BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remaja Merupakan salah satu dari 5 komponen konsep diri tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi komponen citra diri saja : Citra diri atau gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Pada usia remaja, fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode kehidupan yang lain. Bentuk tubuh, tinggi, berat bdan dan tanda-tanda pertumbuhan sekunder. Perkembangan mamae menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu, semua akan menjadi bagian dari gambaran diri. Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan sosial. Dalam masa remaja, sering kali remaja menilai dirinya tidak selaras dengan yang sesungguhnya. Maksudnya, remaja sering memiliki citra diri yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah dari yang semestinya. Umumnya remaja putri seringkali menilai diri lebih tinggi (overestimate), dan remaja pria menilai diri lebih rendah (underestimate). Mappiare (1982), dikutip dari Rumini S & Sundari S (2004). Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan menyukai bagian

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Citra Diri Remaja

Merupakan salah satu dari 5 komponen konsep diri tetapi dalam penelitian ini

peneliti hanya membatasi komponen citra diri saja :

Citra diri atau gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar

dan tidak sadar. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima

reaksi dari tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain. Kemudian mulai

memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan.

Pada usia remaja, fokus individu terhadap fisik lebih menonjol dari periode

kehidupan yang lain. Bentuk tubuh, tinggi, berat bdan dan tanda-tanda pertumbuhan

sekunder. Perkembangan mamae menstruasi, perubahan suara, pertumbuhan bulu,

semua akan menjadi bagian dari gambaran diri.

Remaja dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya

terutama lingkungan sosial. Dalam masa remaja, sering kali remaja menilai dirinya

tidak selaras dengan yang sesungguhnya. Maksudnya, remaja sering memiliki citra

diri yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah dari yang semestinya. Umumnya

remaja putri seringkali menilai diri lebih tinggi (overestimate), dan remaja pria

menilai diri lebih rendah (underestimate). Mappiare (1982), dikutip dari Rumini S &

Sundari S (2004).

Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan menyukai bagian

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan

harga diri. Individu yang stabil realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya

akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu

sukses di dalam kehidupan (Kelliat, 2002).

Citra diri bisa tertanam dalam fikiran bawah sadar oleh pengaruh orang lain,

pengaruh lingkungan, pengalaman masa lalu atau sengaja ditanamkan oleh fikiran

bawah sadar. Citra diri ada yang bersifat membangun, adapula yang bersifat negatif

dan merusak. Citra diri yang positif akan membawa seseorang pada kehidupan sukses

dan bahagia dunia akhirat, sebaliknya citra diri yang negatif akan menghancurkan

kehidupan seseorang dan membawa pada kesengsaraan hidup dunia dan akhirat. Citra

diri memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang, antara lain: citra diri

merupakan blueprint kehidupan seseorang, ia akan menjalani kehidupannya sesuai

gambaran mental yang ada dalam citra dirinya, gambaran mental pada fikiran bawah

sadar seseorang cenderung menjelma ke alam nyata, kiprah seseorang dibatasi dengan

citra dirinya, ia tidak akan pernah melampaui batasan-batasannya yang tergambar

dalam fikiran bawah sadarnya, citra diri negatif membawa mereka dalam kehancuran,

citra diri positif membawa mereka pada kemenangan dan keberhasilan, citra diri

negatif menarik unsur negatif ke dalam kehidupan seseorang, citra diri positif

menarik unsur positif dalam kehidupannya (Tadabbur, 2008).

1. Citra Diri Negatif

Citra diri negatif adalah gambaran serta anggapan seseorang tentang dirinya

sendiri yang bersifat negatif. Citra diri negatif tertanam di dalam diri seseorang

akibat pengaruh lingkungan, orang lain atau pengalaman masa lalu yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

membekas dalam dirinya. Di daerah yang lingkungan hidupnya miskin para orang

tua menanamkan fikiran negatif terhadap putra putrinya. Ketika anak

menyampaikan cita-citanya maka orang tua selalu merendahkannya. Jika ucapan

orang tua yang berulang-ulang itu terekam dalam fikiran bawah sadar sianak

secara mendalam, maka ucapan itu telah membentuk citra diri si anak. Apapun

usaha dan bisnis yang digelutinya akan mengalami kehancuran selama citra diri

negatif itu masih tertanam dalam fikiran bawah sadarnya. Untuk mencapai sukses

harus merubah citra dirinya. Mengubah citra diri yang telah tertanam dalam diri

seseorang membutuhkan usaha yang gigih dan sungguh-sungguh (Tadabbur,

2008).

Ciri-ciri citra diri negatif

Tanda-tanda orang yang mempunyai citra diri yang negatif secara umum antara

lain:

a. Merasa rendah diri, menganggap diri tidak berguna dan tidak berarti di tengah

masyarakat. Merasa keberadaannya tidak dibutuhkan oleh masyarakat dan

lingkungan.

b. Merasa tidak pantas atau berhak memiliki atau mendapatkan sesuatu.

c. Merasa terlalu muda atau tua untuk melakukan sesuatu.

d. Merasa dibenci dan tidak disukai oleh lingkungan dan orang disekitarnya.

e. Merasa tidak mampu dan selalu khawatir mendapat kegagalan dan cemoohan

dari orang disekelilingnya.

f. Merasa kurang pendidikan dibanding orang lain.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

g. Jarang memiliki dorongan dan semangat hidup, tidak berani memulai sesuat

hal yang baru, selalu khawatir berbuat salah dan ditertawakan orang.

2. Citra Diri Positif

Citra diri positif adalah anggapan atau gambaran seseorang tentang dirinya

sendiri yang bersifat positif. Umumnya sejak anak-anak orang tua mereka telah

menanamkan nilai-nilai positif ke dalam fikiran si anak. Orang yang mempunyai

citra diri positif mempunyai semangat hidup dan semangat juang yang tinggi. Ia

mempunya cita-cita dan gambaran yang jelas tentang masa depannya. Ia

merasakan dirinya penuh semangat, optimis, dan yakin pada setiap yang

dikerjakan. Citra diri positif menjadi blueprint kehidupannya, dunia seolah-olah

tunduk padanya, sukses demi sukses diraih seiring dengan berjalannya waktu

(Tadabbur, 2008).

Ciri citra diri positif

Tanda-tanda orang mempunyai citra diri positif antara lain:

a. Mempunyai gambaran yang jelas tentang masa depannya.

b. Optimis mengarungi kehidupan.

c. Yakin dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

d. Penuh harapan dan yakin dapat meraih kehidupan yang lebih baik.

e. Segera bangkit dari kegagalan dan tidak larut dalam duka berkepanjangan.

f. Tidak ada hal yang tidak mungkin.

g. Penuh rasa percaya diri.

3. Membentuk Citra Diri Positif

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Mengubah citra diri yang negatif menjadi positif bukanlah pekerjaan yang

mudah, dibutuhkan suatu usaha yang gigih dan sunggauh-sungguh. Ucapa-ucapan

negatif yang sering didengatnya itu mengendap didalam fikiran bawah sadar

membentuk citra diri negatif. Untuk membentuk citra diri positif, terlebih dahulu

citra diri negatif itu harus dihapuskan dari fikirn bawah sadar, kemudian diganti

dengan citra diri baru yang positif (Tadabbbur, 2008).

Tadabbur (2008), mengatakan bahwa menanam fikiran baru kedalam fikiran

bawah sadar tidak bisa dilakukan begitu saja. Kita tidak bisa memaksakan suatu

pemikiran kedalam fikiran bawah sadar, ia akan menolak jika kita paksakan.

Semakin kuat kita memaksakan semakin kuat pula dia menolak. Cara paling

efektif memasukkan pengaruh ke dalam fikiran bawah sadar adalah dengan

memasuki kondisi alpha. Para ahli telah menemukan bahwa otak manusia

memancarkan gelombang otak yang dapat diukur dengan alat EEG. Otak

memancarkan gelombang sesuai kondisi fikiran dan jiwanya. Ada 4 kondisi

gelombang otak manusia yaitu:

a. Beta 14-100 Hz

Pada kondisi ini seseorang dalam keadaan terjaga dan sadar sepenuhnya.

Otak kiri dalam keadaan aktif digunakan untuk konsentrasi berfikir, berhitung,

menganalisa atau mengevaluasi keadaan disekitarnya sehingga gelombang

otak meninggi. Gelombang otak yang tinggi merangsang otak mengeluarkan

hormon kortisol dan norefinefrin yang menyebabkan rasa cemas, tegang dan

stres.

b. Alfa 8-14 Hz

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Orang yang sedang melamun, tenang, rileks dan santai gelombang

otaknya berada pada frekuensi ini. Kondisi ini merupakam pintu masuk atau

akses kedalan fikiran bawah sadar. Inilah kondisi yang kita cari untuk

memasukkan informasi atau saran kedalam fikiran bawah sadar. Pada kondisi

ini otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan

seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia. Hormon ini meningkatkan

imunitas tubuh, melebarkan pembuluh darah, menstabilkan detak jantung dan

mempertajam indra kita. Pada kondisi ini otak menjadi cerdas dan mudah

menyerap berbagai informasi yang diterima. Anak balita gelombang otaknya

selalu dalam keadaan alfa kerena itu mereka mdah menyerap informasi atau

mengingat dan menghafal sesuatu dengan cepat.

c. Theta 4-8 Hz

Pada kondisi ini seseorang berada dalam keadaan tidur dan mimpi, tubuh

menjadi rileks dan santai. Otak mengeluarkan melatonin, catecholamine dan

AVP (arginine-vasopressin) yang memberi rasa nyaman pada seluruh tubuh.

d. Delta 1-4 Hz

Frekuensi terendah ini muncul disaat seseorang tidur pulas tanpa mimpi,

tidak sadar, tidak bisa merasakan badan, tidak berfikir. Pada saat otak

mengeluarkan hormon pertumbuhan HGH (Human Growth Hormon) yang

bisa membuat orang awet muda. Jika seseorang tidur dalam keadaan delta

walaupun sebentar, ketika bangun kembali tubuhnya akan terasa sangat

nyaman dan segar (Tadabbur, 2008).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Keberhasilan anda menghilangkan pengaruh negatif dan memasukkan

pengaruh positif kedalan fikiran bawah sadar tergantung kemampuan anda

memasuki keadaan alfa. Semakin pandai anda masuk kekondisi alfa semakin

mudah anda membentuk citra diri positif pada diri anda. Memasuki kondisi alfa

bisa dilakukan dengan meditasi, hipnoterapi atau bantuan suara musik yang

menimbulkan rasa tenang dan nyaman (rileks). Setelah anda memasuki kondisi

alfa anda bisa mengulang kalimat tertentu untuk mengubah citra diri menjadi

positif (Tadabbur, 2008).

Beberapa cara untuk menciptakan citra diri yang positif:

1) Menjadi diri anda sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

2) Melakukan hal positif untuk diri sendiri dan lingkungan.

3) Meningkatkan nilai diri.

4) Menghargai perbedaan dengan lingkungan, tidak menyalahkan lingkungan.

5) Mengevaluasi semua tindakan yang telah dilakukan.

6) Menahargai kelebihan dan kehebatan orang lain.

7) Siap meminta maaf jika ternyata kita memang melakukan kesalahan (Arianto,

2008).

Manfaat memiliki citra diri yang positif

1) Membangun percaya diri

Citra diri yang positif secara alamiah akan membangun rasa percaya diri,

yang merupakan salah satu kunci sukses. Citra dirinya yang positif

mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang masih dapat dilakukan. Fokus

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

pada hal-hal yang masih bisa dilakukan, bukan pada hal-hal yang sudah tidak

bisa dilakukan lagi. Dari sinilah terdongkrak rasa percaya diri.

2) Meningkatkan daya juang

Dampak langsung dari citra diri yang positif adalah semangat juang

yang tinggi. Orang yang memiliki citra diri positif, percaya bahwa dirinya

jauh lebih berharga dari pada masalah ataupun penyakit yang sedang

dihadapinya.Bisa melihat bahwa hidupnya jauh lebih indah dari segala krisis

dan kegagalan jangka pendek yang harus dilewatinya. Segala upaya di jalani

dengan tekun untuk mengalahkan masalah yang sedang terjadi dan meraih

kembali kesuksesan. Inilah daya juang yang lebih tinggi yang muncul dari

orang dengan citra diri positif.

3) Membawa perubahan positif

Orang yang memiliki citra diri yang positif senantiasa mempunyai

inisiatif untuk menggulirkan perubahan positif bagi lingkungan tempat

berkarya. Tidak akan menunggu agar kehidupan menjadi lebih baik,

sebaliknya akan melakukan perubahan untuk membuat kehidupan menjadi

lebih baik. Manfaat terbaik citra diri pada usia berapappun adalah bahwa akan

merasa nyaman dengan diri sendir dan berkat itu lebih banyak orang berada di

dekat kita (Arianto, 2008).

Citra diri adalah aspek yang penting dari perkembangan konsep diri yaitu

merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Bila remaja memandang

tubuhnya sesuai dengan harapannya maupun dengan ideal yang ada, maka akan

memberikan keuntungan positif bagi diri remaja. Hal ini akan menimbulkan citra

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

diri yang positif, karena remaja yang memandang dirinya tidak sesuai dengan

harapan dan kenyataan maka dapat menimbulkan citra diri yang negatif, hingga

remaja tidak puas dengan dirinya, menjadi sulit menerima diri apa adanya, peka

terhadap kritik, responsif terhadap pujian dan pesimis.

Rentang respon konsep diri dapat digambarkan sebagai berikut:

Respon aktif respon maladaptif

Aktualisasi

diri

Konsep diri

positif

Konsep diri

rendah

Kekacauan

identitas

depersonalisasi

(Stuart and Sundeen, 1991)

Rentang respon konsep diri menurut Stuart and Sundeen (1991) :

1) Aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan pertanyaan tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman yang sukses.

2) Konsep diri positif

Konsep diri positif menunjukkan bahwa individu akan sukses di dalam

hidupnya.

3) Harga diri rendah

Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dan

mal-adaptif.

4) Kekacauan identitas

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Kekacauan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk

mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam

kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.

5) Depersonalisasi

Depersonalisasi adalah suatu perasaan tidak realistis dan keasingan dari

diri sendiri.

4. Stressor Pencetus

Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian

badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi

tubuh, proses tumbuh dan kembang, prosedur tindakan dan pengobatan

Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi transisi peran. Ada 3 jenis

transisi peran yaitu :

1) Transisi perkembangan

Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaikan

tugas perkembangan yang berbeda-beda.

2) Transisi situasi

Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau

berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status

sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan situs menyebabkan

perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran, yaitu konflik

peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.

3) Transisi sehat – sakit

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Stressor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dari

berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi

semua komponen konsep diri diantaranya gambaran diri.

5. Mekanisme koping

Mekanisme koping pada gangguan konsep diri dapat dibagi 2 yaitu koping

jangka pendek dan koping jangka panjang (Stuart and Sundeen, 1991).

a. Koping jangka pendek

Logam (dikutip oleh Stuart and Sundeen) membagi empat kategori

koping jangka pendek, khususnya pada krisis identitas yaitu :

1) Aktifitas yang memberi kesempatan lari sementara dari krisis, misalnya

pemakaian obat, ikut musik rock, balap motor atas mobil, olah raga berat,

atau obsesi rentan televisi.

Aktifitas yang memberi kesempatan mengganti identitas, misalnya ikut

kelompok tertentu untuk mendapatkan identitas yang sudah dimiliki

kelompok, memiliki kelompok tertentu, atau pengikat kelompok tertentu

2) Aktifitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap

konsep diri / identitas yang kabur, misalnya aktifitas yang kompetisi yaitu

olah raga, prestasi akademi, kontes, kelompok anak muda (gang).

3) Aktifitas yang memberi arti dari kehidupan, misalnya penjelasan tentang

keisengan akan menurunkan kegairahan dan tidak berarti pada diri sendiri

dan orang lain.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

b. Koping jangka panjang

Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi panjang.

Penyelesaian positif akan menghasilkan integritas ego identitas dan keunikan

individu.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Citra Diri

1) Gender

Remaja awal sering memilki citra diri yang lebih tinggi atau rendah dari

yang semestinya. Remaja putri sering menilai dirinya lebih tinggi atau over

estimate dan remaja pria sering menilai dirinya lebih rendah atau under

estimate. Mappiare (1982), dikutip dari Rumini S & Sundari S (2004).

2) Lingkungan

Dalam hidup bermasyarakat remaja dituntut untuk bersosialisasi. Sejak

anak-anak memasuki peer group bahkan sebenarnya sejak usia 4 tahun, anak

telah merasakan kebutuhan atau kehausan sosial. Pada masa menjelang

remaja, peer group cenderung terdiri atas satu jenis kelamin yang sama karena

secara fisik mempunyai ciri yang berbeda.

Pada masa remaja awal anak pria maupun wanita timbul kesadaran

terhadap dirinya. Persepsi terhadap dirinya disebut body image. Istilah sex

appropriate phisique lebih tepat untuk anak pria sedangkan untuk anak wanita

sex appropriate face dan figure. Dalam peer group diusahakan agar physical

appearence tidak terlalu berbeda sebab bagi yang sangat berbeda sering

ditolak atau diberi nama panggilan nickname (paraban, jawa) yang bersifat

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

menghina sehingga yang bersangkutan yakin bagaimana orang lain

menganggap dirinya misal si gendut, si jelek, dll.

3) Perubahan fisiologis, seksual dan sosial

Perubahan fisik dan seksual atau bio seksual mempunyai arti penting

dalam psikososialnya bila dibanding dengan perkembangan tingkah laku

seksualnya. Keadaan wajah yang berjerawat sangat besar pengaruhnya pada

kehidupan sosial penderita saperti kurang percaya diri, malu, menarik diri,

stress, frustasi smpai dengan harga diri rendah.

4) Standar sosial budaya

Berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-beda pada setiap

orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut

menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan

minder

5) Pengalaman sukses dan gagal

Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan citra diri

dan demikian sebaliknya (Tarwoto dan Wartonah, 2006)

6) Penampilan fisik (Jerawat)

Penampilan fisik menggambarkan citra diri seseorang dan

mempengaruhi seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Adanya

masalah jerawat seringkali membuat penderita menjadi kurang percaya diri,

stress sampai dengan harga diri rendah.

7) Petunjuk wajah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Wajah adalah cermin jiwa, berseri-seri dipersepaikan sebagai

penggembira sedangkan wajah yang kusut dapat di katakan sebagai stress.

Orang yang stress merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya jerawat

(Agussyafii, 2007).

7. Dampak citra diri terhadap perilaku

Menurut Rahmat (2002), Individu cenderung bertingkah laku sesuai dengan

citra dirinya. Apabila individu mempunyai citra diri yang positif maka ia akan

mengenbangkan perilaku-perilaku yang positif sesuai dengan caranya

memandang diri dan lingkungan. Begitu pula sebaliknya, apabila individu

mempenyai citra diri yang negatif, maka ia akan mengembangkan paerilaku-

perilaku yang cenderung negatif sesuai dengan caranya memandang diri dan

lingkungannya.

8. Jerawat dan Citra Diri

Para ahli dari Universitas Bath dalam laporan yang dimuat jurnal Health

Psychology mengidentifikasikan bahwa pasien pengidap jerawat yang

mencemaskan dengan kondisi kulitnya cenderung malas untuk berolahraga.

Fenomena dari sebuah riset melibatkan 50 remaja yang menderita jerawat

mengatakan selain mereka cenderung enggan berpartisipasi dalam kegiatan fisik,

penderita jerawat merasa penampilannya dinilai negatif juga mengalami problem

kepercayaan diri serta kualitas hidup yang lebih buruk. Menurut Standage,

kecemasan sosial yang berkaitan dengan penyakit kulit seringkali dilupakan. Kulit

adalah organ yang paling terlihat dari manusia dan merupakan bagian terpenting

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

dalam citra seseorang. Penderita jerawat menjadi lebih cemas dengan

penempilannya sehingga membuat mereka menghindar dari aktifitas fisik.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Gardner, bahwa citra diri

merupakan landasan bagi suatu bangunan yang dinamakan kepribadian. Seorang

wanita selalu merasa dirinya jelek dan tidak menarik bagi lawan jenisnya harus

menemukan jalan untuk menghilangkan perasaan yang keliru tersebut. Semakin

kuat perasaan negatif dalam dirinya semakin besar kemungkinan bahwa orang-

orang disekitarnya menjadi takin bahwa gadis ini memang jelek. Ini dalah

semacam lingkaran setan yang lambat laun akan membuat gadis merasa

terbelenggu dalam kepedihan dan pesimis.

A. Jerawat

1. Definisi

Jerawat didefinisikan sebagai pembengkakan di permukaan kulit karena

kelenjar yang memproduksi minyak tersumbat dan terkena bakteri (Kartikawati,

2005).

2. Etiologi

Beberapa faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit, diantaranya

a. Peningkatan produksi sebum

Penderita dengan akne vulkanis memiliki produksi sebum yang lebih

dari rata-rata dan biasanya keparahan akne sebanding dengan jumlah produksi

sebum. Kelenjar sebasea mulai berkembang sebelum pubertas. Androgen yang

dikeluarkan oleh kelenjar adrenal terutama dehydroepiandroterone sulphate

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

(DHEA-S) merangsang aktifitas kelenjar sebasea, menstimulasi pembentukan

komedo. Androgen pada saat pubertas dihasilkan oleh gonad (testis pada pria,

ovarium pada wanita) terutama testosteron ikut berperan merangsang kelenjar

sebasea.

Enzim 5α redustase merubah testosteron menjadi dehidrotestos teron

yang dianggap sebagai androgen jaringan yang paling paten. Meningkatnya

aktifitas kelenjar sebasea pada penderita akne yang mempunyai kadar hormon

androgen yang normal mungkin disebabkan oleh meningkatnya aktifitas

enzim 5α-reductase di kelenjar sebasea (Soetjiningsih, 2004)

b. Kerotinisasi abnormal duktus pilosebasea

Pada penderita akne terjadi hiperkerotosis duktus pilo-sebasea yang

secara klinis tampak sebagai komedo tertutup (whitehend) dan komedo

terbuka (blachead) yang didahului oleh mikrokomedo. Mikrokomedo

merupakan lesi inisial akne dengan inflamasi dan non inflamasi.

Penyebab terjadinya hiperkeratosis yaitu :

1). Androgen selain menstimulasi kelenjar sebasea juga berpengaruh pada

hiperkerotasis saluran kelenjar.

2). Pada penderita akne komposisi sebum menunjukkan penurunan

konsentrasi asam linoleat yang signifikan dan terdapat hubungan yang

terbalik antara produksi sebum dan konsentrasi asam linoleat. Hal ini

dapat menghindari hiporkeratosis folikel serta penurunan fungsi barier

epitel.

3). Kolonisasi Propionibacterium acnes

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Organisme yang dominan sebagai flora di felikel pilo-sebasea adalah

propionibacterium acnes (P.Acnes) yaitu differoid pleomorfik yang

bersifat anaerob. Remaja dengan kulit yang berminyak mengandung

P.acnes lebih tinggi. P.acnes menghasilkan enzim lipase yang dapat

mengubah trigliserid dalam sebum menjadi asam lemak bebas. Fraksi

asam lemak bebas ini dapat menginduksi inflamasi dan mempengaruhi

kekentala dalam sebum

4). Proses inflamasi

Proses inflamasi diakibatkan oleh mediator aktif yang dihasilkan oleh

P.acnes yang terdapat didalam folikel.

P.acnes dapat memicu reaksi radang imun dari non imun :

1. P.Acnes mempengaruhi lipase yang dapat menghidrofisis trigliserid

dari sebum menjadi asam lemak bebas yang bersifat iritasi dan

komedogonik.

2. Pelepasan faktor kemotatik oleh P.Acnes akan menarik lekosit ke

daerah lesi. Enzim hidrolisis yang dihasilkan oleh lekosit dapat

merusak dinding folikel, kemudian isi folikel seperti sebum, epitel

yang mengalami keratinisasi, rambut dan P.acnes masuk ke dalam

dermis. Reaksi non imun benda asing dimulai pertama kali oleh

moncunuklear, kemudian oleh sel makrofag dari sel raksasa, sehingga

timbul inflamasi.

3. Aktifasi komplementasi dari penjamu

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

P.acnes dapat mengaktifasi komplemen melalui jalur klasik dan

alternatif. Reaksi ini akan menghasilkan C5a yang bersifat neutrophilic

chemotactic faktor dan menimbulkan inflamasi lanjutan. Lekosit yang

ditarik oleh C5a menangkap P.acnes, menghasilkan enzim hidrolitik

yang dapat merusak jaringan sehingga timbul inflamasi (reaksi imun)

(Soetjiningsih,2004).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Jerawat

Soetjiningsih (2004), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya jerawat, antara lain :

a. Faktor genetik

Faktor genetik memegang peranan penting terhadap seseorang menderita

jerawat . Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa jerawat terdapat pada 45

% remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya menderita jerawat, dan

hanya 8 % bila kedua orang tuanya tidak menderita jerawat.

b. Faktor hormonal

Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi

jerawat. Pada wanita, 60-70 % jerawat yang diderita menjadi lebih parah

beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah

menstruasi.

c. Diet

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Makanan yang berlemak dan tingginya suhu badan karena makanan

yang pedas menjadi penyebab tersering munculnya jerawat. Tingginya suhu

tubuh akan menyebabkan berkembang biaknya bakteri.

d. Iklim

Cuaca yang panas dan lembab memperburuk jerawat. Hidrasi pada

stratum korneum epidermis dapat merangsang terjadinya jerawat, pejanan

sinar matahari yang berlebih dapat memperburuk akne.

e. Lingkungan

Jerawat lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah

industri dan pertambangan dibandingkan dengan di pedesaan

f. Stres

Jerawat dapat kembali atau bertambah buruk pada penderita dengan stres

emosional.

4. Epidemiologi

Jerawat merupakan penyakit yang sering dijumpai dan sebagian besar

merupakan kelainan fisiologis. Jerawat paling sering terjadi pada remaja dan

dimulai pada awal pubertas walau tidak jarang orang dewasa pun masih mungkin

mempunyai jerawat. Insiden pada remaja bervariasi antara 30-60 % dengan

insiden terbanyak pada umur 14-17 tahun pada wanita.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Kligman melaporkan 15% remaja mempunyai akne klinis (akne mayor) dan

85 % akne fisiologis (akne minor) yaitu akne yang hanya dapat terdiri dari

beberapa komedo. Pada seorang gadis akne vulgaris dapat terjadi pada

premenarke. Setelah masa remaja kelainan ini berangsur berkurang dan bisa

menetap sampai dekade umur 30-an atau lebih.

5. Manifestasi Klinis

Lesi jerawat terutama terdapat di wajah, punggung, dada dan lengan atas.

Akne vulgaris ditandai oleh lesi yang polienorfi, walaupun dapat terjadi salah satu

bentuk lesi yang dominan pada suatu saat atau sepanjang perjalanan penyakit.

Manifestasi klinis jerawat dapat berupa lesi non inflamasi (komedo terbuka dan

komedo tertutup) lesi inflamasi superfisial (papul, pustul) dan lesi inflamasi

dalam (nodul).

a. Komedo

Komedo adalah suatu tanda awal dari jerawat, sering muncul 1-2 tahun

sebelum pubertas. Lesi dapat berupa komedo terbuka atau komedo tertutup.

Komedo terbuka tampak sebagai lesi yang datar atau sedikit mininggi

dengan sunbu folikel yang berwarna gelap, berisi keratin dan lipid. Ukuran

bervariasi anatara 2-3mm, biasanya bahan keratin terlepas dan tidak terjadi

inflamasi kecuali bila terjadi truma.

Komedo tertutup berupa papul kecil, biasanya kurang dari 1mm,

berwarna pucat, mempunyai potensi yang lebih besar untuk mengalami

inflamasi sehingga dianggap lebih penting secara klinis.

b. Papul

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Papul merupakan reaksi radang dengan diameter <5mm. Papul

superficial senbuh dalam 5-10 hari dengan sedikit jaringan parut, tetapi dapat

terjadi hiperpigmentasi pasca inflamasi, terutama pada remaja dengan kulit

yang berwarna gelap. Papul yang lebih dalam, penyembuhannya memerlukan

waktu yang lebih lama dan dapat meninggalkan jaringan parut.

c. Pustul

Pustul jerawat merupakan papul dengan puncak berupa pus atao nanah.

Biasanya usia pustul lebih pendek dari pada papul.

d. Nodul

Merupakan lesi radang dengan diameter 1cm atau lebih, disertai nyeri,

dan lesi dapat bertahan sampai beberapa minggu atau bulan. Lesi bemtuk

inilah biasaanya yang menyebabkan jaringan parut (Soetjiningsih, 2004).

6. Patofisiologi

Jerawat berasal dari folikel sebasea dan lesi awal berupa komedo.

Pemberitahuan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat masuknya bahan

keratin sehingga dinding felikel menjadi tipis dan menggelembung. Secara

bertahap akan terjadi penumpukan kereatin sehingga dinding folikel menjadi

bertambah tipis dan dilatasi (Soetjiningsih, 2004).

Pada waktu yang bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti

dengan sel epitel yang tidak terdiferensiasi. Kondisi yang telah terbentuk

sempurna mempunyai dinding yang tipis, komedo terbuka mempunyai lubang

patulous dan bahan keratin tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris dengan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

rambut sebagian pusatnya. Komedo tertutup mempunyai keratin yang tidak padat

dan lubang folikelnya sempit. Komedo terbuka jarang mengalami inflamasi,

kecuali bila sering terkena trauma. Mikrokomedo dan komedo tertutup merupakan

sumber timbulnya lesi yang inflamasi.

Pada awalnya lemak keluar melalui dinding komedo yang udem dan

kemudian timbul reaksi selular pada dermis. Ketika pecah, seluruh isi komedo

masuk ke dermis, reaksi yang timbul lebih hebat dan terdapat sel bakteri difteroid

gram positif dengan bentukan khas P.Acnes di luar dan didalam sel lekosit.

Lesi yang pecah nampak sebagai pustul, nodul atau nodul dengan pustul

diatasnya, tergantung letak dan luasnya inflamasi. Selanjutnya kontraksi jaringan

fibrus yang terbentuk dapat menimbulkan jaringan parut (Seotjiningsih, 2004).

7. Klasifikasi

Menurut bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI / RSUPN Dr. Cipto

Mangunkusumo dikutip dari Djuanda (2002), klasifikasi jerawat yaitu:

a) Ringan : Terdapat 5-10 komedo putih, komedo hitam dan papul pada wajah

atau terdapat <5 pustul dan nodul pada wajah.

b) Sedang : Terdapat >10 komedo putih, komedo hitam dan papul atau terdapat

5-10 pustul dan nodul pada wajah.

c) Berat : Terdapat >10 pustul dan nodul pada wajah.

8. Diagnosis

Diagnosis jerawat vulgaris pada umumnya mudah ditegakkan, keluhan

penderita dapat berupa rasa gatal atau sakit, tetapi pada umumnya keluhan

penderita lebih bersifat kosmetis.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Pada pemeriksaan kulit didapatkan erupsi kulit pada tempat predileksi yang

bersifat polimorfi, yang terdiri dari komedo (tanda patogromonik akne vulgaris),

popul, pustul dan nodul.

Salah satu dari tipe lesi itu dapat lebih menonjol, sehingga diagnosis yang

ditegakkan berdasarkan atas lesi, yang dominan, misalnya jerawat vulgaris

komedonal bila lesi yang dominan adalah komedo.

9. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan :

a. Menghindari trauma psikologis

b. Menghindari terjadinya jaringan parut

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan :

1) Perhatian terhadap keadaan emosional remaja tidak boleh diabaikan.

2) Pengobatan memerlukan waktu beberapa bulan dan pengobatan tapikal.

3) Diet makanan tidak meningkatkan keparahan akne sehingga pembatasan diet

tidak diperlukan, kecuali pada penderita yang mengeluhkan penyakitnya

memburuk setelah mengkonsumsi makanan tertentu.

4) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Penderita wanita perlu diperiksa adanya hirsutisme, alopesia dan obesitas.

Perlu ditanyakan tentang siklus menstruasi dari penggunaan pil kontrasepsi

oral (Soetjiningsih, 2004).

10. Upaya pencegahan jerawat

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

a. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dan perubahan isi

sebum dengan cara : Diet rendah lemak dan karbohidrat, melakukan

perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dan kotoran dan jasad

renik.

b. Menghindari terjadinya faktor pemicu akne : hidup teratur dan sehat, cukup

istirahat, olahraga, hindari stress, penggunaan kosmetik secukupnya, hindari

minuman keras, pedas, rokok dan lingkungan yang tidak sehat, mengindari

polusi debu, pemencetan lesi yang tidak logistik.

c. Memberikan informasi yang cukup pada penderita mengenai penyebab

penyakit, pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya (Soetjiningsih,

2004).

B. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Faktor Internal: Gender Perubahan

fisiologis, seksual dan social.

Pengalam sukses dan gagal

Citra diri

Faktor Eksternal: Lingkungan Standart social

budaya Penampilan

fisik (Jerawat) Petunjuk

wajah

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Diri Remajadigilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-sevalianti... · Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek

Sumber: Agussyafii (2007), Tarwoto & Wartonah (2006).

2. Kerangka Konsep

Citra diri Jerawat

Sumber: Agussyafii (2007), Tarwoto & Wartonah (2006).

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu variabel independen

dan variabel dependen. Pada penelitian ini variabel independennya adalah jerawat

dan variabel dependennya adalah citra diri.

D. Hipotesis

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini, ada hubungan antara jerawat dengan

gangguan citra diri remaja putri.