BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti...
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Budi Pekerti
2.1.1. Pengertian Budi Pekerti
Menurut kurikulum berbasis kompetensi (dalam Zuriah, 2008) budi pekerti
berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan
keburukannya melalui norma agama, morma hukum, tata krama, sopan santun,
norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi pekerti akan mengidentifikasi
perilaku positif yang diharapkan dapat terwujud dalam perbuatan, perkataan,
pikiran, sikap, perasaan dan kepribadian peserta didik.
Menurut Edi Setyawati, dkk. (dalam Zuriah, 2008) budi pekerti
diterjemahkan sebagai moralitas yang mengandung adat istiadat, sopan santun dan
perilaku. Secara hakiki, budi pekerti adalah perilaku yang mencakup sikap sebagai
pencerminnya. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa budi
pekerti adalah perilaku baik yang dilakukan manusia dengan sesama dan
lingkungannya.
2.1.2. Aspek-Aspek Budi Pekerti
Ruang lingkup budi pekerti menurut Milan Rianto (dalam Zuriah, 2008)
secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga hal nilai akhlak yaitu sebagai
berikut:
9
1. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa
a. Mengenal Tuhan
1) Tuhan sebagai Pencipta
Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan semua benda yang ada didunia
ini adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Percaya kepada Tuhan
yang menciptakan alam semesta ini, artinya manusia wajib mengakui dan
meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu memang ada, maka diwajibkan
untuk beriman dan bertaqwa kepada-Nya dengan yakin dan patuh serta taat
dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2) Tuhan sebagai Pemberi ( Pengasih, Penyayang )
Tuhan Yang Maha Esa adalah maha pemberi, pengasih, dan penyayang.
Meyakini akan keberadaannya, kekuasaan dan kebesarannya maka Tuhan
akan memberi apa yang diinginkan umatnya. Oleh karena itu janganlah
merasa bosan untuk berdoa dan memohon, jangan pula cepat menyerah,
tetapi tetap harus berusaha dengan sekuat tenaga.
3) Tuhan sebagai Pemberi Balasan ( baik dan buruk )
Selain Tuhan Maha Pemberi, juga akan selalu memberi balasan
terhadap apa yang manusia kerjakan, di manapun dan kapanpun. Jika
berbuat baik, pasti Tuhan akan membalasnya dengan kebaikan dan pahala
yang berlipat ganda, tetapi sebaliknya jika berbuat buruk/jahat, maka
membalasnya dengan siksaan dan dosa.
Menurut norma agama, jika melanggar perintah Tuhan maka akan
mendapat hukuman dari Tuhan karena perbuatan itu berdosa. Oleh karena
10
itu, marilah berbuat baik dan beribadah sesuai dengan ajaran agama masing-
masing. Sikap ini sangat baik bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
b. Hubungan Akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa
1) Ibadah/ Menyembah
a) Umum
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan mempunyai kewajiban
terhadap Sang Pencipta dan kewajiban terhadap sesama manusia.
Kewajiban terhadap Tuhan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Perbuatan yang dilakukan karena perintah-Nya disebut
ibadah. Semua perbuatan baik yang dilakukan merupakan ibadah, tentu
saja yang berada dalam bingkai perintah-Nya. Banyak perbuatan baik
yang diajarkan oleh agama yang ada di dunia ini seperti tolong menolong
dalam kebaikan, kasih sayang, bersikap ramah, sopan, dan bekerja keras
mencari nafkah.
b) Khusus
Ibadah yang bersifat khusus adalah yang pelaksanaannya mempunyai
tata cara tertentu. Misalnya dalam ajaran Islam yang bersifat khusus
antara lain shalat, puasa, zakat, dan haji. Dalam melaksanakan ajaran
agama harus sesuai dengan petujuk yang sudah ditetapkan, agar ibadah
tersebut dapat diterima Tuhan dengan baik dan mendapat nilai di sisi
Tuhan.
11
2) Meminta Tolong kepada Tuhan
a) Usaha dan Upaya
Dalam ajaran agama Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia kalau
manusia tersebut tidak mengubahnya. Ini menunjukan bahwa harus
berusaha untuk memperbaiki keadaan. Melaksanakan perubahan harus
sesuai dengan cara-cara yang benar, jujur, ikhlas dalam bekerja, serta
berdoa dengan keras.
b) Doa
Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah ibadah sehingga
dikatakan bahwa orang yang tidak pernah berdoa kepada Tuhan adalah
orang yang sombong. Oleh karena itu jangan malas berdoa. Segala yang
dilakukan tidak ada jaminan akan terlaksana dengan baik. Karena itu,
memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk bisa melakukan
sesuatu perbuatan yang baik.
2. Akhlak terhadap Sesama Manusia
a) Terhadap Diri Sendiri
Setiap manusia harus mempunyai jati diri. Dengan jati diri, seseorang
mampu menghargai dirinya sendiri, mengetahui kemampuannya, kelebihan,
kekurangan, serta dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai dirinya
sendiri. Jika dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan benar, maka
akan mempunyai konsep diri yang positif. Manusia harus berkelakuan dan
berbuat baik di setiap waktu dan di mana saja. Berkarya demi kegunaan atau
manfaat untuk sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
12
Jika sampai saat ini masih banyak kekurangannya, maka mulai dari
sekarang mencoba memperbaikinya, berbuat yang terbaik untuk diri sendiri,
keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama.
b) Terhadap Orang Tua
Orang tua adalah pribadi yang ditugasi Tuhan untuk melahirkan,
membesarkan, memelihara dan mendidik, maka sepatutnya seorang anak
menghormati dan mencintai orang tua, serta taat dan patuh kepadanya.
Beberapa sikap berikut ini yang perlu diperhatikan dan lakukan kepada orang
tua, sebagai berikut :
(1) Memohon izin, memberi salam pada waktu akan pergi dan pulang dari
sekolah, lebih baik lagi mencium tangannya.
(2) Memberi tahu, jika akan pergi kemana dan berapa lamanya.
(3) Gunakan dan peliharalah perabotan/barang-barang yang ada di rumah yang
menjadi milik orang tua dengan baik.
(4) Tidak meminta uang yang berlebih dan jangan bersifat boros.
(5) Membantu pekerjaan yang ada di rumah, misalnya membersihkan rumah,
memasak dan mengurus tanaman.
(6) Kalau ada pembantu di rumah, harus memperlakukannya sebagai sesama
manusia yang sama dan sederajad.
c) Terhadap Orang yang Lebih Tua
Bersikaplah hormat, menghargai, memintalah saran, pendapat, petunjuk,
dan bimbingannya. Karena orang yang lebih tua pengetahuan, pengalaman dan
kemampuannya lebih banyak dibandingkan orang yang masih muda. Jika
13
mempunyai saran dan pendapat maka sampaikanlah dengan tenang, tertib, dan
tidak menyinggung perasaannya. Lebih baik merendah daripada sombong.
d) Terhadap Sesama
Melakukan tata krama dengan teman sebaya memang agak sulit karena
mereka merupakan teman sederajad dan sehari-hari berjumpa sehingga sering
lupa memperlakukan mereka menurut tata cara dan sopan santun yang baik.
Sikap yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
(1) Menyapa jika bertemu
(2) Tidak mengolok-olok sampai melewati batas
(3) Tidak berprasangka buruk
(4) Tidak menyinggung perasaannya
(5) Tidak memfitnah tanpa bukti
(6) Selalu menjaga nama baik
(7) Menolongnya jika mendapat kesulitan
Selain itu, bergaul dengan semua teman tanpa memandang asal usul
keturunan, suku bangsa, agama, maupun status sosial. Janganlah membentuk
kelompok yang terdiri dari orang-orang yang merasa dirinya lebih dari teman-
teman sebayanya.
e) Terhadap Orang yang Lebih Muda
Janganlah karena lebih tua seenaknya sendiri memperlakukan teman yang
lebih muda. Justru yang lebih tua seharusnya melindungi, menjaga, dan
membimbingnya. Berilah mereka petunjuk, nasihat/saran/pendapat yang baik
sehingga akan berguna bagi kehidupannya yang akan datang.
14
f) Sosial-Masyarakat-Kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan
orang lain. Bagaimanapun keadaan dan kemampuannya pasti memerlukan
bantuan orang lain, misalnya peristiwa melahirkan, khitanan, perkawinan dan
kematian. Hubungan antara manusia dengan manusia dalam masyarakat
ataupun kelompok harus selaras, serasi, dan seimbang. Manusia harus saling
menghormati, menghargai dan gotong royong, ikhlas dan tolong menolong
untuk mencapai kebaikan.
3. Akhlak terhadap Lingkungan
g) Alam
1) Flora
Manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa adanya dukungan alam yang
sesuai, serasi seperti yang dibutuhkan. Untuk itu harus mematuhi aturan dan
norma demi menjaga kelestarian dan keserasian hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Tumbuh-tumbuhan ( flora ) sangat berguna bagi kehidupan
manusia, misalnya sayuran, buah-buahan, perkebunan dan padi. Oleh karena
itu, jagalah dan peliharalah lingkungan dengan baik.
2) Fauna
Bumi Indonesia dikaruniai Tuhan berbagai fauna. Hal ini memperkaya
keindahan dan kemakmuran penduduk. Hewan-hewan ada yang dipelihara,
diternakan, dan ada juga yang masih liar. Dipeliharanya hewan bisa menjadi
tempat wisata dan peternakan yang banyak menghasilkan keuntungan untuk
setiap manusia. Flora dan fauna diciptakan Tuhan, oleh karena itu wajib
15
melestarikan. Bersyukurlah karena Indonesia diberi kekayaan flora dan
fauna yang berlimpah ruah sehingga dapat memakmurkan rakyatnya.
2.2.Tehnik Sosiodrama
2.2.1. Pengertian Tehnik Sosiodrama
Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001), sosiodrama adalah permainan
peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam
hubungan antar manusia. Kegiatan sosiodrama dapat dilaksanakan bila sebagian
besar anggota kelompok menghadapi masalah sosial yang hampir sama, atau bila
ingin melatih atau mengubah sikap-sikap tertentu.
2.2.2. Tujuan Penggunaan Sosiodrama
Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001) sosiodrama lebih merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk mendidik daripada penyembuhan.
Menurut Djumhur dan Surya (dalam Nursalim, 2002), tujuan penggunaan
sosiodrama adalah sebagai berikut :
a. Menggambarkan bagaimana seseorang/beberapa orang menghadapi suatu
situasi sosial.
b. Menggambarkan bagaimana cara memecahkan suatu masalah sosial.
c. Mengembangkan sikap krisis terhadap tingkah laku yang harus/jangan
dilakukan dalam situasi sosial tertentu.
d. Memberikan kesempatan untuk meninjau situasi sosial dari berbagai sudut
pandang tertentu.
16
2.2.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Sosiodrama
Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001) terdapat beberapa langkah-
langkah pelaksanaan sosiodrama adalah sebagai berikut :
a. Persiapan. Fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang akan di
sosiodramakan dan tujuan permaian. Kemudian diadakan tanya jawab untuk
memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan dimainkan.
b. Membuat skenario sosiodrama.
c. Membentuk kelompok yang akan memainkan sesuai dengan kebutuhan
skenarionya, dan memilih individu yang akan memegang peran tertentu.
Pemilihan pemegang peran dapat dilakukan secara sukarela setelah fasilitator
mengemukakan ciri-ciri atau rambu-rambu masing-masing peran, usulan dari
anggota kelompok lain, atau berdasarkan kedua-duanya.
d. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya. Kelompok
penonton adalah anggota lain yang tidak ikut menjadi pemain. Tugas
kelompok penonton adalah untuk mengobservasi pelaksanaan permainan.
Hasil observasi kelompok penonton merupakan bahan diskusi setelah
permaian selesai.
e. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi
kesempatan untuk berembug beberapa menit untuk menyiapkan diri
bagaimana sosiodrama itu akan dimainkan. Setelah siap, dimulai permainan.
Masing-masing pemain memerankan perannya berdasarkan imajinasinya
tentang peran yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memperagakan
konflik-konflik yang terjadi, mengekspresikan perasaan-perasaan, dan
17
memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai dengan peranan yang
dimainkannya. Dalam permainan ini diharap terjadi identifikasi yang sebesar-
besarnya antara pemain maupun penonton dengan peran-peran yang
dimainkannya.
f. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai
pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan
penonton. Diskusi diarahkan untuk membicarakan tanggapan mengenai
bagaimana para pemain membawakan perannya sesuai dengan ciri-ciri
masing-masing peran, cara memecahkan masalah, dan kesan-kesan pemain
dalam memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah melalui
rekaman video yang diambil pada waktu permainan berlangsung dan
kemudian diputar kembali.
g. Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu
diadakan ulangan permaian atau tidak. Ulangan permainan dapat dilakukan
dengan berbagai cara.
2.2.4. Kelebihan Metode Sosiodrama
Kelebihan-kelebihan sosiodrama menurut Mutoharoh (2010) antara lain
sebagai berikut :
a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Di samping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis
dan penuh antusias.
18
c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
d. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan
penghayatan siswa sendiri.
e. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa dan dapat
menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
2.3. Temuan yang Relevan
Berdasar hasil penelitian Nur Lia Wiji Lestari (2010) yaitu “Upaya
Peningkatan Budi Pekerti Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Tehnik
Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25 Semarang Tahun 2009/2010.
Dari perhitungan uji t-tes diperoleh Zhitung = 17,783>Ztabel = 2,021. Hasil
tersebut menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan tehnik
sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan budi pekerti siswa SMP Negeri
25 Semarang.
Berdasar hasil penelitian Dhita Pramaria Maulana (2012) yaitu “Upaya
Meningkatkan Perilaku Berbudi Pekerti Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2011/2012". Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku berbudi pekerti siswa sebelum
diberikan layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kriteria rendah dengan
prosentase rata-rata sebesar 57,02% dan setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok termasuk dalam kriteria tinggi dengan prosentase rata-rata sebesar
19
69,32%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 12,3%. Melalui hasil uji Wilcoxon
diperoleh Zhitung = 3,409 > Ztabel = 1,96. Simpulan penelitian ini adalah
perilaku berbudi pekerti siswa kelas VIII E SMP N 1 Ungaran tahun ajaran
2011/2012 meningkat setelah diberikan layanan bimbingan kelompok.
Berdasar hasil penelitian Nurwidati Hanis (2010) yaitu “Pengembangan
Nilai Budi Pekerti Melalui Layanan Penguasaan Konten Bidang Sosial Dengan
Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII Bilingual SMP N 18 Semarang Tahun
2009/2010”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan jumlah
subjek sebanyak 23 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum
mendapatkan perlakuan termasuk dalam kategori sedang dan rata-rata
presentasenya 65% dan sesudah mendapatkan perlakuan rata-rata presentasenya
menjadi 75% termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian terjadi
peningkatan sebesar 10%. Hasil uji Wilcoxson menunjukan bahwa diperoleh z-
hitung 3,982 > z-tabel 1,96 maka hasilnya signifikan antara sebelum dan sesudah
mendapatkan penguasaan konten dengan metode sosiodrama yang berarti nilai
budi pekerti dapat dikembangkan melalui layanan penguasaan konten dengan
teknik sosiodrama.
Berdasar hasil penelitian Heny Anggraini (2012) yaitu ”Peningkatan
Penyesuaian Diri dan Sikap Sosial Melalui Penerapan Bimbingan Kelompok
dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII A MTs Muhammadiyah Kudus
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
A MTs Muhammadiyah Kudus yang berjumlah 12 siswa yaitu 10 siswa yang
cukup dan 2 siswa yang kurang pada tingkat penyesuaian diri dan sikap sosialnya
20
dalam memahami diri dan orang lain, mematuhi norma-norma yang berlaku di
sekolah, pondok, dan masyarakat, etika pergaulan, berpikir realistis, mempunyai
pengarahan diri, empati, kerja sama, tanggung jawab, suka menolong dan berbuat
baik untuk kepentingan umum. Penelitian ini adalah PTK BK dengan pelaksanaan
penelitian sebanyak 2 siklus, siklus I sebanyak 6 kali pertemuan dan siklus II
sebanyak 4 kali pertemuan. Pra Bimbingan Kelompok, rata-rata poin siswa adalah
23,75 dengan persentasi 47,5%. Terjadi peningkatan 32 poin dengan 6,4% pada
siklus I. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 85 poin dengan
17%. Setelah pelaksanaan siklus II, tingkat keberhasilan rata-rata per indikator
sebesar 80,4%. Kesimpulan dijelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok
dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan penyesuaian diri dan sikap sosial
siswa kelas VII A MTs Muhammadiyah Kudus.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis bahwa tehnik sosiodrama secara signifikan dapat meningkatkan budi
pekerti siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga.