BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf ·...

24
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Penggunaan lahan tiap daerah berbeda-beda. Perbedaan penggunaan lahan dipengaruhi oleh keadaan alam dan kebutuhan manusia yang berada di wilayah tersebut. Land Use is characterized by the arrangements, activities and inputs by people to produce, change or maintain a certain land cover type. (Di Gregorio and Jansen, dalam FAO/UNEP, 1999: 7). Penggunaan Lahan ditandai dengan pengaturan, kegiatan dan masukan oleh orang-orang untuk memproduksi, mengubah atau mempertahankan jenis tutupan lahan tertentu. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual (Arsyad, 2010: 311). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan tergantung pada kebutuhan manusia, baik itu sesuai ataupun tidak. 1. Fungsi Kawasan Fungsi kawasan terbagi menjadi empat yaitu kawasan lindung, kawasan penyangga, dan kawasan budidaya tanaman tahunan, dan kawasan budidaya tanaman semusim. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 “Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan”. Fungsi utama kawasan lindung adalah sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. (Nugraha, dkk 2006) dalam Muryono (2008: 8). Kawasan penyangga adalah kawasan yang ditetapkan untuk menopang keberadaan kawasan lindung sehingga fungsi lindungnya tetap terjaga. (Nugraha, 7

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf ·...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penggunaan lahan tiap daerah berbeda-beda. Perbedaan penggunaan lahan

dipengaruhi oleh keadaan alam dan kebutuhan manusia yang berada di wilayah

tersebut.

Land Use is characterized by the arrangements, activities and inputs by

people to produce, change or maintain a certain land cover type. (Di

Gregorio and Jansen, dalam FAO/UNEP, 1999: 7).

Penggunaan Lahan ditandai dengan pengaturan, kegiatan dan masukan

oleh orang-orang untuk memproduksi, mengubah atau mempertahankan jenis

tutupan lahan tertentu. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap

bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual (Arsyad, 2010:

311). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan

tergantung pada kebutuhan manusia, baik itu sesuai ataupun tidak.

1. Fungsi Kawasan

Fungsi kawasan terbagi menjadi empat yaitu kawasan lindung, kawasan

penyangga, dan kawasan budidaya tanaman tahunan, dan kawasan budidaya

tanaman semusim.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun

2009 “Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan

sumber daya buatan”. Fungsi utama kawasan lindung adalah sebagai perlindungan

sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.

(Nugraha, dkk 2006) dalam Muryono (2008: 8).

Kawasan penyangga adalah kawasan yang ditetapkan untuk menopang

keberadaan kawasan lindung sehingga fungsi lindungnya tetap terjaga. (Nugraha,

7

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

8

dkk 2006) dalam Muryono (2008: 8). Kawasan penyangga ini merupakan batas

antara kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber

daya manusia, dan sumber daya buatan (PP RI No. 26 tahun 2008). Kawasan

budidaya dibedakan menjadi kawasan budidaya tanaman tahunan dan kawasan

budidaya tanaman semusim.

Berdasarkan uraian Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT)

dalam Asdak (2007: 413) membagi lahan berdasarkan karakteristik fisik DAS

yang terdiri dari kemiringan lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata-rata.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi kawasan

merupakan pengklasifikasian lahan berdasarkan karakteristik fisiknya berupa

lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata-rata yang kemudian dilakukan

teknik skoring untuk mengklasifikasikan tiap satuan lahan kedalam kelompok

kawasan lindung, penyangga, budidaya tanaman tahunan atau budidaya tanaman

semusim, dimana setiap kawasan mempunyai fungsi utama yang spesifik.

Berikut ini adalah kriteria yang digunakan Balai Rehabilitasi Lahan dan

Konservasi Tanah (RLKT) Departemen Kehutanan menurut SK Menteri Pertanian

No. 837/Kpts/Um/11/1980 untuk menentukan status kawasan berdasarkan

fungsinya :

a. Kawasan Fungsi Lindung

Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya sama dengan

atau lebih besar dari 175, atau memenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagai

berikut :

1) Mempunyai kemiringan lereng lebih > 45 %

2) Merupakan kawasan yang mempunyai jenis tanah sangat peka terhadap

erosi (regosol, lotisol, organosol,dan renzina) dan mempunyai kemiringan

lereng > 15%

3) Merupakan jalur pengaman aliran sungai sekurang-kurangnya 100 meter

di kanan kiri alur sungai

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

9

4) Merupakan pelindung mata air, yaitu 200 meter dari pusat mata air.

5) Berada pada ketinggian lebih atau sama dengan 2.000 meter diatas

permukaan laut.

Guna kepentingan khusus dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan

lindung. Dalam menetapkan kawasan lindung selain ditetapkan berdasarkan

karakteristik lahannya, dapat juga ditetapkan berdasarkan nilai kepentingan obyek,

dimana setiap orang dilarang melakukan penebangan hutan dan mengganggu serta

merubah fungsinya sampai pada radius atau jarak yang telah ditentukan. Kawasan

lindung yang ditetapkan berdasarkan keadaan tersebut di atas disebut sebagai

kawasan lindung setempat. Kawasan lindung setempat yang dimaksud adalah :

1) Sempadan Sungai yaitu kawasan sepanjang kanan kiri sungai termasuk

sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Berdasarkan Keputusan

Presiden No. 32 Tahun 1990 ditetapkan bahwa sempadan sungai sekurang-

kurangnya 100 meter di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri

anak sungai yang berada di luar permukiman. Untuk sungai di kawasan

permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk

dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15 meter.

2) Kawasan sekitar mata air yaitu kawasan disekeliling mata air yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi utama

air. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/1980

ditetapkan bahwa pelindung mata air ditetapkan sekurang-kurangnya dengan

jari-jari 200 meter di sekeliling mata air.

3) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yaitu tempat serta ruang

disekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan

dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai nilai tinggi untuk

pengembangan ilmu pengetahuan. (Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990).

Tujuan perlindungan kawasan ini adalah untuk melindungi budaya kekayaan

budaya bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeolog dan monumen

nasional dan keanekaragaman bentukan geologi yang berguma untuk

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

10

mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang

disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia.

b. Kawasan Fungsi Penyangga

Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya antara 125 -

174 serta memenuhi kriteria umum sebagai berikut:

1) Keadaan fisik satuan lahan memungkinkan untuk dilakukan budidaya.

2) Lokasinya secara ekonomis mudah dikembangkan sebagai kawasan

penyangga.

3) Tidak merugikan segi-segi ekologi atau lingkungan hidup apabila

dikembangkan sebagai kawasan penyangga.

c. Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Tahunan

Satuan lahan dengan jumlah skor ketiga karakteristik fisiknya < 124 serta

sesuai untuk dikembangkan usaha tani tanaman tahunan. Selain itu areal tersebut

harus memenuhi kriteria umum untuk kawasan penyangga.

d. Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Semusim dan Permukiman

Satuan lahan dengan kriteria seperti dalam penetapan kawasan budidaya

tanaman tahunan serta terletak di tanah milik, tanah adat dan tanah negara yang

seharusnya dikembangkan usaha tani tanaman semusim. Selain memenuhi kreteria

tersebut diatas, untuk kawasan permukiman harus berada pada lahan yang

memiliki lereng mikro tidak lebih dari 8%.

2. Kemampuan Lahan

Klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan kedalam

satuan-satuan khusus menurut kemampuannya untuk penggunaan intensif dan

perlakuan yang diperlukan untuk dapat digunakan secara terus menerus (Soil

Society of America, 1982 dalam Sitorus, 2004: 67). Menurut Arsyad (2010: 315)

Klasifikasi Kemampuan Lahan (Land Capability Classification) adalah penilaian

lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya ke

dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan potensi dan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

11

penghambat dalam penggunaannya secara lestari. Dari dua pengertian diatas dapat

disimpulkan klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokan lahan

berdasarkan kemampuan dan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat

untuk penggunaan secara intensif dan lestari.

Klasifikasi kemampuan lahan dikategorikan menjadi tiga kategori menurut

intensitas faktor penghambat,yaitu kelas, sub-kelas, dan unit pengelolaan. Sub-

kelas menunjukkan jenis faktor penghambat yang terdapat didalam kelas,

sedangkan unit pengelolaan yaitu merupakan pengelompokan tanah yang memiliki

respon yang sama terhadap sistem pengelolaan tertentu. (Sitorus, 2004: 69).

a. Kategori Kelas

Kelas merupakan tingkat yang tertinggi dan bersifat luas dalam struktur

klasifikasi. Penggolongan kedalam kelas didasarkan atas intensitas faktor-faktor

penghambat yang permanen atau sulit diubah (Sitorus, 2004: 69). Dalam Arsyad

(2010: 324 - 329) Kelas kemampuan lahan dikategorikan dalam 8 kelas

kemampuan lahan, yaitu :

1) Kelas I

Lahan kelas kemampuan I mempunyai sedikit hambatan yang membatasi

penggunaannya, sehinggan lahan kelas I dapat digunakan untuk berbagai

penggunaan lahan. Tanah-tanah dalam kelas kemampuan I mempunyai salah satu

atau kombinasi sifat dan kualitas sebagai berikut :

a) Terletak pada topografi datar (kemiringan lereng ≤ 3%)

b) Kepekaan erosi sangat rendah sampai rendah

c) Tidak mengalami erosi

d) Mempunyai kedalaman efektif yang dalam

e) Umumnya berdrainase baik

f) Mudah diolah

g) Kapasitas menahan air baik

h) Subur atau responsif terhadap pemupukan

i) Tidak terancam banjir

j) Di bawah iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman

umumnya. (Arsyad, 2010: 324)

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

12

2) Kelas II

Tanah-tanah dalam kelas kemampuan II memiliki beberapa hambatan atau

ancaaman kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya atau

mengakibatkannya memerlukan tindakan konservasi yang sedang. Hambatan atau

ancaman kerusakan pada kelas II adalah salah satu atau kombinasi dari faktor

berikut :

a) Lereng yang landau atau berombak (> 3% - 8 %)

b) Kepekaan erosi atau tingkat erosi sedang

c) Kedalaman efektif sedang

d) Struktur tanah dan daya olah agak kurang baik

e) Salinitas sedikit sampai sedang atau terdapat garam natrium yang mudah

dihilangkan akan tetapi besar kemungkinan timbul kembali

f) Kadang-kadang terkena banjir yang merusak

g) Kelebihan air dapat diperbaiki dengan drainase, akan tetapi tetap ada

sebagai pembatas yang sedang tingkatannya

h) Keadaan iklim agak kurang sesuai bagi tanaman dan pengelolaan (Arsyad,

2010: 325)

3) Kelas III

Tanah-tanah dalam lahan kelas III mempunyai hambatan yang berat yang

mengurangi pilihan penggunaan lahan atau memerlukan tindakan konservasi

khusus atau keduanya. Hambatan atau ancaman kerusaakan mungkin disebabkan

oleh salah satu dari beberapa hal berikut :

a) Lereng yang agak miring atau bergelombang (> 8 – 15%)

b) Kepekaan terhadap erosi agak tinggi sampai tinggi atau telah mengalami

erosi sedang

c) Selama satu bulan setiap tahun dilanda banjir selama waktu lebih dari 24

jam

d) Lapisan bawah tanah yang berpermeabilitas agak cepat

e) Kedalamannya dangkal terhadap batuan, lapisan padas keras(hardpan),

lapisan rapuh(fragipan), atau lapisan liat padat(claypan) yang membatasi

perakaran dan kapasitas simpanan air

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

13

f) Terlalu basaah atau masih terus jenuh air setelah didrainase

g) Kapasitas menahan air rendah

h) Salinitas atau kandungan natrium sedang

i) Kerikil atau batuan dipermukaan tanah sedang

j) Hambatan iklim yang agak kasar (Arsyad, 2010: 326)

4) Kelas IV

Hambatan dan ancaman kerusakan pada tanah-tanah didalam lahan kelas

IV lebih besar daripada tanah-tanah didalam kelas III, dan pilihan tanaman juga

lebih terbatas. Hambatan atau ancaman kerusakan tanah-tanah didalam kelas IV

disebabkan oleh salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut :

a) Lereng yang miring atau berbukit (> 15% - 30%)

b) Kepekaan erosi yang sangat tinggi

c) Pengaruh bekas erosi agak berat yang telah terjadi

d) Tanahnya dangkal

e) Kapasitas menahan air yang rendah

f) Selama 2 sampai 5 bulan dalam setahun dilanda banjir yang lamanya lebih

dari 24 jam

g) Kelebihan air bebas dan ancaman penjenuhan atau penggenangan terus

terjadi setelah didrainase (drainase buruk)

h) Terdapat banyak kerikil atau batuan di permukaan tanah

i) Salinitas atau kandungan natrium yang tinggi (pengaruhnya hebat)

j) Keadaan iklim yang kurang menguntungkan (Arsyad, 2010: 327)

5) Kelas V

Tanah-tanah didalam lahan kelas V tidak terancam erosi akan tetai

mempunyai hambatan lain yang tidak praktis untuk dihilangkan yang membatasi

pilihan penggunaannya sehingga hanya sesuai untuk tanaman rumput, padang

penggembalaan, hutan produksi atau hutan lindung, dan cagar alam. Contoh tanah

kelas V adalah :

a) Tanah-tanah yang sering dilanda banjir sehingga sulit digunakan untuk

penanaman tanaman semusim secara normal

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

14

b) Tanah-tanah datar yang berada dibawah iklim yang tidak memungkinkan

produksi secara normal

c) Tanah datar atau hampir datar yang > 90 % permukaannya tertutup batuan

atau kerikil

d) Tanah-tanah tergenang yang tidak layak didrainase untuk tanaman

semusim tetapi dapat ditumbuhi rumput atau pohon-pohonan (Arsyad,

2010: 327 - 328)

6) Kelas VI

Tanah-tanah dalam kelas VI mempunyai hambatan yang berat yang

menyebabkan tanah-tanah ini tidak sesuai untuk penggunaan pertanian.

Penggunaannya terbatas untuk tanaman rumput,atau padang penggembalaan,

hutan produksi, hutan lindung atau cagar alam. Tanah-tanah dalam kelas VI

mempunyai pembatas atau ancaman kerusaakan yang tidak dapat dihilangkan,

berupa salah satu atau kombinasi faktor-faktor berikut :

a) Terletak pada lereng agak curam (> 30% - 45%)

b) Telah tererosi berat

c) Kedalaman tanah sangat dangkal

d) Mengandung garam larut atau natrium (berpengaruh hebat)

e) Daerah perakaran sangat dangkal

f) Iklim tidak sesuai (Arsyad, 2010: 328)

7) Kelas VII

Lahan kelas VII tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Jika digunakan

untuk padang rumput atau hutan produksi harus dilakukan dengan usaha

pencegahan erosi yang berat. Tanah-tanah kelas VII mempunyai beberapa

hambatan atau ancaman kerusakan yang berat dan tidak dapat dihilangkan seperti :

a) Terletak pada lereng yang curam (> 45% - 65%)

b) Telah tererosi sangat berat berupa erosi parit yang sulit diperbaiki

(Arsyad, 2010: 329)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

15

8) Kelas VIII

Lahan kelas VIII tidak sesuai untuk budidaya pertanian, tetapi lebih sesuai

untuk dibiarkan dalam keadaan alami. Lahan kelas VIII bermanfaat sebagai hutan

lindung, tempat rekreasi, atau cagar alam. Pembatasaan atau ancaman kerusakan

pada kelas VIII dapat berupa :

a) Terletak pada lereng yang sangat curam (> 65 %)

b) Berbatu kerikil (lebih dari 90% volume tanah terdiri dari batu atau kerikil

atau lebih dari 90% permukaan tanah tertutup batuan)

c) Kapasitas menahan air sangat rendah (Arsyad, 2010: 329)

b. Kategori Sub-kelas

Sub-kelas adalah pengelompokan unit kemampuan lahan yang mempunyai

jenis hambatan atau ancaman dominan yang sama jika digunakan untuk pertanian

(Arsyad, 2010: 330). Terdapat beberapa jenis hambatan atau ancaman yang

dikenal pada sub-kelas yaitu :

Sub-kelas e : menunjukan ancaman erosi yang diketahui dari kecuraman lereng

dan kepekaan erosi tanah

Sub-kelas w : menunjukan hambatan yang disebabkan oleh drainase buruk,

kelebihan air, atau banjir yang merusak tanaman

Sub-kelas s : menunjukan hambatan daerah perakaran seperti :

a. Kedalaman tanah terhadap batu atau lapisan yang

menghambat perkembangan akar

b. Adanya batuan dipermukaan lahan

c. Kapasitas menahan air yang rendah

d. Sifat-sifat kimia yang sulit diperbaiki

Sub-kelas c : menunjukkan adanya factor iklim (temperature dan curah hujan)

menjadi pembatas penggunana lahan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

16

c. Kategori Unit Pengelolaan

Satuan kemampuan adalah pengelompokan lahan yang sama atau hampir

sama kesesuaiannya bagi tanaman dan memerlukan pengelolaan yang sama atau

memberi tanggapan yang sama terhadap masukan pengelolaan atau perlakuan

yang diberikan (Arsyad, 2010: 331)

Berikut parameter yang digunakan dalam menentukan kemampuan lahan

di setiap lahan menurut Arsyad (2010: 336) :

1) Kecuraman Lereng (l)

Kecuraman lereng dikelompokkan sebagai berikut :

l0 = (A) = 0 ≤ 3% : Datar

l1 = (B) = 3 – 8% : Landai atau berombak

l2 = (C) = 8 – 15% : Agak miring atau bergelombang

l3 = (D) = 15 – 30% : Miring atau berbukit

l4 = (E) = 30 – 45% : Agak curam atau bergunung

l5 = (F) = 45 – 65% : Curam

l6 = (G) = > 65% : Sangat curam

2) Erosi (e)

Kerusakan erosi dikelompokkan menjadi sebagai berikut :

e0 = Tidak ada erosi

e1 = Ringan : < 25% lapisan atas hilang

e2 = Sedang : 25 – 75% lapisan atas hilang

e3 = Agak berat : > 75% lapisan atas – 25% lapisan bawah hilang

e4 = Berat : > 25% lapisan bawah hilang

e5 = Sangat berat : Erosi parit

3) Kedalaman Tanah (k)

Kedalaman efektif tanah diklasifikasikan sebagai berikut :

k0 = > 90cm : Dalam

k1 = 90 – 50cm : Sedang

k2 = 50 – 25cm : Dangkal

k3 = < 25cm : Sangat dangkal

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

17

4) Tekstur Tanah (t)

Untuk penentuan klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan tanah

dikelompokkan sebagai berikut :

t1 = Halus : Liat, liat berpasir, liat berdebu

t2 = Agak halus : Lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat

berdebu

t3 = Sedang : Lempung, lempung berdebu, debu

t4 = Agak kasar : Lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung

berpasir sangat halus

t5 = Kasar : Pasir, pasir berlempung

5) Permeabilitas (p)

Permeabilitas tanah dikelompokkan sebagai berikut :

p1 = Lambat : < 0,5 cm

p2 = Agak lambat : 0,5 – 2,0 cm

p3 = Sedang : 2,0 – 6,25 cm

p4 = Agak cepat : 6,25 – 12,5 cm

p5 = Cepat : > 12,5 cm

6) Drainase (d)

Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut :

d0 = Berlebihan : Air lebih segera keluar dari tanah dan sangat

sedikit air yang ditahan oleh tanah sehingga

tanaman akan segera mengalami kerusakan.

d1 = Baik : Tanah mempunyai peredaran udara baik. Profil

tanah dari atas ke bawah (150 cm) berwarna terang

yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak

kuning, coklat, atau kelabu.

d2 = Agak baik : Tanah memiliki peredaran udara baik di perakaran.

Tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning,

coklat, atau kelabu pada lapisan atas dan bagian

atas lapisan bawah (sampai sekitar 60 cm dari

permukaan tanah)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

18

d3 = Agak buruk : Lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara

baik. Tidak terdapat bercak-bercak berwarna

kuning, kelabu, atau coklat. Bercak-bercak

ditemukan pada seluruh lapisan bagian bawah

(sekitar 40 cm dari permukaan tanah)

d4 = Buruk : Bagian bawah lapisan atas (dekat permukaan

terdapat warna atau bercak-bercak berwarna

kelabu, coklat dan kekuningan.

d5 = Sangat buruk : Seluruh lapisan sampai permukaan tanah

berwarna kelabu dan tanah lapisan bawah

berwarna kelabu atau terdapat bercak-

bercak kebiruan, atau terdapat air yang

menggenang di permukaan tanah dalam

waktu yang lama sehingga menghambat

pertumbuhan tanaman.

7) Faktor-faktor Khusus

Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah batu-batuan, dan

bahaya banjir.

a) Kerikil

Kerikil adalah bahan kasar berdiameter lebih besar dari 12 mm - 7,5 cm.

Kerikil didalam lapisan 20 cm permukaan tanah dikelompokkan sebagai

berikut :

b0 = Tidak ada/ sedikit : 0 – 15% volume tanah

b1 = Sedang : 15 – 50% volume tanah

b2 = Banyak : 50 – 90% volume tanah

b3 = Sangat banyak : > 90% volume tanah

b) Batuan kecil

Batuan kecil adalah bahan kasar berdiameter 7,5cm – 25cm. Banyaknya

batuan kecil dikelompokkan sebagai berikut :

b0 = Tidak ada/ sedikit : 0 – 15% volume tanah

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

19

b1 = Sedang : 15 – 50% volume tanah : Pengolahan agak

sulit

b2 = Banyak : 50 – 90% volume tanah : Pengolahan

sangat sulit

b3 = Sangat banyak : > 90% volume tanah : Pengolahan tidak

mungkin

dilakukan

c) Batuan lepas

Batuan lepas adalah batuan yang tersebar diatas permukaan tanah dan

berdiameter > 25 cm atau bersumbu > 40 cm. Penyebaran batuan lepas

diatas permukaan tanah dikelompokkan sebagai berikut :

b0 = Tidak ada

b1 = Sedikit

b2 = Sedang

b3 = Banyak

b4 = Sangat banyak

d) Batuan tersingkap

Penyebaran batuan tersingkap dikelompokkan sebagai berikut :

b0 = Tidak ada : < 2% permukaan tanah tertutup

b1 = Sedikit : 2 – 10% permukaan tanah tertutup,

pengolahan tanah dan penanaman agak

terganggu

b2 = Sedang : 10 – 50% permukaan tanah tertutup,

pengolahan tanah dan penanaman

terganggu

b3 = Banyak : 50 – 90% permukaan tanah tertutup,

pengolahan tanah dan penanaman sangat

terganggu

b4 = Sangat banyak : >90% permukaan tanah tertutup, tanah

sama sekali tidak dapat digarap.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

20

e) Ancaman banjir/genangan

Ancaman banjir atau penggenangan air dikelompokkan sebagai berikut :

o0 = Tidak pernah : dalam periode satu tahun tanah tidak

pernah tertutup banjir untuk waktu lebih

dari 24 jam.

o1 = kadang-kadang : banjir yang menutupi tanah lebih dari 24

jam terjadinya tidak teratur dalam periode

kurang dari satu bulan.

o2 = selama waktu satu bulan dalam setahun tanah secara teratur

tertutup banjir untuk jangka waktu lebih dari 24 jam.

o3 = selama waktu 2-5 bulan dalam setahun, secara teratur selalu

dilanda banjir lamanya lebih dari 24 jam.

o4 = selama waktu enam bulan atau lebih tanah selalu dilanda banjir

secara teratur yang lamanya lebih dari 24 jam.

3. Konservasi Lahan

Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang

terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian

mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have),

namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt

yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep

konservasi. Dalam pidatonya Theodore Roosevelt mengatakan

"Conservation means development as much as it does protection. I recognize the

right and duty of this generation to develop and use the natural resources of our

land but I do not recognize the right to waste them, or to rob, by wasteful use, the

generations that come after us... Moreover, I believe that the natural resources

must be used for the benefit of all our people, and not monopolized for the benefit

of the few... Of all the questions which can come before this nation, short of the

actual preservation of its existence in a great war, there is none which compares

in importance with the great central task of leaving this land even a better land

for our descendants than it is for us, and training them into a better race to

inhabit the land and pass it on. Conservation is a great moral issue, for it

involves the patriotic duty of insuring the safety and continuance of the nation."

(Osawatomie, Kansas: 1910)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

21

Konservasi berarti pembangunan seperti halnya perlindungan. Aku

mengakui hak dan kewajiban dari generasi ini untuk mengembangkan dan

menggunakan sumber daya alam dari tanah kami tapi saya tidak mengakui hak

menyia-nyiakan mereka, atau untuk merampas, dengan boros menggunakannya.

generasi akan datang setelah kami ... Selain itu, saya percaya bahwa sumber daya

alam harus digunakan untuk kepentingan semua rakyat kita, dan tidak

memonopoli untuk kepentingan beberapa ... dari semua pertanyaan yang bisa

datang sebelum bangsa ini, kekurangan pelestarian yang sebenarnya

keberadaannya dalam masalah besar, tidak ada yang membandingkan pentingnya

dengan tugas besar menyisakan tanah ini untuk lahan yang lebih baik untuk anak

cucu kita daripada bagi kita, dan melatih mereka menjadi ras yang lebih baik

dalam mengelola tanah dan menyebarkannya. Konservasi adalah masalah moral

yang besar, untuk itu melibatkan tugas patriotik mengasuransikan keselamatan dan

kelangsungan bangsa.

Konservasi tanah adalah penempatan setiap bidang tanah pada cara

penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan

memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi

kerusakan tanah. (Arsyad, 2010: 51). Salah satu tujuan konservasi tanah adalah

meminimumkan erosi pada suatu lahan. Laju erosi yang masih lebih besar dari

erosi yang dapat ditoleransikan bisa menjadi masalah yang bila tidak

ditanggulangi akan menjebak petani kembali ke dalam siklus yang saling

memiskinkan. Tindakan konservasi tanah merupakan cara untuk melestarikan

sumberdaya alam. Konservasi tanah tidak berarti penundaan pemanfaatan tanah,

tetapi menyesuaikan macam penggunaannya dengan sifat-sifat atau kemampuan

tanah dan memberikan perlakuan dengan syarat-syarat yang diperlukan. Secara

garis besar metode konservasi tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan

utama, yaitu :

(1) secara agronomis atau vegetatif,

(2) secara mekanik dan

(3) secara kimia (Suripin, 2004: 101).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

22

Konservasi tanah secara vegetatif adalah penggunaan tanaman atau

tumbuhan dan sisa tanaman dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat

mengurangi laju erosi dengan cara mengurangi daya rusak hujan yang jatuh dan

jumlah daya rusak aliran permukaan. Konservasi tanah secara mekanik adalah

konsevasi yang berkonsentrasi pada penyiapan tanah supaya dapat ditumbuhi

vegetasi yang lebat, dan cara mamanipulasi topografi mikro untuk mengendalikan

aliran air dan angin (Suripin, 2004: 101).

Tabel 2.1 Rekomendasi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah dalam setiap

Fungsi Kawasan Lahan

Fungsi Kawasan

Lahan

Alternatif Kegiatan

Vegetatif Mekanik

Kawasan Lindung - Reboisasi

- Hutan Rakyat

- Perlindungan sungai,

mata air, jurang, dll.

- DAM pengendali/

penahan

- Trucuk (drop structure)

Kawasan Penyangga - Reboisasi

- Hutan Campuran

- Hutan Rakyat

- Perkebunan pohon

penyekat api

- DAM pengendali/

penahan

- Trucuk (drop structure)

- Teras

- Saluran air drainase

Kawasan Budidaya

Tanaman Tahunan

- Reboisasi

- Perkebunan

- Hutan Rakyat

- Agroforestry

- DAM pengendali/

penahan

- Trucuk (drop structure)

- Teras

- Saluran pembuangan

Kawasan Budidaya

Tanaman Musiman

- Tanaman dalam jalur

- Tanaman dalam kontur

- Tanaman campuran

- DAM pengendali/

penahan

- Trucuk (drop structure)

- Teras

- Saluran pembuangan

Sumber : Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah dalam Asdak (2007:

419)

Beberapa bentuk kegiatan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Reboisasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan

menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

23

maupun biologi baik secara alami maupun oleh ulah manusia. Reboisasi

merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi aliran permukaan,

terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk

mengatur banjir. Tanaman yang digunakan biasanya tanaman yang bisa

mencegah erosi, baik secara habitus maupun umur, juga diutamakan

tanaman keras yang bernilai ekonomis, baik kayunya maupun hasil

samping lainnya, misalnya getah, akar dan minyak. Dalam kaitannya

dengan usaha konservasi, tanaman yang dipilih hendaknya mempunyai

persyaratan sebagai berikut :

1) Mempunyai sistem perakaran yang kuat, dalam dan luas, sehingga

membentuk jaringan akar rapat.

2) Pertumbuhannya cepat, sehingga mampu menutup tanah dalam

waktu singkat.

3) Mempunyai nilai ekonomis, baik kayunya maupun hasil sampingnya.

4) Dapat memperbaiki kualitas/kesuburan tanah (Suripin, 2004: 113 -

114)

b. Perlindungan sungai yaitu penanaman tanaman secara tetap berbentuk jalur

hijau di sepanjang tepi kanan kiri sungai dengan memilih jenis tanaman

yang memenuhi syarat untuk tujuan perlindungan, yaitu tanaman yang

mempunyai perakaran yang banyak dan kuat. Penanaman tanaman

perlindungan ini dapat juga diterapkan untuk perlindungan mataair, danau,

waduk, tebing jurang, lahan gambut dan daerah resapan air.

c. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas lahan milik rakyat, baik

petani secara perseorangan, maupun bersama-sama atau badan hukum.

(Sumedi, 2006: 61)

d. Wanatani (agroforestry) adalah setiap sistem penggunaan tanah yang

menyediakan baik bahan bakar maupun hasil tanaman pohonan dan semak

atau memberikan kenyamanan lingkungan yang disebabkan oleh tanaman

pohon-pohonan dan semak-semak (Huxley dalam Arsyad, 2010: 295).

e. Perkebunan yaitu lahan yang ditanamai berbagai jenis tanaman tahunan

dan tanaman keras lainnya yang menghasilkan buah-buahan.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

24

f. Dam pengendali adalah bendungan kecil yang dapat menampung air (tidak

lolos air) dengan konstruksi urugan tanah dengan lapisan kedap air atau

konstruksi beton (tipe busur) untuk pengendalian erosi dan aliran

permukaan dan dibuat pada alur jurang/sungai kecil dengan tinggi

maksimum 8 meter ( Peraturan Menteri Kehutanan No 03 Tahun 2004).

g. Pengendali jurang (gully plug) adalah bendungan kecil yang lolos air yang

dibuat pada parit-parit melintang alur parit dengan konstruksi batu, kayu,

atau bambu ( Peraturan Menteri Kehutanan No 03 Tahun 2004).

h. Bronjong batu adalah bangunan pengawet tanah berupa kawat bronjong

yang diisi dengan batu atau beton yang dipasang pada tebing sungai

terutama pada alur yang berbentuk kelokan. Bangunan ini berfungsi

sebagai penahan tebing sungai dari daya gerus aliran air sungai.

i. Saluran pembuangan air adalah jalan khusus yang dibuat untuk

menghindari terkonsentrasinya aliran permukaan di sembarang tempat,

yang akan membahayakan dan merusak tanah yang dilewatinya. (Suripin,

2004: 120)

j. Saluran pengelak adalah suatu cara konservasi tanah dengan membuat

semacam parit atau saluran memotong arah lereng dengan kemiringan

yang kecil sehingga kecepatan air tidak lebih dari 0,5 m/detik. Saluran

pengelak biasanya dibuat pada tanah yang berlereng panjang dan seragam

yang permeabilitasnya rendah (Arsyad, 2010: 184). Dalam Bahasa Inggris

saluran pengelak disebut diversion ditch, diversion channels, atau

diversion terrace.

k. Teras bangku atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dan

meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak

tangga atau bangku yang dipisahkan oleh talud (Suripin, 2004: 118).

l. Teras guludan adalah bentuk konservasi tanah dengan membuat guludan

yaitu tumpukan tanah (galengan) yang dibuat memanjang memotong

kemiringan lahan. Fungsi guludan ini adalah untuk menghambat aliran

permukaan, menyimpan air di bagian atasnya dan untuk memotong

panjang lereng. Tinggi tumpukan tanah berkisar antara 25-30 cm dengan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

25

lebar dasar 25cm - 30cm (Suripin, 2004: 116). Pada lahan yang berlereng

curam atau lahan yang peka terhadap erosi dapat digunakan guludan

bersaluran. Pada sistem guludan bersaluran, di sebelah atas guludan dibuat

saluran memanjang mengikuti guludan. Teras bangku dapat dilakukan

pada lahan yang mempunyai kemiringan sekitar 20 - 30 %. Pada lahan-

lahan yang mempunyai kemiringan sekitar 2 % dan mempunyai curah

hujan yang relatif rendah serta permeabilitas tanahnya tinggi dapat di buat

teras datar atau (level terrace). Fungsi teras ini adalah supaya air dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin bagi keperluan tanaman.

B. Penelitian yang Relevan

1) Penelitian yang dilakukan oleh Muryono (2007)

Muryono melakukan penelitian dengan judul “Arahan Fungsi Pemanfaatan

Lahan Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten

Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah Tahun 2007”. Adapun tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk mengetahui fungsi kawasan lahan DAS Samin,

mengetahui penggunaan lahan aktual DAS Samin yang tidak sesuai dengan

fungsi kawasan lahan, dan menentukan arahan fungsi pemanfaatan lahan DAS

Samin.

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode survai dengan hasil

penelitian sebagai berikut :

1) Luas dan penggunaan lahan DAS Samin Tahun 2007.

2) Fungsi kawasan DAS Samin.

3) Kesesuaian Fungsi kawasan dengan penggunaan lahan DAS Samin.

4) Arahan pemanfaatan lahan DAS Samin Tahun 2007.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Miftakul Hidayat (2012)

Miftakul Hidayat melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kesesuaian

Fungsi Kawasan dan Konservasi Lahan DAS Walikan Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri Tahun 2012”. Adapun tujuan dari

penelitian tersebut adalah untuk mengetahui luas dan persebaran penggunaan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

26

lahan, mengetahui fungsi kawasan lahan, mengetahui kesesuaian antara fungsi

kawasan lahan dengan penggunaan lahan yang terdapat dan mengetahui

arahan konservasi yang sesuai untuk DAS Walikan Tahun 2012.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis spasial dengan hasil

penelitian sebagai berikut :

1) Luas dan persebaran penggunaan lahan DAS Walikan.

2) Fungsi kawasan lahan DAS Walikan terdiri dari fungsi kawasan lindung,

fungsi kawasan penyangga, fungsi kawasan budidaya tanaman semusim

dan permukiman, serta fungsi kawasan budidaya tanaman tahunan.

3) Kesesuaian fungsi kawasan dengan penggunaan lahan.

4) Arahan konservasi vegetatif dan mekanik

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

26

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan

Peneliti Muryono (2007) Miftakhul Hidayat (2007) Bayu Prasetyo Aditomo(2016)

Judul Arahan Fungsi Pemanfaatan Lahan

Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

Propinsi Jawa Tengah Tahun 2007

Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan

dan Konservasi Lahan DAS Walikan

Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Wonogiri Tahun 2012

Kesesuaian Penggunaan Lahan

dengan Fungsi Kawasan dan

Kemampuan Lahan untuk Arahan

Konservasi Tanah Daerah Aliran

Sungai Juwet Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2014

Tujuan Menentukan fungsi kawasan lahan,

Mengetahui penggunaan lahan aktual

yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan

lahan, Menentukan arahan fungsi

pemanfaatan lahan.

untuk mengetahui luas dan persebaran

penggunaan lahan, mengetahui fungsi

kawasan lahan, mengetahui kesesuaian

antara fungsi kawasan lahan dengan

penggunaan lahan yang terdapat dan

mengetahui arahan konservasi yang

sesuai untuk DAS Walikan Tahun 2012

Mengetahui penggunaan lahan

,Mengetahui fungsi kawasan dan

kemampuan lahan, Mengetahui

kesesuaian penggunaan lahan dengan

fungsi kawasan dan kemampuan

lahan, Mengetahui arahan konservasi

tanah yang sesuai dengan fungsi

kawasan dan kemampuan lahannya.

Metode Dokumentasi dan survay analisis spasial Deskriptif Spasial

27

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

27

Hasil Fungsi kawasan lahan terdiri dari fungsi

kawasan lindung luasnya 3.254,21 ha

(10,05%), fungsi kawasan lindung

setempat 10.826,60 ha (33,44%), fungsi

kawasan penyangga 1.629,93 ha (5,03%),

fungsi kawasan budidaya tanaman

tahunan 1.636,64 ha (5,05%), fungsi

kawasan budidaya tanaman semusim dan

permukiman 15.031,40 ha (46,42%).

Arahan fungsi pemanfaatan lahan pada

kawasan lindung berupa reboisasi dan

pembuatan sumbat jurang dan dam

pengendali, pada kawasan lindung

setempat berupa penanaman tanaman

perlindungan sungai dan mataair serta dan

pembuatan bronjong batu, pada kawasan

penyangga diarahkan ke dalam sistem

wanatani (agroforestry) dam pembuatan

dam pengendali dan saluran pembuangan

air, pada kawasan budidaya tanaman

tahunan diarahkan pada penanaman

tanaman perkebunan dan pembuatan teras

bangku dan saluran pengelak (diversion

terrace).

Luas dan persebaran penggunaan lahan

DAS Walikan, Fungsi kawasan lahan

DAS Walikan terdiri dari fungsi

kawasan lindung, fungsi kawasan,

fungsi kawasan budidaya tanaman

semusim dan permukiman, fungsi

kawasan budidaya tanaman tahunan,

Kesesuaian fungsi kawasan kawasan

dengan penggunaan lahan, Arahan

konservasi vegetatif dan mekanik

DAS Juwet memiliki 3 penggunaan

lahan yaitu tegalan, sawah, dan

permukiman yang luas masing-

masing 2250,73 Ha, 541,44 Ha, dan

1312,77 Ha. DAS Juwet memiliki 4

fungsi kawasan yaitu kawasan

lindung, kawasan penyangga,

kawasan budidaya tanaman tahunan,

dan kawasan budidaya tanaman

semusim dan permukiman yang

memiliki luas masing-masing 778,73

Ha, 891,97 Ha, 343,45 Ha, dan

345,39 Ha. DAS Juwet memiliki 6

kelas kemampuan lahan yaitu kelas II

, kelas III, kelas IV, kelas V, kelas

VII, dan kelas VIII yang masing-

masing seluas 65,98 Ha, 396,76 Ha,

1186, 76 Ha, 387,65 Ha, 292,75 Ha,

dan 29,64 Ha. Fungsi kawasan yang

tidak sesuai seluas 1670,70 Ha.

Kemampuan Lahan yang tidak sesuai

seluas 1359,55 Ha. Dari 58 satuan

lahan ada 46 satuan lahan yang

memerlukan upaya konservasi.

28

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

29

C. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan penduduk akan terus meningkat seiring dengan berjalannya

waktu. Dengan meningkatnya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan

penduduk akan lahan pertanian untuk meningkatkan kebutuhan hidupnya. Tak

terkecuali dengan wilayah Daerah Aliran Sungai Juwet yang berada di Kabupaten

Gunungkidul. Selain masalah perkembangan penduduk tersebut masih ada pula

masalah lain yang mungkin menjadi akibat dari penggunaan lahan yang tidak

sesuai dengan fungsi kawasannya. Hal itu adalah bencana longsor yang terjadi di

wilayah tersebut yang cukup banyak tiap tahunnya apalagi dari tahun 2009 sampai

tahun 2011 yang menunjukkan perbedaan angka yang begitu mencolok. Oleh

karena itu upaya konservasi perlu dilakukan.

Langkah yang pertama dilakukan adalah menganalisis mengenai fungsi

kawasan daerah tersebut dan dikaitkan dengan kemampuan lahan yang kemudian

di bandingkan dengan penggunaan lahan yang ada apakah sudah sesuai atau

belum. Hal ini dilakukan karena untuk menentukan arahan konservasi yang akan

dilakukan perlu dilakukan evaluasi antara penggunaan lahan aktual dengan

penggunaan lahan yang seharusnya diusahakan pada masing-masing fungsi

kawasan dan kemampuan lahan. Selanjutnya lahan yang penggunaan lahan

aktualnya tidak cocok, perlu diarahkan penggunaannya dengan menerapkan

tindakan arahan fungsi pemanfaatan lahan yang telah ditentukan untuk masing-

masing kawasan lahan, baik secara vegetatif maupun secara mekanik.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir

kerangka pemikiran berikut ini :

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustakaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K5409010_bab2.pdf · LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... Kelas V Tanah-tanah didalam ... Tanah datar

29

Evaluasi Fungsi Kawasan

Kriteria arahan konservasi lahan

Kesesuaian fungsi kawasan

dengan penggunaan lahan

Penggalian bahan galian c

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Degradasi Lingkungan

Arahan pemanfaatan

penggunaan lahan

Evaluasi Kemampuan lahan

Kesesuaian kemampuan lahan

dengan penggunaan lahan

Arahan penggunaan lahan Arahan penggunaan lahan

Bencana Longsor Perubahan penggunaan lahan

perumahan

30