BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf ·...

26
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian Return Saham Menurut M. Hanafi dan Abdul Halim (1996), Return saham disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga saham periode t dengan t-1. Yang berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga saham secara positif maka semakin tinggi pula return saham yang dihasilkan. Sedangkan menurut Abdul Halim (2005) “Return adalah imbalan yang diperoleh dari investasi. b. Jenis-jenis Return Saham Menurut Jogiyanto (2010) Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham. Return merupakan hasil dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa datang (Jogiyanto,2000). Menurut Jogiyanto dalam penjelasan tersebut ada dua jenis return yaitu:

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Return Saham

a. Pengertian Return Saham

Menurut M. Hanafi dan Abdul Halim (1996), Return saham disebut

juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga

saham periode t dengan t-1. Yang berarti bahwa semakin tinggi perubahan

harga saham secara positif maka semakin tinggi pula return saham yang

dihasilkan. Sedangkan menurut Abdul Halim (2005) “Return adalah

imbalan yang diperoleh dari investasi.

b. Jenis-jenis Return Saham

Menurut Jogiyanto (2010) Return bagi pemegang saham bisa berupa

penerimaan deviden tunai ataupun adanya perubahan harga saham. Return

merupakan hasil dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang

sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi yang

diharapkan akan terjadi dimasa datang (Jogiyanto,2000). Menurut

Jogiyanto dalam penjelasan tersebut ada dua jenis return yaitu:

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

17

Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah

terjadi. Return ini dihitung dengan menggunakan data historis. Return

realisasi penting dikarenakan digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja perusahaan. Return realisasi juga berguna dalam penentuan

return ekspektasi (expected retun) dan resiko yang akan datang.

Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan

akan diperoleh oleh para investor dimasa yang akan datang.

Berdasarkan teori definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

jenis return terdiri dari:

1 Return Realisasi

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan

perhitungannya menggunakan data historis perusahaan yang berguna

untuk mengukur kinerja perusahaan, sehingga sering pula disebut

sebagai return historis. Return realisasi juga berguna untuk

menentukan return ekspektasi (expected return) dan resiko dimasa

mendatang.

Dalam return realisasi terdapat berbagai pengukuran, beberapa

pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah return

total, return relatif, return kumulatif, dan return yang disesuaikan

(adjusted return). Sedangkan rata-rata dari return sendiri dapat

dihitung dengan menggunakan rata-rata aritmatika (arithmetic mean)

dan rata-rata geometri (geometric mean). Metode rata-rata geomertrik

lebih tepat digunakan untuk situasi yang harus melibatkan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

18

pertumbuhan, sedangkan metode rata-rata aritmatika lebih tepat

digunakan untuk menghitung rata-rata untuk satu periode yang sama

dari banyak return tanpa melibatkan pertumbuhan.

2 Return Ekspektasi

Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.

Return ini lebih penting dibandingkan return realisasi disebabkan

return ini lah yang diharapkan oleh semua investor dimasa yang akan

datang. Return ekspektasi (expected return) dapat dihitung

berdasarkan beberapa cara berikut ini:

Berdasarkan nilai ekspektasi masa depan

Berdasarkan nilai-nilai return historis

Berdasarkan model return ekspektasi yang ada

c. Komponen Pengembalian Return Saham

Menurut Tandelilin (2010), Return saham merupakan salah satu

faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan

atas keberanian investor menanggung resiko atas berinvestasi yang

dilakukannya. Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:

1) Yield, komponen return yang mencerminkan aliran kas atau

pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi.

Misalnya berupa deviden atau bunga. Yield hanya berupa angka nol

(0) dan positif (+).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

19

2) Capital gain (loss), komponen return yang merupakan kenaikan

(penurunan) harga suatu keuntungan (kerugian) bagi investor. Capital

gain berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+). Secara

sistematika return suatu investasi dapat ditulis sebagai berikut: Return

total = yield + capital gain (loss).

Sedangkan menurut Tjiptono D. dan Hendy M. Fakhrudin (2001),

pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan

membeli atau memiliki saham yaitu:

1) Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

2) Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham

di pasar sekunder.

d. Penghitungan Return Saham

1. Return realisasi (actual return)

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Actual return

digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dari investasi

dngan cara menghitung selisih harga saham individual periode

berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden,

dapat ditulis dengan rumus:

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

20

(Jogiyanto, 2010)

Keterangan:

Ri,t = Return saham pada i waktu t

Pi,t = Harga saham i pada periode t

Pi,t-1 = Harga saham i pada periode t-1

Selain Return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat

dihitung dengan rumus:

(Jogiyanto, 2003)

Keterangan :

Rm = Return pasar

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada Periode t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada Periode t-1

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

21

2. Return ekspektasi (Expected return)

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh

oleh investor dimasa yang akan datang. Adapun perhitungan Expected

return menurut Brown dan Waren dalam (Jogianto, 2003) yaitu:

( )

Keterangan:

E(Rit) = Tingkat keuntungan saham yang diharapkan pada

hari ke t

Rmt = Tingkat keuntungan pasar pada periode t

2. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk naik secara umum dan

terus menerus (Boediono, 2014). Kenaikan harga dari satu atau dua barang

tidak bisa disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus

menerus juga perlu digaris bawahi. Kenaikan harga-harga karena, misalnya

musiman, menjelang hari raya , dan sebagainya yang sifatnya hanya sementara

tidak dapat disebut inflasi. Ada tiga faktor yang membentuk pengertian inflasi,

faktor tersebut meliputi kenaikan harga, belaku secara umum, dan terjadi

(berlangsung) secara terus menerus (Ambarini, 2015).

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme

pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antar lain, konsumsi masyarakat

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

22

yang meningkat atau terjadinya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata

lain inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus-

menerus (kontinu).

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendah tingkat

harga. Artinya tingkat harga yang menjadi atau dianggap tinggi belum tentu

menunjukan inflasi. Inflasi dikatakan terjadi jika proses kenaikan harga

tersebut berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah

inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang

kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Prathama dan Mandala (2010) mengatakan ada tiga komponen yang

harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi yaitu:

1. Kenaikan harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi

dari harga periode sebelumnya.

2. Bersifat umum kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan

inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum

naik.

3. Berlangsung secara terus menerus kenaikan harga yang bersifat umum

juga belum akan memunculkan inflasi, jika hanya terjadi sesaat, karena

itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

Inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Yaitu sebagai berikut:

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

23

a) Berdasarkan tingkat keparahan inflasi (Boediono, 2014)

1. Inflasi ringan, yaitu dibawah 10% setahun

2. Inflasi sedang, yaitu antara 10% - 30% setahun

3. Inflasi berat, yaitu 30% - 100% setahun

4. Hiper inflasi, yaitu di atas 100% setahun

b) Berdasarkan atas dasar sebab-musabab awal inflasi

1. Demand inflation. Inflasi yang timbul karena permintaan

masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.

2. Cost inflation. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya

produksi.

c) Berdasarkan asal dari inflasi

1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Berdasarkan timbulnya

inflasi domestic inflation inflasi ini timbul karena defisit anggaran

belanja negara dan gagalnya pasar yang berakibat harga

kebutuhan pokok menjadi mahal)

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation terjadi

karena kenaikan harga barang di negara lain, biaya produksi

barang luar negeri tinggi, kenaikan impor tarif barang)

Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab

terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk

mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok

pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang

diharapkan dapat mengatasi inflasi: (Ambarini, 2015:205).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

24

1) Kebijakan Moneter

Segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga

kestabilan moneter untuk meningk atkan kesejahteraan rakyat.

Kebijakan ini meliputi:

a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar

dengan cara menaik an suku bunga bank, hal ini diharapkan

permintaan kredit akan berkurang.

b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar

dengan cara menjual SBI

c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank

umum menjadi berkurang

d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah

uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit

e. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini

pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang

melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp. 1

2) Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan di sektor riil, artinya penyediaan

jumlah barang yang beredar dalam masyarakat. Dapat dilakukan dengan

cara:

a. menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor

uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran

pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

25

b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah

c. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah

memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi

pada masa orde lama.

3) Kebijakan Non Moneter Dapat dilakukan melalui:

a. Menaikan hasil produksi, pemerintah memberikan subsidi

kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output

yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.

b. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh

untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.

c. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan

harga maksimum bagi barang- barang tertentu.

3. Suku Bunga

Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga (secara makro) yaitu

harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan

imbalan atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga

adalah harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peranan waktu

didalam kegiatan- kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga muncul dari

kegemaran untuk mempunyai uang sekarang.

Menurut Boediono (1996), Suku Bunga adalah harga yang harus di

bayar apabila terjadi pertukaran antara satu Rupiah sekarang dan satu Rupiah

nanti. Adanya kenaikan suku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

26

usaha untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang

tinggi akan menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan

mengurangi profit perusahaan.

Menurut teori Keynes dalam Ambarani (2015) suku bunga ditentukan

oleh permintaan dan penawaran akan uang (ditentukan dalam pasar uang).

Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan

untuk mengadakan investasi, misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat

naik atau turun tergantung pada suku bunga (bila suku bunga naik maka surat

berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat

berharga akan menderita capital gain atau loss. Suku bunga dibedakan menjadi

dua, yaitu:

1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini

merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini

menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang

diinvestasikan.

2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat

inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju

inflasi.

Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi variabilitas return pada

suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara

terbalik, cateris paribus. Artinya, jika suku bunga meningkat maka harga

saham akan turun dan sebaliknya ketika suku bunga turun maka harga saham

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

27

akan naik. Hal ini disebabkan ketika suku bunga naik, maka return investasi

yang terkait dengan suku bunga (deposito) juga akan naik. Kondisi ini akan

menarik minat investor yang sebelumnya berinvestasi ke saham untuk

memindahkan dananya ke deposito (Tandelilin, 2010:343).

Kenaikan suku bunga akan meningkatkan beban bunga emiten,

sehingga labanya bisa terpangkas. Dengan trend penurunan laba maka investor

akan bersentimen negatif terhadap perusahaan sehingga akan berdampak pada

penurunan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, ketika suku

bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih

mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan

menyimpan dananya di bank.

Pohan (2008:53), mengatakan bahwa Suku Bunga yang tinggi di satu

sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat untuk menabung sehingga jumlah

dana perbankan akan meningkat. Sementara itu, di sisi lain Suku Bunga yang

tinggi akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga

mengakibatkan penurunan kegiatan produksi di dalam negeri. Menurunnya

produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan dana oleh dunia

usaha. Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan juga menurun

sehingga dalam kondisi Suku Bunga yang tinggi, yang menjadi persoalan

adalah ke mana dana itu akan disalurkan. Sedangkan menurut Tandelilin

(2001:213), Suku Bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang

aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada

tidak akan menarik lagi. Suku Bunga yang tinggi juga akan meningkatkan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

28

biaya modal yang akan ditanggung oleh perusahaan. Di samping itu, Suku

Bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor

dari suatu investasi akan meningkat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya Suku Bunga

maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana

yang akan meningkat. Dengan demikian Suku Bunga dan keuntungan yang

diisyaratkan merupakan variabel penting yang sangat berpengaruh terhadap

keputusan para investor, dimana berdampak terhadap keinginan investor untuk

melakukan investasi portofolio di pasar modal dengan Suku Bunga yang

rendah.

4. Nilai Tukar Rupiah

Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah

perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara

lain. Misal kurs rupiah terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah

yang diperlukan untuk ditukarkan dengan satu dollar Amerika.

Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara

dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga

antara kedua mata uang tersebut. Jadi, Nilai Tukar Rupiah adalah suatu

perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain.

Heru (2008) dalam Akbar Faoriko (2013), menyatakan bahwa nilai

tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata

uang dalam negeri maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

29

rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap mata uang

rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena

meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran

internasional. Semkin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti

menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan.

Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar domestic semakin

melemah terhadap mata uang asing. Hal ini mengakibatkan menurunnya

kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar modal menjadi berkurang.

Heru (2008) dalam Akbar Faoriko (2013) juga menyatakan bahwa nilai

tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai pengaruh negatif

terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan menurunnya nilai tukar rupiah

terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya impor

bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga

meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai tukar juga dapat

mendorong perusahaan untuk melakukan ekspor. Simorangkir dan Suseno

(2004), menyebutkan terdapat faktor-faktor utama yang mempengaruhi

permintaan valuta asing yaitu:

a. Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka

semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan

cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan

valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

30

b. Faktor aliran modal keluar. Semakin besar aliran modal keluar, maka

semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan

memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran

hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak

asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.

c. Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing

yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap

valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang local terhadap

mata uang asing.

Penawaran valuta asing juga dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

a. Faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan

ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang

dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya Nilai Tukar Rupiah

terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya,

jika ekspor menurun, maka jumlah valuta asing yang dimiliki semakin

menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi.

b. Faktor aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal

masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal

masuk tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan

dana jangka pendek oleh pihak asing (portfolio investment) dan investasi

langsung pihak asing (foreign direct investment).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

31

B. Penelitian Yang Relevan

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Vidyarini

Dwita dan

Rose

Rahmidani

(2012)

Pengaruh Inflasi,

Suku Bunga, dan

Nilai Tukar

Terhadap Return

saham sektor

restoran, hotel,

dan pariwisata

- Inflasi

- Suku

Bunga

- Nilai tukar

- Return

saham

1. Terdapat pengaruh signifikan

yang negatif antara inflasi

dengan return saham perusahaan

disektor restoran, hotel dan

pariwisata.

2. Tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara tingkat suku

bunga dengan return saham

perusahaan di sektor restoran,

hotel dan pariwisata.

3. tidak ada pengaruh signifikan

antara nilai tukar dengan return

saham perusahaan di sektor

restoran, hotel dan pariwisata.

Ahmad dan

Mustofa

(2012)

Real stock returns

and inflation in

pakistan

- Inflasi

- Return

saham

Hubungan antara inflasi dan return

saham kembali nyata dan

pertumbuhan yang tak terduga dan

inflasi yang tidak diharapkan

adalah negatif dan signifikan

terhadap return saham.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

32

Tri Hendra

Purnomo

dan Nurul

Widyawati

(2013)

Pengaruh Nilai

tukar, Suku

Bunga, dan Inflasi

Terhadap Return

Saham Pada

Perusahaan

Properti

- Nilai Tukar

- Suku

Bunga

- Inflasi

- Return

Saham

- Berdasarkan hasil uji F diketahui

bahwa nilai tukar, suku bunga,

dan inflasi secara simultan

berpengaruh terhadap return

saham.

- Berdasarkan hasil uji t diketahui

bahwa suku bunga secara parsial

berpengaruh terhadap return

saham, sedangkan nilai tukar dan

inflasi secara parsial tidak

berpengaruh terhadap return

saham. Dari hasil uji t juga dapat

diketahui bahwa pengaruh

dominan terhadap return saham

ditunjukkan oleh variabel suku

bunga.

Etna Nur

Afri

Yuyetta

(2010)

Pengaruh

Perubahan Book

to Market Value,

Nilai Tukar, dan

Ukuran

Perusahaan

terhadap

- Book to

market

value

- Nilai tukar

- Ukuran

perusahaan

- Return

Hasil menunjukkan bahwa

perubahan book-to-market value

berpengaruh terhadap perubahan

return. Penelitian ini menunjukkan

bahwa pengaruhnya bersifat

negatif. Hal ini berarti bahwa

semakin kecil nilai book-to-market

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

33

Perubahan Return

Saham.

saham equity, return semakin besar.

Hubungan negatif dan signifikan

antara nilai tukar dengan return

karena penurunan mata uang secara

relatif dibandingkan dengan mata

uang negara lain menunjukkan

suatu keadaan perekonomian yang

tidak diinginkan.

Akbar

Faoriko

(2013)

Pengaruh Inflasi,

Suku Bunga dan

Nilai tukar

terhadap Return

Saham di Bursa

Efek Indonesia

- Inflasi

- Suku

Bunga

- Nilai Tukar

- Return

Saham

1. Inflasi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Return

Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2008-2010.

2. Suku Bunga berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap

Return Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2008-2010

3. Nilai Tukar Rupiah tidak

berpengaruh signifikan terhadap

Return Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2008-2010.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

34

4. Inflasi, Suku Bunga dan Nilai

Tukar Rupiah secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap

Return Saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2008-2010

Shofia

Labibah

(2016)

Pengaruh Inflasi,

Suku Bunga, dan

Nilai Tukar

Terhadap Return

Saham Dengan

Risiko Sistematis

(Beta) Sebagai

Variabel

Intervening

- Inflasi

- Suku

Bunga

- Nilai Tukar

- Resiko

Sistematis

(Beta)

- Return

Saham

1. Pengujian pengaruh langsung,

ditemukan hasil bahwa variabel

inflasi dan suku bunga tidak

memiliki pengaruh langsung

terhadap return saham,

sedangkan variabel nilai tukar

berpengaruh secara langsung

terhadap return saham.

2. Pengujian secara tidak langsung

ditemukan hasil bahwa variabel

inflasi dan suku bunga tidak

berpengaruh terhadap return

saham melalui variabel risiko

sitematis (beta), sedangkan

variabel nilai tukar berpengaruh

secara tidak langsung terhadap

return saham.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

35

3. Hasil pengujian ditemukan

bahwa risiko sistematis (beta)

tidak berpengaruh terhadap

return saham dikarenakan tidak

semua investor menyukai risiko,

dan investor di Indonesia

cenderung bersifat risk averse

atau tidak menyukai risiko yang

tinggi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

36

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham

Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang-barang secara

umum yang terjadi terus menerus (Boediono, 2014). Tandelilin (2010:343)

mengatakan bahwa inflasi dan return memiliki hubungan yang negatif,

artinya apabila inflasi meningkat maka return yang diperoleh akan

menurun. Teori ini sesuai dengan hasil penelitian Ahmed dan Mustafa

(2012) menunjukkan bahwa inflasi memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan terhadap return saham, ini juga sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Dwita dan Rahmidani (2012) yang menyatakan

Terdapat pengaruh signifikan yang negatif antara inflasi dengan return

saham perusahaan disektor restoran, hotel dan pariwisata, dan sesuai pula

dengan penelitian Faoriko (2013) yang menyatakan Inflasi berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI periode 2008-2010. Maka berdasarkan penjelasan

diatas dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return

saham.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

37

2. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return saham

Menurut Cahyono (2000:117) terdapat 2 penjelasan mengapa

kenaikan Suku Bunga dapat mendorong Return Saham ke bawah. Pertama,

kenaikan Suku Bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan

Suku Bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua

cara. Kenaikan Suku Bunga akan meningkatkan beban bunga emiten,

sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika Suku Bunga tinggi,

biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal

sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan

menyimpan dananya di bank atau bisa juga menyebabkan investor menarik

investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa

tabungan atau deposito. Akibatnya penjualan perusahaan menurun.

Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan Return Saham.

Hasil penelitian Purnomo dan Widyawati (2013) menunjukkan

bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham dan suku

bunga memberikan pengaruh yang dominan daripada variabel lain (nilai

tukar dan inflasi) dan hasil penelitian Faoriko (2013) juga menyatakan

bahwa Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return

Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-

2010. Berdasarkan pernyataan teori dan hasil penelitian terdahulu diatas

dapat disusun hipotesis penelitian ke-2 sebagai berikut:

H2 : Suku Bunga memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

return saham

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

38

3. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Return Saham

Menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing khususnya

Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.

Hubungan nilai tukar dan return memiliki hubungan yang negatif artinya

jika nilai tukar tinggi maka return yang akan diperoleh akan menurun

(Tandelilin, 2010). Hasil penelitian Yuyetta (2010) menunjukkan bahwa

nilai tukar dengan return memiliki hubungan negatif dan signifikan karena

penurunan mata uang secara relatif dibandingkan dengan mata uang

negara lain menunjukkan suatu keadaan perekonomian yang tidak

diinginkan. Berdasarkan pernyataan teori dan hasil penelitian terdahulu

diatas dapat disusun hipotesis penelitian ke-3 sebagai berikut:

H3 : Nilai Tukar memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

return saham

4. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Secara Bersama-sama

Terhadap Return Saham

Return Saham merupakan cerminan untuk melihat kondisi

perusahaan. Return Saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-

faktor tersebut diantaranya berupa Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar

Rupiah. Secara parsial Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah diduga

saling berhubungan dan berpengaruh pada Return Saham. Selain itu secara

simultan Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah diduga saling

berhubungan dan berpengaruh tarhadap harga saham. Hasil penelitian

yang dilakukan Faoriko (2013) serta Purnomo dan Widyawati (2013)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

39

menunjukan bahwa Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah secara

simultan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Return Saham.

Berdasarkan pernyataan teori dan hasil penelitian diatas dapat disusun

hipotesis penelitian ke-4 sebagai berikut:

H4 : Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar secara simultan mempunyai

pengaruh yang positif terhadap return saham

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka konseptual disusun untuk menggambarkan hubungan

pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel

independen disimbolkan dengan (X), sedangkan variabel dependen

disimbolkan dengan (Y). Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai tukar merupakan

variabel independen (X) sedangkan return saham merupakan variabel

dependen (Y).

Pengaruh dari masing-masing variabel tersebut dapat dapat

digambarkan dalam model seperti ditunjukan pada gambar berikut:

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

40

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan :

X1 : Inflasi

X2 : Suku Bunga

X3 : Nilai Tukar Rupiah

Y : Return Saham

H1 : Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham

H2 : Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return Saham

H3 : Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham

H4 : Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Secara

Simultan Terhadap Return Saham.

(H4)

(H3) X 3

(H2)

X 2

(H1)

X 1

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Returneprints.mercubuana-yogya.ac.id/4751/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 19. · 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Return Saham a. Pengertian

41