BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti,...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti,...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyamuk Aedes aegypti, Anopheles aconitus dan Culex quinquefasciatusLebih dari 50% fauna yang menghuni muka bumi ini adalah serangga.
Kehadiran beberapa jenis serangga ada yang menguntungkan ada pula yang
merugikan. Serangga yang mendatangkan keuntungan misalnya lebah madu,
ulat sutera dan serangga penyerbuk, sedangkan salah satu serangga yang
mendatangkan kerugian adalah nyamuk (Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.
quinquefasciatus). Nyamuk ini sering dirasakan mengganggu kehidupan
manusia karena mendatangkan penyakit yang berbahaya bagi manusia misalnya
kaki Gajah (filariasis), malaria dan demam berdarah.1
Nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus termasuk
kedalam ordo diptera. Saat ini penyakit demam berdarah, malaria dan filariasis
saat ini hampir tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kejadian penyakit ini
mengalami peningkatan pada musim penghujan. Di daerah urban berpenduduk
padat, puncak penderitanya pada bulan juni atau juli bertepatan dengan awal
musim kemarau.3Adapun klasifikasi dari ketiga nyamuk ini adalah sebagai
berikut:
Ae.aegypti
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Sub familia : Culicinae
Genus : Aedes (stengomya)
Species : Ae.aegypti
An.aconitus
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
5
Ordo : Diptera
Familia : Anophelidae
Sub familia : Anophelinae
Genus : Anopheles
Species : An.aconatus
Cx. quinquefasciatus
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Sub familia : Culicinae
Genus : Culex
Species : Cx. quinquefasciatus
Nyamuk mempunyai siklus hidup, bionomik dan penyebaran nyamuk
dan penyakit yang berbeda-beda. Adapun siklus hidup, bionomik,
penyebaran nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus
sebagai berikut :
1. Siklus hidup
Nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus mempunyai
siklus hidup sempurna mulai dari telur, larva, pupa dan imago (dewasa)
antara lain sebagai berikut:8
Gambar.1.1.Siklus hidup nyamuk Aedes, Anopheles dan Culex
6
a. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur.
Setiap species nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda
misalnya:8
1) Telur nyamuk Ae.aegypti diletakkan pada bagian yang berdekatan
dengan permukaan air atau menempel pada permukaan benda yang
terapung misalnya bak yang airnya jernih dan tidak berhubungan
langsung dengan tanah misalnya (kaleng bekas, bak air dan
potongan bambu) 9
2) Nyamuk An.aconitus meletakan telurnya dipermukaan air satu
persatu atau bergelombolan tetapi saling lepas dan mempunyai alat
pengapung.9
3) Nyamuk Cx.quinquefasciatus meletakan telurnya diatas permukaan
air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga
mampu untuk mengapung.10
b. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.
Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor
temperatur, tempat perindukan, nutrisi dan ada tidaknya hewan
predator.9 Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari
penetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.10
c. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di
dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi
pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong
memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. 9 Pada fase ini
nyamuk membutuhkan waktu 2 – 5 hari untuk menjadi nyamuk, dan
selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari
larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.8
d. Imago (dewasa)
Segera setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan
kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah
7
dalam waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang
esensial untuk mematangkan telur.8 Perkembangan dari telur hingga
dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
2. Bionomik Nyamuk
Nyamuk betina menghisap darah untuk proses pematangan telur,
berbeda dengan nyamuk jantan. Nyamuk jantan tidak memerlukan darah
tetapi hanya menghisap sari bunga.8Setiap nyamuk mempunyai waktu
menggigit, kesukaan menggigit (Feeding place), tempat beristirahat
(Reesting place) dan berkembang biak (breeding place) yang berbeda-beda
satu dengan yang lain.
a. Waktu menggigit
Nyamuk Ae. aegypti mempunyai aktifitas menggigit pada pagi
hari yaitu beberapa jam setelah matahari terbit yaitu pada pukul 09.00
sampai 13.00 dan sore hari beberapa jam sebelum gelap yaitu pukul
15.00 sampai 17.00.8Sedangkan pada nyamuk Anopheles dan Culex
menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam sampai sebelum
matahari terbit. Dan puncak menggigit nyamuk ini adalah pada pukul
01.00 - 02.00. 8
b. Breeding place (tempat berkembang biak)
Nyamuk Ae.aegypti suka berkembang biak di air yang bersih
yang tidak beralaskan tanah. Biasanya telur tersebut di letakkan pada
bagian yang berdekatan dengan permukaan air misalnya di bak yang
airnya jernih dan tidak berhubungan langsung dengan tanah (bak mandi,
WC, tempayan, drum air, bak menara (tower air) yang tidak tertutup,
kaleng bekas, tempat minum burung, vas bunga, pot bunga dan
potongan bambu yang mengapung diair.8
Nyamuk An.aconitus suka berkembang biak di air yang tenang
dan sedikit mengalir misalnya didaerah persawahan. Sedangkan
nyamuk Cx.quinquefasciatus suka berkembang biak disembarang
tempat misalnya di air yang kotor yaitu genangan air, got terbuka
dan empang ikan.11
8
c. Feeding place (kesukaan menggigit)
Nyamuk Ae.aegypti suka menggigit manusia sedangkan nyamuk
An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex suka menggigit
binatang peliharaan, unggas, kambing, kerbau dan sapi. Menurut
penelitian yang lalu kepadatan menggigit manusia didalam dan di luar
rumah nyamuk Cx. quinquefasciatus hampir sama yaitu di luar rumah
(52,8 %) dan kepadatan menggigit didalam rumah (47,14 %), namun
ternyata angka dominasi menggigit umpan nyamuk manusia didalam
rumah lebih tinggi (0,64643) dari pada nyamuk menggigit umpan orang
di luar rumah 0,60135).14
d. Resting place (kesukaan beristirahat)
Setelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk tersebut
akan beristirahat selama 2 sampai 3 hari. Setiap spesies nyamuk
mempunyai kesukaan beristirahat yang berbeda-beda. Nyamuk Ae.
aegypti suka beristirahat ditempat yang gelap, lembab dan tersembunyi
didalam rumah atau bangunan termasuk dikamar mandi, kamar kecil
atau dapur. Dalam ruangan nyamuk ini suka beristirahat dibawah
furniture, benda-benda tergantung seperti baju, gorden serta dinding.
Sedangkan diluar rumah nyamuk Aedes suka beristirahat di pot tanaman
hias dihalaman rumah.14
Nyamuk An.aconitus suka beristirahat di tempat-tempat yang
dekat dengan tanah tetapi ada pula yang hinggap pada didinding setelah
menghisap darah manusia dan diluar rumah nyamuk ini suka
beristirahat didalam gua, lubang yang lembab dan tempat yang
berwarna gelap.9
Nyamuk Cx.quinquefasciatus suka beristirahat dalam rumah.
Nyamuk ini sering berada dalam rumah sehingga dikenal dengan
nyamuk rumahan.11
3. Penyebaran Nyamuk
Penyebaran nyamuk dapat dipengaruhi oleh jarak terbang nyamuk,
suhu, ketinggian, kelembaban, angin dan transportasi. Penyabaran nyamuk
9
Ae.aegypti dapat mencapai jarak 100 meter dari lokasi kemunculan akan
tetapi penelitian terbaru di Puerto rico menunjukkan bahwa nyamuk dapat
menyebar sampai lebih dari 400 meter terutama untuk mencari tempat
bertelur. 8 Nyamuk An.aconitus Jarak terbang terbatas, biasanya lebih dari
2-3 km dari tempat perindukannya. Kecepatan dan arah angin dapat
mempengaruhi jarak terbang nyamuk, bila angin kuat maka nyamuk bisa
terbawa sampai 30 km.10
Suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas nyamuk dan
perkembangannya bisa menjadi lebih cepat tetapi apabila suhu di atas 35C
akan membatasi populasi nyamuk. Suhu mempengaruhi perkembangan
parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimum berkisar antara 20C - 30C.
Makin tinggi suhu makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan
sebaliknya makin rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsiknya.
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk. Tingkat
kelembaban 60% merupakan batas paling rendah memungkinkan hidupnya
nyamuk.10
Nyamuk jantan dewasa umumnya hanya tahan hidup selama 6 sampai 7
hari sedangkan betina dapat mencapai 2 minggu di alam. Sedangkan
nyamuk dilaboratorium yang dipelihara dengan cukup kalbohidrat dalam
kelembaban yang tinggi dapat mencapai usia beberapa bulan.12 Pengaruh
kelembaban, suhu, jarak terbang angin terhadap penyebaran nyamuk
disebabkan karena semakin panjang umur nyamuk maka mempunyai
kesempatan menularkan penyakit dan penyebaran nyamuk.10
Penyebaran nyamuk selain dipengaruhi kelembaban, suhu, jarak terbang
dan angin, nyamuk dapat menyebar apabila terbawa pesawat atau kapal laut
sehingga menyebarkan nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.
quinquefasciatus kedaerah non endemic nyamuk ini. 10
4. Penyebaran penyakit
Nyamuk Ae.aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah. Apabila
orang yang sudah terinfeksi virus dengue digigit nyamuk ae. aegypti maka
virus dengue masuk bersama darah yang di hisapnya. Dan di didalam tubuh
nyamuk, virus dengue berkembang biak dengan cara membelah diri dan
10
menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk. Kemudian nyamuk menggigit
manusia dan menularkan virus kedalam tubuhnya. Apabila nyamuk saat
menggigit atau makannya terganggu maka nyamuk dapat menggigit lebih
dari satu orang dan penularan penyakit semakin meluas. 8
Penularan malaria terjadi pada saat nyamuk tersebut menggigit manusia
yang menderita malaria, parasit darah terhisap oleh nyamuk, kemudian
masuk ketubuh nyamuk Anopheles dan parasit tersebut berkembang biak.
Sesudah 7-14 hari nyamuk tersebut menggigit orang yang sehat, jadi parasit
ditularkan dan dalam kurun waktu 10-12 hari orang tersebut terkena
malaria.9 Nyamuk Anopheles pada ketinggian 2000-2500 m jarang
ditemukan transmisi malaria10
Penyebaran filariasis yaitu melalui gigitan nyamuk Cx.
quinquefasciatus. Seseorang tertular filariasis apabila orang tersebut digigit
nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III.
Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil waktu menghisap darah
penderita yang mengandung mikrofilaria. Oleh karena itu untuk menghidari
gigitan nyamuk Cx. quinquefasciatus maka tidak keluar rumah di malam
hari.11
Pada kelembaban yang tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan sering
sering menggigit sehingga meningkatkan penularan demam berdarah
malaria dan filariasis .10
B. Pencegahan dan pengendalian Nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx quinquefasciatus
Berdasarkan usaha pencegahan dan pengendalian terhadap serangga
nyamuk tidak akan berjalan jika di lakukan secara simultan dan terpadu. Jika
salah satu lingkaran tidak berpartisipasi misalnya rumah dan lingkungan rumah
tidak dibersihkan, maka lingkungan itu bisa menjadi sumber infeksi serangan
nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus Pencegahan dan
pengendalian nyamuk dapat di lakukan sebagai berikut:1
11
1. Pencegahan
Penularan penyakit demam berdarah, malaria dan filariasis yaitu
melalui gigitan. Adapun usaha untuk menghindari gigitan yaitu dengan
menggunakan kain kasa dilubang – lubang ventilasi, menggunakan kelambu
dan memakai lotion atau repelen anti nyamuk. Sedangkan untuk mencegah
gigitan nyamuk An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus yaitu dengan tidak
keluar malam dan menempatkan kandang ternak di luar rumah.10
2. Pengendalian
Pengendalian nyamuk dapat di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Pengendalian secara mekanik
Cara ini dapat dilakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau
tempat – tempat sejenis yang dapat menampung air hujan dan
membersihkan lingkungan yang berpotensial dijadikan sebagai sarang
nyamuk Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus misalnya got
dan potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat di lakukan
adalah pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik
menggunakan cahaya lampu dan raket pemukul.9
b. Pengendalian secara biologi
Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organisme
pemangsa, parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Ae. aegypti, An.
aconitus dan Cx.quinquefasciatus. Ikan pemangsa larva misalnya ikan
kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat yang
tidak bisa ditembus oleh sinar matahari misalnya tumbuhan bakau
sehingga larva itu dapat di makan oleh ikan tersebut dan biosida
bacillus thuriensis (BTI) merupakan dua organisme yang paling sering
di gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian secara biologis
mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan.11
Selain dengan menggunakan organisme pemangsa dan pemakan
larva nyamuk pengendalian dapat dilakukan dengan membersihkan
tanaman air dan rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan
nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air
sebagai tempat perindukan nyamuk dan membersihkan semak – semak
12
di sekitar rumah dan dengan adanya ternak separti sapi, Kerbau dan
babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia apabila
kandang ternak diletakkan jauh dari rumah.10
c. Pengendalian secara kimia
Penggunaan insektisida secara sembarangan untuk pencegahan
dan pengontrolan infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode
sedikit atau tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi sumber
secara rutin yang diuraikan dalam bagian metode pelaksanaan
lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan larvasida dalam wadah
yang tidak dapat dibuang ditutup, diisi atau ditangani dengan cara lain.
Untuk pengendalian emergensi menekan epidemik virus dengue atau
untuk mencegah ancaman wabah, suatu program penghancuran yang
tepat dan pasif terhadap populasi Ae. aegypti harus dilakukan dengan
insektisida.11
Insektisida dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Insektisida menurut bentuknya:
a) Bahan padat ( serbuk, granula dan pellet )
b) Larutan ( aerosol dan fog, kabut dan semprot)
c) Gas ( asap bisa fume dan fog dan uap atau vapor )
2) Insektisida menurut cara masuk kedalam badan serangga.15
a) Racun perut (stomach poisons)
Biasanya insektisida jenis ini di gunakan untuk
membrantas serangga yang menyerang tanaman dengan
memakan tanaman itu.
b) Racun kontak (contact poisons)
Cara kerja racun kontak ini apabila serangga menyentuh
atau tersemprot oleh insektisida akan mengalami keracunan.
Racun atau bahan aktif ini akan meresap kedalam tubuh melalui
kulit luar kemudian bekerja didalam tubuh sehingga serangga
akan mati. Racun kontak dapat masuk kedalam tubuh melalui
antar sigmen, pangkal rambut dan pada saluran pernafasan
(spirakulum).
13
c) Racun sistemik (systemic poison)
Insektisida bisa diserap oleh tanaman baik melalui akar
atau bagian tanaman lainnya. Dengan terserapnya daya racun
kedalam tanaman maka apabila serangga atau hewan lain
makan tanaman tersebut maka hewan atau serangga itu mati.
3) Insektisida menurut kandungan bahan kimianya:15
a) Insektisida organic sintetik : golongan organic klorin (DDT,
dieldrin, klorden, BHC dan linden), golongan organic fosfor
(mlation, paratinon, diazinon,fenitrotion, abate, DDVP dan
dichorvos), golongan organic nitrogen (dinitrofenol), golongna
sulfur atau karbamat (sevin) dan golongan tiosinat (letena dan
tanit)
b) Insektisida anorganik : sulfur, merkuri, golongan arsinikum dan
golongan Flour.
c) Insektisida organik : nicotine (Nikotine digunakan untuk
mengendalikan serangga penghisap, dan lebih efektif jika
digunakan pada cuaca yang panas. Nikotin ini juga dapat
digunakan sebagai penolak serangga atau repellent ), rotenone
(rotenone bersifat racun kontak dan racun perut untuk
membunuh ulat, kutu, semut tungau dan lalat), sabadilla
(sabadilla digunakan untuk mengendalikan ulat, belalang dan
kumbang. Dan sabadilla mengandung dua jenis alkoloid yaitu
cevadine dan veratrinidine, riania (ryania sebagaimana
mengandung nikotine dan mengandung alkoloid rianodine
untuk mengendalikan ulat, kutu, kumbang dan thrips) dan
pyretrum (pyretrum sering digunakan untuk mengendalikan
serangga hama sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
tanaman pangan).
Golongan insektisida atau seyawa yang membahayakan
manusia antara lain sebagai berikut :
14
a) Dichloro diphenyl trichloroethane
Insektisida ini sangat membahayakan bagi kehidupan atau
lingkungan karena meninggalkan residu yang terlalu lama.
b) Hexachlocyclohexane (HCH)
HCH ini dulu dikenal dengan benzene hexachloride.
Sifatnya menyerupai Dichloro Diphenyl Trichloroethane
sehingga dilarang penggunaannya.
c) Cyclodienses merupakan insektisida yang peresisten dan
sangat stabil ditanah tetapi Enfironmental Protektion
Agency (EPA) pernah melarang penggunaan Cylodienes
pada tahun 1975-1980.
d) Organoklorin dan chlorinated hydrocarbons
Seyawa ini menyebabkan kerusakan pada komponen-
komponen selubung sel syaraf sehingga fungsi syarf
terganggu.
e) Provoxur, dichlorvos dan chorphyrifos
Seyawa ini sudah tidak diperbolehkan digunakan di
beberapa Negara Karena sangat berbahaya terutama bagi
anak-anak. Banyak ahli memperkirakan pengaruh buruk
racun nyamuk ini tidak hilang dan terus menetap pada tubuh
sampai anak tersebut dewasa.
Seyawa yang diperbolehkan digunakan di Indonesia antara lain
sebagai berikut:
a) Piretroid
Seyawa ini mempunyai daya racun yang lebih rendah
dibandingkan Provoxur, dichlorvos dan chorphyrifos.
b) OF (Organofosfat, organofosfates) dan KB (karbamat,
carbamates)
Umur residu dari OF dan KB tidak berlangsung lama
sehingga pencemaran lingkungan cenderung tidak terjadi
karena factor-faktor lingkungan mudah menguraikan
seyawa ini.
15
C. Pacar Cina (Aglaia odorata)Daun pacar cina (Aglaia odorata) termasuk famili meliaeceae, daun pacar
cina rasanya agak pahit dan banyak di gunakan sebagai obat. Tanaman ini
tumbuh di daerah tropis terutama di Sumatra, Jawa, Philipina, Sulawesi, bali
dan flores.16 Tumbuhan ini tumbuh hampir di semua ketinggian tempat.6
Adapun gambar, ciri-ciri, bagian tumbuhan yang digunakan dan
kandungan kimia pacar cina (Aglaia odorata) antara lain sebagai berikut:
pohon daun Aglaia odorata
Gambar.1.2. pohon dan daun pacar cina (aglaia odorata
1. Ciri-ciri tanaman pacar cina (Aglaia odorata)15
a. Tanaman perdu yang tingginya dapat mencapai 2-5 meter
b. Batang berkayu dan bercabang
c. Daun majemuk anak daun berjumlah 3-4 buah, bertangkai tepi rata,
ujung runcing, pangkal tumpul
d. Bunga berwarna kuning kehijauan, buah kecil, bulat berbulu dan
berwarna merah kehitaman
2. Taksonomi
Devisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Suku
Meliaceae : Rutacales
Marga : Aglaia
Jenis : Aglaia odorata lour
16
3. Nama Daerah
Sumatera : culan (pacar cina),
Jawa : pacar culam
Sunda :culan
Cina :Mi Zi Lan
4. Kandungan kimia
Daun pacar cina merupakan tanaman penghasil bahan beracun
pembunuh nyamuk. Selain itu, pacar cina merupakan tanaman untuk
mengendalikan serangga baik di dalam maupun di luar rumah. Beberapa
jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembunuh nyamuk adalah
piretrum, akar tuba dan tembakau. Kandungan toksik yang terdapat pada
kulit batang dan ranting pacar cina yaitu: rokaglamida (senyawa aktif utama
yang bersifat insektisida termasuk dalam golongan benzofuran) dan
senyawa turunannya yaitu: desmetil rokaglamida, metil rokaglaloat dan
rokaglaol. Dari kandungan di atas pacar cina sebagai insektisida yaitu
penolak gigitan nyamuk dan dapat pula sebagai antisidan, membunuh dan
menghambat pertumbuhan nyamuk.17sedangkan pada daun pacar cina selain
mengandung rokaglamida, daun ini banyak mengandung saponin dan
Flavanoid.
a. Saponin
Saponin adalah seyawa aktif permukaan yang kuat sering
menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi rendah
menyebabkan hemolisis sel darah merah. Selain itu saponin dalam daun
pacar cina mempunyai seyawa aktif yaitu isokumarin yang mempunyai
kasiat membunuh dan menolak serangga. Isokumarin merupakan
seyawa aktif yang menyebabkan rasa pahit pada daun pacar cina.
Senyawa aktif dari saponin bersifat sabun dan dideteksi berdasarkan
kemampuan membentuk busa pada pengocokan dan mempunyai rasa
pahit yang mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan sehingga
merusak membran sel dan mengaktifkan enzim serta merusak protein
sel. Saponin biasanya iritasi membran mukosa (selaput lendir) sehingga
faring menjadi lebih kerig disertai pana terbakar, mata kurang bereaksi
17
terhadap cahaya, kulit menjadi kering kemerah-merahan, otot bawah
kulit rusak dan terjadi kelumpuhan. Akibat kelumpuhan yang hebat
maka otot dapat pecah dan terjadi kematian.18
b. flavanoid
Flavanoid mempunyai cincin piran yang menghbungkan rantai 3-
C dengan salah satu cincin benzane. Pirano dan purano kemarin
merupakan cincin piran dari Falvanoid yang mempunyai efek toksik
dan menolak nyamuk. Favanoid merupakan komponen abnormal yang
hanya di bentuk sebagai tanggapan terhadap infeksi atau luka kemudian
menghambat fungus dan menyerangnya. Efek flavanoid terhadap
bermacam-macam organisme sangat banyak antara lain yaitu Flavanoid
sebagai inhibitor kuat pernafasan, menghambat fosfodiesterase,
menghambat aldoreduktase, menghambat mono amina oksidase,
menghambat protein kinase, menghambat balik transkriptase,
menghambat DNA polimerase dan menghambat lipooksigenase.7
18
D. Kerangka Teori
Sumber:
modifikasi (11,12 dan 15)
Kematian nyamuk -Umur-Jenis kelamin-kondisi perut nyamuk
Faktor lingkungan fisik-Suhu-Kelembaban-Cahaya
Ekstrak daun pacar cina-Konsentrasi-Jenis daun-Intensitas penyemprotan
-Baygon-Hit
Insektisida sintetis
Pengendalian nyamuk secara kimia
Insektisida nabati (alami)
Pengendalian secara biologi
Predator-Cicak-Kodok
19
E. Kerangka Konsep
Variabel terkendali
Variabel bebas Variabelterikat
Variabel terkendaliKeterangan:
* dikendalikan
F. Hipotesa
1. “Ektrak daun pacar cina efektif untuk nyamuk Ae. aegypti dan An .aconitus”
2. “Ekstrak daun pacar cina efektif untuk nyamuk Ae.aegypti pada konsentrasi
165g/750ml.
3. “ Ekstrak daun pacar cina efektif untuk nyamuk An.aconitus pada
konsentrasi 120,135, 150 dan 165g/750ml”.
4. “Ada perbedaan jumlah kematian rata-rata nyamuk antara nyamuk
Ae.aegypti, An.aconitus dan Cx.quinquefasciatus”.
Konsentrasi ekstrak daun pacar cina (Aglaia odorata)
Jumlah kematian nyamuk Aedes aegyptiAnopheles aconitusCulek quinquefasciatus
Lingkungan fisikSuhu*Kelembaban*Jenis daun * Intensitas penyemprotan*
Nyamuk Umur nyamuk * Jenis kelamin nyamuk*Kondisi perut nyamuk
20