BAB II Dan IV Trigliserida

download BAB II Dan IV Trigliserida

of 10

Transcript of BAB II Dan IV Trigliserida

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori1. Metabolisme kolesterol Kolesterol adalah komponen membrane sel dan pekursor untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesa oleh sel tubuh dan diserap dengan makanan. Kolesterol diangkut di dalam plasma melalui lipoprotein, yang disebut kompleks antara lipid dan apolipoprotein. Ada empat kelas lipoprotein :a. High Density Lipoprotein (HDL)b. Low Density Lipoprotein (LDL)c. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)d. Khilomikron(Asscalbiass, 2012).Sementara LDL berperan dalam pengangkutan kolesterol ke sel di perifer, HDL bertanggungjawab terhadap pengambilan kembali kolesterol dari sel. Empat perbedaan kelas lipoprotein menunjukan hubungan yang nyata terhadap atherosclerosis kororner. LDL-cholesterol (LDL-C) menyumbang pembentukan plak atherosklerotik di dalam intima arteri dan terkait erat dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan berhubungan dengan mortalitas. Pada saat kolesterol total dalam rentang nilai normal peningkatan konsentrasi LDL-C menunjukan resiko tinggi. HDL-C mempunyai efek perlindungan dengan menghambat pembentukan plak dan menunjukan hubungan terbaik dengan angka kejadian PJK. Pada kenyataannya, nilai HDL-C yang rendah merupakan faktor resiko independen. Penentapan kadar kolesterol total individu yang lebih baik, maka perlu mengukur HDL-C dan LDL-C sebagai tambahan (Asscalbiass, 2012).Akhir-akhir ini, beberapa uji coba klinis terkendali menggunakan diet, perubahan gaya hidup dan atau obat-obat yang berbada (khususnya HMG CoA reductase inhibitors [statins]) telah menunjukan bahwa rendahnya kadar koresterol total dan LDL-C mengurangi resiko PJK secara drastis (Asscalbiass, 2012).1. Lipoprotein (VLDL)Very Low Density Lipoprotein (VLDL) adalah salah satu jenis lipoprotein. Lipoprotein ini diproduksi di dalam hati. Very Low Density Lipoprotein (VLDL) adalah bentuk kolesterol yang membantu untuk mendistribusikan trigliserida melalui aliran darah. Sebagai dari jenis kolesterol juga mengkonversi menjadi LDL, yang pada akhirnya dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Karena konversi ini, dokter cenderung untuk memantau tingkat VLDL kolesterol bersama dengan LDL dan kadar HDL (Murray, 2003).Very Low Density Lipoprotein (VLDL) mengangkut trigliserida endogen, fosfolipid, kolesterol dan kolesterol ester. Ini berfungsi sebagai mekanisme transportasi internal tubuh untuk lipid (Murray, 2003).Very Low Density Lipoprotein (VLDL) beredar di dalam darah dan mengambil apoliprotein C-II (apoC-II) dan E apoliprotein (apoE) disumbangkan dari high density lipoprotein (HDL). Pada titik ini, VLDL yang baru lahir menjadi VLDL matang. Setelah di sirkulasi, VLDL akan datang dan kontak dengan lipoprotein lipase (LPL) di tempat kapiler dalam tubuh (lemak, jantung, dan kontak dengan lipoprotein lipase (LPL) ditempat kapiler dalam tubuh (lemak, jantung, dan otot rangka). LPL akan menghapus trigliserid dari VLDL untuk penyimpanan atau produksi energi (Murray, 2003).

B. Metabolisme TrigliseridaTrigliserida (triasilgliserol) adalah senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak yang teresterifikasi menjadi gliserol. Zat ini adalah lemak netral yang disintesis dari karbohidrat untuk disimpan dalam sel lemak hewan. Pada hidrolisa enzimatik, trigliserida melepaskan asam-asam lemak bebas ke dalam darah (Kuchel & Ralston, 2006).Trigliserida merupakan ester dari alcohol gliserol dengan asam lemak. Pada proporsi molekul trigliserol yang mengandung residu asam lemak yang sama pada ketiga posisi ester sangatlah kecil. Hamper seluruhnya merupakan asil gliserol campuran. Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR-CH2-COOR, dimana R, Rdan R masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, RCOOH dan RCOOH bisa sama, berbeda, ataupun hanya dua diantaranya yang sama, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18 atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan biasanya terdiri dari jumlah atom karbon yang genap (Kuchel & Ralston, 2006).Trigliserida ditransport dalam limfe intestinal dan plasma pada pusat lipoprotein besar : kilomikron yang mengandung 86 % trigliserida dan VLDL yang mengandung 55 % trigliserida. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa trigliserida merupakan unsure lipid yang dominan pada kilomikron dan VLDL (Kuchel & Ralston, 2006).Jaringan adipose merupakan simpanan utama trigliserida dalam tubuh. Simpanan trigliserida dalam jaringan adipose terus menerus mengalami lipolisis dan esterifikasi. Dua proses tersebut bukan merupakan fase bolak-balik pada reaksi yang sama, melainkan merupakan lintasan yang sama sekali berbeda dengan melibatkan reaktan dan enzim yang berbeda pula. Resultan kedua proses ini menentukan besarnya depot asam lemak bebas jaringan adipose yang selanjutnya menjadi sumber dan penentu asam lemak bebas yang berada di dalam plasma. Sebagian besar lemak alami memiliki campuran kompleks dari berbagai macam trigliserida sehingga mengakibatkan lemak mencair pada suhu yang berbeda-beda. Pada sel, trigliserida (lemak netral) dapat melalui membrane sel dengan bebas karena karakteristiknya yang non polar sehingga tidak bereaksi dengan lapisan fosfolipid ganda pada membrane (Kuchel & Ralston, 2006).Dalam sel lemak, butiran minyak di dalam sitosol berkumpul, bermigrasi dan bergabung dengan butiran minyak pusat yang besar. Triasilgliserol di dalam hati dipadatkan menjadi lipoprotein VLDL dan di dalam usus dipadatkan menjadi lipoprotein kilomikron, yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi (Kuchel & Ralston, 2006). Trigliserida merupakan lemak darah yang cenderung naik pada konsumsi alcohol, peningkatan berat badan, diet yang kaya dengan gula dan lemak serta aktivitas fisik yang rendah. Peningkatan trigliserida telah terbukti meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam sel lemak, butiran minyak di dalam sitosol berkumpul, bermigrasi dan bergabung dengan butiran minyak pusat yang besar. Triasilgliserol di dalam hati dipadatkan menjadi lipoprotein VLDL dan di dalam usus dipadatkan menjadi lipoprotein kilomikron, yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi (Kuchel & Ralston, 2006).

C.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PengamatanIdentitas Probandus :Nama Probandus: Ageng Bella DinataJenis Kelamin : Laki-lakiUsia: 20 tahunSetelah darah yang diambil dari probandus disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit dan bagian serumnya dicampurkan dengan reagen kemudian diinkubasi selama 20 menit, hasil yang terbaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm adalah 68 mg/dL.

B. PembahasanHasil yang didapat pada praktikum adalah 68 mg/dL, nilai tersebut masih dalam rentang nilai normal yaitu < 200 mg/dL. Berikut nilai normal yang dianjurkan untuk rentang usia tertentu menurut Kee (2008):1. Bayi: 5-40 mg/dL2. 5-11 tahun: 10-135 mg/dL3. 12-29 tahun: 10-140 mg/dL4. 30-39 tahun: 20-150 mg/dL5. 40-49 tahun: 30-160 mg/dL6. >50 tahun: 40-190 mg/dL atau 0,44-2,09 mmol/LJika hasil percobaan itu tidak normal karena meningkat atau menurun, hal ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu adanya kesalahan teknis saat pemeriksaan seperti kesalahan praktikun, kesalahan alat dan lain-lain. Namun tidak menutup kemungkinan ketidaknormalan tersebut disebabkan karena kondisi dari probandus sendiri misalnya gangguan metabolisme dan adanya penyakit yang menyebabkan reaksi patologis.Adapun faktor yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah yaitu kegemukan, makan lemak, makan gula biasa (glukosa), dan minum minuman beralkohol. Dan peningkatan kadar trigliserida dalam darah merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit jantung koroner (Soeharto, 2004). Selain itu, status nutrisi dan hormon juga menentukan kadar trigliserida (Purba et al., 2005).Kadar trigliserida akan menurun pada penyakit -lipoproteinemia kongenital, hipertiroidisme, malnutrisi protein, dan ketika melakukan latihan fisik. Beberapa obat juga dapat menurunkan kadar trigliserida, seperti asam askorbat, kofibrat (Atromid-S), fenformin, metformin. Sedangkan keadaan yang dapat meningkatkan kadar trigliserida adalah hiperlipoproteinemia, IMA, hipertensi, hipotiroidisme, sindrom nefrotik, trombosis serebral, sirosis alkoholik, diabetes melitus yang tidak terkontrol, Downs syndrome, stres, diet tinggi karbohidrat, dan kehamilan. Adapun obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar trigliserida yaitu estrogen dan pil KB (Kee, 2008).Seiring dengan bertambahnya usia, kadar lipoprotein, terutama LDL akan meningkat. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita, tetapi setelah masa menopause kadar lipoprotein pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (misalnya VLDL dan LDL) menurut LIPI (2009), diantaranya:0. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia0. Obesitas0. Diet kaya lemak0. Kurang melakukan olah raga0. Penggunaan alkohol0. Merokok sigaret

C. Aplikasi Klinis1. Sindrom Metabolik (SM)Sindrom metabolik (SM) atau disebut juga sindrom X merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang ditemukan pada orang-orang yang meskipun tekanan darahnya terkontrol, namun tetap menderita serangan jantung (Tapan, 2005).Sindrom metabolik merupakan suatu istilah untuk kelompok faktor risiko penyakit jantung dan diabetes mellitus tipe-2. Faktor risiko tersebut terdiri dari dislipidemia atherogenik, naiknya tekanan darah, naiknya plasma glukosa, keadaan protrombotik, dan keadaan pro-peradangan. Beberapa sumber mengatakan bahwa SM bukan merupakan penyakit, tetapi merupakan sekumpulan kelainan metabolisme yang ditandai dengan obesitas viseral, meningkatnya kadar glukosa, trigliserida, rendahnya kadar High Density Lipoprotein (HDL), dan hipertensi (Sargowo & Andarini, 2011).Sindrom metabolik bersifat genetis oleh karena itu dapat disebabkan oleh karena kekurangan hormon pertumbuhan (growth hormone), banyak juga yang memperkirakan terjadinya sindrom metabolik disebabkan oleh pola gaya hidup yang berubah, misalnya kurang melakukan aktivitas (olahraga) khususnya pada usia lanjut, konsumsi banyak junk food, dan lain-lain (Tapan, 2005).Pada penyakit sindrom metabolik terjadi peningkatan kadar trigliserida yang disebabkan karena terjadi peningkatan diet aterogenik, kurangnya aktivitas fisik, dan alkohol. Diet tinggi kalori akan merangsang VLDL (Very Low Density Lipoprotein) di hepar untuk meningkatkan trigliserida dan LDL serta menurunkan HDL. Selain itu, lemak jenuh dan kolesterol akan mengaktifkan reseptor LDL dan meningkatkan kadar trigliserida dan LDL (Sargowo & Andarini, 2011).Jika dihubungkan dengan praktikum, pada penyakit sindrom metabolik, akan terjadi peningkatan kadar trigliserida.2. DislipidemiaDislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan penurunan atau peningkatan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid ini dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti stroke, obesitas, dan penyakit jantung koroner. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama yaitu kadar kolesterol yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi, dan HDL yang rendah (Wahyani & Kartini, 2012).Penyebab dislipidemia menurut Brashers (2008), diantaranya:a. Hiperkolesterolemia biasa (poligenik)b. Hiperkolesterolemia familialc. Diet tinggi lemak jenuh dan/ atau kolesterold. Diabetese. Gagal ginjalf. Obat-obatan (steroid dan tiazid)g. Merokokh. HipotiroidismeSecara molekular, dislipidemia disebabkan oleh subsitusi R142C pada apoE4 (Vezeridis et al., 2011). Dalam sirkulasi trigliserida yang terjadi di VLDL akan bertukar dengan kolesterol ester dari kolesterol LDL. Sehingga akan menghasilkan LDL yang kaya akan trigliserida tetapi kurang kolesterol ester. Trigliserida yang dikandung oleh LDL akan mengakibatkan LDL yang kecil tetapi padat,yang dikenal dengan LDL kecil padat. Partikel LDL kecil padat ini sifatnya mudah teroksidasi dan luntur. Trigliserida VLDL besar juga dipertukarkan dengan kolesterol ester dari HDL dan menghasilkan HDL miskin kolesterol ester tetapi kaya akan trigliserida. Kolesterol HDL demikian lebih mudah dikatabolisme oleh ginjal sehingga jumlah HDL serum menurun. Oleh kerena itu pada resistensi insulin terjadi kelainan profil lipid serum yang khas yaitu kadar trigliserid meningkat, kolesterol HDL rendah dan meningkatkan sufraksi LDL kecil padat dikenal dengan nama lipid triad (Sudoyo et al, 2007).Jika dihubungkan dengan praktikum kali ini, pada penyakit dislipidemia akan terjadi peningkatan kadar trigliserida, terutama yang terkandung dalam LDL dan HDL.3. Penyakit Jantung Koroner (PJK)Kemampuan meningkatkan perfusi hingga lima kali lipat dari nilai istirahat disebut sebagai cadangan koroner. Cadangan koroner yang berkurang merupakan ciri khas penyakit jantung koroner. PJK menyebabkan suplai O2 tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan O2 yang meningkat. Anoksia iskemik ini bermanifestasi sebagai nyeri terutama di dada bagian kiri, lengan, dan leher yang terjadi selama aktivitas fisik atau pada stres psikologis (angina pektoris) (Silbernagl, 2007).Penyebab utama PJK adalah penyempitan arteri koronaria besar di bagian proksimal oleh ateroskerosis. Karena itu tekanan darah poststenosis menjadi jauh lebih rendah daripada tekanan diastolik aorta rata-rata. Untuk mengkompensasi resistensi yang meningkat atau keadaan yang menurun ini, cadangan koroner akan meningkat hingga melampaui batas, bahkan ketika istirahat. Harga yang dibayar untuk hal ini adalah berkurangnya rentang respon kompensasi, yang akhirnya akan habis. Bila diameter lumen arteri koronaria besar berkurang hingga lebih dari 60-70% sehingga bidang potong lintang berkurang hingga 10-15% dari normal, akan terjadi iskemia miokard dengan nyeri hipoksik, bahkan pada saat aktivitas fisik atau stres ringan. Jika suplai O2 secara bersamaan berkurang, misal, akibat penurunan tekanan darah diastolik (hipotensi, regugirtasi aorta), hipoksemia arteri (tinggal di dataran tinggi), atau penurunan kapasitas O2 (anemia), keseimbangan O2 akan terganggu meskipun hanya dapat stenosis arteri koronaria ringan. Jika nyeri menghilang saat stres psikologis atau fisik berlalu, keadaan ini disebut angina pektoris stabil (Silbernagl, 2007).Bila pasien dengan angina pektoris stabil kronis tiba-tiba mengalami nyeri angina yang lebih kuat dan lebih sering (angina pektoris tidak stabil) hal ini sering merupakan tanda awal infark miokardium akut, yang berarti tejadi penyumbatan total pada arteri koronaria yang terkait. Akan tetapi penyumbatan koroner total tidak selalu menyebabkan infark karena pada keadaan tertentu dapat terbentuk suplai darah kolateral sebagai adaptasi jangka panjang sehingga kebutuhan O2 dapat dipenuhi, paling tidak pada saat istirahat. Namun, daerah yang terkena terutama akan berada dalam keadaan bahaya apabila terjadi hipoksemia, penurunan tekanan darah, atau peningkatan kebutuhan O2. Nyeri karena kekurangan O2 dapat juga terjadi pada saat istirahat, akibat spasme di daerah yang hanya terdapat aterosklerosis derajat sedang yang menyempitkan lumen. Penyebab lain berkurangnya cadangan koroner adalah peningakatan kebuuhan O2 bahkan pada saat istirahat, misal pada hipertensi atau bila terdapat peningkatan pembebanan volume ventrikel (Silbernagl, 2007).Daftar Pustaka

Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen, Edisi 2. Jakarta: EGC.Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik (Edisi 6). Jakarta: EGC.Kuchel, Philip dan Gregory B. Ralston. 2006. Schaums: Biokimia. Jakarta: Erlangga.LIPI. 2009. Kolesterol. Jakarta: UPT Balai Informasi Teknologi LIPIMurray, Robert K, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Purba, Maijon et al. 2005. Pola Rontok Bulu Itik Betina Alabio dan Mojosari serta Hubungannya dengan Kadar Lemak Darah (Trigliserida), Produksi, dan Kualitas Telur. JITV. 10 (2): 96-105.Sargowo, Djanggan dan Sri Andarini. 2011. The Relationship Between Food Intake and Adolescent Metabolic Syndrome. Jurnal Kardiologi Indonesia. 32 (1): 14-23.Silbernagl, Stefan & Florian Lang. 2007. Teks dan Atlas Bewarna Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Soeharto, Iman. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung, Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Tapan, Erik. 2005. Penyakit Degeneratif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Vezeridis, Alexander M, Konstantinos Drosatos, dan Vassilis I Zannis. 2011. Molecular Etiology of a Dominant Form of Type III Hyperlipoproteinemia Caused by R142C Substitution in ApoE4. Journal of Lipid Research. 52: 45-56.Wahyani, Anggray Duvita, Apoina Kartini. 2012. Perbedaan Kadar Trigliserida Serum Tikus Srague Dawley Pada Pemberian Kopi Robusta Filter dan Tanpa Filter. Journal of Nutrition College. 1 (1): 1-10.