BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoretis tentang Apotek ...digilib.uinsby.ac.id/3106/5/Bab...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoretis tentang Apotek ...digilib.uinsby.ac.id/3106/5/Bab...
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoretis tentang Apotek
1. Pengertian Apotek dan Apoteker Pengelola Apotek
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK
/IX/2004 apotek adalah suatu tempat, tempat tertentu dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.1
Tugas dan fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun
1980, yaitu:
a. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
b. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau
bahan obat.
c. Sarana penyalur perbekalan farmasiyang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
Apotek berperan untuk mengelola perbekalan farmasi di apotek. Menurut
Permenkes Nomor 922/Menkes/Per/X/1993, pengelolaan perbekalan farmasi di
apotek meliputi:
a. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Peraturan Perundangan Bidang Kesehatan”, dalam
http://www.depkes.go.id diakses tanggal 12 Februari 2015.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi
lainnya.
c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi mengenai:
1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan baik
kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.
2) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya,
suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya. Pelayanan informasi tersebut di
atas wajib didasarkan kepada kepentingan masyarakat.
Tanggung jawab pengelolaan apotek secara penuh diberikan apoteker.
Menurut Kemenkes RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002, apoteker adalah
sarjana farmasis yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Seorang
Apoteker Pengelola Apotek harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan,
yaitu:
a. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Departemen Kesehatan.
b. Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagai Apoteker.
c. Memiliki Surat Izin Praktek Apoteker dari Menteri Kesehatan (SIPA)
d. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai Apoteker.
e. Tidak bekerja di perusahaan farmasi atau apotek lain.
Tugas dan tanggung jawab apoteker yang ditetapkan oleh WHO untuk
pelaksanaan Good Pharmacy Practice adalah;
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
a. Apoteker harus peduli terhadap kesejahteraan pasien dalam segala situasi dan
kondisi.
b. Kegiatan inti apoteker adalah menyediakan obat, produk kesehatan lain,
menjamin kualitas, informasi dan saran yang memadai kepada pasien, dan
memonitor penggunaan obat yang digunakan pasien.
c. Bagian integral farmasi adalah memberikan kontribusi dalam peningkatan
peresepan yang rasional dan ekonomis serta penggunaan obat yang tepat.
d. Tujuan tiap pelayanan apoteker yang dilakukan harus sesuai untuk setiap
individu, didefinisikan dengan jelas dan dikomunikasikan secara efektif kepada
semua pihak yang terkait.
2. Manajemen Apotek
Dalam mengelola sebuah apotek, berlaku juga cara mengelola fungsi-
fungsi manajemen, diantaranya:
a. Fungsi Planning, menyusun program kerja untuk mencapai suatu tujuan
(sasaran).
b. Fungsi Organization, membagi-bagi pekerjaan yang ada di apotek dengan
tugas, wewenang dan tanggung jawab pada setiap fungsi.
c. Fungsi Actuating, melaksanakan program kerja sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab pekerjaannya serta sasaran yang akan
dicapainya.
d. Fungsi Controlling, melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan system operasional dan sasaran yang dicapai melalui indicator
tingkat keberhasilan pada setiap fungsi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
3. Pengelolaan Apotek
a. Sumber Daya Manusia
Menurut Kementerian Kesehatan dalam pengelolaan apotek, apoteker
senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan
yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi,
menempatkan diri sebagai pemimpin dalam multidisipliner, kemampuan
mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karir, dan membantu
memberi pendidikan dan memberi peluang untukk meningkatkan pengetahuan.
b. Sarana dan Prasarana
Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh
masyarakat. Pada halaman terdapat papan penunjuk yang dengan jelas tertulis kata
apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.
Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk
memperoleh informasi dan konseling.
Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Perabotan apotek harus
tertata rapi, lengkap dengan rak-rak penyimpanan obat dan barang-barang lain
yang tersusun rapi, terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan.
c. Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diantaranya:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
1) Perencanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan, pengadaan
sediaan farmasi di apotek adalah pola penyakit, kemampuan masyarakat, dan
budaya masyarakat.
2) Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi untuk menjamin kualitas
pelyanan kefarmasian. Pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya dapat dilakukan dengan cara pembelian.
3) Penyimpanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan lainnya, diantaranya obat atau bahan obat harus disimpan
dalam wadah asli dari pabrik, semua bahan obat harus disimpan pada kondisi
yang sesuai, layak dan menjamin kestabilan bahan.
d. Administrasi
Kegiatan administrasi yang dilaksanakan di apotek dalam menjalankan
pelayanan kefarmasian, meliputi:
1) Administrasi Umum
Termasuk didalamnya pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika dan
psikotropika, dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Administrasi Pelayanan
Termasuk didalamnya adalah pengarsipan resep, pengarsipan catatan,
pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
e. Aspek Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang Standart Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
pelayanan yang dilakukan di apotek adalah:2
1) Pelayanan Resep, meliputi:
a) Persyaratan administratif, yaitu nama, SIP, dan alamat dokter penulis resep,
tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, nama,
alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien, nama obat, potensi,
dosis, dan jumlah yang diminta, cara pemakaian yang jelas, dan informasi
lainnya.
b) Kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sedian, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
c) Pertimbangan klinis, yaitu adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat).
2) Penyiapan Obat, meliputi:
a) Peracikan.
b) Pemberian etiket.
c) Pengemasan obat yang diserahkan.
d) Penyerahan obat.
e) Pemberian informasi obat.
f) Konseling.
g) Monitoring penggunaan obat.
2 Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
3) Promosi dan Edukasi
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi
secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu menyebarkan
informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet atau brosur, poster, penyuluhan,
dan lain-lain.
4) Pelayanan Residensial atau Home Care
Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia
dengan pasien dengan pengobatan penyakit kronis. Untuk aktifitas ini, apoteker
harus membuat catatan berupa medication record.
4. Kewajiban-Kewajiban Apotek
Apotek mempunyai kewajiban terhadap negara berupa pajak, pelaporan
pemakaian narkotik dan psikotropik dan kewajiban terhadap tenaga kerjanya.
Pajak yang dipungut daerah antara lain retribusi izin mendirikan apotek, pajak
reklame atau iklan, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan retribusi sampah. Pajak
yang dipungut oleh Negara antara lain Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPn).
B. Kualitas Pelayanan
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen
kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan
hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan seperti ini
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
memungkinkan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta
kebutuhan mereka.
Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan
revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan
yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang,
persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia
layanan atau jasa untuk selalu memanjakan konsumen atau pelanggan dengan
memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa
barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik
kepadanya.3
Pengertian kualitas adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang
inheren dalam memenuhi persyaratan. Persyaratan dalam hal ini yaitu kebutuhan
atau harapan yang dinyatakan biasanya tersirat atau wajib.4 Sedangkan pelayanan
adalah suatu aktivitas yang atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat
mata (tidak dapat di raba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang di maksud untuk memecahkan permasalahan konsumen
atau pelanggan.5
Terdapat lima determinan dalam menentukan kualitas jasa yaitu:6
3 Azis Slamet Wiyono dan Grahita Chandrarin, “Studi tentang Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Konsumen Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten”, dalam http://eprints.ums.ac.id/ diakses
tanggal 29 Desember 2013. 4 Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba Empat, 2001),
175. 5 Ratmino dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
2.
6 Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema
Insani, 2003), 56.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
1. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Dimensi ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memberikan pelayanan secara akurat, handal, dan
bertanggungjawab sesuai yang dijanjikan dan terpercaya. Kualitas pelayanan
ini umumnya terlihat dalam kerja sehari-hari, pada unit pelayanan, misalnya
jika pada kurun waktu tertentu frekuensi kesalahan semakin tinggi, hal ini akan
memberikan indikasi kualitas pelayanan yang semakin menurun, contohnya
ketepatan waktu, kecepatan dalam pelayanan.
2. Responsiveness (ketanggapan). Dimensi ini mencakup keinginan untuk
membantu pasien dan memberikan pelayanan yang tepat dan cepat. Tingkat
kepekaan yang tinggi terhadap pasien perlu diikuti dengan tindakan yang tepat
sesuai dengan kebutuhan tersebut.
3. Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan
untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Hal ini meliputi beberapa
komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),
keamanan (security), kompetensi (competence) dan sopan santun (courtesy).
Contohnya kepastian dalam pelayanan.
4. Empathy (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pasien dengan berupaya
memahami keinginan konsumen. Dimana suatu lembaga memiliki pengertian
dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara
spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian bagi pelanggan.7
7 Ibid, 183.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
5. Tangible (berwujud) yaitu kemampuan suatu lembaga dalam mewujudkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan
sekitarnya merupakan bukti nyata pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.
Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang dan lain-lain),
perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan
pegawainya.8
Kualitas Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang bermutu
adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik yang telah ditetapkan.9
Kualitas Pelayanan yang baik bagi pasien dikaitkan dengan kesembuhan
dari penyakit, meningkatnya derajat kesehatan atau kesegaran yang dipengaruhi
oleh kecepatan pelayanan, kepuasan terhadap lingkungan fisik dan harga obat
yang terjangkau dianggap memadai. Kualitas Pelayanan yang buruk lebih
disebabkan oleh perawat yang bermuka cemberut, betapapun sangat cekatan dan
profesionalnya perawat tersebut dalam memberikan pelayanan.10
C. Pelayanan dalam Islam
Dalam berbisnis dilandasi oleh dua hal pokok, yaitu kepribadian yang
amanah dan terpercaya, serta pengetahuan dan keterampilan yang bagus. Dua hal
8 Ratmino, Manajemen Pelayanan, 180.
9 Haryoko, “Penelitan Kesehatan”, http://researchkesehatan.blogspot.com/2008/05/faktor-faktor-
yang-mempengaruhi.html diakses tanggal 20 Desember 2013 10
Ibid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
itu adalah amanah dan ilmu.11 Kedua hal tersebut merupakan pesan moral yang
bersifat universal. Adapun prinsip-prinsip pelayanan dalam islam yaitu:
a. Shidiq yaitu benar dan jujur, tidak pernah berdusta dalam melakukan berbagai
macam transaksi bisnis. Larangan berdusta, menipu, mengurangi takaran
timbangan dan mempermainkan kualitas akan menyebabkan kerugian yang
sesungguhnya. Nilai shidiq disamping bermakna jujur juga bermaksud tahan
uji, ikhlas serta memiliki kesinambungan emosional.
b. Kreatif, berani, dan percaya diri. Ketiga hal itu mencerminkan kemauan
berusaha untuk mencari dan menemukan peluang-peluang bisnis yang baru,
prospektif dan berwawasan masa depan, namun tidak mengabaikan prinsip
kekinian. Hal ini hanya mungkin dapat dilakukan bila seorang pebisnis
memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk berbuat sekaligus siap
menanggung berbagai macam resiko.
c. Amanah dan fathanah yang sering diterjemahkan dalam nilai-nilai bisnis dan
manajemen dengan bertanggung jawab, transparan, tepat waktu, memiliki
manajemen bervisi, manajer dan pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa,
serta belajar secara berkelanjutan.
d. Tablig, yaitu mampu berkomunikasi dengan baik. Istilah ini juga diterjemahkan
dalam bahasa manajemen sebagai supel, cerdas, deskripsi tugas, delegasi
wewenang, kerja tim, cepat tanggap, koordinasi, kendali, dan supervisi.
e. Istiqamah, yaitu secara konsisten menampilkan dan mengimplementasikan
nilai-nilai di atas walau mendapatkan godaan dan tantangan. Hanya dengan
11
Hafidhuddin, Manajemen Syariah, 56.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
istiqamah dan mujahadah, peluangpeluang bisnis yang prospektif dan
menguntungkan akan selalu terbuka lebar. Seperti dalam firman Allah SWT:
12
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar-
benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.13
f. Tidak melupakan akhirat yaitu ketika sedang menjalankan bisnisnya tidak
boleh terlalu menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan
materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat. Sehingga jika datang waktu
shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya.
D. Etika Pelayanan Islami
Abdalla Hanafy dan Hamid Salam, masing-masing adalah guru besar
marketing dan International Business di St. Cloud State University dan guru besar
Business Administration di Mankata State University, merumuskan etika
pelayanan Islami sebagai berikut:14
1. Etika untuk selalu menyampaikan yang benar.
2. Etika untuk selalu dapat dipercaya.
3. Etika untuk selalu mengerjakan sesuatu dengan ikhlas.
4. Etika persaudaraan.
12
Al-Quran, 29: 69. 13
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya,182. 14
Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), 166.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
5. Penguasaan ilmu pengetahuan.
6. Etika keadilan
Jadi siapa pun dia, bila melaksanakan etika bisnis niscaya akan meraih
sukses dalam bisnis. Sebaliknya, walaupun ia seorang muslim dan berbisnis
berlabel Islam, tapi meninggalkan etika bisnis, niscaya ia sulit mengembangkan
bisnisnya.
E. Marketing (Pemasaran)
Marketing adalah dari kata market yang artinya pasar. Pasar di sini bukan
dalam pengertian konkrit tetapi lebih ditujukan pada pengertian abstrak.
Marketing dapat didefinisikan semua kegiatan yang bertujuan untuk
memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling
efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.15
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini
berdasarkan pada konsep inti: kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk nilai,
biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi, dan hubungan; pasar dan pemasaran
serta pemasar.16
Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi
American Marketing Assosiation 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil
presentasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan
15
Alex S Nitisemito, Marketing (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), 13. 16
Philip Kotler, A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian Jilid 1 (Jakarta: Salemba Empat, 1999), 11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula
pandangan yang luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan
yang mulai jauh sebelum barang-barang atau bahan-bahan masuk dalam proses
produksi.17
Menurut Kotler dan Amstrong pemasaran adalah suatu proses dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran barang dan nilai dengan yang lainnya.18
Dari beberapa pengertian di atas, maka definisi pemasaran adalah semua
keinginan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhkan dan keinginan
melalui proses pertukaran. Proses pertukaran melibatkan kerja, penjual harus
mencari pembeli, menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka, merancang
produksi yang tepat, menetukan harga yang tepat, menyimpan dan
mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan dan
sebagainya, semua kegiatan ini merupakan nilai dari pemasaran.
F. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Pemasaran adalah semua keinginan manusia yang diarahkan untuk
memuaskan kebutuhkan dan keinginan melalui proses pertukaran. Proses
pertukaran melibatkan kerja, penjual harus mencari pembeli, menemukan dan
memenuhi kebutuhan mereka, merancang produksi yang tepat, menetukan harga
yang tepat, menyimpan dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut,
17
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 3. 18
Amirullah, Imam Hardjanto, Pengantar Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 116.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
menegosiasikan dan sebagainya, semua kegiatan ini merupakan nilai dari
pemasaran.19
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran.
Mengemukakan bauran pemasaran atau marketing mix adalah sekumpulan alat
pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai
tujuan pemasaran dalam pasar sasaran.
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah bauran pemasaran.
Mengemukakan bauran pemasaran atau marketing mix adalah sekumpulan alat
pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasaran dalam pasar sasaran. Perencanaan pemasaran biasanya disusun
berdasarkan 4P product (produk), price (harga), place (tempat), promotion
(promosi).
Tingkatan yang menggabungkan elemen penting pemasaran benda atau
jasa, seperti keunggulan produk, penetapan harga, pengemasan produk,
periklanan, persediaan barang, distribusi, dan anggaran pemasaran, dalam usaha
memasarkan sebuah produk atau jasa merupakan gambaran jelas mengenai bauran
pemasaran.
Pada tingkatan tersebut terdapat perincian mengenai product (produk),
price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Dengan penggunaan konsep
marketing mix sudah dianggap sebagai sebuah keharusan. Karena itu, tidak jarang
orang memandang marketing hanya sebatas marketing mix. Dengan menganggap
bahwa marketing mix hanya sebatas marketing mix atau bauran penasaran, kita
19
Muhammad Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggais Bisnis Islami,
(Jakarta: Gema Insani, 2008), 169.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
telah melakukan kesalahan besar, lebih jauh lagi, untuk sebagian orang, marketing
hanya dianggap sebatas promosi.20
Adapun jual beli menurut etimologi adalah pertukaran sesuatu dengan
sesuatu (yang lain). Dalam menetapkan rukun jual beli menurut ulama’ Hanafiyah
adalah ijab dan qabul yang menunjukkan pertukaran barang secara ridha, baik
dengan ucapan maupun perbuatan. Adapun rukun jual beli menurut ulama’ ada
empat yaitu:
1. Bai’ (penjual).
2. Mustari (pembeli).
3. Sheghat (ijab dan qabul).
4. Ma’qud ’alaih (benda atau barang).21
Dalam jual beli terdapat empat macam syarat, yaitu syarat terjadinya akad
(in’iqad), syarat sahnya akad, syarat terlaksananya akad (nafadz), dan syarat-
syarat lujum. Secara umum tujuan adanya syarat tersebut antaralain untuk
menghindari pertentangan diantara manusia, menjaga keselamatan orang yang
sedang akad, menghindari jual beli gharar (terdapat unsur penipuan) dan lain-lain.
Jika jual beli tidak memenuhi syarat terjadinya akad, akad tersebut batal.
Jika tidak memenuhi syarat sah, menurut jumhur ulama’ Hanafiyah, akad tersebut
fasid. Jika tidak memenuhi syarat nafadz, akad tersebut mauquf yang cenderung
boleh, bahkan menurut ulama’ Malikiyah, cenderung kepada kebolehan. Jika tidak
20
Thorik Gunara, Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad SAW (Bandung: CV
Multi Trustive Service, 2007), 46. 21
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 75.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
memenuhi syarat lujum, akad tersebut mukhayyir (pilih-pilih), baik khiyar untuk
menetapkan maupun membatalkan.22
Secara umum akad dalam arti luas adalah segala sesuatu yang dikerjakan
oleh seseorang berdasarkan keinginan sendiri, seperti wakaf, talak, pembebasan,
atau sesuatu yang penbentukannya membutuhkan keinginan dua orang seperti jual
beli, perwakilan dan gadai. Pengertian secara khusus menurut ulama’ fiqih adalah
perikatan yang ditetapkan dengan ijab dan qabul berdasarkan ketentuan syara’
yang berdampak pada obyeknya.23 Rukun akad terdiri atas:
1. Pihak-pihak yang berakad.
2. Objek akad.
3. Tujuan pokok akad.
4. Kesepakatan
Sedangkan syarat-syarat akad meliputi:
1. Pihak-pihak yang berakad adalah orang perseorangan, kelompok orang,
persekutuan atau badan usaha.
2. Orang yang berakad harus cakap hukum, berakal, dan tamzis.
3. Objek akad adalah amwal atau jasa yang dihalalkan yang dibutuhkan oleh
masing-masing pihak.
4. Objek akad harus suci, bermanfaat, milik sempurna dan dapat diserah
terimakan.24
22
Ibid., 76. 23
Ibid., 44. 24
Pusat Pengkajian Hukum Islam Dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah (Jakarta: Edisi Revisi, 2009), 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Pada akad jual beli tujuan akad adalah pemindahan kepemilikan barang
dari penjual kepada pembeli. Tujuan akad pada hakekatnya satu arti dengan
maksud asli akad dan hukum akad. Hanya saja, maksud asli akad dipandang
sebelum terwujudnya akad; hukum dipandang dari segi setelah terjadinya akad
atau akibat terjadinya akad; sedangkan tujuan akad berada diantara keduanya.25
Ketika Rasulullah berdagang, beliau telah menggunakan konsep-konsep
dagang yang apabila dikembangkan dengan lebih dalam akan menjadi konsep
marketing mix yang kita kenal sekarang. Adapun variabel dari marketing mix
sebagai berikut:
1. Product (Produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada
bentuk fisik produk, melainkan suatu paket kepuasan yang didapat dari pembelian
produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis,
dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.26
Produk dapat menjadi salah satu aspek yang dijadikan nilai kepuasan
konsumen. Kepuasan yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada kepuasan
terhadap bentuk fisik produk semata namun juga menyangkut kepuasan dari
proses pembelian produk dan manfaat dari produk. Secara lebih spesifik dapat
diklasifikasikan aspek-aspek yang terkandung dalam produk sebagai berikut:27
25
Syafe’i, Fiqih Muamalah, 61. 26
Kotler, Manajemen Pemasaran, 560. 27
Ujang Sumarwan, Agus Djunaidi, dkk, Pemasaran Strategik Strategik Untuk
Pertumbuhan Perusahaan Dalam Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham (Jakarta: Inti Prima
Promosindo, 2009), 3.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
a. Aspek manfaat yang meliputi:
1) Manfaat penggunaan.
2) Manfaat psikologis.
3) Manfaat dalam mengatasi permasalahan
b. Aspek visualisasi produk yang meliputi:
1) Atribut dan keistimewaan produk.
2) Kualitas produk.
3) Corak produk.
4) Kemasan dan label produk.
5) Brand
c. Aspek menambah nilai produk yang meliputi:
1) Garansi.
2) Kemudahan instalasi.
3) Pengiriman.
4) Ketersediaan di pasar.
5) Layanan purna jual.
Klasifikasi produk. Berdasarkan daya tahan atau berwujud atau tidaknya,
produk diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, diantaranya sebagai berikut:
a. Bagian tidak tahan lama.
Bagian tidak tahan lama merupakan barang berwujud yang biasa
dikonsumsikan satu atau beberapa kali. Contoh: sabun, garam, minuman
ringan.
b. Bagian tahan lama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Bagian tidak tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bias
bertahan lama dengan beberapa kali pemakaian. Contoh: lemari es, mobil,
pakaian. Barang jenis ini pada umumnya menuntut lebih banyak cara penjualan
perorangan, keuntungan yang lebih besar dan jaminan penjualan lebih pasti.
c. Jasa
Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Contoh: salon kecantikan, bengkel, kursus komputer dan lainnya.28
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang atau jasa
yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan
perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang
ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting.
sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan
keinginan" dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk
atau jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih.
Dalam buku Marketing Muhammad, kejujuran adalah cara yang paling
mudah walau rasanya sangat sulit. Dengan selalu jujur pada konsumen
mengenai baik buruknya atau kekurangan atau kelebihan suatu produk akan
membuat konsumen percaya pada kita merekapun tidak merasa dibohongi atas
ucapan kita. Konsep pertama dalam hal produk Rasulullohpun selalu
menjelaskan dengan baik kepada semua pembelinya akan kekurangan dan
kelebihan produk yang beliau jual.29 Rasulullah bersabda:
28
Irawan, Faried Wijaya, Pemasaran Prinsip dan Kasus Edisi 2 (Jogjakarta: BPFE, 1996),84. 29
Thorik Gunara, Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad Saw, (Bandung: CV
Multi Trustive Service, 2007), 57.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
Diriwayatkan dan Hakim bin Hi- zâm r. a.: Rasulullah Saw pernah
bersabda, “Penjual dan pembeli memiliki hak untuk menyimpan atau
mengembalikan barang (yang diperjualbelikan) selama mereka belum atau
hingga mereka berpisah; dan apabila kedua belah pihak mengatakan yang
sesungguhnya (berkata benar) dan menjelaskan kekurangan dan kualitas
barang (yang diperjualbelikan), maka transaksi jual-beli mereka akan
diberkahi (Allah); tetapi apabila mereka berdusta atau menyembunyikan
sesuatu (mengenai barang yang diperjualbelikan), maka tidak ada berkah
(Allah) atas transaksi jual-beli mereka.30
2. Price (Harga)
Harga adalah jumlah uang yang ditetapkan untuk suatu produk atau jasa.
Harga juga merupakan hal yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam
melakukan pembelian. Definisi ini menunjukkan bahwa harga yang dibayarkan
oleh pembeli itu sudah termasuk jasa yang diberikan oleh penjual, bahkan penjual
juga menginginkan sejumlah keuntungan dengan harga tersebut.31
Menurut syari’at Islam dalam penentuan harga harus ada yang namanya
perjanjian (akad). Akad merupakan suatu perikatan perjanjian yang ditandai
dengan adanya pernyataan melakukan ikatan (qabul) sesuai dengan syari’at islam
yang mempengaruhi obyek yang diperikatkan oleh pelaku perikatan untuk
mencapai harga yang pantas dan adil.32
30
Al-Imam Zainuddin Ahmad bin Lathif Az-Zabidi, Al-Tajrid Al-Sharih li Ahadits Al-
Jami’ Al-Shahih, (Bandung: Mizan, 2001), 392. 31
Ibid., 45. 32
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan
PSAK dan PASTI (Jakarta: Grasindo, 2005), 27.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
Penetapan harga yang adil dihubungkan dengan perbuatan yang adil.
Suatu perbuatan dapat disebut adil apabila dihubungkan terhadap maksud yang
dituju. Kebajikan-kebajikan mencerminkan keseimbangan, dan keadilan adalah
nama yang mencakup kebajikan.
Dalam menentukan harga, perusahaan harus mengutamakan nilai keadilan.
Jika kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. sebaliknya jika seorang
telah mengetahui keburukan yang ada dibalik produk yang ditawarkan, harganya
pun harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut.33
Apabila harga tidak disesuaikan dengan produk dengan tendensi mencari
keuntungan bagi pihak produsen atas harta konsumen, maka hal tersebut akan
bertentangan dengan ajaran Islam sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat an-
Nisa’ ayat 29 sebagai berikut:
34
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.35
Dari sejarah membuktikan bahwa harga jual ditetapkan oleh pembeli dan
penjual dalam suatu proses tawar menawar. Penjual akan meminta harga yang
33
Kartajaya, Syariah Marketing, 178. 34
al-Qur’an, 4: 29. 35
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, 56.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
jauh lebih tinggi dari yang diharapkan yang akan diterimanya, sedangkan pembeli
akan menawar lebih rendah dari yang diharapkan yang akan dibelinya. Harga
dapat ditentukan dengan melihat tujuan dari penerapan harga. Beberapa dasar
penetapan harga yang biasa digunakan dalam menerapkan harga.
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan
produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang
ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya
pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau
keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga produk dari suatu
perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi
hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang
dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau
jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang
atau jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan.
Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan
apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan
berapa jumlah barang atau jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut.
Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga
semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalnya
kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang paling tepat,
dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk
jangka pendek maupun untuk jangka panjang.
3. Place (Lokasi)
Lokasi adalah suatu tempat dimana perusahaan itu melakukan berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memuat produk dapat diperoleh dan
tersedia bagi konsumen.
Lokasi berhubungan dengan yang dibuat oleh perusahaan mengenai
dimana operasi dan pegawainya akan ditempatkan. Secara umum pertimbangan
dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut:
a. Dekat dengan pasar.
b. Dekat dengan bahan baku.
c. Ongkos pengiriman.
d. Penyediaan tenaga kerja.
e. Penyediaan sumber tenaga kerja.
f. Lingkungan sekitar.
g. Iklim.
h. Sikap masyarakat.
i. Hukum dan peraturan yang berlaku pada rencana lokasi.36
Pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang erat terhadap beberapa
faktor yang meliputi:
a. Lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum.
36
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2000), 207.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
b. Lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
c. Tempat parkir yang luas dan nyaman.
4. Promotion (promosi)
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau
membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan. Promosi adalah proses identifikasi, stimulasi, memuaskan
kebutuhan pelanggan dan membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen, serta
menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.37
Pemasaran modern tidak hanya membutuhkan pengembangan produk
yang baik, member harga yang menarik, dan membuatnya terjangkau oleh
pelanggan sasaran. Tetapi perusahaan harus berkomunikasi dengan pelanggan
yang ada sekarang dan pelanggan potensial. Untuk berkomunikasi secara efektif
special promosi penjualan untuk merancang insentif pembelian, berinteraksi
dengan pelanggan atau calon pelanggan melalui surat dan telepon sehingga dapat
memberikan publisitas produk dan pengembangan kesan perusahaan.38
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan
informasi pada pasar tentang produk atau jasa yang dijual, tempat dan saatnya.
Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan
(advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales
Promotion) dan Publisitas (Publicity).
37
Ibid., 105. 38
Kotler, Manajemen Pemasaran, 774.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
a. Periklanan (Advertising)
Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi
konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar,
radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang
dipasang di pinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
b. Penjualan Pribadi (Personal selling)
Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung
dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi
hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon
konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door
selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
1) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang
dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka
produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
2) Publisitas (Publicity)
Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk
membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka
menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda
dengan promosi, dimana di dalam melakukan publisitas perusahaan tidak
melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut
sebagai usaha untuk "mensosialisasikan" atau "memasyarakatkan".
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan
yang efektif, dengan mengkombinasikan komponenkomponen tersebut ke dalam
suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli
dan para pembuat keputusan pembelian.
G. Marketing Syariah
Menurut bahasa syari’ah mempunyai beberapa arti diantaranya: jalan yang
nyata dan lurus, tangga atau tempat naik yang bertingkat-tingkat, jalan air atau
jalan menuju ke tempat air (sumber)39, sedangkan menurut istilah adalah hukum-
hukum atau undang-undang yang ditentukan oleh Allah untuk hambanya
sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Qur’an dan diterangkan oleh
Rasulullah SAW.
Kata “syari’ah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa arab sebelum
turunnya Al-Qur’an. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam taurat dan
injil.40 Kata syari’ah dalam Al-Qur’an yaitu pada surat Al-Jatsiyah: 18
41
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti
hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.42
39
Masduha Abdurrahman, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Perdata Islam (Fiqh Muamalah),
Surabaya: Central Media, 1992, 189. 40
Kartajaya, Syari’ah Marketing, 22. 41
al-Quran, 45: 18.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
Pemasaran (marketing) adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu
inisiator kepada stakeholders-nya. Maka marketing syariah adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholders nya yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
Ini artinya bahwa dalam marketing syariah seluruh proses, baik proses penciptaan,
proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal
yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami.
Syaikh Al-Qardhawi mengatakan cakupan dari pengertian syariah menurut
pandangan Islam sangat luas dan komprehensif (al-syumul). Di dalamnya
mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah
(hubungan manusia dengan Tuhan), aspek keluarga (seperti nikah, talak, nafkah,
wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang
piutang, pemasaran, ghibah), aspek ekonomi (permodalan, zakat, baitul-mal, fa’i,
ghanimah), aspek hukum dan peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan
antar negara.
Marketing syariah sendiri adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari satu
inisiator kepada stakeholdernya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan
42
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, 52.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
akad dan prinsip-prinsip muamalah.43 Jadi syari’ah marketing dijalankan
berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Nilai
inti dari syariah marketing adalah integritas dan transparansi, sehingga marketer
tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan. Konsep syari’ah marketing sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh
dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal
sekarang, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial di mana individu
dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang benilai satu sama lain.44
Marketing syariah bukan hanya sebuah marketing yang ditambahkan
syariah karena ada nilai-nilai lebih pada marketing syariah, tetapi lebih jauhnya
syariah berperan dalam marketing. Syariah berperan dalam marketing bermakna
suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran,
sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya
demi keuntungan pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan
menawarkan bahkan dapat merubah suatu values kepada para stakeholders
sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya
sehingga menjadi bisnis yang sustainable.
Menurut pemasaran syari’ah, produk konsumen adalah berdaya guna,
materi yang dapat dikonsumsi yang bermanfaat, bernilai guna yang menghasilkan
perbaikan material, moral, spiritual bagi pelanggan. Dalam pemasaran
konvensional, produk adalah yang dapat dipertukarkan, tetapi produk dalam
43
Kartajaya, Syari’ah Marketing, 26. 44
Kotler, Manajemen Pemasaran, 11.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
pemasaran syari’ah adalah produk yang dipertukarkan itu berdaya guna secara
agama.
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang menjadi pedoman bagi
pemasar yaitu:
a. Teistis (rabbaniyah), salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang
religius. Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi dari kesadaran
akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas
pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan
orang lain. Jiwa seorang syari’ah marketer meyakini bahwa hukum-hukum
syariat Islam yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling
adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling
dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling mampu mewujudkan
kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan menyebarluaskan kemaslahatan
karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan kebaikan. Syariah
marketer harus membentengi diri dengan nilai-nilai spiritual karena marketing
memang akrab dengan penipuan, sumpah palsu, riswah (suap), korupsi. Dari
hati yang paling dalam, seorang syariah marketing meyakini bahwa Allah SWT
selalu dekat dan mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam
bentuk bisnis, dia pun yakin Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban
darinya atas pelaksanaan syariat itu pada hari ketika semua orang dikumpulkan
untuk diperlihatkan amal-amalnya di hari kiamat. Seorang syariah marketer
selain tunduk kepada hukum-hukum syariah, juga senantiasa menjauhi segala
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
larangan-larangannya dengan sukarela, pasrah dan nyaman didorong oleh
bisikan dari dalam bukan paksaan dari luar. Oleh sebab itu, jika suatu saat
hawa nafsu menguasai dirinya lalu ia melakukan pelanggaran terhadap perintah
dan larangan syariah, misalnya mengambil uang yang bukan haknya, memberi
keterangan palsu, ingkar janji dan sebagainya, maka ia akan merasa berdosa,
kemudian segera bertobat dan menyucikan diri dari penyimpangan yang
dilakukan. Ia akan senantiasa memelihara hatinya agar tetap hidup, dan
memancarkan cahaya kebaikan dalam segala aktivitas bisnisnya. Hati adalah
sumber pokok bagi segala kebaikan dan kebahagian seseorang. Bahkan bagi
seluruh mahluk yang dapat berbicara, hati merupakan kesempurnaan hidup dan
cahayanya. Allah SWT berfirman:
45
Dan Apakah orang yang sudah mati, kemudian Dia Kami hidupkan dan
Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia
dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang
yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat
keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu
memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.46
45
al-Quran, 6: 122. 46
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, 65.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
Hati yang sehat, hati yang hidup adalah hati yang ketika didekati oleh berbagai
perbuatan yang buruk, maka ia akan menolaknya dan membencinya dengan
spontanitas, dan ia tidak condong kepadanya sedikitpun. Berbeda dengan hati
yang mati, ia tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk.
b. Etis (akhlaqiyah), keistimewaan yang lain dari seorang syariah marketer selain
karena teistis, ia juga sangat mengedepankan masalah akhlak (moral, etika)
dalam seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan
dari sifat teistis di atas. Dengan demikian syari’ah marketing adalah konsep
pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli
apapun agamanya karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilai yang bersifat
universal yang diajarkan semua agama. Semakin beretika seseorang dalam
berbisnis, maka dengan sendirinya dia akan menemui kesuksesan. Sebaliknya
bila perilaku bisnis sudah jauh dari nilai-nilai etika dalam menjalankan roda
bisnisnya sudah pasti dalam waktu dekat kemunduran akan ia peroleh. Oleh
karena itulah, saat ini perilaku manusia dalam sebuah perusahaan yang
bergerak dalam dunia bisnis menjadi sangat penting. Satu bentuk pentingnya
perilaku bisnis tersebut dianggap sebagai satu masalah jika yang bersangkutan
mempunyai perilaku yang kurang baik, dan dianggap bisa membawa kerugian
dalam suatu perusahaan. Ada beberapa etika pemasar yang menjadi prinsip
bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi pemasaran, yaitu:
1) Jujur yaitu seorang pebisnis wajib berlaku jujur dalam melakukan usahanya.
Jujur dalam pengertian yang lebih luas yaitu tidak berbohong, tidak menipu,
tidak mengada-ada fakta, tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
dan lain sebagainya. Tindakan tidak jujur selain merupakan perbuatan yang
jelas berdosa jika biasa dilakukan dalam melakukan bisnis juga akan
membawa pengaruh negatif kepada kehidupan pribadi dan keluarga seorang
pebisnis itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti
itu akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat secara luas.
Jika ia seorang pemasar, sifat jujur haruslah menjiwai seluruh perilakunya
dalam melalukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam
bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra
bisnisnya. Dalam dunia bisnis, kejujuran ditampilkan dalam bentuk
kesungguhan dan ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan,
pelaporan, mengakui kelemahan dan kekurangan untuk kemudian diperbaiki
secara terus menerus.47
Dalam Al-qur’an, keharusan bersikap jujur dalam
dunia bisnis sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas antara lain
firman Allah SWT dalam surat Asy Syu’araa 181-183:
48
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu Termasuk orang- orang yang
merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan janganlah
kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.49
47
Hafidhuddin, Manajemen Syari’ah, 73. 48
al-Quran, 26, 181-183. 49
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, 260.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
Dengan menyimak ayat tersebut di atas, maka kita akan dapat mengambil
satu pengertian bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menganjurkan
kepada seluruh umat manusia pada umumnya, dan kepada para pelaku bisnis
khususnya untuk berlaku jujur dalam menjalankan roda bisnisnya dalam
bentuk apapun. Maksud dari nilai jujur dalam kegiatan pemasaran dapat
diwujudkan dengan pemberian informasi yang benar akan produk yang
dipasarkan oleh marketer. Tidak ada informasi yang disembunyikan
mengenai obyek yang dipasarkan. Tidak mengurangi dan menambahi
artinya seseorang yang bekerja sebagai marketer dituntut untuk berkata dan
bertindak secara benar, sesuai dengan kondisi riil produk yang ditawarkan.
2) Berlaku adil dalam berbisnis yaitu satu bentuk akhlak yang harus dimiliki
seorang syariah marketer. Sikap adil termasuk diantara nilai-nilai yang
telah ditetapkan oleh Islam dalam semua aspek ekonomi islam. Lawan
dari keadilan adalah kezaliman yaitu sesuatu yang diharamkan Allah.
Allah mencintai orang-orang yang berbuat adil dan membenci orang-
orang yang berbuat zalim, bahkan Allah melaknat mereka. Islam telah
mengharamkan setiap hubungan bisnis yang mengandung kezaliman dan
mewajibkan terpenuhinya keadilan yang teraplikasikan dalam setiap
hubungan dagang dan kontrak-kontrak bisnis. Dalam bisnis modern,
sikap adil harus tergambarkan bagi semua stakeholder, semuanya harus
merasakan keadilan. Tidak boleh ada satu pihak pun yang hak-haknya
terzalimi. Mereka harus selalu terpuaskan sehingga dengan demikian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
bisnis bukan hanya tumbuh dan berkembang, melainkan juga berkah di
hadapan Allah SWT.
3) Bersikap melayani dan rendah hati yaitu sikap melayani merupakan sikap
utama dari seorang marketer. Tanpa sikap melayani yang melekat dalam
kepribadiannya, dia bukanlah seorang yang berjiwa pemasar. Melekat
dalam sikap melayani ini adalah sikap sopan santun dan rendah hati.
Orang yang beriman di perintahkan untuk bermurah hati, sopan dan
bersahabat saat berelasi dengan mitra bisnisnya. Syariah marketer juga
tidak boleh terbawa dalam gaya hidup yang berlebih-lebihan, dan harus
menunjukkan iktikad baik dalam semua transaksi bisnisnya.50
4) Dapat dipercaya yaitu seorang muslim profesional haruslah memiliki sifat
amanah yakni dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Dalam
menjalankan roda bisnisnya, setiap pebisnis harus bertanggung jawab atas
usaha dan pekerjaan dan atau jabatan yang telah dipilihnya tersebut.
Tanggung jawab di sini artinya, mau dan mampu menjaga amanah
(kepercayaan) masyarakat yang memang secara otomatis terbebani di
pundaknya. Pentingnya bersikap amanah dalam berbisnis sudah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sewaktu beliau menjalankan
bisnisnya. Sikap ini selalu beliau jaga sehingga para konsumen juga
dengan suka rela menaruh simpati dan akhirnya mau melakukan transaksi
dengan suka rela pula. Amanah sebagai seorang yang harus memberikan
yang terbaik bagi masyarakat luas senantiasa dipegang oleh Nabi. Oleh
50
Kartajaya, Syari’ah Marketing, 75.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
sebab itu alangkah baiknya jika setiap pebisnis, terutama pebisnis muslim
senantiasa mengikuti cara-cara Rasulullah SAW.
c. Realistis (al-waqi’iyyah), syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif,
fanatik, dan kaku tetapi sangat profesional dan fleksibel dan dalam bersikap
dan bergaul, ia sangat memahami bahwa dalam situasi pergaulan di lingkungan
yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama dan ras. Fleksibilitas
sengaja di berikan oleh Allah SWT agar penerapan syari’ah senantiasa realitis
dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
d. Humanistis (al-insaniyyah), keistimewaan syariah marketing yang lain adalah
sifatnya humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia aga derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya
terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan
panduan syariah. Dengan memiliki nilai humanistis ia menjadi manusia yang
terkontrol dan seimbang bukan manusia yang serakah yang menghalalkan
segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Bukan menjadi
manusia yang bisa bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang
hatinya kering dengan kepedulian sosial. Syariat Islam adalah insaniyyah
berarti diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa
menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang
membuat syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanitis
universal. Hal tersebut dapat dikatakan prinsip ukhuwah insaniyyah
(persaudaraan antar manusia).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
H. Customer Delight
Perusahaan yang ingin eksis di era yang kompetitif dengan perkembangan
teknologi dan memiliki komitmen pada kualitas, maka perusahaan harus dapat
menciptakan customer delight tidak hanya customer satisfaction.51 Karena data
empiris membuktikan adanya korelasi antara kepuasan yang tinggi atau benar-
benar puas (delight) yang akan loyal pada suatu produk perusahaan.
Pelanggan yang benar-benar merasa puas akan menimbulkan rasa
kesenangan atau kegembiraan, hal ini yang mendorong customer delight, sehingga
pelanggan atau konsumen akan lebih setia pada merek yang digunakan. Delight
merupakan sebuah emosi yang kompleks, merupakan kombinasi antara joy
dengan surprice. Pelanggan seperti ini mempunyai keterikatan emosi yang tinggi
dan kognitif yang positif. Sebaliknya outrage merupakan kombinasi antara
surprise dengan angry. Mereka memiliki kognitif yang negatif, dan situasi
emosional yang tinggi.52 Mereka marah karena tidak mendapatkan produk seperti
yang mereka harapkan. Dua kemungkinan lain dari kombinasi kognisi dan emosi
adalah pelanggan golongan calm dissatisfaction dan boring satisfaction.
Pelanggan golongan boring satisfaction, pelanggan ini walaupun puas tetapi
karena memiliki keterikatan emosional yang rendah maka pelanggan ini cepat
bosan. Pelanggan golongan ini menjadi tantangan pemasar untuk menarik mereka
menjadi pelanggan delight. Pelanggan golongan calm dissatisfaction adalah
51
Hutabarat, Jemly, 1997, Visi kualitas jasa “Membahagiakan pelanggan kunci sukses bisnis jasa,
Usahawan no. 5, th 26, Mei, 14–19 52
Sri Raharso (2005) pengaruh customer delight terhadap behavioral intention battery, Usahawan,
no. 05, th 34, Mei 2005 , 45-53.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
mereka yang memiliki kognisi negatif dan keterikatan emosi yang rendah.
Walaupun mereka menerima produk yang mengecewakan, mereka tidak marah.
Customer delight dapat dipahami dengan cara membuat kognitif appraisal
dalam dua level. Pertama menilai dimensi relevansi tujuan, dan tipe keterlibatan
ego. Kedua menilai volition, harapan dimasa yang akan datang, daya tanggap,
usaha-usaha untuk mengantisipasi, potensi coping, serta personalisasi. Dalam
penelitian Raharso, 2005 secara empiris mengindikasikan bahwa aspek penting
yang dapat membangun delight konsumen yaitu variabel esteem, justice dan
finishing touch.
Pelanggan yang merasa tingkat kepuasannya tinggi atau benar-benar puas
(delight) yang akan loyal terhadap perusahaan. Padahal loyalitas merupakan salah
satu indikasi sikap pelanggan yang tetap berhubungan atau berbinis dengan
perusahaan.53 Dengan demikian maka, seorang pemasar harus selalu mencipakan
kepuasan yang benar-benar (delight) diinginkan oleh konsumen, artinya kalau
konsumen atau pelanggan hanya sekedar puas tidak cukup dijadikan dasar dalam
memenangkan kompetisi dan meningkatkan penjualan. Sejalan dengan era
globalisasi, dimana teknologi tumbuh dengan pesat, persaingan semakin
kompetitif maka, kepuasan pelanggan merupakan persyaratan minimum bagi
pemain pasar, pelanggan harus didorong ke zona delight, dimana pelanggan
merasa bahagia atau gembira yang akan mengarah kepada komitmen dan
loyalitas.
53
Verma, Harsh, V., 2003, Customer Outrage and Delight, Journal of Services Research, Vol. 3
No.1, April, 119-133
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
I. Penelitian Terdahulu
Raharso (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Customer
Delight terhadap Behavioral-Intentions Battery”. Pada penelitian tersebut,
variabel customer delight adalah justice, esteem, finishing touch. Dan variabel
behavioral-Intentions Battery terdiri dari word of mouth, loyalty, respon, switch,
dan complain. Hasil penelitian ini memperlihatkan pola hubungan yang signifikan
antara customer delight terhadap behavioral-Intentions Battery. Dalam kaitannya
dengan loyalitas pelanggan (loyalty), pada penelitian ini terlihat adanya pengaruh
yang signifikan antara customer delight terhadap loyalitas pelanggan, dimana
faktor utama yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah esteem.
Nanda Mia (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kesenangan Pelanggan (Customer Delight) terhadap Loyalitas Pelanggan Pada
Supermarket Macan Yaohan Medan Mall”. Hasil penelitian ini memperlihatkan
bahwa kesenangan pelanggan (customer delight) yang terdiri dari keadilan
(justice), penghargaan (esteem), dan sentuhan akhir (finishing touch) yang
dilakukan pada Supermarket Macan Yaohan Medan Mall berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
J. Kerangka Konseptual
1. Hubungan Variabel
Pelanggan yang benar-benar merasa puas akan menimbulkan rasa
kesenangan atau kegembiraan, hal ini yang mendorong customer delight, sehingga
pelanggan atau konsumen akan lebih setia pada merek yang digunakan.
Perusahaan yang ingin eksis di era yang kompetitif dengan perkembangan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
teknologi dan memiliki komitmen pada kualitas, maka perusahaan harus dapat
menciptakan customer delight tidak hanya customer satisfaction. Pelaku usaha
atau perusahaan mempunyai peran yang cukup besar dalam mewujudkan semua
itu, tetapi tanpa dukungan service quality strategy dan marketing mix strategy
akan sulit terwujud, sehingga peran service quality strategy dan marketing mix
strategy merupakan kunci mencapai semua itu.
Service quality strategy dan marketing mix strategy mempunyai hubungan
yang sangat menentukan dalam pembentukan customer delight. Service quality
strategy merupakan salah satu variabel penentu dalam pembentukan customer
delight, begitu juga marketing mix strategy, sehingga dua variabel service quality
strategy dan marketing mix strategy sama-sama mempunyai hubungan variabel
yang dapat membentuk customer delight. Berikut adalah gambar hubungan
variabel service quality strategy, marketing mix strategy terhadap pembentukan
customer delight.
Gambar 2.1.
Hubungan Variabel
SERVICE QUALITY STRATEGY
(X1)
MARKETING MIX STRATEGY
(X2)
CUSTOMER DELIGHT (Y)
SERVICE QUALITY
STRATEGY DAN MARKETING
MIX STRATEGY
CUSTOMER DELIGHT (Y)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
2. Penetapan Variabel
Berdasarkan kerangka teori, ada banyak factor yang mempengaruhi pada
penelitian ini, tetapi tidak semua variabel dapat diamati oleh penulis hal ini
dikarenakan banyak kendala dalam pelaksanaannya, untuk itu penulis hanya akan
melakukan penelitian dan memilih tiga variabel, yaitu variabel service quality
strategy dan marketing mix strategy (variabel bebas) dan customer delight
(variabel terikat).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
3. Kerangka Proses Penelitian
Berdasarkan telaah pada pemikiran keilmuan yang terkait dan hasil-hasil
penelitian empiris terdahulu sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka
selanjutnya peneliti akan menyusun kerangka teori melalui diagram yang akan
menggambarkan alur pemikiran yang terdapat pada gambar 2.2 terlampir.
Gambar 2.2
Kerangka proses penulisan penelitian
Kajian Empiris
1. Pengaruh yang signifikan antara customer
delight terhadap loyalitas pelanggan,
dimana faktor utama yang mempengaruhi
loyalitas pelanggan adalah esteem.
2. Kesenangan pelanggan (customer delight)
yang terdiri dari keadilan (justice),
penghargaan (esteem), dan sentuhan akhir
(finishing touch) yang dilakukan pada
Supermarket Macan Yaohan Medan Mall
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
3. Berpengaruh secara positif terhadap
customer loyalty. Esteem secara signifikan
berpengaruh secara positif. Finishing
touch secara signifikan berpengaruh
secara positif terhadap customer loyalty.
Kajian Teoritis
3. Teori Service Quality Strategy
Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan
standar dan kode etik yang telah
ditetapkan.
2. Teori Marketing Mix Strategy
sekumpulan alat pemasaran yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasaran dalam pasar
sasaran.
3. Teori Customer Delight
merupakan sebuah emosi yang kompleks,
merupakan kombinasi antara joy dengan
surprice
Hipotesis
Uji Statistik
Tesis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
Kerangka proses penulisan tesis berangkat dari sebuah teori yang ada, yaitu teori
service quality strategy, marketing mix strategy dan customer delight. Teori
tersebut menjadi acuan penulis untuk melakukan penelitian ini, sehingga dalam
pelaksanaan penelitian ini menjadi terarah sesuai dengan teori yang digunakan.
Melihat hasil penelitian yang telah penulis sampaikan dalam gambar 2.2 bahwa
tidak semua teori yang digunakan dalam penelitian ini bisa sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Sehingga ini menjadi pertanyaan penulis untuk
melakukan penelitian secara langsung dan ingin menguji dan mencari kebenaran
dari teori-teori yang telah digunakan para peneliti.
Berdasarkan dari landasan teori yang ada serta membandingkan hasil
penelitian yang sudah ada, selanjutnya peneliti akan mencoba melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh service quality strategy dan marketing mix
strategy terhadap pembentukan customer delight di apotek K-24 klampis,
Surabaya.
Sebelum melakukan penelitian, maka hal-hal yang perlu disiapkan oleh
peneliti penyusunan latar belakang, mengidentifikasi masalah dan menentukan
rumusan masalah yang akan diteliti. Setelah rumusan masalah ditemukan baru
disusun hipotesis dari rumusan masalah penelitian. Selanjutnya melakukan
penelitian langsung kelapangan untuk mencari data-data yang dibutuhkan. Data
yang didapatkan kemudian dilakukan olah data statistik dengan menggunakan
berbagai macam uji, diantaranya uji asumsi klasik, uji T dan uji F. Hasil olahan
data yang telah di cetak kemudian dianalisis. Kemudian penulis menyimpulkan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
data yang sudah di analisis dan selanjutnya data yang sudah dianalisis menjadi
sebuah tesis.
K. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritik di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini antara lain:
H1 Ada pengaruh signifikan service quality strategy terhadap pembentukan
customer delight di Apotek K-24 Klampis, Surabaya.
H2 Ada pengaruh signifikan marketing mix strategy terhadap pembentukan
customer delight di Apotek K-24 Klampis, Surabaya.
H3 Ada pengaruh signifikan secara simultan antara service quality strategy dan
marketing mix strategy terhadap pembentukan customer delight di Apotek
K-24 Klampis, Surabaya.