Pedoman 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Berbasis masyarakat di Kawasan Permukiman
BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN...
Transcript of BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN...
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria serta indikator kawasan permukiman prioritas dari penyusunan pekerjaan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri Tahun 2012.
Penentuan kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dalam 2 (dua)
tahap, yaitu TAHAP I untuk menentukan indikasi kawasan permukiman perkotaan yang perlu
diprioritaskan dan TAHAP II untuk menentukan prioritasisasi dari daftar indikasi kawasan permukiman
perkotaan yang perlu diprioritaskan.
3.1 Identifikasi Kawasan
Penentuan Tipologi kawasan didasarkan pada sebaran permukiman yang terbentuk di Kota
Kediri, selain itu pula disusun pembagian kluster berdasarkan karakteristik permukiman yang
terbentuk. Hal ini digunakan untuk memudahkan dalam memberikan penanganan yang tepat bagi
suatu kluster sesuai dengan potensi dan permasalahannya masing-masing.
Sebaran Permukiman Kota Kediri dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya
maupun letaknya, lokasi dan nama permukiman di Kota Kediri adalah sebagai berikut:
1. Dermo : Perbatasan
Merbabu terletak di sekitar PG.Mrican, Kelurahan Dermo. Kepadatan bangunan di wilayah
Merbabu tergolong sedang yaitu antara 50 hingga 60 bangunan dengan KDB dan KLB 70-80.
Kondisi jalan dan bangunannya baik dan permanen, sedangkan kondisi lingkungan sedang. Di
wilayah Merbabu masih dapat ditemui kawasan permukiman kumuh yang jumalhnya mencapai
10% dari keseluruhan permukiman. Kondisi jalan cukup baik dengan lebar 8 m dan perkerasan
aspal.
2. Merbabu I-VIII
Di Kelurahan Dermo juga terdapat permukiman Merbabu I-VII, dimana daerah tersebut
terletak di pinggiran kota dengan kepadatan bangunan 50-60, sedangkan KDBnya 60-80 dan
KLB 60-120, bangunannya terdiri dari bangunan permanen dan non-permanen. Presentase
permukiman kumuh mencapai 25% dari keseluruhan permukiman. Kondisi jalan dan lingkungan
tergolong dalam kondisi Baik dan Sedang, dengan lebar jalan 6m diaspal.
Sumber air baik untuk Merbabu maupun Merbabi I-VII berasal dari PDAM dan Sumur, namun
dalam hal pengolahan sampah kesadaran masyarakat cenderung rendah karena
pengolahannya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar. Terdapat MCK umum
dengan kondisi baik dan drainasenya termasuk dalam jenis terbuka.
3. Dermo : Perumahan Developer
Perumahan Intan Asri merupakan salah satu perumahan yang diselenggarakan oleh Developer,
dengan tingkat kepadatan tinggi yaitu 80-90 bangunan dengan KDB 70-80 dan KLB 70-140 dan
80-120. Kondisi bangunan dan jaringan jalan tergolong baik, lebar jalan meliputi 6- 7 m dengan
diperkeras aspal. Sumber air bersih di kawasan perumahan tersebut adalah PDAM, sedangkan
drainasenya tergolong dalam jenis terbuka diperkeras oleh semen.
4. Dermo : Pinggiran Kota
Raya Darmo terletak di pinggiran kota dengan kepadatan bangunan sedang mencapai 50-60
bangunan. KLB yang terdapat di Raya Dermo terbagi menjadi dua yaitu 60-120 dan 80-120.
Dengan KDB 60-80. Kondisi jalan baik dengan perkerasan aspal dan lebar 6-7 m. Sumber
pasokan air bersih di Raya Darmo yaitu PDAM dan sumur, untuk sanitasi dan MCK kondisinya
sedang. Pengolahan sampah masih dengan sistem yang konvensional yaitu dibakar bahkan
tidak terdapat jaringan drainase.
5. Mrican : Sekitar PG. Mrican
Demo-Mrican terletak di sekitar PG. Mrican dan perdagangan dan jasa dengan kepadatan
tinggi yaitu meliputi 80-90 bangunan. KLB untuk bangunan yang terdapat di wilayah tersebut
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
meliputi 80-160 dan 90-135 sedangkan KDBnya meliputi 80-90. Kondisi bangunan, jalan dan
lingkungan cukup baik dengan lebar jalan 6-8 m sedangkan sumber air utamanya yaitu sumur
dan PDAM. Pengolahan sampahnya masih menggunakan sistem konvensional yaitu dibakar.
6. Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa
S.Bahrun terletak di sekitar perdagangan da jasa dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 80-
100 bangunan. KLB S.Bahrun meliputi 80-160 dan 90-135, sedangkan KDB S.Bahrun meliputi 80-
90. Kondisi bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya
yaitu permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang
mendominasi hampir 10% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di S.Bahrun mencapai
5-10 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan
sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan
menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup trotoar dan terbuka
semen.
7. Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas
Gatot Subroto terletak di Kelurahan Mrican-Ngampel dimana permukiman tersebut terletak di
bantaran sungai brantas dengan kelas jalan kolekto dan dekat dengan pusat perdagangan jasa.
Kepadatan bangunan tergolong tinggi yaitu 80-100 bangunan, KLB Gatot Subroto meliputi 70-
140 dan 90-180 sedangkan KDBnya meliputi 70-90. Kondisi bangunan terdiri dari bangunan
permanen dan semi permanen dengan kondisi baik dan sedang. Pada kawasan tersebut
terdapat kawasan kumuh dengan prosentase 15% dari keseluruhan wilayah permukiman. Luas
jalan meliputi 4-10 m dengankondisi baik, sedangkan untuk sumber air bersih meliputi PDAM
an sumur. Pada kawasan tersebut juga sudah terdapat gerobak-gerobak sampah untuk
mengangkut sampah ke TPS terdekat.
8. Ngampel – Gayam : Pinggir Kota dan Perbatasan
Ngampel Raya terletak di Kelurahan Ngampel-Gayam, dimana kawasan tersebut termasuk
dalam kategori permukiman di pinggiran kota atau perbatasan. Kepadatan bangunannya
mencapai 60-90 rumah. Untuk kondisi perkerasan dan rumah tergolong dalam kondisi baik
yaitu permanene dan semi permanen. Terdapat wilayah permukiman kumuh yang mencapai
10% dari seluruh wilayah dengan lebar jalan 4-8m, sedangkan sumber air bersih berasal dari
PDAM dan sumur. Untuk MCK umum keadaannya cukup buruk dan untuk drainase belum
merata karena masih terdapat wilayah yang tidak memiliki jaringan drainase.
9. Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota
Permukiman bunga terletak di Ngempel-Bujel, pada permukiman tersebut masih terdapat
permukiman kumuh dan mencapi 10% dari keseluruhan wilayah. Sumber air bersih yang
terdapat di wilayah tersebut didapat dari sumur dan PDAM, selain itu juga sudah banyak warga
yang memiliki MCK pribadi dengan kondisi baik. Untuk pengelolaan sampahnya warga
setempat masih cenderung membakar sendiri sampahnya pada area di dekat rumah.
Kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dimana KDB nya mencapai 60-80 dan
KLBnya mencapai 60-120 dan 80-120.
10. Mojoroto : Jalan kolektor dan perdagangan jasa
Permukiman penduduk KH. Ahmad Dahlan terletak pada jala kolektor di area perdagangan dan
jasa. Kepadatan bangunannya cukup tinggi dengan kepadatan 70-90 bangunan mencapai 70-
90 bangunan dimana KDB nya mencapai 70-90 dan KLBnya mencapai 70-140 dan 90-180.
Kondisi bangunan dan jalan cenderung baik dengan kondisi permanen dan luas jalan mencapai
5-10m. Sumber air bersih yang terdapat di wilayah tersebut didapat dari sumur dan PDAM,
selain itu juga sudah banyak warga yang memiliki MCK pribadi dengan kondisi baik. Untuk
pengelolaan sampahnya warga setempat masih tidak melakukan pemilahan hanya membuang
sampahnya untuk diambil petugas.
11. Mojoroto : Pinggiran sungai
Permukiman yang terletak di Barat Sungai Brantas terdapat pada kelurahan Mojoroto dimana
Sungai Brantas dengan kepadatan bangunan tinggi yaitu 80-90 bangunan. KLB Sungai Brantas
meliputi 70 – 140 dan 90 - 180, sedangkan KDB Sungai Brantas meliputi 70-90. Kondisi
bangunan tergolong baik dan ada pula yang sedang dimana jenis bangunannya yaitu
permanen dan semi permanen. Terdapat kawasan permukiman kumuh yang mendominasi
hampir 20% wilayah pemukiman. Lebar jalan yang terdapat di Barat Sungai Brantas mencapai 3-
6 m dengan perkerasan aspal. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan Sumur. Pengolahan
sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan
menggunakan gerobak. Untuk sistem drainasenya berupa tertutup semen.
12. Mojoroto : Jalan kolektor
Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor dimana kepadatan bangunannya
mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105 dan 90-125.
Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.
Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya
yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan
gerobak.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
13. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Kawasan permukiman tersebut terletak di jalan kolektor di pinggir sungai dimana kepadatan
bangunannya mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-105
dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi
yang baik. Lebar jalannya meliputi 6-10m. Sumber air bersihnya berupa PDAM. Pengolahan
sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan
menggunakan gerobak.
14. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Botolengket utara terletak di Kelurahan Bujel-Sukorame dimana wilayah tersebut terletak di
pinggiran kota kepadatan bangunannya mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80
sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah
tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-12m. Sumber air
bersihnya berupa PDAM. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang mengambil
sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
15. Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Mastrip terletak di Bujel-Sukorame yaitu dipinggir sungai kecil dimana wilayah tersebut
memiliki kepadatan bangunan sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 60-80
sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah
tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 8-15m. Sumber air
bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu berupa petugas yang
mengambil sampah dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak.
16. Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata
Permukiman Selomangleng terletak di Pojok-Mojoroto dimana peruntukan kawasan
disekitarnya sebagai kawasan pendidikan dan pariwisata. Kepadatan bangunan sedang
mencapai 60-80 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-180.
Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.
Lebar jalannya meliputi 8-14m.
Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Pengolahan sampahnya yaitu dengan
membakar sampah.
17. Mojoroto : Perkotaan
Kawi terletak di Kawasan perkotaan yaitu di Kelurahan Mojoroto. Kepadatan bangunan
sedang mencapai 70-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan
90-180. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi
yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.
Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing
untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan.
18. Mojoroto : Sekitar perdagangan jasa
Veteran terletak di Kelurahan Mojoroto yaitu kawasan perdagangan dan jasa. Kepadatan
bangunan tinggi mencapai 80-90 bangunan dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-
140 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam
kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan
sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-
masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan.
19. Lirboyo : Sekitar pondok pesantren
KH. Abdul Karim merupakan salah satu kawasan permukiman yang letaknya di Lirboyo di
sekitar daerah Pondok Pesantren. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 60-90 bangunan dan
KDBnya 60-90 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat
di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar jalannya meliputi 5m.
Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya
membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas
kebersihan. Sedangkan untuk MCK sebagian besar telah menggunakan MCK pribadi.
20. Lirboyo : Sekitar pondok pesantren
Dr. Saharjo terletak di kelurahan Campur rejo-Pojok. Kepadatan bangunan tinggi mencapai 70-
90 bangunan dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-160. Kondisi
bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar
jalannya meliputi 10-14m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan
sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya
diolah oleh petugas kebersihan. Sedangkan untuk MCK sebagian besar telah menggunakan
MCK pribadi.
21. Campurejo – Lirboyo : Sekitar perdagangan jasa dan terminal
Kawasan permukiman Semeru terletak di kawasan perdagangan dan jasa dengan kepadatan
70-90 bangunan. KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-135. Kondisi
bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar
jalannya meliputi 10-15m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.
Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing
untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
22. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
Taman Sari terletak di pinggiran kota dan dekat dengan terminal, kepadatan bangunannya
tegolong sedang yaitu antara 60-80 dengan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140
dan 90-135. Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi
yang baik. Lebar jalannya meliputi 2-6 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur.
Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing
untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau di bakar.
23. Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
Kawasan permukiman Raung terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan kepadatan
sedang 70-90 dan KDBnya 60-80 sedangkan KLBnya meliputi 60-120 dan 80-120. Kondisi
bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik. Lebar
jalannya meliputi 3-8 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan
sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya
diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.
24. Bandar Kidul : Sentra industry tenun
Kawasan permukiman KH. Agus Salim terletak di pinggir kota dan perbatasan dengan
kepadatan tinggi 80-100 dan KDBnya 70-90 sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180.
Kondisi bangunan yang terdapat di wilayah tersebut permanen dan dalam kondisi yang baik.
Lebar jalannya meliputi 3-10 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk
pengolahan sampah masyarakat hanya membuang di tempat sampah masing-masing untuk
selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau dibiang ke TPS.
25. Bandar Lor – Lirboyo : Jalan Kolektor
Kawasan Penanggungan terletak di Bandarlor-Lirboyo yaitu pada jalan kolektor dengan
kepadatan bangunan sedang yaitu antara 70-90 dan untuk KDB yaitu 60-180, sedangkan
KLBnya meliputi 60-120 dan 80-160. Kondis bangunan dalam keadaan baik dan permanen
sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 4-10 m. Sumber air
bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat hanya membuang
di tempat sampah masing-masing untuk selanjutnya diolah oleh petugas kebersihan atau
dibiang ke TPS.
26. Bandar Lor – Bandar Kidul : Pendidikan, perdagangan jasa dan bantaran sungai
Kawasan permukiman KH. Wachid Hasyim terletak pada kawasan pendidikan, perdagangan
dan jasa serta bantaran sungai Brantas dimana kepadatan bangunannya sangat tinggi yaitu 80-
100 bangunan, untuk KDB yaitu 70-90, sedangkan KLBnya meliputi 70-140 dan 90-180. Kondisi
bangunan dalam keadaan baik dan permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi
baik. Lebar jalannya meliputi 10-14 m. Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk
pengolahan sampah masyarakat setempat sangat kurang kesadaran akan kebersihan
lingkungan karena apabila tidak dibakar maka sampah hanta dibuang ke sungai.
27. Mojoroto : Perkantoran dan bantaran sungai
Kawasan permukiman Jagung Suprapto terletak di kawasan perkantoran dan bantaran sungai
brantas dengan kepadatan sangat tinggi yaitu 80-100 bangunan untuk KDB yaitu 70-90,
sedangkan KLBnya meliputi 80-160 dan 90-160. Kondisi bangunan dalam keadaan baik dan
permanen sedangkan jaringan jalan juga dalam kondisi baik. Lebar jalannya meliputi 10-14 m.
Sumber air bersihnya berupa PDAM dan sumur. Untuk pengolahan sampah masyarakat
setempat sangat kurang kesadaran akan kebersihan lingkungan karena apabila tidak dibakar
maka sampah hanta dibuang ke sungai. Untuk jaringan drainase kawasan permukiman
tersebut menggunakan drainase tertutup.
28. Bandar Kidul – Banjar Mlati : Sentra industry tenun
KH. Hasyim Ashari terdapat di Kelurahan BandarKidul-Banjarmlati, dimana kawasan tersebut
merupakan kawasan pinggir kota dan dekat dengan bantaran Sungai Brantas. Kepadatannya
tergolong rendah yaitu antara 50-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk
KLB yaitu antara 60-120 dan 80-120. Kondisi bangunan baik dan permanen. Luas jaringan jalan
pada kawasan tersebut antara 3-8 m dengan aspal halus. Sumber air yang digunakan warga
adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya
dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja.
29. Manisrenggo – Ngronggo : Rel KA dan bantaran sungai
Kawasan Sersan Sumarhaji merupakan kawasan yang terletak di sepanjang rel kereta api dan
bantaran sungai. Kepadatannya tergolong rendah yaitu antara 50-60 bangunan. KDB
bangunan yaitu antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan
baik dan permanen. Luas jaringan jalan pada kawasan tersebut antara 10-12 m dengan aspal
halus. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan
sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat
hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas.
30. Ngronggo : Rel KA, jalan kolektor
Perintis Kemerdekaan terletak di sepanjang rel kereta api di jalan kolektor, Kepadatannya
tergolong sedang yaitu antara 60-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk
KLB yaitu antara 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah
PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan
oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk
diambil petugas atau dibakar sendiri.
31. Ngronggo – Rejomulyo : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Kawasan permukiman terletak di kawasan perdagangan dan jasa yaitu pada jalan kolektor.
Kepadatannya tergolong sedang yaitu antara 60-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-
90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu
pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga
adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya
dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat
sampah untuk diambil petugas atau dibakar sendiri.
32. Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan
Kawasan permukiman Sunan Ampel terletak di kawasan pendidikan dengan kepadatan sedang
yaitu antara 70-90. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140 dan
90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal
dan lebarnya 10-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk
sistem pengolahan sampah masih terpusat dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan
saja, masyarakat hanya membuang sampah di tempat sampah untuk diambil petugas atau
dibakar sendiri.
33. Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota
SMAN 6 terletak di Kelurahan Rejomulyo yaitu pada kawasan pendidikan di pinggiran kota,
Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu antara 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu
antara 60-90 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan
permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang
digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah masih terpusat
dan hanya dilaksanakan oleh petugas kebersihan saja, masyarakat hanya membuang sampah
di tempat sampah untuk diambil petugas.
34. Blabak – Ngronggo : Sekitar perdagangan jasa, pinggiran kota
Kapten Tendean merupakan kawasan pinggiran kota dimana kegiatan di permukiman tersebut
didominasi oleh perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunannya tergolong rendah yaitu
antara 70-90 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu antara 70-140
dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang
diaspal dan lebarnya 8-13 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur.
Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana
sampah hanya dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
35. Betet : Pinggiran kota
Betet Bawang merupakan kawasan pinggir kota dimana kepadatannta cukup rendah yaitu 60-
80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120 dan 80-160.
Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan
lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem
pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya
ditimbun dan dibakar.
36. Betet – Blabak : Sentra industry kemoceng
Betet Pagut merupakan kawasan perumahan pinggiran kota dengan kepadatan rendah yaitu
meliputi 60-80 bangunan. KDB bangunan yaitu antara 60-80 dan untuk KLB yaitu antara 60-120
dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang
diaspal dan lebarnya 3-6 m.
Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan
sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana sampah hanya ditimbun dan
dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
37. Bawang – Ngletih : Pinggiran kota
Ngletih terletak pinggiran kota yaitu kelurahan Bawang Ngletih. Kepadatan bangunan pada
kawasan tersebut yaitu antara 50-60. KDB bangunan yaitu antara 70-90 dan untuk KLB yaitu
antara 70-140 dan 90-135. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi
jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan
Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang
dimana sampah hanya ditimbun dan dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah
jaringan tertutup.
38. Bawang – Ngletih : Pinggiran kota
Durian terletak di kawasan pinggiran kota dengan kepadatan bangunan yang tergolong
rendah yaitu meliputi 60-80 bangunan. KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-135.
Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan
lebarnya 6-8 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM dan Sumur.
Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang dimana
sampah hanya dibakar. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
39. Tinalan : Perumahan developer
Akasia merupakan perumahan permata jingga dimana pada kawasan permukiman tersebut
kepadatan bangunan yang tergolong rendah yaitu meliputi 50-60 bangunan. KDBnya yaitu 60-
80 dan KLBnya 60-120 dan 80-160. Kondisi bangunan baik dan permanen begitu pula dengan
kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 3-6 m. Sumber air yang digunakan warga adalah PDAM
dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat masih sangat kurang
dimana sampah hanya dibuang. Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan
terbuka.
40. Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren
Akasia terletak di Kecamatan pesantren dimana kawasan tersebut terletak di sekitar PG.
Pesantren. Kepadatan bangunan yang tergolong tinggi yaitu meliputi 60-80 bangunan.
KDBnya yaitu 70-90 dan KLBnya 70-140 dan 90-180. Kondisi bangunan baik dan permanen
begitu pula dengan kondisi jalan yang diaspal dan lebarnya 4-6 m. Sumber air yang digunakan
warga adalah PDAM dan Sumur. Untuk sistem pengolahan sampah, kesadaran masyarakat
masih sangat kurang dimana sampah hanya dibuang di dekat rumah tanpa diolah terlebih
dahulu.Untuk jaringan drainase yang digunakan adalah jaringan terbuka.
41. Ngronggo : Perumahan developer
Permukiman Kapten tendean ini terletak di kelurahan Ngronggo yang juga terletak di kawasan
perumahan permata biru.
42. Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
Permukiman yang terletak di jalan D.I. Panjaitan merupakan permukiman yang terletak di 3
kelurahan yakni kelurahan Banaran, Tosaren, dan kelurahan Tinalan. Permukiman ini terletak di
jalan sepanjang jalan kolektor yang memiliki kepadatan bangunan sedang-tinggi yakni sekitar
70-90 rumah. Jenis rumah di permukiman ini yakni rumah jenis permanen. Kondisi jalan dan
dan lingkungannya tergolong baik dan tidak terdapat permukiman kumuh disekitarnya. Di
permukiman ini, jenis perkerasannya yakni aspal halus. Untuk pemenuhan air bersih,
masyarakatnya menggunakan air PDAM dan air sumur. Untuk pengolahan sampahnya di
timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak
sampah. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan
drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
43. Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
Permukiman Letjend Suparman ini terletak di dua kelurahan yakni tosaren, dan kelurahan
Tinalan. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus dan
paving yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk
sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut
bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak
terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk
jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi
yang baik.
44. Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Permukiman Letjend Sutoyo ini terletak di tiga kelurahan yakni Bangsal, Burengan,
Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus
yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan
jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar
60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta
memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman
kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai
sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase
menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
45. Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Permukiman Letjend Sutoyo ini terletak di tiga kelurahan yakni Bangsal, Burengan,
Singonegaran. Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang mamiliki perkerasan aspal halus
yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan
dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni
sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta
memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman
kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai
sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk jaringan drainase
menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
46. Kampung Dalem – Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Kili Slici ini terletak di dua kelurahan yakni Kampung dalem, dan Singonegaran.
Permukiman ini terletak di jalan yang mamiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah.
Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di
kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase terbuak-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
47. Tosaren – Kaliombo : jalan kolektor, sepanjang Rel KA
Permukiman Letjend Hariyono ini terletak di dua kelurahan yakni Tosaren dan Kaliombo.
Permukiman ini terletak di jalan kolektor sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan
aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah
perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
tinggi yakni sekitar 60-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak
sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi
yang baik.
48. Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Permukiman HOS. Cokroaminoto ini terletak di kelurahan Singonegaran. Permukiman ini
terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.
Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di kantong plastik yang
kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase
tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
49. Burengan – Banjaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Permukiman Letjend Suprapto ini terletak di kelurahan Burengan dan banjaran. Permukiman
ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.
Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di ermukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di buang di tempat sampah
depan rumah, kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
50. Ngadirejo : Perbatasan, militer, wisata, pendidikan
Permukiman A. Yani ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang
memiliki perkerasan tanah dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman
ini juga terdapat di daerah perbatasan militer dan wisata pendidikan. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, tidak ada bak sampah,
tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan
drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
51. Ngadirejo : Jalan kolektor, kawasan militer
Permukiman Imam Bonjol ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan
kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini juga terdapat di daerah kawasan militer. Kepadatan bangunan pada
permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi
rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya Dibakar, di tempatkan pada
kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem
drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
52. Banjaran – Ngadirejo : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Halim perdana kususma ini terletak di kelurahan Ngadirejo dan banjaran.
Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar perdagngan dan jasa. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang
disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan
memiliki kondisi yang baik.
53. Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor
Permukiman Adi Sucipto ini terletak di kelurahan Ngadirejo, dandangan dan banjaran.
Permukiman ini terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang
memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sampahnya dibuang disepan tempat sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase
terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
54. Dandangan : Sepanjang rel KA, perkantoran
Permukiman Hasanuddin ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan
sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di daerah perkantoran. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong
plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik
55. Dandangan : Sepanjang rel KA, sekitar PR. Gudang Garam
Permukiman Singosari ini terletak di kelurahan Dandangan. Permukiman ini terletak di jalan
sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik.
Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar PR. Gudang Garam. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong
plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase terbuka-tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
56. Setono Gedong – Kemasan : Sepanjang rel KA, jalan kolektor, perdagangan jasa
Permukiman Hayam Wuruk ini terletak di kelurahan Setono gedong dan kemasan. Permukiman
ini terletak di jalan sepanjang rel kereta api yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki
kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa.
Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80
rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki
kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di
buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
57. Setono Gedong – Kemasan : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Doho ini terletak di kelurahan Setono gedong dan kemasan. Permukiman ini
terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong
plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
58. Setonopande : Sekitar perdagangan jasa
Permukiman Pattimura ini terletak di kelurahan Setonopande. Permukiman ini terletak di jalan
yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini
juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada permukiman
tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di
permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat
menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan
jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di bakar, di buang di kantong plastik yang
kemudian diangkut dengan gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase
tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
59. Pakelan – Setonogedong : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Permukiman Yos Sudarso ini terletak di kelurahan Setonogedong dan pakelan. Permukiman ini
terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta bantaran sungai
brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni
sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen
serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman
kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai
sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya di
buang di depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan
memiliki kondisi yang baik.
60. Ringinanom – Kampungdalem : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Permukiman P Sudirman ini terletak di kelurahan ringinanom dan kampung dalem.
Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta
bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sampahnya di buang di tempat sampah umum dan TPS. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
61. Setonopande – Kampungdalem : Sepanjang rel KA
Permukiman Sam Ratulangi ini terletak di kelurahan Sentonopande dan kampung dalem.
Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta
sepanjang rel kereta api. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-
tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sampahnya Dibakar, diangkut gerobak sampah. Jaringan drainase menggunakan sistem
drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
62. Ngronggo – Kaliombo : Bantaran sungai brantas, jalan arteri, sekitar perdagangan jasa
Permukiman Urip Sumoharjo ini terletak di kelurahan Ngronggo dan Kaliombo. Permukiman ini
terletak di jalan arteri yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain
itu, permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perdagangan dan jasa serta Bantaran
sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi
yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sampahnya dibuang di tempat sampah depan rumah dan di sungai. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
63. Pocanan : Perkantoran, bantaran sungai brantas
Permukiman Brawijaya ini terletak di kelurahan Pocanan. Permukiman ini terletak di jalan yang
memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini juga
terdapat di sekitar daerah perkantoran dan bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah
depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki
kondisi yang baik.
64. Pocanan – Balowerti : Perkantoran
Permukiman Diponegoro ini terletak di kelurahan Pocanan dan Balowerti. Permukiman ini
terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini juga terdapat di sekitar daerah perkantoran. Kepadatan bangunan pada
permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi
rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah
depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki
kondisi yang baik.
65. Balowerti : Permukiman sekitar PR. Gudanng Garam
Permukiman Medang Kamulan ini terletak di kelurahan Balowerti. Permukiman ini terletak di
jalan yang memiliki perkerasan paving dan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada
permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi
rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah
depan rumah, ditempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah.
Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang
baik.
66. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Permukiman Balowerti ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan
yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini
juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas
kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan
yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air
bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibuang di tempat sampah
depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan
memiliki kondisi yang baik.
67. Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Permukiman Mayjend Sungkono ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di
jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman
ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar
dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka=tertutup semen dan
memiliki kondisi yang baik.
68. Semampir : Permukiman sekitar PR. Gudang Garam
Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi
baik. Selain itu, permukiman ini juga terdapat dibantaran sungai brantas dan sekitar PR
Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi
yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat
permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat
permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan
sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan
sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka-
tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
69. Betet – Jamsaren : Sekitar PG. Pesantren
Permukiman Myor Bismo ini terletak di kelurahan Semampir. Permukiman ini terletak di jalan
yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini
juga terdapat di sekitar PR Gudang Garam. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut
termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman
tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini
tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan
air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.
Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan ditimbun. Jaringan drainase menggunakan sistem
drainase terbuka=tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
70. Bawang : Pinggiran kota
Permukiman Akasia ini terletak di kelurahan Betet dan Jasmaren. Permukiman ini terletak di
jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini juga terdapat di sekitar PG. Pesantren. Kepadatan bangunan pada
permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi
rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan
dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki
kondisi yang baik.
71. Singonegaran : Perumahan developer
Permukiman ngletih ini terletak di kelurahan bawang Permukiman ini terletak di jalan yang
memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman
ini juga terletak di pinggiran kota. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk
sedang-tinggi yakni sekitar 50-70 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut
bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak
terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk
pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
72. Blabak : Perumahan developer
Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di
jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu,
permukiman ini perumahan permata hijau. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut
termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman
tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini
tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan
air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.
Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
73. Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa, jalan kolektor
Permukiman Kapten Tendean yang sebagian terletak di kelurahan Blabak ini terletak di
kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus
dan kasar yang memiliki kondisi baik. Selain itu, permukiman ini perumahan permata wisata.
Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80
rumah. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki
kondisi lingkungan yang baik. Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk
pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem
sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar
dan dibiang di lahan dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup
semen dan memiliki kondisi yang baik.
74. Ngadirejo : Permukiman kumuh
Permukiman Kapten Tendean ini terletak di kelurahan Singonegara Permukiman ini terletak di
jalan kolektor yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik.
Selain itu, permukiman ini berada disekitar perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan pada
permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Mayoritas kondisi
rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang baik.
Pada permukiman ini tidak terdapat permukiman kumuh. Untuk pemenuhan air bersih,
masyarakat menggunakan air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman
menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibiang di lahan
dekat rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase semen terbuka dan memiliki
kondisi yang baik.
75. Ngadirejo : Permukiman kumuh
Permukiman singosari ini, merupakan permukiman kumuh yang terletak disekitar jalan
singosari yakni di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki
perkerasan aspal halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman
tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Permukiman tersebut memiliki
kondisi llingkungan yang kurang baik dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk
pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase semen terbuka dan memiliki kondisi yang baik.
76. Jagalan : Permukiman kumuh
Permukiman Ngadisimo ini terletak di kelurahan Ngadirejo. Permukiman ngadisimo merupakan
jenis permukiman kumuh. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal
kasar halus yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut
termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 60-80 rumah. Kondisi lingkungan kurang baik
sehubungan dengan jenisnya yakni permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya
dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup
semen dan memiliki kondisi yang baik.
77. Kampungdalem : Permukiman kumuh
Permukiman di jalan adi sucipto ini, merupakan permukiman kumuh yang terletak kelurahan
Ngadirejo. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus yang memiliki
kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
sekitar 50-60 rumah. Permukiman tersebut memiliki kondisi llingkungan yang kurang baik
dikarenakan merupakan permukiman kumuh. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan
dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase terbuka semen dan
memiliki kondisi yang baik.
78. Kampungdalem : Permukiman kumuh
Permukiman di jalan sriwijaya merupakan permukiman kumuh yang terletak di kelurahan
Jagalan. Permukiman kumuh ini juga terletak disekitar rel kereta api. Kepadatan bangunan
pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 40-50 rumah. Perkerasan
jalan disekitar permukiman kumuh ini yakni aspal kasar dengan kondisi yang baik. Kondisi
lingkungan di permukiman ini kurang baik serta pengolahan sampahnya dengan cara dibakar
dan dibuang didepan rumah.
Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang
baik.
79. Bandar Kidul : Pemukiman kumuh
Permukiman di jalan brigjen katamso yang terletak di kelurahan kampung dalem, sebagian
tergolong dalam permukiman kumuh. Salah satu penyebab timbulnya permukiman kumuh
terseut dikarenakan jalan Brigjen Katamso juga dilalui oleh jalur kereta api. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.
Perkerasan jalan yakni aspal halus dengan kondisi baik. Jaringan drainase menggunakan sistem
drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik.
Permukiman di jalan Panglima sudirman yang terletak di kelurahan Kampung dalem, sebagian
tergolong dalam kategori permukiman kumuh. Perkerasan jalan yakni aspal halus. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah.
Untuk pengolahan sampahnya dibakar, dibuang depan rumah dan diangkut. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase tertutup semen dan memiliki kondisi yang baik, namu terdapat
beberapa titik yang memiliki kondisi buruk.
80. Bandar Kidul : Permukiman kumuh
Permukiman yang terdapat di jalan bandar ngalim termasuk kedalam permukiman kumuh.
Jalan bandar ngalim terletak di kelurahan Bnadar kidul. Perkerasan jalan tersebut yakni aspal
halus dengan kondisi yang baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk
sedang-tinggi yakni sekitar 70-90 rumah. Untuk pengolahan sampahnya dibakar, dibuang
depan rumah dan diangkut. Jaringan drainase menggunakan sistem drainase tertutup semen
dan memiliki kondisi yang baik.
81. Pojok : Pinggiran kota
Permukiman yang terletak di Kelurahan Pojok merupakan permukiman yang terletak di
pinggiran kota. Permukiman ini terletak di jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar
yang memiliki kondisi baik. Kepadatan bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-
sedang. Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki
kondisi lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan
air PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi.
Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase
menggunakan sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
82. Semampir : Permukiman kumuh
Permukiman sempadan sungai brantas ini terletak di kelurahan semampir Permukiman ini
terletak di jalan kolektor yang memiliki perkerasan tanah dan aspal kasar yang memiliki kondisi
buruk dan terletak di bantaran sungai brantas. Kepadatan bangunan pada permukiman
tersebut termasuk sedang-tinggi yakni sekitar 40-50 rumah. Mayoritas kondisi rumah di
permukiman tersebut bersifat semi permanen serta memiliki kondisi lingkungan yang buruk.
Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air sumur. Sebagai sistem sanitasi,
permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk pengolahan sampahnya dibakar dan
dibuang ditepi sungai.
83. Pakelan : Sentra industri tahu
Permukiman sentra industri tahu ini terletak di kelurahan Pakelan. Permukiman ini terletak di
jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 60-80 rumah.
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk
pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
84. Jagalan : Sentra industri tahu
Permukiman sentra industri tahu ini terletak di kelurahan Jagalan. Permukiman ini terletak di
jalan yang memiliki perkerasan aspal halus dan kasar yang memiliki kondisi baik. Kepadatan
bangunan pada permukiman tersebut termasuk rendah-sedang yakni sekitar 60-80 rumah.
Mayoritas kondisi rumah di permukiman tersebut bersifat permanen serta memiliki kondisi
lingkungan yang sedang-baik. Untuk pemenuhan air bersih, masyarakat menggunakan air
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
PDAM dan sumur. Sebagai sistem sanitasi, permukiman menggunakan jamban pribadi. Untuk
pengolahan sampahnya dibakar dan dibuang depan rumah. Jaringan drainase menggunakan
sistem drainase terbuka semen dan memiliki kondisi yang baik.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
1 Dermo :
Perbatasan
Pemukiman sekitar PG. Mrican
Sedang 50 – 60
KDB 70 – 80 KLB 70 - 80
Baik
Permanen Baik
Baik - Sedang
10%
L = 8 m Aspal Baik
PDAM dan Sumur
Dibakar
Jamban RT Kondisi sedang
Terbuka Semen
2 Merbabu I - VIII
Pinggiran Kota
Sedang 50 - 60
KDB 60 – 80 KLB 60 -120, 80 - 120
Sedang Baik
Semi Permanen –
Permanen Sedang - Baik
Baik - Sedang
25%
L = 6 m Aspal Baik
PADAM dan Sumur
Dibakar
Jamban RT Kondisi sedang
Terbuka
Semen
3 Dermo : Perumahan Developer
Perumahan Developer
Tinggi 80 - 90
KDB 70 – 80 KLB 70 -140, 80 - 120
Baik
Permanen Baik
Baik
-
L = 6 – 7 m Aspal Kasar Baik
PDAM
Tempat Sampah
Bagus
Terbuka
Semen
4 Dermo : Pinggiran Kota
Pinggiran Kota
Sedang 50-60
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Baik - Sedang
Permanen
Baik - Sedang
Baik - Sedang
-
L = 6 – 7 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan Sumur
Dibuang dan Dibakar
Sedang
Tidak ada drainase
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
5 Mrican : Sekitar PG.
Mrican
Sekitar PG. Mrican dan Perdagangan Jasa
Tinggi 80 -90
KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135
Baik - Sedang
Permanen Baik - Sedang
Baik
-
L = 6 – 8 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan
Sumur
Dibakar,
Dibuang ke Tempat Sampah
Baik
Terbuka dan Tertutup Semen
6 Mrican : Sekitar Perdagangan Jasa
Sekitar Perdagangan Jasa
Tinggi 80-100
KDB 80-90 KLB 80 – 160, 90 - 135
Baik – Sedang
Permanen – Semi Permanen Baik - Buruk
Baik - Buruk
10 %
L = 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan Sumur
buang ke tempat sampah dan diangkut
gerobak sampah
Baik - sedang
Tertutup trotoar dan terbuka Semen
7 Mrican – Ngampel : Bantaran Sungai Brantas
Bantaran sungai brantas, jalan kolektor, perdagangan jasa
Tinggi 80-100
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Baik - sedang
Permanen –
semi permanen Baik - sedang
Baik
15 %
L: 10 – 4 m Aspal Halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah
Jamban RT Baik - sedang
Terbuka dan tertutup, disalurkan ke sungai. Semen
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
8 Ngampel – Gayam :
Pinggir kota dan perbatasan
Pemukiman
pinggir kota dan perbatasan
Tinggi – sedang – rendah 60 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Baik - Sedang
Permanen – semi permanen Baik - sedang
Baik - sedang
10 %
Lebar 8 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik - sedang
PDAM, Sumur
Dibakar, ditimbun
Jamban pribadi MCK umum Baik - buruk
Terbuka Semen
Ada beberapa ruas jalan yang tidak memiliki drainase
9 Ngampel – Bujel : Pinggiran Kota
Pinggiran Kota
Sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Baik - sedang
Permanen Baik - sedang
Baik
10%
L: 7 – 4 m Aspal halus dan kasar, paving Baik
PDAM dan sumur
di timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan gerobak sampah
Jamban pribadi
Baik
Terbuka dan tertutup Permanen dengan semen Tanah
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
10 Mojoroto : Jalan kolektor
dan perdagangan jasa
Jalan kolektor, perdagangan jasa
Tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Baik
Permanen Baik
Baik
-
L: 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM, Sumur
Dibuang di tempat
sampah depan rumah
Jamban pribadi
Baik
Tertutup dan terbuka Semen
11 Mojoroto : Pinggiran sungai
Pinggiran sungai
Tinggi 80-90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Baik - sedang
Permanen, semi permanen Baik
Baik - buruk
20%
L: 6 – 3 m,
Aspal kasar, semen Kondisi Baik
PDAM, Sumur
Dibuang ke Tempat Sampah,
dibakar di lahan dekat sungai, di buang di sungai kecil
Jamban pribadi
Baik - sedang
Terbuka dan tertutup Semen, Baik - sedang
12 Mojoroto : jalan kolektor
Jalan kolektor
Tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 105, 90 - 125
Baik
-
PDAM
Di buang di tempat sampah depan
Jamban pribadi Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 6 m Aspal halus dan kasar kondisi baik
rumah
Terbuka
Dindingnya semen
13 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Jalan kolektor, pinggir sungai kecil
Sedang - Tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik - sedang
Baik
-
L: 10 – 6 m, aspal halus dan kasar Kondisi Baik
PDAM dan sumur
Dibakar, dimasukkan dalam kantong plastik kemudian di angkut gerobak sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup dan terbuka Semen Kondisi baik
14 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Pinggiran kota
Sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Permanen
Permanen Baik - sedang
Baik
L: 8 – 2 m Aspal halus dan kasar Semen Baik
PDAM dan sumur
Dibakar di lahan dekat sungai, di
buang di sungai kecil
Jambang pribadi Baik - sedang
Terbuka Kondisi baik
15 Bujel – Sukorame : Pinggir sungai kecil
Pinggir Sungai Kecil
Sedang - Tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik - sedang
Baik
L: 8 - 4 m
PDAM sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi baik
Tertutup dan terbuka
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
Aspal halus dan kasar
Baik
Semen Kondisi baik
16 Pojok – Mojoroto : Sekitar pendidikan dan pariwisata
Sekitar pendidikan dan Pariwisata
Rendah – sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Permanen
Permanen Baik - sedang
Sedang
L: 8 – 4 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Dibuang dan Dibakar
Jamban pribadi Baik - sedang
Terbuka Semen sedang
17 Mojoroto : Perkotaan
Perkotaan
Sedang 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 4 m Aspal halus Kondisi baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban
pribadi Baik
Terbuka dan tertutup Semen Baik
18 Mojoroto : Sekitar perdagangan jasa
Perdagangan dan jasa
Tinggi 80 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah dan di TPS sementara
Jamban pribadi Sedang - sedang
Terbuka dan tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
19 Lirboyo : Sekitar pondok pesantren
Sekitar Pondok
pesantren
Sedang – tinggi
60 - 90
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Sedang - baik
Baik
L: 5 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah dan dibakar
Jamban pribadi
Sedang - baik
Terbuka
Semen Baik
20 Lirboyo : Sekitar pondok pesantren
Jalan kolektor
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 4 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah , dibakar, dimasukkan dalam kantong plastik kemudian di angkut gerobak sampah
Jamban pribadi Sedang - baik
Terbuka dan tertutup Semen dan tanah Sedang - baik
21 Campurejo – Lirboyo : Sekitar perdagangan jasa dan terminal
Perdagangan dan jasa
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,
90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 5 m Aspal halus dan kasar Bak
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah , dibakar
Jamban pribadi Sedang - baik
Tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
22 Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
Pinggiran kota
dan dekat terminal
Rendah –
sedang 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 6 m
Aspal halus dan paving Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah dan dibakar
Jamban pribadi
Sedang - baik
Terbuka Semen Baik
23 Tamanan : Pinggiran kota dan dekat teminal
Pinggiran kota dan perbatasan
Sedang 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Permanen
Permanen Sedang - baik
Sedang - baik
L: 3 – 8 m Aspal halus dan kasar Paving Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah dan di TPS sementara
Jamban pribadi Sedang - baik
Tertutup dan terbuka Semen baik
24 Bandar Kidul : Sentra industry tenun
Jalan kolektor, perdagangan dan jasa
Sedang – tinggi 80 - 100
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,
90 - 180
Permanen
Permanen sedang - baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Di buang di
tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
25 Bandar Lor – Lirboyo : Jalan Kolektor
Jalan kolektor
Sedang 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Sedang - baik
‘ Baik
L: 4 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Jamban pribadi Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah
Tertutup dan
terbuka Semen Baik
26 Bandar Lor – Bandar Kidul : Pendidikan, perdagangan jasa dan bantaran sungai
Pendidikan, perdagangan dan jasa, bantaran sungai Brantas
Sedang – tinggi 80 - 100
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
27 Mojoroto : Perkantoran dan bantaran sungai
Perkantoran, Bantaran sungai brantas
Sedang – tinggi 80 - 100
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 4 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
dibakar di lahan dekat sungai, di buang di sungai kecil
Jamban pribadi baik
Tertutup Semen Baik
28 Bandar Kidul – Banjar Mlati : Sentra industry tenun
Pinggiran kota, Bantaran sungai Brantas
Rendah – sedang 50 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 120
Permanen
Permanen Baik
Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat
Jamban pribadi Sedang - baik
Tertutup dan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
L: 3 – 8 m Aspal halus dan
kasar Baik
rumah terbuka Semen
Baik
29 Manisrenggo – Ngronggo : Rel KA dan bantaran sungai
Sepanjang rel kereta api, bantaran sungai
Sedang 50 - 60
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
L: 10 – 2 m Aspal halus dan kasar Paving Baik
PDAM dan sumur
Tidak ada bak
sampah, dibakar dan ditimbun
Jamban pribadi Baik
Terbuka Semen Baik
30 Ngronggo : Rel KA, jalan kolektor
Sepanjang rel kereta api, jalan kolektor
Sedang 60 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 3 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
buang ke tempat sampah dan diangkut gerobak sampah, dibakar
Jamban pribadi Baik
Terbuka Semen Baik
31 Ngronggo – Rejomulyo : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Perdagangan dan jasa. Jalan kolektor
Sedang 60 - 90
KDB 60 – 90 KLB 60 120, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 10 – 3 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Dibuang dan dibakar.
Jamban pribadi Baik
Terbuka Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
32 Ngronggo – Rejomulyo : Pendidikan
Pendidikan
Sedang – tinggi
70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 - 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 6 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Dibuang dan
dibakar
Jamban
pribadi
Terbuka dan
tertutup Semen Baik
33 Rejomulyo : Pendidikan, pinggiran kota
Pendidikan, Pinggiran kota
Rendah- sedang 60 - 80
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
L: 3 – 6 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
TPS sementara, dibakar
Jamban pribadi Baik
Terbuka Tanah, semen sedang
34 Blabak – Ngronggo : Sekitar perdagangan jasa, pinggiran kota
Perdagangan dan jasa, Pinggiran kota
Sedang 70 - 90
KDB 70 - 90
KLB 70 – 140, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 8 – 3 m Aspal halus dan kasar dengan kondisi Baik
PDAM dan sumur
Dibuang di kali, dibakar
Jamban pribadi Baik
Terbuka dan tertutup Semen Baik
35 Betet : Pinggiran kota
Pinggiran kota
Rendah 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 6 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Ditimbun, dibakar
Jamban pribadi Baik
Terbuka Semen, tanah Sedang - baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
36 Betet – Blabak : Sentra industry kemoceng
pinggiran kota
Rendah 60 – 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Sedang - baik
Sedang - baik
L: 3 – 6 m
Aspal halu s, kasar Paving Baik
PDAM dan sumur
Ditimbun dan
dibakar
Jamban
pribadi Sedang - baik
Terbuka Semen Baik
37 Bawang – Ngletih : Pinggiran kota
Pinggiran kota
Rendah 50 - 60
KDB 60 – 90 KLB60 – 120, 90 - 180
Permanen
Permanen Sedang - baik
Baik
L: 3 – 6 m Aspal halu s, kasar
PDAM dan sumur
Ditimbun dan dibakar
Jamban pribadi Sedang - baik
Terbuka – tertutup Semen, tanah Sedang - baik
38 Bawang – Ngletih : Pinggiran kota
Pinggiran kota
Rendah – sedang 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 6 – 8 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Dibakar
Jamban pribadi Sedang - baik
Terbuka Semen, tanah Sedang - baik
39 Tinalan : Perumahan developer
perumahan Permata Jingga
Rendah – sedang 50 - 60
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3- 6 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat
sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah
Jamban pribadi Sedang - baik
Terbuka Semen sedang
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
40 Pesantren – Jamsaren : Pemukiman sekitar PG. Pesantren
Permukiman
sekitar PG. Pesantren
Sedang – tinggi
60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
L: 4 – 6 m
Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah
Jamban
pribadi Sedang - baik
Terbuka
Semen, tanah Sedang - baik
41 Ngronggo : Perumahan developer
Perumahan Permata Biru
42 Banaran – Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
Jalan kolektor
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
di timbun, dibakar dan di buang di kantong plastik yang kemudian diangkut dengan
gerobak sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
43 Tosaren – Tinalan : Jalan kolektor
Jalan kolektor
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 10 m Aspal halus, paving Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat
sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Terbuka – tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
44 Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Jalan Kolektor, perdagangan dan jasa
Sedang - Tinggi
60 - 80
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 8 m
Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban
pribadi Baik
Terbuka –
tertutup Semen Baik
45 Bangsal – Burengan – Singonegaran : Jalan kolektor, sekitar perdagangan jasa
Jalan Kolektor, perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 8 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Terbuka – tertutup Semen Baik
46 Kampung Dalem – Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa
Perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140,
90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 8 m Aspal halus
Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Terbuka – tertutup Semen Baik
47 Tosaren – Kaliombo : jalan kolektor, sepanjang Rel KA
Jalan Kolektor, sepanjang rel kereta api
Sedang – tinggi 60 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, dibuang pada lahan dekat rumah,
dibakar
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
L: 3 – 10 m Aspal halus Baik
48 Singonegaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Perdagangan dan jasa, jalan kolektor
Tinggi 60 – 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
49 Burengan – Banjaran : Perdagangan jasa, jalan kolektor
Perdagangan dan jasa, jalan kolektor
Tinggi 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 -120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 8 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
50 Ngadirejo : Perbatasan, militer, wisata, pendidikan
Perbatasan, militer, wisata, pendidikan
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Baik
Baik
L: 3 – 12 m Tanah, aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Dibakar, tidak ada bak sampah, tetapi di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
51 Ngadirejo : Jalan kolektor, kawasan militer
Jalan kolektor,
kawasan militer
Sedang – tinggi
60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 – 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 8 m Paving, aspal
halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan
rumah, dibakar
Jamban
pribadi Baik
Terbuka dan
tertutup Semen Baik
52 Banjaran – Ngadirejo : Sekitar perdagangan jasa
Sekitar perdagangan dan jasa
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 5 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di
tempat sampah depan rumah,
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen
Baik
53 Ngadirejo – Banjaran – Dandangan : Jalan kolektor
Jalan kolektor
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 – 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 6 m Aspal halus, paving Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah,
Jamban pribadi Baik
Tertutup dan terbuka Semen Baik
54 Dandangan : Sepanjang rel KA, perkantoran
Sepanjang rel kereta api, perkantoran
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L:3 – 10 m Aspal halus, paving Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
55 Dandangan : Sepanjang rel KA, sekitar PR. Gudang Garam
Sepanjang rel kereta api,
sekitar PR. Gudang Garam
Sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4- 8 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban
pribadi Baik
Tertutup dan terbuka
Semen Baik
56 Setono Gedong – Kemasan : Sepanjang rel KA, jalan kolektor, perdagangan jasa
Sepanjang rel kereta api, jalan kolektor, perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
57 Setono Gedong – Kemasan : Sekitar perdagangan jasa
Perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160,
90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
58 Setonopande : Sekitar perdagangan jasa
Perdagangan dan jasa
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, di tempatkan pada kantong plastik kemudian diangkut gerobak sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
Baik
59 Pakelan – Setonogedong : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Perdangan dan
jasa, bantaran sungai brantas
Tinggi 60 - 80
KDB 60 – 90 KLB 60 – 120, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 8 m Aspal halus
Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban
pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
60 Ringinanom – Kampungdalem : Sekitar perdagangan jasa, bantaran sungai brantas
Perdagangan dan jasa, bantaran sungai brantas
Tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah umu dan TPS
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
61 Setonopande – Kampungdalem : Sepanjang rel KA
Perdagangan dan jasa,
sepanjang rel kereta api
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 6 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Dibakar, diangkut
gerobak sampah
Jamban pribadi
Baik Tertutup Semen
Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
62 Ngronggo – Kaliombo : Bantaran sungai brantas, jalan arteri, sekitar perdagangan jasa
Bantaran sungai Brantas, jalan arteri, perdagangan dan jasa
Sedang – tinggi
60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 – 180
Permanen
Permanen Baik
Sedang - baik
L: 3 - 12 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, di sungai
Jamban
pribadi Baik
Tertutup
Semen Baik
63 Pocanan : Perkantoran, bantaran sungai brantas
Perkantoran, bantaran sungai Brantas
Tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 - 10 m Aspal halus Baik
PDAM
Di buang di tempat sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
64 Pocanan – Balowerti : Perkantoran
Perkantoran
Tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120,
80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 12 m Aspal halus
Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
65 Balowerti : Permukiman sekitar PR. Gudanng Garam
Permukiman
sekitar PR Gudang Garam
Sedang – tinggi
60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 2 – 6 m Aspal halus, pavling
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, di tempatkan pada kantong plastik kemudian
Jamban
pribadi Baik
Terbuka
Semen Baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
Baik diangkut gerobak
sampah
66 Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Bantaran sungai Brantas, Permukiman sekitar PR Gudang Garam
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 6 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat
sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Terbuka dan tertutup Semen Baik
67 Semampir : Bantaran sungai brantas, permukiman sekiter PR. Gudang Garam
Bantaran sungai Brantas, Permukiman sekitar PR Gudang Garam
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen
Baik
Baik
L: 6 – 8 Aspal Halus Baik
PDAM dan sumur
Dibakar, ditimbun
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
68 Semampir : Permukiman sekitar PR. Gudang Garam
Permukiman sekitar PR Gudang Garam
Sedang – tinggi 70 - 90
KDB 70 - 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 3 – 10 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Tertutup Semen Baik
69 Betet – Jamsaren : Sekitar PG. Pesantren
Sekitar PG. Pesantren
Rendah – sedang 60 - 80
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 - 160
Permanen
Permanen Baik
Sedang - Baik
L: 3- 6 m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Dibakar, dibuang lahan dekat rumah.
Jamban pribadi Sedang - baik
Terbuka Semen sedang
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
70 Bawang : Pinggiran kota
Pinggiran kota
Rendah -
sedang 50 - 70
KDB 60 – 80 KLB 60 – 120, 80 – 160.
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 6 m Aspal kasar dan halus Baik
PDAM dan sumur
Dibuang lahan
dekat rumah, Dibakar
Jamban
pribadi Baik
Terbuka
Semen Baik
71 Singonegaran : Perumahan developer
Perumahan Permata hijau
Sedang – tinggi 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen baik
Baik
L: 4 – 8 m Aspal halus Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah
Jamban pribadi Baik
Terbuka Semen Baik
72 Blabak : Perumahan developer
Perumahan Permata Wisata
73 Singonegaran : Sekitar perdagangan jasa, jalan kolektor
Perdagangan dan jasa, kolektor
Sedang 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 180
Permanen
Permanen Baik
Baik
L: 4 – 10m Aspal halus dan kasar Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, dibakar
Jamban pribadi Baik
Terbuka Semen Baik
74 Ngadirejo : Permukiman kumuh
Permukiman kumuh
75 Ngadirejo : Permukiman kumuh
Permukiman kumuh
76 Jagalan : Permukiman kumuh
Permukiman kumuh, Sekitar rel
Kereta api
77 Kampungdalem :
Permukiman kumuh
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
No Lokasi/Nama Permukiman
Jenis Permukiman
Kepadatan Bangunan
KDB KLB
Dominasi Kondisi
Kondisi Bangunan
Kondisi Lingkungan
Jumlah Permukiman
Kumuh
Jenis perkerasan
Air Bersih Persampahan
& TPS Sanitasi/ MCK
Umum Drainase
Permukiman kumuh
78 Kampungdalem : Permukiman kumuh
Permukiman kumuh
Dibakar, dibuang dipinngir sungai
79 Bandar Kidul : Pemukiman kumuh
Permukiman kumuh
80 Bandar Kidul : Pemukiman kumuh
Permukiman kumuh
81 Pojok : Pinggiran kota
Pinggiran kota
82 Semampir : Permukiman kumuh
Bantaran Sungai Brantas
Sedang – tinggi 40 - 50
KDB 80 – 90 KLB 80 – 160, 90 – 135
Semi permanen
Buruk
Buruk
L: 3 – 4 m Aspal kasar, tanah Buruk - sedang
Sumur
Dibuang di tepi sungai,
dibakar
Jamban pribadi Sedang
Tidak ada
83 Pakelan : Sentra industri tahu
84 Jagalan : Sentra industri tahu
Pinggiran kota
Rendah – sedang 60 - 80
KDB 70 – 90 KLB 70 – 140, 90 - 135
Permanen
Permanen sedang
Sedang - baik
L: 3 – 6 m Aspal halus danm kasar
Baik
PDAM dan sumur
Di buang di tempat sampah depan rumah, dibakar
Jamban pribadi Sedang - baik
terbuka Semen
Buruk - baik
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
3.2 Tipologi Kawasan
Berdasarkan sebaran permukiman cluster besar Kota Kediri maka tipologi permukiman terbagi
menjadi 15 dimana pada masing-masing tipologi berisi cluster-cluster kecil yang sesuai dengan tipologi
permukiman tersebut.
1. Permukiman sekitar industri
Berdasarkan cluster yang terdapat di sekitar indutri besar maka wilayah tersebut digolongkan
menjadi permukiman di sekitar industri besar, yaitu meliputi cluster 1, 5, 65, 68, 40, 55, 67 dan 69
2. Pinggiran Kota
Cluster yang terletak di pinggiran kota maka akan terklasifikasi dalam tipologi pinggiran kota, di
Kota Kediri cluster tersebut meliputi cluster 3, 8, 9, 22, 23, 70, 35, 36, 37, 38, 80, 82, 22, 81 dan 51.
3. Perumahan Developer
Cluster yang masuk ke dalam tipologi Perumahan Developer adalah cluster yang termasuk di
dalam sebuah permukiman yang diselenggarakan oleh Developer. Cluster-cluster yang termasuk
di tipologi tersebut di Kota Kediri yaitu 2, 39, 41, 71 dan 72.
4. Sekitar perdagangan dan jasa
Cluster yang masuk ke dalam tipologi Sekitar perdagangan dan jasa adalah cluster permukiman
yang termasuk di dalam sebuah kawasan dengankegiatan utamanya dalam sektor pergadangan
dan jasa . Cluster-cluster yang termasuk di tipologi tersebut di Kota Kediri yaitu 6, 18, 21, 46, 52, 57,
58, 10, 24, 31, 44, 45, 48, 49, 73, 34, 56, 62, 54 dan 59.
5. Bantaran Sungai Brantas
Di bantaran Sungai Brantas banyak terdapat permukiman-permukiman penduduk, permukiman-
permukiman tersebut diklasifikasikan ke dalam cluster-cluster yang termasuk dalam tipologi
Bantaran Sungai Brantas, di Kota Kediri cluster tersebut meliputi 7, 28, 29, 60 dan 66.
6. Pinggiran Sungai Kecil
Selain Sungai Brantas yang dapat dikatakan sungai besar maka terdapat pula sungai-sungai kecil
dimana kawasan pinggirannya berfungsi sebagai tempat permukiman penduduk. Permukiman
tersebut termasuk dalam cluster Pinggiran sungai kecil yaitu meliputi 11,14 dan 15.
7. Jalan Kolektor
Sebaran permukiman dengan cluster jalan kolektor yaitu permukiman yang terdapat di sekitar
jalan kolektor, meliputi 12, 13, 17, 20, 24, 25, 53, 30, 47, 42 dan 43.
8. Pariwisata
Di Kota Kediri terdapat sebaran permukiman yang berada pada kawasan pariwisata yaitu cluster
16.
9. Sekitar Pondok pesantren
Terdapat sebaran kawasan permukiman yang terletak di sekitar pondok pesantren, yaitu pada
cluster 19.
10. Pendidikan
Pada kawasan-kawasan pedidikan selain berfungsi sebagai kawasan pendidikan terdapat pula
sebaran permukiman penduduk, hal inilah yang menyebabkan tibulnya tipologi pendidikan yang
meliputi cluster 26,23 dan 33.
11. Kawasan Militer
Selain berfungsi sebagai kawasan khusus, maka di dalam kawasan militer terdapat pula
permukiman yaitu pada cluster 50 dimana kawasan permukiman tersebut juga secara khusus
diperuntukan untuk anggota militer.
12. Sepanjang rel kereta api
Selain pada kawasan-kawasan di atas, sepanjang rel kereta api juga sering terlihat permukiman-
permukiman liar yang melanggar peraturan, kawasan permukiman tersebut di kediri termasuk
daam cluster 61 yang merupakan tipologi sepanjang rel kereta api.
13. Perkantoran
Meskipun terbatas, namun pada beberapa tempat penggunaan kawasan kantor diizinkan dengan
ketentuan-ketentuan tertentu agar tidak mengganggu fungsi perkantoran. Di Kota Kediri area
permukiman di kawasan perkantoran meliputi cluster 64,27 dan 63.
14. Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh merupakan salah satu permasalahan perkotaan dalam hal penataan
permukiman, yang termasuk dalam cluster permukiman kumuh yaitu 74, 75, 76, 77, 78, 79 dan 82.
15. Sentra Industri Kecil
Sentra industri kecil dapat dikaitkan dengan home industry, dimana pada rumah-rumah penduduk
masyarkat memproduksi hasil industrinya, sehigga hal ini tidak lepas pula dari fungsi permukiman.
Di Kota Kediri cluster yang termasuk dalam sebaran permukiman dengan tipologi sentra industri
kecil meliputi 24, 28, 83, 84 dan 36.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Peta 3.1 Cluster Besar Permukiman Kota Kediri
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
3.3 Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
Kawasan permukiman perkotaan prioritas di Kota Kediri dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan,
yaitu pendekatan permasalahan dan pendekatan arahan kebijakan, dengan rincian dan kerangka
pemikiran sebagai berikut:
3.3.1 Pendekatan Persoalan
Pendekatan ini dilakukan dengan melihat karakteristik kawasan permukiman perkotaan
berdasarkan persoalan yang dihadapi. Adapun kriteria, indikator, dan parameter yang digunakan
untuk menilai/ memetakan kondisi eksisting kawasan permukiman di dalam kawasan perkotaan di
Kota Kediri setidaknya dapat dilihat dari elemen-elemen pembentuk permukiman, yang meliputi: (1)
kondisi fisik lingkungan (nature), (2) manusia (man), (3) masyarakat (society), (4) layanan (shell), dan
(5) jaringan infrastruktur (network)1. Dalam konteks penentuan kawasan permukiman prioritas, kelima
elemen ini dipahami sebagai berikut:
kondisi fisik lingkungan (nature) adalah kondisi lingkungan yang memberikan dasar dimana
permukiman berkembang atau dibangun yang meliputi kondisi geologi, topografi, kondisi tanah,
ketersediaan air, dan sejenisnya;
manusia (man) adalah kebutuhan tiap individu terhadap permukiman yang pada akhirnya
membentuk preferensi tiap individu akan permukiman, yang meliputi kebutuhan biologis (ruang,
udara, suhu, dan sebagainya), kebutuhan emosional (keamanan, keindahan, dan sebagainya), nilai
moral yang dianut, dan sebagainya;
masyarakat (society) adalah kondisi masyarakat di dalam kawasan, yang meliputi tingkat
kepadatan penduduk, pola budaya yang berkembang, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat
kesejahteraan masyarakat, dan sebagainya;
layanan (shell) adalah layanan jasa dimana manusia tinggal yang membangun fungsi kawasan,
seperti kondisi rumah (tingkat kepadatan bangunan, kondisi fisik bangunan, dan sebagainya), jasa
sosial (rumah sakit, sekolah, dan sebagainya), pasar, pusat perbelanjaan, fasilitas rekreasi, dan
sebagainya; dan
jaringan infrastruktur (networks) adalah infrastruktur baik yang sifatnya buatan maupun alami
yang memberikan fasilitasi terhadap fungsi permukiman itu sendiri, yang setidaknya meliputi
1 Doxiadis, Constatinos A. 1968. Ekistics: An Introduction to The Science of Human Settlements. London: Hutchinson
of London.
infrastruktur bidang cipta karya, yaitu
jalan lingkungan, air minum,
sanitasi/limbah, persampahan,
drainase, serta penataan bangunan
dan lingkungan.
Dari kelima elemen tersebut,
elemen kondisi fisik lingkungan (nature)
dan manusia (man) dapat tidak
dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan
elemen kondisi fisik lingkungan ini
diasumsikan sudah dipertimbangkan di dalam pemilihan lokasi kawasan permukiman, sedangkan
elemen manusia sifatnya terlalu individu – orang per orang. Mengacu pada pemahaman ini, maka
kriteria dan indikator yang digunakan berdasarkan pertimbangan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG
TERSEDIA PARAMETER
KONDISI FISIK LINGKUNGAN (NATURE)
Kebencanaan kerawanan kawasan terhadap bencana alam
keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan
- ada = 1 tidak ada = 0
status lahan di kawasan permukiman
keberadaan status lahan asset negara di kawasan permukiman
- berada di asset negara = 1 tidak berada di asset negara = 0
MANUSIA (MAN)
Preferensi arahan pengembangan
sebaran lokasi yang dikuasai oleh pengembang
- lokasi tidak sesuai dengan arahan RTRW=0 lokasi sesuai dengan arahan RTRW=1
MASYARAKAT (SOCIETY)
Kondisi masyarakat
tingkat kepadatan penduduk
jumlah penduduk per luas kawasan
50 jiwa/ha**) atau tingkat kepadatan penduduk - tinggi ≥ 500 jiwa/ha -sedang 400 - 500 jiwa/ha -rendah < 400 jiwa/ha
-tingkat kepadatan penduduk tinggi = 5 -tingkat kepadatan sedang = 3 -tingkat kepadatan penduduk rendah = 1
tingkat kesejahteraan masyarakat
prosentase jumlah penduduk
- -prosentase penduduk miskin ≥ 50% (tinggi) = 5 -prosentase penduduk
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG
TERSEDIA PARAMETER
miskin per total penduduk
miskin25%- 50% (sedang) = 3 -prosentase penduduk miskin < 25% (rendah) = 1
karakteristik pola bermukim masyarakat
prosentase jumlah penduduk tetap dan tidak tetap
- -prosentase jumlah penduduk tetap dan tidak tetap ≥ 50% (tinggi) = 5 -jumlah penduduk tetap dan tidak tetap 25%- 50% (sedang) = 3 -jumlah penduduk tetap dan tidak tetap < 25% (rendah) = 1
LAYANAN (SHELL)
Kondisi lingkungan perumahan
tingkat kepadatan permukiman
jumlah bangunan perumahan per luas kawasan
-kepadatan bangunan ≥100 rumah/ha (padat) -kepadatan bangunan 60-100 rumah/ha (sedang) -kepadatan bangunan < 60 rumah/ha (rendah) ***)
-kepadatan bangunan padat = 5 - kepadatan bangunan sedang = 3 -kepadatan bangunan rendah = 1
kualitas rumah prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total rumah (jenis, kondisi material lantai, dinding, atap, ventilasi) / prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen terhadap keseluruhan jumlah rumah
-prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen ≥ 50% (tingggi) -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen 25%- 59% (sedang) -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen < 25% (rendah) ***)
-prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen tingggi = 5 -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non sedang = 3 -prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen rendah = 1
kualitas lingkungan permukiman
prosentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
-SPM luasan permukiman kumuh yang tertangani adalah 10%*)
-prosentase luas pemukiman kumuh ≥ 10% (tinggi) = 5 -prosentase luas pemukiman kumuh 5%- 10% (sedang) = 3 -prosentase luas pemukiman kumuh < 5%
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG
TERSEDIA PARAMETER
(rendah) = 1
Karakteristik ekonomi kawasan
kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan
jenis kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan permukiman
- kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah pendidikan = 3 kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah pariwisata dan industri = 2 kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah non-pendidikan, pariwisata, dan industri = 1
JARINGAN INFRASTRUKTUR (NETWORK)
Tingkat pelayanan jaringan infrastruktur permukiman perkotaan
tingkat pelayanan air minum
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum PDAM
tersedianya akses air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari sangat buruk 40% buruk 50% sedang 70% baik 80% sangat baik 100%*)
-prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum ≥ 80% (baik) = 1 -prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum 50%- 80% (sedang) = 3 -prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum < 50% (buruk) = 5
kualitas ketersedian air bersih
tingkat kualitas air bersih di tiap kawasan permukiman
Memenuhi kriteria baku mutu air sebagaimana yang terdapat dalam PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
tingkat kualitas air bersih termasuk di kelas I = 0 tingkat kualitas air bersih di bawah kelas I = 1
tingkat pelayanan air limbah/sanitasi
ketersediaan MCK di dalam kawasan
SPM tingkat pelayanan adalah 60%*)
-prosentase tingkat pelayanan ≥ 60% (baik) = 1
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG
TERSEDIA PARAMETER
-prosentase tingkat pelayanan 30%- 60% (sedang) = 3 -prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 5
daerah pelayanan IPAL
- belum dilayani oleh IPAL = 1 sudah dilayani oleh IPAL = 0
tingkat pelayanan jalan lingkungan
prosentase jalan yang yang rusak
SPM tingkat aksesibilitas 100%*)
-tingkat pelayanan =100% (baik) = 1 -kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 3 -kondisi jalan < 50% (buruk) = 5
prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan
prosentase alokasi luas untuk jaringan jalan sebesar 25% dari total luas kawasan *****)
-prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan = 25% (baik) = 1 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan 15%-25% (sedang) = 3 -prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan < 15% (buruk) = 5
Tingkat mobilitas
jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan
- -Tidak ada rute angkutan umum yang melalui kawasan = 1 - jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan 1- 2 = 3 -Jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan ≥ 3 = 5
tingkat pengelolaan persampahan
ketersediaan pelayanan TPS
SPM Pengangkutan Sampah 70%*)
daerah yang tidak terlayani = 1 daerah yang terlayani = 0
kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri
- -belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 1 -sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 0
prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang
SPM timbulan sampah yang berkurang ke TPA adalah 20%*)
-prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS ≥ 80% (buruk) = 1 - prosentase jumlah
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR YANG
TERSEDIA PARAMETER
terangkut ke TPS
timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS 60%- 80% (sedang) = 3 -prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS < 60% (baik) = 5
jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS
1 unit gerobak per 50 KK****)
-jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS sudah memenuhi standar = 0 -jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS belum memenuhi standar = 1
tingkat pelayanan drainase
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan
SPM tingkat genangan sebesar 50%*)
-prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan ≥ 50% (buruk) = 5 - prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50% (sedang) = 3 -prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan < 25% (baik) = 1
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan
SPM prosentase panjang drainase yang dikelola per total kebutuhan sebesar 50% *)
-prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan ≥ 50% (baik) = 1 - prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan 25%- 50% (sedang) = 3 -prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan < 25% (buruk) = 5
tingkat penyediaan RTH
prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan terhadap total luas permukiman
SPM penyediaan RTH publik sebesar 25%*)
prosentase RTH publik ≥ 25% (baik) = 1 - prosentase RTH publik 10%- 25% (sedang) = 3 -prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 5
Sumber: Dikembangkan dari Doxiadis, 1968
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Keterangan: *) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
**) BPS dalam NUDS 2000 ***) Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan ****) Diktat Prasarana Wilayah dan Kota, 2003 *****) Time Server Standard
3.3.2 Pendekatan Arahan Kebijakan
Pendekatan arahan kebijakan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apabila sudah
tereksplisit dalam kebijakan yang sifatnya legal, maka merupakan sesuatu yang harus
diimplementasikan. Selain itu, sebagai suatu bagian dari pembangunan Kota Kediri secara
keseluruhan, pembangunan kawasan permukiman tidak dapat dipisahkan dengan arahan kebijakan
yang berlaku di Kota Kediri secara keseluruhan, baik kebijakan perencanaan pembangunan maupun
kebijakan penataan ruang. Kebijakan pembangunan kawasan permukiman hendaknya mengakomodir
dan mensinkronkan kedua sistem perencanaan yang berkembang ini. Terkait dengan hal ini, maka
kebijakan yang seharusnya dipertimbangkan meliputi kebijakan perencanaan pembangunan dan
kebijakan penataan ruang. Dalam hal ini kebijakan perencanaan pembangunan diarahkan pada
kesesuaian dengan arahan lokasi pengembangan di dalam RPJPD dan RPJMD, sedangkan terkait
kebijakan penataan ruang diarahkan pada kesesuaian dengan arahan lokasi pengembangan dan
pembangunan di dalam RTRW. Secara rinci kriteria, sub-kriteria, dan indikator yang digunakan untuk
pertimbangan kesesuaian kebijakan dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 3.3 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pendekatan Arahan Kebijakan
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER
PERENCANAAN KOTA
Kesesuaian dengan arahan kebijakan internal
kesesuaian dengan arahan pola ruang
kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman
-prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) - prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) -prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) ***)
-prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) = 5 - prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) = 3 -prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) = 1
kesesuaian dengan arahan pengembangan kawasan
kesesuaian kawasan sebagai pengembangan
- ada = 3 tidak ada = 0
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER
strategis kawasan strategis
kesesuaian dengan tahapan pembangunan
kesesuaian kawasan sebagai arahan pengembangan lima tahun I
- sesuai = 3 tidak sesuai = 0
PERENCANAAN PROVINSI DAN NASIONAL
Kesesuaian dengan kebijakan eksternal
kesesuaian dengan arahan pengembangan kawasan strategis kebijakan eksternal (nasional dan provinsi)
kesesuaian kawasan dengan arahan pengembangan nasional dan/atau provinsi
- ada = 5 tidak ada = 0
Keterangan: *) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
**) BPS dalam NUDS 2000 ***) Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Daerah Penyangga Kota Metropolitan
Dasar dari penentuan indikasi kawasan prioritas diatas, dikaji lebih lanjut untuk menentukan
kriteria mana yang akan dipakai dalam penentuan indikasi kawasan prioritas sesuai dengan kondisi
kota. Selain itu disesuaikan pula parameter tiap kriteria sesuai dengan bobot masing-masing.
3.4 Kriteria Dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
3.4.1 Penentuan Kriteria dan Indikator
Kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan
kawasan permukiman yang menjadi obyek dan sasaran yang diprioritaskan penanganannya
berdasarkan penilaian keterdesakan/ urgenitas. Kawasan prioritas penanganan merefleksikan terdapat
permasalahan yang signifikan terhadap kondisi permukiman dan pengembangannya. Permasalahan
yang menyangkut kondisi fisik kawasan seperti: hunian yang tidak layak, infrastruktur permukiman
buruk, kepadatan penduduk besar. Permasalahan yang tercermin dari kondisi fisik merupakan kondisi
sebab-akibat dengan kondisi non-fisik, seperti: tingkat pendapatan RT (aspek ekonomi), kesejahteraan
sosial, budaya. Penetapan kawasan prioritas membutuhkan deskripsi permasalahan untuk
menentukan seberapa besar tingkat kepentingannya.
Kawasan prioritas diasumsikan sebagai kawasan recovery yang pengembangannya di masa
mendatang dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kota dengan mekanisme
pengendalian pembangunan yang tepat. Kawasan permukiman yang menjadi obyek observasi adalah
tipologi kawasan permukiman low class residential.
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Kesalahan dalam mengantisipasi pola penanganan dan pemberian prioritas pada kawasan
dengan kebutuhan khusus akan berdampak pada proses dan capaian tujuan pembangunan perkotaan
secara keseluruhan. Dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan permukiman prioritas tersebut
dapat berupa:
Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan yang memiliki
nilai ekonomis atau strategis. Dan apabila ditangani dapat meningkatkan nilai kawasan serta
memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian wilayah/kota.
Kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan
wilayah/kota yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria kawasan konservasi kultural, kawasan
sekitar industri, dan sejenisnya.
Kawasan yang berada di pinggiran kota dan berfungsi sebagai hinterland atau buffer/penyangga
bagi kota induknya.
Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu
diselesaikan segera agar program lain dapat terselenggara pada waktunya
Secara umum penentuan Kawasan Prioritas didahului oleh Perumusan proses oleh tim pokjanis
dalam kertas kerja. Selanjutnya pembahasan tersebut disistematikan dalam bentuk bagan proses
penentuan kawasan prioritas.
Gambar 3.1 Metode Penentuan Kawasan Prioritas pada SPPIP Kota Kediri
Sedangkan kriteria dan indikator yang digunakan dalam penyusunan SPPIP Kota Kediri sesuai
dengan dasar pertimbangan sebagaimana dibahas pada sub bab sebelumnya dapat dijelaskan pada
diagram berikut.
Gambar 3.2 Penentuan Kriteria dan Indikator Kawasan Prioritas
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Kriteria dan indikator diatas untuk kemudian dilakukan penyepakatan mengenai bobot untuk
masing-masing indikator dan kriteria.
3.4.2 Pembobotan
Kriteria diatas yang menjadi dasar dalam penentuan indikasi kawasan prioritas, direduksi
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Kota untuk kemudian diberikan bobot pada masing-masing
kriteria. Pembobotan dilakukan pada waktu Pra-FGD 2 dimana pada waktu FGD tersebut disepakati
mengenai bobot masing-masing kriteria. Hasil pembobotan dari Pra-FGD 2 ini antara lain dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Hasil Pembobotan Masing-masing Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER
KONDISI FISIK LINGKUNGAN (NATURE)
Kebencanaan
1. kerawanan kawasan terhadap bencana alam
6 keberadaan kondisi rawan bencana alam di dalam kawasan
ada = 6
tidak ada = 1
2. status lahan di kawasan permukiman
5 keberadaan status lahan asset negara di kawasanpermukiman
berada di asset negara = 5
tidak berada di asset negara = 1
MANUSIA (MAN)
Preferensi 3. arahan pengembangan
5 sebaran lokasi yang dikuasai oleh pengembang
lokasi tidak sesuai dengan arahan RTRW=5
lokasi sesuai dengan arahan RTRW=1
MASYARAKAT (SOCIETY)
Kondisi masyarakat
4. tingkat kepadatan penduduk
5 jumlah penduduk per luas kawasan
tingkat kepadatan penduduk ≥ 50 jiwa/ha (tinggi) = 5
tingkat kepadatan penduduk 25- 50 jiwa/ha (sedang) = 3
tingkat kepadatan penduduk < 25 jiwa/ha (rendah) = 1
5. tingkat kesejahteraan masyarakat
5 prosentase jumlah penduduk miskin per total penduduk
prosentase penduduk miskin ≥ 50% (tinggi) = 5
prosentase penduduk miskin 25%- 50% (sedang) = 3
prosentase penduduk miskin < 25% (rendah) = 1
LAYANAN (SHELL)
Kondisi lingkungan perumahan
6. tingkat kepadatan permukiman
5 jumlah bangunan perumahan per luas kawasan
kepadatan bangunan ≥100 rumah/ha (padat) = 5
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER
kepadatan bangunan 60- 100 rumah/ha (sedang) = 3
kepadatan bangunan < 60 rumah/ha (rendah) = 1
7. kualitas rumah 5 prosentase jumlah rumah tidak layak huni terhadap total rumah (jenis, kondisi material lantai, dinding, atap, ventilasi) / prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen terhadap keseluruhan jumlah rumah
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen ≥ 50% (tingggi) = 5
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen 25%- 50% (sedang) = 3
prosentase jumlah rumah semi permanen dan non-permanen < 25% (rendah) = 1
8. kualitas lingkungan permukiman
5 prosentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
prosentase luas pemukiman kumuh ≥ 10% (tinggi) = 5
prosentase luas pemukiman kumuh 5%- 10% (sedang) = 3
prosentase luas pemukiman kumuh < 5% (rendah) = 1
Karakteristik ekonomi kawasan
9. kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan
5 Jenis kegiatan ekonomi yang mempengaruhi kebutuhan permukiman
kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang adalah industri dan atau perdagangan jasa dan atau pariwisata = 5
kegiatan ekonomi sekitar yang berkembang selain industri, perdagangan jasa dan atau pariwisata = 1
JARINGAN INFRASTRUKTUR (NETWORK)
Tingkat pelayanan jaringan infrastruktur permukiman perkotaan
10. tingkat pelayanan air minum
5 prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum PDAM
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum ≥ 80% (baik) = 1
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum 50%- 80% (sedang) = 3
prosentase jumlah rumah tangga yang terlayani air minum< 50% (buruk) = 5
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER
11. kualitas ketersedian air bersih
5 Tingkat kualitas air bersih di tiap kawasan permukiman
tingkat kualitas air bersih termasuk di kelas I = 1
tingkat kualitas air bersih di bawah kelas I = 5
12. tingkat pelayanan air limbah/sanitasi
5 ketersediaan MCK di dalam kawasan
prosentase tingkat pelayanan ≥ 60% (baik) = 0
prosentase tingkat pelayanan 30%-60% (sedang) = 1
prosentase tingkat pelayanan < 30% (buruk) = 3
Daerah pelayanan IPAL
belum dilayani oleh IPAL = 2
sudah dilayani oleh IPAL = 1
13. tingkat pelayanan jalan lingkungan
5 prosentase jalan yang yang rusak
tingkat pelayanan =100% (baik) = 1
kondisi jalan 50%- 100% (sedang) = 2
kondisi jalan < 50% (buruk) = 3
Prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan
prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan=25% (baik) = 0
prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan 25%-15% (sedang) = 1
prosentase luas lahan untuk jaringan jalan per luas total kawasan<15% (buruk) = 2
14. Tingkat mobilitas
5 jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan
Tidak ada rute angkutan umum yang melalui kawasan= 1
jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan 1-2 = 3
Jumlah rute angkutan umum yang melalui kawasan ≥ 3 = 5
15. tingkat pengelolaan persampahan
6 Ketersediaan pelayanan TPS
daerah yang tidak terlayani = 1
daerah yang terlayani = 0
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER
kawasan yang sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri
belum melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 1
sudah melakukan pengurangan sampah secara mandiri = 0
Prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS
prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS ≥ 80% (buruk) = 3
prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS 60%-80% (sedang) = 2
prosentase jumlah timbulan sampah per kawasan yang terangkut ke TPS<60% (baik) = 1
Jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS
jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS sudah memenuhi standar = 0
jumlah sarana pengangkutan sampah dari kawasan ke TPS belum memenuhi standar = 1
16. tingkat pelayanan drainase
5 prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan ≥ 50% (buruk) = 3
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan 25%-50% (sedang) = 2
prosentase luas daerah genangan di dalam kawasan <25% (baik) = 1
Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan ≥ 50% (baik) = 0
prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan 25%-50% (sedang) = 1
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
ELEMEN KRITERIA SUB KRITERIA BOBOT INDIKATOR PARAMETER
Prosentase panjang jaringan drainase per total kebutuhan di kawasan<25% (buruk) = 2
17. tingkat penyediaan RTH
4 prosentase luas RTH permukiman di dalam kawasan terhadap total luas permukiman
prosentase RTH publik ≥ 25% (baik) = 1
prosentase RTH publik 10%- 25% (sedang) = 2
prosentase RTH publik < 10% (buruk) = 4
PERENCANAAN KOTA
Kesesuaian dengan arahan kebijakan internal
18. kesesuaian dengan arahan pola ruang
7 kesesuaian kawasan permukiman eksisting dengan arahan pola ruang untuk pengembangan kawasan permukiman
prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang ≥ 50% (buruk) = 7
prosentase luas permukiman yang tidak sesuai dengan arahan pola ruang 25%- 50% (sedang) = 4
prosentase luas permukiman yang tidan sesuai dengan arahan pola ruang < 25% (baik) = 1
19. kesesuaian dengan arahan pengembangan kawasan strategis
7 kesesuaian kawasan sebagai pengembangan kawasan strategis
ada = 7
tidak ada = 0
TOTAL 100
Sumber: Pra FGD 2 dan Hasil Analisis, 2012
Setelah ditentukan bobot masing-masing kriteria dan sub kriteria maka dilakukan pembobotan
untuk masing-masing cluster kawasan yang sudah ditentukan sebelumnya. Cluster kawasan yang
dihitung antara lain:
Tabel 3.5 Lokasi Kawasan dan Nomor cluster untuk masing-masing tipologi
NO CLUSTER
TIPOLOGI NO CLUSTER KECIL KELURAHAN
1 Permukiman sekitar industri besar
1, 5, 65, 68, 40, 55, 67, 69
Dermo, Pocanan, Balowerti, Semampir, Pesantren, Jamsaren, Mrican, Dandangan, Semampir
2 Pinggiran kota 3, 8, 9, 22, 23, 70, 35, 36, 37, 38, 80,
82, 22, 81, 51
Dermo , Betet, BLabak, Bawang, Ngletih, Pojok, Tamanan, Ngampel – Gayam, Bujel, Lirboyo – Banjar mlati – Banjar Kidul, Tamanan, Ngadirejo
NO CLUSTER
TIPOLOGI NO CLUSTER KECIL KELURAHAN
3 Perumahan Developer 2, 39, 41, 71, 72 Dermo, Tinalan, Ngronggo, Singonegaran, Blabak
4 Sekitar perdagangan dan jasa 6, 18, 21, 46, 52, 57, 58, 10, 24, 31, 44, 45, 48, 49, 73, 34,
56, 62, 54, 59
Mrican, Mojoroto, Kampung dalem, Singonegaran, Banjaran, Ngadirejo, Kemasan, Setonopande, Bandar kidul, Ngronggo, Rejomulyo, Bangsal, Burengan, Tilangan, Banjaran, Campur rejo – Lirboyo, Blabak,Pakelan, Setono Gedong, Kemasan, Kaliombo, Dandangan
5 Bantaran sungai Brantas 7, 28, 29, 60, 66 Mrican – Ngampel, BandarKidul – Banjarmlati, Ringinanom, Kampungdalem, Semampir, Manisrenggo, Ngronggo
6 Pinggiran sungai kecil 11,14, 15 Mojoroto, Bujel - Sukorame
7 Jalan kolektor 12, 13, 17, 20, 24, 25, 53, 30, 47, 42, 43
Mojoroto, Bandar lor – Lirboyo, Banaran, Tosaren, Tinalan, Ngadirejo, Banjaran, Dandangan, Bujel – Sukorame, Ngronggo, Tosaren, Kaliombo, Campur rejo – Pojok, Bandar kidul
8 Pariwisata 16 Pojok - Mojoroto
9 Sekitar Pondok pesantren 19 Lirboyo
10 Pendidikan 26, 32, 33 Ngronggo, Rejomulyo, Ngadirejo, Bandar lor – Bandar kidul
11 kawasan militer 50 Ngadirejo
12 Sepanjang rel kereta api 61 Setonopande, Kampungdalem
13 Perkantoran 64, 27, 63 Pocanan, Balowerti, Mojoroto, Pocanan
14 Permukiman kumuh 74, 75, 76, 77, 78, 79, 82
Ngadirejo, Jagalan, Kampungdalem, Bandar kidul, Semampir
15 Sentra Industri kecil 24, 28, 83, 84, 36 Pakalan, Jagalan, Bandar kidul, BandarKidul - Banjarmlati
Hasil perhitungan dari masing-masing cluster tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Tabel 3.6 Hasil Pembobotan Dari Masing-masing Cluster Kawasan dan Kriteria dan Sub Kriteria
Keterangan:
1. Permukiman sekitar industri besar
2. Pinggiran kota
3. Perumahan Developer
4. Sekitar perdagangan dan jasa
5. Bantaran sungai Brantas
6. Pinggiran sungai kecil
7. Jalan kolektor
8. Pariwisata
9. Sekitar Pondok pesantren
10. Pendidikan
11. kawasan militer
12. Sepanjang rel kereta api
13. Perkantoran
14. Permukiman kumuh
15. Sentra Industri kecil
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kerawanan kawasan terhadap bencana alam 6 1 1 1 1 6 6 1 6 1 1 1 6 1 1 1
2 Status lahan di kawasan permukiman 5 5 5 5 5 1 5 1 1 1 1 1 5 1 5 1
3 Arahan pengembangan 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5
4 Tingkat kepadatan penduduk 5 5 1 1 5 5 1 1 1 1 5 1 5 1 5 5
5 Tingkat kesejahteraan masyarakat 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5
6 Tingkat kepadatan permukiman 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5
7 Kualitas rumah 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5
8 Kualitas lingkungan permukiman 5 5 1 1 3 5 3 1 1 1 5 1 5 1 5 5
9 Kegiatan ekonomi yang berkembang di sekitar kawasan 5 5 1 1 5 5 1 1 5 1 5 1 5 5 5 5
10 Tingkat pelayanan air minum 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5
11 Kualitas ketersedian air bersih 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5
12 Tingkat pelayanan air limbah/sanitasi 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5
13 Tingkat pelayanan jalan lingkungan 5 3 3 1 1 3 3 1 3 3 2 1 5 1 5 5
14 Tingkat Mobilitas 5 3 3 1 3 3 3 1 2 3 1 1 3 1 3 3
15 Tingkat Pengelolaan Persampahan 6 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5
16 Tingkat Pelayanan Drainase 5 3 5 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 5 5
17 Tingkat Penyediaan RTH 4 5 3 3 3 5 3 3 1 1 3 1 5 3 5 5
18 Kesesuaian dengan Pola Ruang 7 4 1 1 4 7 4 1 1 1 1 1 7 1 7 4
19 Kesesuaian dengan Kawasan Strategis 7 7 1 1 7 1 1 1 7 1 1 7 1 1 1 7
100 78 49 29 66 76 59 25 51 37 60 25 78 29 87 86
III X XII VI V VIII XIV IX XI VII XV IV XIII I II
TOTAL
RANKING
NO SUB KRITERIA BOBOTNO. CLUSTER
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat ditarik kawasan permukiman yang akan menjadi
indikasi kawasan prioritas. Indikasi kawasan prioritas dari hasil perhitungan dan rekomendasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.7 Rekomendasi Hasil Penilaian dan Rekomendasi Indikasi Kawasan Prioritas
NO LOKASI JUML RANK KETERANGAN REKOMENDASI
1. PERMUKIMAN KUMUH 87 I - -
2. SENTRA INDUSTRI KECIL 86 II - -
3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR 78 III - -
4. SEPANJANG REL KERETA API 78 IV - -
5. BANTARAN SUNGAI BRANTAS 76 V
OVERLAP DENGAN
KAWASAN KUMUH
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
6. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA 66 VI - -
7. PENDIDIKAN 60 VII - -
8. PINGGIRAN SUNGAI KECIL 59 VIII
MEMERLUKAN WAKTU DAN
KESIAPAN PEMKOT DALAM
PENATAAN
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
9. PARIWISATA 51 IX BANGUNAN
MASIH JARANG
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
10. PINGGIRAN KOTA 49 X BANGUNAN
MASIH JARANG
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
11. SEKITAR PONDOK PESANTREN 37 XI STATUS LAHAN MILIK PRIBADI
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
12. PERUMAHAN DEVELOPER 29 XII STATUS TANAH
MILIK PENGEMBANG
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
13. PERKANTORAN 29 XIII STATUS LAHAN MILIK PRIBADI
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
14. JALAN KOLEKTOR 25 XIV STATUS LAHAN MILIK PRIBADI
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
15. KAWASAN MILITER 25 XV STATUS LAHAN MILIK MILITER
TIDAK MENJADI INDIKASI KAWASAN PRIORITAS
Sumber: Hasil Analisa dan FGD
Dari hasil perhitungan tersebut maka didapatkan indikasi kawasan prioritas di Kota Kediri yang
akan dihitung untuk menjadi Kawasan Prioritas penanganan antara lain:
1. PERMUKIMAN KUMUH
2. SENTRA INDUSTRI KECIL
3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR
4. SEPANJANG REL KERETA API
5. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA
6. PENDIDIKAN
3.5 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
Proses penilaian dalam menentukan Kawasan Prioritas Permukiman Kota Kediri bertujuan
untuk memperoleh kawasan yang benar-benar memerlukan penanganan secepatnya dan memiliki
permasalahan yang sangat urgen apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan
menimbulkan masalah-masalah baru baik dikawasan tersebut maupun kawasan disekitarnya.
Proses penilaian dan penentuan kriteria serta indikator berdasarkan kebutukan yang ada di
Kota Kediri. Proses penilaian pertama dilakukan dengan mellihat potensi dan permasalahan yang ada,
kemudian disesuaikan kembali berdasarkan kebijakan tata ruang. Penilaian-penilaian ini sudah
berdasarkan indikator dan parameter yang ada diatas. Penilaian-penilaian indikator tersebut diberikan
bobot kemudian diakumulasikan sehingga kawasan dengan jumlah akumulasi tertinggi merupakan
kawasan prioritas pertama.
Pada tahap ini, indikasi kawasan permukiman prioritas yang terpilih melalui proses penentuan
kawasan pada tahap I dilakukan proses perangkingan untuk menentukan urutan prioritas (prioritasasi)
penanganan. Urutan prioritas dalam konteks ini dipahami sebagai urutan untuk ditangani terlebih
dahulu dibandingkan yang lain karena tingkat urgenitas dan tingkat pengaruhnya yang tinggi terhadap
perwujudan pembangunan kawasan permukiman perkotaan secara keseluruhan. Terkait dengan hal
ini, suatu kawasan dapat diprioritaskan terlebih dahulu untuk ditangani apabila:
adanya jaminan keberlanjutan penanganan;
adanya dukungan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia;
belum adanya program-program penanganan bidang cipta karya yang pernah masuk;
adanya dominasi permasalahan terkait dengan bidang cipta karya; dan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
memiliki multiplier effect dalam penanganan permasalahan dan menstimulasi pembangunan dan
pengembangan wilayah secara keseluruhan.
Mengacu pada keenam prasyarat tersebut, maka dasar pertimbangan digunakan untuk
penentuan urutan prioritas dari indikasi kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:
Jaminan keberlanjutan penanganan. Kondisi ini dijadikan pertimbangan karena penanganan
kawasan tidak dapat dilakukan hanya dalam jangka pendek, namun harus kontinyu, sehingga
keberadaan jaminan bahwa penanganan kawasan ini akan terus berlanjut dan tidak sekedar
dokumen semata menjadi penting;
Dukungan sumber daya. Hal ini perlu dijadikan dasar pertimbangan karena suatu bentuk
penanganan tidak akan dapat terwujud tanpa ada sumber daya yang memadai;
Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan dan pengembangan
wilayah secara keseluruhan. Hal ini dijadikan dasar pertimbangan karena dengan menangani
kawasan permukiman yang memiliki multiplier effect yang tinggi akan dapat menyelesaikan
banyak persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang
berkembang.
Mengacu pada keempat dasar pertimbangan ini, maka kriteria/sub-kriteria dan indikator yang
digunakan dalam penentuan prioritas kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kesesuaian Dengan Kebijakan
DASAR PERTIMBANGAN
KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER
Jaminan keberlanjutan program
ketersediaan program
keberadaan program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan
jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan
- -jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan ≥ 2 = 1 - jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan 1- 2 = 3 -jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan < 1 = 5
Dukungan sumber daya
keberadaan sumber daya
ketersediaan akses pada sumber-sumber pendanaan
tingkat kemungkinan didanai dalam jangka pendek
- -mungkin didanai dalam jangka pendek = 1 -tidak mungkin didanai dalam jangka pendek = 0
kualitas sumber daya manusia
tingkat partisipasi masyarakat
- -prosentasi jumlah masyarakat yang berpastisipasi dalam pembangunan ≥ 50% (baik) = 1 - prosentasi jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan 25%-50% (sedang) =
DASAR PERTIMBANGAN
KRITERIA SUB KRITERIA INDIKATOR STANDAR PARAMETER
3 -prosentasi jumlah masyarakat yang berpastisipasi dalam pembangunan < 25% (buruk) = 5
Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan & pengembangan wilayah secara keseluruhan
pengaruh penanganan kawasan terhadap permasalahan yang dapat diselesaikan
banyaknya permasalahan yang dapat ditangani
jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan
- -jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan ≥ 5 = 5 - jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan 2- 5 = 3 -jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan < 2 = 1
Sumber: Hasil Analisis, 2012
Dari tabel diatas untuk kemudian dihitung bobot masing-masing kriteria sehingga dapat
dihitung indikasi kawasan yang akan menjadi kawasan prioritas dalam penyusunan SPPIP Kota Kediri.
Hasil penilaian bobot tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Bobot Tiap Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas
DASAR PERTIMBANGAN
KRITERIA BOBOT SUB KRITERIA INDIKATOR BOBOT
Jaminan keberlanjutan program
ketersediaan program
30 keberadaan program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan
jumlah program yang sedang berjalan dan akan dicanangkan di kawasan
30
Dukungan sumber daya
keberadaan sumber daya
30 ketersediaan akses pada sumber-sumber pendanaan
tingkat kemungkinan didanai dalam jangka pendek
15
kualitas sumber daya manusia
tingkat partisipasi masyarakat
15
Multiplier effect yang ditimbulkan dari penanganan terhadap pembangunan & pengembangan wilayah secara keseluruhan
pengaruh penanganan kawasan terhadap permasalahan yang dapat diselesaikan
40 banyaknya permasalahan yang dapat ditangani
jumlah permasalahan bidang cipta karya yang dapat diselesaikan dalam kawasan
40
TOTAL 100 TOTAL 100 Sumber: Hasil Analisa, 2012
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Sedangkan dari hasil analisis penentuan indikasi kawasan sebelumnya, diketahui bahwa
terdapat 6 tipologi yang nantinya akan dinilai berdasarkan keterdesakan antara lain:
1. PERMUKIMAN KUMUH
2. SENTRA INDUSTRI KECIL
3. PERMUKIMAN SEKITAR INDUSTRI BESAR
4. SEPANJANG REL KERETA API
5. SEKITAR PERDAGANGAN & JASA
6. PENDIDIKAN
Untuk lebih memperjelas lokasi kawasan, maka dari tipologi diatas, di breakdown lagi ke dalam
kawasan-kawasan yang lebih kecil. Kawasan-kawasan tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.10 Lokasi Kawasan dan Nomor Cluster untuk masing-masing Tipologi Prioritas
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Dari penilaian bobot diatas maka dilakukan perhitungan untuk menentukan kawasan prioritas
yang akan ditangani dan dilanjutkan dalam penyusunan RPKPP. Hasil perhitungan tersebut adalah
sebagai berikut:
Ngadirejo 74, 75
Jagalan 76
Kampungdalem 77, 78
Bandar Kidul 79
Semampir 82
Bandar Kidul-Banjar Mlati 28
Betet-Blabak 36
Pakalan-Jagalan 83, 84
3 Sepanjang Rel KA Setonopande-Kampung Dalem 61
Mrican 6
Mojoroto 10
Mojoroto 18
Campurejo-Lirboyo 21
Bandar Kidul 24
Ngronggo, Rejomulyo 31
Blabak, Ngronggo 34
Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran 44, 45
Kampungdalem-Singonegaran 46
Burengan, Banjaran, Singonegaran 48, 49
Banjaran, Ngadirejo 52
Dandangan 54
Setono Gendong, Kemasan 56, 57
Setonopande 58
Pakalan, Setonogendong 59
Ngronggo, Kaliombo 62
Singonegaran 73
Dermo 1
Mrican 5
Pesantren, Jamsaren 40
Dandangan 55
Balowerti-Semampir 65, 66, 67, 68
Betet, Jamsaren 69
Bandar Lor-Bandar Kidul 26
Ngrongo-Rejomulyo 32, 33
1Permukiman
Kumuh
2Sentra Industri
Kecil
LOKASI KAWASANNOMOR
CLUSTERTIPOLOGINO.
4
Sekitar
Perdagangan &
Jasa
5
Permukiman
Sekitar Industri
Besar
6 Pendidikan
LOKASI KAWASAN (KELURAHAN)
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Tabel 3.11 Skoring/pembobotan Penentuan Kawasan Prioritas
Sumber: Hasil Perhitungan, 2012
N BxN N BxN N BxN N BxN
Ngadirejo 74, 75 5 150 4 60 4 60 5 200 470 I
Jagalan 76 5 150 3 45 3 45 5 200 440 II
Kampungdalem 77, 78 4 120 3 45 3 45 4 160 370 V
Bandar Kidul 79 3 90 3 45 3 45 4 160 340 VI
Semampir 82 4 120 3 45 3 45 4 160 370 V
Bandar Kidul-Banjar Mlati 28 5 150 4 60 3 45 4 160 415 III
Betet-Blabak 36 3 90 3 45 4 60 3 120 315 VII
Pakalan-Jagalan 83, 84 4 120 3 45 3 45 4 160 370 V
3 Sepanjang Rel KA Setonopande-Kampung Dalem 61 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Mrican 6 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Mojoroto 10 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Mojoroto 18 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Campurejo-Lirboyo 21 3 90 2 30 3 45 3 120 285 X
Bandar Kidul 24 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Ngronggo, Rejomulyo 31 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Blabak, Ngronggo 34 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran 44, 45 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Kampungdalem-Singonegaran 46 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Burengan, Banjaran, Singonegaran 48, 49 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Banjaran, Ngadirejo 52 4 120 2 30 2 30 3 120 300 IX
Dandangan 54 3 90 4 60 2 30 3 120 300 IX
Setono Gendong, Kemasan 56, 57 3 90 4 60 2 30 3 120 300 IX
Setonopande 58 4 120 2 30 2 30 3 120 300 IX
Pakalan, Setonogendong 59 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Ngronggo, Kaliombo 62 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Singonegaran 73 3 90 3 45 2 30 2 80 245 XI
Dermo 1 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Mrican 5 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Pesantren, Jamsaren 40 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Dandangan 55 4 120 4 60 2 30 4 160 370 V
Balowerti-Semampir 65, 66, 67, 68 5 150 4 60 2 30 4 160 400 IV
Betet, Jamsaren 69 3 90 3 45 2 30 3 120 285 X
Bandar Lor-Bandar Kidul 26 3 90 5 75 4 60 2 80 305 VIII
Ngrongo-Rejomulyo 32, 33 3 90 5 75 4 60 2 80 305 VIII
4
Sekitar
Perdagangan &
Jasa
5
Permukiman
Sekitar Industri
Besar
6 Pendidikan
JUMLAH RANKING
1Permukiman
Kumuh
2Sentra Industri
Kecil
LOKASI KAWASANNOMOR
CLUSTERTIPOLOGINO.
Bobot 30
Ketersediaan
Program
KRITERIA KAWASAN PRIORITAS
Keberadaan Sumber Daya
Pendanaan Kualitas
Bobot 15 Bobot 15 Bobot 40
Pengaruh
Penanganan
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Setelah dilakukan skoring, maka dilakukan rekomendasi mengenai pemilihan lokasi kawasan
prioritas untuk di RPKPP-kan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kawasan yang dimungkinkan untuk
dijadikan satu kawasan besar sehingga perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam RPKPP dapat lebih
efektif dan efisien. Hasil rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Rekomendasi Kawasan Prioritas Yang Akan Ditindaklanjuti dalam RPKPP
NO. TIPOLOGI LOKASI
KAWASAN NOMOR CLUSTER
RANKING REKOMENDASI REKOMENDASI
RANKING
1 Permukiman
Kumuh
Ngadirejo 74, 75 I
Lokasi Kawasan Dapat dijadikan
satu dengan Kawasan
Dandangan dan Balowerti Semampir (Ranking 1)
1
Jagalan 76 II
Lokasi Kawasan Dapat dijadikan
satu dengan kawasan
Pakalan-Jagalan
3
Kampungdalem 77, 78 V
Butuh Waktu dan Kesiapan
Untuk Pemantapan Pelaksanaan
5
Bandar Kidul 79 VI
Lokasi Kawasan dapat dijadikan
satu dengan kawasan
Permukiman Sentra Industri
Bandar Kidul
2
Semampir 82 V
Butuh Waktu dan Kesiapan
Untuk Pemantapan Pelaksanaan
4
2 Sentra
Industri Kecil
Bandar Kidul-Banjar Mlati
28 III
Lokasi Kawasan dapat dijadikan
satu dengan kawasan
Permukiman Kumuh Bandar
Kidul
2
Betet-Blabak 36 VII -
Pakalan-Jagalan 83, 84 V Lokasi Kawasan 3
NO. TIPOLOGI LOKASI
KAWASAN NOMOR CLUSTER
RANKING REKOMENDASI REKOMENDASI
RANKING
Dapat dijadikan satu dengan
kawasan Jagalan
3
Sepanjang Rel KA
Setonopande-Kampung Dalem
61 X -
4 Sekitar
Perdagangan & Jasa
Mrican 6 X -
Mojoroto 10 X -
Mojoroto 18 X -
Campurejo-Lirboyo
21 X -
Bandar Kidul 24 XI -
Ngronggo, Rejomulyo
31 XI -
Blabak, Ngronggo
34 XI -
Bangsal, Tilangan, Burengan, Singonegaran
44, 45 XI -
Kampungdalem-Singonegaran
46 XI -
Burengan, Banjaran, Singonegaran
48, 49 XI -
Banjaran, Ngadirejo
52 IX -
Dandangan 54 IX -
Setono Gendong, Kemasan
56, 57 IX -
Setonopande 58 IX -
Pakalan, Setonogendong
59 X -
Ngronggo, Kaliombo
62 XI -
Singonegaran 73 XI -
5
Permukiman Sekitar Industri
Besar
Dermo 1 X -
Mrican 5 X -
Pesantren, Jamsaren
40 X -
Dandangan 55 V Lokasi Kawasan Dapat dijadikan
satu dengan 1
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
NO. TIPOLOGI LOKASI
KAWASAN NOMOR CLUSTER
RANKING REKOMENDASI REKOMENDASI
RANKING
Kawasan Ngadirejo
(Ranking 1)
Balowerti-Semampir
65, 66, 67, 68
IV
Lokasi Kawasan Dapat dijadikan
satu dengan Kawasan Ngadirejo
(Ranking 1)
1
Betet, Jamsaren 69 X -
6 Pendidikan
Bandar Lor-Bandar Kidul
26 VIII -
Ngrongo-Rejomulyo
32, 33 VIII -
Dari hasil skoring diatas, diketahui kawasan prioritas pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman Kota Kediri adalah Kawasan Ngadirejo yang diintegrasikan pula dengan
kawasan Dandangan dan Kawasan Balowerti. Sedangkan profil singkat 5 besar lokasi kawasan yang
terpilih berdasarkan hasil skoring dan rekomendasi antara lain:
Kawasan Prioritas Ngadirejo-Dandangan (Kawasan Nomor 55, 65, 66, 67, 68, 74, 75)
Kawasan prioritas 1 yang terpilih dari hasil analisa skoring dan rekomendasi adalah Permukiman
Kumuh Kawasan Ngadirejo dengan nomor cluster 74 dan 75 yang diintegrasikan dengan kawasan
sekitar industri besar dandangan (cluster 55) dan kawasan Balowerti (cluster 65, 66, 67, 68).
Terpilihnya kawasan ini dapat diterima dikarenakan sesuai dengan hasil dari dokumen RPIJM Kota
Kediri 2010-2014. Selain itu di sekitar kawasan (kawasan Dandangan) sudah dilakukan revitalisasi
kawasan dan pembangunan rusunawa sehingga dengan terpilihnya kawasan ini dapat dilakukan
integrasi kawasan sehingga kawasan yang dilakukan peremajaan semakin lebih luas.
Kawasan Prioritas Bandar Kidul (Kawasan Nomor 28, 79)
Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 2 dari hasil skoring dan rekomendasi adalah kawasan
Permukiman Kumuh Bandar Kidul yang berada pada cluster nomor 79 yang diintegrasikan dengan
kawasan sentra industri Bandar Kidul (Cluster nomor 28).
Kawasan Prioritas Pakalan-Jagalan (Kawasan Nomor 76, 83, 84)
Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 3 dari hasil skoring adalah kawasan Permukiman Kumuh
Jagalan yang berada pada cluster nomor 76 yang digabung dengan kawasan Sentra Industri
Pakalan-Jagalan (Cluster Nomor 83, 84).
Kawasan Prioritas Semampir (Kawasan Nomor 82)
Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 4 dari hasil skoring adalah Kawasan Permukiman Kumuh
Semampir (Nomor Cluster 82).
Kawasan Prioritas Kampung Dalem (Kawasan Nomor 77 dan 78)
Kawasan prioritas yang terpilih pada nomor 5 dari hasil skoring antara lain kawasan permukiman
kumuh Kampung Dalem (Nomor Cluster 77 dan 78).
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Peta 3.2 Kawasan Prioritas
LAPORAN AKHIR SEMENTARA
Halaman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Di Kota Kediri Tahun 2012
Tabel 3.1 Gambaran Umum Permukiman dan Infrastruktur ............................................................................................................................................................................................................................................................................ 3-14 Tabel 3.2 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman .................................................................................................... 3-39 Tabel 3.3 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pendekatan Arahan Kebijakan .......................................................................................................................................... 3-42 Tabel 3.4 Hasil Pembobotan Masing-masing Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas .................................................................................................................................................................................................. 3-44 Tabel 3.5 Lokasi Kawasan dan Nomor cluster untuk masing-masing tipologi.................................................................................................................................................................................................................................................. 3-46 Tabel 3.6 Hasil Pembobotan Dari Masing-masing Cluster Kawasan dan Kriteria dan Sub Kriteria ................................................................................................................................................................................................................... 3-47 Tabel 3.7 Rekomendasi Hasil Penilaian dan Rekomendasi Indikasi Kawasan Prioritas ..................................................................................................................................................................................................................................... 3-48 Tabel 3.8 Kriteria, Sub-Kriteria, dan Indikator Dalam Penentuan Indikasi Kawasan Permukiman Prioritas untuk Pertimbangan Kesesuaian Dengan Kebijakan ................................................................................................................... 3-49 Tabel 3.9 Bobot Tiap Kriteria dan Sub Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas ....................................................................................................................................................................................................................................... 3-49 Tabel 3.10 Lokasi Kawasan dan Nomor Cluster untuk masing-masing Tipologi Prioritas ................................................................................................................................................................................................................................. 3-50 Tabel 3.11 Skoring/pembobotan Penentuan Kawasan Prioritas ...................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-51 Tabel 3.12 Rekomendasi Kawasan Prioritas Yang Akan Ditindaklanjuti dalam RPKPP ..................................................................................................................................................................................................................................... 3-52
Gambar 3.1 Metode Penentuan Kawasan Prioritas pada SPPIP Kota Kediri ..................................................................................................................................................................................................................................................... 3-43 Gambar 3.2 Penentuan Kriteria dan Indikator Kawasan Prioritas .................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-43
Peta 3.1 Cluster Besar Permukiman Kota Kediri ............................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-38 Peta 3.2 Kawasan Prioritas ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-54
bab 3 KRITERIA dan indikator kawasan permukiman prioritas ........................................................................................................................................................................................................................................................... 3-1
3.1 Identifikasi Kawasan ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................. 3-1
3.1.1 Identifikasi Kluster Kawasan .................................................................................................................................................................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
3.2 Tipologi Kawasan .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-37
3.3 Dasar Pertimbangan Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas .......................................................................................................................................................................................................................................... 3-39
3.3.1 Pendekatan Persoalan .................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-39
3.3.2 Pendekatan Arahan Kebijakan ........................................................................................................................................................................................................................................................................................ 3-42
3.4 Kriteria Dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas ........................................................................................................................................................................................................................................ 3-42
3.4.1 Penentuan Kriteria dan Indikator ................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-42
3.4.2 Pembobotan ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-44
3.5 Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas ........................................................................................................................................................................................................................................................................... 3-48