BAB I

8
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 2 / 1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas merumuskan tujuannya pada bab II, pasal 4, yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Maksudnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Di samping itu, juga memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan sebagai tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar dan juga sebagai rumah kedua untuk membimbing, mendidik, melatih, dan mengembangkan potensi anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan di antaranya adalah menjadi manusia yang berakhlak mulia. Pendidikan di sekolah 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam

Undang-Undang No. 2 / 1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

merumuskan tujuannya pada bab II, pasal 4, yaitu mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya. Maksudnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Di samping itu, juga

memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian

yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

perilaku yang diinginkan.

Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian

tujuan pendidikan tersebut. Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan sebagai

tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar dan juga sebagai rumah kedua

untuk membimbing, mendidik, melatih, dan mengembangkan potensi anak didik

untuk mencapai tujuan pendidikan di antaranya adalah menjadi manusia yang

berakhlak mulia. Pendidikan di sekolah tidak hanya mentransfrer ilmu saja,

namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah

atau membentuk karakter dan watak seseorang agar dapat menjadi lebih baik,

lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika dan berkesesuain dengan tata

krama dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun di kehidupan

masyarakat (Muslich, 2011 : 47 )

Pendidikan pada saat ini menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan

perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Salah satu masalah tersebut yakni

menurunnya perilaku yang sesuai dengan tata krama pada kehidupan sosial dan

etika moral dalam praktik kehidupan sekolah (Mursidin, 2011:54). Sekolah

merupakan tempat belajar mengajar yang sarat dengan tata krama. Tata krama

merupakan aturan kebiasaan tingkah laku individu mengenai sopan santun yang

1

Page 2: BAB I

sesuai dengan tuntutan kaidah, norma, dan moral di lingkungannya serta lebih

menekankan pada tata aturan sikap dan perbuatan yang bersifat jasmaniah dan

lahiriah dan bertujuan mengembangkan kemampuan individu untuk membentuk

dan memelihara tingkah laku yang baik dan menghilangkan tingkah laku yang

buruk. Tingkah laku tata krama yang baik ditandai dengan adanya sopan santun

dalam bergaul dengan warga sekolah, sikap yang jujur dalam berbicara, adanya

rasa saling hormat-menghormati dengan warga sekolah, dan bertanggung jawab

atas kesalahan yang sudah dilakukan.

Sekolah yang baik dan berkualitas adalah sekolah yang tata krama dan

peraturan sekolahnya dipatuhi oleh kepala sekolah, guru, karyawan dan semua

siswanya dengan baik. Tata krama di sekolah merupakan pusat nilai-nilai kultural,

nilai-nilai moral, etika peradaban. Dengan adanya tata krama, sekolah mampu

mencetak manusia-manusia yang cerdas dan terampil yang didasari dengan iman

dan taqwa. Perilaku tatakrama muncul dan berkembang dalam diri siswa jika

dikondisikan secara terpadu, bukan saja aturan yang ditegakkan, adanya pemahaman

dan komitmen yang mengakar, ataupun perhatian guru, kepala sekolah, staf

administrasi dan orang tua terhadap budi pekerti dan tatakrama juga sekaligus

memberikan contoh dan teladan bagi para siswa.

Berdasarkan pengamatan selama PPL pada tanggal 1 oktober 2012 sampai

dengan 30 november 2012 di SMA Negeri 9 Palembang, khususnya siswa kelas X

ada sekitar 10 orang yang mempunyai perilaku tata krama buruk disekolah. Hal

ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang nampak pada kesehariannya di

sekolah ketika baru datang di sekolah dan bertemu dengan guru siswa bersalaman

dengan guru, akan tetapi bila guru tidak melihat mereka akan meninggalkan dan

langsung masuk ke dalam ruang kelas, kemudian kepada guru yang tidak

mengajar mereka, mereka lebih cuek dan acuh terhadap guru tersebut dan sering

mengindahkan perintah dari guru yang bersangkutan, dan terkadang siswa tidak

segan untuk menjawab perintah dari guru dengan kata-kata kasar, siswa sering

memanggil teman nya dengan panggilan yang kurang baik, bercanda dengan kata-

kata yang kurang sopan dan jorok, rasa peduli akan teman juga terlihat kurang,

kejujuran bicara siswa juga kurang terlihat adanya kasus pada siswa yang

2

Page 3: BAB I

dikarenakan penyampaian informasi yang salah orang nya dan menimbulkan

kesalahpahaman. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan siswa tersebut menunjukkan

bahwa siswa tersebut memiliki perilaku tata krama yang kurang baik sebagai

siswa di sekolah. Perilaku tatakrama atau sopan-santun adalah hasil proses

pengadaptasian seseorang dalam bersosialisasi. Jadi perilaku tatakrama dapat

dipelajari. Oleh karena itu perilaku tatakrama seseorang sangat erat kaitannya

dengan kebiasaan "sopan-santun" yang diadaptasi dari lingkungan keluarga,

lingkungan hidupnya dan tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam

menyerap nilai-nilai sopan-santun yang ada di lingkungan sekitarnya. Tata krama

lebih menekankan pada tata aturan sikap dan perbuatan yang lebih bersifat

jasmaniah atau lahiriah saja sehingga akan menimbulkan perilaku tata krama yang

beradab, jujur, saling menghormati, perhatian dan bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut

sudah banyak layanan yang diberikan untuk meningkatkan perilaku tata krama

siswa di sekolah, misalnya seperti layanan konseling individu, layanan informasi

dan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok yang diberikan

tidak menggunakan teknik khusus melainkan hanya layanan bimbingan kelompok

biasa. Di dalam layanan bimbingan kelompok banyak teknik yang bisa dipakai

untuk membantu tercapainya tujuan bimbingan kelompok, adapun teknik-

tekniknya antara lain diskusi kelompok, home room, karya wisata, sosiodrama,

psikodrama, dan pengajaran remedial. Semua teknik yang ada di dalam kegiatan

bimbingan kelompok dapat digunan namun disesuaikan dengan masalah yang

akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut.

Maka dari itu peneliti akan menggunakan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik sosiodrama dalam penelitian ini. Layanan bimbingan kelompok

adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan

memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan

pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana peneliti

menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu

mencapai perkembangan yang optimal. Dalam penelitian ini masalah sosial siswa

dan tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap potensi yang di

3

Page 4: BAB I

milikinya. Dalam layanan bimbingan kelompok ada banyak teknik yang dapat

digunakan dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu teknik sosiodrama. Teknik

sosiodrama adalah teknik bermian peran tanpa teks dalam rangka untuk

memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal yang

dilakukan dalam kelompok dengan mendramatisir suatu adegan. Teknik ini dipilih

karena tepat digunakan untuk membantu konseli dalam mengenali, merasakan

suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang

tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka

memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian

sosial.

Dari pemaparan di atas maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk

membantu meningkatkan perilaku tata krama siswa di sekolah melalui layanan

bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Dengan menggunakan teknik

sosiodrama, diharapkan siswa dapat meningkatkan sikap dan tingkahlaku yang

dianggap sebagai bentuk dari perilaku tata karma yang kurang baik sehingga

menjadi tingkah laku tata krama yang baik. Sehingga apabila tingkah laku tersebut

sudah terbentuk, maka siswa akan dikenal mempunyai perilaku tata krama yang

baik dan hubungan sosial nya meningkat serta nama sekolah menjadi lebih baik

dikarenan siswa-siswi nya mempunyai perilaku tata krama yang baik. Oleh karena

itulah, penelitian ini sangat penting dilakukan.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

dikaji ialah : Apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama

dapat meningkatkan perilaku tata krama siswa kelas X di Sekolah Menengah

Negeri 9 Palembang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan perilaku tata krama siswa kelas X melalui kegiatan bimbingan

4

Page 5: BAB I

kelompok dengan teknik sosiodrama di Sekolah Menengah Atas Negeri 9

Palembang

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu

pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pengembangan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik sosiodrama, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu

ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna

meningkatkan perilaku tata krama siswa di sekolah

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Guru Pembimbing

Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi guru

pembimbing di sekolah tentang berbagai teknik yang dapat digunakan

dalam layanan bimbingan kelompok.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan

perilaku tata krama nya di sekolah melalui layanan bimbingan kelompok

dengan teknik sosiodrama.

3. Bagi Sekolah

Dengan memahami berbagai teknik yang ada dalam layanan bimbingan

kelompok dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga mampu

meningkatkan kualitas pendidikan.

5