BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
-
Upload
nico-irjaya-desmonda -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
1/12
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007). Bencana
gempa bumi merupakan suatu kejadian alam yang tidak dapatdiprediksi waktu terjadinya. Bahaya gempa bumi tidak dapat
dihindari, namun dampaknya dapat dikurangi melalui upaya
mitigasi bencana. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui
pengkajian karakteristik gempa bumi di suatu wilayah yang
selanjutnya dapat diaplikasikan dalam pemilihan metode dan
kebijakan penanganan risiko bencana. Kawasan pemukiman yang
berdekatan dengan sumber gempa bumi merupakan kawasan yangsangat rawan, oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah
strategis untuk melindungi masyarakat dengan tindakan dan
mitigasi bencana yang merupakan upaya untuk mengurangi atau
memperkecil dampak kerugian atau kerusakan yang dapat
ditimbulkan oleh bencana (BAKORNAS PB, 2002).
Dalam upaya mengurangi dampak bencana di suatu wilayah,
tindakan pencegahan (preventive) perlu dilakukan olehmasyarakat pada wilayah yang terdampak bencana tersebut. Pada
saat bencana terjadi, korban jiwa dan kerusakan yang timbul
umumnya disebabkan oleh kurangnya persiapan (preparedness)
dan sistem peringatan dini (early warning system). Persiapan yang
baik dapat bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam
melakukan tindakan yang tepat guna dan tepat waktu. Bencana
bisa menyebabkan kerusakan beberapa fasilitas umum, harta
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
2/12
2
benda, dan bahkan menelan korban jiwa. Dengan mengetahui cara
pencegahannya masyarakat bisa mengurangi resiko ini. (Buku
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat,
Halaman 9)
Kondisi geografis Negara Indonesia terletak di antara dua
samudra, dua benua, dan tiga lempeng tektonik. Hal inilah yang
menyebabkan beberapa daerah di Indonesia sering terjadi
fenomena gempa bumi dengan intensitas dan kekuatan gempa
mulai dari skala terendah hingga skala terbesar, terutama di
Sumatera, Irian Jaya, Selatan Jawa, dan Sulawesi. (Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2004). Kejadian gempa diIndonesia merupakan suatu hal yang biasa terjadi karena secara
geografis Indonesia terletak pada lempeng tektonik aktif. Pulau-
pulau di Indonesia berada di sepanjang garis yang berpengaruh
kuat antara perubahan lempeng-lempeng tektonik Australia,
Pasifik, Eurasia, dan Filipina. Lempeng Australia bergerak lambat
ke arah utara, lempeng Pasifik bergerak ke arah barat, lempeng
Eurasia bergerak ke arah timur, sedangkan lempeng Filipinabergerak ke arah barat (Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral, 2004).
Dalam 13 tahun terakhir (2000-2013) Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG)
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, mencatat sekitar
35 kejadian gempa besar di Indonesia, 10 di antaranya terjadi di
pulau Jawa. Sementara yang lain sebagian besar terjadi di pulauSumatera dan Irian Jaya, selebihnya terjadi di Sulawesi,
Sumbawa, dan kepulauan-kepulauan lainnya. Gempa bumi
tersebut memiliki kekuatan atau magnitude diatas 5,0 SR. Gempa-
gempa bumi lain dengan magnitudo yang lebih kecil, jumlahnya
lebih besar. Selain itu berdasarkan sumber yang sama,
menunjukan bahwa ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan
rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD, Sumatra Utara,
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
3/12
3
Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng, dan DIY
bagian Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, NTB, dan NTT.
Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan,
Biak, Yapen, dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan Kaltim.
Berdasarkan fakta tersebut, dapat memberikan gambaran bahwa
Pulau Jawa memiliki kerentanan yang lebih besar dibandingkan
dengan pulau-pulau lainya jika ditinjau dari jumlah kepadatan
penduduknya. Oleh karenanya, Pulau Jawa memiliki prioritas
tertinggi dalam hal mitigasi bencana ini, khusunya Pulau Jawa
bagian selatan.
Pesisir sisi selatan di Provinsi Jawa Timur merupakan salahsatu kawasan yang menyimpan banyak potensi sumber daya
kelautan, namun juga memiliki potensi ancaman bencana. Jawa
Timur bagian selatan juga dekat dengan garis pertemuan lempeng
Indo-Australia dengan Eurasia, sehingga memiliki potensi akan
timbulnya kejadian gempa bumi. Sebagai bagian dari provinsi
Jawa Timur, Kabupaten Malang masuk dalam jalur pertemuan
lempeng Eurasia dengan lempeng Indo-Australia. Pertemuanlempeng itu berada di 200 km arah selatan. Dengan dilaluinya
pertemuan dua lempeng tersebut, maka di bagian selatan Jawa
Timur juga memiliki potensi terjadinya bencana gempa bumi.
Dengan kata lain, apabila terjadi bencana gempa bumi, maka
diperkiran dampak yang diakibatkan lebih besar dibanding
wilayah lain yang tidak dikelilingi oleh gunung berapi. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kewaspadaanseluruh stakeholders di Kabupaten Malang melalui mitigasi
bencana yang salah satunya adalah dengan membuat penentuan
zona kawasan risiko bencana gempa bumi agar dampak yang
timbul ketika bencana datang dapat diminimalisir. Selain itu
berdasarkan pada Indeks Rawan Bencana Indonesia tahun 2011,
Kabupaten Malang merupakan salah satu kabupaten yang masuk
ke dalam klasifikasi Tinggi terhadap bencana gempa bumi
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
4/12
4
dengan urutan rangking nasional ke-60. Hal ini yang
menunjukkan betapa tingginya tingkat kerawanan Kabupaten
Malang terhadap bencana gempa bumi (BNPB, 2011).
Beberapa kecamatan yang rawan akan terjadi bencana
gempa bumi di Kabupaten Malang meliputi Kecamatan
Gedangan, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan
Dampit, Kecamatan Tirtoyudo, dan Kecamatan Ampelgading.
Kawasan-kawasan tersebut berdasarkan peta geologi dan hasil
interpretasi data gaya berat menunjukkan adanya hasil
lintasan/lokasi sesar lokal yang bersesuaian. Daya dukung batuan
pada jalur-jalur tersebut relatif lebih rendah dari sekitarnya,sehingga jalur-jalur tersebut bersifat labil (RTRW Kabupaten
Malang 2009-2029).
Telah banyak kejadian gempa bumi yang terjadi di
Kabupaten Malang yang menelan korban jiwa dan mengakibatkan
kerusakan fisik. Tercatat pada tanggal 8 Juli 2013, pada pukul
09.13 WIB terjadi gempa dengan magnitude 5,9 SR yang
mengguncang Kabupaten Malang bagian Selatan. Berdasarkancatatan BNPB Kabupaten Malang, episentrum gempa tersebut
berada pada posisi 9.16 LS dan 113 BT dengan kedalaman 10 km
dibawah permukaan air laut atau 112 km selatan Kabupaten
Malang. Gempa yang berlangsung selama 45 detik menimbulkan
beberapa kerugian, seperti pada Kecamatan Dampit tercatat 2 jiwa
luka-luka, 18 rumah warga rusak ringan, 2 masjid rusak berat, 2
musholla rusak berat, dan Pondok Bersalin Desa (POLINDES)rusak ringan. Sedangkan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan
tercatat 4 rumah warga rusak berat. Kemudian Kecamatan
Ampelgading, 2 rumah warga rusak berat, sedangkan di
Kecamatan Gedangan sendiri tercatat 1 rumah rusak ringan.
Kemudian di Kecamatan Tirtoyudo tercatat 10 rumah mengalami
kerusakan yang cukup parah. (www.malang-post.com,di akses 9
Juli 2013, pukul 15.30 WIB).
http://www.malang-post.com/http://www.malang-post.com/ -
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
5/12
5
Selanjutnya, berdasarkan pada catatan Stasiun BMKG
Karangkates, Kabupaten Malang juga pernah mengalami gempa
besar yang terjadi pada hari Selasa tanggal 17 Mei 2011 pada
pukul 07.15 WIB. Gempa tektonik saat itu berkekuatan 6,1 Skala
Richter, dengan kedalaman 25 km dari permukaan laut dan
berdurasi 10 detik. Getaran gempa dapat dirasakan hingga kota
Surabaya, kejadian gempa bumi tidak menimbulkan korban jiwa
dan kerusakan bangunan rumah penduduk, namun menimbulkan
dan kerusakan jalan yang ditandai retaknya aspal.
Pada lima tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 9 Juni 2009
Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang jugamenyebutkan, pernah terjadi gempa tektonik berkekuatan 4,9 SR
yang mengguncang Malang Raya sekitar pukul 22.42 WIB. Lama
getaran terasa sekitar 5 detik, lokasi gempa berada di posisi 8,76
LS dan 112,51 BT. Pusat gempa berada di laut selatan pada
kedalaman 15 kilometer. Tepatnya berada di 68 kilometer selatan
Karangkates dan 95 km tenggara Blitar. Gempa yang dirasakan
juga oleh masyarakat di Blitar dan Tulungagung itu masukdalam skala II dan III MMI (Modified Meccalli Intensity).
Cacatan sejarah kejadian gempa di Kabupaten Malang
beberapa tahun silam, tepatnya pada tanggal 20 November 1958
terjadi gempa dengan magnitudo 8 Skala Richter. Gempa ini
mengakibatkan kerusakan fisik seperti retakan pada tanah dan
bangunan, serta menimbulkan korban sebanyak 8 jiwa yang
tewas. Selanjutnya pada tanggal 19 Februari 1967 juga terjadigempa bumi dengan magnitudo 9 Skala Richter. Saat itu wilayah
Kecamatan Dampit Rusak Parah. Tercatat 1.539 rumah rusak
berat, 14 jiwa tewas, 72 jiwa luka-luka. Selain itu di Kecamatan
Gondanglegi tercatat 9 jiwa tewas, 49 jiwa luka-luka, 119
bangunan roboh, 402 bangunan retak, dan 5 masjid rusak berat
(BMKG, 2009). intensitas gempa tercatat VIII dan IX MMI
(Modified Meccalli Intensity) dengan pusat gempa di 8,5 LS dan
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
6/12
6
113,5 BT atau di 80 km bawah permukaan laut selatan Kabupaten
Malang.
Melihat dari catatan kejadian bencana dan dampak negatif
yang ditimbulkan gempa bumi di Kabupaten Malang,
membutuhkan adanya suatu kajian mengenai risiko bencana
gempa bumi sebagai upaya untuk mengurangi dampak bencana
tersebut. Oleh karena itu terkait dengan kejadian tersebut, perlu
dilakukan kajian untuk mengetahui tingkat risiko bencana gempa
bumi, yang dapat memposisikan masyarakat dan wilayah yang
bersangkutan berada pada tingkatan risiko yang berbeda.
Penelitian ini bermaksud untuk merumuskan zonasi risikobencana gempa bumi di Kabupaten Malang, berdasarkan tingkat
kerentanan (vulnerability) dan bahaya (hazard) bencana gempa
bumi, khususnya di Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing
Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading. Pemilihan 5 (lima)
kecamatan tersebut sebagai wilayah penelitian dari 8 (delapan)
kecamatan bagian selatan di Kabupaten Malang tersebut,
berdasarkan pertimbangan dari dokumen Rencana Tata Ruangdan Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang 2009-2029 yang telah
merumuskan kelima kecamatan tersebut yang menjadi wilayah
terdampak bencana gempa bumi tektonik dan catatan kejadian
bencana gempa bumi yang telah terjadi.
1.2 Rumusan MasalahBencana gempa bumi yang terjadi Kabupaten Malang bagianselatan, khususnya di Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing
Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading menyebabkan
kerugian materi dan jiwa. Permasalahan tersebut dapat diatasi
secara efektif jika dilakukan upaya mitigasi bencana yang tepat
dan sesuai dengan tingkatan risikonya. Mengingat pentingnya
zonasi risiko tersebut sebagai langkah awal mitigasi bencana,
maka penelitian ini bermaksud melakukan zonasi risiko bencana
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
7/12
7
gempa bumi, sebagai upaya mengurangi dan mengantisipasi
dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini, diperoleh pertanyaan penelitian yang dapat
digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian adalah
faktor apa saja yang berpengaruh dalam menentukan risiko (risk)
bencana gempa bumi di Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing
Wetan, Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading?
1.3 Tujuan dan SasaranTujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan
penentuan zonasi risiko bencana gempa bumi di Kabupaten
Malang bagian Selatan sebagai upaya mitigasi bencana. Untuk
mencapai tujuan tersebut terdapat beberapa sasaran yang harus
dicapai, yaitu :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadapkerentanan (vulnerability) bencana gempa bumi di
Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit,Tirtoyudo, dan Ampelgading; Kabupaten Malang.
2. Menentukan zona kerentanan (vulnerability) bencana gempabumi di Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan,
Dampit, Tirtoyudo, dan Ampelgading; Kabupaten Malang.
3. Menentukan zona risiko (risk) bencana gempa bumi diKecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit,
Tirtoyudo, dan Ampelgading; Kabupaten Malang.
1.4 Ruang Lingkupa. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah yang masuk dalam penelitian ini,
yang terdiri dari 5 Kecamatan terpilih di Kabupaten Malang yaitu,
Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit,
Tirtoyudo, dan Ampelgading. Untuk mengetahui lebih jelas
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
8/12
8
mengenai batas administrasi pada wilayah penelitian, berikut
batas-batas administrasi wilayah penelitian :
Sebelah Utara : Kecamatan Kalipare, Pagak, Pagelaran,
Turen, Wajak, Poncokusumo, dan Kodya
Malang
Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Barat : Kecamatan Bantur, Donomulyo, dan
Kabupaten Blitar
Untuk dapat melihat lebih jelas mengenai lingkup wilayah
penelitian secara visual, dapat dilihat pada Gambar 1.1
b. Ruang Lingkup SubstansiRuang lingkup substansi dalam penelitian ini adalah
kebencanaan, yang meliputi konsep risiko (risk) bencana dan
kerentanan (vulnerability) dan bahaya (hazard) dan konsep
mitigasi bencana yang juga merupakan salah satu konsep yang
digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.
c. Ruang Lingkup PembahasanPenelitian yang dilakukan ini membahas mengenai
penentuan zona risiko (risk) bencana gempa bumi di wilayah
penelitian. Wilayah penelitian tersebut diasumsikan berdasarkan
tingkat kerentanan (vulnerability) terhadap bencana, dengan
menggunakan beberapa aspek, seperti aspek lingkungan
(environment), aspek fisik (physic), aspek sosial (social), dan
aspek ekonomi (economic).Dalam penelitian ini tidak membahas
mengenai tingkat bahaya (hazard) dalam pembahasan penentuan
zona risiko (risk) bencana gempa bumi, karena penentuan zona
bahaya (hazard) diasumsikan sudah pernah dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Malang. Namun, dalam penentuan zona
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
9/12
9
risiko (risk) bencana gempa bumi dalam penelitian ini tetap
menggunakan peta zona bahaya (hazard).
1.5 Manfaat Penelitiana. Manfaat Teoritik
Manfaat penelitian yang akan dilakukan ini bagi para
akademisi adalah sebagai masukan dan menambah pengetahuan
mengenai pengembangan keilmuan perencanaan wilayah dan
kota, salah satunya yaitu memberikan informasi pendekatan
dalam merumuskan konsep penataan ruang berbasis kebencanaan.
b. Manfaat PraktikSedangkan manfaat praktis yang dapat diperoleh bagi
stakeholders, diantaranya:
1) Pada tatanan pemerintah Kabupaten Malang, dapatdigunakan dalam menentukan kebijakan mengenai
penanggulangan bencana pada suatu wilayah yang rentan
terhadap ancaman bencana gempa bumi secara bijaksana.Kebijakan ini merupakan dasar bagi penyusunan rencana
penagggulangan bencana dalam rencana pembangunan
kedepanya.
2) Pada tananan mitra pemerintahan Kabupaten Malang, dapat
digunakan sebagai pedoman dalam menentukan kegiatan
yang akan diselenggarakan di daerah yang rentan terhadap
bencana sehingga sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang.
3) Bagi masyarakat pada wilayah penelitian khusunya, dapat
dijadikan sebagai salah satu dasar untuk menyusun aksi
praktis dalam upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan
untuk mereka yang melakukan aktivitas di daerah rawan
bencana gempa bumi, serta mengurangi risiko (risk)bencana
gempa bumi.
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
10/12
10
Gambar 1.1.Orientasi Wilayah Penelitian
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
11/12
11
1.6 Hasil yang DiharapkanHasil akhir yang diharapkan dari penelitian ini adalah
terumuskannya peta zonasi kawasan risiko bancana gempa bumi di
Kabupaten Malang, dan juga arahan kebijakan terkait masing-
masing zona bahaya yang ada.
1.7 Sistematika PenulisanBerikut adalah sistematika penulisan dalam penelitian yang
akan dilakukan :
Bab I PendahuluanBerisi latar belakang, rumusan permasalahan penelitian yang
akan dilakukan, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, ruang
lingkup wilayah penelitian dan materi pembahasan, sitematika
penulisan serta kerangka pemikiran penelitian yang dilakukan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Merupakan hasil studi literatur teoritis yang berupa dasar-dasar
teori dan referensi-referensi yang berkaitan dengan obyekpenelitian yang akan dilakukan.
Bab III Metode Penelitian
Bagian ini terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian,
teknik sampling, pengumpulan data, organisasi variabel, teknik
analisis data, dan tahapan penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bagian ini terdiri dari gambaran umum wilayah penelitian dan
analisa setiap sasaran untuk mencapai tujuan penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Bagian ini terdiri dari kesimpulan terhadap keseluruhan alur
penelitian yang dilakukan dan rekomendasi yang disarankan
berdasarkan hasil dari penelitian.
-
5/28/2018 BAB I PENDAHULUAN GEMPA BUMI (LAST).docx
12/12
12
1.8 Kerangka Berpikir
Sumber : Penulis, 2013
Gambar 1.5.Kerangka Berpikir Penelitian
Kesimpulan
Penelitian
Sasaran
Penelitian
TujuanPenelitian
Latar Belakang
Penelitian
Rumusan
Masalah
Indonesia sebagai pertemuan 4 lempeng tektonik, yaitu lempengAustralia, Pasifik, Eurasia dan Filipina
Kerap terjadi bencana gempa bumi di bagian selatan Kabupaten
Malang, sehingga menimbulkan kerusakan fisik dan korbanjiwa.
Diperlukan upaya mitigasi bencana gempa bumi, dengan zonasirisiko (risk) di kawasan rawan gempa bumi, meliputi
Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit,
Tirto udo dan Am el adin .
Identifikasi karakteristik bahaya (hazard)gempa bumi
Identifikasi dan analisis factor-faktor yang berpengaruh terhadap
kerentanan (vulnerability) gempa bumi
Rumusan zonasi risiko (risk) bencana gempa bumi
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perumusan zona risiko
bencana gempa bumi
Zonasi Risiko Bencana Gempa Bumi di Bagian Selatan
Kabu aten Malan
Merumuskan penentuan zonasi risiko (risk) bencana gempa
bumi di Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Dampit,Tirtoyudo, dan Ampelgading sebagai upaya mitigasi bencana.
Bencana gempa bumi yang terjadi di Wilayah selatan di
Kabupaten Malang menyebabkan kerugian materiil dan jiwa.
Faktor apa saja yang berpengaruh dalam perumusan zona risiko
(risk) bencana gempa bumi di selatan di Kabupaten Malang?
F
E
E
D
B
A
C
K