Bab Adab Makan 21

download Bab Adab Makan 21

of 29

Transcript of Bab Adab Makan 21

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    1/29

    Bab Adab-Adab Makan dan Minum

    Allah taala berfirman :

    Wahai para Rasul makanlah kalian dari makanan-makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal-amal

    yang shalih , sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian perbuatan (Al-Mukminun : 51 )

    Dan Allah taala berfirman :

    Makan dan minumlah kalian dari rizki Allah dan janganlah kalian berlebihan dimuka bumi sebagai orang-

    orang yang berbuat kerusakan Surah al-Baqarah : 60

    Dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Wahai anak kecil, makanlah dengan menyebut Bismilah, makanlah dengan tangan kananmu dan

    makanlah yang terdekat denganmu 1

    Diantara adab-adab makan dan minum, sebagai berikut :

    1. Larangan Makan dan Minum pada bejana yang terbuat dari emas dan perak.

    Ada beberapa hadits yang berisikan ancaman yang amat keras bagi seseorang yang makan di Bejana emas

    dan perak, ataukah makan dari piring yang terbuat dari emas dan perak. Dari Hudzaifah radhiallahu anhu ,

    beliau berkata : Saya telah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Janganlah kalian mengenakan pakaian dari sutra, dan juga pakaian yang bercampur dengan sutra, dan

    janganlah kalian minum dari bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan janganlah kalian makan dari piring

    yang terbuat dari emas dan perak. Karena sesungguhnya bejana dan piring seperti itu bagi mereka ahli kitab

    didunia dan bagi kita di surga 2

    Dari Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam - mengatakan : Bahwa Rasulullah Shallallahu

    alaihi wa sallam bersabda :

    Seseorang yang minum dari bejana perak, maka sesungguhnya akan dituangkan ke dalam perutnya3

    api

    neraka jahanam 4

    Para Ulama sepakat bahwa tidak diperbolehkan minum dari bejana tersebut5. Dan tidak ada satupun nash

    yang menerangkan sebab dari larangan ini. Dan seorang muslim apabila telah mengetahui suatu dalil dari Al-

    Qur`an dan As-Sunnah yang shahih tidak sepantasnya dia melanggarnya walau sekecil apapun juga. Dan

    tidak selayaknya berupaya untuk mentakwilkannya dengan tujuan mendapatkan pembolehan dalam

    pengerjaannya.

    Para Ulama telah mengupas hikmah yang terkandung di dalam larangan ini dan mereka berbeda persepsi :

    Diantara hikmah larangan tersebut : Keserupaan dengan penguasa-penguasa yang angkuh dan raja-raja

    asing,sikap berlebihan dan sombong, karena akan menyakiti hati orang-orang yang shalih dan kaum fakir

    miskin yang tidak mempunyai sesuatu untuk memenuhi kebutuhan mereka itu. Sebagaimana hal tersebut

    dinyatakan oleh Ibnu Abdil Barr.6

    Faedah : Al-Ismaili mengatakan : Sabda beliau : Dan bagi kalian di akhirat [ pada riwayat lainnya ] :

    Maksudnya bahwa kalian akan mempergunakannya sebagai penyeimbang karena telah meninggalkannya

    1 HR. Al-Bukhari ( 5376 ) dan ini merupakan lafazh Al-Bukhari, dan Muslim ( 2022 ), Ahmad ( 1589 ), Abu Daud ( 3777 ), IbnuMajah ( 3276 ), Malik ( 1738 ) dan Ad-Darimi ( 2045 )2 HR. Al-Bukhari ( 5426 ), Muslim ( 2067 ), Ahmad ( 22927 ), At-Tirmidzi ( 1878 ), An-Nasa`I ( 5301 ), Abu Daud ( 3723, IbnuMajah ( 3414 ) dan Ad-Darimi ( 2130 )3 Makna al-jarjarah, di dalam Lisan Al-Arab adalah suara.4 HR. Al-Bukhari ( 5634 ), Muslim ( 2065 ), Ahmad ( 26028 ), Ibnu Majah ( 3431 ), Malik ( 1717 ) dan Ad-Darimi ( 2129 ).5 Diantara yang mengutip adanya ijma ini Ibnu Abdil Barr didalam At-Tamhid ( 16/ 104 ) dan Ibnu Al-Mundzir, lihat didalamFathul Bari ( 10 / 97 ). Dan tidak disangsikan bahwa makan serupa hukumnya dengan minum.6 At-Tamhid ( 16 / 105 ) dan lihat pula Fathul Bari (10 / 97 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    2/29

    didunia. Dan mereka dilarang sebagai balasan bagi mereka karena telah berlaku maksiat dengan

    mempergunakannya - yaitu didunia, pen -.

    Saya ( Ibnu Hajar ) berkata : Dan ada kemungkinan bahwa hadits diatas mengisyaratkan bahwa siapa saja

    yang mempergunakan hal itu didunia maka dia tidak akan mempergunakannya di akhirat, sebagaimana yang

    telah terdahulu disebutkan pada pembahasan minum khamar.7

    2. Larangan makan sambil bertelekan atau menelungkupkan wajahnya.

    Abu Juhaifah meriwayatkan , bahwa beliau berkata : Saya pernah berada disisi Rasulullah Shallallahu alaihi

    wa sallam , maka beliau bersabda kepada seseorang yang berada disampingnya : Tidaklah sekali-kali saya

    makan sambil bertelekan 8

    Ibnu Hajar mengatakan : Cara betelekan yang dilarang telah terjadi perbedaan pendapat, ada yang

    mengatakan : Dengan bersandar sewaktu makan dengan posisi apapun juga. Ada yang berpendapat : Duduk

    serong kesalah satu sisi tubuhnya . Ada yang berpendapat : Duduk dengan menopang kepada tangan kirinya

    diatas tanah

    Beliau berkata : Ibnu Adiy meriwayatkan dengan sanad yang dhaif : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallammelarang seseorang bersandarkan dengan tangan kirinya ketika makan

    Malik berkata : Ini adalah salah satu bentuk bertelekan

    Saya Ibnu Hajar berkata : Dan ini adalah isyarat dari Malik bahwa makruh setiap yang termasuk dalam

    bertelekan sewaktu makan, dan tidak mengkhususkannya dengan posisi tertentu

    Ibnu Hajar mengatakan : Dan apabila hal ini suatu ketetapan bahwa makruh atau termasuk khilaf aula

    menyalahi amalan yang utama - , maka posisi duduk yang sunnah disaat makan adalah dengan duduk

    berjingkat pada lutut dan menegakkan tumit, dengan melipat kaki kanan dan duduk diatas kaki kiri 9

    Dan tinjauan makruhnya posisi duduk ini dikarenakan merupakan posisi duduk para penguasa yang angkuh

    dan raja-raja negeri asing. Dan merupakan posisi duduk orang-orang yang berkeinginan memperbanyak

    makannya.10

    Dan posisi yang kedua dari cara makan seseorang yang terlarang adalah makan sambil duduk

    bersandar/bertelungkup di atas perutnya.

    Dari hadits Ibnu Umar radhiallahu anhu , beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah

    melarang orang-orang berbuat tamak, dan melarang duduk diatas meja yang terhidang khamar, dan melarang

    seseorang duduk bertelungkup diatas perutnya 11

    Faedah : Cara duduk ketika makan : Beliau Shallallahu alaihi wa sallam makan dengan posisi muqin dan

    disebutkan dari beliau, bahwa beliau Shallallahu alaihi wa sallam duduk ketika makan dengan duduk

    tawarruk, yaitu duduk diatas kedua lutut dan meletakkan telapak kaki kiri beliau atas punggung kaki kanan

    beliau, sebagai bentuk sikap tawadhu rendah diri kepada Rabb-nya azza wajalla. Sebagaimana yang

    dikatakan oleh Ibnul Qayyim12

    .

    Adapun posisi duduk ketika makan yang pertama adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,

    belaiu berkata : Saya telah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam duduk dengan posisi muqin13

    , sedang

    memakan kurma 14

    7 Fathul Bari ( 10 / 98 )8 HR. Al-Bukhari ( 5399 ), dan lafazh diatas adalh lafazh hadits Al-Bukhari, Ahmad ( 18279 ) , At-Tirmidzi ( 1830 ), Abu Daud (

    3769 ), Ibnu Majah ( 3262 ) dan Ad-Darimi ( 2071 ).9 Fathul Bari ( 9 / 452 ), Saya berkata : Posisi ini yaitu dengan menegakkan kaki kanan dan duduk diatas kaki kiri, diriwayatkanoleh Abu Al-Hasan Al-Muqriy didalam Asy-Syamail dari hadits beliau Abu Juhaifah - : Apabila beliau duduk, maka beliaumelipat lututnya yang kiri dan menegakkan kaki kanannya Sanadnya dhaif. Al-Iraqi mengatakannya didalam Takrij IhyaUlumuddin 2 / 6, cet. Daar Al-Hadith, cet. I 1412.10 Lihat : Zaad Al-Maad ( 4 / 222 ) dan Fathul Bari ( 9 / 452 )11 HR. Abu Daud ( 3774 ) dan Al-Albani menshahihkanya dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah ( 3370 )12 Zaad Al-Maad ( 4/ 221 )13 Yaitu duduk diatas kedua dubur nya dengan menegakkan kedua lutut beliau. Syarh Muslim Jilid 7 ( 13/ 188 )14 HR. Muslim ( 2044 ), Ahmad ( 12688 ), Abu Daud ( 3771 ) dan Ad-Darimi ( 2062 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    3/29

    Adapun posisi duduk yang kedua : Diriwayatkan dari Abdullah bin Busr radhiallahu anhu, beliau berkata :

    Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diberi hadiah seekor kambing, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

    bertopang dengan kedua lututnya menyantap kambing tersebut. Maka seorang Arab Badui berkata kepada

    beliau : Posisi duduk apakah ini ?. Beliau bersabda : Sesungguhnya Allah menjadikan aku sebagai seorang

    hamba yang mulia dan tidak menjadikan aku sebagai seorang penguasa angkuh lagi pembangkang 15

    3. Mendahulukan makan dari pada shalat ketika makanan telah dihidangkan

    Pada hadits Anas radhiallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , beliau bersabda :

    Apabila hidangan makan malam telah dihidangkan dan shalat telah didirikan makan kalian mulailah denan

    makan malam 16

    Dari Ibnu Umar radhiallahu ;anhuma, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Apabila makan malam salah seorang diantara kalian telah dihidangkan sementara shalat telah didirikan,

    maka mulailah dengan makan malam kalian dan janganlah seseorang tergesa-tergesa hingga dia selesai dari

    makannya 17

    Dan Ibnu Umar radhiallahu anhuma , apabila dihidangkan makan malam beliau sementara waktu shalat telahdatang, beliau tidak beranjak dari makan malamnya hinga menyelesaikannya. Imam Ahmad meriwayatkan

    didalam Musnad-nya dari Nafi bahwa Inu Umar seringkali mengutus beliau sementara beliau dalam keadaan

    berpuasa, dan dihidangkan kepada beliau makan malamnya sementara panggilan shalat maghrib telah

    dikumandangkan, lalu kemudian iqamah shalat dan beliau mendengarkannya, namun beliau tidaklah

    meninggalkan makan malam beliau dan tidak juga trgesa-gesa hingga beliau menyelesaikan makan

    malamnya, lalu beliau keluar untuk mengikuti shalat . Dan beliau berkata : Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

    Allah bersabda :

    Janganlah kalian tergesa-gesa menyantap makan malam kalian apabila telah dihidangkan bagi kalian 18

    Dan sebab dari hal tersebut, agar jangan sampai seseorang mengerjakan shalat namun hatinya teringat akan

    makanannya yang mana akan menyebabkan kerisauan yang menghilangkan rasa khusyunya.

    Ibnu Hajar mengatakan : Said bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanad yang hasan

    dari hadist Abu Hurairah dan Ibnu Abbas: Bahwa mereka berdua tengah menyantap makanan

    dipemanggangan. Lalu muadzdzin hendak meng-iqamahi shalat, maka Ibnu Abbas berkata kepadanya :

    Janganlah engkau tergesa-gesa agar kami tidak berdiri mengerjakan shalat sementara pada hati kami ada

    ganjalan Dan pada riwayat Ibnu Abi Syaibah : Agar tidak memalingkan kami disaat mengerjakan shalat 19

    Dan perintah semacam ini tidaklah khusus sebatas pada makan malam saja, melainkan pada setiap makanan

    yang mana hati tertarik untuk menyantapnya. Dan yang menguatkan hal tersebut adalah larangan Nabi

    Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat disaat makan telah dihidangkan, dan disaat menahan air

    kencing dan buang air besar. Dan sebabnya sangatlah jelas.

    Dari Aisyah ummul mukminin - radiallahu anha, beliau berkata : Saya telah mendengar dari Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa sallam , beliau bersabda :

    Tidak sempurna shalat disaat makanan telah dihidangkan dan tidak sempurna jikalah seseorang dalam

    keadaan menahan kencing dan hajat besar 20

    Faedah : Sebagian ulama mengatakan : Bagi siapa yang makanannya telah dihidangkan kemudian shalat di-

    iqamahi, maka sepatutnya dia memakan beberapa suap untuk mengatasi rasa laparnya. An-Nawawi

    membantah hal tersebut , dan beliau mengatakan : Sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ; Da janganlah

    15 HR. Ibnu Majah ( 3263 ) dan lafazh hadits tersebut lafazh riwayat Ibnu Majah. Ibnu Hajar didalam Al-Fath ( 9 / 452 )menghasankan sanadnya. Al-Albani berkata : Shahih ( 5464 ). Riwayat diatas juga diriwayatkan oleh Abu Daud ( 3773 ) tanpamenyebutkan kedua lutut.16 HR. Al-Bukhari ( 5464 ), Muslim ( 557 ), Ahmad ( 12234 ), At-Tirmidzi ( 353 ), An-Nasa`I ( 853 ) dan Ad-Darimi ( 1281 )17 HR. Al-Bukhari ( 673 ), Muslim ( 559 ), Ahmad ( 5772 ), At-Tirmidzi ( 354 )18 Al-Musnad ( 6323 )19 Fathul Bari ( 2 / 189 )20 HR. Muslim ( 560 ), Ahmad ( 23646 ) dan Abu Daud ( 89 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    4/29

    seseorang tergesa-gesa hingga menyelesaikan makannya, adalah dalil yang menunjukkan bahwa dia makan

    menyelesaikan kebutuhannya dengan menyempurnakan makannya. Dan inilah pendapat yang shahih. Adapun

    penafsiran sebagian dari ulama Asy-Syafiiyah bahwa dia cukup makan sesuap untuk mengatasi rasa laparnya

    yang amat sangat, bukanlah pendapat yang shahih. Dan hadits ini sangat jelas menolaknya.21

    Masalah : Apabila makanan telah dihidangkan sementara shalat telah di-iqamahi, apakah wajib untuk makan

    terlebih dahulu berdasarkan zhahir hadits ataukah perintah pada hadits sebatas menunjukkan suatu yangSunnah ?

    Jawab : Amalan Ibnu Umar radhiallahu anhuma, pada riwayat Ahmad dan selainnya menunjukkan

    pendahuluan makan secara mutlak. Dan sebagian ulama mengkhususkan hal itu apabila hati tertarik dan

    terbayang dengan makanan tersebut. Apabila hatinya terbayangkan akan makanan tersebut maka yang lebih

    utama baginya adalah mengambil makanan tersebut hingga dia mengerjakan shalat dalam keadaan khusyu.

    Dan juga diriwayatkan dari hadits Abu Ad-Darda`a radhiallahu anhu beliau berkata : Diantara bentuk

    pemahaman seseorang adalah dengan menyelesaikan hajatnya hingga dia menuju shalat dengan hati yang

    tenang 22

    Pendapat yang tepat berkaitan dengan masalah itu adalah yang disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Haja - dimanasetelah beliau mengutip atsar Ibnu Abbas dan Atsar Al-Hasan bin Ali : Makan malam sebelum mengerjakan

    shalat akan menghilangkan hati yang tercela, beliau mengatakan : Pada atsar ini semuanya mengisyaratkan

    bahwa sebab pengutamaan makan dari pada shalat itu adalah karena bayangan maka sepatutnyalah hukum

    diikutkan pada sebabnya, baik ketika sebab itu ada atau tidak, dan tidak terikat dengan seluruhnya atau

    sebagiannya.23

    4. Mencuci kedua tangan sebelum dan sesudah makan

    Saya tidak menjumpai adanya Sunnah yang shahih yang diriwayatkan secara marfu hingga ke Nabi

    Shallallahu alaihi wa sallam , yang menerangkan perihal membasuh kedua tangan sebelum makan. Al-

    Baihaqi mengatakan : Hadits tentang membasuh kedua tangan setelah makan hadits yang hasan, dan

    tidaklah shahih hadits tentang membasuh kedua tangan sebelum makan24

    . Akan tetapi disenangi hal itu untuk

    menghilangkan kotoran yang melekat pada kedua tangan dan yang semisalnya yang akan memberi mudharat

    kepada tubuh. Dan Imam Ahmad berkaitan dengan masalah itu terdapat dua riwayat dari beliau. Yaitu riwayat

    yang menganggap hal itu makruh dan yang satunya sebagai Sunnah. Dan Imam Malik merinci hal itu, dan

    mengkaitkan membasuh kedua tangan sebelum makan apabila ada kotoran. Adapun amalan Ibnu Muflih

    didalam kitab Al-Adab karya beliau, menunjukkan bahwa beliau cenderung berpendapat bahwa amalan

    tersebut Sunnah sebelum makan, dan ini adalah pendapat sejumlah besar ulama25

    .

    Dan permasalahan ini suatu yang lapang walhamdu lillah Rabbil Alamiin.

    Adapun membasuh kedua tangan setelah makan, tentang hal itu telah diriwayatkan beberapa atsar yang

    shahih, diantaranya, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhialahu anhu, bahwa beliau berkata :

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barang siapa yang tidur dan pada tangannya masih

    melekat ghamar26

    dan tidak membasuhnya kemudian dia terkena sesuatu makan janganlah dia menyesali

    kecuali pada dirinya sendiri 27

    21 Muslim dengan Syarh An-Nawawi Jilid 3 ( 5 / 38 )22 Diriwayatkan secara muallaq oleh Al-Bukhari didalam Kitab Al-Adzan, bab. Idzaa Hadhara Ath-Thaam wa Uqiimat Ash-

    Shalat. Ibnu Al-Mubarak meriwayatkan atsar ini secara maushul didalam kitab Az-Zuhd. Dan Muhammad bin Nashr Al-Marruzimeriwayatkannya didalam Kitab Tadziim Qadri Ash-Shalat, dari jalan Ibnu Al-Mubarak. Sebagaimana pernyataan Ibnu Hajardidalam Fathul Bari ( 2 / 187 )23 Fathul Bari ( 2 / 189 190 )24 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 214 )25 Lihat : Al-Adab ( 3 / 212 )26 Didalam LisanArab : Al-Ghamar yaitu bau daging dan lemak yang melekat pada tangan ( 5 / 32 ) , pada pembahasan ;Ghamara27 HR. Ahmad ( 7515 ),Abu Daud ( 3852 ), Al-Albani menshahihkannya. Dan juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi ( 1860 ), IbnuMajah ( 3297 ) dan Ad-Darimi ( 2063 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    5/29

    Dan dari abu Hurairah, beliau berkata :

    Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah makan bagian punggung kambing, kemudian beliau

    berkumur-kumur dan membasuh kedua tangannya lalu shalat 28

    Dan dari Aban bin Utsman, bahwa Utsman bin Affan radhiallahu anhu pernah makan roti dengan danging

    kemudian berkumur-kumur dan membsuh kedua tangannya lalu membasuh wajahnya, dan kemudian beliau

    mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi

    29

    Faedah : Sebagian ulama menganggap sunnah wudhu yang syari sebelum makan apabila dalam keadaan

    junub. Dan hal itu disebutkan dalam sebuah hadits dan sebuah atsar. Adapun hadits yang dimaksud adalah

    hadits dari Aisyah radhiallahu anha, beliau berkata : Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam junub

    dan hendak makan atau tidur beliau terlebih dahulu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat 30

    Adapun atsar , adalah asar dari Nafi dari Ibnu Umar bahwa apabila beliau hendak tidur atau makan dalam

    keadaan junub, beliau mencuci wajahnya, kedua tangannya hingga sampai ke siku, dan membasuh

    kepadalnya, lalu beliau makan atau tidur 31

    Asy-Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah mengatakan : Dan kami tidak mengetahui seorangpun yang

    beranggapan sunnahnya berwudhu sebelum makan, kecuali apabila dia dalam keadaan junub.32

    Perhatian :Al-Muhadist Al-Albani beragumen denga hadits Aisyah : apabila Nabi Shallallahu alaihi wa

    sallam hendak tidur dalam keadaan junub maka beliau berwudhu dan apabila hendak makan maka beliau

    membasuh kedua tangannya 33

    Bahwa disyariatkan untuk membasuh kedua tangan sebelum makan secaa mutlak berdasarkan hadits ini34

    .

    Akan tetapi hukum secara mutlak ini perlu diteliti lagi, dikarenakan beberapa hal :

    Pertama : Hadits tersebut menerangkan tentang amalan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam disaat beliau junub

    ketika tidur, makan dan minum.

    Kedua : Sebagian riwayat-riwayat hadits tersebut datang dengan lafazh wudhu dan sebagian lainnya dengan

    penyebutan membasuh kedua tangan yang menerangkan boleh kedua amalan itu. As-Sindi didalam Hasyiyah-

    nya mengatakan : Sabda beliau : (( membasuh kedua tangan )) yaitu terkadang beliau mencukupkannya

    dengan hal itu untuk menerangkan pembolehan, dan terkadang beliau berwudhu sebagai keadaan yang lebih

    sempurna 35

    Ketiga : Bahwa para Imam Ahlul Hadist, seperti Malik, Ahmad, Ibnu Taimiyah, An-Nasa`I rahimahumullah36

    dan juga selain mereka dan kami telah mengutip perkataan mereka tidaklah berpendapat bahwa hadits

    Aisyah diatas berlaku secara mutlak sebagaimana pendapat Al-Allamah Al-Albani rahimahullah - yang

    menganggap berlaku secara mutlak, sedangkan mereka meriwayatkan hadits ini, yang menguatkan bahwa

    permasalahan ini menurut mereka hanya berlaku pada saat junub, sehingga wudhu dan membasuh tangan

    sebelum makan pada hadits ini berlaku hanya pada saat junub. Wallahu alam.

    5. Membaca Basmalah diawal memulai makan dan minum, dan membaca Alhamdulillah setelah

    selesai.

    28 HR. Ahmad ( 27487 ), Ibnu Majah ( 493 ) dan Al-Albani menshahihkannya ( 498 )29 HR. Malik ( 53 )30 HR. Al-Bukhari ( 286 ), Muslim ( 305 ), dan lafazh hadits ini adalah lafazh riwayat Muslim, Ahmad ( 24193 ), An-Nasa`I ( 255

    ), Abu Daud ( 224 ), Ibnu Majah ( 584 ) danAd-Darimi ( 757 )31 HR. Malik ( 111 )32 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 214 )33 HR. An-Nasa`I ( 256 ), Ahmad ( 24353 ) dan selain mereka berdua.34 Lihat : As-Silsilah Ash-Shahihah ( 1 / 674 ) no. ( 390 ).35 Syarh Sunan An-Nasa`I karya As-Suyuthi dan Hasyiyah As-Sindi, Daar Al-Kitab Al-Arabi ( 1 / 138 139 )36 Yang mencantumkan hadits ini pada tiga judul bab, yaitu : Pertama : Wudhu seorang yang junub apabila hendak makan.Kedua : Seorang yang junub mencukupkan dengan membasuh kedua tangan apabila hendak makan. Ketiga : Seorang yang

    junub mencukupkan mencuci kedua tangan apabila hendak makan atau minum. Lhat : Kitab Ath-Thaharah pada Sunan An-Nasai

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    6/29

    Diantara Sunnah, seseorang yang ehndak makan dan minum sebelum makan dan minum hendaknya

    membaca basmalah dan membaca Alhamdulillah taala setelah selesai makan dan minum.

    Ibnul Qayim rahimahullah mengatakan : Membaca basmalah diawal makan dan minum dan membaca

    Alhamdulillah setelah selesai, mempunyai pengaruh yang sangat mengagumkan baik pada manfaatnya,

    kebaikan dan dalam mencegah kemudharatan. Imam Ahmad mengatakan : Apabila dalam makanan telah

    terkumpul empat hal, maka telah sempurna : Apabila menyebut nama Allah diawal makan, Alhamdulillahsetelah makan, makan berjamaah dan dari makanan yang halal

    37.

    Faedah membaca Basmalah : sebelum makan yaitu bahwa syaithan diharamkan bergabung dalam makanan

    dan dalam meraih makanannya. Dari Hudzaifah radhiallhu anhu, beliau berkata : apabila kami hadir bersama

    dengan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidaklah kami meletakkan tangan kami hingga Nabi Shallallahu

    alaihi wa sallam memulai, maka barulah kami meletakkan tangan kami. Dan suatu saat kami menghadiri

    makan bersama dengan beliau , lalu seorang anak wanita, sepertinya dia dipanggil dan kemudian datang dan

    meletakkan tangannya, lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam meraih tangannya. Kemudian datang

    seorang arab badui, sepertinya dia dipanggil namun tangannya diraih oleh beliau. Kemudian Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya syaithan memasuki makanan yang tidak disebutnama allah. Dan syaithan datang dengan anak wanita ini untuk bergabung , maka saya menari tangannya.

    Dan datang dengan arab badui ini juga untuk bergabung dengannya, maka saya juga menarik tangannya. Dan

    demi dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya sesunguhnya tangan syaithan bersentuhan dengan tanganku

    besamaan dengan tangan anak wanita tersebut 38

    Lafazh Basmalah : Adalah dengan mengucapkan Bismillah. Dari Umar bin Abu Salamah radhiallahu anhuma,

    beliau berkata : Saat itu saya seoranganak keil yang berada didalam kamar Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam , dan tanganku meraih yang ada didalam piring, maka RasulullahShallallahu alaihi wa sallam bersabda

    : Wahai anak kecil, bacalah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang terdekat

    denganmu, maka hal itu menjadi makananku berikutnya 39

    An-Nawawi didalam Kitab Al-Adzkar karya beliau memilih bahwa yang paling utama adalah mengucapkan :

    Bismillahirrahmanirrahim, dan apabila mengucapkan : Bismillah, maka sudah cukup dan sudah mengamalkan

    Sunnah40

    .

    Ibnu Hajar menyaggah pendapat tersebut, beliau berkata : Saya tidak melihat adanya dalil khusus yang

    menguatkan pernyataan beliau.

    Saya berkata : Sebagian besar nash-nash yang ada menerangkan hanya dengan lafazh : BIsmillah , dan

    selain itu tanpa tambahan : Ar-Rahman Ar-Rahim. dari hadits Amru bin Abi Slaamah, beliau berkata

    :Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Wahai anak kecil, apabila engkau makan maka sebutlah

    bismillah, makanlah dengan tangan kanamu dan makanlah yang terdekat denganmu. 41

    Dan apabila seseorang yang makan lupa mengucapkan : bismilah sebelum makan kemudian dia teringat

    disaat dia tengah makan, maka hendaknya dia mengatakan : Bismillahi Awwalahu wa Akhirahu , atau

    mengatakan : Bismillahi fii Awwalihi waakhirihi. Dari Aisyah Ummul Mukminin radhiallahu anha, beliau berkata

    : Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah seorang diantara kalian makan

    hendaknya dia menyebut : Bismillah taala. Dan apabila dia lupa menyebut Bismillah taala diawal makan,

    maka hendaknya dia mengucapkan : Bismillah Awwalahu wa Akhirahu 42

    37 Zaad Al-Maad ( 4 / 232 )38 HR. Muslim ( 2017 ), ahmad ( 22738 ) dan Abu Daud ( 3766 )39 HR. Al-Bukhari ( 5376 ) dan lafazh hadits tersebut adalah lafazh beliau, Muslim ( 2022 ), Ahmad ( 15895),Abu Daud ( 3777 ),ibnu Majah ( 3267 ), Malik ( 1738 ) dan Ad-Darimi ( 2045 )40 Al-Adzakr karya An-Nawaw ( 334 )41 HR. Ath-Thabrani didalam Al-Mujam Al-Kabir, dan Al-Albani memasukkannya didalam Silsilah Ash-Shahihah, dan beliauebrkata : Sanad ini shahih sesuai dengan kriteria hadits Asy-Syaikhain ( 1 / 611 ) no. ( 344 ).42 HR. Abu Daud ( 3767 ), dan lafazh diatas adalah lafazh Abu Daud, Al-Albani menshahihkannya. Juga diriwayatkan oleh

    Ahmad ( 25558 ), At-Tirmidzi ( 1858 ), Ibnu Majah ( 3264 ) dan Ad-Darimi ( 2020 ).

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    7/29

    Adapun ucapan Alhamdulillah taala, setelah menyelesaikan makan atau minum, maka pada ucapan ini

    mempunyai keutamaan yang sangat agung, yang Allah anugrahkan kepada segenap hamba-Nya. Anas bin

    Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang ketka makan suatu makanan lalu dia mengucapkan

    Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka diapun mengucapkan : Alhamdulillah. 43

    Ada banyak lafazh Alhamdulillah setelah selesai dari makan dan minum, diantaranya :a. Alhamdulillah katsiran mubarakan fihi ghairi makfiyyiin wa laa muwaddain wa laa mustaghnan anhu

    Rabbana

    b. Alhamdulillah Alladzi kafaanaa wa arwaanaa ghaira makfiyyin wa laa makfuurin

    Abu Umamah radhiallahu anhu meriwayakan , beliau berkata : bhwa Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam telah selesai dari menyantap makanannya, beliau sekali waktu mengucapkan :

    Alhamdulillah katsiran mubarakan fihi ghairi makfiyyiin wa laa muwaddain wa laa mustaghnan anhu

    Rabbana 44

    c. Alhamdulillah alladzi athamaniy hadza wa razaqniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin.

    Dari Muadz bin Anas dari bapak beliau, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barang siapa yang makan suatu makanan, kemudian dia mengucakan : Alhamdulillah alladzi athamaniy

    hadza wa razaqniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin , segala dosanya yang telah lampau akan

    diampuni 45

    d. Alhamdulilah alladzi athama wa saqaa wa sawwaghahu wa jaala lahu makhrajan

    Abu Ayyub al-Anshari meriwayatkan, beliau berkata : Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ma\kan

    atau minum, beliau mengucapkan : Alhamdulillah alladzi athama wa saqaa wa sawwaghahu wa jaala lahu

    makhrajan 46

    e. Allahumma athamtu wa asqaitu wa aqnaitu wa hadaitu wa ahbabtu, falillailhamdu ala maa athaitu

    Dari Abdurrahman bin Jubair, bahwa seseorang yang telah melayani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

    selama delapan tahun menceritakan kepadanya, bahwa dia telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam apabila beliau disodorkan makanan, beliau mengucapkan :

    Bismillah , dan apabila beliau selesai beliau mengucapkan :

    Allahummah athamtu wa asqaituwa aqnaitu wa hadaitu wa ahyaitu falillahilhamdu ala maa athaitu 47

    Faedah : Disenangi untuk mempergunakan lafazh-lafazh Alhamdulillah yang ada didalam As-Sunnah setelah

    selesai makan. Dengan sesekali mengucapkan lafazh yang ini dan sesekali dengan lafazh lainnya, sehingga

    denga demikian dia telah menjaga As-Sunnah dari segala sisiknya. Dan dia akan mendapatkan berkah dari

    doa-doa ini. Bersamaan dengan itu seseorang akan merasakan didalam hatinya penghadiran makna-makna

    dari doa-doa ini ketika dia mengucapkan lafazh ini tsesekali waktu dan lafazh lainnya diwaktu yang lain.

    Dikarenakanhati seseorang apabila telah terbiasa dengan perkara tertentu seperti berulang-ulang

    menyebutkan dzikir tertentu maka dengan banyaknya pengulangan , biasanya penghadiran makna-makna

    dari doa tersebut akan semakin berkurang karena seringnya diulangi.

    Faedah lainnya : Ibnu Abbas radhiallahuanhuma - meriwayatkan , bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam bersabda :

    Barang siapa yang Allah telah memberikan makanan baginya, hendaknya dia mengucapkan : Allahumma

    barik lana war-zuqnaa khairan minhu. Dan barang siapa yang Allah telah memberinya minum, hendaknya dia

    43 HR. Muslim ( 2734 ), Ahmad ( 11562 ) dan At-Tirmidzi ( 1816 )44 HR. Al-Bukhari ( 5459 ) dan lafazh diatas adalah lafazh Al-Bukhari, Ahmad ( 21664 ), At-Tirmidzi ( 3456 ), Abu Daud ( 3849), Ibnu Majah ( 3284 ), Ad-Darimi ( 2023 ) dan Al-Baghawi didalam Syarh As-Sunnah ( 2828 )45 HR. At-Tirmidzi ( 3458 ), dan beliau berkata : Hadits ini hasan gharib . Dan Ibnu Majah ( 3285 ) dan Al-Albanimenghasankannya ( 3348 )46 HR. Abu Daud ( 3851 ), al-Albani mengatakan : Shahih.47 Al-Albani mengatakan didalam As-Silsilah Ash-Shahihah ( 1 / 111 ) : HR. Ahmad ( 4 / 62 , 5 / 375 ) dan Abu Asy-Syaikhdidalam Akhlaq An-Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , kemudian beliau menyebutkan sanadnya dan mengatakan : Sanad inishahih kesemua perawinya tsiqat dan merupakan para perawi yang dipergunakan oleh Muslim .

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    8/29

    mengucapkan : Allahumma baarik lanaa fiihi wa zidnaa fiihi. Karena sesungguhnya saya tidak mengetahui ada

    makanan dan minuman yang akan memuaskan selain susu 48

    6. Makan dan minum dengan mempergunakan tangan kanan dan larangan mempergunakan tangan

    kiri

    Telah kita sebutkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kepada Umar bin Abi Salamah : Wahai anak kecil, makanlah dengan menyebut Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan

    makanlah makanan yang terdekat denganmu 49

    Dan dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau berkata : bahwa Rasulullah Shallallahu

    alaihi wa sallam bersabda :

    Janganlah kalian makan dengan mempergunakan tangan kirimu karena sesungguhnya syaithan makan

    dengan mempergunakan tangan kirinya 50

    Dan pada hadits Umar radhiallahu anhu, beliau berkata : Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

    bersabda :

    Apabila salah seorang diantara kalian makan, hendaknya dia makan dengan mempergunakan tangankanannya dan apabila minum hendaknya dengan mempergunakan tangan kanannya. Karena

    sesungguhnya syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya 51

    Ibnul Jauzi mengatakan : Ketika tangan kiri dijadikan untuk ber-istinja dan menyentuh hal-hal yang najis,

    sementara tangan kanan untuk mengambil makanan, maka tidaklah shahih salah satu dari keduanya

    dipergunakan pada pekerjaan tangan yang lainnya, dikarenakan ini merupakan perendahan suatu yang

    memiliki kedudukan serta meninggikan suatu yang direndahkan kedudukannya. Barang siapa yang

    menyalahi tuntunan hikmah syaa berarti telah menyepakati syaithan 52

    Sedangkan hadits-hadits tersebut dalam permasalahan ini adalah hadits-hadits yangmasyhur yang tidak

    lagi tersembunyi oleh khalayak awam, hanya saja sebagian kaum muslimin semoga Allah memberi

    mereka hidayah masih saja bersikeras dengan sifat yang tercela ini, yaitu makan dan minum dengan

    mempergunakan tangan kiri. Dan apabila dikatakan kepada mereka tentang hal itu, mereka menjawab :

    Hal ini telah menjadi kebiasaan kami dan sangat sulit untuk merubahnya. Demi Allah sesungguhnya

    jawaban ini merupakan kemilau rayuan syaithan bagi mereka, dan penghalang bagi mereka untuk

    mengikuti syara. Dan secara umum, ini merupakan bukti akan kurangnya iman ddidalam hati mereka. Jika

    tidak maka apa makna dari penyelisihan perintah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan larangan

    beliau !

    Dan lebih buruk dan lebih keji dari itu, adalah mereka yangmelakukan hal itu dengan kesombongan dan

    keangkuhan.

    Salamah bin al-Akwa radhiallahu anhumeriwayatkan : Bahwa seseorang makan disisi Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa sallam dengan mempergunakan tangan kirinya. Maka beliau bersabda : Makanlah

    dengan tangan kananmu Orang itu berkata : Saya tidak sanggup. Beliau bersabda : Engkau tidak

    sanggup ? Tidak ada yang menghalangimu kecuali rasa sombong. Maka diapun tidak sanggup

    mengangkat tangannya kemulutnya Pada riwayat Ahmad : Maka tangan kanannya tidak sanggup lagi

    dia angkat kemulutnya selamanya 53

    An-Nawawi mengatakan : Pada hadits ini menunjukkan bolehnya seseorang mendoakan siapa saja

    yangmenyalahi hukum syara tanpa adanya udzur. Dan pada hadits ini juga menunjukkan perintah untuk

    48 HR. At-Tirmidzi ( 3455 ), dan beliau berkata : Hadits ini Hasan Shahih, dan juga diriwayakan oleh Ibnu Majah ( 3322 ) dan Al-Albani menghasankannya ( 3385 ).49 HR. Al-Bukhari ( 5376 ) danlafazh diatas adalah lafazh riwayat Al-Bukhari, Muslim ( 2022 ), Ahmad ( 15895 ), Abu Daud (3777 ), Ibnu Maja ( 3267 ), Malik ( 1738 ) dan Ad-Darimi ( 2045 ).50 HR. Muslim ( 2020 ) danlafazhnya adalah lafazh riwayat Muslim , Ahmad ( 14177 ), Ibnu Majah ( 3268 ) dan Malik ( 1711 ).51 HR. Muslim ( 2020 ), Ahmad ( 4523 ), At-Tirmidzi ( 1800 ), Abu Daud ( 3776 ), Malik ( 1712 ) dan Ad-Darimi ( 2020 )52 Kasyful Musykil 2 / 594 ) ( 1227 )53 HR. Muslim ( 2021 ) dan Ahmad ( 16064 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    9/29

    menjalankan Amar Makruf dan Nahi Munkar disetiap keadaan hingga disaat makan sekalipun. Dan

    disenangi unum mengajarkan seseorang yang makan dengan adaz-dab makan apabila dia

    menyalahinya54

    .

    Peringatan : Apabila ada udzur mempergunakan tangan kanan untuk makan, seperti karena sakit atau

    luka dan selainnya, maka tidaklah mengapa makan dengan mempergunakan tangan kiri. Dan Allah tidak

    membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya.

    7. Makan dengan makanan yang terdekat

    Disalah satu riwayat pada hadits Umar bin Abi Salamah, bahwa beliau mengatakan : Saya makan bersama

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pada suatu hari, lalu saya mengambil daging yang ada di seberang

    piring. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Makanlah makanan yang terdekat denganmu 55

    Sebab dari larangan itu, dikarenakan makan dia makan ditempat orang lain mengambil makan dengan adab

    yang jelek. Dan orang-orang yang makan bisa saja merasa jijik dengan perbuatan ini dan ini yang

    kebanyakan terjadi -.Akan tetapi mungkin ada yang menyanggah kepada kami, danmengatakan : Lalu apa yang kalian katakan

    tentang hadits Anas , dimana beliau berkata : Sesungguhnya seorang penjahit mengajak Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa sallam untuk menyantap makan sajiannya, maka saya berangkat bersama Nabi

    Shallallahu alaihi wa sallam , dan dia menyuguhkan roti dari tepung dan maraq kuah daging yang

    bercampur labu dan dendeng. Saya melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengambil labu yang ada

    diseberang piring 56

    Jawaban atas sanggahan ini : Kedua hadits ini tidaklah saling bertentangan , dan kami menjawabnya

    sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr : Bahwa al-maraq, al-idam dan makanan lainnya apabila

    terdiri atas dua jenis atau banyak, maka tidak mengapa menjulurkan tangan untuk mengambilnya, karena

    bolehnya memilih makanan yang dihidangkan di meja makan Kemudian beliau berkata mengomentari

    sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam : Dan makanlah dengan makanan yang terdekat denganmu - :

    Dan sesungguhnya beliau memerintahkan kepadanya untuk makan dengan makanan yang terdekat, karena

    makanan yang ada waktu itu hanya satu jenis. Wallahu alam. Demikianlah yang ditafsirkan oleh para ulama57

    .

    Dan dengan begitu jelaslah penyesuaian kedua hadits tersebut Wallahu Al-Muwafffiq -.

    8. Disenangi makan dari pinggiran piring bukan bagian atasnya

    Disebutkan pada hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma -, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

    bersabda :

    Apabila salah seorang diantara kalian makan suatu makanan maka janganlah dia makan pada bagian

    atasnya, akan tetapi hendaknya dia makan pada bagian pinggirnya, karena sesungguhnya berkah turun dari

    bagian atasnya . Pada lafadz riwayat Ahmad : Makanlah kalian pada bagian pinggir piring, dan janganlah

    kalian makan dari bagian tengahnya, karena berkah turun pada bagian tengahnya 58

    Bagian tengah diberi kekhususan dengan turunnya berkah, karena tempat itu adalah tempat paling adil. Dan

    sebab dari larangan tersebut agar seseorang yang makan tidak terharamkan baginya berkah yang berada

    54 Syarh Shahih Muslim Jilid 7 ( 14 / 161 )55

    HR. Muslim ( 2022 ), takhrijnya telah disebutkan sebelumnya.56 HR. Al-Bukhari ( 5436 ) dan lafazh diatas adalah lafazh pada riwayat Al-Bukhari, Muslim ( 2041 ), Ahmad ( 12219 ), At-Tirmdzi ( 1850 ), Abu Daud ( 3782 ), Malik ( 1161 dan Ad-Darimi ( 2050 ).

    Ad-dibaa`u adalah sejenis buah yang sebesar labu. Pada ini ditegaskan pada riwayat Ahmad, beliau berkata : Dandisuguhkan kehadapan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam semangkuk labu, beliau berkata : Dan beliau sangat menyenangilabu. Beliau berkata : Dan beliau mengemil labi dengan jari atau dengan jari jemari beliau . Sedangkan al-qadiid adalah dagingyang diberi garam kemudian dikeringkan dibawah terik matahari.57 At-Tamhid ( 1 / 277 )58 HR. Abu Daud ( 3772 ) lafaadz hadits diatas adalah lafazh pada riwayat Abu Daud, Ahmad ( 2435 ), At-Tirmidzi ( 1805 ), danbeliau berkata : Hadits ini hadits hasan shahih , Ibnu Majah ( 3277 ) dan Ad-Darimi ( 2046 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    10/29

    dibagian tengah. Dan juga termasuk didalam hadits ini apabila yang makan lebih dari seseorang berjamaah

    -, karena seseorang diantara mereka yang mendahului mengambil dibagian tengah makanan sebelum bagian

    pinggirnya, telah melakukan adab yang jelek kepada mereka, dan mementingkan diri sendiri untuk suatu yang

    baik selain dari mereka, Wallahu alam59

    .

    9. Disenangi makan dengan mempergunakan tiga jari dan menjilati jari setelah makan.Diantara Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , bahwa beliau makan dengan mempergunakan tiga jari.

    Dan juga menjilati jarinya setelah makan. Didala hadits Kaab bin Malik dari bapaknya, beliau berkata :

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika makan beliau mempergunakan tiga jari dan menjilati jarinya

    sebelum mengelapnya 60

    Ibnul Qayyim mengatakan : Dikarenakan makan dengan satu atau dau jari tidaklah menjadikan seorang yang

    makan menikmatinya dan tidak juga memuaskannya dan tidak mengenyangkannya kecuali setelah lama

    berselang dan juga tidak mengenakkan organ mulut dan pencernaan dengan yang masuk kedalamnya dari

    setiap makanan Sedangkan makan dengan lima jari dan telapak tangan akan menyebabkan makan

    memenuhi organ mulut dan juga pencernaan. Dan terkadang akan menyumbat saluran makan danmemaksakan organ-organ makan untuk mendorongnya dan juga pencernaan akan terbebani. Dan dia tidak

    akan mendapatkan kelezatan dan juga kepuasan. Dengan begitu maka cara makan yang paling bermanfaat

    adalah cara makan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan cara makan yang meneladani beliau

    Shallallahu alaihi wa sallam yaitu dengan mempergunakan tiga jari 61

    Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka janganlah dia membasuh tangannya hingga dia

    menjilatnya atau dijilatkan kepada orang lain . Dan pada riwayat Ahmad dan Abu Daud :

    Janganlah dia mengelap tangannya dengan kain lap, hingga dia menjilatnya atau dijilatkan kepada orang lain

    62

    Dan sebab hal itu diperintahkan dfiterangkan pada hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau

    berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan untuk menjilat jari dan piring makanan,

    beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dimanakah turunnya

    berkah 63

    Dan pada sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam :

    Kalian tidak mengetahui dimanakah turunnya , maknanya wallahu alam bahwa makanan yang berada

    dihadapan seseorang mengandung berkah, dan dia tidaklah mengetahui apakah berkar itu yang dimakannya

    ataukah yang tersisa dijari-jarinya atau yang tersisa dibagian bawah piring ataukah pada butiran makanan

    yang terjatuh. Maka sepatutnyalah seseorang menjaga hal ini semuanya agar dia mendapatkan berkah. Dan

    asal suatu berkah adalah tambahan dan kebaikan yang selalu ada serta senantiasa dirasakannya. Dan yang

    dimaksud disini wallahu alam adalah yang dapat mengenyangkan dan akhirnya memberi keselamatan dari

    segala gangguan dan memperkuat ketaatan kepada Allah dan lain sebagainya, sebagaimana yang dikatakan

    oleh An-Nawawi64

    .

    10. Disenangi mengambil butiran yang terjatuh, membasuh yang menempel padanya lalu

    memakannya.

    Dijelaskan pada hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi

    wa sallam bersabda :

    59 Lihat : Aun Al-Maud jilid 5( 10 / 177 )60 HR. Muslim ( 20232 ), Ahmad ( 26626 ), Abu Daud ( 3848 ) dan Ad-Darimi ( 2033 )61 Zaad Al-Maad ( 4 / 222 ), dengan sedikit perubahan.62 HR. Al-Bukhari ( 5456 ), Muslim ( 2031 ), Ahmad ( 3224 ), Abu Daud ( 3847 ), Ibnu Majah ( 3269 _ dan Ad-Darimi ( 2026 )63 HR. Muslim ( 2033 ) dan lafazh hadits diatas adlah lafazh beliau, Ahmad ( 13809 ), dan Ibnu Majah ( 3270 ).64 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 172 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    11/29

    Apabila butiran makanan seseorang diantara kalian terjatuh, hendaknya dia mengambilnya, lalu

    membersihkan kotoran yang menempel kemudian memakannya dan jangan dia membiarkannya sebagai

    makanan syaithan al-hadits Pada riwayat lainnya :

    Sesungguhnya syaithan ikut menghadiri makanannya. Maka apabila salah seorang diantara kalian terjatuh

    makanannya maka hendaknya dia membersihkan kotoran yang menempel padanya kemudian memakannya

    dan tidak menyisakannya untuk syaithan. Dan apabila dia telah menyelesaikan makannya hendaknya diamenjilat tangannya karena sesungguhnya dia tidak mengetahui makanan manakah yang ada berkahnya

    65

    Pada hadits ini ada beberapa faedah diantaranya :

    Bahwa syaithan selalu mengawasi manusia dan mengiringinya dan berusaha untuk mempengaruhinya. Dan

    berupaya untuk berkumpul dengan manusia hingga disaat makan dan minum.

    Diantaranya pula bahwa menghilangkan kotoran yang menempel baik berupa tanah dan selainnya pada

    makanan yang terjatuh kemudian memakannya dan pengharaman syaithan dari makanan tersebut, karena

    syaithan adalah musuh, dan seorang musuh seharusnya di jauhkan dan berlindung darinya.

    Diantaranya, bahwa berkah makanan bisa jadi ada pada makanan yang terjatuh makan janganlah

    melalaikannya.Diantaranya : Sesungguhnya syaithan hadir dan selalu menyertai manusia, dan akal tidak punya hak untuk

    mengingkari kehadiran syaithan sebagaimana yang disangkakan oleh orang-orang yang memiliki akal yang

    sakit.

    11. Larangan mengambil dua kurma bersamaan

    Larangan ini berlaku bagi jamaah, bukan bagi yang makan sendiri. Dan tentang hal ini ada beberapa hadits

    yang shahih.

    Diantaranya dari jalan Syubah dari Jabalah, beliau berkata : Kami pernah berada di Madinah bersama dengan

    beberapa penduduk Irak, dan paceklik telah menimpa kami. Maka Ibnu Az-Zubair memberi kami rizki berupa

    kurma. Dan Ibnu Umar melintasi kami lalu berkata Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

    telah melarang mengambil bersamaan lebih dari satu, kecuali seseorang diantara kalian telah meminta izin

    kepada saudaranya 66

    Ibnul Jauzi didalam Al-Musykil berkata : Adapun hukum hadits tersebut, bahwa hukum ini berlaku pada

    jamaah beberapa orang. Dan kebiasaan yang berlaku adalah mengambil kurma satu persatu. Apabila

    seseorang mengambil bersamaan maka akan menjadikan jatah mereka berkurang dan akan mempengaruhi

    mereka, olehnya itu dibutuhkan izin dari mereka. 67

    Larangan pada hadits ini dapat menunjukkan pengharaman dan juga dapat berarti suatu yang makruh, dan

    masing-masingnya telah dinyatakan oleh ulama. An-Nawawi berpendapat bahwa perlu ada detail pada

    masalah ini, beliau mengatakan : Yang benar perlu diperinci, apabila makan tersebut mereka diantara

    mereka bersamaan, maka mengambil lebih dari satu bersamaan hukumnya haram, kecuali jikalau mereka

    meridhainya, dan ini dengan dapat dengan pernyataan mereka yang jelas, atau yang sederajat dengan

    pernyataan tersebut baik berupa indikasi keadaan atau isyarat dari mereka semuanya, dimana dapat diketahui

    dengan pasti atau dengan persangkaan yang kuat bahwa meeka meridhainya. Kapan dia ragu atas keridhaan

    mereka, maka hukumnya haram. Dan apabila makanan tersebut untuk selain mereka atau untuk salah

    seorang diantara mereka mesti disyaratkan keridhaannya sendiri, apabila dia mengambilnya tanpa

    keridhaannya maka hukumnya haram. Dan disenangi untuk meminta izin kepada orang-orang yang

    menyertainya makan namun tidaklah wajib. Dan apabila makanan tersebut untuk dirinya sendiri dan dia

    65 HR. Muslim ( 2033 ) dan Ahmad ( 14218 )66 HR. Al-Bukhari ( 2455 ), Muslim ( 2045 ), Ahmad ( 5017 ), At-Tirmidzi ( 1814 ), Abu Daud ( 3834 ), Ibnu Majah ( 3331 ).Sabda beliau : Kecuali seseorang diantara kalian meminta izin kepada saudaranya Syubah berkata : Saya tidak mengetahuikecuali kalimat ini berasal dari perkataan Ibnu Umar, yaitu perkataan meminta izin . Lihat riwayat Muslim dan Ahmad tentanghadits ini.67 Kasyful Musykil min Hadits Ash-Shahihain ( 2 / 565_ no. ( 1165 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    12/29

    menjamu mereka sebagai tamu maka tidaklah diharamkan mengambil lebih dari satu bersamaan. Kemudian

    apabila makanan tersebut jumlahnya sedikit maka disukai untuk tidak mengambil lebih dari satu bersamaan,

    karena hanya mencukupi mereka. Dan apabila jumlahnya banyak, dimana melebihi jumlah mereka maka tidak

    mengapa mengambil lebih dari satu sekaligus. Akan tetapi adab yang berlaku secara mutlak dan kesopanan

    dalam makan dan meninggalkan sikap rakus kecuali jikalau dalam keadaan tergesa-gesa dan semakin

    terburu-buru lagi jika ada pekerjaan yang lain

    68

    .Masalah : Apakah jenis-jenis makanan lainnya yang dapat diambil satu persatu dapat dianalogikan dengan

    kurma ?

    Jawab : Iya, dapat dianalogikan kepada kurma, apabila kebiasaan yang berlaku makanan tersebut diambil

    satu demi satu. Ibnu Taimiyah mengatakan ; Dan dapat dianalogikan larangan mengambil sekaligus lebih dari

    satu semua makanan yang kebiasaannya diambil satu persatu69

    12. Disenangi memakan suatu makanan setelah tidak panas lagi.

    Dari Asma` binti Abu Bakar radhiallahu anhuma, apabila beliau membuat tsariid sejenis makanan belaiu

    menutupnya dengan sesuatu hingga tidak mendidih, lalu beliau berkata : Sesungguhnya saya telahmendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Sesungguhnya yang demikian itu lebih besar berkahnya 70

    Abu Hurairah radhgiallahu anhu berkata : Tidaklah menyantap makanan hingga panasnya hilang 71

    Dan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidaklah menyantap makanan disaat makanan itu sangat panas. Ibnul

    Qayyim72

    mengatakan : Dan makna yang paling tepat dengan kalimat berkah pada padist ini adalah yang dapat

    mengenyangkan dan selamat dari sakit yang timbul diakhirnya, dan menguatkan ketaatan kepada Allah dan

    lain sebagainya. Sebagaimana yang dikatakan oleh An-Nawawi73

    13. Larangan mencela makanan dan menghinanya

    Disebutkan didalam hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu, beliau berkata : Tidaklah Rasulullah Shallallahu

    alaihi wa sallam mencela makanan sekalipun juga. Apabila beliau menghendaki suatu makanan maka beliau

    akan memakannya dan apabila beliau tidak menyukainya maka beliau meninggalkannya 74

    Mencela makanan seperti dengan mengatakan : Terlalu asin, atau kurang asin, kecut, tipis, keras, kurang

    matang, dan lain sebagainya, sebagaimana diaktakan oleh An-Nawawi75

    Dansebab larangan itu, dikarenakan makanan adalah ciptaan Allah yang tidak boleh dicela. Dan ada alasan

    lainnya yaitu bahwa mencela makanan akan menyakiti perasaan pembuat makanan hingga dia bersedih dan

    tersinggung, dikarenakan dialah yang mempersiapkan dan menyajikannya. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa

    sallam menutup pintu ini agar jangan rasa sedih mendapati pintu untuk masuk kedalam hati seorang muslim

    Dan Syariat Islam selalu datang dengan hal serupa ini.

    Masalah : Apakah hadits ini bertentangan dengan keengganan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam makan

    dhabb kadal gurun -76

    . Dan apakah sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam tentang dhabb yakni : Saya

    merasa kasihan kepadanya dan dalam riwayat lainnya : Daging serupa ini saya tidak makan sama sekali ,

    tergolong mencela makanan ?

    68 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 190 )69

    Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 158 )70 HR. Ad-Darimi ( 2047 ), al-Albani memasukkan hadits ini didalam Silsilah Ash-Shahihah no. ( 392 ) dan Ahmad ( 26418 ).71 Al-Albani mengatakan didalam Irwa Al-Ghalil ( 1978 ) : Shahih, diriwayatkan oleh Al-Baihaqi ( 7 / 2580 )72 Zaad Al-Maad ( 4 / 233 ).73 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 172 )74 HR. Al-Bukhari ( 5409 ) , Muslim ( 2064 ), ahmad ( 9882 ), At-Tirmidzi ( 2031 ), Abu Daud ( 3763 ), Ibnu Majah ( 3259 ) dan

    Al-Baghawi didalam Syarh As-Sunnah ( 2843 ).75 Syarh Muslim jilid 7 ( 13 / 22 )76 HR. Al-Bukhari ( 5537 ), Muslim ( 1946 ), Ahmad ( 6678 ), An-Nasa`I ( 4316 ), Abu Daud ( 3794 ), Ibnu Majah ( 3241 ) , Malik( 1805 ) dan Ad-Darimi (2087 ).

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    13/29

    Jawab : Bahwa tidak ada pertentangan antara kedua hadits tersebut. Dan perkataan Nabi Shallallahu alaihi

    wa sallam tentang dhabb tidak tergolong mencela makanan. Melainkan pemberitahuan sebab mengapa beliau

    tidak memakannya. Yaitu bahwa beliau tidak menyukai makan jenis ini dan bukan kebiasaan beliau

    memakannya. An-Nawawi mengatakan : Adapun hadits bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam

    meninggalkan memakan dhabb bukan termasuk dalam kategori mencela makanan, melainkan merupakan

    pemberitahuan bahwa ini adalah makan yang spesifik yang beliau tidak menyukainya

    77

    14. Hukum minum dan makan sambil berdiri

    Para ulama berbeda persepsi tentang hukum mnum sambil berdiri. Dan perbedaan persepsi diantara mereka

    bermuara pada sejumlah hadits-hadits yang shahih yang secara zhahirnya bertentangan. Sebagian diantara

    hadits-hadits tersebut menerangkan larangan minum berdiri sedangkan sebagian lainnya adalah sebaliknya.

    Dan kami akan melampirkan sebagian diantaranya :

    1. Anas radhiallahu anhu meriwayatkan , bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang minum sambil

    berdiri . Dan pada riwayat lainnya : Melarang seseorang minum sambil berdiri 78

    2. Dari Abu Said Al-Khudri radhialahu anhu beliau berkata : Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallammelarang dari minum sambil berdiri

    79

    3. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Dan janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian minm smabil berdiri, barang siapa yang lupa maka

    hendaknya dia memuntahkannya 80

    Hadits-hadits yang menunjukkan bolehnya minum sambil berdiri :

    1. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata : Saya menuangkan kepada Rasulullah Shallallahu

    alaihi wa sallam dari air zam-zam, lalu beliau minum sambil berdiri 81

    2. Dari An-Nazzal, beliau berkata : Ali radhiallahu anhu datang menuju pintu Ar-Rahbah, lalu beliau minum

    sambil berdiri. Beliau berkata : Sesungguhnya beberapa orang tidak menyukai salah seorang diantara

    mereka minum sambil berdiri. Dan sesungguhnya saya telah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam melakukannya sebagaimana kalian telah melihatku melakukannya pada lafazh riwayat Ahmad :

    beliau berkata : Bagaimana pendapat kalian jika saya minum sambil berdiri, karena sesungguhnya saya

    telah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dan jika saya minum sambil duduk,

    sesungguhnya saya tleah melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum sambil duduk 82

    3. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, beliau berkata : Kami dizaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam minum sambil berdiri dan kami makan sambil berjalan 83

    4. Atsar dari Aisyah, Saad bin Abu Waqqash, bahwa mereka berdua membolehkan seseorang minum sambil

    berdiri. Ibnu Umar dan Ibnu Az-Zubair juga terlihat minum sambil berdiri84.

    Berdasarkan hadits-hadits ini yang secara kontekstual kontradiktif dengan selainnya, ulama berselisih dalam

    menerangkan hukumnya. Pendapat yang paling tepat menurutku adalah yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyah

    didalam Fatawa beliau, beliau mengatakan : Akan tetapi menyelaraskan hadits-haits tersebut dengan

    menyatakan adanya keringanan di saat mempunyai udzur. Hadits-hadits larangan minum berdiri yang berada

    didalam As-Shahih seperti: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang minum sambil berdiri , hadits

    yang diriwayatkan oleh Qatadh dari Anas : bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang minum smbil

    berdiri . Qatadah berkata : Bagaimana dengan makan ? Beliau berkata : Hal itu lebih buruk dan jelek.

    77 Syarh Muslim jilid 7( 14 / 22 )78 HR. Muslim ( 2024 ), Ahmad ( 11770 ), At-Tirmidzi ( 1879 ), Abu Daud ( 3717 ), Ibnu Majah ( 3424) dan Ad-Darimi ( 2127 ).79 HR. Muslim ( 2025 ),ahmad ( 10885 ) dan Al-Baghawi didalam Syarh As-Sunnah ( 3045 )80 HR. Muslim ( 2026 ), Ahmad ( 8135 ), tanpa sabda beliau : hendaknya dia memuntahkannya .81 HR. Al-bukhari ( 1637 ), Muslim ( 2027 ), Ahmad ( 1841 ), At-Tirmidzi ( 1882 ), An-Nasa`I ( 2964 ) dan Ibnu Majah ( 322 ).82

    HR. Al-Bukhari ( 5615 ), Ahmad ( 797 (, An-Nasa`i ( 130 ) dan Abu Daud ( 3718 )83

    HR. Ahmad ( 4587 ), Ibnu Majah ( 3301 ), Al-Albani menshahihkannya ( 3364 ), Ad-Darimi ( 2125 )84

    Al-Muwaththa ( 1720, 1721, 1722 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    14/29

    Sedangkan hadits-hadits yang memberi keringanan, semisal hadits yang diriwayatkan didalam Ash-Shahihain dari

    Ali dan Ibnu Abbas , beliau berkata ; Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum air zam-zam sambil berdiri . Dan

    yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ali : Bahwasanya Ali berada di tanah lapang yang berpasir dan dia minum

    dalam keadaan berdiri, kemudian beliau berkata : Sesungguhn ya manusia dimakruhkan minum sambil berdiri, dan

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallammelukukan seperti apa yang aku lakukan. Dan hadits Ali ini telah

    diriwayatkan padanya ada atsar bahwasanya Rasulullah melakukan hal itu saat minum air zam-zam, sebagaimanadatang pada hadits Ibnu Abbas, hal ini adalah ketika berhaji, dan orang-orang disana melaksanakan thawaf dan

    minum dari air zam-zam, mereka mengambil air serta meminta minum darinya, dan tidak ada tempat untuk duduk ,

    bersamaan dengan ini beliau lakukan selang waktu sedikit sebelum beliau meninggal, jadilah hal ini dan yang

    semisalnya dikecualikan dari hal tersebut sebagai larangan. Dan hal ini datang dari perkara syariat : Bahwa

    larangan dari sesuatu diperbolehkan ketika ada hajat, bahkan dia lebih ditekankan hukum pembolehannya dari

    sekedar dibolehkan ketika ada hajat, bahkan pula perkara haram yang diharamkan dia dimakan dan diminum,

    seperti bangkai dan darah yang diperbolehkan dalam keadaan darurat.85

    15. Tidak disenangi bernafas dalam bejana dan meniup padanya.Termasuk adab-adab ketika minum adalah seorang yang minum sebaiknya tidak bernafas dalam bejana dan

    tidak pula meniupnya, padanya ada hadits-hadits yang shahih, diantaranya sabda Nabi Shallallahu alaihi wa

    sallam dari hadits Abu Qatadah radhiallahu anhu, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah

    seorag diantara kalian minum maka janganlah dia bernafas dalam bejana Al-Hadist.86

    Dan diantaranya pula

    hadits Ibnu Abbas : Bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melarang seseorang bernafas dalam

    bejana dan meniupnya.87

    Larangan bernafas dalam bejana ini adalah salah satu adab yang mana ditakuti akan

    mengotorinya dan menjadikan bau busuk serta terjatuhnya sesuatu dari mulut dan hidung padabejana dan

    sejenisnya, Hal ini adalah pendapat Imam An-Nawawi.88

    Adapun meniup minuman, maka padanya akan diperoleh dari mulut yang meniup bau yang tidak sedap yang

    memuakkan karenanya. Terlebih lagi jika yang minum bergantian dan berbilang, maka nafas-nafas yang

    meminum akan mencampur-adukkannya, oleh karena itu Rasulullah menggabungkan antara larangan dari

    bernafas dalam bejana dan meniupnya, demikianlah pendapat Ibnu Al-Qayyim.89

    16. Disenangi mengambil nafas sebanyak tiga kali ketika minum, dan bolehnya minum dengan sekali

    tegukan

    Disebutkan didalam hadits Anas bin Malik radhiallahu anhu, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa

    sallam biasanya mengambil nafas sebanyak tiga kali sewaktu minum, dan beliau bersabda :

    Sesungguhnya hal ini akan lebih menghilangkan rasa dahaga, lebih menjaga dan lebih bermanfaat Anas

    berkata : Maka saya mengambil nafas tiga kali ketika minum 90

    Yang dimaksud dengan mengambil nafas ketika minum sebanyak tiga kali adalah dengan menjauhkan

    bejana air dari mulut sipeminum, lalu dia mengambil nafas tiga kali, karena mengambil nafas dibejana suatu

    yang dilarang.

    Dan diperbolehkan meminum dengan sekali tegukan dan bukan suatu yang makruh. Dan ini ditunjukkan pada

    hadits Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu, bahwa beliau mengunjungi Marwan bin Al-Hakam, dan dia

    berkata kepadanya : Apakah anda telah mendengar jikalau Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah

    melarang menghembuskan nafas didalam bejana air ? Abu Said berkata : Benar. Maka seseorang berkata :

    85 Al-Fatawa ( 32/209-210)86 HR. Al-Bukhari ( 5630 ), Muslim ( 267 ), Ahmad ( 22059 ), At-Tirmidzi ( 1889 ), An-Nasa`i (47), dan Abu Daud ( 31 ).87 HR. At-Tirmidzi ( 1888 ), dan beliau berkata : Hadits hasan shahih,Dan HR. Abu Daud ( 3728 ), dan syaikh Al-Albanimenshahihkannya, HR. Ibnu Majah ( 3429 ) tanpa penyebutan at-tanaffus.88 Syarh Shahih Muslim jilid kedua ( 3/130)89 Zaadu Al-Maaad ( 4/235).90 HR. Al-Bukhari ( 45631 ), Muslim ( 2028 ) dan lafazh diatas adalah lafazh riwayat Muslim , Ahmad ( 11776 ), At-Tirmidzi (1884 ), Ibnu Majah ( 3416 ), dan Ad-Darimi ( 2120 ), Ibnu Majah dan At-Tirmidzi tidak menyebutkan potongan kedua yang adapada hadits tersebut.

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    15/29

    Wahai Rasulullah sesungguhnya dahafa saya tidak hilang hanya dengan sekali tegukan. Lalu Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa sallam besabda : Jauhkanlah cerek air dari mulutmu kemudian ambillah nafas . Orang

    itu berkata : Namun sesungguhnya saya melihat ada kotoran pada cerek tersebut . Beliau bersabda : Maka

    buanglah 91

    Malik mengatakan : tidak mengapa seseorang minum hanya dengan sekali mengambil nafas. Dan saya

    berpendapat ini adalah rukhshah/keringanan dari penjelasan yang ada pada hadits : Sesungguhnya dahagasaya tidaklah hilang hanya dengan sekali mengambil nafas

    92

    Syaikhul Islam mengatakan : Hadits ini merupakan dalil hadits diatas bahwa sekiranya rasa dahaganya

    telah hilang hanya dengan sekali mengambil nafas dan tidak lagi butuh untuk mengambil nafas, maka hal

    tersebut diperbolehkan. Dan saya tidak mengetahuiada imam yang mewajibkan mengambil nafas tiga kali, dan

    mengharamkan minum hanya dengan sekali tegukan 93

    17. Makruh minum dimulut bejana/cerek air

    Tentang permasalahan ini ada beberapa hadits yang shahih. Dari abu Hurairah radhiallahu anha beliau

    berkaa : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah melarang minum dimulut al-qirbah sejenis botolpenyimpan air dari kulit dan cerek, dan melarang tetangganya menancapkan kayu didindingnya

    94

    Dan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, beliau berkata : Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah melarang

    seseorang minum dimulut bejana 95

    Pada kedua hadits tersebut berisikan larangan yang sangat jelas dari minum dimulut al-qirbah dan cerek. Dan

    yang semestinya adalah dengan menuangkan minuman tersebut ketempat air lalu minum darinya. Larangan

    ini oleh sebagian ulama memahaminya sebagai suatu larangan, dan sebagian lainnya menganggapnya hanya

    sebatas makruh, dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Diatara mereka menjadikan hadits-hadits

    larangan sebagai nasikh yang menghapuskan hukum hadits-hadits yang membolehkan96

    .

    Para ulama menyebutkan beberapa kandungan hikmah yang menyebabkan larangan ini, dan kami akan

    menyebutkan sebagian diantaranya :

    Seringnya nafas orang yang minum melalui mulut cerek akan menyebabkan bau busuk dan tidak sedap yang

    akan menjadikan perasan muak.

    Dan juga terkadang didalam qirbah atau cerek ada serangga atau hewan atau kotoran atau selainnya yang

    tidak disadari oleh yang minum, lalu masuk kedalam kerongkongannya dan menimbulkan mudharat

    kepadanya.

    Diantaranya terkadang air akan bercampur dengan liur yang minum yang menjadikan orang lain merasa jijik97

    .

    Terkadang liur dan nafas yang minum akan menyebabkan penyakit kepada orang lain, dimana meurut para

    pakar kedokteran bahwa bibit penyakit bisa saja berpindah melalui liur dan nafas.

    Masalah : Telah shahih, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam minum dari mulut qirbah yang tergantung.

    Maka Bagaimanakah menyesuaikan perbuatan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang menunjukkan

    pemboleha minum dimulut qirbah dengan larangan beliau dari ucapannya ?

    Jawab : Ibnu Hajar mengatakan : Syaikh kami didalam Syarh At-Tirmidzi mengatakan : Sekiranya dibedakan

    apabila dalam keadaan yang ada udzur, seperti misalnya qirbah yang tergantung, dan seseorang yang butuh

    untuk minum tidak mendapatkan wadah dan tidak mampu untuk menjangkau dengan tangannya, maka pada

    91 HR. At-Tirmidzi ( 1887 ), danbeliau berkata : hadits ini hadits hasan shahih , ahmad ( 10819 ), Malik ( 1718 ) dan lafazh

    diatas adalah lafazh riwayat Malik, dan Ad-Darimi ( 2121 ).92 At-Tamhid karya Ibnu Abdil Barr ( 1 / 392 )93 Al-Fatawa ( 32 / 209 )94 HR. Al-Bukhari ( 5627 ), Ahmad ( 7113 ) tanpa penggalan kedua hadits diatas. Dan Ahmad meriwayatkan penggalan keduahadits diatas pada riwayat lainnya. Juga diriwayatkan oleh Muslim ( 1609 ), At-Tirmidzi ( 1353 ), Abu Daud ( 3634 ), Ibnu Majah( 2335 ), Malik ( 1462 ) dan kesemuanya menyebutkan penggalan kedua dari hadits diatas selain pengglan yang pertama.95 HR. Al-Bukhari ( 5629 ), ahmad ( 1990 ), At-Tirmidzi ( 1825 ), An-Nasa`I ( 4448 ), abu Daud ( 3719 ), ibnu Majah ( 3421 ) dan

    Ad-Darimi ( 2117 ).96 Lihat : Fathul Bari ( 10 / 94 )97 Lihat : Zaad Al-Maad ( 4 / 233 ), Fathul Bari ( 10 / 94 ) dan Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 166 )

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    16/29

    keadaan tersebut tidaklah makruh, dan kepada keadaan itulah, hadits-hadits yang telah disebutkan diatas

    tersebut dipahami. Dan antara seseorang yang tidak mempunyai udzur, maka hadits-hadits larangan dipahami

    pada keadaan ini.

    Saya yang berkata adalah Ibnu Hajar Dan pendapat tersebut dikuatkan pula, bahwa hadits-hadits yang

    menunjukkan pembolehan semuanya menunjukkan bahwa qirbah tersebut dalam keadaan tergantung, dan

    minum dari qirbah yang tergantung lebih khusus daris ekedar minum dari qirbah. Dan tidak ada argumen darihadits-hadits yang menunjukkan pembolehan secara mutlak, melainkan hanya pada keadaan ini saja. Dan

    memahami pembolehan tersebut pada keadaan darurat sebagai upaya menyelaraskan kedua hadits tersebut

    lebih utama dari pada menggiringnya sebagai nasikh , Wallahu alam98

    18. Disenangi bagi seorang yang menuang minuman, sebagai orang terakhir yang minum

    Dalil akan masalah itu adalah hadits Qatadah radhiallahu anhu yang panjang : Maka Rasulullah

    Shallallahu alaihi wa sallam menuang minuman kepada wadah mereka hingga tidak ada lagi yang tersisa

    selain saya dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Beliau berkata : Kemudian Rasulullah Shallallahu

    alaihi wa sallam menuangkan kepadaku, dan berkata : Minumlah. Saya berkata : Saya tidak minum hinggaanda minum wahai Rasulullah . Beliau bersabda :

    Sesungguhnya yang menuangkan minum adalah yang palingterakhir minum

    Beliau berkata : Maka sayapun minum dan Rasulullah kemudian juga minum al-hadits 99

    Penunjukan pada hadits ini sangatlah jelas, bahwa yang bertanggung jawab menuangkan minum kepada

    suatu kaum , maka dia mendahulukan mereka dari dirinya sendiri, dan dia adalah orang yang paling akhir

    minum, untuk meneladani Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

    19. Disenangi berbicara ketika menghadapi makanan

    Sebagai bentuk penyelisihan akan kebiasaan orang asing, dimana mereka tidak berbicara sama sekali ketika

    makan100

    .

    Ibnu Muflih mengatakan : Ishaq bin Rahawaih mengatakan , saya pernah sekali waktu makan malam

    bersama Abu Abdillah ( Ahmad bin Hanbal ) dan beberapa kerabat beliau. Dan kami tidak berbicara sedikitpun

    sementara beliau makan dan mengatakan : Alhamdulillah, bismillah, kemudian beliau mengatakan : Makan,

    memuja lebih baik dari pada makan smabil berdiam diri. Dan saya tidak menjumpai dari Imam Ahmad yang

    menyelisihi riwayat ini dengan penyelisihan yang jelas. Dan juga kami tidak menjumpai riwayat tersebut pada

    mayoritas perkataan para ulama Hanabilah. Zhahirnya Imam ahmad rahimahullah mengikuti atsar dalam

    perkataan beliau itu, karena diantara jalan dan kebiasaan beliau adalah memfokuskan pada ittiba atsar101

    .

    20. Disenangi makan berjamah

    Diantara adab kenabian, adalah disukainya makan sabil berjamaah bersama-sama -, dan makan berjamaah

    ini adalah sebab diliputinya makanan tersebut dengan berkah. Setiap kali jumlah yang makan bertambah

    maka berkahnya akan bertambah. Pada hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma, beliau berkata : Saya

    telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Makanan untuk seorang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang dan makanan

    empat orang cukup untuk delapan orang 102

    Ibnu Hajar mengatakan : Pad riwayat Ath-Thabrani dari hadits Ibnu Umar, berisi tuntunan akan sebab dari hal

    itu, dimana pertamanya :

    98 Fathul Bari ( 10 / 94 )99 HR. Muslim ( 681 ), Ahmad ( 22040 ), At-Tirmidzi ( 1894 ), Ibnu Majah ( 3434 ), Ad-Darimi ( 2135 ), sebagianyameriwayatkan secara panjang dan sebagian hanya meringkas pada lafazh syahid saja. Dan sebagian lagi meriwayatkannyadengan kedua lafazh tersebut100 Lihat : Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali ( 2 / 11 ), Daar Al-Hadist cet. 1 1412 H101 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 163 )102 HR. Msulim ) 2059 ), Ahmad ( 13810 )At-Tirmidzi ( 1820 ), Ibnu Majah ( 3254 ) dan Ad-Darimi ( 2044 ).

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    17/29

    Makanlah kalian semua berjamah dan janganlah kalian bercerai berai, karena sesungguhnya makanan untuk

    seseorang akan mencukupi dua orang al-hadits.

    Dapat diambil faedah dari hadist ini bahwa kecukupan adalah hasil yang muncul sebagai akibat makan

    berjamaah. Dan jumlah yang makan ketika semakin banyak akan berkahnya semakin bertambah 103

    Dari Wahsyi bin Harb dari bapaknya dari kakeknya, beliau berkata : Para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi

    wa sallam mengatakan : Wahai rAsululah, sesungguhnya kami makan dan tidak merasa kenyang. BeliauShallallahu alaihi wa sallam menjawab : Mungkin kalian makan sambil tercerai berai. Mereka mengatakan :

    Benar. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

    Berkumpullah kalian pada makanan kalian dan sebutlah nama Allah niscaya makan kalian akan diberkahi104

    21. Dibenci rakus dalam makan dan juga sedikit karena akan melemahkan tubuh

    Rakus dalam mengambil makanan akan menyebabkan tubuh menjadi sakit, dan akan menyebabkannya

    tersebrang banyak penyakit, dan juga akan menyebabkan tubuh terasa penat dan malas, sehingga terasa

    berat untuk mengerjakan amal-amal ketaatan. Dan juga akan mewariskan hati yang kera semoga Allah

    melindungi kita dari hal itu -.Dan sebaliknya, sedikit makan juga akan melemahkan tubuh dan akan melemahkannya dari ketaatan kepada

    Allah. Dan kami tidak menjumpai ada obat yang majur sebagaimana obat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ,

    seandainya kita meneladani beliau, tentula kita tidap perlu beroba tkedokter pada sebagian besar keberadaan

    kita.

    Dari Miqdam bin Madiy karib, beliau merkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam

    bersabda :

    tidaklah seorang anak Adam memenuhi penampang kejelekan selain perutnya. Cukuplah makanan bani

    Adam itu untuk menegakkan tulang belakangnya, jikalau memang harus, maka sepertiga untuk makananya,

    sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya 105

    Dan para Ulama As-Salaf pada persoalan ini ada beberapa anggapan, yang bagus untuk kita ketahui.

    Ibnu Muflih mengatkan : ibnu Abdil Barr dan yang lainnya menyebutkan bahwa Umar bin Al-Khaththab suatu

    hari khutbah, dan mengatakan: Hati-hatilah kalian dengan pemenuhan perut kalian, karena akan

    menjadikan malas menuju shalat, dan menjadi penyakit bagi tubuh. Dan wajib bagi kalian untuk berlaku

    pertengahan dalam makanan kalian, karena sesungguhnya hal tersebut akan menjauhkan kalian dari kufur

    nikmat dan akan enyehatkan bagi badan dan akan menguatkan kalian untuk beribadah. Dan sesungguhnya

    seseorang tidak akan celaka hingga syahwatnya mempengaruhi agamanya .

    Ali radhiallahu anhu mengatakan : lambung adalah telag abagi tubuh, dan setiap usus bermuara kepadanya

    dan darinya. Apabila lambung itu sehat, maka usus yang bermuara darinya akan sehat. Dan apabila lambung

    sakit maka usus yang bermuara darinya akan sakit .

    Al-Fadhl bin Iyadh mengatakan : Ada dua hal yang akan mengeraskan hati : Banyak berbicara dan banyak

    makan .

    Al-Khallal meriwayatkan didalam Jami beliau dari Ahmad, bahwa beliau berkata : Ada yang bertanya kepada

    beliau : Mereka inilah orang-orang yang makan sedikit dan sedikit menghidangkan makanan ? Beliau

    mengatakan : Tidaklah mengherankan aku ! Saya telah mendengar Abdurrahman bin Mahdi mengatakan :

    Suatu kaum melakukan hal demikian, maka menjadikan mereka terputus dari ibadah yang wajib 106

    22. Dilarang duduk dimeja yang dihidangkan khamar

    103 Fathul Bari ( 9 / 446 )104 Hr. Abu Daud ( 3764 ) Al-Albani menshahihkannya, ( Ahmad ( 15648 ) dan Ibnu Majah ( 3286 )105 HR. At-Tirmidzi ( 2380 ), dan beliau mengatakan : Hadits ini hasan shahih, Ahmad ( 16735 ), Ibnu Majah ( 3349 ) dan Al-

    Albani menshahihkannya ( 2720 ).106 Al-Adab Asy-Syariyah ( 3 / 183, 184 dan 185 ) dengan beberapa pendahuluan dan pengakhiran.

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    18/29

    Berkaitan dengan hal tersebut diriwayatkan dari hadits Uma rbin al-Khaththab radhiallahu anhu, beliau

    berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dua hidangan makanan. Duduk dimeja yang ada

    khamar diminum, dan seseorang yang makan sambil telungkup diatas perutnya 107

    Dan pada riwayat Ahmad108

    dengan lafazh : Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir , maka

    janganlah dia duduk di meja yang terhidang khamar diatasnya al-hadits

    Dan hadits tersebut dengan sangat jelas menerangkan larangan, dan sebabdari larangan itu, bahwa duduk denganadanya kemungkaran itu menyiratkan keridhaan dan pembenaran terhadapnya109

    Adab Makan 2

    Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa taala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

    baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah

    dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad

    adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Badu:

    Sesungguhnya di antara rahasia keagungan agama ini adalah bahwa Islam tidak meninggalkan satu sisi

    pun dari kehidupan ini kecuali terdapat baginya penjelasan dan tuntunan. Di antara aktifitas kehidupan yang

    dijelaskan aturannya adalah tata cara makan. Di antara adab dan tata cara makan itu adalah:

    Pertama: Membaca bismillah sebelum makan dan minum. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Amru bin Salamah

    bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallambersabda, Wahai anak sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan

    kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat denganmu.110

    Dan apabila seseorang lupa mengucapkan bismillah saat akan menyantap makanan maka hendaklah dia

    menyebut nama Allah saat mengingatnya. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Aisyah

    radhiallahu anhabahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda, Apabila seseorang di antara kamu memakan

    makanan, hendaklah membaca:

    Apabila lupa pada permulaannya, hendaklah membaca:

    .

    Kedua: Makan dan minum dengan tangan kanan. Dan tidak boleh bagi seorang muslim makan dan minum

    menggunakan tangan kiri. Di dalam riyawat Muslim di dalam kitab shahihnya dari hadits Salamah bin Akwa bahwa

    seorang lelaki makan di sisi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan tangan kirinya maka beliau menegurnya,

    Makanlah dengan tangan kananmu. Lelaki itu berkata: Aku tidak bisa . Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata

    kepadanya: Kamu tidak akan bisa. Tidak ada sesuatu apapun yang menghalanginya kecuali kesombongan.

    Perawi berkata: Maka diapun tidak mampu mengangkat tangannya ke mulutnya.112

    Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa

    sallam bersabda, Apabila salah seorang di antara kalian makan maka hendaklah dia makan dengan tangan

    kanannya dan apabila dia minum maka hendaklah dia minum dengan tangan kanannya, sebab sesungguhnya

    setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.113

    Ketiga: Makan dengan menggunakan tiga jari. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Kab bin

    Malik bahwa dia berkata sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammakan dengan tiga jari dan apabila

    telah selesai maka beliau menjilati jari beliau.114

    Keempat: Menjilati jari-jari dan piring tempat makan. Apabila seseorang makan dan terdapat sisa-sisa makanan

    107 HR. Abu Daud ( 3774 ) dan Al-Albani menshahihkannya, Ibnu Majah ( 3370 ) tanpa menyebutkan penggalan yang pertamadari hadits diatas.108 Dari jalan yang lainnya ( 14241 ), dan riwayat ini juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi ( 2801 ) dan Ad-Darimi ( 2092 )109 Lihat : Aun Al-Mabud jilid 5 ( 10 / 178 )110 Al-Buk hari no: 5376 dan Muslim : 2022111 HR. Al-Turmu dzi: 3767112 HR. Muslim: 2021113 Muslim: 2020114 HR. Muslim: 2032

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    19/29

    dan tidak membahayakan dirinya jika dia memakan makanan tersebut atau terdapat sisa-sisa makanan pada piring

    tempat makanan maka disunnahkan menjilatinya sebab seseorang tidak mengetahui di bagian makanan yang

    manakah berkah itu tersimpan, sebagiamana disunnahkan menjilati jari-jari. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam

    kitab shahihnya dari Kaab bin Malik berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam makan dengan tiga jari

    dan apabila telah selesai menyantap makanan maka beliaupun menjilati jari beliau.115

    Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jabir bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallammemerintahkan untuk menjilati jari-jari dan piring tempat makan dan beliau bersabda, Sesungguhnya kalian tidak

    mengetahui di bagian manakah berkah itu tersimpan.116

    Kelima: Memakan makanan yang berserakan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jabir bin

    Abdullah radhiallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Apabila ada sisa suapan

    makanan kalian yang terjatuh maka janganlah dia meninggalkannya untuk setan dan janganlah dia mengusap

    tangannya dengan sapu tangan sehingga dia menjilati jarinya terlebih dahulu sebab dia tidak mengetahui di bagian

    makanan manakah berkah itu tersimpan.117

    Keenam: Makan bersama orang lain, baik dengan istri, anak-anak dan yang lainnya. Diriwayatkan oleh Abu

    Dawud di dalam kitab shahihnya dari Wahsy bin Harb dari bapaknya dan kakeknya radhiallahu anhubahwa para

    shahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallamberkata, Wahai Rasulullah sesungguhnya kami makan namun kami

    tidak merasakan kenyang. Beliau bersabda, Mungkin kalian makan secara terpisah-pisah?. Mereka menjawab:

    Benar. Beliau bersabda: Makanlah secara bersama, dan sebutlah nama Allah padanya niscaya Allah akan

    memberikan keberkahan pada makanan kalian.118

    Ketujuh: Dilarang bernapas di dalam bejana. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi

    Qotadah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, Apabila salah seorang di antara

    kalian minum maka janganlah dia bernapas di dalam bejana tersebut.119

    Sama halnya dengan meniup makanan dan minuman. Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab shahihnya dariAbi Said Al-Khudri berkata:Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammelarang bernapas pada bejana dan meniup

    padanya.120

    Kedelapan: Dilarang mengambil makanan dari bagian atas piring tempat makan atau dari sisi bagian tengah

    makanan. Hal ini terbagi menjadi dua bagian:

    Pertama: Makan tersebut satu jenis. Maksudnya adalah makanan yang terdapat di dalam piring tersebut

    terdiri dari satu jenis makanan, maka disunnahkan untuk memakan bagian makanan yang lebih dekat darinya,

    berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallamdi dalam sebuah hadits yang telah disebutkan sebelumnya:

    dan makanlah apa-apa yang dekat denganmu.121

    Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallamdi

    dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Ibnu Abbas radhiallahu

    anhuma: Keberkahan itu turun pada bagian tengah makanan, maka makanlah sisi-sisi pinggir makanan dan

    janganlah kalian memulai makan pada bagian tengahnya.122

    Kedua: Makanan tersebut terdiri dari banyak jenis, maka tidak mengapa untuk menyantap makanan dari

    sisi atas piring, sisi pinggir. Dan hal ini didasarkan pada riwayat Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya

    dari Anas bin Malik berkata, Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengambil daging unta yang banyak

    bulunya dari sisi-sisi pinggir piring.123

    Kesembilan: Dilarang minum dengan cara berdiri. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang

    115 HR. Muslim: 2032116 HR. Muslim: 2032117 HR. Muslim: 2033118 HR. Abu Dawud: 3764119 HR. Bukhari: 153120 HR. Abu Dawud: 3728121 Al-Buk hari no: 5376 dan Muslim : 2022122 HR. Tu rmu dzi n o: 1805 dan dia berkata hadits hasan shahih .123 Al-Buk hari no: 2092 dan Mu slim no: 2041

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    20/29

    diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu

    alaihi wasallam bersabda, Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum secara berdiri dan

    barangsiapa yang lupa maka hendaklah dia muntahkan.124

    Kesepuluh: Sederhana saat menyantap makanan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Miqdam bin Madi Kalrib

    berkata, Tidaklah seorang anakAdam mengisi sebuah bejana yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak

    Adam itu beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya, dan jika harus maka hendaklah dia mengisisepertiga perutnya untuk makanannya, dan sepertiganya untuk minumannya dan sepertiganya lagi untuk

    napasnya.125

    Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi

    kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

    Etika Makan dan Minum 3

    Adab Makan Minum

    Meskipun makanan adalah benda mati, akan tetapi Islam dengan kesempurnaannya mengajarkan terhadap bendamatipun kita harus beradab. Dengan cukup cerdas, kita bisa mengambil kesimpulan apalagi terhadap makhlukhidup. Bagaimana Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tata cara makan yang baik untuk kesehatankita?

    Tidak berlebihan

    Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk makan tidak secara berlebihan, baik secara jumlah jugavariasi makanan. Beliau tidak pernah makan kecuali jika sudah merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan.Rasulullah SAW bersabda : Kami adalah suatu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan jika kami makan tidakterlalu banyak (tidak sampai kekenyangan). (HR.Bukhori dan Muslim

    Beliau mengibaratkan orang-orang yang makan secara berlebih-lebihan dengan perbandingan bahwa orang-orangmukmin diibaratkan makan dengan satu usus. Sedangkan orang-orang kafir makan dengan perbandingan tujuhkali lipat orang mukmin. Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang mukmin makan dengan satu usus dan orangkafir makan dengan tujuh usus. (HR.Bukhori dan Muslim)

    Rasulullah SAW menguruh kita berada di dalam keseimbangan. Makan ketika lapar dan berhenti sebelumkenyang. Jadi, beradalah pada keseimbangan, tidak menyiksa diri dengan makan yang berlebihan dan tidakmakan sepuas-puasnya sampai lambung penuh serta nafas terasa sesak. Makan secara berlebihan memberikanefek buruk bagi aktivitas kita. Setelah makan yang banyak, kita cenderung menjadi malas bergerak danberaktivitas, bahkan ingin cepat tidur. Makan berlebihan juga cenderung membuat kita terkena resiko gemuk/Obesitas/ Overweigh. Orang semacam ini cenderung menjadi minder dan kesusahan dalam menurunkan beratbadannya.

    Makruh memakan makanan yang halal melebihi kadar kenyang karena menghasilkan mudharat. Kata SyeikhulIslam di dalam Syarah Rowdh tempat Makruh itu pada makanan dirinya, adapun makanan orang yangmenjamunya maka haram.. Jadi, apa yang disuguhkan kepada kita ketika dalam sebuah acara maka itulah yanghalal bagi kita, selebihnya haram dimakan, terkecuali mendapat izin sebelumnya dari Shohibul Bait. Termasukyang perlu diperhatikan disini adalah haram bagi kita memakan makanan yang disuguhkan sebelum ada isyaratatau perintah dari si Tuan rumah untuk kita menyantapnya (meskipun makanan sudah berada di depan kita).

    Tidak mengkonsumsi makanan panas dan dingin sekaligus

    Rasulullah SAW juga melarang kita mengkonsumsi makanan panas dan dingin sekaligus. Makanan panas dandingin akan membuat badan bekerja secara berlawanan. Akan tetapi, justru hal inilah yang paling sering kitalakukan. Kita memakan makanan, seperti bakso, mie ayam, dan segala menu makanan yang panas-panas.Setelah itu, kita minum dengan minuman dingin atau es untuk menetralisir panas dan pedas. Tanpa sadar kita

    sudah merusak tubuh sendiri.

    Selain itu, makanan yang terlalu panas dan terlalu dingin bisa merusak gigi. Gigi sebagai organ tubuh yang palingkali pertama bersentuhan dengan makanan akan bekerja ekstra menerima suhu makanan yang ektrim masuk kemulut. Makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin membuat kerusakan pada email gigi, apalagi jika dilakukansecara terus-menerus menjadi sebuah kebiasaan.

    124 HR. Muslim: 2026125 HR. Tu rmidzi: 2380 dan dia berk ata hadits hasan shahih

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    21/29

    Tidak mengkonsumsi makanan darat dan laut secara bersamaan

    Rasulullah SAW melarang makan makanan darat dan laut sekaligus dalam satu kali menu makanan karenamendatangkan penyakit. Apa hikmahnya?

    Ilmu pengetahuan modern ternyata menyingkap rahasia tersebut. Hal ini dibenarkan oleh para ilmuan yang ahlipada bidangnya. Contoh makan darat dan laut adalah daging ayam dan ikan laut. Para ilmuan membetulkanbahwa dalam daging ayam terdapat ion positif dan pada ikan terdapat ion negatif. Jika dalam menu makanan kita,ayam bercampur dengan ikan akan terjadi reaksi biokimia yang dapat merusak usus. Betapa bersyukurnya kitasebagai seorang Muslim yang sudah ditunjukkan pedoman makan dari Nabi Muhammad SAW.

    Tidak makan sambil berdiri

    Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW melarang seseorang minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anasra, Bagaimana dengan makan? Anas menjawab Makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.(HR.Muslim)

    Rasulullah SAW melarang umatnya mengkonsumsi makanan dalam kondisi berdiri. Sampai-sampai makan dalam

    kondisi berdiri dianggap lebih buruk daripada minum sambil berdiri. Posisi berdiri bukanlah posisi yang tepat untukmakan, kecuali dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan makan sambil duduk. Saat berdiri, tubuh kitaberada dalam kondisi siaga seperti kontraksi otot-otot anggota gerak. Akibatnya, makanan yang masuk ke dalamlambung tidak akan dicerna dengan sempurna.

    Begitu besarnya perhatian Rasulullah SAW dalam soat tata cara makan sehingga beliau bersabda Janganlahsesekali seseorang diantara kalian minum dengan berdiri. Siapa saja yang lupa hendaknya memuntahkannya.(HR.Muslim)

    Bukan hanya dalam sisi syarI kita tidak dianjurkan makan sambil berdiri. Dari sisi kesantunan dan normamasyarakat, orang yang makan sambil berdiri dianggap tidak sopan dan tidak mengindahkan sopan santun.

    Ini penekanan sunah yang pokok bahwa makan dan minum seyogyanya dilakukan dengan duduk. Namun, adakondisi-kondisi tertentu dimana diperbolehkan minum sambil berdiri. Dalam Tanwirul Hawalik, komentarnyaMuwaththo jilid 3 hal.111 dijelaskan beberapa sahabat seperti Umar bin Khoththob ra, Ali bin Abi Tholib kwh,Utsman bin Affan, serta Zubair bin Awwam pernah minum sambil berdiri. Bahkan bila yang diminum itu air Zam-Zam, sunnahnya justru berdiri. Jadi, makan dan minum sambil berdiri itu ditekankan dan dianjurkan, namun dalamkondisi tertentu (bukan kebiasaan) dibolehkan minum sambil berdiri.

    Posisi duduk yang disunahkan adalah duduk dengan batalempoh(bahasa Banjar), yaitu kaki kanan di angkat dankita duduk pada telapak kaki kiri. Atau duduk dengan posisi seperti duduk Tahyat Akhir pada shalat.

    Tidak dimakruhkan makan buah-buahan sambil berdiri atau bersandar atau berbaring.

    Membagi perut dalam 3 bagian

    Tidaklah seseorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah bagi anak Adambeberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya; dan jika dia harus mengerjakannya maka hendaklah diamembagi sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.

    Pada hadits ini juga tampak sebuah konsep keadilan dalam menjaga kondisi tubuh. Bahkan, hanya dalam masalahmakan pun kita harus maruf (berbuat baik, penulis) dan adil terhadap diri kita. Tubuh kita akan menjadi rusak jikaterus-menerus tanpa henti diisi dengan makanan. Tidaklah bijak jika perut hanya berisi makanan. Karena itu,Rasulullah SAW memberikan anjuran bijak yaitu membagi pertu ke dalam tiga bagian.

    Mengisi perut hanya untuk makanan akan berakibat buruk. Perut yang hanya berisi makanan, tentu tidakmenyisakan bagian untuk minuman dan udara. Ini cukup membahayakan diri tanpa disadari menjadi pemicumunculnya berbagai macam penyakit: gula darah, stroke, depresi, kegemukan. Penyakit itu semua banyak timbul

    karena tidak bisa mengatur pola makan dan minum dengan baik, serta berlebihan dalam makan dan minum.

    Mencuci tangan sebelum makan

    Barang siapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau daging dan dia belum mencucinya; lalu ditimpa olehsesuatu maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri. (HR.Ahmad dan Abu Dawud)

  • 7/29/2019 Bab Adab Makan 21

    22/29

    Hadits tersebut mengisyaratkan kepada kita hendaknya menjaga kebersihan tangan, baik sebelum maupunsesudah makan. Subhaanallooh, sudah dari dulu Islam mengajarkan agar kita peduli dengan kebersihan tanganyang akan menyentuh makanan kita.

    Secara ilmu kesehatan bahwa mencuci tangan sebelum makan sangat bermanfaat untuk membersihkan kuman-kuman yang menempel pada tangan. Hingga diharapkan ketika tanagn berinteraksi langsung dengan makanansudah dalam keadaan bersih. Lebih utamanya dengan air, karena lebih alami lebih baik.

    Di dala