BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan secara … II.pdf · satu cara untuk menunjang pelaksanaan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan secara … II.pdf · satu cara untuk menunjang pelaksanaan...
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan secara Umum
Perpustakaan merupakan tempat atau ruang terkumpulnya buku-buku
bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam
mencari buku atau koleksi yang diinginkan. Ada beberapa jenis perpustakaan,
salah satunya adalah Perpustakaan umum.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada di kabupaten/kota
yang diselenggarakan oleh dana umum. Perpustakaan ini berada di bawah
naungan pemerintah provinsi.
Menurut Sutarno NS (2006:43) perpustakaan umum merupakan satu-
satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu perpustakaan kabupaten atau kota, kecamatan, desa/kelurahan,
perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat atau taman bacaan masyarakat,
dan perpustakaan keliling. Perpustakaan umum menyediakan sumber belajar
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa membedakan suku
bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur,
pendidikan serta serta perbedaan lainnya.
Menurut Sulistyo-Basuki (2011:2,7) Perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang melayani penduduk secara gratis atau dengan pungutan biaya
yang minimal. Pengelolaan perpustakaan umum dibiayai oleh pemerintah atau
oleh swasta.
7
Ciri-ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
a. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang
perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan
politik, dan pekerjaan.
b. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari
masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh
pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan
umum. Karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus
terbuka untuk umum.
c. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma–cuma. Jasa yang
diberikan menyangkut jasa referal artinya jasa memberikan informasi,
peminjaman, konsultasi studi, sedangkan keanggotaan bersifat cuma-
cuma artinya tidak perlu membayar.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum
adalah perpustakaan yang berada di kabupaten atau kota, kecamatan, termasuk
juga taman bacaan rakyat dan perpustakaan keliling, yang diselenggarakan oleh
dana umum dari pemerintah. Memiliki ciri-ciri terbuka untuk umum, di biayai
oleh dana umum, dan jasa yang diberikan bersifat cuma-cuma dan berfungsi untuk
melayani seluruh lapisan masyarakat.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum bertujuan untuk menyediakan sumber informasi dan
sebagai sarana rekreasi untuk masyarakat yang ingin menghabiskan waktu
luangnya di perpustakaan.
8
Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh
Sulistyo-Basuki (1991:46) menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4
tujuan utama yaitu :
a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka
yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang
lebih baik
b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat
c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan
bantuan bahan pustaka
d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan
pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya.
Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat
sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah,
pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan
keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala
bentuk seni budaya.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat di paparkan bahwa tujuan perpustakaan
umum yaitu memberikan kesempatan umum untuk membaca bahan pustaka,
menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat,
membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan sebagai
pusat utama kehidupan sosial budaya.
9
Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari
sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Pelestarian, upaya secara nyata untuk melestarikan beragam
bentuk dan jenis buku atau bahan pustaka yang telah diterbitkan.
b. Fungsi Informasi, orang akan memiliki pengetahuan yang luas dan
wawasan yang mendalam.
c. Fungsi Pendidikan, sebagai pendukung pendidikan bagi generasi penerus
tentang kegiatan pembelajaran yang dijalani.
d. Fungsi Rekreasi, dalam perpustakaan biasa tersimpan beragam buku,
bahan pustaka, dan dokumentasi yang menyangkut pengalaman berbagai
pihak. Dengan melihat atau membaca koleksi bahan pustaka tersebut
pada waktu tertentu merupakan hiburan tersendiri bagi orang yang
bersangkutan.
e. Fungsi Budaya, buku merupakan contoh nyata dari hasil kebudayaan.
Oleh karena itu dengan menyimpan, merawat, dan menjaga buku bisa
juga dimaknai sebagai upaya pelestarian hasil budaya bangsa.
(Almasyari,2009:8)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipaparkan bahwa fungsi perpustakaan
umum adalah sebagai sarana untuk melestarikan bahan pustaka, menambah
pengetahuan dan wawasan masyarakat, pendukung pendidikan, hiburan dan
sebagai sarana untuk menyimpan, merawat dan menjaga bahan pustaka.
2.2 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan
Ketersediaan berasal dari kata “sedia” yang artinya siap atau kesiapan.
Ketersediaan koleksi adalah kesiapan bahan pustaka untuk digunakan dan
dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.
10
Menurut Sutarno (2006: 104) ketersediaan koleksi mencakup :
1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan
teknologi dan budaya. Informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
di butuhkan para pengguna perpustakaan selalu terjadi setiap saat
(explosion of information).
2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengkoleksi dan
menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para
pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang
tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani,
hanya akan menimbulkan ketidakefisienan dan pemborosan sumber daya
perpustakaan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipaparkan bahwa ketersediaan koleksi
baik informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan setiap saat.
Perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengkoleksi dan menyajikan
koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ketersediaan koleksi yang tidak
sesuai hanya akan menimbulkan pemborosan sumber daya perpustakaan.
2.2.1 Koleksi Perpustakaan
Salah satu komponen dalam perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya
koleksi yang memadai dan lengkap maka perpustakaan tidak akan dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada pemakainya. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah seluruh bahan pustaka yang
dikumpulkan, diolah, disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan informasinya. (Yulia,2011:1,5).
11
Menurut Thalha Achmad (2008) Koleksi Perpustakaan adalah “Kumpulan
buku-buku dan atau non buku, seperti: bagan, bentuk mikro, nerkas komputer,
bola dunia (globe), buku film, foto udara, gambar, kartu peraga, peta, piringan
hitam, VCD, DVD dan slide”.
Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literature
(1998:2) dalam Sulistyo-Basuki (1991) “Koleksi perpustakaan adalah semua
bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada
masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa koleksi
perpustakaan adalah seluruh bahan pustaka yang diolah dan disimpan untuk
disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan informasi. Salah
satu cara untuk menunjang pelaksanaan program lembaga induk adalah dengan
pengadaan koleksi.
2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan
Perpustakaan memiliki beberapa jenis koleksi untuk memenuhi kebutuhan
pengguna. Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :
1. Karya cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam
bentuk cetak, seperti buku, terbitan berseri.
2. Karya noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak
dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk
lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar.
3. Bentuk mikro
12
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan
semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat
dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan
microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan
bahan noncetak. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi
koleksi perpustakaan yaitu mikrofilm yaitu bentuk mikro dalam gulungan
film, mikrofis yaitu bentuk mikro dalam lembaran film, microopaque
yaitu bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang
mengkilat tidak tembus cahaya.
4. Karya dalam bentuk elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke
dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disk.
Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-
ROM player.
Sedangkan menurut Darmono (2007:65) jenis koleksi perpustakaan ada 6
yaitu :
1. Buku, buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun
perpustakaan. Seperti buku teks, buku penunjang, buku-buku jenis fiksi,
buku populer (umum)
2. Koleksi Referens, koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku
yang membedakannya adalah isi dan cara penyusunannya.
3. Sumber Geografi, jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim,
cuaca, ketinggian tempat, hutan, laut, dll.
4. Jenis Serial ( Terbitan Berkala), pada umumnya terbitan berkala berupa
majalah dan koran.
5. Bahan Mikro, adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media
dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikro film, mikro fice ( carik
mikro). Bentuk ini bisa di cetak dengan alat “micro reader printer”. Pada
umumnya mikro film yang disajikan untuk pengunjung perpustakaan
13
adalah film positif, sedangkan film negatifnya disimpan sebagai master
mikro film.
6. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual), bahan pandang dengar memuat
informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan
telinga seperti Kaset, Piringan Hitam, CD-ROM, VCD, DVD, Slide,
Film.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpukan bahwa jenis koleksi
perpustakaan terdiri dari karya cetak seperti buku, karya noncetak seperti
rekaman, bentuk mikro seperti mikrofilm, dan karya dalam bentuk elektronik
seperti CD-ROM dan piringan hitam.
2.3 Minat Baca
2.3.1 Pengertian Minat Baca
Istilah “minat” menurut semantik bahasa Inggris adalah “interest”.
Sedangkan “baca” adalah “reading”. “Minat Baca” berarti “Reading Interest”.
Tetapi istilah ini tidak pernah digunakan, orang sering menggunakan istilah
“Reading Habit” yang berarti “kebiasaan membaca”. (Baderi,2005)
Menurut semantik bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988) beberapa pengertian istilah diatas diartikan sebagai berikut :
Minat, diartikan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
keinginan. Baca, membaca, diartikan dengan melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis (dengan melaksanakan atau hanya dalam hati),
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, meramalkan,
menduga, memperhitungkan, memahami. Jadi minat baca, berarti keinginan
untuk mengetahui, memahami isi dari apa yang tertulis yang mereka baca.
Menurut Sutarno NS (2006:107) Minat adalah suatu keinginan atau
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat baca berarti suatu
14
keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bahan bacaan.
Bahan bacaan atau koleksi perpustakaan yang diminati oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam masyarakat adalah yang mengandung manfaat,
nilai, yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pembaca yang
bersangkutan. Nilai dan manfaat dapat menambah pengetahuan,
memberikan kesenangan, memberikan rasa kepuasan atau kenikmatan jiwa,
bahkan rasa bangga pada diri seseorang.
Menurut Darmono (2007:214) “Minat baca merupakan kecenderungan jiwa
yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat baca
merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau bahan bacaan
atau keinginan untuk mengetahui isi dari bacaan yang akan memberikan rasa puas
pada diri sendiri.
Adapun beberapa tujuan dari membaca yaitu :
1. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Mengembangkan masyarakat baca (reading society) lewat pelayanan
masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan
baca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan pengembangan diri, dengan membaca seseorang dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembang
dan berwawasan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan
prestasi dan meningkatkan karir mereka.
4. Memenuhi tuntutan intelektual, dengan membaca buku, pengetahuan
bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi
dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
5. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca akan memperoleh
pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-nari.
15
6. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang, seseorang yang senang
buku internet misalnya dengan makin membaca buku-buku tentang
internet, minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih dalam
lagi.
7. Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca seseorang dapat
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tanpa harus
pergi ke lokasi, misalnya adanya gempa bumi, banjir, kebakaran dan
peristiwa lain. (Supriyono,2006)
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca
pada dasarnya ingin mengetahui, ingin belajar dan menambah wawasan berfikir
dalam meningkatkan kemampuan diri dan taraf hidup serta dapat bersosialisasi
dalam kehidupan sosialnya.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Baca
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat baca. Menurut
Sutarno (2006 : 29) faktor-faktor yang menjadi keterbatasan minat baca rendah
adalah:
1. Faktor–faktor yang menjadi keterbatasan minat dan budaya baca rendah
a. Akses informasi dari dan ke perpustakaan
Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal
seperti kurangnya sosialisasi dan pemasyarakatan, publikasi melalui
brosur, lokasi perpustakaan kurang strategis dan terbatasnya kegiatan
perpustakaan diketahui atau diikuti oleh masyarakat. Keterbatasan
informasi ke perpustakaan misalnya tidak adanya papan penunjuk ke
perpustakaan di tempat–tempat yang strategis. Jalur angkutan umum ke
perpustakaan yang belum memadai, tingkat kesibukan kelompok
masyarakat semestinya merupakan pelanggan atau konsumen
perpustakaan.
16
b. Tingkat pendidikan masyarakat masih berada di bawah standar.
Pengguna perpustakaan adalah mereka yang berkecimpung dengan dunia
informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan terkait langsung dengan
aktifitas membaca, belajar, informasi, penelitian dan kegiatan yang
sejenis sehingga untuk masyarakat tertentu belum sadar atas kehendak
sendiri untuk memanfaatkan perpustakaan.
c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan.
Sebagian anggota masyarakat secara kebetulan kondisi social
ekonominya belum beruntung, maka perhatian untuk membeli atau
memiliki buku masih dianggap kurang. Jadi kebiasaan membaca di
rumah juga terbatas, karena di rumah sedikit atau bahkan jarang
membaca, maka minat untuk ke perpustakaan untuk membaca juga
berkurang. Kondisi yang demikian berujung pada suatu kesimpulan
bahwa kondisi sosial ekonomi belum baik dapat berpengaruh pada minat
masyarakat ke perpustakaan.
d. Layanan perpustakaan kepada masyarakat belum merata.
Layanan belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk
memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya
berkunjung ke perpustakaan.
e. Apresiasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan berkaitan erat
dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan dan kondisi serta
lingkungannya. Semua itu belum menunjang, maka dapat berakibat
terhadap apresiasi dan respon masyarakat. Sebaliknya jika semua telah
disebutkan sudah berjalan baik, maka secara langsung dan tidak langsung
akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat dalam
menggunakan layanan perpustakaan.
2. Faktor-faktor mendorong terciptanya minat baca adalah sebagai berikut :
a. Rasa ingin tahu tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan
informasi
17
b. Keadaan lingkungan fisik memadai, dan tersedianya bahan bacaan
menarik, berkualitas, dan beragam.
c. Keadaan lingkungan sosial lebih kondusif, maksudnya adanya iklim
selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual
e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Menurut Mastini Hardjoprakosa dalam Daryono (2011) faktor yang
menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia antara lain :
a. Pemerintah dan swasta dengan lembaga pendidikannya, para guru kurang
memotivasi para anak didiknya untuk membaca buku-buku selain buku
pelajaran.
b. Para orang tua tidak memberi dorongan kepada anak untuk
mengutamakan membeli buku dari pada mainan, alat pandang dengar.
Mereka biasanya kurang mengetahui jenis buku yang sesuai dan disukai
anak dan mereka biasanya juga kurang memperkenalkan perpustakan
kepada anak-anak.
c. Para penerbit media cetak memasang harga buku yang bermutu terlalu
tinggi, sehingga tak terjangkau oleh masyarakat luas.
d. Para pengarang, penyadur dan penerjemah yang semakin berkurang,
karena royalti yang tidak menentu dan masih terkena PPH.
e. Perpustakaan Umum yang jumlahnya belum mencukupi di tiap Provinsi
untuk melayani masyarakat.
f. Perpustakaan masjid yang belum terkelola dengan profesional.
Selain masalah tersebut diatas masih ada beberapa faktor lain :
a. Kurangnya fasilitas perpustakan di daerah pedesaan, perkampungan serta
kurangnya pengertian akan manfaat perpustakan
b. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan yang professional
c. Terbatasnya bahan pustaka dalam jumlah dan variasinya yang belum
memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.
18
d. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, seperti jasa referens,
pemutaran film, bercerita dan penelusuran.
e. Terbatasnya ruangan perpustakaan yang berakibat belum adanya ruang-
ruang khusus seperti ruang baca, ruang cerita, ruang remaja.
f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan.
g. Kurangnya kebijakan tentang promosi budaya baca dan pemasyarakatan
perpustakaan
h. Belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar
perpustakaan.
Menurut Mastini Hardjoprakosa dalam Daryono (2011) ada beberapa
gagasan yang dapat diusahakan untuk meningkatkan minat baca :
a. Membaca harus dipromosikan sebagai kegiatan keluarga dan sekolah,
sebaiknya dijadikan tradisi untuk memberi hadiah buku pada setiap ulang
tahun, naik kelas dan lainnya, mengajak anak ke toko buku untuk
memberi kesempatan anak memilih sendiri buku yang diinginkan.
b. Kegiatan mempromosikan buku sebagai bacaan yang menarik, sebaiknya
penerbit bekerjasama dengan media masa seperti surat kabar, radio, TV
untuk mempromosikan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau
oleh masyarakat luas. Dan penerbit menerbitkan buku anak-anak dengan
ilustrasi yang menarik dan harga terjangkau.
Menurut Setiawan Hartadi (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
dan bisa menghambat masyarakat untuk mencintai dan menyenangi buku sebagai
sumber informasi layaknya membaca koran dan majalah, yaitu:
1. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa atau mahasiswa
harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari
informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
2. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang
membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku.
Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa
19
dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat kita, karena
internet merupakan sarana visual yang dapat dikaitkan dengan sumber
informasi yang lebih up to date, tetapi hal ini disikapi lain karena yang
dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi
konsumsi anak-anak.
3. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall,
supermarket.
4. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini
terlihat dari kebiasaan ibu-ibu yang sering mendongeng kepada putra-
putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara
verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui
bacaan.
5. Para ibu disibukkan dengan berbagai kegiatan di rumah atau di kantor
serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga
waktu untuk membaca sangat minim.
6. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga
jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk
yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
menyebabkan rendahnya minat baca adalah koleksi yang kurang banyak, sistem
pembelajaran di Indonesia yang belum mengharuskan siswa atau mahasiswanya
membaca. Sedangkan faktor yang mendukung minat baca adalah rasa ingin tahu
yang tinggi terhadap fakta, keadaan lingkungan fisik yang memadai, keadaan
lingkungan sosial yang kondusif dan rasa haus akan informasi.