Bab Iiijob 1

24
BAB III PEMBAHASAN JOB I PENGUJIAN KEPADTAN DI LAPANGAN DENGAN KERUCUT PASIR (SEND CONE) 3.1.1 Tujuan Adapun tujuan dari praktek dalam job I pengujian kepadatan tanah di lapangan dengan kerucut adalah : 1. Mahasiswa diharapkan dapat Mengunakan alat send cone dengan baik dan benar. 2. Mahasiswa di harapkan Dapat megolah data dalam Fom tentang kepadatan dengan baik dan benar. 3. Diharapkan mahasiswa dapat mengambil sampel tanah dengan benar. 3.1.2Dasar teori Percobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu

Transcript of Bab Iiijob 1

BAB IIIPEMBAHASANJOB IPENGUJIAN KEPADTAN DI LAPANGAN DENGAN KERUCUT PASIR (SEND CONE) 3.1.1Tujuan Adapun tujuan dari praktek dalam job I pengujian kepadatan tanah di lapangan dengan kerucut adalah :1. Mahasiswa diharapkan dapat Mengunakan alat send cone dengan baik dan benar.2. Mahasiswa di harapkan Dapat megolah data dalam Fom tentang kepadatan dengan baik dan benar.3. Diharapkan mahasiswa dapat mengambil sampel tanah dengan benar.

3.1.2 Dasar teoriPercobaan kerucut pasir (sand cone) merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan di lapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil perkerjaan pemadatan di lapangan (degree of compaction) yaitu perbandingan antara d (kerucut pasir) dengan dmax hasil percobaan pemadatan di laboratorium.Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki sifat-sifat teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting untuk diperhatikan, tidak hanya kadar air dan berat keringnya. Pengujian untuk kontrol pemadatan di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu proyek.Ada 2 spesifikasi untuk pekerjaan tanah yaitu :1. Spesifikasi dari hasil akhir.2. Spesifikasi untuk cara pemadatan.

Tanah sebagai dasar untuk suatu konstruksi harus mempunyai kepadatan yang mencukupi agar mampu untuk menerima beban-beban yang bekerja di atasnya. Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan didapat suatu kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang diinginkan. Pengujian di lapangan untuk menentukan kerapatan tanah setempat dapat bersifat destruksif atau tidak destruktif. Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan memukul sebuah silinder ke dalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui. Yang biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah lubang, cara ini disebut dengan pemindahan tanah.

Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :1. Menggali lubang pada permukaan tanah,2. Mengukur volume tanah yang digali.3. Menentukan kadar airnya.4. Menghitung berat volume basah,5. Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume kering maximum yang diperoleh di lapangan,6. Menghitung kepadatan tanah relatif. Kepadatan relatif yang diperoleh minimal 80 %, tetapi yang dianjurkan berkisar antara 90 100 %.Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah di lapangan dapat dikontrol denga cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop radioaktif yang disebut dengan metoda nuklir. Dengan cara ini pengujian kepadatan di lapangan dapat dilaksanakan dengan tepat. Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menentukan kepadatan tanah di lapangan ada 5, yaitu :

1. Metoda Kerucut Pasir (Sand Cone)Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan l;ewat kerucut pengukur ke dalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di dalam lubang dan berat volume keringnya. Pengujian ini khusus digunakan untuk tanah kohesif maupun tanah non kohesif.

2. Metoda Balon KaretVolume ditentukan secara langsung dari pengembangan balon yangmengisi lubangnya. Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.3. Metoda Silinder (Drive Cilinder)Metoda ini khusus digunakan untuk tanah kohesif. 4. Metoda Nuklir (Nuclear Method)Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah. 5. Metoda Lilin (Walter Entac Method)

Masalah-masalah yang dijumpai dalam pengujian destruktif adalah :1. Waktu yang lama dalam menentukan kadar air denga menggunakan oven untuk pengeringan.2. Penimbunan kembali lubang yang telah digali.3. Kurangnya perhatian terhadap hal-hal yang kecil, sehingga berat isi yang diukur kurang tepat.

Keuntungan utama dari pengujian tidak destruktif adalah :1. Dapat melakukan banyak percobaan dengan tepat.2. Langsung mendapatkan data kadar air.

Kekurangan-kekurangan dari pengujian tidak destruktif adalah :1. Harga peralatan yang digunakan cukup mahal.2. Kalibrasi yang diteliti akan dibutuhkan pada tanah yang diselidiki.

Pasir yang digunakan dalam metoda kerucut pasir (Sand Cone) adalah pasir otawa/kuarsa, alasannya adalah :1. Gradasinya seragam.2. Pasir tersebut mudah dialirkan.3. Dapat mengisi semua ruang yang kosong.4. Pasir tersebut benar-benar kering.

3.1.3 Alat dan bahanA. Alat 1. Botol pasir kapasitas 4.5 kg2. Plat dasar untuk corong pasir Uk. 30,48 X 30,48 cm3. Sekop kecil.4. Kerucut yang dilengkapi dengan kran pengunci.5. Botol transparan kapasitas 9 kg.6. Paku.7. Timbangan.8. Wadah.9. Palu.10. Oven.

B. Bahan1. Tanah di lapangan.2. Pasir otawa.3. Air.

3.1.4 Langkah kerja1. Pertama tama Kita dengarkan teori yang di sampaikan dosen pembimbing maupun teknisi.2. Lalu kita siapkan alat dan bahan yang kita butuhkan untuk pengujian tanah dengan alat send cone3. Lalu kita Timbang berat botol + corong dalam keadaan kosong di dapat (W1).

4. Kemudian kita isi air kedalam kerucut sampai botol kita penuh dengan air .

5. Lalu kita tutup lagi keran lalu balikkan botol agar air yang tersisa pada corong keluar.

6. Lalu kita bawa botol beserta kerucut yang berisi air ke timbangan dan kita timbang serta catat berat botol beserta corong + air ( W2)

7. Lalu kita hitung volumenya = berat air sama dengan volemunya.8. Lalu kita masuk pada pengujian berat isi pasir yang kita gunakan .9. Kemudian kita keluarakan air pada botol kaca dan keringkan botol kaca tersebut.

10. Lalu kita masukan pasir berlahan lahan kedalam botol kaca kita sampai penuh dan tutup mengunakan kerucut.

11. Lalu kita bawa botol berisi penuh pasir + korong dan kita timbang dan kita catat beratnya.(W3)

12. Selanjutnya kita masuk dalamproses selanjutnya menentikan barat isi pasir dalam corong .13. Kemudian kurangkan pasir untuk pengujian kita dengan berlahan lahan minimal setangah botol.

14. Lalu kita bawa botol yang telah kita isi pasir + corong tempat penimbangan dan kita timbang serta kita catat beratnya (W4)

15. Selanjutnya kita ambil kaca letekan di atas meja yang datar. Dan bersihkan permukaan kaca kita tersebut.

16. Lalu kita ambil botol + corong atau kerucut yang telah terisi pasir setengah botol dan kita balik botol tersebut di atas kaca.

17. Dan kita buka keran pada corong dan biarkan beberapa saat serta biarkan pasir masuk ke corongnya sampai pasir dalam botol tidak turun lagi.

18. Kemudan kita tutup rapat corong dengan memutar keran pada corong lalu botol di tegak kan kembali seperti semula.

19. Kita bawa batol + cerucut dengan sisa pasir yang kita balik tadi ke tempat penimbangan dan kita timbang botol + kerucut dan catat beratnya (W5)

20. Lalu kita hitung berat pasir dalam cerubut dangan dengan rumus W4 W5 = W21. Kemudian kita isi lagi 2/3 dari tinggi botol dan padan lagi kerucutnya.

22. Lalu masuk ke peroses selanjutnya kita tentukan tempat pengujian tanahnya ,dan kita pargi dengan membawa alat ke lokasi tersebut.23. Kemudian kita bersihkan tempat pengujian tanah nya serta ratakan tanahnya .

24. Lalau kita letakan plat besi diatasnya dan tancapkan paku pada lubang lubang di samping plat agar plat kita tidak bergeser- geser.

25. Kemudian kita buat lubanng mengunakan besi dan ukuranya sesuai dengan diameter plat dangan kedalaman kira kira 5cm.

26. kumpulakan tanah yang meyebar di atas plat dengan kuas ,ambil semua tanah yang telah kita gali, pindahkan kedalam nampan kecil.

27. Letakkan botol di atas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke dalam lubang, buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang hingga penuh.

28. Kemudian tutup keranya dan kita angkat, tegakan kembali botolnya.

29. Dan kita ambil pasir yang tidak tercampur dengan tanah mengunakan pencedok.

30. Selanjutnya kita kembali ke laboratorium dan kita timbang botol + pasir sisa dan catat beratnya. (W7)31. Hitung berat pasir dalam lubang dan kerucut (W8) :W8 = W6 W7

32. Hitung berat pasir dalam lubang (W9) :W9 = W8 W6

33. Hitung Berat Pasir dalam Lubang (W12) yaitu (berat botol + corong + pasir) dikurangi (berat botol + corong + sisa pasir) dikurangi (berat pasir dalam corong) ; W12 = W10 W11 W6

34. Hitung volume pasir dalam lubang yaitu (berat pasir dalam lubang) dibagi dengan (berat isi pasir) ;

35. Hitung Berat Isi Tanah Basah (byaitu (berat tanah basah) dibagi dengan (volume pasir dalam lubang) ;

b36. . Periksa kadar air tanah (w %)37. bHitung Berat Isi Tanah Kering Tanah ( d)

d38. Hitung Derajat Kepadatan (D)39.

d

40. Kemudian masuk ke dalam ruangan lagi dan kita siapkan alat speedy moisture tester untuk mencari kadar air tanah kita dengan cepat.41. Lalu kita ambil sempel tenah dan kita timbang dengan timbanagan khususnya. 42. Lalau kita masaukan sempal tanah yang telah kita timbang ke dalam tebung moistire tester43. Lalu kita masukan juga sedikit bubuk karbit, kemudian kita tutup dan kita kunci .44. Selanjutnya kita putar- putar tabung moisture terter sampai bacaan di bawah tabung tidak naik lagi.dan catat berapa nilainya.(W)45. Lalu kita buka tutupnya dan kita buang benda didalam tabung .dan bersihkan tebung dengan sikat46. Simpan kembali speedy moisture terter kita ketempatnya dan alat alat lainya.47. Dengan demikian maka pekerjaan send cone sudah selesai.

3.1.5 Contoh perhitungan dan pengolahan data