BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN...

55
LAPORAN AKHIR SEMENTARA BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria serta indikator kawasan permukiman prioritas dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri Tahun 2012. Penentuan kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu TAHAP I untuk menentukan indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu diprioritaskan dan TAHAP II untuk menentukan prioritasisasi dari daftar indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu diprioritaskan. 1. Dermo : Perbatasan Merbabu terletak di se Merbabu tergolong sed Kondisi jalan dan bangu wilayah Merbabu masih 10% dari keseluruhan pe aspal. 2. Merbabu I-VIII Di Kelurahan Dermo terletak di pinggiran ko KLB 60-120, bangunan permukiman kumuh me tergolong dalam kondis Sumber air baik untuk dalam hal pengolah pengolahannya masih m dengan kondisi baik dan 3. Dermo : Perumahan De Perumahan Intan Asri m dengan tingkat kepada 80-120. Kondisi bangun diperkeras aspal. Sumb drainasenya tergolong d

Transcript of BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN...

Page 1: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria serta indikator kawasan permukiman prioritas dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri Tahun 2012.

Penentuan kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dalam 2 (dua)

tahap, yaitu TAHAP I untuk menentukan indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu

diprioritaskan dan TAHAP II untuk menentukan prioritasisasi dari daftar indikasi kawasan permukiman

perkotaan yang perlu diprioritaskan.

3.1 Identifikasi Kawasan

Penentuan Tipologi kawasan didasarkan pada sebaran permukiman yang terbentuk di Kota

Kediri, selain itu pula disusun pembagian kluster berdasarkan karakteristik permukiman yang

terbentuk. Hal ini digunakan untuk memudahkan dalam memberikan penanganan yang tepat bagi

suatu kluster sesuai dengan potensi dan permasalahannya masing-masing.

Sebaran Permukiman Kota Kediri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya

maupun letaknya, lokasi dan nama permukiman di Kota Kediri adalah sebagai berikut:

1. Dermo : Perbatasan

Merbabu terletak di sekitar PG.Mrican, Kelurahan Dermo. Kepadatan bangunan di wilayah

Merbabu tergolong sedang yaitu antara 50 hingga 60 bangunan dengan KDB dan KLB 70-80.

Kondisi jalan dan bangunannya baik dan permanen, sedangkan kondisi lingkungan sedang. Di

wilayah Merbabu masih dapat ditemui kawasan permukiman kumuh yang jumalhnya mencapai

10% dari keseluruhan permukiman. Kondisi jalan cukup baik dengan lebar 8 m dan perkerasan

aspal.

2. Merbabu I-VIII

Di Kelurahan Dermo juga terdapat permukiman Merbabu I-VII, dimana daerah tersebut

terletak di pinggiran kota dengan kepadatan bangunan 50-60, sedangkan KDBnya 60-80 dan

KLB 60-120, bangunannya terdiri dari bangunan permanen dan non-permanen. Presentase

permukiman kumuh mencapai 25% dari keseluruhan permukiman. Kondisi jalan dan lingkungan

tergolong dalam kondisi Baik dan Sedang, dengan lebar jalan 6m diaspal.

Sumber air baik untuk Merbabu maupun Merbabi I-VII berasal dari PDAM dan Sumur, namun

dalam hal pengolahan sampah kesadaran masyarakat cenderung rendah karena

pengolahannya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar. Terdapat MCK umum

dengan kondisi baik dan drainasenya termasuk dalam jenis terbuka.

3. Dermo : Perumahan Developer

Perumahan Intan Asri merupakan salah satu perumahan yang diselenggarakan oleh Developer,

dengan tingkat kepadatan tinggi yaitu 80-90 bangunan dengan KDB 70-80 dan KLB 70-140 dan

80-120. Kondisi bangunan dan jaringan jalan tergolong baik, lebar jalan meliputi 6- 7 m dengan

diperkeras aspal. Sumber air bersih di kawasan perumahan tersebut adalah PDAM, sedangkan

drainasenya tergolong dalam jenis terbuka diperkeras oleh semen.

4. Dermo : Pinggiran Kota

Raya Darmo terletak di pinggiran kota dengan kepadatan bangunan sedang mencapai 50-60

bangunan. KLB yang terdapat di Raya Dermo terbagi menjadi dua yaitu 60-120 dan 80-120.

Dengan KDB 60-80. Kondisi jalan baik dengan perkerasan aspal dan lebar 6-7 m. Sumber

pasokan air bersih di Raya Darmo yaitu PDAM dan sumur, untuk sanitasi dan MCK kondisinya

sedang. Pengolahan sampah masih dengan sistem yang konvensional yaitu dibakar bahkan

tidak terdapat jaringan drainase.

5. Mrican : Sekitar PG. Mrican

Demo-Mrican terletak di sekitar PG. Mrican dan perdagangan dan jasa dengan kepadatan

tinggi yaitu meliputi 80-90 bangunan. KLB untuk bangunan yang terdapat di wilayah tersebut

Page 2: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

meliputi 80-160 dan 90-135 sedangkan KDBnya meliputi 80-90. Kondisi bangunan, jalan dan

lingkungan cukup baik dengan lebar jalan 6-8 m sedangkan sumber air utamanya yaitu sumur

dan PDAM. Pengolahan sampahnya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar.

6. Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa

S.Bahrun terletak di sekitar perdagangan da jasa dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 80-

100 bangunan. KLB S.Bahrun meliputi 80-160 dan 90-135, sedangkan KDB S.Bahrun meliputi 80-

90. Kondisi bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya

yaitu permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang

mendominasi hampir 10% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di S.Bahrun mencapai

5-10 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan

sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan

menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup trotoar dan terbuka

semen.

7. Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas

Gatot Subroto terletak di Kelurahan Mrican-Ngampel dimana permukiman tersebut terletak di

bantaran sungai brantas dengan kelas jalan kolekto dan dekat dengan pusat perdagangan jasa.

Kepadatan bangunan tergolong tinggi yaitu 80-100 bangunan, KLB Gatot Subroto meliputi 70-

140 dan 90-180 sedangkan KDBnya meliputi 70-90. Kondisi bangunan terdiri dari bangunan

permanen dan semi permanen dengan kondisi baik dan sedang. Pada kawasan tersebut

terdapat kawasan kumuh dengan prosentase 15% dari keseluruhan wilayah permukiman. Luas

jalan meliputi 4-10 m dengankondisi baik, sedangkan untuk sumber air bersih meliputi PDAM

an sumur. Pada kawasan tersebut juga sudah terdapat gerobak-gerobak sampah untuk

mengangkut sampah ke TPS terdekat.

8. Ngampel – Gayam : Pinggir Kota dan Perbatasan

Ngampel Raya terletak di Kelurahan Ngampel-Gayam, dimana kawasan tersebut termasuk

dalam kategori permukiman di pinggiran kota atau perbatasan. Kepadatan bangunannya

mencapai 60-90 rumah. Untuk kondisi perkerasan dan rumah tergolong dalam kondisi baik

yaitu permanene dan semi permanen. Terdapat wilayah permukiman kumuh yang mencapai

10% dari seluruh wilayah dengan lebar jalan 4-8m, sedangkan sumber air bersih berasal dari

PDAM dan sumur. Untuk MCK umum keadaannya cukup buruk dan untuk drainase belum

merata karena masih terdapat wilayah yang tidak memiliki jaringan drainase.

9. Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota

Permukiman bunga terletak di Ngempel-Bujel, pada permukiman tersebut masih terdapat

permukiman kumuh dan mencapi 10% dari keseluruhan wilayah. Sumber air bersih yang

terdapat di wilayah tersebut didapat dari sumur dan PDAM, selain itu juga sudah banyak warga

yang memiliki MCK pribadi dengan kondisi baik. Untuk pengelolaan sampahnya warga

setempat masih cenderung membakar sendiri sampahnya pada area di dekat rumah.

Kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dimana KDB nya mencapai 60-80 dan

KLBnya mencapai 60-120 dan 80-120.

10. Mojoroto : Jalan kolektor dan perdagangan jasa

Permukiman penduduk KH. Ahmad Dahlan terletak pada jala kolektor di area perdagangan dan

jasa. Kepadatan bangunannya cukup tinggi dengan kepadatan 70-90 bangunan mencapai 70-

90 bangunan dimana KDB nya mencapai 70-90 dan KLBnya mencapai 70-140 dan 90-180.

Kondisi bangunan dan jalan cenderung baik dengan kondisi permanen dan luas jalan mencapai

5-10m. Sumber air bersih yang terdapat di wilayah tersebut didapat dari sumur dan PDAM,

selain itu juga sudah banyak warga yang memiliki MCK pribadi dengan kondisi baik. Untuk

pengelolaan sampahnya warga setempat masih tidak melakukan pemilahan hanya membuang

sampahnya untuk diambil petugas.

11. Mojoroto : Pinggiran sungai

Permukiman yang terletak di Barat Sungai Brantas terdapat pada kelurahan Mojoroto dimana

Sungai Brantas dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 80-90 bangunan. KLB Sungai Brantas

meliputi 70 – 140 dan 90 - 180, sedangkan KDB Sungai Brantas meliputi 70-90. Kondisi

bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya yaitu

permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang mendominasi

hampir 20% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di Barat Sungai Brantas mencapai 3-

6 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan

sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan

menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup semen.

12. Mojoroto : Jalan kolektor

Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor dimana kepadatan bangunannya

mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105 dan 90-125.

Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.

Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya

yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan

gerobak.

Page 3: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

13. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil

Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor di pinggir sungai dimana kepadatan

bangunannya mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105

dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi

yang baik. Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan

sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan

menggunakan gerobak.

14. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil

Botolengket utara terletak di Kelurahan Bujel-Sukorame dimana wilayah tersebut terletak di

pinggiran kota kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80

sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah

tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-12m. Sumber air

bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil

sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.

15. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil

Mastrip terletak di Bujel-Sukorame yaitu dipinggir sungai kecil dimana wilayah tersebut

memiliki kepadatan bangunan sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 60-80

sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah

tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-15m. Sumber air

bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang

mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.

16. Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata

Permukiman Selomangleng terletak di Pojok-Mojoroto dimana peruntukan kawasan

disekitarnya sebagai kawasan pendidikan dan pariwisata. Kepadatan bangunan sedang

mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-180.

Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.

Lebar jalannya meliputi 8-14m.

Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu dengan

membakar sampah.

17. Mojoroto : Perkotaan

Kawi terletak di Kawasan perkotaan yaitu di Kelurahan Mojoroto. Kepadatan bangunan

sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan

90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi

yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.

Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing

untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan.

18. Mojoroto : Sekitar perdagangan jasa

Veteran terletak di Kelurahan Mojoroto yaitu kawasan perdagangan dan jasa. Kepadatan

bangunan tinggi mencapai 80-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-

140 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam

kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan

sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-

masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan.

19. Lirboyo : Sekitar pondok pesantren

KH. Abdul Karim merupakan salah satu kawasan permukiman yang letaknya di Lirboyo di

sekitar daerah Pondok Pesantren. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 60-90 bangunan dan

KDBnya 60-90 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat

di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 5m.

Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya

membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas

kebersihan. Sedangkan untuk MCK sebagian besar telah menggunakan MCK pribadi.

20. Lirboyo : Sekitar pondok pesantren

Dr. Saharjo terletak di kelurahan Campur rejo-Pojok. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 70-

90 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-160. Kondisi

bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar

jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan

sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya

diolah oleh petugas kebersihan. Sedangkan untuk MCK sebagian besar telah menggunakan

MCK pribadi.

21. Campurejo – Lirboyo : Sekitar perdagangan jasa dan terminal

Kawasan permukiman Semeru terletak di kawasan perdagangan dan jasa dengan kepadatan

70-90 bangunan. KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-135. Kondisi

bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar

jalannya meliputi 10-15m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.

Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing

untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.

Page 4: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

22. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal

Taman Sari terletak di pinggiran kota dan dekat dengan terminal, kepadatan bangunannya

tegolong sedang yaitu antara 60-80 dengan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140

dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi

yang baik. Lebar jalannya meliputi 2-6 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.

Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing

untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.

23. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal

Kawasan permukiman Raung terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan kepadatan

sedang 70-90 dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi

bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar

jalannya meliputi 3-8 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan

sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya

diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.

24. Bandar Kidul : Sentra industry tenun

Kawasan permukiman KH. Agus Salim terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan

kepadatan tinggi 80-100 dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180.

Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.

Lebar jalannya meliputi 3-10 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk

pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk

selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.

25. Bandar Lor – Lirboyo : Jalan Kolektor

Kawasan Penanggungan terletak di Bandarlor-Lirboyo yaitu pada jalan kolektor dengan

kepadatan bangunan sedang yaitu antara 70-90 dan untuk KDB yaitu 60-180, sedangkan

KLBnya meliputi 60-120 dan 80-160. Kondis bangunan dalam keadaan baik dan permanen

sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 4-10 m. Sumber air

bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang

di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau

dibiang ke TPS.

26. Bandar Lor – Bandar Kidul : Pendidikan, perdagangan jasa dan bantaran sungai

Kawasan permukiman KH. Wachid Hasyim terletak pada kawasan pendidikan, perdagangan

dan jasa serta bantaran sungai Brantas dimana kepadatan bangunannya sangat tinggi yaitu 80-

100 bangunan, untuk KDB yaitu 70-90, sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi

bangunan dalam keadaan baik dan permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi

baik. Lebar jalannya meliputi 10-14 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk

pengolahan sampah masyarakat setempat sangat kurang kesadaran akan kebersihan

lingkungan karena apabila tidak dibakar maka sampah hanta dibuang ke sungai.

27. Mojoroto : Perkantoran dan bantaran sungai

Kawasan permukiman Jagung Suprapto terletak di kawasan perkantoran dan bantaran sungai

brantas dengan kepadatan sangat tinggi yaitu 80-100 bangunan untuk KDB yaitu 70-90,

sedangkan KLBnya meliputi 80-160 dan 90-160. Kondisi bangunan dalam keadaan baik dan

permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 10-14 m.

Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat

setempat sangat kurang kesadaran akan kebersihan lingkungan karena apabila tidak dibakar

maka sampah hanta dibuang ke sungai. Untuk jaringan drainase kawasan permukiman

tersebut menggunakan drainase tertutup.

28. Bandar Kidul – Banjar Mlati : Sentra industry tenun

KH. Hasyim Ashari terdapat di Kelurahan BandarKidul-Banjarmlati, dimana kawasan tersebut

merupakan kawasan pinggir kota dan dekat dengan bantaran Sungai Brantas. Kepadatannya

tergolong rendah yaitu antara 50-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk

KLB yaitu antara 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan baik dan permanen. Luas jaringan jalan

pada kawasan tersebut antara 3-8 m dengan aspal halus. Sumber air yang digunakan warga

adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya

dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja.

29. Manisrenggo – Ngronggo : Rel KA dan bantaran sungai

Kawasan Sersan Sumarhaji merupakan kawasan yang terletak di sepanjang rel kereta api dan

bantaran sungai. Kepadatannya tergolong rendah yaitu antara 50-60 bangunan. KDB

bangunan yaitu antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan

baik dan permanen. Luas jaringan jalan pada kawasan tersebut antara 10-12 m dengan aspal

halus. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan

sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat

hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas.

30. Ngronggo : Rel KA, jalan kolektor

Perintis Kemerdekaan terletak di sepanjang rel kereta api di jalan kolektor, Kepadatannya

tergolong sedang yaitu antara 60-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk

KLB yaitu antara 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan

Page 5: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah

PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan

oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk

diambil petugas atau dibakar sendiri.

31. Ngronggo – Rejomulyo : Perdagangan jasa, jalan kolektor

Kawasan permukiman terletak di kawasan perdagangan dan jasa yaitu pada jalan kolektor.

Kepadatannya tergolong sedang yaitu antara 60-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-

90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu

pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga

adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya

dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat

sampah untuk diambil petugas atau dibakar sendiri.

32. Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan

Kawasan permukiman Sunan Ampel terletak di kawasan pendidikan dengan kepadatan sedang

yaitu antara 70-90. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan

90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal

dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk

sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan

saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau

dibakar sendiri.

33. Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota

SMAN 6 terletak di Kelurahan Rejomulyo yaitu pada kawasan pendidikan di pinggiran kota,

Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu antara 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu

antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan

permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang

digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat

dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah

di tempat sampah untuk diambil petugas.

34. Blabak – Ngronggo : Sekitar perdagangan jasa, pinggiran kota

Kapten Tendean merupakan kawasan pinggiran kota dimana kegiatan di permukiman tersebut

didominasi oleh perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu

antara 70-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140

dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang

diaspal dan lebarnya 8-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur.

Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana

sampah hanya dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.

35. Betet : Pinggiran kota

Betet Bawang merupakan kawasan pinggir kota dimana kepadatannta cukup rendah yaitu 60-

80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 80-160.

Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan

lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem

pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya

ditimbun dan dibakar.

36. Betet – Blabak : Sentra industry kemoceng

Betet Pagut merupakan kawasan perumahan pinggiran kota dengan kepadatan rendah yaitu

meliputi 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120

dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang

diaspal dan lebarnya 3-6 m.

Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan

sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya ditimbun dan

dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.

37. Bawang – Ngletih : Pinggiran kota

Ngletih terletak pinggiran kota yaitu kelurahan Bawang Ngletih. Kepadatan bangunan pada

kawasan tersebut yaitu antara 50-60. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu

antara 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi

jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan

Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang

dimana sampah hanya ditimbun dan dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah

jaringan tertutup.

38. Bawang – Ngletih : Pinggiran kota

Durian terletak di kawasan pinggiran kota dengan kepadatan bangunan yang tergolong

rendah yaitu meliputi 60-80 bangunan. KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-135.

Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan

lebarnya 6-8 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur.

Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana

sampah hanya dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.

Page 6: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

39. Tinalan : Perumahan developer

Akasia merupakan perumahan permata jingga dimana pada kawasan permukiman tersebut

kepadatan bangunan yang tergolong rendah yaitu meliputi 50-60 bangunan. KDBnya yaitu 60-

80 dan KLBnya 60-120 dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan

kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM

dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang

dimana sampah hanya dibuang. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan

terbuka.

40. Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren

Akasia terletak di Kecamatan pesantren dimana kawasan tersebut terletak di sekitar PG.

Pesantren. Kepadatan bangunan yang tergolong tinggi yaitu meliputi 60-80 bangunan.

KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen

begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 4-6 m. Sumber air yang digunakan

warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat

masih sangat kurang dimana sampah hanya dibuang di dekat rumah tanpa diolah terlebih

dahulu.Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.

41. Ngronggo : Perumahan developer

Permukiman Kapten tendean ini terletak di kelurahan Ngronggo yang juga terletak di kawasan

perumahan permata biru.

42. Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor

Permukiman yang terletak di jalan D.I. Panjaitan merupakan permukiman yang terletak di 3

kelurahan yakni kelurahan Banaran, Tosaren, dan kelurahan Tinalan. Permukiman ini terletak di

jalan sepanjang jalan kolektor yang memiliki kepadatan bangunan sedang-tinggi yakni sekitar

70-90 rumah. Jenis rumah di permukiman ini yakni rumah jenis permanen. Kondisi jalan dan

dan lingkungannya tergolong baik dan tidak terdapat permukiman kumuh disekitarnya. Di

permukiman ini, jenis perkerasannya yakni aspal halus. Untuk pemenuhan air bersih,

masyarakatnya menggunakan air PDAM dan air sumur. Untuk pengolahan sampahnya di

timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak

sampah. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan

drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

43. Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor

Permukiman Letjend Suparman ini terletak di dua kelurahan yakni tosaren, dan kelurahan

Tinalan. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus dan

paving yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk

sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut

bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak

terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air

PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk

jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi

yang baik.

44. Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa

Permukiman Letjend Sutoyo ini terletak di tiga kelurahan yakni Bangsal, Burengan,

Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus

yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan

jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar

60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta

memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman

kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai

sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase

menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

45. Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa

Permukiman Letjend Sutoyo ini terletak di tiga kelurahan yakni Bangsal, Burengan,

Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus

yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan

dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni

sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta

memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman

kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai

sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase

menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

46. Kampung Dalem – Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa

Permukiman Kili Slici ini terletak di dua kelurahan yakni Kampung dalem, dan Singonegaran.

Permukiman ini terletak di jalan yang mamiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi

baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah.

Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi

Page 7: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk

pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem

sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di

kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

47. Tosaren – Kaliombo : jalan kolektor, sepanjang Rel KA

Permukiman Letjend Hariyono ini terletak di dua kelurahan yakni Tosaren dan Kaliombo.

Permukiman ini terletak di jalan kolektor sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan

aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah

perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-

tinggi yakni sekitar 60-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat

permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat

permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan

sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan

sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak

sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi

yang baik.

48. Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor

Permukiman HOS. Cokroaminoto ini terletak di kelurahan Singonegaran. Permukiman ini

terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.

Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di kantong plastik yang

kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase

tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

49. Burengan – Banjaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor

Permukiman Letjend Suprapto ini terletak di kelurahan Burengan dan banjaran. Permukiman

ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.

Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di tempat sampah

depan rumah, kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

50. Ngadirejo : Perbatasan, militer, wisata, pendidikan

Permukiman A. Yani ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang

memiliki perkerasan tanah dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman

ini juga terdapat di daerah perbatasan militer dan wisata pendidikan. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, tidak ada bak sampah,

tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan

drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

51. Ngadirejo : Jalan kolektor, kawasan militer

Permukiman Imam Bonjol ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan

kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini juga terdapat di daerah kawasan militer. Kepadatan bangunan pada

permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi

rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.

Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,

masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, di tempatkan pada

kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem

drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

52. Banjaran – Ngadirejo : Sekitar perdagangan jasa

Permukiman Halim perdana kususma ini terletak di kelurahan Ngadirejo dan banjaran.

Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi

baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar perdagngan dan jasa. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah.

Page 8: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi

lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk

pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem

sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang

disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan

memiliki kondisi yang baik.

53. Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor

Permukiman Adi Sucipto ini terletak di kelurahan Ngadirejo, dandangan dan banjaran.

Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang

memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-

tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat

permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat

permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan

sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan

sampahnya dibuang disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase

terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

54. Dandangan : Sepanjang rel KA, perkantoran

Permukiman Hasanuddin ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan

sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi

baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perkantoran. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong

plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik

55. Dandangan : Sepanjang rel KA, sekitar PR. Gudang Garam

Permukiman Singosari ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan

sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.

Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar PR. Gudang Garam. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong

plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

56. Setono Gedong – Kemasan : Sepanjang rel KA, jalan kolektor, perdagangan jasa

Permukiman Hayam Wuruk ini terletak di kelurahan Setono gedong dan kemasan. Permukiman

ini terletak di jalan sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki

kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa.

Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80

rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki

kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk

pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem

sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di

buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

57. Setono Gedong – Kemasan : Sekitar perdagangan jasa

Permukiman Doho ini terletak di kelurahan Setono gedong dan kemasan. Permukiman ini

terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong

plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

58. Setonopande : Sekitar perdagangan jasa

Permukiman Pattimura ini terletak di kelurahan Setonopande. Permukiman ini terletak di jalan

yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini

juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman

tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di

permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada

Page 9: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat

menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan

jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang

kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase

tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

59. Pakelan – Setonogedong : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas

Permukiman Yos Sudarso ini terletak di kelurahan Setonogedong dan pakelan. Permukiman ini

terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta bantaran sungai

brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni

sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen

serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman

kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai

sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di

buang di depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan

memiliki kondisi yang baik.

60. Ringinanom – Kampungdalem : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas

Permukiman P Sudirman ini terletak di kelurahan ringinanom dan kampung dalem.

Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi

baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta

bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-

tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat

permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat

permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan

sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan

sampahnya di buang di tempat sampah umum dan TPS. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

61. Setonopande – Kampungdalem : Sepanjang rel KA

Permukiman Sam Ratulangi ini terletak di kelurahan Sentonopande dan kampung dalem.

Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi

baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta

sepanjang rel kereta api. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-

tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat

permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat

permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan

sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan

sampahnya Dibakar, diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem

drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

62. Ngronggo – Kaliombo : Bantaran sungai brantas, jalan arteri, sekitar perdagangan jasa

Permukiman Urip Sumoharjo ini terletak di kelurahan Ngronggo dan Kaliombo. Permukiman ini

terletak di jalan arteri yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain

itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta Bantaran

sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi

yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat

permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat

permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan

sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan

sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah dan di sungai. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

63. Pocanan : Perkantoran, bantaran sungai brantas

Permukiman Brawijaya ini terletak di kelurahan Pocanan. Permukiman ini terletak di jalan yang

memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga

terdapat di sekitar daerah perkantoran dan bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah

depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki

kondisi yang baik.

64. Pocanan – Balowerti : Perkantoran

Permukiman Diponegoro ini terletak di kelurahan Pocanan dan Balowerti. Permukiman ini

terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perkantoran. Kepadatan bangunan pada

permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi

rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.

Page 10: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,

masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah

depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki

kondisi yang baik.

65. Balowerti : Permukiman sekitar PR. Gudanng Garam

Permukiman Medang Kamulan ini terletak di kelurahan Balowerti. Permukiman ini terletak di

jalan yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada

permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi

rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.

Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,

masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah

depan rumah, ditempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah.

Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang

baik.

66. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam

Permukiman Balowerti ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan

yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini

juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas

kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan

yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air

bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah

depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan

memiliki kondisi yang baik.

67. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam

Permukiman Mayjend Sungkono ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di

jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman

ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.

Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi

lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk

pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem

sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar

dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan

memiliki kondisi yang baik.

68. Semampir : Permukiman sekitar PR. Gudang Garam

Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi

baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR

Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi

yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat

permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat

permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan

sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan

sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-

tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

69. Betet – Jamsaren : Sekitar PG. Pesantren

Permukiman Myor Bismo ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan

yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini

juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut

termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman

tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini

tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan

air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.

Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem

drainase terbuka=tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

70. Bawang : Pinggiran kota

Permukiman Akasia ini terletak di kelurahan Betet dan Jasmaren. Permukiman ini terletak di

jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini juga terdapat di sekitar PG. Pesantren. Kepadatan bangunan pada

permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi

rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.

Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,

Page 11: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan

dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki

kondisi yang baik.

71. Singonegaran : Perumahan developer

Permukiman ngletih ini terletak di kelurahan bawang Permukiman ini terletak di jalan yang

memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman

ini juga terletak di pinggiran kota. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk

sedang-tinggi yakni sekitar 50-70 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut

bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak

terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air

PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk

pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

72. Blabak : Perumahan developer

Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di

jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu,

permukiman ini perumahan permata hijau. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut

termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman

tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini

tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan

air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.

Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

73. Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa, jalan kolektor

Permukiman Kapten Tendean yang sebagian terletak di kelurahan Blabak ini terletak di

kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus

dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini perumahan permata wisata.

Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80

rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki

kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk

pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem

sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar

dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup

semen dan memiliki kondisi yang baik.

74. Ngadirejo : Permukiman kumuh

Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di

jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik.

Selain itu, permukiman ini berada disekitar perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada

permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi

rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.

Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,

masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman

menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan

dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase semen terbuka dan memiliki

kondisi yang baik.

75. Ngadirejo : Permukiman kumuh

Permukiman singosari ini, merupakan permukiman kumuh yang terletak disekitar jalan

singosari yakni di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki

perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman

tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Permukiman tersebut memiliki

kondisi llingkungan yang kurang baik dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk

pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase semen terbuka dan memiliki kondisi yang baik.

76. Jagalan : Permukiman kumuh

Permukiman Ngadisimo ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ngadisimo merupakan

jenis permukiman kumuh. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal

kasar halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut

termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Kondisi lingkungan kurang baik

sehubungan dengan jenisnya yakni permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya

dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup

semen dan memiliki kondisi yang baik.

77. Kampungdalem : Permukiman kumuh

Permukiman di jalan adi sucipto ini, merupakan permukiman kumuh yang terletak kelurahan

Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki

kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni

Page 12: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

sekitar 50-60 rumah. Permukiman tersebut memiliki kondisi llingkungan yang kurang baik

dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan

dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan

memiliki kondisi yang baik.

78. Kampungdalem : Permukiman kumuh

Permukiman di jalan sriwijaya merupakan permukiman kumuh yang terletak di kelurahan

Jagalan. Permukiman kumuh ini juga terletak disekitar rel kereta api. Kepadatan bangunan

pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Perkerasan

jalan disekitar permukiman kumuh ini yakni aspal kasar dengan kondisi yang baik. Kondisi

lingkungan di permukiman ini kurang baik serta pengolahan sampahnya dengan cara dibakar

dan dibuang didepan rumah.

Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang

baik.

79. Bandar Kidul : Pemukiman kumuh

Permukiman di jalan brigjen katamso yang terletak di kelurahan kampung dalem, sebagian

tergolong dalam permukiman kumuh. Salah satu penyebab timbulnya permukiman kumuh

terseut dikarenakan jalan Brigjen Katamso juga dilalui oleh jalur kereta api. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.

Perkerasan jalan yakni aspal halus dengan kondisi baik. Jaringan drainase menggunakan sistem

drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.

Permukiman di jalan Panglima sudirman yang terletak di kelurahan Kampung dalem, sebagian

tergolong dalam kategori permukiman kumuh. Perkerasan jalan yakni aspal halus. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.

Untuk pengolahan sampahnya dibakar, dibuang depan rumah dan diangkut. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik, namu terdapat

beberapa titik yang memiliki kondisi buruk.

80. Bandar Kidul : Permukiman kumuh

Permukiman yang terdapat di jalan bandar ngalim termasuk kedalam permukiman kumuh.

Jalan bandar ngalim terletak di kelurahan Bnadar kidul. Perkerasan jalan tersebut yakni aspal

halus dengan kondisi yang baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk

sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Untuk pengolahan sampahnya dibakar, dibuang

depan rumah dan diangkut. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen

dan memiliki kondisi yang baik.

81. Pojok : Pinggiran kota

Permukiman yang terletak di Kelurahan Pojok merupakan permukiman yang terletak di

pinggiran kota. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar

yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-

sedang. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki

kondisi lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan

air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.

Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase

menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.

82. Semampir : Permukiman kumuh

Permukiman sempadan sungai brantas ini terletak di kelurahan semampir Permukiman ini

terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan tanah dan aspal kasar yang memiliki kondisi

buruk dan terletak di bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman

tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 40-50 rumah. Mayoritas kondisi rumah di

permukiman tersebut bersifat semi permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang buruk.

Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air sumur. Sebagai sistem sanitasi,

permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan

dibuang ditepi sungai.

83. Pakelan : Sentra industri tahu

Permukiman sentra industri tahu ini terletak di kelurahan Pakelan. Permukiman ini terletak di

jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 60-80 rumah.

Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi

lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air

PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk

pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.

84. Jagalan : Sentra industri tahu

Permukiman sentra industri tahu ini terletak di kelurahan Jagalan. Permukiman ini terletak di

jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan

bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 60-80 rumah.

Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi

lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air

Page 13: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk

pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan

sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.

Page 14: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

1 Dermo :

Perbatasan

Pemukiman sekitar PG. Mrican

Sedang 50 – 60

KDB 70 – 80 KLB 70 - 80

Baik

Permanen Baik

Baik - Sedang

10%

L = 8 m Aspal Baik

PDAM dan Sumur

Dibakar

Jamban RT Kondisi sedang

Terbuka Semen

2 Merbabu I - VIII

Pinggiran Kota

Sedang 50 - 60

KDB 60 – 80 KLB 60 -120, 80 - 120

Sedang Baik

Semi Permanen –

Permanen Sedang - Baik

Baik - Sedang

25%

L = 6 m Aspal Baik

PADAM dan Sumur

Dibakar

Jamban RT Kondisi sedang

Terbuka

Semen

3 Dermo : Perumahan Developer

Perumahan Developer

Tinggi 80 - 90

KDB 70 – 80 KLB 70 -140, 80 - 120

Baik

Permanen Baik

Baik

-

L = 6 – 7 m Aspal Kasar Baik

PDAM

Tempat Sampah

Bagus

Terbuka

Semen

4 Dermo : Pinggiran Kota

Pinggiran Kota

Sedang 50-60

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120

Baik - Sedang

Permanen

Baik - Sedang

Baik - Sedang

-

L = 6 – 7 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan Sumur

Dibuang dan Dibakar

Sedang

Tidak ada drainase

Page 15: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

5 Mrican : Sekitar PG.

Mrican

Sekitar PG. Mrican dan Perdagangan Jasa

Tinggi 80 -90

KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135

Baik - Sedang

Permanen Baik - Sedang

Baik

-

L = 6 – 8 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan

Sumur

Dibakar,

Dibuang ke Tempat Sampah

Baik

Terbuka dan Tertutup Semen

6 Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa

Sekitar Perdagangan Jasa

Tinggi 80-100

KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135

Baik – Sedang

Permanen – Semi Permanen Baik - Buruk

Baik - Buruk

10 %

L = 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan Sumur

buang ke tempat sampah dan diangkut

gerobak sampah

Baik - sedang

Tertutup trotoar dan terbuka Semen

7 Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas

Bantaran sungai brantas, jalan kolektor, perdagangan jasa

Tinggi 80-100

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Baik - sedang

Permanen –

semi permanen Baik - sedang

Baik

15 %

L: 10 – 4 m Aspal Halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah

Jamban RT Baik - sedang

Terbuka dan tertutup, disalurkan ke sungai. Semen

Page 16: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

8 Ngampel – Gayam :

Pinggir kota dan perbatasan

Pemukiman

pinggir kota dan perbatasan

Tinggi – sedang – rendah 60 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Baik - Sedang

Permanen – semi permanen Baik - sedang

Baik - sedang

10 %

Lebar 8 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik - sedang

PDAM, Sumur

Dibakar, ditimbun

Jamban pribadi MCK umum Baik - buruk

Terbuka Semen

Ada beberapa ruas jalan yang tidak memiliki drainase

9 Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota

Pinggiran Kota

Sedang 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120

Baik - sedang

Permanen Baik - sedang

Baik

10%

L: 7 – 4 m Aspal halus dan kasar, paving Baik

PDAM dan sumur

di timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah

Jamban pribadi

Baik

Terbuka dan tertutup Permanen dengan semen Tanah

Page 17: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

10 Mojoroto : Jalan kolektor

dan perdagangan jasa

Jalan kolektor, perdagangan jasa

Tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Baik

Permanen Baik

Baik

-

L: 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM, Sumur

Dibuang di tempat

sampah depan rumah

Jamban pribadi

Baik

Tertutup dan terbuka Semen

11 Mojoroto : Pinggiran sungai

Pinggiran sungai

Tinggi 80-90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Baik - sedang

Permanen, semi permanen Baik

Baik - buruk

20%

L: 6 – 3 m,

Aspal kasar, semen Kondisi Baik

PDAM, Sumur

Dibuang ke Tempat Sampah,

dibakar di lahan dekat sungai, di buang di sungai kecil

Jamban pribadi

Baik - sedang

Terbuka dan tertutup Semen, Baik - sedang

12 Mojoroto : jalan kolektor

Jalan kolektor

Tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 105, 90 - 125

Baik

-

PDAM

Di buang di tempat sampah depan

Jamban pribadi Baik

Page 18: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 6 m Aspal halus dan kasar kondisi baik

rumah

Terbuka

Dindingnya semen

13 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil

Jalan kolektor, pinggir sungai kecil

Sedang - Tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik - sedang

Baik

-

L: 10 – 6 m, aspal halus dan kasar Kondisi Baik

PDAM dan sumur

Dibakar, dimasukkan dalam kantong plastik kemudian di angkut gerobak sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup dan terbuka Semen Kondisi baik

14 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil

Pinggiran kota

Sedang 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120

Permanen

Permanen Baik - sedang

Baik

L: 8 – 2 m Aspal halus dan kasar Semen Baik

PDAM dan sumur

Dibakar di lahan dekat sungai, di

buang di sungai kecil

Jambang pribadi Baik - sedang

Terbuka Kondisi baik

15 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil

Pinggir Sungai Kecil

Sedang - Tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik - sedang

Baik

L: 8 - 4 m

PDAM sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi baik

Tertutup dan terbuka

Page 19: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

Aspal halus dan kasar

Baik

Semen Kondisi baik

16 Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata

Sekitar pendidikan dan Pariwisata

Rendah – sedang 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120

Permanen

Permanen Baik - sedang

Sedang

L: 8 – 4 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Dibuang dan Dibakar

Jamban pribadi Baik - sedang

Terbuka Semen sedang

17 Mojoroto : Perkotaan

Perkotaan

Sedang 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 4 m Aspal halus Kondisi baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban

pribadi Baik

Terbuka dan tertutup Semen Baik

18 Mojoroto : Sekitar perdagangan jasa

Perdagangan dan jasa

Tinggi 80 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah dan di TPS sementara

Jamban pribadi Sedang - sedang

Terbuka dan tertutup Semen Baik

Page 20: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

19 Lirboyo : Sekitar pondok pesantren

Sekitar Pondok

pesantren

Sedang – tinggi

60 - 90

KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135

Permanen

Permanen Sedang - baik

Baik

L: 5 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah dan dibakar

Jamban pribadi

Sedang - baik

Terbuka

Semen Baik

20 Lirboyo : Sekitar pondok pesantren

Jalan kolektor

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah , dibakar, dimasukkan dalam kantong plastik kemudian di angkut gerobak sampah

Jamban pribadi Sedang - baik

Terbuka dan tertutup Semen dan tanah Sedang - baik

21 Campurejo – Lirboyo : Sekitar perdagangan jasa dan terminal

Perdagangan dan jasa

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,

90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Bak

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah , dibakar

Jamban pribadi Sedang - baik

Tertutup Semen Baik

Page 21: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

22 Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal

Pinggiran kota

dan dekat terminal

Rendah –

sedang 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 6 m

Aspal halus dan paving Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah dan dibakar

Jamban pribadi

Sedang - baik

Terbuka Semen Baik

23 Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal

Pinggiran kota dan perbatasan

Sedang 70 - 90

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120

Permanen

Permanen Sedang - baik

Sedang - baik

L: 3 – 8 m Aspal halus dan kasar Paving Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah dan di TPS sementara

Jamban pribadi Sedang - baik

Tertutup dan terbuka Semen baik

24 Bandar Kidul : Sentra industry tenun

Jalan kolektor, perdagangan dan jasa

Sedang – tinggi 80 - 100

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,

90 - 180

Permanen

Permanen sedang - baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Di buang di

tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

25 Bandar Lor – Lirboyo : Jalan Kolektor

Jalan kolektor

Sedang 70 - 90

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Sedang - baik

‘ Baik

L: 4 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Jamban pribadi Baik

Page 22: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah

Tertutup dan

terbuka Semen Baik

26 Bandar Lor – Bandar Kidul : Pendidikan, perdagangan jasa dan bantaran sungai

Pendidikan, perdagangan dan jasa, bantaran sungai Brantas

Sedang – tinggi 80 - 100

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

27 Mojoroto : Perkantoran dan bantaran sungai

Perkantoran, Bantaran sungai brantas

Sedang – tinggi 80 - 100

KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 4 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

dibakar di lahan dekat sungai, di buang di sungai kecil

Jamban pribadi baik

Tertutup Semen Baik

28 Bandar Kidul – Banjar Mlati : Sentra industry tenun

Pinggiran kota, Bantaran sungai Brantas

Rendah – sedang 50 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120

Permanen

Permanen Baik

Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat

Jamban pribadi Sedang - baik

Tertutup dan

Page 23: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

L: 3 – 8 m Aspal halus dan

kasar Baik

rumah terbuka Semen

Baik

29 Manisrenggo – Ngronggo : Rel KA dan bantaran sungai

Sepanjang rel kereta api, bantaran sungai

Sedang 50 - 60

KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Sedang - baik

L: 10 – 2 m Aspal halus dan kasar Paving Baik

PDAM dan sumur

Tidak ada bak

sampah, dibakar dan ditimbun

Jamban pribadi Baik

Terbuka Semen Baik

30 Ngronggo : Rel KA, jalan kolektor

Sepanjang rel kereta api, jalan kolektor

Sedang 60 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 3 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

buang ke tempat sampah dan diangkut gerobak sampah, dibakar

Jamban pribadi Baik

Terbuka Semen Baik

31 Ngronggo – Rejomulyo : Perdagangan jasa, jalan kolektor

Perdagangan dan jasa. Jalan kolektor

Sedang 60 - 90

KDB 60 – 90 KLB 60 120, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 10 – 3 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Dibuang dan dibakar.

Jamban pribadi Baik

Terbuka Semen Baik

Page 24: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

32 Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan

Pendidikan

Sedang – tinggi

70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 - 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 6 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Dibuang dan

dibakar

Jamban

pribadi

Terbuka dan

tertutup Semen Baik

33 Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota

Pendidikan, Pinggiran kota

Rendah- sedang 60 - 80

KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Sedang - baik

L: 3 – 6 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

TPS sementara, dibakar

Jamban pribadi Baik

Terbuka Tanah, semen sedang

34 Blabak – Ngronggo : Sekitar perdagangan jasa, pinggiran kota

Perdagangan dan jasa, Pinggiran kota

Sedang 70 - 90

KDB 70 - 90

KLB 70 – 140, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 8 – 3 m Aspal halus dan kasar dengan kondisi Baik

PDAM dan sumur

Dibuang di kali, dibakar

Jamban pribadi Baik

Terbuka dan tertutup Semen Baik

35 Betet : Pinggiran kota

Pinggiran kota

Rendah 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 6 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Ditimbun, dibakar

Jamban pribadi Baik

Terbuka Semen, tanah Sedang - baik

Page 25: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

36 Betet – Blabak : Sentra industry kemoceng

pinggiran kota

Rendah 60 – 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Sedang - baik

Sedang - baik

L: 3 – 6 m

Aspal halu s, kasar Paving Baik

PDAM dan sumur

Ditimbun dan

dibakar

Jamban

pribadi Sedang - baik

Terbuka Semen Baik

37 Bawang – Ngletih : Pinggiran kota

Pinggiran kota

Rendah 50 - 60

KDB 60 – 90 KLB60 – 120, 90 - 180

Permanen

Permanen Sedang - baik

Baik

L: 3 – 6 m Aspal halu s, kasar

PDAM dan sumur

Ditimbun dan dibakar

Jamban pribadi Sedang - baik

Terbuka – tertutup Semen, tanah Sedang - baik

38 Bawang – Ngletih : Pinggiran kota

Pinggiran kota

Rendah – sedang 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 6 – 8 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Dibakar

Jamban pribadi Sedang - baik

Terbuka Semen, tanah Sedang - baik

39 Tinalan : Perumahan developer

perumahan Permata Jingga

Rendah – sedang 50 - 60

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3- 6 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat

sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah

Jamban pribadi Sedang - baik

Terbuka Semen sedang

Page 26: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

40 Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren

Permukiman

sekitar PG. Pesantren

Sedang – tinggi

60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Sedang - baik

L: 4 – 6 m

Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah

Jamban

pribadi Sedang - baik

Terbuka

Semen, tanah Sedang - baik

41 Ngronggo : Perumahan developer

Perumahan Permata Biru

42 Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor

Jalan kolektor

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 4 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

di timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan

gerobak sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

43 Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor

Jalan kolektor

Sedang – tinggi 60 - 80

KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 10 m Aspal halus, paving Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat

sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Terbuka – tertutup Semen Baik

Page 27: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

44 Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa

Jalan Kolektor, perdagangan dan jasa

Sedang - Tinggi

60 - 80

KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 8 m

Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban

pribadi Baik

Terbuka –

tertutup Semen Baik

45 Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa

Jalan Kolektor, perdagangan dan jasa

Tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 8 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Terbuka – tertutup Semen Baik

46 Kampung Dalem – Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa

Perdagangan dan jasa

Tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,

90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 8 m Aspal halus

Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Terbuka – tertutup Semen Baik

47 Tosaren – Kaliombo : jalan kolektor, sepanjang Rel KA

Jalan Kolektor, sepanjang rel kereta api

Sedang – tinggi 60 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah,

dibakar

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

Page 28: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

L: 3 – 10 m Aspal halus Baik

48 Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor

Perdagangan dan jasa, jalan kolektor

Tinggi 60 – 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

49 Burengan – Banjaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor

Perdagangan dan jasa, jalan kolektor

Tinggi 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 -120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 8 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

50 Ngadirejo : Perbatasan, militer, wisata, pendidikan

Perbatasan, militer, wisata, pendidikan

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Baik

Baik

L: 3 – 12 m Tanah, aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Dibakar, tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

Page 29: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

51 Ngadirejo : Jalan kolektor, kawasan militer

Jalan kolektor,

kawasan militer

Sedang – tinggi

60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 – 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 8 m Paving, aspal

halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan

rumah, dibakar

Jamban

pribadi Baik

Terbuka dan

tertutup Semen Baik

52 Banjaran – Ngadirejo : Sekitar perdagangan jasa

Sekitar perdagangan dan jasa

Sedang – tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 5 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di

tempat sampah depan rumah,

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen

Baik

53 Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor

Jalan kolektor

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 – 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 6 m Aspal halus, paving Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah,

Jamban pribadi Baik

Tertutup dan terbuka Semen Baik

54 Dandangan : Sepanjang rel KA, perkantoran

Sepanjang rel kereta api, perkantoran

Tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L:3 – 10 m Aspal halus, paving Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

Page 30: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

55 Dandangan : Sepanjang rel KA, sekitar PR. Gudang Garam

Sepanjang rel kereta api,

sekitar PR. Gudang Garam

Sedang 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 4- 8 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban

pribadi Baik

Tertutup dan terbuka

Semen Baik

56 Setono Gedong – Kemasan : Sepanjang rel KA, jalan kolektor, perdagangan jasa

Sepanjang rel kereta api, jalan kolektor, perdagangan dan jasa

Tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

57 Setono Gedong – Kemasan : Sekitar perdagangan jasa

Perdagangan dan jasa

Tinggi 60 - 80

KDB 80 – 90 KLB 80 – 160,

90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

58 Setonopande : Sekitar perdagangan jasa

Perdagangan dan jasa

Tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

Page 31: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

Baik

59 Pakelan – Setonogedong : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas

Perdangan dan

jasa, bantaran sungai brantas

Tinggi 60 - 80

KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 4 – 8 m Aspal halus

Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban

pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

60 Ringinanom – Kampungdalem : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas

Perdagangan dan jasa, bantaran sungai brantas

Tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah umu dan TPS

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

61 Setonopande – Kampungdalem : Sepanjang rel KA

Perdagangan dan jasa,

sepanjang rel kereta api

Sedang – tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 6 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Dibakar, diangkut

gerobak sampah

Jamban pribadi

Baik Tertutup Semen

Baik

Page 32: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

62 Ngronggo – Kaliombo : Bantaran sungai brantas, jalan arteri, sekitar perdagangan jasa

Bantaran sungai Brantas, jalan arteri, perdagangan dan jasa

Sedang – tinggi

60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 – 180

Permanen

Permanen Baik

Sedang - baik

L: 3 - 12 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, di sungai

Jamban

pribadi Baik

Tertutup

Semen Baik

63 Pocanan : Perkantoran, bantaran sungai brantas

Perkantoran, bantaran sungai Brantas

Tinggi 70 - 90

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 - 10 m Aspal halus Baik

PDAM

Di buang di tempat sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

64 Pocanan – Balowerti : Perkantoran

Perkantoran

Tinggi 70 - 90

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120,

80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 12 m Aspal halus

Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

65 Balowerti : Permukiman sekitar PR. Gudanng Garam

Permukiman

sekitar PR Gudang Garam

Sedang – tinggi

60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 2 – 6 m Aspal halus, pavling

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, di tempatkan pada kantong plastik kemudian

Jamban

pribadi Baik

Terbuka

Semen Baik

Page 33: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

Baik diangkut gerobak

sampah

66 Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam

Bantaran sungai Brantas, Permukiman sekitar PR Gudang Garam

Sedang – tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 6 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat

sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Terbuka dan tertutup Semen Baik

67 Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam

Bantaran sungai Brantas, Permukiman sekitar PR Gudang Garam

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen

Baik

Baik

L: 6 – 8 Aspal Halus Baik

PDAM dan sumur

Dibakar, ditimbun

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

68 Semampir : Permukiman sekitar PR. Gudang Garam

Permukiman sekitar PR Gudang Garam

Sedang – tinggi 70 - 90

KDB 70 - 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 3 – 10 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Tertutup Semen Baik

69 Betet – Jamsaren : Sekitar PG. Pesantren

Sekitar PG. Pesantren

Rendah – sedang 60 - 80

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160

Permanen

Permanen Baik

Sedang - Baik

L: 3- 6 m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Dibakar, dibuang lahan dekat rumah.

Jamban pribadi Sedang - baik

Terbuka Semen sedang

Page 34: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

70 Bawang : Pinggiran kota

Pinggiran kota

Rendah -

sedang 50 - 70

KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 – 160.

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 4 – 6 m Aspal kasar dan halus Baik

PDAM dan sumur

Dibuang lahan

dekat rumah, Dibakar

Jamban

pribadi Baik

Terbuka

Semen Baik

71 Singonegaran : Perumahan developer

Perumahan Permata hijau

Sedang – tinggi 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen baik

Baik

L: 4 – 8 m Aspal halus Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah

Jamban pribadi Baik

Terbuka Semen Baik

72 Blabak : Perumahan developer

Perumahan Permata Wisata

73 Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa, jalan kolektor

Perdagangan dan jasa, kolektor

Sedang 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180

Permanen

Permanen Baik

Baik

L: 4 – 10m Aspal halus dan kasar Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, dibakar

Jamban pribadi Baik

Terbuka Semen Baik

74 Ngadirejo : Permukiman kumuh

Permukiman kumuh

75 Ngadirejo : Permukiman kumuh

Permukiman kumuh

76 Jagalan : Permukiman kumuh

Permukiman kumuh, Sekitar rel

Kereta api

77 Kampungdalem :

Permukiman kumuh

Page 35: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

No Lokasi/Nama Permukiman

Jenis Permukiman

Kepadatan Bangunan

KDB KLB

Dominasi Kondisi

Kondisi Bangunan

Kondisi Lingkungan

Jumlah Permukiman

Kumuh

Jenis perkerasan

Air Bersih Persampahan

& TPS Sanitasi/ MCK

Umum Drainase

Permukiman kumuh

78 Kampungdalem : Permukiman kumuh

Permukiman kumuh

Dibakar, dibuang dipinngir sungai

79 Bandar Kidul : Pemukiman kumuh

Permukiman kumuh

80 Bandar Kidul : Pemukiman kumuh

Permukiman kumuh

81 Pojok : Pinggiran kota

Pinggiran kota

82 Semampir : Permukiman kumuh

Bantaran Sungai Brantas

Sedang – tinggi 40 - 50

KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 – 135

Semi permanen

Buruk

Buruk

L: 3 – 4 m Aspal kasar, tanah Buruk - sedang

Sumur

Dibuang di tepi sungai,

dibakar

Jamban pribadi Sedang

Tidak ada

83 Pakelan : Sentra industri tahu

84 Jagalan : Sentra industri tahu

Pinggiran kota

Rendah – sedang 60 - 80

KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135

Permanen

Permanen sedang

Sedang - baik

L: 3 – 6 m Aspal halus danm kasar

Baik

PDAM dan sumur

Di buang di tempat sampah depan rumah, dibakar

Jamban pribadi Sedang - baik

terbuka Semen

Buruk - baik

Page 36: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Page 37: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

3.2 Tipologi Kawasan

Berdasarkan sebaran permukiman cluster besar Kota Kediri maka tipologi permukiman terbagi

menjadi 15 dimana pada masing-masing tipologi berisi cluster-cluster kecil yang sesuai dengan tipologi

permukiman tersebut.

1. Permukiman sekitar industri

Berdasarkan cluster yang terdapat di sekitar indutri besar maka wilayah tersebut digolongkan

menjadi permukiman di sekitar industri besar, yaitu meliputi cluster 1, 5, 65, 68, 40, 55, 67 dan 69

2. Pinggiran Kota

Cluster yang terletak di pinggiran kota maka akan terklasifikasi dalam tipologi pinggiran kota, di

Kota Kediri cluster tersebut meliputi cluster 3, 8, 9, 22, 23, 70, 35, 36, 37, 38, 80, 82, 22, 81 dan 51.

3. Perumahan Developer

Cluster yang masuk ke dalam tipologi Perumahan Developer adalah cluster yang termasuk di

dalam sebuah permukiman yang diselenggarakan oleh Developer. Cluster-cluster yang termasuk

di tipologi tersebut di Kota Kediri yaitu 2, 39, 41, 71 dan 72.

4. Sekitar perdagangan dan jasa

Cluster yang masuk ke dalam tipologi Sekitar perdagangan dan jasa adalah cluster permukiman

yang termasuk di dalam sebuah kawasan dengankegiatan utamanya dalam sektor pergadangan

dan jasa . Cluster-cluster yang termasuk di tipologi tersebut di Kota Kediri yaitu 6, 18, 21, 46, 52, 57,

58, 10, 24, 31, 44, 45, 48, 49, 73, 34, 56, 62, 54 dan 59.

5. Bantaran Sungai Brantas

Di bantaran Sungai Brantas banyak terdapat permukiman-permukiman penduduk, permukiman-

permukiman tersebut diklasifikasikan ke dalam cluster-cluster yang termasuk dalam tipologi

Bantaran Sungai Brantas, di Kota Kediri cluster tersebut meliputi 7, 28, 29, 60 dan 66.

6. Pinggiran Sungai Kecil

Selain Sungai Brantas yang dapat dikatakan sungai besar maka terdapat pula sungai-sungai kecil

dimana kawasan pinggirannya berfungsi sebagai tempat permukiman penduduk. Permukiman

tersebut termasuk dalam cluster Pinggiran sungai kecil yaitu meliputi 11,14 dan 15.

7. Jalan Kolektor

Sebaran permukiman dengan cluster jalan kolektor yaitu permukiman yang terdapat di sekitar

jalan kolektor, meliputi 12, 13, 17, 20, 24, 25, 53, 30, 47, 42 dan 43.

8. Pariwisata

Di Kota Kediri terdapat sebaran permukiman yang berada pada kawasan pariwisata yaitu cluster

16.

9. Sekitar Pondok pesantren

Terdapat sebaran kawasan permukiman yang terletak di sekitar pondok pesantren, yaitu pada

cluster 19.

10. Pendidikan

Pada kawasan-kawasan pedidikan selain berfungsi sebagai kawasan pendidikan terdapat pula

sebaran permukiman penduduk, hal inilah yang menyebabkan tibulnya tipologi pendidikan yang

meliputi cluster 26,23 dan 33.

11. Kawasan Militer

Selain berfungsi sebagai kawasan khusus, maka di dalam kawasan militer terdapat pula

permukiman yaitu pada cluster 50 dimana kawasan permukiman tersebut juga secara khusus

diperuntukan untuk anggota militer.

12. Sepanjang rel kereta api

Selain pada kawasan-kawasan di atas, sepanjang rel kereta api juga sering terlihat permukiman-

permukiman liar yang melanggar peraturan, kawasan permukiman tersebut di kediri termasuk

daam cluster 61 yang merupakan tipologi sepanjang rel kereta api.

13. Perkantoran

Meskipun terbatas, namun pada beberapa tempat penggunaan kawasan kantor diizinkan dengan

ketentuan-ketentuan tertentu agar tidak mengganggu fungsi perkantoran. Di Kota Kediri area

permukiman di kawasan perkantoran meliputi cluster 64,27 dan 63.

14. Permukiman Kumuh

Permukiman kumuh merupakan salah satu permasalahan perkotaan dalam hal penataan

permukiman, yang termasuk dalam cluster permukiman kumuh yaitu 74, 75, 76, 77, 78, 79 dan 82.

15. Sentra Industri Kecil

Sentra industri kecil dapat dikaitkan dengan home industry, dimana pada rumah-rumah penduduk

masyarkat memproduksi hasil industrinya, sehigga hal ini tidak lepas pula dari fungsi permukiman.

Di Kota Kediri cluster yang termasuk dalam sebaran permukiman dengan tipologi sentra industri

kecil meliputi 24, 28, 83, 84 dan 36.

Page 38: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Peta 3.1 Cluster Besar Permukiman Kota Kediri

Page 39: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

3.3 Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas

Kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan,

yaitu pendekatan permasalahan dan pendekatan arahan kebijakan, dengan rincian dan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

3.3.1 Pendekatan Persoalan

Pendekatan ini dilakukan dengan melihat karakteristik kawasan permukiman perkotaan

berdasarkan persoalan yang dihadapi. Adapun kriteria, indikator, dan parameter yang digunakan

untuk menilai/ memetakan kondisi eksisting kawasan permukiman di dalam kawasan perkotaan di

Kota Kediri setidaknya dapat dilihat dari elemen-elemen pembentuk permukiman, yang meliputi: (1)

kondisi fisik lingkungan (nature), (2) manusia (man), (3) masyarakat (society), (4) layanan (shell), dan

(5) jaringan infrastruktur (network)1. Dalam konteks penentuan kawasan permukiman prioritas, kelima

elemen ini dipahami sebagai berikut:

kondisi fisik lingkungan (nature) adalah kondisi lingkungan yang memberikan dasar dimana

permukiman berkembang atau dibangun yang meliputi kondisi geologi, topografi, kondisi tanah,

ketersediaan air, dan sejenisnya;

manusia (man) adalah kebutuhan tiap individu terhadap permukiman yang pada akhirnya

membentuk preferensi tiap individu akan permukiman, yang meliputi kebutuhan biologis (ruang,

udara, suhu, dan sebagainya), kebutuhan emosional (keamanan, keindahan, dan sebagainya), nilai

moral yang dianut, dan sebagainya;

masyarakat (society) adalah kondisi masyarakat di dalam kawasan, yang meliputi tingkat

kepadatan penduduk, pola budaya yang berkembang, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat

kesejahteraan masyarakat, dan sebagainya;

layanan (shell) adalah layanan jasa dimana manusia tinggal yang membangun fungsi kawasan,

seperti kondisi rumah (tingkat kepadatan bangunan, kondisi fisik bangunan, dan sebagainya), jasa

sosial (rumah sakit, sekolah, dan sebagainya), pasar, pusat perbelanjaan, fasilitas rekreasi, dan

sebagainya; dan

jaringan infrastruktur (networks) adalah infrastruktur baik yang sifatnya buatan maupun alami

yang memberikan fasilitasi terhadap fungsi permukiman itu sendiri, yang setidaknya meliputi

1 Doxiadis, Constatinos A. 1968. Ekistics: An Introduction to The Science of Human Settlements. London: Hutchinson

of London.

infrastruktur bidang cipta karya, yaitu

jalan lingkungan, air minum,

sanitasi/limbah, persampahan,

drainase, serta penataan bangunan

dan lingkungan.

Dari kelima elemen tersebut,

elemen kondisi fisik lingkungan (nature)

dan manusia (man) dapat tidak

dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan

elemen kondisi fisik lingkungan ini

diasumsikan sudah dipertimbangkan di dalam pemilihan lokasi kawasan permukiman, sedangkan

elemen manusia sifatnya terlalu individu – orang per orang. Mengacu pada pemahaman ini, maka

kriteria dan indikator yang digunakan berdasarkan pertimbangan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG

TERSEDIA PARAMETER

KONDISI FISIK LINGKUNGAN (NATURE)

Kebencanaan kerawanan kawasan terhadap bencana alam

keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan

- ada = 1 tidak ada = 0

status lahan di kawasan permukiman

keberadaan status lahan asset negara di kawasan permukiman

- berada di asset negara = 1 tidak berada di asset negara = 0

MANUSIA (MAN)

Preferensi arahan pengembangan

sebaran lokasi yang dikuasai oleh pengembang

- lokasi tidak sesuai dengan arahan RTRW=0 lokasi sesuai dengan arahan RTRW=1

MASYARAKAT (SOCIETY)

Kondisi masyarakat

tingkat kepadatan penduduk

jumlah penduduk per luas kawasan

50 jiwa/ha**) atau tingkat kepadatan penduduk - tinggi ≥ 500 jiwa/ha -sedang 400 - 500 jiwa/ha -rendah < 400 jiwa/ha

-tingkat kepadatan penduduk tinggi = 5 -tingkat kepadatan sedang = 3 -tingkat kepadatan penduduk rendah = 1

tingkat kesejahteraan masyarakat

prosentase jumlah penduduk

- -prosentase penduduk miskin ≥ 50% (tinggi) = 5 -prosentase penduduk

Page 40: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG

TERSEDIA PARAMETER

miskin per total penduduk

miskin25%- 50% (sedang) = 3 -prosentase penduduk miskin < 25% (rendah) = 1

karakteristik pola bermukim masyarakat

prosentase jumlah penduduk tetap dan tidak tetap

- -prosentase jumlah penduduk tetap dan tidak tetap ≥ 50% (tinggi) = 5 -jumlah penduduk tetap dan tidak tetap 25%- 50% (sedang) = 3 -jumlah penduduk tetap dan tidak tetap < 25% (rendah) = 1

LAYANAN (SHELL)

Kondisi lingkungan perumahan

tingkat kepadatan permukiman

jumlah bangunan perumahan per luas kawasan

-kepadatan bangunan ≥100 rumah/ha (padat) -kepadatan bangunan 60-100 rumah/ha (sedang) -kepadatan bangunan < 60 rumah/ha (rendah) ***)

-kepadatan bangunan padat = 5 - kepadatan bangunan sedang = 3 -kepadatan bangunan rendah = 1

kualitas rumah prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total rumah (jenis, kondisi material lantai, dinding, atap, ventilasi) / prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen terhadap keseluruhan jumlah rumah

-prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen ≥ 50% (tingggi) -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen 25%- 59% (sedang) -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen < 25% (rendah) ***)

-prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen tingggi = 5 -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non sedang = 3 -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen rendah = 1

kualitas lingkungan permukiman

prosentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan

-SPM luasan permukiman kumuh yang tertangani adalah 10%*)

-prosentase luas pemukiman kumuh ≥ 10% (tinggi) = 5 -prosentase luas pemukiman kumuh 5%- 10% (sedang) = 3 -prosentase luas pemukiman kumuh < 5%

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG

TERSEDIA PARAMETER

(rendah) = 1

Karakteristik ekonomi kawasan

kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan

jenis kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan permukiman

- kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah pendidikan = 3 kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah pariwisata dan industri = 2 kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah non-pendidikan, pariwisata, dan industri = 1

JARINGAN INFRASTRUKTUR (NETWORK)

Tingkat pelayanan jaringan infrastruktur permukiman perkotaan

tingkat pelayanan air minum

prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum PDAM

tersedianya akses air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari sangat buruk 40% buruk 50% sedang 70% baik 80% sangat baik 100%*)

-prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum ≥ 80% (baik) = 1 -prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum 50%- 80% (sedang) = 3 -prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum < 50% (buruk) = 5

kualitas ketersedian air bersih

tingkat kualitas air bersih di tiap kawasan permukiman

Memenuhi kriteria baku mutu air sebagaimana yang terdapat dalam PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

tingkat kualitas air bersih termasuk di kelas I = 0 tingkat kualitas air bersih di bawah kelas I = 1

tingkat pelayanan air limbah/sanitasi

ketersediaan MCK di dalam kawasan

SPM tingkat pelayanan adalah 60%*)

-prosentase tingkat pelayanan ≥ 60% (baik) = 1

Page 41: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG

TERSEDIA PARAMETER

-prosentase tingkat pelayanan 30%- 60% (sedang) = 3 -prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 5

daerah pelayanan IPAL

- belum dilayani oleh IPAL = 1 sudah dilayani oleh IPAL = 0

tingkat pelayanan jalan lingkungan

prosentase jalan yang yang rusak

SPM tingkat aksesibilitas 100%*)

-tingkat pelayanan =100% (baik) = 1 -kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 3 -kondisi jalan < 50% (buruk) = 5

prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan

prosentase alokasi luas untuk jaringan jalan sebesar 25% dari total luas kawasan *****)

-prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan = 25% (baik) = 1 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan 15%-25% (sedang) = 3 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan < 15% (buruk) = 5

Tingkat mobilitas

jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan

- -Tidak ada rute angkutan umum yang melalui kawasan = 1 - jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan 1- 2 = 3 -Jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan ≥ 3 = 5

tingkat pengelolaan persampahan

ketersediaan pelayanan TPS

SPM Pengangkutan Sampah 70%*)

daerah yang tidak terlayani = 1 daerah yang terlayani = 0

kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri

- -belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 1 -sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 0

prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang

SPM timbulan sampah yang berkurang ke TPA adalah 20%*)

-prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS ≥ 80% (buruk) = 1 - prosentase jumlah

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG

TERSEDIA PARAMETER

terangkut ke TPS

timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS 60%- 80% (sedang) = 3 -prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS < 60% (baik) = 5

jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS

1 unit gerobak per 50 KK****)

-jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS sudah memenuhi standar = 0 -jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS belum memenuhi standar = 1

tingkat pelayanan drainase

prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan

SPM tingkat genangan sebesar 50%*)

-prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan ≥ 50% (buruk) = 5 - prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50% (sedang) = 3 -prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan < 25% (baik) = 1

prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan

SPM prosentase panjang drainase yang dikelola per total kebutuhan sebesar 50% *)

-prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan ≥ 50% (baik) = 1 - prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan 25%- 50% (sedang) = 3 -prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan < 25% (buruk) = 5

tingkat penyediaan RTH

prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan terhadap total luas permukiman

SPM penyediaan RTH publik sebesar 25%*)

prosentase RTH publik ≥ 25% (baik) = 1 - prosentase RTH publik 10%- 25% (sedang) = 3 -prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 5

Sumber: Dikembangkan dari Doxiadis, 1968

Page 42: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Keterangan: *) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

**) BPS dalam NUDS 2000 ***) Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan ****) Diktat Prasarana Wilayah dan Kota, 2003 *****) Time Server Standard

3.3.2 Pendekatan Arahan Kebijakan

Pendekatan arahan kebijakan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila sudah

tereksplisit dalam kebijakan yang sifatnya legal, maka merupakan sesuatu yang harus

diimplementasikan. Selain itu, sebagai suatu bagian dari pembangunan Kota Kediri secara

keseluruhan, pembangunan kawasan permukiman tidak dapat dipisahkan dengan arahan kebijakan

yang berlaku di Kota Kediri secara keseluruhan, baik kebijakan perencanaan pembangunan maupun

kebijakan penataan ruang. Kebijakan pembangunan kawasan permukiman hendaknya mengakomodir

dan mensinkronkan kedua sistem perencanaan yang berkembang ini. Terkait dengan hal ini, maka

kebijakan yang seharusnya dipertimbangkan meliputi kebijakan perencanaan pembangunan dan

kebijakan penataan ruang. Dalam hal ini kebijakan perencanaan pembangunan diarahkan pada

kesesuaian dengan arahan lokasi pengembangan di dalam RPJPD dan RPJMD, sedangkan terkait

kebijakan penataan ruang diarahkan pada kesesuaian dengan arahan lokasi pengembangan dan

pembangunan di dalam RTRW. Secara rinci kriteria, sub-kriteria, dan indikator yang digunakan untuk

pertimbangan kesesuaian kebijakan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.3 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pendekatan Arahan Kebijakan

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER

PERENCANAAN KOTA

Kesesuaian dengan arahan kebijakan internal

kesesuaian dengan arahan pola ruang

kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman

-prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) - prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) -prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) ***)

-prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) = 5 - prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) = 3 -prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) = 1

kesesuaian dengan arahan pengembangan kawasan

kesesuaian kawasan sebagai pengembangan

- ada = 3 tidak ada = 0

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER

strategis kawasan strategis

kesesuaian dengan tahapan pembangunan

kesesuaian kawasan sebagai arahan pengembangan lima tahun I

- sesuai = 3 tidak sesuai = 0

PERENCANAAN PROVINSI DAN NASIONAL

Kesesuaian dengan kebijakan eksternal

kesesuaian dengan arahan pengembangan kawasan strategis kebijakan eksternal (nasional dan provinsi)

kesesuaian kawasan dengan arahan pengembangan nasional dan/atau provinsi

- ada = 5 tidak ada = 0

Keterangan: *) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

**) BPS dalam NUDS 2000 ***) Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan

Dasar dari penentuan indikasi kawasan prioritas diatas, dikaji lebih lanjut untuk menentukan

kriteria mana yang akan dipakai dalam penentuan indikasi kawasan prioritas sesuai dengan kondisi

kota. Selain itu disesuaikan pula parameter tiap kriteria sesuai dengan bobot masing-masing.

3.4 Kriteria Dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas

3.4.1 Penentuan Kriteria dan Indikator

Kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan

kawasan permukiman yang menjadi obyek dan sasaran yang diprioritaskan penanganannya

berdasarkan penilaian keterdesakan/ urgenitas. Kawasan prioritas penanganan merefleksikan terdapat

permasalahan yang signifikan terhadap kondisi permukiman dan pengembangannya. Permasalahan

yang menyangkut kondisi fisik kawasan seperti: hunian yang tidak layak, infrastruktur permukiman

buruk, kepadatan penduduk besar. Permasalahan yang tercermin dari kondisi fisik merupakan kondisi

sebab-akibat dengan kondisi non-fisik, seperti: tingkat pendapatan RT (aspek ekonomi), kesejahteraan

sosial, budaya. Penetapan kawasan prioritas membutuhkan deskripsi permasalahan untuk

menentukan seberapa besar tingkat kepentingannya.

Kawasan prioritas diasumsikan sebagai kawasan recovery yang pengembangannya di masa

mendatang dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kota dengan mekanisme

pengendalian pembangunan yang tepat. Kawasan permukiman yang menjadi obyek observasi adalah

tipologi kawasan permukiman low class residential.

Page 43: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Kesalahan dalam mengantisipasi pola penanganan dan pemberian prioritas pada kawasan

dengan kebutuhan khusus akan berdampak pada proses dan capaian tujuan pembangunan perkotaan

secara keseluruhan. Dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas tersebut

dapat berupa:

Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan yang memiliki

nilai ekonomis atau strategis. Dan apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta

memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah/kota.

Kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan

wilayah/kota yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria kawasan konservasi kultural, kawasan

sekitar industri, dan sejenisnya.

Kawasan yang berada di pinggiran kota dan berfungsi sebagai hinterland atau buffer/penyangga

bagi kota induknya.

Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu

diselesaikan segera agar program lain dapat terselenggara pada waktunya

Secara umum penentuan Kawasan Prioritas didahului oleh Perumusan proses oleh tim pokjanis

dalam kertas kerja. Selanjutnya pembahasan tersebut disistematikan dalam bentuk bagan proses

penentuan kawasan prioritas.

Gambar 3.1 Metode Penentuan Kawasan Prioritas pada SPPIP Kota Kediri

Sedangkan kriteria dan indikator yang digunakan dalam penyusunan SPPIP Kota Kediri sesuai

dengan dasar pertimbangan sebagaimana dibahas pada sub bab sebelumnya dapat dijelaskan pada

diagram berikut.

Gambar 3.2 Penentuan Kriteria dan Indikator Kawasan Prioritas

Page 44: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Kriteria dan indikator diatas untuk kemudian dilakukan penyepakatan mengenai bobot untuk

masing-masing indikator dan kriteria.

3.4.2 Pembobotan

Kriteria diatas yang menjadi dasar dalam penentuan indikasi kawasan prioritas, direduksi

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Kota untuk kemudian diberikan bobot pada masing-masing

kriteria. Pembobotan dilakukan pada waktu Pra-FGD 2 dimana pada waktu FGD tersebut disepakati

mengenai bobot masing-masing kriteria. Hasil pembobotan dari Pra-FGD 2 ini antara lain dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Hasil Pembobotan Masing-masing Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER

KONDISI FISIK LINGKUNGAN (NATURE)

Kebencanaan

1. kerawanan kawasan terhadap bencana alam

6 keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan

ada = 6

tidak ada = 1

2. status lahan di kawasan permukiman

5 keberadaan status lahan asset negara di kawasanpermukiman

berada di asset negara = 5

tidak berada di asset negara = 1

MANUSIA (MAN)

Preferensi 3. arahan pengembangan

5 sebaran lokasi yang dikuasai oleh pengembang

lokasi tidak sesuai dengan arahan RTRW=5

lokasi sesuai dengan arahan RTRW=1

MASYARAKAT (SOCIETY)

Kondisi masyarakat

4. tingkat kepadatan penduduk

5 jumlah penduduk per luas kawasan

tingkat kepadatan penduduk ≥ 50 jiwa/ha (tinggi) = 5

tingkat kepadatan penduduk 25- 50 jiwa/ha (sedang) = 3

tingkat kepadatan penduduk < 25 jiwa/ha (rendah) = 1

5. tingkat kesejahteraan masyarakat

5 prosentase jumlah penduduk miskin per total penduduk

prosentase penduduk miskin ≥ 50% (tinggi) = 5

prosentase penduduk miskin 25%- 50% (sedang) = 3

prosentase penduduk miskin < 25% (rendah) = 1

LAYANAN (SHELL)

Kondisi lingkungan perumahan

6. tingkat kepadatan permukiman

5 jumlah bangunan perumahan per luas kawasan

kepadatan bangunan ≥100 rumah/ha (padat) = 5

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER

kepadatan bangunan 60- 100 rumah/ha (sedang) = 3

kepadatan bangunan < 60 rumah/ha (rendah) = 1

7. kualitas rumah 5 prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total rumah (jenis, kondisi material lantai, dinding, atap, ventilasi) / prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen terhadap keseluruhan jumlah rumah

prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen ≥ 50% (tingggi) = 5

prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen 25%- 50% (sedang) = 3

prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen < 25% (rendah) = 1

8. kualitas lingkungan permukiman

5 prosentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan

prosentase luas pemukiman kumuh ≥ 10% (tinggi) = 5

prosentase luas pemukiman kumuh 5%- 10% (sedang) = 3

prosentase luas pemukiman kumuh < 5% (rendah) = 1

Karakteristik ekonomi kawasan

9. kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan

5 Jenis kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan permukiman

kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah industri dan atau perdagangan jasa dan atau pariwisata = 5

kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang selain industri, perdagangan jasa dan atau pariwisata = 1

JARINGAN INFRASTRUKTUR (NETWORK)

Tingkat pelayanan jaringan infrastruktur permukiman perkotaan

10. tingkat pelayanan air minum

5 prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum PDAM

prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum ≥ 80% (baik) = 1

prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum 50%- 80% (sedang) = 3

prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum< 50% (buruk) = 5

Page 45: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER

11. kualitas ketersedian air bersih

5 Tingkat kualitas air bersih di tiap kawasan permukiman

tingkat kualitas air bersih termasuk di kelas I = 1

tingkat kualitas air bersih di bawah kelas I = 5

12. tingkat pelayanan air limbah/sanitasi

5 ketersediaan MCK di dalam kawasan

prosentase tingkat pelayanan ≥ 60% (baik) = 0

prosentase tingkat pelayanan 30%-60% (sedang) = 1

prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 3

Daerah pelayanan IPAL

belum dilayani oleh IPAL = 2

sudah dilayani oleh IPAL = 1

13. tingkat pelayanan jalan lingkungan

5 prosentase jalan yang yang rusak

tingkat pelayanan =100% (baik) = 1

kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 2

kondisi jalan < 50% (buruk) = 3

Prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan

prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan=25% (baik) = 0

prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan 25%-15% (sedang) = 1

prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan<15% (buruk) = 2

14. Tingkat mobilitas

5 jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan

Tidak ada rute angkutan umum yang melalui kawasan= 1

jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan 1-2 = 3

Jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan ≥ 3 = 5

15. tingkat pengelolaan persampahan

6 Ketersediaan pelayanan TPS

daerah yang tidak terlayani = 1

daerah yang terlayani = 0

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER

kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri

belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 1

sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 0

Prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS

prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS ≥ 80% (buruk) = 3

prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS 60%-80% (sedang) = 2

prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS<60% (baik) = 1

Jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS

jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS sudah memenuhi standar = 0

jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS belum memenuhi standar = 1

16. tingkat pelayanan drainase

5 prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan

prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan ≥ 50% (buruk) = 3

prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50% (sedang) = 2

prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan <25% (baik) = 1

Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan

prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan ≥ 50% (baik) = 0

prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan 25%-50% (sedang) = 1

Page 46: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER

Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan<25% (buruk) = 2

17. tingkat penyediaan RTH

4 prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan terhadap total luas permukiman

prosentase RTH publik ≥ 25% (baik) = 1

prosentase RTH publik 10%- 25% (sedang) = 2

prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 4

PERENCANAAN KOTA

Kesesuaian dengan arahan kebijakan internal

18. kesesuaian dengan arahan pola ruang

7 kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman

prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) = 7

prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) = 4

prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) = 1

19. kesesuaian dengan arahan pengembangan kawasan strategis

7 kesesuaian kawasan sebagai pengembangan kawasan strategis

ada = 7

tidak ada = 0

TOTAL 100

Sumber: Pra FGD 2 dan Hasil Analisis, 2012

Setelah ditentukan bobot masing-masing kriteria dan sub kriteria maka dilakukan pembobotan

untuk masing-masing cluster kawasan yang sudah ditentukan sebelumnya. Cluster kawasan yang

dihitung antara lain:

Tabel 3.5 Lokasi Kawasan dan Nomor cluster untuk masing-masing tipologi

NO CLUSTER

TIPOLOGI NO CLUSTER KECIL KELURAHAN

1 Permukiman sekitar industri besar

1, 5, 65, 68, 40, 55, 67, 69

Dermo, Pocanan, Balowerti, Semampir, Pesantren, Jamsaren, Mrican, Dandangan, Semampir

2 Pinggiran kota 3, 8, 9, 22, 23, 70, 35, 36, 37, 38, 80,

82, 22, 81, 51

Dermo , Betet, BLabak, Bawang, Ngletih, Pojok, Tamanan, Ngampel – Gayam, Bujel, Lirboyo – Banjar mlati – Banjar Kidul, Tamanan, Ngadirejo

NO CLUSTER

TIPOLOGI NO CLUSTER KECIL KELURAHAN

3 Perumahan Developer 2, 39, 41, 71, 72 Dermo, Tinalan, Ngronggo, Singonegaran, Blabak

4 Sekitar perdagangan dan jasa 6, 18, 21, 46, 52, 57, 58, 10, 24, 31, 44, 45, 48, 49, 73, 34,

56, 62, 54, 59

Mrican, Mojoroto, Kampung dalem, Singonegaran, Banjaran, Ngadirejo, Kemasan, Setonopande, Bandar kidul, Ngronggo, Rejomulyo, Bangsal, Burengan, Tilangan, Banjaran, Campur rejo – Lirboyo, Blabak,Pakelan, Setono Gedong, Kemasan, Kaliombo, Dandangan

5 Bantaran sungai Brantas 7, 28, 29, 60, 66 Mrican – Ngampel, BandarKidul – Banjarmlati, Ringinanom, Kampungdalem, Semampir, Manisrenggo, Ngronggo

6 Pinggiran sungai kecil 11,14, 15 Mojoroto, Bujel - Sukorame

7 Jalan kolektor 12, 13, 17, 20, 24, 25, 53, 30, 47, 42, 43

Mojoroto, Bandar lor – Lirboyo, Banaran, Tosaren, Tinalan, Ngadirejo, Banjaran, Dandangan, Bujel – Sukorame, Ngronggo, Tosaren, Kaliombo, Campur rejo – Pojok, Bandar kidul

8 Pariwisata 16 Pojok - Mojoroto

9 Sekitar Pondok pesantren 19 Lirboyo

10 Pendidikan 26, 32, 33 Ngronggo, Rejomulyo, Ngadirejo, Bandar lor – Bandar kidul

11 kawasan militer 50 Ngadirejo

12 Sepanjang rel kereta api 61 Setonopande, Kampungdalem

13 Perkantoran 64, 27, 63 Pocanan, Balowerti, Mojoroto, Pocanan

14 Permukiman kumuh 74, 75, 76, 77, 78, 79, 82

Ngadirejo, Jagalan, Kampungdalem, Bandar kidul, Semampir

15 Sentra Industri kecil 24, 28, 83, 84, 36 Pakalan, Jagalan, Bandar kidul, BandarKidul - Banjarmlati

Hasil perhitungan dari masing-masing cluster tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 47: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Tabel 3.6 Hasil Pembobotan Dari Masing-masing Cluster Kawasan dan Kriteria dan Sub Kriteria

Keterangan:

1. Permukiman sekitar industri besar

2. Pinggiran kota

3. Perumahan Developer

4. Sekitar perdagangan dan jasa

5. Bantaran sungai Brantas

6. Pinggiran sungai kecil

7. Jalan kolektor

8. Pariwisata

9. Sekitar Pondok pesantren

10. Pendidikan

11. kawasan militer

12. Sepanjang rel kereta api

13. Perkantoran

14. Permukiman kumuh

15. Sentra Industri kecil

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Kerawanan kawasan terhadap bencana alam 6 1 1 1 1 6 6 1 6 1 1 1 6 1 1 1

2 Status lahan di kawasan permukiman 5 5 5 5 5 1 5 1 1 1 1 1 5 1 5 1

3 Arahan pengembangan 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5

4 Tingkat kepadatan penduduk 5 5 1 1 5 5 1 1 1 1 5 1 5 1 5 5

5 Tingkat kesejahteraan masyarakat 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5

6 Tingkat kepadatan permukiman 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5

7 Kualitas rumah 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5

8 Kualitas lingkungan permukiman 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5

9 Kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan 5 5 1 1 5 5 1 1 5 1 5 1 5 5 5 5

10 Tingkat pelayanan air minum 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5

11 Kualitas ketersedian air bersih 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5

12 Tingkat pelayanan air limbah/sanitasi 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5

13 Tingkat pelayanan jalan lingkungan 5 3 3 1 1 3 3 1 3 3 2 1 5 1 5 5

14 Tingkat Mobilitas 5 3 3 1 3 3 3 1 2 3 1 1 3 1 3 3

15 Tingkat Pengelolaan Persampahan 6 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5

16 Tingkat Pelayanan Drainase 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5

17 Tingkat Penyediaan RTH 4 5 3 3 3 5 3 3 1 1 3 1 5 3 5 5

18 Kesesuaian dengan Pola Ruang 7 4 1 1 4 7 4 1 1 1 1 1 7 1 7 4

19 Kesesuaian dengan Kawasan Strategis 7 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7

100 78 49 29 66 76 59 25 51 37 60 25 78 29 87 86

III X XII VI V VIII XIV IX XI VII XV IV XIII I II

TOTAL

RANKING

NO SUB KRITERIA BOBOTNO. CLUSTER

Page 48: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat ditarik kawasan permukiman yang akan menjadi

indikasi kawasan prioritas. Indikasi kawasan prioritas dari hasil perhitungan dan rekomendasi adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Rekomendasi Hasil Penilaian dan Rekomendasi Indikasi Kawasan Prioritas

NO LOKASI JUML RANK KETERANGAN REKOMENDASI

1. PERMUKIMAN KUMUH 87 I - -

2. SENTRA INDUSTRI KECIL 86 II - -

3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR 78 III - -

4. SEPANJANG REL KERETA API 78 IV - -

5. BANTARAN SUNGAI BRANTAS 76 V

OVERLAP DENGAN

KAWASAN KUMUH

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

6. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA 66 VI - -

7. PENDIDIKAN 60 VII - -

8. PINGGIRAN SUNGAI KECIL 59 VIII

MEMERLUKAN WAKTU DAN

KESIAPAN PEMKOT DALAM

PENATAAN

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

9. PARIWISATA 51 IX BANGUNAN

MASIH JARANG

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

10. PINGGIRAN KOTA 49 X BANGUNAN

MASIH JARANG

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

11. SEKITAR PONDOK PESANTREN 37 XI STATUS LAHAN MILIK PRIBADI

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

12. PERUMAHAN DEVELOPER 29 XII STATUS TANAH

MILIK PENGEMBANG

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

13. PERKANTORAN 29 XIII STATUS LAHAN MILIK PRIBADI

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

14. JALAN KOLEKTOR 25 XIV STATUS LAHAN MILIK PRIBADI

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

15. KAWASAN MILITER 25 XV STATUS LAHAN MILIK MILITER

TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS

Sumber: Hasil Analisa dan FGD

Dari hasil perhitungan tersebut maka didapatkan indikasi kawasan prioritas di Kota Kediri yang

akan dihitung untuk menjadi Kawasan Prioritas penanganan antara lain:

1. PERMUKIMAN KUMUH

2. SENTRA INDUSTRI KECIL

3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR

4. SEPANJANG REL KERETA API

5. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA

6. PENDIDIKAN

3.5 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas

Proses penilaian dalam menentukan Kawasan Prioritas Permukiman Kota Kediri bertujuan

untuk memperoleh kawasan yang benar-benar memerlukan penanganan secepatnya dan memiliki

permasalahan yang sangat urgen apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan

menimbulkan masalah-masalah baru baik dikawasan tersebut maupun kawasan disekitarnya.

Proses penilaian dan penentuan kriteria serta indikator berdasarkan kebutukan yang ada di

Kota Kediri. Proses penilaian pertama dilakukan dengan mellihat potensi dan permasalahan yang ada,

kemudian disesuaikan kembali berdasarkan kebijakan tata ruang. Penilaian-penilaian ini sudah

berdasarkan indikator dan parameter yang ada diatas. Penilaian-penilaian indikator tersebut diberikan

bobot kemudian diakumulasikan sehingga kawasan dengan jumlah akumulasi tertinggi merupakan

kawasan prioritas pertama.

Pada tahap ini, indikasi kawasan permukiman prioritas yang terpilih melalui proses penentuan

kawasan pada tahap I dilakukan proses perangkingan untuk menentukan urutan prioritas (prioritasasi)

penanganan. Urutan prioritas dalam konteks ini dipahami sebagai urutan untuk ditangani terlebih

dahulu dibandingkan yang lain karena tingkat urgenitas dan tingkat pengaruhnya yang tinggi terhadap

perwujudan pembangunan kawasan permukiman perkotaan secara keseluruhan. Terkait dengan hal

ini, suatu kawasan dapat diprioritaskan terlebih dahulu untuk ditangani apabila:

adanya jaminan keberlanjutan penanganan;

adanya dukungan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia;

belum adanya program-program penanganan bidang cipta karya yang pernah masuk;

adanya dominasi permasalahan terkait dengan bidang cipta karya; dan

Page 49: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

memiliki multiplier effect dalam penanganan permasalahan dan menstimulasi pembangunan dan

pengembangan wilayah secara keseluruhan.

Mengacu pada keenam prasyarat tersebut, maka dasar pertimbangan digunakan untuk

penentuan urutan prioritas dari indikasi kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:

Jaminan keberlanjutan penanganan. Kondisi ini dijadikan pertimbangan karena penanganan

kawasan tidak dapat dilakukan hanya dalam jangka pendek, namun harus kontinyu, sehingga

keberadaan jaminan bahwa penanganan kawasan ini akan terus berlanjut dan tidak sekedar

dokumen semata menjadi penting;

Dukungan sumber daya. Hal ini perlu dijadikan dasar pertimbangan karena suatu bentuk

penanganan tidak akan dapat terwujud tanpa ada sumber daya yang memadai;

Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan dan pengembangan

wilayah secara keseluruhan. Hal ini dijadikan dasar pertimbangan karena dengan menangani

kawasan permukiman yang memiliki multiplier effect yang tinggi akan dapat menyelesaikan

banyak persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang

berkembang.

Mengacu pada keempat dasar pertimbangan ini, maka kriteria/sub-kriteria dan indikator yang

digunakan dalam penentuan prioritas kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kesesuaian Dengan Kebijakan

DASAR PERTIMBANGAN

KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER

Jaminan keberlanjutan program

ketersediaan program

keberadaan program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan

jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan

- -jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan ≥ 2 = 1 - jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan 1- 2 = 3 -jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan < 1 = 5

Dukungan sumber daya

keberadaan sumber daya

ketersediaan akses pada sumber-sumber pendanaan

tingkat kemungkinan didanai dalam jangka pendek

- -mungkin didanai dalam jangka pendek = 1 -tidak mungkin didanai dalam jangka pendek = 0

kualitas sumber daya manusia

tingkat partisipasi masyarakat

- -prosentasi jumlah masyarakat yang berpastisipasi dalam pembangunan ≥ 50% (baik) = 1 - prosentasi jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan 25%-50% (sedang) =

DASAR PERTIMBANGAN

KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER

3 -prosentasi jumlah masyarakat yang berpastisipasi dalam pembangunan < 25% (buruk) = 5

Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan & pengembangan wilayah secara keseluruhan

pengaruh penanganan kawasan terhadap permasalahan yang dapat diselesaikan

banyaknya permasalahan yang dapat ditangani

jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan

- -jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan ≥ 5 = 5 - jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan 2- 5 = 3 -jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan < 2 = 1

Sumber: Hasil Analisis, 2012

Dari tabel diatas untuk kemudian dihitung bobot masing-masing kriteria sehingga dapat

dihitung indikasi kawasan yang akan menjadi kawasan prioritas dalam penyusunan SPPIP Kota Kediri.

Hasil penilaian bobot tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9 Bobot Tiap Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas

DASAR PERTIMBANGAN

KRITERIA BOBOT SUB KRITERIA INDIKATOR BOBOT

Jaminan keberlanjutan program

ketersediaan program

30 keberadaan program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan

jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan

30

Dukungan sumber daya

keberadaan sumber daya

30 ketersediaan akses pada sumber-sumber pendanaan

tingkat kemungkinan didanai dalam jangka pendek

15

kualitas sumber daya manusia

tingkat partisipasi masyarakat

15

Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan & pengembangan wilayah secara keseluruhan

pengaruh penanganan kawasan terhadap permasalahan yang dapat diselesaikan

40 banyaknya permasalahan yang dapat ditangani

jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan

40

TOTAL 100 TOTAL 100 Sumber: Hasil Analisa, 2012

Page 50: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Sedangkan dari hasil analisis penentuan indikasi kawasan sebelumnya, diketahui bahwa

terdapat 6 tipologi yang nantinya akan dinilai berdasarkan keterdesakan antara lain:

1. PERMUKIMAN KUMUH

2. SENTRA INDUSTRI KECIL

3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR

4. SEPANJANG REL KERETA API

5. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA

6. PENDIDIKAN

Untuk lebih memperjelas lokasi kawasan, maka dari tipologi diatas, di breakdown lagi ke dalam

kawasan-kawasan yang lebih kecil. Kawasan-kawasan tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.10 Lokasi Kawasan dan Nomor Cluster untuk masing-masing Tipologi Prioritas

Sumber: Hasil Analisa, 2012

Dari penilaian bobot diatas maka dilakukan perhitungan untuk menentukan kawasan prioritas

yang akan ditangani dan dilanjutkan dalam penyusunan RPKPP. Hasil perhitungan tersebut adalah

sebagai berikut:

Ngadirejo 74, 75

Jagalan 76

Kampungdalem 77, 78

Bandar Kidul 79

Semampir 82

Bandar Kidul-Banjar Mlati 28

Betet-Blabak 36

Pakalan-Jagalan 83, 84

3 Sepanjang Rel KA Setonopande-Kampung Dalem 61

Mrican 6

Mojoroto 10

Mojoroto 18

Campurejo-Lirboyo 21

Bandar Kidul 24

Ngronggo, Rejomulyo 31

Blabak, Ngronggo 34

Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran 44, 45

Kampungdalem-Singonegaran 46

Burengan, Banjaran, Singonegaran 48, 49

Banjaran, Ngadirejo 52

Dandangan 54

Setono Gendong, Kemasan 56, 57

Setonopande 58

Pakalan, Setonogendong 59

Ngronggo, Kaliombo 62

Singonegaran 73

Dermo 1

Mrican 5

Pesantren, Jamsaren 40

Dandangan 55

Balowerti-Semampir 65, 66, 67, 68

Betet, Jamsaren 69

Bandar Lor-Bandar Kidul 26

Ngrongo-Rejomulyo 32, 33

1Permukiman

Kumuh

2Sentra Industri

Kecil

LOKASI KAWASANNOMOR

CLUSTERTIPOLOGINO.

4

Sekitar

Perdagangan &

Jasa

5

Permukiman

Sekitar Industri

Besar

6 Pendidikan

LOKASI KAWASAN (KELURAHAN)

Page 51: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Tabel 3.11 Skoring/pembobotan Penentuan Kawasan Prioritas

Sumber: Hasil Perhitungan, 2012

N BxN N BxN N BxN N BxN

Ngadirejo 74, 75 5 150 4 60 4 60 5 200 470 I

Jagalan 76 5 150 3 45 3 45 5 200 440 II

Kampungdalem 77, 78 4 120 3 45 3 45 4 160 370 V

Bandar Kidul 79 3 90 3 45 3 45 4 160 340 VI

Semampir 82 4 120 3 45 3 45 4 160 370 V

Bandar Kidul-Banjar Mlati 28 5 150 4 60 3 45 4 160 415 III

Betet-Blabak 36 3 90 3 45 4 60 3 120 315 VII

Pakalan-Jagalan 83, 84 4 120 3 45 3 45 4 160 370 V

3 Sepanjang Rel KA Setonopande-Kampung Dalem 61 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Mrican 6 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Mojoroto 10 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Mojoroto 18 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Campurejo-Lirboyo 21 3 90 2 30 3 45 3 120 285 X

Bandar Kidul 24 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Ngronggo, Rejomulyo 31 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Blabak, Ngronggo 34 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran 44, 45 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Kampungdalem-Singonegaran 46 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Burengan, Banjaran, Singonegaran 48, 49 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Banjaran, Ngadirejo 52 4 120 2 30 2 30 3 120 300 IX

Dandangan 54 3 90 4 60 2 30 3 120 300 IX

Setono Gendong, Kemasan 56, 57 3 90 4 60 2 30 3 120 300 IX

Setonopande 58 4 120 2 30 2 30 3 120 300 IX

Pakalan, Setonogendong 59 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Ngronggo, Kaliombo 62 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Singonegaran 73 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI

Dermo 1 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Mrican 5 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Pesantren, Jamsaren 40 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Dandangan 55 4 120 4 60 2 30 4 160 370 V

Balowerti-Semampir 65, 66, 67, 68 5 150 4 60 2 30 4 160 400 IV

Betet, Jamsaren 69 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X

Bandar Lor-Bandar Kidul 26 3 90 5 75 4 60 2 80 305 VIII

Ngrongo-Rejomulyo 32, 33 3 90 5 75 4 60 2 80 305 VIII

4

Sekitar

Perdagangan &

Jasa

5

Permukiman

Sekitar Industri

Besar

6 Pendidikan

JUMLAH RANKING

1Permukiman

Kumuh

2Sentra Industri

Kecil

LOKASI KAWASANNOMOR

CLUSTERTIPOLOGINO.

Bobot 30

Ketersediaan

Program

KRITERIA KAWASAN PRIORITAS

Keberadaan Sumber Daya

Pendanaan Kualitas

Bobot 15 Bobot 15 Bobot 40

Pengaruh

Penanganan

Page 52: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Setelah dilakukan skoring, maka dilakukan rekomendasi mengenai pemilihan lokasi kawasan

prioritas untuk di RPKPP-kan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kawasan yang dimungkinkan untuk

dijadikan satu kawasan besar sehingga perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam RPKPP dapat lebih

efektif dan efisien. Hasil rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12 Rekomendasi Kawasan Prioritas Yang Akan Ditindaklanjuti dalam RPKPP

NO. TIPOLOGI LOKASI

KAWASAN NOMOR CLUSTER

RANKING REKOMENDASI REKOMENDASI

RANKING

1 Permukiman

Kumuh

Ngadirejo 74, 75 I

Lokasi Kawasan Dapat dijadikan

satu dengan Kawasan

Dandangan dan Balowerti Semampir (Ranking 1)

1

Jagalan 76 II

Lokasi Kawasan Dapat dijadikan

satu dengan kawasan

Pakalan-Jagalan

3

Kampungdalem 77, 78 V

Butuh Waktu dan Kesiapan

Untuk Pemantapan Pelaksanaan

5

Bandar Kidul 79 VI

Lokasi Kawasan dapat dijadikan

satu dengan kawasan

Permukiman Sentra Industri

Bandar Kidul

2

Semampir 82 V

Butuh Waktu dan Kesiapan

Untuk Pemantapan Pelaksanaan

4

2 Sentra

Industri Kecil

Bandar Kidul-Banjar Mlati

28 III

Lokasi Kawasan dapat dijadikan

satu dengan kawasan

Permukiman Kumuh Bandar

Kidul

2

Betet-Blabak 36 VII -

Pakalan-Jagalan 83, 84 V Lokasi Kawasan 3

NO. TIPOLOGI LOKASI

KAWASAN NOMOR CLUSTER

RANKING REKOMENDASI REKOMENDASI

RANKING

Dapat dijadikan satu dengan

kawasan Jagalan

3

Sepanjang Rel KA

Setonopande-Kampung Dalem

61 X -

4 Sekitar

Perdagangan & Jasa

Mrican 6 X -

Mojoroto 10 X -

Mojoroto 18 X -

Campurejo-Lirboyo

21 X -

Bandar Kidul 24 XI -

Ngronggo, Rejomulyo

31 XI -

Blabak, Ngronggo

34 XI -

Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran

44, 45 XI -

Kampungdalem-Singonegaran

46 XI -

Burengan, Banjaran, Singonegaran

48, 49 XI -

Banjaran, Ngadirejo

52 IX -

Dandangan 54 IX -

Setono Gendong, Kemasan

56, 57 IX -

Setonopande 58 IX -

Pakalan, Setonogendong

59 X -

Ngronggo, Kaliombo

62 XI -

Singonegaran 73 XI -

5

Permukiman Sekitar Industri

Besar

Dermo 1 X -

Mrican 5 X -

Pesantren, Jamsaren

40 X -

Dandangan 55 V Lokasi Kawasan Dapat dijadikan

satu dengan 1

Page 53: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

NO. TIPOLOGI LOKASI

KAWASAN NOMOR CLUSTER

RANKING REKOMENDASI REKOMENDASI

RANKING

Kawasan Ngadirejo

(Ranking 1)

Balowerti-Semampir

65, 66, 67, 68

IV

Lokasi Kawasan Dapat dijadikan

satu dengan Kawasan Ngadirejo

(Ranking 1)

1

Betet, Jamsaren 69 X -

6 Pendidikan

Bandar Lor-Bandar Kidul

26 VIII -

Ngrongo-Rejomulyo

32, 33 VIII -

Dari hasil skoring diatas, diketahui kawasan prioritas pembangunan permukiman dan

infrastruktur permukiman Kota Kediri adalah Kawasan Ngadirejo yang diintegrasikan pula dengan

kawasan Dandangan dan Kawasan Balowerti. Sedangkan profil singkat 5 besar lokasi kawasan yang

terpilih berdasarkan hasil skoring dan rekomendasi antara lain:

Kawasan Prioritas Ngadirejo-Dandangan (Kawasan Nomor 55, 65, 66, 67, 68, 74, 75)

Kawasan prioritas 1 yang terpilih dari hasil analisa skoring dan rekomendasi adalah Permukiman

Kumuh Kawasan Ngadirejo dengan nomor cluster 74 dan 75 yang diintegrasikan dengan kawasan

sekitar industri besar dandangan (cluster 55) dan kawasan Balowerti (cluster 65, 66, 67, 68).

Terpilihnya kawasan ini dapat diterima dikarenakan sesuai dengan hasil dari dokumen RPIJM Kota

Kediri 2010-2014. Selain itu di sekitar kawasan (kawasan Dandangan) sudah dilakukan revitalisasi

kawasan dan pembangunan rusunawa sehingga dengan terpilihnya kawasan ini dapat dilakukan

integrasi kawasan sehingga kawasan yang dilakukan peremajaan semakin lebih luas.

Kawasan Prioritas Bandar Kidul (Kawasan Nomor 28, 79)

Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 2 dari hasil skoring dan rekomendasi adalah kawasan

Permukiman Kumuh Bandar Kidul yang berada pada cluster nomor 79 yang diintegrasikan dengan

kawasan sentra industri Bandar Kidul (Cluster nomor 28).

Kawasan Prioritas Pakalan-Jagalan (Kawasan Nomor 76, 83, 84)

Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 3 dari hasil skoring adalah kawasan Permukiman Kumuh

Jagalan yang berada pada cluster nomor 76 yang digabung dengan kawasan Sentra Industri

Pakalan-Jagalan (Cluster Nomor 83, 84).

Kawasan Prioritas Semampir (Kawasan Nomor 82)

Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 4 dari hasil skoring adalah Kawasan Permukiman Kumuh

Semampir (Nomor Cluster 82).

Kawasan Prioritas Kampung Dalem (Kawasan Nomor 77 dan 78)

Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 5 dari hasil skoring antara lain kawasan permukiman

kumuh Kampung Dalem (Nomor Cluster 77 dan 78).

Page 54: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Peta 3.2 Kawasan Prioritas

Page 55: BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN …ciptakarya.pu.go.id/bangkim/sppip/stocks/laporan/Laporan__SPPIP... · LAPORAN AKHIR SEMENTARA Strategi Pembangunan Permukiman dan

LAPORAN AKHIR SEMENTARA

Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

Di Kota Kediri Tahun 2012

Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur ............................................................................................................................................................................................................................................................................ 3-14 Tabel 3.2 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman .................................................................................................... 3-39 Tabel 3.3 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pendekatan Arahan Kebijakan .......................................................................................................................................... 3-42 Tabel 3.4 Hasil Pembobotan Masing-masing Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas .................................................................................................................................................................................................. 3-44 Tabel 3.5 Lokasi Kawasan dan Nomor cluster untuk masing-masing tipologi.................................................................................................................................................................................................................................................. 3-46 Tabel 3.6 Hasil Pembobotan Dari Masing-masing Cluster Kawasan dan Kriteria dan Sub Kriteria ................................................................................................................................................................................................................... 3-47 Tabel 3.7 Rekomendasi Hasil Penilaian dan Rekomendasi Indikasi Kawasan Prioritas ..................................................................................................................................................................................................................................... 3-48 Tabel 3.8 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kesesuaian Dengan Kebijakan ................................................................................................................... 3-49 Tabel 3.9 Bobot Tiap Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas ....................................................................................................................................................................................................................................... 3-49 Tabel 3.10 Lokasi Kawasan dan Nomor Cluster untuk masing-masing Tipologi Prioritas ................................................................................................................................................................................................................................. 3-50 Tabel 3.11 Skoring/pembobotan Penentuan Kawasan Prioritas ...................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-51 Tabel 3.12 Rekomendasi Kawasan Prioritas Yang Akan Ditindaklanjuti dalam RPKPP ..................................................................................................................................................................................................................................... 3-52

Gambar 3.1 Metode Penentuan Kawasan Prioritas pada SPPIP Kota Kediri ..................................................................................................................................................................................................................................................... 3-43 Gambar 3.2 Penentuan Kriteria dan Indikator Kawasan Prioritas .................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-43

Peta 3.1 Cluster Besar Permukiman Kota Kediri ............................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-38 Peta 3.2 Kawasan Prioritas ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-54

bab 3 KRITERIA dan indikator kawasan permukiman prioritas ........................................................................................................................................................................................................................................................... 3-1

3.1 Identifikasi Kawasan ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................. 3-1

3.1.1 Identifikasi Kluster Kawasan .................................................................................................................................................................................................................................................. Error! Bookmark not defined.

3.2 Tipologi Kawasan .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-37

3.3 Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas .......................................................................................................................................................................................................................................... 3-39

3.3.1 Pendekatan Persoalan .................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-39

3.3.2 Pendekatan Arahan Kebijakan ........................................................................................................................................................................................................................................................................................ 3-42

3.4 Kriteria Dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas ........................................................................................................................................................................................................................................ 3-42

3.4.1 Penentuan Kriteria dan Indikator ................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-42

3.4.2 Pembobotan ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-44

3.5 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas ........................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-48