BAB I
-
Upload
eibi-pramitha-miranda-fahmi -
Category
Documents
-
view
51 -
download
2
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam
Undang-Undang No. 2 / 1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas
merumuskan tujuannya pada bab II, pasal 4, yaitu mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Maksudnya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Di samping itu, juga
memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan
perilaku yang diinginkan.
Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan tersebut. Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan sebagai
tempat penyelenggaraan proses belajar mengajar dan juga sebagai rumah kedua
untuk membimbing, mendidik, melatih, dan mengembangkan potensi anak didik
untuk mencapai tujuan pendidikan di antaranya adalah menjadi manusia yang
berakhlak mulia. Pendidikan di sekolah tidak hanya mentransfrer ilmu saja,
namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah
atau membentuk karakter dan watak seseorang agar dapat menjadi lebih baik,
lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika dan berkesesuain dengan tata
krama dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun di kehidupan
masyarakat (Muslich, 2011 : 47 )
Pendidikan pada saat ini menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan
perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Salah satu masalah tersebut yakni
menurunnya perilaku yang sesuai dengan tata krama pada kehidupan sosial dan
etika moral dalam praktik kehidupan sekolah (Mursidin, 2011:54). Sekolah
merupakan tempat belajar mengajar yang sarat dengan tata krama. Tata krama
merupakan aturan kebiasaan tingkah laku individu mengenai sopan santun yang
1
sesuai dengan tuntutan kaidah, norma, dan moral di lingkungannya serta lebih
menekankan pada tata aturan sikap dan perbuatan yang bersifat jasmaniah dan
lahiriah dan bertujuan mengembangkan kemampuan individu untuk membentuk
dan memelihara tingkah laku yang baik dan menghilangkan tingkah laku yang
buruk. Tingkah laku tata krama yang baik ditandai dengan adanya sopan santun
dalam bergaul dengan warga sekolah, sikap yang jujur dalam berbicara, adanya
rasa saling hormat-menghormati dengan warga sekolah, dan bertanggung jawab
atas kesalahan yang sudah dilakukan.
Sekolah yang baik dan berkualitas adalah sekolah yang tata krama dan
peraturan sekolahnya dipatuhi oleh kepala sekolah, guru, karyawan dan semua
siswanya dengan baik. Tata krama di sekolah merupakan pusat nilai-nilai kultural,
nilai-nilai moral, etika peradaban. Dengan adanya tata krama, sekolah mampu
mencetak manusia-manusia yang cerdas dan terampil yang didasari dengan iman
dan taqwa. Perilaku tatakrama muncul dan berkembang dalam diri siswa jika
dikondisikan secara terpadu, bukan saja aturan yang ditegakkan, adanya pemahaman
dan komitmen yang mengakar, ataupun perhatian guru, kepala sekolah, staf
administrasi dan orang tua terhadap budi pekerti dan tatakrama juga sekaligus
memberikan contoh dan teladan bagi para siswa.
Berdasarkan pengamatan selama PPL pada tanggal 1 oktober 2012 sampai
dengan 30 november 2012 di SMA Negeri 9 Palembang, khususnya siswa kelas X
ada sekitar 10 orang yang mempunyai perilaku tata krama buruk disekolah. Hal
ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang nampak pada kesehariannya di
sekolah ketika baru datang di sekolah dan bertemu dengan guru siswa bersalaman
dengan guru, akan tetapi bila guru tidak melihat mereka akan meninggalkan dan
langsung masuk ke dalam ruang kelas, kemudian kepada guru yang tidak
mengajar mereka, mereka lebih cuek dan acuh terhadap guru tersebut dan sering
mengindahkan perintah dari guru yang bersangkutan, dan terkadang siswa tidak
segan untuk menjawab perintah dari guru dengan kata-kata kasar, siswa sering
memanggil teman nya dengan panggilan yang kurang baik, bercanda dengan kata-
kata yang kurang sopan dan jorok, rasa peduli akan teman juga terlihat kurang,
kejujuran bicara siswa juga kurang terlihat adanya kasus pada siswa yang
2
dikarenakan penyampaian informasi yang salah orang nya dan menimbulkan
kesalahpahaman. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan siswa tersebut menunjukkan
bahwa siswa tersebut memiliki perilaku tata krama yang kurang baik sebagai
siswa di sekolah. Perilaku tatakrama atau sopan-santun adalah hasil proses
pengadaptasian seseorang dalam bersosialisasi. Jadi perilaku tatakrama dapat
dipelajari. Oleh karena itu perilaku tatakrama seseorang sangat erat kaitannya
dengan kebiasaan "sopan-santun" yang diadaptasi dari lingkungan keluarga,
lingkungan hidupnya dan tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam
menyerap nilai-nilai sopan-santun yang ada di lingkungan sekitarnya. Tata krama
lebih menekankan pada tata aturan sikap dan perbuatan yang lebih bersifat
jasmaniah atau lahiriah saja sehingga akan menimbulkan perilaku tata krama yang
beradab, jujur, saling menghormati, perhatian dan bertanggung jawab.
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut
sudah banyak layanan yang diberikan untuk meningkatkan perilaku tata krama
siswa di sekolah, misalnya seperti layanan konseling individu, layanan informasi
dan layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok yang diberikan
tidak menggunakan teknik khusus melainkan hanya layanan bimbingan kelompok
biasa. Di dalam layanan bimbingan kelompok banyak teknik yang bisa dipakai
untuk membantu tercapainya tujuan bimbingan kelompok, adapun teknik-
tekniknya antara lain diskusi kelompok, home room, karya wisata, sosiodrama,
psikodrama, dan pengajaran remedial. Semua teknik yang ada di dalam kegiatan
bimbingan kelompok dapat digunan namun disesuaikan dengan masalah yang
akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut.
Maka dari itu peneliti akan menggunakan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik sosiodrama dalam penelitian ini. Layanan bimbingan kelompok
adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan
pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana peneliti
menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu
mencapai perkembangan yang optimal. Dalam penelitian ini masalah sosial siswa
dan tidak mengalami hambatan untuk mengembangkan segenap potensi yang di
3
milikinya. Dalam layanan bimbingan kelompok ada banyak teknik yang dapat
digunakan dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu teknik sosiodrama. Teknik
sosiodrama adalah teknik bermian peran tanpa teks dalam rangka untuk
memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal yang
dilakukan dalam kelompok dengan mendramatisir suatu adegan. Teknik ini dipilih
karena tepat digunakan untuk membantu konseli dalam mengenali, merasakan
suatu situasi tertentu sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang
tepat seandainya menghadapi situasi yang sama. Diharapkan akhirnya mereka
memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian
sosial.
Dari pemaparan di atas maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk
membantu meningkatkan perilaku tata krama siswa di sekolah melalui layanan
bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Dengan menggunakan teknik
sosiodrama, diharapkan siswa dapat meningkatkan sikap dan tingkahlaku yang
dianggap sebagai bentuk dari perilaku tata karma yang kurang baik sehingga
menjadi tingkah laku tata krama yang baik. Sehingga apabila tingkah laku tersebut
sudah terbentuk, maka siswa akan dikenal mempunyai perilaku tata krama yang
baik dan hubungan sosial nya meningkat serta nama sekolah menjadi lebih baik
dikarenan siswa-siswi nya mempunyai perilaku tata krama yang baik. Oleh karena
itulah, penelitian ini sangat penting dilakukan.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
dikaji ialah : Apakah layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
dapat meningkatkan perilaku tata krama siswa kelas X di Sekolah Menengah
Negeri 9 Palembang ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk
meningkatkan perilaku tata krama siswa kelas X melalui kegiatan bimbingan
4
kelompok dengan teknik sosiodrama di Sekolah Menengah Atas Negeri 9
Palembang
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya berkaitan dengan pengembangan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu
ditemukannya hasil-hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna
meningkatkan perilaku tata krama siswa di sekolah
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru Pembimbing
Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi guru
pembimbing di sekolah tentang berbagai teknik yang dapat digunakan
dalam layanan bimbingan kelompok.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam meningkatkan
perilaku tata krama nya di sekolah melalui layanan bimbingan kelompok
dengan teknik sosiodrama.
3. Bagi Sekolah
Dengan memahami berbagai teknik yang ada dalam layanan bimbingan
kelompok dapat meningkatkan mutu pelayanan sehingga mampu
meningkatkan kualitas pendidikan.
5