Bab i Pendahuluan

5
 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tr ans fus i dar ah mer upa kan sala h satu bagian pen tin g pel aya nan ke sehata n mo de rn. Bi la digu na kan dengan be nar, tr ansf us i dapa t menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna  yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. 1  Tr ansfusi dar ah ada lah proses pemind aha n darah atau kom pon en darah dari seseorang (donor) ke orang lain (resipien). Transfusi darah sering dilakukan baik dalam bidang pembedahan maupun non pembedahan. alam  bidang pembedahan, tindakan transfusi bisa dilakukan pada periode  prabedah, pada saat pembedahan, dan pasca bedah. !ada kasus non bedah  pemberian transfusi darah dapat dilakukan setiap saat tergantung indikasi. !enggunaan darah untuk transfusi harus selalu dilakukan secara rasional dan efisien yaitu dengan memberikan komponen darah yang diperlukan. ",#  arah merupaka n komp onen ese nsial ma khluk hi dup. alam keadaan fisiologi darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis. arah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan butir$butir darah. %eiring berkembangnya kemajuan teknol ogi yan g sema kin pesat member ika n kemuda han dal am memberikan transfusi yang sesuai dengan defisit komponen yang dialami  pasien. Beberapa jenis transfusi yang dapat dilakukan yaitu & darah le ngkap (whole blood ), sel darah merah (  packed red cell ), sediaan trombosit (  platelet concentrates), transfusi faktor hemolitik (cryoprecipitate ), transfusi plasma segar beku (  fresh fro zen plasma), dan transfusi plasma. ' Tranfusi darah telah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 1 dan hingg a perten gahan abad ke 1, namun berakhir dengan kegag alan, karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan. *elalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian 1

description

Bab i Pendahuluan

Transcript of Bab i Pendahuluan

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTransfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.1 Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari seseorang (donor) ke orang lain (resipien). Transfusi darah sering dilakukan baik dalam bidang pembedahan maupun non pembedahan. Dalam bidang pembedahan, tindakan transfusi bisa dilakukan pada periode prabedah, pada saat pembedahan, dan pasca bedah. Pada kasus non bedah pemberian transfusi darah dapat dilakukan setiap saat tergantung indikasi. Penggunaan darah untuk transfusi harus selalu dilakukan secara rasional dan efisien yaitu dengan memberikan komponen darah yang diperlukan.2,3 Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup. Dalam keadaan fisiologi darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis. Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan butir-butir darah. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin pesat memberikan kemudahan dalam memberikan transfusi yang sesuai dengan defisit komponen yang dialami pasien. Beberapa jenis transfusi yang dapat dilakukan yaitu : darah lengkap (whole blood), sel darah merah (packed red cell), sediaan trombosit (platelet concentrates), transfusi faktor hemolitik (cryoprecipitate), transfusi plasma segar beku (fresh frozen plasma), dan transfusi plasma.4Tranfusi darah telah mulai dicoba dilakukan sejak abad ke 15 dan hingga pertengahan abad ke 17, namun berakhir dengan kegagalan, karena cara pemberiannya dan pada waktu itu dipakai sebagai sumber donornya adalah darah hewan. Melalui berbagai percobaan dan pengamatan kemudian disimpulkan bahwa manusia yang semestinya menjadi sumber darah. Namun demikian pada masa ini, karena masih banyaknya kegagalan yang berakibat kematian, tranfusi darah sempat dilarang dilakukan. Pada masa ini, tranfusi darah telah dikerjakan langsung dari arteri ke dalam vena resipien.5,6Pemikiran dasar pada tranfusi darah adalah cairan intravaskuler dapat diganti atau disegarkan dalam cairan pengganti yang sesuai dari luar tubuh. Pada tahun 1901, Landsteiner menemukan golongan darah sistem ABO dan kemudian sistem antigen Rh (rhesus) ditemukan oleh Levine dan Stetson di tahun 1939. Kedua sistem ini menjadi dasar penting bagi tranfusi darah modern. Meskipun kemudian sistem berbagai sistem antigen lain seperti Duffy, Kell dan lain-lain, tetapi sistem-sistem tersebut kurang berpengaruh. Tata cara tranfusi darah semakin berkembang dengan digunakannya antikoagulan pada tahun 1914 oleh Hustin (Belgia), Agote (Argentina), dan Lewisohn (1915). Sekitar tahun 1937 dimulailah sistem pengorganisasian bank darah yang terus berkembang sampai kini.5,7 Data pembanding berikut berasal dari India, didapat dari 1.585 bank darah yang telah mendapat lisensi, 45% adalah milik pemerintah dan 23% milik swasta. Struktur manajemennya berbeda dan tidak ada koordinasi yang efektif. Sebagian besar bank darah tersebut mengumpulkan kurang dari 1.000 kantong darah tiap tahun. Data menunjukkan bahwa 74% transfusi pada pasien dewasa adalah tidak tepat.1 WHO Global Database on Blood Safety melaporkan bahwa 20% populasi dunia berada di negara maju dan sebanyak 80% telah memakai darah donor yang aman, sedangkan 80% populasi dunia yang berada di negara berkembang hanya 20% memakai darah donor yang aman.1 WHO telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan risiko tranfusi. Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional; pengumpulan darah hanya dari donor sukarela dari populasi risiko rendah; pelaksanaan skrining terhadap semua darah donor dari penyebab infeksi, antara lain HIV, virus hepatitis, sifilis dan lainnya, serta pelayanan laboratorium yang baik di semua aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen, penyimpanan dan transportasi darah/komponen darah; mengurangi transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah dan komponen darah yang tepat, dan indikasi cara alternatif transfusi.1 Pada tahun 1998 WHO mengeluarkan rekomendasi Developing a National Policy and Guidelines on the Clinical Use of Blood. Rekomendasi ini membantu negara anggota dalam mengembangkan dan implementasi kebijakan nasional dan pedoman, serta menjamin kerja sama aktif di antara pelayanan transfusi darah dan klinisi dalam mengelola pasien yang memerlukan transfusi.1 Transfusi harus dilakukan dengan indikasi yang jelas dan tepat sehingga diperoleh manfaat yang lebih besar dibandingkan resiko yang mungkin terjadi. Tranfusi darah memang merupakan upaya untuk menyelamatkan kehidupan dalam banyak hal. Namun tranfusi bukanlah tanpa resiko, meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk memperlancar tindakan tranfusi, namun efek samping reaksi tranfusi atau infeksi akibat tranfusi tetap mungkin terjadi. Maka bila diingat dan dipahami mengenai keamanannya, indikasinya perlu diperketat.5 Apabila memungkinkan, masih perlu dicari alternatif lain untuk mengurangi penggunaan tranfusi darah. Pemberian komponen-komponen darah yang diperlukan saja lebih dibenarkan dibandingkan dengan pemberian darah lengkap (whole blood).5,8Banyak hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sehingga tranfusi dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu, salah satu tugas besar dimasa yang akan datang adalah meningkatkan pemahaman akan penggunaan tranfusi darah sehingga penatalaksanaannya sesuai dengan indikasi dan keamanannya dapat ditingkatkan.5,9 Berdasarkan permasalahan tersebut maka dalam referat ini akan dibahas mengenai proses terbentuknya darah, jenis transfusi dan penggunaannya, serta komplikasi yang dapat terjadi akibat transfusi darah.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi dari darah dan fungsi darah?2. Apa definisi dan indikasi dari transfusi darah?3. Apa saja langkah-langkahrasionalisasi transfusi darah?4. Apa saja macam bentuk sediaan darah?5. Apa saja manfaat dan macam komponen darah?6. Apa indikasi pemberian transfusi darah?7. Apa saja komplikasi transfusi darah?8. Bagaimana reaksi transfusi darah dan pencegahannya?

1.3 Tujuan1. Mengetahui definisi dari darah dan fungsi darah.2. Mengetahui definisi dan indikasi dari transfusi darah.3. Mengetahui langkah-langkah rasionalisasi transfusi darah.4. Mengetahui macam bentuk sediaan darah.5. Mengetahui manfaat dan macam komponen darah.6. Mengetahui indikasi pemberian transfusi darah.7. Mengetahui komplikasi transfusi darah.8. Mengetahui reaksi transfusi darah dan pencegahannya.

1.4 Manfaat1. Menambah wawasan mengenai transfusi darah.2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu anestesidan reanimasi.

1