan hierarki dan fungsi jalan.

Page 48: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Standar Pengembangan Hierarki dan

Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan

Jalan Rungkut Asri Utara, Jalan Rungkut Asri

1, Jalan Rungkut Asri Tengah, Jalan Rungkut

Asri 6, Jalan Rungkut Mejoyo Gang 2, Jalan

Rungkut Lor Gang 10, Jalan Rungkut Mejoyo

Utara 2, Jalan Rungkut Mejoyo Utara 3, Jalan

Rungkut Mejoyo Utara 4, Jalan Rungkut

Mejoyo Utara 5, Jalan Rungkut Mejoyo Utara

6, Jalan Rungkut Mejoyo Utara 7, Jalan

Rungkut Mejoyo Utara 11, Jalan Panduk,

Jalan Panduk 5, Jalan Rungkut Harapan Blok

K, Jalan Rungkut harapan 15, Jalan Rungkut

Harapan 12, Jalan Rungkut Harapan, Jalan

Rungkut Industri 1, Jalan Rungkut Industri 2,

Jalan Tenggilis Mejoyo Selatan, Jalan Rungkut

Mejoyo Selatan 9, Jalan Rungkut Mejoyo

Selatan 10

Kecepatan alat transportasi yang melalui ruas

jalan lokal sudah memenuhi standar

kecepatan yang telah ditentukan

Lebar badan jalan pada ruas jalan lokal ada

yang sesuai dan ada yang tidak. Jalan

Rungkut Harapan 12, Jalan Rungkut Harapan

Page 49: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Standar Pengembangan Hierarki dan

Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan

13, Jalan Harapan Blok K, Jalan Panduk 5,

Jalan Panduk, Jalan Rungkut Lor 3, Jalan

Rungkut Lor Gang 10, Jalan Rungkut Mejoyo

Gang 2, Jalan Rungkut Asri 6, Jalan Rungkut

Asri Tengah, Jalan Rungkut Asri 1, Jalan

Rungkut Asri Utara, Jalan Rungkut Asri 6,

Jalan Tenggilis Mejoyo Utara, Jalan Rungkut

Kidul 8, Jalan Rungkut Lor 11, Jalan Rungkut

Industri Lor 7, Jalan Rungkut Kidul 2, Jalan

Rungkut Kidul 3, Jalan Rungkut Kidul 5 tidak

memenuhi standar lebar badan jalan yang

sudah ditentukan

Fungsi Jalan Lingkungan

Kecepatan > 10 km/jam

Lebar badan jalan > 4 m

Ruas jalan lokal terletak di Jalan Rungkut

Kidul Gang 5, Jalan Rungkut Industri Lor

Gang 7, Jalan Rungkut Asri Utara 2, Jalan

Rungkut Asri 1, Jalan Rungkut Asri 2, Jalan

Rungkut Asri 3, Jalan Rungkut Asri 4, Jalan

Rungkut Asri 5, Jalan Rungkut Asri 7, Jalan

Rungkut Asri 8, Jalan Rungkut Asri 9, Jalan

Rungkut Asri 10, Jalan Bakung Gang 2,

Jalan Kali Waru, Jalan Rungkut Asri 15,

Ruas Jalan yang tidak memenuhi standar lebar badan jalan minimal

sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan didasarkan pada

standar pengembangan hierarki dan fungsi jalan.

Selain itu perlu adanya rehabilitasi jalan karena kondisi jalan

bergelombang agar sirkulasi lalu lintas berjalan lancar dan

mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Page 50: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Standar Pengembangan Hierarki dan

Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan

Jalan Rungkut Asri 16, Jalan Rungkut Asri

20, Jalan Rungkut Lor Gang 1, Jalan

Rungkut Lor 3, Jalan Rungkut Lor Gang 6,

Jalan Rungkut Lor Gang 9, Jalan Rungkut

Mejoyo Utara 2, Jalan Rungkut Harapan

13, Jalan Rungkut Lor, Jalan Rungkut

Mejoyo Selatan 1, Jalan Rungkut Mejoyo

Selatan 1, Jalan Rungkut Mejoyo Selatan

2, Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 3, Jalan

Rungkut Mejoyo Selatan 4, Jalan Rungkut

Mejoyo Selatan 5, Jalan Rungkut Mejoyo

Selatan 6

Kecepatan alat transportasi yang melalui

ruas jalan lingkungan sudah memenuhi

standar kecepatan yang telah ditentukan.

Lebar badan jalan ada yang sesuai dan ada

yang tidak sesuai. Ruas jalan yang tidak

sesuai terletak di Jalan Rungkut Kidul

Gang 5, Jalan Rungkut Industri Lor Gang 7,

Jalan Bakung Gang 2, Jalan Rungkut Lor

Gang 1, Jalan Rungkut Lor 3, Jalan

Rungkut Lor Gang 6, Jalan Rungkut Lor

Page 51: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Standar Pengembangan Hierarki dan

Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan

Gang 9, Jalan Rungkut Lor.

Sumber : Hasil Analisis 2012

Ada permasalahan-permasalahan yang terjadi di wilayah perencanaan Kelurahan Kali Rungkut seperti jalan-jalan rusak, berlubang, bergelombang

yang dapat mengganggu pengguna jalan. Terlebih lagi masalah tersebut berada di akses jalan arteri sekunder yaitu di daerah Jalan Raya Rungkut, Jalan Kali

Rungkut, lebih lengkap letaknya dapat dilihat pada peta kerusakan jalan hasil analisis dari peta kondisi jalan di Kelurahan Kali Rungkut berikut ini.

Page 52: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 53: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Berdasarkan peta analisis kondisi jalan di atas menunjukkan bahwa

mayoritas ruas jalan di Kelurahan Kali Rungkut memiliki kondisi aspal

baik. Dan sebagian kecil ruas jalan seperti Jalan Panduk yang kondisi

aspalnya buruk.

4.7.2 Analisa Pola Pergerakan

Berdasarkan fakta yang didapat melalui survei primer, di berbagai titik-

titik pergerakan masuk wilayah studi terjadi 2 arah pergerakan yaitu

masuk-keluar dan di dalam wilayah studi.

a) Analisa Pola Pergerakan Masuk Wilayah Studi dan Keluar

wilayah Studi

Pola pergerakan masuk dan keluar wilayah studi, pada umumnya

titik pola pergerakan wilayah studi terletak di ujung jalan baik main

entrance maupun main exit seperti Jalan Raya Rungkut, Jalan Raya

Rungkut Industri, Jalan Rungkut Kidul Industri.

b) Analisa Pola Pergerakan di dalam Wilayah Studi

Pola pergerakan di dalam wilayah studi ini pada umumnya terjadi

dikarenakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dalam jarak

yang dekat. Misalnya, pergerakan dari perumahan satu ke perumahan

yang lainnya, pergerakan dari lokasi bangkitan menuju lokasi tarikan.

Pola pergerakan dapat diklasifikasikan berdasarkan pelaku pergerakan

diantaranya:

4.7.2.1 Pola Pergerakan Orang

a) Pola Pergerakan Pekerja

Pola pergerakan kerja terjadi di dalam dan keluar wilayah

Kelurahan Kali Rungkut. Ada industri SIER di wilayah ini sehingga

mengakibatkan pola pergerakan orang tertuju ke pabrik industri, kantor-

kantor pemerintahan dan swasta serta ke pasar-pasar baik tradisional

maupun modern. Intensitas pola pergerakan orang pergi dan pulang kerja

meningkat pada waktu pagi (pukul 08.00-09.00 WIB) dan sore (pukul

16.00 – 17.00 WIB). Moda transportasi yang digunakan antara lain

sepeda, sepeda motor, mobil serta angkutan umum. Puncak pergerakan

orang ini terjadi pada pagi dan sore hari. Hal tersebut menimbulkan

dampak yang dapat dirasakan pada pagi dan sore hari yakni peningkatan

kepadatan lalu lintas yang relatif lebih padat daripada waktu lainnya.

b) Pola Pergerakan Pelajar

Jenis pola pergerakan ini terjadi pada pagi hari, siang, dan sore

hari karena terdapat beberapa macam fasilitas pendidikan diantaranya

adalah pendidikan formal yakni TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi

serta pendidikan non formal yakni pondok pesantren dan sekolah luar

biasa yang membuka jam belajarnya pada pagi, siang, dan sore hari.

Intensitas pola pergerakan orang pulang pergi dan pulang sekolah

meningkat di waktu pagi (07.00 – 07.30 WIB) dan siang (11.45-13.00

WIB), moda transportasi yang digunakan antara lain sepeda, becak,

kendaraan bermotor, mobil, angkutan umum dan juga ditemui siswa

sekolah yang memilih untuk berjalan kaki.

c) Pola Pergerakan Lainnya

Pola pergerakan lainnya yang dimaksud adalah pola pergerakan

yang tidak terjadwal. Pola pergerakan ini biasanya menuju ke tempat

fasilitas-fasilitas umum dan daerah perdagangan dan jasa seperti

Page 54: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

pergerakkan ke lapangan olahraga, pusat perbelanjaan, dan yang lainnya.

Namun hal ini tidak menjadi kendala yang cukup besar, karena pada

umumnya pergerakan orang yang pergi ke fasilitas umum dan daerah

perdagangan dan jasa memiliki tingkat perekonomian menengah ke atas

jika ditinjau dari jenis kendaraan yang dipakai yakni mobil dan sepeda

motor.

4.7.2.2 Pola Pergerakan Barang

Pola pergerakan barang banyak ditemui di ruas Jalan Rungkut

Industri, Jalan Kali Rungkut karena menuju Industri SIER dan ruas Jalan

Raya Rungkut dan Jalan Rungkut Asri karena menuju pasar

kelurahan/surya. Moda transportasi yang digunakan dalam pola

pergerakan ini pun beragam mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil bak

terbuka (pick up), serta truk. Efek dari pergerakan barang ini khususnya di

Jalan Rungkut Kidul Industri yang terjadi pada pagi dan sore hari adalah

kemacetan. Ditambah dengan keadaan jalan arteri sekunder Jalan Kali

Rungkut yang perlu dilakukannya pelebaran jalan.

4.7.2.3 Pola Pergerakan Moda Angkutan Umum

Untuk pola pergerakan moda angkutan umum Kelurahan Kali

Rungkut terdiri dari beberapa jenis bemo seperti lyn U, JTK2, RT, GS, RBK,

H4. Jenis kendaraan yang digunakan untuk moda transportasi ini adalah

jenis suzuki carry. Pada pola pergerakan angkutan umum ini, semua

jaringan jalan di wilayah studi perencanaan dilalui oleh angkutan umum

terbukti dengan bemo lyn JTK2 yang sudah melewati jalan lingkungan.

Meskipun telah ada MPU yang melewati jalan lingkungan, untuk faktual

masyarakat Kelurahan Kali Rungkut kurang minat terhadapnya.

Dibuktikan dengan headway angkutan umum di Kelurahan Kali Rungkut

terjadi dengan rata-rata waktu 7 menit per macam angkutan dengan

kuantitas penumpang rata-rata 6 orang. Kuantitas penumpang rata-rata

yang tidak memenuhi setengah dari kuota keseluruhan per angkutan

mengindikasikan bahwa masyarakat Kelurahan Kali Rungkut tidak begitu

menggunakan moda angkutan umum tersebut.

Dari ketiga klasifikasi pola pergerakan, permasalahan yang sering

ditemui adalah adanya pertemuan antara 2 pola pergerakan pada waktu

yang bersamaan dan melewati jalan yang sama menyebabkan kepadatan

lalu lintas (kemacetan) di berbagai titik strategis seperti di persimpangan

Jalan Raya Rungkut, Jalan Kali Rungkut, dan Jalan Rungkut Alang-alang.

Selain itu kepadatan ini juga dipicu oleh kualitas rambu-rambu lalu lintas

di titik-titik rawan kemacetan. Untuk lebih jelas mengenai titik-titik mana

saja yang mengalami kemacetan, dapat dilihat pada peta berikut ini.

Page 55: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Page 56: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.7.3. Analisa Fasilitas Transportasi

4.7.3.1 Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Lampu Lalu Lintas

Fasilitas transportasi berupa lampu penerangan jalan terdapat

di sepanjang jalan utama (arteri sekunder dan kolektor sekunder) dan

lokal. Dari segi fungsi dan kondisi prasarana, fasilitas tersebut cukup

memadai, dimana lampu penerangan mulai difungsikan menjelang

petang hari pukul 17.00 WIB. Sedangkan untuk penerangan jalan

lingkungan menggunakan penerangan dari rumah penduduk. Namun, di

beberapa waktu yang tak tentu, terdapat lampu penerangan jalan umum

yang mati sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang

pengendara yang cahaya penerangannya hanya berasal dari lampu sorot

kendaraan. Secara tidak langsung, hal tersebut mengakibatkan rawan

kecelakaan lau lintas.

Sedangkan untuk lampu lalu lintas juga mengalami kesamaan

dengan lampu PJU, dimana pada suatu waktu yang tentu mati. Terlebih

jika matinya lampu lalu lintas tersebut berada di pertigaan Jalan Raya

Rungkut, Jalan Kali Rungkut, dan Jalan Rungkut Alang-alang. Hal tersebut

mengakibatkan ketidakjelasan berhenti dan jalannya kendaraan

transportasi dan mengganggu arus lalu lintas.

4.7.3.2 Lahan Parkir

Ketersediaan lahan parkir bagi kendaraan secara umum

dibedakan menjadi 2 yaitu parkir kendaraan di badan jalan (on street

parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking).

a) Parkir tepi jalan (On Street Parking)

Parkir tepi jalan ini memanfaatkan lebar bahu jalan sekitar 2–3

meter pada masing masing ruas jalan. Pada siang hari penggunaan parkir

tepi jalan semakin banyak pada titik – titik tertentu seperti di depan

sekolah sehingga mengurangi fungsi kapasitas jalan. Seperti Jalan Raya

Rungkut Asri (area sekolah dan perumahan), Jalan Rungkut Asri Utara

(area restoran), serta Jalan Rungkut Alang-alang (area pasar).

Berkurangnya kapasitas jalan akan menghalangi kinerja laju kendaraan

dari satu arah tertentu dengan melihat lebar badan jalan yang tidak

memenuhi persyaratan (menyempit) atau berbentuk bottle neck sehingga

menyebabkan kemacetan yang bisa terjadi seperti jam–jam makan siang

untuk area restoran dan fasilitas pendidikan (sekolah).

b) Parkir Halaman (Off Street Parking)

Penyediaan sarana parkir halaman banyak jumlahnya dikarenakan

area perdagangan dan jasa, industri, bahkan perumahan sudah

mengalokasikan lahan untuk parkir. Parkir halaman terdapat di pusat

perbelanjaan Carefour, perumahan Rungkut Mejoyo, area perdagangan

dan jasa Raya Rungkut, serta pusat industri SIER.

4.7.3.3 Pangkalan

Pangkalan yang terdapat pada wilayah studi Kelurahan Kali

Rungkut adalah pangkalan angkutan umum, becak, dan ojek. Pangkalan

angkot di wilayah perencanaan terdapat Perumahan Rungkut Harapan

yang berada di Jalan Rungkut Harapan. Keberadaan Pangkalan angkot

yang berupa pangkalan angkot bayangan yang tidak seharusnya ada di

lokasi tersebut cukup mengganggu masyarakat karena berada pada

permukiman penduduk.

Page 57: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Pangkalan becak yang berada di wilayah Kelurahan Kali Rungkut

ini banyak dijumpai di sekitar pusat kegiatan. Lokasi pangkalan becak di

wilayah studi Kelurahan Kali Rungkut berada di di Jalan Raya Rungkut,

Jalan Kali Rungkut khususnya dekat Carefour serta di Jalan Rungkut Asri

Utara di depan kantor kelurahan Kali Rungkut. Kondisi dan keberadaan

pangkalan becak diatas tidak berpotensi untuk menimbulkan kemacetan

karena berada di luat bahu jalan.

Pangkalan Ojek yang berada di wilayah Kali Rungkut terletak di

Jalan Rungkut Asri Utara berdekatan dengan lokasi pangkalan becak. Hal

tersebut dikarenakan adanya pasar krempyeng di dekat kantor kelurahan,

sehingga ojek mengakomodir pola pergerakan orang disana

4.7.4 Analisa dan Proyeksi Kebutuhan Jaringan Jalan di Kelurahan Kali

Rungkut Tahun 2022.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan penduduk

akan jaringan jalan yang ada di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022

mendatang. Proyeksi ini didasarkan pada Pedoman Standar Pelayanan

Minimal Bidang Penataan Ruang, Permukiman dan Perumahan dan

Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana

Wilayah No. 534/KPTS/M/2001). Pedoman itu diselenggarakan untuk

mendukung penyediaan permukiman, pangan, aksesbilitas dan jaminan

peruntukan ruang merupakan kewenangan yang wajib dilaksanakan oleh

Daerah Kabupaten/Kota. Berikut ini merupakan tabel yang berisikan

standar pelayanan minimal terkait prasarana permukiman perkotaan

aspek prasarana lingkungan yakni jalan serta tabel analisis kondisi

eksisting pelayanan jaringan jalan di Kelurahan Kali Rungkut.

Page 58: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.23. Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan

No. Bidang Pelayanan Indikator Standar Pelayanan

Kuantitas Kualitas

Cakupan Tingkat Pelayanan

1 PERMUKIMAN PERKOTAAN

2 PRASARANA LINGKUNGAN : Jaringan Jalan

a. Jalan Kota Panjang

jalan/Jumlah

penduduk.

Kecepatan rata-

rata.

Luas Jalan/Luas

Kota.

Panjang jalan

0,6 km/1000

penduduk.

Rasio luas jalan

5% dari luas

wilayah.

Kecepatan rata-

rata 15-20 km/jam.

Akses ke

semua bagian

kota dengan

mudah.

b. Jalan

Lingkungan

Rasio panjang jalan

dengan luas

wilayah

Panjang jalan

40-60 m/Ha.

Lebar 2-5 m.

Sumber: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001

Page 59: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

No. Keterangan Kondisi Eksisting Aksesibilitas Proyeksi

Jumlah

Penduduk

tahun 2022

Panjang Jalan

Kota/Jumlah

Penduduk

Ratio Luas

Jalan/Luas

Wilayah (%)

Ratio Panjang Jalan

Lingkungan/Luas

Wilayah Panjang Jalan Kecepatan

minimal

rata-rata

(km/jam)

Luas

jalan

Luas

Wilayah Jalan

Kota

Jalan

LIngkungan

1 RW I 3,4 km 2,2 km 20 3,57 ha 24,0 ha Mudah 4195 jiwa 0,8 km/1000

penduduk

14,8% 91,6 m/Ha

2 RW II 1,3 km 0,3 km 20 0,66 ha 12,2 ha Mudah 1573 jiwa 0,8 km/1000

penduduk

5,4% 24,6 m/Ha

3 RW III 1,7 km - 20 0,85 ha 11,7 ha Mudah 260 jiwa 6,5 km/1000

penduduk

7,2% -/11,7

4 RW IV 2,4 km 0,3 km 20 1,53 ha 23,7 ha Mudah 5243 jiwa 0,4 km/1000

penduduk

6,45% 12,65 m/Ha

5 RW V 1,5 km 0,7 km 20 0,77 ha 11,4 ha Mudah 2621 jiwa 0,5 km/1000

penduduk

6,75% 61,4 m/Ha

6 RW VI - 0,3 km 20 0,06 ha 16,2 ha Mudah 3408 jiwa -/3408 jiwa 0,37% 18,51 m/Ha

7 RW VII 1,1 km - 20 0,55 ha 14,7 ha Mudah 524 jiwa 2,1 km/1000

penduduk

3,74% -/14,7

8 RW VIII - 0,5 km 20 0,15 ha 15,6 ha Mudah 4195 jiwa -/4195 jiwa 0,96% 32 m/Ha

9 RW IX - 0,9 km 20 0,36 ha 19,7 ha Mudah 2097 jiwa -/2097 jiwa 1,83% 45,68 m/Ha

10 RW X 0,7 km 2,4 km 20 1,26 ha 13,5 ha Mudah 272 jiwa 2,6 km/1000

penduduk

9,33% 178 m/Ha

Tabel 4.24. Proyeksi Kebutuhan Jaringan Jalan Tahun 2022

Page 60: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Sumber: Hasil Analisis 2012

: Kondisi Eksisting yang tidak sesuai dengan SPM

Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperbaiki sehingga mencukup standar minimal pelayanan prasarana

permukiman perkotaan di Kelurahan Kali Rungkut yaitu :

Panjang jalan kota di RW IV, V, VI, VIII, IX harus ditambah panjangnya sehingga bisa mengakomodasi 1000 penduduk tiap 0,6 km.

Rasio luas jalan kota dengan luas wilayah yang minimal 5%, eksisting di lapangan ada yang tidak sesuai atau di bawah standar pelayanan minimal

yang telah ditetapkan yakni di RW VI, VII, VIII, IX, dan XIV.

Sedangkan untuk rasio panjang jalan lingkungan dengan luas wilayah yang minimal 40-60 m/Ha, kondisi eksisting di Kelurahan Kali Rungkut dari

analisis di atas menunjukkan bahwa mayoritas jalan lingkungan belum sesuai dengan standar pelayanan minimal. Dibuktikan dengan jalan

lingkungan yang sesuai hanya di RW I, V, IX, X, dan XI.

11 RW XI 2,1 km 1,5 km 20 1,77 ha 12,1 ha Mudah 2359 jiwa 0,9 km/1000

penduduk

14,62% 124 m/Ha

12 RW XIV 0,7 km 0,1 km 20 0,24 ha 13,6 ha Mudah 252 jiwa 2,7 km/1000

penduduk

1,76% 7,35 m/Ha

13 RW XV 1,6 km 0,1 km 20 0,94 ha 12,4 ha Mudah 269 jiwa 5,9 km/1000

penduduk

7,58% 8 m/Ha

Page 61: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

4.8 ANALISA FASILITAS PERKOTAAN

Fasilitas merupakan salah satu penunjang dalam proses perencanan. Keberadaan dan kualitas fasilitas berperan penting dalam kelancaran aktivitas masyarakat sehari- hari. Fasilitas perkotaan yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut antara lain fasilitas perdangan dan jasa, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, fasilitas bangunan pemerintah dan bangunan umum, fasilitas olah raga, fasilitas umum, dan fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam. Fasilitas perkotaan ini cenderung pada pusat pelayanan masyarakat baik yang berhubungan dengan kebutuhan perekonomian, kesehatan,pemerintah dan kebutuhan-kebitihan lainnya.

Pada bab analisa fasilitas perkotaan ini akan dilakukan analisa mengenai proyeksi kebuthan jumlah sarana fasilitas perkotaan untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2022. Analisa ini mencakup analisa fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perdagangan dan jasa, bengunan pemerintahan dan bangunan umum, fasilitas olah raga, serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam. Analisa ini mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 Tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Jumlah penduduk suatu wilayah sangat berpengaruh dalam penentuan kuantitas serta kapasitas sarana fasilitas perkotaan yang akan disediakan pada proyeksi tahun yang akan datang. Oleh sebab itu, perhitungan proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas perkotaan untuk 10 tahun ke depan berdasarkan jenis fasilitas perkotaan adalah sebagai berikut:

4.8.1 Fasilitas Perdagangan dan Jasa

Kegiatan perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut berkembang pesat, terutama pada koridor-koridor jalan utama, antara lain pada sepanjang koridor Jalan Raya Rungkut yang telah mamapu memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Kawasan perdagangan, perniagaan, dan jasa komersial dengan jasa pelayanan lingkungan sampai

dengan kota diarahkan pada pusat pertumbuhan kegiatan masyarakat dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanan. Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan jasa adalah:

a. Toko atau warung (skala pelayan unit RT ≈ 250 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuha sehari-hari. Luas lantai yang dibutuhkan ± 50 m2 termasuk gudang kecil. Apabila merupakan bangunan tersendiri (tidak menjadi satu dengan rumah tinggal), maka luas tanah yang dibutuhkan adalah 100 m2. Proyeksi jumlah kebutuhan sarana perdagangan berupa toko atau warung di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas perdagangan berupa toko atau warung di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah 109 unit dengan luas lantai ± 50 m2 dan luas tanah 100 m2.

b. Pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya. Luas lantai yang dibutuhkan 1.200 m2. Sedangkan luas tanah yng dibutuhkan 3.000 m2 dan juga dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama kegiatan lain pada pusat lingkungan seperti saran-sarana lain yang erat kaitannya dengan kegiatan warga, contohnya pos keamanan.

Toko/warung2022 =

= 108,32 = 109 Unit (pembulatan)

Page 62: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Proyeksi jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan berupa pertokoan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan berupa pertokoan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 5 (lima) unit dengan luas lantai 1.200 m2 dan luas tanah 3.000 m2.

c. Pusat pertokoan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan ≈ 30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging, buah, ikan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat pelengkap pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti warnet, wartel, dan sebagainya. Luas lahan yang dibutuhkan 10.000 m2. Proyeksi jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan berupa pusat pertokoan atau pasar lingkungan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan di Kelurahan Kali Rungkut berupa pusat pertokoan atau pasar lingkungan pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan yang dibutuhkan 10.000 m2.

d. Bank cabang pembantu dengan skala pelayanan 1 (satu) unit bank tersebut melayani 30.000 penduduk dengan membutuhkan luas lahan minimal 100 m2.

Proyeksi jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas jasa berupa bank cabang pembantu di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas jasa di Kelurahan Kali Rungkut berupa bank cabang pembantu pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimal 100 m2.

Perkiraan jumlah fasilitas perdagangan dan jasa yang diperlukan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.25 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No. Jenis Fasilitas

Perdagangan dan

Jasa

Kondisi Eksisting (unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani (jiwa)

Luas Lahan

Minimal (m

2)

Radius Pencap

aian (m

2)

Proyeksi Kebutuhan Tahun 2022

(unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

1. Perdagangan:

2. Toko/ Warung

38 250 100 - 109 70

3. Pertokoan

5 6.000 3.000 - 5 -

4. Pusat Pertokoan/ Pasar Lingkung

an

3 30.000 10.000 - 1 -

Pertokoan2022 =

= 4, 51 = 5 Unit (pembulatan)

Pusat Pertokoan/ Pasar Lingkungan2022 =

= 0,9 = 1 Unit

(pembulatan)

Bank Cabang Pembantu2022 =

= 0,9 = 1 Unit (pembulatan)

Page 63: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

No. Jenis Fasilitas

Perdagangan dan

Jasa

Kondisi Eksisting (unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani (jiwa)

Luas Lahan

Minimal (m

2)

Radius Pencap

aian (m

2)

Proyeksi Kebutuhan Tahun 2022

(unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

5. Jasa:

6. Bank 1 30.000 100 - 1 -

TOTAL 47 116 70

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa banyak yang perlu ditambahkan pada sarana fasilitas perdagangan dan jasa agar sesuai dengan standar pelayanan minimum yang etlah ditetapkan. Meskipun Kelurahan Kali Rungkut dikenal sebagai lokasi perindustrian dan perdagangan dan jasa, akan tetapi jumlah toko atau warung pada kelurahan tersebut hanya 38 unit dan diproyeksikan pada tahun 2022 memerlukan sebanyak 109 unit sehingga perlu dilakukan penambahan sebanyak 70 unit. Untuk sarana fasilitas perdagangan berupa pertokoan telah mencukupi dan untuk pusat pertokoan atau pasar lingkungan telah lebih dari cukup untuk memnuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas perdagangan dan jasa ditemukan bahwa sejumlah jenis fasilitas perdagangan dan jasa perlu dtitngkatkan kuantitasnya terutama pada jumlah toko atau warung . Untuk kedepannya diharapkan pihak swasta berperan banyak dalam pengembangan pembangunan toko dan warung di Kelurahan Kali Rungkut. Hal tersebut didukung karena sebagian besar yang membiayai pembangunan toko dan warung yang ada saat ini berasal dari pihak swasta. Akan tetapi untuk selanjutnya, diharapkan peran koordinatif dari pihak pemerintah untuk mendukung usaha dalam pengembangan pembangunan toko atau warung di Kelurahan Kali Rungkut.

4.8.2. Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah fasilitas pendidikan formal, antara lain Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Fasilitas pendidikan di Kelurahan Kali Rungkut dapat dikatakan lengkap karena telah tersedia fasilitas pendidikan dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga jenjang Perguruan Tinggi.

a. Taman Kanak-Kanak (TK) Standar yag digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak adalah:

Berdasarkan minimum penduduk yang mendukung keberadaan Taman Kanak-Kanak (TK) adalah tiap 1 (satu) unit Taman Kanak-Kanak(TK) dibutuhkan 1.000 jiwa, dengan 2 (dua) kelas dan tiap kelasnya terdiri atas 35 murid dengan jenjang usia 5-6 tahun.

Luasan tanah yang dibutuhkan untuk fasilitas ini adalah 1.200 m2. Dengan radius pelayanan 500 meter. Lokasi tingkat sekolah ini sebaiknya derada pada tengah-tengah kelompok keluarga, tidak menyeberang jalan raya, dan bergabung denga taman sehingga terjadi pengelompokan kegiatan.

Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak (TK) adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan Taman Kanak-Kanak di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 27 unit, dan luas lahan yang dibutuhkan 1.200m2.

TK2022 =

= 27, 08 = 27 Unit (pembulatan)

Page 64: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

b. Sekolah Dasar (SD) Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Dasar (SD) adalah:

Minimum penduduk yang mendukung setiap 1 (satu) unit Sekolah Dasar (SD) adalah 1.600 jiwa, dengan 6 kelas dan tiap kelasnya terdiri atas 40 murid dengan usia 7-12 tahun

Radius jangkauan pencapaian pelayanan maksimum 1.000 m dengan luas lahan minimum 2.000 m2.

Lokasi tingkat Sekolah Dasar (SD) ini diharapkan berada di tengah-tengah kelompok keluarga, tidak menyeberang jalan raya, dan bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokkan kegiatan.

Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Dasar (SD) adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan Sekolah Dasar di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 17 unit, dan luas lahan yang dibutuhkan 2.000m2.

c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Pertama adalah:

Minimum penduduk yang mendukung setiap 1 (satu) unit SMP adalah 4.800 jiwa dengan kelompok umur 13-15 tahun.

Tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sesuai dengan standar, menampung sebanyak 18 ruang

kelas dengan jumlah siswa pada tiap kelasnya adalah 35 siswa.

Lokasi tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebaiknya dapat dijangkau oleh kendaraan umum, disatukan dengan lapangan olah raga, dan tidak selalu harus di pusat lingkungan dengan radius pencapaian yang disarankan oleh standar kebutuhan adalah maksimum 1.000 meter. Luasan tanah yang dibutuhkan untuk fasilitas ini adalah 9.000 m2.

Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan Sekolah Menengah Pertama di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 6 unit dengan luas lahan 9.000 m2.

d. Sekolah Menengah Atas (SMA/MK)

Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) adalah dengan memperhatikan kelompok umur 16-18 tahun sebab kelompo umumr tersebut merupakan golongan umur yang menempuh jenjang tersebut. Standar dalam perhitungan setiap 1 (satu) unti Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) didukung oleh 4.800 penduduk dengan radius pencapaian 3.000 m dengan luas lahan minimum adalah 12.500 m2. Lokasi yang dianjurkan adalah lokasi yang dapat dijangkau dengan kendaraan umum, disatukan dngan lapangan olah raga, dan tidak selalu harus terletak di pusat lingkungan dengan radius pencapaian yang disarankan oleh standar.

SD2022 =

= 16,93 = 17 Unit (pembulatan)

SMP2022 =

= 5, 64 = 6 Unit (pembulatan)

Page 65: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui kebutuhan Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 6 unit dan dengan luas lahan minimum 12.500 m2.

Maka perkiraan jumlah fasilitas pendidikan yang diperlukan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.26 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Pendidikan Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No.

Jenis Fasilitas Pendidik

an

Kondisi Eksisti

ng (unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani

(jiwa)

Luas Lahan Minimal (m

2)

Radius Pencapaian (m

2)

Proyeksi Kebutuhan Tahun

2022 (unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

1. Taman Kanak-Kanak (TK)

12 1000 1.200 500 27 15

2. Sekolah Dasar (SD)

8 1.600 2.000 1.000 17 9

3. Sekolah Meneng

ah Pertama

3 4.800 9.000 1.000 6 3

No.

Jenis Fasilitas Pendidik

an

Kondisi Eksisti

ng (unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani

(jiwa)

Luas Lahan Minimal (m

2)

Radius Pencapaian (m

2)

Proyeksi Kebutuhan Tahun

2022 (unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

(SMP)

4. Sekolah Menengah Atas (SMA/M

K)

2 4.800 12.500 3.000 6 4

5. Perguruan Tinggi

2 - - - 2 -

TOTAL 27 58 31

Sumber: Hasil Analisis 2012

Pada tabel 4.21 nampak jelas bahwa sarana fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak (TK) di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 masih perlu ditambahkan sebanyak 15 unit untuk memenuhi standar minimum pelayanan. Sarana fasilitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kelurahan Kali Rungkut juga perlu ditambahkan sebanyak 9 unit agar pada tahun 2022 dapat memnuhi standar pelayanan minimum. Hal serupa juga perlu dilakukan pada sarana fasilitas Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kelurahan Kali Rungkut, yakni perlu ditambahkan sebanyak 3 (tiga) unit agar pada tahun 2022 standar pelayanan minimum dapat terpenuhi. Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) di Kelurahan Kali Rungkut perlu ditambahkan sebanyak 4 (empat) unit agar pada tahun 2022 standar pelayanan minimum dapat terpenuhi. Sedangkan untuk perguruan tinggi, pada dasarnya lingkup pergururan tinggi adalah nasional sehingga 2 (dua) unit yang ada di Kelurahan Kali Rungkut telah memenuhi standar pelayanan minimum hingga tahun 2022.

SMA2022 =

= 5, 64 = 6 Unit (pembulatan)

Page 66: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas pendidikan ditemukan hasil bahwa hampir secara keseluruhan perlu ditambahkan kuantitasnya yakni Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ MK). Untuk kedepan, diharapkan pihak swasta berperan banyak dalampengembangan pembangunan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ MK) di Kelurahan Kali Rungkut. Hal ini dikarenakan sebagian besar yang membiayai pembangunan atas jenis fasilitas tersebut berasal dari pihak swasta. Akan tetapi, diharapkan peran koordinatif dari pihak pemerintah untuk mendukung usaha dalam pengembangan pembangunan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ MK). di Kelurahan Kali Rungkut serta peran serta masyarakat untuk terus menjaga kondisi dan melestarikan fasilitas yang ada.

4.8.3 Fasilitas Peribadatan

Pemenuhan kebutuhan akan jenis sarana peribadatan di Kelurahan Kali Rungkut sudah cukup terpenuhi dengan penyebaran fasilitas yang merata pula. Berbagai jenis tempat ibadah tersedia dengan penyebaran yang merata di tiap RW, kecuali pada beberapa jenis tempat ibadah khusus penyebarannya tidak merata bahkan tidak tersedia, yakni untuk pura dan vihara. Hal ini dikarenakan pemeluk agama tersebut jumlahnya tidak terlalu banyak. Penambahan jumlah tempat ibadah sejalan dengan pertumbuhan penduduk.

Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut sebagian besar didominasi oleh masjid dan musholla yang merupakan fasilitas peribadatan bagi penduduk setempat yang memeluk agama Islam. Hal tersebut dikarenakan mayoritas penduduk di Kelurahan Kali Rungkut beragama Islam, yaitu 77% dari total jumlah penduduk tahun 2012. Selain itu terdapat pula gereja bagi umat kristen atau pun katolik.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan untuk menentukan fasilitas peribadatan adalah:

a. Langgar atau Musholla dibutuhkan oleh kelompok penduduk 250 jiwa dan sekurang-kurangnya disediakan pada tiap unit lingkungan, dengan luas tanah minimum 100m2.

b. Masjid kecil dibutuhkan oleh kelompok penduduk 2.500 jiwa, dengan luas lahan minimum adalah 600 m2.

c. Masjid kelurahan atau masjid Jami’ disediakan untuk kelompok penduduk 30.000 jiwa, dengan luas lahan minimum 3,600 m2.

d. Masjid kecamatan atau masjid besar disediakan untuk kelompok penduduk 120.000 jiwa, dengan luas lahan minimum 5.400 m2.

1. Langgar atau Musholla

Berdasarkan standar di atas maka Kelurahan Kali Rungkut termasuk pada kelompok yang membutuhkan Musholla atau langgar, berikut perhitungan proyeksinya:

a. Perhitungan proyeksi kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa Langgar atau Musholla

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka langgar atau musholla yang dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 untuk memenuhi kegiatan peribadatannya sebanyak 108 unit dengan luas lahan minimum 100 m2.

2. Masjid

Berdasarkan standar di atas maka Kelurahan Kali Rungkut termasuk pada kelompok yang membutuhkan Masjid Kecil, berikut perhitungan proyeksinya:

Langgar2022 =

= 108,32 = 108 Unit (pembulatan)

Page 67: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

b. Perhitungan proyeksi kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa Masjid Kecil

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka Masjid Kecil yang dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 11 unit dengan luas lahan minimum 600 m2.

3. Gereja

Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa gereja adalah sebagai berikut:

1 (unit) gereja melayani 2.500 penduduk dengan luas lahan minimal 600 m2

Berdasarkan standar tersebut maka jumlah kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa gereja di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022, berikut perhitungan proyeksinya: Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa gereja di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 11 unit dengan luas lahan minimum 600 m2.

Maka perkiraan jumlah sarana fasilitas peribadatan yang dibutuhkan Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.27 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Peribadatan Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No.

Jenis Fasilitas

Peribadatan

Kondisi

Eksisting

(unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani

(jiwa)

Luas Lahan Minimal (m

2)

Radius Pencapaian (m

2)

Proyeksi Kebutuh

an Tahun 2022 (unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

1. Musholla/ Langgar

36 250 100 - 108 72

2. Masjid 9 2500 600 - 11 2

3. Gereja 6 2.500 600 - 11 5

TOTAL 51 130 79

Sumber: Hasil Analisis 2012

Pada tabel 4.22 dapat diketahui bahwa untuk memenuhi standar pelayanan minimum pada tahun 2022 di Kelurahan Kali Rungkut perlu diberlakukan penambahan pada sarana fasilitas peribadatan. Pada sarana fasilitas peribadatan berupa musholla atau langgar kondisinya saat ini sejumlah 36 unit, dan pada tahun 2022 diproyeksikan perlu sebanyak 108 unit sehingga perlu ditambahkan 72 unit. Hal serupa juga diberlakukan pada fasilitas peribadatan berupa masjid. Jumlah masjid yang ada saat ini di Kelurahan Kali Rungkut adalah 9 unit, dan hasil proyeksi menunjukkan pada tahun 2022 diperlukan ada 11 unit sehingga perlu ditambahkan sebanyak 2 unit. Gereja yang ada saat ini di Kelurahan Kali Rungkut sejumlah 6 unit, dan hasil proyeksi menunjukkan pada tahun 2022 diperlukan ada 11 unit sehingga perlu penambahan sebanyak 5 unit.

Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas peribadatan ditemukan hasil bahwa hampir secara keseluruhan perlu ditambahkan kuantitasnya yakni musholla/ langgar, masjid, dan gereja. Untuk kedepan, diharapkan pihak swasta dan pihak pemerintah dapat berperan aktif

Masjid Kecil2022 =

= 10,832 = 11 Unit (pembulatan)

Gereja2022 =

= 10,832 = 11 Unit (pembulatan)

Page 68: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

dalam pengembangan pembangunan musholla/ langgar, masjid, dan gereja di Kelurahan Kali Rungkut. Hal ini dikarenakan yang membiayai pembangunan atas jenis fasilitas tersebut yang berada di perumahan dan permukiman umumnya berasal dari pihak swasta, sedangkan untuk fasilitas peribadatan yang terdapat di sepanjang jalan utama kalirngkut dan permukiman perkampungan di biayai pemerintah serta swadaya masyarakat. Tidak lupa peran serta masyarakat untuk terus menjaga kondisi dan melestarikan fasilitas yang ada.

4.8.4 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang di Kelurahan Kali Rungkut dapat dikatakan lengkap, hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan untuk fasilias kesehatan dengan skala pelayanan lokal seperti praktek dokter, puskesmas, bidan, posyandu, apotek, klinik, dan lain sebagainya telah mampu melayani kebutuhan penduduk Kelurahan Kali Rungkut. Standar yang digunakan dalam perhitungan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Fasilitas kesehatan yang dianalisis antara lain poliklinik, puskesmas, pembantu posyandu, praktek dokter, dan apotek. Berikut standar-standar terkait fasilitas kesehatan:

a. Poliklinik Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa poliklinik adalah:

1 (satu) unit poliklinik tersebut melayani 30.000 penduduk dan membutuhkan lahan minimal seluas 3.000 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 4.000 meter.

Lokasi setingkat poliklinik ini diharapkan dapat dijangkau kendaraan umum.

Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas kesehatan berupa poliklinik di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas kesehatan berupa poliklinik di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 ada sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimum 3.000 m2 dan radius pencapaian maksimum 4.000 m2.

b. Puskesmas Pembantu Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu adalah:

1 (satu) unit puskesmas pembantu mampu melayani 30.000 penduduk dan membutuhkan lahan minimal seluas 300 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.

Lokasi setingkat puskesmas pembantu ini diharapkan dapat dijangkau dengan kendaraan umum.

Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimum 300 m2 dan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.

Poliklinik2022 =

= 0,90 = 1 Unit (pembulatan)

Puskesmas Pembantu2022 =

= 0,90 = 1 Unit (pembulatan)

Page 69: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

c. Posyandu Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa pasyandu adalah:

1 (satu) unit tersebut melayani 1.250 penduduk dan membutuhkan lahan minimal sebesar 60 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 500 meter. Lokasi setingkat

posyandu ini diharapkan berda ditengah-tengah kelompok tetangga dan tidak menyeberang jalan raya. Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas kesehatan berupa posyandu di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana failitas kesehatan berupa posyandu di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 22 unit dengan luas lahan minimum 60 m2 dan radius pencapaian maksimum 500 meter.

d. Praktik dokter Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa praktik dokter adalah:

1 (satu) unit praktik dokter melayani 5.000 penduduk dengan radius pencapaian 1.500 meter.

Lokasi setingkat praktik dokter ini diharapkan dapat dijangkau dengan kendaraan umum.

Proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan berupa praktik dokter di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas kesehatan berupa praktik dokter di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 6 unit dengan radius pencapaian 1.500 meter.

e. Apotek Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa apotek adalah:

1 (satu) unit apotek tersebut melayani 30.000 penduduk dan membutuhkan lahan minimal 250 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.

Lokasi setingkat apotek ini diharapkan mudah dijangkau kendaraan umum.

Proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan berupa apotek di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas kesehatan berupa apotek di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimum 250 m2 dan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.

Maka perkiraan jumlah sarana fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Posyandu2022 =

= 21,6 = 22 Unit (pembulatan)

Praktik Dokter2022 =

= 5,41 = 6 Unit (pembulatan)

Apotek2022 =

= 0,90 = 1 Unit (pembulatan)

Page 70: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.28 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Kesehatan Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No.

Jenis Fasilitas

Kesehatan

Kondisi Eksisti

ng (unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani

(jiwa)

Luas Lahan Minimal (m

2)

Radius Pencapaian (m

2)

Proyeksi Kebutuhan Tahun

2022 (unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

1. Poliklinik 1 30.000 3000 4.000 1 -

2. Puskesmas

Pembantu

1 30.000 300 1.500 1 -

3. Posyandu

21 1.250 60 500 22 1

4. Praktik Dokter

32 5.000 - 1.500 6 -

5. Apotek 9 30.000 250 1.500 1 -

TOTAL 64 31 1

Sumber: Hasil Analisi 2012

Berdasarkan data tabel 4.23 maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan kuantitas sarana fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut telah terpenuhi dan pada tahun 2022 diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan kondisis fasilitas pada tahun 2012. Namun pada sarana fasilitas kesehatan berupa posyandu perlu ditambahkan 1 (satu) unit agar pada tahun 2022 dapat memenuhi standar pelayanan minimum yang telah menjadi acuan.

Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas kesehatan ditemukan hasil bahwa hampir secara keseluruhan tidak perlu ditambahkan kuantitasnya. Hanya saja pada posyandu perlu ditambahkan 1 (satu) seperti pada penjelasan di atas. Untuk kedepan, diharapkan pihak

pemerintah dapat berperan aktif dalam pengembangan pembangunan seluruh jenis fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut. Hal ini dikarenakan yang membiayai pembangunan atas jenis fasilitas tersebut secara umum adalah pihak pemerintah. Akan tetapi, untuk menunjang perbaikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas diharapkan pula ada pihak swasta ikut koordinasi secara aktif dalam pembangunan fasilitas yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut. Tidak lupa peran serta masyarakat untuk terus menjaga kondisi dan melestarikan fasilitas yang ada.

4.8.5 Fasilitas Bangunan Pemerintahan Dan Bangunan Umum

Fasilitas bangunan pemerintah adalah kantor-kantor administrasi pemerintahan (eksekuitf, legislatif, dan yudikatif) dan kantor pemerintah lainnya seperti kantor polisi, kantor pos, kantor teleon, PLN, PDAM, dan lain sebagainya yang berkaitan erat dengan tata pemerintahan. Fasilitas pemerintahan dan bangunan umum terdapat di Kelurahan Kali Rungkut ini dibagi menjadi 3 (tiga) unit pelayanan, yakni Unit Masyarakat, Unit Lingkungan, dan Unit Distrik.

a. Lingkup Unit Masyarakat Standar pelayanan minimum yang dibutuhkan pada fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum untuk lingkup unit masyarakat adalah untuk 2.500 jiwa dalam bentuk balai RW dan pos keamanan lingkungan dengan luas lahan minimum 472 m2. Proyeksi kebutuhan sarana fasilitas bangunan umum dan bangunan pemerintahan dalam lingkup unit masyarakat di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka sarana fasilitas bangunan umum dan pemerintahan lingkup unit masyarakat yang

Bangunan Umum Lingkup Unit Masyarakat2022 =

= 10,8 = 11 (Pembulatan)

Page 71: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 11 unit dengan luas lahan 472 m2.

b. Lingkup Unit Lingkungan Standar pelayanan minimum yang dibutuhkan pada fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum untuk unit lingkungan adalah untuk 30.000 jiwa yaitu tersedia 1 (satu) unit kantor pos pembantu, dan kantor kelurahan dengan luas lahan 3.512 m2. Proyeksi kebutuhan sarana fasilitas bangunan umum dan bangunan pemerintahan dalam lingkup unit lingkungan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas maka sarana fasilitas bangunan umum dan pemerintahan lingkup unit lingkungan yang dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan 3.512 m2.

c. Lingkup Unit Distrik Standar pelayanan minimum yang dibutuhkan pada fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum untuk unit lingkungan distrik adalah adanya fasilitas pemerintahan berskala kecamatan yakni kantor kecamatan, kantor PLN, kantor PDAM, dan lain sebagainya. Bagi penduduk setempat fasilitas tersebut masih dapat dilayani oleh fasilitas sejenis yang ada di sekitar wilayah perencanaan.

Maka, jumlah kebutuhan sarana fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.29 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Bangunan Pemerintahan dan Bangunan Umum Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No. Jenis Fasilitas

Bangunan Pemerinta

han dan Bangunan

umum

Kondisi

Eksisting

(unit)

Jumlah Penduduk yang Dilayani

(jiwa)

Luas Lahan Minimal (m

2)

Radius Pencapaian (m

2)

Proyeksi Kebutuhan

Tahun 2022 (unit)

Jumlah yang

Belum Terpenuhi (unit)

1. Lingkup Unit Masyarakat

2. Balai RW 25 2.500 472 - 11 -

3. Pos Keamana

n Lingkunga

n

50 2.500 472 - 11 -

4. Lingkup Unit Lingkungan

5. Kantor Pos

Pembantu

1 30.000 3.512 - 1 -

6. Kantor Kelurahan

1 30.000 3.512 - 1 -

7. Lingkup Unit Distrik

8. Kantor Kecamata

n

1 120.000 - - 1 -

9. Kantor PLN

1 120.000 - - 1 -

10. Kantor PDAM

1 120.000 - - 1 -

TOTAL 80 27 -

Sumber: Hasil Analisis 2012

Bangunan Umum Lingkup Unit Lingkungan2022 =

= 0,9 = 1 (Pembulatan)

Page 72: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa secara garis besar sarana fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum di Kelurahan Kali Rungkut telah terpenuhi dan pada tahun 2022 diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan kondisi fasilitas pada tahun 2012. Justru kondisi eksisting fasilitas bangunan umum dan pemerintahan seperti balai RW dan pos keamanan lingkungan melampaui dari jumlah yang diproyeksikan.

Berdasarkan hasil analissi pada aspek fasilitas bangunan umum dan pemerintahan diketahui bahwa tidak perlu ditambahkan kuantitasnya, akan tetapi untuk menjaga kualitasnya perlu peran dari pihak pemerintah. Hal ini dikarenakan pada umumnya bangunan tersebut memang sejak awal dibiayai oleh pemerintah. Dukungan dari masyarakat sekitar juga perludalam menjaga fasilitas tersebut agar tetap terawat dan dapat digunakan secara optimal.

4.8.6. Fasilitas Olah Raga

Fasilitas olah raga yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut meliputi fasilitas olah raga ruang tertutup (berupa GOR)dan ruang terbuka atau out door (lapangan) yang diantaranya digunakan untuk jenis olah raga biliard, voli, bulu tangkis, basket, sepak bola, dan fitness. Sedangkan untuk pengembangannya diutamakan pada peningkatan dari segi kualitas fasilitas yang ada saat ini, baik ditinjau dari peningkatan daya tampung maupun mutu sarana dan prasananya, hal ini mengingat tidak memungkinkannya peningkatan secara kuantitas sebab keterbatas lahan yang ada di Kelurahan Kali Rungkut.

Melihat yang ada pada saat ini, jumlah sarana fasilitas olah raga sudah mencukupi dan mampu pelayani kebutuhan penduduk Kelurahan Kali Rungkut akan fasilitas olah raga meninjau jumlah fasilitas olah raga yang tersedia sebanyak 6 unit.

Untuk fasilitas olahraga akan diutamakan dalam peningkatan dari segi kualitas, sebab secara kuantitas dirasa cukup dan teah memnuhi kebutuhan yang ada. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

memberi penambahan jumlah pada fasilitas olahraga di Kelurahan Kali Rungkut ini. Dalam upaya peningkatan kualitas, diharapkan kedepannya pihak pemerintah dan pihak sasta dapat saling berkoordinasi aktif untuk mendukung pengembangan pembangunan fasilitas olahraga di Kelurahan Kali Rungkut. Nantinya, pihak swasta dapat lebih difokuskan pada fasilitas olahraga yang terdapat pada permukiman. Sedangkan untuk fasilitas olahraga yang publik akan diarahkan untuk pihak pemerintah. Tentunya peran serta dari masyrakat untuk menjaga dan merawat fasilitas tersebut juga sangatlah penting.

4.8.7. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dan Makam

Penggunaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perencanaan terdiri atas makam, lahan kosong, Ruang Terbuka Hijau (RTH) lingkungan, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lokal. Luas wilayah untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kelurahan Kali Rungkut sebesar 8 Ha atau 3,09 % dari luas wilayah. Penentuan standar keseluruhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah:

a. Setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 (satu) untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada kota, baik udara segar maupun cahaya matahari, sekaligus tempat bermain anak-anak. Sekurang-kurangnya diperlukan 250 m2 atau dengan standar 1 m2 / penduduk. Berdasarkan standar di atas maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit RT di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam

RTH Unit RT2022 =

= 320 m2

Page 73: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

untuk unit RT di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebesar 320 m2.

b. Setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya 1 (satu) daerah terbuka berupa taman, di samping daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250 penduduk, sebaiknya yang berfungsi sebagai taman tempat main anak-anak dan lapangan olah raga untuk kegiatan olah raga. Luas lahan minimal 1.250 m2 atau dengan standar 0,5 m2 / penduduk. Berdasarkan standar di atas maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit RW di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit RW di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 64 m2.

c. Setiap unit kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa. Pada unit ini diperlukan taman dan lapangan olah raga untuk melayani kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka, seperti pertandingan olah raga, upacara, dan kegiatan lainnya. Luas lahan minimal seluas 9.000 m2 atau dengan standar 0,3 m2/ penduduk. Berdasarkan standar di atas maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit kelurahan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit kelurahan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 9 m2

Maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.30 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Makam Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022

No.

Jenis Fasilitas Bangunan

Pemerintahan dan

Bangunan umum

Kondisi Eksisting (Ha)

Jumlah Pendudu

k yang Dilayani

(jiwa)

Luas Lahan

Minimal (m

2)

Radius Pencapaia

n (m2)

Proyeksi Kebutuhan Tahun

2022 (m2)

1. RTH Lingkungan

2. RTH unit RT 8

250 250 - 320

3. RTH unit RW 2.500 1.250 - 64

4. RTH unit Kelurahan

30.000 9.000 - 9

TOTAL 8 393

Sumber: Hasil Analisis 2012

Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam di Kelurahan Kali Rungkut Sangatlah kurang untuk memenuhi proyeksi kebutuhan akan fasilitas tersebut pada tahun 2022. Kondisi eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kelurahan Kali Rungkut yang ada saat ini sudah sangatlah kurang mengingat hanya 3 % dari luas lahan seluruhnya yang digunakan, padahal seharusnya berdasarkan standar pelayanan minimum luas Ruang Terbuka

RTH Unit RW2022 =

= 64 m2

RTH Unit Kelurahan2022 =

= 8,89 = 9 m2 (pembulatan)

Sumber: Hasil Analisis 2012

Page 74: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Hijau (RTH) mencapai 30% dari luas total. Sangat perlu dilakukan tinjauan ulang pada sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar dapat memenuhi standar yang diinginkan.

Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dan makam yang tedapat di

Kelurahan Kali Rungkut sangatlah kurang. Oleh karenanya, pihak

pemerintah dan pihak swasta mengadakan suatu program untuk

mengakali permasalahan tersebut yakni mengadakan program green and

clean atau bisa juga dikatakan sebagai kampung smart. Program ini juga

mendapat dukungan penuh dari masyarakat Kelurahan Kali Rungkut. Hal

ini menjadikan kualitas dari RTH yang ada semakin baik. Tentunya

diharapkan untuk kedepan hal ini tetap berlangsung. Koordinasi dari

pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat merupakan kunci utama agar

kedepan fasilitas RTH dan makam semakin baik baik dari segi kuantitas

maupun kualitas.

4.9 ANALISA UTILITAS

Dalam proses penyusunan perencanaan suatu wilayah, adanya

data mengenai utilitas perkotaan merupakan salah satu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan. Aspek utilitas ini menjadi sangat penting,

sebab tingkat keberadaan utilitas pada suatu wilayah atau kota dapat

menjadi gambaran tingkat kesejahteraan penduduk yang bermukim di

disana. Utilitas perkotaan dasar yang pada umumnya harus dikaji meliputi

jaringan air bersih, jaringan listrik , jaringan telepon, pembuangan

sampah, saluran pematusan, dan sanitasi. Pengumpulan data mengenai

keseluruhan utlitas tersebut didapat baik dengan cara survei primer

maupun sekunder dari materi mata kuliah yang telah diberikan

sebelumnya. Analisa utilitas perkotaan dilakukan dengan melihat tiga

aspek utama yaitu kualitas, kuantitas, dan distribusi dari jaringan utilitas.

Selanjutnya dengan membandingkan antara supply dan demand jaringan

utilitas yang ada di wilayah studi, maka dapat diproyeksi apakah kondisi

yang ada sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat bahkan hingga

beberapa tahun kedepan

4.9.1 Analisa Jaringan Air Bersih

Di wilayah Kelurahan Kali Rungkut pada umumnya air bersih

dikonsumsi untuk perumahan, fasilitas perdagangan jasa, perkantoran

dan fasilitas umum. Untuk memproyeksikan kebutuhan air bersih di

Kelurahan Kali Rungkut yaitu dengan menggunakan standarisasi dari

berbagai sumber yang pernah digunakan dalam menyusun produk

perencanaan seperti rencana tata ruang Surabaya.

Kebutuhan air bersih di Kelurahan Kali Rungkut dihitung

berdasarkan materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I yaitu

kebutuhan air bersih untuk pemukiman sebesar 100 liter/orang/hari. Jadi,

jumlah penduduk Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 diperkirakan

berjumlah 27.321 jiwa. Sehingga didapat hasil perhitungan kebutuhan air

bersih di Kelurahan Kali Rungkut berdasarkan standar dan proyeksi yang

ada selama 10 tahun kedepan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.31 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan Air Bersih

(Liter/Hari)

1 2012 23.775 2.377.500

2 2013 24.157 2.415.700

3 2014 24.517 2.451.700

Page 75: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

No Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan Air Bersih

(Liter/Hari)

4 2015 24.995 2.499.500

5 2016 25.479 2.547.900

6 2017 25.973 2.597.300

7 2018 26.477 2.647.700

8 2019 26.991 2.699.100

9 2020 27.514 2.751.400

10 2021 28.048 2.804.800

11 2022 28.592 2.859.200

Sumber: Hasil analisa Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kebutuhan air bersih

Kelurahan Kali Rungkut terus meningkat sebanding dengan pertumbuhan

jumlah penduduk. Dari analisa proyeksi jumlah kebutuhan air bersih

diatas dapat dilihat total kebutuhan air bersih di Kelurahan Kali Rungkut

pada tahun 2022 adalah 2.859.200 liter/hari = 33,1 liter/detik, sedangkan

kebutuhan air bersih saat ini adalah 2.240.200 liter/hari = 25,9 liter/detik.

Jumlah sumber air bersih saat ini yang terdiri dari PDAM dan sumur gali

yaitu 6.486 sumber untuk setiap kepala keluarga. Dalam RDTRK UP

Rungkut 2010 disebutkan bahwa suplai air bersih rata-rata saat ini adalah

41 liter/detik, sehngga dapat dikatakan kebutuhan air bersih di Kelurahan

Kali Rungkut sudah memenuhi kebutuhan.

Distribusi jaringan air bersih di Kelurahan Kali Rungkut sudah

merata mengingat terdapat Pipa berdiameter 20 hingga 80 cm. Secara

kualitas, pipa-pipa tersebut dalam kondisi baik. Adanya pipa-pipa

berdiameter besar yang melewati Kelurahan Kali Rungkut tersebut juga

memungkinkan apabila suatu saat kebutuhan air bersih di Kelurahan Kali

Rungkut meningkat drastis seperti yang diproyeksikan, dan diperlukan

pipa sambungan permukiman yang lebih banyak.

4.9.2 Analisa Jaringan Listrik

Di wilayah Kelurahan Kali Rungkut pada umumnya energi listrik

digunakan untuk perumahan, fasilitas perdagangan jasa, perkantoran dan

fasilitas umum. Untuk memproyeksikan kebutuhan energi listrik di

Kelurahan Kali Rungkut yaitu dengan menggunakan standarisasi dari

berbagai sumber yang pernah digunakan dalam menyusun produk

perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Surabaya.

Kebutuhan listrik di Kelurahan Kali Rungkut dihitung berdasarkan

pada materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I tentang sistem

jaringan listrik yaitu kebutuhan energi listrik untuk pemukiman

membutuhkan sebesar 900 watt per unit rumah/Kepala Keluarga.

Perhitungan kebutuhan listrik dihitung dengan asumsi satu buah

rumah/Kepala Keluarga = 5 jiwa. Perhitungan kebutuhan energi listrik di

Kelurahan Kali Rungkut berdasarkan standar dan proyeksi yang ada

selama 10 tahun kedepan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022

disajikan pada tabel berikut.

Page 76: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Tabel 4.32 Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan Energi Listrik (watt)

1 2012 23.775 4.279.500

2 2013 24.157 4.348.260

3 2014 24.517 4.413.060

4 2015 24.995 4.499.100

5 2016 25.479 4.586.220

6 2017 25.973 4.675.140

7 2018 26.477 4.765.860

8 2019 26.991 4.858.380

9 2020 27.514 4.952.520

10 2021 28.048 5.048.640

11 2022 28.592 5.146.560

Sumber : Hasil analisa Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah kebutuhan

energi listrik di Kelurahan Kali Rungkut meningkat berbanding lurus

dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dari analisa perkiraan jumlah

kebutuhan listrik diatas, kebutuhan listik di Kelurahan Kali Rungkut pada

tahun 2022 mencapai 5.146.560 watt. Pada saat ini kebutuhan listrik di

Kelurahan Kali Rungkut sudah cukup terpenuhi dengan baik dan distribusi

jaringannya sudah tersebar merata pada pemukiman penduduk.

Kelurahan Kali Rungkut dilalui oleh infrastruktur jaringan SUTT (Saluran

Udara Tegangan Tinggi), SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), dan

SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) maka tidak akan ada masalah jika

kedepannya kebutuhan listrik di Kelurahan Kali Rungkut meningkat

drastis dan perlu dilakukan peningkatan daya seperti yang telah

diproyeksikan. Pada saat ini kebutuhan listrik Kelurahan Kali Rungkut

mencapai 4.279.500 watt.

Selain itu, berdasarkan tabel sumber listrik dan penggunaannya di

Kelurahan Kali Rungkut dengan mengasumsikan bahwa 1 Kepala Keluarga

(KK) = 5 jiwa sehingga disana terdapat kurang lebih 4.681 KK, maka dapat

dibandingkan antara kondisi eksisting jaringan listrik yang tersedia saat ini

dengan kebutuhan masyarakat yang ada. Pada tabel tersebut dapat

diketahui jumlah listrik PLN yang menjangkau Kelurahan Kali Rungkut

sebanyak 6.487 unit, sedangkan setiap 1 KK harus memiliki 1 unit listrik

PLN (Prasarana Wilayah dan Kota I). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kuantitas jumlah saaluran listrik yang ada telah melayani seluruh

masyarakat di Kelurahan Kali Rungkut. Bahkan melihat kondisi

eksistingnya, jumlah saluran listrik telah melebihi kebutuhan dari

masyarakat sehingga hal ini dapat menjadi potensi di wilayah studi.

4.9.3 Analisa Jaringan Telepon

Kebutuhan jaringan telepon yang akan dianalisis disini adalah

jaringan telepon kabel, sedangkan jaringan telepon nirkabel/genggam

tidak perlu diproyeksikan sebab keberadaanya tidak terlalu berdampak

besar pada penggunaan lahan atau penyediaan prasarana dan sarana di

Kelurahan Kali Rungkut. Pada saat ini terdapat lima Base Transceiver

Station (BTS) di Kelurahan Kali Rungkut, infrastruktur tersebut sudah

memenuhi dan mencakup dengan baik kebutuhan jaringan telepon

nirkabel di kawasan Kelurahan Kali Rungkut hingga beberapa puluh tahun

kedepan.

Page 77: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Perhitungan kebutuhan sambungan telepon ini berdasarkan

standar yang ada pada materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I

tentang sistem jaringan telepon yaitu untuk pemukiman/perumahan

harus disediakan sambungan telepon sebanyak 1 sambungan, sehingga

diasumsikan tiap 1 Kepala Keluarga (KK) = 5 jiwa memiliki satu sambungan

telepon.

Perhitungan kebutuhan sambungan telepon di Kelurahan Kali

Rungkut berdasarkan standar dan proyeksi yang ada selama 10 tahun

kedepan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022 disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.33 Proyeksi Kebutuhan Sambungan Telepon Kelurahan Kali Rungkut

No

(1)

Tahun

(2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

(3)

Kebutuhan Sambungan Telepon (Unit)

(4)

1 2012 23.775 4.755

2 2013 24.157 4.831

3 2014 24.517 4.903

4 2015 24.995 4.999

5 2016 25.479 5.096

6 2017 25.973 5.195

7 2018 26.477 5.295

8 2019 26.991 5.398

9 2020 27.514 5.503

10 2021 28.048 5.610

No

(1)

Tahun

(2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

(3)

Kebutuhan Sambungan Telepon (Unit)

(4)

11 2022 28.592 5.718

Sumber : Hasil analisa Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah kebutuhan

sambungan telepon di Kelurahan Kali Rungkut meningkat berbanding

lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dari analisa perkiraan

jumlah kebutuhan sambungan telepon diatas, kebutuhan sambungan

telepon di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 sebanyak 4.775 unit

hingga pada tahun 2022 kebutuhan sambungan telepon mencapai 5.718

unit.

Kemudian dengan menganalisa data dari tabel keberadaan

jaringan telepon dan jaringan komunikasi di Kelurahan kali Rungkut yang

ada pada sub bab karakteristik utilitas dengan tabel jumlah sambungan

telepon di Kelurahan Kali Rungkut di atas, maka dapat diketahui

perbandingan antara kondisi eksisting mengenai kuantitas dari jaringan

telepon dengan kebutuhan dari masyarakat di wilayah studi. Pada tabel

keberadaan jaringan telepon diperoleh data jumlah pelanggan telepon

rumah adalah sebanyak 4.321 unit, sedangkan jumlah sambungan

telepon yang dibutuhkan seharusnya ada sebanyak 4.671 unit pada tahun

2012. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah yang ada

kurang dari kebutuhan masyarakat.

Jumlah penduduk yang meningkat akan mengharuskan

peningkatan prasarana komunikasi. Sebab selain digunakan untuk

telepon, sambungan telepon di Kelurahan Kali Rungkut juga digunakan

untuk layanan internet. Namun proyeksi kebutuhan telepon yang

semakin meningkat ini tidak dapat dijadikan acuan dengan tepat, sebab

Page 78: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

seiring dengan perkembangan teknologi telepon nirkabel/handphone

yang lebih efisien dalam hal penyediaan prasarana, secara tidak langsung

akan berdampak pada pengurangan penggunaan layanan sambungan

telepon via kabel ini. Tren penggunaan telepon genggam / handphone

dapat saja menggeser proyeksi kebutuhan sambungan telepon kabel yang

sebelumnya meningkat, menjadi berkurang tergantung kemajuan dan

keterjangkauan teknologi di masyarakat.

Selain penggunaan sambungan telepon, hal lain yang harus

diperhatikan adalah jumlah telepon umum yang cukup banyak di

Kelurahan Kali Rungkut. Keberadaan unit telepon umum tersebut sudah

cukup memadai hanya perlu dilakukannya perawatan dan peningkatan

kualitas layanan agar penggunanya meningkat.

4.9.4 Analisa Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan di Kelurahan Kali Rungkut berasal dari

sampah rumah tangga, kegiatan industri, perdagangan dan jasa dan

kegiatan lainnya. Sampah yang berasal dari kegiatan industri sebagian

besar dapat diaur ulang sehingga mengurangi dampak kerusakan

lingkungan. Perkiraan kebutuhan sampah didasarkan pada standar yang

diperoleh dari materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I yaitu

sampah rumah tangga diitung berdasarkan satu orang penduduk

menghasilkan 2,5 m3/hari/orang.

Perhitungan produksi sampah di Kelurahan Kali Rungkut

berdasarkan standar dan proyeksi yang ada selama 10 tahun kedepan

yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.34 Proyeksi Produksi Sampah Kelurahan Kali Rungkut

No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Produksi Sampah (m3/hari)

1 2012 23.775 59.438

2 2013 24.157 60.393

3 2014 24.517 61.293

4 2015 24.995 62.488

5 2016 25.479 63.698

6 2017 25.973 64.933

7 2018 26.477 66.193

8 2019 26.991 67.478

9 2020 27.514 68.785

10 2021 28.048 70.120

11 2022 28.592 71.480

Sumber : Hasil analisa Tahun 2012

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa produksi sampah di

Kelurahan Kali Rungkut meningkat berbanding lurus dengan

pertumbuhan jumlah penduduk. Dengan menganalisa data dari tabel di

atas dengan tabel data prasarana pembuangan sampah di Kelurahan Kali

Rungkut yang ada pada sub bab karakteristik utilitas, dapat dibandingkan

antara kondisi eksisting jumlah prasarana pembuangan sampah dengan

jumlah penduduk yang dapat terlayani kebutuhannya. Menurut SNI yang

diperoleh dari materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I, 1 unit

TPS dapat melayani produksi sampah dari 10.000 jiwa penduduk,

sedangkan menurut tabel data prasarana pembuangan sampah,

Page 79: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Kelurahan Kali Rungkut memiliki 3 TPS. Melihat jumlah penduduk pada

tahun 2012 yang mencapai 23.775 dengan tersedianya 3 unit TPS di

wilayah studi, maka dapat disimpulkan bahwa kuantitas eksisting yang

ada telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Demikian pula dengan

jumlah gerobak dan truk pengangkut sampah yang juga telah memenuhi

kebutuhan masyarakat terkait dengan pembuangan sampah.

Meskipun secara kuantitas memenuhi, kualitas TPS juga harus

diperhatikan dengan mutu dan standar yang baik, seperti pelapisan

bahan kedap air agar air lindi tidak mencemari tanah dan lingkungan

sekitarnya. Lokasi untuk TPS pun harus jauh dari saluran pematusan atau

sumber air tanah, mengingat masih adanya penggunaan sumur gali di

Kelurahan Kali Rungkut. Adapun tata cara pengumpulan dan pembuangan

sampah yang dapat dilakukan pada Kelurahan Kali Rungkut berdasarkan

RDTRK UP Rungkut Tahun 2010 yang terdiri dari sampah yang berasal dari

perumahan dan industri adalah sebagai berikut.

1. Pembuangan Sampah dari Perumahan

Pembuangan sampah dari perumahan sudah dilakukan

pengelolaan. Pengelolaan persampahan yang berlangsung dapat

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu :

a) Pekerjaan Pengumpulan Sampah

Kegiatan ini merupakan kegiatan pengumpulan sampah dari

sumber sampah yang bisa berasal dari rumah tangga, daerah

komersil, pasar, terminal, dan lain-lain untuk diangkut pada

Tempat Penampungan Sementara (TPS) maupun pada Depo

dengan menggunakan gerobak sampah yang ditarik oleh Pasukan

Kuning yang dikelola oleh RT/RW setempat (untuk sampah

Rumah Tangga) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (untuk

sampah pasar, terminal dan lain-lain).

b) Pekerjaan Pengangkutan

Kegiatan ini adalah pekerjaan pengangkutan sampah dari Tempat

Penampungan Sementara (TPS) maupun Depo Sampah untuk

diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan

menggunakan alat pengangkut sampah seperti ; truk bak terbuka,

dump truck maupun arm roll. Pekerjaan ini menjadi tanggung

jawab Pemerintah dalam hal ini Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Surabaya

c) Pekerjaan Pembuangan Sampah

Merupakan pekerjaan pembuangan/penimbunan sampah di

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang merupakan pekerjaan

terakhir dari proses pengelolaan persampahan. Pekerjaan ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan

dan Pertamanan Kota Surabaya.

2. Pembuangan Sampah dari Industri

Sampah padat yang berasal dari industri biasanya sudah di pisah antara

sampah yang bisa didaur ulang atau sampah yang masih mempunyai nilai

ekonomis (dapat dijual) dengan sampah yang memang harus dibuang.

Untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang atau dijual kembali,

dikumpulkan dalam bak sampah/container di dalam lokasi pabrik, untuk

selanjutnya dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

4.9.5 Analisa Saluran Pematusan

Keberadaan saluran pematusan di Kelurahan Kali Rungkut sudah

cukup memadai mengingat telah terdapatnya saluran primer, sekunder

dan tersier. Saluran pematusan primer yang terdapat di kelurahan Kali

Page 80: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Rungkut adalah saluran Kali Rungkut. Sedangkan saluran sekunder

mengikuti jaringan jalan dan saluran tersier terdapat di perumahan-

perumahan formal. Namun, daya tampung Saluran Kali Rungkut adalah

5,1 m3/detik , sedangkan debit banjir adalah 8,1 m3/detik sehingga

kapasitas tidak mencukupi hal ini menyebabkan banjir di permukiman

(RDTRK Rungkut 2030). Kondisi drainase di Kelurahan Kali Rungkut juga

berpengaruh terhadap terjadinya banjir di kelurahan ini. Hanya Beberapa

fungsi saluran pematusan di Kelurahan Kali Rungkut telah bergabung

sebagai saluran pembuangan limbah, padahal fungsi saluran pematusan

idealnya hanyalah untuk menampung air hujan. Hal tersebut

mengakibatkan beberapa saluran tersumbat dan menimbulkan bau tak

sedap, selain itu juga kebiasaan masyarakatnya yang masih membuang

sampah ke saluran pematusan juga membuat banjir.

Faktor penyebab banjir di UP Rungkut adalah karena Kawasan

Rungkut merupakan kawasan hilir tepat mengalirnya empat sungai besar

antara lain Sungai Wonokromo, Wonorejo, Kebon Agung serta Kali

Perbatasan dan Kawasan rawan air pasang terkait wilayah UP. Rungkut

yang termasuk ke dalam kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).

Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya mengklasifikasikan

genangan banjir di Surabaya menjadi empat yaitu genangan dengan

kedalaman 0-10 cm, 10-30 cm, 30-50 cm dan 50-70 cm. Dan Kecamatan

Rungkut termasuk dalam klasifikasi kedua dan keempat dengan lama

genangan maksimal 4 hari. Banjir berpotensi menimbulkan penyakit dan

merusak kondisi bangunan, saran dan prasarana lingkungan (Laporan

Status Lingkungan Hidup Daerah Surabaya, 2008).

4.9.6 Analisa Sanitasi

Mengacu pada RTRW Surabaya Wilayah Kelurahan Kali Rungkut

yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 234 jiwa/Ha berada pada

Zone 2 rencana pengembangan penanganan limbah domestik. Wilayah ini

mempunyai kepadatan bersih sedang yaitu antara 150 - 450 jiwa/Ha,

muka air tanah cukup tinggi, daya resap tanah rendah, sehingga wilayah

ini diarahkan untuk menggunakan sistem off-site. Wilayah ini cukup

potensial terhadap kemungkinan gangguan penyakit yang berasal dari

pencemaran hasil buangan, sebab masih banyak penduduk yang

menggunakan air dari sumur dangkal, sehingga pada wilayah ini

diarahkan untuk menggunakan Small bore dan saluran pembuangan

secara konvensional.

Berikut Bagan Alir Pengelolaan Tinja dan Limbah Cair di Kota

Surabaya yang dapat digunakan sebagai standar acuan pengelolaan

limbah di Kelurahan Kali Rungkut.

Page 81: BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV

-

FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT

Selain limbah rumah dan perkantoran, terdapat limbah yang

berasal dari pabrik dan Industri di kelurahan Kali Rungkut. Adapun limbah

industri dibedakan menjadi limbah padat, cair dan gas. Konsentrasi

partikulat (debu) yaitu 0.5 mg/m3 yang melebihi Baku Mutu Udara

Ambien Kep. Gubernur Jatim No. 129/1996 yang seharusnya dibawah

0.26 mg/m3. Konsentrasi debu yang tinggi menyebabkan gangguan

pandangan dan infeksi saluran pernafasan (Laporan Status Lingkungan

Hidup Daerah Surabaya, 2008). Menurut data dari kelurahan jumlah

penderita penyakit terbesar di Kelurahan Kali Rungkut tahun 2009 adalah

infeksi saluran pernafasan (ISPA). Jumlah penderita ISPA sebesar 1.740

orang (Monografi Kelurahan Kecamatan Kali Rungkut, 2009).

Perindustrian di kawasan Kelurahan Kali Rungkut yaitu SIER sebenarnya

sudah menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dalam

pengelolaan limbah cairnya. Hal ini sangat baik dalam mengurangi

pencemaran air sungai. Namun sebenarnya penerapan IPAL ini belum

optimal karena sungai yang berada disekitar pabrik masih tercemar dan

mengeluarkan bau tak sedap.

Badan Air Gol. D/

Saluran

Pematusan Kota

BAGAN ALIR

PENGELOLAAN TINJA DAN LIMBAH CAIR

DI KOTA SURABAYA

SUMBER LIMBAH PENGELOLAPEMBUANGAN AKHIR

Tinja, Septik Tank

Rumah Tangga

Limbah Domestik/ Air

Kotor dari rumah

Limbah Industri

Dinas Banjir

Dinas Kebersihan

Dinas

Lingkungan Hidup

Instalasi Pengolahan

Limbah Tinja (IPLT)

- IPAL on site

- IPAL Komunal

Sumur Resapan

Tangki Septik

(on site/komunal

Saluran

Pematusan Kota

Badan Air Gol. D

atau < Baku Mutu

Gambar 4.11 Bagan Alir Pengolalaan Tinja dan Limbah Cair di Kota Surabaya Sumber : RTRW Surabaya 2015