Bab IV Dc Power Supply Oleh Akhmad Nur Soleh
-
Upload
petrus-iwanda -
Category
Documents
-
view
138 -
download
5
description
Transcript of Bab IV Dc Power Supply Oleh Akhmad Nur Soleh
LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR
UNIT PERCOBAAN EL. 04
DC POWER SUPPLY
Di susun oleh :
Nama : Akhmad Nur Soleh
No mahasiswa : 111 041 016
Gol/kel : 2/C
Asisten : Heriantovie
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2012
BAB IV
UNIT PERCOBAAN EL 04
DC POWER SUPPLY
4.1. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat-sifat penyedia daya arus searah (DC Power Supply) yang
dibuat dari rangkaian pengubah arus rangga (AC), dan diharapkan juga dapat
menganalisa rangkaian-rangkaian mana yang terbaik.
4.2. Alat Percobaan
- Sebuah unit alat percobaan DC Power Supply
- Satu buah CRO
- Kabel penghubung
- Satu buah miliampermeter.
4.3. Teori Singkat
Dalam praktek sehari-hari peralatan elektronika banyak menggunakan arus
searah (DC), sehingga diupayakan penyedia arus searah yang memenuhi persyaratan.
Karena dalam jaringan listrik disekitar kita pada umumnya arus bolak-balik (AC),
maka tercipta suatu rangkaian yang dapat menyearahkan arus bolak-balik tersebut,
yang dinamakan penyedia daya (Power Supply).
Bagian-bagian dari rangkaian tersebut adalah :
a. Trafo untuk menaikan/menurunkan tegangan AC.
b. Dioda untuk menyearahkan (Rectifier) arus rangga.
c. Tapis pelewat rendah (Low Pass Filter) untuk meratakan arus yang
sudah disearahkan.
Apabila dari rangkaian itu hanya menggunakan satu dioda, maka akan dihasilkan
suatu penyearah gelombang setengah (Half Wave) dan bila menggunakan dua buah
dioda akan dihasilkan gelombang penuh (Full Wave).
Untuk meratakan gelombang tersebut maka kita manggunakan tapis filter setelah
tegangan keluar dari penyearah. Filter yang cukup baik kita gunakan kapasitor satu
atau lebih. Kapasitor ini merupakan komponen elektronika yang pasif dan
mempunyai sifat yang dapat meneruskan arus bolak-balik dan manahan arus searah.
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Tapis kapasitor digunakan pada penyedia daya yang ringan (tahanan beban/RL yang
besar), sedang untuk tahanan yang besar digunakan tapis induktor (choke). Tapis
kapasitor dihubungkan sejajar dengan beban, sedang tapis induktor dipasang seri
terhadap beban.
Cara Kerja Power Supply
Catudaya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang
mengubah arus listrik bolak-balik (alternating current / AC) menjadi arus listrik
searah (direct current / DC). Dalam kehidupan sehari-hari. sumber tegangan dari PLN
adalah tegangan AC, dimana tegangan ini akan bergerak naik-turun dari 220 volt AC
menjadi -220 volt AC selama 50 kali dalam 1 detik secara sinusoidal. Itulah makanya
sering kita lihat pada stiker spesifikasi alat elektronik adalah 220 VAC / 50
Hz. Saking cepatnya tegangan AC ini bergerak, kita sampai tidak melihat
pergerakannya, itu dibuktikan dengan lampu dirumah kita yang selalu menyala bila
lampu tersebut dinyalakan, padahal lampu tersebut sebenarnya nyala-mati-nyala-mati
selama 50 kali / detik.
Banyak peralatan listrik yang dapat beroperasi bila langsung terhubung
dengan stop kontak rumah kita seperti : Oven, setrika, lampu, dll. Berarti peralatan
listrik tersebut memang membutuhkan tegangan 220 VAC. Namun ada juga peralatan
listrik yang membutuhkan tegangan DC dimana tegangan yang dibutuhkan harus
stabil atau tidak naik-turun seperti AC. Peralatan listrik ini diantaranya TV, DVD
player, Tape, Radio, dll. Untuk mendapatkan tegangan DC, kita dapat menggunakan
adaptor / power supply , batu baterai, aki, dll.
Mungkin Anda bertanya, "TV dirumah saya langsung terhubung ke stop
kontak (PLN) kok, berarti kan tegangan yang masuk adalah 220 VAC ?". Anda benar
sekali, elektronik seperti TV, DVD player, dll memang langsung terhubung dengan
stop kontak PLN yang berarti mendapatkan tegangan 220 VAC. Tapi bila Anda
melihat isi didalam TV, DVD player, dll.maka akan Anda temui sebuah modul power
supply / adaptor, dimana fungsi modul ini adalah mengubah tegangan AC menjadi
tegangan DC.
Namun tidak semua peralatan elektronik yang membutuhkan tegangan DC
memiliki modul power supply didalamnya. Misalnya saja, mungkin Anda memiliki /
setidaknya pernah melihat sebuah laptop, dimana laptop ini untuk bekerja tanpa
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
baterai harus terhubung ke suatu kotak hitam, baru kemudian kotak hitam tersebut
terhubung ke stop kontak PLN. Nah, Kotak hitam itulah sebenarnya power supply /
adaptor. Sekarang coba Anda perhatikan panel belakang dari komputer desktop di
depan Anda saat ini, apakah di bagian atas terdapat kipas exhaust ? Nah, itulah power
supply dari komputer Anda. Komputer biasanya membutuhkan tegangan 5 VDC dan
12 VDC, sedangkan tegangan dari PLN adalah 220 VAC, nah inilah tugas dari power
supply / adaptor untuk mengubahnya.
Secara prinsip rangkaian power supply adalah menurunkan tegangan AC ->
menyearahkan tegangan AC sehingga menjadi DC -> Menstabilkan tegangan DC,
yang terdiri atas transformator, dioda dan kapasitor/condensator.
Menurunkan Tegangan - dengan Komponen Transformator
Tranformator biasanya berbentuk kotak dan terdapat lilitan-lilitan kawat email
didalamnya. Tugas dari komponen ini adalah untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan AC sesuai kebutuhan. Kita lihat lagi komputer di depan Anda, komputer di
depan Anda membutuhkan tegangan sekitar 5 VDC dan 12 VDC. Nah, transformator
merupakan komponen terbaik untuk menurunkan tegangan PLN dari 220 VAC
menjadi 15 VAC. Mengapa 15 VAC ?! karena kebutuhan komputer ada yang 12
VDC, jadi kita harus menyiapkan tegangan lebih tinggi dari 12 VDC. Ingat bahwa
komponen ini hanya menurunkan tegangan AC, jadi setelah tegangan PLN 220 VAC
diturunkan menjadi 12 V, maka sifat dari 12 V ini masih AC dan belum DC.
Penyearah (Rectifier) - dengan Komponen Dioda
Setelah tegangan PLN diturunkan menjadi 15 VAC, maka saatnya untuk
mengubah sifat AC menjadi DC. Tugas ini dilakukan oleh rangkaian penyearah
dengan komponen dioda. Perhatikan kedua gambar berikut, dimana Gambar 1 adalah
gambar gelombang AC yang masih bolak-balik, sedangkan Gambar 2 adalah gambar
dimana gelombang negatif akan dibuang / tidak dilewatkan.
GAMBAR 4-1
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
GAMBAR 4-2
Ada 2 jenis rangkaian penyearah, yaitu setengah gelombang (half wave) dan
gelombang penuh (full wave).
Penyearah Setengah Gelombang (halfwave rectifier)
Seperti namanya, rangkaian ini hanya memotong setengah periode saja. Jadi
perhatikan Gambar 1 dan 2 lagi. pada Gambar 2 terlihat bahwa fase negatif akan
dihilangkan atau tidak dilewatkan, sehingga nantinya hanya fase positif saja yang
akan dilewatkan. Ingat bahwa maksud dari kata "searah" disini adalah sama fasenya,
jika hanya fase positif saja yang dilewatkan maka gelombang tersebut dinamakan
searah, dan jika hanya fase negetif saja yang dilewatkan, gelombang tersebut
dinamakan searah juga. Jadi, persepsi kata "searah" berarti hanya fase positif atau
fase negatif saja yang dilewatkan.
Jika sebelum disearahkan, gelombang bergerak dari puncak positif ke puncak
negatif, maka sekarang gelombang bergerak dari puncak positif ke nol.
Bentuk dasar rangkaian penyearah setengah gelombang seperti terlihat pada
gambar 3. Beban yang membutuhkan sumber tenaga listrik searah diwakili oleh
resistor. Sebuah dioda diletakkan seri atau berderet dengan beban sehingga arus
listrik hanya mengalir ke satu arah saja.
GAMBAR 4-3
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Gambar 4 menunjukkan apa yang terjadi dalam circuit selama periode setengah
gelombang positip dari arus listrik bolak-balik. Anoda dari Katoda memperoleh
gelombang positip, akibatnya dioda konduksi, arus listrik mengalir melalui beban.
Pada beban timbul tegangan positip setengah gelombang. Jalannya arus listrik dari
negatip AC menuju beban, dari beban menuju ke katoda dioda dan kembali ke
terminal positip AC.
GAMBAR 4-4
GAMBAR 4-5
Gambar 5 menunjukkan setengah gelombang sinus berikutnya dari AC. Di sini anoda
D1 menerima tegangan negatip akibatnya dioda menyumbat sehingga arus listrik
tidak dapat mengalir dan pada beban tidak timbul tegangan.
Ingat bahwa ada dua lubang pada stop kontak rumah Anda, salah satu lubang
disebut "live" dimana lubang inilah yang mengalirkan listrik, sedangkan lubang
satunya adalah "ground" atau netral. Saat fase positif, yaitu dimana "live"
mengalirkan tegangan +220 VAC maka "ground" akan menjadi negatifnya,
sedangkan saat "live" mengalirkan tegangan -220VAC, maka "ground" akan menjadi
positifnya. Ingat bahwa arus listrik mengalir bila terdapat perbedaan potensial, dan
selalu mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah (hukum conventional current
- adalah hukum yang menyatakan bahwa arus mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif, padahal yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu hukum electron current).
Dari gambar 1,2, dan 3 jelas bahwa pada rangkaian penyearah setengah
gelombang arus listrik AC diubah menjadi arus pulsa DC. Sudah barang tentu arus
listrik pulsa DC tidak sesuai sebagai sumber energi bagi kebanyakan alat elektronik
dikarenakan tidak stabil yaitu bergerak naik kemudian turun menjadi nol, dst (masih
bergelombang sinus yang tidak sempurna). Yang dibutuhkan alat elektronik adalah
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
arus listrik DC yang rata dan stabil. Rangkaian penyearah setengah gelombang
hanyalah merupakan prinsip dasar catudaya. Pada paragraf berikutnya akan diketahui
pengembangan dari halfwave ini yaitu penyearah gelombang penuh (fullwave)
dan penyearah jembatan (bridge).
Gambar 4-6
Penyearah Gelombang Penuh (fullwave rectifier).
Kelemahan dari halfwave rectifier adalah arus listrik yang mengalir ke beban
hanya separuh dari setiap satu cycle. Hal ini akan menyulitkan dalam proses filtering
(penghalusan). Untuk mengatasi kelemahan ini adalah penyearah gelombang penuh.
Gambar 4-7
Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar.
Menggunakan dua dioda dan satu center tape transformer. Jika titik tengah
transformer ditemukan maka tegangan di kedua ujung lilitan sekunder berlawanan
fasa 180 derajat. Jadi ketika misalnya tegangan dititik A mengayun kearah positip
diukur dari titik tengah lilitan sekunder maka tegangan dititik B mengayun ke arah
negatif diukur dari titik yang sama. Mari kita lihat prinsip kerja penyearah gelombang
penuh ini.Gambar A menunjukkan ketika anoda D1 mendapat tegangan positip,
Anoda D2 mendapat tegangan negatif.
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Gambar 4-8
Pada kedudukan ini hanya D1 saja yang konduksi atau terhubung singkat. Arus
listrik mengalir dari titik tengah sekunder melalui beban, kemudian melalui D1 dan
kembali ketitik tengah melalui lilitan atas sekunder.
Da hal ini D1 berfungsi seperti saklar atau switch yang menutup sehingga arus listrik
mengalir melalui beban disaat perioda positip dari gelombang sinus AC. Gambar B
menunjukkan apa yang terjadi selama setengah periode berikutnya ketika polaritas
berganti.
Gambar 4-9
Anoda D1 mengayun kearah negatip sementara anoda D2 mengayun kearah
positip. Akibatnya D1 menyumbat, sebaliknya D2 konduksi atau terhubung singkat.
Pada keadaan ini arus listrik mengalir dari titik setengah sekunder melalui beban dan
D2 kembali ketitik tengah setelah melalui lilitan bawah sekunder. Perhatikan bahwa
dalam rangkaian penyearah gelomang arus listrik mengalir sepanjang satu perioda.
Sedangkan dalam rangkaian penyearah setengah gelombang arus listrik hanya
mengalir selama setengah perioda saja. Jadi penyearah gelombang penuh (fullwave
rectifier) lebih baik dari penyearah setengah gelombang (halfwave rectifier).
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Filtering (penghalusan)
Sebagaimana telah kita lihat pada bab sebelumnya bahwa arus listrik DC yang
keluar dari dioda masih berupa deretan pulsa-pulsa. Tentu saja arus listrik DC
semacam ini tidak cocok atau tidak dapat digunakan oleh perangkat elektronik
apapun.
Gambar 4-10
Untuk itu perlu dilakukan suatu cara filtering agar arus listrik DC yang masih
berupa deretan pulsa itu menjadi arus listrik DC yang halus/ rata. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan diantaranya dengan C filter, RC filter dan LC filter.
Pada bab berikut hanya akan dibahas C filter (basic). Sedangkan RC maupun
LC filter merupakan pengembangan C filter yang fungsinya lebih menghaluskan
tegangan output dioda. Capacitor sebagai filter. Filtering atau penghalusan yang
paling sederhana ialah dengan menggunakan capacitor yang dihubungkan seperti
terlihat pada gambar. Tegangan input rata-rata (average) 115 volt. Tegangan puncak
162 volt. mari kita lihat apa yang terjadi ketika suatu kapasitor ditambahkan pada
output dioda. Pada saat anoda D1 mendapat pulsa positip, D1 langsung konduksi dan
capacitor mulai mengisi. Ketika capacitor telah mencapai tegangan puncak D1
menyumbat karena katodanya lebih positip daripada anodanya. Capacitor harus
membuang (discharge) muatannya melalui beban yang mempunyai resistan tertentu.
Oleh karenanya waktu discharge kapasitor lebih lama dibanding waktu yang
dibutuhkan AC untuk melakukan satu periode (cycle). Akibatnya sebelum capacitor
mencapai nol volt diisi kembali oleh pulsa berikutnya.
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Gambar 4-11
Bagaimana bentuk tegangan DC setelah difilter dengan capacitor dapat dilihat
pada gambar. Gambar A menunjukkan output penyearah setengah gelombang tanpa
capacitor. Tampak jelas tegangan rata-ratanya (E ave) hanya sitar 31% dari tegangan
puncak. Ketika suatu capacitor ditambahkan maka bentuk tegangan outputnya seperti
terlihat pada gambar B. Di sini capacitor mencegah tegangan output mencapai nol
volt. Sehingga tegangan output rata-ratanya naik dibanding sebelumnya (no
capacitor). Jika nilai capacitornya dibesarkan atau ditambah maka bentuk tegangan
outputnya seperti terlihat pada gambar C. Tampak jelas tegangan rata-ratanya (E ave)
meningkat dibandingkan sebelumnya (nilai capacitor yang lebih besar diperlukan bila
arus listrik yang dinutuhkan beban relatif besar.
Gambar 4-12
Tegangan rata-rata (E ave). Jika kita mengatakan tegangan AC ini 115 V,
sesungguhnya yang kita sebutkan adalah tegangan efektif (E rms). Sedangkan
tegangan puncaknya (Epeak0 adalah :E peak = E rms x 1,414 E peak = 115 V x 1,414
= 162,6 v.
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Gambar 4-13
Sedangkan tegangan rata-ratanya adalah 0 v karena positip dan negatip
bergantian (alternate). Yang dibutuhkan rangkaian elektronika adalah tegangan rata-
rata atau E ave. Untuk mendapatkan E ave maka salah satu gelombang AC (positip /
negatip) harus di clip / dipotong (lihat gambar).
E ave = E peak x 0,0318 E ave = 162,6 v x 0,318 = 51,7 v.
Output E ave pencatudaya setengah gelombang sukar difilter karena mengandung
ripple 50Hz. Pada catudaya type jembatan (bridge rectifier) hubungan antara
tegangan puncak E peak dengan tegangan rata-rata E ave sebagai berikut:
Gambar 4-14
E peak = E rms x 1,414
E peak = 115v x 1,414 = 162,6v.
E ave = E peak x 0,636
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
E ave = 1,62,6v x 0,636 = 103,4v.
Dari perbandingan di atas tampak jelas bahwa output tegangan DC catudaya
type jembatan lebih besar dari type setengah gelombang. Walaupun ripple frequency
catudaya jembatan 120Hz, secara teknis mudah difilter atau disaring dibanding ripple
frequency 60Hz dari pencatudaya type setengah gelombang.
4.4. Langkah Kerja dalam Pengamatan
1. Mempersiapkan perlengkapan dan peralatan praktek.
2. Memasang miliampermeter pada terminal unit alat daengan memperhatikan
kutub-kutubnya.
3. Menghubungkan output A dan B ke V input CRO sesuai lembar data.
4. Memasang pada pisisi yang akan diamati (S1, S2, S3) dalam keadaaan buka
(B) dan tutup (T) sesuai dengan lembar data.
5. Mencari tegangan (V) DC dan tegangan kerut (Vr), untuk rangkaian tanpa
filter (S2, S3, buka dan S1 tutup).
a. Memutar Volt/dive memilih posisi 0,1 – 20, untuk melihat gambar
menggeser switch AC-GND-DC pada posisi AC lalu putar Time/dive
pada posisi angka tertentu supaya gambar tidak terlalu besar atau kecil
agar gambar terlihat baik, jika gambar bergerak atur Sweep Variable,
sehingga gambar tenang, kemudian menggambar bentuk gelombang pada
kertas data.
b. Menggesar switch sekarang pada posisi GND maka akan terlihat pada
horizontal, meletakkan garis tersebut pada tengah-tangah layar dengan
mengatur pada potensio position. Garis ini adalah garis nol atau ground
posisi ini tetap dan tidak boleh memutar potensio pengatur lagi.
c. Memutar Time/dive ke-posisi X-Y garis akan menjadi titik lalu geser ke
tengah.
d. Menggeser Switch pada posisi AC, maka panjang garis vertikal yang terlihat
adalah Vr (lebar Vr = V maks) dalam keadaan S2 dan S3 buka.
e. Mencatat setiap harga dalam Volt (Vpp = SA x Volt/dive).
f. Lakukan untuk percobaan output A dan B masing-masing untuk beban
maksimum dan minimum.
6. Mencari Vmaks dan Vr dengan rangkaian filter.
a. Memutar potensio Volt/dive pada posisi angka pilih antara 0,1 – 20, lalu
letakkan Switch pada GND (ground). Akan timbul garis horizontal,
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
kemudian putar Time/dive ke X-Y garis horizontal tersebut menjadi titik.
Atur titik ini ke tengah-tengah layar, titik ini desebut titik nol atau ground.
b. Mencari harga Vmaks menggeser switch pada posisi DC, maka titik akan
loncat keatas. Harga Vmaks adalah jarak puncak dari titik tersebut terhadap
nol yang tadi (tidak terlihat lagi).
c. Mencari Vr (ripple) menggeser Switch pada posisi AC, putar Volt/dive ke
angka yang ditentukan (pilih 0,1 – 20), sehingga gambar yang terlihat tidak
terlalu besar atau terlalu kecil. Panjang garis vertikal ini adalah Vr.
d. Menghitung setiap harga dalam Volt.
e. Percobaan ini dilakukan untuk A dan B, masing-masing untuk beban
maksimum dan minimum.
Berikut ini adalah beberapa macam rangkaian DC Power Supply dan bentuk
gelombangnya.
12
220 V RL V output
0
GAMBAR 4-15
DC POWER SUPPLY SETENGAH GELOMBANG (HALF WAVE)
TANPA TAPIS ATAU FILTER
Keterangan:
- RF = Forward resistance dari dioda
- RL = Load resistance (Tahanan Beban)
- Vpp = Peak to peak voltage (Tegangan puncak ke puncak).
X
VmX Y
220V 0 π 2π 3π 4π
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
(4-1)
(4-2)
(4-3)
GAMBAR 4-16
TEGANGAN INPUT
Im Idc
0 π 2π 3π 4π
GAMBAR 4-17
TEGANGAN OUTPUT
(4-4)
(4-5)
(4-6)
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Trafo 12D
C RL AC 220V V output
0
X
Vr Im Vdc
ωt Y 0 π 2π 3π 4π
Vr = Ripple Voltage (Tegangan Kerut)
GAMBAR 4-18
DC POWER SUPPLY SETENGAH DENGAN TAPIS/FILTER
DAN GELOMBANG OUTPUTNYA
Trafo 12D1
CT RL V input V output
D2 0
X
Im Idc
Y π 2π 3π 4π ωt
GAMBAR 4-19
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
DC POWER SUPPLY GELOMBANG PENUH (FULL WAVE)
TANPA FILTER
(4-7)
(4-8)
(4-9)
Trafo 12 D1 R
CT + + 220 V V output
- - RL 12 D2 C1 C2
GAMBAR 4-20
DC POWER SUPPLY GELOMBANG PENUH DENGAN FILTER
DAN BENTUK GELOMBANGNYA
(4-10)
(4-11)
(4-12)
Trafo D1 R + C1 + C2 V
output CT S1 220 μF 100 μFAC 220V
- -
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
A
D2 S2 S3 Beban/ Load
PENYEARAH TAPIS
GAMBAR 4-21
SKEMA RANGKAIAN PENYEDIA DAYA
YANG DIPAKAI UNTUK PERCOBAAN
Keterangan:
1. Trafo CT 1 buah
2. Dioda 1 buah
3. Kondensator 2200μF/50 volt 1 buah
100μF/35 volt 1 buah
4. Saklar 6 pin 3 buah
5. Resistor untuk beban 1 buah (5 watt)
4.5. Data Hasil Pengamatan
I. Gambar Skema Rangkaian Unit 04Trafo
D1 R + C1 + C2 V
output CT S1 220 μF 100 μFAC 220V
- - D2 S2 S3 Beban/ Load
PENYEARAH TAPIS
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
II. Pengamatan Bentuk Gelombang untuk S1 terbuka (Setengah Gelombang)
No S2 S3 BebanBentuk Gelombang Tegangan
Posisi A Posisi B
1. B B
Min : 0 mA
Gb. Gel. V max : 3 Gb. Gel. V max : 2,9V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 2 Vr : 2V/Dive : 1 V/Dive : 1
Max : 11 mA
Gb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 0,6V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 2 Vr : 0,4V/Dive : 1 V/Dive : 1
2. B T
Min : 0 mA
Gb. Gel. V max : 3,9 Gb. Gel. V max : 0,7V/Dive : 1 V/Dive : 0,5Vr : 1 Vr : 2,7V/Dive: 0,5 V/Dive : 1
Max : 11 mA
Gb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 2V/Dive : 1 V/Dive : 0,2Vr : 2 Vr : 1,4V/Dive : 1 V/Dive : 0,2
3. T B
Min : 0 mA
Gb. Gel. V max : 2,9 Gb. Gel. V max : 2,8V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 2 Vr : 2V/Dive: 1 V/Dive: 1
Max : 11 mA
Gb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 2,1V/Dive : 1 V/Dive : 0,2Vr : 2 Vr : 1,4V/Dive : 1 V/Dive : 0,2
4. T TMin : 0 mA
Gb. Gel. V max : 2,9 Gb. Gel. V max : 2,6V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 0,6 Vr : 0,4V/Dive: 1 V/Dive : 1
Max : 11 mAGb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 0,4
V/Dive : 1 V/Dive : 1
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Vr : 1,9 Vr : 0,6V/Dive : 1 V/Dive : 0,5
III. Pengamatan Bentuk Gelombang untuk S1 tertutup (Gelombang Penuh)
No S2 S3 BebanBentuk Gelombang Tegangan
Posisi A Posisi B
1. B B
Min : 10 mA
Gb. Gel. V max : 3 Gb. Gel. V max : 2,8V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 1,1 Vr : 1,1V/Dive : 1 V/Dive : 1
Max : 20 mA
Gb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 0,6V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 1,1 Vr : 0,4V/Dive : 1 V/Dive : 0,5
2. B T
Min : 5 mA
Gb. Gel. V max : 2,9 Gb. Gel. V max : 2,8V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 0,4 Vr : 0,2V/Dive : 1 V/Dive : 1
Max :15 mA
Gb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 1V/Dive : 1 V/Dive : 0,5Vr : 1,1 Vr : 0,4V/Dive : 1 V/Dive : 0,5
3. T B
Min : 7 mA
Gb. Gel. V max : 2,9 Gb. Gel. V max : 2,8V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 1,1 Vr : 1,1V/Dive: 1 V/Dive : 1
Max : 25 mA
Gb. Gel. V max : 2,9 Gb. Gel. V max : 0,6V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 1,1 Vr : 0,2V/Dive : 1 V/Dive : 1
4. T T
Min : 5 mA
Gb. Gel. V max : 2,9 Gb. Gel. V max : 2,8V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 0.4 Vr : 0,2V/Dive : 1 V/Dive : 1
Max : 85 mA Gb. Gel. V max : 2,8 Gb. Gel. V max : 0,5V/Dive : 1 V/Dive : 1Vr : 1,1 Vr : 0,2
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
V/Dive : 1 V/Dive : 1
4.6. Rumus perhitungan Vpp, Vr,dan Vdc dari data pada tabel percobaan di
atas.
Rumus :
Vpp = SA Volt/Div
Vr = Vr Volt/Div
Vdc = Vmax Vr/2
I. Nilai Vpp, Vr, dan Vdc dari pengamatan bentuk Gelombang untuk S1
terbuka ( Setengah Gelombang ).
1. Pada Posisi A dengan S2 dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vp = 3 1 = 3 Volt
Vr = 2 1 = 2Volt
Vdc = 3 2/2 = 3Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vp = 2,9 1 = 2,9Volt
Vr = 2 1 = 2 Volt
Vdc =2,9 2/2 = 2,9Volt
Pada posisi A dengan S2 dan S3 terbuka dan beban max : 11 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 2 1 = 2 Volt
Vdc = 2,8 2/2 = 2,8 Volt
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Pada posisi B dengan S2 dan S3 terbuka da beban max : 11 mA
Vpp = 0,6 1 =0,6Volt
Vr = 0,4 1= 0,4Volt
Vdc = 0,6 0,4/2 = 0,12Volt
2. Pada posisi A dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban min : 0 mA
Vpp = 3,9 1 = 3,9 Volt
Vr = 1 0,5= 0,5 Volt
Vdc = 3,9 0,5/2 = 0,725Volt
Pada posisi B dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban min : 0 mA
Vpp = 0,7 0,5 = 0,35Volt
Vr = 2,7 1 = 2,7 Volt
Vdc = 1,3 2,7/2 = 1,755 Volt
Pada posisi A dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban max : 11 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 2 1 = 2 Volt
Vdc = 2,8 2/2 = 2,8 Volt
Pada posisi B dengan S2 terbuka S3 tertutup dan beban max : 11 mA
Vpp = 2 0,2 = 0,4Volt
Vr = 1,4 0,2 = 0,28Volt
Vdc = 2 0,28/2 = 0,28Volt
3. Pada posisi A dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vp = 2,9 1 = 2,9Volt
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Vr = 2 1 = 2 Volt
Vdc =2,9 2/2 = 2,9Volt
Pada posisi B dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 2 1 = 2 Volt
Vdc = 2,8 2/2 = 2,8 Volt
Pada posisi A dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban max : 11 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 2 1 = 2 Volt
Vdc = 2,8 2/2 = 2,8 Volt
Pada posisi B dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban max : 11 mA
Vpp = 2,1 0,2 = Volt
Vr = 1,4 0,2 = 0,28Volt
Vdc = 2,1 0,28 /2 =0,294Volt
4. Pada posisi A dengan S2 dan S3 tertutup dan beban min : 0 mA
Vp = 2,9 1 = 2,9Volt
Vr = 0,6 1 = 0,6 Volt
Vdc =2,9 0,6/2 = 0,87 Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 tertutup dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,6 1 = 2,6 Volt
Vr = 0,4 1= 0,4 Volt
Vdc = 2,6 0,4/2 =0,52 Volt
Pada posisi A dengan S2 dan S3 tertutup dan beban max : 11 mA
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 1,9 1 = 1,9 Volt
Vdc = 2,8 1,9/2 = 2,66Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 tertutup dan beban max : 11 mA
Vpp = 0,4 1= 0,4Volt
Vr = 0,6 0,5= 0,3Volt
Vdc = 0,4 0,3/2 = 0,06Volt
II. Nilai Vpp, Vr, dan Vdc dari pengamatan bentuk Gelombang untuk S1
tertutup ( Gelombang Penuh ).
1. Pada posisi A dengan S2 dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vpp = 3 1 = 3Volt
Vr = 1,1 1 = 1,1 Volt
Vdc = 3 1,1/2 = 1,65Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 1,1 1 = 1,1 Volt
Vdc = 2,8 1,1/2 = 1,54Volt
Pada posisi A dengan S2 dan S3 terbuka dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 1,1 1 = 1,1 Volt
Vdc = 2,8 1,1/2 = 1.54Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 terbuka dan beban max : 20 mA
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 0,2 1 = 0,2 Volt
Vdc = 2,8 0,2/2 = 0,28Volt
2. Pada posisi A dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban min : 0 mA
Vp = 2,9 1 = 2,9Volt
Vr = 0,4 1 = 0,4 Volt
Vdc =2,9 0,4/2 = 0,58 Volt
Pada posisi B dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 0,2 1 = 0,2 Volt
Vdc = 2,8 0,2/2 = 0,28Volt
Pada posisi A dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 2,3 1 = 2,3 Volt
Vr = 2,3 1 = 2,3 Volt
Vdc = 2,3 2,3/2 = 2,645 Volt
Pada posisi B dengan S2 terbuka dan S3 tertutup dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 0,2 1 = 0,2Volt
Vdc = 2,8 0,2/2 = 0,28Volt
3. Pada posisi A dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vp = 2,9 1 = 2,9Volt
Vr = 1,1 1 =1,1 Volt
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Vdc =2,9 1,1/2 = 1,595 Volt
Pada posisi B dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 1,1 1 = 1,1 Volt
Vdc = 2,8 1,1/2 =1,54 Volt
Pada posisi A dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8 Volt
Vr = 2,8 1 = 2,8 Volt
Vdc = 2,8 2,8/2 =3,92 Volt
Pada posisi B dengan S2 tertutup dan S3 terbuka dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 0,6 1 = 0,6 Volt
Vr = 0,2 1 =0,2Volt
Vdc = 0,6 0,2/2 = 0,06Volt
4. Pada posisi A dengan S2 dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,9 1 = 2,9Volt
Vr = 0,4 1 = 0,4Volt
Vdc = 2,9 0,4/2 = 0,58Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 terbuka dan beban min : 0 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Vr = 0,2 1 = 0,2Volt
Vdc = 2,8 0,2/2 = 0,28Volt
Pada posisi A dengan S2 dan S3 terbuka dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 2,8 1 = 2,8Volt
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Vr = 1,1 1 = 1,1 Volt
Vdc = 2,8 1,1/2 = 1,54Volt
Pada posisi B dengan S2 dan S3 terbuka dan beban max : 22,5 mA
Vpp = 0,5 1 = 0,5Volt
Vr = 0,2 1 = 0,2Volt
Vdc = 0,5 0,2/2 = 0,05Volt
4.7. Kesimpulan
- DC Power Supply dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu trafo berfungsi
untuk menaikan/menurunkan tegangan AC, Dioda berfungsi untuk
menyearahkan arus rangga, Tapis pelewat rendah berfungsi untuk meratakan
arus yang sudah disearahkan.
- Apabila pada rangkaian menggunakan satu dioda, maka akan dihasilkan suatu
penyearah setengah gelombang dan apabila menggunakan dua buah dioda
maka akan dihasilkan penyearah gelombang penuh.
- Nilai Vpp semuanya hampir sama jika dalam posisi sama-sama beban
minimal dan begitu pila sebaliknya yaitu nilai Vpp jika dalam posisi sama-
sama beban maksimal
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
DAFTAR PUSTAKA
Bishop Owel, Dasar-dasar ELEKTRONIKA, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002.
Pelatihan Elektronika Tingkat Dasar, Institut sains dan teknologi Akprind,
Yogyakarta.
www.wikipedia.org.id
Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD-unit 04/27-04-2012
Catatan Asisten:
Asisten nilai