BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan...

20
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososial 1. Pengertian Gangguan psikososial Gangguan psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa atau gangguan kesehatan secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial (Keliat, et all., 2011 : 2) 2. Cirri-ciri gangguan psikososial Menurut keliat, et all., (2011 : 2), cirri-ciri gangguan psikososial adalah sebagai berikut : a. Cemas, khawatir berlebihan, takut b. Mudah tersinggung c. Sulit konsentrasi d. Bersifat ragu-ragu e. Merasa kecewa f. Pemarah dan agresif g. Reaksi fisikl seperti jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala B. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek. Definisi pengetahuan (knowledge) menurut Webster’s New Word Dictionary of the American Language adalah persepsi tentang sesuatu yang jelas dan

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

1

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Gangguan Psikososial

1. Pengertian Gangguan psikososial

Gangguan psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan

individu baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang

mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup

besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa atau

gangguan kesehatan secara nyata, atau sebaliknya masalah kesehatan

jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial (Keliat, et all., 2011 : 2)

2. Cirri-ciri gangguan psikososial

Menurut keliat, et all., (2011 : 2), cirri-ciri gangguan psikososial

adalah sebagai berikut :

a. Cemas, khawatir berlebihan, takut

b. Mudah tersinggung

c. Sulit konsentrasi

d. Bersifat ragu-ragu

e. Merasa kecewa

f. Pemarah dan agresif

g. Reaksi fisikl seperti jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala

B. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek. Definisi pengetahuan

(knowledge) menurut Webster’s New Word Dictionary of the

American Language adalah persepsi tentang sesuatu yang jelas dan

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

2

tentu, semua yang telah dirasakan dan diterima oleh otak, serta

merupakan informasi terorganisasi yang dapat diterapkan untuk

penyelesaian masalah.

Menurut (Notoadmodjo, 2003) Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu dan ini terjadi setelah orang melalukan pengindraan terhadap

suatu obyek tertentu.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), pengetahuan

adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.

Proses dari dalam dipengaruhi berbagai factor dari dalam, seperti

motivasi dan factor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta

keadaan sosial budaya. Dalam Wikipedia, pengetahuan adalah

informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.

Menurut Peter F. Drucker dalam The New realities dalam

penelitian yang dilakukan oleh (Agung ,2009). Pengetahuan adalah

informasi yang dapat merubah seseorang atau sesuatu, dimana

pengetahuan itu menjadikan seorang individu atau suatu institusi

memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang benar. Lebih

jauh achterbergh & Vriens (2002) menulis bahwa pengetahuan

memiliki dua fungsi utama, pertama sebagai latar belakang dalam

mengambil tindakan yang perlu adalah menjadi latar belakang dalam

mengartikulasikan beberapa pilihan tindakan yang mungkin dapat

dilakukan, memilih salah satu dari beberapa kemungkinan tersebut dan

mengimplementasikan pilihan tersebut.

Menurut undang-undang nomor 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 2,

Perawat adalah sesorang yang telah lulus pendidikan tinggi

Keperawatan, baik di dalam maupun diluar negeri yang diakui oleh

Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

3

Jadi secara garis besar dapat dijelaskan bahwa pengetahuan

perawat adalah hasil tahu setelah menerima teori serta informasi

selama dalam pendidikan tinggi ilmu Keperawatan kemudian

dipraktikkan sesuai dengan apa yang diterima.

Dalam penelitian (Abbas, 2012) Tingkat pengetahuan individu

berbeda-beda satu sama lain hal ini dipengaruhi banyak faktor,

diantaranya usia, tingkat pendidikan, informasi, pengalaman, ekonomi,

lingkungan, sosial dan budaya (Notoadmodjo, 2007). Dalam bidang

keperawatan, pengetahuan perawat dapat terus berkembang dengan

variasi yang berbeda-beda tergantung pengalaman, pendidikan dan

inisiatif perawat dalam membaca literature atau sumber-sumber

informasi lainnya. Kedalaman dan keluasan pengetahuan juga

mempengaruhi perawat dalam berfikir kritis dan kemampuan dalam

menangani masalah Keperawatan yang sedang dihadapi (Potter &

Perry, 2010)

Pengetahuan perawat menentukan tindakan perawat dalam

memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga tindakan perawat yang

dilandasi oleh pengetahuan akan memberikan pelayanan yang lebih

baik dibandingkan dengan perawat yang melakukan tindakannya tanpa

didasari oleh pengetahuan.

2. Jenis Pengetahuan

a. Pengetahuan Implist

Pengetahuan implist adalah pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman sesorang dan berisi faktor-faktor yang

tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif dan

prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke

orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implist

ssering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

4

disadari. Contoh sederhana : seseorang mengetahui bahaya

merokok bagi kesehatan, namun dia merokok.

b. Pengetahuan eksplist

Pengetahuan eksplits adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam

wujud perilaku kesehatan.Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam

tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh

sederhana : seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya

merokok bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok (Budiman

& Riyanto, 2014).

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu :

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

orang lain. Pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain yang

meninggalkan kesan paling dalam akan menambah pengetahuan

seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dia

akan lebih mudah untuk menerima hal-hal baru.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.Keyakinan ini bisa

mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu

sifatnya positif maupun negatif.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

5

d. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televise,

majalah, Koran, dan buku.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

sesorang.Namun bila sesorang. Namun bila seseorang

berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk

menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang

terhadap sesuatu.

4. Tahapan Pengetahuan

Tahapan menurut Benjamin S. Bloom ( 1956 ) ada enam tahapan. Dalam

tahapan pengetahuan ini bisa dipakai dalam menerapkan tahapan untuk

kecemasan, tahapan tersebut antara lain :

a. Tahu (know)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan

definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar,

dan tentang kecemasan.

b. Memahami ( comprehention )

Memahami dartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi ( application )

Aplikasikan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

tersebut secara benar.

d. Analisis ( analysis )

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

6

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesa ( synthesis )

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

(Budiman & Riyanto, 2014)

C. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Menurut Prof. dr. H. Hawari, kecemasan adalah gangguan alam

perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau

kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami

gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh( tidak

mengalami keretakan kepribadian), perilaku dapat terganggu tetapi

masih dalam taraf normal.

2. Tanda Dan Gejala Kecemasan

Menurut Brikmayer dan Winker (1951), Keluhan-keluhan yang sering

dikemukakan oleh orang yang mengalami ansietas antara lain :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung.

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

c. Takut sendirian,pada keramaiandan banyak orang.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

7

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan

tulang, pendengaran bordering (tinnitus), gangguan perkemihan

dan sakit kepala.

3. Rentang Respon Kecemasan

Tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4, antara lain :

Respon adaptif respon maladaptive

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Tingkat Kecemasan (Peplau, 1952 dalam Hawari, 2001)

(gambar, 2.1)

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi

waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.Kecemasan ringan

dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan

kreatifitas.Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah

kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi,

mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai

situasi. Kecemasan ringan mempunyai karakteristik :

1) Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari.

2) Kewaspadaan meningkat.

3) Persepsi terhadap lingkungan meningkat.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

8

4) Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan

kreatifitas.

5) Respon fisiologis : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan

darah meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka

berkerut, serta bibir bergetar.

6) Respon kognitif : mampu menerima rangsangan yang

kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah

secara afektif, dan terangsang untuk melakukan tindakan.

7) Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, remor

halus pada tangan, suara kadang-kadang meninggi.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada masalah yang penting dan mengesampingkan

yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif,

namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang

terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan

denyut nadi jantung dan pernafasan meningkat, ketegangan otot

meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi

menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

kemampuan konsentrasi menurun, prhatian selektif dan terfokus

pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah

tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.

Kecemasan sedang mempunyai karakteristik :

1) Respon biologis : sering nafas pendek, nadi ekstra sistol dan

tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia,

diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

9

2) Respon kognitif : memusatkan perhatian pada hal yang penting

dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit,

dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima.

3) Respon perilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak, terlihat

lebih tegas, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan

perasaan tidak aman.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.

Seseorang dengan persepsi berat cenderung untuk memutuskan

pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat

berfikirtentang hal lain. Orang tersebut memerlukan banyak

pengarahan untuk memutuskan pada suatu area yang lain.

Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing,

sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing,

diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit, tidak mau belajar

secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk

menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya,

bingung, disorientasi. Kecemasan berat mempunyai karakteristik :

1) Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan

mengabaikan hal yang lain.

2) Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,

berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, serta tampak

tegang.

3) Respon kognitif : tidak mampu berfikir berat lagi dan

membutuhkan banyak pengarahan/tuntunan, serta lapang

persepsi menyempit.

4) Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat dan

komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat).

d. Panik (sangat berat)

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

10

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan

terror karena mengalami kehilangan kendali.Orang yang sedang

panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah

susah bernafas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis,

pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah

yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan

delusi.

Panik (kecemasan sangat berat) mempunyai karakteristik :

1) Respon fisiologis : nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi,

sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnyakoordinasi

motorik.

2) Respons kognitif : gangguan realitas, tidak dapat berfikir logis,

persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan

ketidakmampuan memahami situasi.

3) Respon perilaku dan emosi : agitasi, mengamuk dan marah,

ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendali atau kontrol diri

( aktifitas motorik tidak menentu), perasaan terancam serta

dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan

orang lain.

4. Proses Terjadinya Kecemasan

Dalam deori yang telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor-

faktor yang mempengaruhi kecemasan menurut Stuart & Laraia (2005)

a. Faktor predisposisi kecemasan

Penyebab kecemasan dapat dipahami melalui beberapa teori

yaitu :

1) Teori psikoanalitik

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

11

Menurut freud, kecemasan adalah konflik emosional

yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan

superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls

primitive seseorang, sedangkan superego mencerminkan

hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-

norma budaya seseorang.Ego berfungsi menengahi

tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi

kecemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

2) Teori Tingkah Laku (pribadi)

Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan

adalah hasil frustasi, dimana segala sesuatu yang

menghalangi terhadap kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan

kecemasan.Faktor presipitasi yang aktual mungkin adalah

sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-

faktor tersebut bekerja menghambat usaha seseorang

untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan.Selain itu

kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar

berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari

kepedihan.

3) Teori Keluarga

Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan

hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga

terkait dengan tugas perkembangan individu dalam

keluarga.

4) Teori Biologis

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

12

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

untuk benzodiazepine.Reseptor ini mungkin membantu

mengatur kecemasan.Penghambat asam

aminobutirikgamma neroregulator (GABA) juga

mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme

biologis berhubungan dengan kecemasan, sebagaimana

halnya dengan endorphin.Selain itu, telah dibuktikan

bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat

nyata sebagai predisposisi terhadap

kecemasan.Kecemasan mungkin disertai dengan

gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas

seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor presipitasi kecemasan

Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau

eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu

ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap system diri :

1) Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman pada kategori ini meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk

melakukan aktifitas hidup sehari-hari. Sumber internal dapat

berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistim

imun, regulasi temperature, perubahan biologis yang normal

seperti kehamilan dan penuaan.Sumber eksternal dapat berupa

infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka truma.Kecemasan

dapat timbul akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi

yang mempengaruhi integritas tubuh secara keseluruhan.

2) Ancaman terhadap system tubuh

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

13

Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas,

harga diri dan fungsi social seseorang.Sumber internal dapat

berupa kesulitan melakukan hubungan interpersonal dirumah,

di tempat dan di masyarakat.Sumber eksternal dapat berupa

kehilangan pasangan, orangtua, teman, perubahan status

pekerjaan, dilemma etik yang timbul dari aspek religious

seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau budaya.

Ancaman terhadap system diri terjadi saat tindakan operasi

akan dilakukan sehingga akan menghasilkan suatu

kecemasan.

5. Skala Kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut

HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).Skala HARS merupakan

skala pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya

symptom pada individu yang mengalami kecemasan.Setiap item yang

diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4.Skala

HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959yang diperkenalkan

oleh Max Hamilton. Scala HARS dalam penilaian kecemasan terdiri

dari 14 item, meliputi :

a. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan fikiran sendiri, mudah

tersinggung.

b. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

c. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila

tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.

d. Gannguan tidur, sukar memulai tidur, terbangun pada malam

hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.

e. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan

sulit konsentrasi.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

14

f. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang

hari.

g. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi,

suara tidak stabil dan gertakan otot.

h. Gejala sensorik : perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur,

muka merah dan pucat, serta merasa lemah.

i. Gejala kardiovaskular : takikardi, nyeri dada, denyut nadi

mengeras dan detak jantung hilang sekejap.

j. Gejala pernafasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,

sering menarik nafas panjang dan merasa nafas pendek.

k. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan

menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan

sesudah makan, perasaan panas perut.

l. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan

kencing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.

m. Gejala vegetative : mulut kering, mudah berkeringat, muka

merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

n. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar,

mengkerutkan dahi atau kening,muka tegang, tonus otot

meningkat dan napas pendek dan cepat.

6. Penatalaksanaan Kecemasan

Penatalaksanaan ansietas menurut Hawari (2008), pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang

bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau

psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkapnya seperti pada

uraian berikut :

a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

15

1) Makan, makan yang bergizi dan seimbang.

2) Tidur yang cukup.

3) Cukup olahraga.

4) Tidak merokok.

5) Tidak meminum, minuman keras

b. Terapi psikofarmaka

Tetapi psikofarma merupakan pengobatan untuk cemas dengan

memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi

gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di

susunan saraf pusat otak (limbic system).Terapi psikofarmaka

yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu

seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,

buspirone HCL, meprobamate dan alprazolam.

c. Terapi Somatik

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai

gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan

untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat

diberikan obat-obatan yang ditunjukkan pada organ tubuh yang

bersangkutan.

d. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu,

antara lain:

1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi,

semangat dan dorongan agar pasien ysng bersangkutan

tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya

diri.

2) Psikoterapi re-eduktif, memberikan pendidikan ulang dan

koreksi bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi

kecemasan.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

16

3) Psikoterapi re-kontruktif, untuk dimaksudkan

memperbaiki kembali (re-kontruksi) kepribadian yang

telah mengalami goncangan akibat stressor.

4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif

pasien, yaitu kemampuan untuk berfikir secara rasional,

konsentrasi dan daya ingat.

5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan

menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat

menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu

menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami

kecemasan.

6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan

kekeluargaan, agar factor keluarga tidak lagi menjadi

penyebab dan factor keluarga dapat dijadikan factor

pendukung.

e. Terapi psikoreligius

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat

hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam

menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan

stressor psikososial.

7. Tindakan Keperawatan

Menurut Nanda (2012), Defisiensi pengetahuan adalah ketiadaan atau

defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

a. Batasan karakteristik :

1) Perilaku hiperbola

2) Ketidakakuratan mengikuti perintah

3) Ketidakakuratan melakukan tes

4) Perilaku tidak tepat (mis : hysteria, bermusuhan, agitasi, apatis)

5) Pengungkapan masalah

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

17

b. Faktor yang berhubungan :

1) Keterbatasan kognitif

2) Salah intepretasi informasi

3) Kurang minat dalam belajar

4) Kurang dapat mengingat

5) Tidak familier dengan sumber informasi

Noc :

1) Knowledge : disease process

2) Knowledge : health behavior

Kriteria Hasil :

1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,

kondisi, prognosis dan program pengobatan

2) Pasien dan keluarga mampu menyatakan prosedur yang dijelaskan

secara benar

3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan apa yang dijelaskan

perawat/ tim kesehatan lainnya.

Nic :

Teaching : disease Process

1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang

proses penyakit yang spesifik

2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang

tepat.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

18

3) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat

4) Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5) Identifikasi kemungkinan penyebab,dengan cara yang tepat

6) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang

tepat

7) Hindari jaminan yang kosong

8) Sediakan bagi keluarga atau SO informasi atau kemajuan pasien

dengan cara yang tepat

9) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

10) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

11) Dukung untuk mengekploitasi atau mendapatkan second opinion

dengan cara yang tepat atau diindikasikan

12) Rujuk pada pasien pada grup atau agensi dikomunitas lokal,

dengan cara yang tepat

13) Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan

pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat.

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah sebagai berikut :

a. Umur

Bahwa umur yang lebih lebih mudah menderita stress dari

pada umur tua.

b. Keadaan fisik

Penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan

kecemasan. Seseorang yang menderita penyakit akan lebih

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

19

mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang

yang tidak sedang menderita penyakit.

c. Sosial budaya

Cara hidup di masyarakat juga sangat memungkinkan

timbulnya stress. Individu yang mempunyai cara hidup yang

teratur akan mempunyai filsafat hidup yang jelas sehingga

umumnya lebih sukar mengalami stress. Demikian juga dengan

seseorang yang keyakinannya rendah.

d. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan

respon terhadap sesuatu yang datang baik dalam hidup maupun

dari luar. Orang yang akan mempunyai pendidikan tinggi akan

memberikan respon yang lebih rasional disbanding mereka

yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak

berpendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat

dipelajari.Dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi

faktor penunjang terjadinya kecemasan.

e. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang

mengalami stress.Ketidaktahuan terhadap suatu hal dianggap

sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat

menimbulkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadi

pada individu dengan tingkat pengetahuan yang rendah,

disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh.

(Titik lestari, 2014)

D. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pengalaman

2. Tingkat pendidikan

3. Keyakinan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Gangguan Psikososialdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-nurfadlila... · A. Gangguan Psikososial 1. ... Respon kognitif : mampu menerima rangsangan

20

(Gambar 2.2)

(Gambar 2.2)

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat

dalam aspek psikososial di ruang rawat inap bedah.

(Gambar 2.3)

F. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 variabel.

Pengetahuan perawat dalam

aspek psikososial : kecemasan

Pengetahuan Aspek

Psikososial : kecemasan