BAB I baru1 silika.pdf

download BAB I baru1 silika.pdf

of 6

Transcript of BAB I baru1 silika.pdf

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Pasir Silika atau pasir kuarsa (silica sand) adalah salah satu material tambang dan

    merupakan varietas pasir tambang yang paling umum ditemukan. Di dunia perindustrian,

    pemakaian pasir silika cukup pesat, baik langsung sebagai bahan baku industri maupun

    bahan pelengkap. Biasanya bentuk silika yang tersedia di alam bebas berikatan dengan

    oksigen (sebagai oksida) contohnya saja silika oksida yang terdapat pada pasir kuarsa,

    batuan kuarsit. Pasir silika tersebut banyak terdapat di beberapa daerah di Indonesia

    khususnya di Jawa (daerah Tuban dan Rembang), di Sumatra (daerah Bangka Belitung),

    dan di Kalimantan (daerah Palangkaraya).

    Pasir silika memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda (polimorf) selain

    bentuk bentuk amorf. Dengan pengecualian stishovite dan silica berserat, semua bentuk

    Kristal melibatkan unit SiO4 tetrahedral. Silikon oksigen panjang ikatan bervariasi antara

    bentuk Kristal yang berbeda, misalnya dalam kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm,

    sedangkan di tridimit itu di 154 171 pm jangkauan. Sudut Si O Si juga bervariasi

    antara nilai rendah 140 tridimit, sampai 180 pada tridimit. Pada kuarsa sudut

    Si O Si adalah 144. Secara umum pasir silika yang ada di Indonesia memiliki

    komposisi SiO2 minimum 90%, Fe2O3 antara 0,01 - 0,4%, dan komponen lainnya yang

    terdiri dari Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Na2O, dengan warna putih, putih kecoklatan, atau

    putih kemerahan.

    Gambar I.1 berbagai warna dari Pasir silika

    Comment [t1]: Dari mana sumbernya?? Dan kata2 jangan lgsg copy-paste karena itu namany plagiat. Pakai kata2 mu sndiri

    Comment [t2]: Kalian paham tdk dg yg kamu tulis d sini???

    Comment [t3]: Identitas gambar??

  • Gambar I.2 Komposisi pasir silika yang berasal dari Kalimantan, Belitung dan Cibadak

    Fungsi pasir silika sangat beraneka ragam, diantaranya:

    Pada pengolahan air untuk penjernihan dengan menyerap lumpur, tanah, dan sedimen.

    Pada industri bahan abrasit yaitu amplas / sand blasting.

    Comment [t4]: Gambar sendiri. Jangan lgsg kopi paste. Dan sertakan sumbernya

  • Sebagai bahan tambahan pada pembuatan genteng metal/logam agar meredam suara

    hujan.

    Sebagai bahan utama industri berbentuk silika tepung / silika flour yaitu untuk industri

    gelas/kaca (SiO2 > 98%), industri semen (SiO2 sebanyak 21,3%), industri tegel /

    keramik (pembentuk sifat licin/mudah dibersihkan), industri pembuatan ferosilikon dan

    silikon carbida, dan industri mikrochip / komponen elektronika (ukuran nano silika)

    Bahan tambahan / campuran dalam industri cor / precast (ukuran mikro silika),

    perminyakan / pertambangan, bata tahan api (refraktori).

    Bahan campuran sebagai bahan pengeras pada industri karet / ban / cat (ukuran nano

    silika).

    Proses pemurnian silika dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya

    leaching asam, penambahan argon atau karbondioksida pada keadaan superkritis air atau

    hidrotermal leaching, dan proses penambahan garam seperti potasium klorida (KCl) dan

    natrium klorida (NaCl) (Shmulovich,dkk., 2006).

    Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat

    yang dapat melarut (solute) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut

    (inert) dengan menggunakan pelarut cair. Operasi ini sering dijumpai di dalam industri

    metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian logam,

    produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu. Pada saat ini telah

    dikembangkan proses pemurnian silika dengan proses hidrotermal leaching. Metode untuk

    pemurnian silika dengan leaching asam telah banyak digunakan. Namun proses ini dapat

    menyebabkan adanya kontaminan yang masuk dari proses pembebasan asam, serta

    komponen impuritis akan terikut dengan asam sehingga diperlukan waste water treatment

    untuk menangani limbah asam yang dihasilkan dan tidak berakibat bahaya. Metode

    hidrotermal leaching memiliki kondisi operasi di daerah subkritis atau superkritis air.

    Pemakaian air sebagai media leaching memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih

    ekonomis, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan ramah lingkungan. Selain itu metode

    hidrotermal leaching merupakan proses yang bersih untuk proses pemurnian silika.

    Garcia dan Castro (2003) membandingkan beberapa teknologi dalam pemurnian

    bijih metal diantaranya yaitu ekstraksi fluida superkritikal, dan penggunaan gelombang

    pendek yang dibantu dengan leaching. Dimana dari semua teknik pemurnian dilakukan

    proses pretreatment terlebih dahulu yaitu proses ultrasound. Dari kedua teknik tersebut

    Comment [t5]: Seperti yang sdh bapak jelaskan kmrn. Proses konvensional dl, terus perkembangannya hingga dapatkan yg terbaru. Baik secara physic maupun chemistry. Masing2 proses memiliki perkembangan hingga ddptkan proses dg as oksalat menggunakan ultrasonic

    Comment [t6]: Ga usah

  • pemurnian yang lebih efektif dan efisien adalah proses pemurnian dengan teknik ekstraksi

    fluida pada keadaan superkritis (supercritical fluid extraction (SFE)).

    Feihu, dkk. (2010) melakukan pemurnian pasir silika dengan menggunakan

    ultrasound yang di bantu dengan asam oksalat. Pada percobaan ini terjadi peningkatan

    penghilanagn besi dari pasir silika dengan media leaching yang digunakan yaitu asam

    oksalat. Proses pemurnian silika ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya power

    dari ultrasound semakin besar power dari ultrasound maka rate leaching akan semakin

    cepat. Selain itu proses pemurnian silika ini dipengaruhi oleh konsentrasi asam oksalat

    yang digunakan, semakin tinggi konsentrasi asam oksalat yang digunakan maka

    peningkatan rate leaching semakin cepat, akan tetapi peningkatan rate leaching sangat

    sedikit.

    Ming-Tsai, dkk. (2012) melakukan pemurnian silika dengan proses hidrothermal

    leaching dengan gas penekan nitrogen dan kabondioksida. Akan tetapi pada proses

    pemurnian silika dengan gas penekan nitrogen sedikit menghambat kelarutan silika dan

    mengurangi pelepasan impuritis dalam air ketika proses leaching pada suhu 200oC. Untuk

    pemurnian silika dengan gas penekan karbondioksida menghasilkan peningkatan kelarutan

    dari impuritis dan membatasi pelepasan silika di dalam air.

    Pasir silika diperoleh dari proses penambangan. Untuk menghindari proses

    penambangan secara berlebihan, maka diperlukan pengembangan metode yang lebih

    ramah lingkungan untuk menghasilkan pasir silika dengan kemurnian tinggi dengan

    kandungan impuritis sekecil mungkin. Dari uraian di atas proses pemurnian silika dapat

    dilakukan dengan proses sonikasi dengan menggunakan asam. Kemudian dilanjutkan

    dengan proses hidrotermal leaching. Dari proses sonikasi dapat memberikan efek terhadap

    peningkatan rate leaching dalam proses pemurnian silika.

    I.2 Perumusan Masalah

    Pemurnian silika untuk mendapatkan silika dengan konsentrasi tinggi dapat

    dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu metode sonikasi dengan

    menggunakan asam sebagai pelarut. Dengan melakukan ultrasonic akan menyebabkan rate

    leaching semakin cepat. Pada proses sonikasi pengotor yang terdapat pada permukaan

    pasir akan di tarik oleh asam, selain itu pengotor yang terdapat didalam silika juga akan di

    tarik oleh asam. Sehingga silika yang dihasilkan akan memiliki kemurnian yang tinggi.

    Comment [t7]: Cari jurnal min 4 jurnal yang menggunakan asam, atau asam+ultrasonic. Jurnal yg mengerjakan ini sdh banyak

    Comment [t8]: Dari jurnal mana komen ini? Ini bukanny yg bapak jelaskan kmrn? Tp km ya harus cari dr mn komen2 tsb

  • Berdasarkan penelitian Feihu, dkk. (2010) membuktikan bahwa metode sonikasi lebih

    efisien dalam proses pemurnian silika. Hal ini merupakan pengaruh dai pecahnya

    gelembung kavitasi yang dapat menghasilkan panas yang dapat meningkatkan kepolaran

    dari sistem, sehingga dapat mempercepat rate leaching dalam proses pemurnian silika.

    I.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini, antara lain:

    1. Mempelajari pengaruh sonikasi pada proses pemurnian silika menggunakan metode

    hidrotermal leaching.

    2. Menemukan suhu dan waktu proses yang optimum dalam pemurnian silika untuk

    memperoleh pasir silika dengan kemurnian yang tinggi dengan kandungan impuritis

    sekecil mungkin.

    I.4 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

    1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan

    pasir silika dengan kemurnian tinggi.

    2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan metode yang lebih efisien untuk

    mendapatkan pasir silika dengan kemurnian yang tinggi.

    3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan metode

    hidrotermal leaching untuk mendapatkan pasir silika dengan kemurnian yang tinggi

    dengan melakukan sonikasi.

    Untuk Bab 2, ganti total!

    Comment [t9]: ????????????????????

    Comment [t10]: ????????????????