BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan secara … II.pdf · satu cara untuk menunjang pelaksanaan...

14
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan secara Umum Perpustakaan merupakan tempat atau ruang terkumpulnya buku-buku bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam mencari buku atau koleksi yang diinginkan. Ada beberapa jenis perpustakaan, salah satunya adalah Perpustakaan umum. 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada di kabupaten/kota yang diselenggarakan oleh dana umum. Perpustakaan ini berada di bawah naungan pemerintah provinsi. Menurut Sutarno NS (2006:43) perpustakaan umum merupakan satu- satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu perpustakaan kabupaten atau kota, kecamatan, desa/kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat atau taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling. Perpustakaan umum menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur, pendidikan serta serta perbedaan lainnya. Menurut Sulistyo-Basuki (2011:2,7) Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani penduduk secara gratis atau dengan pungutan biaya yang minimal. Pengelolaan perpustakaan umum dibiayai oleh pemerintah atau oleh swasta.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan secara … II.pdf · satu cara untuk menunjang pelaksanaan...

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan secara Umum

Perpustakaan merupakan tempat atau ruang terkumpulnya buku-buku

bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

mencari buku atau koleksi yang diinginkan. Ada beberapa jenis perpustakaan,

salah satunya adalah Perpustakaan umum.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada di kabupaten/kota

yang diselenggarakan oleh dana umum. Perpustakaan ini berada di bawah

naungan pemerintah provinsi.

Menurut Sutarno NS (2006:43) perpustakaan umum merupakan satu-

satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis yaitu perpustakaan kabupaten atau kota, kecamatan, desa/kelurahan,

perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat atau taman bacaan masyarakat,

dan perpustakaan keliling. Perpustakaan umum menyediakan sumber belajar

sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa membedakan suku

bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur,

pendidikan serta serta perbedaan lainnya.

Menurut Sulistyo-Basuki (2011:2,7) Perpustakaan umum adalah

perpustakaan yang melayani penduduk secara gratis atau dengan pungutan biaya

yang minimal. Pengelolaan perpustakaan umum dibiayai oleh pemerintah atau

oleh swasta.

7

Ciri-ciri perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

a. Terbuka untuk umum artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang

perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan

politik, dan pekerjaan.

b. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari

masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh

pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan

umum. Karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus

terbuka untuk umum.

c. Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma–cuma. Jasa yang

diberikan menyangkut jasa referal artinya jasa memberikan informasi,

peminjaman, konsultasi studi, sedangkan keanggotaan bersifat cuma-

cuma artinya tidak perlu membayar.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum

adalah perpustakaan yang berada di kabupaten atau kota, kecamatan, termasuk

juga taman bacaan rakyat dan perpustakaan keliling, yang diselenggarakan oleh

dana umum dari pemerintah. Memiliki ciri-ciri terbuka untuk umum, di biayai

oleh dana umum, dan jasa yang diberikan bersifat cuma-cuma dan berfungsi untuk

melayani seluruh lapisan masyarakat.

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum bertujuan untuk menyediakan sumber informasi dan

sebagai sarana rekreasi untuk masyarakat yang ingin menghabiskan waktu

luangnya di perpustakaan.

8

Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh

Sulistyo-Basuki (1991:46) menyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4

tujuan utama yaitu :

a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka

yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang

lebih baik

b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi

masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi

mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat

c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat

sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan

bantuan bahan pustaka

d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan

pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat

sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah,

pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan

keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala

bentuk seni budaya.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat di paparkan bahwa tujuan perpustakaan

umum yaitu memberikan kesempatan umum untuk membaca bahan pustaka,

menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat,

membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan sebagai

pusat utama kehidupan sosial budaya.

9

Perpustakaan umum sebagai perangkat dan bagian yang tidak lepas dari

sistem pembelajaran sepanjang hayat berfungsi sebagai :

a. Fungsi Pelestarian, upaya secara nyata untuk melestarikan beragam

bentuk dan jenis buku atau bahan pustaka yang telah diterbitkan.

b. Fungsi Informasi, orang akan memiliki pengetahuan yang luas dan

wawasan yang mendalam.

c. Fungsi Pendidikan, sebagai pendukung pendidikan bagi generasi penerus

tentang kegiatan pembelajaran yang dijalani.

d. Fungsi Rekreasi, dalam perpustakaan biasa tersimpan beragam buku,

bahan pustaka, dan dokumentasi yang menyangkut pengalaman berbagai

pihak. Dengan melihat atau membaca koleksi bahan pustaka tersebut

pada waktu tertentu merupakan hiburan tersendiri bagi orang yang

bersangkutan.

e. Fungsi Budaya, buku merupakan contoh nyata dari hasil kebudayaan.

Oleh karena itu dengan menyimpan, merawat, dan menjaga buku bisa

juga dimaknai sebagai upaya pelestarian hasil budaya bangsa.

(Almasyari,2009:8)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipaparkan bahwa fungsi perpustakaan

umum adalah sebagai sarana untuk melestarikan bahan pustaka, menambah

pengetahuan dan wawasan masyarakat, pendukung pendidikan, hiburan dan

sebagai sarana untuk menyimpan, merawat dan menjaga bahan pustaka.

2.2 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Ketersediaan berasal dari kata “sedia” yang artinya siap atau kesiapan.

Ketersediaan koleksi adalah kesiapan bahan pustaka untuk digunakan dan

dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.

10

Menurut Sutarno (2006: 104) ketersediaan koleksi mencakup :

1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan

teknologi dan budaya. Informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang

di butuhkan para pengguna perpustakaan selalu terjadi setiap saat

(explosion of information).

2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengkoleksi dan

menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para

pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang

tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani,

hanya akan menimbulkan ketidakefisienan dan pemborosan sumber daya

perpustakaan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dipaparkan bahwa ketersediaan koleksi

baik informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan setiap saat.

Perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengkoleksi dan menyajikan

koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ketersediaan koleksi yang tidak

sesuai hanya akan menimbulkan pemborosan sumber daya perpustakaan.

2.2.1 Koleksi Perpustakaan

Salah satu komponen dalam perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya

koleksi yang memadai dan lengkap maka perpustakaan tidak akan dapat

memberikan pelayanan yang baik kepada pemakainya. Dalam hal ini yang

dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah seluruh bahan pustaka yang

dikumpulkan, diolah, disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan informasinya. (Yulia,2011:1,5).

11

Menurut Thalha Achmad (2008) Koleksi Perpustakaan adalah “Kumpulan

buku-buku dan atau non buku, seperti: bagan, bentuk mikro, nerkas komputer,

bola dunia (globe), buku film, foto udara, gambar, kartu peraga, peta, piringan

hitam, VCD, DVD dan slide”.

Menurut buku Pedoman Pembinaan Koleksi dan Pengetahuan Literature

(1998:2) dalam Sulistyo-Basuki (1991) “Koleksi perpustakaan adalah semua

bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah, dan disimpan untuk disajikan kepada

masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa koleksi

perpustakaan adalah seluruh bahan pustaka yang diolah dan disimpan untuk

disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan akan informasi. Salah

satu cara untuk menunjang pelaksanaan program lembaga induk adalah dengan

pengadaan koleksi.

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan memiliki beberapa jenis koleksi untuk memenuhi kebutuhan

pengguna. Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :

1. Karya cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam

bentuk cetak, seperti buku, terbitan berseri.

2. Karya noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak

dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk

lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar.

3. Bentuk mikro

12

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan

semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat

dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan

microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan

bahan noncetak. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi

koleksi perpustakaan yaitu mikrofilm yaitu bentuk mikro dalam gulungan

film, mikrofis yaitu bentuk mikro dalam lembaran film, microopaque

yaitu bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang

mengkilat tidak tembus cahaya.

4. Karya dalam bentuk elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke

dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disk.

Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-

ROM player.

Sedangkan menurut Darmono (2007:65) jenis koleksi perpustakaan ada 6

yaitu :

1. Buku, buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun

perpustakaan. Seperti buku teks, buku penunjang, buku-buku jenis fiksi,

buku populer (umum)

2. Koleksi Referens, koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku

yang membedakannya adalah isi dan cara penyusunannya.

3. Sumber Geografi, jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim,

cuaca, ketinggian tempat, hutan, laut, dll.

4. Jenis Serial ( Terbitan Berkala), pada umumnya terbitan berkala berupa

majalah dan koran.

5. Bahan Mikro, adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media

dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikro film, mikro fice ( carik

mikro). Bentuk ini bisa di cetak dengan alat “micro reader printer”. Pada

umumnya mikro film yang disajikan untuk pengunjung perpustakaan

13

adalah film positif, sedangkan film negatifnya disimpan sebagai master

mikro film.

6. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual), bahan pandang dengar memuat

informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan

telinga seperti Kaset, Piringan Hitam, CD-ROM, VCD, DVD, Slide,

Film.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpukan bahwa jenis koleksi

perpustakaan terdiri dari karya cetak seperti buku, karya noncetak seperti

rekaman, bentuk mikro seperti mikrofilm, dan karya dalam bentuk elektronik

seperti CD-ROM dan piringan hitam.

2.3 Minat Baca

2.3.1 Pengertian Minat Baca

Istilah “minat” menurut semantik bahasa Inggris adalah “interest”.

Sedangkan “baca” adalah “reading”. “Minat Baca” berarti “Reading Interest”.

Tetapi istilah ini tidak pernah digunakan, orang sering menggunakan istilah

“Reading Habit” yang berarti “kebiasaan membaca”. (Baderi,2005)

Menurut semantik bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1988) beberapa pengertian istilah diatas diartikan sebagai berikut :

Minat, diartikan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,

keinginan. Baca, membaca, diartikan dengan melihat serta memahami isi

dari apa yang tertulis (dengan melaksanakan atau hanya dalam hati),

mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan, meramalkan,

menduga, memperhitungkan, memahami. Jadi minat baca, berarti keinginan

untuk mengetahui, memahami isi dari apa yang tertulis yang mereka baca.

Menurut Sutarno NS (2006:107) Minat adalah suatu keinginan atau

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat baca berarti suatu

14

keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bahan bacaan.

Bahan bacaan atau koleksi perpustakaan yang diminati oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam masyarakat adalah yang mengandung manfaat,

nilai, yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pembaca yang

bersangkutan. Nilai dan manfaat dapat menambah pengetahuan,

memberikan kesenangan, memberikan rasa kepuasan atau kenikmatan jiwa,

bahkan rasa bangga pada diri seseorang.

Menurut Darmono (2007:214) “Minat baca merupakan kecenderungan jiwa

yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca”.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa minat baca

merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau bahan bacaan

atau keinginan untuk mengetahui isi dari bacaan yang akan memberikan rasa puas

pada diri sendiri.

Adapun beberapa tujuan dari membaca yaitu :

1. Mewujudkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2. Mengembangkan masyarakat baca (reading society) lewat pelayanan

masyarakat perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan lingkungan

baca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat.

3. Meningkatkan pengembangan diri, dengan membaca seseorang dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarnya berkembang

dan berwawasan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang

lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan

prestasi dan meningkatkan karir mereka.

4. Memenuhi tuntutan intelektual, dengan membaca buku, pengetahuan

bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi

dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.

5. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca akan memperoleh

pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-nari.

15

6. Meningkatkan minatnya terhadap suatu bidang, seseorang yang senang

buku internet misalnya dengan makin membaca buku-buku tentang

internet, minatnya akan meningkat untuk mempelajarinya lebih dalam

lagi.

7. Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca seseorang dapat

mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tanpa harus

pergi ke lokasi, misalnya adanya gempa bumi, banjir, kebakaran dan

peristiwa lain. (Supriyono,2006)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca

pada dasarnya ingin mengetahui, ingin belajar dan menambah wawasan berfikir

dalam meningkatkan kemampuan diri dan taraf hidup serta dapat bersosialisasi

dalam kehidupan sosialnya.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Baca

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat baca. Menurut

Sutarno (2006 : 29) faktor-faktor yang menjadi keterbatasan minat baca rendah

adalah:

1. Faktor–faktor yang menjadi keterbatasan minat dan budaya baca rendah

a. Akses informasi dari dan ke perpustakaan

Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal

seperti kurangnya sosialisasi dan pemasyarakatan, publikasi melalui

brosur, lokasi perpustakaan kurang strategis dan terbatasnya kegiatan

perpustakaan diketahui atau diikuti oleh masyarakat. Keterbatasan

informasi ke perpustakaan misalnya tidak adanya papan penunjuk ke

perpustakaan di tempat–tempat yang strategis. Jalur angkutan umum ke

perpustakaan yang belum memadai, tingkat kesibukan kelompok

masyarakat semestinya merupakan pelanggan atau konsumen

perpustakaan.

16

b. Tingkat pendidikan masyarakat masih berada di bawah standar.

Pengguna perpustakaan adalah mereka yang berkecimpung dengan dunia

informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan terkait langsung dengan

aktifitas membaca, belajar, informasi, penelitian dan kegiatan yang

sejenis sehingga untuk masyarakat tertentu belum sadar atas kehendak

sendiri untuk memanfaatkan perpustakaan.

c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan.

Sebagian anggota masyarakat secara kebetulan kondisi social

ekonominya belum beruntung, maka perhatian untuk membeli atau

memiliki buku masih dianggap kurang. Jadi kebiasaan membaca di

rumah juga terbatas, karena di rumah sedikit atau bahkan jarang

membaca, maka minat untuk ke perpustakaan untuk membaca juga

berkurang. Kondisi yang demikian berujung pada suatu kesimpulan

bahwa kondisi sosial ekonomi belum baik dapat berpengaruh pada minat

masyarakat ke perpustakaan.

d. Layanan perpustakaan kepada masyarakat belum merata.

Layanan belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk

memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya

berkunjung ke perpustakaan.

e. Apresiasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan.

Apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan berkaitan erat

dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan dan kondisi serta

lingkungannya. Semua itu belum menunjang, maka dapat berakibat

terhadap apresiasi dan respon masyarakat. Sebaliknya jika semua telah

disebutkan sudah berjalan baik, maka secara langsung dan tidak langsung

akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat dalam

menggunakan layanan perpustakaan.

2. Faktor-faktor mendorong terciptanya minat baca adalah sebagai berikut :

a. Rasa ingin tahu tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan

informasi

17

b. Keadaan lingkungan fisik memadai, dan tersedianya bahan bacaan

menarik, berkualitas, dan beragam.

c. Keadaan lingkungan sosial lebih kondusif, maksudnya adanya iklim

selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.

d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual

e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.

Menurut Mastini Hardjoprakosa dalam Daryono (2011) faktor yang

menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia antara lain :

a. Pemerintah dan swasta dengan lembaga pendidikannya, para guru kurang

memotivasi para anak didiknya untuk membaca buku-buku selain buku

pelajaran.

b. Para orang tua tidak memberi dorongan kepada anak untuk

mengutamakan membeli buku dari pada mainan, alat pandang dengar.

Mereka biasanya kurang mengetahui jenis buku yang sesuai dan disukai

anak dan mereka biasanya juga kurang memperkenalkan perpustakan

kepada anak-anak.

c. Para penerbit media cetak memasang harga buku yang bermutu terlalu

tinggi, sehingga tak terjangkau oleh masyarakat luas.

d. Para pengarang, penyadur dan penerjemah yang semakin berkurang,

karena royalti yang tidak menentu dan masih terkena PPH.

e. Perpustakaan Umum yang jumlahnya belum mencukupi di tiap Provinsi

untuk melayani masyarakat.

f. Perpustakaan masjid yang belum terkelola dengan profesional.

Selain masalah tersebut diatas masih ada beberapa faktor lain :

a. Kurangnya fasilitas perpustakan di daerah pedesaan, perkampungan serta

kurangnya pengertian akan manfaat perpustakan

b. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan yang professional

c. Terbatasnya bahan pustaka dalam jumlah dan variasinya yang belum

memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan.

18

d. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan, seperti jasa referens,

pemutaran film, bercerita dan penelusuran.

e. Terbatasnya ruangan perpustakaan yang berakibat belum adanya ruang-

ruang khusus seperti ruang baca, ruang cerita, ruang remaja.

f. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan.

g. Kurangnya kebijakan tentang promosi budaya baca dan pemasyarakatan

perpustakaan

h. Belum adanya kemantapan kerjasama jaringan yang terpadu antar

perpustakaan.

Menurut Mastini Hardjoprakosa dalam Daryono (2011) ada beberapa

gagasan yang dapat diusahakan untuk meningkatkan minat baca :

a. Membaca harus dipromosikan sebagai kegiatan keluarga dan sekolah,

sebaiknya dijadikan tradisi untuk memberi hadiah buku pada setiap ulang

tahun, naik kelas dan lainnya, mengajak anak ke toko buku untuk

memberi kesempatan anak memilih sendiri buku yang diinginkan.

b. Kegiatan mempromosikan buku sebagai bacaan yang menarik, sebaiknya

penerbit bekerjasama dengan media masa seperti surat kabar, radio, TV

untuk mempromosikan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau

oleh masyarakat luas. Dan penerbit menerbitkan buku anak-anak dengan

ilustrasi yang menarik dan harga terjangkau.

Menurut Setiawan Hartadi (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

dan bisa menghambat masyarakat untuk mencintai dan menyenangi buku sebagai

sumber informasi layaknya membaca koran dan majalah, yaitu:

1. Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa atau mahasiswa

harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari

informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.

2. Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang

membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku.

Sebenarnya dengan berkembangnya teknologi internet akan membawa

19

dampak terhadap peningkatan minat baca masyarakat kita, karena

internet merupakan sarana visual yang dapat dikaitkan dengan sumber

informasi yang lebih up to date, tetapi hal ini disikapi lain karena yang

dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi

konsumsi anak-anak.

3. Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall,

supermarket.

4. Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini

terlihat dari kebiasaan ibu-ibu yang sering mendongeng kepada putra-

putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara

verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui

bacaan.

5. Para ibu disibukkan dengan berbagai kegiatan di rumah atau di kantor

serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga

waktu untuk membaca sangat minim.

6. Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga

jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk

yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

menyebabkan rendahnya minat baca adalah koleksi yang kurang banyak, sistem

pembelajaran di Indonesia yang belum mengharuskan siswa atau mahasiswanya

membaca. Sedangkan faktor yang mendukung minat baca adalah rasa ingin tahu

yang tinggi terhadap fakta, keadaan lingkungan fisik yang memadai, keadaan

lingkungan sosial yang kondusif dan rasa haus akan informasi.