BAB II Tanpa Halaman

download BAB II Tanpa Halaman

of 32

Transcript of BAB II Tanpa Halaman

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    1/32

    BAB 2

    Tinjauan Pustaka

    Pada bab ini akan diuraikan landasan teori yang mendasari masalah yang akan

    diteliti, meliputi : 1) Konsep Program Study, 2) Konsep belajar, 3) Konsep

    Motivasi Belajar, 4) Konsep Persepsi, 5) Hubungan Antar Konsep

    2.1 Konsep Program study

    2.1.1 Pengertian Program Study

    Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan

    dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik

    pribadinya kearah positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya (sukmadinata

    syaodih nana dan erliana syaodih. 2012). untuk mendapatkan pendidikan yang

    sesuai dengan keinginan peserta didik, maka akan lebih baik jika dilakukan

    rencana dalam menentukan program pendidikan yang akan dipilih. Penyusunan

    program pendidikan difokuskan pada kebutuhan, minat, dan kemampuan peserta

    didik (sukmadinata syaodih nana dan erliana syaodih. 2012). Didalam proses

    pendidikan terdapat proses belajar-mengajar, yang mana belajar sangat berperan

    penting dalam keberhasilan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan-

    tujuan itu bisa menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan

    masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan atau ketiga-tiganya peserta didik,

    masyarakat, dan pekerjaan sekaligus (sukmadinata syaodih nana dan erliana

    syaodih. 2012). Melalui kegiatan belajar ini potensi-potensi, kecakapan dan

    karakteristik siswa/ mahasiswa dikembangkan. Kemampuan siswa/ mahasiswa

    merupakan hal yang sangat kompleks, selain terkait dengan jenis dan variasi

    tingkatan kemampuan yang dimiliki para siswa/ mahasiswa, tetapi juga dengan

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    2/32

    tahap perkembangan, status, pengalaman belajar, serta berbagai faktor yang

    melatarbelakanginya (sukmadinata syaodih nana dan erliana syaodih. 2012).

    Belajar sebagai perubahan dalam perilaku karena pengalaman (ormroad,

    jeane ellie. 2008). Perkembangan sebagai proses belajar dianggap sebagai

    melewati serangkaian dari kejadian-kejadian sebagai penjelmaan pola perilaku

    yang didorong atau merupakan pola adaptasi antara faktor endogen yang bertemu

    dengan keadaan lingkungan atau faktor eksogen yang menghasilkan kepribadian

    yang dapat berwujud dalam perubahan, pembentukan, dan perkembangan (Pieter

    herri zan dan namora lumongga lubis. 2010).

    Teori belajar dikembangakan oleh bandura yang dituliskan dalam buku

    herrie zan Pieter merupakan pembentukan perilaku interaksi antara person dan

    lingkungannya dan adanya proses imitasi perilaku model. Perilaku model yang

    mampu memberikan pengalaman kurang menyenangkan akan dihilangkan.

    Peniruan perilaku model sangat dipengaruhi kesenangan, minat, keyakinan,

    karakter, sikap, atau peilaku dominan model (Pieter herri zan dan namora

    lumongga lubis. 2010).

    2.1.2 Faktor Faktor Yang Memengaruhi Keberhasilan Belajar Didalam

    Menempuh Program Study

    Belajar bukan hanya diarahkan untuk menguasai pengetahuan, tetapi juga

    untuk mengembangkan kemampuan (intelektual, social,fisik-motorik) dan

    pengembangan segi-segi afektif yaitu sikap, minat, motivasi, nilai-nilai moral dan

    keagamaan. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal serta

    usaha dari siswa/mahasiswa (sukmadinata syaodih nana dan erliana syaodih.

    2012).

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    3/32

    1. faktor internalfaktor internal atau yang ada dalam diri siswa, dibedakan antara faktor bawaan

    (herediter) dan faktor perolehan (achievement). Faktor bawaan yang besar

    pengaruhnya terhadap proses belajar adalah kecakapan (ability), yang dibedakan

    antara kecakapan umum (kecerdasan atau intelegensi) dan kecakapan khusus

    (bakat). Kecerdasan dan bakat merupakan kecakapan yang masih bersifat potensial

    (kecakapan potensial), yang diaktualisasikan dalam berbagai bentuk kecakapan

    nyata (achievement). Kecakapan nyata ini sangat bervariasi mulai dari yang sangat

    sederhana seperti kecakapan mendengar atau melihat sampai dengan yang sangat

    kompleks dan sulit seperti kecakapan para astronot memperbaiki pesawat di

    angkasa luar, atau kecakapan para menteri mengatasi krisis moneter.

    Faktor internal lainnya yang juga cukup besar pengaruhnya terhadap

    keberhasilan belajar adalah sika, minat, motivasi dan kebiasaan belajar. Belajar

    dipengaruhi oleh sikap terhadap sekolah, terhadap guru/dosen, terhadap program

    pendidikan yang diikutinya. Apabila sikapnya positif, mereka akan melaksanakan

    tugas-tugas yang diberikan. Masih ada kaitannya dengan sikap adalah minat,

    terutama minat terhadap program study dan mata-mata pelajaran yang diikuti.

    Siswa yang memiliki minat yang besar terhadap program study yang diikutinya

    akan belajar dengan sungguh-sungguh.

    Masih ada kaitan dengan sikap dan minat adalah motivasi atau dorongan

    belajar. Para siswa akan giat belajar apabila mereka mempunyai motivasi belajar

    yang kuat. Besar kecilnya motivasi belajar yang dimiliki siswa dipengaruhi oleh

    beberapa hal, yaitu : kejelasan tujuan yang akan dicapai, keberartian dari program

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    4/32

    yang diikuti perkembangannya, kesesuaian program dengan kemampuan siswa

    serta keberhasilan yang telah diperoleh siswa dalam proses pengajaran.

    2. faktor eksternalkeberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, yang

    berasal dari lingkungan, yaitu lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.

    Lingkungan belajar mencakup lingkungan fisik dan nonfisik. Keberhasilan belajar

    dipengaruhi oleh lingkungan fisik, seperti ruangan tempat siswa belajar, meubiler

    yang digunakan, lampu/ cahaya dan ventilasi, serta suasana sekitarnya. Belajar

    membutuhkan kenyamanan, suasana yang tenang, serta dukungan fasilitas yang

    memadai.

    Belajar juga membutuhkan tersedianya fasilitas yang memadai, terutama buku-

    buku dan alat bantu belajar. Untuk meningkatkan keberhasilan belajar, juga

    dibutuhkan sejumlah alat bantu, baik yang bersifat umum bagi semua pelajaran

    maupun alat-alat bantu khusus untuk mata pelajaran tertentu. Penggunaan alat

    bantu belajar dapat meningkatkan motivasi, membantu mempermudah

    pemahaman, membangkitkan rasa ingin tahu serta mendorong pengembangan

    kreativitas siswa.

    Selain lingkungan fisik, yang juga cukup besar besar pengaruhnya terhadap

    keberhasilan belajar adalah lingkungan social psikologis. Para siswa akan belajar

    dengan tenang, tekun dan bergairah apabila mereka berada dalam lingkungan yang

    memiliki suasana dan hubungan social-psikologis yang menyenangkan. Di rumah

    mereka cukup dekat dan akrab dengan orang tua serta saudara-saudaranya, mereka

    saling menyayangi, saling mengerti, membantu dan memberikan

    dorongan(motivasi).

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    5/32

    2.1.3 faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupanpendidikan (Hartinah Sitti. 2010. Halaman 167)

    a. Faktor Sosial EkonomiKondisi social ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan

    pendidikan dan karier anak. Kondisi social yang menggambarkan status orangtua

    merupakan faktor yang dilihat oleh anak untuk menentukan pilihan pendidikan.

    Secara tidak langsung keberhasilan orang tuanya merupakan beban bagi anak,

    sehingga dalam menentukan pilihan pendidikan tersirat untuk ikut

    mempertahankan kedudukan orangtuanya. Disamping itu, secara eksplisit orangtua

    menyampaikan harapan hidup anaknya yang tercermin pada dorongan untuk

    memilih jenis program pendidikan yang diidamkan oleh orangtuanya. Umpamanya

    orang tua menginginkan anaknya menjadi dokter atau menjadi ahli tekhnik atau

    insinyur. Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua dan kondisi

    ekonomi Negara (masyarakat). Yang pertama merupakan kondisi utama, karena

    menyangkut kemampuan orangtua dalam membiayai pendidikan anaknya. Banyak

    anak berkemampuan intelektual tinggi tidak dapat menikmati pendidikan yang

    baik, disebabkan oleh keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.

    b. Faktor LingkunganYang dimaksud lingkungan disini meliputi tiga macam. Pertama, lingkungan

    kehidupan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat perindustrian, pertanian,

    atau lingkungan perdagangan. Dikenal pula lingkungan masyarakat akademik atau

    lingkungan yang para anggota masyarakatnya pada umumnya terpelajar atau

    terdidik. Lingkungan kehidupan semacam itu akan membentuk sikap anak dalam

    menentukan pola kehidupannya, yang pada gilirannya akan memengaruhi

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    6/32

    pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan yang diinginkan. Kedua,

    lingkungan kehidupan rumah tangga, kondisi universitas merupakan lingkungan

    yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-cita karier

    remaja. Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara

    kedisiplinan cukup tinggi, akan sangat berpengaruh terhadpa sikap dan perilaku

    kehidupan pendidikan anak dan pola pikirnya dalam menghadapi karier. Ketiga,

    lingkungan teman sebaya. Bahwa pergaulan teman sebaya akan memberikan

    pengaruh terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja. Lingkungan

    teman sebaya akan memberikan peluang bagi remaja untuk menjadi lebih matang.

    c. Faktor Pandangan hidupPandangan hidup itu sendiri merupakan bagian yang terbentuk karena

    lingkungan. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang

    dalam memilih lembaga pendidikan dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang

    melatarbelakangi. Remaja yang berasal dari kalangan keluarga kurang, umumnya

    bercita-cita untuk dikemudian hari menjadi orang yang berkecukupan (kaya), dan

    dengan demikian dalam memilih jenis pendidikan yang dapat mendatangkan

    banyak uang, umpamanya kedokteran, ekonomi, dan ahli tekhnik.

    2.1.4 Visi dan Misi Lembaga Pendidikan (mulyasana dedi. 2011)Visi tak lain dari paradigma strategis yang dijadikan gambaran dan

    cita-cita masa depan yang harus dicapai oleh lembaga dan seluruh personal yang

    terlibat dalam suatu aktivitas organisasi/ lembaga pendidikan. Visi selain

    menggambarkan cita-cita masa depan suatu lembaga pendidikan, juga dapat

    mendorong spirit untuk menciptakan iklim masa depan. Penetanpan suatu visi

    dapat mendorong pimpinan untuk menghadirkan gambaran dan pemetaan masa

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    7/32

    depan organisasi ke meja kerja hari ini. Visi yang baik diharapkan mampu

    mendorong semangat dan komitmen untuk memprsiapkan masa depan yang lebih

    baik. Oleh sebab itu, setiap lembaga pendidikan harus memiliki visi dan misi yang

    jelas dan terukur, semua tindakan manajerial tidak akan menemukan alur piker dan

    tindakan yang jelas. Penetapan visi dan misi ini bisa dijadikan sebagai bahan untuk

    menetapkan strategi dan langkah kerja organisasi secara jelas.

    Visi yang baik minimal mengandung beberapa hal seperti dibawah ini :

    1. Cita-cita bersama untuk kepentingan masa depan2. Berperan sebagai inspirasi, motivasi, dan kekuatan lebaga pendidikan dan

    segenap pihak yang berkepentingan

    3. Dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga lembaga pendidikan danpihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi diatasnya serta

    visi pendidikan nasional

    4. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala institusipendidikan dengan memperhatikan masukan komite institusi

    5. Disosialisasikan kepada warga lembaga pendidikan dan segenap pihak yangberkepentingan

    6. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangandan tantangan di masyarakat.

    Sementara itu, misi adalah jabatan program dalam garis besar dari suatu visi yang

    telah ditetapkan oleh organisasi yang dikemas secara singkat, jelas, terukur, taktis,

    dan fleksibel. Karena itu, misi organisasi tidak ditetapkan secara kaku, tapi harus

    dikembangkan secara fleksibel, sehingga misi tersebut secara lincah dapat

    mengikuti tuntutan perubahan yang berkembang di lingkungan intern dan ekstern

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    8/32

    organisasi. Misi ini harus dituangkan secara jelas dan terukur. Misi suatu lembaga

    pendidikan, selain berfungsi sebagai pedoman dalam penentu arah dan target

    kegiatan, juga dapat dijadikan sebagai lambing kebanggaan dan identitas

    organisasi yang membedakan dengan organisasi lain. Karena itu, misi suatu

    perusahaan atau lembaga pendidikan, selain harus memuat informasi yang khas

    tentang organisasi, juga mencakup manfaat dan lingkup kerja yang mudah

    dipahami oleh semua pihak. Misi yang baik paling tidak mengandung hal sebagai

    berikut :

    1. Arah dalam mewujudkan visi.2. Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu.3. Dasar program pokok lembaga pendidikan.4. Standart kualitas layanan peserta didik dalam rangka mencapai mutu lulusan

    yang diharapkan.

    5. Memuat kegiatan satuan-satuan unit pendidikan yang terlibat.6. Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan dan

    diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala institusi.

    7. Disosialisasikan kepada segenap pihak yang berkepentingan.8. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan

    dan tantangan di masyarakat.

    2.1.5 Visi Program Study S1 Keperawatan (buku panduan akademik prodi S1keperawatan, 2014, STIKES HangTuah Surabaya)

    Visi daripada program study S1 Keperawatan adalah menjadi program

    study S1 Keperawatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan

    karakter budaya disiplin yang mampu melaksanakan asuhan keperawatan

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    9/32

    professional berorientasi pada IPTEK dan tuntutan perkembangan masyarakat

    yang berwawasan kelautan.

    2.1.6 Misi Program Study (buku panduan akademik prodi S1 keperawatan,2014, STIKES HangTuah Surabaya)

    1. Menumbuhkan kekuatan moral terhadap keberadaan penciptaan alam olehTuhan Yang Maha Esa bahwa setiap kehidupan punya hak untuk dihargai.

    2. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai denganetik keperawatan, berlandaskan dasar Negara dengan kedisiplinan yang tinggi

    dalam melaksanakan profesinya secara komprehensif.

    3. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yangberkemampuan akademik dan professional sehingga mampu melaksanakan

    asuhan keperawatan secara etik dan legal dalam suatu system pelayanan

    kesehatan, yang komprehensif kepada individu, keluarga, dan komunitas.

    4. Mengelola kegiatan penelitian keperawatan dasar dan terapan yang sederhanadan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan IPTEK untuk

    meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

    5. Meningkatkan peran keperawatan dalam fungsi pengabdian masyarakat dalammeningkat taraf kesehatan masyarakat.

    6.Menumbuhkan jiwa kebaharian dengan focus kesehatan matra dan hiperbarik.

    2.1.7 Tujuan Program study (buku panduan akademik prodi S1 keperawatan2013/2014 STIKES HangTuah Surabaya)

    1. Terselenggaranya Pendidikan Keperawatan Profesional, sehingga dapatmenghasilkan perawat yang mampu :

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    10/32

    a. Menerapkan ilmu dalam praktik keperawatan sesuai dengan peran,fungsi, tanggung jawab dan tanggung gugat

    b. Menerapkan kode etik, prinsip etik, aspek hukum dan peraturan yangberkaitan dengan kesehatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan

    dalam asuhan keperawatan secara komprehensif

    c. Mengelola pelayanan kesehatan dan keperawatan dengan menerapkansystem model asuhan keperawatan

    d. Berperan aktif dalam menciptakan peluang kerja dalam systempelayanan keperawatan

    e. Berperan aktif dalam kesehatan matra dan hiperbarikdalam tatanankesehatan kelautan

    2. Terselenggaranya kegiatan riset ilmiah keperawatan untuk mengembangkanilmu dan teknologi keperawatan, sehingga menghasilkan ners yang mampu :

    a. Menghasilkan Sarjana Keperawatan yang mampu berfikir kritis daninovatif sesuai ilmu dan perkembangan keperawatan

    b. Menghasilkan produk inovasi oleh dosen dan mahasiswa3. Terselenggaranya Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan

    mengembangkan system pelayanan professional, sehingga menghasilkan ners

    yang mampu :

    a. Meningkatkan keterpaduan peran keperawatan dan fungsi PKMb. Memberdayakan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan/

    keperawatan dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif

    c. Memberikan bantuan layanan konsultasi tentang keperawatan kepadamasyarakat

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    11/32

    d. Mengelola asuhan keperawatan keluarga yang profesionl denganpendekatan model asuhan keperawatan.

    2.2 Konsep Belajar

    2.2.1 Pengertian Belajar

    Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relative

    permanen sebagai hasil dari pengalaman. Belajar asosiatif adalah belajar yang

    terjadi dengan menciptakan hubungan atau asosiasi antara dua peristiwa. Terdapat

    dua tipe belajar asosiatif :

    1. Pengondisian klasik - asosiasi antara stimuli di lingkungan dan perilaku refleksitak disengaja seperti keluarnya air liur.

    2. Pengondisian operan asosiasi antara konsekuensi-konsekuensi perilaku kitadan tindakan sengaja kita (Jonathan Ling dan Jonathan Catling, 2012).

    Belajar sebagai suatu perubahan pada perilaku (sebagaimana dikemukakan

    kaum behavioris), para ahli kognitif mendefinisikan belajar sebagai sebuah proses

    mental internal yang bias (dan bisa juga tidak) tercermin dalam perilaku

    pembelajar (ormord jeanne ellies, 2008).

    2.2.2 Aspek-Aspek Perilaku

    Aspek aspek perilaku berikut menurutPieter herri zan dan namora lumongga

    lubis, 2010 adalah sebagai berikut :

    1. Pengamatan

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    12/32

    Pengamatan adalah pengenalan objek dengan cara melihat, mendengar, meraba,

    membau dan mengecap. Kegiatan ini biasanya disebut sebagai modalitas

    pengamatan. Aspek-aspek dari pengamatan adalah :

    a. Pengelihatan , merupakan proses pengenalan objek-objek luar melaluipengelihatan yang disimboliskan ke dalam symbol, lambing, atau warna

    yang memberikan arti, kesan, sifat, atau watak.

    b. Pendengaran adalah proses penerimaan suara dan sebenarnya yang didengaradalah suara sebagai suatu makna arti.

    c. Penciuman (pembauan) adalah proses pengenalan objek-objek luar melaluiindera penciuman yang pada akhirnya dapat membentuk perilaku seseorang.

    d. Pengecap adalah proses pengenalan objek-objek luar melalui alat indrapengecapan, seperti rasa manis, asam, asin, ataupun pahit.

    e. Rangsangan indra kulit adalah proses pengenalan objek-objek luar melaluirangsangan indra kulit berhubungan dengan indra rasa sakit (pain), perabaan

    (pressure), rasa panas, dan dingin.

    2. PerhatianNotoadmojo mengatakan bahwa perhatian adalah kondisi pemusatan energy

    psikis yang tertuju kepada objek dan dianggap sebagai kesadaran seseorang dalam

    aktivitas. Secara umum perhatian dapat dikelompokkan :

    a. Berdasarkan objeknya adalah perhatian yang timbul akibat luas tidaknyaobjek yang berhubungan dengan perhatiannya. Perhatian berdasarkan objek

    dibedakan menjadi perhatian terpencar dan perhatian terpusat. Perhatian

    terpencar adalah perhatian yang tertuju pada berbagai objek sasaran.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    13/32

    Perhatian terpusat (konsentrasi) adalah perhatian yang tertuju kepada satu

    objek dan terbatas satu focus perhatian.

    b. Berdasarkan intensitas adalah banyak atau tidaknya kesadaran melakukankegiatan dengan intensitas atau tanpa intensitas. Apabila semakin banyak

    kesadaran terhadap kegiatan, maka semakin intensif perhatian.

    c. Berdasarkan timbulnya terdiri dari perhatian spontan dna perhatiandisengaja. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul tanpa diinginkan

    individu. Perhatian disengaja adalah perhatian yang timbul akibat adanya

    usaha-usaha untuk memberikan perhatian.

    d. Berdasarkan daya tariknya, brdasarkan segi objek yang selalu menjadiperhatian adalah objek yang menarik , baru, asing, dan menonjol. Manusia

    selalu mencari hal-hal baru, aneh, dan menarik pembicaraan. Adapun dari

    segi subjektivitas yang menjadi perhatian adalah apabila berhubungan

    dengan fungsi, kepentingan, tingkat kebutuhannya, kegemaran, pekerjaan,

    jabatan, atau sejarah hidup.

    3. FantasiFantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan yang telah ada.

    Namun tidak selamanya tanggapan baru selalu sama dengan tanggapan

    sebelumnya. Relevansi antara fantasi dan kehiduan manusia sehari-hari adalah :

    a. Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri dari ruangan atau waktusehingga orang dapat memahami apayang terjadi ditempat lain dan pada

    waktu yang berbeda pula.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    14/32

    b. Dengan fantasi orang dapat menempatkan diri dalam kehidupan pribadiorang lain sehingga dia dapat memahami orang lain, budaya atau masalah

    kemanusiaan.

    c. Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapidan melupakan hal-hal yang tak menyenangkan di masa lalu.

    d. Dengan fantasi orang dapat menciptakan sesuatu yang ingin dikejar danberusaha mencapainya.

    4. IngatanJika seseorang tidak dapat mengingat apapun mengenai pengalamannya berarti

    tidak dapat belajar apapun meskipun hanya sebatas percakapan yang sangat

    sederhana. Untuk berkomunikasi manusia selalu mengingat pikiran-pikiran yang

    akan diungkapkan guna memunculkan setiap pikiran baru. Dengan ingatan orang

    dapat merefleksikan dirinya. Adapun tanggapan ingatan , yaitu :

    a. Encoding stage adalah tahap penyusunan informasi melalui transformasiinformasi fisik, pengubahan fenomena gelombang suara menjadi kode,

    dan menempatkan kode dalam ingatan.

    b. Storage stage, adalah penyimpanan informasi yang terorganisasi danmempertahankan kode dalam ingatan.

    c.

    Retrieval stage adalah tahap untuk memperoleh atau mengulang kembali

    dari kode-kode yang pernah diterima sebelumnya.

    5. TanggapanTanggapan adalah gambaran dari hasil suatu pengelihatan, sedangkan

    pendengaran dan penciuman adalah aspek yang tinggal dalam ingatan. Hasil

    tanggapan adalah rasa bahagia. Suatu tanggapan berhubungan dengan kuantitas,

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    15/32

    kualitas, dinamika, dan kualitas kapasitas tanggapan. Kuantitas suatu tanggapan

    berhubungan dengan kaya atau miskinnya tanggapan seseorang yang mana banyak

    atau sedikitnya tanggapan seseorang pada akhirnya memengaruhi perilaku

    seseorang. Kualitas tanggapan berkaitan pada hangat atau tidaknya, hidup atau

    hampanya, sensualitas atau spiritualitas, dan lahiriah atau batiniah suatu tanggapan

    yang pada gilirannya akan memengaruhi perilaku sesorang. Dinamika tanggapan

    berkaitan dengan cepat atau lambatnya terhadap dating atau perginya suatu

    tanggapan yang pada gilirannya akan memengaruhi perilaku seseorang. Dinamika

    tanggapan berkaitan dengan cepat atau lambatnya terhadap datang atau perginya

    suatu tanggapan tersebut, adapun untuk kualitas kapasitas tanggapan berkaitan

    dengan tingkat kesadaran seseorang dalam menghadapi tanggapan.

    6. BerfikirBerfikir adalah aktivitas idealis menggunakan simbol-simbol dalam

    memecahkan masalah berupa deretan ide dan bentuk bicara. Melalui berfikir orang

    selalu meletakkan hubungan antara pengertian dan logika berfikir. Artinya,

    melalui berfikir orang mampu memberikan pengertian, asumsi, dan menarik

    kesimpulan. Berpikir menjadi ukuran keberhasilan seseorang dalam belajar,

    berbahasa, berpikir, dan memecahkan masalah. Dengan berfikir seseorang akan

    menjadi lebih mudah dalam menghadapi berbagai persoalan.

    2.2.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku (Pieter herri zan dan namora

    lumongga lubis. 2010):

    1. EmosiPerubahan perilaku manusia juga dapat timbul akibat kondisi emosi. Emosi

    adalah reaksi kompleks yang berhubungan dengan kegiatan atau perubahan-

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    16/32

    perubahan secara mendalam dan hasil pengalaman dari rangsangan eksternal dan

    keadaan fisiologis. Dengan emosi seseorang terangsang untuk memahami objek

    atau perubahan yang disadari sehingga memungkinkannya megubah sifat atau

    perilakunya. Benuk-bentuk emosi yang berhubungan dengan perubahan perilaku

    yaitu rasa marah, gembira, bahagia, sedih, cemas, takut, benci, dan sebagainya.

    2. PersepsiPersepsi merupakan pengalaman-pengalaman yang dihasilkan melalui indra

    pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang memiliki

    persepsi yang berbeda meskipun objek persepsi sama. Melalui persepsi seseorang

    mampu untu mengetahui atau mengenal objek melalui alat pengindraan. Persepsi

    dipengaruhi oleh minat, kepentingan, kebiasaan yang dipelajari, bentuk, latar

    belakang (background), kontur kejelasan, atau kontur letak.

    3. MotivasiMotivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak guna mencapai suatu

    tujuan tertentu. Hasil motivasi akan diwujudkan dalam perilakunya, karena dengan

    motivasi individu terdorong memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan

    social.

    4. BelajarRita L Atkinson mengatakan bahwa belajar adalah salah satu dasar memahami

    perilaku manusia, karena belajar berkaitan dengan kematangan dan perkembangan

    fisik, emosi, motivasi perilaku social dan kepribadian. Melalui belajar orang

    mampu mengubah perilaku dari perilaku sebelumnya dan menampilkan

    kemampuannya sesuai kebutuhannya.

    2.2.4 Dinamika Perilaku Individu

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    17/32

    Salah satu ciri yang essensial dari individu ialah bahwa ia selalu

    melakukan kegiatan atau berperilaku. Berikut ini adalah dinamika perilaku

    individu menurut hartinah sitti :

    1. Interaksi individu dengan lingkungan,kegiatan individu merupakan manifestasi dari hidupnya, baik sebagai individu

    maupun sebagai makhluk social. Individu melakukan kegiatan selalu dalam

    interaksi dengan lingkungannya, lingkungan manusia dan bukan manusia. Secara

    garis besar ada dua kecenderungan interaksi individu dengan lingkungan, yaitu :

    individu menerima lingkungan dan individu menolak lingkungan. Sesuatu yang

    datang dari lingkungan mungkin diterima oleh individu sebagai sesuatu yang

    menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau merugikan.

    Sesuatu yang menyenangkan atau menguntungkan akan diterima oleh individu,

    tetapi yang tidak menyenangkan atau merugikan akan ditolak atau dihindari.

    2. Penyesuaian diriMerupakan salah satu bentuk interaksi yang didasari oleh adanya penerimaan

    atau saling mendekatkan diri. Terdapat hal-hal yang disenangi atau dirasakan

    menguntungkan individu akan melakukan berbagai bentuk kegiatan penyesuaian

    diri. Dalam penyesuaian diri ini, yang diubah atau disesuaikan bias hal-hal yang

    ada pada lingkungan diubah sesuai dengan kebutuhan individu(alloplastic), atau

    penyesuaian diri otoplastis dan aloplastis terjadi secara serempak. Begitu

    penyesuaian diri otoplastis yang paling elementer adalah peniruan atau imitasi.

    Manusia lahir sebagai bayi yang berbadan kecil, lemah, tidak bias apa-apa dan

    tidak tahu apa-apa, berhadapan dengan lingkungan yang lebih besar, lebih kuat,

    dan lebih pandai. Diawali dengan upaya yang tidak sadar, baru kemudian menjadi

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    18/32

    lebih sadar, individu yang serba lemah dan tidak berdaya meniru apa saja yang

    diperlihatkan oleh lingkungannya.

    Bentuk penyesuaian otoplasti yang lain adalah belajar. Sebenarnya imitasi pun

    termasuk salah satu bentuk perbuatan belajar, tetapi dalam tulisan ini disengaja

    dipisahkan untuk menunjukkan bentuk kegiatan belajar yang lebih disadari dan

    lebih aktif. Belajar pada dasarnya merupakan suatu upaya pengubahan perilaku

    individu, baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor, agar sesuai dengan

    tuntutan atau dapat mengatasi tantangan yang datang dari lingkungan. Makin

    tinggi tuntutan lingkungan makin meningkat pula upaya belajar yang harus

    dilakukan individu.

    3. PenolakanTerhadap hal-hal yang tidak disenangi, tidak dibutuhkan atau yang bersifat

    ancaman individu akan melakukan usaha-usaha penolakan. Bentuk penolakan ini

    bermacam-macam, tetapi pada garis besarnya dapat dibedakan dalam dua bentuk,

    yaitu perlawanan (agression) dan pelarian (withdrawl). Apabila individu merasa

    kuat atau mempunyai kekuatan untuk menghadapi lingkungan yang mengancam

    dirinya, maka ia akan melakukan perlawanan atau penentangan terhadap

    lingkungan, tetapi apabila ia merasa lemah atau tidak mempunyai kekuatan untuk

    melawan ligkungan maka akan menghindarkan diri atau melarikan diri.

    2.2.5 Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Belajar

    Bentuk pengelolaan kelas sangat penting untuk mahasiswa-siswa

    mendapatkan kemudahan untuk menciptakan dan mempertahankan suatu

    lingkungan dimana para mahasiswa-siswa selalu terlibat dalam aktivitas yang

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    19/32

    produktif. Berikut adalah strategi- strategi pengelolaan kelas menurut Ormord

    Jeanne Ellies (2008):

    1. Mengatur kelas2. Membangun dan mempertahankan hubungan guru-siswa yang produktif3. Menciptakan iklim psikologis yang efektif4. Menetapkan batasan2.2 Konsep Persepsi2.2.1 Pengertian Persepsi

    Persepsi berkenaan dengan fenomena dimana hubungan antara stimulus

    dan pengalaman yang lebih kompleks ketimbang dengan fenomena yang ada pada

    sensasi. Fenomena persepsi tergantung pada proses-proses yang lebih tinggi

    tingkatannya (Pieter herri zan dan namora lumongga lubis. 2010). Secara umum,

    persepsi adalah proses mengamati dunia luar yang mencakup perhatian,

    pemahaman, dan pengenalan objek-objek atau peristiwa. Pieter herri zan dan

    namora lumongga lubis. 2010).

    Persepsi merupakan pengenalan pola yang mengacu pada pelekatan pada

    input-input lingkungan yang diterima melalui panca indera. Supaya sebuah input

    dirasakan, input tersebut harus disimpan dalam satu atau lebih register sensorik

    dan dibandingkan dengan pengetahuan terhadap memori jangka panjang (Schunk

    Dale H. 2012).

    Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan

    kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka

    (Robbins Stephen P dan Thimoty A judge, 2008). Setiap orang mempunyai

    kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    20/32

    Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah

    pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan

    cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-

    beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk

    menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah

    tersimpan rapi didalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segeera

    muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya.

    Persepsi merupakan hasil kerja otak dalam memahami atau menilai suatu hal yang

    terjadi di sekitarnya (waidi, 2006).

    Jalaludin rakhmat (2007) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang

    objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

    informasi dan menafsirkan pesan.

    Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa

    persepsi merupakan bentuk penilaian yang disimpulkan seseorang melalui

    stimulus yang berasal dari panca indera yang dimilikinya sehingga individu dapat

    menjadikan referensi objek yang diamati sebagai dasar pengambilan keputusan.

    2.2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi PersepsiSecara umum, adapun faktor-faktor yang memengaruhi persepsi seseorang,

    berikut menurut Pieter herri zan dan namora lumongga lubis 2010 yaitu :

    1. Minat, artinya semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu objek atauperistiwa, maka semakin tinggi juga minatnya dalam memersepsikan objek atau

    peristiwa.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    21/32

    2. Kepentingan, artinya semakin dirasakan penting terhadap suatu objek atauperistiwa tersebut bagi seseorang, maka semakin peka dia terhadap objek-objek

    persepsinya.

    3. Kebiasaan, artinya objek atau peristiwa semakin sering dirasakan seseorang,maka semakin terbiasa dirinya didalam membentuk persepsi.

    4. Konstansi, arinya adanya kecenderungan seseorang untuk selalu melihat objekatau kejadian secara konstan sekalipun sebenarnya itu bervariasi dalam bentuk,

    ukuran, warna, dan kecemerlangan.

    Sedangkan menurut Miftah Toha (2003), faktor-faktor yang memengaruhi

    persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

    1. Faktor internal : perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginanatau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan

    kejiwaan, nilai kebutuhan juga minat, dan motivasi

    2. Faktor eksternal : latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan,

    pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

    Menurut bimo walgito 2004) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi

    dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu :

    a. Objek yang dipersepsiObjek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

    Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat

    datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai

    syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    22/32

    b. Alat indera, syaraf dan susunan syarafAlat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,

    disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan

    stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai

    pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris

    yang dapat membentuk persepsi seseorang.

    c. PerhatianUntuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya

    perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam

    rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

    dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan

    objek. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama

    lain akan berpengaryh pada individu dalam memersepsi suatu objek, stimulus,

    meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok

    dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun

    situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-

    perbedaan individu, perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses

    terbentuknya ersepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga

    dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya.

    2.2.3 Syarat Terjadinya PersepsiMenurut Sunaryo (2004) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut :

    1. Adanya objek yang dipersepsi.2. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

    dalam mengadakan persepsi.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    23/32

    3. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian

    sebagai alat untuk mengadakan respon.

    2.2.4 Proses persepsiMenurut miftah Toha (2003), proses terbentuknya persepsi didasari pada

    beberapa tahapan, yaitu :

    a. Stimulus atau RangsanganTerjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu

    stimulus/rangsangan yang hadir dilingkungannya.

    b. RegistrasiDalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik

    yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera

    yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang

    terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim

    kepadanya tersebut.

    c. InterpretasiInterpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat

    penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses

    interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan

    kepribadian seseorang.

    2.3 Konsep Motivasi Belajar2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar

    Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong individu melakukan

    kegiatan untuk mencapai suatu tujuan(sukmadinata syaodih nana dan erliana

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    24/32

    syaodih. 2012). Motivasi adalah sebuah konsep penjelasan yang membantu kita

    memahami mengapa orang-orang menunjukkan sikap tertentu (Schunk Dale H.

    2012). Motivasi sangat terkait dengan pembelajaran, motivasi dan pembelajaran

    bias saling mempengaruhi. Motivasi siswa bisamemengaruhi apa dan bagaimana

    mereka belajar. Nantinya, ketika siswa belajar dan menganggap bahwa mereka

    telah lebih terampil, mereka termotivasi untuk meneruskan pembelajaran. (Schunk

    Dale H. 2012). Motivasi merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat

    pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk

    belajar secara aktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan

    perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor()Menurut

    sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu (hartinah sitti. 2010):

    1. Motivasi takut : individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut. Seseorangkawan melakukan kejahatan karena takut ancaman dari kawan kawannya

    yang kebetulan suka melakukan kejahatan. Seorang anak terpaksa memilih

    program pendidikan di suatu jurusan di universitas pilihan orang tuanya karena

    takut tidak di biayai selama masa pendidikannya.

    2. Motivasi insentif, individu melakukan sesuatu perbuatan untuk sesuatu insentif.Bentuk insentif ini bermacam-macam, seperti : mendapatkan honorarium,

    bonus, hadiah, penghargaan, piagam, tanda jasa, kenaikan pangkat, kenaikan

    gaji, promosi jabatan, dll.

    3. Sikap atau attitude motivation atau self motivation, motivasi ini lebih bersifatinterinsik, muncul dari dalam diri individu, berbeda dengan kedua motivasi

    sebelumnya yang bersifat eksterinsik dan datang dari luar diri individu. Sikap

    merupakan suatu motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidak

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    25/32

    tertarikan seseorang terhadap sesuatu objek. Seorang yang mempunyai sikap

    positif terhadap sesuatu akan menunjukkan motivasi yang besar terhadap hal

    tersebut. Motivasi ini datang dari dirinya sendiri karena adanya rasa senang

    atau suka serta faktor-faktor subjektif lainnya.

    2.3.2 Pengaruh Motivasi Terhadap BelajarMotivasi merupakan faktor pendorong bagi kegiatan individu. Motivasi

    dapat melibatkan emosi, kecemasan ataupun sikap yang membangkitkan semangat

    untuk berusaha atau berbuat. Ada beberapa pengaruh dari motivasi terhadap

    belajar, yaitu sebagai berikut : (sukmadinata syaodih nana dan erliana syaodih.

    2012)

    1. Pengaruh motivasi terhadap initial learningmotivasi tidak langsung terlibatdalam proses belajar. Motivasi mendorong dan meningkatkan proses belajar

    melalui peningkatan perhatian, kesiapan, belajar, serta kegiatan belajar.2. Pengaruh motivasi terhadap retensi dan reproduksi motivasi besar pengaruhnya

    terhadap peningkatan dan pengurangan retensi (ingatan) dan reproduksi

    (menyatakan kembali) terhadap apa yang pernah dikuasainya. Motivasi sangat

    berpengaruh terhadap retensi dan reproduksi hal-hal yang bermakna. Motivasi

    tinggi dapat memeperkuat ingatan.3.

    Pengaruh sikap terhadap belajar sikap merupakan kecenderungan untuk

    memberikan penelitian positif atau negative terhadap peristiwa, orang atau

    objek. Sikap besar pengaruhnya dalam initial learning, sikap memiliki unsur

    kognitif, afektif, dan konatif. Unsur kognitif dari sikap sangat besar

    pengaruhnya didalam mengingat bahan ajar. Unsur afektif (senang-tidak

    senang) dan konatif (dorongan, semangat) dapat meningkatkan aktivitas belajar.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    26/32

    2.3.3 Fungsi Motivasi BelajarBerikut ini merupakan beberapa fungsi dari motivasi menurut hanafia

    nanang dan cucu suhana 2012 :

    a. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didikb. Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didikc. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan

    pembelajaran

    d. Motivasi merupakan alat untuk membangun system pembelajaran lebihbermakna.

    2.3.4 Prinsip MotivasiBerikut merupakan beberapa prinsip yang ada didalam motivasi (hanafia

    nanang dan cucu suhana. 2012) :

    1. Peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda sesuai denganpengaruh lingkungan internal dan eksternal peserta didik itu sendiri.

    2. Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan pengalamanbelajar yang baru akan menumbuhkembangkan motivasi belajar peserta didik.

    3. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai pujian daripadahukuman.

    4.Motivasi intrinsic peserta didik dalam belajar akan lebih baik dari pada

    motivasi eksterinsik, meskipun keduanya saling menguatkan.

    5. Motivasi belajar peserta didik yang satu dapat merambat kepada peserta didikyang lain.

    6. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan tujuanyang jelas.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    27/32

    7. Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai denganimplementasi keberagaman metode.

    8. Bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar akan menumbuh kembangkanmotivasi belajar peserta didik.

    9. Motivasi yang besar dapat mengoptimalkan potensi dan prestasi belajar pesertadidik.

    10. Gangguan emosi siswa dapat menghambat terhadap motivasi danmengurangi prestasi belajar siswa.

    11. Tinggi-rendahnya motivasi berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya gairahbelajar peserta didik.

    12. Motivasi yang besar akan berpengaruh terhadap terjadinya prosespembelajaran secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

    2.3.5 Mengukur Aspek-aspek dalam MotivasiMotivasi merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran peserta

    didik. Tinggi-rendahnya motivasi belajar siswa dapat terlihat dari indicator

    motivasi itu sendiri. Mengukur motivasi belajar dapat diamati dari sisi-sisi berikut

    (Hanafia nanang dan cucu suhana. 2012) :

    1. Durasi belajar, yaitu tinggi-rendahnya motivasi belajar siswa dapat diukur dariseberapa lama penggunaan waktu peserta didik untuk melakukan kegiatan

    belajar.

    2. Sikap terhadap belajar, yaitu motivasi belajar siswa dapat diukur dengankecenderungan perilakunya terhadap belajar apakah senang, ragu, atau tidak

    senang.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    28/32

    3. Frekuensi belajar, yaitu tinggi-rendahnya motivasi belajar dapat diukurseberapa sering kegiatan belajar itu dilakukan peserta didik dalam periode

    tertentu.

    4. Konsistensi terhadap belajar, yaitu tinggi-rendahnya motivasi belajar pesertadidik dapat diukur dari ketetapan dan kelekatan peserta didik terhadap

    pencapaian tujuan pembelajaran.

    5. Kegigihan dalam belajar, yaitu tinggi-rendahnya motivasi belajar peserta didikdapat diukur dari keuletan dan kemampuannya dalam mensiasati dan

    memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

    6. Loyalitas terhadap belajar, yaitu tinggi-rendahnya motivasi belajar peserta didikdapat diukur dengan kesetiaan dan berani mempertaruhkan biaya, tenaga, dan

    pikirannya secara optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    7. Visi dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukur dengantarget belajar yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

    8. Achievement dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukurdengan prestasi belajarnya.

    2.3.6 Alat Ukur MotivasiAda beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi

    seseorang, yaitu sebagai berikut (hanafia nanang dan cucu suhana 2012) :

    1. Tes tindakan (performance test), yaitu alat untuk memperoleh informasitentang loyalitas, kesungguhan, targeting, kesadaran, durasi, dan frekuensi

    kegiatan.

    2. Kuisioner (questionare) untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas.3. Mengarang bebas untuk memahami informasi tentang visi dan aspirasinya.

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    29/32

    4. Tes prestasi untuk memahami informasi tentang visi dan aspirasinya.5. Skala untuk memahami informasi tentang sikapnya.2.3.7 Aspek-aspek Motivasi

    Menurut Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus

    merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah :

    1. Keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states).Dorongan untukmemuaskan kebutuhan hidup

    2. Tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior).3. Tujuan dari tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).

    Seseorang dapat membuat reaksi-reaksi yang diperlukan untuk mencapai

    tujuan, guna mengurangi ketegangan psikologisnya. Dalam banyak hal, orang

    dapat menggunakan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, dengan

    memilih tujuan yang sulit dicapai. Apabila seseorang tidak berkemampuan atau

    tidak menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu, maka kebutuhannya untuk

    mencapai tujuan itu tidak terpenuhi. Apabila tujuan tercapai, maka individu

    menjadi puas. Dalam usaha mencapai tujuan, seseorang meramalkan potensialitas

    suatu tujuan untuk memenuhi kebutuhannya, dan ramalan itu bisa benar atau juga

    bisa kurang benar.

    Motivasi terjadi dengan siklus antar motif, tingkah laku instrumental, dan

    tujuan. Menurut Maslow kebutuhan berada pada posisi yang berurutan, yang

    bergerak dari bawah menuju puncak, dimana kebutuhan yang lebih rendah harus

    terlebih dulu terpenuhi sebelum mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Dengan

    demikian,hanya kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dapat mempengaruhi

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    30/32

    perilaku. Maslow membedakan antara dua kategori kebutuhan dasar yaitu

    deficiency needs dan growth needs. Menurutnya, jika seseorang ingin menjadi

    sehat dan aman, maka deficiency need harus terpenuhi. Contohnya kebutuhan

    untuk sandang pangan, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk dicintai dan

    dihormati oleh orang lain. Seseorang akan gagal mengembangkan kepribadian

    yang sehat jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Sebaliknya growth needs

    berkaitan dengan potensi pengembangan dan prestasi seseorang.

    Menurut Maslow, seseorang akan termotivasi oleh lima kebutuhan umum yang

    diklasifikasikan ke dalam deficiency atau growth needs :

    1. Deficiency Needsa. Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang terpusat

    pada kebutuhan untuk mempertahankan diri termasuk kebutuhan akan

    oksigen, makan, minum, tidur, dan lain-lain.

    b. Keamanan dan rasa nyaman merupakan kebutuhan pada tahap keduaini berkaitan dengan keamanan dan rasa nyaman seseorang secara fisik

    maupun emosi. Kebutuhan ini meliputi keinginan akan stabilitas,

    keteraturan, bebas dari ancaman, dan lain-lain.

    c. Belongingness merupakan kebutuhan tahap ketiga yang berkaitandengan keinginan seseorang untuk diterima oleh orang lain,

    bersahabat, dan dicintai. Dalam organisasi dapat berupa kebutuhan

    untuk berinteraksi dengan teman kerja dan lain-lain.

    2. Growth Needsa. Harga diri dan ego adalah kebutuhan untuk dihormati dan dihargai

    oleh orang lain. Dalam organisasi dapat berupa kebutuhan untuk

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    31/32

    memperoleh status yang tinggi dan dikenali sebagai seseorang yang

    berhasil.

    b. Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang tertinggi, yaitukebutuhan untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimiliki. Dalam

    organisasi berupa kebutuhan untuk mengatasi tugas yang menantang,

    kreatif, dan inovatif. Individu beralih dalam hirarki kebutuhan melalui

    suatu siklus yang dinamis dari deprivasi, dominasi, pemuasaan, dan

    aktivasi. Artinya jika seorang mengalami deprivasi (tidak terpenuhinya

    suatu kebutuhan) pada suatu tingkat hirarki tertentu, kebutuhan yang

    tidak terpuaskan itu akan mendominasi arah pikiran dan tindakannya

    menuju tercapainya kepuasaan kebutuhan tersebut. Tetapi jika

    kebutuhan itu telah terpuaskan,kebutuhan itu akan berhenti

    mendominasi kesadaran orang tersebut. Setelah itu, kebutuhan pada

    tingkat selanjutnya akan teraktivasi. Siklus ini akan terus berulang

    pada setiap tingkat hirarki sampai individu mencapai tingkat

    aktualisasi diri.

    2.5 Hubungan Antar Konsep

    Pendidikan berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan

    dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik

    pribadinya kearah positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya (sukmadinata

    syaodih nana dan erliana syaodih. 2012). Didalam proses pendidikan terdapat

    proses belajar-mengajar, yang mana belajar sangat berperan penting dalam

    keberhasilan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan-tujuan itu bisa

    menyangkut kepentingan peserta didik sendiri, kepentingan masyarakat dan

  • 5/26/2018 BAB II Tanpa Halaman

    32/32

    tuntutan lapangan pekerjaan atau ketiga-tiganya peserta didik, masyarakat, dan

    pekerjaan sekaligus (sukmadinata syaodih nana dan erliana syaodih. 2012).

    Melalui kegiatan belajar ini potensi-potensi, kecakapan dan karakteristik siswa/

    mahasiswa dikembangkan. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi

    peserta didik dalam memilih program study, diantaranya yaitu : motivasi, persepsi,

    dan belajar. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong individu

    melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan (sukmadinata syaodih nana dan

    erliana syaodih. 2012). Persepsi merupakan pengenalan pola yang mengacu pada

    pelekatan pada input-input lingkungan yang diterima melalui panca indera. Supaya

    sebuah input dirasakan, input tersebut harus disimpan dalam satu atau lebih

    register sensorik dan dibandingkan dengan pengetahuan terhadap memori jangka

    panjang (Schunk Dale H. 2012). Belajar sebagai suatu perubahan pada perilaku

    (sebagaimana dikemukakan kaum behavioris), para ahli kognitif mendefinisikan

    belajar sebagai sebuah proses mental internal yang bias (dan bisa juga tidak)

    tercermin dalam perilaku pembelajar (ormord jeanne ellies, 2008).