BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit atau gangguan metabolisme dengan ciri-ciri hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) akibat gangguan dari metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan kurangnya sekresi insulin, aktivitas insulin, atau keduanya. Gejala yang sering muncul dari penyakit ini adalah polidipsi (sering haus), poliuri (sering buang air kecil), polifagi (sering lapar), pandangan kabur, dan penurunan berat badan. DM juga menambah resiko terhadap penyakit degeneratif lainnya seperti kardiovaskular, peripheral vascular, dan serebrovaskular (WHO, 1999). Penyakit DM termasuk dalam noncommunicable diseases dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Tercatat pada tahun 2012, DM menyebabkan 1,5 juta kematian atau sekitar 4 % dari total kematian yang diakibatkan oleh noncommunicable diseases (WHO, 2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukkan persentase kematian akibat penyakit DM di Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan 5,7 % (Depkes RI, 2008 a ). Berdasarkan tingginya angka kematian tersebut, maka diperlukan suatu pengobatan yang tepat. Saat ini pengobatan DM lebih banyak menggunakan Oral Anti Diabetes (OAD) antara lain golongan sulfonilurea, biguanid, thiazolidinedione (TZD), inhibitor glukosidase atau dengan menggunakan suntikan insulin (Widowati dkk., 1997). Cara pengobatan tersebut tergolong

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit atau gangguan metabolisme

dengan ciri-ciri hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) akibat gangguan dari

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan kurangnya sekresi

insulin, aktivitas insulin, atau keduanya. Gejala yang sering muncul dari penyakit

ini adalah polidipsi (sering haus), poliuri (sering buang air kecil), polifagi (sering

lapar), pandangan kabur, dan penurunan berat badan. DM juga menambah resiko

terhadap penyakit degeneratif lainnya seperti kardiovaskular, peripheral vascular,

dan serebrovaskular (WHO, 1999).

Penyakit DM termasuk dalam noncommunicable diseases dan menjadi

salah satu penyebab utama kematian di dunia. Tercatat pada tahun 2012, DM

menyebabkan 1,5 juta kematian atau sekitar 4 % dari total kematian yang

diakibatkan oleh noncommunicable diseases (WHO, 2014). Hasil Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 menunjukkan persentase kematian akibat

penyakit DM di Indonesia menempati peringkat ke-6 dengan 5,7 % (Depkes RI,

2008a). Berdasarkan tingginya angka kematian tersebut, maka diperlukan suatu

pengobatan yang tepat. Saat ini pengobatan DM lebih banyak menggunakan Oral

Anti Diabetes (OAD) antara lain golongan sulfonilurea, biguanid,

thiazolidinedione (TZD), inhibitor glukosidase atau dengan menggunakan

suntikan insulin (Widowati dkk., 1997). Cara pengobatan tersebut tergolong

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

2

mahal sehingga kebanyakan masyarakat berusaha mencari pengobatan alternatif

dengan obat tradisional.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah

Brazil yang terdiri dari tumbuhan tropis dan biota laut. Terdapat sekitar 30.000

jenis tumbuhan dan 7.000 diantaranya diduga memiliki khasiat sebagai obat

(Sampurno, 2007). Sambiloto (Andrographis paniculata) dan mimba

(Azadirachta indica) telah digunakan oleh masyarakat luas sebagai pengobatan

secara tradisional pada berbagai macam penyakit termasuk diabetes (Akter dkk.,

2013). Produk GD merupakan salah satu produk herbal yang berisi campuran

ekstrak herba sambiloto (Andrographidis Paniculatae Herbae Extractum) dan

ekstrak daun mimba (Azadirachtae Indicae Folii Extractum). Produk ini memiliki

manfaat dalam membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, menunjukkan pemberian kombinasi

ekstrak herba sambiloto (50 %) dan ekstrak daun mimba (50 %) selama 15 hari

mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus DM yang diinduksi alloxan.

Selain itu, kombinasi dari kedua ekstrak tanaman tersebut memberikan efek

hipoglikemik yang lebih tinggi dibandingkan bila tanpa kombinasi. Hal ini

membuat kombinasi ekstrak dari herba sambiloto dan daun mimba berpotensi

untuk dikembangkan sebagai agen antidiabetik (Nugroho dkk., 2014).

Sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki senyawa utama

andrografolid yang banyak terdapat pada daun dan batang. Uji toksisitas akut

secara per oral ekstrak sambiloto menunjukkan keamanan sampai pada dosis lebih

dari 5 g/kgBB (Chandrasekaran dkk., 2009). Profil toksisitas subkronis yang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

3

relatif aman juga ditunjukkan pada dosis 20, 200, dan 1000 mg/kgBB pada organ

reproduksi tikus jantan galur SD (Sprague Dawley) (Burgos, 1997). Namun

berdasarkan penelitian Kumar dkk. (2009), evaluasi potensial spermisida

sambiloto (Andrographis paniculata) menunjukkan bahwa pada konsentrasi 200

μg/ml menyebabkan kematian sperma.

Mimba (Azadirachta indica) memiliki kandungan bahan aktif terpenoid,

diterpen, dan tetraner-triterpenoid seperti azadirachtin, nimbolide, nimbidinic

acid, azadiron, dan nimbin (D’Amelio, 1999). Mimba juga memiliki kandungan

fenolik dan flavonoid yang merupakan metabolit sekunder paling penting.

Kandungan flavonoid mimba memiliki aktivitas sebagai agen hipoglikemik dan

memiliki konsentrasi paling tinggi pada daun (Chattopadhayay, 1999; Ghimeray

dkk., 2009).

Toksisitas akut ekstrak daun mimba pada hewan uji tidak menyebabkan

kematian sampai dosis 4 g/kgBB. Hewan juga tidak menunjukkan gejala yang

berhubungan dengan keracunan seperti kejang, ataksia, diare atau meningkatnya

diuresis (Akter dkk., 2013). Penelitian lain menyebutkan bahwa minyak biji

mimba yang diberikan pada mencit menyebabkan toksisitas subakut pada dosis

1600 mg/kg/hari (Deng dkk., 2013). Ekstrak abu kayu dari mimba juga

menimbulkan efek toksik pada jaringan sperma dan testis sehingga mempengaruhi

sistem reproduksi (Auta & Hassan, 2016).

Toksisitas akut kombinasi ekstrak etanolik herba sambiloto (50 %) dan

daun mimba (50 %) pernah dilakukan, pada hari ke-14 setelah pemberian senyawa

uji tidak terdapat satu ekor hewan uji yang mengalami kematian dengan nilai LD50

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

4

berada pada rentang dosis 5000 mg/kgBB sampai dosis tak terhingga. Hasil

pengamatan histopatologi juga menunjukkan tidak adanya efek toksik terhadap

organ lambung, pankreas, ginjal, jantung, limfa, paru-paru, hati, dan usus

(Marceila, 2014).

Penggunaan obat antidiabetes umumnya memerlukan waktu relatif lama,

sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efek toksisitas

subkronis dari produk GD campuran ekstrak herba sambiloto dan daun mimba.

Selain itu, adanya profil toksisitas pada tumbuhan sambiloto (Andrographis

paniculata) dan mimba (Azadirachta indica) sehingga perlu diketahui

ketoksikannya lebih lanjut. Parameter yang digunakan untuk menguji produk

campuran ekstrak herba sambiloto dan daun mimba ini adalah kimia darah dan

urin yang digunakan untuk mengetahui lebih jauh paparan toksikan dari berbagai

macam komponen senyawa aktif bahan uji.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh pemberian sediaan uji produk GD campuran ekstrak

herba sambiloto 50 mg dan ekstrak daun mimba 100 mg secara berulang

terhadap perubahan kimia darah dan urin tikus jantan Wistar selama masa

perlakuan (hari ke-90) dan reversibilitas (hari ke-118)?

2. Bagaimanakah pengaruh pemberian sediaan uji produk GD campuran ekstrak

herba sambiloto 50 mg dan ekstrak daun mimba 100 mg secara berulang

terhadap asupan makanan dan minuman serta berat badan tikus jantan Wistar?

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

5

3. Bagaimanakah gejala klinis dan sifat efek toksik yang ditimbulkan akibat

pemberian sediaan uji produk GD campuran ekstrak herba sambiloto 50 mg

dan ekstrak daun mimba 100 mg secara berulang pada tikus jantan Wistar

selama masa perlakuan (hari ke-90) dan reversibilitas (hari ke-118)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian sediaan uji produk GD campuran ekstrak

herba sambiloto 50 mg dan ekstrak daun mimba 100 mg secara berulang

terhadap perubahan kimia darah dan urin tikus jantan Wistar selama masa

perlakuan (hari ke-90) dan reversibilitas (hari ke-118).

2. Mengetahui pengaruh pemberian sediaan uji produk GD campuran ekstrak

herba sambiloto 50 mg dan ekstrak daun mimba 100 mg secara berulang

terhadap asupan makanan dan minuman serta berat badan tikus jantan Wistar.

3. Mengetahui gejala klinis dan sifat efek toksik yang ditimbulkan akibat

pemberian sediaan uji produk GD campuran ekstrak herba sambiloto 50 mg

dan ekstrak daun mimba 100 mg secara berulang pada tikus jantan Wistar

selama masa perlakuan (hari ke-90) dan reversibilitas (hari ke-118).

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

kefarmasian khususnya pada bidang uji praklinik dan pengetahuan tentang uji

ketoksikan subkronis.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

6

2. Sebagai sarana pemberian informasi bagi perusahaan industri obat dan bagi

konsumen pengguna obat untuk mengetahui batas keamanan sediaan uji pada

penggunaannya untuk manusia.

3. Sebagai bahan informasi dan tambahan masukan untuk percobaan selanjutnya

dalam meneliti masalah toksisitas subkronis dari sampel uji.

E. Tinjauan Pustaka

1. Sambiloto

Herba sambiloto merupakan seluruh bagian dari tanaman

Andrographis paniculata yang terletak di atas tanah. Tanaman ini termasuk

suku Acanthaceae dengan kandungan andrografolid tidak kurang dari 0,64 %

(Depkes RI, 2008b). Sambiloto termasuk tumbuhan tahunan dengan tinggi

mencapai 1 meter, batang berbentuk segi empat dan memiliki percabangan

yang banyak. Daun berwarna hijau dengan panjang 2-12 cm, lebar 1-3 cm, dan

daun bagian atas bentuknya seperti daun pelindung (WHO, 2002).

Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri

dari andrografolid, deoxyandrografolid, 11, 12-didehydro-14-deoxy-

andrografolid, neoandrografolid, andrographiside, deoxyandrographiside,

dan andropanoside (WHO, 2002). Andrografolid merupakan diterpenoid

utama dan metabolit sekunder dengan kadar paling tinggi (Chao & Lin, 2010;

Li dkk., 2007). Andrografolid mempunyai rasa yang sangat pahit, tidak

berwarna, dan berbentuk kristal (Siripong dkk., 1992).

Penelitian tentang sambiloto telah banyak dilakukan untuk mengetahui

berbagai macam efek farmakologinya. Hasil studi menunjukkan bahwa

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

7

tanaman ini memiliki aktivitas biologi seperti antimikroba, agen sitotoksik,

antiprotozoa, antiinflamasi, imunostimulan, antidiabetes, antiinfeksi,

antiangiogenik, perlindungan terhadap hati dan ginjal, serta pengatur hormon

seks dan enzim di hati (Singha dkk., 2003; Chandrasekaran dkk., 2010;

Okhuarobo dkk., 2014).

Toksisitas akut secara per oral ekstrak sambiloto dengan kandungan

andrografolid ± 30 % menunjukkan keamanan sampai pada dosis lebih dari 5

g/kgBB (Chandrasekaran dkk., 2009). Profil toksisitas subkronis yang relatif

aman juga ditunjukkan pada dosis 20, 200, dan 1000 mg/kgBB pada organ

reproduksi tikus jantan galur SD (Sprague Dawley) (Burgos, 1997). Pada

penelitian Kumar dkk. (2009) disebutkan bahwa 14-deoxyandrografolid yang

merupakan turunan andrografolid, menyebabkan efek spermisida pada

konsentrasi 200 μg/ml.

2. Mimba

Kandungan mimba dibagi menjadi dua kelas utama yaitu isoprenoid

dan kandungan lain. Isoprenoid dibagi menjadi diterpenoid dan triterpenoid

yang terdiri atas protomeliacin, limonoid, azadirone beserta turunannya,

gedunin beserta turunannya, vilasinin, serta C-secomeliacin seperti nimbin,

salanin, dan azadirachtin. Sedangkan kandungan lainnya terdiri atas protein-

protein (asam amino), karbohidrat (polisakarida), sulfur, serta polifenol seperti

flavonoid dan glikosida (Biswas dkk., 2002).

Nimbidin diekstraksi dari minyak biji mimba dan merupakan

komponen utama yang menimbulkan rasa pahit. Nimbidin selanjutnya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

8

diisolasi menjadi berbagai macam komponen seperti nimbin, nimbinin,

nimbidin, nimbolide, dan nimbidic acid (Govindachari, 1992; Mitra dkk.,

1971). Daun mimba memiliki kandungan flavonoid lebih banyak

dibandingkan bagian tumbuhan mimba lainnya. Flavonoid berfungsi sebagai

antioksidan dan menjadi metabolit sekunder paling penting dari mimba

(Ghimeray dkk., 2009).

Efek farmakologi mimba telah banyak diteliti terutama pada

komponen nimbidin yang memiliki banyak aktivitas biologi seperti

antiinflamasi, antiarthritis, antipiretik, hipoglikemia, antigastritik, spermisida,

antifungi, antibakteri, dan diuretik. Aktivitas hipoglikemik dari ekstrak daun

mimba secara signifikan mengurangi kadar gula darah dan mencegah hormon

adrenalin menginduksi glukosa penyebab hiperglikemia (kadar gula darah

tinggi) (Satyanarayana dkk., 1978). Sumber lain juga menyebutkan bahwa

ekstrak daun mimba yang diberikan secara per oral pada hewan uji terinduksi

diabetes mampu mengurangi kadar glukosa darah secara signifikan (El-

Hawary & Kholief, 1990).

Toksisitas akut ekstrak daun mimba pada hewan uji tidak

menyebabkan kematian sampai dosis 4 g/kgBB. Hewan juga tidak

menunjukkan gejala yang berhubungan dengan keracunan seperti kejang,

ataksia, diare atau meningkatnya diuresis (Akter dkk., 2013). Penelitian lain

menyebutkan bahwa minyak biji mimba yang diberikan pada mencit

menyebabkan toksisitas subakut pada dosis 1600 mg/kg/hari (Deng dkk.,

2013). Ekstrak abu kayu dari mimba juga menimbulkan efek toksik pada

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

9

jaringan sperma dan testis sehingga mempengaruhi sistem reproduksi (Auta &

Hassan, 2016).

3. Sediaan Uji

Sediaan uji merupakan produk GD campuran ekstrak herba sambiloto

dan daun mimba yang diprediksi memiliki manfaat dalam membantu

menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Berdasarkan penelitian

sebelumnya, kombinasi dari ekstrak etanolik herba sambiloto (50%) dan

ekstrak daun mimba (50 %) mampu memberikan efek yang sinergis dalam

menurunkan kadar gula darah pada hewan uji yang diinduksi alloxan pada

dosis 200 mg/kgBB. Efek yang lebih optimum ditunjukkan pada dosis 800

mg/kgBB yang mana penurunan kadar gula darah mampu mencapai lebih dari

50 % (Nugroho dkk., 2014).

Sediaan uji berupa kapsul cangkang keras berwarna hijau putih

transparan ukuran 0 (nol), berbau khas, dan tidak berasa. Komposisi dalam

satu kapsul berupa ekstrak herba sambiloto 50 mg dan ekstrak daun mimba

100 mg, serta bahan pengisi berupa amilum dan micro crystalin cellulose

dengan perbandingan 1:1. Herba sambiloto banyak mengandung senyawa

andrografolid yang umumnya memiliki rasa pahit, sedangkan daun mimba

banyak terdapat kandungan flavonoid (Siripong dkk., 1992; Ghimeray dkk.,

2009). Dosis penggunaan pada manusia yang ditetapkan yaitu 3x sehari 1

kapsul. Informasi dosis terapi ini selanjutnya dijadikan acuan dalam penentuan

peringkat dosis pada evaluasi toksisitas subkronis campuran ekstrak herba

sambiloto dan daun mimba.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

10

4. Toksikologi

a. Definisi toksikologi

Toksikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mendalami

efek berbahaya serta interaksi dari senyawa-senyawa kimia terhadap suatu

organisme (Niesink dkk., 1996a). Pada awalnya toksikologi lebih dikenal

sebagai ilmu tentang racun. Menurut Hodgson (2004), racun adalah semua

senyawa yang memiliki efek berbahaya jika diberikan pada makhluk hidup

baik secara sengaja maupun tidak.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, definisi toksikologi

sebagai ilmu tentang racun dianggap kurang sesuai sebab pengalaman

menunjukkan bahwa zat yang dianggap tidak berbahaya pun, bisa

menimbulkan keracunan pada jumlah normal. Kenyataan tersebut

membuat Paracelsus (1493-1541) menyatakan bahwa semua senyawa

adalah racun dan tidak ada satupun yang bukan racun (Donatus, 2001).

Takaran (dosis) yang sesuai dapat membedakan antara racun dengan obat

(Doull & Bruce, 1986).

Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan untuk

mempelajari efek samping xenobiotic atau senyawa eksogen yang

dibentuk sebagai dasar terapi pengobatan. Toksikologi terus berkembang

dengan memadukan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu seperti

biologi, kimia, matematika, dan fisika. Aplikasi toksikologi saat ini juga

berkembang untuk mengevaluasi keamanan serta menilai resiko senyawa-

senyawa kimia (Klaassen, 2008).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

11

b. Asas umum toksikologi

Toksikologi ialah ilmu yang mempelajari aksi berbahaya zat kimia

terhadap organisme. Hal ini menunjukkan bahwa obyek yang dipelajari

dalam toksikologi adalah antaraksi zat kimia dengan organisme sehingga

dapat menimbulkan efek berbahaya. Timbulnya efek berbahaya diawali

ketika organisme terpejani oleh racun. Setelah terabsorpsi di tempat

pemejanan, racun atau metabolitnya terdistribusi ke reseptor sehingga

menimbulkan antaraksi. Akibatnya, akan timbul efek toksik dengan wujud

dan sifat tertentu (Donatus, 2001).

Berdasarkan peristiwa timbulnya efek toksik, ada empat asas utama

dalam mempelajari toksikologi. Empat asas tersebut adalah kondisi

pemejanan dan kondisi makhluk hidup, mekanisme aksi, wujud dan sifat

efek toksik atau pengaruh berbahaya racun. Kondisi pemejanan dan

kondisi makhluk hidup menggambarkan berbagai macam faktor yang

dapat mempengaruhi ketoksikan suatu senyawa. Mekanisme aksi

mempelajari tentang penyebab timbulnya efek toksik, sedangkan wujud

dan sifat efek toksik dapat menggambarkan bagaimana respon tubuh

terhadap ketoksikan suatu senyawa dan tolak ukur kualitatifnya (Donatus,

2001).

c. Toksisitas

Toksisitas dapat dibagi menjadi 2 yaitu ketoksikan tak khas dan

ketoksikan khas. Ketoksikan tak khas digunakan untuk mengevaluasi

secara keseluruhan spektrum efek toksik suatu senyawa pada berbagai

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

12

jenis hewan uji. Termasuk dalam ketoksikan tak khas adalah ketoksikan

akut, subkronis, dan kronis. Ketoksikan khas berfungsi mengevaluasi

secara rinci efek khas suatu senyawa pada fungsi organ atau kelenjar

tertentu pada berbagai jenis hewan uji. Termasuk ketoksikan khas ini

adalah uji potensiasi, karsinogenik, mutagenik, reproduksi (uji kesuburan,

uji teratogenik, uji prenatal, dan paska natal), uji kulit dan mata, serta uji

perilaku (Loomis, 1978).

Ketoksikan tak khas:

1) Toksisitas akut merupakan ketoksikan yang dilakukan dengan

memberikan senyawa uji sebanyak sekali atau beberapa kali dalam

jangka waktu 24 jam.

2) Toksisitas pendek (subakut atau subkronik) dilakukan dengan

memberikan senyawa uji secara berulang, biasanya setiap hari atau

lima kali seminggu, selama jangka waktu kurang lebih 10 % dari masa

hidup hewan, yaitu tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua tahun

untuk anjing.

3) Toksisitas jangka panjang (kronik) dilakukan dengan memberikan

senyawa uji berulang-ulang selama masa hidup hewan uji atau

sekurang-kurangnya sebagian besar dari masa hidupnya, misalnya 18

bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus dan 7-10 tahun untuk anjing

dan monyet (Lu, 1995).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

13

Ketoksikan khas:

1) Uji potensiasi merupakan uji ketoksikan untuk melihat efek suatu

senyawa apabila digunakan bersama senyawa lain. Penggunaan kedua

senyawa secara bersamaan dapat meningkatkan efek toksik dari salah

satu senyawa tersebut.

2) Uji teratogenik merupakan uji ketoksikan untuk melihat efek suatu

senyawa terhadap janin (fetus) pada hewan bunting.

3) Uji reproduksi merupakan uji ketoksikan untuk melihat efek suatu

senyawa terhadap kemampuan reproduksi hewan uji.

4) Uji mutagenik merupakan uji ketoksikan untuk melihat efek suatu

senyawa terhadap sistem kode genetik.

5) Uji karsinogenik merupakan uji ketoksikan untuk melihat apakah

suatu senyawa dapat menimbulkan tumor.

6) Uji kulit dan mata merupakan uji ketoksikan untuk melihat efek lokal

suatu senyawa apabila digunakan secara langsung pada kulit dan mata.

7) Uji perilaku merupakan uji ketoksikan untuk melihat efek suatu

senyawa apabila dilihat dari berbagai macam pola tingkah laku hewan

uji (Loomis, 1978).

5. Ketoksikan Subkronis

Ketoksikan subkronis merupakan ketoksikan tak khas untuk

mengevaluasi keseluruhan efek toksik suatu senyawa uji pada berbagai macam

jenis hewan uji secara berulang selama 3-4 bulan (Loomis & Hayes, 1996).

Menurut Hodgson (2010) uji subkronis digunakan untuk mengevaluasi efek

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

14

toksik yang ditimbulkan akibat pemejanan sediaan uji secara berulang selama

28 atau 90 hari. Uji ini dapat digunakan untuk menentukan nilai no observable

effect level (NOEL) yaitu dosis tertinggi yang tidak menimbulkan efek

berbahaya. Selain itu, uji subkronis berguna dalam memberi informasi sasaran

organ serta akumulasi senyawa kimia dalam organ.

Hewan uji minimal terdiri dari satu jenis hewan dewasa sehat baik

jantan atau betina. Menurut WHO (1966) pemilihan jenis hewan uji

didasarkan pada bukti ketoksikan akut dan uji metabolik. Secara ideal, hewan

uji dipilih berdasarkan kemiripan farmakokinetik dan metabolisme yang

paling besar dengan manusia, namun informasi tentang hal tersebut masih

jarang. Biasanya hewan uji yang paling banyak digunakan yaitu tikus pada

golongan roden dan anjing untuk golongan non roden (Hodgson, 2010).

Jumlah hewan uji terdiri dari 10-20 ekor jantan dan betina dari spesies

hewan pengerat atau 4-8 ekor jantan dan betina dari spesies yang lebih besar

seperti anjing untuk setiap takaran dosis (Hodgson, 2010). Takaran dosis

merupakan peringkat dosis yang mana dalam satu kelompok perlakuan harus

mendapatkan dosis toksik yang dapat membunuh beberapa hewan uji atau

memperlihatakan gejala toksik nyata. Sedangkan kelompok lainnya

mendapatkan takaran dosis yang tidak menimbulkan efek atau gejala toksik

sama sekali. Takaran dosis diberikan setiap hari selama masa uji ketoksikan

subkronis (± 90 hari) melalui jalur pemejanan sesuai dengan penggunaan pada

manusia (Donatus, 2001).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

15

Pengamatan serta pemeriksaan yang dilakukan dalam uji ketoksikan

subkronis meliputi penampilan fisik, mata, asupan makanan dan minuman,

berat badan, perilaku abnormal, kecepatan respirasi, ECG, dan EEG pada

hewan yang lebih besar, parameter kimia seperti hematologi dan kimia darah

serta pengamatan urinalisis (Hodgson, 2010). Uji subkronis memberikan

informasi tentang efek toksik mulai dari dosis rendah pada level selular yang

biasanya tidak didapatkan dari ketoksikan akut. Selain itu dapat menilai

kemungkinan efek kumulatif akibat pemejanan secara berulang, melihat organ

dan jaringan yang rusak, mengidentifikasi level dosis yang menyebabkan

perubahan fisiologi, biokimia dan morfologi, serta memprediksi lamanya efek

samping yang ditimbulkan (Ecobichon, 1997).

6. Kimia Darah

Uji kimia darah bertujuan untuk mengetahui profil kadar zat-zat kimia

dalam darah dengan maksud untuk melihat fungsi tubuh berjalan baik atau

tidak. Berbagai jenis zat dalam darah mencerminkan proses-proses

metabolisme, namun masih sedikit diantaranya yang diukur pada pemeriksaan

darah rutin. Pemeriksaan darah rutin digunakan untuk menggambarkan organ

atau proses tertentu serta akibat menyeluruh dari berbagai peristiwa

metabolisme (Widmann, 1989).

Pada eksperimen dengan menggunakan hewan uji, perbandingan

antara pengamatan klinis dan parameter fungsional bio-kimia seperti kimia

darah dapat menggambarkan perubahan morfologi dari organ-organ penting di

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

16

dalam tubuh. Perubahan tersebut digunakan untuk melihat ada tidaknya efek

patologi dalam tubuh (Niesink dkk., 1996b).

a. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

SGPT dikenal juga dengan Alanine Aminotransferase (ALT)

merupakan enzim golongan aminotransferase yang berfungsi

mengkatalisis pemindahan gugus amino secara reversibel antara asam

amino dan asam alfa-keto. SGPT secara spesifik mengadakan reaksi antara

alanin dan asam alfa-ketoglutamat. Enzim ini memiliki konsentrasi

tertinggi pada sel-sel hati, dan beberapa juga terdapat pada ginjal, jantung,

dan otot (Widmann, 1989).

Kadar SGPT dalam serum menjadi petunjuk yang lebih sensitif

untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan hati, sebab hanya sedikit

kondisi organ selain hati yang berpengaruh kepada kadar SGPT dalam

serum (Widmann, 1989). Meningkatnya kadar transaminase bisa terjadi

akibat dari nekrosis sel hati atau masuknya enzim ke dalam darah tapi

bukan karena nekrosis sel melainkan perubahan permeabilitas membran.

Nekrosis sel hati dapat diakibatkan oleh hepatotoksin, gangguan spesifik

(seperti infeksi dan diabetes mellitus), tumor hati, kongesti, dan obat-

obatan (kortikosteroid, estrogen, androgen, kloramfenikol, eritromisin, dan

salisilat) (Niesink dkk., 1996b).

b. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)

SGOT dikenal juga dengan Aspartic Aminotransferase (AST)

merupakan enzim mitokondria yang ditemukan di jantung, hati, otot

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

17

rangka, dan ginjal. Enzim ini mengkatalisis reaksi antara asam α-

ketoglutarat dan asam aspartat menjadi asam oksaloasetat dan asam

glutamat (Niesink dkk., 1996b). Menurut Widmann (1989), SGOT banyak

terdapat dalam hati dan sel miokard serta konsentrasi cukup bermakna

walaupun lebih sedikit pada otot, ginjal, otak, dan pankreas.

Kadar SGOT dalam hepatosit 3-4 kali lebih banyak dibandingkan

SGPT, namun kurang sensitif dalam pemeriksaan kerusakan hati.

Peningkatan SGOT juga tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya

indikator enzimatik pada infark miokard sebab SGOT dapat meningkat

pada kondisi lain (Widmann, 1989). Hal ini berbeda dengan pendapat

Niesink dkk. (1996b) yang menyatakan bahwa nekrosis sel hati dan infark

miokard merupakan ranah paling penting yang diindikasi oleh SGOT.

c. Glukosa

Glukosa termasuk gula sederhana dan menjadi salah satu sumber

tenaga terbesar dalam tubuh. Glukosa terdiri atas enam atom C (karbon)

yang terdapat dalam makanan sebagai sakarosa, laktosa, dan maltosa.

Senyawa ini menjadi penyusun utama dari polisakarida seperti zat pati

atau amilum. Glukosa dioksidasi menghasilkan karbondioksida, air serta

energi dalam bentuk ATP (Adenosine trifosfat). Bila glukosa tidak

langsung dirombak, ia disimpan dalam hati atau otot dalam bentuk

glikogen (Widmann, 1989).

Glukosa menjadi sumber untuk kebanyakan fungsi sel dan jaringan

serta berperan penting dalam proses homeostasis tubuh. Selain itu, glukosa

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

18

merupakan jalur energi yang lebih efisien jika dibandingkan dengan

sumber energi lain seperti asam lemak. Pengukuran kadar glukosa dalam

darah dapat digunakan untuk mengetahui sistem homeostasis dalam tubuh

sudah berajalan normal atau belum. Bila kadar glukosa menyimpang dari

nilai normal (terlalu tinggi atau terlalu rendah) menandakan bahwa sistem

homeostasis tubuh mengalami gangguan (Widmann, 1989).

d. Albumin

Albumin merupakan protein ekstrasel yang dapat ditemukan dalam

peredaran darah tubuh manusia dan disintesis oleh hepatosit pada organ

hati (Widmann, 1989). Albumin memiliki peran penting sebagai penentu

utama tekanan onkotik plasma darah. Selain itu, albumin juga berfungsi

sebagai cadangan asam amino sehingga dapat dijadikan sebagai indikator

status gizi. Penurunan konsumsi protein akan berhubungan langsung

dengan kadar albumin serum dan konsentrasinya yang sangat rendah dapat

dijumpai pada kasus malnutrisi akibat kelaparan atau malabsorbsi (Sacher

& McPherson, 2004).

Perubahan konsentrasi albumin dalam serum menjadi indikator

penting adanya gangguan atau penyakit seperti hipoalbuminemia dan

hiperalbuminemia (Yap dkk., 1978). Hipoalbuminemia dapat diakibatkan

oleh penurunan konsentrasi albumin dalam sirkulasi sehingga terjadi

pergeseran cairan dari intravaskular ke ekstravaskular. Mekanisme

penurunan konsentrasi albumin paling sering terjadi akibat penurunan

produksi di hati. Sedangkan hiperalbuminemia merupakan peningkatan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

19

konsentrasi albumin serum akibat dehidrasi berat sehingga air plasma

keluar sirkulasi, tetapi albumin masih tertinggal karena ukuran molekulnya

besar (Sacher & McPherson, 2004).

Penyakit hati yang parah seperti sirosis akibat penggunaan alkohol,

gangguan penimbunan besi, hepatitis kronis atau reaksi obat akan

menyebabkan pembentukan protein oleh sel-sel parenkim hati menurun

drastis. Pada keadaan ini, pemeriksaan kadar albumin serum merupakan

hal utama dalam proses diagnosis. Keadaan hipoalbuminemia yang parah

pada penyakit hati sering tertutupi oleh peningkatan konsentrasi

immunoglobulin sehingga konsentrasi total protein serum mungkin hanya

turun sedang (Sacher & McPherson, 2004).

e. Kreatinin

Kreatinin merupakan produk akhir dari metabolisme kreatin dan

disintesis terutama oleh hati. Kreatin banyak ditemukan dalam otot rangka

yang terikat secara reversibel pada fosfat membentuk fosfokreatin sebagai

penyimpan energi. Jumlah kreatinin sebanding dengan masa otot rangka

dan memiliki nilai rujukan 0,6-1,3 mg/dL untuk pria serta 0,5-1 mg/dL

untuk wanita (Widmann, 1989).

Baron (1984), berpendapat bahwa kreatinin merupakan metabolit

tak aktif yang berdifusi ke dalam plasma dan diekskresikan melalui urin.

Kreatinin plasma lebih luas digunakan untuk mengukur gagal ginjal kronik

dibandingkan urea plasma terutama bila terjadi perubahan metabolisme

urea akibat diet rendah protein. Namun klirens kreatinin akan lebih

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

20

bermakna jika nilainya turun dibawah 10 mL/menit. Apabila kadar

kreatinin serum kurang dari 900 μmol/L maka filtrasi glomerulus masih

dianggap normal.

Berkurangnya aliran darah dan urin tidak banyak mengubah

ekskresi kreatinin sebab perubahan singkat dalam aliran darah dan fungsi

glomerulus dapat diimbangi dengan meningkatnya sekresi kreatinin oleh

tubuli. Kreatinin dalam darah meningkat apabila terjadi gangguan pada

fungsi ginjal (Widmann, 1989). Apabila penurunan fungsi ginjal

berlangsung lambat dan bersamaan dengan menurunnya masa otot maka

konsentrasi kreatinin dalam serum mungkin stabil namun ekskresinya

selama 24 jam akan lebih rendah dari normal (Sacher & McPherson,

2004).

f. Kolesterol

Kolesterol merupakan penyusun terbesar membran plasma pada sel

eukaryotik. Kolesterol memiliki beberapa aktivitas pada membran protein

dan menjadi prekusor pembentuk hormon steroid serta asam-asam empedu

(Gimpl, 2010). Kolesterol merupakan salah satu bagian lipid yang paling

banyak terdapat dalam serum. Kolesterol dalam darah berupa

makromolekul yang membentuk kompleks dengan protein tertentu

(apoprotein) membentuk lipoprotein. Lipoprotein ini sebagai bentuk

transportasi yang dipakai untuk mengenali dan mengukur kolesterol

(Widmann, 1989).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

21

Mengetahui secara tepat keberadaan dan banyaknya kolesterol

berguna untuk melihat fungsinya sebagai penyusun membran secara

normal. Selain itu, dapat diketahui pengaruhnya terhadap patogenesis

suatu penyakit akibat gangguan homeostasis kolesterol. Gangguan atau

penyakit yang sering dihubungkan oleh kelebihan kolesterol yaitu

aterosklerosis dan batu ginjal yang berkorelasi dengan proses uptake serta

disposisi di hati (Severs, 1997).

7. Pemeriksaan Urin

Pemeriksaan urin (urinalisis) merupakan metode sederhana yang

dilakukan untuk melakukan diagnosa suatu penyakit dalam dunia kedokteran.

Urinalisis menjadi salah satu indikator yang berguna untuk mendeteksi

berbagai macam gangguan endokrin dan metabolisme, khususnya pada fungsi

ginjal. Ginjal yang bermasalah tidak dapat berfungsi secara normal dalam

mengatur volume dan komposisi cairan tubuh sehingga akan mempengaruhi

proses homeostasis tubuh (Kassa dkk., 2002). Pemeriksaan urin pada

penelitian ini meliputi pH, berat jenis, glukosa, bilirubin, dan protein.

Pemeriksaan pH urin digunakan untuk mengetahui pengaturan asam

basa tubuh oleh organ ginjal melalui sekresi hidrogen dalam bentuk amonium,

hidrogen fosfat dan asam-asam organik lemah, serta dengan reabsorbsi

bikarbonat. Individu yang sehat memilik nilai pH sekitar 5,0 – 6,0 pada pagi

hari. Urin yang bersifat asam bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti

diabetes mellitus, kelaparan, dehidrasi, diare, diet tinggi protein, serta adanya

bakteri penghasil asam seperti Escherichia coli. Sedangkan urin alkali bisa

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

22

disebabkan oleh hiperventilasi, muntah, renal tubulus acidosis, serta diet

sayuran (Strasinger & Lorenzo, 2008).

Pemeriksaan berat jenis dilakukan untuk mengetahui konsentrasi urin

yang berhubungan dengan pekat tidaknya warna urin (Widmann, 1989).

Secara klinis, berat jenis urin dapat digunakan untuk melihat hilangnya

kemampuan pemekatan pada tubulus ginjal, kondisi diabetes insipidus, serta

untuk melakukan monitoring terhadap pasien yang mengalami dehidrasi

(Strasinger & Lorenzo, 2008).

Protein dalam urin menjadi indikasi hilangnya fungsi reabsorbsi pada

tubulus ginjal. Namun, urin pada tikus normal dapat mengandung beberapa

protein, sehingga perlu perbandingan antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol. Glukosa dalam filtrat glomerulus akan direabsorbsi

seluruhnya oleh tubulus sehingga adanya glukosa dalam urin tanpa

hiperglikemia menunjukkan adanya gangguan fungsi pada tubulus ginjal (Lu,

1995).

Bilirubin merupakan produk perombakan hemoglobin oleh sel-sel

retikuloendotel yang tersebar dalam tubuh. Dalam keadaan normal, bilirubin

tidak mungkin terdapat dalam urin. Adanya bilirubin dalam urin menandakan

keadaan patologis seperti kerusakan sel hati dan obstruksi saluran empedu

(Widmann, 1989). Penyebab abnormalitas parameter urin secara umum dapat

dilihat pada tabel I.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

23

Tabel I. Penyebab non-patologis dan patologis abnormalitas parameter urin (Patel,

2006).

Parameter Penyebab non-patologis Penyebab patologis

Specific

gravity

Rendah: polidipsi Rendah: DI, disfungsi tubular

Tinggi: intake air rendah Tinggi: deplesi volume

pH

Rendah: diet tinggi protein Rendah: asidosis

Tinggi: diet rendah protein,

setelah makan

Tinggi: asidosis tubular, UTI

Bercak darah Menstruasi, trauma katerisasi,

olah raga

Gangguan glomerular, gangguan

tubular, UTI, batu ginjal,

hiperkalsiuria, trauma pada saluran

urin, tumor

Protein Proteinuria ortostatik, demam,

olahraga

Gangguan glomerular, gangguan

tubular, UTI

Glukosa Renal glikosuria DM, Fanconi syndrome

Keton Intake karbohidrat terbatas DM

Bilirubin Tidak ada Hepatitis, obstruksi empedu

Urobilinogen Rendah: terapi antibiotik sistemik Hepatitis, hemolisis intravascular

Nitrit Tidak ada UTI

LE Demam UTI, glomerulonefritis, inflamasi

pelvis

8. Metode Toksisitas Subkronis Guidline OECD 408

Guideline OECD merupakan petunjuk untuk menguji senyawa-

senyawa kimia yang secara berkala diperbaharui guna kepentingan ilmu

pengetahuan. OECD 408 pertama kali dibuat pada tahun 1981 dan telah

mengalami perubahan untuk memperoleh tambahan informasi secara obyektif

pada penggunaan hewan uji dalam suatu penelitian (Anonim, 1998).

Pada guideline OECD 408 dijelaskan tentang tata cara uji subkronis

dimana senyawa kimia dipejankan terhadap hewan uji secara berulang selama

90 hari. Dari penelitian ini akan diperoleh informasi efek toksik utama,

sasaran organ, dan kemungkinan akumulasi serta estimasi No Observed Effect

Level (NOEL) yang dapat digunakan untuk mengetahui batas aman dosis

suatu obat atau senyawa kimia (Anonim, 1998).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

24

Hewan uji dipilih dari golongan roden seperti tikus atau mencit, dari

galur yang sama, berbadan sehat serta umur kurang dari 9 minggu. Pada jenis

kelamin betina diusahakan tidak dalam keadaan hamil. Jumlah hewan uji

terdiri atas 10 ekor per kelompok pada masing-masing jenis kelamin. Selain

itu ditambah satelit masing-masing 5 ekor pada kelompok kontrol dan dosis

tertinggi (Anonim, 1998).

Pengamatan yang dilakukan meliputi gejala klinis secara umum, berat

badan, konsumsi makanan dan minuman, hematologi, biokimia klinis,

patologi, serta histopatologi. Pengamatan gejala klinis dilakukan minimal

sekali sehari, pada waktu yang sama serta setiap kondisi klinis hewan uji harus

dicatat. Pengukuran berat badan, asupan makanan dan minuman dilakukan

minimal seminggu sekali. Pemeriksaan hematologi dan kimia darah dilakukan

sebelum dan setelah perlakuan meliputi pemeriksaan hematokrit, hemoglobin,

eritrosit, leukosit, serta platelet pada hematologi, dan pemeriksaan kimia darah

yang mewakili efek senyawa khususnya pada fungsi ginjal dan hati.

Histopatologi dilakukan untuk melihat gambaran jaringan serta organ

sehingga menunjukkan efek senyawa terhadap kelompok perlakuan (Anonim,

1998).

F. Landasan Teori

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit atau gangguan metabolisme

dengan ciri-ciri hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) akibat gangguan dari

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan kurangnya sekresi

insulin, aktivitas insulin atau keduanya (WHO, 1999). Pengobatan DM biasanya

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

25

menggunakan Oral Anti Diabetes antara lain golongan sulfonilurea, biguanid,

thiazolidinedione (TZD), inhibitor glukosidase atau dengan menggunakan

suntikan insulin (Widowati dkk., 1997). Namun, cara pengobatan tersebut

tergolong mahal sehingga kebanyakan masyarakat berusaha mencari pengobatan

alternatif dengan obat tradisional.

Sambiloto (Andrographis paniculata) dan mimba (Azadirachta indica)

telah digunakan oleh masyarakat luas sebagai pengobatan secara tradisional pada

berbagai macam penyakit termasuk diabetes (Akter dkk., 2013). Kombinasi

ekstrak herba sambiloto (50%) dan ekstrak daun mimba (50%) telah

dikembangkan sebagai salah satu produk herbal yang diprediksi dapat membantu

menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes (Nugroho dkk., 2014).

Andrografolid merupakan senyawa khas dari sambiloto sedangkan daun mimba

banyak mengandung senyawa flavonoid (Chao & Lin, 2010; Ghimeray dkk.,

2009).

Efek toksik pada turunan andrografolid yaitu 14-deoxyandrografolid

dalam tanaman sambiloto (Andrographis paniculata), dapat menyebabkan

kematian pada sperma dengan konsentrasi 200 μg/ml (Ghimeray dkk., 2009).

Profil toksisitas akut kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun mimba selama

14 hari menunjukkan keamanan sampai dosis 5000 mg/kgBB pada hewan uji

(Marceila, 2014). Namun, mengingat penggunaan obat antidiabetes umumnya

relatif lama, maka diperlukan suatu evaluasi ketoksikan subkronis untuk melihat

tingkat keamanan sediaan uji campuran ekstrak herba sambiloto dan daun mimba

dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, adanya turunan andrografolid

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/97463/potongan/S1-2016... · Kandungan kimia utama sambiloto adalah diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid,

26

yaitu 14-deoxyandrografolid yang bersifat toksik pada tanaman sambiloto,

sehingga penting dilakukan evaluasi ketoksikan lebih lanjut.

G. Hipotesis

Produk GD campuran ekstrak herba sambiloto 50 mg dan ekstrak daun

mimba 100 mg diduga tidak toksik pada dosis tertentu dalam evaluasi ketoksikan

subkronis pada tikus jantan Wistar selama 90 hari perlakuan, ditinjau dari

parameter: purata kenaikan berat badan per hari (PKBP), asupan makanan dan

minuman, kimia darah, serta pemeriksaan urin.